Anda di halaman 1dari 98

ht

tp
s:
//k
ee
rom
ka
b.
bp
s.
go
.id
ht
tp
s:
//k
eer
om
ka
b.
bp
s.
go
.id
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
KABUPATEN KEEROM
MENURUT PENGELUARAN
2016-2020

No. Publikasi : 94200.2104

.id
Katalog BPS : 9302023.9420

go
Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm

s.
Jumlah Halaman : x + 94 Halaman

bp
Naskah :
b.
ka
Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
om

BPS Kabupaten Keerom


e er
//k

Gambar Kulit :
s:

Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik


tp

BPS Kabupaten Keerom


ht

Diterbitkan oleh :
Badan Pusat Statistik Kabupaten Keerom

Dicetak oleh :
Badan Pusat Statistik Kabupaten Keerom

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau


menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa
izin tertulis dari Badan Pusat Statistik
KATA PENGANTAR

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu


perangkat data ekonomi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja
pembangunan ekonomi suatu wilayah (provinsi maupun kabupaten/kota).
Perangkat data ini dapat pula digunakan untuk kepentingan dan tujuan lain,

id
seperti sebagai dasar pengembangan model-model ekonomi dalam rangka

o.
g
menyusun formulasi kebijakan, tingkat percepatan uang beredar (velocity of

s.
money), pendalaman sektor keuangan (finacial deepening), penetapan pajak,

bp
kajian ekspor dan impor dan sebagainya.
b.
Menurut teori ekonomi makro, penghitungan PDRB dapat dilakukan
ka
melalui tiga pendekatan, yaitu : pendekatan produksi/penyediaan (PDRB
m
ro

menurut Lapangan Usaha/industry), pendekatan pengeluaran/permintaan akhir


ee

(PDRB menurut Pengeluaran/expenditure) serta pendekatan pendapatan


//k

(PDB menurut Pendapatan/income). Ketiga pendekatan penghitungan tersebut


s:

secara teori akan menghasilkan angka PDRB yang sama.


tp

Publikasi ini secara khusus membahas mengenai PDRB menurut


ht

pendekatan pengeluaran/permintaan akhir. Pendekatan ini dirinci menjadi


beberapa komponen, yaitu: Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga,
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga,
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah, Investasi (Pembentukan Modal Tetap
Bruto dan Perubahan Inventori), Ekspor Luar Negeri, Impor Luar Negeri, serta
Ekspor Neto Antar Daerah (ekspor antar daerah dikurangi dengan impor antar
daerah). Data PDRB dalam publikasi ini serta publikasi-publikasi selanjutnya
mengunakan tahun dasar 2010, serta sudah menerapkan konsep System of
National Accounts 2008 seperti yang direkomendasikan oleh United Nations.

.
.
Kepada seluruh anggota Tim Penyusun Publikasi yang telah memberikan
kontribusi dalam mewujudkan publikasi ini disampaikan penghargaan yang
setinggi-tingginya. Demikian pula kepada instansi pemerintah dan
lembaga/perusahaan swasta yang telah memberikan dukungan data bagi
penyusunan publikasi ini diucapkan terima kasih. Semoga kerjasama yang
telah terjalin selama ini dapat terus berlanjut serta dapat ditingkatkan di masa
mendatang.

id
Disadari bahwa data dan informasi yang disajikan dalam publikasi ini

o.
masih memerlukan penyempurnaan. Oleh karena itu, setiap masukan yang

g
s.
bersifat konstruktif sangat dihargai demi penyempurnaan isi publikasi ini

bp
selanjutnya.
b.
Semoga publikasi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.
ka
m
ro
ee
//k
s:

Arso, April 2021


Kepala Badan Pusat Statistik
tp

Kabupaten Keerom,
ht

Ir. Muhammad Ali, M.Si


NIP. 19670527 199403 1 002

.
.
DAFTAR ISI

Hal.
KATA PENGANTAR .......................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................ vii

.id
DAFTAR GRAFIK ................................................... ix

go
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... ix

s.
bp
BAB I. PENDAHULUAN b.
1.1. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ........ 3
ka

1.2. Perubahan Tahun Dasar PDRB ......................................... 8


om
er

BAB II. METODE ESTIMASI DAN SUMBER DATA


e
//k

2.1. Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah Tangga ................... 17


s:

2.2. Pengeluaran Konsumsi Akhir LNPRT ................................ 20


tp

2.3. Pengeluaran Konsumsi Akhir Pemerintah .......................... 27


ht

2.4. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) ......................... 31


2.5. Perubahan Inventori .......................................................... 27
2.6. Ekspor Impor ..................................................................... 35

BAB III. TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN KEEROM


BERDASARKAN PDRB PENGELUARAN KABUPATEN
KEEROM TAHUN 2016 - 2020
3.1. Perkembangan PDRB Pengeluaran .................................. 39
3.2. Perkembangan Komponen PDRB Pengeluaran ................ 52
3.2.1 Perkembangan Konsumsi Akhir Rumahtangga................... 52
3.2.2 Perkembangan Konsumsi Akhir LNPRT ............................ 57
3.2.3 Perkembangan Konsumsi Akhir Pemerintah ...................... 59
3.2.4 Perkembangan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 62

PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom, v


Tahun 2016-2020
DAFTAR ISI

3.2.5 Perkembangan Perubahan Inventori ................................. 64


3.2.6 Perkembangan Net Ekspor ................................................ 66

BAB IV. PERKEMBANGAN AGREGAT PRDB MENURUT

.id
PENGELUARAN KABUPATEN KEEROM TAHUN 2016-

go
2020
4.1. PDRB (Nominal) ................................................................ 71

s.
bp
4.2. Proporsi Konsumsi Akhir terhadap PDRB ...........................
73
4.3.
b.
Perbandingan Konsumsi Akhir Rumah Tangga terhadap
ka
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) .......................... 74
4.4. Incremental Capital Output Ratio (ICOR) ........................... 75
om
er

PENUTUP .......................................................................................... 79
e
//k

LAMPIRAN ........................................................................................ 83
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 93
s:
tp
ht

vi PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran,


Kabupaten Keerom Tahun 2016-2020 (Juta Rp) ............. 41
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut

.id
Tabel 2. Pengeluaran, Kabupaten Keerom Tahun 2016-2020
(Juta Rp) ......................................................................... 43

go
Tabel 3. Distribusi PDRB ADHB Menurut Pengeluaran,

s.
Kabupaten Keerom Tahun 2016-2020 (Persen)............... 46

bp
Tabel 4. Laju Pertumbuhan PDRB ADHK 2010 Menurut
Pengeluaran, Kabupaten Keerom Tahun 2016-2020 ......
b. 49
Indeks Implisit PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten
ka
Tabel 5.
Keerom, Tahun 2016-2020 (Persen)................................ 51
om

Tabel 6. Perkembangan Komponen Konsumsi Rumah Tangga


Kabupaten Keerom, Tahun 2016-2020 ........................... 54
er

Struktur Komponen Konsumsi Rumah Tangga


e

Tabel 7.
Kabupaten Keerom, Tahun 2016-2020 (Persen) ............. 56
//k

Pertumbuhan Implisit (Indeks Harga)Pengeluaran


s:

Tabel 8. Konsumsi Akhir Rumah Tangga Kabupaten Keerom,


tp

Tahun 2016-2020 (Persen) ............................................. 57


ht

Tabel 9. Perkembangan Penggunaan Konsumsi LNPRT


Kabupaten Keerom, Tahun 2016-2020 ........................... 58
Tabel 10. Perkembangan Pengeluaran Konsumsi Akhir
Pemerintah Kabupaten Keerom, Tahun 2016 – 2020 ..... 60
Tabel 11. Perkembangan dan Struktur PMTB Kabupaten Keerom,
Tahun 2016-2020 ............................................................ 63
Tabel 12. Perkembangan dan Struktur Perubahan Inventori
Kabupaten Keerom, Tahun 2016-2020 ............................ 65
Tabel 13. Perkembangan dan Struktur Net Ekspor Antar Daerah
Kabupaten Keerom, Tahun 2016-2020 ........................... 67
Tabel 14. Produk Domestik Regional Bruto dan PDRB Perkapita
Kabupaten Keerom, Tahun 2016-2020 ........................... 72
Tabel 15. Proporsi Total Pengeluaran Konsumsi Akhir terhadap
PDRB Kabupaten Keerom, Tahun 2016-2020 ................. 73
Tabel 16. Perbandingan Konsumsi Rumah Tangga terhadap
PMTB Kabupaten Keerom, Tahun 2016-2020 ................ 74

PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom, vii


Tahun 2016-2020
DAFTAR TABEL

Tabel 17. Incremental Capital Output Ratio, Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020 ........................................................... 76

.id
go
s.
bp
b.
ka
om
e er
//k
s:
tp
ht

viii PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
DAFTAR GRAFIK

Hal.
Grafik 1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran,
Kabupaten Keerom 2016 - 2020 ...................................... 42
Grafik 2. PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut
Pengeluaran, Kabupaten Keerom 2016 - 2020 ................. 44
Grafik 3. Perbandingan PDRB atas dasar harga Berlaku dan atas
dasar harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran,
Kabupaten Keerom 2016-2020 ........................................

.id
45
Grafik 4. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut

go
Pengeluaran, Kabupaten Keerom 2016 – 2020 ................ 47

s.
Grafik 5. Pertumbuhan PDRB atas dasar harga Konstan 2010

bp
Menurut Pengeluaran, Kabupaten Keerom 2016 – 2020 .. 50
b.
ka
DAFTAR LAMPIRAN
om

Hal.
er

Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga


e

Berlaku Menurut Pengeluaran, Kabupaten Keerom ....... 83


//k

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga


s:

Tabel 2. Konstan 2010 Menurut Pengeluaran, Kabupaten


tp

Keerom .......................................................................... 84
ht

Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto


Tabel 3. Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran,
Kabupaten Keerom ....................................................... 85
Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto
Tabel 4. Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran,
Kabupaten Keerom ....................................................... 86
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto
Tabel 5. Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran,
Kabupaten Keerom ....................................................... 87
Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto
Tabel 6. (2010 = 100) Menurut Pengeluaran, Kabupaten Keerom
....................................................................................... 88

Tabel 7. Inflasi Produk Domestik Regional Bruto Menurut


Pengeluaran, Kabupaten Keerom................................... 89

PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom, ix


Tahun 2016-2020
ht
tp
s://
kee
rom
ka
b.
bps
. go
. id
PENGERTIAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto menurut pengeluaran (PDRB


Pengeluaran) merupakan salah satu bentuk tampilan data ekonomi suatu
wilayah, di samping bentuk tampilan lain seperti PDRB menurut lapangan
usaha, Tabel Input-Output, Sistem Neraca Sosial Ekonomi, dan Neraca Arus

id
Dana. Di dalam sistem kerangka kerja (frame work) data ekonomi suatu

g o.
wilayah, PDRB Pengeluaran merupakan ukuran dasar (basic measure) yang

s.
bp
menggambarkan penggunaan atas barang dan jasa (product) yang dihasilkan
b.
melalui aktivitas produksi. Dalam konteks ini, PDRB Pengeluaran itu
ka
menggambarkan hasil “akhir” dari proses produksi yang berlangsung dalam
m

batas-batas teritori suatu wilayah. Berbagai jenis barang dan jasa akhir tersebut
ro

akan digunakan untuk memenuhi permintaan akhir oleh pelaku ekonomi


ee

domestik maupun pelaku ekonomi dari luar wilayah bahkan dari luar negeri.
//k

Beberapa agregat penting dapat diturunkan dari PDRB Pengeluaran ini seperti
s:
tp

variabel Pengeluaran Konsumsi Akhir, pembentukan modal tetap bruto atau


ht

investasi fisik, serta ekspor dan impor.

Penghitungan PDRB melalui pendekatan pengeluaran (expenditure) tidak


terlepas dari penghitungan PDRB melalui pendekatan lapangan usaha
(production). Sungguhpun demikian, PDRB Pengeluaran diestimasi secara
independen dengan menggunakan data dasar yang relatif berbeda. PDRB
Produksi menggambarkan aktivitas produksi, serta pendapatan yang diterima
pemilik faktor produksi yang terlibat (balas jasa faktor produksi)1. Sedangkan
PDRB Pengeluaran menggambarkan aktivitas pengeluaran yang dilakukan

1 Termasuk di dalamnya penyusutan dan pajak tidak langsung “neto” (pajak tidak langsung dikurangi subsidi)
PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom, 3
Tahun 2016-2020
para pelaku ekonomi untuk mendapatkan barang dan jasa yang diproduksi
tersebut. Melalui PDRB Pengeluaran juga dapat dilihat keterkaitannya dengan
penyediaan barang dan jasa yang berasal dari domestik maupun dari impor.
Melalui hubungan ini terlihat titik keseimbangan makro antara sisi penyediaan
(supply side) dan sisi permintaan (demand side) barang dan jasa.

Secara konsep2 penghitungan PDRB dari sisi yang berbeda di atas

id
dimaksudkan untuk: i) memastikan konsistensi dan kelengkapan di dalam

o.
membuat estimasi; ii) memberi manfaat lebih di dalam melakukan analisis;

g
s.
dan iii) mengontrol kelayakan hasil estimasi. Secara teoritis, kedua pendekatan

bp
tersebut akan menghasilkan nilai yang sama besar (equivalent). Namun karena
b.
pendekatan estimasi dan metoda pengukuran yang digunakan berbeda, maka
ka

akan muncul selisih statistik (statistical descrepancy).


m
ro

Dengan demikian PDRB Pengeluaran menjelaskan besarnya nilai barang


ee

dan jasa (output) yang dihasilkan dalam wilayah domestik, yang digunakan
//k

sebagai konsumsi “akhir” oleh masyarakat. Secara spesifik, yang dimaksud


s:

dengan konsumsi akhir adalah penggunaan barang dan jasa yang tidak
tp
ht

dimaksukan untuk diproses lebih lanjut (dikonsumsi habis). Penggunaan


produk akhir tersebut diwujudkan dalam bentuk “permintaan akhir”.
Permintaan akhir yang dimaksud terdiri dari komponen-komponen
Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumahtangga (PK-RT), Pengeluaran Konsumsi
Akhir Lembaga Non Profit Yang Melayani Rumahtangga (PK-LNPRT),
Pengeluaran Konsumsi Akhir Pemerintah (PK-P), Pembentukan Modal Tetap
Bruto (PMTB), Perubahan Inventori (PI), serta komponen Ekspor barang dan
jasa.

2Handbook of National Accounting. Accounting for Production: Sources and Methods (Series F no 30 United
Nations)
4 PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom,
Tahun 2016-2020
Dalam menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi permintaan akhir
masyarakat tersebut, tidak terlepas dari ketergantungan pada produk yang
berasal dari dari luar wilayah atau luar negeri (impor). Berbagai barang dan
jasa yang menjadi konsumsi akhir masyarakat di dalamnya akan terkandung
produk impor. Sehingga dalam mengukur besarnya nilai tambah domestik
(PDRB), komponen impor barang dan jasa harus dikeluarkan atau
dikurangkan dari penghitungan konsumsi atau permintaan akhir. Tingginya

id
o.
permintaan tidak selalu diimbangi oleh penyediaan domestik, sehingga

g
kondisi ini menjadi peluang bagi masuknya produk impor. Data empiris

s.
bp
menunjukkan bahwa dari waktu ke waktu, perdagangan produk impor terus
b.
berkembang baik secara kuantitas, nilai, maupun ragamnya.
ka

Secara konsep, PDRB Produksi (Y) sama besar dengan PDRB


m
ro

Pengeluaran (E), namun dalam kenyataannya tidaklah demikian. Selain


ee

berbeda dalam struktur atau komposisi, pendekatan pengukuran antar


//k

keduanya juga berbeda. Dalam penyajian data PDRB, perbedaan ini diletakkan
s:

pada sisi PDRB Pengeluaran. Unsur yang menyebabkan perbedaan tersebut


tp

antara lain adalah konsep dan basis pengukuran, metoda dan cakupan
ht

pengukuran, serta data dasar yang digunakan untuk estimasi. Melalui


penjelasan ini para pengguna data PDRB tidak mempermasalahkan adanya
perbedaan (statistical descrepancy) tersebut.

Penyusunan data PDRB Pengeluaran juga dimaksudkan untuk


menjelaskan bagaimana “pendapatan” (Y) yang tercipta melalui proses

PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom, 5


Tahun 2016-2020
produksi menjadi sumber pendapatan masyarakat3, yang akan digunakan
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi akhir.

Dari sudut pandang lain, PDRB Pengeluaran juga menjelaskan


penggunaan dari sebagian besar produk domestik bruto untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi akhir, atau dengan istilah yang berbeda disebut sebagai
“output akhir (final output)”. Mengkaitkan antara pendapatan dan

id
o.
pengeluaran untuk pembelian barang dan jasa dari produk domestik maupun

g
impor (termasuk untuk diekspor) merupakan bentuk analisis yang sederhana

s.
bp
dari data PDRB. Keharusan memiliki jumlah yang sama pada kedua model
b.
pendekatan PDRB tersebut, secara simultan dapat ditunjukkan melalui model
ka
atau persamaan Keynesian sbb :
m
ro
ee

Y = C + GFCF + Δ Inventori + X – M
//k
s:
tp

Y (Income) = PDRB Produksi


ht

C (Consumption) = Konsumsi akhir


GFCF (Gross Fixed Capital Formation) = Pembentukan Modal
Tetap Bruto
Δ Inventori = Perubahan Inventori
X = Ekspor
sM = Impor

3. - Yang dimaksud adalah rumahtangga, pemerintah, lembaga non profit yang melayani rumah tangga serta sektor
produksi (produsen) di wilayah domestik
- Disebut sebagai pendekatan “riil”
- Siklus ekonomi secara umum yang menjelaskan tentang hubungan antara balas jasa faktor produksi (pendapatan)
dengan pengeluaran atas penggunaan berbagai produk barang dan jasa oleh faktor produksi tersebut
6 PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom,
Tahun 2016-2020
Persamaan di atas menunjukkan pendapatan atau nilai tambah bruto
dari hasil penghitungan PDRB Produksi akan “identik” dengan PDRB
Pengeluaran. Jika Y adalah pendapatan, C adalah konsumsi akhir, dan GFCF
serta Δ Inventori merupakan bentuk investasi fisik, maka selisih antara ekspor
dengan impor menggambarkan surplus atau defisit dari aktivitas perdagangan
barang dan jasa antar wilayah, baik dengan wilayah lain ataupun dengan luar
negeri.

id
o.
Melalui pendekatan ini dapat diketahui perilaku masyarakat dalam

g
s.
menggunakan pendapatan, apakah hanya untuk tujuan konsumsi (akhir) atau

bp
juga untuk tujuan investasi (fisik). Selain itu juga dapat diketahui besarnya
b.
ketergantungan ekonomi wilayah (domestik) terhadap luar negeri dalam
ka

bentuk perdagangan internasional (external transaction). Selisih antara ekspor


m
ro

dan impor juga disebut sebagai “ekspor neto” .


ee

Sebagaimana PDRB Produksi, dari PDRB Pengeluaran juga dapat


//k

diturunkan berbagai data agregat terntang perekonomian wilayah seperti nilai


s:

nominal, struktur atau distribusi pengeluaran konsumsi akhir, pertumbuhan


tp
ht

“riil”, serta indeks harga implisit. Data yang dimaksud tersedia baik untuk
masing-masing komponen PDRB Pengeluaran maupun untuk total
perekonomian.

PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom, 7


Tahun 2016-2020
PERUBAHAN TAHUN DASAR PDRB

Mengapa Tahun Dasar PDRB Perlu Diubah?

Selama sepuluh tahun terakhir, banyak perubahan yang terjadi pada


kondisi perekonomian global maupun lokal, yang sangat berpengaruh
terhadap perekonomian nasional. Krisis finansial global yang terjadi tahun

id
2008, penerapan perdagangan bebas antara China-ASEAN (CAFTA),

o.
perubahan sistem pencatatan perdagangan internasional, serta semakin

g
s.
meluasnya jasa layanan pasar modal merupakan beberapa contoh perubahan

bp
yang perlu diantisipasi dalam mekanisme pencatatan data statistik nasional.
b.
ka
Satu bentuk implementasi dari System of National Accounts (SNA) adalah
m

melakukan perubahan tahun dasar PDB/PDRB. Di Indonesia kegiatan


ro
ee

perubahan tahun dasar dari tahun 2000 ke 2010 dilakukan bersamaan dengan
//k

upaya mengimplementasi rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)


s:

yang tertuang dalam buku panduan SNA 2008. Kegiatan ini diawali dengan
tp

menyusun kerangka kerja dalam bentuk Supply and Use Tables (SUT) Indonesia
ht

untuk tahun data 2010. Dari kerangka SUT tersebut diperoleh nilai estimasi
PDB dan komponen-komponennya. Selanjutnya nilai PDB maupun
komponennya ini dijadikan sebagai acuan (benchmark) ketika BPS Provinsi
maupun BPS Kabupaten/Kota menyusun PDRB-nya. Untuk itu, guna menjaga
konsistensi dengan hasil penghitungan PDB, maka perubahan tahun dasar
PDRB dilakukan secara simultan dengan perubahan tahun dasar PDB.

8 PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
Apa yang Dimaksud dengan SNA 2008?

SNA 2008 merupakan rekomendasi internasional tentang tata cara


pengukuran aktivitas ekonomi, yang telah sesuai dengan penghitungan
konvensional berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi. Rekomendasi dinyatakan
dalam sekumpulan konsep, definisi, cakupan, dan klasifikasi, serta aturan
neraca yang disepakati secara internasional dalam mengukur indikator

id
ekonomi makro (account) seperti PDB/PDRB.

g o.
SNA dirancang guna menyediakan informasi tentang aktivitas yang

s.
bp
dilakukan oleh para pelaku ekonomi, utamanya aktivitas produksi, konsumsi,
b.
dan aktivitas akumulasi aset fisik. SNA dapat dimanfaatkan antara lain untuk
ka
kepentingan analisis, perencanaan dan penetapan kebijakan ekonomi. Melalui
m

kerangka SNA, fenomena suatu perekonomi wilayah dapat dijelaskan dan


ro

dipahami dengan lebih baik.


ee
//k

Apa Manfaat Perubahan Tahun Dasar?


s:
tp

Manfaat perubahan tahun dasar PDRB diantaranya adalah:


ht

a. Menginformasikan kondisi ekonomi terkini, seperti terjadinya


perubahan struktur dan pertumbuhan ekonomi;
b. Meningkatkan kualitas PDRB;
c. Menjadikan PDRB dapat diperbandingkan secara nasional.

Apa Implikasi Perubahan Tahun Dasar?

Perubahan tahun dasar PDRB antara lain berdampak pada:

PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom, 9


Tahun 2016-2020
a. Meningkatkan nilai PDRB, yang pada gilirannya berpengaruh pada
perubahan kelompok pendapatan (dari wilayah berpendapatan rendah
menjadi menengah atau tinggi), serta pergeseran struktur ekonomi;
b. Perubahan besaran indikator makro seperti rasio pajak, rasio hutang,
rasio investasi dan tabungan, neraca perdagangan, serta struktur dan
pertumbuhan ekonomi;
c. Perubahan input data untuk keperluan modeling dan forecasting.

id
g o.
Mengapa Tahun 2010 sebagai tahun dasar?

s.
bp
Terpilihnya tahun 2010 sebagai tahun dasar didasarkan atas beberapa
alasan sbb:
b.
ka

• Perekonomian Indonesia pada tahun 2010 relatif stabil;


m
ro

• Terjadinya perubahan struktur ekonomi Indonesia selama 10 (sepuluh)


ee

tahun terakhir, terutama di bidang informasi, teknologi dan


//k

transportasi. Perubahan ini berpengaruh pada pola distribusi dan


s:

munculnya beberapa produk baru;


tp
ht

• Rekomendasi PBB tentang pergantian tahun dasar, yang harus


dilakukan setiap 5 (lima) atau 10 (sepuluh) tahun4;
• Adanya pembaharuan konsep, definisi, cakupan, klasifikasi, sumber
data, dan metodologi penghitungan sesuai rekomendasi SNA 2008;
• Tersedianya data dasar untuk meningkatkan kualitas PDRB seperti
hasil Sensus Penduduk 2010 dan Indeks Harga Produsen (Producers
Price Index);

4
SNA1993, para 16.76: “constant price series should not be allowed to run for more than five, or at the most, ten years
without rebasing”
10 PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom,
Tahun 2016-2020
• Tersedianya kerangka SUT Indonesia tahun 2010, yang menunjukkan
keseimbangan antara produksi, konsumsi serta pendapatan yang
tercipta dari aktivitas tersebut.

Implementasi SNA 2008 dalam PDRB tahun dasar 2010

Terdapat 118 revisi di SNA 2008 dari SNA sebelumnya, dan 44

id
diantaranya merupakan revisi yang utama. Beberapa revisi yang diadopsi

g o.
dalam penghitungan PDB/PDRB tahun dasar 2010 antara lain adalah:

s.
bp
• Konsep dan Cakupan
b.
a. Sumber daya hayati (cultivated biological resources/CBR). CBR
ka

merupakan nilai aset alam hasil budidaya manusia, yang


m
ro

diperlakukan sebagai bagian dari output pertanian dan PMTB.


ee

Contoh nilai tegakan padi, kelapa sawit dan karet yang belum
//k

dipanen, serta nilai sapi perah yang belum menghasilkan.


s:

b. Sistem persenjataan (military weapon systems/MWS). MWS merupakan


tp

nilai pengeluaran pemerintah untuk pengadaan alat pertahanan dan


ht

keamanan, yang diperlakukan sebagai bagian dari output industri


peralatan militer dan PMTB seperti pesawat tempur, kendaraan lapis
baja, dan peluru kendali.
c. Penelitian dan pengembangan (research and development/RnD). RnD
merupakan nilai pengeluaran untuk aktivitas penelitian dan
pengembangan, yang diperlakukan sebagai bagian dari output
industri yang melakukannya dan PMTB seperti RnD tentang varietas
padi, produk otomotif, dan riset pemasaran.

PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom, 11


Tahun 2016-2020
d. Eksplorasi dan evaluasi mineral (mineral exploration and
evaluation/MEE). MEE merupakan nilai pengeluaran untuk aktivitas
eksplorasi dan evaluasi barang tambang dan mineral, tanpa
memperhitungkan apakah berhasil atau tidak menemukan cadangan
tambang atau mineral. Biaya eksplorasi dan evaluasi diperlakukan
sebagai bagian dari output industri pertambangan dan PMTB.
e. Bank Sentral (Central Bank/CB). Aktivitas Bank Indonesia yang terkait

id
o.
dengan penyediaan jasa kebijakan moneter dan pengawasan

g
dipisahkan dari jasa intermediasi keuangan. Aktivitas tersebut

s.
bp
digabungkan dengan aktivitas penyediaan jasa regulasi yang
dihasilkan pemerintahan. b.
ka
f. Komputer software (computer software and databases/CSD). CSD
m

merupakan nilai pembelian atau biaya pembangunan databases, yang


ro

diperlakukan sebagai bagian dari output industri yang


ee
//k

melakukannya dan PMTB.


s:

g. Produk kekayaan intelektual (entertainment, literary or artistic


tp

originals/ELA). ELA merupakan nilai pembelian atau biaya


ht

pembangunannya, yang diperlakukan sebagai bagian dari output


industri yang melakukannya dan PMTB.
h. pengeluaran untuk aktivitas eksplorasi dan evaluasi barang tambang
dan mineral, tanpa memperhitungkan apakah kegiatan tersebut
berhasil ataupun tidak berhasil menemukan cadangan tambang atau
mineral. Biaya eksplorasi dan evaluasi diperlakukan sebagai bagian
dari output industri pertambangan dan PMTB.

• Metodologi

12 PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
Output jasa intermediasi keuangan. Output industri ini diestimasi
dengan metoda FISIM (Financial intermediation services indirectly
measured / FISIM). FISIM dihitung berdasarkan tingkat suku bunga
simpanan (deposits), bunga pinjaman (loans), dan suku bunga referensi
(reference). Metoda ini menggantikan metoda Imputed Bank Services Charge
(IBSC).

id
• Valuasi

g o.
Nilai tambah bruto lapangan usaha dinilai dengan harga dasar (Basic

s.
bp
Price). Harga dasar merupakan harga keekonomian suatu barang atau
b.
jasa pada tingkat produsen, sebelum ada intervensi pemerintah dalam
ka
bentuk pajak dan subsidi atas produk.
m
ro

• Klasifikasi
ee

Klasifikasi yang digunakan adalah Internasional Standard Industrial


//k

Classification (ISIC rev.4) dan Central Product Classification (CPC rev.2).


s:
tp

BPS mengadopsi kedua jenis klasifikasi tersebut menjadi KBLI 2009 dan
ht

KBKI 2010.
Perubahan Klasifikasi PDRB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2000 dan 2010
PDRB Tahun Dasar 2000 PDRB Tahun Dasar 2010

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 1. Pengeluaran Konsumsi


Rumahtangga
2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
4. Perubahan Inventori 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto
5. Ekspor 5. Perubahan Inventori
6. Impor 6. Ekspor
7. Impor

PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom, 13


Tahun 2016-2020
id
g o.
s.
bp
b.
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
ka
m
ro
ee
//k
s:
tp
ht

14 PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
ht
tp
s://
kee
ro
m
ka
b.
b ps
. go
. id
PENGELUARAN KONSUMSI AKHIR RUMAHTANGGA (PK-RT)

i. Pendahuluan

Sektor rumahtangga mempunyai peran yang cukup besar dalam


perekonomian. Hal ini tercermin dari besarnya sumbangan komponen
konsumsi rumahtangga dalam pembentukan PDRB pengeluaran1. Di samping
berperan sebagai konsumen akhir barang dan jasa, rumahtangga juga berperan

id
o.
sebagai produsen serta penyedia faktor produksi untuk aktivitas produksi

g
yang dilakukan oleh sektor institusi lainnya.

s.
bp
ii. Konsep dan Definisi
b.
ka
Pengeluaran konsumsi akhir rumahtangga (PK-RT) merupakan
m

pengeluaran atas barang dan jasa oleh rumahtangga untuk tujuan konsumsi.
ro

Rumahtangga didefinisikan sebagai individu atau kelompok individu yang


ee

tinggal bersama dalam suatu bangunan tempat tinggal. Mereka


//k

mengumpulkan pendapatan, memiliki harta dan kewajiban, serta


s:
tp

mengkonsumsi barang dan jasa secara bersama-sama utamanya kelompok


ht

makanan dan perumahan.

iii. Cakupan

PK-RT mencakup pengeluaran atas barang dan jasa oleh rumahtangga


residen, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar wilayah domestik
suatu region. Jenis barang dan jasa tersebut diklasifikasikan menurut
Classifications of Individual Consumption by Purpose (COICOP), sbb:

1
Untuk Kabupaten/Kota yang mempunyai hasil tambang/industri/perkebunan dan nilai ekspornya sangat tinggi,
umumnya nilai konsumsi rumahtangganya relatif lebih rendah
PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom, 17
Tahun 2016-2020
1. Makanan dan minuman tidak beralkohol
2. Minuman beralkohol, tembakau dan narkotik
3. Pakaian dan alat kaki
4. Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya
5. Furniture, perlengkapan rumahtangga dan pemeliharaan rutin
6. Kesehatan
7. Angkutan

id
o.
8. Komunikasi

g
9. Rekreasi/hiburan dan kebudayaan

s.
bp
10. Pendidikan
b.
11. Penyediaan makan minum dan penginapan/hotel
ka
12. Barang dan jasa lainnya
m
ro

Namun dalam publikasi ini, PK-RT hanya diklasifikasi ke dalam 7


ee

COICOP, yaitu:
//k

1. Makanan, Minuman, dan Rokok


s:

2. Pakaian dan Alas Kaki


tp
ht

3. Perumahan, Perkakas, Perelngkapan dan Penyelenggaraan Rumah


Tangga
4. Kesehatan dan Pendidikan
5. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi, dan Budaya
6. Hotel dan Restoran
7. Lainnya

iv. Sumber Data

Data dasar yang digunakan untuk mengestimasi komponen PK-RT


bersumber dari :
18 PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom,
Tahun 2016-2020
• Survei Sosial Ekonomi Nasional/Daerah (Susenas/Suseda), BPS
• Survei Khusus Konsumsi Rumahtangga Triwulanan (SKKRT), BPS
• Sensus Penduduk 2010, BPS
• Data Sekunder (dari dalam maupun luar BPS)
• Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS

v. Metoda Estimasi

id
Komponen PK-RT Tahunan diestimasi dengan metoda sbb:

g o.
1. Nilai pengeluaran konsumsi perkapita Susenas/Suseda (untuk PK-

s.
RT Tahunan)

bp
2. Data poin 1 dikalikan dengan penduduk pertengahan tahun,
b.
ka
dikalikan 12 (PKRT Tahunan)
m

3. Data poin 2 dikelompokan menjadi 12 kelompok COICOP, dengan


ro

beberapa komoditas dikontrol secara tersendiri;


ee

4. Terhadap data poin 3, dilakukan kontrol/koreksi dengan


//k

menggunakan data sekunder atau data/indikator suplai;


s:
tp

5. Diperoleh nilai PK-RT Tahunan atas dasar harga berlaku (atas dasar
ht

harga Berlaku) ;
6. Susun Indeks implisit PK-RT berdasarkan IHK Kota (provinsi/kota
terdekat);
7. Nilai PK-RT atas dasar harga Konstan diperoleh dengan cara
membagi hasil poin 5 dengan poin 6.

PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom, 19


Tahun 2016-2020
PENGELUARAN KONSUMSI AKHIR LEMBAGA NON PROFI YANG
MELAYANI RUMAHTANGGA (PK-LNPRT)

i Pendahuluan

Sektor Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumahtangga (LNPRT)


muncul sebagai sektor tersendiri di dalam perekonomian suatu wilayah.
Sektor ini berperan dalam menyediakan barang dan jasa bagi anggota maupun

id
bagi kelompok rumahtangga tertentu secara gratis atau pada tingkat harga

g o.
yang tidak berarti secara ekonomi. Harga yang tak berarti secara ekonomi

s.
artinya harga yang ditawarkan di bawah tingkat harga pasar (tidak mengikuti

bp
harga pasar yang berlaku). b.
ka

ii Konsep dan definisi


m
ro

LNPRT merupakan bagian dari lembaga non profit (LNP). Untuk


ee

diketahui, sesuai dengan fungsinya LNP dapat dibedakan atas LNP yang
//k

melayani rumahtangga (LNPRT) dan LNP yang melayani bukan


s:

rumahtangga.
tp
ht

LNPRT merupakan lembaga yang melayani anggota atau rumahtangga,


serta tidak dikontrol oleh pemerintah. Anggota yang dimaksud bukan
berbentuk badan usaha. LNPRT dibedakan atas 7 jenis lembaga, yaitu:
Organisasi kemasyarakatan, Organisasi sosial, Organisasi profesi,
Perkumpulan sosial/ kebudayaan/olahraga/hobi, Lembaga swadaya
masyarakat, Lembaga keagamaan, dan Organisasi bantuan
kemanusiaan/beasiswa.

20 PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
iii. Cakupan
Nilai PK-LNPRT merupakan nilai output non-pasar yang dihasilkan oleh
LNPRT. Nilai output non-pasar diestimasi berdasarkan nilai pengeluaran
LNPRT dalam rangka melakukan kegiatan operasional. Pengeluaran yang
dimaksud terdiri dari :

a. Konsumsi antara, contoh : pembelian alat tulis dan barang cetakan;


pembayaran rekening listrik, air, telepon, teleks, faksimili; biaya rapat,

id
o.
seminar, perjamuan; biaya transportasi, bahan bakar, perjalanan dinas;

g
belanja barang dan jasa lainnya; sewa gedung, sewa perlengkapan

s.
bp
kantor dll.
b.
b. Kompensasi tenaga kerja, contoh : upah, gaji, lembur, honor, bonus dan
ka
tunjangan lain
m

c. Penyusutan
ro
ee

d. Pajak lainnya atas produksi (dikurangi subsidi), contoh: PBB, STNK,


//k

BBN dll.
s:
tp

iv. Sumber Data


ht

a. Survei Khusus Lembaga Nonprofit yang melayani Rumahtangga (SK-


LNP), BPS
b. SK-LNP Triwulanan (SK-LNPT), BPS
c. Hasil up-dating direktori LNPRT, BPS
d. Indeks Harga Konsumen, BPS

v. Metoda Estimasi

Komponen PK-LNPRT Tahunan diestimasi dengan metoda sbb:

1. Nilai pengeluaran konsumsi per jenis lembaga dari hasil SK-LNP;

PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom, 21


Tahun 2016-2020
2. Hasil dari poin 1 dikalikan dengan banyaknya lembaga pada
pertengahan tahun dari Direktori LNPRT;
3. Terhadap hasil poin 2 dilakukan kontrol/koreksi dengan
menggunakan indikator kegiatan hasil SK-LNP seperti jumlah tenaga
kerja, penerima layanan, berbagai even seperti munas, rakerda, dan
penanganan bencana;
4. Diperoleh nilai PK-LNPRT tahunan atas dasar harga berlaku (atas

id
o.
dasar harga Berlaku);

g
5. Susun Indeks implisit PK-LNPRT berdasarkan IHK Kota

s.
bp
(Provinsi/Kota terdekat);
b.
6. Nilai PK-LNPRT atas dasar harga Konstan (ADHK) diperoleh dengan
ka
membagi hasil poin 4 dengan poin 5.
m
ro
ee
//k
s:
tp
ht

22 PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
PENGELUARAN KONSUMSI AKHIR PEMERINTAH (PK-P)
i. Pendahuluan
Unit pemerintah merupakan unit institusi yang terbentuk melalui proses
politik, serta mempunyai kekuasaan di bidang legislatif, yudikatif, dan
eksekutif atas unit institusi lain yang berada di dalam batas-batas teritori suatu
wilayah atau negara. Pemerintah juga berperan sebagai penyedia barang dan
jasa bagi individu atau kelompok rumahtangga tertentu, pemungut dan

id
o.
pengelola pajak atau pendapatan lainnya, serta berfungsi untuk

g
mendistribusikan pendapatan melalui aktivitas transfer. Dari sudut pandang

s.
bp
lain, unit pemerintah terlibat dalam produksi non-pasar.

Dalam suatu perekonomian,


b. unit pemerintah berperan sebagai
ka

konsumen maupun produsen barang dan jasa, serta sebagai regulator yang
m
ro

menetapkan kebijakan di bidang fiskal maupun moneter. Sebagai konsumen,


ee

pemerintah akan melakukan aktivitas konsumsi. Sedangkan sebagai produsen,


//k

pemerintah melakukan aktivitas produksi dan investasi.


s:
tp

ii. Konsep dan Definisi


ht

Nilai PK-P merupakan besarnya nilai barang dan jasa yang dihasilkan
oleh pemerintah untuk dikonsumsi oleh pemerintah itu sendiri. Nilai tersebut
diestimasi dengan pendekatan pengeluaran, yakni sebesar nilai pembelian
barang dan jasa yang bersifat rutin, pembayaran kompensasi pegawai, transfer
sosial dalam bentuk barang, perkiraan penyusutan barang modal, serta nilai
output dari unit Bank Indonesia. Nilai ini masih harus dikurangi nilai
penjualan barang dan jasa yang dihasilkan melalui unit produksi yang tak
terpisahkan dari aktivitas pemerintahan secara keseluruhan. Aktivitas yang
dimaksud mencakup aktivitas:

PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom, 23


Tahun 2016-2020
1. Memproduksi barang yang sejenis dengan barang yang diproduksi
unit perusahaan seperti publikasi, kartu pos, reproduksi karya seni,
dan pembibitan tanaman di kebun percobaan. Aktivitas menghasilkan
barang-barang semacam itu bersifat insidentil dan di luar fungsi utama
dari unit pemerintah.
2. Memproduksi jasa, seperti penyelenggaraan rumah sakit, sekolah,
perguruan tinggi, museum, perpustakaan, tempat rekreasi dan

id
o.
penyimpanan hasil karya seni yang dibiayai oleh pemerintah. Dalam

g
parktek, pemerintah akan memungut biaya, namun umumnya biaya

s.
bp
yang dikenakan tidak akan melebihi seluruh biaya yang dikeluarkan
b.
pemerintah. Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas semacam ini
ka
disebut sebagai penerimaan non-komoditi atau pendapatan jasa.
m
ro

iii. Cakupan
ee

Sektor pemerintah terdiri dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah.


//k

Dalam melakukan aktivitasnya, pemerintah kabupaten/kota mengacu pada


s:
tp

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) masing-masing.


ht

PK-P kabupaten/kota mencakup: a). PK-P desa/kelurahan/nagari yang


ada di wilayah kabupaten/kota; b). PK-P kabupaten/kota yang bersangkutan;
c). PK-P pusat yang merupakan bagian dari PK-P kabupaten/kota.

iv. Sumber Data


Data dasar yang digunakan untuk mengestimasi PK-P kabupaten/kota
tahunan adalah:

a. Data realisasi APBD Tahunan dan Bappeda


b. Statistik Keuangan Daerah, BPS
c. Output Bank Indonesia, Bank Indonesia
24 PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom,
Tahun 2016-2020
d. Gaji Pegawai Negeri Sipil dan Bappeda
e. Indeks Harga dan Indeks Upah, BPS
f. Indeks perkembangan pengeluaran pemerintah daerah triwulanan,
BPS

v. Metoda Estimasi

id
Komponen PK-P kabupaten/kota Tahunan diestimasi dengan

o.
menggunakan metoda:

g
s.
bp
PK-P atas dasar harga Berlaku = Output –
b.
Penjualan barang dan jasa +
ka
Social transfer in kind purchased market production +
m

Output Bank Indonesia


ro
ee

Output non pasar dihitung melalui pendekatan biaya operasional,


//k

seperti belanja pegawai, belanja barang, belanja bantuan sosial dan belanja
s:

lain-lain.
tp
ht

Catatan :

1. Komponen PK-P Triwulanan diestimasi dengan menggunakan indeks


perkembangan pengeluaran konsumsi pemerintah daerah triwulanan
2. PK-P atas dasar harga Konstan diestimasi dengan men-deflate PK-P atas
dasar harga Berlaku dengan menggunakaan deflator berikut:
Jenis Belanja Deflator Keterangan

Belanja Pegawai Indeks Upah Sama dengan Nasional

Belanja Barang IHPB umum tanpa Sama dengan Nasional

PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom, 25


Tahun 2016-2020
ekspor

Penyusutan Indeks Implisit PMTB

Belanja Bansos IHPB umum tanpa Sama dengan Nasional


ekspor

Penerimaan barang dan IHK umum Prov atau Kab/Kota


jasa terdekat

id
Social Transfer in kind IHK umum Prov atau Kab/Kota

g o.
terdekat

s.
bp
Output BI Neraca Jasa

b.
ka
m
ro
ee
//k
s:
tp
ht

26 PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO (PMTB)

i Pendahuluan

Aktivitas investasi merupakan salah satu faktor penentu di dalam


perkembangan atau pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Dalam konteks
PDRB, aktivitas investas yang dimaksud adalah investasi dalam bentuk fisik.
Aktivitas investasi akan tercermin melalui komponen Pembentukan Modal

id
o.
Tetap Bruto (PMTB) dan Perubahan Inventori (PI). Komponen PMTB terkait

g
dengan keberadaan aset tetap (fixed asset) yang terlibat dalam proses produksi.

s.
bp
Aset tetap dapat diklasifikasi menurut jenis barang modal, yakni dalam
b.
bentuk bangunan dan konstruksi lainnya; mesin dan perlengkapan;
ka
kendaraan; tumbuhan dan ternak; serta barang modal lainnya.
m
ro

ii Konsep dan definisi


ee

PMTB didefinisikan sebagai penambahan dan pengurangan barang


//k

modal yang ada pada unit produksi dalam kurun waktu tertentu. Penambahan
s:
tp

barang modal mencakup pengadaan, pembuatan, pembelian, sewa beli


ht

(financial leasing) barang modal baru dari dalam negeri, serta barang modal
baru maupun barang modal bekas dari luar negeri (termasuk perbaikan besar,
transfer dan barter), serta pertumbuhan aset sumberdaya hayati yang
dibudidaya (Cultivated Biological Resources/CBR). Sedangkan pengurangan
barang modal mencakup penjualan, transfer atau barter, serta sewa beli
(financial leasing) barang modal bekas pada pihak lain. Dalam hal pengurangan
barang modal yang disebabkan oleh bencana alam tidak dicatat sebagai
pengurangan.

PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom, 27


Tahun 2016-2020
Barang modal mempunyai usia pakai lebih dari satu tahun, serta
mengalami penyusutan sepanjang usia pakai-nya. Istilah ”bruto”
mengindikasikan bahwa di dalamnya mengandung unsur penyusutan.
Penyusutan atau konsumsi barang modal (Consumption of Fixed Capital)
menggambarkan penurunan nilai barang modal karena digunakan dalam
proses produksi secara normal selama periode tertentu.

id
iii Cakupan

g o.
PMTB mencakup :

s.
bp
1. Penambahan dikurangi pengurangan barang modal baik baru maupun
b.
bekas, seperti bangunan tempat tinggal, bangunan bukan tempat tinggal,
ka
bangunan dan konstruksi lainnya, mesin & perlengkapan, alat transportasi,
m

tumbuhan dan hewan yang dibudidaya (cultivated asset), produk kekayaan


ro

intelektual (intellectual property products);


ee
//k

2. Biaya alih kepemilikan atas aset non-finansial yang tidak diproduksi


s:

seperti lahan dan aset yang dipatenkan;


tp
ht

3. Perbaikan besar barang modal, yang bertujuan untuk meningkatkan


kapasitas produksi dan usia pakai-nya seperti overhaul mesin produksi,
reklamasi pantai, pembukaan, pengeringan dan pengairan hutan, serta
pencegahan banjir dan erosi.

iv Sumber Data

a. Output industri konstruksi, BPS


b. Nilai impor 2 digit HS, BPS
c. Indeks Produksi Industri Besar Sedang, BPS

28 PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
d. Laporan Keuangan Perusahaan, Data Sekunder dari luar BPS
e. Publikasi Statistik Industri Besar dan Sedang, BPS
f. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB), BPS
g. Publikasi Statistik Pertambangan dan Penggalian (migas dan non-migas),
BPS
h. Publikasi Statistik Listrik, Gas & Air Minum, BPS
i. Publikasi Statistik Konstruksi, BPS

id
o.
j. Data Eksplorasi Mineral, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral

g
k. Statistik Peternakan, Ditjen Peternakan Kementerian Pertanian.

s.
bp
v Metoda estimasi b.
ka
Komponen PMTB diestimasi dengan menggunakan metoda langsung
m

ataupun metoda tidak langsung tergantung ketersediaan data di masing-


ro

masing daerah.
ee
//k

✓ Metoda Langsung:
s:

PMTB atas dasar harga Berlaku (Domestik) = Barang Modal Domestik


tp
ht

+ TTM + Pajak atas Produk (PPN) + Biaya Instalasi

PMTB atas dasar harga Berlaku (Impor) = Barang Modal Impor +


TTM +Bea Impor + Biaya Instalasi

PMTB atas dasar harga Konstan diperoleh dengan cara men-deflate


PMTB atas dasar harga Berlaku dengan IHPB sbb:

𝑃𝑀𝑇𝐵𝐴𝐷𝐻𝐵
𝑃𝑀𝑇𝐵𝐴𝐷𝐻𝐾 =
𝐼𝐻𝑃𝐵

IHPB yang digunakan adalah IHPB Nasional (2010=100) sesuai jenis

PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom, 29


Tahun 2016-2020
barang modal.

✓ Metoda Tidak Langsung:

Pendekatan Supply : PMTB atas dasar harga Berlaku = Total


Supply Barang x Rasio PMTB

Pendekatan Ekstrapolasi : PMTB atas dasar harga Konstan (t) = PMTB


atas dasar hargak (t-1) x Indeks Produksi (t)

id
g o.
s.
bp
b.
ka
m
ro
ee
//k
s:
tp
ht

30 PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
PERUBAHAN INVENTORI (PI)

i Pendahuluan

Dalam suatu perekonomian, inventori atau persediaan merupakan salah


satu komponen penting yang dibutuhkan untuk kelangsungan suatu proses
produksi, di samping tenaga kerja dan barang modal. Komponen tersebut
menjadi bagian dari pembentukan modal bruto atau investasi fisik, yang

id
o.
terjadi di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu. Komponen inventori

g
menggambarkan bagian dari investasi yang direalisasikan dalam bentuk

s.
bp
barang jadi, barang setengah jadi, serta bahan baku dan bahan penolong.
b.
Ketersediaan data tentang perubahan inventori pada suatu periode akuntansi
ka
menjadi penting guna memenuhi kebutuhan analisis tentang aktivitas
m

investasi.
ro
ee

ii Konsep dan definisi


//k

Pengertian sederhana dari inventori adalah barang yang dikuasai oleh


s:

produsen untuk tujuan diolah lebih lanjut (intermediate consumption) menjadi


tp
ht

barang lainnya, yang mempunyai nilai ekonomi atau manfaat yang lebih
tinggi. Termasuk dalam pengertian tersebut adalah barang yang masih dalam
proses pengerjaan (work in progress), serta barang jadi yang belum dipasarkan
dan masih dikuasai oleh produsen.

Nilai perubahan inventori merupakan selisih antara nilai inventori di


akhir periode dengan nilai inventori pada awal periode (akuntansi).
Perubahan inventori menjelaskan perubahan posisi barang inventori, yang
dapat bermakna penambahan (bertanda positif) ataupun pengurangan
(bertanda negatif).

PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom, 31


Tahun 2016-2020
Bagi produsen, keberadaan inventori diperlukan untuk menjaga
kelangsungan dari proses produksi sehingga perlu dicadangkan, baik dalam
bentuk bahan baku ataupun bahan penolong. Faktor ketidakpastian yang
disebabkan oleh pengaruh dari faktor eksternal juga menjadi pertimbangan
bagi pengusaha untuk melakukan pencadangan (khususnya bahan baku). Bagi
pedagang, pengadaan inventori lebih disebabkan oleh unsur spekulasi,
dengan harapan agar mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

id
o.
Sedangkan bagi pemerintah, pencadangan komoditas yang strategis

g
s.
dimaksudkan untuk menjaga stabilitas ekonomi, sosial dan politik. Karena

bp
menyangkut kepentingan masyarakat luas, maka beberapa komoditas bahan
b.
pokok seperti beras, tepung terigu, minyak goreng dan gula pasir perlu
ka

dicadangkan oleh pemerintah. Namun bagi rumahtangga, pengadaan


m
ro

inventori barang lebih ditujukan untuk kemudahan dalam mengatur perilaku


ee

konsumsi.
//k

iii Cakupan
s:
tp

Inventori dapat diklasifikasikan menurut jenis barang sbb :


ht

a. Inventori menurut industri, seperti produk atau hasil perkebunan,


kehutanan, perikanan, pertambangan, industri pengolahan, gas kota,
air bersih, serta konstruksi;
b. Inventori menurut jenis bahan baku & penolong (material & supplies),
mencakup semua bahan, komponen atau persediaan untuk diproses
lebih lanjut menjadi barang jadi;
c. Barang jadi, mencakup barang yang telah diproses tetapi belum terjual
atau belum digunakan termasuk barang yang dijual dalam bentuk

32 PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
yang sama seperti pada waktu dibeli;
d. Barang setengah jadi, yang mencakup barang yang sebagian telah
diolah atau belum selesai (tidak termasuk konstruksi yang belum
selesai);
e. Barang dagangan yang masih dikuasai oleh pedagang untuk tujuan
dijual;
f. Ternak untuk tujuan dipotong;

id
o.
g. Pengadaan barang oleh pedagang untuk tujuan dijual atau digunakan

g
sebagai bahan bakar atau persediaan; serta

s.
bp
h. Persediaan pemerintah, yang mencakup barang strategis seperti beras,
kedelai, gula pasir, dan gandum. b.
ka
m

iv Sumber Data
ro

Sumber data yang digunakan untuk mengestimasi komponen perubahan


ee

inventori adalah :
//k
s:

1. Laporan keuangan perusahaan hasil kegiatan survei atau website Bursa


tp

Efek Indonesia (www.idx.co.id);


ht

2. Laporan Keuangan Perusahaan BUMN/BUMD, Data Sekunder dari


luar BPS
3. Data komoditas pertambangan, Statistik Pertambangan dan Penggalian
BPS;
4. Data Inventori Publikasi Tahunan Industri Besar Sedang, BPS;
5. Data komoditas perkebunan;
6. Indeks harga implisit PDRB industri terpilih;
7. Indeks harga perdagangan besar (IHPB) terpilih;
8. Data persediaan beras, Bulog; data semen, Asosiasi Semen Indonesia;

PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom, 33


Tahun 2016-2020
data gula, Dewan Gula Indonesia ; dan data ternak, Ditjennak
Kementan.

v Metoda Estimasi

Komponen Perubahan Inventori (PI) diestimasi dengan menggunakan


metoda revaluasi atau metoda deflasi, tergantung jenis komoditasnya.

a. Metoda Revaluasi

id
o.
Metoda ini digunakan untuk komoditas pertanian, perkebunan,

g
s.
peternakan, kehutanan dan pertambangan.

bp
PI atas dasar harga Berlaku = Volume nventori (t) – Volume inventori
b.
ka
(t-1)) x Harga per unit
m

PI atas dasar harga Konstan = PI atas dasar harga Berlaku / IHPB


ro
ee

b. Metoda Deflasi
//k

Metoda ini digunakan untuk komoditas industri pengolahan dan


s:
tp

komoditas lainnya.
ht

PI atas dasar harga Konstan = Inventori (t) atas dasar harga


Berlaku/IHPB (t ) -
Inventori (t-1) atas dasar harga Berlaku/IHPB (t-1)

PI atas dasar harga Berlaku = PI atas dasar harga Konstan x IHPB


rata-rata (t)

34 PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
EKSPOR - IMPOR

i Pendahuluan

Aktivitas ekspor-impor dari dan ke suatu wilayah diyakini telah terjadi


sejak lama, bahkan sebelum wilayah itu ditetapkan sebagai wilayah
pemerintahan. Ragam barang dan jasa yang diproduksi maupun disparitas

id
harganya menjadi faktor utama munculnya aktivitas tersebut. Wilayah yang

g o.
tidak dapat memenuhi kebutuhan-nya sendiri berusaha untuk mendatangkan

s.
bp
dari luar wilayah atau bahkan dari luar negeri. Di sisi lain, wilayah yang
b.
memproduksi barang dan jasa melebihi kebutuhan domestik-nya, terdorong
ka
untuk memperluas pasar ke luar wilayah atau bahkan ke luar negeri.
m

Seiring perkembangan zaman, aktivitas produksi dan permintaan


ro
ee

masyarakat atas berbagai barang dan jasa semakin meningkat. Kemajuan di


//k

bidang transportasi dan komunikasi juga turut memperlancar arus dan


s:

distribusi barang dan jasa. Kondisi ini semakin mendorong aktivitas ekspor-
tp

impor dari dan ke suatu wilayah.


ht

ii Konsep dan definisi

Ekspor-impor didefiniskan sebagai alih kepemilikan ekonomi (melalui


aktivitas penjualan/ pembelian, barter, pemberian atau hibah) barang dan jasa
antar residen wilayah tersebut dengan non-residen (yang berada di luar
wilayah atau luar negeri).

iii Cakupan

Ekspor-Impor ke dan dari suatu wilayah kabupaten/kota terdiri dari:

PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom, 35


Tahun 2016-2020
a. Ekspor ke luar provinsi/kabupaten/kota
b. Impor dari luar provinsi/kabupaten/kota.
Selisih antara ekspor dan impor didefinisikan sebagai Net Ekspor.

iv Sumber Data

Nilai ekspor-impor wilayah kabupaten/kota didasarkan pada


penghitungan Net Ekspor. Namun sering kali untuk mengestimasinya tidak

id
ada data yang sesuai dengan konsep dan definisi yang ditentukan. Kondisi

g o.
inilah yang menyebabkan Net Ekspor kabupaten/kota diperlakukan sebagai

s.
bp
item penyeimbang (residual), yakni perbedaan antara PDRB menurut
b.
pengeluaran dengan PDRB menurut lapangan usaha. Selanjutnya dilakukan
ka
pemisahan Net Ekspor menjadi ekspor dan impor dengan mengunakan
m

metoda tidak langsung.


ro
ee
//k
s:
tp
ht

36 PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
ht
tp
s:
//k
ee
ro
m
ka
b.b
ps.
go
. id
PERKEMBANGAN PDRB PENGELUARAN

PDRB merupakan indikator makro yang dapat menjelaskan sisi supply


maupun demand dalam kegiatan ekonomi. Sisi supply dijabarkan oleh PDRB
menurut lapangan usaha, sedangkan dari sisi demand dijabarkan oleh PDRB
menurut pengeluaran. Keduanya dapat dijadikan landasan dalam pengambilan
kebijakan perekonomian bagi pemerintah daerah.

id
g o.
Sebagaimana diketahui bahwa sejak tahun 2015, PDRB diestimasi dengan

s.
menggunakan tahun dasar yang baru, tahun 2100 (2010=100) menggantikan

bp
tahun dasar lama, tahun 2000 (2000=100). Penyusunan PDRB dengan tahun
b.
ka
dasar baru juga disertai dengan upaya untuk mengimplementasikan System of
m

National Accounts (SNA) yang baru, SNA 2008. Ke dua hal tersebut tentu
ro

berdampak pada besaran maupun struktur PDRB serta indikator ekonomi yang
ee

diturunkan dari data PDB/PDRB tersebut.


//k
s:

PDRB Kabupaten Keerom atas dasar harga berlaku tahun 2020 sebesar
tp

2.926,99 miliar rupiah atau meningkat sebesar 2,49%. Jika dinilai atas dasar
ht

harga konstan 2010, maka peningkatan ini lebih kecil, yakni dari 1.991,01 milliar
rupiah menjadi 1.992,54 milliar rupiah, atau meningkat sebesar 0,08 persen.

Perekonomian Kabupaten Keerom periode 2016 – 2020 tumbuh di antara


0,08 persen hingga 5 persen walaupun peningkatannya terus mengalami
perlambatan dari tahun ke tahun, yakni sebesar 5,79 persen (2016); 4,85 persen
(2017); 4,19 persen (2018); 3,90 persen (2019) dan 0,08 persen (2020). Perlambatan
peningkatan volume ekonomi tersebut tercermin baik dari sisi produksi (supply
side) maupun sisi permintaan akhir (demand side). Dari sisi produksi,

PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom, 39


Tahun 2016-2020
pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada kategori informasi dan
komunikasi yang tumbuh di atas 5 persen yaitu sebesar 6,05 persen. Dari sisi
permintaan akhir, pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada komponen
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga
(PK-LNPRT), yaitu sebesar 5,76 persen.

Pada periode tahun 2016-2020 PDRB Kabupaten Keerom atas dasar harga

id
Berlaku mengalami peningkatan dari tahun ketahun, yakni sebesar 2.336,18

o.
milliar rupiah (2016); 2.540,85 milliar rupiah (2017), 2.701,90 milliar rupiah;

g
s.
2.855,76 miliar rupiah (2019) dan 2.926,99 milyar rupiah (2020). Peningkatan ini

bp
dipengaruhi baik oleh perubahan harga maupun perubahan volume.
b.
ka
Peningkatan PDRB sisi produksi diikuti oleh peningkatan PDRB dari sisi
m

permintaan akhir atau PDRB pengeluaran. Peningkatan PDRB menurut


ro

komponen pengeluaran Kabupaten Keerom pada periode 2016-2020 dapat


ee

dilihat dari tabel 1 dan grafik 1 berikut ini:


//k
s:
tp
ht

40 PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
Tabel 1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran, Kabupaten
Keerom Tahun 2016 – 2020 (Juta Rp)
Komponen Pengeluaran 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


1. Pengeluaran Konsumsi 1.653.138,16 1.788.374,04 1.961.670,79 2.107.309,29 2.137.098,17
Rumah Tangga
1.a. Makanan, Minuman, 850.379,67 924.254,10 1.035.757,12 1.121.541,33 1.164.654,96
dan Rokok
1.b. Pakaian dan Alas Kaki 94.519,63 102.672,41 110.615,21 118.249,32 125.450,74

id
1.c. Perumahan, Perkakas, 184.850,61 196.284,93 211.193,07 225.618,21 230.648,35
Perlengkapan dan

o.
Penyelenggaraan

g
Rumah Tangga

s.
1.d. Kesehatan & 119.872,33 129.181,95 138.560,01 146.886,68 155.665,67

bp
Pendidikan
1.e. Transpotasi,
Komunikasi, Rekreasi,
280.381,76 b.
302.866,57 325.451,38 347.768,37 323.209,01
ka
dan Budaya
m

1.f. Hotel & Restoran 41.743,29 44.979,00 48.214,70 51.042,82 52.442,04


ro

1.g. Lainnya 81.390,87 88.135.08 91.879,29 96.202,55 85.027,40


2. Pengeluaran Konsumsi 23.010,71 25.108,05 27.130,33 31.244,26 34.426,64
ee

LNPRT
//k

3. Pengeluaran Konsumsi 740.018,18 800.057,99 843.051,07 913.666,87 925.623,43


Pemerintah
s:

4. Pembentukan Modal Tetap 1.133.681,11 1.209.232,73 1.287.636,48 1.369.958,20 1.377.460,10


tp

Bruto
4.a. Bangunan 977.272,67 1.042.509,39 1.110.798,22 1.177.939,39 1.177.448,91
ht

4.b. Non-Bangunan 156.408,43 166.723,35 176.838,26 192.018,83 200.011,19


5. Perubahan Inventori 2.868,28 2.051,55 2.065,94 1.354,56 1.015,82
6. Net Ekspor -1.216.534,57 -1.283.975,60 -1.419.649,20 -1.567.763,53 -1.548.627,41
PDRB 2.336.181,86 2.540.848,76 2.701.905,41 2.855.769,65 2.926.996,75

Catatan: *Angka Sementara **Angka Sangat Sementara

PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom, 41


Tahun 2016-2020
Grafik 1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran
Kabupaten Keerom Tahun 2016 - 2020

id
o.
g
s.
bp
b.
ka
m
ro
ee
//k

Selain dinilai atas dasar harga yang berlaku, PDRB pengeluaran juga dapat
s:

dinilai atas dasar harga Konstan 2010 atau atas dasar harga dari berbagai jenis
tp

produk yang divaluasi dengan harga tahun 2010. Melalui pendekatan ini, nilai
ht

PDRB pada masing-masing tahun memberikan gambaran tentang perubahan


PDRB secara volume atau kuantitas (tanpa dipengaruhi oleh perubahan harga).
PDRB pengeluaran atas dasar harga Konstan 2010 menggambarkan terjadinya
perubahan atau pertumbuhan ekonomi secara riil. Utamanya terkait dengan
peningkatan volume permintaan atau konsumsi akhir. Peningkatan nilai PDB
atas dasar harga Konstan 2010 Kabupaten Keerom pada periode 2016-2020
dapat dilihat dari tabel 2 dan grafik 2 berikut ini:

42 PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
Tabel 2. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran
Kabupaten Keerom Tahun 2016 – 2020 (Juta Rp)
Komponen Pengeluaran 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


1. Pengeluaran Konsumsi 1.189.970,46 1.242.096,78 1.310.152,18 1.366.723,09 1.351.798,28
Rumah Tangga
1.a. Makanan, Minuman, 612.642,74 639.094,12 680.089,97 710.683,41 715.307,20
dan Rokok
1.b. Pakaian dan Alas Kaki 68.147,33 71.802,30 75.457,28 79.266,84 80.918,76

id
o.
1.c. Perumahan, Perkakas, 129.694,47 134.116,88 140.430,79 146.064,93 147.832,03
Perlengkapan dan

g
s.
Penyelenggaraan
Rumah Tangga

bp
1.d. Kesehatan & Pendidikan 87.750,13 91.766,04 95.881,50 99.041,35 102.793,89
1.e. Transpotasi, 201.221,44 b.
210.176,34 220.014,80 229.955,31 211.325,74
ka
Komunikasi, Rekreasi,
dan Budaya
m

1.f. Hotel & Restoran 30.805,11 31.832,47 33.282,95 34.794,90 34.804,39


ro

1.g. Lainnya 59.709,25 63.308,63 64.994,89 66.916,36 58.816,28


ee

2. Pengeluaran Konsumsi 16.526,74 17.597,93 18.826,89 20.802,89 22.002,01


LNPRT
//k

3. Pengeluaran Konsumsi 551.978,59 578.966,26 599.287,27 637.828,34 637.123,85


Pemerintah
s:

4. Pembentukan Modal 860.489,67 904.562,91 951.258,00 997.952,39 994.068,47


tp

Tetap Bruto
ht

4.a. Bangunan 754.465,28 794.968,88 836.278,78 875.536,89 867.051,85


4.b. Non-Bangunan 106.024,39 109.594,02 114.979,21 122.415,50 127.016,62
5. Perubahan Inventori 1.303,63 911,99 927,02 750,14 3.497,66
6. Net Ekspor -866.138,72 -904.961,51 -964.187,13 -1.033.042,60 -1.015.944,69
PDRB 1.754.130,37 1.839.174,37 1.916.264,23 1.991.014,25 1.992.545,59

Catatan: *Angka Sementara **Angka Sangat Sementara

Dari tabel 2. terlihat bahwa nilai PDRB atas dasar harga Konstan di
Kabupaten Keerom meningkat, yakni sebesar 1.754,13 milliar rupiah (2016);
1.839,76 milliar rupiah (2017); 1.916,26 milliar rupiah (2018); 1.991,01 miliar
rupiah (2019) dan 1.992,54 miliar rupiah (2020). Sedangkan dari grafik 2, terlihat

PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom, 43


Tahun 2016-2020
bahwa pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Keerom cenderung melambat,
yakni dari 5,79 persen pada tahun 2016 menjadi 0,08 persen pada tahun 2020.

Grafik 2. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran


Kabupaten Keerom Tahun 2016 – 2020 (Juta Rp)

id
o.
g
s.
bp
b.
ka
m
ro
ee
//k
s:
tp
ht

44 PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
Grafik 3. Perbandingan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar
Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom
Tahun 2016-2020 (Juta Rp)

id
g o.
s.
bp
b.
ka
m
ro
ee
//k
s:
tp

Dari grafik 3. terlihat bahwa nilai PDRB atas dasar harga Berlaku selalu
ht

lebih tinggi dari PDRB atas dasar harga Konstan. Perbedaan tersebut sangat
dipengaruhi oleh perubahan harga yang cenderung meningkat. Sedangkan
pada PDRB atas dasar harga Konstan pengaruh dari harga tersebut telah
ditiadakan. Sama halnya PDRB atas dasar harga Berlaku, sebagian besar
pengeluaran akhir PDRB atas dasar harga Konstan juga menunjukkan
peningkatan.

PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom, 45


Tahun 2016-2020
Tabel 3. Distribusi PDRB atas dasar harga Berlaku Menurut Pengeluaran
Kabupaten Keerom Tahun 2016 – 2020 (Persen)
Komponen Pengeluaran 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


1. Pengeluaran Konsumsi Rumah 70,76 70,38 72,60 73,79 73,01
Tangga
1.a. Makanan, Minuman, 36,40 36,38 38,33 39,27 39,79
dan Rokok
1.b. Pakaian dan Alas Kaki 4,05 4,04 4,09 4,14 4,29

id
1.c. Perumahan, Perkakas, 7,91 7,73 7,82 7,90 7,88

o.
Perlengkapan dan
Penyelenggaraan Rumah

g
Tangga

s.
bp
1.d. Kesehatan & Pendidikan 5,13 5,08 5,13 5,14 5,32
1.e. Transpotasi, 12,00 11,92 12,05 12,18 11,04
Komunikasi, Rekreasi, dan b.
ka
Budaya
1.f. Hotel & Restoran 1,79 1,77 1,78 1,79 1,79
m

1.g. Lainnya 3,48 3,47 3,40 3,37 2,90


ro

2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 0,98 0,99 1,00 1,09 1,18


ee

3. Pengeluaran Konsumsi 31,68 31,49 31,20 31,99 31,62


Pemerintah
//k

4. Pembentukan Modal Tetap 48,53 47,59 47,66 47,97 47,06


s:

Bruto
4.a. Bangunan 41,83 41,03 41,11 41,25 40,23
tp

4.b. Non-Bangunan 6,70 6,56 6,54 6,72 6,83


ht

5. Perubahan Inventori 0,12 0,08 0,08 0,05 0,03


6. Net Ekspor -52,07 -50,53 -52,54 -54,90 -52,91
PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Catatan: *Angka Sementara **Angka Sangat Sementara

Terbentuknya total PDRB pengeluaran tidak terlepas dari kontribusi


seluruh komponen yang terdiri dari, komponen Pengeluaran Konsumsi Akhir
Rumah Tangga (PK-RT), Pengeluaran Konsumsi Akhir Lembaga Non Profit
Yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT), Pengeluaran Konsumsi Akhir

46 PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
Pemerintah (PK-P), Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), ekspor neto (E)
atau ekspor minus impor barang dan jasa.

Dari tabel 3 terlihat bahwa selama periode 2016-2020 PDRB Kabupaten


Keerom sebagian besar digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi akhir
rumahtangga (PK-RT). Pengeluaran untuk akitvitas pembentukan modal
(PMTB) juga mepunyai kontribusi yang relatif besar, yakni sekitar 47,06 s.d

id
48,53 persen. Nilai distribusi net ekspor selalu menunjukkan angka yang

o.
negatif atau nilai impor lebih besar dari nilai ekspor. Hal ini mengindikasikan

g
s.
bahwa sebagian kebutuhan domestik masih harus dipenuhi oleh produk yang

bp
berasal dari luar wilayah (impor).
b.
ka
m

Grafik 4. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran


ro

Kabupaten Keerom Tahun 2016 – 2020


ee
//k
s:
tp
ht

PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom, 47


Tahun 2016-2020
Kontribusi komponen konsumsi pemerintah (PK-P) berada pada kisaran
31 persen. Hal tersebut menunjukkan peran pemerintah dalam menyerap PDRB
cukup besar. Di sisi lain pada tahun 2016-2020 perdagangan dengan luar
wilayah yang direpresentasikan oleh komponen ekspor dan impor,
menunjukkan impor yang cenderung lebih tinggi dari ekspor. Kecenderungan
pada periode itu selalu menunjukkan posisi defisit.

id
Agregat makro lain yang diturunkan dari data PDRB adalah pertumbuhan

o.
riil PDRB atau pertumbuhan ekonomi (economic growth). Indikator ekonomi ini

g
s.
menggambarkan kinerja pembangunan ekonomi suatu wilayah. Sebagaimana

bp
terlihat dari tabel 4. selama periode tahun 2016 - 2020 pertumbuhan ekonomi
b.
Kabupaten Keerom mengalami perlambatan, yakni sebesar 5,79 persen (2016);
ka
m

4,85 persen (2017); 4,19 persen (2018); 3,90 persen (2019) dan 0,08 persen (2020).
ro

Sedangkan dari grafik 5 akan terlihat pertumbuhan masing-masing komponen


ee

PDRB selama periode tahun yang sama.


//k
s:
tp
ht

48 PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
Tabel 4. Laju Pertumbuhan PDRB ADHK 2010 Menurut Pengeluaran
Kabupaten Keerom Tahun 2016 – 2020 (Persen)
Komponen Pengeluaran 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


1. Pengeluaran Konsumsi Rumah 5,70 4,38 5,48 4,32 -1,09
Tangga
1.a. Makanan, Minuman, 5,78 4,32 6,41 4,50 0,65
dan Rokok
1.b. Pakaian dan Alas Kaki 4,14 5,36 5,09 5,05 2,08

id
1.c. Perumahan, Perkakas, 5,76 3,41 4,71 4,01 1,21

o.
Perlengkapan dan
Penyelenggaraan Rumah

g
Tangga

s.
bp
1.d. Kesehatan & Pendidikan 4,98 4,58 4,48 3,30 3,79
1.e. Transpotasi, 6,22 4,45 4,68 4,52 -8,10
Komunikasi, Rekreasi, dan b.
ka
Budaya
1.f. Hotel & Restoran 5,37 3,34 4,56 4,54 0,03
m

1.g. Lainnya 6,11 6,03 2,66 2,96 -12,10


ro

2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 6,19 6,48 6,98 10,50 5,76


ee

3. Pengeluaran Konsumsi 8,58 4,89 3,51 6,43 -0,11


//k

Pemerintah
s:

4. Pembentukan Modal Tetap 5,82 5,12 5,16 4,91 -0,39


Bruto
tp

4.a. Bangunan 6,27 5,37 5,20 4,69 -0,97


ht

4.b. Non-Bangunan 2,73 3,37 4,91 6,47 3,76


5. Perubahan Inventori - - - - -
6. Net Ekspor - - - - -
PDRB 5,79 4,85 4,19 3,90 0,08

Catatan: *Angka Sementara **Angka Sangat Sementara

PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom, 49


Tahun 2016-2020
Grafik 5. Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut
Pengeluaran Kabupaten Keerom Tahun 2016 – 2020

id
o.
g
s.
bp
b.
ka
m
ro
ee

Indeks implisit1 PDRB pengeluaran menggambarkan besarnya perubahan


//k

harga yang terjadi dari sisi konsumen (rumahtangga, LNPRT, pemerintah, dan
s:
tp

perusahaan) akhir barang dan jasa, baik yang digunakan untuk keperluan
ht

konsumsi, investasi maupun ekspor/impor. Dari tabel 5 akan terlihat tingkat


kenaikan harga selama periode tahun 2016 – 2020 baik perubahan harga yang
terjadi secara umum maupun pada masing-masing komponen.

1 Indeks perkembangan

50 PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
Tabel 5. Indeks Implisit PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom
Tahun 2016 – 2020 (Persen)
Komponen Pengeluaran 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


1. Pengeluaran Konsumsi Rumah 138,92 143,98 149,73 154,19 158,09
Tangga
1.a. Makanan, Minuman, 138,81 144,62 152,30 157,81 162,82
dan Rokok
1.b. Pakaian dan Alas Kaki 138,70 142,99 146,59 149,18 155,03

id
1.c. Perumahan, Perkakas, 142,53 146,35 150,39 154,46 156,02

o.
Perlengkapan dan
Penyelenggaraan Rumah

g
Tangga

s.
bp
1.d. Kesehatan & Pendidikan 136,61 140,77 144,51 148,31 151,43
1.e. Transpotasi, 139,34 144,10 147,92 151,23 152,94
Komunikasi, Rekreasi, dan b.
ka
Budaya
1.f. Hotel & Restoran 135,51 141,30 144,86 146,70 150,68
m

1.g. Lainnya 136,31 139,21 141,36 143,77 144,56


ro

2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 139,23 142,68 144,10 150,19 156,47


ee

3. Pengeluaran Konsumsi 134,07 138,19 140,68 143,25 145,28


//k

Pemerintah
4. Pembentukan Modal Tetap 131,75 133,68 135,36 137,28 138,57
s:

Bruto
tp

4.a. Bangunan 129,53 131,14 132,83 134,54 135,80


ht

4.b. Non-Bangunan 147,52 152,13 153,80 156,86 157,47


5. Perubahan Inventori - - - - -
6. Net Ekspor - - - - -
PDRB 133.18 138.15 141.00 143,43 146,90

Catatan: *Angka Sementara **Angka Sangat Sementara

PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom, 51


Tahun 2016-2020
PERKEMBANGAN KOMPONEN PDRB PENGELUARAN

Perubahan struktur perekonomian suatu wilayah sebagai akibat dari


upaya pembangunan ekonomi yang dilaksanakan pada periode tertentu. tidak
terlepas dari perilaku masing-masing komponen pengguna akhir. Setiap
komponen mempunyai perilaku yang berbeda sesuai dengan tujuan akhir
penggunaan barang dan jasa. Data empiris menunjukan bahwa sebagian besar

id
o.
produk atau barang dan jasa yang tersedia pada periode tertentu digunakan

g
untuk memenuhi permintaan konsumsi akhir oleh rumah tangga, LNPRT dan

s.
bp
pemerintah. Sebagian lagi digunakan untuk investasi fisik dalam bentuk PMTB
b.
dan perubahan inventori. Berikut perilaku masing-masing komponen PDRB
ka
pengeluaran Kabupaten Keerom untuk periode 2016 – 2020.
m
ro
ee

3.2.1. Konsumsi Akhir Rumah Tangga


//k

Komponen Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah Tangga (PK-RT)


s:

merupakan pengeluaran terbesar atas berbagai barang dan jasa yang tersedia.
tp

Data berikut menunjukkan bahwa dari seluruh nilai tambah bruto (PDRB) yang
ht

diciptakan di Kabupaten Keerom ternyata sebagian besar masih digunakan


untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga. Dengan kata lain,
sebagian besar produk (domestik) yang dihasilkan di wilayah Kabupaten
Keerom maupun produk (impor) yang didatangkan dari luar wilayah atau luar
negeri akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi akhir oleh
rumah tangga.

Dalam suatu perekonomian, fungsi utama dari institusi rumah tangga


adalah sebagai konsumen akhir (final consumer) atas barang dan jasa yang

52 PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
tersedia, termasuk konsumsi oleh rumah tangga khusus (seperti penjara, asrama
dan lain-lain). Selanjutnya, berbagai jenis barang dan jasa yang dikonsumsi
tersebut akan diklasifikasikan menurut 7 (tujuh) kelompok COICOP
(Classification of Individual Consumption by Purpose), yaitu kelompok makanan
dan minuman selain restoran; pakaian, alas kaki dan jasa perawatannya;
perumahan dan perlengkapan rumah tangga; kesehatan dan pendidikan;
angkutan dan komunikasi; restoran dan hotel; serta kelompok barang dan jasa

id
o.
lainnya.

g
s.
Data berikut menunjukkan bahwa pada periode tahun 2016 – 2020

bp
pengeluaran konsumsi akhir rumah tangga mengalami peningkatan, baik dari
b.
sisi nominal (atas dasar harga berlaku) maupun secara riil (atas dasar harga
ka

konstan). Kenaikan jumlah penduduk menjadi salah satu pendorong terjadinya


m
ro

kenaikan nilai pengeluaran konsumsi rumah tangga. Pada gilirannya kenaikkan


ee

tersebut juga akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.


//k
s:
tp
ht

PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom, 53


Tahun 2016-2020
Tabel 6. Perkembangan Komponen Konsumsi Rumah Tangga Kabupaten
Keerom Tahun 2016-2020

Komponen Pengeluaran 2016 2017 2018 2019* 2020**


(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Total Konsumsi Rumah Tangga

a. ADHB (Juta Rp) 1.653.138,16 1.788.374,04 1.961.670,79 2.107.309,29 2.137.098,17

id
o.
b. ADHK 2010 (Juta Rp) 1.189.970,46 1.242.096,78 1.310.152,18 1.366.723,09 1.351.798,28

g
s.
c. Proporsi terhadap 70,76 70,38 72,60 73,79 73,01

bp
PDRB ( % ADHB)
2. Rata-rata konsumsi per kapita/tahun (Ribu Rp) b.
ka
a. ADHB 30.540,15 32.505,25 35.156,02 36.905,59 36.908,25
m

b. ADHK 2010 21.983,57 22.576,19 23.512,11 23.988,15 23.345,91


ro
ee

3. Pertumbuhan2
//k

a. Total konsumsi RT 5,70 4,38 5,62 4,40 -1,31


s:

b. Perkapita 4,85 2,70 4,15 2,02 -2,68


tp

54.130 55.018 55.799 57.100 57.903


ht

Jumlah penduduk (orang)

Catatan: *Angka Sementara **Angka Sangat Sementara

Selama periode 2016–2020 proporsi pengeluaran konsumsi rumah


tangga terhadap total PDRB selalu diatas 70 persen, yaitu 70,76 persen (2016);
70,38 persen (2017); 72,60 persen (2018); 73,79 persen (2019) dan 73,01 persen
(2020).

2 Diturunkan dari perhitungan PDRB (atas dasar harga konstan/ADHK 2010)


54 PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom,
Tahun 2016-2020
Secara rata-rata konsumsi akhir rumah tangga dari tahun ke tahun
mengalami kenaikan. Pada tahun 2016 setiap penduduk di Kabupaten Keerom
menghabiskan dana sekitar 30,54 juta rupiah setahun untuk memenuhi
kebutuhan konsumsinya. Pengeluaran tersebut meningkat menjadi 32,50 juta
rupiah (2017); 35,15 juta rupiah (2018); 36,90 juta rupiah (2019) dan 36,91 juta
rupiah (2020).

id
Pada tahun 2016 pertumbuhan komponen konsumsi rumah tangga

o.
secara riil sebesar 5,70 persen. Kemudian berturut-turut sebesar 4,38 persen

g
s.
(2017); dan 5,62 persen (2018) 4,40 persen (2019) dan -1,31 persen (2020).

bp
Sementara itu pertumbuhan rata-rata konsumsi per-kapita pada masing-masing
b.
tahun adalah 4,85 persen (2016); 2,70 persen (2017); 4,15 persen (2018) 2,02
ka

persen (2019) dan -2,68 persen (2020). Kontraksi pertumbuhan yang terjadi pada
m
ro

tahun 2020 disebabkan oleh beberapa komponen konsumsi rumah tangga


ee

mengalami pertumbuhan negatif akibat dampak dari pandemi Covid-19 seperti


//k

komponen transportasi/angkutan, rekreasi dan budaya, dan barang pribadi


s:

dan jasa perorangan.


tp
ht

Pertumbuhan rata-rata konsumsi per-kapita atas dasar harga berlaku


menunjukan peningkatan meskipun sangat kecil yaitu hanya sebesar 0,007
persen. Sebaliknya rata-rata konsumsi perkapita atas dasar harga konstan
mengalami kontraksi pertumbuhan yaitu sebesar -2,68 persen. Sedangkan
struktur konsumsi rumah tangga seperti terlihat pada tabel berikut:

PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom, 55


Tahun 2016-2020
Tabel 7. Struktur Komponen Konsumsi Rumah Tangga Kabupaten Keerom
Tahun 2016-2020 (Persen)

Kelompok Konsumsi/Consumption group 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Konsumsi Makanan 51,44 51,68 52,80 53,22 54,50

id
Konsumsi Non Makanan 48,56 48,32 47,20 46,78 45,50

g o.
s.
Total Konsumsi /Total of consumption 100 100 100 100 100

bp
Catatan: *Angka Sementara **Angka Sangat Sementara
b.
ka
m

Secara rata-rata dari tahun 2016-2020, struktur konsumsi akhir rumah


ro

tangga di Kabupaten Keerom didominasi oleh konsumsi makanan. Besarnya


ee

proporsi konsumsi makanan selalu berada di atas 50 persen. Pada tahun 2020
//k

proporsi konsumsi makanan sebesar 54,50 persen atau lebih tinggi dari tahun
s:

sebelumnya yang sebesar 53,22 persen. Sedangkan proporsi untuk konsumsi


tp
ht

non makanan selalu berada di sekitar 40 persen. Pada tahun 2020 proporsi
konsumsi non makanan sebesar 45,50 persen atau sedikit menurun bila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 46,78 persen.

Sementara itu tingkat perubahan harga yang secara implisit disajikan


dalam Tabel 8. Menunjukkan fluktuasi setiap tahun-nya untuk masing-masing
kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga. Perubahan harga untuk
konsumsi rumah tangga di Kabupaten Keerom berada pada kisaran 1,01 persen
hingga 5,31 persen pada kurun waktu lima tahun terakhir.

56 PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
Tabel 8. Pertumbuhan Implisit (Indeks Harga) Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah
Tangga Kabupaten Keerom Tahun 2016—2020 (Persen)

Kelompok Konsumsi/Consumption group 2016 2017 2018 2019* 2020**


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Makanan. Minuman. dan Rokok 3,08 4,19 5,31 3,62 3,17

Pakaian dan Alas Kaki 2,16 3,10 2,52 1,76 3,92

id
Perumahan. Perkakas. Perlengkapan dan

o.
Penyelenggaraan Rumah Tangga 2,83 2,68 2,76 2,71 1,01

g
s.
Kesehatan & Pendidikan 2,00 3,05 2,66 2,63 2,11

bp
Transportasi. Komunikasi. Rekreasi. dan Budaya 2,30 3,42 2,65 2,24 1,13

Hotel & Restoran


b. 2,06 4,27 2,52 1,27 2,71
ka
m

Lainnya 2,73 2,13 1,03 1,70 0,56


ro

Total Konsumsi /Total of consumption 2,74 3,64 3,99 2,98 2,53


ee

Catatan: *Angka Sementara **Angka Sangat Sementara


//k
s:

Peningkatan harga yang terjadi cukup fluktuatif. Secara rata-rata perubahan


tp
ht

harga secara total selama lima tahun terakhir berkisar diantara 2,53 persen
hingga 3,99 persen.

3.2.2. Konsumsi Akhir LNPRT


Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) adalah
salah satu unit institusi yang melakukan kegiatan produksi, konsumsi dan
akumulasi aset. Keberadaannya diakui oleh hukum atau masyarakat, terpisah
dari orang atau entitas lain yang memiliki atau mengendalikan. Dalam

PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom, 57


Tahun 2016-2020
kegiatannya LNPRT merupakan mitra pemerintah dalam mengatasi berbagai
masalah sosial seperti kemiskinan dan lingkungan hidup.

Tabel 9. Perkembangan Pengeluaran Akhir Konsumsi LNPRT


Kabupaten Keerom Tahun 2016 - 2020
Komponen Pengeluaran 2016 2017 2018 2019* 2020**

id
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

o.
Total Konsumsi LNPRT

g
a. ADHB (JutaRp) 23.010,71 25.108,05 27.130,33 31.244,26 34.426,64

s.
bp
b. ADHK 2010 (Juta Rp) 16.526,74 17.597,93 18.826,89 20.802,89 22.002,01

c. Proporsi terhadap PDRB


b.
ka
0,98 0,99 1,00 1,09 1,18
( % ADHB)
m

6,19 6,48 6,98 10,50 5,76


ro

d. Pertumbuhan (ADHK)
ee

Catatan: *Angka Sementara **Angka Sangat Sementara


//k
s:

Total pengeluaran konsumsi LNPRT dalam kurun waktu tahun 2016-


tp

2020 mengalami peningkatan baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar
ht

harga konstan. Pada tahun 2016 konsumsi LNPRT sebesar 23,01 miliar rupiah.
Kemudian pada tahun-tahun berikutnya yaitu, 25,10 miliar rupiah (2017) , 27,13
miliar rupiah (2018) 31,24 miliar rupiah (2019) dan 34,42 miliar rupiah (2020).
Pertumbuhan pengeluaran konsumsi LNPRT tahun dasar 2010 juga berturut-
turut adalah 6,19 persen (2016); 6,48 persen (2017) 6,98 persen (2018); 10,50
persen (2019) dan 5,76 persen (2020).

58 PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
3.2.3. Konsumsi Akhir Pemerintah

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah terdiri dari Pengeluaran Konsumsi


Individu dan Pengeluaran Konsumsi Kolektif. Barang dan jasa individu
merupakan barang dan jasa privat, dimana ciri-ciri barang privat adalah a)
Scarcity, yaitu ada kelangkaan/keterbatasan dalam jumlah. b) Excludable
consumption, yaitu konsumsi suatu barang dapat dibatasi hanya pada mereka

id
yang memenuhi persyaratan tertentu (biasanya harga). c) Rivalrous competition,

o.
yaitu konsumsi oleh satu konsumen akan mengurangi atau menghilangkan

g
s.
kesempatan pihak lain untuk melakukan hal serupa. Contoh barang dan jasa

bp
yang dihasilkan pemerintah dan tergolong sebagai barang dan jasa individu
b.
adalah jasa pelayanan kesehatan pemerintah di rumah sakit/puskesmas dan
ka

jasa pendidikan di sekolah/universitas negeri.


m
ro

Sedangkan barang dan jasa kolektif ekuivalen dengan barang publik


ee

yang memiliki ciri a) Non rivalry, yaitu pengeluaran satu konsumen terhadap
//k

suatu barang tidak mengurangi kesempatan konsumen lain untuk juga


s:

mengkonsumsi barang tersebut. b) Non excludable, yaitu apabila suatu barang


tp
ht

publik tersedia, maka tidak ada yang dapat menghalangi siapapun untuk
memperoleh manfaat dari barang tersebut atau dengan kata lain setiap orang
memiliki akses ke barang tersebut. Contoh barang dan jasa yang dihasilkan
pemerintah dan tergolong sebagai barang dan jasa kolektif adalah jasa
pertahanan yang dilakukan TNI dan keamanan yang dilakukan kepolisian.

PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom, 59


Tahun 2016-2020
Tabel 10. Perkembangan Pengeluaran Konsumsi Akhir Pemerintah
Kabupaten Keerom Tahun 2016 - 2020

Komponen Pengeluaran 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Total Konsumsi Pemerintah


740.018,18 800.057,99 843.051,07 913.666,87 925.623,43
a. ADHB (Juta Rp)

551.978,59 578.966,26 599.287,27 637.828,34 637.123,85

id
b. ADHK 2010 (Juta Rp)

o.
c. Proporsi terhadap PDRB

g
31,68 31,49 31,20 31,99 31,62

s.
(%- ADHB)

bp
Konsumsi Pemerintah per-kapita (Ribu Rp)
a. ADHB 13.671,13 b.
14.541,75 15.108,71 16.001,17 15.985,76
ka
b. ADHK 2010 10.197,28 10.523,22 10.740,11 11.170,37 11.003,30
m
ro

Pertumbuhan3
ee

8,58 4,89 3,51 6,43 -0,11


a. Total konsumsi pemerintah
//k

7,71 3,20 2,06 4,01 -1,50


s:

b. Konsumsi perkapita
tp

54.130 55.018 55.799 57.100 57.903


Jumlah penduduk (orang)
ht

Catatan: *Angka Sementara **Angka Sangat Sementara

Secara total pengeluaran konsumsi akhir pemerintah atas dasar harga


berlaku menunjukan peningkatan. Pada tahun 2016 total pengeluaran konsumsi
akhir pemerintah atas dasar harga berlaku adalah sebesar 740,01 triliun rupiah.
Kemudian pada tahun-tahun berikutnya sebesar 800,05 miliar rupiah(2017);
843,05 miliar rupiah (2018); 913,66 miliar rupiah (2019) dan 925,62 miliar rupiah

3 Diturunkan dari perhitungan PDRB (atas dasar harga konstan /ADHK 2000)
60 PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom,
Tahun 2016-2020
(2020). Demikian halnya dengan konsumsi pemerintah atas dasar harga konstan
2010 yang juga mengalami peningkatan pada masing-masing tahun. Namun
pada tahun 2020 pertumbuhannya mengalami kontraksi. Hal ini disebabkan
oleh realisasi APBD lebih kecil dari tahun sebelumnya.

Proporsi pengeluaran akhir pemerintah terhadap PDRB mengalami


stagnansi di kisaran 30 persen, dari 31,68 persen di tahun 2016 hingga mencapai

id
31,62 persen di tahun 2020. Sepanjang periode tersebut proporsi terendah terjadi

o.
pada tahun 2018 sebesar 31,20 persen; sedangkan proporsi tertinggi pada tahun

g
s.
2019. Hal ini terjadi karena belanja pemerintah untuk pegawai relatif besar pada

bp
tahun tersebut.
b.
ka
Salah satu fungsi pemerintah adalah memberikan jasa layanan pada
m

publik atau masyarakat dalam bentuk jasa kolektif maupun individual. Dalam
ro

praktek, pengeluaran pemerintah ini selalu dikaitkan dengan luasnya cakupan


ee
//k

layanan yang diberikan pada masyarakat (publik). Meskipun tidak seluruh


s:

masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara langsung. Kondisi tersebut


tp

dapat diartikan bahwa setiap rupiah pengeluaran pemerintah harus ditujukan


ht

untuk melayani penduduk, baik langsung maupun tidak langsung.


Pengeluaran konsumsi pemerintah secara total menunjukkan peningkatan. Hal
ini diikuti oleh adanya peningkatan pada rata-rata konsumsi pemerintah per-
kapita. Pada tahun 2016 konsumsi pemerintah per-kapita atas dasar harga
berlaku sebesar 13,67 juta rupiah, terus meningkat pada tahun-tahun setelah itu,
yaitu menjadi 14,54 juta rupiah (2017); 15,10 juta rupiah (2018); dan mencapai
16,00 juta rupiah pada tahun 2019. Namun pada tahun 2020 nilai ini mengalami
penurunan yaitu menjadi sebesar 15,98 juta rupiah. Penurunan ini disebabkan
oleh realisasi APBD yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan tahun lalu.

PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom, 61


Tahun 2016-2020
Rata-rata konsumsi pemerintah per-kapita atas dasar harga konstan 2010
juga menunjukkan adanya peningkatan setiap tahunnya. Masing-masing senilai
10,19 juta rupiah di tahun 2016, terus meningkat pada tahun-tahun setelah itu,
yaitu menjadi 10,52 juta rupiah (2017); 10,74 juta rupiah (2018) dan 11,17 juta
rupiah pada tahun 2019. Namun pada tahun 2020 angka ini sedikit mengalami
penurunan menjadi sebesar 11,00 juta rupiah. Laju pertumbuhannya sebesar
7,71 persen (2016) dan menjadi 3,20 persen (2017). Kemudian pada tahun

id
o.
berikutnya pertumbuhan konsumsi pemerintah per kapita yaitu 2,06 persen

g
(2018); 4,01 persen (2019) dan -1,50 persen.

s.
bp
b.
ka
3.2.4. Pembentukan Modal Tetap Bruto
m

Komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada sajian PDRB


ro

menurut pengeluaran lebih menjelaskan tentang bagian dari pendapatan


ee

(income) yang direalisasikan menjadi investasi (fisik). Atau pada sisi yang
//k

berbeda dapat pula diartikan sebagai gambaran dari berbagai produk barang
s:
tp

dan jasa yang sebagian digunakan sebagai investasi fisik (kapital)4. Fungsi
ht

kapital adalah sebagai input tidak langsung (indirect input) di dalam proses
produksi pada berbagai lapangan usaha. Kapital ini dapat berasal dari produksi
domestik maupun dari impor.

4 Selain bagian lain yang menjadi konsumsi antara, konsumsi akhir, ataupun diekspor
62 PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom,
Tahun 2016-2020
Tabel 11. Perkembangan dan Struktur PMTB Kabupaten Keerom
Tahun 2016 – 2020
Komponen
2016 2017 2018 2019* 2020**
Pengeluaran
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Total PMTB

a. ADHB (Juta Rp) 1.133.681,11 1.209.232,73 1.287.636.48 1.369.958.20 1.377.460.10

id
b. ADHK 2010

o.
(Juta Rp) 860.489,67 904.562,91 951.258,00 997.952,39 994.068,47

g
Proporsi terhadap

s.
bp
PDRB (%-ADHB) 48,53 47,59 47,66 47,97 47,06

Struktur PMTB 5 b.
ka
Bangunan (%) 86,20 86,21 86,27 85,98 85,48
m

Non Bangunan (%) 13,80 13,79 13,73 14,02 14,52


ro

Total PMTB (%) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


ee

Pertumbuhan6 (%)
//k

a. Bangunan 6,27 5,37 5,20 4,69 -0,97


s:

b. Non Banguan 2,73 3,37 4,91 6,47 3,76


tp

Total PMTB 5,82 5,12 5,16 4,91 -0,39


ht

Catatan: *Angka Sementara **Angka Sangat Sementara

Pengelompokan PMTB pada PDRB tahun dasar 2010 dibagi menjadi dua
kelompok yaitu Bangunan dan Non Bangunan. Data di bawah ini menjelaskan
bahwa secara keseluruhan pertumbuhan PMTB dalam kurun waktu 2016–2020
berfluktuasi dari 5,82 persen (2016) menjadi -0,39 persen (2020). Sementara di
tahun lainnya masing-masing 5,12 persen (2017); 5,16 persen di tahun 2018 dan

5 Diturunkan dari perhitungan PDRB (atas dasar harga berlaku /ADHB )


6 Diturunkan dari perhitungan PDRB (atas dasar harga konstan/ADHK 2010)
PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom, 63
Tahun 2016-2020
4,91 persen (2020). Pertumbuhan PMTB tertinggi terjadi pada tahun 2016 hal ini
disebabkan oleh pembangunan investasi fisik berupa bangunan di Kabupaten
Keerom relatif cukup besar.

3.2.5. Perubahan Inventori

Secara konsep yang dimaksud dengan perubahan inventori adalah

id
perubahan dalam bentuk “persediaan” berbagai barang yang belum digunakan

o.
g
lebih lanjut dalam proses produksi, konsumsi ataupun investasi (kapital).

s.
bp
Perubahan yang dimaksud disini bisa berarti penambahan (bertanda positif)
dan atau pengurangan (bertanda negatif). b.
ka
Dari sisi penghitungan komponen Perubahan Inventori merupakan
m

salah satu komponen yang hasilnya bisa memiliki 2 (dua) tanda angka, positif
ro
ee

atau negatif (disamping komponen net ekspor antar daerah). Apabila


//k

perubahan inventori bertanda positif berarti terjadi penambahan persediaan


s:

barang. Sedangkan apabila bertanda negatif berarti terjadi pengurangan


tp

persediaan. Terjadinya penumpukan barang inventori mengindikasikan bahwa


ht

distribusi atau pemasaran tidak berjalan dengan sempurna. Secara umum,


komponen perubahan inventori dihitung berdasarkan pengukuran terhadap
nilai persediaan barang pada awal dan akhir tahun dari dua posisi nilai
persediaan (konsep stok).

64 PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
Tabel 12. Perkembangan dan Struktur Perubahan Inventori Kabupaten
Keerom Tahun 2016—2020
Komponen Pengeluaran 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Total Nilai Inventori

2.868,28 2.051,55 2.065,94 1.354,56 1.015,82


a. ADHB (Juta Rp)

id
1.303,63 911,99 927,02 750,14 3.497,66
b. ADHK 2010 (Juta Rp)

o.
g
Proporsi terhadap PDRB (%-
0,12 0,08 0,08 0,05 0,03

s.
ADHB)

bp
Catatan: *Angka Sementara **Angka Sangat Sementara
b.
ka
m

Berbeda dengan komponen pengeluaran lain yang dapat dianalisis


ro

secara rinci. Perubahan inventori baru dapat dianalisis dari sisi proporsinya
ee

saja. Perbedaan dalam pendekatan dan tata cara estimasi menyebabkan


//k

komponen inventori tidak banyak dikaji lebih jauh sebagaimana dilakukan


s:

pada pada komponen pengeluaran lainnya.


tp
ht

Pada tahun 2016 perubahan inventori atas dasar harga berlaku sebesar
2,86 miliar rupiah yang kemudian menurun pada tahun 2017 menjadi sebesar
2,05 miliar rupiah. Sedangkan pada tahun –tahun berikutnya yaitu, 2,06 miliar
rupiah (2018), 1,35 miliar rupiah (2019) dan 1,01 miliar rupiah (2020).

Sementara itu, proporsi perubahan inventori terhadap total PDRB di


Kabupaten Keerom mengalami fluktuasi. Pada tahun 2016 proporsi perubahan
inventori adalah 0,12 persen. Selanjutnya 0,08 persen (2017) dan 2018) dan 0,05
persen (2019); serta tahun 2020 sebesar 0,03 persen. Proporsi perubahan

PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom, 65


Tahun 2016-2020
inventori tertinggi terdapat pada tahun 2016 Hal ini disebabkan oleh persediaan
produksi yang cukup besar pada tahun tersebut.

3.2.6. Net Ekspor


Net ekspor antar daerah didefinisikan sebagai ekspor antar daerah
dikurangi impor antar daerah. Berbeda dengan penghitungan ekspor-impor
barang dan jasa luar negeri, pada penghitungan ekspor-impor antar daerah

id
o.
tidak tersedia sumber data yang sesuai dengan konsep dan definisi yang

g
ditentukan. Sumber data yang tersedia selama ini hanya menunjukkan adanya

s.
bp
transaksi namun tidak diketahui berapa nilai uang yang terjadi dalam transaksi
tersebut. Keberadaan data dengan b.
kondisi seperti ini menyebabkan
ka
penghitungan ekspor-impor antar provinsi menjadikan komponen ini (dalam
m

series PDRB adh Konstan 2010) diperlakukan sebagai item penyeimbang


ro

(residual), yakni perbedaan antara total PDRB menurut pengeluaran dengan


ee

total PDRB menurut lapangan usaha. Ketersediaan data yang ada lebih sesuai
//k
s:

untuk dimanfaatkan sebagai informasi pendukung.


tp
ht

Komponen ini secara implisit mencakup dua unsur pokok yaitu: ekspor
antar daerah dan impor antar daerah. Sama halnya dengan perubahan
inventori, net ekspor antar daerah juga hasilnya dapat memiliki 2 (dua) angka,
positif atau negatif. Jika komponen ini bertanda “positif” berarti nilai ekspor
antar daerah lebih besar dari pada impor antar daserah, demikian pula
sebaliknya.

66 PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
Tabel 13. Perkembangan dan Struktur Perubahan Net Ekspor Antar
Daerah Kabupaten Keerom, Tahun 2016—2020

Komponen
2016 2017 2018 2019* 2020**
Pengeluaran
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Total Nilai
a. ADHB -1.119.688,74 -1.216.534,57 -1.283.975,60 -1.422.649,20 -1.573.475,75
(Juta Rp)
b. ADHK 2010 -806.446,28 -866.138,72 -904.961,51 -965.987,13 -1.035.742,60

id
(Juta Rp)
Proporsi terhadap -52,81 -52,07 -50,53 -52,65 -55,11

o.
PDRB (%-ADHB)

g
Catatan : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara

s.
bp
Pada saat ini untuk memisahkan net ekspor antar daerah menjadi nilai
b.
ka
ekspor antar daerah dan nilai impor antar daerah dilakukan dengan metode
m

tidak langsung, yaitu dengan metode cross hauling. Metode ini bekerja dengan
ro

memanfaatkan sifat keseimbangan permintaan (demand) dan penyediaan


ee

(supply) setiap komoditas di suatu perekonomian. Penghitung ekspor impor


//k

dengan metode cross-hauling diawali dengan metode commodity balance. Metode


s:
tp

commodity balance adalah metode penghitungan ekspor-impor dengan


ht

memanfaatkan Tabel Input-Output “bayangan”. Dalam metode ini, transksi


ekspor-impor dipandang sebagai item penyeimbang (balancing item) dalam
keseimbangan demand dan supply suatu perekonomian.

Nilai net ekspor Kabupaten Keerom selama kurun waktu lima tahun
terakhir perlahan mengalami kenaikan dari waktu kewaktu. Net ekspor
menyumbang nilai deifisit yang cukup tinggi pada PDRB Keerom. Hal ini
menunjukkan nilai impor lebih besar bila dibandingkan dengan nilai ekspor.
Dalam memenuhi kebutuhan dalam wilayah Kabupaten Keerom masih
mengandalkan barang impor dari daerah lainnya. Tahun 2016 proporsi defisit
PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom, 67
Tahun 2016-2020
net ekspor terhadap PDRB sebesar -52,81 persen, hingga tahun 2020 nilai
proporsi net ekspor terhadap PDRB semakin besar hingga -55,11 persen.

id
o.
g
s.
bp
b.
ka
m
ro
ee
//k
s:
tp
ht

68 PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
ht
tp
s:
//k
ee
ro
m
ka
b.b
ps.
go
. id
Berbagai indikator ekonomi makro yang lazim digunakan dalam
analisis sosial ekonomi dapat diturunkan dari seperangkat data PRDB. Berikut
ini akan disjikan beberapa rasio (perbandingan relatif) guna melengkapi
analisis, di tengah keterbatasan informasi yang tersedia.

PDRB (NOMINAL)
Agregat ini menjelaskan nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan

id
di dalam wilayah ekonomi Kabupaten Keerom di mana di dalamnya masih

g o.
terkandung nilai penyusutan. PDRB dapat digunakan sebagai ukuran

s.
bp
“produktivitas”, karena menjelaskan kemampuan wilayah dalam
b.
menghasilkan produk domestik, yang dihitung melalui 3 (tiga) pendekatan,
ka
yaitu pendekatan nilai tambah, pengeluaran, dan pendapatan.
m

Dari series data PDRB pengeluaran dapat diturunkan beberapa ukuran


ro
ee

yang berkaitan dengan PDRB maupun variabel pendukung lain (seperti rumah
//k

tangga, dan tenaga kerja). Untuk melihat perkembangan tingkat pemerataan,


s:

misalnya, dapat dilihat dari data PDRB perkapita.


tp
ht

PDRB per-kapita Kabupaten Keerom menunjukkan kecenderungan pola


peningkatan dari tahun ke tahun (tabel 15), seiring dengan kenaikan jumlah
penduduk. Indikator ini menunjukkan bahwa secara ekonomi setiap
penduduk rata-rata mampu menciptakan PDRB atau (nilai tambah) sebesar
nilai perkapita di masing-masing tahun tersebut.

PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom, 71


Tahun 2016-2020
Tabel 14. Produk Domestik Regional Bruto dan PDRB Perkapita
Kabupaten Keerom Tahun 2016—2020

Uraian 2016 2017 2018 2019* 2020**


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Nilai PDRB (Juta Rp)
2.336.181,86 2.540.848,76 2.701.905,41 2.855.769,65 2.926.996,75
- ADHB

1.754.130,37 1.839,174.37 1.916.264,23 1.991.014,25 1.992.545,59


- ADHK 2010

id
Pertumbuhan ADHK 5,79 4,85 4,19 3,90 0,08

o.
2010

g
PDRB perkapita ( Ribu Rp)

s.
43.158,73 46.182,14 48.422,11 50.001,01 50.550,00
- ADHB

bp
32.405,88 33.428,59 34.342,27 34.868,90 34.411,79
- ADHK 2010 b.
ka
Pertumbuhan ADHK 4,93 3,16 2,73 1,53 -1,31
2010
m

54.130 55.018 55.799 57.100 57.903


ro

Jumlah penduduk (org)


ee

0,81 1,64 1,42 2,33 1,41


Pertumbuhan
//k

Catatan : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara


s:
tp

Sedangkan pertumbuhan per-kapita secara “riil” menunjukkan


ht

kecenderungan pola penurunan. Pertumbuhan ekonomi tersebut diikuti pula


oleh penambahan jumlah penduduk, sehingga pertumbuhan per-kapita
tersebut tidak saja terjadi secara “riil” tetapi juga terjadi secara kualitas.

72 PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
PROPORSI KONSUMSI AKHIR TERHADAP PDRB
Yang dimaksud dengan konsumsi akhir adalah penggunaan berbagai
produk barang dan jasa akhir (baik berasal dari produk domestik maupun
impor), untuk menunjang aktivitas ekonomi. Pelaku konsumsi akhir meliputi
rumah tangga, LNPRT, dan pemerintah. Walaupun ketiga institusi tersebut
mempunyai fungsi yang berbeda dalam sistem ekonomi, tetapi sama-sama
membelanjakan sebagian pendapatannya untuk tujuan konsumsi akhir.

id
g o.
s.
Tabel 15. Proporsi Total Pengeluaran Konsumsi Akhir terhadap PDRB

bp
Kabupaten Keerom Tahun 2016—2020

2016 2017
b. 2018 2019* 2020**
Uraian
ka
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
m

Konsumsi Akhir (ADHB)


ro

(Juta Rp)
ee

a. Rumah tangga 1.653.138,16 1.788.374,04 1.961.670,79 2.107.309,29 2.137.098,17


//k

23.010,71 25.108,05 27.130,33 31.244,26 34.426,64


s:

b. LNPRT
tp

740.018,18 800.057,99 843.051,07 913.666,87 925.623,43


c. Pemerintah
ht

2.416.167,05 2.613.540,08 2.831.852,19 3.052.220,42 3.097.148,24


Jumlah

PDRB (ADHB) 2.336.181,86 2.540.848,76 2.701.905,41 2.855.769,65 2.926.996,75


(Juta Rp)
1,03 1,03 1,05 1,07 1,06
Proporsi
Catatan : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara

PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom, 73


Tahun 2016-2020
PERBANDINGAN KONSUMSI AKHIR RUMAH TANGGA TERHADAP
PMTB

Rasio ini merupakan perbandingan antara produk yang digunakan untuk


konsumsi akhir rumah tangga dengan yang digunakan untuk investasi fisik
(pembentukan modal tetap). Sekilas nampak bahwa sebagian besar
penggunaan produk yang tersedia di wilayah Kabupaten Keerom digunakan
untuk konsumsi akhir rumah tangga.

id
o.
Tabel 16. Perbandingan Konsumsi Rumah Tangga terhadap PMTB

g
Kabupaten Keerom Tahun 2016-2020

s.
bp
Uraian 2016 2017 2018* 2019** 2019**
(1) (2) (3)
b.(4) (5) (6)
ka
Total Konsumsi RT 1.653.138,16 1.788.374,04 1.961.670,79 2.107.309,29 2.137.098,17
m

(ADHB) (Juta Rp)


ro

Total PMTB (ADHB) 1.133.681,11 1.209.232,73 1.287.636,48 1.369.958,20 1.377.460,10


ee

(Juta Rp)
//k

Perbandingan Konsumsi 1,46 1,48 1,52 1,54 1,55


RT thd PMTB
s:

Catatan : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara


tp
ht

Rasio konsumsi rumah tangga terhadap PMTB cenderung stagnan, dari


sebesar 1,46 pada tahun 2016 hingga 2020 mengalami kenaikan menjadi
1,55. Hal ini terjadi karena adanya pergerakan konsumsi akhir rumah tangga
yang mengalami percepatan tidak diikuti oleh percepatan investasi. Akan tetapi
total PMTB terhadap PDRB mengalami kenaikan setiap tahunnya.

74 PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
INCREMENTAL CAPITAL OUTPUT RATIO (ICOR)
”ICOR” merupakan parameter ekonomi makro yang menggambarkan
rasio investasi kapital/modal terhadap hasil yang diperoleh (output) dengan
menggunakan investasi tersebut. ICOR juga bisa diartikan sebagai dampak
penambahan kapital terhadap penambahan sejumlah output (keluaran).

Kapital diartikan sebagai barang modal fisik yang dibuat oleh manusia

id
dari sumber daya alam, untuk digunakan secara terus menerus dan berulang

o.
dalam proses produksi. Sedangkan output adalah besarnya nilai keluaran dari

g
s.
suatu proses ekonomi (produksi) yang dalam hal ini digambarkan melalui

bp
parameter ”Nilai Tambah”.
b.
ka
Dengan menggunakan rasio ini, maka ICOR mampu menjelaskan
m

perbandingan antara penambahan kapital terhadap output atau yang diartikan


ro

juga bahwa setiap pertambahan satu unit nilai output (keluaran) akan
ee

membutuhkan penambahan kapital sebanyak ”K” unit. Formula :


//k
s:

K I It
ICOR = = =
tp

Y Y Yt − Yt −1
ht

Di mana: I t = PMTB tahun ke t

Yt = Output tahun ke t

Yt −1 = Output tahun ke t-1

PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom, 75


Tahun 2016-2020
Tabel 17. Incremental Capital Output RatioKabupaten Keerom
Tahun 2016-2020

Uraian 2016 2017 2018 2019* 2020**


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
PDRB
(ADHK 2010)
1,754,130.37 1.839.174,37 1.916.264,23 1.991.014,25 1.992.545,59
(Juta rupiah)

Perubahan

id
95,928.47 85,043.99 77,089.87 74,750.02 1.531,34
(Juta rupiah)

o.
g
PMTB
860,489.67 904,562.91 951,258.00 997,952.39 994,068.47

s.
(ADHK 2010)
(Juta Rp)

bp
ICOR 8.97 10.64 12.34 13.35 649,15
Catatan : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara
b.
ka
m

Penggunaan koefisien ICOR yang besar untuk perencanaan harus hati-


ro
ee

hati. Akan lebih baik jika yang digunakan adalah ICOR rata-rata dari beberapa
//k

tahun series data. Hal ini lebih mencerminkan kondisi ICOR yang
s:

sesungguhnya. Nilai ICOR pada tahun 2016 adalah sebesar 8,97. Nilai ini
tp

semakin meningkat dari tahun ketahun, hingga tahun 2020 nilai ICOR menjadi
ht

649,15. Nilai ICOR yang cukup besar menunjukkan investasi pada periode
tahun tersebut relatif besar, sedangkan output yang dihasilkan besar tetapi
hampir sama dengan output pada tahun sebelumnya, atau tambahan output
yang dihasilkan relatif kecil. Dengan kata lain investasi yang ditanamkan pada
periode tahun tersebut belum efektif/tidak efisien sehingga menghasilkan
koefisien ICOR yang relatif besar.

76 PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
ht
tp
s:
//k
ee
rom
ka
b.
bps
.go
.id
1. PDRB menurut pengeluaran tahun 2016 s.d 2020 dapat
menggambarkan perubahan struktur dan perkembangan kondisi
ekonomi Kabupaten Keerom pada periode bersangkutan. Analisis
ekonomi dari sisi PDRB pengeluaran akan berbeda dengan analisis dari
sisi lapangan usaha (industri) yang lebih fokus pada perilaku produksi.

id
Analisis PDRB pengeluaran terfokus pada perilaku penggunaan barang

o.
dan jasa akhir, baik untuk tujuan konsumsi akhir, investasi (fisik),

g
s.
maupun perdagangan luar daerah. Empat kelompok sektor atau

bp
pelaku ekonomi yang menggunakan barang dan jasa akhir dalam suatu
b.
perekonomian adalah rumah tangga, lembaga non-profit yang
ka

melayani rumah tangga/LNPRT, pemerintah, dan perusahaan.


m
ro

2. Publikasi ini menyajikan analisis sederhana tentang perilaku konsumsi,


ee

investasi, dan perdagangan luar negeri dan perdagangan antar daerah


//k

yang dimaksud. Analisis didasarkan pada indikator yang diturunkan


s:
tp

dari PDRB pengeluaran. Analisis tersebut juga dilengkapi dengan


ht

indikator sosial demografi (seperti penduduk, rumah tangga, dan


pegawai negeri), sehingga hasil analisis yang disajikan menjadi lebih
informatif.

3. Data dapat disajikan dalam bentuk series data dari tahun 2016 s.d 2020,
sehingga mudah di dalam menggambarkan perubahan atau
kecenderungan yang terjadi antara waktu. Masing-masing parameter
disajikan dalam satuan yang berbeda (rupiah, indeks, persentase, rasio,
unit, dsb) sesuai dengan tujuan analisis dan karakteristik masing-
masing data.

PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom, 79


Tahun 2016-2020
4. Data dan indikator yang diturunkan dari sajian data PDRB menurut
pengeluaran, dapat dijadikan acuan bagi pengembangan dan perluasan
indikator ekonomi makro lain seperti pendapatan disposabel,
tabungan, serta model ekonomi sederhana yang saling berkaitan antara
seluruh variabel ekonomi dan variabel yang tersedia. Bahkan secara
langsung maupun tidak langsung dapat dikaitkan dengan tampilan
data ekonomi makro lain seperti PDRB menurut lapangan usaha

id
o.
(industri), Tabel Input-Output, Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE)

g
dan bahkan Neraca Arus Dana (NAD).

s.
bp
5. Sebagian data tentang interaksi dengan luar daerah (external account)
b.
secara agregat disajikan di sini, seperti ekspor dan impor. Transaksi
ka

eksternal ini menggambarkan seberapa jauh ketergantungan ekonomi


m
ro

Kabupaten Keerom terhadap ekonomi luar daerah.


ee
//k
s:
tp
ht

80 PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
ht
tp
s:
//k
ee
rom
ka
b.
bps
.go
.id
Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Pengeluaran, Kabupaten Keerom
(Juta Rupiah)
Komponen Pengeluaran 2016 2017 2018 2019* 2020**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pengeluaran Konsumsi 1.653.138,16 1.788.374,04 1.961.670,79 2.107.309,29 2.137.098,17
Rumah Tangga
1.a. Makanan, Minuman, 850.379,67 924.254,10 1.035.757,12 1.121.541,33 1.164.654,96
dan Rokok
1.b. Pakaian dan Alas Kaki 94.519,63 102.672,41 110.615,21 118.249,32 125.450,74
1.c. Perumahan, Perkakas, 184.850,61 196.284,93 211.193,07 225.618,21 230.648,35

id
Perlengkapan dan

o.
Penyelenggaraan

g
Rumah Tangga

s.
1.d. Kesehatan & Pendidikan 119.872,33 129.181,95 138.560,01 146.886,68 155.665,67

bp
1.e. Transpotasi, 280.381,76 302.866,57 325.451,38 347.768,37 323.209,01
Komunikasi, Rekreasi,
dan Budaya b.
ka
1.f. Hotel & Restoran 41.743,29 44.979,00 48.214,70 51.042,82 52.442,04
1.g. Lainnya 81.390,87 88.135.08 91.879,29 96.202,55 85.027,40
m

2. Pengeluaran Konsumsi 23.010,71 25.108,05 27.130,33 31.244,26 34.426,64


ro

LNPRT
ee

3. Pengeluaran Konsumsi 740.018,18 800.057,99 843.051,07 913.666,87 925.623,43


Pemerintah
//k

4. Pembentukan Modal Tetap 1.133.681,11 1.209.232,73 1.287.636,48 1.369.958,20 1.377.460,10


Bruto
s:

4.a. Bangunan 977.272,67 1.042.509,39 1.110.798,22 1.177.939,39 1.177.448,91


tp

4.b. Non-Bangunan 156.408,43 166.723,35 176.838,26 192.018,83 200.011,19


ht

5. Perubahan Inventori 2.868,28 2.051,55 2.065,94 1.354,56 1.015,82


6. Net Ekspor -1.216.534,57 -1.283.975,60 -1.419.649,20 -1.567.763,53 -1.548.627,41
PDRB 2.336.181,86 2.540.848,76 2.701.905,41 2.855.769,65 2.926.996,75
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara

PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom, 83


Tahun 2016-2020
Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010
Menurut Pengeluaran, Kabupaten Keerom
(Juta Rupiah)
Komponen Pengeluaran 2016 2017 2018 2019* 2020**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pengeluaran Konsumsi 1.189.970,46 1.242.096,78 1.310.152,18 1.366.723,09 1.351.798,28
Rumah Tangga
1.a. Makanan, Minuman, 612.642,74 639.094,12 680.089,97 710.683,41 715.307,20
dan Rokok
68.147,33 71.802,30 75.457,28 79.266,84 80.918,76
1.b. Pakaian dan Alas Kaki

id
1.c. Perumahan, Perkakas, 129.694,47 134.116,88 140.430,79 146.064,93 147.832,03

o.
Perlengkapan dan

g
Penyelenggaraan

s.
Rumah Tangga

bp
1.d. Kesehatan & Pendidikan 87.750,13 91.766,04 95.881,50 99.041,35 102.793,89
1.e. Transpotasi, 201.221,44 210.176,34 220.014,80
b. 229.955,31 211.325,74
Komunikasi, Rekreasi,
ka
dan Budaya
m

1.f. Hotel & Restoran 30.805,11 31.832,47 33.282,95 34.794,90 34.804,39


1.g. Lainnya 59.709,25 63.308,63 64.994,89 66.916,36 58.816,28
ro

2. Pengeluaran Konsumsi 16.526,74 17.597,93 18.826,89 20.802,89 22.002,01


ee

LNPRT
3. Pengeluaran Konsumsi 551.978,59 578.966,26 599.287,27 637.828,34 637.123,85
//k

Pemerintah
s:

4. Pembentukan Modal 860.489,67 904.562,91 951.258,00 997.952,39 994.068,47


Tetap Bruto
tp

4.a. Bangunan 754.465,28 794.968,88 836.278,78 875.536,89 867.051,85


ht

4.b. Non-Bangunan 106.024,39 109.594,02 114.979,21 122.415,50 127.016,62


5. Perubahan Inventori 1.303,63 911,99 927,02 750,14 3.497,66
6. Net Ekspor -866.138,72 -904.961,51 -964.187,13 -1.033.042,60 -1.015.944,69
1.754.130,37 1.839.174,37 1.916.264,23 1.991.014,25 1.992.545,59
PDRB

* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara

84 PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
Tabel 3. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Atas
Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran, Kabupaten Keerom
(Persen)
Komponen Pengeluaran 2016 2017 2018 2019* 2020**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah
Tangga 70,76 70,38 72,60 73,79 73,01
1.a. Makanan, Minuman, 36,40 36,38 38,33 39,27 39,79
dan Rokok
1.b. Pakaian dan Alas Kaki 4,05 4,04 4,09 4,14 4,29
7,91 7,73 7,82 7,90 7,88

id
1.c. Perumahan, Perkakas,
Perlengkapan dan

o.
Penyelenggaraan Rumah

g
Tangga

s.
1.d. Kesehatan & Pendidikan 5,13 5,08 5,13 5,14 5,32

bp
1.e. Transpotasi, 12,00 11,92 12,05 12,18 11,04
Komunikasi, Rekreasi, dan
Budaya
b.
ka
1.f. Hotel & Restoran 1,79 1,77 1,78 1,79 1,79
m

1.g. Lainnya 3,48 3,47 3,40 3,37 2,90


2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 0,98 0,99 1,00 1,09 1,18
ro

3. Pengeluaran Konsumsi
ee

Pemerintah 31,68 31,49 31,20 31,99 31,62


4. Pembentukan Modal Tetap
//k

Bruto 48,53 47,59 47,66 47,97 47,06


s:

4.a. Bangunan 41,83 41,03 41,11 41,25 40,23


4.b. Non-Bangunan 6,70 6,56 6,54 6,72 6,83
tp

5. Perubahan Inventori 0,12 0,08 0,08 0,05 0,03


ht

6. Net Ekspor -52,07 -50,53 -52,54 -54,90 -52,91


PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara

PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom, 85


Tahun 2016-2020
Tabel 4. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Atas
Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran, Kabupaten Keerom
(Persen)
Komponen Pengeluaran 2016 2017 2018 2019* 2020**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah
Tangga 67,84 67,54 68,37 68,64 67,84
1.a. Makanan, Minuman, 34,93 34,75 35,49 35,69 35,90
dan Rokok
1.b. Pakaian dan Alas Kaki 3,88 3,90 3,94 3,98 4,06
7,39 7,29 7,33 7,34 7,42

id
1.c. Perumahan, Perkakas,
Perlengkapan dan

o.
Penyelenggaraan Rumah

g
Tangga

s.
1.d. Kesehatan & Pendidikan 5,00 4,99 5,00 4,97 5,16

bp
1.e. Transpotasi, 11,47 11,43 11,48 11,55 10,61
Komunikasi, Rekreasi, dan
Budaya
b.
ka
1.f. Hotel & Restoran 1,76 1,73 1,74 1,75 1,75
m

1.g. Lainnya 3,40 3,44 3,39 3,36 2,95


0,94 0,96 0,98 1,04 1,10
ro

2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT


ee

3. Pengeluaran Konsumsi 31,47 31,48 31,27 32,04 31,98


Pemerintah
//k

4. Pembentukan Modal Tetap 49,06 49,18 49,64 50,12 49,89


Bruto
s:

4.a. Bangunan 43,01 43,22 43,64 43,97 43,51


tp

4.b. Non-Bangunan 6,04 5,96 6,00 6,15 6,37


ht

5. Perubahan Inventori 0,07 0,05 0,05 0,04 0,18


6. Net Ekspor -49,38 -49,20 -50,32 -51,89 -50,99
100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
PDRB

* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara

86 PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
Tabel 5. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar
Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran, Kabupaten Keerom
(Persen)
Komponen Pengeluaran 2016 2017 2018 2019* 2020**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah 5,70 4,38 5,48 4,32 -1,09
Tangga
1.a. Makanan, Minuman, 5,78 4,32 6,41 4,50 0,65
dan Rokok
1.b. Pakaian dan Alas Kaki 4,14 5,36 5,09 5,05 2,08
5,76 3,41 4,71 4,01 1,21

id
1.c. Perumahan, Perkakas,
Perlengkapan dan

o.
Penyelenggaraan Rumah

g
Tangga

s.
1.d. Kesehatan & Pendidikan 4,98 4,58 4,48 3,30 3,79

bp
1.e. Transpotasi, 6,22 4,45 4,68 4,52 -8,10
Komunikasi, Rekreasi, dan
Budaya
b.
ka
1.f. Hotel & Restoran 5,37 3,34 4,56 4,54 0,03
m

1.g. Lainnya 6,11 6,03 2,66 2,96 -12,10


6,19 6,48 6,98 10,50 5,76
ro

2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT


ee

3. Pengeluaran Konsumsi 8,58 4,89 3,51 6,43 -0,11


Pemerintah
//k

4. Pembentukan Modal Tetap 5,82 5,12 5,16 4,91 -0,39


Bruto
s:

4.a. Bangunan 6,27 5,37 5,20 4,69 -0,97


tp

4.b. Non-Bangunan 2,73 3,37 4,91 6,47 3,76


ht

5. Perubahan Inventori - - - - -
6. Net Ekspor - - - - -
PDRB 5,79 4,85 4,19 3,90 0,08
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara

PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom, 87


Tahun 2016-2020
Tabel 6. Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto
(2010 = 100) Menurut Pengeluaran, Kabupaten Keerom
(Persen)
Komponen Pengeluaran 2016 2017 2018 2019* 2020**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah 138,92 143,98 149,73 154,19 158,09
Tangga
1.a. Makanan, Minuman, 138,81 144,62 152,30 157,81 162,82
dan Rokok
1.b. Pakaian dan Alas Kaki 138,70 142,99 146,59 149,18 155,03
142,53 146,35 150,39 154,46 156,02

id
1.c. Perumahan, Perkakas,
Perlengkapan dan

o.
Penyelenggaraan Rumah

g
Tangga

s.
1.d. Kesehatan & Pendidikan 136,61 140,77 144,51 148,31 151,43

bp
1.e. Transpotasi, 139,34 144,10 147,92 151,23 152,94
Komunikasi, Rekreasi, dan
Budaya
b.
ka
1.f. Hotel & Restoran 135,51 141,30 144,86 146,70 150,68
m

1.g. Lainnya 136,31 139,21 141,36 143,77 144,56


139,23 142,68 144,10 150,19 156,47
ro

2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT


ee

3. Pengeluaran Konsumsi 134,07 138,19 140,68 143,25 145,28


Pemerintah
//k

4. Pembentukan Modal Tetap 131,75 133,68 135,36 137,28 138,57


Bruto
s:

4.a. Bangunan 129,53 131,14 132,83 134,54 135,80


tp

4.b. Non-Bangunan 147,52 152,13 153,80 156,86 157,47


ht

5. Perubahan Inventori - - - - -
6. Net Ekspor - - - - -
PDRB 133.18 138.15 141.00 143,43 146,90
* Angka Sementara

88 PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
Tabel 7. Inflasi Produk Domestik Regional Bruto Menurut Pengeluaran,
Kabupaten Keerom
(Persen)
Komponen Pengeluaran 2016 2017 2018* 2019** 2019**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah 2,74 3,64 3,99 2,98 2,53
Tangga
1.a. Makanan, Minuman, 3,08 4,19 5,31 3,62 3,17
dan Rokok
1.b. Pakaian dan Alas Kaki 2,16 3,10 2,52 1,76 3,92
2,83 2,68 2,76 2,71 1,01

id
1.c. Perumahan, Perkakas,
Perlengkapan dan

o.
Penyelenggaraan Rumah

g
Tangga

s.
1.d. Kesehatan & Pendidikan 2,00 3,05 2,66 2,63 2,11

bp
1.e. Transpotasi, 2,30 3,42 2,65 2,24 1,13
Komunikasi, Rekreasi, b.
dan
ka
Budaya
m

1.f. Hotel & Restoran 2,06 4,27 2,52 1,27 2,71


1.g. Lainnya 2,73 2,13 1,54 1,70 0,56
ro

2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 2,52 2,47 1,00 4,22 4,18


ee

3. Pengeluaran Konsumsi
Pemerintah 4,94 3,07 1,80 1,83 1,42
//k

4. Pembentukan Modal Tetap


s:

Bruto 2,69 1,47 1,26 1,42 0,94


4.a. Bangunan 2,46 1,24 1,29 1,29 0,94
tp

4.b. Non-Bangunan 4,48 3,12 1,10 1,99 0,39


ht

5. Perubahan Inventori - - - - -
6. Net Ekspor - - - - -
PDRB (1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 8) 4,17 3,73 2,06 1,73 2,42
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara

PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom, 89


Tahun 2016-2020
id
o.
g
s.
bp
b.
ka
m
ro
ee

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN


//k
s:
tp
ht

90 PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
ht
tp
s:
//k
ee
ro
m
ka
b.b
ps
.g
o.
id
1. Badan Pusat Statistik, Tabel Input Output Indonesia, berbagai seri,

Jakarta.

2. , Pendapatan Nasional Indonesia, berbagai seri, Jakarta.

id
o.
3. Statistik Matriks Investasi Pemerintah Pusat, berbagai

g
s.
seri, Jakarta.

bp
4.
b.
, Profil Ekonomi Rumahtangga 1998, Jakarta 1999.
ka
m

5. Frenken Jim, How To Measure Tangible Capital Stocks, Netherlands, 1992.


ro
ee

6. Host Poul, Madsen, Macroeconomic Accounts An Overview, Pamphlet Series,


//k
s:

No. 29, Washington DC, 1979.


tp
ht

7. Keuning. J. Steven, An Estimate of the Fixed Capital Stock By Industry and Types

of Capital Goods in Indonesia, Statistical Analysis Capability Program,

Project Working Paper, Series No.4, Jakarta 1988.

8. , Input-Output Table and Analysis, Studies in Methods,

Series F No. 14 Rev 1, New York, 1973.

PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
9. , Handbook of National Accounting for Production, Sources and

Methods, Series F No. 39, New York, 1986.

10. Verbiest Piet, Investment Matrix, Hasil Kerjasama Asian Development Bank

dengan Badan Pusat Statistik, Jakarta, 1997.

id
11. Ward, Michael, The Measurement of Capital: Methodology of Capital Stock

g o.
Estimates in OECD Countries, Paris, 1976.

s.
bp
b.
ka
m
ro
ee
//k
s:
tp
ht

PDRB Menurut Pengeluaran (Tahun Dasar 2010) Kabupaten Keerom,


Tahun 2016-2020
ht
tp
s:
//k
ee
rom
ka
b.
bps
.go
.id

Anda mungkin juga menyukai