Anda di halaman 1dari 4

A.

Titik Garis dan Bidang

Bayangkan, suatu persegi panjang dibuat dari "banyak" titik, sehingga titik titik tersebut saling menutup.
Bayangkan juga bahwa antara titik yang satu dan yang lain tidak ada daerah kosong.

Gambar 1.1 memberikan gagasan konseptual tentang koleksi titik-titik. Akhirnya bayangkan bahwa
daerah persegi panjang itu meluas kiri-kanan, bawah-atas tanpa batas. Daerah yang demikian disebut
bidang datar. Sekarang, Anda dapat bayangkan bahwa titik sebagai suatu tempat pada bidang datar
tersebut.

Pada dua titik A dan B dapat dibuat suatu segmen garis seperti ilustrasi pada gambar 1.2 berikut. Titik A
dan B masing-masing disebut titik ujung segmen garis AB garis AB dinotasikan AB.

Jika suatu segmen garis AB diperpanjang tak hingga di dua arah sebagaimana ilustrasi pada gambar 1.3
maka gambar tersebut mengilustrasikan suatu garis. Jika kita menyebut garis maka bentuknya lurus dan
memanjang takhingga di dua arah. Garis AB yang menyatakan bahwa garis tersebut memuat titik A dan
B.

Titik-titik yang terletak pada satu garis yang sama disebut titik titik segaris( kolinear). Titik titik C, D, dan E
pada gambar 1.4 disebut koliniear.

Dua garis disebut sejajar, jika keduanya tidak saling berpotongan, atau keduanya saling berimpit ( dengan
kata lain, kata tersebut sama). Jadi dapat dikatakan bahwa satu garis adalah sejajar dengan dirinya
sendiri. Perhatikan Gambar 1.5.

Tiga atau lebih garis yang melalui satu titik yang sama disebut garis setitik atau garis yang konkuren.
Garis l, m, dan n adalah konkuren. Perhatikan Gambar 1.6.
Sekarang silakan Anda Perhatikan gambar 1.7 berikut. Apakah ketiga garis tersebut konkuren? Perhatikan
bahwa ketiga garis tersebut tidak konkuren karena tidak ada titik yang sama yang dilalui oleh ketiga garis
tersebut.

Karena secara harfiah kita tidak dapat melihat bidang dan titik pada bidang, bentuk geometris yang akan
kita pelajari sekarang merupakan abstraksi. Walaupun demikian, kita dapat menggunakan dan membuat
model geometris tersebut yang membantu kita membayangkan bentuk. Ingatlah bahwa bentuk
geometris hanya ada dalam pikiran dan merupakan suatu idea.

Sifat-sifat titik dan garis:

1. Untuk setiap dua titik A dan B (A#B) pada suatu bidang ada satu dan hanya satu garis.

2. Setiap garis dapat dipandang sebagai tiruan dari suatu garis bilangan real. Perhatikan gambar 1.9
berikut. Jarak antara dua titik A dan B adalah selisih dari dua bilangan real a dan b dengan a dan b
berturut-turut berkorespondensi satu satu dengan A dan B. Jarak dari A ke B ditulis AB atau BA. Bilangan
a dan b berturut-turut disebut koordinat dari A dan B pada garis AB.

3. Jika suatu titik P tidak pada garis l, maka ada 1 dan hanya ada satu garis m, m#l, sedemikian hingga P
pada m dan m sejajar l. Ditulis m | | l, berarti m sejajar l.

Sekarang, anda dapat menggunakan sifat garis untuk mendefinisikan segmen garis, sinar garis dan sudut.
Pada gambar 1.11 berikut M dan P teeletak antara A dan B. Segmen garis AB memuat semua titik antara
A dan B dan titik A dan B itu sendiri pada garis AB. Titik A dan B disebut titik ujung (endpoint) dari
segmen garis AB. Panjang segmen garis AB adalah jarak antara A dan B. Titik tengah, M, dari segmen
garis AB adalah titik yang terletak pada segmen garis AB yang menyebabkan jarak dari M ke A sama
dengan jarak M ke B, atau AM = MB.
Sinar garis CD terdiri dari semua titik dari titik ujung C ke arah titik D pada garis CD. Sinar garis CD
dinotasikan CD.

B. Sudut

Suatu sudut adalah gabungan dua segmen garis dengan titik ujung yang sama atau gabungan dua sinar
garis dengan titik ujung yang sama. Titik ujung tersebut disebut titik sudut. Segmen garis-segmen garis
atau disebut sinar garis-sinar garis yang membentuk sudut disebut sisi sudut. Sudut dapat dinyatakan
dengan nama suatu titik pada satu sisi sudut, kemudian titik sudut diikuti oleh suatu titik pada sisi sudut
yang lain. Gambar 1.13 menunjukkan sudut BAC dan sudut EDF.

Selanjutnya simbol < BAC digunakan untuk menyatakan sudut BAC. Kita juga dapat menyebutnya dengan
< CAB. Kita akan menggunakan segmen garis dan sudut untuk mempelajari bangun datar, misalnya
segitiga dan segiempat.

Suatu sudut dibentuk oleh dua sinar garis membagi bidang dalam tiga daerah: (1) sudut itu sendiri, (2)
daerah dalam (interior) sudut, yaitu semua titik pada bidang antara dua sinar garis, dan (3) daerah luar
(eksterior) sudut, yaitu semua titik pada bidang yang bukan pada sudut atau bukan interior.

Perhatikan bahwa interior sudut adalah cembung (konveks), sedangkan eksteriornya adalah cekung
(konkav). Jika dua sinar garis membentuk satu garis maka sudut yang dibentuk tidak mempunyai interior.
Dua sudut yang mempunyai titik sudut yang sama, mempunyai satu sisi yang saling berimpit, tetapi
interiornya tidak sama disebut sudut yang bersisian. Gambar 1.15 berikut menunjukkan bahwa < ABC
dan < CBD saling bersisian, sedangkan < ABC dan < ABD tidak bersisian. Mengapa?

Untuk mengukur sudut digunakan alat yang disebut busur derajat. Cara menggunakannya sebagai
berikut. Kita menempatkan pusat busur derajat pada titik sudut yang diukur, dengan tanda nol derajat
(0°) ditempatkan pada satu sisi sudut AB. Ukuran sudut tersebut dapat ditentukan dengan membaca
bilangan yang ditunjuk oleh sisi sudut kedua. Perhatikan gambar 1.16. Misalkan kita ingin menentukan
ukuran < BAC. Pertama, tempatkan pusat busur derajat di titik A Dam tanda nol derajat pada sisi AB.
Kedua, kita membaca bilangan pada busur derajat yang berada tepat pada sisi AC dan bilangan inilah
yang merupakan ukuran sudut BAC yaitu 105°. Busur derajat umumnya ditandai dari 0° sampai 180°.
Ukuran < BAC dinyatakan dengan m (< BAC). Jadi m (< BAC) = 105°.

Suatu sudut yang ukurannya kurang dari 90° disebut sudut lancip. Sudut yang ukurannya 90° derajat
disebut sudut siku-siku. Sudut yang ukurannya lebih dari 90° tetapi kurang dari 180° disebut sudut
tumpul. Sudut yang ukurannya 180° disebut sudut lurus. Sudut yang ukurannya lebih dari 180° disebut
sudut refleks. Pada gambar 1.17 berikut < BAC sudut lancip, < BAD sudut siku-siku, <BAE sudut tumpul,
dan < BAF sudut lurus.

Ketika dua garis berpotongan, beberapa sudut dibentuk. Pada gambar 1.18 berikut, garis l dan m
berpotongan dan membentuk < 1, < 2, < 3, dan < 4.

Dengan cara yang sama m(< 2) = m (< 4). Sudut 1 dan 3 disebut pasangan sudut yang saling bertolak
belakang. Demikian juga sudut 2 dan 4 merupakan pasangan sudut yang saling bertolak belakang.
Setelah anda lihat pada gambar diatas bahwa pasangan sudut yang saling bertolak belakang mempunyai
ukuran yang sama dan disebut sudut yang kongruen. Demikian juga sisi-sisi yang sama mempunyai
panjang yang sama disebut sisi yang kongruen.

Dua sudut yang jumlah ukuran sudut-sudutnya 180° disebut sudut sudut yang saling berpelurus ( sudut-
sudut yang saling bersuplemen). Pada gambar 1.18 di atas sudut 1 dan 2 saling berpelurus, demikian
juga sudut 2 dan 3.

Jika dua garis berpotongan dan membentuk sudut siku-siku, maka garis-garis tersebut saling tegak lurus.
Garis l dan m pada gambar 1.19 saling tegak lurus ditulis l m. Dua sudut dan jumlah ukurannya 90°
disebut sudut sudut yang saling berkomplemen. Pada gambar 1.19 berikut sudut 1 dan 2 berkomplemen
demikian juga sudut 3 dan 4.

Anda mungkin juga menyukai