Keterampilan Menyimak
KEGIATAN BELAJAR 1
A. PENGERTIAN MENYIMAK
Peristiwa 1
Pernahkah Anda mendengar seseorang berteriak, tetapi
Anda tidak menghiraukannya. Misalnya “Sayuuuuuur......
sayuuuuuur siapa
Peristiwa 2
Pernah terjadi Neng Ina sedang memasak sambil
mendengarkan lagu dari radio. Kepalanya bergoyang-goyang.
Bukan hanya itu ia pun turut menyanyikan lagu tersebut. Ia tidak
menyahut ketika ibunya memanggil namanya. “Neng Ina. mau
ikut ke toko buku nanti pukul 5
B. FUNGSI MENYIMAK
C. JENIS-JENIS MENYIMAK
1. Menyimak Ekstensif
Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah sejenis kegiatan
menyimak mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap
suatu ujaran, tidak perlu di bawah bimbingan langsung dari seorang guru.
Pada umumnya, menyimak ekstensif dapat dipergunakan bagi dua tujuan
yang berbeda. Contohnya adalah menyimak yang dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari seperti menyimak radio, televisi, percakapan orang
di pasar, dan menyimak pengumuman. Menyimak ekstensif meliputi:
a. Menyimak sosial
Menyimak sosial (social listening) atau menyimak konversasional
(conversational listening) ataupun menyimak sopan (courteous
listening) biasanya berlangsung dalam situasi-situasi sosial tempat
orang-orang mengobrol atau bercengkerama mengenai hal-hal yang
menarik perhatian semua orang yang hadir dan saling mendengarkan
satu sama lain untuk melihat responsi-responsi yang wajar, mengikuti
hal-hal yang menarik, dan memperlihatkan perhatian yang wajar
terhadap apa-apa
yang dikemukakan, dikatakan oleh seorang rekan (Dawson [et
all], 1963: 153).
b. Menyimak sekunder
Menyimak sekunder (secondary listening) adalah sejenis
kegiatan menyimak secara kebetulan (casual listening) dan
secara ekstensif (extensive listening).
c. Menyimak estetik
Menyimak estetik (aesthetic listening) ataupun yang disebut
menyimak apresiatif (apprecitional listening) adalah fase
terakhir dari menyimak kebetulan dan termasuk ke dalam
menyimak ekstensif.
d. Menyimak pasif
Menyimak pasif adalah penyerapan suatu ujaran tanpa upaya
sadar yang biasanya menandai upaya-upaya kita pada saat
belajar dengan kurang teliti, tergesa-gesa, menghafal luar
kepala, berlatih santai, serta menguasai sesuatu bahasa.
2. Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak yang harus
dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh konsentrasi agar
dapat menangkap makna yang dikehendaki. Menyimak intensif
diakhiri dengan kegiatan mengungkapkan kembali sesuatu yang
dipahami secara lisan maupun tulis.
a. Menyimak kritis
Menyimak kritis, yaitu kegiatan menyimak untuk memberikan
penilaian secara objektif mengenai kebenaran informasi yang
disimak. Definisi lain menurut Tarigan menyimak kritis, yaitu
sejenis kegiatan menyimak yang berupa untuk mencari
kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir- butir yang baik
dan benar dari ujaran seorang pembicara, dengan alasan-
alasan yang kuat dan dapat diterima oleh akal sehat.
b. Menyimak konsentratif
Menyimak konsentratif (concentrative listening) sering juga
disebut
a study-type listening atau menyimak yang merupakan sejenis
telaah.
c. Menyimak kreatif
Menyimak kreatif (creative listening) adalah sejenis kegiatan
dalam menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan
rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi,
penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang
disarankan atau dirangsang oleh apa- apa yang disimaknya
(Dawson [et all], 1963: 153).
d. Menyimak eksplorasif
Menyimak eksplorasif, menyimak yang bersifat menyelidik atau
exploratory listening adalah sejenis kegiatan menyimak intensif
dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih
sempit.
e. Menyimak interogatif
Menyimak interogatif (interrogative listening) adalah sejenis kegiatan
menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan
seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang
pembicara karena sang penyimak akan mengajukan sebanyak
mungkin pertanyaan.
f. Menyimak Selektif
Menyimak selektif, yaitu kegiatan menyimak yang memusatkan
perhatian pada hal tertentu yang sudah dipilih.
4. Tahap-tahap Menyimak
Menyimak adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu
proses. Sudah barang tentu dalam proses ini terdapat tahap-tahap.
Berikut ini adalah tahap- tahap dalam proses menyimak:
a. Mendengarkan (hearing)
Mendengarkan dalam arti hearing didefinisikan sebagai
aktivitas fisik yaitu seseorang menerima suara melalui indera
pendengaran. Oleh karena itu, seseorang perlu mendengar
(hearing) agar dapat menyimak (listening). Dalam tahap ini, kita
baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh sang
pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya.
b. Memahami (understanding)
Setelah kita mendengar maka ada keinginan bagi kita untuk
mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang
disampaikan oleh sang pembicara.
c. Menginterpretasi (interpreting)
Penyimak yang baik, yang cermat, dan teliti belum puas jika
hanya mendengar dan memahami isi ujaran sang pembicara,
dia ingin menafsirkan atau menginterpretasikan isi, butir-butir
pendapat yang terdapat dan tersirat dalam ujaran itu.
d. Mengevaluasi (evaluating)
Setelah memahami serta dapat menafsirkan atau
menginterpretasikan isi pembicaraan, sang penyimak pun
mulailah menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan
sang pembicara, baik dari segi keunggulan dan kelemahan
juga kebaikan dan kekurangan sang pembicara.
e. Menanggapi (responding)
Merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak, sang
penyimak menyambut, mencamkan, menyerap, serta
menerima gagasan atau ide
yang dikemukakanoleh sang pembicara dalam ujaran atau
pembicaraannya.
A. PENGERTIAN
1. Faktor Fisik
Kondisi fisik seorang penyimak merupakan faktor penting yang
menentukan keefektifan serta kualitas dalam menyimak, contohnya
ada orang yang sukar sekali mendengar. Dalam keadaan yang serupa
itu, dia
mungkin saja terganggu dan dibingungkan oleh upaya yang
dilakukannya untuk mendengar, atau dia mungkin kehilangan
ide-ide pokok seluruhnya. Juga secara fisik dia mungkin berada
jauh di bawah ukuran gizi yang normal, sangat lelah, atau
mengidap suatu penyakit fisik sehingga perhatiannya dangkal,
sekilas saja, serta tingkah polahnya tidak karuan. Selain
kondisi fisik penyimak, lingkungan fisik pun mungkin sekali turut
bertanggung jawab atas ketidakefektifan menyimak seseorang,
contohnya kondisi ruangan yang panas, lembab, ataupun
terlalu dingin, suara atau bunyi bising; para hadirin yang
bergerak atau berjalan kian kemari seenaknya saja sehingga
mengganggu orang yang sedang menyimak.
2. Faktor Psikologis
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan menyimak:
a) prasangka dan kurangnya simpati terhadap pembicaraan
dengan aneka sebab dan alasan;
b) keegosentrisan dan keasyikan terhadap minat pribadi serta
masalah pribadi;
c) kepicikan yang menyebabkan pandangan yang kurang
luas;
d) kebosanan dan kejenuhan yang menyebabkan tiadanya
perhatian sama sekali pada pokok pembicaraan;
e) sikap yang tidak layak terhadap sekolah, terhadap guru,
terhadap pokok pembicaraan, atau terhadap sang
pembicara.
3. Faktor Pengalaman
Sikap-sikap kita merupakan hasil pertumbuhan, perkembangan
pengalaman kita sendiri. Kurangnya atau adanya minat pun
agaknya merupakan akibat dari pengalaman yang kurang atau
tidak ada sama sekali pengalaman dalam bidang akan disimak
itu. Latar belakang pengalaman merupakan suatu faktor
penting dalam kegiatan menyimak. Kosakata simak juga turut
mempengaruhi kualitas menyimak.
4. Faktor Sikap
Setiap orang akan cenderung menyimak secara seksama pada
topik-topik atau pokok-pokok pembicaraan yang dapat dia
setujui dibandingkan
dengan yang kurang atau tidak disetujui. Sikap ini adalah wajar dalam
kehidupan ini.
Pada dasarnya manusia hidup mempunyai dua sikap utama mengenai
segala hal, yaitu sikap menerima dan sikap menolak. Orang awam
bersikap menerima pada hal-hal yang menarik dan menguntungkan
baginya; tetapi bersikap menolak pada hal-hal yang tidak menarik dan
tidak menguntungkan baginya. Kedua hal tersebut memberi dampak
pada menyimak, masing-masing dampak positif dan dampak negatif.
5. Faktor Motivasi
Motivasi merupakan salah satu butir penentu keberhasilan seseorang.
Kalau motivasi kuat untuk mengerjakan sesuatu, maka dapat
diharapkan orang itu akan berhasil mencapai tujuan. Begitu pula
halnya dengan menyimak. Kalau kita dapat memperoleh sesuatu yang
berharga dari pembicaraan itu, maka kita pun akan bersemangat
menyimaknya dengan tekun dan seksama. Kalau kita sebagai
penyimak tidak yakin bahwa kita akan memperoleh sesuatu yang
berharga dan berguna dari suatu penyimakan, maka akan sedikit
sekali kemungkinan bahwa kita akan mau, apalagi bergairah,
menyimak pada sesuatu apabila kita sedang melamun, mengantuk,
atau tidur-tiduran.
C. FUNGSI
1. Menyimak Komprehensif
Menyimak komprehensif adalah mendengarkan untuk memahami suatu pesan,
dan ini merupakan tipe menyimak yang paling umum di sekolah. Apakah siswa dapat
mengikuti dan mengingat pesan itu ditentukan oleh banyak faktor antara lain latar
belakang pengetahuan sebelumnya, mempergunakan strategi untuk membantu
mengingat-ingat pesan itu, dan menerapkan apa yang telah didengarkan tadi supaya
ada alasan mengingat informasi itu.
Menyimak komprehensif dapat dilakukan peserta didik dengan mendengarkan
rekaman berita atau video. Berikut ini disajikan tuturan dalam rekaman.