Anda di halaman 1dari 12

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

( Analisis Penelitian Tindakan Kelas )

Dosen Pengampu : M. Ihsan Ramadhani M. Pd

Kelompok 5

Mijhan 18862060009

M. Fuazi Rahmani 18862060064

Siti Qamariah 18862060014

UNIVERSITAS ACHMAD YANI BANJARMASIN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

T/A 2020-2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatu Alhamdulillahirombil’alamin, marilah kita


panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmatnya lah makalah ini dapat
terselasaikan demi memenuhi tugas mata kuliah “ PENELITIAN TINDAKAN KELAS ” dengan
judul “ Analisis penelitian tindakan kelas ” Sholawat dan salam tak lupa pula kita haturkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, manusia paling mulia, teladan bagi semua umat
muslim dan seorang pelopor yang telah membwa umat muslim dari zaman jahiliyah menuju
alam yang terang benerang ini. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan serta dapat
berguna bagi yang membaca. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami
berharap kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan pembuatan makalah yang akan
datang. Kami ucapkan terimakasih.. Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Banjarmasin 05, Februari 2021


DAFTAR ISI
A. Analisis Data Penelitian Tindakan Kelas

Analisis data dan intrepretasi data terhadap data yang berhasil dikumpulkan dalam pelaksanaan
penelitian tindakan dapat dilakukan sepanjang proses penelitian.Karena penelitian tindakan
adalah penelitian yang bersifat dialektik, yaitu: perencanaan, tindakan yang diserta dengan
pengumpulan data, dilanjutkan dengan analisis dan interpretasi data, perencanaan baru, tindakan
dan pengumpulan data, analisis dan interpretasi data lagi dan seterusnya.

Namun, perlu diingat bahwa meskipun analisis data dan interpretasi data dapat dilakukan dalam
proses pelaksanaan penelitian tindakan, tetapi perlu dihindari analisis dan interpretasi data yang
terlalu dini. Hal ini dilakukan untuk menghindari penarikan kesimpulan yang dilakukan secara
tergesa-gesa.

Analisis data dalam pelaksanaan penelitian tindakan sangat berbeda dengan analisis data pada
jenis penelitian lainnya. Analisis data dalam penelitian yang menggunakan pendekatan
kuantitatif menggunakan pendekatan statistik, uji perbedaan, uji korelasi, dsb. Sedangkan, pada
penelitian tindakan dengan pendekatan kualitatifnya menggunakan analisis yang bersifat naratif-
kualitatif atau dengan kata lain menguraikan atau menjelaskan secara jelas hasil temuan yang
diperoleh dalam pelaksanaan tindakan.

G.E. Mills (2000) mengemukakan beberapa teknik analisis data pada penelitian tindakan, yaitu:
1.      Mengindentifikasi tema-tema. Dari data yang terkumpul melalu proses induktif dapat
diidentifikasi menjadi tema-tema tertentu. Penarikan kesimpulan berdasarkan keadaan yg khusus
untuk diperlakukan secara umum

2.      Membuat kode pada hasil survai, interviu, dan angket. Pengkodean ini dapat dilakukan
untuk mengelompokkan pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dsb.

3.      Mengajukan pertanaan kunci. Pertanyaan kunci membantu mensistematiskan data yang
dapat membentuk informasi yang bermakna

4.      Peta konsep. Memetakan secara visual faktor-faktor yang terkait dengan subjek, data,
proses pembelajaran, masalah, dsb.

5.      Analisis faktor yang mendahuli dan mengikuti.


6.      Penyajian hasil temuan dalam bentuk tabel, grafik, peta, bagan, gambar, dll. 7.     
Mengemukakan apa yang belum ditemukan. )

B.     Jenis Data Penelitian Tindakan Kelas

Data dalam PTK adalah segala bentuk informasi yang terkait dengan kondisi,  proses, dan
keterlaksanaan pembelajaran, serta hasil belajar yang diperoleh siswa.

Analisis data dalam PTK adalah suatu kegiatan mencermati atau menelaah, menguraikan dan
mengkaitkan setiap informasi yang terkait dengan kondisi awal, proses belajar dan hasil
pembelajaran untuk memperoleh simpulan tentang keberhasilan tindakan perbaikan
pembelajaran

Data yang diperoleh dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.

1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data yang berupa angka atau bilangan, baik yang diperoleh dari hasil
pengukuran maupun diperoleh dengan cara mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif.

Contoh data kuantitatif: skor tes awal Tina untuk mata pelajaran matematika= 65, berat badan
Tini 47 kg, panjang meja tulis 150 cm.

2. Data Kualitatif

Data kualitatif merupakan data yang berupa kalimat-kalimat, atau data yang dikategorikan
berdasarkan kualitas objek yang diteliti, misalnya: baik, buruk, pandai, dan sebagainya. Contoh
data kualitatif: siswa berdiskusi secara aktif, perhatian siswa terhadap mata pelajaran IPS rendah,
dan rata-rata skor UAS semester ini naik.

C.    Teknik atau Langkah – Langkah dalam Menganalisis Data Penelitian Tindakan Kelas
Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan
untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam
proposal. Karena adanya kuantitatif, maka teknik analisis data menggunakan metode statistic
yang sudah tersedia. Misalnya akan menguji hipotesis hubungan antar dua variabel, bila datanya
ordinal maka statistic yang digunakan adalah Korelasi Spearman Rank, sedang bila datanya
interval atau ratio digunakan Korelasi Pearson Product Moment. Bila akan menguji signifiknasi
konparasi data dua sampel, datanya interval atau ratio digunakan t-test dua sampel, bila datanya
nominal digunakan chi kuadrat. Selanjutnya bila akan menguji hipotesis konparatif lebih dari dua
sampel datanya interval digunakan analisis varian. Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh
dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam – macam
(triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan
yang terus menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali. Data yang diperoleh pada
umumnya adalah data kualitatif (walaupun tidak menolak data kuantitatif), sehingga teknik
analisis data yang digunakan belum ada polanya yang jelas, oleh Karena itu sering mengalami
kesulitan dalam melakukan analisis. Seperti dinyatakan oleh Miles and Huberman (1984), bahwa
“The most srious and central difficulty in the use of qualitative data is that methods of analysis
are not well formulate”. Yang paling seriius dan sulit dalam analisis data kulitatif adalah karena,
metode analisis belum dirumuskan dengan baik. Selanjutnya Susan Stainback menyatakan:
“There are no guidelines in qualitative research for determining how much data and data analysis
are necessary to support and assertion, conclusion, or theory”. Belumlam penelitian  ada panduan
dalam penelitian kualitatif  menentukan berapa banyak data dan analisis yang diperlukan untuk
mendukung kesimpulan atau teori. (Prof. Dalam pelaksanaan semua jenis penelitian termasuk
penelitian tindakan kelas maka prosedur atau teknik pengumpulan data memiliki peran penting.
Selain persyaratan pengumpulan data yang harus memiliki kriteria tertentu, seperti validitas,
reliabilitas, dan kegunaan atau manfaatnya. Juga harus memiliki teknik pengumpulan data, hal
ini terkait dengan pelaksanaannya bahwa dalam melakukan pengumpulan data tidak hanya
menggunakan satu cara tetapi multi teknik atau multi instrumen. Menurut pendapat Wolcot
(1992) bahwa ada 3 (tiga) teknik pengumpulan data, yaitu: 1.      Pengalaman Pengalaman adalah
satu teknik dalam pengumpulan data, dengan pengalaman seorang guru yang sekaligus bertindak
sebagai peneliti dapat dengan mudah melakukan pengumpulan data terkait dengan subjek
penelitiannya hal ini disebabkan pengetahuan situasi dan kondisi terhadap kelas
pembelajarannya. Pengalaman dapat dilakukan dengan cara observasi, dalam pelaksanaannya
observasi dapat dikategorikan berdasarkan peran yang dilakukan. Misalnya observasi partisipatif
dengan cara seorang peneliti melakukan pengamatan (observasi) sambil ikut serta dalam
kegiatan penelitian yang sedang berjalan. Observasi pasif, dimana seorang peneliti hanya
bertindak sebagai observer yang bertugas untuk mencatat proses-proses yang sedang berjalan
dengan menggunakan instrumen yang disediakan. Observasi khusus, peneliti memiliki peran
tersendiri misalnya hanya memberikan bimbingan. 2.      Pengungkapan Pengungkapan yang
dimaksud di sini adalah bagaimana seorang peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara
wawancara terhadap subjek penelitian atau terhadap siapa saja agar supaya terkumpul data yang
diperlukan yang memang diperlukan. Beberapa instrumen dalam penelitian yang dikategorikan
wawancara (alat untu mengumpukan data) diantaranya: wawancara informal, wawancara formal
terstruktur atau wawancara tidak terstruktur, angket, menggunakan skala model Likert atau
Thurtston, dengan tes standar (termasuk quiz belajar atau tes hasil belajar), dan beberapa
instrumen lainnya sesuai dengan data yang ingin dikumpulkan. 3.      Pembuktian Jika proses
pengungkapan selesai maka pada tahap selanjutnya adalah melakukan pembuktian, pelaksanaan
pembuktian dapat dilakukan dengan teknik dokumentasi data-data yang terkait. Teknik Analisis
Data Kualitatif Ada berbagai teknik analisis data, seperti teknik analisis data kualitatif dengan
model interaktif. Analisis interaktif terdiri dari tiga tiga komponen, yakni: reduksi data, paparan
data, dan penarikan kesimpulan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam analisis data
seperti ini adalah sebagai berikut. a)      Memilih data (reduksi data) Pada langkah pemilihan data
ini, pilihlah data yang relevan dengan tujuan perbaikan pembelajaran. Data yang tidak relevan
dapat dibuang, dan jika dianggap perlu, guru peserta dapat menambahkan data baru dengan
mengingat kembali peristiwa atau fenomena yang terjadi selama pelaksanaan rencana tindakan.
b)      Mendeskripsikan data hasil temuan (memaparkan data) Pada kegiatan ini, guru peserta
membuat deskripsi dari langkah yang yang dilakukan pada kegiatan a) tersebut. c)      Menarik
kesimpulan hasil deskripsi Berdasarkan deskripsi yang telah dibuat pada langkah b) tersebut,
selajutnya dapat ditarik kesimpulan hasil pelaksanaan rencana tindakan yang telah dilakukan.
Analisis dan interpretasi data juga dapat dilakukan dengan mencari ”pattern” atau pola (Guba
dan Lincoln, 1981). Analisis dan interpretasi data juga dapat dilakukan dengan cara mencari pola
atau esensi dari hasil refleksi diri yang dilakukan guru kemudian, digabung dengan data yang
diperoleh dari beberapa pengamat yang membantu.  Teknik Analisis Data Kuantitatif Data
kuantitif dalam PTK  umumnya berupa angka-angka sederhana, seperti nilai tes hasil belajar,
disktribusi frekuensi, persentase, skor dari hasil angket, dan seterusnya. Data kuantitatif dapat
dianalisis secara deskriptif, antara lain dengan cara: o   Menghitung jumlah, o   Menghitung rata-
rata (rerata), o   Menghitung nilai persentase, o   Membuat grafik, ·        Jika diperlukan data
kuantitatif dapat dianalisis secara statistik, misalnya: o   Mengitung nilai beda terkecil, o  
Mnghitung nilai korelasi antar variabel, Pada kegiatan belajar ini hanya akan dipelajari teknik
analisis data kuantitatif secara deskriptif. Contoh: skor hasil tes akhir semester matematika 40
siswa: 65   72   67   82   72   91   67   73   71   70 85   87   68   86   83   90   74   89   75   61 65  
76   71   65   91   79   75   69   66   85 95   74   73   68   86   90   70   71   88   68 Agar mudah
dibaca maka data tersebut perlu ditata, misalnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi. Caranya adalah sebagai berikut. 1)        Tentukan rentang skor yaitu skor tertinggi
dikurangi skor terendah. Jadi rentang skor = 95 – 61 = 34. 2)        Tentukan banyak kelas yang
akan digunakan. Untuk menghitung banyak kelas. Gunakan aturan Sturges dengan rumus:
Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n, dimana k adalah banyak kelas yang akan dibuat dan n adalah
banyak data. Untuk data tersebut, maka banyak kelas yang akan dibuat adalah: k = 1 + 3,3 log 40
= 1 + 3,3 x 1,6021    = 6,2869 Banyak kelas yang harus dibuat dapat 6 atau 7. 3)        Hitung
panjang kelas interval dengan rumus:                                       rentang Panjang kelas (p) =
-----------------                                   banyak kelas                   34           p = --------  = 4,86 ,
dibulatkan jadi 5                    7  4)        Tentukan data untuk ujung bawah kelas interval pertama.
Data untuk ujung bawah kelas interval pertama dapat diambil dari skor terkecil dari data yang
diperoleh atau  dapat diambil dari skor yang lebih kecil dari skor terkecil dengan syarat bahwa
skor terbesar harus masuk dalam kelas interval terakhir yang akan dibuat. 5)        Masukkan
semua skor ke dalam kelas interval yang terbentuk. 6)        Hasil tabel frekuensi distribusi data
hasil tes matematika tersebut adalah sebagai berikut. Tabel Contoh Destribusi Hasil Tes Akhir
Semester Matematika SD Teladan Medan Tahun 2008

Skor matematika tally Banyak siswa


61 – 65 //// 4
66 – 70 ///// //// 9
71 – 75 ///// ///// / 11
76 – 80 // 2
81 – 85 //// 4
86 – 90 ///// // 7
91 - 95 /// 3

Jumlah 40

Jika menghendaki, dapat menggambar data dalam tabel tersebut ke dalam bentuk diagram
batang. Caranya, dibuat dulu dua sumbu, yaitu sumbu datar dan sumbu tegak. Sumbu datar
memuat bilangan-bilangan yang merupakan titik tengah dari setiap kelas interval, sedangkan
sumbu tegaknya memuat frekuensi dari setiap kelas interval.

Analisis data kuantitatif dapat dilakukan secara sederhana dengan menggunakan analisis
deskriptif. Analisis deskriptif dapat dilakukan dengan memanfaatkan statistika sederhana seperti
menghitung rata-rata (mean) dan menghitung persentase. Menghitung skor rata-rata dapat
dengan mudah dilakukan yaitu dengan cara menjumlahkan semua data kemudian dibagi dengan
banyaknya data.

Dengan menggunakan cara tersebut maka: Skor rata-rata tes akhir semester matematika

     65 + 72 + 67 + .... + 68  

= ----------------------------------   =   76,25               

40
Jika data sudah berbentuk tabel frekuensi distribusi seperti pada tabel 5.4 maka dapat
menghitung nilai rata-ratanya dengan terlebih dulu mencari nilai tengah untuk setiap kelas
interval. Kemudian kalikan setiap nilai tengah dengan frekuensi di kelas interval masing-masing.
Jumlahkan perkalian antara nilai tengah dengan frekuensi untuk setiap kelas interval kemudian
dibagi dengan jumlah data.

Untuk mempermudah hitungan maka data pada Tabel 5.4 tersebut dapat diubah seperti berikut
ini.

Tabel:  Rentang sekor, Nilai Tengah, dan Frekuensi Hasil Tes Matematika SD Teladan Medan
Tahun 2008

Skor matematika tally Banyak siswa

61 – 65 //// 4
66 – 70 ///// //// 9
71 – 75 ///// ///// / 11
76 – 80 // 2
81 – 85 //// 4
86 – 90 ///// // 7
91 - 95 /// 3

Jumlah 40

4x63 + 9x68 + 11x73 + 2x78 + 4x83 + 7x88 + 3x93

Nilai rata-ratanya =  ---------------------------------------------------------------------


                                                                           40   

   252 + 612 + 803 + 156 + 332 + 616 + 279                              

= -------------------------------------------------------------------

                                                                     40                         

     = 76,25

Dengan menyajikan data kuantitatif dalam bentuk tabel atau grafik, dapat dengan mudah
mendeskripsikan data yang diperoleh. Misal, dari data pada tabel 5.4, dapat dengan mudah
menghitung persentase siswa yang memperoleh skor antara 71 – 77 yaitu

11     

= ----- x 100 % = 27,5 %.                                   

40

D.    Interpretasi Data

Interpretasi data merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan hasil analisis dengan
pernyataan, kriteria, atau  standar tertentu untuk menemukan makna dari data yang dikumpulkan
untuk menjawab permasalahan pembelajaran yang sedang diperbaiki.

Interpretasi data perlu dilakukan peneliti untuk memberikan arti mengenai bagaimana tindakan
yang dilakukan mempengaruhi peserta didik.

Interpretasi data juga penting untuk menantang guru agar mengecek kebenaran asumsi atau
keyakinan yang dimilikinya.

Ada berbagai teknik dalam melakukan interpretasi data, antara lain dengan:

menghubungkan data dengan pengalaman diri guru atau peneliti,


mengaitkan temuan (data) dengan hasil kajian pustaka atau teori terkait,

memperluas analisis dengan mengajukan pertayaan mengenai penelitian dan implikasi hasil
penelitian, dan/atau

meminta nasihat teman sejawat jika mengalami kesulitan.

Berdasarkan hasil contoh analisis data kuantitatif tersebut maka dapat dibuat interpretasi sebagai
berikut.

Jika guru menetapkan ketuntasan belajar   ≥ 71% maka jumlah siswa yang tuntas belajar adalah
27 orang atau 68% siswa. Sebaliknya 32% siswa tidak tuntas belajar.

Jika dilihat dari nilai rata-rata kelas (76,25), maka nilai siswa secara klasikal tersebut ketuntasan
belajar. 

Anda mungkin juga menyukai