Anda di halaman 1dari 17

evaluasi adalah suatu proses identifikasi untuk mengukur/ menilai apakah suatu kegiatan atau

program yang dilaksanakan sesuai dengan perencanaan atau tujuan yang ingin dicapai.
Jenis-Jenis Evaluasi

 Jenis evaluasi berdasarkan tujuan

1. Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang ditujukan untuk menelaah kelemahan- kelemahan
siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.

2. Evaluasi selektif adalah evaluasi yang digunakan untuk memilih siswa yang paling tepat
sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.

3. Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam
program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.

4. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan meningkatan
proses belajar dan mengajar.

5. Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan
bekajra siswa.

 Jenis evaluasi berdasarkan sasaran

1. Evaluasi konteks adalah valuasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik
mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang
muncul dalam perencanaan.

2. Evaluasi input adalah evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya
maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.

3. Evaluasi proses adalah evaluasi yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik
mengenai kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan faktor
hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.

4. Evaluasi hasil atau produk adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang
dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi,
ditingkatkan atau dihentikan.

5. Evaluasi outcom atau lulusan adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar
siswa lebih lanjut, yaitu evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.

 Jenis evaluasi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran

1. Evaluasi program pembelajaran; Evaluasi yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi
program pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspe-aspek program pembelajaran yang
lain.

2. Evaluasi proses pembelajaran; Evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses


pembelajaran dengan garis-garis besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.

3. Evaluasi hasil pembelajaran; Evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa
terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam
aspek kognitif, afektif, psikomotorik.

 Jenis evaluasi berdasarkan objek dan subjek evaluasi

Berdasarkan objek:

1. Evaluasi input adalah evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap,
keyakinan.

2. Evaluasi transformasi adalah evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses


pembelajaran anatara lain materi, media, metode dan lain-lain.

3. Evaluasi output adalah evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian hasil
pembelajaran.

Berdasarkan subjek:

1. Evaluasi internal adalah evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator,
misalnya guru.

2. Evaluasi eksternal adalah evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator,
misalnya orangtua, masyarakat

Langkah-langkah evaluasi : .

1. mengkaitkan sebanyak-banyaknya karya yang dinilai dengan karya yang sejenis.


2. menetapkan tujuan atau fungsi karya yang ditelaah.
3. menetapkan sejauh mana karya yang ditetapkan "menyimpang" dari yang telah ada sebelumnya.
4. menelaah karya yang dimaksud dari segi kebutuhan khusus dan segi pandang tertentu yang
melatarbelakanginya.

Fungsi Evaluasi
Kegiatan evaluasi memiliki beberapa fungsi yang bermanfaat bagi pihak yang melakukan evaluasi
maupun pihak yang dievaluasi. Adapun beberapa fungsi evaluasi adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Selektif
Fungsi selektif adalah fungsi yang dapat menyeleksi seseorang apakah memiliki komptensi yang
sesuai dengan standar yang ditetapkan. Misalnya; menentukan seseorang diterima kerja atau tidak,
menentukan seseorang naik jabatan atau tidak, dan lainnya.
2. Fungsi Diagnosa
Fungsi diagnosa bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan seseorang dalam bidang
kompetensi tertentu. Misalnya untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan seorang siswa dalam
bidang studi yang didapatkannya di sekolah.
3. Fungsi Penempatan
Fungsi penempatan bertujuan untuk mengetahui di mana posisi terbaik seseorang dalam suatu
bidang tertentu. Misalnya untuk mengetahui posisi terbaik seorang karyawan sesuai dengan
bidangnya di dalam suatu perusahaan.
4. Fungsi Pengukuran Keberhasilan
Dalam hal ini, evaluasi berfungsi untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu program, termasuk
metode yang dipakai, penggunaan sarana, dan pencapaian tujuan.

HAKIKAT EVALUASI :

Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang aberarti
penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut Stufflebeam, dkk
(1971) mendefinisikan evaluasi sebagai “The process of delineating, obtaining, and providing
useful information for judging decision alternatives”. Artinya evaluasi merupakan proses
menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu
alternatif keputusan. Evaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai. Mengukur lebih besifat
kuantitatif, sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif. Viviane dan Gilbert de Lansheere (1984)
menyatakan bahwa evaluasi adalah proses penentuan apakah materi dan metode pembelajaran telah
sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

evaluasi dilakukan bukan tanpa tujuan, tetapi ada hal-hal yang ingin dicapai melalui kegiatan ini.
Secara khusus, adapun beberapa tujuan evaluasi adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui seberapa baik tingkat penguasaan seseorang terhadap kompetensi yang telah
ditetapkan.
2. Untuk mengetahui apa saja kesulitan yang dialami seseorang dalam kegiatannya sehingga dapat
dilakukan diagnosis dan kemungkinan memberikan remedia teaching.
3. Untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas suatu metode, media, dan sumber daya
lainnya dalam melaksanakan suatu kegiatan.
4. Sebagai umpan balik dan informasi penting bagi pelaksana evaluasi untuk memperbaiki
kekurangan yang ada dimana hal tersebut dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengambil
keputusan di masa mendatang.

1. Evaluasi Semu

Evaluasi semu (pseudo evaluation) adalah pendekatan yang menggunakan metode-metode


deskriptif untuk menghasilkan informasi yang valid tentang hasil kebijakan, tanpa mempersoalkan
lebih jauh tentang nilai dan manfaat dari hasil kebijakan tersebut bagi individu, kelompok sasaran,
dan masyarakat dalam skala luas.
Analis yang menggunakan pendekatan ini mengasumsikan bahwa nilai atau manfaat dari suatu hasil
kebijakan akan terbukti dengan sendirinya serta akan diukur dan dirasakan secara langsung, baik
oleh individu, kelompok, maupun masyarakat.

Metode-metode yang banyak digunakan dalam pendekatan evaluasi semu adalah rancangan quasi-
eksperimen, kuesioner, random sampling, dan teknik-teknik statistik. Pendekatan evaluasi semu ini
relevan dengan seluruh pendekatan pemantauan kebijakan, yakni akuntansi sistem sosial,
eksperimentasi sosial, pemeriksaan sosial, dan sintesis riset-praktek.

2. Evaluasi Formal

Evaluasi formal (formal evaluation) adalah pendekatan yang menggunakan metode-metode


deskriptif untuk menghimpun informasi yang valid mengenai hasil kebijakan dengan tetap
melakukan evaluasi atas hasil tersebut berdasarkan tujuan kebijakan yang telah ditetapkan dan
diumumkan secara formal oleh pembuat kebijakan dan tenaga administratif kebijakan.

Pendekatan ini memiliki asumsi bahwa tujuan dan target yang telah ditetapkan dan diumumkan
secara formal merupakan ukuran yang paling tepat untuk mengevaluasi manfaat atau nilai suatu
kebijakan.

Evaluasi formal terdiri dari evaluasi sumatif dan evaluasi formatif.

 Evaluasi yang bersifat sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
target atau tujuan segera setelah selesainya suatu kebijakan yang ditetapkan dalam jangka waktu
tertentu yang biasanya bersifat pendek dan menengah.
 Evaluasi formatif merupakan evaluasi yang dilakukan secara terus menerus dalam waktu yang
relatif panjang untuk memantau pencapaian target dan tujuan suatu kebijakan.

3. Evaluasi Keputusan Teoritis


Evaluasi keputusan teoritis (decision-theoretic evaluation) adalah kegiatan evaluasi yang
menggunakan metode-metode deskriptif untuk mengumpulkan informasi yang valid dan
akuntabel tentang hasil kebijakan, yang dinilai secara eksplisit oleh para pelaku kebijakan.
Evaluasi jenis ini bertujuan untuk menghubungkan antara hasil kebijakan dengan nilai-nilai dari
para pelaku kebijakan tersebut.

Pengertian kritik
Kritik seni adalah kegiatan menanggapi karya seni untuk menunjukkan kelebihan dan kekurangan
suatu karya seni. Salah satu keterangan kelebihan dan kekurangan ini untuk menilai kualitas dari
sebuah karya.
Langkah-langkah kritik
1. Deskripsi
Deskripsi adalah tahapan dalam kritik untuk menemukan, mencatat dan mendeskripsikan segala
sesuatu yang dilihat apa adanya dan tidak berusaha melakukan analisis atau mengambil kesimpulan.
Agar dapat mendeskripsikan dengan baik, seorang pekritik harus mengetahui istilah-istilah tehnis
yang umum digunakan dalam dunia seni rupa. Tanpa pengetahuan tersebut, maka pekritik akan
kesulitan untuk mendeskripsikan fenomena karya yang dilihatnya.

2. Analisis formal
Analisis formal adalah tahapan dalam kritik karya seni untuk menelusuri sebuah karya seni
berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya. Pada tahap ini seorang kritikus harus
memahami unsur-unsur seni rupa dan prinsip-prinsip penataan atau penempatannya dalam sebuah
karya seni.

3. Interpretasi
Interpretasi yaitu tahapan penafsiran makna sebuah karya seni meliputi tema yang digarap, simbol
yang dihadirkan dan masalah-masalah yang dikedepankan. Penafsiran ini sangat terbuka sifatnya,
dipengaruhi sudut pandang dan wawasan pekritiknya. Semakin luas wawasan seorang pekritik
biasanya semakin kaya interpretasi karya yang dikritisinya.

4. Evaluasi atau penilaian


Apabila tahap 1 sampai 3 ini merupakan tahapan yang juga umum digunakan dalam apresiasi karya
seni, maka tahap ke 4 atau tahap evaluasi merupakan tahapan yang menjadi ciri dari kritik karya
seni. Evaluasi atau penilaian adalah tahapan dalam kritik untuk menentukan kualitas suatu karya
seni bila dibandingkan dengan karya lain yang sejenis.

Fungsi kritik
Fungsi utama dari kritik seni adalah menjembatani persepsi dan apresiasi karya seni rupa antara
seniman, karya, dan penikmat seni.
Kritik dengan gaya bahasa tulisan maupun lisan berusaha melakukan analisa, mengupas, dan
diharapkan bisa memudahkan seniman dan penikmat seni berkomunikasi lewat karya seni.

Hakikat krritik
Kedudukan Kritik Sastra
Istilah “sastra” atau “kesusastraan” mengandung dua makna, yaitu (1) sastra atau kesusastraan
kreatif yang berwujud karya sastra (tulisan para pengarang), seperti novel, cerpen, drama, dan puisi,
(2) sastra atau kesusastraan ilmiah, yang terdiri dari tiga bidang studi yaitu (a) teori satra, (b) sejarah
sastra, dan (c) kritik sastra.
Tujuan kritik
- Memberikan laporan ulasan tentang karya seni.
- Memberikan penilaian dan tanggapan terhadap karya yang ditampilkan.
- Mendorong masyarakat (penikmat) untuk mengapresiasi karya seni secara lebih baik
- Memberikan evaluasi seni, apresiasi seni, dan pengembangan seni ke taraf yang lebih kreatif dan
inovatif

Jenis-jenis kritik
Ada 4 jenis kritik seni dimana setiap tipe nya mempunyai ciri khusus masing-masing.
1. Kritik Jurnalistik
Tipe kritik ini ditulis untuk para pembaca surat kabar dan majalah atau disampaikan secara
terbuka. Tujuannya memberikan informasi mengenai berbagai peristiwa dalam dunia kesenian.
Isi dari kritik jurnalistik berupa ulasan ringkasan yang jelas tentang suatu pameran, pementasan,
konser, atau jenis pertunjukan lain.
2. Kritik Pendagogik
Tipe kritik ini diterapkan dalam kegiatan proses belajar mengajar di lembaga pendidikan
kesenian. Jenis kritik ini dikembangkan oleh guru kesenian.
Tujuannya terutama mengembangkan bakta dan potensi artistik-estetik peserta didik agar
mempunyai kemampuan mengenali bakat dan potensinya.
3. Kritik Ilmiah
Kritik ilmiah atau akademi ini melakukan pengkajian nilai seni secara luas, mendalam, dan
sistematis, baik dalam menganalisis maupun mengkaji banding kesejarahan critical judgment.
Penilaian kritik ilmiah tidak bersifat mutlak. Jenis kritik ini bersifat terbuka dan siap dikoreksi
oleh siapa saja demi penyempurnaan dan mencari nilai karya seni yang sebenarnya.
4. Kritik Populer
Jenis kritik ini berkembang di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tipe kritik populer adalah
suatu gejala umum dan kebanyakan dihasilkan oleh para kritikus yang tidak ahli, terutama
dilihat dari aspek profesionalisme kritisme seni.

Media kritik
Fungsi media dapat digunakan sebagai sarana kritik terhadap kekuasaan dan kontrol masyarakat.
Selain itu media juga berfungsi sebagai ruang publik atau ruang antara publik. Namun prinsip bad
news is good news mendorong media untuk membuat pemberitaan terkait skandal maupun
keburukan pemerintah. Hal ini menyebabkan pemerintah menjadi apriori terhadap pers. Pemerintah
tidak bisa melihat sisi positif dari kebebasan pers. Padahal pemberitaan yang dilakukan pers dapat
memberikan fungsi audit yang gratis untuk kinerja pemerintah.

PENDEKATAN KRITIK
1. Pendekatan formalistic
sasaran kritiknya komposisi dan unsur pembentuk/penyusun karya
Pendekatan ekspresivistik
sasaran kritiknya perasaan dan gagasan yang ingin di"komunikasikan" si seniman
2. Pendekatan instrumentalistik
sasaran kritiknya tujuan moral religius, politik, atau psikologis yang ingin di"komunikasikan" si
seniman.

PENGERTIAN PENILAIAN

penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang
diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes.

Jenis-Jenis Penilaian
Berdasarkan sasarannya, penilaian hasil belajar dapat diklasifikasi atas penilaian individual dan
penilaian kelompok.
1. Penilaian individual
Penilaian individual adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi atau
hasil belajar secara perorangan. Penilaian individual perlu memperhatikan nilai universal seperti:
disiplin, jujur, tekun, cermat, teliti, tanggungjawab, rendah hati, sportif, etos kerja, toleran,
sederhana, bebas, antusias, kreatif, inisiatif, tanggap dan peduli dan lain-lain.
2. Penilaian kelompok
Penilaian kelompok adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi atau
hasil belajar secara kelompok. Penilaian kelompok perlu memperhatikan nilai universal seperti:
kerjasama, menghargai pendapat orang lain, kedamaian, cinta dan kasih sayang, toleran, dan lain-
lain.

Dilihat dari fungsinya penilaian dibedakan menjadi lima jenis yaitu pe-nilaian formatif, penilaian
sumatif, penilaian diagnostik, penilaian selektif, dan penilaian penempatan.
a. Penilaian Formatif
Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan guru pada saat berlangsungnya proses
pembelajaran untuk melihat tingkat keberhasilan pro-ses belajar-mengajar itu sendiri. Dengan
demikian, penilaian formatif berori-entasi kepada proses belajar-mengajar untuk memperbaiki
program pengajar-an dan strategi pelaksanaannya.

b. Penilaian Sumatif

Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program, yakni akhir
caturwulan, akhir semester, dan akhir tahun. Tujuannya adalah untuk melihat hasil yang dicapai
oleh para siswa, yakni seberapa jauh kompetensi siswa dan kompetensi mata pelajaran dikuasai oleh
para siswa. Penilaian ini berorientasi kepada produk, bukan kepada proses.

c. Penilaian Diagnostik
Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat ke-lemahan-kelemahan siswa
serta faktor penyebabnya. Penilaian ini dilaksana-kan untuk keperluan bimbingan belajar,
pengajaran remedial (remedial teaching), menemukan kasus-kasus, dll. Soal-soalnya disusun
sedemikian ru-pa agar dapat ditemukan jenis kesulitan belajar yang dihadapi oleh para siswa.

d. Penilaian Selektif

Penilaian selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan se-leksi, misalnya tes atau ujian
saringan masuk ke sekolah tertentu.

e. Penilaian Penempatan

Penilaian penempatan adalah penilaian yang ditujukan untuk mengeta-hui keterampilan prasyarat
yang diperlukan bagi suatu program belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan
sebelum memulai kegiatan be-lajar untuk program itu. Dengan perkataan lain, penilaian ini
berorientasi ke-pada kesiapan siswa untuk menghadapi program baru dan kecocokan program
belajar dengan kemampuan siswa.
1. memahami obyek baik secara teori maupun metode
2. membandingkan obyek dengan obyek lain yang sejenis
3. melihat fungsi obyek secara obyektif.
4. melihat kelebihan dan kekurangan obyek berdasarkan sudut pandang tertentu

TUJUAN PENILAIAN
(1) mengetahui kemajuan belajar siswa, baik sebagai individu maupun anggota kelompok/kelas
setelah ia mengikuti pendidikan dan pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
(2) mengetahui tingkat efektifitas dan efisiensi berbagai komponen pembelajaran yang
dipergunakan guru dalam jangka waktu tertentu. Komponen pembelajaran itu misalnya menyangkut
perumusan materi pembelajaran, pemilihan metode pembelajaran, media, sumber belajar, dan
rancangan sistem penilaian yang dipilih.
(3) menentukan tindak lanjut pembelajaran bagi siswa, dan
(4) membantu siswa untuk memilih sekolah, pekerjaan, dan jabatan yang sesuai dengan bakat,
minat, perhatian, dan kemampuannya.

HAKIKAT PENILAIAN
Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data
tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

TUJUAN PENILAIAN
Tujuan Penilaian
1. Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
sudah dan belum dikuasai seorang/sekelompok peserta didik untuk ditingkatkan dalam
pembelajaran remedial dan program pengayaan.
2. Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik dalam kurun waktu tertentu,
yaitu harian, tengah semester, satu semester, satu tahun, dan masa studi satuan pendidikan.
3. Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi bagi
mereka yang diidentifikasi sebagai peserta didik yang lambat atau cepat dalam belajar dan
pencapaian hasil belajar.

Media penilaian

 Efektif dan efisien dalam pengembangan maupun penggunaan media pembelajaran

 Reliable (handal)

 Maintainable (dapat dipelihara/dikelola dengan mudah)

 Usabilitas (mudah digunakan dan sederhana dalam pengoperasiannya)

 Ketepatan pemilihan jenis aplikasi/software/tool untuk pengembangan

 Kompatibilitas (media pembelajaran dapat diinstalasi/dijalankan di berbagai hardware dan


software yang ada)

. Pendekatan Penilaian
 Objective- Oriented Evaluation Approach
Pendekatan dalam melakukan evaluasi program yang menitikberatkan pada penilaian ketercapaian
tujuan. Oleh karena itu, pandangan ini mempersyaratkan bahwa suatu program pendidikan harus
menetapkan atau merumuskan tujuan-tujuan spesifiknya secara jelas. Terhadap tujuan-tujuan
program yang sudah ditetapkan tersebut barulah evaluasi program difokuskan. Ketercapaian tujuan
belajar tersebut tercermin dari hasil tes siswa. Oleh karena itu, tes sebagai alat (instrument) untuk
melakukan penilaian selalu dibuat berdasarkan pda tujuan-tujuan belajar yang telah ditetapkan.
 Penilaian Acuan Norma (PAN)
Penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada norma kelompok atau nilai-nilai yang diperoleh
siswa dibandingkan dengan nilai-nilai siswa lain dalam kelompok tersebut. Dengan kata lain PAN
merupakan sistem penilaian yang didasarkan pada nilai sekelompok siswa dalam satu proses
pembelajaran sesuai dengan tingkat penguasaan pada kelompok tersebut
Kelebihan PAN : dapat digunakan untuk menetapkan nilai secara maksimal, dapat membedakan
kemampuan peserta didik yang pintar & kurang pintar, membedakan kelompok atas dan bawah,
fleksibel atau dapat menyesuaikan dengan kondisi yang berbeda-beda, mudah menilai karena tidak
ada patokan, dapat digunakan untuk menilai ranah kognitif, afektif dan psikomotor
 Penilaian Acuan patokan (PAP)
Model pendekatan penilaian yang mengacu kepada suatu kriteria pencapaian tujuan (TKP) yang
telah ditetapkan sebelumnya. PAP merupakan suatu cara menentukan kelulusan siswa dengan
menggunakan sejumlah patokan
Kelebihan metode PAP : dapat membantu guru merancang program remidi, tidak membutuhkan
perhitungan statistic yang rumit, dapat mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran, nilainya
bersifat tetap selama standar yang digunakan sama, hasil penilaian dapat digunakan untuk umpan
balik atau untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai atau belum, banyak
digunakan untuk kelas dengan materi pembelajaran berupa konsep, mudah menilai karena ada
patokan
Dalil Al-Qur'an dan Hadit Tentang Menuntut Ilmu

Dalil Al-Qur'an dan Hadit, Mamfaat, Adab dan Doanya Tentang Menuntut Ilmu - Salah
satu dari sekian banyak tanda datangnya hari kiamat adalah diangkatnya ilmu dari dunia.
Maksudnya adalah bahwa suatu saat nanti ketika hari kiamat makin dekatakan datang suatu zaman
yang kelompok masyarakatnyatidak peduli lagi pentingnya ilmu, terlebih ilmu agama, mereka
seakan hidup bebas tanpa menghiraukan tuntutan dan aturan. Kehidupan akhir zaman ini bermuara
pada pemuasan nafsu belaka, kereka hidup dan berintraksi sesuka hatinya dan tidak peduli
lingkungan sekitarnya, meskipun harus mengambil yang bukan miliknya, maka pantas saja kalau
kondisi zaman semacam ini adalah pertanda kian dekatnya hari kiamat, dan semua ini berawal dari
diangkatnya ilmu dari muka bumi. Oleh karena itu pada tulisan kali ini kami akan mengangkat
betapa pentingnya ilmu, karena tanpa ilmu maka manusia tidak akan mendapatkan ketentraman dan
kebahagiaan dunia terlebih diakhirat kelak
A. Dalil Tentang Kewajiban Menuntut Ilmu
Dalil Al-Qur'an :
‫َّللاُ لَ ُك ْم َۖوإِذَاقِي َل ا ْنش ُُزوا َفا ْنش ُُزوا يَ ْرفَ ِع هللا ال ِذ ْينَ ا َمنُوا‬ َ ‫س ُحوا فِي ا ْل َمجَا ِل ِس فَا ْف‬
َ ‫س ُحوا يَ ْف‬
َّ ِ‫سح‬ َّ َ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِذَا قِي َل لَ ُك ْم تَف‬
‫ت َوهللاُ بِ َما ت َ ْعـ َملُ ْـونَ َخـبِيْـر‬ ٍ ‫ِمنـْ ُك ْم َوالّ ِذ ْينَ اُوت ُو ا ْل ِع ْل َم د ََرجَـ‬
Artinya :
"Wahai orang-orang yang beriman!Apabila dikatakan kepadamu,"Berilah kelapangan didalam
majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang
yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat". Q.S Al-Mujadalah
ayat 11

‫َو َما كَـانَ ِمنَ ا ْل ُمؤْ ِمنُ ْونَ ِليَ ْن ِف ُر كَا ّفةً فَلَ ْوالَنَفَ َر ِم ْن ُك ِ ّل فَ ِرقَ ٍة ِم ْن ُه ْم َطا ِئفَةً ِليَتَ َفقّ ُهوأ ِفى ال ّد ْي ِن َو ِليُ ْنذ ُِر ْوا َق ْو ُم ُه ْم اِذأ َر َجعُ ْو اِلَي ِْه ْم لَعَ ّل ُه ْم‬
َ‫يَحْ ذَ ُر ْون‬
Artinya ;
"Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi kemedan perang, mengapa
sebagian diantara mereka tidak pergi untuk memperdalam ilmu pengetahuan agama mereka dan
untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat
menjaga dirinya " QS. At-Taubah ayat :122
Dari ayat 1 tersebut diatas, maka jelaslah bahwa menuntut ilmu adalah merupakan perintah
lansung dari Allah. karena orang yang menuntut ilmu akan diangkat derajatnya oleh Allah beberapa
derajat, sedangkan ayat yang ke2 menjelaskan bahwa diwajibkan untuk menuntut ilmu agama dan
kedudukan orang yang menuntut ilmu harus mampu menjadi pengingat bagi orang yang tidak tau
masalah agama serta mampu menjaga diri dari hal-hal yang bisa menjerumuskan kedalam lembah
kenistaan.

Dalil Hadits :
Banyak hadits yang menjelaskan perintah kewajiban menuntut ilmu diantaranya hadits yang
diriwayatkan oleh Ibnu Majah

َ ‫ووض ًع ال ِع ْل ِم ِع ْن َد‬
‫غ ْي ُرأ ْه ِل ِه َك ُم ِق ِلّ ِد‬ ِ ْ ‫ب ا ْل ِع ْلم فَ ْر ْيضَةً عَلى ُك ّل ُم‬
‫س ِل ٍم‬ ُ ‫ع ْْن اَنَ ٍس اِ ْبنُ َمالِكٍ قَ َل قَا َل َر‬
ُ َ‫س ْول هللا صلى هللا عليه وسلـم َطل‬
‫ا ْل َخنَا ِزي ِْر ْلج َْو َه َرو َللؤْ لُ َؤ َوالذَّ َه َب‬
Artinya :
"Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah saw, bersabda: Mencari ilmu itu wajib bagi setiap
muslim, memberikan ilmu kepada orang yang bukan ahlinya seperti orang yang mengalungi babi
dengan permata, mutiara, atau emas" HR.Ibnu Majah
Dari hadits tersebut diatas mengandung pengertian, bahwa mencari ilmu itu wajib bagi
setiap muslim, kewajiban itu berlaku bagi laki-laki maupun perempuan, anak-anak maupun orang
dewasa dan tidak ada alasan untuk malas mencari ilmu. Ilmu yang wajib diketahui oleh settiap
muslim adalah ilmu-ilmu yang berkaitan dengan tata cara peribadatan kepada Allah SWT.
Sedangkan ibadah tanpa ilmu akan mengakibatkan kesalahan-kesalahan dan ibadah yang salah tidak
akan dapat diterima oleh Allah. Sedangkan orang yang mengajarkan ilmu kepada orang yang tidak
mengetahui atau tidak paham maka akan sia-sia. Maksudnya, ilmu itu harus disampaikan sesuai
dengan taraf berfikir si penerima ilmu, memberikan ilmu secara tidak tepat diibaratkan
mengalungkan perhiasan pada babi, meskipun babi diberikan perhiasan kalung emas maka babi
tetap kotor dan menjijikkan.
B. Hadits-hadits keutamaan/mamfaat menuntut ilmu
Apabila setiap orang Islam menyadari betapa pentingnya menuntut ilmu, maka semua akan
belomba-lomba mendapatkannya. Banyak mamfaat yang diperoleh oraang yang menuntut ilmu
diantaranya sebagai berikut :
a.Orang yang menuntut ilmu akan memperoleh pahala seperti orang yang berrjihad.hal ini sesuai
dengan sabda rassulullah saw :
َْ ‫سبِي ِْل ِفى َفه َْو ال ِعل ِْم َطلَبْ فِى َخ َر‬
ْ‫ج َمن‬ ْ ‫َحتَّى‬
َ ِ‫للا‬
ْ‫يَر ِج َع‬
Artinya :
"Orang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada dijalan Allah sehingga ia kembali kerumahnya"
Orang menuntut ilmu sejak keluar dari rumah sampai dia kembali kerumah, maka ia termasuk
orang yang berjuang dijalan Allah. Hal ini menunjukkan betapa besar penghargaan Rasulullah saw
terhadap orang yang bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. apabila dia mati dalam keadaan
menuntut ilmu, insyaAllah ia termasuk golongan orang-orang yang mati syahid.
b. Menuntut ilmu mempunyai keutamaan lebih baik dari pada sholat seratus rakaat. Hal ini sesuai
sabda Rasulullah saw kepada Abu Zar sebagai berikut :
Artinya :
‫ أَبَاذَرْ يَا‬، ْ‫ب ِمنْ اَيَةْ فَتعَ ِل َمْ تَغدَوا ََلَن‬ َ ‫ِمائ َْةَ ت‬
َّْ ْ‫ص ِل َيْ اَنْ ِمنْ لَّكَْ َخير‬
ِْ ‫َللاِ ِكتَا‬
ْ‫َركعَة‬
"Wahai Abu Zar, keluarmu dari rumah pada pagi hari untuk mempelajari satu ayat dari kitab
Allah, itu lebih baik dari pada engkau mengerjakan sholat seratus rakaat. HR.Ibnu Majah
Orang yang menuntut ilmu meskipun hanya mempelajari satu ayat Al-Qur'an kebaikannya
melebihi dari pada orang yang sholat sunat seratus rakaat. Mengingat demikian besarnya pahala
menuntut ilmu, maka seharusnya umat islam harus memiliki semangat belajar yang tinggi.
c. Orang yang suka mencari ilmu akan dimudahkan jalannya menuju surga dan dinaungi oleh para
malaikat, sebagaimana sabda Rasulullah saw :
َ ‫س َّه َْل ِعلما فِي ِْه َيلتَ ِمسْ َط ِريقا‬
ْ‫سلَكَْ َمن‬ َ ْ‫ِإ ََللجَنة َط ِريقا ِب ِْه للا‬
Artinya :
" Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan ke
surga, sesungguhnya para malaikat menaungkan sayap-sayapnya kepada orang yang menuntut
ilmu karena senang terhadap apa yang diperbuat"
Rasulullah saw membberikan motivasi kepada umat Islam agartertarik pada ilmu dan berusha
untuk dimiliknya. Hadits tersebut diatas mengandung satu syarat dan jawab.Syaratnya, kalau mau
dimudahkan jalannya kesurga maka harus berusaha untuk selalu menuntut ilmu,sedangkan
jawabnya bahwa Allah pasti memudahkan jalannya masuk kesurga kalau sudah melaksanakan apa
yang telah diperintahkan

C. Adab dalam Menuntut Ilmu


Agar proses belajar berjalan dengan baik sehingga kita mampu mendapatkan ilmu yang
bermamfaat dan mampu mengantarkan kita menjadi orang yang sukses didunia dan selamat
diakhirat kelak, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan antara lain :

a. Meluruskan Niat
Ketulusan niat bagi orang yang menuntut ilmu akan mengantarkan seseorang berhasil dan sukses
dalam menjalani kehidupannya nanti, karena segala sesuatu yang bernilai ibadah itu tergantung dari
niat dan tujuannya. Adapun niat dan tujuan yang seharusnya dimiliki para penuntut ilmu dalam
proses menuntut ilmu adalah :

1. Melaksanakan perintah Allah SWT dan Rasulullah saw.


2. Memerangi kebodohan agar tidak dibodohi oleh orang lain
3. Mempersiapkan masa depan yang lebih cerah dan terarah
4. Membekali kehidupan akhirat agar bisa selamat dan khusnul khatimah

b. Hormat dan Santun terhadap Guru


Memiliki rasa hormat dan bersikap santun terhadap guru adalah prilaku yang harus dimiliki
dalam menuntut ilmu. Guru adalah orang yang memberikan kita ilmu, yang dengan ilmu itu kita
akan menjadi orang mulia baik didunia maupun diakhirat. Dan salah satu cara untuk memuliakan
guru adalah bersikap hormat dan santun kepadanya sebagai cerimanan sikap kerendahan hati.
Sebagai mana sabda Rasulullah :
َ ‫س ِك ْي َنةَ َوا ْل َوقَا َر َوت َ َوا‬
ُ‫ضعُ ْوا ِل َم ْن تَتَعَلّ ُموانَ ِم ْنه‬ ّ ‫تَعَلّ ُمواال ِع ْل َم َوتَعَلّ ُم ْوا ِل ْل ِع ْل ِم ال‬
Artinya :
"Belajarlah kalian ilmu untuk ketentraman dan ketenangan serta rendah hatilah pada orang
yang kamu belajar darinya". HR.At-Tabrani.
c. Mengawali dan Mengakhiri dengan Do'a
Untuk mengawali sesuatu yang baik termasuk dalam hal ini menuntut ilmu maka kita harus
berdoa'a minimal dengan membaca basmalah dan mengahiri dengan hamdalah. Rasulullah saw
bersabda :
Artinya "
"Setiap perkataan atau perkara yang mempunyai nilai kebaikan, tetapi tidak dibuka dengan
menyebut nama Allah, maka perkara itu akan menjadi sia-sia " HR.Ahmad
Dan doa yang sangat bangus untuk mengawali proses belajar adalah:
ْ‫ظ النَّ ِبيِينَْ فَهمْ ارزقنِى اَللهَم‬
َْ ‫س ِلين َو َح ِف‬
َ ‫مقَربِينَْ ال َم ََلئِ َك ِْة َواِلهَا َْم المر‬
Artinya :
" Ya Allah berikanlah aku rezki berupa pemahaman seperti pemahamannya para nabi, hafalan
seperti hafalannya para Rasul dan ilham seperti para ilhamnya para Malaikat Mukarrabin "
Adapun doa yang kita baca setelah selesai kita belajar adalah :

ُ‫ار ُز ْق َنااجْ ِتنَابَه‬ َ ‫ق َح ّقا ً َو ْر ُز ْقنَا ال ِت ّبَا‬


ِ ‫ع ُه َوا َ ِرنَأ ا ْل َب‬
ْ ‫اط َل با َ ِطالً َو‬ َّ ‫اَللّ َه ّم ا َ ِرنَ ا ْل َح‬
Artinya :
" Ya Allah perlihatkanlah kebenaran kepada kami, dan berikanlah kami kekuatan untuk bisa
mengikutinya, perlihatkanlah kepada kami kebathilan dan berikanlah kepada kami untuk
menjauhinya"

Hadas dan Najis

Pengertian :

 Hadas, yaitu keadaan diri pada seorang muslim yang menyebabkan ia tidak suci, dan tidak sah
untuk mengerjakan sholat.
 Najis, menurut bahasa berarti kotor, tidak bersih atau tidak suci. Sedangkan menurut istilah
adalah kotoran yang seorang muslim wajib membersihkan diri dan mencuci apa-apa yang
terkena najis.
1. Hadas digolongkan menjadi dua bagian:

-Hadas kecil

-Hadas besar

a. Macam-macam hadas kecil diantaranya:

-Mengeluarkan sesuatu dari qubul atau dubur, meskipun kentut.

-Tidur nyenyak, dengan miring ataupun telentang (hilang akal)

-Menyentuh kemaluan

Cara bersuci dari hadas kecil seperti diatas dengan cara berwudhu atau tayamum

b. Macam-macam hadas besar diantaranya:

-Bersetubuh

-Keluar mani

-Haid/Nifas

Cara bersuci dari hadas besar seperti diatas dengan cara mandi besar/janabat

2. Najis dan cara mensucikannya

a. Benda-benda yang termasuk najis ialah:


-Darah haid/nifas
-Air kencing dan madzi
-Kotoran (berak/tinja)
-Air liur anjing
Ket: Dari benda-benda najis diatas adalah najis yang harus dibersihkan dari badan, pakaian, dan
tempat ketika akan sholat. Maka pengertian dari khomr dan daging babi tentu bukan najis seperti
yang dimaksud secara syar’i.

Allah SWT berfirman dalam surat Al Maidah ayat 90


yang artinya: “Sesungguhnya khomr dan jufi . . . itu kotor termasuk amalan syaitan”. (Q.S. Al
Maidah:90).

Maksud nya kotor tidak boleh diminum bukan tidak boleh dipegang, demikian pula judi itu
kotor, artinya tidak boleh dikerjakan.

Macam-macam najis
Dari uraian diatas dapat di simpulkan, bahwa cara membersihkan najis yang kena badan, pakaian,
dan tempat hendaknya disesuaikan dengan tingkat najisnya. Apapun jenis najis itu dapat dibedakan
menjadi:

- Najis ringan (Mukhafaffah), yaitu naijs yang cara mensucikannya cukup memercikan air kepada
tempat atau benda yang di kenainya. Contoh najis ini adalah kencing bayi laki-laki yang belum
makan makanan, kecuali asi.
- Najis sedang (Mutawassithah), yaitu najis yang cara mensucikannya dengan membersihkan
najis itu terlebih dahulu, kemudian mengalirkan air kepada tempat yang dikenainya.
- Najis berat (Mughaaladzah), yaitu najis yang harus dibersihkan dengan air sebanyak 7 kali,
salah satunya dicampur dengan tanah. Contoh najis ini adalah terkena air liur anjing atau
jilatan anjing.
- Najis yang dimaafkan (Ma’fu), yaitu najis yang dimaafkan karena sulit untuk mengenalinya.
Contoh najis ini adalah terkena percikan najis dijalanan.

Cara menghilangkan najis

- Dibersihkan hingga hilang bau, rasa, dan warnanya. Bila telah diupayakan tetapi masih ada
sedikit, tidaklah mengapa.
- Untuk liur anjing, dibasuh 7 kali dan salah satunya dengan menggunakan tanah.
- Istinja’

Bersuci dai najis setelah membuang hajat besar atau hajat kecil.

Pelaksanaannya:

1.Dilakukan dengan tangan kiri.


2.Tidak dengan menghadap kiblat.
3.Menggunakan air.
4.Boleh dan mencukupi dengan menggunakan 3 buah batu atau sesuatu yang lain.

Pengertian 3 buah batu adalah tiga usapan, ini sudah mencukupi tidak menggunakan tiga batu,
sebab maksud istinja’ ini adalah membersihkan kotoran atau najis

Anda mungkin juga menyukai