tp
s:
//c
ia
nj
u rk
ab
.bp
s.
go
.id
ht
tp
s://
ci
an
jur
ka
b.
bp
s.
go
.id
ht
tp
s://
ci
an
jur
ka
b.
bp
s.
go
.id
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
KABUPATEN CIANJUR
MENURUT PENGELUARAN 2018-2022
Nomor Publikasi : 32030.2304
Katalog : 9302020.3203
Naskah:
Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Penyunting:
Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
. id
go
Desain Kover:
Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur
s.
bp
Diterbitkan oleh:
b.
Dicetak oleh:
j
an
sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat
tp
Statistik
ht
Tim Penyusun
Produk Domestik Regional Bruto
Kabupaten Cianjur
Menurut Pengeluaran 2018-2022
Penanggung Jawab
Hartono, S.Si, M.T.
Penyunting
id
Nur Putri Cahyo Utami, SST, M.P.P.
.
go
Penulis dan Pengolah Data
Mursinah, A.Mds.
bp
b.
Mursinah, A.Md
j
an
ci
Design Kover
://
id
PDRB dalam publikasi ini serta publikasi-publikasi selanjutnya telah menggunkan tahun
.
go
dasar 2010, serta sudah menerapkan konsep System of National Accounts 2008 seperti
yang direkomendasikan oleh United Nations. s.
bp
b.
Kepada seluruh pihak yang telah memberikan kontribusinya dalam mewujudkan publiksai
ka
bagi penyusunan publikasi ini diucapkan terima kasih. Semoga kerja sama yang telah
an
Terakhir, disadari bahwa data dan informasi yang disajikan dalam publikasi ini masih
s
tp
memerlukan penyempurnaan. Oleh karena itu, setiap masukan yang bersifat konstruktif
ht
sangat dihargai demi penyempurnaan isi publikasi ini selanjutnya. Semoga publikasi ini
bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
id
2.2 Pengeluaran Konsumsi Akhir Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah
.
go
Tangga (PK-LNPRT)....................................................................................................... 12
s.
2.3 Pengeluaran Konsumsi Akhir Pemerintah (PK-P)............................................... 14
bp
2.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)............................................................. 15
b.
ka
id
2018–2022........................................................................................................................ 29
.
go
Tabel 3.6 Sumber Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Cianjur
s.
Tahun 2018–2022 (Persen)......................................................................................... 29
bp
Tabel 3.7 Perkembangan Penggunaan Konsumsi Akhir Rumah Tangga Kabupaten
b.
Tahun 2018–2022........................................................................................................... 33
ht
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN CIANJUR MENURUT PENGELUARAN 2018-2022 vii
Daftar Gambar
Gambar 3.1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran
Kabupaten Cianjur, Tahun 2018–2022............................................................ 24
Gambar 3.2 PDRB atas dasar harga Konstan Menurut Pengeluaran
Kabupaten Cianjur, Tahun 2018–2022............................................................ 25
Gambar 3.3 Perbandingan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar
Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran Kabupaten Cianjur,
Tahun 2018–2022.................................................................................................... 26
Gambar 3.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran
Kabupaten Cianjur, Tahun 2018–2022 (Persen)............................................ 27
Gambar 3.5 Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut
Pengeluaran Kabupaten Cianjur, Tahun 2018–2022................................... 28
. id
go
s.
bp
b.
ka
j ur
an
ci
s ://
tp
ht
viii PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN CIANJUR MENURUT PENGELUARAN 2018-2022
Daftar Lampiran
Lampiran 1 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Pengeluaran Kabupaten Cianjur Tahun 2018–2022.................................. 55
Lampiran 2 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Menurut
Pengeluaran Kabupaten Cianjur Tahun 2018–2022.................................. 56
Lampiran 3 Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Seri Menurut
Pengeluaran Kabupaten Cianjur Tahun 2018–2022.................................. 57
Lampiran 4 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Seri Menurut
Pengeluaran Kabupaten Cianjur Tahun 2018–2022 (persen).................. 58
Lampiran 5 Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto Seri (2010=100)
Kabupaten Cianjur, Tahun 2018–2022............................................................ 59
Lampiran 6 Laju Pertumbuhan Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto
id
(2010=100) Seri Kabupaten Cianjur, Tahun 2018–2022 (Persen)........... 60
.
go
s.
bp
b.
ka
j ur
an
ci
s ://
tp
ht
b.
bp
s.
1
go
.id
Pendahuluan
ht
tp
s://
ci
an
jur
ka
b.
bp
s.
go
.id
Bab
1
Pendahuluan
. id
go
Dalam konteks ini, PDRB Pengeluaran itu menggambarkan hasil akhir dari proses produksi
yang berlangsung dalam batas-batas teritori suatu wilayah. Berbagai jenis barang dan s.
bp
jasa akhir tersebut akan digunakan untuk memenuhi permintaan akhir oleh pelaku
b.
ekonomi domestik maupun pelaku ekonomi dari luar wilayah bahkan dari luar negeri.
ka
Beberapa agregat penting dapat diturunkan dari PDRB Pengeluaran ini seperti variabel
ur
pengeluaran konsumsi akhir, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik, serta
j
an
Pengeluaran diestimasi secara independen dengan menggunakan data dasar yang relatif
ht
Secara konsep penghitungan PDRB dari sisi yang berbeda di atas dimaksudkan untuk
i) memastikan konsistensi dan kelengkapan di dalam membuat estimasi;
ii) memberi manfaat lebih di dalam melakukan analisis; dan
iii) mengontrol kelayakan hasil estimasi.
Secara teoritis, kedua pendekatan tersebut akan menghasilkan nilai yang sama besar
(equivalent). Namun karena pendekatan estimasi dan metode pengukuran yang
digunakan berbeda, maka akan muncul selisih statistik (statistical descrepancy).
1 Termasuk di dalamnya penyusutan dan pajak tidak langsung “neto” (pajak tidak langsung dikurangi subsidi)
Dalam menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi permintaan akhir masyarakat
tersebut, tidak terlepas dari ketergantungan pada produk yang berasal dari dari luar
wilayah atau luar negeri (impor). Berbagai barang dan jasa yang menjadi konsumsi akhir
masyarakat di dalamnya akan terkandung produk impor. Sehingga dalam mengukur
besarnya nilai tambah domestik (PDRB), komponen impor barang dan jasa harus
dikeluarkan atau dikurangkan dari penghitungan konsumsi atau permintaan akhir.
id
Tingginya permintaan tidak selalu diimbangi oleh penyediaan domestik, sehingga
.
go
kondisi ini menjadi peluang bagi masuknya produk impor. Data empiris menunjukkan
bahwa dari waktu ke waktu, perdagangan produk impor terus berkembang baik secara
s.
bp
kuantitas, nilai, maupun ragamnya.
b.
ka
Secara konsep2 PDRB Produksi (Y) sama besar dengan PDRB Pengeluaran (E), namun
dalam kenyataannya tidaklah demikian. Selain berbeda dalam struktur atau komposisi,
ur
pendekatan pengukuran antar keduanya juga berbeda. Dalam penyajian data PDRB,
j
an
perbedaan ini diletakkan pada sisi PDRB Pengeluaran. Unsur yang menyebabkan
ci
perbedaan tersebut antara lain adalah konsep dan basis pengukuran, metode dan
://
cakupan pengukuran, serta data dasar yang digunakan untuk estimasi. Melalui penjelasan
s
tp
ini para pengguna data PDRB tidak mempermasalahkan adanya perbedaan (statistical
ht
descrepancy) tersebut.
Dari sudut pandang lain, PDRB Pengeluaran juga menjelaskan penggunaan dari sebagian
besar produk domestik bruto untuk memenuhi kebutuhan konsumsi akhir, atau dengan
istilah yang berbeda disebut sebagai output akhir (final output). Mengkaitkan antara
pendapatan dan pengeluaran untuk pembelian barang dan jasa dari produk domestik
maupun impor (termasuk untuk diekspor) merupakan bentuk analisis yang sederhana
dari data PDRB.
2 Handbook of National Accounting. Accounting for Production: Sources and Methods (Series F no 30 United Nations)
3 - Yang dimaksud adalah rumah tangga, pemerintah, lembaga non profit yang melayani rumah tangga serta sektor
produksi (produsen) di wilayah domestik
- Disebut sebagai pendekatan riil
- Siklus ekonomi secara umum yang menjelaskan tentang hubungan antara balas jasa faktor produksi (pendapatan)
dengan pengeluaran atas penggunaan berbagai produk barang dan jasa oleh faktor produksi tersebut
Y = C+ GFCF + Δ Inventori + X - M
Keterangan :
Y (Income) : PDRB Produksi
C (Consumption) : Konsumsi akhir
GFCF (Gross Fixed Capital Formation) : Pembentukan modal tetap bruto
Δ Inventori : Perubahan inventori
X : Ekspor
M : Impor
Persamaan di atas menunjukkan pendapatan atau nilai tambah bruto dari hasil
penghitungan PDRB Produksi akan identik dengan PDRB Pengeluaran. Jika Y adalah
pendapatan, C adalah konsumsi akhir, dan GFCF serta Δ Inventori merupakan bentuk
id
investasi fisik, maka selisih antara ekspor dengan impor menggambarkan surplus atau
.
go
defisit dari aktivitas perdagangan barang dan jasa antar wilayah, baik dengan wilayah lain
ataupun dengan luar negeri. s.
bp
b.
pendapatan, apakah hanya untuk tujuan konsumsi (akhir) atau juga untuk tujuan
ur
investasi (fisik). Selain itu juga dapat diketahui besarnya ketergantungan ekonomi wilayah
j
an
transaction). Selisih antara ekspor dan impor juga disebut sebagai ekspor neto.
s://
Sebagaimana PDRB Produksi, dari PDRB Pengeluaran juga dapat diturunkan berbagai
tp
data agregat terntang perekonomian wilayah seperti nilai nominal, struktur atau distribusi
ht
pengeluaran konsumsi akhir, pertumbuhan riil, serta indeks harga implisit. Data yang
dimaksud tersedia baik untuk masing-masing komponen PDRB Pengeluaran maupun
untuk total perekonomian.
Satu bentuk implementasi dari System of National Accounts (SNA) adalah melakukan
perubahan tahun dasar PDB/PDRB. Di Indonesia kegiatan perubahan tahun dasar
dari tahun 2000 ke 2010 dilakukan bersamaan dengan upaya mengimplementasi
rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tertuang dalam buku panduan SNA
2008. Kegiatan ini diawali dengan menyusun kerangka kerja dalam bentuk Supply and
SNA 2008 merupakan rekomendasi internasional tentang tata cara pengukuran aktivitas
ekonomi, yang telah sesuai dengan penghitungan konvensional berdasarkan prinsip-
prinsip ekonomi. Rekomendasi dinyatakan dalam sekumpulan konsep, definisi, cakupan,
dan klasifikasi, serta aturan neraca yang disepakati secara internasional dalam mengukur
indikator ekonomi makro (account) seperti PDB/PDRB.
SNA dirancang guna menyediakan informasi tentang aktivitas yang dilakukan oleh para
pelaku ekonomi, utamanya aktivitas produksi, konsumsi, dan aktivitas akumulasi aset
fisik. SNA dapat dimanfaatkan antara lain untuk kepentingan analisis, perencanaan dan
penetapan kebijakan ekonomi. Melalui kerangka SNA, fenomena suatu perekonomi
id
wilayah dapat dijelaskan dan dipahami dengan lebih baik.
.
go
Manfaat perubahan tahun dasar PDRB diantaranya adalah: s.
bp
a. Menginformasikan kondisi ekonomi terkini, seperti terjadinya perubahan struktur dan
b.
pertumbuhan ekonomi;
ka
Terpilihnya tahun 2010 sebagai tahun dasar didasarkan atas beberapa alasan sbb:
• Perekonomian Indonesia pada tahun 2010 relatif stabil;
• Terjadinya perubahan struktur ekonomi Indonesia selama 10 (sepuluh) tahun terakhir,
terutama di bidang informasi, teknologi dan transportasi. Perubahan ini berpengaruh
pada pola distribusi dan munculnya beberapa produk baru;
• Rekomendasi PBB tentang pergantian tahun dasar, yang harus dilakukan setiap 5
(lima) atau 10 (sepuluh) tahun ;
• Adanya pembaharuan konsep, definisi, cakupan, klasifikasi, sumber data, dan
metodologi penghitungan sesuai rekomendasi SNA 2008;
Terdapat 118 revisi di SNA 2008 dari SNA sebelumnya, dan 44 diantaranya merupakan
revisi yang utama. Beberapa revisi yang diadopsi dalam penghitungan PDB/PDRB tahun
dasar 2010 antara lain adalah:
• Konsep dan Cakupan
a. Sumber daya hayati (cultivated biological resources/CBR). CBR merupakan nilai aset
alam hasil budidaya manusia, yang diperlakukan sebagai bagian dari output
pertanian dan PMTB. Contoh nilai tegakan padi, kelapa sawit dan karet yang belum
dipanen, serta nilai sapi perah yang belum menghasilkan.
b. Sistem persenjataan (military weapon systems/MWS). MWS merupakan nilai
pengeluaran pemerintah untuk pengadaan alat pertahanan dan keamanan, yang
id
diperlakukan sebagai bagian dari output industri peralatan militer dan PMTB
.
go
seperti pesawat tempur, kendaraan lapis baja, dan peluru kendali.
s.
c. Penelitian dan pengembangan (research and development/RnD). RnD merupakan
bp
sebagai bagian dari output industri yang melakukannya dan PMTB seperti RnD
ur
Tabel 1.1. Perubahan Klasifikasi PDRB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2000 dan 2010
.id
go
PDRB Tahun Dasar 2000 PDRB Tahun Dasar 2010
s.
bp
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah 1. Pengeluaran Konsumsi Rumah
b.
Tangga Tangga
ka
Pemerintah Pemerintah
ci
5. Ekspor 6. Ekspor
ht
6. Impor 7. Impor
2
id.
go
s.
bp
b.
ka
Sumber Data
s://
tp
ht
ht
tp
s://
ci
an
jur
ka
b.
bp
s.
go
.id
Bab
2
Metode Estimasi dan
Sumber Data
2.1 Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah Tangga (PK-RT)
Sektor rumah tangga mempunyai peran yang cukup besar dalam perekonomian. Hal
ini tercermin dari besarnya sumbangan komponen konsumsi rumah tangga dalam
pembentukan PDRB pengeluaran. Di samping berperan sebagai konsumen akhir barang
dan jasa, rumah tangga juga berperan sebagai produsen serta penyedia faktor produksi
untuk aktivitas produksi yang dilakukan oleh sektor institusi lainnya.
Pengeluaran konsumsi akhir rumah tangga (PK-RT) merupakan pengeluaran atas barang
id
dan jasa oleh rumah tangga untuk tujuan konsumsi. Rumah tangga didefinisikan sebagai
.
go
individu atau kelompok individu yang tinggal bersama dalam suatu bangunan tempat
s.
tinggal. Mereka mengumpulkan pendapatan, memiliki harta dan kewajiban, serta
bp
mengkonsumsi barang dan jasa secara bersama-sama utamanya kelompok makanan dan
b.
perumahan.
ka
ur
PK-RT mencakup pengeluaran atas barang dan jasa oleh rumah tangga residen, baik yang
j
an
dilakukan di dalam maupun di luar wilayah domestik suatu region. Jenis barang dan jasa
tersebut diklasifikasikan menurut Classifications of Individual Consumption by Purpose
ci
://
(COICOP), sbb:
s
Namun dalam publikasi ini, PK-RT hanya diklasifikasi ke dalam 7 COICOP, yaitu:
1. Makanan, Minuman, dan Rokok
2. Pakaian dan Alas Kaki
3. Perumahan, Perkakas, Perelngkapan dan Penyelenggaraan Rumah Tangga
Data dasar yang digunakan untuk mengestimasi komponen PK-RT bersumber dari
• Survei Sosial Ekonomi Nasional/Daerah (Susenas/Suseda), BPS
• Survei Khusus Konsumsi Rumah Tangga Triwulanan (SKKRT), BPS
• Sensus Penduduk 2010, BPS
• Data Sekunder (dari dalam maupun luar BPS)
• Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS
id
Tahunan)
.
go
3. Data poin 2 dikelompokan menjadi 12 kelompok COICOP, dengan beberapa komoditas
s.
bp
dikontrol secara tersendiri;
b.
5. Diperoleh nilai PK-RT Tahunan atas dasar harga berlaku (atas dasar harga Berlaku) ;
j
an
7. Nilai PK-RT atas dasar harga Konstan diperoleh dengan cara membagi hasil poin 5
://
dengan poin 6.
s
tp
ht
Catatan:
Komponen PK-RT Triwulanan diestimasi dengan menggunakan indeks perkembangan
konsumsi rumah tangga triwulanan yang diperoleh dari hasil kegiatan SKKRT.
LNPRT merupakan bagian dari lembaga non profit (LNP). Untuk diketahui, sesuai dengan
fungsinya LNP dapat dibedakan atas LNP yang melayani rumah tangga (LNPRT) dan LNP
yang melayani bukan rumah tangga.
Nilai PK-LNPRT merupakan nilai output nonpasar yang dihasilkan oleh LNPRT. Nilai output
nonpasar diestimasi berdasarkan nilai pengeluaran LNPRT dalam rangka melakukan
kegiatan operasional. Pengeluaran yang dimaksud terdiri dari :
a. Konsumsi antara, contoh : pembelian alat tulis dan barang cetakan; pembayaran
rekening listrik, air, telepon, teleks, faksimili; biaya rapat, seminar, perjamuan; biaya
transportasi, bahan bakar, perjalanan dinas; belanja barang dan jasa lainnya;
sewa gedung, sewa perlengkapan kantor dll.
b. Kompensasi tenaga kerja, contoh : upah, gaji, lembur, honor, bonus dan tunjangan lain.
c. Penyusutan
d. Pajak lainnya atas produksi (dikurangi subsidi), contoh: PBB, STNK, BBN, dll.
. id
go
Sumber data yang digunakan adalah
s.
a. Survei Khusus Lembaga Nonprofit yang melayani rumah tangga (SK-LNP), BPS
bp
2. Hasil dari poin 1 dikalikan dengan banyaknya lembaga pada pertengahan tahun dari
ht
Direktori LNPRT;
3. Terhadap hasil poin 2 dilakukan kontrol/koreksi dengan menggunakan indikator
kegiatan hasil SK-LNP seperti jumlah tenaga kerja, penerima layanan, berbagai even
seperti munas, rakerda, dan penanganan bencana;
4. Diperoleh nilai PK-LNPRT tahunan atas dasar harga berlaku (atas dasar harga berlaku);
5. Susun indeks implisit PK-LNPRT berdasarkan IHK Kota (Provinsi/Kota terdekat);
6. Nilai PK-LNPRT atas dasar harga konstan (ADHK) diperoleh dengan membagi hasil
poin 4 dengan poin 5.
Catatan :
Komponen PK-LNPRT Triwulanan diestimasi dengan menggunakan indeks perkembangan
pengeluaran konsumsi LNPRT triwulanan yang diperoleh dari hasil kegiatan SK-LNPT.
Nilai PK-P merupakan besarnya nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh pemerintah
id
untuk dikonsumsi oleh pemerintah itu sendiri. Nilai tersebut diestimasi dengan
.
go
pendekatan pengeluaran, yakni sebesar nilai pembelian barang dan jasa yang bersifat
s.
rutin, pembayaran kompensasi pegawai, transfer sosial dalam bentuk barang, perkiraan
bp
penyusutan barang modal, serta nilai output dari unit Bank Indonesia. Nilai ini masih
b.
harus dikurangi nilai penjualan barang dan jasa yang dihasilkan melalui unit produksi
ka
yang tak terpisahkan dari aktivitas pemerintahan secara keseluruhan. Aktivitas yang
ur
1. Memproduksi barang yang sejenis dengan barang yang diproduksi unit perusahaan
ci
seperti publikasi, kartu pos, reproduksi karya seni, dan pembibitan tanaman di kebun
://
Sektor pemerintah terdiri dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dalam melakukan
aktivitasnya, pemerintah Kabupaten Cianjur mengacu pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) masing-masing. PK-P Kabupaten Cianjur mencakup: a). PK-P desa/
kelurahan/nagari yang ada di wilayah kabupaten/kota; b). PK-P Kabupaten Cianjur yang
bersangkutan; c). PK-P pusat yang merupakan bagian dari PK-P kabupaten/kota.
Data dasar yang digunakan untuk mengestimasi PK-P Kabupaten Cianjur tahunan adalah:
a. Data realisasi APBD Tahunan, Kementrian Keuangan dan Bappeda
b. Statistik Keuangan Daerah, BPS
c. Output Bank Indonesia, Bank Indonesia
PK-P atas dasar harga Berlaku = Output – Penjualan barang dan jasa
+ Social transfer in kind purchased market production
+ Output Bank Indonesia
Catatan :
1. Komponen PK-P Triwulanan diestimasi dengan menggunakan indeks perkembangan
id
pengeluaran konsumsi pemerintah daerah triwulanan
.
go
2. PK-P atas dasar harga konstan diestimasi dengan men-deflate PK-P atas dasar harga
berlaku dengan menggunakaan deflator berikut: s.
bp
b.
Penerimaan barang dan jasa IHK umum Prov atau Kab/Kota terdekat
ht
Barang modal mempunyai usia pakai lebih dari satu tahun, serta mengalami penyusutan
sepanjang usia pakainya. Istilah bruto mengindikasikan bahwa di dalamnya mengandung
unsur penyusutan. Penyusutan atau konsumsi barang modal (Consumption of Fixed
Capital) menggambarkan penurunan nilai barang modal karena digunakan dalam proses
produksi secara normal selama periode tertentu.
PMTB mencakup
id
1. Penambahan dikurangi pengurangan barang modal baik baru maupun bekas, seperti
.
go
bangunan tempat tinggal, bangunan bukan tempat tinggal, bangunan dan konstruksi
s.
bp
lainnya, mesin & perlengkapan, alat transportasi, tumbuhan dan hewan yang dibudidaya
b.
2. Biaya alih kepemilikan atas aset non-finansial yang tidak diproduksi seperti lahan dan
ur
produksi dan usia pakai-nya seperti overhaul mesin produksi, reklamasi pantai,
://
pembukaan, pengeringan dan pengairan hutan, serta pencegahan banjir dan erosi.
s
tp
ht
PMTB atas dasar harga berlaku (Impor) = Barang Modal Impor + TTM
+ Bea Impor + Biaya Instalasi
PMTB atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara men-deflate PMTB atas dasar harga
berlaku dengan IHPB sebagai berikut
.id
go
IHPB yang digunakan adalah IHPB Nasional (2010=100) sesuai jenis barang modal.
s.
bp
2. Metode Tidak Langsung
b.
ka
Pendekatan Supply
jur
an
PMTB atas dasar harga Berlaku = Total Supply Barang x Rasio PMTB
ci
://
Pendekatan Ekstrapolasi
s
tp
ht
PMTB atas dasar harga Konstan (t) = PMTB atas dasar hargak (t-1) x Indeks Produksi (t)
Pengertian sederhana dari inventori adalah barang yang dikuasai oleh produsen untuk
tujuan diolah lebih lanjut (intermediate consumption) menjadi barang lainnya, yang
Nilai perubahan inventori merupakan selisih antara nilai inventori di akhir periode
dengan nilai inventori pada awal periode (akuntansi). Perubahan inventori menjelaskan
perubahan posisi barang inventori, yang dapat bermakna penambahan (bertanda positif )
ataupun pengurangan (bertanda negatif ).
id
untuk menjaga stabilitas ekonomi, sosial dan politik. Karena menyangkut kepentingan
.
go
masyarakat luas, maka beberapa komoditas bahan pokok seperti beras, tepung terigu,
s.
minyak goreng dan gula pasir perlu dicadangkan oleh pemerintah. Namun bagi rumah
bp
tangga, pengadaan inventori barang lebih ditujukan untuk kemudahan dalam mengatur
b.
perilaku konsumsi.
ka
ur
perikanan, pertambangan, industri pengolahan, gas kota, air bersih, serta konstruksi;
://
b. Inventori menurut jenis bahan baku & penolong (material and supplies), mencakup
s
tp
semua bahan, komponen atau persediaan untuk diproses lebih lanjut menjadi
ht
barang jadi;
c. Barang jadi, mencakup barang yang telah diproses tetapi belum terjual atau belum
digunakan termasuk barang yang dijual dalam bentuk yang sama seperti pada
waktu dibeli;
d. Barang setengah jadi, yang mencakup barang yang sebagian telah diolah atau belum
selesai (tidak termasuk konstruksi yang belum selesai);
e. Barang dagangan yang masih dikuasai oleh pedagang untuk tujuan dijual;
f. Ternak untuk tujuan dipotong;
g. Pengadaan barang oleh pedagang untuk tujuan dijual atau digunakan sebagai bahan
bakar atau persediaan; serta
h. Persediaan pemerintah, yang mencakup barang strategis seperti beras, kedelai,
gula pasir, dan gandum.
.id
1. Metode Revaluasi
go
s.
Metode ini digunakan untuk komoditas pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan
bp
dan pertambangan.
b.
ka
PI atas dasar harga Berlaku = Volume inventori (t) – Volume inventori (t-1))
ur
2. Metode Deflasi
ht
Metode ini digunakan untuk komoditas industri pengolahan dan komoditas lainnya.
PI atas dasar harga Konstan = Inventori (t) atas dasar harga berlaku/IHPB (t)
- Inventori (t-1) atas dasar harga berlaku/IHPB (t-1)
PI atas dasar harga Berlaku = PI atas dasar harga Konstan x IHPB rata-rata (t)
Nilai ekspor-impor wilayah Kabupaten Cianjur didasarkan pada penghitungan Net Ekspor.
id
Namun sering kali untuk mengestimasinya tidak ada data yang sesuai dengan konsep
.
dan definisi yang ditentukan. Kondisi inilah yang menyebabkan Net Ekspor Kabupaten
go
Cianjur diperlakukan sebagai item penyeimbang (residual), yakni perbedaan antara PDRB
s.
menurut pengeluaran dengan PDRB menurut lapangan usaha. Selanjutnya dilakukan
bp
pemisahan Net Ekspor menjadi ekspor dan impor dengan mengunakan metode tidak
b.
langsung.
ka
jur
an
ci
s ://
tp
ht
3
id.
go
s.
bp
b.
ka
ur
PDRB Pengeluaran
j
an
ci
s://
Kabupaten Cianjur
tp
ht
ht
tp
s://
ci
an
jur
ka
b.
bp
s.
go
.id
Bab
3
PDRB Pengeluaran
Kabupaten Cianjur
Sebagaimana diketahui bahwa sejak tahun 2015, PDRB diestimasi dengan menggunakan
tahun dasar yang baru, yaitu tahun 2010 (2010=100) menggantikan tahun dasar lama,
tahun 2000 (2000=100). Penyusunan PDRB dengan tahun dasar baru juga disertai dengan
upaya untuk mengimplementasikan System of National Accounts (SNA) yang baru, SNA
2008. Kedua hal tersebut tentu berdampak pada besaran maupun struktur PDRB serta
indikator ekonomi yang diturunkan dari data PDB/PDRB tersebut.
id
Secara total, PDRB Kabupaten Cianjur atas dasar harga berlaku di tahun 2022 meningkat
.
go
sebesar 7,68%. Pada tahun 2021, PDRB Kabupaten Cianjur sebesar 50.137,66 miliar
s.
rupiah. Dalam satu tahun, meningkat menjadi 53.988,97 milliar rupiah. Jika dinilai atas
bp
dasar harga konstan 2010, terjadi kenaikan sebesar 1.658,88 miliar rupiah di tahun 2022
b.
Cianjur juga tidak lepas dari dampak pasca pandemi. Kabupaten Cianjur terus mengalami
an
peningkatan dalam masa recovery pasca pandemi. Hal ini terlihat dari perekonomian
ci
Kabupaten Cianjur yang tumbuh sebesar 5,04% pada tahun 2022. Jika dilihat dari trennya,
://
perekonomian Kabupaten Cianjur mulai bangkit dan mendekati posisi sebelum pandemi.
s
tp
ht
Peningkatan tidak hanya terjadi pada sisi produksi (supply side) tetapi juga terjadi pada
sisi permintaan akhir (demand side). Pertumbuhan komponen Pengeluaran Konsumsi
Rumah Tangga (PKRT), yang merupakan komponen dari demand side, menyumbang
4,35% dari total PDRB.
Masa pemulihan pasca pandemi mulai terasa jika dilihat dari capaian PDRB Kabupaten
Cianjur atas dasar harga berlaku. Pada tahun 2022, PDRB atas dasar harga berlaku
Kabupaten Cianjur sebesar 53.988,97 miliar rupiah. Peningkatan ini dipengaruhi baik oleh
perubahan harga maupun perubahan volume. Peningkatan PDRB sisi produksi diikuti
oleh peningkatan PDRB dari sisi permintaan akhir atau PDRB pengeluaran. Peningkatan
PDRB menurut komponen pengeluaran Kabupaten Cianjur pada periode 2018-2022
dapat dilihat dari Tabel 3.1 dan Gambar 3.1.
id
Gambar 3.1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran
.
Kabupaten Cianjur Tahun 2018-2022
go
s.
bp
b.
ka
j ur
an
ci
s://
tp
ht
Selain dinilai atas dasar harga yang berlaku, PDRB pengeluaran juga dapat dinilai atas
dasar harga konstan 2010 atau atas dasar harga dari berbagai jenis produk yang direvaluasi
dengan harga tahun 2010. Melalui pendekatan ini, nilai PDRB pada masing-masing tahun
memberikan gambaran tentang perubahan PDRB secara volume atau kuantitas (tanpa
dipengaruhi oleh perubahan harga). PDRB pengeluaran atas dasar harga konstan 2010
menggambarkan terjadinya perubahan atau pertumbuhan ekonomi secara riil, utamanya
terkait dengan peningkatan volume permintaan atau konsumsi akhir. Peningkatan nilai
PDRB atas dasar harga konstan 2010 Kabupaten Cianjur pada periode 2018-2022 dapat
dilihat dari Tabel 3.2 dan Gambar 3.2 berikut ini.
id
Dari Tabel 3.2, terlihat bahwa nilai PDRB atas dasar harga Konstan di Kabupaten Cianjur
.
go
meningkat, dari 32.897,53 miliar rupiah pada tahun 2021 menjadi 34.556,40 miliar rupiah
s.
pada tahun 2022. Sedangkan dari Gambar 3.2, terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi di
bp
Kabupaten Cianjur mengalami konstraksi laju pertumbuhan, yakni dari 5,67 persen pada
tahun 2019 menjadi minus 0,78 persen pada tahun 2020.
b.
ka
ur
Gambar 3.3. Perbandingan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga
Konstan 2010 Menurut Pengeluaran Kabupaten Cianjur Tahun 2018-2022
.id
go
s.
bp
b.
ka
jur
an
ci
s://
tp
ht
Terbentuknya total PDRB pengeluaran tidak terlepas dari kontribusi seluruh komponen,
yang terdiri dari komponen Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah Tangga (PK-RT),
Pengeluaran Konsumsi Akhir Lembaga Non Profit Yang Melayani Rumah Tangga (PK-
LNPRT), Pengeluaran Konsumsi Akhir Pemerintah (PK-P), Pembentukan Modal Tetap
Bruto (PMTB), ekspor neto (E) atau ekspor minus impor barang dan jasa.
Dari Tabel 3.3 terlihat bahwa selama periode 2018-2022, PDRB Kabupaten Cianjur,
sebagian besar digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi akhir rumah tangga
(PK-RT) yaitu 73 persen sampai dengan 77 persen dari PDRB. Pengeluaran untuk aktivitas
pembentukan modal (PMTB) juga mempunyai kontribusi yang relatif besar, yakni sekitar
23 persen sampai dengan 27 persen. Di sisi lain komponen net ekspor sebagai komponen
pengurang dalam PDRB juga masih berkontribusi relatif besar, yakni sekitar 4 persen
sampai dengan 16 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian kebutuhan domestik
masih harus dipenuhi oleh produk yang berasal dari luar wilayah atau bahkan luar negeri
(impor).
id
Gambar 3.4. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran
.
go
Kabupaten Cianjur Tahun 2018-2022 (Persen)
s.
bp
b.
ka
j ur
an
ci
://
s
tp
ht
id
Agregat makro lain yang diturunkan dari data PDRB adalah pertumbuhan riil PDRB atau
.
go
pertumbuhan ekonomi (economic growth). Indikator ekonomi ini menggambarkan
s.
kinerja pembangunan ekonomi suatu wilayah. Sebagaimana terlihat dari Tabel 3.4,
bp
selama periode tahun 2018-2022 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Cianjur mengalami
fluktuasi dan mengalami kontraksi. Pandemi yang menhantam Indonesia pada tahun
b.
ka
Seiring berjalannya waktu, kondisi mulai membaik. Ini ditandai dengan pertumbuhan
an
ekonomi Kabupaten Cianjur mencapai 5,04 persen. Sedangkan dari Gambar 3.5 akan
://
terlihat pertumbuhan masing-masing komponen PDRB selama periode tahun yang sama.
s
tp
ht
Gambar 3.5. Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut
Pengeluaran Kabupaten Cianjur Tahun 2018-2022 (Persen)
.id
go
Net (Ekspor Impor) 161,13 158,87 156,01 168,18 156,05
TOTAL PDRB 141,72 s.
146,56 149,52 152,41 156,23
bp
* Angka sementara
b.
Perubahan struktur perekonomian suatu wilayah sebagai akibat dari upaya pembangunan
ekonomi yang dilaksanakan pada periode tertentu, tidak terlepas dari perilaku masing-masing
komponen pengguna akhir. Setiap komponen mempunyai perilaku yang berbeda sesuai dengan
tujuan akhir penggunaan barang dan jasa. Data empiris menunjukan bahwa sebagian besar
produk atau barang dan jasa yang tersedia pada periode tertentu digunakan untuk memenuhi
permintaan konsumsi akhir oleh rumah tangga, LNPRT dan pemerintah, sebagian lagi digunakan
untuk investasi fisik dalam bentuk PMTB dan perubahan inventori. Berikut perilaku masing-masing
komponen PDRB pengeluaran Kabupaten Cianjur untuk periode 2018-2022.
Dalam suatu perekonomian, fungsi utama dari institusi rumah tangga adalah sebagai
konsumen akhir (final consumer) atas barang dan jasa yang tersedia, termasuk konsumsi
oleh rumah tangga khusus (seperti penjara, asrama dan lain-lain). Selanjutnya, berbagai
jenis barang dan jasa yang dikonsumsi tersebut akan diklasifikasikan menurut 7 (tujuh)
kelompok COICOP (Classification of Individual Consumption by Purpose), yaitu kelompok
makanan dan minuman selain restoran; pakaian, alas kaki dan jasa perawatannya;
perumahan dan perlengkapan rumah tangga; kesehatan dan pendidikan; angkutan dan
id
komunikasi; restoran dan hotel; serta kelompok barang dan jasa lainnya.
.
go
s.
Data berikut menunjukkan bahwa pada periode tahun 2018-2022 pengeluaran konsumsi
bp
akhir rumah tangga mengalami peningkatan, baik dari sisi nominal (atas dasar harga
b.
berlaku) maupun secara riil (atas dasar harga konstan). Kenaikan jumlah penduduk
ka
menjadi salah satu pendorong terjadinya kenaikan nilai pengeluaran konsumsi rumah
ur
tangga. Pada gilirannya kenaikkan tersebut juga akan mendorong laju pertumbuhan
j
Selama periode 2018-2022 proporsi pengeluaran konsumsi rumah tangga terhadap total
s
PDRB memiliki pola yang cenderung menurun, 77,45 persen (2018); 76,90 persen (2019);
tp
76,21 persen (2020); 74,75 persen (2021) dan 73,43 persen (2022). Posisi tertinggi terjadi
ht
pada tahun 2018 sebesar 77,45 persen dan terendah pada tahun 2022 sebesar 73,43
persen. Secara umum dalam periode 2018-2022, komponen konsumsi rumah tangga
cenderung mengalami penurunan proporsi terhadap PDRB setiap tahunnya. Walaupun
secara nominal nilai pengeluaran konsumsi rumah tangga mengalami kenaikan,
namun peranannya terhadap total PDRB relatif stabil di kisaran 73 hingga 77 persen,
hal ini mengindikasikan bahwa kenaikan nilai nominal yang terjadi pada komponen
pengeluaran kosumsi rumah tangga juga dialami oleh komponen pengeluaran lain.
Sehingga penambahan nilai nominal yang terjadi tidak berdampak signifikan pada
pergeseran distribusi (proporsi).
. id
Atas Dasar Harga Konstan 2010 10.295,19 10.576,80 9.704,83 9.721,90 10.000,30
go
(Ribu Rupiah)
s.
bp
Pertumbuhan
b.
Konstan (%)
tp
* Angka sementara
** Angka sangat sementara
Pada masa pemulihan ekonomi, biasanya institusi rumah tangga memperbaiki perilaku
atau pola konsumsinya. Hal tersebut terjadi karena secara umum tingkat pendapatan
masyarakat akan naik dan di sisi lain persediaan atau penawaran berbagai jenis barang
dan jasa di pasar domestik bertambah. Kondisi semacam ini memicu naiknya belanja
untuk keperluan konsumsi, termasuk konsumsi rumah tangga.
Secara rata-rata, konsumsi per kapita dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, baik
menurut atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2010. Pada tahun
2018, per orang (kapita) ADHB di Kabupaten Cianjur menghabiskan dana sekitar 14,72
juta rupiah setahun untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya. Pengeluaran tersebut
meningkat menjadi 15,67 juta rupiah pada tahun 2019, menurun hingga 14,67 juta rupiah
pada tahun 2020, dan meningkat kembali hingga 15,59 juta rupiah pada tahun 2022.
Di sisi lain, rata-rata konsumsi per kapita cenderung naik, searah dengan pertambahan
jumlah penduduk. Kondisi ini menunjukan rata-rata konsumsi setiap penduduk
meningkat, baik secara kuantitas (volume) maupun secara nilai (termasuk peningkatan
kualitas). Rata-rata konsumsi per kapita secara riil meningkat pada kisaran -1,65 persen
sampai dengan 4,75 persen dalam kurun waktu 2018-2022.
id
Kabupaten Cianjur Tahun 2018-2022 (Persen)
.
go
Kelompok Konsumsi 2018 2019 s.2020 2021* 2022**
bp
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
b.
Rumah Tangga
s ://
Tabel 3.9. Pertumbuhan Implisit (Indeks Harga) Penggunaan Konsumsi Akhir Rumah
Tangga Kabupaten Cianjur Tahun 2018-2022 (Persen)
id
Kesehatan & Pendidikan 3,33 4,68 2,12 0,23 4,91
.
go
Transportasi, Komunikasi, 2,97 2,73 0,05 1,65 2,04
Rekreasi, dan Budaya s.
bp
Hotel & Restoran 3,54 2,18 2,30 1,72 0,24
b.
* Angka sementara
ci
Tangga (LNPRT)
Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) adalah salah satu unit institusi
yang melakukan kegiatan produksi, konsumsi dan akumulasi aset. Keberadaannya
diakui oleh hukum atau masyarakat, terpisah dari orang atau entitas lain yang memiliki
atau mengendalikan. Dalam kegiatannya, LNPRT merupakan mitra pemerintah dalam
mengatasi berbagai masalah sosial seperti kemiskinan dan lingkungan hidup.
Total pengeluaran konsumsi LNPRT dalam kurun waktu tahun 2018-2022 mengalami
peningkatan atas dasar harga berlaku kecuali pada tahun 2020, dimana baik pada capaian
. id
atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan mengalami penurunan. Pada
go
tahun 2018 konsumsi LNPRT sebesar 106,83 miliar rupiah, kemudian pada tahun-tahun
s.
berikutnya; 114,40 miliar rupiah (2019); 111,84 miliar rupiah (2020); 115,46 miliar rupiah
bp
(2021); dan 121,05 miliar rupiah (2022).
b.
ka
15,61 (2018); 3,54 persen (2019); - 3,64 persen (2020); 1,96 persen (2021); dan 3,50 persen
j
an
(2022). Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2018 karena pengaruh dari masa
ci
tahapan pemilihan umum di tahun tersebut, yang berdampak pada pengeluaran ekstra
://
dari berbagai LNPRT, khususnya partai politik dan afiliasinya. Sementara itu pemilihan
s
kepala daerah yang terjadi pada bulan Desember 2020 digelar dalam situasi pandemi
tp
covid-19 dimana masih ada kebijakan pembatasan pergerakan aktivitas masyarakat dan
ht
kegiatan sosial.
Sedangkan barang dan jasa kolektif ekuivalen dengan barang publik yang memiliki ciri a)
Nonrivalry, yaitu pengeluaran satu konsumen terhadap suatu barang tidak mengurangi
kesempatan konsumen lain untuk juga mengkonsumsi barang tersebut. b) Nonexcludable,
. id
go
Uraian 2018 2019 2020 2021* 2022**
(1) (2) (3)s. (4) (5) (6)
bp
Konsumsi Pemerintah
b.
ka
Atas Dasar Harga Konstan 2010 1.886,35 1.946,24 1.907,07 1.960,20 1.937,77
an
(Milyar Rupiah)
ci
Salah satu fungsi pemerintah adalah memberikan jasa layanan pada publik atau
masyarakat dalam bentuk jasa kolektif maupun individual. Dalam prakteknya, pengeluaran
pemerintah ini selalu dikaitkan dengan luasnya cakupan layanan yang diberikan pada
masyarakat (publik), meskipun tidak seluruh masyarakat dapat merasakan manfaatnya
secara langsung. Kondisi tersebut dapat diartikan bahwa setiap rupiah pengeluaran
pemerintah harus ditujukan untuk melayani penduduk, baik langsung maupun tidak
langsung. Pengeluaran konsumsi pemerintah secara total menunjukkan peningkatan,
hal ini diikuti oleh adanya peningkatan pada rata-rata konsumsi pemerintah per-kapita.
Pada tahun 2018 konsumsi pemerintah per kapita atas dasar harga berlaku sebesar 1,39
juta rupiah, terjadi peningkatan pada tahun 2019 menjadi 1,42 juta rupiah, sedangkan
pada tahun 2020 menjadi 1,31 juta rupiah, 1,34 juta rupiah (2021) dan 1,31 juta rupiah
id
pada tahun 2022. Di tahun 2018 diperoleh data konsumsi pemerintah di kelompok
.
go
pegawai provinsi dan pusat secara lebih rinci untuk periode 2018-2022 sehingga
dilakukan perbaikan nilai di periode tersebut. s.
bp
b.
Rata-rata konsumsi pemerintah atas dasar harga konstan (2010) mengalami fluktuasi yang
ka
diakibatkan adanya disrupsi pandemi (lihat Tabel 3.11), dengan masing-masing senilai
ur
834 juta rupiah (2018); 844 juta rupiah (2019); 772 juta rupiah (2020), 782 juta rupiah
j
(2021), dan 762 juta rupiah (2022). Angka ini menunjukkan pemerintah masih berusaha
an
memulihkan konsumsinya. Terlihat dari laju pertumbuhannya yang fluktuatif, yaitu 4,34
ci
persen (2018) dan menjadi - 3,17 persen (2019). Kemudian pada tahun berikutnya -2,01
://
id
Total PMTB (%) 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000
.
go
Pertumbuhan (%) (ADHK) 6,85 3,32 -8,18 6,30 1,65
Bangunan (%) 7,87 s.
4,60 -6,56 5,75 0,26
bp
Non Bangunan (%) 1,88 -3,18 -17,13 9,66 9,97
b.
* Angka sementara
ka
Pengelompokan PMTB pada PDRB tahun dasar 2010 dibagi menjadi 2 (dua) kelompok
ci
yaitu bangunan dan non bangunan. Data di tabel 3.12 mencatat bahwa secara
://
keseluruhan pertumbuhan PMTB atas dasar harga konstan 2010 dalam kurun waktu
s
2018-2022 mengalami fluktuasi bahkan kontraksi dari 3,32 persen (2019) menjadi -8,18
tp
persen (2020) sebagai dampak pandemi Covid-19, sementara di tahun lainnya masing-
ht
masing 6,85 persen (2018) 6,30 persen (2021), dan 1,65 (2022). Pertumbuhan PMTB
tertinggi terjadi pada Tahun 2018, hal ini disebabkan oleh meningkatnya konsumsi
yang digunakan untuk PMTB sejalan dengan pesatnya pembangunan fisik di wilayah
Kabupaten Cianjur.
Dari sisi penghitungan, komponen perubahan inventori merupakan salah satu komponen
yang hasilnya bisa memiliki 2 (dua) tanda angka, positif atau negatif (disamping komponen
net ekspor antar daerah). Apabila perubahan inventori bertanda positif berarti terjadi
penambahan persediaan barang, sedangkan apabila bertanda negatif berarti terjadi
pengurangan persediaan. Terjadinya penumpukan barang inventori mengindikasikan
id
Dasar Harga Berlaku (%)
.
go
* Angka sementara
** Angka sangat sementara s.
bp
b.
Berbeda dengan komponen pengeluaran lain yang dapat dianalisis lebih rinci,
ka
perubahan inventori baru dapat dianalisis dari sisi proporsinya saja. Perbedaan dalam
ur
pendekatan dan tata cara estimasi menyebabkan komponen inventori tidak banyak
j
dikaji lebih jauh sebagaimana dilakukan pada pada komponen pengeluaran lainnya.
an
Hal utama yang dapat dilihat dari komponen ini adalah proporsi dalam PDRB pada
ci
umumnya mempunyai besaran atau nilai yang berfluktuasi baik dalam level maupun
://
s
Pada tahun 2018 perubahan inventori atas dasar harga berlaku sebesar 1.381,79 miliar
rupiah, yang kemudian meningkat pada tahun 2019 menjadi 1.406,89 miliar rupiah,
sementara di tahun 2020 sebesar 557,24 miliar rupiah serta di tahun 2021 mengalami
penurunan sebesar -278,12 miliar rupiah. Sementara di tahun 2022 terjadi kenaikan
menjadi 72,92 miliar rupiah.
Sementara itu, proporsi perubahan inventori terhadap total PDRB di Kabupaten Cianjur
mengalami penurunan dalam periode 5 tahun terakhir. Pada tahun 2018 proporsi
perubahan inventori adalah 3,22 persen, selanjutnya 3,00 persen (2019), 1,17 persen
(2020), -0,55 persen (2021) dan 0,24 persen (2022). Proporsi perubahan inventori tertinggi
terdapat pada tahun 2018.
Secara total, dalam kurun waktu 2018-2022 nilai Net (Ekspor-Impor) barang dan jasa
cenderung menunjukkan peningkatan setiap tahun. Nilai net ekspor yang bertanda
negatif mengandung makna bahwa yang terjadi pada Kabupaten Cianjur adalah nilai
impor barang dan jasa lebih besar daripada nilai ekspor sehingga terjadi net impor. Pada
tahun 2018 atas dasar harga berlaku, nilai net impor barang dan jasa sebesar 6.595,80
miliar rupiah, kemudian turun menjadi sebesar 6.069,94 miliar rupiah pada tahun 2019,
diikuti 3.739,14 miliar rupiah (2020); 2.921,71 miliar rupiah (2021) dan 2.322,92 miliar
rupiah (2022).
Sejalan dengan nilai net impor atas dasar harga berlaku, nilai net impor barang dan jasa
atas dasar harga konstan 2010 juga menunjukan pola yang cenderung meningkat. Nilai
net impor Kabupaten Cianjur pada periode 2018-2022, masing-masing tahun sebesar
4.093,40 miliar rupiah (2018); 3.820,60 miliar rupiah (2019); 2.396,75 miliar rupiah (2020);
id
1.737,24 miliar rupiah (2021); dan 1.488,59 miliar rupiah (2022). Sementara itu, pada
.
go
periode 2018 hingga 2022, proporsi dalam PDRB juga bergerak membaik, dari terendah
s.
-15,35 persen di tahun 2018 hingga tertinggi -4,30 persen di tahun 2022.
bp
b.
Tahun 2018-2022
jur
an
Net (Ekspor-Impor)
s
tp
Atas Dasar Harga Berlaku (Miliar -6.595,80 -6.069,94 -3.739,14 -2.921,71 -2.322,92
ht
Rupiah)
Atas Dasar Harga Konstan 2010 -4.093,40 -3.820,60 -2.396,75 -1.737,24 -1.488,59
(Miliar Rupiah)
Proporsi terhadap PDRB Atas -15,35 -12,93 -7,87 -5,83 -4,30
Dasar Harga Berlaku (%)
* Angka sementara
** Angka sangat sementara
Aktivitas pengeluaran (konsumsi rumah tangga, LNPRT, dan pemerintah) maupun PMTB
(termasuk inventori) dan ekspor, didalamnya terkandung produk yang berasal dari impor.
PDRB menggambarkan produk yang benar-benar dihasilkan oleh ekonomi domestik
Kabupaten Cianjur. Sehingga untuk mengukur potensi dan besaran produk domestik,
maka komponen impor tersebut harus dikeluarkan dari penghitungan yaitu dengan
cara mengurangkan nilai PDRB (E) dengan nilai impornya. Hasil pengurangan inilah yang
secara konsep harus sama dengan nilai PDRB menurut lapangan usaha (sektor).
4
id.
go
s.
bp
b.
ka
Perkembangan Agregat
j ur
an
.id
go
Series data PDRB pengeluaran dapat diturunkan menjadi beberapa ukuran yang berkaitan
s.
dengan PDRB maupun variabel pendukung lain (seperti rumah tangga, dan tenaga kerja).
bp
Sebagai contoh, untuk melihat perkembangan tingkat pemerataan, misalnya, maka
disajikan data PDRB per kapita
b.
ka
ur
Tabel 4.1. Produk Domestik Regional Bruto dan Produk Domestik Regional Bruto
j
PDRB per kapita Kabupaten Cianjur menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun (Tabel
4.1) seiring dengan kenaikan jumlah penduduk. Indikator ini menunjukan bahwa secara
ekonomi setiap penduduk Kabupaten Cianjur rata-rata mampu menciptakan PDRB atau
(nilai tambah) sebesar nilai per kapita di masing-masing tahun tersebut.
Namun pada tahun 2022, pertumbuhan PDRB per kapita mengalami peningkatan sebesar
3,55 persen. Meskipun pertumbuhannya masih jauh dibawah pertumbuhan pada tahun
2018, namun pertumbuhan pada tahun 2022 sduah mendekati pertumbuhan sebelum
pandemi menghantam. Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian di Kabupaten Cianjur
mulai bangkit pasca pandemi.
id
rumah tangga dengan yang digunakan untuk investasi fisik (pembentukan modal tetap).
.
go
Sekilas tergambarkan sebagian besar penggunaan produk yang tersedia di wilayah
domestik Kabupaten Cianjur digunakan untuk konsumsi akhir rumah tangga.
s.
bp
Angka rasio perbandingan antara konsumsi rumah tangga (RT) dengan PMTB
b.
menggambarkan besarnya pemakaian PDRB Kabupaten Cianjur untuk konsumsi (RT) dan
ka
investasi (PMTB). Semakin kecil rasionya berarti bahwa PDRB Kabupaten Cianjur semakin
ur
banyak dipakai untuk investasi sehingga akan memicu pertumbuhan ekonomi menjadi
j
an
lebih cepat.
ci
://
Tahun 2018-2022
ht
Angka rasio konsumsi rumah tangga terhadap PMTB relatif berfluktuatif, dari sebesar
2,86 pada Tahun 2018 naik menjadi 2,98 pada tahun 2019. Pada tahun 2020 memiliki
rasio sebesar 3,25, sedangkan di tahun 2021-2022 turun menjadi masing masing 3,03.
Walaupun secara umum nilai rasio konsumsi RT terhadap investasi di Kabupaten Cianjur
relatif tinggi, namun pola penurunan dalam kurun waktu 2018-2022 mengindikasikan hal
. id
Komponen Pengeluaran 2018 2019 2020 2021* 2022**
go
(1) (2) (3)s. (4) (5) (6)
bp
Konsumsi Rumah Tangga 33.280,74 36.111,19 36.228,78 37.476,11 39.646,16
b.
(ADHB)
ka
Pada tahun 2018-2022 sebagian besar barang dan jasa yang berada di wilayah domestik
digunakan untuk memenuhi permintaan konsumsi akhir (lebih dari 80 persen). Konsumsi
akhir makin meningkat setiap tahunnya, sementara proporsinya terhadap PDRB relatif
turun. Peningkatan nilai konsumsi akan berdampak pada peningkatan kualitas hidup
manusia yang tercermin dari meningkatnya angka IPM (Indeks Pembangunan Manusia).
Penurunan proporsi konsumsi akhir mengindikasikan penggunaan produk Kabupaten
Cianjur yang tidak digunakan menjadi konsumsi akhir (berupa PMTB atau eskpor)
memiliki peran yang semakin besar, meskipun masih dalam skala yang relatif kecil.
b. 5
bp
s.
go
.id
ht
tp
s://
ci
an
jur
ka
b.
bp
s.
go
.id
Bab
5
Catatan Teknis
1. PDRB menurut penggunaan tahun 2018 s.d 2022 dapat menggambarkan perubahan
struktur dan perkembangan kondisi ekonomi Kabupaten Cianjur pada periode
bersangkutan. Analisis ekonomi dari sisi PDRB pengeluaran akan berbeda dengan
analisis dari sisi Pengeluaran (industri) yang lebih fokus pada perilaku produksi.
Analisis PDRB pengeluaran terfokus pada perilaku penggunaan barang dan jasa akhir,
baik untuk tujuan konsumsi akhir, investasi (fisik), maupun perdagangan antar daerah.
Empat kelompok sektor atau pelaku ekonomi yang menggunakan barang dan
jasa akhir dalam suatu perekonomian adalah rumah tangga, lembaga non-profit yang
.id
melayani rumah tangga/LNPRT, pemerintah, dan perusahaan.
go
s.
2. Publikasi ini menyajikan analisis sederhana tentang perilaku konsumsi, investasi,
bp
dan perdagangan luar negeri dan perdagangan antar daerah yang dimaksud. Analisis
b.
didasarkan pada indikator yang diturunkan dari PDRB pengeluaran. Analisis tersebut
ka
juga dilengkapi dengan indikator sosial demografi (seperti penduduk, rumah tangga,
ur
dan pegawai negeri), sehingga hasil analisis yang disajikan menjadi lebih informatif.
j
an
ci
3. Data dapat disajikan dalam bentuk series data dari tahun 2016 s.d 2020, sehingga
://
indeks, persentase, rasio, unit, dsb) sesuai dengan tujuan analisis dan karakteristik
ht
masing-masing data.
4. Data dan indikator yang diturunkan dari sajian data PDRB menurut pengeluaran,
dapat dijadikan acuan bagi pengembangan dan perluasan indikator ekonomi makro
lain seperti pendapatan disposabel, tabungan, serta model ekonomi sederhana yang
saling berkaitan antara seluruh variabel ekonomi dan variabel yang tersedia.
Badan Pusat Statistik, Tabel Input Output Indonesia, berbagai seri, Jakarta.
__________________, Pendapatan Nasional Indonesia, berbagai seri, Jakarta.
__________________, Statistik Matriks Investasi Pemerintah Pusat, berbagai seri, Jakarta.
__________________, Profil Ekonomi Rumah tangga 1998, Jakarta 1999.
Frenken Jim, How To Measure Tangible Capital Stocks, Netherlands, 1992.
Host Poul, Madsen, Macroeconomic Accounts An Overview, Pamphlet Series, No. 29,
Washington DC, 1979.
Keuning. J. Steven, An Estimate of the Fixed Capital Stock By Industry and Types of Capital
Goods in Indonesia, Statistical Analysis Capability Program, Project Working Paper,
Series No.4, Jakarta 1988.
.id
______________, Input-Output Table and Analysis, Studies in Methods, Series F No. 14
go
Rev 1, New York, 1973.
s.
bp
______________, Handbook of National Accounting for Production, Sources and Methods,
b.
Verbiest Piet, Investment Matrix, Hasil Kerjasama Asian Development Bank dengan Badan
ur
Lampiran
ht
tp
s://
ci
an
jur
ka
b.
bp
s.
go
.id
Lampiran 1. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Pengeluaran, Kabupaten Cianjur
Tahun 2018-2022 (Juta Rupiah)
. id
go
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 106.828,03 114.404,15 111.836,00 115.462,36 121.047,30
s.
bp
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3.160.552,88 3.280.704,13 3.247,002,44 3.365.701,86 3.341.266,10
b.
ka
6. Net Ekspor Impor Antar Daerah -6.595.804,02 -6.069.940,80 -3.739.136,38 -2.921.714,18 -2.322.924,04
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
id
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 75.247,18 77.911,27 75.076,07 76.550,56 79.229,80
.
go
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 1.886.351,43 1.946.241,27 s.
1.907.072,30 1.960.197,61 1.937.773,00
bp
b.
6. Net Ekspor Impor Antar Daerah -4.093.403,36 -3.820.602,02 -2.396.753,13 -1.737.238,80 -1.488.585,22
ht
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
id
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 0,25 0,24 0,24 0,23 0,22
.
go
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 7,36 s.
6,99 6,83 6,71 6,19
bp
b.
6. Net Ekspor Impor Antar Daerah -15,35 -12,93 -7,87 -5,83 -4,30
ht
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
id
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 15,61 3,54 -3,64 1,96 3,50
.
go
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 4,34 3,17 s. -2,01 2,79 -1,14
bp
b.
5. Perubahan Inventori
://
s
tp
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
id
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 141,97 146,84 148,96 150,83 152,78
.
go
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 167,55 s.
168,57 170,26 171,70 172,43
bp
b.
5. Perubahan Inventori
s ://
tp
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
id
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 7,43 3,43 1,45 1,25 1,29
.
go
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2,44 0,61 s. 1,01 0,85 0,42
bp
b.
ka
5. Perubahan Inventori
://
s
tp
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara