tp
s:
//m
ag
el
ang
ka
b.
bps
.g
o.id
ht
tp
s:
//m
ag
el
an
gk
ab
.b
ps.
go.
id
Judul Buku:
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
KABUPATEN MAGELANG 2011-2015
o.id
Ukuran Buku / Book Size : Kwarto (21 x 28 cm)
.g
ps
Jumlah Halaman / Total Pages : v+43 halaman
.b
ab
gk
Naskah / Manuscript :
an
.id
pembangunan di waktu mendatang.
o
.g
Kami sangat mengharapkan masukan dan saran dari semua pihak untuk
ps
.b
menyempurnakan publikasi selanjutnya. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi
ab
semua pihak, terutama dalam rangka meningkatkan percepatan pelaksanaan
gk
Kabupaten Magelang
ht
Sri Wiyadi
Halaman
Kata Pengantar ....................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................... iii
Daftar Tabel ........................................................................... iv
Daftar Gambar ........................................................................ v
Bab I. Pendahuluan .................................................................. 1
1.1. Umum ........................................................................ 1
.id
1.2. Perubahan Tahun Dasar Produk Domestik Bruto ...................... 2
o
1.3. Analisis dan Kegunaan Data PDRB ....................................... 5
.g
1.4. Sistematika Laporan ....................................................... 9
ps
Bab II. Konsep Dan Definisi .......................................................... 12
.b
2.1. Konsep Domestik dan Regional .......................................... 12
ab
2.2. Produk Domestik dan Produk Regional ................................. 12
gk
Halaman
o .id
.g
ps
.b
ab
gk
an
el
ag
//m
s:
tp
ht
Halaman
Gambar 4.1 PDRB Kabupaten Magelang, 2011 - 2015 (Trilyun Rupiah) ..... 27
.id
Menurut Kategori, 2015 (Persen) ................................... 31
o
Gambar 4.5 PDRB Perkapita Kabupaten Magelang,
.g
2011 - 2015 (Juta Rupiah) ........................................... 32
ps
Gambar 4.6 Inflasi PDRB Kabupaten Magelang, 2011 – 2015 (Persen) ....... 34
.b
ab
gk
an
el
ag
//m
s:
tp
ht
1.1. Umum
id
Menurut Kuznetz (1971 dalam Arsyad, 2010: 277), pertumbuhan ekonomi suatu
o.
negara didefinisikan sebagai peningkatan kemampuan suatu negara untuk
g
s.
menyediakan barang-barang ekonomi bagi penduduknya, kenaikan pada kemampuan
p
ini disebabkan oleh adanya kemajuan teknologi, kelembagaan, serta penyesuaian
b .b
ideologi yang dibutuhkannya. Sementara itu, menurut Schumpeter, pertumbuhan
ka
ekonomi adalah peningkatan output masyarakat yang disebabkan oleh semakin
ng
banyaknya jumlah faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi, tanpa adanya
a
el
perubahan dalam teknologi produksi itu sendiri. Terdapat beberapa indikator yang
ag
dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, namun salah satu indikator
//m
yang paling banyak digunakan sebagai pendekatan untuk mengetahui kondisi ekonomi
di suatu wilayah atau daerah adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
s:
tp
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto seluruh
ht
barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu negara yang
timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa
memperhatikan apakah faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk daerah tersebut
atau bukan penduduk setempat. PDRB menjadi salah satu perangkat data ekonomi yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja pembangunan ekonomi pada tingkat
regional. Selain itu, bagi para pengambil keputusan sebelum menentukan kebijakan
lebih lanjut, data PDRB dapat dipergunakan sebagai bahan perencanaan, analisis dan
evaluasi yang bermanfaat untuk menentukan sasaran pembangunan.
Berdasarkan tingkat harga, PDRB dibedakan menjadi 2, yaitu: PDRB atas dasar
harga berlaku (adhb) dan PDRB atas dasar harga konstan (adhk). PDRB atas dasar harga
berlaku menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi suatu daerah, sedangkan
PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi, baik secara
id
diadaptasi dalam mekanisme pencatatan statistik nasional.
o.
Salah satu bentuk adaptasi pencatatan statistik nasional adalah melakukan
g
s.
perubahan tahun dasar PDB Indonesia dari tahun 2000 ke 2010. Perubahan tahun dasar
p
PDB/PDRB dilakukan seiring dengan mengadopsi rekomendasi Perserikatan Bangsa-
b .b
Bangsa (PBB) yang tertuang dalam System of National Accounts (SNA2008) melalui
ka
penyusunan kerangka Supply and Use Tables (SUT).
a ng
el
definisi, klasifikasi, dan aturan neraca yang disepakati secara internasional dalam
ht
id
Mengapa Tahun 2010 sebagai Tahun Dasar?
o.
Badan Pusat Statistik (BPS) telah melakukan perubahan tahun dasar secara
g
s.
berkala sebanyak 5 (lima) kali yaitu pada tahun 1960, 1973, 1983, 1993, dan 2000.
p
.b
Tahun 2010 dipilih sebagai tahun dasar baru menggantikan tahun dasar 2000 karena
b
beberapa alasan sebagai berikut:
ka
Rekomendasi PBB tentang pergantian tahun dasar dilakukan setiap 5 (lima) atau
s:
10 (sepuluh) tahun1;
tp
1SNA1993, para 16.76: “constant price series should not be allowed to run for more than five, or at the most, ten years without
rebasing”
id
Valuasi : Nilai tambah Kategori dinilai dengan Harga Dasar (Basic Price).
o.
Merupakan harga keekonomian barang dan jasa ditingkat produsen sebelum
g
s.
adanya intervensi pemerintah seperti pajak dan subsidi atas produk. Valuasi ini
p
hanya untuk penghitungan PDB, sedangkan PDRB menggunakan harga produsen.
Klasifikasi :
b .b
ka
Klasifikasi yang digunakan berdasarkan Internasional Standard Classification (ISIC
ng
rev.4) dan Central Product Classification (CPC rev.2). BPS mengadopsi kedua
a
klasifikasi tersebut sebagai Klasifikasi Baku Kategori Indonesia 2009 (KBLI 2009)
el
ag
Perbandingan Perubahan Konsep dan Metode dari SNA sebelumnya dan SNA2008 antara
lain dijelaskan pada Tabel 1.1.
s:
tp
id
g o.
p s.
b .b
ka
ang
el
ag
//m
s:
tp
ht
id
memperoleh informasi mengenai parameter yang akan dianalisis dapat digunakan
g o.
metode statistik seperti :
s.
- Distribusi persentase;
p
.b
- Indeks perkembangan; b
- Indeks berantai, dan;
ka
- Indeks implisit.
ang
pendekatan metode statistik deskriptif. Selain dari tujuan tersebut, analisis data
//m
id
diukur dengan besar kecilnya angka pendapatan per kapita yang diperoleh dari
o.
pembagian antara pendapatan regional dengan jumlah penduduk pertengahan
g
s.
tahun. Adapun formulasinya sebagai berikut:
p
.b
formulasinya sebagai berikut :
PDRB
b
ka
PDRB per kapita = ---------------------------------------------
Jumlah penduduk pertengahan tahun
ang
el
jasa yang diproduksi oleh suatu daerah dalam waktu (tahun) tertentu. PDRB
s:
ini dihitung atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. Sedangkan
tp
PDRB adhb
I Implisit = ------------------ x 100
PDRB adhk
id
o.
berpengaruh terhadap daya beli konsumen/pembeli, jika terjadi kenaikan
g
terus menerus maka konsumen akan merasakan pengaruhnya, karena
p s.
berakibat terhadap ketidakseimbangan daya beli dengan pendapatan.
b .b
ka
kelompok konsumen.
s:
tp
Transaksi dari kedua kelompok ini yang satu memakai barang dan jasa,
dan satunya mengadakan barang dan jasa, sehingga berkesinambungan dan
saling membutuhkan yang akhirnya membentuk suatu siklus perekonomian.
Siklus ekonomi dapat digambarkan sebagai berikut :
id
(Tanah, Tenaga, Modal, Kewirausahaan)
o.
b. Balas jasa faktor Produksi
g
s.
(Sewa tanah, Upah/gaji, Keuntungan, Bunga)
p
Perusahaan
(Produsen)
b .b Rumah Tangga
ka
(Konsumen)
ng
c. Pengeluaran konsumsi
a
el
(Arus Uang)
ag
//m
(Arus barang)
tp
ht
Bab I. Pendahuluan berisi tentang gambaran umum tentang PDRB, kelompok sektor
dan pengelompokan sektor Kategori, kegunaaan data PDRB dan sistematika
laporan
Bab II. Konsep dan Definisi menjelaskan pengertian beberapa konsep dan definisi
istilah-istilah yang digunakan dalam publikasi ini.
Bab V. Penutup yang berisi tentang kesimpulan dari uraian pada bab-bab
sebelumnya.
id
go.
p s.
.b
b
ka
a ng
el
ag
//m
s:
tp
ht
id
o.
2.1. Konsep Domestik dan Regional
g
s.
Wilayah perekonomian yang digunakan sebagai acuan untuk membuat suatu
p
.b
perhitungan nasional adalah suatu negara, sedang untuk perhitungan suatu regional
b
ka
adalah suatu region dari suatu negara. Pengertian region disini dapat merupakan
ng
daerah provinsi atau daerah kabupaten/kota atau daerah administrasi yang lebih
rendah lagi misalnya kecamatan atau desa/kelurahan.
a
el
ag
//m
Produk Domestik adalah seluruh produk barang dan jasa dari hasil kegiatan
ekonomi yang diproduksi di suatu wilayah domestik, tanpa memperhatikan apakah
faktor produksinya berasal dari atau dimiliki oleh penduduk region tersebut atau
tidak. Yang dimaksud dengan wilayah domestik suatu region adalah meliputi
wilayah yang berada didalam batas geografis region tersebut (provinsi,
kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan).
id
yang bertempat tinggal tetap di wilayah domestik region (daerah) tersebut,
o.
kecuali:
g
s.
1. Wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) yang
p
.b
tinggal di wilayah domestik daerah tersebut kurang dari 6 bulan atau yang
b
bertujuan tidak menetap.
ka
ng
2. Awak dari kapal laut dan awak kapal udara luar negeri atau luar region yang
a
3. Pengusaha asing dan pengusaha daerah lain yang berada di daerah tersebut
//m
daerah tersebut.
ht
Penduduk pertengahan tahun yaitu jumlah penduduk pada akhir bulan Juni
tahun yang bersangkutan atau jumlah penduduk awal tahun ditambah penduduk
akhir tahun dibagi dua. Dalam menghitung PDRB perkapita maupun pendapatan
perkapita, pembagi dari produk domestik atau produk regional adalah jumlah
2.3.Agregat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku
(adhb)
id
o.
2.3.1.Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adhb
g
s.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adhb adalah jumlah nilai tambah
p
bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu
b .b
wilayah (region). Yang dimaksud dengan Nilai Tambah yaitu merupakan nilai yang
ka
ditambahkan kepada barang dan jasa yang dipakai oleh unit produksi dalam proses
ng
produksi sebagai input antara. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa
a
el
Nilai Tambah Bruto (NTB) didapat dari Nilai Produksi (Output) dikurangi
//m
1. Produksi utama
3. Produksi sampingan
c) Biaya Antara (BA) adalah jenis biaya yang terdiri dari barang/jasa yang tidak
tahan lama yang digunakan dalam proses produksi. Sedangkan barang tidak
tahan lama adalah barang yang mempunyai suatu perkiraan umur penggunaan
id
kurang dari 1 tahun.
g o.
Contoh :
p s.
- Bahan baku dan penolong untuk menghasilkan output.
-
.b
Peralatan dan perlengkapan kerja karyawan.
b
ka
- Pengeluaran jasa kesehatan, obat-obatan dan rekreasi.
ng
- Biaya administrasi.
ag
//m
Perbedaan antara konsep netto ini dan konsep bruto diatas, ialah karena
ht
PDRN Atas Dasar Biaya Faktor (PDRN adbf) adalah PDRN adhb dikurangi pajak
tidak langsung netto. Pajak tidak langsung berupa pajak penjualan, bea
id
o.
- Upah dan gaji sebagai balas jasa pegawai,
g
- Bunga modal sebagai balas jasa modal,
p s.
- Sewa tanah sebagai balas jasa tanah, dan
-
.b
Keuntungan sebagai balas jasa kewiraswastaan.
b
ka
Namun demikian pendapatan yang dihasilkan tersebut diatas, tidak
ng
pendapatan yang diterima oleh penduduk region lain atas kepemilikan faktor
ag
yang mengalir keluar region dan ditambah dengan pendapatan yang masuk dari
region lain (nett export). Dengan kata lain bahwa produk regional netto
(pendapatan regional) adalah jumlah pendapatan yang benar-benar diterima oleh
seluruh penduduk yang tinggal di region/wilayah/daerah di mana dia berdomisili.
PDRB adhk
b. PDRB adhk perkapita = –––––––––––––––––––––––––––––
Jumlah penduduk pertengahan tahun
Pendapatan regional
c. Income perkapita = –––––––––––––––––––––––––––––
Jumlah penduduk pertengahan tahun
id
g o.
s.
2.4. Agregat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan
p
(adhk)
b .b
ka
Perkembangan PDRB adhk dari tahun ke tahun menggambarkan
ng
barang dan jasa yang dihasilkan serta perubahan tingkat harganya. Sedangkan
el
Secara konsep nilai atas dasar harga konstan dapat juga mencerminkan
kuantum produksi pada tahun yang berjalan yang di nilai atas dasar harga pada
tahun dasar. Dari segi metode statistik, suatu nilai atas dasar harga konstan dapat
diperoleh dengan beberapa cara, sedangkan pemakaiannya sangat tergantung dari
data yang tersedia di masing-masing sektor/sub sektornya. Cara yang lazim
digunakan antara lain:
dengan:
Qny = Jumlah kuantum komoditi y pada tahun berjalan (tn).
id
P0 = Harga komoditi y pada tahun dasar (to)
g o.
s.
b. Ekstrapolasi
p
.b
Yang perlu diperhatikan dengan cara ini ialah penentuan ekstrapolator-nya.
b
ka
Ekstrapolator yang paling baik adalah kuantum/jumlah produksi dari masing-
ng
masing sektor atau subsektor. Sedangkan nilai tambah adhk yang dihitung
a
dengan ekstrapolasi diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun
el
dasar dengan indeks kuantum dibagi 100. Indeks kuantum yang dipakai adalah
ag
Qn xP0
Indeks KuantumLaspayers
tp
Q0 xP0
ht
Nilai tambah bruto tahun berjalan (tn) adhk dapat dihitung sebagai berikut:
Indeks Kuantum ny
NTB adhk NTB x
y
0
y
100
dengan:
NTB adhk y = Nilai Tambah Bruto komoditi y pada tahun berjalan (tn).
NTB0y = Nilai Tambah Bruto komoditi y pada tahun dasar (t0).
NTB adhk yang diperoleh dengan cara ini ialah dengan mendeflate NTB adhb
dengan indeks harga dari barang yang bersangkutan.
Perlu diketahui bahwa yang dimaksud dengan mendeflate adalah membagi nilai
tambah adhb dengan indeks harga dari masing-masing sektor atau subsektor.
Sehingga NTB adhk tahun berjalan komoditi y adalah :
NTB adhbny
NTB adhk
y
x100
Indeks H arg a ny
id
dengan :
g o.
NTB adhk y = Nilai Tambah Bruto Atas dasar harga konstan komoditi y pada
p s.
tahun berjalan (tn).
NTB adhbny b .b
= Nilai Tambah Bruto Atas dasar harga berlaku komoditi y pada
ka
tahun berjalan (tn).
ng
Indeks H arg any = Indeks Harga komoditi y pada tahun berjalan (tn).
a
el
ag
d. Deflasi berganda
//m
1. Membagi nilai produksi atas dasar harga berlaku dengan indeks harga
ht
produksi.
2. Membagi biaya antara atas dasar harga berlaku dengan indeks harga biaya
antara.
Selisih antara nomor 1 dan 2 diatas merupakan nilai tambah bruto atas dasar
harga konstan.
atau :
id
g o.
p s.
b .b
ka
a ng
el
ag
//m
s:
tp
ht
PDRB dapat dihitung melalui dua metode yaitu metode langsung dan metode
tidak langsung. Yang dimaksud dengan metode langsung adalah metode penghitungan
dengan menggunakan data yang bersumber dari daerah atau ada sumber datanya.
Metode ini menggunakan 3 macam pendekatan yaitu :
id
2. Pendekatan pendapatan (Income approach).
g o.
3. Pendekatan pengeluaran (Expenditure approach).
p s.
Sedangkan metode tidak langsung adalah metode penghitungan dengan cara
.b
alokasi yaitu mengalokasikan PDRB provinsi untuk kabupaten atau PDRB kabupaten
b
ka
untuk kecamatan (dengan melihat beberapa variabel yang cocok untuk menghitung
ng
alokasi, contoh : jumlah penduduk, luas lahan, mata pencaharian, dan lain-lain).
a
Penghitungan metode tidak langsung biasanya hanya ada satu metode yaitu metode
el
ag
Pendekatan dari segi produksi adalah menghitung nilai tambah dari barang dan
tp
jasa yang diproduksi oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan cara mengurangkan biaya
ht
antara dari masing-masing nilai produksi bruto tiap-tiap sektor atau subsektor.
Nilai tambah merupakan nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa yang
dipakai oleh unit produksi dalam proses produksi sebagai input antara. Nilai yang
ditambahkan ini sama dengan nilai balas jasa faktor produksi atas ikut sertanya dalam
proses produksi.
Barang dan jasa yang diproduksi dengan harga produsen, yaitu yang belum
termasuk biaya transport dan keuntungan pemasaran. Penggunaan harga produsen ini
bertujuan untuk mengetahui nilai tambah yang benar-benar diterima oleh produsen
sedang biaya transport akan dihitung sebagai nilai tambah pada sektor transportasi dan
keuntungan pemasaran akan dihitung pada sektor perdagangan. Nilai barang dan jasa
pada harga produsen ini merupakan nilai produksi bruto, sebab masih terdapat biaya
untuk memproduksi barang dan jasa yang dibeli dari sektor lain.
id
o.
3. Pajak tidak langsung netto.
g
s.
Sedangkan jika penyusutan dikeluarkan dari NTB maka akan diperoleh nilai
p
.b
tambah netto. Formulasi nilai tambah bruto dengan pendekatan produksi adalah:
b
ka
ng
Pendekatan ini banyak digunakan pada produksi yang berbentuk barang, seperti sektor
ag
Dalam pendekatan dari segi pendapatan, nilai tambah dari setiap kegiatan
tp
ht
ekonomi dihitung dengan jalan menjumlahkan semua balas jasa faktor produksi, yaitu:
- Upah dan gaji
- Surplus usaha
- Penyusutan
- Pajak tak langsung netto
Hasil penjumlahan seluruh balas jasa faktor produksi tersebut akan diperoleh
nilai tambah netto atas biaya faktor produksi. Sedangkan untuk memperoleh produk
domestik regional bruto atas dasar harga pasar harus ditambah dengan nilai penyusutan
dan pajak tak langsung netto. Metode ini banyak dipakai pada sektor pemerintahan,
bank/lembaga keuangan dan sektor jasa-jasa.
Pendekatan dari segi pengeluaran bertitik tolak pada penggunaan akhir dari
barang dan jasa yang diproduksi dalam wilayah kabupaten/kota. Jadi produk domestik
regional dihitung dengan cara menghitung berbagai komponen pengeluaran akhir yang
berbentuk produk domestik regional tersebut. Secara umum pendekatan pengeluaran
dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut :
1. Melalui pendekatan penawaran yang terdiri dari metode arus barang, metode
penjualan eceran dan metode penilaian eceran.
id
2. Melalui pendekatan permintaan yang terdiri dari pendekatan survei pendapatan
o.
dan pengeluaran rumah tangga, metode anggaran rumah tangga, metode balance
g
sheet dan metode statistik perdagangan luar daerah/luar negeri.
p s.
Pada prinsipnya kedua cara ini dimaksudkan untuk memperkirakan komponen-
komponen permintaan akhir seperti :
b .b
ka
- Konsumsi rumah tangga
ng
- Konsumsi pemerintahan
a
el
- Perubahan stok
//m
Metode alokasi adalah menghitung PDRB tingkat provinsi atau tingkat kabupaten
dengan cara mengalokir angka PDRB dari tingkat yang lebih tinggi ke tingkat di
bawahnya, dengan menggunakan alokator tertentu. Alokator yang dapat dipergunakan
dapat didasarkan atas :
1. Nilai produksi bruto dan netto.
2. Jumlah produksi fisik.
3. Jumlah tenaga kerja.
4. Penduduk (bisa total maupun secara spesifik), dan
5. Alokator lain yang dianggap cocok untuk masing-masing daerah.
Metode alokasi dipakai jika dari ketiga metode sebelumnya sudah tidak mungkin
diterapkan. Suatu contoh bila suatu unit produksi yang mempunyai kantor pusat dan
kantor cabang. Kantor pusat berlokasi di daerah lain, sedangkan kantor cabang ini tidak
dapat mengetahui nilai tambah yang diperolehnya, oleh karena perhitungan neraca
rugi/laba dilakukan oleh kantor pusat. Untuk mengatasi hal semacam itu,
penghitungan nilai tambahnya terpaksa dilakukan dengan alokasi menggunakan
id
indikator-indikator yang dapat menunjukkan peranan suatu cabang terhadap kantor
o.
pusat.
g
s.
Dari keempat pengertian di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa jumlah
p
.b
pengeluaran dari berbagai kepentingan akan sama dengan produk akhir dari barang
b
dan jasa yang dihasilkan oleh produsen dan juga akan sama dengan jumlah pendapatan
ka
yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang terlibat. Selanjutnya produk domestik
ng
regional bruto seperti yang dimaksudkan di atas disebut produk domestik regional
a
el
id
Magelang tahun 2015 mencapai 18,81 trilyun rupiah, mengalami kenaikan sebesar
o.
22,73 persen dari tahun 2011 (15,32 trilyun rupiah). Perkembangan PDRB
g
s.
Kabupaten Magelang selama 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.1.
p
b .b
ka
24.12
25.00
21.83
ng
19.60 18.81
20.00
a
16.18 16.07
15.32
TRILYUN RUPIAH
ag
15.00
//m
10.00
s:
tp
5.00
ht
0.00
2011 2012 2013 2014 2015
ADHB ADHK
4.2.Struktur Ekonomi
id
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 25.45 24.11 23.97 23.15 23.16
o.
B Pertambangan dan Penggalian 3.97 3.90 3.87 4.24 4.56
g
C Industri Pengolahan 19.89 20.78 21.24 21.85 21.84
s.
D Pengadaan Listrik dan Gas 0.06 0.06 0.05 0.05 0.05
p
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan 0.11 0.10 0.10 0.09 0.08
F
Daur Ulang
Konstruksi 8.97
b .b
9.30 9.21 9.31 9.29
ka
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil 15.08 14.57 14.25 13.66 13.44
ng
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3.85 3.95 3.96 4.04 4.07
ag
Berdasarkan Tabel 4.1 dan Gambar 4.2 tampak bahwa pada tahun 2015,
kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan masih mendominasi struktur
perekonomian di Kabupaten Magelang dengan andil sebesar 23,16 persen. Meskipun
sempat mengalami penurunan pada tahun 2014, namun pada 2015 peranan sektor
ini kembali mengalami peningkatan. Hal tersebut menjadi salah satu indikasi
adanya percepatan pertumbuhan sektor usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
di Kabupaten Magelang selama 2015.
20.00
15.00 13.44
PERSEN
9.29
10.00
5.78
4.56
5.00 3.40 4.07 3.14 3.66
2.67 2.01
1.85
id
0.23 0.78
0.050.08
0.00
g o.
p s.
KATEGORI
2015 (Persen)
a
el
Industri Pengolahan mencapai 21,84 persen dan kategori Perdagangan Besar dan
//m
Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 13,44 persen. Selain kategori
s:
persen.
7
6.68
6 5.91
5.35
5 4.88 4.88
3 6.17 6.03
5.3 5.34 5.56 5.44
5.11 5.02 5.28 4.79
2
id
1
o.
0
g
2011 2012 2013 2014 2015
s.
p
Nasional Jawa Tengah Kabupaten Magelang
Magelang tahun 2015 mencapai 5,35 persen, lebih cepat dibandingkan tahun 2014
dengan pertumbuhan sebesar 4,88 persen. Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai
s:
tp
oleh kategori Jasa Perusahaan sebesar 9,74 persen, diikuti kategori Informasi dan
ht
Kondisi berbeda justru ditunjukkan oleh Kategori Pengadaan Listrik dan Gas.
Kategori ini merupakan satu-satunya kategori yang mengalami kontraksi sebesar
2,60 persen. Kontraksi pada kategori yang sama juga terjadi di tingkat Jawa Tengah
dengan besaran lebih tinggi, yaitu 3,34 persen. Gambaran lebih jelas terkait
perkembangan laju pertumbuhan ekonomi selama 2011-2015 disajikan pada Tabel
4.2.
id
H Transportasi dan Pergudangan 4.00 8.42 8.56 8.55 8.54
o.
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6.47 7.63 5.40 7.50 6.60
g
J Informasi dan Komunikasi 8.75 10.56 7.95 13.04 9.45
s.
K Jasa Keuangan dan Asuransi 2.77 4.10 4.39 4.99 8.82
p
L Real Estate 5.37 4.01 7.70 7.18 7.35
M,N
O
Jasa Perusahaan
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
b 9.44
1.35 .b 7.03
0.77
12.06
2.73
8.36
0.67
9.74
5.28
ka
Jaminan Sosial Wajib
ng
12.00
9.45 9.74
10.00 8.82
8.54
PERTUMBUHAN (PERSEN)
0.00
-2.00
-2.60
-4.00
KATEGORI
id
2011 yang hanya 13,52 juta rupiah.
g o.
s.
25.00
p
.b
19.37
20.00 b 17.69
16.05
ka
14.55
15.00 13.52
ng
14.47 15.10
13.93
a
12.80 13.18
10.00
el
ag
5.00
//m
s:
0.00
tp
id
E 1.11 0.93 4.22 6.08 9.84
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
o.
F Konstruksi 3.94 8.04 12.15 20.16 25.08
g
Perdagangan Besar dan Eceran;
s.
G 4.50 7.61 11.70 15.17 20.05
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
p
Transportasi dan Pergudangan
.b
H -0.34 -0.18 1.37 8.56 12.47
I
Penyediaan Akomodasi dan Makan b
4.39 8.84 14.63 21.10 26.31
ka
Minum
J Informasi dan Komunikasi 0.71 -2.19 -4.39 -6.69 -8.44
ng
Jasa Perusahaan
ag
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5.44 12.94 18.79 23.72 29.22
ht
4.6. Inflasi
Kondisi perekonomian makro suatu daerah dapat bergerak secara dinamis atau
stagnan. Kondisi tersebut dapat terlihat secara umum dari besaran inflasi atau deflasi.
Secara singkat, inflasi didefinisikan sebagai kenaikan harga secara umum yang terjadi
terus menerus (persisten) dalam periode tertentu. Oleh karena itu, jika terjadi inflasi
tinggi akan berpengaruh terhadap daya beli konsumen, yakni turunnya tingkat daya
beli masyarakat sebab nilai uang yang dibelanjakan turun.
Inflasi selain dihitung dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang menggunakan
sampel lebih kurang 322 komoditi bisa dihitung dengan memakai indeks implisit PDRB.
Dari kedua metode tersebut hasilnya tidak akan sama, sebab komoditi yang diamati
jumlahnya berbeda serta metodologinya juga berlainan. Untuk penghitungan inflasi
dengan metode implisit dari PDRB dapat diformulasikan sebagai berikut :
id
o.
Membagi indeks implisit tahun (t) dengan indeks implisit tahun (t-1) dikurangi
g
satu dikalikan seratus persen
ps.
Dari hasil pengolahan didapatkan, pada tahun 2015 inflasi mengalami penurunan
b .b
secara signifikan, yaitu sebesar 4,90 persen, lebih rendah dari tahun sebelumnya yang
ka
mencapai 6,16 persen. Besaran angka inflasi tersebut masih jauh lebih rendah jika
ng
dibandingkan dengan laju PDRB perkapita tahun 2015 yang mencapai 9,46 persen.
a
el
Secara makro, hal ini menjadi salah satu pertanda baik karena terjadi peningkatan
ag
6.16
ht
5.59
4.90
4.53
4.34
id
memberikan nilai tambah dengan mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,35
o.
persen.
g
s.
3. Selama kurun waktu 5 (lima) tahun, nilai PDRB Kabupaten Magelang atas dasar
p
.b
harga berlaku pada tahun 2015 mencapai 24,12 trilyun rupiah, naik sebesar 49,08
b
persen dari tahun 2011 (16,18 trilyun rupiah), sedangkan menurut harga konstan
ka
PDRB Kabupaten Magelang tahun 2015 mencapai 18,81 trilyun rupiah atau naik
ng
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4 118 251,29 4 277 173,90 4 698 034,20 5 052 901,94 5 587 203,01
B Pertambangan dan Penggalian 642 573,93 691 971,35 758 100,91 925 847,17 1 099 937,94
C Industri Pengolahan 3 217 930,99 3 686 575,76 4 163 188,04 4 769 450,11 5 268 367,17
D Pengadaan Listrik dan Gas 9 173,45 10 115,87 10 330,32 10 703,35 11 008,20
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan 18 285,82 18 301,50 18 843,43 19 526,54 20 486,41
id
F Konstruksi 1 450 807,21 1 649 342,43 1 804 903,01 2 032 068,15 2 240 638,65
o.
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil 2 440 408,48 2 583 636,29 2 792 601,00 2 980 680,48 3 241 551,80
g
dan Sepeda Motor
s.
H Transportasi dan Pergudangan 524 378,09 569 447,02 627 823,74 729 826,69 820 655,80
p
.b
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 623 634,68
b 699 813,16 776 872,17 882 266,29 980 915,89
J Informasi dan Komunikasi 563 407,16 604 945,62 638 366,22 704 277,86 756 340,66
ka
K Jasa Keuangan dan Asuransi 415 197,41 469 552,36 513 792,97 564 326,86 643 463,73
ng
L Real Estate 311 789,51 327 100,40 356 116,47 401 248,55 445 879,48
a
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan 630 943,25 701 962,43 755 467,87 805 661,91 882 405,73
P Jasa Pendidikan 727 240,90 936 246,14 1 108 648,02 1 276 872,56 1 393 111,48
//m
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 108 598,13 128 486,55 144 740,99 168 511,59 188 190,15
s:
R,S,T,U Jasa lainnya 344 117,06 347 447,37 392 304,03 454 345,82 485 043,21
tp
ht
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 16 179 965,52 17 738 492,11 19 602 844,86 21 826 436,40 24 120 548,37
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3 884 447,22 3 827 627,05 3 900 103,18 3 885 150,06 4 068 746,78
B Pertambangan dan Penggalian 621 098,23 667 027,11 706 372,16 733 153,90 750 942,72
C Industri Pengolahan 2 938 921,62 3 190 670,17 3 539 293,89 3 813 630,56 3 985 246,34
D Pengadaan Listrik dan Gas 9 116,52 10 132,17 10 907,25 11 269,25 10 976,69
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan 18 084,19 18 133,32 18 080,11 18 407,38 18 651,51
Daur Ulang
id
F Konstruksi 1 395 776,63 1 526 541,01 1 609 322,00 1 691 117,51 1 791 405,65
o.
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil 2 335 347,69 2 400 862,00 2 500 051,09 2 588 142,41 2 700 160,87
g
dan Sepeda Motor
s.
H Transportasi dan Pergudangan 526 145,26 570 460,06 619 318,41 672 277,24 729 691,57
p
.b
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 597 416,29
b 643 002,72 677 721,12 728 538,27 776 587,13
J Informasi dan Komunikasi 559 444,05 618 502,09 667 692,39 754 787,91 826 095,58
ka
K Jasa Keuangan dan Asuransi 400 397,62 416 810,09 435 101,35 456 812,26 497 091,50
ng
L Real Estate 309 749,59 322 168,18 346 973,80 371 873,60 399 215,80
a
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan 623 203,90 627 980,45 645 103,58 649 393,68 683 671,71
ag
P Jasa Pendidikan 635 228,64 748 437,47 818 857,86 902 153,17 966 239,66
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 102 993,51 113 768,65 121 845,05 136 202,00 145 633,89
s:
R,S,T,U Jasa lainnya 333 706,31 334 812,21 365 678,16 396 800,80 409 849,41
tp
ht
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 15 323 039,48 16 071 142,55 17 020 755,61 17 851 247,33 18 805 789,44
id
F Konstruksi 8,97 9,30 9,21 9,31 9,29
o.
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil 15,08 14,57 14,25 13,66 13,44
g
s.
dan Sepeda Motor
p
H Transportasi dan Pergudangan 3,24 3,21 3,20 3,34 3,40
.b
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,85 b 3,95 3,96 4,04 4,07
J Informasi dan Komunikasi 3,48 3,41 3,26 3,23 3,14
ka
K Jasa Keuangan dan Asuransi 2,57 2,65 2,62 2,59 2,67
ng
id
F Konstruksi 2,95 9,37 5,42 5,08 5,93
o.
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil 5,93 2,81 4,13 3,52 4,33
g
dan Sepeda Motor
s.
H Transportasi dan Pergudangan 4,00 8,42 8,56 8,55 8,54
p
.b
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,47 7,63 5,40 7,50 6,60
J Informasi dan Komunikasi 8,75
b 10,56 7,95 13,04 9,45
ka
K Jasa Keuangan dan Asuransi 2,77 4,10 4,39 4,99 8,82
ng
id
F Konstruksi 103,94 108,04 112,15 120,16 125,08
o.
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil 104,50 107,61 111,70 115,17 120,05
g
dan Sepeda Motor
s.
H Transportasi dan Pergudangan 99,66 99,82 101,37 108,56 112,47
p
.b
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 104,39 108,84 114,63 121,10 126,31
J Informasi dan Komunikasi 100,71
b 97,81 95,61 93,31 91,56
ka
K Jasa Keuangan dan Asuransi 103,70 112,65 118,09 123,54 129,45
ng
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 105,44 112,94 118,79 123,72 129,22
s:
id
F Konstruksi 3,94 3,95 3,80 7,14 4,09
o.
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil 4,50 2,98 3,80 3,10 4,24
g
s.
dan Sepeda Motor
p
H Transportasi dan Pergudangan -0,34 0,16 1,55 7,09 3,60
.b
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,39 b 4,26 5,32 5,64 4,30
J Informasi dan Komunikasi 0,71 -2,88 -2,25 -2,41 -1,88
ka
K Jasa Keuangan dan Asuransi 3,70 8,64 4,82 4,62 4,78
ng
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5,44 7,11 5,18 4,15 4,45
s: