Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA EVALUASI PROGRAM

Tugas Mata Kuliah : Evaluasi Program Pondok Pesantren


Dosen Pengampu : Dr. Hj. Sutiah, M. Pd
Dr. H. Fahim Tharaba, M.Pd

M. Chakim NIM: 15750028


Bahjatul Wafiroh NIM: 15750019

PROGRAM MAGISTER STUDI ILMU AGAMA ISLAM


PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tahap yang kritis dalam evaluasi program adalah
pengolahan data yang masuk kedalam bagian analisis data.
Sedangkan analisis data tergantung pada pendekatan
evaluasi yang digunakan. Kedalamnya termasuk pendekatan
kualitatif, kuantitatif, atau gabungan kualitatif dan kuantitatif.
Ketiga pendekatan tersebut memiliki kekhususan dan
karakteristik masing-masing. Disamping itu penggunaan
pendekatan, model, metode, dan teknik evaluasi akan
mempengaruhi pengolahan data.
Sesudah atau dalam melaksanakan suatu kegiatan
perlu diadakan analisis data evaluasi agar dapat diketahui,
berhasil atau tidaknya kegiatan yang dilakukan tersebut.
Demikian halnya dalam Pondok Pesantren, Evaluasi
merupakan bagian yang sangat penting yang harus
dilaksanakan oleh seorang Kyai atau Pengurus Pondok. Agar
seorang Kyai dapat mengetahui apakah kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan telah berhasi atau tidak.
Evaluasi pondok pesantren dapat dikatakan terlaksana degan
baik apabila dalam pelaksanaannya senantiasa berpegang
pada tiga prinsip dasar: (1) Prinsip keseluruhan, (2) Prinsip
kesinambungan, dan (3) prinsip objektivitas.1
Dalam hubungan ini evaluasi pondok pesantren
disamping dapat mengungkap aspek proses berpikir (kognitif
domain) juga dapat mengungkap aspek kejiwaan yaitu aspek
1 Anas Sidijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta, PT.
RajaGrafindo Persada: 1995), hal. 13.

nilai atau sikap (apektif domain) dan aspek keterampilan


(pisikomotor domain) yang melekat pada diri masing-masing
individu peserta didik. Oleh sebab itu seorang Kyai atau
pengurus pondok sebelum melaksanakan kegiatan evaluasi,
perlu membuat langkah-langkah penyusunan evaluasi dan
cara pelaksanaannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Analisis adalah suatu proses menganalisa sesuatu
dengan tujuan tertentu sehingga siapapun yang melakukan
analisis pasti mereka memiliki tujuan mengapa mereka
melakukannya.
Analisis data evaluasi yaitu proses menganalisa suatu
data setelah data itu dievaluasi. Sehingga proses, hasil,
pencapaian, pengaruh, hubungan atau dampak itu dapat
diketahui, yang selanjutnya hasil analisis dapat digunakan
untuk keperluan refleksi, kelanjutan program, pemberhentian
program, peningkatan program maupun pembuatan program
baru.
Analisis evaluasi program pendidikan adalah suatu
proses analisis dari data-data yang diperoleh dari kegiatan
evaluasi program-program yang berhubungan dengan dunia
pendidikan khususnya pondok pesantren. Dalam hal ini
setelah suatu program pendidikan dievaluasi lalu dilanjutkan
dengan langkah-langkah analisisnya.
Analisis data dilakukan melalui langkah-langkah
sebagai berikut:

1. Memeriksa kembali pertanyaan, untuk mempermudah


analisis data.
2. Menyiapkan pola analisis dan deskripsi data, dengan
menganalisis data dalam bentuk singkat.2
3. Model analisis yang dilakukan tentu akan dipengaruhi oleh
jenis program pendidikan dan tujuan program pendidikan
sehingga model evaluasi akan disesuaikan, demikian pula
bagaimana cara menganalisisnya juga disesuaikan.
Evaluasi program pendidikan adalah suatu
evaluasi program yang berhubungan dengan dunia
pendidikan. Tentu saja hal ini juga pasti terkait dengan siapa
(pembuat, penyusun, pelaksana program) dan tujuan
program (untuk apa, untuk siapa). Dalam hal ini evaluasi
program program pendidikan dapat dilakukan antara lain
oleh:
1. Pemerintah (pusat, propinsi, kab, jajaran dinas, instansi).
Dalam hal ini dapat dilakukan oleh Kementrian Agama
( Kemenag).
2. Swasta (para pemangku kepentingan dalam dunia pondok
pesantren)
3. Kelompok (organisasi yang peduli pondok pesantren
maupun kumpulan para pendidik atau yang berhubungan
dengan pondok pesantren)
4. Perorangan
Analisis evaluasi program pendidikan dilakukan
dengan menyesuaikan model evaluasi yang sesuai dengan
tujuan maupun jenis program yang ada.
Istilah evaluasi (evaluation) menujuk pada suatu
proses untuk menentukan nilai dari suatu kegiatan tertentu.3
2 Djudju Suhana, M.Ed, Ph. D, Evaluasi Program Pendidikan
Luar Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 210.
3 H.M. Sulthon, Moh. Khusnuridlo, Manajemen Pondok Pesantren
dalam Perspekftif Global, (Yogyakarta: PRESSindo, 2006), hal.272

Evaluasi berarti penentuan sampai seberapa jauh sesuatu


berharga, bermutu, atau bernilai. Evaluasi terhadap hasil
belajar yang dicapai oleh santri/siswa dan terhadap proses
belajar mengajar mengandung penilaian terhadap hasil
belajar atau proses belajar itu, sampai beberapa jauh
keduanya dapat dinilai baik. Sebenarnya yang dinilai
hanyalah proses belajar mengajar, tetapi penilaian atau
evaluasi itu diadakan melalui peninjauan terhadap hasil yang
diperoleh setelah mengikuti proses belajar mengajar dan
melalui peninjauan terhadap perangkat komponen yang
sama-sama membentuk proses belajar mengajar.4
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat
(1), evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu
pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas
penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, diantaranya terhadap peserta didik,
lembaga, dan program pendidikan.
Dalam arti luas, evaluasi adalah suatu proses
merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi
yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif
keputusan. Sesuai dengan pengertian tersebut maka setiap
kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses
yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau
data; berdasarkan data tersebut kemudian dicoba membuat
suatu keputusan.5 Evaluasi hasil belajar diartikan sebagai
suatu tindakan atau suatu proses untuk menetukan nilai
4 W.S Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi,
2004), hal.531
5 M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1994), hal.3.

keberhasilan belajar seseorang setelah ia mengalami proses


belajar selama satu periode tertentu.6
Terdapat perbedaan antara penilaian dan pengukuran,
namun keduanya tidak dapat dipisahkan. Bila evaluasi
menunjuk pada suatu tindakan proses untuk menentukan
nilai sesuatu, maka pengukuran merupakan suatu tindakan
atau proses untuk menentukan luas atau kuantitas dari
sesuatu. Jadi pengukuran dilakukan memberikan jawaban
terhadap pertanyaan how much, sedangkan penilaian
dilakukan untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan
what value.
B. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan sesuai dengan jenis
penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian kuantitatif, teknik
analisis data yang digunakan yaitu diarahkan untuk
menjawab rumusan masalah atau untuk menguji hipotesis
yang dirumuskan dalam proposal. Karena datanya kuantitatif,
maka teknik analisis datanya menggunakan metode statistik
yang sudah tersedia.Misalnya akan menguji hipotesis
hubungan antar dua variable, bila datanya ordinal maka
statistic yang digunakan adalah Korelasi Spearman Rank7,
sedangkan bila datanya interval atau ratio digunakan Korelasi
Pearson Product Moment8. Bila ingin menguji signifikansi
6 H.M. Sulthon, Moh. Khusnuridlo, Manajemen Pondok Pesantren
dalam Perspekftif Global, hal.272

7 Digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji


signifikansi hipotensi asosiatif bila masin-masing variabel yan
dihubungkan berbentuk ordinal.
8 Alat uji statistik yan digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif (uji
hubungan) dua variabel bila datanya berskala interval atau rasio.

komparasi data dua sampel, datanya interval aatau ratio


digunakan t-test dua sampel, bila datanya nominal digunakan
Chi Kuadrat. Selanjutnya jika akan menguji hipotesis
komparatif lebih dari dua sampel, datanya interval,
digunakan analisis varian (Anava)
Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari
berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan
data yang bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan
secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan
pengamatan terus menerus tersebut mengakibatkan variasi
data tinggi sekali. Data yang diperoleh pada umumnya
adalah data kualitatif (walaupun tidak menolak data
kuantitatif), sehingga teknik analisis datanya belum ada pola
yang jelas. Oleh karena itu sering mengalami kesulitan dalam
melakukan analisis. Seperti dinyatakan oleh Milies dan
Huberman (1984), bahwathe most serious and central
difficulty in the use of qualitative data is that method of
analysis are not well formulate. Bahwa yang paling serius
dan sulit dalam analisis data kualitatif adalah karena, metode
anslisis belum dirumuskan dengan baik. Ada pernyataan lain,
Susan Stainback menyatakan:There are no guidelines in
qualitative research for determining how much data and data
analysis are necessary to support and assertion, conclusion,
or theory. Belum ada panduan dalam penelitian kualitatif
untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori.
Selanjutnya Nasution menyatakan bahwa:
Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit,
memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif
serta kemampuan intelektual yang tingggi. Tidak ada cara
tertentu yang dapat diikuti, untuk mengadakan analisis,

sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang


dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya Bahan yang sama
bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda.
Sehingga analisis data kualitatif perlu adanya data
yang bervariatif misalnya data hasil wawancara, survey
lapangan, dokumentasi foto, dokumentasi movie, dan data
triangulasi yang semua itu untuk mendukung kualitas
informasi yang disampaikan. Analisis data dilakukan dengan
cara mengorganisakan berbagai data yang ada, menjabarkan
kedalam unit-unit fungsinya, melakukan sintesa, menyusun
ke dalampola, memilih mana yang penting dan akan
dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan
pada orang lain atau pada instansi yang menugasinnya.
Berdasarkan hal diatas, dapat dikemukakan bahwa,
analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan
data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit ,
melakukan sintesa, menyusun ke dalampola, memilih mana
yang penting dan akan dipelajari dan membuat kesimpulan
sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang
lain.
C. Analisis dan Interpretasi Data Kualitatif
1. Analisis Sebelum Dilapangan
Dalam pelaksanaan penelitian kualitatif telah dilakukan
analisis data sebelum memasuki lapangan. Analisis
dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data
sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus
penelitian. Namun demikian fokus penelitian ini masih
bersifat sementara di lapangan.9
9 Prof. Dr. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &
D. (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 336

2. Analisis selama di lapangan


Menurut Miles dan Huberman ada tiga macam kegiatan
dalam analisis data kualitatif, yaitu:
a) Reduksi Data
Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan
dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama
dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh
karena itu, kalau peneliti dalam melakukan penelitian,
menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak
dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang harus
dijadikan perhatian dalam melakukan reduksi data.
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif
yang memerlukan kecerdasan dan keluasan serta
kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peniliti yang
masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat
mendiskusikan pada teman atau orang lain yang
dipandang ahli. Melalui diskusi itu, maka wawasan
peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi
data-data yang dimiliki nilai temuan dan pengembangan
teori yang signifikan.
b) Data Display (penyajian data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya
adalah mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian
kuantitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam
bentuk tabel, grafik, phie card, pictogram dan
sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan,
sehingga akan semakin mudah dipahami.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan the

most frequent form of display data for qualitative


reserch data in the past has been narrative tex. Yang
paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif.
Dengan mendisplaykan data, maka akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang
telah dipahami tersebut. looking at displays help us to
understand what is happening and to do some thingfurther analysis or caution on that understanding Miles
dan Huberman (1984). Selanjutnya disarankan, dalam
melakukan display data, selain dengan teks naratif, juga
dapat berupa grafik, matrik, network (jejaring kerja) dan
chart.
c) Conclusion Drawing/verification
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif
menurut Miles dan Huberman adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap
awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten
saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,
maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel.10
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian
kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah
yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak,
10 Matthew B Milles and Huberman, Michael A. Qualitative Data
Analysis. (London: Sage Publication, 1984), hal. 344.

10

karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan


rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih
bersifat sementara dan akan berkembang setelah
penelitian berada di lapangan.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang
diharapkan adalah merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa
deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya
masih remang-remang atau gelap sehingga setelah
diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan klausal
atau interaktif, hipotesis, atau teori.
3. Interpretasi Data
Interpretasi data dijabarkan ke dalam:11
1. Tujuan interpretasi data
Menurut Schaltzman dan Straus, memiliki tiga
tujuan, yaitu:
a. Deskripsi semata-mata, yaitu analis menerima dan
menggunakan teori dan rancangan organisasional
yang telah ada dalam suatu disiplin. Hasil analisis
data, menafsirkan data tersebut dengan jalan
menemukan kategori dalam data yang berkaitan
dengan yang biasanya dimanfaatkan dalam cara
bercakap-cakap.
b. Deskripsi analitik, yaitu rancangan yang
dikembangkan dari kategori-kategori yang
ditemukan dan hubungan yang disarankan atau
yang muncul dari data.
c. Teori subtantif, yaitu teori dasar analis harus
menampakkan rancangan yang telah dikerjakan
dalam analisis, kemudian mentransformasikan
kedalam bahasa disiplinnya (sosiologi dan
11Dr. Lexy J Moleong, M. A. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung:
Remaja Rosdakarya,1998), h. 197-207

11

sebagainya) yang akhirnya membangun


identitasnya sendiri walaupun dilakukan dalam
kaitan antara objek yang dianalisis atau proses
tradisional.12
2. Prosedur umum interpretasi data
Interpretasi data yang sudah menjadi bagian dari teori dan
dilengkapi dengan penyusunan hipotesis yang kemudian
diformulasikan baik dengan cara deskriptif maupun
proposional. Dengan alasan agar paradigma alamiah yang
dipegang tidak dapat dicampuradukkan dengan paradigma
yang lain. Setelah menyelesaikan tahap penyusunan
kategori dan hipotesis, selanjutnya adalah menuliskan teori
dengan bahasa disiplin ilmu masing-masing dengan
memilih salah satu diantara beberapa cara penulisan,
seperti argumentasi, deskripsi, perbandingan, analisis
proses, analisis kausatif dan pemanfaatan analogi.
D. Analisis dan Interpretasi Data Dalam Evaluasi
Program13
Tujuan evaluasi program adalah berupaya mencari
rekomendasi. Rekomendasi ini didapatkan dari hasil telaah
analisis data yang didapatkan dari lapangan. Dalam proses
analisis, kita melakukan beberapa perlakuan atas data yang
didapat, perlakuan ini disebut pengolahan. Mengolah data
adalah suatu proses mengubah wujud data yeng dipeoleh,
biasanya masih termuat di dalam instrumen atau catatancatatan yang dibuat oleh peneliti (evaluator), menjadi sebuah
sajian data yang dapat disimpulkan dan dimaknai. Analisi
12 Schaltzman & Anselm L. Strauss. Field Research: Strategies for a
Natural Sociology. (New Jersey: Prentice-Hall, 1973), hal. 436.

13 Matthew B Milles and Huberman, Michael A.


Qualitative............................., hal. 360.

12

data kuantitatif dan kualitatifmerupakan topik yang bisa


dilakukan dalam metode penelitian lanjut dan evaluasi.
Ada beberapa hal yang mendasari yang perlu
dipertimbangkan evaluator yang dapat membantu dalam
memaknai setumpuk data, yaitu sebagai berikut:
I.

Awali dengan Tujuan Evaluasi


Ketika menganalisis data (apakah dari tes,
kuesioner, wawancara atau lainnya), selalu harus diawali
dengan meninjau ulang tujuan evaluasi. Ini akan
memudahkan kita dalam menyusun data dan
memfokuskan analisis. Miasalnya, bila kita bertujuan
untuk meningkatkan program dengan cara mengenali
kekuatan dan kelemahan program yang seadang
dievaluasi maka kita bisa menyusun data dalam kekuatan
program, kelemahan, dan saran untuk meningkatkan
kualitas program. Jika kita menghendaki pemahaman
menyeluruh mengenai bagaimana program berjalan, kita
bisa menyusun data dalam susunan kronologis apa yang
dilakukan klien kita yang dievaluasi. Jika kita ingin
melakukan evaluasi dampak program, kita
menggolongkan data berdasar pada indicator setiap
dampak.

II.

Hal Mendasar dalam Menganalisis Data Kuantitatif


a. Buat salinan data dan simpan master salinannya.
Gunakan salinan tersebut untuk pengeditan,
pemotongan, atau yang lainnya.
b. Tabulasi data,
c. Untuk sekala dan rangking, didasarkan untuk
menghitung rata-rata.
b. Baca semua data secara saksama.

13

c. Susun semua komentar pada kategori yang sejenis.


Misalnya, minat, perhatian, saran,
kekuatan/kelemahan, output,indicator dampak, atau
lainnya.
d. Beri nama kategori tersebut. Misalnya, minat,
perhatian, saran, dan seterusnya.
e. Usahakan untuk mengenali pola, dan hubungan kausal
dari pola tersebut. Misalnya, orang yang terlibat dalam
program selalu datang kesiangan memiliki perhatian
yang sama, sebagian orang berasal dari daerah yang
sama, sebagian orang memiliki rentang pendapatan
yang sama, atau lainnya.
f. Simpan semua komentar itu untuk beberapa tahun
kedepan setelah pelaksanaan evaluasi, siapa tahu
dibutuhkan kelak.
Memproses data adalah mengolah data mentah
menjadi wujud sajian data yang siap ditafsirkan melalui
beberapa tahapan. Adapun tahapannya adalah:
a. Tabulasi Data
Istilah tabulasi dapat diartikan menyusun
menjadi tabel. Pengertian lain, tabulasi adalah
pengolahan atau pemrosesan hingga menjadi tabel.
Apakah semua data harus diproses menjadi tabel, dan
apa sebabnya harus menjadi tabel? Dari pengalaman
sehari-hari ketika membaca buku atau terbitan lain,
dapat dirasakan bahwa memahami sesuatu dari tabel
lebih mudah dan terarah dibandingkan dari uraian
narasi yang panjang sajiannya.
Tabulasi merupakan coding sheet yang
memudahkan peneliti dalam mengolah dan
menganalisisnya, baik secara manual maupun

14

komputer. Tabulasi ini berisikan variabel-variabel objek


yang akan diteliti dengan angka-angka sebagai
simbolisasi (label) dari kategori variabel-variabel yang
telah diteliti.
Mengapa memahami tabel cenderung lebih
mudah dibandingkan dengan uraian? Tabel memiliki
dua dimensi sajian, yaitu dari sajian kiri ke kanan
dalam bentuk kolom-kolom, dan sajian dari atas ke
bawah dalam bentuk baris-baris. Dengan demikian,
gambaran tentang dua dimensi dapat cepat terlihat.
Data mentah yang diperoleh dari lapangan
akan bervariasi, tergantung pada alat pengumpul data
yang digunakan oleh evaluator, yaitu sebagai
berikut14:
a) Data yang diperoleh dengan menggunakan angket
maka data yang diperoleh berupa centangan atau
tanda check list () pada pilihan-pilihan, lingkaranlingkaran pada angka atau huruf yang disediakan
dalam instrumen, atau kalimat-kalimat jawaban
yang sifatnya kualitatif.
b) Data yang diperoleh dengan wawancara, wujud
data yang diperoleh berbentuk centangan,
lingkaran, dan kalimat jawaban yang diberikan oleh
responden dan dicatat oleh petugas pengumpul
data.
c) Data yang diperoleh dengan observasi maka wujud
data yang diperoleh berbentuk centangan,
lingkaran, dan kalimat-kalimat catatan petugas.
14 Bogdan Robert C Biklen, Knopp Sari. Qualitative Research For
Education; An Introduction to Theory and Methods:Allyn and Bacon, (Boston
London. 1982), hal. 453.

15

d) Data yang diperoleh dengan menggunakan


dokumentasi berupa angka-angka atau simbolsimbol yang menunjuk peringkat kondisi objek
yang ditelaah.
e) Data yang diperoleh dengan tes atau inventori
berupa angka-angka yang menunjukkan skor nilai.
b. Pengolahan Data
Data dapat dianalisis setelah data terkumpul
dan ditabulasi. Dari pengolahan data, bisa didapatkan
keterangan/informasi yang bermakna atas sekumpulan
angka, symbol, atau tanda-tanda yang didapatkan dari
lapangan. Pengolahan data biasa dilakukan dengan
bantuan statistic dan nonstatistik. Evaluator juga
harus jeli melihat rumus-rumus statistic yang tepat
dengan karakteristik data yang dimiliki dan tujuan
dilakukannya evaluasi.
c. Pengolahan Data Dengan Komputer
Proses perhitungan data bisa dilakukan secara
manual dan komputer. Secara manual biasanya hanya
dengan menggunakan bantuan kalkulator dan hanya
efektif dilakukan untuk data yang jumlahnya sedikit.
Tetapi untuk jumlah yang banyak hingga puluhan ribu
data atau lebih diperlukan komputer sebagai satusatunya pilihan untuk perhitungan data evaluasi
program dengan jumlah yang banyak.
Untuk pengolahan data kuantitatif bisa
menggunakan program seperti SPSS (Statistical
Package for the Social Science) yang ada dalam
komputer. Meski dibantu dengan komputer yang
canggih tetap saja hasil yang didapat bergantung

16

pada manusia sebagai pengendalinya. Komputer


hanyalah alat bila salah tetap salah dan bila benar
maka benar.

BAB III
PENUTUP
Analisis Evaluasi Program Pendidikan adalah suatu
kegiatan menganalisis data dari evaluasi yang telah dilakukan
terhadap program-program pendidikan. Adapun tujuan dari
analisis evaluasi program pendidikan adalah untuk mengethaui
tingkat keberhasilan program itu setelah dilaksanakan. Karena
program adalah suatu kegiatan yang direncanakan dengan
seksama, sehingga dengan kata lain analisis evaluasi program
adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa
tinggi keberhasilan dari suatu kegiatan yang direncanakan.
Dalam mengolah suatu data akan lebih mudah
dilakikan jika menggunakan bantuan komputer. Dengan
komputer, hanya memasukkan coding sheet lalu
memprosesnya maka hasilnya akan diperoleh dengan
cepat.

17

DAFTAR PUSTAKA
Creswell, J.W. Educational Research Fourth Edition.. Boston:
Pearson Education. 2012.
Gay, L. R, dkk. Educational Research Ninth Edition.. London:
Pearson Education. 2009.
Lexy, Moleong J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya. 1998.
Milles, Matthew B and Huberman, Michael A. Qualitative Data
Analysis. London: Sage Publication. 1984.
Nurfiati,Imas Eva. Penilaian Berbasis Kelas: Pedoman guru dalam
Penggunaan KBK (Kurukulum 2004), Kreasi Media Utama,
2004.
Purwanto, M. Ngalim Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1994.
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia : Jakarta, 2008.
Robert, Bogdan C Biklen, Knopp Sari. Qualitative Research For
Education; An Introduction to Theory and Methods:Allyn
and Bacon.. Boston London. 1982.
Sidijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, PT. RajaGrafindo
Persada: Jakarta, 1995.

18

Slameto. Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara: Jakarta, 1999.


Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta. 2007.
Sulthon, H. M. Mohal. Khusnuridlo. Manajemen Pondok Pesantren
dalam Perspekftif Global. Yogyakarta: PRESSindo, 2006.
Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi,
2004.

Anda mungkin juga menyukai