METODOLOGI PENELITIAN
LANGKAH-LANGKAH
PENELITIAN KUALITATIF
Oleh:
1. WINDHA HERJINDA
2. IMROATUZ ZAKIYAH
157795040
157795055
A. PENDAHULUAN
Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan strategistrategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif ditujukan
untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang partisipan.
Dengan demikian arti penelitian kualitatif tersebut adalah penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti
merupakan instrumen kunci (Sugiyono, 2005).
Penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif, pada prinsipnya
ingin memeriksa, menerangkan, mendeskripsikan secara kritis, atau
menggambarkan suatu fenomena, kejadian atau peristiwa interaksi sosial
dalam masyarakat untuk mencari dan menemenukan makna dalam konteks
yang sesungguhnya (natural setting). Oleh karena itu, semua jenis penelitian
kualitatif bersifat deskriptif, dengan mengumpulkan data lunak (soft data),
bukan hard data yang akan diolah dengan statistik. Sama seperti penelitian
kuantitatif, pengumpulan data dengan pendekatan kualitatif ada yang berupa
penelitian lapangan (field research) dan ada pula yang berupa penelitian
kepustakaan (library research).
Perbedaan mendasar pada langkah penelitian kualitatif dibanding
dengan penelitian kuantitatif adalah langkah penelitian kualitatif baru
diketahui dengan mantap dan jelas setelah penelitian selesai. Hal ini
dikarenakan masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian kualitatif
cenderung masih remang-remang, bahkan gelap kompleks dan dinamis. Oleh
karena itu, masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara,
tentatif dan akan berkembang atau berganti setelah peneliti berada di
lapangan.
MASALAH T
MASALAH
MASALAH BERKE
MASALAH
MASALAH DIG
macam, seperti: (1). Informan Kunci (Key Informan), yaitu mereka yang
mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan
dalam penelitian, (2). Informan Utama, yaitu mereka yang terlibat
langsung dalam interaksi social yang diteliti, (3). Informan Tambahan,
yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung
terlibat dalam interaksi social yang diteliti.
4. Penyajian Data
Prinsip dasar penyajian data adalah membagi pemahaman kita
tentang sesuatu hal pada orang lain. Oleh karena ada data yang diperoleh
dalam penelitian kualitatif berupa kata-kata dan tidak dalam bentuk
angka, penyajian biasanya berbentuk uraian kata-kata dan tidak berupa
table-tabel dengan ukuran statistik. Sering kali data disajikan dalam
bentuk kutipan-kutipan langsung dari kata-kata terwawancara sendiri.
Kata kata itu ditulis apa adanya dengan menggunakan bahasa asli
informan (misalnya bahasa ibu, bahasa daerah, dan bahasa khusus) yang
dalam penelitian kualitatif sering disebut sebagai Transkrip. Selain itu,
hasil penelitian kualitatif juga dapat disajikan dalam bentuk life history,
yaitu deskripsi tentang peristiwa dan pengalaman penting dari kehidupan
atau beberapa bagian pokok dari kehidupan seseorang dengan katakatanya sendiri.
wacana, seperti dalam penelitian bahasa yang meneliti hasil karya (buku)
seseorang dan surat kabar yang meneliti tajuk rencana surat kabar.
1. Studi Kasus
Studi kasus merupakan pilihan utama apabila ingin memahami latar
belakang suatu permasalahan, atau interaksi individu di dalam suatu unit
sosial atau mengenai suatu kelompok individu secara mendalam, utuh,
holistik, intensi dan naturalistik. Penelitian kasus adalah suatu proses
pengumpulan data dan informasi secara mendalam, mendetail, intensif,
holistik, dan sistematik tentang orang, kejadian, secial setting (latar sosial),
atau kelompok dengan menggunakan berbagai metode dan teknik serta
banyak sumber informasi untuk memahami secara efektif bagaimana
orang, kejadian, latar sosial itu beroperasi atau berfungsi sesuai dengan
konteksnya.
Adapun langkah-langkah dalam penelitian studi kasus adalah sebagai
berikut:
a. Pemilihan kasus: dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan
secara bertujuan (purposive) dan bukan secara rambang. Kasus
dapat dipilih oleh peneliti dengan menjadikan objek orang,
lingkungan, program, proses, dan masvarakat atau unit sosial.
Ukuran dan kompleksitas objek studi kasus haruslah masuk akal,
sehingga dapat diselesaikan dengan batas waktu dan sumbersumber yang tersedia;
b. Pengumpulan data: terdapat beberapa teknik dalarn pengumpulan
data, tetapi yang lebih dipakai dalarn penelitian kasus adalah
observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi. Peneliti sebagai
instrurnen penelitian, dapat menyesuaikan cara pengumpulan data
dengan masalah dan lingkungan penelitian, serta dapat
mengumpulkan data yang berbeda secara serentak;
c. Analisis data: setelah data terkumpul peneliti dapat mulai
mengagregasi, mengorganisasi, dan mengklasifikasi data menjadi
unit-unit yang dapat dikelola. Agregasi merupakan proses
mengabstraksi hal-hal khusus menjadi hal-hal umum guna
e.
dan sekunder.
f. Mengevaluasi data yang diperoleh dengan melakukan kritik internal
dan eksternal.
g. Menuliskan laporan yang mencakup pernyataan masalah, review
sumber material, pernyataan asumsi, hipotesis, cara tes hipotesis,
penemuan yang ada, interpretasi, dan kesimpulan.
3. Grounded Theory Methodology
Grounded Theory Methodology adalah suatu metodologi umum
untuk mengembangkan teori melalui penelitian kualitatif yang dilakukan
secara sistematis dan mendasar. Teori dibangun berdasarkan data yang
dikumpulkan tentang suatu fenomena yang menjadi fokus penelitian.
Langkah-langkah model penelitian ini mengikuti pola kualitatif pada
umumnya. Selama penelitian, konsep teori disusun diuji kembali, dan bila
perlu dilakukan revisi, dengan menggunakan data yang akurat melalui
analisis komparatif dan situasi, serta kelompok yang tepat untuk menguji
atau menemukan teori. Secara sederhana langkah-langkah pengembangan
sebagai berikut:
4. Fenomenologi (Phenomenology)
Fenomenologi dapat diartikan ilmu-ilmu tentang fenomena yang
menampakkan diri dari kesadaran peneliti. Dalam arti luas, fenomenologi
adalah ilmu tentang gejala atau hal-hal apa saja yang tampak.
Fenomenologi sebagai salah satu bentuk penelitian kualitatif tumbuh dan
berkembang dalam bidang sosiologi, menjadikan pokok kajiannya
fenomena yang tampak sebagai subjek penelitian, namun bebas dari unsur
syak wasangka atau subyektivitas peneliti.
Desain penelitian fenomenologi fleksibel dan mungkin juga berubah
pada waktu di lapangan seandainya ditemukan hal-hal baru dan prinsipiel.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Menemukan fenomena penelitian yang wajar diteliti
b. Menganalisis fenomena tersebutu apakah cocok diungkap melalui
c.
d.
e.
f.
g.
fenomenologi.
Menentukan subjek yang diteliti dan konteks yang sesungguhnya.
Mengumpulkan data di lapangan
Membuat catatan termasuk fto
Menganalisis data
Membuat laporan
5. Etnometodologi (Ethnomethodology)
Etnometodologi dapat diartikan sebagai studi mengenai cara-cara
anggota masyarakat (komunitas) memahami kegiatan sosial mereka.
Etnometodologi dalam strategi penemuan didasarkan pada keadaan seharihari, atau aktivitas dan interaksi sosial yang bersifat rutin dengan
menggunakan akal sehat. Secara sederhana langkah-langkah penelitian
etnometodologi dapat digambarkan sebagai berikut:
m a s a la h /
fe n o m e n a
in te ra k s i s o s ia l
p enyusu
v e r ifi k a s i
n an
p e n g u m p u la n
la p o ra n
d a ta
a n a lis
is
d a ta
6. Etnografi (Ethnography)
Etnografi berarti menulis/catatan tentang orang atau anggota
keompok sosial dan budaya. Dalam arti luas merupakan suatu studi
tentang sekelompok orang untuk menggambarkan kegiatan dan pola
sosiobudaya mereka. Etnografi bukan deskripsi tentang kehidupan
masyarakat dalam keberagaman situasinya, melainkan menyajikan
pandangan hidup subjek, cara mereka memandang kehidupannya, cara
dan
6. Me nulis Et nografi
3 . Pe ng ump ulan Da ta
Daftar pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Asdy Mahasatya
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Yusuf, Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri