0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan12 halaman
Dokumen tersebut membahas evaluasi program Gerakan Literasi Sekolah yang dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program, memberikan masukan, dan menentukan apakah program akan dilanjutkan, dihentikan, atau dilanjutkan dengan perbaikan."
Dokumen tersebut membahas evaluasi program Gerakan Literasi Sekolah yang dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program, memberikan masukan, dan menentukan apakah program akan dilanjutkan, dihentikan, atau dilanjutkan dengan perbaikan."
Dokumen tersebut membahas evaluasi program Gerakan Literasi Sekolah yang dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program, memberikan masukan, dan menentukan apakah program akan dilanjutkan, dihentikan, atau dilanjutkan dengan perbaikan."
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UPT SATUAN PENDIDIKAN SDN KARANGREJO III Alamat : Dsn. Bangkok, Desa Karangrejo Kec. Gempol, Kode Pos 67155 Email : sdnegerikarangrejo3@gmail.com Pendahuluan sesuai tahap perkembangan peserta Keterampilan membaca berperan didik. penting dalam kehidupan kita karena Kondisi rendahnya kemampuan pengetahuan diperoleh melalui literasi secara umum berlaku pada membaca. Oleh karena itu, semua tingkatan sekolah. Olehnya itu, keterampilan ini harus dikuasai peserta Kementerian Pendidikan dan didik dengan baik sejak dini. Pada Kebudayaan meluncurkan program tingkat sekolah menengah (usia 15 literasi sekolah pada semua tingkatan tahun) pemahaman membaca peserta pendidikan mulai dari Sekolah Dasar didik (selain matematika dan sains) (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama diuji oleh Organisasi untuk Kerja (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Sama dan Pembangunan Ekonomi Atas (SMA/SMK/MA). Fenomena (OECD— Organization for rendahnya minat berkunjung ke Economic perpustakaan sekolah juga merupakan Cooperation and Development) dalam realitas empiris keadaan peserta didik, Programme for International Student khususnya pada tingkatan SMP Assessment (PISA). sederajat dan SMA sederajat. Hal itu Untuk mengembangkan sekolah diperparah dengan kurang variatifnya sebagai organisasi pembelajaran, bahan bacaan yang ada pada Kementerian Pendidikan dan perpustakaan sekolah. Kebudayaan mengembangkan program Berdasarkan pemaparan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). GLS permasalahan tersebut, maka adalah upaya menyeluruh yang penelitian evaluasi dilakukan terhadap melibatkan semua warga sekolah program literasi sekolah. Maksud (pendidik, peserta didik, orang tua/wali dilakukannya penelitian evaluasi murid) dan masyarakat, sebagai bagian program tersebut adalah untuk dari ekosistem pendidikan. mengetahui bagaimana program GLS memperkuat gerakan tersebut dilaksanakan, dan penumbuhan budi pekerti sebagaimana memberikan masukan terhadap dituangkan dalam Peraturan Menteri program tersebut, dilanjutkan, Pendidikan dan Kebudayaan Nomor dihentikan atau dilanjutkan dengan 23 Tahun 2015. Salah satu kegiatan di catatan terhadap program. dalam gerakan tersebut adalah “kegiatan 15 menit membaca buku non Pendapat pakar tentang evaluasi pelajaran sebelum waktu belajar diantaranya disampaikanoleh Suchman dimulai”. Kegiatan ini dilaksanakan (1961, dalam Anderson 1975) untuk menumbuhkan minat baca memandang evaluasi sebagai sebuah peserta didik serta meningkatkan proses menentukan hasil yang telah keterampilan membaca agar dicapai beberapa kegiatan yang pengetahuan dapat dikuasai secara direncanakan untuk mendukung lebih baik. Materi baca berisi nilai- tercapainya tujuan. Worthen dan nilai budi pekerti, berupa kearifan Sanders(1973, dalam Anderson 1971) lokal, nasional, dan global yang menyatakan bahwa evaluasi adalah disampaikan kegiatan mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu; dalam evaluasi masukan (input evaluation), mencari sesuatu tersebut, juga evaluasi proses (process evaluation), termasuk informasi yang bermanfaat evaluasi manfaat (outcome dalam menilai keberadaan suatu evaluation), dan evaluasi akibat program, produksi, prosedur, serta (impact evaluation). (Wirawan, 2016) alternatif strategi yang diajukan untuk Carol, H. Weiss (1973) dalam mencapai suatu tujuan yang sudah Sugiyono (2016) menyatakan bahwa ditentukan. (Suharsimi, 2014) penelitian Evaluasi adalah merupakan Dalam bidang pendidikan ada dua penelitian terapan, yang merupaka cara jenis evaluasi yaitu evaluasi hasil yang sistematis untuk mengetahui belajar dan evaluasi program efektivitas suatu program, tindakan pendidikan. Evaluasi hasil belajar atau kebijakan atau obyek lain yang bertujuan mengukur apakah diteliti bila dibandingkan dengan pembelajaran berbagai bidang ilmu tujuan atau standar yang ditetapkan. mencapai tujuan yang ditentukan oleh Peneltian evaluasi dilakukan dengan kurikulum pembelajaran ilmu tersebut. tujuan untuk meningkatkan efektifitas Evaluasi ini dilakukan melalui suatu kebijakan atau program, pekerjaan rumah, ulangan umum, dan berdasarkan umpan balik dari orang- ujian nasional. Evaluasi program orang yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan untuk mengevaluasi program tersebut. berbagai aspek pendidikan misalnya, Carol, H. Weiss (1973) dalam kurikulum, proses dan metode Sugiyono (2016) menyatakan pula pembelajaran mata pelajaran, layanan bahwa evaluasi program merupakan pendidikan, tenaga pendidik dan metode yang sistematis untuk sebagainya. Evaluasi hasil belajar mengumpulkan data dan analisis data, merupakan masukan kepada evaluasi dan menggunakan informasi yang program pendidikan. (Wirawan, 2016) diperoleh dari penelitian tersebut untuk Program adalah kegiatan atau menjawab pertanyaan seberapa tinggi aktifitas yang dirancang untuk efektifitas dan efisisiensi dari suatu melaksanakan kebijakan dan proyek, kebijakan dan program- dilaksanakan untuk waktu yang tidak program. terbatas. Kebijakan bersifat umum dan Cronbach (1963) dan Stufflebeam untuk merealisasikan kebijakan (1971) dalam Suharsimi (2014) disusun berbagai jenis program. berpendapat bahwa evaluasi program Program perlu dievaluasi untuk adalah upaya menyediakan informasi menentukan apakah layanan atau untuk disampaikan kepada pengambil intervensinya telah mencapai tujuan keputusan. yang ditetapkan. Evaluasi program Dari penjelasan dan pendapat ahli adalah metode sistematik untuk tentang evaluasi program dapat mengumpulkan, menganalisis, dan dinyatakan bahwa evaluasi program memakai informasi hasilnya untuk merupakan rangkaian proses menjawab pertanyaan dasar mengenai pengumpulan informasi atau data program. Evaluasi program dapat terkait program yang dijalankan. Data dikelompokkan menjadi yang telah terkumpul kemudian (context evaluation), evaluasi masukan dianalisis sesuai dengan pendekatan (input evaluation), evaluasi proses penelitian yang digunakan. Hasil (process evaluation) dan evaluasi analisis tersebut kemudian dijadikan produk (product evaluation). Model dasar terhadap pengambilan keputusan evaluasi CIPP ini pertama kali terkait keberlangsungan program yang dikembangkan oleh Stufflebeam pada telah dijalankan. tahun 1967 di Ohio State University. Model evaluasi merupakan Model CIPP disempurnakan oleh penjabaran teori evaluasi dalam seorang ahli evaluasi dari University of praktik melaksanakan evaluasi. Suatu Washington yang bernama Sax dengan model evaluasi mengemukakan menambahkan komponen O, singkatan pengertian mengenai evaluasi dan dari outcome(s) atau evaluasi dampak proses bagaimana melaksanakannya. sehingga menjadi CIPPO. (Arikunto, Model evaluasi membedakan antara 2004 dalam Kunandar, 2011) evaluasi dengan penelitian murni dan Menurut Stufflebeam, evaluasi penelitian terapan lainnya. Hanya konteks melakukan identifikasi dan evaluasi yang menggunakan model menilai kebutuhan-kebutuhan yang evaluasi dalam melaksanakan mendasari disusunnya program. penelitian. (Wirawan, 2016). (Wirawan, 2016). Evaluasi konteks Model evaluasi CIPP mulai berkaitan dengan tujuan dari suatu dikembangkan oleh Daniel Leroy program. Evaluasi input terkait dengan Stufflebeam. Stufflebeam berbagai input atau masukan yang mendefinisikan evaluasi sebagai akan digunakan untuk terpenuhinya proses melukiskan (delineating), proses yang selanjutnya dapat memperoleh (obtaining), dan digunakan mencapai tujuan. Evaluasi menyediakan (providing) informasi ini mengidentifikasi sumber daya yang berguna (useful information) pendukung pelaksanaan program. untuk menilai alternatif-alternatif Sumber daya tersebut dapat berupa pembuatan personalia, anggaran, dan aset. keputusan. Melukiskan artinya (Wirawan, 2016). Evaluasi proses menspesifikasi, mendefinisikan, dan yaitu evaluasi terhadap pelaksanaan menjelaskan untuk memfokuskan program. Evaluasi produk atau informasi yang diperlukan oleh para evaluasi hasil dilakukan untuk pengambil keputusan. Memperoleh mengidentifikasi dan mengakses artinya dengan dengan memakai keluaran dan manfaat, baik yang pengukuran dan statistik untuk direncanakan maupun yang tidak mengumpulkan, mengorganisir, dan direncanakan. menganalisis informasi. Menyediakan Evaluasi outcomes merupakan artinya mensintesiskan informasi pengembangan atau penyempurnaan sehingga akan melayani dengan baik model evaluasi CIPP (Crabbé & kebutuhan evaluasi para pemangku Leroy, 2008, dalam Choriyah, 2015), kepentingan evaluasi. dengan mengemukakan bahwa model Model CIPP terdiri dari empat CIPPO disusun dengan tujuan untuk jenis evaluasi yaitu: evaluasi konteks melengkapi dasar pembuatan keputusan dalam evaluasi program Pemahaman yang umum tentang dengan analisis yang berorientasi pada literasi adalah seperangkat perubahan terencana. Penggunaan keterampilan nyata, khususnya model evaluasi CIPPO mampu keterampilan kognitif membaca dan memberikan gambaran keberhasilan menulis, yang terlepas dari konteks program secara detail dan menyeluruh. dimana keterampilan itu diperoleh dan Pendapat tersebut dikemukakan oleh dari siapa memperolehnya. (UNESCO, Jaedun (2010) dalam Pujiati (2017) 2006). yang menyatakan bahwa untuk Kata literasi berasal dari bahasa mengevaluasi suatu program, selain Inggris Literacy yang diartikan sebagai empat komponen konteks (C), kemampuan baca tulis, selanjutnya masukan atau input (I), proses (P), dan menurut Kuder dan Hasit (2002) hasil atau produk (P), juga diperlukan pengertian literasi berkembang evaluasi terhadap dampak atau meliputi proses membaca, menulis, outcome (O), yaitu bagaimana berbicara, mendengar, keberhasilan lulusan baik di membayangkan, melihat. Dalam masyarakat ataupun ditempat kerjanya. proses membaca terjadi proses yang Evaluasi outcome menurut Stake rumit yaitu proses kognitif, linguistik, (2007) dalam Kunandar (2011), pada dan aktivitas sosial. Pembaca harus tahap outcome, yakni pada akhir secara aktif melibatkan pengalaman program dipergunakan untuk melihat sebelumnya, proses berpikir, sikap, perubahan yang terjadi sebagai akibat emosi dan minat untuk memahami program yang telah dilakukan, yaitu bacaan. perubahan perilaku apa yang dapat diamati setelah program itu selesai. Gerakan Literasi Sekolah Menurut Widoyoko (2009) dalam Kementerian pendidikan dan Kunandar (2011) menyatakan bahwa Kebudayaan Republik Indonesia outcome program tidak kalah (Kemdikbud RI) mencanangkan program pentingnya dengan ouput, karena literasi sekolah sebagai salah satu dalam outcome ini akan dinilai implementasi Peraturan Kemdikbud RI seberapa jauh peserta didik tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Salah mampu satu penjelasan tentang penumbuhan mengimplementasikan kompetensi budi pekerti adalah mengembangkan yang dipelajari di sekolah ke dalam potensi peserta didik secara utuh melalui dunia nyata (real world) dalam program gerakan literasi sekolah. memecahkan berbagai persoalan hidup Kegiatan literasi selama ini identik dan kehidupan dalam masyarakat. dengan aktivitas membaca dan menulis. Namun, Deklarasi Praha pada Literasi tahun 2003 menyebutkan bahwa Literasi adalah kemampuan literasi juga mencakup bagaimana menulis dan membaca. Literasi dapat seseorang berkomunikasi dalam juga berarti pengetahuan atau masyarakat. Literasi juga bermakna keterampilan dalam bidang atau praktik dan hubungan sosial yang aktifitas tertentu. (KBBI daring, 2016). terkait dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya MTsN Binanga terletak di Jalan (UNESCO, 2003). Pangeran Diponegoro No. 3 Mamuju. Literasi lebih dari sekadar Subyek evaluasi program ini membaca dan menulis, namun adalah peserta didik MTsN Binanga mencakup keterampilan berpikir Kabupaten Mamuju. Selain peserta menggunakan sumber-sumber didik, pendidik, pustakawan, dan pihak pengetahuan dalam bentuk cetak, terkait lainnya juga menjadi sumber visual, digital, dan auditori. Di abad 21 data dalam evaluasi program ini. ini, kemampuan ini disebut sebagai Teknik pengumpulan data yang literasi informasi. tepat dapat mempengaruhi kualitas Pengertian literasi sekolah dalam dari berbagai jenis penelitian. Evaluasi konteks program GLS adalah program juga menggunakan metode kemampuan mengakses, memahami, penelitian, sehingga peneliti dan menggunakan sesuatu secara menggunakan beberapa metode cerdas melalui berbagai aktifitas, pengumpulan data. Metode yang antara lain membaca, melihat, digunakan sama dengan metode menyimak, menulis, dan/atau pengumpulan data dalam penelitian. berbicara. (Panduan GLS di SMP, Metode obeservasi merupakan 2016) teknik pengumpulan data yang memiliki ciri yang spesifik. Observasi METODE EVALUASI merupakan suatu proses yang Model evaluasi yang digunakan kompleks, suatu proses yang tersusun untuk mengevaluasi program GLS dari pelbagai proses biologis dan adalah evaluasi model CIPPO. Model psikologis. Dua diantara yang ini diperkenalkan oleh Daniel L. terpenting adalah proses-proses Stufflebeam dan dikembangkan oleh pengamatan dan ingatan. Gilbert Sax. Model evaluasi ini Beberapa informasi yang digunakan dengan memperhatikan diperoleh dari hasil observasi adalah bahwa model ini memiliki kerangka ruang (tempat), pelaku, kegiatan, yang komprehensif untuk objek, perbuatan, kejadian atau mengarahkan pelaksanaan evaluasi peristiwa, waktu, dan perasaan. Alasan terhadap obyek program, proyek, peneliti melakukan observasi adalah personalia, produk, institusi, dan untuk menyajikan gambaran realistik sistem. Model evaluasi ini dipakai perilaku atau kejadian, untuk secara meluas dan dipakai untuk menjawab pertanyaan, untuk mengevaluasi berbagai disiplin dan membantu mengerti perilaku manusia, layanan. dan untuk evaluasi yaitu melakukan Tempat pelaksanaan evaluasi ini pengukuran terhadap aspek tertentu pada Madrasah Tsanawiyah Negeri melakukan umpan balik terhadap (MTsN) Binanga Kabupaten Mamuju. pengukuran tersebut. Pemilihan lokasi ini dilatarbelakangi Wawancara merupakan alat bahwa sekolah ini menjadi proyek pembuktian terhadap informasi atau percontohan (pilot project) keterangan yang diperoleh pelaksanaan gerakan literasi sekolah sebelumnya. Interview atau tingkat sekolah menengah pertama dan wawancara adalah usaha sederajat. mengumpulkan informasi dengan dilakukan secara interaktif dan mengajukan sejumlah pertanyaan berlangsung secara terus menerus secara lisan untuk-dijawab secara lisan sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. pula. Ciri utama dari interview adalah Aktivitas dalam analisis data, yaitu: kontak langsung dengan tatap kondensasi data, display data, dan muka (face to face relation ship) antara conclusion. si pencari informasi (interviewer atau Data yang diperoleh di lapangan informan hunter) dengan sumber jumlahnya cukup banyak, untuk itu informasi (interviewee). perlu dicatat secara teliti dan rinci. Dokumen merupakan catatan Melakukan kondensasi data berarti: peristiwa yang sudah berlalu. merangkum, memilih hal-hal yang Dokumen bisa berbentuk tulisan, pokok, memfokuskan pada hal-hal gambar, atau karya-karya monumental yang penting, dicari tema dan polanya dari seseorang. Studi dokumen dan mengolah kembali data yang merupakan pelengkap dari penggunaan terbuang. metode observasi dan wawancara Kondensasi data bisa dibantu dalam pendekatan kualitatif. Ada dengan alat elektronik seperti: beberapa keuntungan dari penggunaan komputer, dengan memberikan kode studi dokumen dalam penelitian pada aspek-aspek tertentu. Dengan kualitatif, seperti yang dikemukakan kondensasi, maka peneliti merangkum, Nasution (2003); a) Bahan dokumenter mengambil data yang penting, itu telah ada, telah tersedia, dan siap membuat kategorisasi, berdasarkan pakai; b) penggunaan bahan ini tidak huruf besar, huruf kecil dan angka. meminta biaya, hanya memerlukan Setelah data dikondensasi, maka waktu untuk mempelajarinya; c) langkah berikutnya adalah banyak yang dapat ditimba mendisplaykan data. Display data pengetahuan dari bahan itu bila dalam penelitian kualitatif bisa dianalisis dengan cermat, yang dilakukan dalam bentuk : uraian berguna bagi penelitian yang singkat, bagan, hubungan antar dijalankan; d) dapat memberikan latar kategori, flowchart dan sebagainya. belakang yang lebih luas mengenai Miles dan Huberman (2014) pokok penelitian; menyatakan : “the most frequent form e) dapat dijadikan bahan triangulasi of display data for qualitative untuk mengecek kesesuaian data; dan research data in the pas has been f) merupakan bahan utama dalam narative tex” artinya : yang paling penelitian historis. sering digunakan untuk menyajikan Untuk memperkaya data data dalam penelitian kualitatif dengan penelitian, maka peneliti juga akan teks yang bersifat naratif. Selain dalam mengumpulkan data dari dokumen bentuk naratif, display data dapat juga pelaksanaan evaluasi program yang berupa grafik, matriks, network terkait. (jejaring kerja). Analisis data yang dugunakan Langkah ketiga adalah penarikan merujuk pada Miles dan Huberman kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan (2014), yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif awal yang dikemukakan masih bersifat kredibilitas data dengan triangulasi sementara, dan akan berubah bila tidak dan mengadakan member check. ditemukan bukti-bukti yang kuat Triangulasi adalah teknik yang mendukung pada tahap pemeriksaan keabsahan data yang pengumpulan data berikutnya. Namun memanfaatkan sesuatu yang lain di bila kesimpulan memang telah luar data itu untuk keperluan didukung oleh bukti-bukti yang valid pengecekan atau pembanding dan konsisten saat peneliti kembali ke terhadap data itu. Triangulasi sebagai lapangan mengumpulkan data, maka gabungan atau kombinasi berbagai kesimpulan yang dikemukakan metode yang dipakai untuk mengkaji merupakan kesimpulan yang kredibel fenomena yang saling terkait dari (dapat dipercaya). sudut pandang dan perspektif yang Kesimpulan dalam penelitian berbeda. Triangulasi yang dilakukan kualitatif mungkin dapat menjawab meliputi tiga hal, yaitu: (1) triangulasi rumusan masalah yang dirumuskan sumber, sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, (2) triangulasi teknik atau metode, dan karena masalah dan rumusan masalah (3) triangulasi waktu. dalam penelitian kualitatif masih Evalusi program merupakan bersifat sementara dan akan upaya untuk mengetahui tingkat berkembang setelah penelitian berada keberhasilan pelaksanaan suatu di lapangan. program. Analisis data yang digunakan Pemeriksaan keabsahan data dalam evaluasi program ini adalah adalah mekanisme untuk mengatasi analisis data kualitatif. Metode keraguan terhadap setiap hasil wawancara, observasi, studi penelitian kualitatif. Dalam pengujian dokumentasi, dan catatan di lapangan keabsahan data, metode penelitian digunakan untuk dijabarkan dan kualitatif menggunakan istilah yang dilakukan sintesis dan disusun berbeda dengan penelitian kuantitatif. berdasarkan prioritas. Data yang Uji keabsahan data dalam penelitian penting dan prioritas serta akan kualitatif meliputi uji, credibility dibuatkan kesimpulan serta (validitas internal), transferability rekomendasi hasil evaluasi program. (validitas eksternal), dependability Analisis data dilakukan secara (reliabilitas), dan confirmability berkesinambungan pada semua (obyektifitas). tahapan analisis data dan tidak Uji kredibilitas dapat dilakukan mengaburkan karakteristik data yang dengan beberapa cara yaitu, telah dikumpul. Aktifitas analisis data perpanjangan pengamatan, ini dilakukan secara interaktif dan peningkatan ketekunan, triangulasi, berlangsung terus- menerus hingga analisis kasus negatif, menggunakan tuntas sampai data yang diperoleh bahan referensi, dan mengadakan mencapai data jenuh. member check. Pada penelitian Hasil analisis data dijadikan dasar evaluasi kali ini, akan digunakan uji dalam menentukan ukuran keberhasilan program. Dasar penilaian tersebut merupakan kriteria yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan dan pedoman program. Adapun kriteria yang digunakan adalah kriteria bukan hanya kepada peserta didik, kualitatif tanpa pertimbangan. Kriteria tetapi juga kepada warga sekolah kualitatif diperoleh dari komponen dan lainnya. Aktifitas literasi berkelanjutan indikator yang dinarasikan sesuai dapat menciptakan ekosistem sekolah kondisi obyektif subyek evaluasi. yang literat. Target dan sasaran program GLS didokumentasikan Hasil Dan Pembahasan dalam Desain Induk Gerakan Literasi Hasil Sekolah disertai dengan Panduan Gerakan Literasi Sekolah di SMP. Evaluasi terhadap program literasi Kegiatan literasi sekolah diharapkan sekolah dilakukan terhadap beberapa juga meningkatkan rasa cinta baca dan komponen program. Pertama adalah kemampuan memahami bacaan. visi, misi dan tujuan program terhadap Kondisi sarana dan prasarana sekolah. Kedua adalah kesiapan sekolah juga menjadi bagian penting sarana, prasarana, dan pendidik sera dalam menjalankan kegiatan program tenaga kependidikan, serta pendanaan GLS. Dukungan keberadaan sarana program. Ketiga adalah pelaksanaan dan prasarana yang sesuai dengan program. Keempat tentang hasil dari ketentuan program patut diperhatikan. pelaksanaan program. Kelima adalah Sarana dan prasarana tersebut dapat dampak pelaksanaan program. berupa ruang perpustakaan yang cukup Hasil penelitian menunjukkan memadai. Kondisi perpustakaan harus bahwa visi, misi dan tujuan program dapat menarik minat peserta didik bermanfaat buat peserta didik di untuk terus mencari bahan bacaan buat sekolah. Kondisi sarana dan prasarana mereka. Kelayakan ruang cukup baik, kecuali pendanaan perpustakaan, jumlah koleksi bahan program yang belum maksimal. bacaan serta ragam jenis bahan bacaan Pelaksanaan program juga berlangsung yang menarik, juga menjadi perhatian. dengan baik. Hasilnya juga cukup Ruang kelas dengan penataan sudut baik. Dampak program juga cukup baca menjadi obyek monitoring dan baik. evaluasi terhadap program GLS. Koleksi bahan bacaan pada sudut baca Pembahasan kelas serta ragam bahan bacaan Proses evaluasi terhadap termasuk obyek yang dievaluasi. rangkaian perencanaan program Peserta didik sebagai obyek dari hingga dampak terhadap peserta didik. pelaksanaan progam GLS, dievaluasi Program gerakan literasi sekolah berdasarkan kesiapan mereka. (GLS) dimaksudkan agar tumbuhnya Kesiapan peserta didik sikap dan budaya literasi pada peserta didik. motivasi terhadap keberadaan Aktifitas membaca peserta didik program. Kondisi lainnya dapat diharapkan dapat dikembangkan dievaluasi pada keterlibatan peserta melalui proses pembiasaan hingga didik dalam penataan sudut baca kelas, pembelajaran. Kebiasaan yang serta dukungan untuk ikut ditumbuhkembangkan melalui memasukkan sumbangan bahan bacaan kegiatan literasi di sekolah diharapkan pada sudut dapat terus terpelihara, baca kelas. Selain peserta didik, tenaga kalimat motivasi. Hasil karya tersebut pendidik dan kependidikan juga dituangkan dalam jurnal atau catatan penting untuk mempersiapkan diri. harian peserta didik tentang berapa Kesiapan tenaga pendidik dan tenaga banyak buku yang telah dibaca. Ragam kependidikan tentunya didasarkan jenis buku yang telah dibaca oleh pada instruksi pimpinan dan juga peserta didik juga obyek yang motivasi mereka terhadap program. dievaluasi. Berdasarkan catatan Tenaga pendidik dan tenaga tersebut dapat diketahui minat dan kependidikan diharapkan agar cukup bakat peserta didik untuk kegiatan antusias dengan keberadaan program literasi tahap lanjutan pada pendidikan GLS. Hal ini didorong oleh semangat yang lebih tinggi. Bagaimana hasil meningkatkan minat baca peserta didik karya peserta didik terkait program yang berujung pada kemampuan GLS ditinjau pedoman program. akademik mereka. Berdasarkan program yang telah Pelaksanaan progaram GLS berjalan dalam kurun waktu tertentu, ditekankan pada pembiasaan membaca dapat pula dievaluasi bagaimana buku atau bahan bacaan sesuai minat dampaknya. Dampak yang dapat mereka. Proses pembiasaan tersebut dievaluasi pada program GLS ini diawali dengan membaca bahan adalah dampak jangka pendek. bacaan atau buku non pelajaran Dampak jangka pendek tersebut disetiap awal pembelajaran setiap dievaluasi berdasarkan aktivitas harinya. Kegiatan membaca tersebut peserta setelah program ini berjalan untuk peserta didik SMP sederajat pada tahap awal. sudah diharapkan menjadi kebiasaan peserta didik. Kebiasaan tersebut Temuan nantinya akan mendorong Program GLS pada MTsN keingintahuan peserta didik terhadap Binanga Kabupaten Mamuju dimulai setiap bahan bacaan mereka. Membaca sejak terbentuknya TLS pada akhir selama kurang lebih lima belas menit Tahun 2016. Sosialisasi program GLS dengan ragam metode membaca juga telah dilaksanakan pasca diyakini dapat terbentuk TLS. Pelaksanaan program membangkitkan gairah peserta didik hingga akhir 2017 telah menunjukkan untuk membaca. Proses tersebut hasil seperti yang telah didekripsikan dilanjutkan peserta didik dengan sebelumnya. mengungkapkan bacaan yang telah Meskipun program telah mereka baca. Ungkapan tersebut dapat berlangsung dan berjalan pada tahap berupa tulisan maupun lanjutan, ditemukan beberapa keadaan mempresentasikan di depan kelas. di lapangan yang menjadi bahan untuk Peserta didik setelah melalui dievaluasi berdasarkan konsep proses pembiasaan membaca program GLS. diharapkan dapat membuat hasil karya produktif. Hasil karya produktif peserta didik dapat berupa ringkasan hasil bahan bacaan. Hasil karya lainnya dapat pula berupa ungkapan kata atau SIMPULAN, SARAN DAN Saran REKOMENDASI Berdasarkan temuan-temuan Berdasarkan hasil penelitian maka dengan hasil analisis evaluasi program, penulis memberikan saran-saran maka dapat disimpulkan dan terhadap program GLS pada Madrasah dikemukakan saran serta rekomendasi Tsanawiyah Negeri Binanga Kabupaten sebagai berikut: Mamuju. Penulis berharap saran-saran tersebut dapat membantu Simpulan memaksimalkan seluruh unsur program GLS. Saran-saran yang dimaksud Visi, misi, dan tujuan program juga adalah sebagai berikut: sesuai dengan kebutuhan Madrasah Tsanawiyah Negeri Binanga Kabupaten 1. Bagi pemerintah Mamuju. Pemerintah yang dimaksud adalah Kondisi kesiapan sarana dan Pemerintah Pusat hingga Satuan prasarana menjadi perhatian untuk pendidikan (Sekolah/Madrasah). keberlanjutan program, khususnya Bagi pemerintah pusat termasuk pendanaan. Bahan bacaan non pelajaran kementarian agama, agar dapat juga masih minim, sehingga perlu memberikan alokasi khusus menjadi perhatian. Berkat sosialisasi, pendanaan terhadap program GLS. peserta didik, pendidik dan tenaga Alokasi dana dapat disiapkan untuk kependidikan dapat menyiapkan kesiapan buku dan bahan bacaan. pelaksanaan program. Kesiapan TLS Pihak terkait program GLS (LPMP, sudah cukup baik. Dinas Pendidikan Provinsi dan Pelaksanaan program GLS Kabupaten/Kota, Kementerian berlangsung sangat baik. Program Agama Provinsi dan berjalan sesuai konsep dan Kabupaten/Kota) agar dapat perencanaan. Suasana pembelajaran memberikan pendampingan setelah adanya program berlangsung program pada satuan pendidikan juga semakin baik. Hasil dari program pada wilayahnya. GLS ini baik. Hasil karya peserta didik bukan hanya 2. Bagi satuan pendidikan berupa jurnal harian, tetapi sudah Bagi kepala sekolah, agar dapat terpublikasi melalui media di internet. terus memberikan perhatian Dampak jangka pendek program terhadap pencanangan pelaksanaan ini berjalan dengan baik. Munculnya program nasional. Agar program kelompok belajar khusus dari program dapat berkesinambungan, maka ini dapat membantu peserta didik dapat memasukkan unsur literasi menyelesaikan tugas-tugas sekolah, dan dalam penyusunan perangkat memaksimalkan proses pembelajaran. pembelajaran oleh tenaga pendidik. Kepala sekolah dapat juga mengusulkan agar pendidik dan tenaga kependidikan dapat dimasukkan sebagai tugas 4. Menggalakkan lomba-lomba terkait tambahan untuk jam pelajaran dan literasi di tingkat daerah dan kredit kepangkatan. sekolah. 3. Bagi penggiat literasi Pentingnya keberadaan program GLS sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap minat baca peserta didik perlu disambut. Sambutan terhadap program GLS ataupun kegiatan literasi baiknya dapat disinergikan sehingga minat baca peserta didik semakin meningkat. Pada akhirnya, kemampuan literasi peserta didik secara berkesinambungan akan menciptakan komunitas-komunitas literasi yang akan memberikan dampak pada lingkungan belajar peserta didik bukan hanya di sekolah Rekomendasi Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian dan pembahasan yang dikemukakan, maka peneliti merekomendasikan agar program GLS ini harus dilanjutkan dengan memperhatikan catatan-catatan sebagai berikut: 1. Optimalisasi dukungan pendanaan dari pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah dengan tetap memperhatikan ketentuan- ketentuan penganggaran negara dan daerah. 2. Optimalisasi peran perpustakaan daerah, perpustakaan sekolah, dan perpustakaan keliling sebagai pusat kegiatan baca yang menyenangkan dan mengembirakan. 3. TLS sebaiknya diberikan pelatihan secara simultan agar dapat merencanakan dan mengevaluasi program secara berkelanjutan.