Anda di halaman 1dari 8

Dalam rangka mewujudkan asas pengelolaan keuangan desa yang transparan dan

akuntabel, maka penatausahaan keuangan desa yang baik wajib dilaksanakan. Penatausahaan
keuangan desa merupakan tanggung jawab bendahara desa. Permendagri No. 113 Tahun 2014
menyatakan bendahara desa wajib melakukan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran,
serta melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara tertib. Bendahara desa bertanggung jawab
untuk menciptakan suatu sistem pencatatan yang menghasilkan laporan keuangan yang benar,
lengkap, akurat, andal, dan tepat waktu. Bendahara desa wajib mempertanggungjawabkan uang
melalui laporan pertanggungjawaban yang disampaikan setiap bulan kepada kepala desa dan
paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

PENATAUSAHAAN KEUANGAN: PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS

Penerimaan kas oleh pemerintah desa menurut Permendagri No. 113 Tahun 2014 dapat
berupa pendapatan desa yang bersumber dari pendapatan asli desa, pendapatan transfer,
pendapatan lain-lain, ataupun yang bersumber dari penerimaan pembiayaan. Sementara
pengeluaran kas oleh pemerintah desa dapat berupa belanja pada bidang penyelenggara
pemerintahan desa, bidang pelaksanaan pembangunan desa, bidang pembinaan kemasyarakatan,
bidang tak terduga, atau untuk pengeluaran pembiayaan.

Berikut siklus penatausahaan keuangan yang dapat dilaksanakan oleh bendahara desa.

Tampilan 1.

Keterangan :

1. Siklus penatausahaan keuangan desa dimulai dengan ditetapkannya peraturan desa tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa).
2. Berdasarkan APBDesa maka pemerintahan desa melakukan transaksi keuangan berupa
penerimaan kas sebagai sumber pendapatan desa dan melakukan pengeluaran kas berupa belanja
untuk menjalankan operasional dan programprogram desa.

3. Berdasarkan bukti-bukti transaksi keuangan (kas masuk maupun kas keluar) yang sah
terutama Surat Permintaan Pembayaran dan Bukti Penerimaan Kas, bendahara desa mencatatnya
dalam buku-buku kas (buku kas umum, buku pembantu pajak, dan buku bank).

4. Bendahara desa melakukan penutupan pada setiap bulannya terhadap masingmasing buku kas
tersebut dan menjadikannya sebagai laporan ke kepala desa.

5. Bendahara desa memposting setiap transaksi yang dicatat di buku kas ke masingmasing
akun/rekening yang ada di buku besar.

6. Pada saat akan menyusun laporan keuangan, baik semesteran maupun tahunan, bendahara
desa harus menyusun neraca saldo yang merupakan ringkasan saldo dari setiap akun/rekening
yang ada di buku besar.

7. Selanjutnya, bendahara desa menghitung dan melakukan penyesuaian terhadap akun-


akun/rekening-rekening yang terkait dengan aset lancar sebagai tahap penyusunan laporan
kekayaan milik desa.

8. Bendahara desa menyusun laporan keuangan.

Permendagri No. 113 Tahun 2014 menyebut bahwa penatausahaan penerimaan dan
pengeluaran tersebut wajib dilaksanakan dengan menggunakan: buku kas umum, buku pembantu
pajak, dan buku bank. Buku kas umum digunakan untuk mencatat semua pengeluaran dan
penerimaan berupa uang tunai yang ada pada bendahara desa. Buku pembantu pajak digunakan
untuk mencatat setiap kas hasil pemotongan pajak dan penyetoran kas tersebut ke rekening
negara. Buku bank digunakan untuk mencatat mutasi penyetoran ke rekening kas desa dan
penarikan dari rekening kas desa pada bank.

Berikut format buku kas umum, buku pembantu pajak, dan buku bank berdasarkan
Lampiran Permendagri No. 113 Tahun 2014.
Tampilan 2.

Petunjuk Pengisian :

Kolom 1 diisi dengan nomor urut penerimaan kas atau pengeluaran kas.

Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan kas atau pengeluaran kas.

Kolom 3 diisi dengan kode rekening penerimaan kas atau pengeluaran kas.

Kolom 4 diisi dengan uraian transaksi penerimaan kas atau pengeluaran kas.

Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah penerimaan kas.

Kolom 6 diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran kas.

Kolom 7 diisi dengan nomor bukti transaksi.

Kolom 8 diisi dengan penjumlahan kumulatif pengeluaran kas.

Kolom 9 diisi dengan saldo kas.

Catatan :

Sebelum ditandatangani kepala desa wajib diperiksa dan diparaf oleh sekretaris desa.
Tampilan 3.

Petunjuk Pengisian:

Kolom 1 diisi dengan nomor urut penerimaan kas atau pengeluaran kas.

Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan kas atau pengeluaran kas.

Kolom 3 diisi dengan uraian penerimaan kas atau pengeluaran kas.

Kolom 4 diisi dengan jumlah rupiah penerimaan kas.

Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran kas.

Kolom 6 diisi dengan saldo buku kas bendahara.


Tampilan 4.

Petunjuk Pengisian:

Kolom 1 diisi dengan nomor urut pemasukan dan pengeluaran dengan bank.

Kolom 2 diisi dengan tanggal transaksi bank.

Kolom 3 diisi dengan uraian transaksi pemasukan dan pengeluaran.

Kolom 4 diisi dengan bukti transaksi.

Kolom 5 diisi dengan jumlah setoran.

Kolom 6 diisi dengan jumlah bunga bank.

Kolom 7 diisi dengan jumlah penarikan.

Kolom 8 diisi dengan jumlah pajak.

Kolom 9 diisi dengan biaya administrasi.

Kolom 10 diisi dengan saldo bank.

MEMPOSTING DALAM BUKU BESAR

Salah satu tahapan dalam penatausahaan keuangan desa yang cukup menyita waktu dan
tenaga adalah memposting. Memposting adalah proses memindahkan catatan dari buku kas
umum desa dan buku bank desa ke setiap akun/rekening yang ada di buku besar. Jika dalam
buku kas umum desa dan buku kas desa dicatat semua akun/rekening dalam satu buku catatan,
maka dalam tahap pemostingan dilakukan pemindahan setiap jumlah rupiah yang tercantum di
setiap akun/rekening yang tercatat di buku kas umum desa dan buku bank desa ke masing-
masing akun/rekening yang ada di buku besar. Posting dilakukan untuk setiap transaksi
keuangan yang tercatat di buku kas umum desa dan buku bank desa kecuali untuk transaksi
setoran ke bank dan penarikan dana dari rekening bank desa. Selain itu, untuk transaksi yang
terkait dengan pembiayaan dan belanja yang menimbulkan perolehan aset tetap, posting
dilakukan dua kali. Pertama, posting dilakukan ke buku besar dari akun-akun APBDesa. Kedua,
posting dilakukan ke buku besar pada akun-akun laporan kekayaan milik desa. Berikut format
buku besar untuk setiap akun/rekening yang ada di APBDesa.

Tampilan 5.

Petunjuk Pengisian:

Kode dan nama rekening diisi dengan kode dan nama rekening yang ada di APBDesa.

Kolom 1 diisi dengan tanggal transaksi yang tercantum dalam buku kas umum.

Kolom 2 diisi dengan uraian transaksi yang tertera dalam buku kas umum.

Kolom 3 dan Kolom 4 diisi dengan jumlah rupiah penambahan dan pengurangan, sesuai nilai
transaksi yang tercatat dalam buku kas umum.

Kolom 5 diisi dengan jumlah kumulatif dari Kolom 3 dan Kolom 4.

Catatan:

Transaksi-transaksi yang terkait dengan bidang pelaksanaan pembangunan, selain diposting ke


masing-masing rekening belanja desa juga diposting ke rekening aset desa yang terkait.

Berikut contoh proses pemostingan transaksi-transaksi yang sebelumnya telah dicatat pada buku
kas umum.

MENYUSUN NERACA SALDO

Tahapan yang perlu dilakukan sebelum mempersiapkan Laporan APBDesa adalah menyusun
neraca saldo. Neraca saldo merupakan ringkasan saldo-saldo akhir dari setiap rekening yang ada
di buku besar. Berikut format neraca saldo.

Tampilan 6.

Petunjuk Pengisian:

Kolom 1 diisi dengan kode rekening dari buku besar.

Kolom 2 diisi dengan nama rekening dari buku besar.

Kolom 3 diisi dengan jumlah saldo akhir dari masing-masing rekening buku besar.
PENYESUAIAN DI AKHIR PERIODE

Setelah menyusun neraca saldo, maka perlu dilakukan penyesuaian terhadap rekeningrekening
non APBDesa terutama rekening-rekening aset lancar dan aset nonlancar. Hal ini perlu dilakukan
agar rekening-rekening tersebut mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Bendahara desa perlu
membuat laporan hasil perhitungan secara riil terhadap jumlah rekening-rekening non APBDesa
terutama aset lancar dan aset nonlancar untuk kemudian melakukan penyesuaian terhadap neraca
saldo, sehingga diperolehlah neraca saldo setelah disesuaikan. Untuk akun uang kas di bendahara
desa yang menjadi sumber penyesuaian adalah saldo akhir yang ada di Buku Kas Umum,
sedangkan untuk akun rekening kas desa yang menjadi sumber penyesuaian adalah saldo akhir
yang ada di Buku Bank Desa. Saldo akhir Buku Pembantu Pajak digunakan sebagai sumber
penyesuaian untuk akun Utang Pajak. Format penyesuaian tersebut ada di Tampilan 20.

Tampilan 7.

Petunjuk Pengisian:

Kolom 1 diisi dengan kode rekening dari buku besar.

Kolom 2 diisi dengan nama rekening dari buku besar.

Kolom 3 diisi dengan jumlah saldo akhir dari masing-masing rekening buku besar.

Kolom 4 diisi dengan kondisi riil dari hasil perhitungan akhir.

Kolom 5 diisi dengan jumlah saldo akhir dari masing-masing rekening buku besar setelah adanya
penyesuaian.

PENYUSUNAN LAPORAN

Berdasarkan Permendagri No. 113 Tahun 2014, kepala desa menyampaikan laporan
realisasi pelaksanaan APBDesa kepada bupati/walikota melalui camat berupa laporan semester
pertama dan laporan semester akhir tahun. Laporan semester pertama berupa laporan realisasi
pelaksanaan APBDesa. Laporan realisasi pelaksanaan APBDesa disampaikan paling lambat pada
akhir bulan Juli tahun berjalan. Sementara laporan semester akhir tahun disampaikan paling
lambat pada akhir bulan Januari tahun berikutnya.

Selain menyampaikan laporan tersebut, kepala desa menyampaikan laporan


pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa kepada bupati/walikota melalui camat pada
setiap akhir tahun anggaran. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan penyelenggaraan pemerintahan desa.
Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa terdiri dari pendapatan, belanja,
dan pembiayaan. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa disampaikan
paling lambat 1 (satu) bulan setelah akhir tahun anggaran yang berkenaan.
Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa ditetapkan dengan
peraturan desa dengan dilampiri:

1. Format Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa Tahun Anggaran


berkenaan.

2. Format Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun Anggaran berkenaan.

3. Format Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang masuk ke desa.

Laporan realisasi dan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa


diinformasikan kepada masyarakat secara tertulis dan dengan media informasi yang mudah
diakses oleh masyarakat. Media informasi yang dimaksud antara lain papan pengumuman, radio
komunitas, dan media informasi lainnya. Berikut format Laporan Pertanggungjawaban Realisasi
Pelaksanaan APBDesa dan Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember untuk tahun
anggaran yang berkenaan.

Tampilan 8.

PROSEDUR PENUTUPAN BUKU SETIAP AKHIR BULAN

Berdasarkan Permendagri No. 113 Tahun 2014, bendahara desa berkewajiban melakukan
pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran, serta melakukan tutup buku pada setiap akhir
bulan secara tertib. Selain itu, bendahara desa wajib mempertanggungjawabkan uang melalui
laporan pertanggungjawaban bendahara desa yang disampaikan setiap bulannya kepada kepala
desa paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

Proses penutupan buku dilakukan dengan cara menjumlahkan setiap kolom penerimaan
dan pengeluaran pada buku kas umum, buku pembantu pajak, dan buku bank desa, sehingga kita
mendapatkan saldo-saldo akhir dari setiap penerimaan dan pengeluaran pada masing-masing
buku tersebut, yang nantinya akan kita gunakan sebagai dasar pembuatan laporan
pertanggungjawaban bendahara desa. Selain itu, saldo-saldo akhir tersebut nantinya akan kita
gunakan sebagai nilai saldo awal bulan berikutnya. Laporan pertanggungjawaban bendahara desa
akan dilampiri dengan buku kas umum, buku pembantu pajak, dan buku bank desa yang telah
ditutup. Berikut format laporan pertanggungjawaban bendahara desa.

Tampilan 9.

Anda mungkin juga menyukai