Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lima Puluh Kota Menurut Pengeluaran 2017-2021

Katalog/Catalog : 9302023.
1308
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
MENURUT PENGELUARAN
Gross Domestic Regional Product of
Lima Puluh Kota Regency
by Expenditure
2017 - 2021
id
o.
s.g
bp
b.
aka
ot
hk
u
ul
ap
im
//l
s:
tp
ht
BADAN PUSAT STATISTIK

BPS - Statistics of Lima Puluh Kota Regency
ht
tp
s:
//l
im
ap
ulu
hk
ot
ak
ab
.bp
s.
go
.id
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN
LIMA PULUH KOTA MENURUT PENGELUARAN 2017-2021
GROSS REGIONAL DOMESTIC PRODUCT OF LIMA PULUH KOTA
REGENCY BY EXPENDITURE 2017-2021
ISBN/ ISBN: -
Nomor Publikasi/ Publication Number: 13080.2203
Katalog/ Catalog: 9302023.1308
Ukuran Buku/ Book Size: 21 cm x 29,7 cm

Jumlah halaman/ Total pages: xii + 90 halaman/ pages
.id
go
Naskah/Script:
s.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Lima Puluh Kota
BPS-Statistics of Lima Puluh Kota Regency . bp
ab
ak
ot
Penyunting/ Editor:
hk

lu
BPS-Statistics of Lima Puluh Kota Regency

u
ap
im
Desain Kover oleh/Cover Designed by:

//l

s:
tp

ht
Penerbit/Published By:
©Badan Pusat Statistik Kabupaten Lima Puluh Kota
Pencetak/Printed By:
Adhito Payakumbuh (Cetakan 1/ 1st Printed)
Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan se-

bagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat
Statistik Kabupaten Lima Puluh Kota (UU No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta Pasal 43 huruf b)
Prohibited announce, distribute, communicate, and/or copy part or all of the contents of this book
for commercial purposes without the written permission of BPS-Statistics of Lima Puluh Kota Re-
gency (Law No. 28 Year 2014 About Copyright Article 43 letter b)
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
MENURUT PENGELUARAN 2017-2021
GROSS REGIONAL DOMESTIC PRODUCT OF LIMA PULUH KOTA REGENCY
BY EXPENDITURE 2017-2021
TIM PENYUSUN
DRAFTING TEAM
Penanggungjawab Umum : Hendro Seprita Deza, SST

General in Charge:
Penyunting : Hendro Seprita Deza, SST

Editor
.id
go
Penulis : Maulidya Harahap, S.Si
s.
Writer
. bp
ab
Pengolah Data : Maulidya Harahap, S.Si
Data Processor
ak
ot
hk
Gambar Kulit dan Tata Letak : Vivin Dwiana Putri, SST

lu
Cover Design and Layout Riana Octomi Yuanas, S.Si

u
ap
im
//l
s:
tp
ht
ht
tp
s:
//l
im
ap
ulu
hk
ot
ak
ab
.bp
s.
go
.id
KATA PENGANTAR

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu perangkat data ekonomi yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja pembangunan ekonomi suatu wilayah (provinsi maupun
kabupaten/kota). Perangkat data ini dapat pula digunakan untuk kepentingan dan tujuan lain, seper-
ti sebagai dasar pengembangan model-model ekonomi dalam rangka menyusun formulasi kebijakan,
tingkat percepatan uang beredar (velocity of money), pendalaman sektor keuangan (financial deepen-
ing), penetapan pajak, kajian ekspor dan impor dan sebagainya.
Menurut teori ekonomi makro, penghitungan PDRB dapat dilakukan melalui tiga pendekat-
an, yaitu: pendekatan produksi/penyediaan (PDRB menurut Lapangan Usaha/industry), pendekatan
pengeluaran/permintaan akhir (PDRB menurut Pengeluaran/expenditure) serta pendekatan pendapa-
tan (PDRB menurut pendapatan/income). Ketiga pendekatan penghitungan tersebut secara teori akan
menghasilkan angka PDRB yang sama.
.id
Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) secara khusus membahas mengenai PDRB
go
menurut pendekatan pengeluaran/permintaan akhir. Pendekatan ini dirinci menjadi beberapa kom-
s.
ponen, yaitu: Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit yang
bp
Melayani Rumah Tangga, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah, Investasi (Pembentukan Modal Tetap
.
ab
Bruto dan Perubahan Inventori), serta Ekspor dan Impor. Data PDRB dalam Publikasi Produk Domestik
ak
Regional Bruto (PDRB) serta publikasi-publikasi selanjutnya mengunakan tahun dasar 2010, serta su-
ot
hk
dah menerapkan konsep System of National Accounts 2008 seperti yang direkomendasikan oleh Pers-
lu
erikatan Bangsa-Bangsa (United Nations).

u
Penghargaan dan ucapan terima kasih kepada seluruh anggota tim penyusun Publikasi Pro-
ap
duk Domestik Regional Bruto (PDRB) sehingga dapat diterbitkan pada waktunya, demikian pula kepa-
im
//l
da instansi pemerintah dan lembaga/perusahaan swasta yang telah memberikan dukungan data bagi
s:
penyusunan Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Semoga kerjasama yang telah terjalin
tp
selama ini dapat terus berlanjut serta dapat ditingkatkan di masa-masa mendatang.
ht
Terakhir, disadari bahwa data dan informasi yang disajikan dalam Publikasi Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) masih memerlukan penyempurnaan. Oleh karena itu, setiap masukan yang ber-
sifat konstruktif sangat dihargai demi penyempurnaan isi Publikasi Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) selanjutnya.
Akhirnya, semoga Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) bermanfaat bagi semua
pihak yang memerlukannya.
Sarilamak, April 2022

Kepala Badan Pusat Statistik
Kabupaten Lima Puluh Kota
Hendro Seprita Deza, SST
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lima Puluh Kota v

Menurut Pengeluaran 2017-2021
PREFACE
Gross Regional Domestic Product (GRDP) is one of the economic data tools that can be used
to evaluate the performance of the economic development of a region (province and district/city). This
data set can also be used for other purposes, such as the development of basic economic models in or-
der to formulate policies, money supply rate acceleration (velocity of money), financial deepening, tax
assessment, assessment of export and import and some other things.
According to macroeconomic theory, the GRDP’s calculation can be done through three ap-
proaches, namely: production/supply approach (GRDP by Business Sector/Industry), expenditure/fi-
nal demand approach (GRDP by expenditure) and the income approach (GRDP by income). Those ap-
proaches will yield the same GRDP figures theoretically.
Publication Gross Regional Domestic Product (GRDP) specifically addresses the GRDP by ex-
penditure approach/final demand. This approach is broken down into several components, namely:
.id
Household Consumption Expenditure, Consumption Expenditures of Non-Profit Institutions Serving
go
Households, Government Consumption, Investment (Gross Fixed Capital Formation and Changes in In-
s.
ventory), as well as Exports and Imports. GRDP data in this Publication Gross Regional Domestic Prod-
bp
uct (GRDP) and subsequent publications using the base year 2010, and has implemented the concept of
.
ab
the System of National Accounts 2008 as recommended by the United Nations.
ak
Appreciation and gratitude to all team members throughout the Publication Gross Regional
ot
hk
Domestic Product (GRDP) processing, hence can be issued at the due date, as well as to government
lu
agencies and institutions/private companies that have been providing supported data for the prepa-
u
ration of this publication. Hopefully, the cooperation that has been existed through the years can be
ap
im
upgraded in the future.

//l
Last but not least, it was realized that the data and information presented in this Publication
s:
Gross Regional Domestic Product (GRDP) are still requires some improvements. Therefore, any con-
tp
structive suggestion is highly appreciated for further improvement this publication.

ht
Finally, may this Publication Gross Regional Domestic Product (GRDP) be beneficial for all those
who need it.
Sarilamak, April 2022

Chief Statistician of
Lima Puluh Kota Regency

Hendro Seprita Deza, SST
vi Gross Regional Domestic Product Of Lima Puluh Kota Regency

By Expenditure 2017-2021
DAFTAR ISI
CONTENTS LIST
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... v

PREFACE ......................................................................................................................................... vi
DAFTAR ISI/ CONTENTS LIST ........................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL/ TABLE LIST ............................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR/ FIGURE LIST...................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN/ APPENDIXS .................................................................................................... xii
BAB/ CHAPTER 1 PENDAHULUAN/ INTRODUCTION .................................................................. 1

1.1 PENGERTIAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)/ UNDER-
STANDING OF GROSS REGIONAL DOMESTIC PRODUCT (GRDP)................. 3
.id
1.2 PERUBAHAN TAHUN DASAR PDRB/ BASE YEAR CHANGE OF GRDP ....... 8
go
s.
BAB/ CHAPTER 2 METODA ESTIMASI DAN SUMBER DATA/ ESTIMATION METHOD AND DATA
. bp
SOURCE ......................................................................................................... 15
ab
2.1 PENGELUARAN KONSUMSI AKHIR RUMAHTANGGA (PK-RT)/ HOUSE-
HOLD FINAL CONSUMPTION EXPENDITURE (FC-HH) ............................. 17
ak
2.2 PENGELUARAN KONSUMSI AKHIR LEMBAGA NON PROFIT YANG ME-

ot
LAYANI RUMAHTANGGA (PK-LNPRT)/ NON-PROFIT INSTITUSIONS

hk
SERVING HOUSEHOLD FINAL CONSUMPTION EXPENDITURE (NPISHs)... 20

lu
2.3 PENGELUARAN KONSUMSI AKHIR PEMERINTAH (PK-P)/ GOVERNMENT

u
ap
FINAL CONSUMPTION EXPENDITURE (FC-G) .......................................... 23

im
2.4 PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO (PMTB)/ GROSS FIXED CAPITAL

//l
FORMATION (GFCF) ................................................................................ 26

s:
2.5 PERUBAHAN INVENTORI (PI)/ CHANGES IN INVENTORY (CI)...................... 30

tp
2.6 EKSPOR - IMPOR/ EXPORT-IMPORT ........................................................ 34

ht
BAB/ CHAPTER 3 TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA MENURUT PENGEL-
UARAN/ ECONOMIC REVIEW OF LIMA PULUH KOTA REGENCY BY EXPENDI-
TURE 37
PERKEMBANGAN PDRB PENGELUARAN/ DEVELOPMENT OF GRDP BY
3.1
EXPENDITURE ........................................................................................ 39
PERKEMBANGAN KOMPONEN PDRB PENGELUARAN/ DEVELOPMENT
3.2
OF GRDP BY EXPENDITURE COMPONENT .............................................. 49
3.2.1 Konsumsi Akhir Rumahtangga/ Household Final Consumption.. 49
3.2.2 Konsumsi Akhir LNPRT/ NPISHs Final Consumption .................... 55
3.2.3 Konsumsi Akhir Pemerintah/ Final Consumption of Government
..................................................................................................... 56
3.2.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto/ Gross Fixed Capital Forma-
tion .............................................................................................. 61
3.2.5 Perubahan Inventori/ Changes of Inventory ................................ 63
3.2.6 Net Ekspor Barang dan Jasa/ Net Export of Goods and Service .... 65
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lima Puluh Kota vii

DAFTAR ISI
CONTENTS LIST
BAB/ CHAPTER 4 PERKEMBANGAN AGREGAT PDRB PENGELUARAN KABUPATEN LIMA PULUH

KOTA/ THE AGREGATE DEVELOPMENT OF GRDP BY EXPENDITURE OF LIMA PU-
LUH KOTA REGENCY....................................................................................... 67
4.1 PDRB (NOMINAL)/ GRDP (NOMINAL) .................................................... 69
4.2 PROPORSI PENGELUARAN KONSUMSI AKHIR TERHADAP PDRB/ PRO-
PORTION OF FINAL CONSUMPTION EXPENDITURE TO GRDP ................ 70
4.3 INCREMENTAL CAPITAL OUTPUT RATIO (ICOR)/ INCREMENTAL CAPITAL
OUTPUT RATIO (ICOR)............................................................................. 71
BAB/ CHAPTER 5 PENUTUP/ CLOSING ...................................................................................... 73
.id
LAMPIRAN/ APPENDIXS ................................................................................................................. 75
go
s.
DAFTAR PUSTAKA/ BIBLIOGRAPHY ................................................................................................ 77
. bp
ab
ak
ot
hk
u lu
ap
im
//l
s:
tp
ht
viii Gross Regional Domestic Product Of Lima Puluh Kota Regency

DAFTAR TABEL
TABLE LIST
Tabel/ 1.1 Perubahan Klasifikasi PDRB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2000 dan 2010/
Table Change of GRDP Classification by Expenditure Base Year 2000 and 2010................ 14
Tabel/ 3.1 PDRB Kabupaten Lima Puluh Kota Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran
Table (Miliar Rupiah), 2017-2021/ GRDP of Lima Puluh Kota Regency at Current Price by
Expenditure (Billion Rupiah), 2017-2021................................................................... 40
Tabel/ 3.2 PDRB Kabupaten Lima Puluh Kota atas dasar harga Konstan 2010 Menurut
Table Pengeluaran (Miliar Rupiah), 2017-2021/ GRDP of Lima Puluh Kota Regency
at 2010 Constant Market Price by Expenditure (Billion Rupiah), 2017-
2021.......................................................................................................................... 42
.id
Tabel/ 3.3 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Lima Puluh Kota atas Dasar Harga
go
Table Berlaku Menurut Pengeluaran, 2017-2021/ Distribution Percentage of GRDP
s.
of Lima Puluh Kota Regency at Current Market Price by Expenditure, 2017-
. bp
2021.......................................................................................................................... 44
ab
ak
Tabel/ 3.4 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lima Puluh Kota ADHK 2010 Menurut Penge-
Table luaran (Persen), 2017-2021/ Growth rate of GRDP of Lima Puluh Kota Regency at
ot
hk
2010 Constant Market Price by Expenditure (Percent), 2017-2021 ........................... 47

u lu
Tabel/ 3.5 Indeks Implisit PDRB Kabupaten Lima Puluh Kota Menurut Pengeluaran, 2017-
ap
Table 2021/ Implicit Indices of GRDP of Lima Puluh Kota Regency by Expenditure, 2017-
im
2021 ......................................................................................................................... 48
//l
s:
Tabel/ 3.6 Perkembangan Komponen Konsumsi Rumahtangga Kabupaten Lima Puluh Kota,
tp
Table 2017-2021/ Trend of Using on Final Household Consumption of Lima Puluh Kota
ht
Regency, 2017-2021.................................................................................................. 51
Tabel/ 3.7 Struktur Komponen Konsumsi Rumahtangga Kabupaten Lima Puluh Kota (Persen),
Table 2017-2021/ Structure of Household Final Consumption Expenditure, Lima Puluh Kota
Regency (Percent), 2017—2021................................................................................. 53
Tabel/ 3.8 Pertumbuhan Implisit (Indeks Harga) Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah Tangga
Table Kabupaten Lima Puluh Kota (Persen), 2017-2021/ Implicit Growth (Price Indices) of
Household Final Consumption Expenditure of Lima Puluh Kota Regency (Percent),
2017-2021 ................................................................................................................ 54
Tabel/ 3.9 Perkembangan Pengeluaran Akhir Konsumsi LNPRT Kabupaten Lima Puluh Kota,
Table 2017-2021/ Trend of NPISH Final Consumption Expenditure of Lima Puluh Kota
Regency, 2017-2021 ................................................................................................. 55
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lima Puluh Kota ix

DAFTAR TABEL
TABLE LIST
Tabel/ 3.10 Perkembangan Pengeluaran Konsumsi Akhir Pemerintah Kabupaten Lima Puluh
Table Kota, 2017-2021/ Trend of Government Final Consumption Expenditure of Lima
Puluh Kota Regency, 2017-2021 ............................................................................... 57
Tabel/ 3.11 Perkembangan dan Struktur PMTB Kabupaten Lima Puluh Kota, 2017-2021/ Trend
Table and Structure of GFCF of Lima Puluh Kota Regency, 2017-2021 ............................. 62
Tabel/ 3.12 Perkembangan dan Struktur Perubahan Inventori Kabupaten Lima Puluh Kota,
Table 2017-2021/ Trend and Structure of Changes in Inventories, Lima Puluh Kota
Regency, 2017-2021 ............................................................................................... 64
Tabel/ 3.13 Perkembangan Net Ekspor Barang dan Jasa Kabupaten Lima Puluh Kota, 2017-
Table 2021/ Trend of Export of Goods and Services of Lima Puluh Kota Regency, 2017-
.id
2021 ......................................................................................................................... 66
go
s.
Tabel/ 4.1 Produk Domestik Regional Bruto dan PDRB Perkapita Kabupaten Lima Puluh Kota,
Table
bp
2017-2021/ Gross Domestic Regional Bruto and per capita GRDP of Lima Puluh
.
ab
Kota Regency, 2017-2021 ......................................................................................... 70
ak
ot
Tabel/ 4.2 Proporsi Total Pengeluaran Konsumsi Akhir terhadap PDRB Kabupaten Lima Puluh
hk
Table Kota, 2017-2021/ Total Proporsion of Final Consumption Expenditure to GRDP

71
lu
Lima Puluh Kota Regency, 2017-2021 .......................................................................

u
ap
Tabel/ 4.3 Incremental Capital Output Ratio Kabupaten Lima Puluh Kota, 2017-2021/
im
Table Incremental Capital Output Ratio Lima Puluh Kota Regency, 2017-2021 .................... 72
//l
s:
tp
ht
x Gross Regional Domestic Product Of Lima Puluh Kota Regency

DAFTAR GAMBAR
FIGURE LIST
Gambar/ 3.1 PDRB Kabupaten Lima Puluh Kota Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran,
Figure 2017-2021/ GRDP of Lima Puluh Kota Regency at Current Price by Expenditure,
2017-2021 ........................................................................................................... 41
Gambar/ 3.2 PDRB Kabupaten Lima Puluh Kota Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut
Figure Pengeluaran, 2016-2021/ GRDP of Lima Puluh Kota Regency at Current Market
Price by Expenditure, 2017-2021 ........................................................................... 43
Gambar/ 3.3 Perbandingan PDRB Kabupaten Lima Puluh Kota Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas
Figure Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran, 2017-2021/ Comparing of GRDP
of Lima Puluh Kota Regency at Current Market Price and GRDP at 2010 Constant
Market Price by Expenditure, 2017-2021................................................................. 43
.id
go
Gambar/ 3.4 Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran,
s.
Figure 2017-2021/ Distribution Percentage of GRDP at Current Market Price by Expen-
. bp
diture, 2017-2021........................................................................................... 46
ab
ak
Gambar/ 3.5 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lima Puluh Kota Atas Dasar Harga Konstan 2010
ot
Figure Menurut Pengeluaran, 2017-2021/ Growth rate of GRDP of Lima Puluh Kota
hk
Regency at 2010 Constant Price by Expenditure, 2017-2021..................................... 47

u lu
ap
im
//l
s:
tp
ht
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lima Puluh Kota xi

DAFTAR LAMPIRAN
APPENDIXS LIST
Lampiran/ 1 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lima Puluh Kota Atas Dasar Har-
Appendixs ga Berlaku Menurut Pengeluaran, 2017-2021 (Miliar Rupiah)/ Gross Regional
Domestic Product of Lima Puluh Kota Regency at Current Market Prices by Ex-
penditure, 2017-2021 (Billion Rupiah) ............................................................. 83
Lampiran/ 2 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lima Puluh Kota Atas Dasar Har-
Appendixs ga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran, 2017-2021 (Miliar Rupiah)/ Gross Re-
gional Domestic Product of Lima Puluh Kota Regency at Constant Market Pric-
es by Expenditure, 2017-2021 (Billion Rupiah) ................................................. 84
Lampiran/ 3 Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lima Puluh
Appendixs Kota Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran, 2017-2021/ Percentage
Distribution of Gross Regional Domestic Product of Lima Puluh Kota Regency
at Current Market Prices by Expenditure, 2017-2021 ........................................ 85
.id
Lampiran/ 4 Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lima Puluh
go
Appendixs Kota Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran, 2017-2021/ Per-
s.
centage Distribution of Gross Regional Domestic Product of Lima Puluh Kota
. bp
Regency at 2010 Constant Market Prices by Expenditure, 2017-2021 ................ 86
ab
ak
Lampiran/ 5 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lima Puluh
ot
Appendixs Kota Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran, 2017-2021 (persen)/
hk
Growth Rate of Gross Regional Domestic Product of Lima Puluh Kota Regency
lu
at Current Market Prices by Expenditure, 2017-2021 (percent) .......................... 87

u
ap
Lampiran/ 6 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lima Puluh
im
Appendixs Kota Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran, 2017-2021 (pers-
//l
s:
en)/ Growth Rate of Gross Regional Domestic Product of Lima Puluh Kota Re-
tp
gency at 2010 Constant Market Prices by Expenditure, 2016-2021 (percent) ... 88

ht
Lampiran/ 7 Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Ber-
Appendixs laku Kabupaten Lima Puluh Kota Menurut Pengeluaran, 2017-2021/ Trend
of GRDP at Current Market Prices Lima Puluh Kota Regency by Expenditure,
2017-2021 ........................................................................................................ 89
Lampiran/ 8 Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Appendixs Konstan 2010 Kabupaten Lima Puluh Kota Menurut Pengeluaran, 2017-2021/
Trend of GRDP at 2010 Constant Market Prices Lima Puluh Kota Regency by
Expenditure, 2017-2021 ................................................................................... 90
Lampiran/ 9 Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lima Puluh
Appendixs Kota (2010=100) Menurut Pengeluaran, 2017-2021/ Implicit Price Index of
Gross Regional Domestic Product of Lima Puluh Kota Regency (2010=100) by
Expenditure, 2017-2021 .................................................................................. 91
Lampiran/ 10 Laju Pertumbuhan Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto Ka-
Appendixs bupaten Lima Puluh Kota (2010=100) Menurut Pengeluaran (persen), 2017-
2021/ Growth Rate of Implicit Price Index of Gross Regional Domestic Product
of Lima Puluh Kota Regency (2010=100) by Expenditure (Percent) 2017-2021 92
xii Gross Regional Domestic Product Of Lima Puluh Kota Regency

1
PENDAHULUAN
BAB
Chapter
Introduction
.id
tu
Apa i
go
PDRB luaran Tahun da
s.
sar
SNA 2008 bp
e
Peng . Base year
2008 SNA
ab
s
What i by
ak
GRDP iture
Expend
ot
hk
lu
u
ap
im
//l
s:
tp
ht
Terdapat 118 revisi di SNA 2008

Tahukah dari SNA sebelumnya,
dan 44 diantaranya merupakan revisi utama
Kamu ? There have been 118 revisions in SNA 2008
Do you know ? from previous SNA,
and often 44 of them are major revisions
ht
tp
s:
//l
im
ap
ulu
hk
ot
ak
ab
.bp
s.
go
.id
PENDAHULUAN
1.1 PENGERTIAN PRODUK 1.1 UNDERSTANDING OF GROSS

DOMESTIK REGIONAL REGIONAL DOMESTIC PRODUCT
BRUTO (PDRB) (GRDP)
Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product

menurut pengeluaran (PDRB Pengeluaran) by expenditure (GRDP by expenditure)
merupakan salah satu bentuk tampilan is one form of economic data display of
data ekonomi suatu wilayah, di samping a region, in addition to other forms of
bentuk tampilan lain seperti PDRB menurut display such as GRDP by business field,
lapangan usaha, Tabel Input-Output, Input-Output Table, Socioeconomic Balance
Sistem Neraca Sosial Ekonomi, dan Neraca Sheet System, and Balance of Fund Flow.
Arus Dana. Di dalam sistem kerangka In the framework system economic data of
kerja data ekonomi suatu wilayah, PDRB a region, GRDP by Expenditure is a basic
Pengeluaran merupakan ukuran dasar measure which describes the use of goods
.id
yang menggambarkan penggunaan atas and services (product) generated through
go
barang dan jasa (produk) yang dihasilkan production activities. In this context, GRDP
s.
melalui aktivitas produksi. Dalam konteks by expenditure describes the “final” result
ini, PDRB Pengeluaran itu menggambarkan bp
of a production process that takes place
.
ab
hasil “akhir” dari proses produksi yang within the territorial boundaries of a region.
ak
berlangsung dalam batas-batas teritori Various types of final goods and services
ot
hk
suatu wilayah. Berbagai jenis barang dan will be used to meet the end of demand by
lu
jasa akhir tersebut akan digunakan untuk domestic economic actors and economic
u
memenuhi permintaan akhir oleh pelaku actors from outside the region even from
ap
ekonomi domestik maupun pelaku ekonomi abroad. Some important aggregates can be
im
//l
dari luar wilayah bahkan dari luar negeri. derived from this GRDP by expenditure such
s:
Beberapa agregat penting dapat diturunkan as the End Consumption Spending variable,
tp
dari PDRB Pengeluaran ini seperti variabel gross fixed capital formation or physical
ht
Pengeluaran Konsumsi Akhir, pembentukan investment, as well as exports and imports.

modal tetap bruto atau investasi fisik, serta
ekspor dan impor.
Penghitungan PDRB melalui The calculation of GRDP through the

pendekatan pengeluaran tidak terlepas dari expenditure approach can not be separated
penghitungan PDRB melalui pendekatan from the calculation of GRDP through
lapangan usaha (production). Sungguhpun the business field approach (production).
demikian, PDRB Pengeluaran diestimasi However, GRDP Expenditures are estimated
secara independen dengan menggunakan independently using relatively different
data dasar yang relatif berbeda. PDRB baselines. GRDP by production describes the
Produksi menggambarkan aktivitas
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lima Puluh Kota 3

INTRODUCTION
produksi, serta pendapatan yang diterima production activity, as well as the income
pemilik faktor produksi yang terlibat (balas received by the owner of the input factors
jasa faktor produksi)1. Sedangkan PDRB involved (production factor repayment)1.
Pengeluaran menggambarkan aktivitas Meanwhile GRDP by expenditure describe
pengeluaran yang dilakukan para pelaku the activities of expenditures carried out
ekonomi untuk mendapatkan barang dan economic actors to obtain goods and services
jasa yang diproduksi tersebut. Melalui produced. Through GRDP by expenditure
PDRB Pengeluaran juga dapat dilihat can be seen related to the provision of goods
keterkaitannya dengan penyediaan barang and services derived from domestic or from
dan jasa yang berasal dari domestik maupun import. Through this relationship there is
dari impor. Melalui hubungan ini terlihat titik a point of macro equilibrium between the
keseimbangan makro antara sisi penyediaan supply side and the demand side of goods
dan sisi permintaan barang dan jasa. and services.
.id
Secara konsep2 penghitungan PDRB The concept2 of calculating GRDP
go
dari sisi yang berbeda di atas dimaksudkan from the different sides above is intended
s.
untuk: i) memastikan konsistensi dan to: i) ensure consistency and completeness
kelengkapan di dalam membuat estimasi; ii) bp
in making estimates; ii) give more benefit
.
ab
memberi manfaat lebih di dalam melakukan in conducting analysis; and iii) control the
ak
analisis; dan iii) mengontrol kelayakan hasil feasibility of the estimates. Theoretically, the
ot
hk
estimasi. Secara teoritis, kedua pendekatan two approaches will produce an equivalent
lu
tersebut akan menghasilkan nilai yang sama value. However, since the estimation
u
besar. Namun karena pendekatan estimasi approach and the measurement method
ap
dan metoda pengukuran yang digunakan used are different, statistical descrepancy
im
//l
berbeda, maka akan muncul selisih statistik. will occur.

s:
tp
Dengan demikian PDRB Pengeluaran Thus, GRDP by Expenditures

ht
menjelaskan besarnya nilai barang dan jasa describes the amount of the value of
(output) yang dihasilkan dalam wilayah goods and services (output) produced in
domestik, yang digunakan sebagai konsumsi the domestic area, which is used as the
“akhir” oleh masyarakat. Secara spesifik, “final consumption” by the community.
yang dimaksud dengan konsumsi akhir Specifically, what is meant by final
adalah penggunaan barang dan jasa yang consumption is the use of goods and services
tidak dimaksukan untuk diproses lebih that are not forced to be further processed
lanjut (dikonsumsi habis). Penggunaan (consumed). The use of the final product is
produk akhir tersebut diwujudkan dalam manifested in the form of “final demand”.
bentuk “permintaan akhir”. Permintaan The final request consists of components of
akhir yang dimaksud terdiri dari komponen- Household Final Consumption Expenditure
komponen Pengeluaran Konsumsi Akhir
1. Termasuk di dalamnya penyusutan dan pajak tidak langsung “neto” (pajak tidak langsung dikurangi subsidi)/
This includes depreciation and “net” indirect taxes (indirect taxes minus subsidies)
2. Handbook of National Accounting. Accounting for Production: Sources and Methods (Series F no 30 United Nations)
4 Gross Regional Domestic Product Of Lima Puluh Kota Regency

PENDAHULUAN
Rumahtangga (PK-RT), Pengeluaran (FC-HH), Non Profit Institutions Serving

Konsumsi Akhir Lembaga Non Profit Yang Household Final Consumption Expenditure
Melayani Rumahtangga (PK-LNPRT), (NPISHs), Government Final Consumption
Pengeluaran Konsumsi Akhir Pemerintah Expenditures (FC-G), Gross Fixed Capital
(PK-P), Pembentukan Modal Tetap Bruto Formation (GFCF), Changes of Inventory
(PMTB), Perubahan Inventori (PI), serta (CI), and Export components of goods and
komponen Ekspor barang dan jasa. services.
Dalam menghasilkan barang dan In producing goods and services to

jasa untuk memenuhi permintaan akhir meet the community’s end of demand, can
masyarakat tersebut, tidak terlepas dari not be separated from the dependence on
ketergantungan pada produk yang berasal products coming from outside the region
dari luar wilayah atau luar negeri (impor). or abroad (import). Various goods and
Berbagai barang dan jasa yang menjadi services that become the final consumption
.id
konsumsi akhir masyarakat di dalamnya of society in it will contain imported
go
akan terkandung produk impor. Sehingga products. So in measuring the amount of
s.
dalam mengukur besarnya nilai tambah domestic added value (GRDP), components
domestik (PDRB), komponen impor barang bp
of imports of goods and services must be
.
ab
dan jasa harus dikeluarkan atau dikurangkan excluded or deducted from the calculation
ak
dari penghitungan konsumsi atau of consumption or final demand. The high

ot
hk
permintaan akhir. Tingginya permintaan demand is not always offset by domestic

lu
tidak selalu diimbangi oleh penyediaan provision, so this condition becomes an

u
domestik, sehingga kondisi ini menjadi opportunity for imported product entry.
ap
peluang bagi masuknya produk impor. Data Empirical data shows that over time,
im
//l
empiris menunjukkan bahwa dari waktu ke imported product trade continues to grow
s:
waktu, perdagangan produk impor terus in quantity, value, and variety.

tp
berkembang baik secara kuantitas, nilai,

ht
maupun ragamnya.
Secara konsep, PDRB Produksi (Y) Conceptually, GRDP by production

sama besar dengan PDRB Pengeluaran (Y) is as large as GRDP by expenditure (E),
(E), namun dalam kenyataannya tidaklah but in reality it is not so. In addition to
demikian. Selain berbeda dalam struktur atau differing in structure or composition, the
komposisi, pendekatan pengukuran antar measurement approach between the two is
keduanya juga berbeda. Dalam penyajian also different. In the presentation of GRDP
data PDRB, perbedaan ini diletakkan data, this difference is placed on the GRDP
pada sisi PDRB Pengeluaran. Unsur yang by expenditure side. Elements that cause
menyebabkan perbedaan tersebut antara the difference include the concept and
lain adalah konsep dan basis pengukuran, basis of measurement, method and scope

INTRODUCTION
metoda dan cakupan pengukuran, serta of measurement, and the basic data used
data dasar yang digunakan untuk estimasi. for estimation. Through this explanation,
Melalui penjelasan ini para pengguna data the user of GRDP data does not question
PDRB tidak mempermasalahkan adanya the existence of the difference statistical
perbedaan (statistical descrepancy) descrepancy.
tersebut.
Penyusunan data PDRB Pengeluaran Preparation of GRDP by expenditure

juga dimaksudkan untuk menjelaskan also intended to explain how “income” (Y)
bagaimana “pendapatan” (Y) yang tercipta created through the production process into
melalui proses produksi menjadi sumber a source of community income, which will be
pendapatan masyarakat3, yang akan used to meet the needs of final consumption.
digunakan untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi akhir.
.id
go
Dari sudut pandang lain, PDRB From another point of view, GRDP
s.
Pengeluaran juga menjelaskan penggunaan by expenditure also describes the use of
dari sebagian besar produk domestik bruto bp
most gross domestic product to meet the
.
ab
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi akhir, needs of final consumption, or with different
ak
atau dengan istilah yang berbeda disebut terms referred to as “final output”. Linking
ot
hk
sebagai “output akhir”. Mengkaitkan revenue and expenses to the purchase of

lu
antara pendapatan dan pengeluaran untuk goods and services of both domestic and
u
pembelian barang dan jasa dari produk imported products (including for export) is
ap
domestik maupun impor (termasuk untuk a simple form of analysis of GRDP data. The
im
//l
diekspor) merupakan bentuk analisis yang requirement of having the same number
s:
sederhana dari data PDRB. Keharusan in both models of the GRDP approach can
tp
memiliki jumlah yang sama pada kedua simultaneously be demonstrated by the

ht
model pendekatan PDRB tersebut, secara following model or Keynesian equation:

simultan dapat ditunjukkan melalui model
atau persamaan Keynesian sebagai berikut :
Y (Income) = PDRB Produksi/ GRDP Production

C (Consumption) = Konsumsi akhir / End of Consumption
GFCF (Gross Fixed Capital Formation) = Pembentukan Modal Tetap Bruto/ Gross Fixed
Capital Formation
Δ Inventori = Perubahan Inventori/ Change of Inventory
X = Ekspor/ Export
M = Impor/ Import
3. - Yang dimaksud adalah rumahtangga, pemerintah, lembaga non profit yang melayani rumah tangga serta sektor produksi (produsen) di wilayah
domestik / What is meant are households, government, non-profit institutions serving households and production sectors (producers) in the domestic area
- Disebut sebagai pendekatan “riil”/ Called as the “real”
- Siklus ekonomi secara umum yang menjelaskan tentang hubungan antara balas jasa faktor produksi (pendapatan) dengan pengeluaran atas
penggunaan berbagai produk barang dan jasa oleh faktor produksi tersebut/ The general economic cycle that describes the relationship between the
production factor income (income) and the expenditure on the use of various products and services by those factors of production

PENDAHULUAN
Persamaan di atas menunjukkan The above equation shows the

pendapatan atau nilai tambah bruto dari hasil income or gross value added from the
penghitungan PDRB Produksi akan “identik” calculation result of GRDP production will
dengan PDRB Pengeluaran. Jika Y adalah be “identical” with GRDP by expenditure.
pendapatan, C adalah konsumsi akhir, dan If Y is income, C is final consumption, and
PMTB serta Δ Inventori merupakan bentuk GFCF and Δ Inventory is a form of physical
investasi fisik, maka selisih antara ekspor investment, then the difference between
dengan impor menggambarkan surplus atau export and import illustrates the surplus or
defisit dari aktivitas perdagangan barang deficit of goods and service trade activity
dan jasa antar wilayah, baik dengan wilayah between regions, either with other territory
lain ataupun dengan luar negeri. or abroad.

Melalui pendekatan ini dapat Through this approach can be known
diketahui perilaku masyarakat dalam behavior of people in using income, whether
.id
menggunakan pendapatan, apakah hanya only for consumption purposes (end) or
go
untuk tujuan konsumsi (akhir) atau juga also for investment (physical) purposes. It
s.
untuk tujuan investasi (fisik). Selain itu juga also can be seen the magnitude of regional
dapat diketahui besarnya ketergantungan bp
economic dependence (domestic) to foreign
.
ab
ekonomi wilayah (domestik) terhadap countries in the form of international trade
ak
luar negeri dalam bentuk perdagangan (external transaction). The difference

ot
hk
internasional (external transaction). Selisih between exports and imports is also referred
lu
antara ekspor dan impor juga disebut to as “net exports”.

u
sebagai “ekspor neto” .

ap
im
//l
Sebagaimana PDRB Produksi, dari As the Production GRDP, from GRDP

s:
PDRB Pengeluaran juga dapat diturunkan by Expenditure can also derive various
tp
berbagai data agregat tentang perekonomian aggregate data on regional economies such
ht
wilayah seperti nilai nominal, struktur atau as nominal value, structure or distribution
distribusi pengeluaran konsumsi akhir, of final consumption, “real” growth, and
pertumbuhan “riil”, serta indeks harga implicit price index. The data in question
implisit. Data yang dimaksud tersedia is available either for each component of
baik untuk masing-masing komponen GDRP by expenditure as well as for the total
PDRB Pengeluaran maupun untuk total economy.
perekonomian.

INTRODUCTION
1.2 PERUBAHAN TAHUN DASAR PDRB 1.2 BASE YEAR CHANGE OF GDRP
Mengapa Tahun Dasar PDRB Perlu Diubah? Why base year of GRDP need to change?
Selama sepuluh tahun terakhir, Over the last ten years, many
banyak perubahan yang terjadi pada changes have occurred in the global and
kondisi perekonomian global maupun local economic conditions, which are very
lokal, yang sangat berpengaruh terhadap influential on the national economy. The
perekonomian nasional. Krisis finansial global financial crisis that occurred in 2008,
global yang terjadi tahun 2008, penerapan the implementation of free trade between
perdagangan bebas antara China-ASEAN China-ASEAN (CAFTA), the change of
(CAFTA), perubahan sistem pencatatan international trade recording system, and
perdagangan internasional, serta semakin the widening of capital market services are
meluasnya jasa layanan pasar modal some examples of changes that need to be
.id
merupakan beberapa contoh perubahan anticipated in the mechanism of recording
go
yang perlu diantisipasi dalam mekanisme national statistical data.
s.
pencatatan data statistik nasional.
. bp
ab
Satu bentuk implementasi dari One form of implementation of
ak
System of National Accounts (SNA) System of National Accounts (SNA) is to

ot
adalah melakukan perubahan tahun

hk
change the base year of GDP/GRDP. In

lu
dasar PDB/PDRB. Di Indonesia kegiatan Indonesia the activities of the base year
u
perubahan tahun dasar dari tahun 2000 change from 2000 to 2010 were undertaken
ap
ke 2010 dilakukan bersamaan dengan simultaneously with the efforts to implement

im
//l
upaya mengimplementasi rekomendasi the recommendations of the United Nations

s:
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang (UN) contained in the SNA 2008 manual.
tp
tertuang dalam buku panduan SNA 2008. This activity is done by compiling the
ht
Kegiatan ini diawali dengan menyusun framework in the form of Supports and
kerangka kerja dalam bentuk Supply and Use Tables (SUT) Indonesia for the 2010
Use Tables (SUT) Indonesia untuk tahun data year. From the SUT framework, it is
data 2010. Dari kerangka SUT tersebut obtained the estimated value of GDP and its
diperoleh nilai estimasi PDB dan komponen- components. Furthermore, the value of GDP
komponennya. Selanjutnya nilai PDB and its components is used as a benchmark
maupun komponennya ini dijadikan sebagai (benchmark) when BPS-Statistics of Province
acuan (benchmark) ketika BPS Provinsi or BPS-statistics of regency/municipality
maupun BPS Kabupaten/Kota menyusun preparing its GRDP. Therefore, in order
PDRB-nya. Untuk itu, guna menjaga to maintain consistency with the GDP
konsistensi dengan hasil penghitungan calculation results, the changes in the base
PDB, maka perubahan tahun dasar year of GRDP are simultaneously carried out
PDRB dilakukan secara simultan dengan with the change in the base year of GDP.
perubahan tahun dasar PDB.

PENDAHULUAN
Apa yang Dimaksud dengan SNA 2008? What is 2008 SNA?
SNA 2008 merupakan rekomendasi SNA 2008 is an international

internasional tentang tata cara pengukuran recommendation on the procedures for
aktivitas ekonomi, yang telah sesuai dengan economic measurement, which have
penghitungan konvensional berdasarkan been in accordance with conventional
prinsip-prinsip ekonomi. Rekomendasi calculations based on economic principles.
dinyatakan dalam sekumpulan konsep, Recommendations are expressed in a
definisi, cakupan, dan klasifikasi, serta aturan set of concepts, definitions, scope, and
neraca yang disepakati secara internasional classification, as well as internationally
dalam mengukur indikator ekonomi makro agreed balance sheet rules for measuring
(account) seperti PDB/PDRB. macroeconomic indicators (accounts) such
as GDP / GRDP.
.id
go
SNA dirancang guna menyediakan SNA is designed to provide
s.
informasi tentang aktivitas yang dilakukan information on activities undertaken by
oleh para pelaku ekonomi, utamanya bp
economic actors, primarily production
.
ab
aktivitas produksi, konsumsi, dan aktivitas activities, consumption, and activities of
ak
akumulasi aset fisik. SNA dapat dimanfaatkan accumulation of physical assets. SNA can
ot
antara lain untuk kepentingan analisis,

hk
be utilized among others for the purposes

lu
perencanaan dan penetapan kebijakan of analysis, planning and determination

u
ekonomi. Melalui kerangka SNA, fenomena of economic policy. Through the SNA
ap
suatu perekonomi wilayah dapat dijelaskan framework, the phenomena of a regional

im
//l
dan dipahami dengan lebih baik. economy can be better explained and
s:
understood.
tp
ht
Apa Manfaat Perubahan Tahun Dasar? What the Benefits from the Change of Base
Year?
Manfaat perubahan tahun dasar Benefits of the basic year of GRDP are:
PDRB diantaranya adalah:
a. Menginformasikan kondisi ekonomi a. Informing current economic conditions,
terkini, seperti terjadinya perubahan such as changes in structure and
struktur dan pertumbuhan ekonomi; economic growth;
b. Meningkatkan kualitas PDRB; b. Improving the quality of GRDP;
c. Menjadikan PDRB dapat c. Making GRDP comparable nationally.
diperbandingkan secara nasional.

INTRODUCTION
Apa Implikasi Perubahan Tahun Dasar? What are the implication from change of
base year?
Perubahan tahun dasar PDRB antara Changes in the base year of GRDP
lain berdampak pada: include, among others, the following:
a. Meningkatkan nilai PDRB, yang pada a. Increase the GRDP value, which in turn
gilirannya berpengaruh pada perubahan affects income group changes (from
kelompok pendapatan (dari wilayah low-income areas to medium or high),
berpendapatan rendah menjadi and shifts in economic structure;
menengah atau tinggi), serta pergeseran
struktur ekonomi;
b. Perubahan besaran indikator makro b. Changes in the magnitude of macro
seperti rasio pajak, rasio hutang, indicators such as tax ratio, debt ratio,
.id
rasio investasi dan tabungan, neraca investment and savings ratio, trade
go
perdagangan, serta struktur dan balance, and economic structure and
s.
pertumbuhan ekonomi; growth;
c. Perubahan input data untuk keperluan bp
c. Changes in data input for purposes of
.
ab
modeling dan forecasting. modeling and forecasting.
ak
ot
Mengapa Tahun 2010 sebagai tahun dasar? Why 2010 as the base year?
hk
u lu
Terpilihnya tahun 2010 sebagai The election of 2010 as the base year
ap
tahun dasar didasarkan atas beberapa is based on several reasons as follows:

im
//l
alasan sebagai berikut:

s:
• Perekonomian Indonesia pada tahun • The Indonesian economy in 2010 was

tp
2010 relatif stabil; relatively stable;

ht
• Terjadinya perubahan struktur ekonomi • Changes in Indonesia’s economic

Indonesia selama 10 (sepuluh) tahun structure over the past 10 (ten) years,
terakhir, terutama di bidang informasi, especially in the areas of information,
teknologi dan transportasi. Perubahan technology and transportation. These
ini berpengaruh pada pola distribusi dan changes affect the distribution pattern
munculnya beberapa produk baru; and the emergence of several new
products;
• Rekomendasi PBB tentang pergantian • UN Recommendation on the turn of the
tahun dasar, yang harus dilakukan setiap base year, which must be done every 5
5 (lima) atau 10 (sepuluh) tahun4; (five) or 10 (ten) years4;
• Adanya pembaharuan konsep, definisi, • Renewal of concepts, definitions,
cakupan, klasifikasi, sumber data, scope, classification, data sources,
dan metodologi penghitungan sesuai and calculation methodology as
rekomendasi SNA 2008; recommended by SNA2008;
4. SNA1993, para 16.76: “constant price series should not be allowed to run for more than five, or at the most, ten years without rebasing”

PENDAHULUAN
• Tersedianya data dasar untuk • Availability of basic data to improve

meningkatkan kualitas PDRB seperti the quality of GRDP such as the 2010
hasil Sensus Penduduk 2010 dan Indeks Population Census and Producers Price
Harga Produsen (Producers Price Index); Index;
• Tersedianya kerangka SUT Indonesia • Availability of Indonesia SUT framework
tahun 2010, yang menunjukkan 2010, which shows the balance between
keseimbangan antara produksi, production, consumption and income
konsumsi serta pendapatan yang generated from the activity.
tercipta dari aktivitas tersebut.
Implementasi SNA 2008 dalam PDRB tahun Implementation of SNA 2008 in GRDP base
dasar 2010 year 2010
Terdapat 118 revisi di SNA 2008 There have been 118 revisions in SNA
.id
dari SNA sebelumnya, dan 44 diantaranya 2008 from previous SNA, and 44 of them are
go
merupakan revisi yang utama. Beberapa major revisions. Some revisions adopted in
s.
revisi yang diadopsi dalam penghitungan the calculation of GDP / GRDP base year
PDB/PDRB tahun dasar 2010 antara lain . bp
2010 include:
ab
adalah:
ak
ot
• Concepts and Coverage

hk
• Konsep dan Cakupan

u lu
a. Sumber daya hayati (cultivated a. Cultivated biological resources (CBR).

ap
biological resources/CBR). CBR CBR is the value of natural assets

im
//l
merupakan nilai aset alam hasil cultivated by humans, which are

s:
budidaya manusia, yang diperlakukan treated as part of agricultural output

tp
sebagai bagian dari output pertanian and GFCF. Examples of rice stands, oil
ht
dan PMTB. Contoh nilai tegakan palm and rubber that have not been
padi, kelapa sawit dan karet yang harvested, and the value of dairy
belum dipanen, serta nilai sapi perah cows that have not produced.
yang belum menghasilkan.
b. Sistem persenjataan (military b. Military weapon systems (MWS).
weapon systems/MWS). MWS MWS represents the value of
merupakan nilai pengeluaran government spending on defense
pemerintah untuk pengadaan alat and security procurement, which is
pertahanan dan keamanan, yang treated as part of the military and
diperlakukan sebagai bagian dari GFCF equipment industry output
output industri peralatan militer such as fighter planes, armored
dan PMTB seperti pesawat tempur, vehicles and missiles.
kendaraan lapis baja, dan peluru
kendali.

INTRODUCTION
c. Penelitian dan pengembangan c. Research and development (R &

(research and development/RnD). D). RnD is an expenditure value for
RnD merupakan nilai pengeluaran research and development activities,
untuk aktivitas penelitian dan which are treated as part of the
pengembangan, yang diperlakukan output of the industry doing it and
sebagai bagian dari output industri GFCF such as RnD on rice varieties,
yang melakukannya dan PMTB automotive products, and marketing
seperti RnD tentang varietas research.
padi, produk otomotif, dan riset
pemasaran.
d. Eksplorasi dan evaluasi mineral d. Mineral exploration and evaluation
(mineral exploration and evaluation/ (MEE). MEE is the value of
MEE). MEE merupakan nilai expenditures for exploration and
pengeluaran untuk aktivitas evaluation activities of minerals
.id
eksplorasi dan evaluasi barang and minerals, regardless of whether
go
tambang dan mineral, tanpa or not to find mineral or mineral
s.
memperhitungkan apakah berhasil reserves. Exploration and evaluation
atau tidak menemukan cadangan bp
costs are treated as part of mining
.
ab
tambang atau mineral. Biaya industry output and GFCF.
ak
eksplorasi dan evaluasi diperlakukan

ot
hk
sebagai bagian dari output industri

lu
pertambangan dan PMTB.

u
e. Bank Sentral (Central Bank/CB). e. Central Bank (CB). The activities

ap
Aktivitas Bank Indonesia yang of Bank Indonesia related to the

im
//l
terkait dengan penyediaan jasa provision of monetary policy and

s:
kebijakan moneter dan pengawasan supervisory services are separated

tp
dipisahkan dari jasa intermediasi from financial intermediation

ht
keuangan. Aktivitas tersebut services. These activities are

digabungkan dengan aktivitas combined with the provision of
penyediaan jasa regulasi yang regulatory services produced by the
dihasilkan pemerintahan. government.
f. Komputer software (computer f. Computer software (CSD) .CSD is the
software and databases/CSD). CSD purchase value or cost of building
merupakan nilai pembelian atau databases, which are treated as part
biaya pembangunan database, yang of the industry’s output and GFCF.
diperlakukan sebagai bagian dari
output industri yang melakukannya
dan PMTB.
g. Produk kekayaan intelektual g. Intellectual property (entertainment,
(entertainment, literary or artistic literary or artistic originals / ELA)

PENDAHULUAN
originals/ELA). ELA merupakan products. ELA is the value of the

nilai pembelian atau biaya purchase or development cost, which
pembangunannya, yang diperlakukan is treated as part of the output of the
sebagai bagian dari output industri industry doing it and GFCF.
yang melakukannya dan PMTB.
h. pengeluaran untuk aktivitas h. Expenditures for exploration and
eksplorasi dan evaluasi barang evaluation activities of minerals
tambang dan mineral, tanpa and minerals, regardless of whether
memperhitungkan apakah kegiatan or not such activities succeeded in
tersebut berhasil ataupun tidak finding mineral or mineral reserves.
berhasil menemukan cadangan Exploration and evaluation costs are
tambang atau mineral. Biaya treated as part of mining industry
eksplorasi dan evaluasi diperlakukan output and GFCF.
sebagai bagian dari output industri
.id
pertambangan dan PMTB.
go
s.
• Metodologi • Methodology
.bp
ab
Output jasa intermediasi keuangan. Output of financial intermediation
ak
Output industri ini diestimasi dengan services. The industry output is estimated
ot
hk
metoda FISIM (Financial intermediation by FISIM (Financial intermediate services

lu
services indirectly measured / FISIM). indirectly measured / FISIM) method.

u
FISIM dihitung berdasarkan tingkat FISIM is calculated based on the interest

ap
suku bunga simpanan, bunga pinjaman, rates on deposits, interest on loans, and
im
//l
dan suku bunga referensi. Metoda ini reference interest rates. This method
s:
menggantikan metoda Imputed Bank replaces the Imputed Bank Services

tp
Services Charge (IBSC). Charge (IBSC) method.

ht
• Valuasi • Valuation
Nilai tambah bruto lapangan usaha The gross added value of the business
dinilai dengan harga dasar (Basic field is valued at a base price. The base
Price). Harga dasar merupakan harga price is the economic price of a good or
keekonomian suatu barang atau jasa service at the producer level, before any
pada tingkat produsen, sebelum ada government intervention in the form of
intervensi pemerintah dalam bentuk taxes and subsidies on the product.
pajak dan subsidi atas produk.

INTRODUCTION
• Klasifikasi • Classification
Klasifikasi yang digunakan adalah The classification used is

Internasional Standard Industrial International Standard Industrial
Classification (ISIC rev.4) dan Central Classification (ISIC rev.4) and Central
Product Classification (CPC rev.2). BPS Product Classification (CPC rev.2). BPS
mengadopsi kedua jenis klasifikasi adopts both types of classifications into
tersebut menjadi KBLI 2009 dan KBKI KBLI 2009 and KBKI 2010.
2010.
.id
Tabel/ Table 1.1
go
Perubahan Klasifikasi PDRB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2000 dan 2010
s.
Change of GRDP Classification by Expenditure Base Year 2000 and 2010
. bp
ab
ak
ot
hk
ulu
ap
im
//l
s:
tp
ht

2
METODE ESTIMASI DAN SUMBER DATA
BAB
Chapter
Estimation Method and Data Source
.id
Pengeluaran Konsumsi Pengeluaran Konsumsi Akhir
Pengeluaran Konsumsi
go
Lembaga Non-Prot yang
Akhir Rumah Tangga Akhir Pemerintah
Melayani Rumah Tangga
Household Final Consumption
s.
Non-Profit Institutions Serving Goverment Final Consumption
by Expenditure Household Final Consumption by Expenditure
bp
Expenditure
.
ab
ak
ot
hk
ulu
ap
Komponen PDRB Pengeluaran

im
//l
The Component by GRDP Expenditure

s:
tp
ht
Pembentukan Modal Perubahan Inventory Ekspor - Impor

Tetap Bruto (PMTB) Inventory Changes Export - Import
Gross Fixed Capital
Formation (GFCF)
ht
tp
s:
//l
im
ap
ulu
hk
ot
ak
ab
.bp
s.
go
.id
2.1 PENGELUARAN KONSUMSI AKHIR 2.1 HOUSEHOLDS FINAL

RUMAH TANGGA (PK-RT) CONSUMPTION EXPENDITURE
(FC-HH)
i. Pendahuluan i. Introduction
Sektor rumahtangga mempunyai Household sector has a considerable

peran yang cukup besar dalam role in the economy. This is reflected in the
perekonomian. Hal ini tercermin dari contribution of household consumption
besarnya sumbangan komponen konsumsi expenditure in GRDP formation5. In addition
rumahtangga dalam pembentukan PDRB to the share as the final consumer of goods
pengeluaran5. Di samping berperan and services, households also acts as a
sebagai konsumen akhir barang dan jasa, producer and provider of production factors
rumahtangga juga berperan sebagai for the production activities carried out by
.id
produsen serta penyedia faktor produksi other institutions sectors.
go
untuk aktivitas produksi yang dilakukan oleh
s.
sektor institusi lainnya.
. bp
ab
ii. Konsep dan Definisi ii. Concepts and Definitions
ak
ot
hk
Pengeluaran konsumsi akhir Household consumption expenditure

lu
rumahtangga (PK-RT) merupakan (FC-HH) is spending on goods and services

u
pengeluaran atas barang dan jasa oleh by households for consumption purposes.
ap
rumahtangga untuk tujuan konsumsi. Households are defined as individuals or

im
//l
Rumahtangga didefinisikan sebagai groups of individuals who live together in a

s:
individu atau kelompok individu yang residence building. They collect revenue,
tp
tinggal bersama dalam suatu bangunan may own property and liability, as well
ht
tempat tinggal. Mereka mengumpulkan as taking goods and services together,

pendapatan, memiliki harta dan kewajiban, especially food and housing.
serta mengkonsumsi barang dan jasa
secara bersama-sama utamanya kelompok
makanan dan perumahan.
iii. Cakupan iii. Coverage
PK-RT mencakup pengeluaran atas FC-HH includes all expenditure on

barang dan jasa oleh rumahtangga residen, goods and services by a resident of an area,
baik yang dilakukan di dalam maupun di luar whether made inside or outside the domestic
wilayah domestik suatu region. Jenis barang territory of a region. The type of goods and
5. Untuk Kabupaten/Kota yang mempunyai hasil tambang/industri/perkebunan dan nilai ekspornya sangat tinggi, umumnya nilai konsumsi rumahtangganya
relatif lebih rendah/ For Regencies/Cities that have mining/industrial/plantation products and the export value is very high, generally the household consumption
value is relatively lower

ESTIMATION METHOD AND DATA SOURCE
dan jasa tersebut diklasifikasikan menurut services which are consumed are classified
Classifications of Individual Consumption by according to COICOP (Classification of
Purpose (COICOP), sebagai berikut: Individual Consumption by Purpose), as
follow:
1. Makanan dan minuman tidak beralkohol 1. Foods and non-alcoholic beverages;
2. Minuman beralkohol, tembakau dan 2. Alcoholic beverages, tobacco and
narkotik narcotics;
3. Pakaian dan alat kaki 3. Clothing and footwear;
4. Perumahan, air, listrik, gas dan bahan 4. Housing, water, electricity, gas and
bakar lainnya other fuels;
5. Furniture, perlengkapan rumahtangga 5. Furniture, household equipment and
dan pemeliharaan rutin routine maintenance;
6. Kesehatan 6. Health
7. Angkutan 7. Transportation
.id
8. Komunikasi 8. Communication
go
9. Rekreasi/hiburan dan kebudayaan 9. Leisure/entertainment and culture
s.
10. Pendidikan 10. Education
11. Penyediaan makan minum dan bp
11. Supply food, beverages and inn/hotel
.
ab
penginapan/hotel
ak
12. Barang dan jasa lainnya 12. Other goods and services
ot
hk
lu
Namun dalam publikasi ini, PK-RT However, in this publication, PK-RT is

u
hanya diklasifikasi ke dalam 7 COICOP, yaitu: only classified into 7 COICOPs, which are:
ap
1. Makanan, Minuman, dan Rokok 1. Foods, Beverages and Tobacco

im
//l
2. Pakaian dan Alas Kaki 2. Clothing and Footwear

s:
3. Perumahan, Perkakas, Perelngkapan 3. Housing, Appliances, Household Supplies

tp
dan Penyelenggaraan Rumah Tangga and Implementation

ht
4. Kesehatan dan Pendidikan 4. Health and Education

5. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi, dan 5. Transportation, Communication,
Budaya Recreation and Culture
6. Hotel dan Restoran 6. Hotel and Restaurant
7. Lainnya 7. Others
iv. Sumber Data iv. Data Sources
Data dasar yang digunakan untuk Data Sources used to estimate FC-
mengestimasi komponen PK-RT bersumber HH are:
dari :
• Survei Sosial Ekonomi Nasional/Daerah • National Socio-Economic Survey
(Susenas/Suseda), BPS (Susenas / Suseda), BPS
• Survei Khusus Konsumsi Rumahtangga • Special Survey on Household Quarterly
Triwulanan (SKKRT), BPS (SKKRT), BPS

• Sensus Penduduk 2010, BPS • Population Census 2010, BPS

• Data Sekunder (dari dalam maupun luar • Secondary Data (inside or outside BPS)
BPS)
• Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS • Consumer Price Index (CPI), BPS
v. Metoda Estimasi v. Estimation Method
Komponen PK-RT Tahunan diestimasi Annual FC-HH components are estimated by

dengan metoda sebagai berikut: the following methods:
1. Nilai pengeluaran konsumsi perkapita 1. Consumption expenditure value per
Susenas/Suseda (untuk PK-RT Tahunan) capita Susenas / Suseda (for Annual FC-
HH)
2. Data poin 1 dikalikan dengan penduduk 2. Data points 1 multiplied by the
pertengahan tahun, dikalikan 12 (PKRT population of mid-year, multiplied by 12
.id
Tahunan) (Annual FCHH)
go
3. Data poin 2 dikelompokan menjadi 12 3. Data points 2 are grouped into 12
s.
kelompok COICOP, dengan beberapa COICOP groups, with some commodities
komoditas dikontrol secara tersendiri; . bp
controlled independently;
ab
4. Terhadap data poin 3, dilakukan kontrol/ 4. Against data point 3, control / correction
ak
koreksi dengan menggunakan data is performed using secondary data or

ot
hk
sekunder atau data/indikator suplai; data / supply indicators;

lu
5. Diperoleh nilai PK-RT Tahunan atas 5. Annual FC-HH value at current prices (at
u
dasar harga berlaku (atas dasar harga current prices);

ap
Berlaku) ;
im
//l
6. Susun Indeks implisit PK-RT berdasarkan 6. Arrange an implicit index of FC-HH

s:
IHK Kota (provinsi/kota terdekat); based on the CPI of the City (the nearest
tp
province / city);
ht
7. Nilai PK-RT atas dasar harga Konstan 7. The value of FC-HH based on Constant
diperoleh dengan cara membagi hasil price is obtained by dividing the result of
poin 5 dengan poin 6. point 5 by point 6.
Catatan: Note:
Komponen PK-RT Triwulanan The quarterly FC-HH component is

diestimasi dengan menggunakan estimated using the quarterly household
indeks perkembangan konsumsi consumption growth index obtained
rumahtangga triwulanan yang from the results of SCEPS activities.
diperoleh dari hasil kegiatan SKKRT.

2.2 PENGELUARAN KONSUMSI AKHIR 2.2

NON-PROFIT INSTITUTIONS
LEMBAGA NON PROFIT YANG SERVING HOUSEHOLD FINAL
MELAYANI RUMAHTANGGA CONSUMPTION EXPENDITURE
(PK-LNPRT) (NPISHs)
i Pendahuluan i. Introduction
Sektor Lembaga Non-Profit yang The Sector of Non-Profit Institutions

Melayani Rumahtangga (LNPRT) muncul Serving the Household (NPISHs) emerges
sebagai sektor tersendiri di dalam as a sectional sector within the economy
perekonomian suatu wilayah. Sektor ini of a region. This sector plays a role in
berperan dalam menyediakan barang dan providing goods and services for members
jasa bagi anggota maupun bagi kelompok or for certain home groups for free or at
rumahtangga tertentu secara gratis atau economically insignificant price levels. The
.id
pada tingkat harga yang tidak berarti secara economically meaningless price means that
go
ekonomi. Harga yang tak berarti secara the price is offered below the market price
s.
ekonomi artinya harga yang ditawarkan di level (not following the prevailing market
bawah tingkat harga pasar (tidak mengikuti price).
. bp
ab
harga pasar yang berlaku).
ak
ot
ii Konsep dan definisi ii. Concepts and definitions

hk
lu
u
LNPRT merupakan bagian NPISHs is a non-profit institution

ap
dari lembaga non profit (LNP). Untuk (NPI). To be known, in accordance with the
im
//l
diketahui, sesuai dengan fungsinya LNP function NPI can be distinguished over NPI
s:
dapat dibedakan atas LNP yang melayani serving the household (NPISHs) and NPI
tp
rumahtangga (LNPRT) dan LNP yang serving non-household.

ht
melayani bukan rumahtangga.
LNPRT merupakan lembaga yang NPISHs is an institution that

melayani anggota atau rumahtangga, serta serves members or households, and is not
tidak dikontrol oleh pemerintah. Anggota controlled by the government. The members
yang dimaksud bukan berbentuk badan in question are not in the form of business
usaha. LNPRT dibedakan atas 7 jenis entities. NPISHs is divided into 7 types of
lembaga, yaitu: Organisasi kemasyarakatan, institutions, namely: social organizations,
Organisasi sosial, Organisasi profesi, social organizations, professional
Perkumpulan sosial/ kebudayaan/olahraga/ organizations, social / cultural / sports /
hobi, Lembaga swadaya masyarakat, hobbies, non-governmental organizations,
Lembaga keagamaan, dan Organisasi religious institutions and humanitarian /
bantuan kemanusiaan/beasiswa. scholarship organizations.

Nilai PK-LNPRT merupakan nilai The value of NPISHs is the value of

output non-pasar yang dihasilkan oleh non-market output generated by NPISHs.
LNPRT. Nilai output non-pasar diestimasi The value of non-market output is estimated
berdasarkan nilai pengeluaran LNPRT dalam based on the value of NPISHs expenditures
rangka melakukan kegiatan operasional. in order to carry out operational activities.
Pengeluaran yang dimaksud terdiri dari : Expenditures in question consist of:
a. Konsumsi antara, contoh : a. Intermediate Consumption, for
pembelian alat tulis dan barang example: the purchase of stationery
cetakan; pembayaran rekening and printed materials; payment
listrik, air, telepon, teleks, faksimili; of electricity bill, water, telephone,
biaya rapat, seminar, perjamuan; telex, facsimile; meeting fees,
biaya transportasi, bahan bakar, seminars, banquets; transportation,
.id
perjalanan dinas; belanja barang fuel, travel expenses; spending on
go
dan jasa lainnya; sewa gedung, sewa other goods and services; rental
s.
perlengkapan kantor dll. building, office equipment rental etc.
b. Kompensasi tenaga kerja, contoh : . bp
b. Labor compensation, for example:
ab
upah, gaji, lembur, honor, bonus dan wages, salaries, overtime,
ak
tunjangan lain honorarium, bonuses and other

ot
hk
benefits
lu
c. Penyusutan c. Depreciation
u
d. Pajak lainnya atas produksi (dikurangi d. Other taxes on production (minus

ap
subsidi), contoh: PBB, STNK, BBN dll. subsidies), for example: UN, STNK,
im
//l
BBN etc.
s:
tp
iv. Sumber Data iv. Data Sorce

ht
a. Survei Khusus Lembaga Nonprofit a. Specific Survey of Non-profit

yang melayani Rumahtangga (SK- Institutions serving Households (SK-
LNP), BPS LNP), BPS
b. SK-LNP Triwulanan (SK-LNPT), BPS b. Quarterly SK-LNP (SK-LNPT), BPS
c. Hasil up-dating direktori LNPRT, BPS c. Updating NPISHs directory result,
BPS
d. Indeks Harga Konsumen, BPS d. Consumer Price Index, BPS

Komponen PK-LNPRT Tahunan Annual NPISHs components are

diestimasi dengan metoda sbb: estimated by the following methods:
1. Nilai pengeluaran konsumsi per jenis 1. The value of consumption

lembaga dari hasil SK-LNP; expenditure per type of institution
from the NPI results;
2. Hasil dari poin 1 dikalikan 2. The result of point 1 is multiplied by
dengan banyaknya lembaga pada the number of agencies by mid-year
pertengahan tahun dari Direktori from the NPISHs Directory;
LNPRT;
3. Terhadap hasil poin 2 dilakukan 3. To the result of point 2, there is a
kontrol/koreksi dengan control / correction by using indicator
.id
menggunakan indikator kegiatan of NPI activity such as number of
go
hasil SK-LNP seperti jumlah tenaga worker, service recipient, various
s.
kerja, penerima layanan, berbagai events such national conference,
even seperti munas, rakerda, dan . bp
regional work meeting, and disaster
ab
penanganan bencana; management;
ak
4. Diperoleh nilai PK-LNPRT tahunan 4. Obtained an annual NPISHs value at

ot
hk
atas dasar harga berlaku; current market prices;

lu
5. Susun Indeks implisit PK-LNPRT 5. Arrange an implicit index of NPISHs

u
berdasarkan IHK Kota (Provinsi/Kota based on the CPI of the City (the
ap
terdekat); nearest Province / City);

im
//l
6. Nilai PK-LNPRT atas dasar harga 6. The value of NPISHs on the basis of
s:
Konstan (ADHK) diperoleh dengan Constant price (ADHK) is obtained

tp
membagi hasil poin 4 dengan poin 5. by dividing the result of point 4 with
ht
point 5.
Catatan : Note:
Komponen PK-LNPRT Triwulanan The quarterly NPISHs component
diestimasi dengan menggunakan indeks is estimated using the quarterly
perkembangan pengeluaran konsumsi development index of quarterly NPISHs
LNPRT triwulanan yang diperoleh dari consumption expenditures obtained
hasil kegiatan SK-LNPT. from NPI activities.

2.3 PENGELUARAN KONSUMSI AKHIR 2.3 GOVERNMENT FINAL

PEMERINTAH (PK-P) CONSUMPTION EXPENDITURE
(FC-G)
i. Pendahuluan i. Introduction
Unit pemerintah merupakan unit Government units are institutional

institusi yang terbentuk melalui proses units formed through a political process, and
politik, serta mempunyai kekuasaan di have power in the legislative, judicial and
bidang legislatif, yudikatif, dan eksekutif executive sectors over other institutional
atas unit institusi lain yang berada di dalam units within the territorial boundaries of a
batas-batas teritori suatu wilayah atau region or country. Governments also serve
negara. Pemerintah juga berperan sebagai as providers of goods and services for
penyedia barang dan jasa bagi individu certain individuals or groups of households,
atau kelompok rumahtangga tertentu, tax collectors and other income, as well as
.id
pemungut dan pengelola pajak atau the functions to distribute income through
go
pendapatan lainnya, serta berfungsi untuk transfer activities. From another point of
s.
mendistribusikan pendapatan melalui view, government units are involved in non-
aktivitas transfer. Dari sudut pandang lain, bp
market production.
.
ab
unit pemerintah terlibat dalam produksi
ak
non-pasar.
ot
hk
lu
Dalam suatu perekonomian, unit In an economy, government units

u
pemerintah berperan sebagai konsumen act as consumers and producers of goods

ap
maupun produsen barang dan jasa, serta and services, as well as regulators who set
im
//l
sebagai regulator yang menetapkan fiscal and monetary policies. As consumers,

s:
kebijakan di bidang fiskal maupun moneter. the government will engage in consumption
tp
Sebagai konsumen, pemerintah akan activities. As a producer, the government

ht
melakukan aktivitas konsumsi. Sedangkan performs production and investment

sebagai produsen, pemerintah melakukan activities.
aktivitas produksi dan investasi.
ii. Konsep dan Definisi ii. Concepts and Definitions
Nilai PK-P merupakan besarnya FC-G value is the amount of the

nilai barang dan jasa yang dihasilkan value of goods and services produced by
oleh pemerintah untuk dikonsumsi oleh the government for consumption by the
pemerintah itu sendiri. Nilai tersebut government itself. The value is estimated by
diestimasi dengan pendekatan pengeluaran, the expenditure approach, which is the value
yakni sebesar nilai pembelian barang of routine purchases of goods and services,
dan jasa yang bersifat rutin, pembayaran employee compensation payments, social

kompensasi pegawai, transfer sosial dalam transfers in goods, estimated depreciation

bentuk barang, perkiraan penyusutan of goods capital, as well as the value of
barang modal, serta nilai output dari output from the Bank Indonesia unit. This
unit Bank Indonesia. Nilai ini masih harus value should only be reduced by the value
dikurangi nilai penjualan barang dan jasa of the sale of goods and services produced
yang dihasilkan melalui unit produksi yang through the production unit which is not
tak terpisahkan dari aktivitas pemerintahan separated from the overall government
secara keseluruhan. Aktivitas yang dimaksud activities. The activities in question include:
mencakup aktivitas:
1. Memproduksi barang yang sejenis 1. Producing goods similar to goods
dengan barang yang diproduksi unit produced by company units such as
perusahaan seperti publikasi, kartu pos, publications, postcards, reproduction of
reproduksi karya seni, dan pembibitan artwork, and nurseries in experimental
tanaman di kebun percobaan. Aktivitas gardens. The activity of producing such
.id
menghasilkan barang-barang semacam items is incidental and outside the main
go
itu bersifat insidentil dan di luar fungsi function of the government unit.
s.
utama dari unit pemerintah.
2. Memproduksi jasa, seperti bp
2. Producing services, such as organizing
.
ab
penyelenggaraan rumah sakit, hospitals, schools, colleges, museums,
ak
sekolah, perguruan tinggi, museum, libraries, recreation places and storing

ot
hk
perpustakaan, tempat rekreasi dan works of art financed by the government.

lu
penyimpanan hasil karya seni yang In practice, the government will collect
u
dibiayai oleh pemerintah. Dalam parktek, fees, but generally the fees charged
ap
pemerintah akan memungut biaya, will not exceed all costs incurred by
im
//l
namun umumnya biaya yang dikenakan the government. Revenues earned

s:
tidak akan melebihi seluruh biaya yang from such activities are referred to
tp
dikeluarkan pemerintah. Pendapatan as noncommercial income or service

ht
yang diperoleh dari aktivitas semacam revenues.

ini disebut sebagai penerimaan non-
komoditi atau pendapatan jasa.
Sektor pemerintah terdiri dari The government sector consists

pemerintah pusat dan pemerintah daerah. of the central government and local
Dalam melakukan aktivitasnya, pemerintah governments. In carrying out its activities,
kabupaten/kota mengacu pada Anggaran the regency/ municipality government
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) refers to the respective Regional Revenue
masing-masing. and Expenditure Budget (APBD).

Pengeluaran konsumsi akhir Government final consumption

pemerintah (PK-P) regional mencakup: expenditure (FC-G) at regional level includes:
a). PK-Pemerintah desa/kelurahan/nagari a). Consumption expenditure of village /
yang ada di wilayah kabupaten/kota; b). kelurahan/nagari within the regency/city
PK-Pengerintah kabupaten/kota yang b). Consumption expenditure of Regional
bersangkutan; c). PK-Pemerintah pusat Government it self; c). Consumption
yang merupakan bagian dari PK-Pemerintah expenditure of Central Government, which is
kabupaten/kota. part of the regency/city goverment budget.
iv. Sumber Data iv. Data Source
Data dasar yang digunakan untuk The baseline data used to estimate
mengestimasi PK-P kabupaten/kota tahunan annual expenditure of regency/city
adalah: consumption are:
.id
a. Data realisasi APBD Tahunan, a. Annual budget data of APBD, Ministry of
go
Kementrian Keuangan dan Bappeda Finance and Bappeda
s.
b. Statistik Keuangan Daerah, BPS b. Regional Financial Statistics, BPS
c. Output Bank Indonesia, Bank Indonesia bp
c. Output of Bank Indonesia, Bank
.
ab
Indonesia
ak
d. Gaji Pegawai Negeri Sipil, Kementrian d. Salary of Civil Servants, Ministry of

ot
hk
Keuangan dan Bappeda Finance and The Board of Regional

lu
Planning, Research and Development

u
e. Indeks Harga dan Indeks Upah, BPS e. Price Index and Wage Index, BPS
ap
f. Indeks perkembangan pengeluaran f. Quarterly regional government

im
//l
pemerintah daerah triwulanan, BPS expenditure development index, BPS

s:
tp

ht
Komponen PK-P kabupaten/kota The annual regency / city GF-C

Tahunan diestimasi dengan menggunakan component is estimated using the method:
metoda:
PK-P atas dasar harga GF-C based on Applicable prices = Output

Berlaku = Output – - Sales of goods and services + Social
Penjualan barang dan jasa + transfers in kind purchased market
Social transfer in kind purchased production + Output of Bank Indonesia
market production + Output Bank
Indonesia

Output non pasar dihitung melalui Non-market output is calculated

pendekatan biaya operasional, seperti through an operational cost approach,
belanja pegawai, belanja barang, belanja such as personnel expenditure, goods
bantuan sosial dan belanja lain-lain. expenditure, social assistance spending and
other expenditures.
Catatan : Note:
1. Komponen PK-P Triwulanan 1. Quarterly GF-C component is
diestimasi dengan menggunakan estimated using the quarterly
indeks perkembangan pengeluaran regional government consumption
konsumsi pemerintah daerah expenditure development index
triwulanan
2. PK-P atas dasar harga Konstan 2. GF-C based on the estimated price
.id
diestimasi dengan men-deflate PK-P of the Constituent by deflate GF-C
go
atas dasar harga Berlaku dengan based on the applicable price by
s.
menggunakan deflator berikut: using the following deflator:
. bp
ab
Jenis Belanja / Keterangan/
Deflator
ak
Type of shopping Information

ot
hk
Belanja Pegawai/ Indeks Upah/ Wage Index Sama dengan Nasional/

lu
Employee expenditure Equal to National

u
Belanja Barang/ IHPB umum tanpa ekspor/ Sama dengan Nasional/

ap
Shooping for goods Common IHPB without exports Equal to National

im
Penyusutan / Depreciation Indeks Implisit PMTB/

//l
Implicit Index of GFCF

s:
tp
Belanja Bansos/ IHPB umum tanpa ekspor/ Sama dengan Nasional/

ht
Social assistance spending Common IHPB without exports Equal to National

Penerimaan barang dan jasa/ IHK umum/ General CPI Prov atau Kab/Kota terdekat/
receipt of goods and services Nearest Province or Regency/City
Social Transfer in kind IHK umum/ General CPI Prov atau Kab/Kota terdekat/
Nearest Province or Regency/City
2.4 PEMBENTUKAN MODAL TETAP 2.4 GROSS FIXED CAPITAL

BRUTO (PMTB) FORMATION (GFCF)
i Pendahuluan i Introduction
Aktivitas investasi merupakan salah Investment activity is one

satu faktor penentu di dalam perkembangan determinant factor in the development or
atau pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. economic growth of a region. In the context
Dalam konteks PDRB, aktivitas investasi of GRDP, the investment activity is invested

yang dimaksud adalah investasi dalam in physical form. Investment activity will
bentuk fisik. Aktivitas investasi akan be reflected through the components of
tercermin melalui komponen Pembentukan Gross Fixed Capital Formation (GFCF) and
Modal Tetap Bruto (PMTB) dan Perubahan Inventory Changes (CI). The components
Inventori (PI). Komponen PMTB terkait of GFCF are related to the existence of
dengan keberadaan aset tetap (fixed fixed assets (fixed assets) involved in the
asset) yang terlibat dalam proses produksi. production process. Fixed assets may be
Aset tetap dapat diklasifikasi menurut classified by type of capital goods, ie in the
jenis barang modal, yakni dalam bentuk form of buildings and other constructions;
bangunan dan konstruksi lainnya; mesin machinery and equipment; vehicles, plants
dan perlengkapan; kendaraan; tumbuhan and livestock, and other capital goods.
dan ternak; serta barang modal lainnya.
ii Konsep dan definisi ii. Concepts and Definitions
.id
go
PMTB didefinisikan sebagai GFCF is defined as the addition
s.
penambahan dan pengurangan barang and subtraction of capital goods in a
modal yang ada pada unit produksi dalam bp
production unit within a certain period of
.
ab
kurun waktu tertentu. Penambahan barang time. The addition of capital goods includes
ak
modal mencakup pengadaan, pembuatan, procurement, manufacture, purchase,

ot
hk
pembelian, sewa beli (financial leasing) financial leasing of new capital goods
lu
barang modal baru dari dalam negeri, from within the country, as well as new
u
serta barang modal baru maupun barang capital goods and used capital goods from
ap
modal bekas dari luar negeri (termasuk abroad (including major improvements,
im
//l
perbaikan besar, transfer dan barter), serta transfers and barter), as well as the growth
s:
pertumbuhan aset sumberdaya hayati yang of cultivated biological resource assets.

tp
dibudidaya (Cultivated Biological Resources/ (Cultivated Biological Resources / CBR).

ht
CBR). Sedangkan pengurangan barang Whereas the reduction of capital goods

modal mencakup penjualan, transfer atau includes sales, transfers or barter, as well
barter, serta sewa beli (financial leasing) as financial leasing of used capital goods on
barang modal bekas pada pihak lain. other parties. In the event of a reduction in
Dalam hal pengurangan barang modal yang capital goods caused by natural disasters
disebabkan oleh bencana alam tidak dicatat not recorded as a reduction.
sebagai pengurangan.
Barang modal mempunyai usia pakai Capital goods have a service life
lebih dari satu tahun, serta mengalami of more than one year, and experience
penyusutan sepanjang usia pakai-nya. shrinkage throughout its lifetime. The term
Istilah ”bruto” mengindikasikan bahwa di “gross” indicates that it contains elements of
dalamnya mengandung unsur penyusutan. depreciation. Depreciation or consumption

Penyusutan atau konsumsi barang of capital goods (Consumption of Fixed

modal (Consumption of Fixed Capital) Capital) describes a decrease in the value of
menggambarkan penurunan nilai barang capital goods because they are used in the
modal karena digunakan dalam proses production process normally for a certain
produksi secara normal selama periode period.
tertentu.
iii Cakupan iii Coverage
PMTB mencakup : GFCF includes:

1. Penambahan dikurangi pengurangan 1. Addition minus reduction of new and
barang modal baik baru maupun bekas, used capital goods, such as residential
seperti bangunan tempat tinggal, buildings, non-residential buildings,
bangunan bukan tempat tinggal, other buildings and constructions,
.id
bangunan dan konstruksi lainnya, mesin machinery & equipment, transportation
go
& perlengkapan, alat transportasi, equipment, cultivated assets and plants,
s.
tumbuhan dan hewan yang dibudidaya, intellectual property products;
produk kekayaan intelektual; . bp
ab
2. Biaya alih kepemilikan atas aset non- 2. The cost of transferring ownership
ak
finansial yang tidak diproduksi seperti of non-financial assets that are not
ot
hk
lahan dan aset yang dipatenkan; produced such as patented land and
lu
assets;
u
3. Perbaikan besar barang modal, yang 3. Major improvements in capital goods,

ap
bertujuan untuk meningkatkan kapasitas which aim to increase production

im
//l
produksi dan usia pakai-nya seperti capacity and its service life such as
s:
overhaul mesin produksi, reklamasi overhaul of production machinery,

tp
pantai, pembukaan, pengeringan dan coastal reclamation, opening, drying

ht
pengairan hutan, serta pencegahan and irrigation of forests, as well as

banjir dan erosi. prevention of floods and erosion.

iv Sumber Data iv Data Source
a. Output industri konstruksi, BPS a. Output of construction industry, BPS

b. Nilai impor 2 digit HS, BPS b. Import value of 2 digits HS, CPM
c. Indeks Produksi Industri Besar Sedang, c. The Production Index of Medium and
BPS Large Industrial, BPS
d. Laporan Keuangan Perusahaan, Data d. Corporate Financial Statements,
Sekunder dari luar BPS Secondary Data from outside BPS
e. Publikasi Statistik Industri Besar dan e. Publication of Large and Medium
Sedang, BPS Industrial Statistics, BPS

f. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB), f. The Price Index of Wholesale Trade, BPS
BPS
g. Publikasi Statistik Pertambangan dan g. Publication of Mining and Quarrying
Penggalian (migas dan non-migas), BPS Statistics (oil and gas and non-oil and
gas), BPS
h. Publikasi Statistik Listrik, Gas & Air h. Publication of Statistics on Electricity,
Minum, BPS Gas & Drinking Water, BPS
i. Publikasi Statistik Konstruksi, BPS i. Publication of Construction Statistics,
BPS
j. Data Eksplorasi Mineral, Kementrian j. Mineral Exploration Data, Ministry of
Energi dan Sumber Daya Mineral Energy and Mineral Resources
k. Statistik Peternakan, Ditjen Peternakan k. Animal Husbandry Statistics, Directorate
Kementerian Pertanian. General of Animal Husbandry Ministry
of Agriculture.
.id
go
v Metoda estimasi v Estimation Method
s.
Komponen PMTB diestimasi .bp GFCF components are estimated
ab
dengan menggunakan metoda langsung using the direct method or indirect method
ak
ataupun metoda tidak langsung tergantung depending on the availability of data in each
ot
hk
ketersediaan data di masing-masing daerah. region.

u lu
• Metoda Langsung: • Direct Method:

ap
im
//l
PMTB atas dasar harga Berlaku GFCF based on Current prices (Domestic)
s:
(Domestik) = Barang Modal Domestik + = Domestic Capital Goods + TTM + Taxes

tp
TTM + Pajak atas Produk (PPN) + Biaya on Products (VAT) + Installation Fees
ht
Instalasi
PMTB atas dasar harga Berlaku (Impor) GFCF on the basis of the applicable price
= Barang Modal Impor + TTM +Bea (import) = imported capital goods + TTM
Impor + Biaya Instalasi + import duties + installation costs
PMTB atas dasar harga Konstan GFCF on the basis of Constant prices is
diperoleh dengan cara men-deflate obtained by deflate GFCF based on the
PMTB atas dasar harga Berlaku dengan current price with IHPB as follows:
IHPB sebagai berikut:

IHPB yang digunakan adalah IHPB The IHPB used is National IHPB (2010
Nasional (2010=100) sesuai jenis barang = 100) according to the type of capital
modal. goods
• Metoda Tidak Langsung: • Indirect Method:
Pendekatan Supply : PMTB atas dasar Supply Approach: GFCF at Current Prices
harga Berlaku = Total Supply Barang x = Total Supply of Goods x Ratio of GFCF
Rasio PMTB
.id
go
Pendekatan Ekstrapolasi : PMTB atas Extrapolation Approach: GFCF based on
s.
Constant price (t) = GFCF at baseline (t-
bp
dasar harga Konstan (t) = PMTB atas
1) x Production Index (t)
dasar hargak (t-1) x Indeks Produksi (t)
.
ab
ak
ot
hk
2.5 PERUBAHAN INVENTORI 2.5 CHANGES IN INVENTORY (CI)

ulu
ap
im
//l
Dalam suatu perekonomian, In an economy, inventory or inventory

s:
inventori atau persediaan merupakan salah is one of the important components needed
tp
ht
satu komponen penting yang dibutuhkan for the continuity of a production process,
untuk kelangsungan suatu proses produksi, in addition to labor and capital goods. The
di samping tenaga kerja dan barang modal. component becomes part of gross capital
Komponen tersebut menjadi bagian dari formation or physical investment, which
pembentukan modal bruto atau investasi occurs in an area at a certain time period.
fisik, yang terjadi di suatu wilayah pada The inventory component describes part
kurun waktu tertentu. Komponen inventori of the investment realized in the form of
menggambarkan bagian dari investasi yang finished goods, semi-finished goods, and
direalisasikan dalam bentuk barang jadi, raw materials and auxiliary materials. The
barang setengah jadi, serta bahan baku dan availability of data on inventory changes
bahan penolong. Ketersediaan data tentang in an accounting period is important to
perubahan inventori pada suatu periode meet the needs of analysis of investment
akuntansi menjadi penting guna memenuhi activities.
kebutuhan analisis tentang aktivitas
investasi.

ii Konsep dan definisi ii Concepts and Definitions
Pengertian sederhana dari The simple meaning of inventory is

inventori adalah barang yang dikuasai oleh goods that are controlled by producers for the
produsen untuk tujuan diolah lebih lanjut purpose of further processing (intermediate
(intermediate consumption) menjadi barang consumption) into other goods, which have
lainnya, yang mempunyai nilai ekonomi economic value or higher benefits. Included
atau manfaat yang lebih tinggi. Termasuk in that meaning are goods that are still in
dalam pengertian tersebut adalah barang the process of work (progress in progress),
yang masih dalam proses pengerjaan as well as finished goods that have not been
(work in progress), serta barang jadi yang marketed and still held by the manufacturer.
belum dipasarkan dan masih dikuasai oleh
produsen.
.id
Nilai perubahan inventori Inventory change value is the
go
merupakan selisih antara nilai inventori difference between the inventory value
s.
di akhir periode dengan nilai inventori at the end of the period and the inventory
pada awal periode (akuntansi). Perubahan bp
value at the beginning of the period
.
ab
inventori menjelaskan perubahan posisi (accounting). Inventory changes explain
ak
barang inventori, yang dapat bermakna changes in inventory position, which can
ot
hk
penambahan (bertanda positif) ataupun mean additions (positive signs) or reductions

lu
pengurangan (bertanda negatif). (negative signs).

u
ap
Bagi produsen, keberadaan inventori For producers, the existence of

im
//l
diperlukan untuk menjaga kelangsungan dari inventory is needed to maintain the

s:
proses produksi sehingga perlu dicadangkan, continuity of the production process so that
tp
baik dalam bentuk bahan baku ataupun it needs to be reserved, either in the form
ht
bahan penolong. Faktor ketidakpastian of raw materials or auxiliary materials. The

yang disebabkan oleh pengaruh dari faktor uncertainty factor caused by the influence
eksternal juga menjadi pertimbangan bagi of external factors is also a consideration
pengusaha untuk melakukan pencadangan for employers to make provision (especially
(khususnya bahan baku). Bagi pedagang, raw materials). For traders, procurement
pengadaan inventori lebih disebabkan of inventories is more due to the element
oleh unsur spekulasi, dengan harapan agar of speculation, with the hope of getting
mendapatkan keuntungan yang lebih besar. greater profits.
Sedangkan bagi pemerintah, As for the government, strategic

pencadangan komoditas yang strategis commodity reserves are intended to maintain
dimaksudkan untuk menjaga stabilitas economic, social and political stability.
ekonomi, sosial dan politik. Karena Because it concerns the interests of the wider
menyangkut kepentingan masyarakat luas, community, some basic commodities such
maka beberapa komoditas bahan pokok as rice, wheat flour, cooking oil and sugar

seperti beras, tepung terigu, minyak goreng need to be reserved by the government.
dan gula pasir perlu dicadangkan oleh However, for households, the procurement
pemerintah. Namun bagi rumahtangga, of goods inventory is intended more for ease
pengadaan inventori barang lebih ditujukan in regulating consumption behavior.
untuk kemudahan dalam mengatur perilaku
konsumsi.
Inventori dapat diklasifikasikan Inventories can be classified

menurut jenis barang sebagai berikut : according to the types of goods as follows:
a. Inventori menurut industri, seperti a. Inventories by industry, such as products
produk atau hasil perkebunan, or crops, forestry, fisheries, mining,
kehutanan, perikanan, pertambangan, processing industries, city gas, clean
.id
industri pengolahan, gas kota, air water, and construction;
go
bersih, serta konstruksi;
s.
b. Inventori menurut jenis bahan baku b. Inventories by type of raw & auxiliary
& penolong (material & supplies), bp
materials (material & supplies),
.
ab
mencakup semua bahan, komponen including all materials, components
ak
atau persediaan untuk diproses lebih or supplies for further processing into
ot
hk
lanjut menjadi barang jadi; finished goods;

lu
c. Barang jadi, mencakup barang yang c. Finished goods, including goods that
u
telah diproses tetapi belum terjual have been processed but not yet sold
ap
atau belum digunakan termasuk or not used, including goods sold in

im
//l
barang yang dijual dalam bentuk yang the same form as when they were
s:
sama seperti pada waktu dibeli; purchased;

tp
d. Barang setengah jadi, yang mencakup d. Semi-finished goods, which include

ht
barang yang sebagian telah diolah goods that have been partially processed
atau belum selesai (tidak termasuk or not finished (not including unfinished
konstruksi yang belum selesai); construction);
e. Barang dagangan yang masih dikuasai e. Merchandise that is still held by traders
oleh pedagang untuk tujuan dijual; for sale purposes;
f. Ternak untuk tujuan dipotong; f. Livestock for the purpose of cutting;
g. Pengadaan barang oleh pedagang g. Procurement of goods by traders for the
untuk tujuan dijual atau digunakan purpose of being sold or used as fuel or
sebagai bahan bakar atau persediaan; supplies;
serta
h. Persediaan pemerintah, yang h. Government inventory, which includes
mencakup barang strategis seperti strategic goods such as rice, soybeans,
beras, kedelai, gula pasir, dan gandum. sugar, and wheat.

Sumber data yang digunakan untuk The data sources used to estimate
mengestimasi komponen perubahan the inventory change component are:
inventori adalah :
1. Laporan keuangan perusahaan hasil 1. The company’s financial statements
kegiatan survei atau website Bursa resulting from the survey activities
Efek Indonesia (www.idx.co.id); or the website of the Indonesia Stock
Exchange (www.idx.co.id);
2. Laporan Keuangan Perusahaan 2. Financial Reports of BUMN / BUMD
BUMN/BUMD, Data Sekunder dari Companies, Secondary Data from
luar BPS outside BPS
3. Data komoditas pertambangan, 3. Mining commodity data, Mining
Statistik Pertambangan dan Statistics and BPS Excavation;
.id
Penggalian BPS;
go
4. Data Inventori dari Publikasi Tahunan 4. Inventory data from Annual Publication
s.
Industri Besar Sedang, BPS; of Medium Large Industrial, BPS;
5. Data komoditas perkebunan; bp
5. Data on plantation commodities;
.
ab
6. Indeks harga implisit PDRB industri 6. The implicit Price Index for GDP by
ak
terpilih; selected industrial;

ot
hk
7. Indeks harga perdagangan besar 7. The price index of Wholesale Trade

lu
(IHPB) terpilih; (selected);

u
8. Data persediaan beras, Bulog; data 8. Data on rice supply, Bulog; cement
ap
semen, Asosiasi Semen Indonesia; data, Indonesian Cement Association;

im
//l
data gula, Dewan Gula Indonesia ; dan data on sugar, Indonesian Sugar
s:
data ternak, Ditjennak Kementan. Council, and livestock data, Directur

tp
General of Animal Husbandry at the

ht
Ministry of Agriculture.
v Metoda Estimasi v Estimation Method
Komponen Perubahan Inventori (PI) Inventory Change Components (CI)

diestimasi dengan menggunakan metoda are estimated using revaluation methods or
revaluasi atau metoda deflasi, tergantung deflation methods, depending on the type
jenis komoditasnya. of commodity
a. Metoda Revaluasi a. Evaluation method This method
Metoda ini digunakan untuk is used for agricultural, plantation,
komoditas pertanian, perkebunan, animal husbandry, forestry and
peternakan, kehutanan dan mining commodities.
pertambangan.

PI atas dasar harga Berlaku = PI at current prices = (Volume of

(Volume inventori (t) – Volume inventory (t) - Inventory volume (t-
inventori (t-1)) x Harga per unit 1)) x Price per unit
PI atas dasar harga Konstan = PI PI based on Constant price = PI based

atas dasar harga Berlaku / IHPB on the applicable price / IHPB
b. Metoda Deflasi b. Deflation Method

Metoda ini digunakan untuk This method is used for commodities
komoditas industri pengolahan dan of processing industry and other
komoditas lainnya. commodities.
PI atas dasar harga Konstan PI at constant prices = Inventory (t)
.id
= Inventori (t) atas dasar harga at current prices Applicable / IHPB
go
Berlaku/IHPB (t ) - Inventori (t-1) (t) - Inventory (t-1) at current prices
s.
atas dasar harga Berlaku/IHPB (t-1) / IHPB (t-1)
.bp
ab
PI atas dasar harga Berlaku = PI PI at current prices = PI on the basis
ak
atas dasar harga Konstan x IHPB of the average Constantx IHPB price
ot
hk
rata-rata (t) (t)

ulu
2.6 EKSPOR-IMPOR 2.6 EXPORT-IMPORT

ap
im
//l
s:
tp
Aktivitas ekspor-impor dari dan ke Export-import activities from and

ht
suatu wilayah diyakini telah terjadi sejak to a region are believed to have occurred
lama, bahkan sebelum wilayah itu ditetapkan for a long time, even before the region
sebagai wilayah pemerintahan. Ragam was designated as a government area.
barang dan jasa yang diproduksi maupun The variety of goods and services produced
disparitas harganya menjadi faktor utama as well as the price disparity are the main
munculnya aktivitas tersebut. Wilayah factors in the emergence of these activities.
yang tidak dapat memenuhi kebutuhannya Areas that cannot meet their own needs try
sendiri berusaha untuk mendatangkan dari to bring in from outside the region or even
luar wilayah atau bahkan dari luar negeri. Di from abroad. On the other hand, regions
sisi lain, wilayah yang memproduksi barang that produce goods and services exceed
dan jasa melebihi kebutuhan domestiknya, their domestic needs, are encouraged to
terdorong untuk memperluas pasar ke luar expand markets outside the region or even
wilayah atau bahkan ke luar negeri. abroad.

Seiring perkembangan zaman, Along with the times, production

aktivitas produksi dan permintaan activities and public demand for various
masyarakat atas berbagai barang dan jasa goods and services are increasing. Advances
semakin meningkat. Kemajuan di bidang in transportation and communications also
transportasi dan komunikasi juga turut helped streamline the flow and distribution
memperlancar arus dan distribusi barang of goods and services. This condition
dan jasa. Kondisi ini semakin mendorong increasingly encourages export-import
aktivitas ekspor-impor dari dan ke suatu activities from and to a region.
wilayah.
ii Konsep dan definisi ii Concepts and Definitions
Ekspor-impor didefinisikan sebagai Exports and imports are defined as

alih kepemilikan ekonomi (melalui aktivitas the transfer of economic ownership (through
.id
penjualan/ pembelian, barter, pemberian sales / purchases, barter, giving or granting
go
atau hibah) barang dan jasa antar residen activities) of goods and services between
s.
bp
wilayah tersebut dengan non-residen (yang residents of the region and non-residents
berada di luar wilayah atau luar negeri).
.
(who are outside the region or abroad).
ab
ak
ot

hk
lu
Ekspor-Impor ke dan dari suatu Export-Import to and from a regency

u
ap
wilayah kabupaten/kota terdiri dari: / city region consists of:

im
a. Ekspor ke luar provinsi/kabupaten/kota a. Export out of the province/regency/city

//l
b. Impor dari luar provinsi/kabupaten/ b. Imports from outside the province/

s:
kota. regency/city.
tp
ht
Selisih antara ekspor dan impor The difference between exports and
didefinisikan sebagai Net Ekspor. imports is defined as Net Export
Nilai ekspor-impor wilayah The export-import value of the

kabupaten/kota didasarkan pada regency / municipality is based on the
penghitungan Net Ekspor. Namun sering calculation of Net Export. But often to
kali untuk mengestimasinya tidak ada data estimate it there is no data that match the
yang sesuai dengan konsep dan definisi concepts and definitions that are defined.
yang ditentukan. Kondisi inilah yang This condition causes the Net Export of
menyebabkan Net Ekspor kabupaten/kota regencies / cities to be treated as a residual
diperlakukan sebagai item penyeimbang item, namely the difference between

(residual), yakni perbedaan antara PDRB GRDP according to expenditure with GRDP
menurut pengeluaran dengan PDRB according to the business field. Furthermore,
menurut lapangan usaha. Selanjutnya the separation of Net Export into export and
dilakukan pemisahan Net Ekspor menjadi imports using indirect method.
ekspor dan impor dengan mengunakan
metoda tidak langsung.
.id
go
s.
. bp
ab
ak
ot
hk
ulu
ap
im
//l
s:
tp
ht

3
TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
MENURUT PENGELUARAN BAB
Chapter
Economic Review of Lima Puluh Kota Regency
by Expenditure
Laju Pertumbuhan PDRB ADHK Menurut Pengeluaran

Kabupaten Lima Puluh Kota 2021**
Growth rate of GRDP at 2010 constant price by Expenditure
.id
go
Lima Puluh Kota Regency 2021**
s.
bp
.
ab
ak
Konsumsi Rumah Tangga

ot
Household Comsumption 2,21 %

hk
u lu
ap
Konsumsi LNPRT
1,99 %
im
NPISH Comsumption
//l
s:
tp
ht
Konsumsi Pemerintah
Goverment Comsumption 1,16 %
Pembentukan Modal
Tetap Bruto
Gross Fixed Capital
3,24 %
Formation
Tahukah kamu ?
Do you know ?
Pertumbuhan Ekonomi
** angka sangat sementara / very provisional figure Kabupaten Lima Puluh Kota 2021**
The Economic Growth 3,33%
of Lima Puluh Kota Regency 2021**
ht
tp
s:
//l
im
ap
ulu
hk
ot
ak
ab
.bp
s.
go
.id
TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
MENURUT PENGELUARAN
3.1 PERKEMBANGAN PDRB 3.1 DEVELOPMENT OF GRDP BY
PENGELUARAN EXPENDITURE
Sebagaimana diketahui bahwa As we know that since 2015, the

sejak tahun 2015, PDRB diestimasi dengan GRDP is estimated using the new base
menggunakan tahun dasar yang baru, tahun year, the year 2010 (2010 = 100) replacing
2010 (2010=100) menggantikan tahun dasar the previous base year 2000 (2000 = 100),
lama tahun 2000 (2000=100). Penyusunan Preparation of the GRDP with a new base
PDRB dengan tahun dasar baru juga disertai year was also accompanied by efforts to
dengan upaya untuk mengimplementasikan implement the System of National Accounts
System of National Accounts (SNA) yang (SNA) is a new SNA 2008, Both of these things
baru, SNA 2008. Ke dua hal tersebut would impact on the size and structure of
tentu berdampak pada besaran maupun domestic revenue and economic indicators
struktur PDRB serta indikator ekonomi yang derived from GDP/GRDP,
.id
diturunkan dari data PDB/PDRB tersebut.
go
s.
Di tengah kondisi pertumbuhan In the condition of Indonesia’s
ekonomi Indonesia yang cenderung bp
economic growth is likely to weaken, the
.
ab
melemah. perekonomian Kabupaten Lima economy Lima Puluh Kota Regency period
ak
Puluh Kota periode 2017-2019 tetap dapat 2017-2019 can still grow above 5 percent,
ot
hk
tumbuh di atas 5 persen . yakni sebesar which is equal to 5.33 percent; 5.23 percent;
lu
5,33 persen ; 5,23 persen; dan 5,06 persen, and 5.06 percent, however in 2020 it
u
namun pada tahun 2020 mengalami experienced a contraction of 1.16 and again
ap
kontraksi sebesar 1,16 dan kembali tumbuh grew positively in 2021 by 3.33 percent.
im
//l
positif di tahun 2021 sebesar 3,33 persen. Increasing the volume of the economy
s:
Peningkatan volume ekonomi tersebut is reflected both in terms of production

tp
tercermin baik dari sisi produksi (supply (supply side) and the final demand side.
ht
side) maupun sisi permintaan akhir (demand From the production side, economic growth
side). Dari sisi produksi, pertumbuhan was highest in the category Information
ekonomi tertinggi terjadi pada kategori and communication that is always growing
Informasi dan Komunikasi yang selalu over 7 percent annually. In terms of final
tumbuh di atas 7 persen setiap tahunnya. demand, economic growth in Lima Puluh
Dari sisi permintaan akhir, pertumbuhan Kota Regency dominated by the growth
ekonomi Kabupaten Lima Puluh Kota component of Household Consumption
didominasi pertumbuhan komponen Expenditure (FCHH), which accounts for
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga (PK- more than half of total GDP.
RT), yang menyumbang lebih dari separuh
total PDRB.
Pada periode tahun 2017-2021, In the period 2017-2021 the GRDP

PDRB Kabupaten Lima Puluh Kota atas dasar Lima Puluh Kota Regency at current
harga Berlaku meningkat cukup signifikan. price increased significantly. amounting

ECONOMIC REVIEW OF LIMA PULUH KOTA REGENCY
BY EXPENDITURE
yakni sebesar; 13.531,19 Miliar Rupiah 13.531,19 billion Rupiah (2017); 14.525,48
(2017); 14.525,48 miliar Rupiah (2018); billion Rupiah (2018); 15.625,34 billion
15.625,34 miliar Rupiah (2019); 15.541,50 Rupiah (2019); 15.541,50 billion Rupiah
miliar Rupiah (2020) dan 16.193,41 miliar (2020) and 16.193,41 billion Rupiah (2021).
Rupiah (2021). Peningkatan ini dipengaruhi This increase was influenced both by changes
baik oleh perubahan harga maupun in price and volume changes. The increase
perubahan volume. Peningkatan PDRB in the GRDP production side followed by an
sisi produksi diikuti oleh peningkatan increase in the GRDP from the final demand
PDRB dari sisi permintaan akhir atau PDRB side or the GRDP expenditure. The increase
pengeluaran. Peningkatan PDRB menurut in the GRDP by expenditure components
komponen pengeluaran Kabupaten Lima Lima Puluh Kota Regency in the period 2017-
Puluh Kota pada periode 2017-2021 dapat 2021 can be seen from table 3.1 and figure
dilihat dari tabel 3.1 dan gambar 3.1 berikut 3.1 below:
ini:
.id
Tabel/ Table 3.1
go
PDRB Kabupaten Lima Puluh Kota Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran
s.
(Milliar Rupiah), 2017-2021
bp
GRDP of Lima Puluh Kota Regency at Current Price by Expenditure (Billion Rupiah),
.
ab
2017-2021
ak
ot
hk
Komponen Pengeluaran
2017 2018 2019 2020* 2021**
lu
Expenditure item
u
ap
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

im
//l
Konsumsi Rumah Tangga/Household

1 7 343.90 7 964.76 8 751.05 8 412.87 8 820.72
s:
Consumption
tp
ht
2 Konsumsi LNPRT/NPISH Consumption 139.46 151.62 175.69 170.62 175.95
Konsumsi Pemerintah/Government
3 1 299.06 1 411.32 1 505.66 1 385.88 1 418.61
Consumption
Pembentukan Modal Tetap Bruto/
4 4 175.01 4 507.32 4 843.16 4 788.33 5 107.32
Gross Fixed Capital Formation
Perubahan Inventori/Changes of
5 0.63 1.07 0.41 1.48 8.42
Inventory
Net Ekspor Barang dan Jasa/
6 573.13 489.40 349.38 782.32 662.38
Net Export of Goods and Services
Produk Domestik Regional Bruto/

13 531.19 14 525.48 15 625.34 15 541.50 16 193.41
Gross Regional Domestic Product
* Angka sementara/Preliminary Figures

** Angka sangat sementara/Very Preliminary Figures
s

MENURUT PENGELUARAN
Gambar/ Figure 3.1
PDRB Kabupaten Lima Puluh Kota Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran, 2017-
2021
GRDP of Lima Puluh Kota Regency at Current Price by Expenditure, 2017-2021
10
6
Triliun Rp
.id
3
go
2
s.
bp
1
.
ab
0
ak
2017 2018 2019 2020 2021

ot
Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi LNPRT

hk
Konsumsi Pemerintah PMTB

Perubahan Inventori Net Ekspor Barang dan Jasa
lu
u
ap
im
Selain dinilai atas dasar harga Other than assessed on the basis
//l
berlaku, PDRB pengeluaran juga dapat dinilai of current market prices, the GRDP of
s:
atas dasar harga Konstan 2010 atau atas expenditures were also assessed on the
tp
ht
dasar harga dari berbagai jenis produk yang basis of constant market prices of 2010
divaluasi dengan harga tahun 2010. Melalui which means based on various products
pendekatan ini, nilai PDRB pada masing- prices that are assessed with the 2010 price.
masing tahun memberikan gambaran Through this approach, the value of GRDP in
tentang perubahan PDRB secara volume each year provides an overview of changes in
atau kuantitas (tanpa dipengaruhi oleh GRDP in volume or quantity (without being
perubahan harga). PDRB pengeluaran atas affected by price changes). Gross Regional
dasar harga Konstan 2010 menggambarkan Domestic Product (GRDP) expenditure on
terjadinya perubahan atau pertumbuhan the basis of Constant 2010 prices illustrates
ekonomi secara riil, utamanya terkait the change or economic growth in real
dengan peningkatan volume permintaan terms, mainly related to increased volume
atau konsumsi akhir. Peningkatan nilai PDRB of demand or final consumption. Increase
atas dasar harga Konstan 2010 Kabupaten in GRDP value based on the Constant 2010
Lima Puluh Kota pada periode 2017-2021 price of Lima Puluh Kota Regency in the
dapat dilihat dari tabel 3.2 dan gambar 3.2 2017-2021 period can be seen from table
berikut ini: 3.2 and figure 3.2 below:

BY EXPENDITURE
Tabel/ Table 3.2
PDRB Kabupaten Lima Puluh Kota atas dasar harga Konstan 2010
Menurut Pengeluaran (Miliar Rupiah), 2017-2021
GRDP of Lima Puluh Kota Regency at 2010 Constant Market Price
by Expenditure (Billion Rupiah), 2017-2021
2017 2018 2019 2020* 2021**
Expenditure item
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 5 262.69 5 542.36 5 804.04 5 524.23 5 646.12
Consumption
3 852.81 890.01 937.18 851.30 861.16
Consumption
4 3 018.72 3 139.29 3 289.16 3 215.36 3 319.53
.id
go
5 0.46 0.73 0.27 0.97 5.39
s.
Inventory
bp
6 883.64 . 969.11 1 034.63 1 348.01 1 473.47
ab
ak
ot

10 123.65 10 653.26 11 192.42 11 062.32 11 430.55
hk

lu

u
ap

im
//l
s:
Dari tabel 3.2, terlihat bahwa nilai From table 3.2, it can be seen that
tp
PDRB atas dasar harga Konstan di Kabupaten the value of GRDP based on constant market
ht
Lima Puluh Kota periode 2017-2021 prices Lima Puluh Kota Regency in the 2017-
meningkat. Pada tahun 2017, nilai PDRB 2021 period increased. In 2017, the value of
sebesar 10.123,65 miliar rupiah, kemudian GRDP amounted to 10,123.65 billion rupiah,
pada tahun 2018 naik menjadi 10.653,26 then in 2018 rose to 10,653.26 billion rupiah.
miliar rupiah. Nilai PDRB ADHK ini terus The value of GRDP at constant market prices
meningkat di tahun 2019 menjadi 11.192,42 keep increasing in 2019 to 11,192.42 billion
miliar rupiah namun turun di tahun 2020 rupiah but decreased in 2020 to 11,062.32
menjadi 11.062,32 miliar rupiah. Pada tahun billion rupiah. In 2021, the value of GRDP
2021, nilai PDRB naik menjadi 11.430,55 has increased slightly to 11,430.55 billion
miliar rupiah. Sedangkan dari gambar 3.2, rupiah. While from figure 3.2, it can be seen
terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi di that economic growth in Lima Puluh Kota
Kabupaten Lima Puluh Kota cenderung Regency tends to slow down, from 5.33
melambat, yakni dari 5,33 persen pada percent in 2017, contracted by 1.16 percent
tahun 2017, mengalami kontraksi sebesar in 2020 and grew positively in 2021 to 3.33
1,16 persen pada tahun 2020 dan tumbuh percent.
positif di tahun 2021 menjadi 3,33 persen.

MENURUT PENGELUARAN
Gambar/ Figure 3.2

PDRB Kabupaten Lima Puluh Kota Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran,
2017-2021
GRDP of Lima Puluh Kota Regency at Current Market Price by Expenditure, 2017-2021
7 6.00
5.33 5.23
5.06
5.00
6
4.00
5
3.33
3.00
Triliun Rp
2.00
.id
1.00
go
2
s.
0.00
. bp (1.16)
ab
1
-1.00
ak
ot
0 -2.00
hk
2017 2018 2019 2020 2021

lu
Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi LNPRT Konsumsi Pemerintah

u
PMTB Perubahan Inventori Net Ekspor Barang dan Jasa

ap
y on y
im
//l
s:
Gambar/ Figure 3.3

tp
Perbandingan PDRB Kabupaten Lima Puluh Kota Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar
ht
Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran, 2017-2021

Comparing of GRDP of Lima Puluh Kota Regency at Current Market Price and GRDP at 2010
Constant Market Price by Expenditure, 2017-2021
18
16
14
12
triliun Rp
10
8
6
4
2
0
2017 2018 2019 2020 2021
ADHB ADHK

BY EXPENDITURE
Dari gambar 3.3, terlihat bahwa nilai From figure 3.3, it can be seen that
PDRB atas dasar harga Berlaku selalu lebih the GRDP value based on the current market
tinggi dari PDRB atas dasar harga Konstan. price is always higher than the GRDP based
Perbedaan tersebut sangat dipengaruhi on constant market prices. The difference
oleh perubahan harga yang cenderung is strongly influenced by price changes
meningkat. Sedangkan pada PDRB atas that tend to increase. While at GRDP at
dasar harga Konstan, pengaruh dari harga Constant Price, the effect of that price has
tersebut telah ditiadakan. Sama halnya PDRB been eliminated. Similar to GRDP at current
atas dasar harga Berlaku, sebagian besar prices, most of the final GRDP expenditure
pengeluaran akhir PDRB atas dasar harga based on constant market prices also shows
Konstan juga menunjukkan peningkatan. an increase.
Tabel/ Table 3.3
.id
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Lima Puluh Kota atas Dasar Harga Berlaku Menurut
go
Pengeluaran, 2017-2021
s.
Distribution of Percentage GRDP of Lima Puluh Kota Regency at Current Market Price by
Expenditure , 2017-2021 . bp
ab
ak
ot
2017 2018 2019 2020* 2021**
hk
Expenditure item
u lu
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

ap
im

1 54.27 54.83 56.01 54.13 54.47
//l
Consumption
s:

tp
ht
3 9.60 9.72 9.64 8.92 8.76
Consumption
4 30.85 31.03 31.00 30.81 31.54
5 0.00 0.01 0.00 0.01 0.05
Inventory
6 4.24 3.37 2.24 5.03 4.09

100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


MENURUT PENGELUARAN
Terbentuknya total PDRB The formation of total expenditure

pengeluaran tidak terlepas dari kontribusi GRDP cannot be separated from the
seluruh komponen, yang terdiri dari contribution of all components, which
komponen Pengeluaran Konsumsi Akhir consists of components of Household Final
Rumahtangga (PK-RT), Pengeluaran Consumption Expenditures (FC-HH), Final
Konsumsi Akhir Lembaga Non Profit Yang Consumption Expenditures of Non-Profit
Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT), Institutions that Serve Household (FC-
Pengeluaran Konsumsi Akhir Pemerintah NPISHs), Government Final Consumption
(PK-P), Pembentukan Modal Tetap Bruto Expenditures (FC-G), Gross Fixed Capital
(PMTB), ekspor neto (E) atau ekspor minus Formation (GFCF), net exports (E) or exports
impor barang dan jasa. minus imports of goods and services.
Dari tabel 3.3 terlihat bahwa selama Table 3.3 shows that during the
periode 2017-2021, PDRB Kabupaten Lima period 2017-2021, GRDP of Lima Puluh
.id
Puluh Kota, sebagian besar digunakan Kota Regency was mostly used to meet
go
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi the household’s final consumption needs
s.
akhir rumahtangga (PK-RT) yaitu berkisar (FC-HH) which ranged from 54.13 to
54,13-56,01. Pengeluaran untuk akitivitas .bp
56.01. Expenditures for capital formation
ab
pembentukan modal (PMTB) juga activities (GFCF) also have a relatively large
ak
mempunyai kontribusi yang relatif besar, contribution, which is around 30.85 - 31.54
ot
hk
yakni sekitar 30,85 - 31,54 persen. percent.

u lu
Kontribusi komponen konsumsi The contribution of the component

ap
pemerintah (PK-P) berada pada rentang of government consumption (FC-G) was in

im
//l
8,76-9,72 persen. Hal tersebut menunjukkan the range of 8.76-9.72 percent. It shows the
s:
peran pemerintah dalam menyerap PDRB role of government in absorbing GRDP is not
tp
tidak terlalu besar. Di sisi lain, pada tahun too big. On the other hand, in 2017-2021
ht
2017-2021 perdagangan dengan luar trade with outside regions represented

wilayah yang direpresentasi oleh komponen by the net export component, contributed
net ekspor, memiliki kontribusi sebesar 2.24 - 5.03 percent while the LNPRT and
2,24 - 5,03 persen sedangkan komponen Inventory Change components contributed
LNPRT dan Perubahan Inventori memiliki under 2 percent.
kontribusi dibawah 2 persen

BY EXPENDITURE
Gambar/ Figure 3.4

Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran, 2017-2021
Distribution Percentage of GRDP at Current Market Price by Expenditure, 2017-2021
100% 4.24 3.37 2.24 4.09
5.03
80% 30.85 31.03 31.00 31.54

30.81
60% 9.60 9.72 9.64 8.76

8.92
1.03 1.04 1.12 1.10 1.09
40%
54.27 54.83 56.01 54.13 54.47

20%
.id
0%
go
2017 2018 2019 2020 2021
Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi LNPRT Konsumsi Pemerintah
s.
PMTB Perubahan Inventori Net Ekspor Barang dan Jasa
. bp
ab

ak
Agregat makro lain yang diturunkan Other macro aggregates derived

ot
dari data PDRB adalah pertumbuhan from GRDP data are real GRDP growth or
hk
riil PDRB atau pertumbuhan ekonomi economic growth. This economic indicator
u lu
(economic growth). Indikator ekonomi ini describes the economic development

ap
menggambarkan kinerja pembangunan performance of a region. As can be seen

im
ekonomi suatu wilayah. Sebagaimana from table 3.4, during the period of 2017-
//l
s:
terlihat dari tabel 3.4, selama periode 2021 the economic growth of Lima Puluh
tp
tahun 2017-2021 pertumbuhan ekonomi Kota Regency experienced a slowdown,

ht
Kabupaten Lima Puluh Kota mengalami which was 5.33 percent (2017); 5.23 percent
perlambatan, yakni sebesar 5,33 persen (2018); 5.06 percent (2019); -1.16 percent
(2017); 5,23 persen (2018); 5,06 persen (2020); and 3.33 percent (2021). Whereas
(2019); -1,16 persen (2020); dan 3,33 from figure 3.5 we will see the growth of
persen (2021). Sedangkan dari gambar 3.5 each GRDP component during the same
akan terlihat pertumbuhan masing-masing year period.
komponen PDRB selama periode tahun
yang sama.

MENURUT PENGELUARAN
Tabel/ Table 3.4
Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lima Puluh Kota ADHK 2010
Menurut Pengeluaran (Persen), 2017-2021
Growth rate of GRDP of Lima Puluh Kota Regency at 2010 Constant Market Price
by Expenditure (Percent), 2017-2021
2017 2018 2019 2020* 2021**
Expenditure item
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 5.46 5.31 4.72 (4.82) 2.21
Consumption
2 Konsumsi LNPRT/NPISH Consumption 4.09 6.12 13.76 (3.70) 1.99
3 (1.20) 4.36 5.30 (9.16) 1.16
Consumption
.id
4 4.37 3.99 4.77 (2.24) 3.24
go
s.
5 - - - - -
bp
Inventory
Net Ekspor Barang dan Jasa/ .
ab
6
- - - - -
ak
ot

hk
5.33 5.23 5.06 (1.16) 3.33

u lu

ap

im
//l
s:
Gambar/ Figure 3.5

tp
Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lima Puluh Kota Atas Dasar Harga Konstan 2010
ht
Menurut Pengeluaran, 2017-2021

Growth rate of GRDP of Lima Puluh Kota Regency at 2010 Constant Price
by Expenditure, 2017-2021
15
(persen)
10
0
2017 2018 2019 2020 2021
-5
-10
-15
Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi LNPRT Konsumsi Pemerintah PMTB

BY EXPENDITURE
Indeks implisit6 PDRB pengeluaran The implicit6 GRDP expenditure

menggambarkan besarnya perubahan index illustrates the magnitude of price
harga yang terjadi dari sisi konsumen changes that occur from the consumer
(rumahtangga, LNPRT, pemerintah, dan side (household, NPISHs, government, and
perusahaan) akhir barang dan jasa, baik company) the end of goods and services,
yang digunakan untuk keperluan konsumsi, both those used for consumption, investment
investasi maupun ekspor/impor. Dari tabel and export / import purposes. From table
3.5 akan terlihat tingkat kenaikan harga 3.5 it will be seen the level of price increase
selama periode tahun 2017-2021, baik during the period of 2017-2021, both price
perubahan harga yang terjadi secara umum changes that occur in general and in each
maupun pada masing-masing komponen. component.
Tabel/ Table 3.5
.id
go
Indeks Implisit PDRB Kabupaten Lima Puluh Kota Menurut Pengeluaran, 2017-2021
s.
Implicit Indices of GRDP of Lima Puluh Kota Regency by Expenditure, 2017-2021
. bp
ab
ak
2017 2018 2019 2020* 2021**

Expenditure item
ot
hk
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

ulu

ap
1 139.55 143.71 150.78 152.29 156.23

Consumption
im

//l
s:
tp
3 152.33 158.57 160.66 162.79 164.73

Consumption
ht

4 138.30 143.58 147.25 148.92 153.86
5
Inventory
- - - - -
6
- - - - -

133.66 136.35 139.61 140.49 141.67

6. Indeks Perkembangan/ Development index

MENURUT PENGELUARAN
3.2 PERKEMBANGAN KOMPONEN 3.2 DEVELOPMENT OF GRDP BY
PDRB PENGELUARAN EXPENDITURE
Perubahan struktur perekonomian Changes in the economic structure

suatu wilayah sebagai akibat dari upaya of a region as a result of economic
pembangunan ekonomi yang dilaksanakan development efforts carried out during a
pada periode tertentu, tidak terlepas certain period, cannot be separated from
dari perilaku masing-masing komponen the behavior of each component of the
pengguna akhir. Setiap komponen end user. Each component has a different
mempunyai perilaku yang berbeda sesuai behavior according to the ultimate goal of
dengan tujuan akhir penggunaan barang the use of goods and services. Empirical
dan jasa. Data empiris menunjukan bahwa data shows that most of the products or
sebagian besar produk atau barang dan goods and services available in a certain
jasa yang tersedia pada periode tertentu period are used to meet the demand for
.id
digunakan untuk memenuhi permintaan final consumption by households, NPISH
go
konsumsi akhir oleh rumahtangga, LNPRT and the government, some are used for
s.
dan pemerintah, sebagian lagi digunakan physical investment in the form of GFCF and
untuk investasi fisik dalam bentuk bp
inventory changes. Here is the behavior of
.
ab
PMTB dan perubahan inventori. Berikut each component GRDP of Lima Puluh Kota
ak
perilaku masing-masing komponen PDRB Regency by expenditure for the period 2017-
ot
hk
pengeluaran Kabupaten Lima Puluh Kota 2021.

lu
untuk periode 2017-2021.

u
ap
3.2.1. Konsumsi Akhir Rumahtangga 3.2.1 Final Household Consumption

im
//l
s:
Komponen Pengeluaran The Component of Household Final

tp
Konsumsi Akhir Rumahtangga (PK-RT) Consumption Expenditures (FC-HH) is the

ht
merupakan pengeluaran terbesar atas largest expenditure on various goods and

berbagai barang dan jasa yang tersedia. services available. The following data shows
Data berikut menunjukkan bahwa dari that of all the gross added value (GRDP)
seluruh nilai tambah bruto (PDRB) yang created in Lima Puluh Kota Regency, most
diciptakan di Kabupaten Lima Puluh Kota of them are still used to meet household
ternyata sebagian besar masih digunakan consumption needs. In other words, most
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi of the products (domestic) produced in
rumahtangga. Dengan kata lain, sebagian the area of Lima Puluh Kota Regency or
besar produk (domestik) yang dihasilkan di imported products imported from outside
wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota maupun the region or abroad are used to meet the
produk (impor) yang didatangkan dari luar final consumption needs by the household.
wilayah atau luar negeri akan digunakan
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi akhir
oleh rumahtangga.

BY EXPENDITURE
Dalam suatu perekonomian, fungsi In an economy, the main function of a

utama dari institusi rumahtangga adalah household institution is as the final consumer
sebagai konsumen akhir atas barang dan of the goods and services available, including
jasa yang tersedia, termasuk konsumsi consumption by special households (such
oleh rumahtangga khusus (seperti penjara, as prisons, dormitories and others).
asrama dan lain-lain). Selanjutnya, berbagai Furthermore, the various types of goods and
jenis barang dan jasa yang dikonsumsi services consumed are classified according
tersebut akan diklasifikasikan menurut 7 to 7 (seven) groups COICOP (Classification
(tujuh) kelompok COICOP (Classification of Individual Consumption by Purpose), ie
of Individual Consumption by Purpose), food and beverage category other than
yaitu kelompok makanan dan minuman restaurant; clothing, footwear and nursing
selain restoran; pakaian, alas kaki dan services; housing and household equipment;
jasa perawatannya; perumahan dan health and education; transportation and
.id
perlengkapan rumah tangga; kesehatan communication; restaurants and hotels; as
go
dan pendidikan; angkutan dan komunikasi; well as other groups of goods and services.
s.
restoran dan hotel; serta kelompok barang
dan jasa lainnya. .bp
ab
ak
Data berikut menunjukkan bahwa The following data shows that

ot
pada periode tahun 2017-2021 pengeluaran in the period 2017-2021 household final
hk
konsumsi akhir rumahtangga mengalami consumption expenditures experienced a

u lu
peningkatan signifikan, baik dari sisi nominal significant increase, both in terms of nominal
ap
(atas dasar harga berlaku) maupun secara riil (based on prices) and in real terms (on a
im
(atas dasar harga konstan). Kenaikan jumlah constant basis). The increase of population
//l
s:
penduduk menjadi salah satu pendorong became one of the drivers of the increase
tp
terjadinya kenaikan nilai pengeluaran in the value of household consumption

ht
konsumsi rumahtangga. Pada gilirannya expenditure. In turn, the increase will also
kenaikan tersebut juga akan mendorong laju drive the overall rate of economic growth.
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

MENURUT PENGELUARAN
Tabel/ Table 3.6
Perkembangan Komponen Konsumsi Rumahtangga Kabupaten Lima Puluh Kota, 2017-2021
Trend of Using on Final Household Consumption of Lima Puluh Kota Regency, 2017-2021
Uraian/ Description 2017 2018 2019 2020* 2021**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Total Konsumsi Rumah Tangga/

Total of Household Consumption
a. ADHB / Currrent Prices
7 343.90 7 964.76 8 751.05 8 412.87 8 820.72
(Miliar Rp/Billion Rp)
b. ADHK 2010/ 2010 Constant Prices
5 262.69 5 542.36 5 804.04 5 524.23 5 646.12
Proporsi terhadap PDRB/ Proportion
54.27 54.83 56.01 54.13 54.47
to GRDP ( % ADHB / Currrent Prices)
.id
Rata-rata konsumsi per-Kapita/
go
Average of per-capita consumtion
s.
19.53 20.99 22.86 21.97 22.87
bp
(Juta Rp/Million Rp)
b. ADHK 2010/ 2010 Constant Prices .
ab
13.99 14.60 15.16 14.43 14.64
ak
Pertumbuhan/Growth7
ot
a. Total konsumsi RT/

hk
5.46 5.31 4.72 (4.82) 2.21

lu
b. Perkapita/
u
4.48 4.36 3.82 (4.83) 1.47

ap
Per capita
im
Jumlah penduduk/
376 072 379 514 382 817 382 845 385 634
Number of population (orang/person)
//l
s:

tp

ht
Selama periode 2017-2021 proporsi During the period 2017-2021 the

pengeluaran konsumsi rumahtangga proportion of household consumption
terhadap total PDRB fluktuatif, yaitu 54,27 expenditure to total GRDP fluctuated,
persen (2017); 54,83 persen (2018); 56,01 namely 54.27 percent (2017); 54.83 percent
persen (2019); 54,13 persen (2020); dan (2018); 56.01 percent (2019); 54.13 percent
54,47 persen (2021). Posisi tertinggi terjadi (2020); and 54.47 percent (2021). The
pada tahun 2019 sebesar 56,01 persen dan highest position occurred in 2019 amounting
terendah pada tahun 2020 sebesar 54,13 to 56.01 percent and the lowest in 2020 was
persen. 54.13 percent.
7. Diturunkan dari perhitungan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK 2010)/ Derived from GRDP at 2010 constant market calculation

BY EXPENDITURE
Pada tahun 2017 pertumbuhan In 2017 the growth of the household

komponen konsumsi rumahtangga sebesar consumption component was 5.46 percent.
5,46 persen. Kemudian, berturut-turut Then, respectively 5.31 percent (2018);
sebesar 5,31 persen (2018); 4,72 persen 4.72 percent (2019); -4.82 percent (2020);
(2019); -4,82 persen (2020); dan 2,21 and 2.21 percent (2021). From these data
persen (2021). Dari data tersebut nampak it appears that the increase in the total
bahwa peningkatan total konsumsi “riil” consumption of “real” households higher
rumahtangga lebih tinggi dari peningkatan than the increase in population that is in
jumlah penduduk yang berada pada kisaran the range 1.00 percent. This indicates that
1,00 persen. Hal ini mengindikasikan telah there have been improvements in the level
terjadi perbaikan pada tingkat kesejahteraan of social welfare, although it can not be
masyarakat, meskipun tidak dapat dijelaskan further explained this through GRDP data
lebih jauh melalui perangkat data PDRB ini. devices.
.id
Di sisi lain, kenaikan rata-rata On the other hand, the average
go
konsumsi perkapita cenderung searah increase per-capita consumption tends to
s.
bp
dengan kenaikan jumlah penduduk. the direction of the rising population. The
.
ab
Pertumbuhan rata-rata konsumsi perkapita average growth of per-capita consumption
ak
menunjukan peningkatan, baik atas dasar showed an increase, both at current

ot
harga berlaku maupun atas dasar harga prices and at constant prices of 2010. This
hk
konstan 2010. Kondisi ini menunjukan rata- condition shows the average consumption
lu
rata konsumsi setiap penduduk meningkat, per population increase, both in quantity
u
ap
baik secara kuantitas (volume) maupun (volume) as well as the value (including
im
secara nilai (termasuk peningkatan kualitas). quality improvement). The average per
//l
Rata-rata konsumsi per-kapita pada masing- capita consumption in each year was 4.48
s:
tp
masing tahun adalah 4,48 persen (2017); percent (2017); 4.36 percent (2018); 3.64
ht
4,36 persen (2018); 3,82 persen (2019); percent (2019); -4.83 percent (2020); and
-4,83 persen (2020); dan 1,47 persen (2021). 1.47 percent (2021). Such improvements
Peningkatan tersebut tentu berpengaruh would affect the structure of household
pada struktur konsumsi rumahtangga, consumption, as shown in the following
seperti terlihat pada tabel berikut: table:

8. Diturunkan dari perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB )/ Derived from GRDP at Current Market Price

MENURUT PENGELUARAN
Tabel/ Table 3.7
Struktur Komponen Konsumsi Rumahtangga Kabupaten Lima Puluh Kota (Persen),2017-2021
Structure of Household Final Consumption Expenditure, Lima Puluh Kota Regency (Percent),
2017-2021
Kelompok Konsumsi/
2017 2018 2019 2020* 2021**
Consumption group
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
a Makanan, Minuman, dan Rokok/

46.32 46.00 46.88 46.59 46.06
Food, beverages, and tobacco
b Pakaian dan Alas Kaki/
3.74 3.73 3.74 3.73 3.67
Clothing and footwear
c Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan
Penyelenggaraan Rumah Tangga/
9.36 9.36 9.25 9.21 9.80
Housing, household equipment and rou-
.id
tine household maintenance
go
d Kesehatan & Pendidikan/
8.06 8.11 7.97 8.10 8.80
Health and education
s.
bp
e Transportasi, Komunikasi, Rekreasi, dan
Budaya/ Transport, Communication, Rec- 21.10
. 21.47 21.06 20.92 19.97
ab
reation and culture
ak
f Hotel & Restoran/ Hotels, and restaurants 3.84 3.85 3.86 3.79 3.68
ot
g Lainnya/
hk
7.57 7.48 7.24 7.68 8.03

Miscellaneous goods and services
ulu
ap
im
Total Konsumsi /Total of consumption 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

//l
s:

tp

ht

Pertumbuhan “riil” menunjukkan The “real” growth shows the changes
perubahan di konsumsi rumah tangga dalam in household consumption in theform of
bentuk kuantum (volume) dari waktu ke quantum (volume) from time totime. This
waktu. Informasi ini menunjukkan terjadinya information indicates an increasein the
peningkatan kemakmuran masyarakat, wealth of the society, though it mightonly
meskipun mungkin hanya dapat dinikmati be enjoyed by certain groups of people.
oleh kelompok masyarakat tertentu.
Dari Tabel 3.7 terlihat bahwa hampir From Table 3.7 it appears that almost
setengah dari total konsumsi rumah tangga half of total household consumption is used
digunakan untuk konsumsi kelompok for group consumption of food, drinks and
makanan, minuman dan rokok. Selanjutnya cigarettes. Furthermore, the second largest
konsumsi terbesar kedua digunakan untuk consumption used for the consumption of
konsumsi Transportasi, Komunikasi Rekreasi Transport, Communication Recreation and
dan Budaya. Culture.

BY EXPENDITURE

Sementara itu, tingkat perubahan Meanwhile, the level of price changes
harga yang secara implisit disajikan dalam implicitly presented in Table 3.8 shows an
Tabel 3.8, menunjukkan peningkatan setiap increase in each year for each group of
tahunnya untuk masing-masing kelompok household consumption expenditure. The
pengeluaran konsumsi rumah tangga. relatively high price increase occurred in
Peningkatan harga relatif tinggi terjadi pada 2019 at 12.97 percent, at the price of the
tahun 2019 yaitu sebesar 12,97 persen, Miscellaneous goods and services.
pada harga kelompok Lainnya
Tabel/ Table 3.8

Pertumbuhan Implisit (Indeks Harga) Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah Tangga
Kabupaten Lima Puluh Kota (Persen), 2017-2021
Implicit Growth (Price Indices) of Household Final Consumption Expenditure of
.id
Lima Puluh Kota Regency (Percent), 2017-20219
go
s.
Kelompok Konsumsi/
Consumption group
2016 . 2017 bp 2018 2019* 2020**
ab
ak
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

ot
hk
a Makanan, Minuman, dan Rokok/

1.21 4.68 5.14 (0.28) 3.84
lu
Food, beverages, and tobacco

u
b Pakaian dan Alas Kaki/

ap
1.30 3.09 2.92 1.94 1.07

Clothing and footwear
im
c Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan

//l
Penyelenggaraan Rumah Tangga/

2.67 2.19 3.70 0.68 0.60
s:
Housing, household equipment and rou-

tp
tine household maintenance

ht
d Kesehatan & Pendidikan/

2.21 1.42 4.06 3.41 2.07
Health and education
e Transportasi, Komunikasi, Rekreasi, dan
Budaya/ Transport, Communication, Rec- 1.81 0.81 3.60 0.12 1.90
reation and culture
f Hotel & Restoran/ Hotels, and restaurants 1.45 3.09 1.36 2.06 0.90
g Lainnya/
2.84 1.32 12.77 6.67 1.58
Miscellaneous goods and services
Total Konsumsi /Total of consumption 1.69 2.98 4.92 1.00 2.58

9. Diturunkan dari perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB )/ Derived from GRDP at Current Market

MENURUT PENGELUARAN
3.2.2 Konsumsi Akhir LNPRT 3.2.2 NPISHs Final Consumption
Lembaga Non Profit yang melayani The Non-Profit Institution serving the
Rumah Tangga (LNPRT) adalah salah satu Household (NPISH) is one of the institutional
unit institusi yang melakukan kegiatan units that engages in the production,
produksi, konsumsi dan akumulasi aset. consumption and accumulation of assets.
Keberadaannya diakui oleh hukum atau Its existence is recognized by law or society,
masyarakat, terpisah dari orang atau entitas separate from any other person or entity
lain yang memiliki atau mengendalikan. that owns or controls. In its activities, NPISH
Dalam kegiatannya, LNPRT merupakan is a government partner in addressing
mitra pemerintah dalam mengatasi various social issues such as poverty and the
berbagai masalah sosial seperti kemiskinan environment.
dan lingkungan hidup.
.id
go
Tabel/ Table 3.9
s.
Perkembangan Pengeluaran Akhir Konsumsi LNPRT Kabupaten Lima Puluh Kota, 2017-2021
bp
Trend of NPISH Final Consumption Expenditure of Lima Puluh Kota Regency, 2017-2021
.
ab
ak
ot
hk

u lu
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

ap
im
Total Konsumsi LNPRT/

//l

s:

139.46 151.62 175.69 170.62 175.95
tp

ht

105.32 111.77 127.15 122.45 124.89
Proporsi terhadap PDRB/ Proportion to
1.03 1.04 1.12 1.10 1.09
GRDP ( % ADHB / Currrent Prices)
Pertumbuhan (ADHK 2010)/
4.09 6.12 13.76 (3.70) 1.99
Growth (2010 Constant Prices)


BY EXPENDITURE
Total pengeluaran konsumsi LNPRT The total NPISH consumption

dalam kurun waktu tahun 2017-2021 expenditure in the period 2017-2021
mengalami peningkatan baik atas dasar experienced an increase both at current
harga berlaku maupun atas dasar harga market prices and on the basis of constant
konstan. Pada tahun 2017 konsumsi LNPRT prices. In 2017 NPISH consumption
sebesar 139,46 miliar rupiah, kemudian amounted to 139.46 billion rupiah, then in
pada tahun-tahun berikutnya yaitu 151,62 the following years that was 151.62 billion
miliar rupiah (2018), 175,69 miliar rupiah rupiah (2018), 175.69 billion rupiah (2019),
(2019), 170,62 miliar rupiah (2020), dan 170.62 billion rupiah (2020), and 175.95
175,95 miliar rupiah (2021). Pertumbuhan billion rupiah (2021). NPISH consumption
pengeluaran konsumsi LNPRT tahun dasar expenditure growth in the 2010 base year
2010 juga berturut-turut adalah 4,09 persen was also respectively 4.09 percent (2017),
(2017), 6,12 persen (2018), 13,76 persen 6.12 percent (2018), 13.76 percent (2019),
(2019), -3,79 persen (2020), dan 1,99 persen -3.79 percent (2020) and 1.99 percent
.id
(2021). (2021).
go
s.
3.2.3. Konsumsi Akhir Pemerintah bp
3.2.3 Final Consumption of the
.
ab
Government
ak

ot
hk
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Government Consumption

lu
terdiri dari Pengeluaran Konsumsi Individu Expenditure consists of Individual

u
dan Pengeluaran Konsumsi Kolektif. Barang Consumption Expenditure and Collective

ap
dan jasa individu merupakan barang dan Consumption Expenditure. Individual goods
im
//l
jasa privat, dimana ciri-ciri barang privat and services are private goods and services,
s:
adalah a) Scarcity, yaitu ada kelangkaan/ where the characteristics of private goods is
tp
keterbatasan dalam jumlah. b) Excludable a) Scarcity, that there is a scarcity/limited in

ht
consumption, yaitu konsumsi suatu number. b) Excludable consumption, ie the

barang dapat dibatasi hanya pada mereka consumption of goods can be limited only
yang memenuhi persyaratan tertentu to those who meet certain requirements
(biasanya harga). c) Rivalrous competition, (usually the price). c) Rivalrous competition,
yaitu konsumsi oleh satu konsumen ie consumption by the consumers will reduce
akan mengurangi atau menghi langkan or eliminate the opportunity kesem other
kesempatan pihak lain untuk melakukan parties to do the same. Examples of goods
hal serupa. Contoh barang dan jasa yang and services produced by the government
dihasilkan pemerintah dan tergolong and classified as goods and services
sebagai barang dan jasa individu adalah individuals are government health services
jasa pelayanan kesehatan pemerintah in hospitals/health centers and educa-
di rumah sakit/puskesmas dan jasa tion services in school/public universities.
pendidikan di sekolah/universitas negeri.


MENURUT PENGELUARAN
Tabel/ Table 3.10
Perkembangan Pengeluaran Konsumsi Akhir Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota,
2017-2021
Trend of Government Final Consumption Expenditure of Lima Puluh Kota Regency,
2017-2021
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Total Konsumsi Pemerintah/

Total of Government Consumption
1 299.06 1 411.32 1 505.66 1 385.88 1 418.61
.id
852.81 890.01 937.18 851.30 861.16
go
s.
9.60 9.72 9.64 8.92 8.76
bp
.
ab
Konsumsi Pemerintah per-kapita (Ribu Rp)
ak

3 454.29 3 718.75 3 933.09 3 619.94 3 678.65
ot
(Ribu Rp/Thousand Rp)

hk

lu
2 267.68 2 345.13 2 448.11 2 223.62 2 233.10

(Ribu Rp/Thousand Rp)
u
ap
Konsumsi Pemerintah per-pegawai

im
pemerintah (Juta Rp)

//l

s:
197.52 218.67 243.67 223.28 224.50

tp
ht

129.67 137.90 151.67 137.15 136.28
Pertumbuhan10/ Growth
a. Total konsumsi pemerintah/ Total
(1.20) 4.36 5.30 (9.16) 1.16
of Government Consumption
b. Konsumsi perkapita/ Consumption
(2.12) 3.42 4.39 (9.17) 0.43
percapita
Jumlah Pegawai Pemerintah11/
6 577 6 454 6 179 6 207 6 319
Number of Government Employee
Jumlah penduduk (orang)/ Population 376 072 379 514 382 817 382 845 385 634
11. Tidak termasuk polisi dan militer/ Not include police and military

BY EXPENDITURE
Sedangkan barang dan jasa While goods and services

kolektif ekuivalen dengan barang publik equivalent to the collective public goods
yang memiliki ciri a) Non rivalry, yaitu that characterized a) Non rivalry, namely
pengeluaran satu konsumen terhadap consumer spending one of an item does not
suatu barang tidak mengurangi kesempatan reduce the chance of other consumers to
konsumen lain untuk juga mengkonsumsi also consume goods. b) Non-excludable, ie
barang tersebut. b) Non excludable, yaitu when a public goods provided, then nothing
apabila suatu barang publik tersedia, maka can hinder anyone to benefit from the goods
tidak ada yang dapat menghalangi siapapun or in other words everyone has access to the
untuk memperoleh manfaat dari barang goods.
tersebut atau dengan kata lain setiap orang
memiliki akses ke barang tersebut.
Contoh barang dan jasa yang Examples of goods and services
.id
dihasilkan pemerintah dan tergolong produced by the government and classified
go
sebagai barang dan jasa kolektif adalah as collective goods and services is conducted
s.
jasa pertahanan yang dilakukan TNI dan military defense services and security by
keamanan yang dilakukan kepolisian. police.. bp
ab

ak
Secara total, pengeluaran konsumsi In total, the government’s final

ot
hk
akhir pemerintah menunjukan peningkatan, consumption expenditure shows an increase,

lu
baik atas dasar harga berlaku maupun atas both on the basis of current prices and on
u
dasar harga konstan 2010. Pada tahun the basis of constant 2010 prices. In 2017
ap
2017 total pengeluaran konsumsi akhir the government’s total final consumption
im
//l
pemerintah atas dasar harga berlaku adalah expenditure at current prices was 1299.06
s:
sebesar 1299,06 miliar rupiah, kemudian billion rupiahs, then in the following years it
tp
pada tahun-tahun berikutnya sebesar was 1411.32 billion rupiah (2018), 1505.66
ht
1411,32 miliar rupiah (2018), 1505,66 miliar billion rupiah (2019), 1385.88 billion rupiah
rupiah (2019), 1385,88 miliar rupiah (2020), (2020), and 1418.61 billion rupiah (2021).
dan 1418,61 miliar rupiah (2021). Demikian Likewise with government consumption on
halnya dengan konsumsi pemerintah the basis of constant 2010 prices, which
atas dasar harga konstan 2010, yang juga also experienced an increase in each year.
mengalami peningkatan pada masing- This indicates that in real terms there has
masing tahun. Hal ini mengindikasikan, been an increase in government spending in
bahwa secara riil telah terjadi kenaikan terms of quantity.
pengeluaran pemerintah dari sisi kuantitas.
Menarik untuk dicermati lebih Further interesting data to be

lanjut bahwa proporsi pengeluaran akhir observed is the proportion of government
pemerintah terhadap PDRB mengalami spending to GRDP also experienced a
fluktuasi yang besarannya dalam rentang fluctuation which was amounting at range
8,76 sampai 9,72 persen. Sepanjang periode of 8.76 to 9.72 percent. Throughout this

MENURUT PENGELUARAN
tersebut, proporsi terendah terjadi pada period, the lowest proportion occurred in
tahun 2021 sebesar 8,76 persen; sedangkan 2021 at 8.76 percent; while the highest
proporsi tertinggi pada tahun 2018 yang proportion in 2018 reached 9.72 percent.
mencapai 9,72 persen.
Salah satu fungsi pemerintah One of the functions of the

adalah memberikan jasa layanan pada government is to provide services to
publik atau masyarakat dalam bentuk the public or the community in the form
jasa kolektif maupun individual. Dalam of collective and individual services. In
praktek, pengeluaran pemerintah ini selalu practice, government spending is always
dikaitkan dengan luasnya cakupan layanan associated with a wide range of services
yang diberikan pada masyarakat (publik), provided to the public (public), although
meskipun tidak seluruh masyarakat dapat not all communities can benefit directly.
merasakan manfaatnya secara langsung. This condition can be interpreted that
.id
Kondisi tersebut dapat diartikan bahwa every rupiah government expenditure
go
setiap rupiah pengeluaran pemerintah must be aimed at serving the population,
s.
harus ditujukan untuk melayani penduduk, directly or indirectly. Total government
baik langsung maupun tidak langsung. bp
consumption expenditures showed an
.
ab
Pengeluaran konsumsi pemerintah secara increase, followed by an increase in average
ak
total menunjukkan peningkatan, hal ini per capita government consumption. In

ot
hk
diikuti oleh adanya peningkatan pada rata- 2017 government consumption per capita
lu
rata konsumsi pemerintah per-kapita. Pada at current prices was 3.45 Million Rupiahs,
u
tahun 2017 konsumsi pemerintah per-kapita increasing steadily in the following years,
ap
atas dasar harga berlaku sebesar 3,45 Juta to 3.72 Million Rupiah (2018); 3.93 Million
im
//l
Rupiah, terus meningkat pada tahun-tahun Rupiah (2019); 3.62 Million Rupiah (2020);
s:
setelah itu, yaitu menjadi 3,72 Juta Rupiah and reached 3.67 Million Rupiah in 2021.
tp
(2018); 3,93 Juta Rupiah (2019); 3,62 Juta

ht
Rupiah (2020); dan mencapai 3,67 Juta

Rupiah pada tahun 2021.
Rata-rata konsumsi pemerintah The average per capita consumption

per-kapita atas dasar harga konstan 2010 of the government at the constant price of
juga menunjukkan adanya fluktuasi setiap 2010 also shows fluctuations every year,
tahunnya, dengan masing-masing senilai with each worth 851.81 Billion Rupiah
852,81 Miliar Rupiah (2017); 890,01 Miliar (2017); 890.01 Billion Rupiah (2018); 837.18
Rupiah (2018); 837,18 Miliar Rupiah (2019); Billion Rupiah (2019); 851.30 Billion Rupiah
851,30 Miliar Rupiah (2020); dan 861,16 (2020); and 861.16 Billion Rupiah (2021).
Miliar Rupiah (2021). Hal ini menunjukkan This shows a fluctuation in the quantity of
adanya fluktuasi pengeluaran konsumsi government consumption expenditure. It
pemerintah secara kuantitas. Jika dilihat can also be seen from its growth rate that
dari laju pertumbuhannya, selama periode there was a fluctuation during 2017-2021.
2017-2021 terjadi fluktuasi. Di tahun 2017 In 2017 experienced a contraction of 1.20

BY EXPENDITURE
mengalami kontraksi sebesar 1,20 persen, percent, the following year grew by 4,36
setahun berikutnya tumbuh sebesar 4,36 In 2018 and 5.30 percent in 2019. While in
persen pada tahun 2018 dan 5,30 tahun 2020 Government Consumption Expenditure
2019. Sedangkan di tahun 2020 Pengeluaran contracted by 8.92 as a result of the Covid
Konsumsi Pemerintah mengalami kontraksi 19 pandemic that hit the Lima Puluh Kota
sebesar 8,16 sebagai dampak terjadinya Regency and grew again by 1.16 percent in
pandemi covid 19 yang melanda Kabupaten 2021
Lima Puluh Kota dan kembali tumbuh
sebesar 1,16 persen di tahun 2021.

Rata-rata konsumsi per pegawai Average consumption per
pemerintah menunjukkan kecenderungan government employee shows an increasing
yang meningkat. Pada tahun 2017 konsumsi trend. In 2017 government consumption
pemerintah per pegawai pemerintah per government employee amounted to
.id
sebesar 201,28 Juta Rupiah, kemudian pada 201.28 Million Rupiah, then in the following
go
tahun-tahun berikutnya masing-masing years 228.41 Million Rupiah (2018); 242.57
s.
228,41 Juta Rupiah (2018); 242,57 Juta Million Rupiah (2019); and 219.32 Million
Rupiah (2019); 219,32 Juta Rupiah (2020); bp
Rupiah (2020); and 232.03 Million Rupiah
.
ab
dan 232,03 Juta Rupiah (2021). (2021).
ak
ot
hk
Pengeluaran konsumsi akhir The government’s final consumption

lu
pemerintah menunjukan fluktuasi (atas expenditure shows a fluctuation (based on

u
dasar harga konstan 2010), sejalan constant 2010 prices), in line with the number
ap
juga jumlah pegawai pemerintah yang of government employees experiencing

im
//l
mengalami fluktuasi. Pada periode tahun fluctuations. In the period of 2016-2020

s:
2017-2021 jumlah pegawai pemerintah the number of government employees

tp
terus mengalami fluktuasi dengan jumlah continued to fluctuate with the number in
ht
pada masing-masing tahun sebesar 6.454 each year of 6,454 people (2017); 6,179
orang (2017); 6.179 orang (2018); 6.207 people (2018); 6,207 people (2019); 6,319
orang (2019); 6.319 orang (2020) dan 6.114 people (2020) and 6,114 people (2021).
orang (2021).
Gambaran tentang konsumsi akhir This “real” picture of government

pemerintah secara “riil” ini menunjukkan final consumption shows an increase in
peningkatan baik secara keseluruhan both overall and on average (per population
maupun rata-rata (per penduduk maupun and per government employee), except for
per pegawai pemerintah), kecuali konsumsi government consumption per capita in 2017
pemerintah perkapita di tahun 2017 dan and 2020. This parameter is an approach
2020. Parameter ini adalah pendekatan to measuring the equal opportunity of the
untuk mengukur pemerataan kesempatan public over the expenditure of financial
masyarakat atas pengeluaran sumber daya resources by the government. The highest

MENURUT PENGELUARAN
finansial oleh pemerintah. Pertumbuhan growth occurred in 2019, with details of the
tertinggi terjadi pada tahun 2019, dengan government’s total consumption recorded
rincian untuk total konsumsi pemerintah at 5.30 percent; for per capita consumption
sebesar 5,30 persen; untuk konsumsi per by 4.39 percent.
kapita 4,39 persen.
3.2.4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 3.2.4 Gross Fixed Capital Formation
Komponen pembentukan modal The gross fixed capital formation

tetap bruto (PMTB) pada sajian PDRB component (GFCF) in the GRDP according
menurut pengeluaran, lebih menjelaskan to expenditure, explains more about the
tentang bagian dari pendapatan yang portion of income realized into investment
direalisasikan menjadi investasi (fisik). Atau (physical). Or on a different side can also
.id
pada sisi yang berbeda dapat pula diartikan be interpreted as an illustration of various
go
sebagai gambaran dari berbagai produk goods and services products which are partly
s.
barang dan jasa yang sebagian digunakan used as physical investment (capital)12. The
sebagai investasi fisik (kapital)12. Fungsi . bp
function of capital is as indirect input in
ab
kapital adalah sebagai input tidak langsung the production process in various business
ak
di dalam proses produksi pada berbagai fields. This capital can come from domestic
ot
hk
lapangan usaha. Kapital ini dapat berasal production or from imports.

lu
dari produksi domestik maupun dari impor.

u
ap
Pengelompokan PMTB pada Grouping of GFCF at GRDP base of

im
//l
PDRB tahun dasar 2010 dibagi menjadi 2 year 2010 is divided into 2 (two) groups
s:
(dua) kelompok yaitu Bangunan dan Non namely Building and Non Building. The data
tp
Bangunan. Data di bawah ini menjelaskan below explains that, overall the growth of
ht
bahwa, secara keseluruhan pertumbuhan GFCF in the 2017-2021 period fluctuated

PMTB dalam kurun waktu 2017-2021 from 4.37 percent (2017) to 3.24 percent
berfluktuasi dari 4,37 persen (2017) menjadi (2021), while in other years each was 3.99
3,24 persen (2021), sementara di tahun percent (2018); 4.77 percent (2019); and
lainnya masing-masing 3,99 persen(2018); -2.24 percent (2020).
4,77 persen(2019); dan -2,24 persen(2020).
12. Selain bagian lain yang menjadi konsumsi antara, konsumsi akhir, ataupun diekspor/ Beside another part of between consumption, end consumption, or
export part

BY EXPENDITURE
Tabel/ Table 3.11

Perkembangan dan Struktur PMTB Kabupaten Lima Puluh Kota, 2017-2021
Trend and Structure of GFCF of Lima Puluh Kota Regency, 2017-2021
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Total PMTB/ Total of GFCF

4 175.01 4 507.32 4 843.16 4 788.33 5 107.32
3 018.72 3 139.29 3 289.16 3 215.36 3 319.53
30.85 31.03 31.00 30.81 31.54
.id
go
Struktur PMTB13 / GFCF Structure
s.
bp
a. Bangunan/ Building
.
ab
(Miliar/ Billion Rp) 2 709.50 3 011.28 3 267.58 3 252.59 3 511.36
ak
Persen/Percent (%) 64.90 66.81 67.47 67.93 68.75

ot
hk
b. Non Bangunan/ Non-Building

u lu

ap
im
Persen/Percent (%) 35.10 33.19 32.53 32.07 31.25

//l
Total PMTB/ Total of GFCF

s:
tp

ht
Persen/Percent (%) 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Pertumbuhan14 / Growth (%)
a. Bangunan/ Construction 6.07 5.68 5.54 (1.07) 3.80
b. Non Bangunan/ Non-Construction 1.26 0.78 3.25 (4.64) 2.06
Total PMTB/ Total of GFCF 4.37 3.99 4.77 (2.24) 3.24

13. Diturunkan dari perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB )/ Derived from GRDP at current market calculation

MENURUT PENGELUARAN
3.2.5. Perubahan Inventori 3.2.5. Changes of Inventory
Secara konsep, yang dimaksud Conceptually, what is meant by

dengan perubahan inventori adalah inventory change is a change in the form
perubahan dalam bentuk “persediaan” of “inventory” of various goods that have
berbagai barang yang belum digunakan lebih not been used further in the process of
lanjut dalam proses produksi, konsumsi production, consumption or investment
ataupun investasi (kapital). Perubahan yang (capital). Changes referred to here may
dimaksud disini bisa berarti penambahan mean additions (positive signs) and / or
(bertanda positif) dan atau pengurangan reductions (negative signs).
(bertanda negatif).
Dari sisi penghitungan, komponen From the calculation side, the

Perubahan Inventori merupakan salah satu Inventory Change component is one of the
.id
komponen yang hasilnya bisa memiliki components that the result can have 2
go
2 (dua) tanda angka, positif atau negatif (two) numeric marks, positive or negative
s.
(disamping komponen net ekspor antar (in addition to inter-regional export net
daerah). Apabila perubahan inventori bp
component). If the inventory change is
.
ab
bertanda positif berarti terjadi penambahan positive, it means the addition of inventory,
ak
persediaan barang, sedangkan apabila whereas if it is negative it means a

ot
hk
bertanda negatif berarti terjadi pengurangan reduction of inventory. The occurrence of

lu
persediaan. Terjadinya penumpukan barang a buildup of inventory items indicates that

u
inventori mengindikasikan bahwa distribusi the distribution or marketing is not working

ap
atau pemasaran tidak berjalan dengan perfectly. In general, the inventory change
im
//l
sempurna. Secara umum, komponen component is calculated based on the

s:
perubahan inventori dihitung berdasarkan measurement of the inventory value at the

tp
pengukuran terhadap nilai persediaan beginning and end of the year from the two
ht
barang pada awal dan akhir tahun dari dua stock value positions (stock concepts).
posisi nilai persediaan (konsep stok).

BY EXPENDITURE
Tabel/ Table 3.12

Perkembangan dan Struktur Perubahan Inventori Kabupaten Lima Puluh Kota, 2017-2021
Trend and Structure of Changes in Inventories, Lima Puluh Kota Regency, 2017-2021
Uraian/ Description 2017 2018 2019* 2020* 2021**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Total Nilai Inventori/

Total of Inventory Value
0.63 1.07 0.41 1.48 8.42
0.46 0.73 0.27 0.97 5.39
0.00 0.01 0.00 0.01 0.05
.id
go
s.
. bp
ab
Berbeda dengan komponen Unlike other expenditure components
ak
pengeluaran lain yang dapat dianalisis that can be analyzed in some detail, new
ot
agak rinci, perubahan inventori baru inventory changes can be analyzed from
hk
dapat dianalisis dari sisi proporsinya saja. the proportion side only. Differences in the
lu
Perbedaan dalam pendekatan dan tata cara approach and procedure of estimation cause
u
ap
estimasi menyebabkan komponen inventori the inventory component not to be studied

im
tidak banyak dikaji lebih jauh sebagaimana further as it does on other expenditure
//l
dilakukan pada pada komponen pengeluaran components.

s:
tp
lainnya.
ht
Di tahun 2017 perubahan inventori In 2017 changes in inventory

sebesar 0,63 miliar rupiah, setahun recorded at 0,63 billion rupiah, a year later
berikutnya terjadi peningkatan menjadi there was a increase to 1.07 billion rupiah
1,07 miliar rupiah (2018). Di tahun 2018 (2018). In 2019 it decreased to 0.41 billion
turun menjadi 0,41 miliar rupiah dan naik rupiah and increased in 2020 to 1.48 billion
ditahun 2020 menjadi 1,48 miliar rupiah rupiah then increased in 2021 to 8.42 billion
kemudian naik lagi di tahun 2021 menjadi rupiah.
8,42 miliar rupiah.
Sementara itu, proporsi perubahan Meanwhile, the proportion of

inventori terhadap total PDRB di Kabupaten inventory change to total GRDP in Lima
Lima Puluh Kota mengalami fluktuasi. Pada Puluh Kota Regency fluctuated. In 2017,

MENURUT PENGELUARAN
tahun 2017, proporsi perubahan inventori the proportion of inventory changes is 0.00
adalah 0,00 persen, selanjutnya 0,01 persen percent, then 0.01 percent (2018), 0.00
(2018), 0,00 persen (2019), 0,01 persen percent (2019), 0.01 percent (2020), and
(2020), dan 0,05 persen (2021). 0.05 percent (2021).
3.2.6. Net Ekspor Barang dan Jasa 3.2.6 Net Export of Goods and Services
Net ekspor barang dan jasa antar Net exports of goods and services
daerah didefenisikan sebagai ekspor antar between regions are exports minus imports
daerah dikurangi impor antar daerah. between areas. In contrast to the calculation
Berbeda dengan perhitungan ekspor- of exports and imports of foreign goods and
impor barang dan jasa luar negeri, pada services, no data source follows the specified
perhiotungan ekpor-impor antar daerah concept and definition of imports between
tidak tersedia sumber data yang sesuai areas. The data sources available so far only
.id
dengan konsep dan defenisi yang ditentukan. show the existence of transactions, but how
go
sumber data yang tersedia selama ini hanya much money is worth in the transaction is
s.
menunjukkan adanya transaksi namun tidak unknown.
diketahui berapa nilai uang yang terjadi .bp
ab
dalam transaksi tersebut.
ak
ot
hk
Keberadaan data dengan kondisi The existence of data with conditions

lu
seperti ini menyebabkan perhitungan like this causes the calculation of export-
u
ekspor-impor antar daerah menjadikan import between regions to make this

ap
komponen ini (dalam series PDRB Atas component (in the PDRB series based on
im
//l
Dasar Harga konstan 2010) diperlukan constant price 2010) needed as a balancing
s:
sebagai item penyeimbang (residual), yakni item (residual), namely the difference
tp
perbedaan antara total PDRB menurut between total PDRB according to expenditure
ht
pengeluaran dengan total PDRB menurut and total PDRB according to Business Field.
Lapangan Usaha. Ketersediaan data yang The availability of existing data is more
ada lebih sesuai untuk dimanfaatkan suitable for supporting information.
sebagai informasi pendukung.
Komponen ini secara implisit This component implicitly includes

mencakup dua unsur pokok yaitu : Ekspor two main elements: Exports between
antar daerah dan impor antar daerah. regions and imports between regions. Net
Net ekspor antar daerah juga akan dapat exports between regions will also be able to
memiliki 2 (dua) angka , positif atau negatif. have 2 (two) numbers, positive or negative.
Jika komponen ini bertanda “positif” berarti If this component is marked “positive, “ the
nilai ekspor antar daerah lebih besar dari export value between regions is greater
pada impor, demikian pula sebaliknya. than that of imports and vice versa.

BY EXPENDITURE
Tabel/ Table 3.13

Perkembangan Net Ekspor Barang dan Jasa Kabupaten Lima Puluh Kota, 2017-2021
Trend of Net Export of Goods and Services of Lima Puluh Kota Regency, 2017-2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Total Nilai Ekspor/ Total of Export Value

573.13 489.40 349.38 782.32 662.38
(Milliar Rp/Billion Rp)
883.64 969.11 1 034.63 1 348.01 1 473.47
4.06 3.26 2.19 4.79 3.93
.id
go
s.
Pada saat ini untuk memisahkan net

. bp
At this time, separating net exports
ab
ekspor antar daerah menjadi nilai ekspor between regions into export values between
ak
ot
antar daerah dan nilai impor antar daerah regions and the value of imports between
hk
dilakukan dengan metode tidak langsung, regions is carried out by indirect methods,
lu
yaitu dengan metode cross-hauling. namely by cross-hauling methods. This

u
ap
Metode ini bekerja dengan memanfaatkan method works by utilizing the nature of
im
sifat keseimbangan permintaan (demand) the balance of demand (demand) and

//l
dan penyediaan (supply) setiap komoditas supply (supply) of every commodity in an

s:
di suatu perekonomian. Perhitungan ekspor economy. The calculation of import exports

tp
ht
impor dengan metode cross-hauling diawali by the cross-hauling method begins with the
dengan metode commodity balance. commodity balance method.
Metode commodity balance The commodity balance method is

adalah metode perhitungan ekspor-impor an export-import calculation method by
dengan memanfaatkan Tabel Input-Output utilizing the “shadow” Input-Output Table.
“bayangan”. dalam metode ini, transaksi In this method, export-import transactions
ekspor-impor dipandang sebagai item are viewed as balancing items in the balance
penyeimbang (balancing item) dalam of demand and supply of an economy.
keseimbangan demand dan supply suatu
perekonomian.

PERKEMBANGAN AGREGAT PDRB PENGELUARAN
BAB
4
The Agregat Development of GRDP Expenditure Chapter

of Lima Puluh Kota Regency
Produk Domestik Regional Bruto dan PDRB per Kapita

Kabupaten Lima Puluh Kota 2021**
Gross Domestic Regional Bruto and per capita GRDP
.id
of Lima Puluh Kota Regency 2021**
go
s.
. bp
ab
ak
Nilai PDRB (milliar Rp)

ot
hk
GRDP (billion Rp)

u lu
ap
im
ADHB / at Current Price PDRB per Kapita (juta Rp)

//l
GRDP per-capita (million Rp)

s:
tp
ht
16.193,41
ADHB / at Current Price
ADHB 2010 / 2010 Constant Price
41,95
11.430,55
Tahukah kamu ?
Do you know ?
Laju Indeks Harga Implisit
PDRB Kabupaten Lima Puluh Kota
Menurut Pengeluaran 2021**
Growth Rate of Implicit Price Index 0,84%
of GRDP of Lima Puluh Kota Regency
**
by Expenditure 2021
** angka sangat sementara / very provisional figure

ht
tp
s:
//l
im
ap
ulu
hk
ot
ak
ab
.bp
s.
go
.id
Berbagai indikator ekonomi makro Various Macroeconomic indicators
yang lazim digunakan dalam analisis sosial that are commonly used in socio-economic
ekonomi dapat diturunkan dari seperangkat analysis can be derived from a set of GRDP
data PDRB. Berikut ini akan disajikan data. The following will be presented several
beberapa rasio (perbandingan relatif) guna ratios (relative comparisons) in order to
melengkapi analisis, di tengah keterbatasan complete the analysis, in the midst of the
informasi yang tersedia. limitations of the available information.
4.1 PDRB (NOMINAL) 4.1 GRDP (NOMINAL)
Agregat ini menjelaskan nilai This aggregate explains the value

produk barang dan jasa yang dihasilkan di of goods and services produced in a region
dalam wilayah ekonomi Kabupaten Lima of the domestic economy, in which still
Puluh Kota, di mana di dalamnya masih contained the depreciation value. GRDP can
.id
terkandung nilai penyusutan. PDRB dapat be used as a measure of “productivity”, as
go
digunakan sebagai ukuran “produktivitas”, it explains the region’s ability to produce
s.
karena menjelaskan kemampuan wilayah domestic products, which is calculated
dalam menghasilkan produk domestik, yang bp
through three (3) approaches, namely
.
ab
dihitung melalui 3 (tiga) pendekatan, yaitu production, expenditure, and income
ak
pendekatan nilai tambah, pengeluaran, dan approaches.

ot
hk
pendapatan.
lu
From the series data of GRDP by

u
Dari series data PDRB pengeluaran expenditure can be derived several measures
ap
dapat diturunkan beberapa ukuran yang

im
related to GRDP and other supporting

//l
berkaitan dengan PDRB maupun variabel variables (such as households and labor). To
s:
pendukung lain (seperti rumah tangga, dan see the development of the level of equity,
tp
tenaga kerja). Untuk melihat perkembangan for example, can be seen from the GDP per
ht
tingkat pemerataan, misalnya, dapat dilihat capita.

dari data PDRB perkapita.

THE AGREGATE DEVELOPMENT GRDP BY EXPENDITURE OF
LIMA PULUH KOTA REGENCY
Tabel/ Table 4.1

Produk Domestik Regional Bruto dan PDRB Perkapita Kabupaten Lima Puluh Kota,
2017-2021
Gross Domestic Regional Bruto and per capita GRDP of Lima Puluh Kota Regency,
2017-2021
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Nilai PDRB/Value of GRDP

a. ADHB/at Current Market Prices 13 531.19 14 525.48 15 625.34 15 541.50 16 193.41
b. ADHK 2010/at 2010 Constant

10 123.65 10 653.26 11 192.42 11 062.32 11 430.55
.id
Market Prices
go
PDRB per kapita/per capita GRDP
s.
a. ADHB/at Current Market Prices 36.32 38.62

. bp 41.17 40.60 41.95
ab
b. ADHK 2010/at 2010 Constant
ak
27.17 28.33 29.49 28.90 29.61

Market Prices
ot
hk
Pertumbuhan PDRB per kapita ADHK

lu
2010/ Growth Per capita GRDP at 5.34 4.25 4.11 (2.02) 2.48
u
2010 constant market prices

ap
Jumlah penduduk /
im
372.57 376.07 379.51 382.82 385.99

Population (org/people)
//l
s:

tp
ht
4.2 PROPORSI PENGELUARAN 4.2 PROPORTION OF FINAL

KONSUMSI AKHIR TERHADAP PDRB CONSUMPTION EXPENDITURE TO
GRDP

Yang dimaksud dengan konsumsi Final consumption is the expenditure
akhir adalah penggunaan berbagai produk of final goods and services products (either
barang dan jasa akhir (baik berasal dari from domestic or imported products), to
produk domestik maupun impor), untuk support economic activity. The subjects
menunjang aktivitas ekonomi. Pelaku of final consumption include households,
konsumsi akhir meliputi rumah tangga, NPISHs, and government. Although all these
LNPRT, dan pemerintah. Walaupun ketiga three institutions have a different function
institusi tersebut mempunyai fungsi yang in the economic system, they equally spend
berbeda dalam sistem ekonomi, tetapi part of their income for final consumption
sama-sama membelanjakan sebagian purposes.
pendapatannya untuk tujuan konsumsi
akhir.

Tabel/ Table 4.2
Proporsi Total Pengeluaran Konsumsi Akhir terhadap PDRB
Kabupaten Lima Puluh Kota, 2017-2021
Total Proporsion of Final Consumption to GRDP
Lima Puluh Kota Regency, 2017-2021
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Konsumsi Akhir/Final Consumption

(ADHB/at current market prices)
(Milliar Rp/Billion Rp)
a. Rumah tangga/Households 7 343.90 7 964.76 8 751.05 8 412.87 8 820.72
.id
b. LNPRT/NPISHs 139.46 151.62 175.69 170.62 175.95
go
c. Pemerintah/Government 1 299.06 1 411.32 1 505.66 1 385.88 1 418.61
s.
bp
Jumlah/Total 8 782.42 9 527.69 10 432.39 9 969.36 10 415.29
.
ab
PDRB/GRDP (ADHB/at current market
13 531.19 14 525.48 15 625.34 15 541.50 16 193.41
ak
prices) (Miliar Rp/Billion Rp)

ot
Proporsi/Proportion 64.90 65.59 66.77 64.15 64.32

hk
lu
u

ap

im
//l
4.3 INCREMENTAL CAPITAL OUTPUT 4.3 INCREMENTAL CAPITAL OUTPUT

s:
tp
RATIO (ICOR) RATIO (ICOR)

ht

”ICOR” merupakan parameter “ICOR” is the macroeconomic
ekonomi makro yang menggambarkan rasio parameters that describe the ratio of capital
investasi kapital/modal terhadap hasil yang investment / capital of the results obtained
diperoleh (output) dengan menggunakan (output) by using the investment. ICOR can
investasi tersebut. ICOR juga bisa diartikan also be interpreted as a result of capital
sebagai dampak penambahan kapital additions to the addition of a number of
terhadap penambahan sejumlah output output (output).
(keluaran).

Kapital diartikan sebagai barang Capital is defined as physical capital
modal fisik yang dibuat oleh manusia goods created by humans from natural
dari sumber daya alam, untuk digunakan resources, to be used continuously and
secara terus menerus dan berulang dalam repeatedly in the production process. While
proses produksi. Sedangkan output adalah output is the value of the output of an

THE AGREGATE DEVELOPMENT GRDP BY EXPENDITURE OF
LIMA PULUH KOTA REGENCY
besarnya nilai keluaran dari suatu proses economic process (production), which in this
ekonomi (produksi) yang dalam hal ini case is described by the parameter “Value
digambarkan melalui parameter ”Nilai Added”.
Tambah”.
Dengan menggunakan rasio By using this ratio, the ICOR is able to

ini, maka ICOR mampu menjelaskan explain the comparison between the output
perbandingan antara penambahan kapital of capital additions or which could also
terhadap output atau yang diartikan juga mean that each increment of one unit of
bahwa setiap pertambahan satu unit nilai output value (output) will require additional
output (keluaran) akan membutuhkan capital as “K” unit. formula:
penambahan kapital sebanyak ”K” unit.
Formula :
.id
go
s.
. bp
ab
Where: I t = GFCF year t

ak
Di mana: I t = PMTB tahun ke t

ot
Yt = Output year t
Yt = Output tahun ke t
hk
Yt −1 = Output year t-1

lu
Yt −1 = Output tahun ke t-1

u

ap
im
//l
Tabel/ Table 4.3

s:
Incremental Capital Output Ratio Kabupaten Lima Puluh Kota, 2017-2021

tp
Incremental Capital Output Ratio Lima Puluh Kota Regency, 2017-2021

ht
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
PDRB (ADHK 2010)/GRDP(2010 constant

10 123.65 10 653.26 11 192.42 11 062.32 11 430.55
price) (Miliar/ Billion Rp)
Perubahan / Changes (Miliar/ Billion Rp) 512.38 529.61 539.16 (130.11) 368.23
PMTB (ADHK 2010) / GFCF (2010 constant

3 018.72 3 139.29 3 289.16 3 215.36 3 319.53
price) (Miliar/ Billion Rp)
ICOR 5.89 5.93 6.10 (24.71) 9.01


ht
tp
s:
//l
im
ap
ulu
hk
ot
ak
ab
.bp
Closing
PENUTUP
s.
go
.id
BAB
Chapter
5
ht
tp
s:
//l
im
ap
ulu
hk
ot
ak
ab
.bp
s.
go
.id
PENUTUP
5. PENUTUP 5. CLOSING
1. PDRB menurut pengeluaran tahun 1. GRDP by expenditure in 2017 till 2021

2017 sampai dengan 2021 dapat describe the changes in the structure
menggambarkan perubahan struktur and development of the economic
dan perkembangan kondisi ekonomi conditions of Lima Puluh Kota Regency
Kabupaten Lima Puluh Kota pada in the relevant period. Economic analysis
periode bersangkutan. Analisis ekonomi of the GRDP by expenditure will differ
dari sisi PDRB pengeluaran akan berbeda from the industrial origin analysis side
dengan analisis dari sisi lapangan usaha which is more focused on production
(industri) yang lebih fokus pada perilaku behaviors. GRDP by expenditure analysis
produksi. Analisis PDRB pengeluaran focused on the behaviors of final goods
terfokus pada perilaku penggunaan and services expenditure, whether
barang dan jasa akhir, baik untuk tujuan for final consumption, investment
.id
konsumsi akhir, investasi (fisik), maupun (physical), as well as international and
go
perdagangan luar daerah. Empat inter-regional trade purposes. Four
s.
kelompok sektor atau pelaku ekonomi groups of sectors or economic agents
yang menggunakan barang dan jasa .bpwho use the final goods and services in
ab
akhir dalam suatu perekonomian adalah an economy are households, non-profit
ak
rumah tangga, lembaga non-profit institutions serving households/ NPISHs,

ot
hk
yang melayani rumah tangga/LNPRT, government, and enterprises.

lu
pemerintah, dan perusahaan.

u
ap
2. Publikasi ini menyajikan analisis 2. This publication presents a simple

im
//l
sederhana tentang perilaku konsumsi, analysis of the behavior of consumption,

s:
investasi, dan perdagangan luar negeri investment, foreign trade and among
tp
dan perdagangan antar daerah yang regional trades. The analysis was based
ht
dimaksud. Analisis didasarkan pada on indicators that were derived from

indikator yang diturunkan dari PDRB the GRDP by expenditure. The analysis is
pengeluaran. Analisis tersebut juga also equipped with socio-demographic
dilengkapi dengan indikator sosial indicators (such as population,
demografi (seperti penduduk, rumah households, and government officials),
tangga, dan pegawai negeri), sehingga thus, the presented analytical results
hasil analisis yang disajikan menjadi are more informative.
lebih informatif.
3. Data dapat disajikan dalam bentuk series 3. Data can be presented in the form of
data dari tahun 2017 s.d 2021, sehingga series data from 2017 s.d 2021, so it is
mudah di dalam menggambarkan easy to describe changes or trends that

CLOSING
perubahan atau kecenderungan yang occur between times. Each parameter

terjadi antara waktu. Masing-masing is presented in different units (rupiah,
parameter disajikan dalam satuan yang index, percentage, ratio, unit, etc.)
berbeda (rupiah, indeks, persentase, according to the purpose of the analysis
rasio, unit, dsb) sesuai dengan tujuan and the characteristics of each data.
analisis dan karakteristik masing-masing
data.
4. Data dan indikator yang diturunkan 4. Data and indicators derived from GRDP
dari sajian data PDRB menurut data according to expenditure can be
pengeluaran, dapat dijadikan acuan used as a reference for the development
bagi pengembangan dan perluasan and expansion of other macroeconomic
indikator ekonomi makro lain seperti indicators such as disposable income,
pendapatan disposabel, tabungan, savings and simple economic models
.id
serta model ekonomi sederhana yang that are interrelated between all
go
saling berkaitan antara seluruh variabel available economic variables and
s.
ekonomi dan variabel yang tersedia. variables. Even directly or indirectly can
Bahkan secara langsung maupun tidak bp
be associated with the display of other
.
ab
langsung dapat dikaitkan dengan macroeconomic data such as GRDP
ak
tampilan data ekonomi makro lain according to business fields (industry),

ot
hk
seperti PDRB menurut lapangan usaha Input-Output Tables, Socio-Economic

lu
(industri), Tabel Input-Output, Sistem Balance Systems (SNSE) and even Fund
u
Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) dan Flow Balance (NAD).

ap
bahkan Neraca Arus Dana (NAD).

im
//l
s:
5. Sebagian data tentang interaksi 5. Some data on interactions with outside

tp
dengan luar daerah (external account) regions (external accounts) in aggregate

ht
secara agregat disajikan di sini, seperti are presented here, such as exports
ekspor dan impor. Transaksi eksternal and imports. This external transaction
ini menggambarkan seberapa jauh illustrates the extent of the economic
ketergantungan ekonomi Kabupaten dependence of Padang Panjang on the
Lima Puluh Kota terhadap ekonomi luar economy outside the region
daerah.

ht
tp
s:
//l
im
ap
ulu
hk
ot
ak
ab
.bp
s.
go
.id
Appendixs
LAMPIRAN
ht
tp
s:
//l
im
ap
ulu
hk
ot
ak
ab
.bp
s.
go
.id
LAMPIRAN
Lampiran/ Appendixs 1.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lima Puluh Kota Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Pengeluaran (Miliar Rupiah), 2017-2021
Gross Regional Domestic Product of Lima Puluh Kota Regency at Current Market Prices
Komponen Pengeluaran/Type of Expenditure 2017 2018 2019 2020* 2021**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga/

7 343.90 7 964.76 8 751.05 8 412.87 8 820.72
Private Consumption Expenditure (1.a. s/d 1.g.)
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT/

139.46 151.62 175.69 170.62 175.95
NPISHs Consumption Expenditure
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah/
.id
1 299.06 1 411.32 1 505.66 1 385.88 1 418.61
Government Consumption Expenditure
go
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto/
s.
4 175.01 4 507.32 4 843.16 4 788.33 5 107.32
Gross Fixed Capital Formation (4.a. + 4.b.)
5. Perubahan Inventori/Changes in Inventory

.
0.63 bp 1.07 0.41 1.48 8.42
ab
ak
6. Net Ekspor Barang dan Jasa/

573.13 489.40 349.38 782.32 662.38
ot

hk
u lu
PDRB/GRDP
ap
13 531.19 14 525.48 15 625.34 15 541.50 16 193.41

(1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6-7)
im

//l
s:

tp
ht

APPENDIX
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lima Puluh Kota Atas Dasar Harga Konstan
2010 Menurut Pengeluaran (Miliar Rupiah), 2017-2021
Gross Regional Domestic Product of Lima Puluh Kota Regency at 2010 Constant Market Prices
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

5 262.69 5 542.36 5 804.04 5 524.23 5 646.12

105.32 111.77 127.15 122.45 124.89

852.81 890.01 937.18 851.30 861.16
.id
go
3 018.72 3 139.29 3 289.16 3 215.36 3 319.53
s.
5. Perubahan Inventori/Changes in Inventory 0.46 . bp

0.73 0.27 0.97 5.39
ab
ak

883.64 969.11 1034.63 1348.01 1473.47
ot

hk
lu
u
ap
PDRB/GRDP
10 123.65 10 653.26 11 192.42 11 062.32 11 430.55
(1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6-7)
im
//l

s:

tp
ht

LAMPIRAN
Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lima Puluh Kota
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran (Persen), 2017-2021
Percentage Distribution of GRDP of Lima Puluh Kota Regency
at Current Market Prices by Expenditure (Percent), 2017-2021
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

54.27 54.83 56.01 54.13 54.47

1.03 1.04 1.12 1.10 1.09
.id
9.60 9.72 9.64 8.92 8.76
go
s.
30.85 31.03 31.00 30.81 31.54
. bp
ab
5. Perubahan Inventori/Changes in Inventory 0.00 0.01 0.00 0.01 0.05
ak

4.24 3.37 2.24 5.03 4.09
ot

hk
u lu
PDRB/GRDP
ap
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

(1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6-7)
im

//l
s:

tp
ht

APPENDIX
Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lima Puluh Kota
Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran (Persen), 2017-2021
Percentage Distribution of GRDP of Lima Puluh Kota Regency
at 2010 Constant Market Prices by Expenditure (Percent), 2017-2021
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

51.98 52.03 51.86 49.94 49.39

1.04 1.05 1.14 1.11 1.09
8.42 8.35 8.37 7.70 7.53
.id
go
29.82 29.47 29.39 29.07 29.04
s.
5. Perubahan Inventori/Changes in Inventory 0.00 . bp

0.01 0.00 0.01 0.05
ab
ak
8.73 9.10 9.24 12.19 12.89

ot
hk
lu
PDRB/GRDP
u
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

(1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6-7)
ap
im

//l

s:
tp
ht

LAMPIRAN
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lima Puluh Kota
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran, 2017-2021
Growth Rate of GRDP of Lima Puluh Kota Regency
at Current Market Prices by Expenditure (Percent), 2017-2021
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

7.25 8.45 9.87 (3.86) 4.85

2.51 8.72 15.88 (2.89) 3.13
2.12 8.64 6.68 (7.96) 2.36
.id
go
6.47 7.96 7.45 (1.13) 6.66
s.
5. Perubahan Inventori/Changes in Inventory .-
bp - - - -
ab
ak
- - - - -
ot
hk
lu
PDRB/GRDP
6.73 7.35 7.57 (0.54) 4.19
u
(1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6-7)
ap
im

//l

s:
tp
ht

APPENDIX
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lima Puluh Kota
Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran, 2017-2021
Growth Rate of GRDP of Lima Puluh Kota Regency
at 2010 Constant Market Prices by Expenditure (Percent), 2017-2021
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

5.46 5.31 4.72 (4.82) 2.21

4.09 6.12 13.76 (3.70) 1.99
.id
(1.20) 4.36 5.30 (9.16) 1.16
go
s.
4.37 3.99 4.77 (2.24) 3.24
bp
.
ab
5. Perubahan Inventori/Changes in Inventory - - - - -
ak

ot
- - - - -
hk
lu
u
ap
PDRB/GRDP
5.33 5.23 5.06 (1.16) 3.33
(1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6-7)
im
//l

s:

tp
ht

LAMPIRAN
Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Lima Puluh Kota Menurut Pengeluaran, 2017-2021
Trend of GRDP at Current Market Prices of Lima Puluh Kota Regency
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

189.81 205.85 226.18 217.44 227.98

200.47 217.95 252.55 245.26 252.92
.id
188.18 204.45 218.11 200.76 205.50
go
s.
211.49 228.33 245.34 242.56 258.72
5. Perubahan Inventori/Changes in Inventory -

. bp - - - -
ab
ak

- - - - -
ot
hk
lu
PDRB/GRDP
u
199.41 214.07 230.27 229.04 238.65

ap
(1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6-7)
im

//l

s:
tp
ht

APPENDIX
Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010
Kabupaten Lima Puluh Kota Menurut Pengeluaran (Persen), 2017-2021
Trend of GRDP at 2010 Constant Market Prices
of Lima Puluh Kota Regency by Expenditure (Percent), 2017-2021
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

136.02 143.25 150.01 142.78 145.93

151.39 160.66 182.77 176.02 179.52
.id
123.54 128.93 135.76 123.32 124.75
go
s.
152.92 159.03 166.62 162.88 168.16
bp
.
ab
ak

ot
- - - - -
hk
lu
u
PDRB/GRDP
ap
149.19 157.00 164.95 163.03 168.45

(1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6-7)
im
//l

s:

tp
ht

LAMPIRAN
Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto (2010 = 100) Kabupaten Lima Puluh
Kota Menurut Pengeluaran, 2017-2021
Implicit Price Indices of GRDP of Lima Puluh Kota Regency
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

139.55 143.71 150.78 152.29 156.23

132.42 135.66 138.18 139.34 140.89

152.33 158.57 160.66 162.79 164.73
.id
go
138.30 143.58 147.25 148.92 153.86
s.
5. Perubahan Inventori/Changes in Inventory -

. bp - - - -
ab
ak

- - - - -
ot

hk
lu
PDRB/GRDP
u
133.66 136.35 139.61 140.49 141.67

ap
(1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6-7)
im

//l

s:
tp
ht

APPENDIX

Laju Pertumbuhan Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto (2010 = 100)
Kabupaten Lima Puluh Kota Menurut Pengeluaran (Persen), 2017-2021
Growth Rate of Implicit Price Indices of GRDP (2010 = 100)
of Lima Puluh Kota Regency by Expenditure (Percent), 2017-2021
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1.69 2.98 4.92 1.00 2.58
.id
(1.52) 2.45 1.86 0.84 1.11
go
s.
bp
3.36 4.10 1.31 1.33 1.19
Government Consumption Expenditure .
ab
2.02 3.81 2.56 1.14 3.31
ak

ot
hk

lu

u
- - - - -
ap

im
//l
PDRB/GRDP
s:
1.33 2.01 2.39 0.63 0.84

tp
(1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6-7)
ht


DAFTAR PUSTAKA
BIBLIOGRAPHY
Badan Pusat Statistik, Tabel Input Output Indonesia, berbagai seri, Jakarta.
__________________, Incremental Capital Output Ratio Sektor Industri, 1980-1990, Jakarta.
__________________, Pendapatan Nasional Indonesia, berbagai seri, Jakarta.
__________________, Statistik Industri, berbagai seri, Jakarta.
__________________, Statistik Listrik, Gas dan Air, berbagai seri, Jakarta.
__________________, Statistik Pertambangan Migas, berbagai seri, Jakarta.
__________________, Statistik Pertambangan Non Migas, berbagai seri, Jakarta.
.id
__________________, Statistik Konstruksi, berbagai seri, Jakarta.
go
s.
__________________, Statistik Matriks Investasi Pemerintah Pusat, berbagai seri, Jakarta.
. bp
__________________, Statistik Keuangan BUMN dan BUMD, 1997, Jakarta 2000.
ab
ak
__________________, Profil Ekonomi Rumahtangga 1998, Jakarta 1999.

ot
hk
__________________, Statistik Indonesia, berbagai seri, Jakarta.

ulu
Frenken Jim, How To Measure Tangible Capital Stocks, Netherlands, 1992.

ap
im
Host Poul, Madsen, Macroeconomic Accounts An Overview, Pamphlet Series, No. 29,
//l
s:
Washington DC, 1979.

tp
ht
Keuning. J. Steven, An Estimate of the Fixed Capital Stock By Industry and Types of Capital
Goods in Indonesia, Statistical Analysis Capability Program, Project Working Paper, Series No.4,
Jakarta 1988.
United Nations, A System of National Accounts, Studies in Methods, Series F No.2 Rev.3, New
York, 1968.
____________, Input-Output Table and Analysis, Studies in Methods, Series F No. 14 Rev 1,
New York, 1973.
____________, Handbook of National Accounting for Production, Sources and Methods, Series
F No. 39, New York, 1986.
____________, Handbook of National Accounting, Public Sector Accounts, Studies Methods,
Series F No. 50, New York, 1988.

____________, Link between Business Accounting and National Accounting, Public Sector
Accounts, Studies Methods, Series F No. 76, New York, 2000.
Verbiest Piet, Investment Matrix, Hasil Kerjasama Asian Development Bank dengan Badan
Pusat Statistik, Jakarta, 1997.
Ward, Michael, The Measurement of Capital: Methodology of Capital Stock Estimates in OECD
Countries, Paris, 1976.
World Bank, System of National Accounts 1993, Bahan Kursus, Washington DC, 1993
.id
go
s.
. bp
ab
ak
ot
hk
lu
u
ap
im
//l
s:
tp
ht

.id
go
s.
. bp
ab
ak
ot
hk
lu
Enlighten The Nation

u
ap
im
//l
s:
tp
ht
BADAN PUSAT STATISTIK

Jln. Simpang Kompi Senapan C No. 26A Sarilamak
Telp/Fax (0752) 7750263
Homepage : http://limapuluhkotakab.bps.go.id Email : bps1308@bps.go.id

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lima Puluh Kota Menurut Pengeluaran 2017-2021

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lima Puluh Kota Menurut Pengeluaran 2017-2021

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

Katalog/Catalog : 9302023.

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BADAN PUSAT STATISTIK

Ukuran Buku/ Book Size: 21 cm x 29,7 cm

Badan Pusat Statistik Kabupaten Lima Puluh Kota

BPS-Statistics of Lima Puluh Kota Regency

Desain Kover oleh/Cover Designed by:

Badan Pusat Statistik Kabupaten Lima Puluh Kota

BPS-Statistics of Lima Puluh Kota Regency

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan se-

Penanggungjawab Umum : Hendro Seprita Deza, SST

Penyunting : Hendro Seprita Deza, SST

Gambar Kulit dan Tata Letak : Vivin Dwiana Putri, SST

Cover Design and Layout Riana Octomi Yuanas, S.Si

erikatan Bangsa-Bangsa (United Nations).

Sarilamak, April 2022

Hendro Seprita Deza, SST

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lima Puluh Kota v

upgraded in the future.

structive suggestion is highly appreciated for further improvement this publication.

Sarilamak, April 2022

Hendro Seprita Deza, SST

vi Gross Regional Domestic Product Of Lima Puluh Kota Regency

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... v

BAB/ CHAPTER 1 PENDAHULUAN/ INTRODUCTION .................................................................. 1

2.2 PENGELUARAN KONSUMSI AKHIR LEMBAGA NON PROFIT YANG ME-

LAYANI RUMAHTANGGA (PK-LNPRT)/ NON-PROFIT INSTITUSIONS

SERVING HOUSEHOLD FINAL CONSUMPTION EXPENDITURE (NPISHs)... 20

2.3 PENGELUARAN KONSUMSI AKHIR PEMERINTAH (PK-P)/ GOVERNMENT

FINAL CONSUMPTION EXPENDITURE (FC-G) .......................................... 23

2.4 PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO (PMTB)/ GROSS FIXED CAPITAL

FORMATION (GFCF) ................................................................................ 26

2.5 PERUBAHAN INVENTORI (PI)/ CHANGES IN INVENTORY (CI)...................... 30

2.6 EKSPOR - IMPOR/ EXPORT-IMPORT ........................................................ 34

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lima Puluh Kota vii

BAB/ CHAPTER 4 PERKEMBANGAN AGREGAT PDRB PENGELUARAN KABUPATEN LIMA PULUH

BAB/ CHAPTER 5 PENUTUP/ CLOSING ...................................................................................... 73

viii Gross Regional Domestic Product Of Lima Puluh Kota Regency

2010 Constant Market Price by Expenditure (Percent), 2017-2021 ........................... 47

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lima Puluh Kota ix

Table Kota, 2017-2021/ Total Proporsion of Final Consumption Expenditure to GRDP

Lima Puluh Kota Regency, 2017-2021 .......................................................................

x Gross Regional Domestic Product Of Lima Puluh Kota Regency

Regency at 2010 Constant Price by Expenditure, 2017-2021..................................... 47

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lima Puluh Kota xi

at Current Market Prices by Expenditure, 2017-2021 (percent) .......................... 87

gency at 2010 Constant Market Prices by Expenditure, 2016-2021 (percent) ... 88

xii Gross Regional Domestic Product Of Lima Puluh Kota Regency

Terdapat 118 revisi di SNA 2008

1.1 PENGERTIAN PRODUK 1.1 UNDERSTANDING OF GROSS

Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product

Pengeluaran Konsumsi Akhir, pembentukan investment, as well as exports and imports.

Penghitungan PDRB melalui The calculation of GRDP through the

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lima Puluh Kota 3

berbeda, maka akan muncul selisih statistik. will occur.

Dengan demikian PDRB Pengeluaran Thus, GRDP by Expenditures

4 Gross Regional Domestic Product Of Lima Puluh Kota Regency

Rumahtangga (PK-RT), Pengeluaran (FC-HH), Non Profit Institutions Serving

Dalam menghasilkan barang dan In producing goods and services to

dari penghitungan konsumsi atau of consumption or final demand. The high

permintaan akhir. Tingginya permintaan demand is not always offset by domestic

tidak selalu diimbangi oleh penyediaan provision, so this condition becomes an

waktu, perdagangan produk impor terus in quantity, value, and variety.