Anda di halaman 1dari 50

AKUNTANSI DI SKPD

I. UMUM
Akuntansi di SKPD meliputi prosedur akuntansi yang terdiri serangkaian proses,
baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan,
sampai peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan
keuangan dalam rangka mempertanggungjawabkan pelaksanaan APBD oleh SKPD.
Prosedur Akuntansi di SKPD meliputi:
1. Prosedur akuntansi penerimaan kas;
2. Prosedur akuntansi pengeluaran kas;
3. Prosedur akuntansi transaksi kas lainnya;
4. Prosedur akuntansi selain kas;
5. Prosedur akuntansi aset;
6. Prosedur akuntansi kewajiban;
7. Prosedur akuntansi koreksi transaksi pengembalian pendapatan dan belanja.

Pihak yang terkait dalam pelaksanaan akuntansi di SKPD terdiri dari:

1. Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK-SKPD), yang memiliki tugas sebagai


berikut:
a. Mencatat transaksi kas (penerimaan dan pengeluaran), pendapatan,
belanja, aset, kewajiban, ekuitas dana, dan selain kas berdasarkan bukti-
bukti terkait;
b. Memposting jurnal ke dalam buku besar;
c. Membuat laporan keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran,
Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

2. Bendahara di SKPD, yang memiliki tugas Menyiapkan dokumen-dokumen atas


transaksi yang terkait dengan proses pelaksanan akuntansi di SKPD.

II. PROSEDUR AKUNTANSI PENERIMAAN KAS


Akuntansi penerimaan kas pada SKPD meliputi serangkaian proses, baik manual
maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, sampai peringkasan
transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan yang berkaitan
dengan penerimaan kas dari pendapatan SKPD.

1
Pada umumnya transaksi pendapatan yang ada di lingkungan SKPD berasal dari
penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD), meliputi:
1. Pajak Daerah;
2. Retribusi Daerah;
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan; dan
4. Lain-lain PAD yang Sah.

II.1 Dokumen Sumber yang Digunakan


Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi penerimaan
kas (penerimaan pendapatan) adalah sebagai berikut:
1. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) merupakan dokumen yang dibuat oleh
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah/Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan
Pajak Daerah atas Wajib Pajak.
2. Surat Ketetapan Retribusi (SKR) merupakan dokumen yang dibuat oleh
Pengguna Anggaran/Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan Retribusi atas
Wajib Retribusi.
3. Surat Tanda Setoran (STS) merupakan dokumen yang diselenggarakan
Bendahara Penerimaan untuk menyetor/mencatat transaksi penerimaan daerah
dan bagi PPK-SKPD untuk dijadikan dokumen dalam menyelenggarakan
akuntansi pada SKPD.
4. Bukti Transfer merupakan dokumen atau bukti atas transfer penerimaan daerah.
5. Nota Kredit Bank merupakan dokumen atau bukti dari Bank yang menunjukkan
adanya transfer uang masuk ke rekening kas umum daerah.

II.2 Uraian Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas


1. Fungsi Akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi penerimaan kas
mencatat ke dalam jurnal penerimaan kas, disertai rekening-lawan asal
penerimaaan kas dimaksud.
2. Penerimaan kas dari penerimaan pendapatan dicatat berdasarkan asas bruto,
yaitu dengan membukukan seluruh jumlah penerimaan pendapatan (bruto) dan
tidak dibenarkan mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan
pengeluaran biaya).
3. Bukti transaksi penerimaan kas mencakup antara lain:
a. Surat Tanda Setoran;
b. Bukti transfer;
c. Nota kredit;
d. Bukti penerimaan lainnya.

2
II.3 Standar Jurnal Transaksi Penerimaan Kas Pendapatan
Berikut adalah standar Jurnal untuk mencatat transaksi penerimaan kas
pendapatan di SKPD:

No Transaksi Standar Jurnal


1 Penerimaan kas Dr. Kas di Bend. Penerimaan........................XX
pendapatan pajak Cr. Pajak Daerah ..........................XX
daerah
2 Penerimaan kas Dr. Kas di Bend. Penerimaan........................XX
pendapatan Cr. Retribusi Daerah.......................................XX
retribusi daerah
3 Penerimaan kas Dr. Kas di Bend. Penerimaan........................XX
hasil pengelolaan Cr. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
kekayaan daerah dipisahkan.................................................XX
yang dipisahkan
4 Penerimaan kas Dr. Kas di Bend. Penerimaan........................XX
Lain-lain PAD Cr. Lain-lain PAD yang Sah ...........................XX
yang Sah

II.4 Ilustrasi Jurnal


Pada bagian ini akan diberikan beberapa contoh transaksi penerimaan kas, pada
Dinas Pendapatan (Dispenda) yang bertindak sebagai SKPD:

Pada tanggal 5 Februari 2016 PPK-SKPD Dispenda menerima SPJ Bendahara


Penerimaan beserta lampirannya dari Bendahara Penerimaan. Berdasarkan SPJ
dan lampiran tersebut diketahui bahwa selama bulan Pebruari 2016, Dispenda
menerima pendapatan yang diantaranya adalah sebagai berikut (asumsi
penerimaan kas pendapatan melalui bendahara penerimaan):

5 Pebruari 2016 Dispenda menerima pendapatan yang berasal dari pembayaran


pajak hotel bintang Tiga sebesar Rp10.000.000,00.
5 Pebruari 2016 Dispenda menerima pendapatan dari pembayaran pajak
restoran dari Cafe Del Mar sebesar Rp2.500.000,00.
10 Pebruari 2016 Dispenda menerima pendapatan yang berasal dari
penerimaan sewa lahan untuk reklame sebesar
Rp500.000,00.

3
18 Pebruari 2016 Dispenda menerima pendapatan yang berasal dari pembayaran
pajak penerangan jalan umum dari PT PLN yang merupakan
pembayaran untuk bulan Desember 2010 sebesar
Rp100.000.000,00

Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat Jurnal sebagai Berikut:

Tanggal Kode Akun Uraian Debet Kredit


5/2/2016 1.20.1.20.06. 1.1.1.02.01 Kas di Bend. Peneri maan 10,000,000.00
1.20.1.20.06.00.00.4.1.1.01. Paj ak Hotel Bintang Tiga 10,000,000.00
5/2/2016 1.20.1.20.06. 1.1.1.02.01 Kas di Bend. Peneri maan 2,500,000.00
1.20.1.20.06.00.00.4.1.1.02. Pajak Restoran Cafe 2,500,000.00
10/2/2016 1.20.1.20.06. 1.1.1.02.01 Kas di Bend. Peneri maan 500,000.00
Retribusi Pemakaian
1.20.1.20.06.00.00.4.1.2.02. Kekayaan Daerah 500,000.00
18/2/2016 1.20.1.20.06. 1.1.1.02.01 Kas di Bend. Peneri maan 100,000,000.00
Pajak Penerangan
1.20.1.20.06.00.00.4.1.1.05. Jalan PLN 100,000,000.00

Analisis:
1. Transaksi tanggal 5 dan 10 Pebruari 2016 merupakan transaksi penerimaan
pendapatan yang biasa dan hanya mempengaruhi akun kas dan akun
pendapatan.
2. Jika pendapatan langsung disetorkan ke rekening Kas Daerah oleh wajib
pajak/wajib retribusi, maka bendahara penerimaan tidak menerima kas terlebih
dahulu. Transaksi ini akan dicatat pada Jurnal Umum.
Contoh adalah transaksi tanggal 5 Pebruari 2016, wajib pajak langsung
menyetorkan ke Kas Daerah dan memberikan tembusan bukti pembayaran
kepada bendahara penerimaan.

Tanggal Kode Akun Uraian Debet Kredit


5/2/2016 1.20.1.20.06. 3.4.1.01.01 RK-Pusat 10,000,000.00
1.20.1.20.06.00.00.4.1.1.01. Paj ak Hotel Bintang Tiga 10,000,000.00
(pencatatan transaksi
penerimaan pendapatan yang
disetorkan oleh WP langsung
ke Kas Daerah)

4
III. PROSEDUR AKUNTANSI PENGELUARAN KAS
Akuntansi pengeluaran kas pada SKPD meliputi serangkaian proses, baik manual
maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, sampai peringkasan
transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan yang berkaitan
dengan pengeluaran kas belanja SKPD.
Akuntansi pengeluaran kas pada SKPD meliputi akuntansi untuk belanja melalui
mekanisme Uang Persediaan (UP)/Ganti Uang (GU)/Tambah Uang (TU) dan
belanja langsung (LS) dimana bendahara pengeluaran menerima kas untuk
pengeluaran belanja tersebut.

III.1 Dokumen Sumber yang Digunakan


Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi
pengeluaran kas (pengeluaran kas belanja) adalah sebagai berikut:
1. Surat Penyediaan Dana (SPD) merupakan dokumen yang dibuat oleh Pejabat
Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) sebagai media atau surat yang
menunjukkan tersedianya dana untuk diserap/direalisasi.
2. Surat Permintaan Pembayaran (SPP) merupakan dokumen yang diajukan oleh
bendahara pengeluaran untuk permintaan pembayaran.
3. Surat Perintah Membayar (SPM) merupakan dokumen yang dibuat oleh
Pengguna Anggaran untuk mengajukan Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D) yang akan diterbitkan oleh Bendahara Umum Daerah/Kuasa
Bendahara Umum Daerah.
4. Kuitansi Pembayaran dan Bukti Pembayaran Lainnya merupakan dokumen
sebagai tanda bukti pembayaran.
5. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) merupakan dokumen yang diterbitkan
oleh Bendahara Umum Daerah/Kuasa Bendahara Umum Daerah untuk
mencairkan uang pada Bank yang telah ditunjuk.
6. Bukti transfer merupakan dokumen atau bukti atas transfer pengeluaran
daerah.
7. Nota Debet Bank merupakan dokumen atau bukti dari Bank yang menunjukkan
adanya transfer uang keluar dari rekening kas umum daerah.
8. Bukti pengesahan SPJ merupakan dokumen yang menyatakan bahwa
pengeluaran melalui UP/GU/TU telah sah dan dapat diakui sebagai belanja.

Secara ringkas dokumen sumber untuk prosedur akuntansi pengeluaran kas dapat
dilihat pada tabel berikut ini:

5
NO TRANSAKSI DOKUMEN SUMBER LAMPIRAN DOKUMEN SUMBER
Belanja dengan SPD, SPP, SPM, SP2D, SPJ & Bukti
1 Bukti Pengesahan SPJ
mekanisme UP/GU/TU Transaksi Lainnya
Belanja dengan
mekanisme LS SP2D, NOTA DEBIT
2 (bendahara pengeluaran BANK & Bukti SPD, SPP, SPM
menerima kas terlebih Pengeluaran Lainnya
dahulu)

III.2 Uraian Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas


1. Fungsi Akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi pengeluaran
kas mencatat ke dalam jurnal pengeluaran kas. Transaksi pengeluaran kas
yang berkaitan dengan belanja meliputi:
a. Transaksi belanja melalui mekanisme UP/GU/TU, yang dicatat harian pada
saat kas dibayarkan oleh bendahara pengeluaran.

b. Transaksi belanja melalui mekanisme LS dimana bendahara pengeluaran


menerima terlebih dahulu melalui rekening koran bendahara pengeluaran di
bank. Contoh dari belanja LS ini adalah pembayaran gaji dan tunjangan
pegawai, pembayaran honor TKK. Transaksi ini dicatat harian pada saat
tanggal pemindahbukuan dari rekening kas daerah ke rekening bendahara
pengeluaran di bank.

c. Khusus untuk transaksi belanja modal, pencatatan dilakukan secara


corollary, yaitu dicatat dengan 2 (dua) jurnal, yaitu jurnal untuk mencatat
transaksi belanja dan jurnal untuk mencatat aset yang diperoleh dari
transaksi belanja modal tersebut.

2. Akuntansi belanja dilaksanakan berdasarkan asas bruto.

3. Bukti transaksi Pengeluaran kas mencakup antara lain:


a. Surat Perintah pencairan Dana (SP2D);
b. Bukti Transfer;
c. Nota debit bank;
d. Bukti pengesahan SPJ;
e. Bukti Pengeluaran lainnya.

6
III.3 Standar Jurnal Transaksi Pengeluaran Kas
Berikut adalah standar Jurnal untuk mencatat transaksi pengeluaran kas di SKPD:

No Transaksi Standar Jurnal


1 Pelaksanaan belanja dengan Dr. Belanja...............................XX
menggunakan uang persediaan yang Cr. Kas di Bend. Pengeluaran...........XX
sebelumnya dicairkan melalui SP2D
UP/GU/TU

2 Pelaksanaan belanja dengan Dr. Belanja..............................XX


menggunakan uang persediaan yang Cr. Kas di Bend. Pengeluaran............XX
sebelumnya dicairkan melalui SP2D
LS dan kas diterima terlebih dahulu
oleh Bendahara Pengeluaran

3 Transaksi pemberian panjar kepada Dr. Piutang Lainnya-Panjar............XX


Penerima panjar Cr. Kas di Bend. Pengeluaran.............XX

III.4 Ilustrasi Jurnal


Pada bagian ini diberikan beberapa contoh transaksi pengeluaran kas. Dinas
Kesehatan akan digunakan sebagai ilustrasi SKPD.

Pada tanggal 5 Pebruari 2016 PPK-SKPD Dinas Kesehatan menerima SPJ


pengeluaran beserta lampirannya dari Bendahara Pengeluaran Dinas Kesehatan.
Dari SPJ dan lampirannya tersebut diketahui bahwa selama bulan Januari 2009
Dinas Kesehatan telah melakukan transaksi pengeluaran kas sebagai berikut:

7
2 Januari 2016 Dinas Kesehatan menerima SP2D atas pembayaran gaji Gol. IV
dan III bulan Januari 2016 sebesar Rp1.259.387.500,00 dengan
rincian:
Gaji Pokok 999,510,000.00
Tunjangan Keluarga 97,457,125.00
Tunjangan Jabatan 99,951,000.00
Tunjangan Fungsional Umum 62,469,375.00
Iuran Wajib Pegawai 52,240,000.00
Taperum 22,575,000.00

12 Januari 2016 Bendahara pengeluaran memberikan panjar kepada PPTK


kegiatan penyediaan barang cetakan dan penggandaan sebesar
Rp15.000.000,00.

28 Januari 2016 Terdapat pembayaran untuk pembelian snack rapat senilai


Rp550.000,00 dari kegiatan penyediaan makanan dan minuman

Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat Jurnal sebagai Berikut:

TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT

2/1/2016 1.02.1.02.01.00.00.5.1.1.01.01 Ga ji Pokok PNS/Ua ng Re pr. 999,510,000.00


1.02.1.02.01.00.00.5.1.1.01.02 Tunja nga n Ke l ua rga 97,457,125.00
1.02.1.02.01.00.00.5.1.1.01.03 Tunja nga n Ja ba ta n 99,951,000.00
1.02.1.02.01.00.00.5.1.1.01.05 Tunja nga n Fungs i ona l Umum 62,469,375.00
1.02.1.02.01.1.1.1.03.01 Ka s di Be nd. Pengel ua ra n 1,259,387,500.00

12/1/2016 1.02.1.02.01.00.00.1.1.3.13.08 Pi uta ng La i nnya -Pa nja r 15,000,000.00


1.02.1.02.01.1.1.1.03.01 Ka s di Be nd. Pengel ua ra n 15,000,000.00

Analisis:

1. Transaksi tanggal 2 Januari 2016 merupakan transaksi yang berasal dari SP2D
LS, namun dana untuk pembayaran gaji pegawai akan ditransfer terlebih dahulu
ke rekening bendahara pengeluaran dan langsung dipindahbukukan ke rekening
masing-masing pegawai. Untuk meminimalisir ketidakcocokan saldo BKU
dengan saldo rekening koran bendahara pengeluaran, maka transaksi ini dcatat
sebagaimana transaksi SP2D UP/GU/TU yaitu bendahara pengeluaran
menerima kas terlebih dahulu dan kemudian dipergunakan untuk membiayai
pengeluaran. Transaksi penerimaan SP2D tersebut dicatat secara bruto pada
Jurnal Umum, sedangkan transaksi belanja dicatat secara bruto pada jurnal
pengeluaran kas. Pungutan dan penyetoran IWP, Taperum dan PPh gaji PNS
hanya dibukukan oleh PPKD.

8
2. Transaksi tanggal 12 Januari 2016 merupakan transaksi pemberian panjar/uang
muka kegiatan kepada penerima panjar. Transaksi ini menimbulkan piutang
kepada penerima panjar. Sebelum penerima panjar memberikan SPJ hasil
pelaksanaan kegiatan, maka uang yang telah dikeluarkan oleh bendahara
pengeluaran belum bisa dianggap sebagai realisasi belanja. Apabila penerima
panjar telah menyampaikan bukti SPJ kepada bendahara pengeluaran, maka
bendahara pengeluaran akan mencatat pada BKU sebagai penerimaan kembali
panjar dan mencatat pengeluaran belanja sesuai SPJ, sedangkan PPK-SKPD
akan membukukan pada jurnal umum pada akun buku besar kas di bendahara
pengeluaran dan akun piutang lainnya (panjar). Pencatatan belanja berdasarkan
hasil panjar dicatat pada Jurnal Umum. Contoh Pencatatan pada Jurnal Umum:

TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT

12/1/2016 1.02.1.02.01.01.11.5.2.2.06.01 Be l a nja Ce ta k 15,000,000.00


1.02.1.02.01. 2.1.3.02.01 Pi u ta ng La i nnya -Pa nja r 15,000,000.00

IV. PROSEDUR AKUNTANSI TRANSAKSI KAS LAINNYA

Akuntansi transaksi kas lainnya pada SKPD meliputi serangkaian proses, baik
manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, sampai
peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan yang
berkaitan dengan penerimaan kas selain dari pendapatan dan pengeluaran kas
selain pengeluaran belanja SKPD.

Contoh dari transaksi penerimaan kas selain pendapatan adalah penerimaan SP2D
UP/GU/TU, penerimaan SP2D LS di mana kas diterima terlebih dahulu oleh
bendahara pengeluaran, penerimaan kas pungutan pajak, dan penerimaan jasa giro
oleh bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran (untuk SKPD yang tidak
memiliki target anggaran penerimaan PAD dari jasa giro).

Contoh dari transaksi pengeluaran kas selain belanja SKPD adalah penyetoran
pendapatan oleh bendahara penerimaan ke rekening Kas Daerah, penyetoran
pengembalian belanja dan jasa giro oleh bendahara penerimaan dan bendahara
pengeluaran (untuk SKPD yang tidak memiliki target anggaran penerimaan PAD
dari jasa giro).

9
IV.1 Transaksi Penerimaan Kas Selain Pendapatan

IV.1.1 Dokumen Sumber yang Digunakan:

Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi penerimaan


kas selain pendapatan adalah sebagai berikut:

No Transaksi Dokumen Sumber Lampiran


Dokumen Sumber
1 Penerimaan SP2D a. SPD
UP/GU/TU 1. SP2D b. SPP
2. Bukti memorial c. SPM

2 Penerimaan a. SPD
mekanisme LS 1. SP2D b. SPP
(bendahara 2. Nota debit bank c. SPM
pengeluaran menerima 3. Bukti pengeluaran lainnya
kas terlebih dahulu) 4. Bukti memorial

3 Penerimaan potongan SPM


pajak pusat 1. SP2D
2. Bukti Potongan
3. Bukti memorial

4 Penerimaan Jasa Giro Rekening koran


oleh bendahara (SKPD 1. Nota kredit bank
tidak memiliki target 2. Bukti penerimaan lainnya
penerimaan dari Jasa 3. Bukti memorial
Giro)

IV.1.2 Uraian Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas selaian Pendapatan


1. Fungsi Akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi penerimaan kas
selain pendapatan mencatat ke dalam Jurnal Umum. Transaksi penerimaan kas
selain pendapatan antara lain meliputi:
a. Transaksi pengisian kas bendahara pengeluaran melalui mekanisme
UP/GU/TU, yang dicatat pada saat bendahara pengeluaran menerima
SP2D/menerima transfer dari kas daerah sesuai dengan bukti SP2D dan
bukti transfer.
b. Transaksi belanja melalui mekanisme LS dimana bendahara pengeluaran
menerima terlebih dahulu uang kas secara langsung maupun melalui
rekening koran. Contoh dari belanja LS ini adalah pembayaran gaji dan
10
tunjangan pegawai, pembayaran honor TKK. Transaksi ini dicatat harian
pada saat kas dibayarkan oleh bendahara pengeluaran atau pada saat
menerima tembusan bukti transfer pihak ketiga/tanggal SP2D LS.
c. Transaksi penerimaan kas pemotongan pajak pusat yang dipungut oleh
bendahara pengeluaran. Transaksi ini merupakan transaksi di luar
anggaran.
d. Transaksi penerimaan jasa giro oleh SKPD yang tidak memiliki target
anggaran penerimaan PAD dari jasa giro. Jasa giro dicatat setiap bulan
net setelah biaya administrasi.

2. Bukti transaksi penerimaan kas selain penerimaan kas pendapatan mencakup


antara lain:
a. Surat Perintah pencairan Dana (SP2D);
b. Bukti transfer;
c. Nota kredit;
d. Nota debit;
e. STS;
f. SSP;
g. Bukti potongan pajak pusat;
h. Bukti penerimaan lainnya;
i. Bukti memorial.

IV.1.3 Standar Jurnal Penerimaan Kas selain Pendapatan

Berikut adalah standar Jurnal untuk mencatat transaksi penerimaan kas selain
pendapatan di SKPD:

No Transaksi Standar Jurnal


1 Penerimaan SP2D UP/GU/TU Dr. Kas di Bend. Pengeluaran.…XX
Cr. RK-PPKD………………...................XX
2 Penerimaan SP2D LS dan kas diterima terlebih dahulu Dr. Kas di Bend. Pengeluaran….XX
oleh Bendahara Pengeluaran Cr. RK-PPKD………...........................XX
3 Penerimaan Pungutan/ Pemotongan Pajak (PPN dan Dr. Kas di Bend. Pengeluaran….XX
PPh) Cr.Utang Pajak …………….................XX
4 Penerimaan Jasa Giro oleh Bendahara Penerimaan Dr. Kas di Bend. Penerimaan... ….XX
(SKPD tidak memiliki target penerimaan dari jasa giro) Cr.RK-PPKD…......................................XX
5 Penerimaan Jasa Giro oleh Bendahara Pengeluaran Dr. Kas di Bend. Pengeluaran …….XX
(SKPD tidak memiliki target penerimaan dari jasa giro) Cr.RK-PPKD….......................................XX

IV.1.4 Ilustrasi Jurnal


Pada bagian ini diberikan beberapa contoh transaksi penerimaan kas selain
pendapatan. Dinas Kesehatan akan digunakan sebagai ilustrasi SKPD.

11
Pada tanggal 5 Pebruari 2016 PPK-SKPD Dinas Kesehatan menerima SPJ
pengeluaran beserta lampirannya dari Bendahara Pengeluaran Dinas
Kesehatan. Dari SPJ dan lampirannya tersebut diketahui bahwa selama bulan
Januari 2016 Dinas Kesehatan telah melakukan transaksi penerimaan kas selain
pendapatan sebagai berikut:
2 Januari 2016
Dinas Kesehatan menerima SP2D atas pembayaran gaji Gol. IV dan III bula n Januari
2016 sebesar Rp1.259.387.500,00 dengan rincia n:

Gaji Pokok 999,510,000.00


Tunjangan Keluarga 97,457,125.00
Tunjangan Jabatan 99,951,000.00
Tunjangan Fungsional Umum 62,469,375.00
Iuran Wajib Pegawai 52,240,000.00
Taperum 22,575,000.00
08 Januari 2016 Te rda pa t pemba ya ra n untuk a l a t tul i s ka ntor s eni l a i Rp.2.500.000,00 da ri
ke gi a ta n penye di a a n a l a t tul i s ka ntor. Benda ha ra penge l ua ra n
memungut PPN s ebes a r Rp277.273,00 da n Pph 22 s e be s a r Rp34.091,00.

05 Januari 2016 Terdapat pembaya ran untuk penyediaan bahan obat-obata n senilai Rp2.000.000,00
dari kegiatan pengadaan oba t dan perbekala n kesehatan. Dari pelaksanaan kegia tan
ini bendahara pengeluaran memungut PPN sebesar Rp181.818,00 dan Pph 22
sebesar Rp27.273,00.

Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat Jurnal sebagai Berikut:

TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT

2/1/2016 1.02.1.02.01.1.1.1.03.01 Ka s di Be nd. Pengel ua ra n 1,259,387,500.00


1.02.1.02.01.3.4.1.01.01 RK-PPKD 1,259,387,500.00
(mencatat transaksi penerimaan
kas bendahara pengeluaran yang
berasal dari penerimaan SP2D LS
Gaji)

8/1/2016 1.02.1.02.01.1.1.1.03.01 Ka s di Be nd. Pengel ua ra n 311,364.00


1.02.1.02.01.2.1.3.02.01 Uta ng Pe motonga n PPh 22 34,091.00
1.02.1.02.01.2.1.3.03.01 Utang Pemotongan PPN 277,273.00
(mencatat penerimaan kas pajak
pusat yang dipungut oleh
bendahara pengeluaran)
15/1/2016 1.02.1.02.01.1.1.1.03.01 Kas di Bend. Pengeluaran 209,091.00
1.02.1.02.01.2.1.3.02.01 Utang Pemotongan PPh 22 27,273.00
1.02.1.02.01.2.1.3.03.01 Utang Pemotongan PPN 181,818.00
(mencatat penerimaan kas pajak
pusat yang dipungut oleh
bendahara pengeluaran)

12
Analisis:
1. Transaksi pada tanggal 2 Januari 2016 untuk mencatat penerimaan SP2D LS
yang diterima dahulu kasnya oleh bendahara pengeluaran melalui transfer
pada rekening koran. Potongan PFK tidak dicatat pada bendahara pengeluaran
SKPD, namun dicatat pada BUD.
2. Jurnal untuk transaksi tanggal 8 Januari dan 15 Januari 2016 merupakan
ilustrasi jurnal untuk penerimaan kas PPh dan PPN yang dipungut/dipotong
oleh bendahara atas transaksi pengeluaran belanja yang dilakukan. Transaksi
pengeluaran belanja telah diilustrasikan pada Akuntansi Pengeluaran Kas.
Transaksi pengeluaran kas belanja dicatat pada Jurnal Pengeluaran Kas
sebagai berikut:

TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT

8/1/2016 1.02.1.02.01.01.10.5.2.2.01.01 Be l a nja Al a t Tul i s Ka ntor 2,500,000.00


1.02.1.02.01. 1.1.1.03.01 Ka s di Be nd. Pe nge l ua ra n 2,500,000.00

15/1/2016 1.02.1.02.01.15.01.5.2.2.02.04 Belanja Bahan Obat-obatan 2,000,000.00


1.02.1.02.01. 1.1.1.03.01 Kas di Bend. Pengeluaran 2,000,000.00

IV.2 Transaksi Pengeluaran Kas Selain Belanja


IV.2.1 Dokumen Sumber yang Digunakan:
Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi
pengeluaran kas selain belanja adalah sebagai berikut:
1. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) merupakan dokumen yang diterbitkan
oleh Bendahara Umum Daerah/Kuasa Bendahara Umum Daerah untuk
mencairkan uang pada Bank yang telah ditunjuk.
2. Bukti transfer merupakan dokumen atau bukti atas transfer
penerimaan/pengeluaran daerah.
3. Nota Debet Bank merupakan dokumen atau bukti dari Bank yang
menunjukkan adanya transfer uang keluar dari rekening kas umum daerah.
4. Bukti pengesahan SPJ merupakan dokumen yang menyatakan bahwa
pengeluaran melalui UP/GU/TU telah sah dan dapat diakui sebagai belanja.
5. Surat Tanda Setoran (STS) sebagai tanda bukti penyetoran pendapatan
dan/atau tanda bukti penyetoran atas pengembalian belanja ke rekening Kas
Daerah.

13
6. Bukti potongan merupakan dokumen bukti atas pemotongan/pungutan pajak
pusat oleh Bendahara Pengeluaran (misalnya PPh, PPN).
7. Rekening koran merupakan laporan transaksi penyetoran dan penarikan
dana pada rekening nasabah bank.
8. Bukti memorial adalah dokumen sumber untuk dasar pencatatan ke dalam
Jurnal Umum.

Secara ringkas dokumen sumber untuk prosedur akuntansi pengeluaran kas


selain belanja dapat dilihat pada tabel berikut ini:

No Transaksi Dokumen Sumber Lampiran


Dokumen Sumber
1 Penyetoran SPJ Bendahara
pendapatan oleh 1. STS Penerimaan
Bendahara 2. Bukti memorial
Penerimaan ke Kas
Daerah
2 Penyetoran potongan
pajak pusat 1. Surat Setoran Pajak (SSP) a. SPM
2. Nota debet bank b. SP2D
3. Bukti potongan
4. Bukti pengeluaran lainnya
5. Bukti memorial

3 Penyetoran Jasa Rekening Koran


Giro oleh bendahara 1. STS
ke kas daerah (untuk 2. Bukti memorial
SKPD yang tidak
memiliki target
penerimaan jasa
giro)
4 Penyetoran
pengembalian 1. STS a. SP2D
belanja dan sisa kas 2. Bukti penerimaan lainnya b. SPJ Bendahara
SP2D UP/TU ke Kas 3. Bukti memorial Pengeluaran
Daerah

IV.2.2 Uraian Prosedur Akuntansi Transaksi Pengeluaran Kas selain Belanja


1. Fungsi Akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi pengeluaran
kas selain belanja mencatat ke dalam Jurnal Umum. Transaksi pengeluaran
kas selain belanja antara lain meliputi:
a. Transaksi penyetoran pendapatan oleh bendahara penerimaan ke Kas
Daerah.

14
b. Transaksi penyetoran kas pemotongan pajak pusat yang dipungut oleh
bendahara pengeluaran. Transaksi ini merupakan transaksi di luar
anggaran.
c. Transaksi penyetoran jasa giro oleh SKPD yang tidak memiliki target
anggaran penerimaan PAD dari jasa giro. Jasa giro disetor pada akhir
tahun (31 Desember) net setelah biaya administrasi.
d. Transaksi penyetoran pengembalian belanja dan sisa kas SP2D UP/TU
ke Kas Daerah.
2. Bukti transaksi pengeluaran kas selain pengeluaran kas belanja mencakup
antara lain:
a. Surat Perintah pencairan Dana (SP2D);
b. Bukti transfer;
c. Nota debit;
d. STS;
e. SSP;
f. Bukti potongan pajak pusat;
g. Bukti Pengeluaran/penerimaan lainnya;
h. Rekening koran;
i. SPJ Bendahara Penerimaan;

IV.2.3 Standar Jurnal Transaksi Pengeluaran Kas selain Belanja


Berikut adalah standar Jurnal untuk mencatat transaksi pengeluaran kas selain
belanja di SKPD:

No Transaksi Standar Jurnal


1 Penyetoran Pendapatan ke Dr. RK-PPKD .......................…….XX
Kas Daerah Cr.Kas di Bend. Penerimaan.…............XX
2 Penyetoran Pungutan/ Dr. Utang Pajak ...........………….XX
Pemotongan Pajak (PPN dan Cr. Kas di Bend. Pengeluaran…............XX
PPh)
3 Penyetoran Jasa Giro oleh Dr. RK-PPKD ..............………….XX
Bendahara Penerimaan (untuk Cr.Kas di Bend. Penerimaan…...............XX
SKPD yang tidak memiliki
target penerimaan jasa giro)

4 Penyetoran Jasa Giro oleh Dr. RK-PPKD ...........…………….XX


Bendahara Pengeluaran (untuk Cr.Kas di Bend. Pengeluaran………....XX
SKPD yang tidak memiliki
target penerimaan jasa giro)

5 Penyetoran pengembalian Dr. RK-PPKD.......………….…….XX


belanja dan sisa kas SP2D Cr.Kas di Bend. Pengeluaran………….XX
UP/TU ke Kas Daerah

15
IV.2.4 Ilustrasi Jurnal
Pada bagian ini diberikan beberapa contoh transaksi pengeluaran kas selain
belanja. Dinas Kesehatan akan digunakan sebagai ilustrasi SKPD.
Pada tanggal 5 Pebruari 2016 PPK-SKPD Dinas Kesehatan menerima SPJ
penerimaan beserta lampirannya dari Bendahara penerimaan Dinas Kesehatan.
Dari SPJ dan lampirannya tersebut diketahui bahwa selama bulan Januari 2016
Dinas Kesehatan telah melakukan transaksi pengeluaran kas selain belanja
sebagai berikut:

3 Januari 2016 Disetorkan retribusi pelayanan kesehatan senilai Rp1.750.000,00


untuk penerimaan tanggal 2 Januari 2016.
21 Januari 2016 Disetorkan retribusi pelayanan kesehatan senilai Rp2.150.000,00
untuk penerimaan tanggal 20 Januari 2016.

Selain itu, selama tahun anggaran 2016 PPK-SKPD Dinas Kesehatan menerima
SPJ pengeluaran beserta lampirannya dari Bendahara Pengeluaran Dinas
Kesehatan. Dari SPJ dan lampirannya tersebut diketahui bahwa selama tahun
2016 Dinas Kesehatan telah melakukan transaksi pengeluaran kas selain
belanja, diantaranya adalah sebagai berikut:

20 Januari 2016 Terdapat penyetoran PPN sebesar Rp277.273,00 dan Pph 22


sebesar Rp34.091,00 yang dipungut oleh bendahara
pengeluaran untuk pembayaran alat tulis kantor senilai
Rp.2.500.000,00 dari kegiatan penyediaan alat tulis kantor pada
tanggal 8 Januari 2016.
29 Januari 2016 Terdapat penyetoran PPN sebesar Rp181.818,00 dan Pph 22
sebesar Rp27.273,00 yang dipungut oleh bendahara
pengeluaran untuk pembayaran penyediaan bahan obat-obatan
senilai Rp2.000.000,00 dari kegiatan pengadaan obat dan
perbekalan kesehatan pada tanggal 15 Januari 2016.

30 Januari 2016 Bendahara pengeluaran menyetorkan pengembalian kelebihan


belanja atas pembayaran snack rapat pada tanggal 28 Januari
2016 sebesar Rp50.000,00 yang diterima dari PPTK .

31 Desember Terdapat jasa giro sebesar Rp255.000,00 pada rekening koran


2016 bendahara pengeluaran dan biaya administrasi bank yang belum
diperhitungkan pada bulan Desember adalah sebesar
Rp5.000,00. Sesuai dengan ketentuan pada tanggal 31
Desember bendahara pengeluaran menyetorkan jasa giro ke
rekening kas daerah. Dinas Kesehatan tidak memiliki target
penerimaan dari jasa giro.

Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat Jurnal sebagai


Berikut:

16
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT

3/1/2016 1.02.1.02.01.3.4.1.01.01 RK-PPKD 1,750,000.00


1.02.1.02.01.1.1.1.02.01 Ka s di Be nd. Pe ne ri ma a n 1,750,000.00
(mencatat penyetoran kas yang
berasal dari pendapatan dari
bendahara penerimaan)
20/1/2016 1.02.1.02.01.2.1.3.02.01 Utang Pemotongan PPh 22 34,091.00
1.02.1.02.01.2.1.3.03.01 Utang Pemotongan PPN 277,273.00
1.02.1.02.01.1.1.1.03.01 Kas di Bend. Pengeluaran 311,364.00
(mencatat penyetoran kas pajak
yang dipungut oleh bendahara
pengeluaran)
21/1/2016 1.02.1.02.01.3.4.1.01.01 RK-PPKD 2,150,000.00
1.02.1.02.01.1.1.1.02.01 Kas di Bend. Penerimaan 2,150,000.00
(mencatat penyetoran kas yang
berasal dari pendapatan dari
bendahara penerimaan)
29/1/2016 1.02.1.02.01.2.1.3.02.01 Utang Pemotongan PPh 22 27,273.00
1.02.1.02.01.2.1.3.03.01 Utang Pemotongan PPN 181,818.00 34,091.00
1.02.1.02.01.1.1.1.03.01 Kas di Bend. Pengeluaran 209,091.00
(mencatat penyetoran kas pajak
yang dipungut oleh bendahara
pengeluaran)
30/1/2016 1.02.1.02.01.3.4.1.01.01 RK-PPKD 50,000.00
1.02.1.02.01.1.1.1.03.01 Kas di Bend. Pengeluaran 50,000.00
(penyetoran pengembalian belanja
dari kas bendahara pengeluaran)
31/12/2016 1.02.1.02.01.3.4.1.01.01 RK-PPKD 250,000.00
1.02.1.02.01.1.1.1.03.01 Kas di Bend. Pengeluaran 250,000.00
(penyetoran jasa giro yang berasal
dari rekening koran bendahara
pengeluaran di akhir tahun)

Analisis:
Jika pada tanggal 31 Desember 2016 bendahara pengeluaran memutuskan untuk
menyetorkan sisa uang yang harus dipertanggungjawabkan (sisa UYHD) sebesar
Rp5.000.000,00 ke Kas Daerah, transaksi ini akan dicatat pada Jurnal Umum
sebagai berikut:
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT

31/12/2016 1.02.1.02.01.3.4.1.01.01 RK-PPKD 5,000,000.00


1.02.1.02.01.1.1.1.03.01 Ka s di Be nd . Pe nge l ua ra n 5,000,000.00
(penyetoran sisa kas UYHD oleh
bendahara pengeluaran di akhir
tahun)

17
V. PROSEDUR AKUNTANSI SELAIN KAS
Akuntansi selain kas pada SKPD meliputi serangkaian proses, baik manual maupun
terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, sampai peringkasan
transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan yang berkaitan
dengan transaksi selain kas SKPD.
Prosedur akuntansi ini meliputi penerimaan pendapatan yang tidak melalui
bendahara penerimaan, pengeluaran belanja yang tidak melalui bendahara
pengeluaran, koreksi karena salah pencatatan, pemindahan klasifikasi akun.
Penerimaan pendapatan yang tidak melalui bendahara penerimaan terjadi apabila
wajib pajak daerah, wajib retribusi, atau pihak ketiga menyetorkan langsung ke
rekening Kas Daerah.
Pengeluaran belanja selain kas meliputi pengeluaran belanja melalui mekanisme
belanja (LS) dimana bendahara pengeluaran tidak menerima kas untuk pengeluaran
belanja tersebut, melainkan Kas Daerah langsung melakukan pemindahbukuan
kepada pihak ketiga.
Koreksi karena salah pencatatan meliputi kesalahan dalam mencatat akun
pendapatan, belanja, pembiayaan, aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Koreksi ini
hanya memindahkan klasifikasi akun tanpa ada kas yang terlibat.

V. 1 Dokumen Sumber yang Digunakan


Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi selain kas
adalah sebagai berikut:
1. Surat Penyediaan Dana (SPD) merupakan dokumen yang dibuat oleh
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) sebagai media atau surat yang
menunjukkan tersedianya dana untuk diserap/direalisasi.
2. Surat Perintah Membayar (SPM) merupakan dokumen yang dibuat oleh
Pengguna Anggaran untuk mengajukan Surat Perintah Pencairan Dana yang
akan diterbitkan oleh Bendahara Umum Daerah/Kuasa Bendahara Umum
Daerah.
3. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) merupakan dokumen yang diterbitkan
oleh Bendahara Umum Daerah/Kuasa Bendahara Umum Daerah untuk
mencairkan uang pada Bank yang telah ditunjuk, Surat Ketetapan Pajak
Daerah (SKPD) merupakan dokumen yang dibuat oleh Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah/Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan Pajak Daerah
atas Wajib Pajak.
4. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) merupakan dokumen yang dibuat
oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah/Pejabat yang ditunjuk untuk
menetapkan Pajak Daerah atas Wajib Pajak.
5. Surat Ketetapan Retribusi (SKR) merupakan dokumen yang dibuat oleh
Pengguna Anggaran/Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan Retribusi atas
Wajib Retribusi.
6. Bukti transfer merupakan dokumen atau bukti atas transfer pengeluaran
daerah.

18
7. Nota Debet Bank merupakan dokumen atau bukti dari Bank yang
menunjukkan adanya transfer uang keluar dari rekening kas umum daerah.
8. Nota Kredit Bank merupakan dokumen atu bukti dari bank yang menunjukkan
adanya transfer uang masuk ke rekening Kas Umum Daerah.
9. Surat Tanda Setoran (STS) sebagai tanda bukti penyetoran pendapatan dan
rekening Kas Umum Daerah.
10. Berita acara serah terima barang/jasa.
11. Kontrak perjanjian dengan pihak ketiga.
12. Bukti memorial adalah dokumen sumber untuk dasar pencatatan ke dalam
Jurnal Umum.
13. Bukti transaksi lainnya.

Secara ringkas dokumen sumber untuk prosedur akuntansi selain kas dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
No Transaksi Dokumen Sumber Lampiran Dokumen Sumber

1 Penerimaan Pendapatan a. SKPD


yang Disetor Langsung ke 1. STS b. SKR
Kas Daerah 2. Nota kredit bank c. Surat tanda bukti pembayaran
3. Bukti memorial d. Bukti penerimaan lainnya

2 Belanja dengan a. SPD


mekanisme LS ke 1. SP2D b. SPP
Rekening Pihak Ketiga 2. Nota debit bank c. SPM
3. Bukti pengeluaran lainnya d. BAST barang/jasa
4. Bukti memorial e. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa

3 Koreksi kesalahan
1. STS a. SKPD
2. Nota kredit bank b. SKR
3. SP2D c. Tanda bukti pembayaran
4. Nota debit bank d. BAST barang/jasa
5. Bukti penerimaan/ pengeluaran lainnya e. Kontrak Pengadaan
6. Bukti memorial Barang/Jasa
f. Bukti lainnya

V. 2 Uraian Prosedur Akuntansi Selain Kas


1. Fungsi Akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi mencatat ke
dalam Jurnal Umum.
2. Transaksi penerimaan pendapatan dicatat pada tanggal pemindahbukuan ke
rekening Kas Daerah dari rekening pihak III.

19
3. Transaksi pengeluaran belanja dicatat pada tanggal pemindahbukuan dari
rekening Kas Daerah ke rekening pihak III.
4. Transaki koreksi dicatat pada saat tanggal dilakukannya pengkoreksian oleh
bendahara penerimaan/bendahara pengeluaran.
5. Akuntansi pendapatan dan belanja dilaksanakan berdasarkan asas bruto.
6. Bukti transaksi (dokumen sumber) selain kas mencakup antara lain:
a. Surat Perintah pencairan Dana (SP2D);
b. Surat Tanda Setoran (STS);
c. Bukti transfer;
d. Nota debit bank;
e. Nota kredit;
f. Bukti penerimaan/pengeluaran lainnya;
g. Bukti memorial.

V.3 Standar Jurnal Selain Kas

Berikut adalah standar Jurnal untuk mencatat transaksi selain kas di SKPD:

No Transaksi Standar Jurnal


1 Penerimaan Pendapatan yang Dr. RK-PPKD ...........................XX
tidak melalui bendahara Cr. Pendapat.......................XX
penerimaan
2 Penerimaan SP2D LS ke Dr. Belanja ................................XX
rekening pihak ketiga Cr. RK-PPKD ……................XX
3 Koreksi alternatif 1 Dr. Akun yang benar .................XX
Cr. Akun yang salah ................XX
4 Koreksi alternatif 2 Dr. Akun yang salah .............XX
Cr. Akun yang benar.…..............XX

V.4 Ilustrasi Jurnal


Pada bagian ini diberikan beberapa contoh transaksi selain kas. DPPKAD sebagai
SKPD dan Dinas Kesehatan akan digunakan sebagai ilustrasi SKPD.

VI.4.1 Penerimaan Pendapatan yang Tidak Melalui Bendahara Penerimaan


Pada tanggal 6 Maret 2009 PPK-SKPD DPPKAD menerima SPJ penerimaan
beserta lampirannya dari Bendahara penerimaan DPPKAD. Dari SPJ dan
lampirannya tersebut diketahui bahwa selama bulan Pebruari 2009 terdapat
transaksi pendapatan selain kas sebagai berikut:

20
5 Pebruari 2016 Berdasarkan STS No 506 tanggal 4 Pebruari, wajib pajak
langsung menyetorkan ke Kas Daerah untuk pembayaran
Pajak Hotel Bintang Tiga sebesar Rp10.000.000,00.

Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat pada Jurnal Umum
sebagai Berikut:

TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT

4/2/2016 1.20.1.20.06.3.4.1.01.01 RK-PPKD 10,000,000.00


1.20.1.20.06.00.00.4.1.1.01.0 Pa ja k Hote l Bi n ta ng Ti ga 10,000,000.00
(penerimaan Pajak Hotel
Bintang Tiga yang disetor
langsung ke Kas Daerah oleh WP)

V.4.2 Penerimaan SP2D LS


Pada tanggal 6 April 2016 PPK-SKPD Dinas Kesehatan menerima SPJ
pengeluaran beserta lampirannya dari Bendahara Pengeluaran Dinas Kesehatan.
Dari SPJ dan lampirannya tersebut diketahui bahwa selama bulan Maret 2016
Dinas Kesehatan telah melakukan transaksi belanja selain kas sebagai berikut:
3 Maret 2016 Diterima SP2D LS untuk pembayaran penyediaan barang
cetakan (Belanja Barang/Jasa) senilai Rp98.000.000,00
kepada rekening CV. AA di Bank X. Dalam SP2D LS
tersebut dinyatakan bahwa Pajak yang dipungut/dipotong
langsung oleh BUD yaitu PPN sebesar Rp8.909.091,00 dan
PPh 22 sebesar Rp1.336.364,00. Pembayaran ini
dibebankan pada kegiatan penyediaan barang cetakan dan
penggandaan. Tanggal pemindahbukuan dari Kas Daerah
adalah tanggal 2 Maret 2016.

5 Maret 2016 Diterima SP2D LS untuk pembayaran tahap I dari pembangunan


pustu di kecamatan Neglasari senilai Rp300.000.000,00
kepada rekening CV. BB di Bank X. Dalam SP2D LS tersebut
dinyatakan bahwa Pajak yang dipungut/dipotong langsung
oleh BUD yaitu PPN sebesar Rp27.272.727,00 dan PPh 22
sebesar Rp5.454.545,00. Nilai tersebut seluruhnya untuk
belanja modal pengadaan konstruksi/pembelian bangunan.
Berdasarkan kontrak dengan pihak III diketahui bahwa total
pekerjaan adalah sebesar Rp.980.000.000,00. Pembayaran
ini dibebankan kepada kegiatan pembangunan puskesmas
pembantu. Tanggal pemindahbukuan adalah tanggal 15 Maret
2016.

21
26 Maret 2016 Diterima SP2D LS untuk pembayaran kegiatan pengadaan
peralatan gedung kantor, yang terdiri dari belanja modal:
Notebook 1 buah Rp14.500.000,00
Printer 2 buah Rp2.000.000,00
Stabilizer Rp300.000,00
kepada rekening CV. CC di Bank X. Dalam SP2D LS tersebut dinyatakan
bahwa Pajak yang dipungut/dipotong langsung oleh BUD yaitu PPN sebesar
Rp1.545.454,00 dan PPh 22 sebesar Rp309.090,00.
Serah terima barang telah dilakukan pada tanggal 25 Maret 2016.

Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat pada Jurnal Umum
sebagai Berikut:
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT

3/3/2016 1.02.1.02.01.01.11.5.2.2.06.0 Be l a nja Ce ta k 98,000,000.00


1.02.1.02.01. 3.4.1.01.06 RK-PPKD 98,000,000.00
(transaksi belanja barang dan jasa
yang berasal dari SP2D LS)

Belanja Modal Pengadaan


15/3/2016 1.02.1.02.01.25.02.5.2.3.26.0 Kons truks i Puskesmas 300,000,000.00
1.02.1.02.01. 3.4.1.01.06 RK-PPKD 300,000,000.00
(transaksi belanja modal yang
berasal dari SP2D LS)

Belanja Modal Pengadaan


26/3/2016 1.02.1.02.01.02.09.5.2.3.12.0 Komputer Notebook 14,500,000.00
1.02.1.02.01.02.09.5.2.3.12.0 Belanja Modal Pengadaan Printer 2,000,000.00
1.02.1.02.01.02.09.5.2.3.12.0 Belanja Modal Pengadaan UPS 300,000.00
1.02.1.02.01. 3.4.1.01.06 RK-PPKD 16,800,000.00
(transaksi belanja modal yang
berasal dari SP2D LS)

Analisis:
1. Transaksi tanggal 15 Maret merupakan transaksi belanja yang menghasilkan
aset tetap, walaupun pada tanggal transaksi pelaksanaan pekerjaan belum
sepenuhnya diselesaikan, namun transaksi ini mengakibatkan timbulnya aset
tetap berupa konstruksi dalam pengerjaan. Berdasarkan hal tersebut jurnal
korolari harus dibuat. PPK akan mencatat jurnal korolari pada Jurnal Umum,
dengan sisi debet Konstruksi dalam Pengejaan dan sisi kredit Ekuitas Dana
dengan nilai sebesar jumlah belanja yang telah dikeluarkan (sebagaimana pada
transaksi 15-03-11 di bawah ini. Pada akhir pelaksanaan kegiatan dan sesuai
dengan berita acara serah terima pekerjaan/barang, nilai konstruksi dalam
pekerjaan akan di-reclass ke pada akun aset tetap bangunan. Pencatatan aset
tetap ini dicatat sesuai dengan prosedur akuntansi aset tetap, dengan jurnal
sebagai berikut:

22
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT

15/3/2016 1.02.1.02.01. 1.4.6.02.08 KDP Gedung RS/Pus kesmas 300,000,000.00

1.02.1.02.01. 3.2.2.06.01 Diinvestas ikan dlm Aset Tetap-KDP 300,000,000.00


(pencatatan aset tetap KDP-gedung
yang berasal dari realisasi belanja
modal)

2. Pemotongan pajak pada transaksi tanggal 26 Maret 2016 tidak dicatat/dibukukan


oleh SKPD. Pemotongan pajak ini dibukukan oleh BUD.
3. Transaksi tanggal 26 Maret 2016 merupakan transaksi yang menghasilkan aset
tetap dan telah selesai dikerjakan sesuai dengan berita acara serah terima
tanggal 25 Maret 2016. Transaksi ini mempengaruhi akun aset tetap dan ekuitas
dana pada neraca, sehingga perlu dibuat jurnal korolari (sebagaimana pada
transaksi 25-03-11 di bawah ini. Namun dalam pengakuan aset tetap ini harus
disesuaikan dengan kebijakan akuntansi tentang kapitalisasi aset. Berdasarkan
Peraturan Bupati Nomor 26.a Tahun 2010 tentang Kebijakan Akuntansi, nilai
minimum kapitalisasi aset tetap peralatan dan mesin adalah Rp 500.000,00.
Dengan demikian UPS yang memiliki harga satuan sebesar Rp 300.000,00 tidak
dapat dikelompokkan dalam aset tetap. Untuk mencatat UPS tersebut dibuat
catatan terpisah di luar aset tetap dan tidak termasuk dalam neraca. Pencatatan
aset tetap ini dicatat sesuai dengan prosedur akuntansi aset tetap, dengan jurnal
sebagai berikut:

TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT

25/3/2016 1.02.1.02.01.1.4.2.11.03 Komputer Notebook 14,500,000.00


1.02.1.02.01.1.4.2.11.04 Printer 2,000,000.00
Diinvestasikan dlm Aset Tetap-
1.02.1.02.01. 3.2.2.02.01 Peralatan dan Mesin 16,500,000.00
(pencatatan aset tetap peralatan
dan mesin yang berasal dari
realisasi belanja modal)

Selain terdapat aset tetap, akibat transaksi serah terima barang tanggal 25 Maret 2016,
Dinas Kesehatan juga memiliki utang yang timbul akibat belum dibayarkannya aset dan
barang yang diterima. Nilai utang yang timbul adalah sebesar total nilai aset dan barang
yang diserahkan atau sebesar nilai kontrak perjanjian pengadaan barang/jasa, dalam
ilustrasi kasus ini adalah sebesar Rp17.000.000,00. Transaksi ini termasuk dalam prosedur
akuntansi kewajiban, dan PPK-SKPD mencatat dalam Jurnal Umum sebagai berikut:

23
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT
Dana yg hrs Dis ediakan utk
Pembayaran Utang Jk Pendek-
25/3/2016 1.02.1.02.01.3.1.5.06.01 Utang Jk Pendek Lainnya 17,000,000.00
1.02.1.02.01.2.1.6.03.01 Utang Jk. Pendek Lainnya 17,000,000.00
(pengakuan utang jangka pendek
akibat pengadaan barang)

Pada saat pembayaran pelaksanaan kegiatan pada tanggal 26 Maret 2016 mengakibatkan
hapusnya utang tersebut dari pencatatan, PPK-SKPD mencatat dalam Jurnal Umum sebagai
berikut:
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT

26/3/2016 1.02.1.02.01.2.1.6.03.01 Utang Jk. Pendek Lainnya 17,000,000.00


Dana yg hrs Dis ediakan utk
Pembayaran Utang Jk Pendek-
1.02.1.02.01.3.1.5.06.01 Utang Jk Pendek Lainnya 17,000,000.00
(pengakuan utang jangka pendek
akibat pengadaan barang)

VI.4.3 Koreksi Pencatatan


VI.4.3.1 Koreksi Pendapatan
Pada tanggal 7 April 2016 PPK-SKPD DPPKAD menerima SPJ penerimaan
pendapatan beserta lampirannya dari Bendahara Penerimaan DPPKAD. Dari SPJ
dan lampirannya tersebut diketahui bahwa selama bulan Maret 2016 terdapat koreksi
pendapatan sebagai berikut :
10 Maret 2016 terdapat koreksi pendapatan atas STS No 506 tanggal 4 Pebruari
2016. Koreksi terjadi karena bendahara penerimaan salah
mencatat transaksi penerimaan pajak hotel bintang tiga
sebesar Rp10.000.000,00, seharusnya penerimaan tersebut
untuk pajak restoran.
23 Maret 2016 Terdapat koreksi pendapatan atas STS No 1007 tanggal 21 Maret
2016. Koreksi ini terjadi karena bendahara penerimaan
salah mencatat nilai penerimaan pajak hiburan sebesar
Rp10.000,00, seharusnya nilai penerimaan tersebut adalah
sebesar Rp100.000,00. Kas pajak diterima oleh bendahara
penerimaan.

Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat pada Jurnal Umum sebagai Berikut:

24
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT

10/3/2016 1.20.1.20.06.00.00.4.1.1.01.0 Pajak Hotel Bintang Tiga 10,000,000.00


1.20.1.20.06.00.00.4.1.1.02.0 Pajak Res toran 10,000,000.00
(koreksi kesalahan mencatat
transaksi penerimaan pajak hotel
bintang tiga seharusnya pajak
restoran untuk STS No 506 tanggal
4 Pebruari 2009)

23/3/2016 1.20.1.20.06.1.1.1.02.01 Kas di Bend. Penerimaan 90,000.00


1.20.1.20.06..00.00.4.1.1.03. Pajak Res toran 90,000.00

(koreks i kes alahan mencatat nilai


penerimaa n pajak hiburan s es uai
STS No 1007 tanggal 21 Maret 2009)

Analisis:

1. Transaksi tanggal 10 Maret 2016 karena salah pengklasifikasian, maka koreksi


dilakukan hanya sebatas pada perubahan klasifikasi dari pajak hotel kepada
akun pajak restoran.

2. Transaksi tanggal 23 Maret 2016 kesalahan terjadi pada kesalahan membukukan


nilai transaksi, koreksi dilakukan dengan menambah kekurangan nilai
penerimaan pajak hiburan baik pada akun pendapatan dan akun kas di
bendahara penerimaan.

VI.4.3.2 Koreksi Belanja

Pada tanggal 5 Juni 2016 PPK-SKPD Dinas Kesehatan menerima SPJ pengeluaran
beserta lampirannya dari Bendahara Pengeluaran Dinas Kesehatan. Dari SPJ dan
lampirannya tersebut diketahui bahwa selama bulan Juni 2016 Dinas Kesehatan
terdapat koreksi belanja sebagai berikut:

15 Mei 2016 terdapat koreksi belanja atas bukti transaksi No 506 tanggal 28 April
2016. Koreksi terjadi karena bendahara pengeluaran salah
mencatat transaksi pengeluaran belanja penggandaan pada
kegiatan Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat sebesar
Rp1.250.000,00 seharusnya pengeluaran tersebut adalah untuk
belanja cetak.

25
20 Mei 2016 Terdapat koreksi belanja atas bukti transaksi No 327 tanggal 30 Maret
2016. Koreksi terjadi karena bendahara pengeluaran salah
mencatat transaksi belanja makan dan minum rapat pada
kegiatan Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan untuk program
Standarisasi Pelayanan Kesehatan sebesar Rp 500.000,00,
seharusnya pengeluaran tersebut adalah pada kegiatan
kegiatan Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan untuk program
Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin.

Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat pada Jurnal Umum sebagai Berikut:

TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT

15/5/2016 1.02.1.02.01.19.02.5.2.2.06.0 Belanja Cetak 1,250,000.00


1.02.1.02.01.19.02.5.2.2.06.0 Belanja Penggandaan 1,250,000.00
(koreksi kesalahan mencatat
transaksi belanja penggandaan
seharusnya belanja cetak pada No
bukti 506 tanggal 28 April 2009)

Belanja Makanan dan Minuman


20/5/2016 1.02.1.02.01.24.10.5.2.2.11.0 Rapat 500,000.00
Belanja Makanan dan Minuman
1.02.1.02.01.23.06.5.2.2.11.0 Rapat 500,000.00
(koreks i kes alahan mencatat
transaks i belanja makanan dan
minuman rapat pada program
Standaris asi Pelayanan Kesehatan,
seharus nya program Pelayanan
Kes ehatan Penduduk Mis kin pada
No bukti 327 tanggal 30 Maret
2009)

Analisis:
1. Transaksi tanggal 15 Mei 2016 karena salah pengklasifikasian akun, maka koreksi
dilakukan hanya sebatas pada perubahan klasifikasi dari belanja penggandaan
kepada akun belanja cetak.
2. Transaksi tanggal 20 Mei 2016 karena salah pengklasifikasi program, maka
koreksi dilakukan sebatas pada perubahan kode rekening program dan kegiatan
untuk akun belanja makanan dan minuman rapat. Perubahan tersebut terlihat
dari perubahan kode akun belanja semula 1.02.1.02.01.23.06.5.2.2.11.02
(belanja makanan dan minuman rapat kegiatan Monitoring, Evaluasi dan
Pelaporan Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan) menjadi
1.02.1.02.01.24.10.5.2.2.11.02 (belanja makanan dan minuman rapat kegiatan
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Program Pelayanan Kesehatan Penduduk
Miskin)

26
VI.4.3.3 Koreksi Aset
Pada tanggal 30 Oktober 2016 Bendahara barang Dinas Kesehatan melakukan
inventarisasi, berdasarkan laporan hasil inventarisasi diketahui data sebagai berikut:
30 Oktober 2016 Terdapat 1 buah unit komputer PC dalam aset tetap dalam
kondisi rusak berat. Nilai perolehan komputer PC tersebut
adalah senilai Rp8.000.000,00.
1 unit Komputer Notebook senilai Rp14.500.000,00 dicatat
dalam Komputer PC.

Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat pada Jurnal Umum sebagai Berikut:

TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT

30/10/2016 1.02.1.02.01.1.6.6.09.01 As et Lainnya 8,000,000.00


Diinvestasikan dlm Aset Tetap-
1.02.1.02.01.3.2.2.02.01 Peralatan dan Mes in 8,000,000.00
1.02.1.02.01.1.4.2.11.02 Komputer PC 8,000,000.00
Diinvestasikan dlm Aset Lainnya-
1.02.1.02.01.3.2.3.06.01 As et lain-lain 8,000,000.00
(koreksi aset karena kondisi aset
rusak berat berdasarkan
inventarisasi)

30/10/2016 1.02.1.02.01.1.4.2.11.03 Komputer Notebook


1.02.1.02.01.1.4.2.11.02 Komputer PC 14,500,000.00
(koreksi aset PC seharusnya
Notebook berdasarkan
inventarisasi) 14,500,000.00

Analisis :
1. Transaksi pertama merupakan koreksi aset tetap ke pada aset lainnya. Koreksi ini
selain mengakibatkan perpindahan pada akun aset juga terjadi perubahan pada
ekuitas dana, yaitu dari ekuitas dana diinvestasikan dalam aset tetap kepada
akun ekuitas dana diinvestasikan dalam aset lainnya.

2. Transaksi kedua merupakan koreksi aset dalam obyek aset yang sama yaitu
peralatan dan mesin. Perubahan hanya terjadi pada rincian aset, yaitu dari
Komputer PC kepada Komputer Notebook.

27
VI. PROSEDUR AKUNTANSI ASET

Aset tetap pada SKPD umumnya terdiri atas kelompok:

1. Aset Lancar (Current Asset), terdiri dari: Kas, Piutang, dan Persediaan.
2. Aset Tidak Lancar (Non-Currents Asset), terdiri dari: Aset Tetap dan Aset Lainnya.

Akuntansi aset pada SKPD meliputi serangkaian proses, baik manual maupun
terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, sampai peringkasan transaksi
dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan yang berkaitan dengan aset
SKPD.

Khusus untuk aset tetap, transaksi dapat berupa pengadaan, pemeliharaan, rehabilitasi,
perubahan klasifikasi, dan penyusutan serta pelepasan aset tetap yang
dikuasai/digunakan oleh SKPD.

Berdasarkan bukti transaksi yang ada, fungsi akuntansi SKPD membuat bukti
memorial yang sedikitnya memuat informasi sebagai berikut :
1. Tanggal transaksi
2. Jenis/nama aset
3. Kode rekening terkait
4. Klasifikasi aset tetap
5. Nilai aset tetap.

VI.1 Prosedur Akuntansi Aset Kas


Prosedur akuntansi untuk aset kas sudah melekat pada transaksi penerimaan dan
pengeluaran kas serta transaksi kas lainnya.

VI.2 Prosedur Akuntansi Aset Piutang (dapat ditagih/diterima sampai


dengan 12 bulan)
Akuntansi aset piutang pada SKPD meliputi serangkaian proses, baik manual maupun
terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, sampai peringkasan transaksi
dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan yang berkaitan dengan
transaksi piutang SKPD.
Piutang pada SKPD dapat berupa piutang pajak, piutang retribusi dan piutang lainnya.

VI.2.1 Dokumen Sumber


Dokumen yang digunakan adalah sebagai berikut:

28
1. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) merupakan dokumen yang dibuat oleh
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah/Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan
Pajak Daerah atas Wajib Pajak.
2. Surat Ketetapan Retribusi (SKR) merupakan dokumen yang dibuat oleh Pengguna
Anggaran/Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan Retribusi atas Wajib Retribusi.
3. Berita acara hasil opname/inventarisasi piutang.
4. Bukti memorial adalah dokumen sumber untuk dasar pencatatan ke dalam Jurnal
Umum.
5. Bukti lainnya.

VI.2.2 Uraian Prosedur Akuntansi Aset Piutang


1. Fungsi Akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi berupa SKRD
atau bukti transaksi lainnya mencatat piutang di dalam Jurnal Umum.
2. Piutang disajikan dalam nilai bruto.
3. Bukti transaksi mencakup antara lain:
a. SKPD;
b. SKR;
c. Bukti memorial;
d. Bukti lainnya.
4. Piutang diakui dan dicatat pada akhir periode pelaporan keuangan
(triwulanan/tahunan) dan disajikan dalam laporan keuangan periode tersebut dan
dilakukan jurnal balik (reversing entry) pada awal periode berikutnya.

VI.2.3 Standar Jurnal Piutang (dapat ditagih/diterima sampai dengan 12 bulan)


Berikut adalah standar Jurnal untuk mencatat transaksi piutang lancar (dapat
ditagih/diterima sampai dengan 12 bulan) di SKPD:

29
NO TRANSAKSI STANDART JURNAL
Pengakuan Piutang di akhir peiode
1
(triwulanan/tahunan) Dr. Piutang................................................XX
Cr. Cadangan Piutang………........................XX
Pada saat awal triwulan/tahun
2 berikutnya, saldo piutang dilakukan Dr. Cadangan Piutang..................................XX
jurnal balik
Cr. Piutang………...........................................XX
Pengakuan Bagian Lancar Tagihan
3 Penjualan Angsuran di akhir periode Dr. Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angs uran..............XX
(triwulan/tahunan)
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya-Tagihan Piutang Penjualan
Angsuran………………………………………......XX
Cr. Cadangan Piutang………...........................XX
Tagihan Penjualan Angsuran.................... XX
Pada saat awal triwulan/tahun
berikutnya, s aldo Bagian Lancar
4 Dr. Cadangan Piutang………....................XX
Penjualan Angsuran dilakukan Jurnal
Balik
Tagihan Penjualan Angsuran............. XX
Cr. Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran...................XX
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya-Tagihan Piutang Penjualan
Angsuran.........XX

5 Pengakuan Bagian Lancar Tuntutan Ganti Dr. Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi.......................................................XX
Rugi di akhir peiode (triwulanan/tahunan)
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya-Tagihan Tagihan Tuntutan Ganti
Rugi…………….XX
Cr. Cadangan Piutang………...........................XX
Tuntutan Ganti Rugi.................................. XX

Pada saat awal triwulan/tahun


6 Dr. Cadangan Piutang………...........................XX
berikutnya, s aldo Bagian Lancar Tuntutan
Ganti Rugi dilakukan Jurnal Balik
Tuntutan Ganti Rugi.................................. XX
Cr. Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi ..........XX
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya-Tagihan Piutang Tuntutan Ganti
Rugi..............................XX

VI.2.4 Ilustrasi Jurnal

Pada bagian ini diberikan beberapa contoh transaksi piutang pada SKPD.
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) yang
bertindak sebagai SKPD akan digunakan sebagai ilustrasi.
31 Desember 2016 PPK-SKPD melakukan inventarisasi untuk retribusi pemakaian
kekayaan daerah sewa lahan, hal ini dilakukan dengan
membandingkan antara catatan SKR sewa lahan

30
yang sudah diterbitkan dengan bukti pembayaran SKR.
Berdasarkan hasil pembandingan tersebut diketahui bahwa
masih terdapat SKR yang telah diterbitkan dan belum dibayar
oleh wajib retribusi sebesar Rp1.050.000,00.

Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat pada Jurnal Umum sebagai Berikut:
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT

31/12/2016 1.20.1.20.06.1.1.3.02.02 Piutang Retribus i 1,050,000.00


1.20.1.20.06.3.1.3.02.01 Cadangan Piutang Retribusi 1,050,000.00
(Pengakuan piutang retribusi sewa
lahan per 31 desember 2009
berdasarkan hasil inventarisasi)

Analisis:

Pada awal tahun berikutnya saldo pada akun piutang dibuat jurnal balik. Contohnya
pada tanggal tanggal 2 Januari 2012 dibuat jurnal balik (reversing entry) untuk
piutang retribusi. PPK-SKPD mencatat dalam Jurnal Umum sebagai berikut:
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT

2/1/2012 1.20.1.20.06.3.1.3.02.01 Cadangan Piutang Retribusi 1,050,000.00


1.02.1.20.06.1.1.3.02.02 Piutang Retribus i 1,050,000.00

(Jurnal balik saldo piutang retribusi


sewa lahan per 31 desember 2009)

VI.3 Prosedur Akuntansi Aset Persediaan


Akuntansi aset persediaan pada SKPD meliputi serangkaian proses, baik manual
maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, sampai peringkasan
transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan yang berkaitan
dengan transaksi persediaan SKPD.
Persediaan dicatat pada akhir periode akuntansi (triwulanan/tahunan) dan dihitung
berdasarkan inventarisasi fisik persediaan dengan menggunakan nilai perolehan
terakhir.

Persediaan dapat berupa:

1. Barang konsumsi;
2. Barang pakai habis;
3. Barang cetakan;
4. Perangko dan materai;
5. Obat-obatan dan bahan farmasi;

31
6. Amunisi;
7. Bahan untuk pemeliharaan;
8. Suku cadang;
9. Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga;
10. Pita cukai dan leges;
11. Bahan baku ;
12. Barang dalam proses/setengah jadi;
13. Tanah/bangunan/barang lainnya untuk dijual atau diserahkan/dihibahkan kepada
masyarakat;
14. Hewan dan tanaman, untuk dijual atau diserahkan/dihibahkan kepada masyarakat

VI.3.1 Dokumen Sumber


Dokumen yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Buku inventaris barang,
2. Berita acara hasil opname/inventarisasi persediaan,
3. Bukti memorial yang merupakan dasar pencatatan ke dalam Jurnal Umum,
4. Bukti lainnya.

VI.3.2 Uraian Prosedur Akuntansi Persediaan


1. Fungsi Akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan dokumen sumber mencatat
persediaan di dalam Jurnal Umum.
2. Persediaan dicatat berdasarkan nilai perolehan terakhir.
3. Bukti transaksi mencakup antara lain:

a. Buku inventaris barang;


b. Berita acara hasil opname/inventarisasi persediaan
c. Bukti memorial;
d. Bukti lainnya.

VI.3.3 Standar Jurnal Persediaan

Berikut adalah standar Jurnal untuk mencatat transaksi persediaan di SKPD:

No Transaksi Standar Jurnal


1 Pengakuan persediaan di Dr. Persediaan................................................XX
akhir periode Cr. Cadangan Persediaan…...........................XX
(triwulanan/tahunan)
2 Pada saat awal Dr. Cadangan Persediaan..................................XX
triwulan/tahun, saldo Cr. Persediaan……….......................................XX
persediaan dilakukan
jurnal balik

32
VI.3.4 Ilustrasi Jurnal
Pada bagian ini diberikan beberapa contoh transaksi persediaan pada SKPD. Dinas
Kesehatan digunakan sebagai ilustrasi.

31 Desember 2016 Berdasarkan hasil inventarisasi fisik bendahara barang dan


catatan pada buku inventaris barang diketahui bahwa
Dinas Kesehatan memiliki persediaan yang terdiri dari:
Alat tulis kantor Rp3.450.000,00
Obat-obatan (yang diantaranya 5% Rp1.500.000,00
dalam kondisi rusak dan belum
dimusnahkan)

31 Desember 2016 Berdasarkan hasil inventarisasi bendahara barang, terdapat


100 buah timbangan anak senilai Rp5.000.000,00 yang
merupakan hasil pengadaan dari kegiatan tahun 2016 dan
direncanakan akan diserahkan/dihibahkan kepada
posyandu pada tahun 2012.

Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat pada Jurnal Umum sebagai Berikut:

33
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT

31/12/2016 1.02.1.02.01.1.1.4.01.01 Pers ediaan ATK 3,450,000.00


1.02.1.02.01.1.1.4.03.06 Pers ediaan Obat-obatan 1,425,000,000.00
1.02.1.02.01.3.1.4.01.01 Cadangan Persediaan ATK 3,450,000.00
Cadangan Pers ediaan
1.02.1.02.01.3.1.4.03.01 Material/Baha n 1,425,000,000.00
(pengakuan persediaan ATK dan
Obat-obatan per 31 desember 2009
berdasarkan hasil inventarisasi)

31/12/2016 1.02.1.02.01.1.1.4.09.03 Pers ediaan Peralatan dan Mes in 5,000,000.00


Cadangan Pers ediaan
Tanah/Bangunan/Barang untuk
1.02.1.02.01.3.1.4.09.01 Dis erahkan/dijual ke Mas ayarakat 5,000,000.00
(pengakuan persediaan peralatan
dan mesin per 31 desember 2009
berdasarkan hasil inventarisasi)

2/1/2012 1.02.1.02.01.3.1.4.01.01 Cadangan Pers ediaan ATK 3,450,000.00


Cadangan Pers ediaan
1.02.1.02.01.3.1.4.03.01 Material/Baha n 1,425,000,000.00
1.02.1.02.01.1.1.4.01.01 Pers ediaan ATK 3,450,000.00
1.02.1.02.01.1.1.4.03.06 Pers ediaan Obat-obatan 1,425,000,000.00
(Jurnal balik saldo persediaan ATK
dan Obat-obatan per 31 desember
2009)

Cadangan Pers ediaan


Tanah/Bangunan/Barang untuk
2/1/2012 1.02.1.02.01.3.1.4.09.01 dis erahkan/dijual ke Masayarakat 5,000,000.00
1.02.1.02.01.1.1.4.09.03 Pers ediaan Peralatan dan Mes in 5,000,000.00
(Jurnal balik sa ldo persediaan
peralatan dan mesin per 31
desember 2009)

VI.4. Prosedur Akuntansi Aset Tetap


Akuntansi aset tetap pada SKPD meliputi serangkaian proses, baik manual maupun
terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, sampai peringkasan
transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan yang berkaitan
dengan transaksi aset tetap yang dikuasai/dimiliki SKPD berupa perolehan,
pemeliharaan, rehabilitasi, perubahan klasifikasi, dan penyusutan.

VI.4.1 Dokumen Sumber


Dokumen yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Buku inventaris barang,
2. Berita acara serah terima pekerjaan,
3. Berita acara penilaian,

34
4. Berita acara serah terima barang,
5. Surat keputusan penghapusan,
6. Surat keputusan hibah,
7. Berita acara pemusnahan,
8. Surat keputusan mutasi barang (antar SKPD),
9. Bukti memorial yang merupakan dasar pencatatan ke dalam Jurnal Umum,
10. Bukti lainnya.

VI.4.2 Uraian Prosedur Akuntansi Aset Tetap


1. Fungsi Akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan dokumen sumber mencatat aset
tetap di dalam Jurnal Umum.
2. Aset tetap dicatat berdasarkan nilai perolehan dan bila tidak terdapat nilai
perolehan, aset tetap disajikan dengan nilai yang wajar pada saat perolehan.
3. Aset tetap diakui pada saat tanggal terjadinya transaksi sesuai dengan tanggal
transaksi yang tertera pada dokumen bukti pendukung.
4. Pemeliharaan aset tetap yang bersifat rutin dan berkala tidak dikapitalisasi.
5. Rehabilitasi yang bersifat sedang dan berat dikapitalisasi apabila memenuhi salah
satu kriteria penambahan volume, penambahan kapasitas, peningkatan fungsi,
peningkatan efisiensi, peningkatan masa manfaat, dan memenuhi batasan nilai
kapitalisasi.
6. Perubahan klasifikasi aset tetap dapat berupa perubahan aset tetap ke klasifikasi
selain aset tetap atau sebaliknya.
7. Penyusutan dilakukan untuk menyesuaikan nilai aset tetap sehubungan dengan
penurunan kapasitas dan manfaat aset tetap tersebut. Penyusutan diterapkan
bersamaan dengan penerapan basis akrual.
8. Bukti transaksi mencakup antara lain:
a. Buku inventaris barang,
b. Berita acara serah terima pekerjaan,
c. Berita acara penilaian,
d. Berita acara serah terima barang,
e. Kontrak pengadaan barang/jasa,
f. Surat keputusan penghapusan,
g. Surat keputusan hibah,
h. Berita acara pemusnahan,
i. Surat keputusan mutasi barang (antar SKPD),
j. Bukti memorial,
k. Bukti lainnya.

35
VI.4.3 Standar Jurnal Aset Tetap
Berikut adalah standar Jurnal untuk mencatat transaksi aset tetap di SKPD:

No Transaksi Standar Jurnal


1 Pengakuan aset tetap Dr. Aset Tetap................................................XX
hasil pengadaan/hibah Cr. Diinvestasikan dlm Aset Tetap.....................XX
2 Pelepasan aset tetap Dr. Diinvestasikan dlm Aset Tetap...................XX
Cr. Aset Tetap……….......................................XX
3 Pengakuan konstruksi Dr. Konstruksi dalam Penggerjaan...................XX
dalam pengerjaan Cr. Diinvestasikan dlm Aset Tetap.....................XX
4 Jika konstruksi sudah Dr. Diinvestasikan dlm Aset Tetap...................XX
selesai dilakukan Dr. Gedung.......................................................XX
(misalkan aset yang
Cr. Konstruksi dalam Pengerjaan......................XX
dihasilkan adalah gedung)
Cr. Diinvestasikan dlm Aset Tetap.....................XX
5 Penyusutan (depresiasi) Dr. Diinvestasikan dlm Aset Tetap...................XX
Cr. Akumulasi Depresiasi...................................XX

VI.4.4 Ilustrasi Jurnal


Pada bagian ini diberikan beberapa contoh transaksi aset tetap pada SKPD.
Dinas Kesehatan digunakan sebagai ilustrasi.
Selama tahun anggaran 2016 PPK-SKPD menerima SPJ dari bendahara
pengeluaran yang berkaitan dengan transaksi aset tetap sebagai berikut:
15 Maret 2016 Diterima SP2D LS untuk pembayaran tahap I dari pembangunan
pustu di kecamatan Neglasari senilai Rp300.000.000,00
kepada CV. BB dengan rekening di Bank X. Nilai tersebut
seluruhnya untuk belanja modal pengadaan
konstruksi/pembelian bangunan. Berdasarkan kontrak
dengan pihak ketiga diketahui bahwa total pekerjaan
adalah sebesar Rp980.000.000,00. Pembayaran ini
dibebankan kepada kegiatan pembangunan puskesmas
pembantu. Tanggal pemindahbukuan adalah tanggal 15
Maret 2016.

26 Maret 2016 Diterima SP2D LS untuk pembayaran kegiatan pengadaan


peralatan gedung kantor, yang terdiri dari belanja modal:
Notebook 1 buah Rp. 14.500.000,00
Printer 2 buah Rp. 2.000.000,00
Stabilizer Rp. 500.000,00
Kepada rekening CV. CC di Bank X. Serah terima barang telah
dilakukan pada tanggal 25 Maret 2016.

36
20 Mei 2016 Diterima SP2D LS untuk pembayaran tahap II dari pembangunan
pustu di kecamatan Neglasari senilai Rp500.000.000,00
kepada CV. BB dengan rekening di Bank X. Pembayaran
ini dibebankan kepada kegiatan pembangunan puskesmas
pembantu. Tanggal pemindahbukuan adalah tanggal 18
Mei 2016.

12 Juli 2016 Diterima SP2D LS untuk pembayaran tahap III dari pembangunan
pustu di kecamatan Neglasari senilai Rp180.000.000,00
kepada CV. BB dengan rekening di Bank X. Nilai tersebut
seluruhnya untuk belanja modal pengadaan
konstruksi/pembelian bangunan. Pembayaran ini
dibebankan kepada kegiatan pembangunan puskesmas
pembantu. Tanggal pemindahbukuan adalah tanggal 11
Juli 2016. Serah terima barang dilakukan pada tanggal 5
Juli 2016.
Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat pada Jurnal Umum sebagai Berikut:

TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT

15/3/2016 1.02.1.02.01.1.4.6.02.08 KDP Gedung RS/Puskes mas 300,000,000.00

1.02.1.02.01.3.2.2.06.01 Diinves tasikan dlm As et Tetap-KDP 300,000,000.00


(Pengakuan aset tetap KDP Gedung
berasal dari pembayaran tahap I)

26/3/2016 1.02.1.02.01.1.4.2.11.03 Komputer Notebook 14,500,000.00


1.02.1.02.01.1.4.2.11.04 Printer 2,000,000.00
Diinves tasikan dlm As et Tetap-
1.02.1.02.01.3.2.2.02.0 Peralatan dan Mes in 16,500,000.00
(Pengakuan aset tetap peralatan
dan mesin-komputer)

20/5/2016 1.02.1.02.01.1.4.6.02.08 KDP Gedung RS/Puskes mas 500,000,000.00

1.02.1.02.01.3.2.2.06.01 Diinves tasikan dlm As et Tetap-KDP 500,000,000.00


(Pengakuan aset tetap KDP Gedung
berasal dari pembayaran tahap II)

12/7/2016 1.02.1.02.01.1.4.3.08.02 Gedung Pus kesmas 980,000,000.00

1.02.1.02.01.3.2.2.06.01 Diinves tasikan dlm As et Tetap-KDP 800,000,000.00


Diinves tasikan dlm As et Tetap-
1.02.1.02.01.3.2.2.03.01 Gedung dan Bangunan 980,000,000.00
1.02.1.02.01.1.4.6.02.08 KDP Gedung RS/Puskes mas 800,000,000.00
(Pengakuan aset tetap Gedung dan
perubahan KDP gedung menjadi
aset tetap gedung sebagai akibat
penyelesaian pekerjaan fisik)

37
VI.5. Prosedur Akuntansi Aset Lainnya
Akuntansi aset lainnya pada SKPD meliputi serangkaian proses, baik manual maupun
terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, sampai peringkasan transaksi
dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan yang berkaitan dengan
transaksi aset lainnya pada SKPD.
Aset lainnya terdiri dari aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh
tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, tuntutan perbendaharan/tuntutan ganti rugi
(TP/TGR) yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama dengan
pihak ketiga (kemitraan), dan aset lainnya.

VI.5.1 Dokumen Sumber


Dokumen yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Buku inventaris barang,
2. Berita acara serah terima pekerjaan,
3. Berita acara penilaian,
4. Berita acara serah terima barang,
5. Surat keputusan penghapusan,
6. Surat keputusan hibah,
7. Berita acara pemusnahan,
8. Surat keputusan mutasi barang (antar SKPD),
9. Bukti memorial yang merupakan dasar pencatatan ke dalam Jurnal Umum,
10. Bukti lainnya.

VI.5.2 Uraian Prosedur Akuntansi Aset Tetap


1. Fungsi Akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan dokumen sumber mencatat aset
lainnya di dalam Jurnal Umum.
2. Aset lainnya dicatat berdasarkan nilai perolehan dan bila tidak terdapat nilai
perolehan, aset lainnya disajikan dengan nilai wajar pada saat perolehan.
3. Aset lainnya diakui pada saat tanggal terjadinya transaksi sesuai dengan tanggal
transaksi yang tertera pada dokumen bukti pendukung.
4. Bukti transaksi mencakup antara lain:
a. Buku inventaris barang,
b. Berita acara serah terima pekerjaan,
c. Berita acara penilaian,
d. Berita acara serah terima barang,
e. Surat keputusan penghapusan,
f. Surat keputusan hibah,
g. Berita acara pemusnahan,
h. Surat keputusan mutasi barang (antar SKPD),
i. Bukti memorial,
j. Bukti lainnya.

38
VI.5.3 Standar Jurnal Aset Lainnya
Berikut adalah standar Jurnal untuk mencatat transaksi aset lainnya di SKPD:
No Transaksi Standar Jurnal
1 Pengakuan aset Lainnya Dr. Aset Lainnya...............................................XX
Cr. Diinvestasikan dlm Aset lainnya...................XX
2 Pelepasan aset lainnya Dr. Diinvestasikan dlm Aset Lainnya.................XX
Cr. Aset Lainnya..…….......................................XX

VI.5.4 Ilustrasi Jurnal


Pada bagian ini diberikan contoh transaksi aset lainnya pada SKPD.
Dinas Kesehatan digunakan sebagai ilustrasi.

Selama tahun anggaran 2016 PPK-SKPD menerima SPJ dari bendahara pengeluaran yang
berkaitan dengan transaksi aset lainnya sebagai berikut:
25 Mei 2016 Diterima SP2D LS untuk pembayaran pembelian software Pelayanan
Kesehatan senilai Rp500.000.000,00 pada rekening CV. DD di Bank
Z. Pembayaran ini dibebankan kepada kegiatan peningkatan
pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan. Dalam DPA
Dinas Kesehatan, pembelian software ini dianggarkan pada belanja
barang dan jasa, yaitu belanja jasa konsultansi sistem informasi.
Serah terima barang dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2016.

Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat pengakuan aset lainnya pada Jurnal
Umum sebagai Berikut:

TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT

20/5/2016 1.02.1.02.01.1.6.5.01.01 Software Komputer 500,000,000.00


Diinvestasikan dlm Aset Lainnya-
1.02.1.02.01.3.2.3.05.01 As et Tak Berwujud 500,000,000.00
(Pengakuan aset lainnya pada saat
diperoleh tanggal 20 Mei 2016)

Analisis:

1. Transaksi tanggal 25 Mei 2016 terdiri dari beberapa transaksi, yaitu:


a. Transaksi belanja melalui mekanisme LS, transaksi ini merupakan Prosedur
Akuntansi Selain Kas. PPK-SKPD mencatat transaksi ini dalam Jurnal Umum
sebagai berikut:

39
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT
Belanja Ja sa Konsultansi-Sis tem
25/5/2016 1.02.1.02.01.16.12.5.2.2.19.0 Informasi 500,000,000.00
1.02.1.02.01. 3.4.1.01.06 RK-PPKD 500,000,000.00
(transaksi belanja barang dan jasa
yang berasal dari SP2D LS)

b. Transaksi pengakuan aset lainnya berdasarkan berita acara serah terima


barang pada tanggal 20 Mei 2016. Pengakuan ini dicatat pada Jurnal Umum
sebagaimana contoh di atas.
c. Selain pengakuan aset juga terdapat utang kepada pihak ketiga (rekanan) pada
tanggal 20 Mei 2016, disebabkan telah diserahterimakannya barang dan jasa
namun belum dilakukan pembayaran. Pengakuan utang dicatat sesuai dengan
Prosedur Akuntansi Kewajiban. PPK-SKPD mencatat dalam Jurnal Umum
sebagai berikut:

TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT


Dana yg hrs Dis ediakan utk
Pembayaran Utang Jk Pendek-
20/5/2016 1.02.1.02.01.3.1.5.06.01 Utang Jk Pendek Lainnya 500,000,000.00
1.02.1.02.01.2.1.6.03.01 Utang Jk. Pendek Lainnya 500,000,000.00
(Pengakuan utang karena belum
dilakukannya pembayaran atas
barang dan jasa yang telah
diterima tanggal 20 Mei 2016)

d. Penerbitan SP2D LS pada tanggal 25 Mei 2016 juga mengakibatkan


pelunasan utang kepada rekanan. PPK-SKPD akan mencatat pada Jurnal
Umum sebagai berikut:

TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT

25/5/2016 1.02.1.02.01.2.1.6.03.01 Utang Jk. Pendek Lainnya 500,000,000.00


Dana yg hrs Dis ediakan utk
Pembayaran Utang Jk Pendek-
1.02.1.02.01.3.1.5.06.01 Utang Jk Pendek Lainnya 500,000,000.00
(Pelunasan utang kepada rekanan
melalui penerbitan SP2D LS)

VII. PROSEDUR AKUNTANSI KEWAJIBAN


Akuntansi kewajiban pada SKPD meliputi serangkaian proses, baik manual maupun
terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, sampai peringkasan transaksi

40
dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan yang berkaitan dengan
kewajiban/utang SKPD.
Pada umumnya kewajiban yang timbul dalam transaksi SKPD adalah kewajiban jangka
pendek dalam bentuk utang pemotongan pajak dan utang kepada pihak ketiga yang
berasal dari pengadaan barang/jasa.

VII.1 Dokumen Sumber


Dokumen yang dijadikan sebagai dasar pencatatan transaksi prosedur akuntansi
kewajiban terdiri dari:
1. Surat perintah membayar (SPM) merupakan dokumen yang dibuat oleh
Pengguna Anggaran untuk mengajukan Surat Perintah Pencairan Dana yang
akan diterbitkan oleh Bendahara Umum Daerah/Kuasa Bendahara Umum
Daerah,
2. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) merupakan dokumen yang diterbitkan
oleh Bendahara Umum Daerah/Kuasa Bendahara Umum Daerah untuk
mencairkan uang pada Bank yang telah ditunjuk,
3. Nota debet,
4. Bukti potongan pajak,
5. Surat Setoran Pajak (SSP),
6. Berita acara serah terima barang/jasa
7. Kontrak perjanjian pengadaan barang dan jasa,
8. Bukti memorial yang merupakan dasar pencatatan ke dalam Jurnal Umum,
9. Bukti transaksi lainnya.

Secara ringkas dokumen sumber untuk prosedur akuntansi kewajiban dapat dilihat
pada tabel berikut ini:

No Transaksi Dokumen Sumber Lampiran Dokumen Sumber


1 Penerimaan Utang a. SPM
Pemotongan Pajak 1. Daftar/Bukti Potongan Pajak b. SP2D
2. Bukti memorial

2 Pelunasan Utang
Pemotongan Pajak 1. Surat Setoran Pajak a. SP2D
2. Daftar/Bukti Potongan Pajak b. Bukti pengeluaran lainnya (SPJ)
3. Bukti memorial

3 Pengakuan Utang
karena pengadaan 1. BAST barang/jasa a. SPP
barang/jasa 2. Bukti memorial b. SPM
c. Kontrak pengadaan barang/jasa

4 Pelunasan Utang karena


pengadaan barang/jasa 1. SP2D a. SPM
2. Nota Debet b. Kontrak pengadaan barang/jasa
3. Bukti memorial c. BAST Barang/jasa

41
VII. 2 Uraian Prosedur Akuntansi Kewajiban
1. Fungsi Akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan dokumen sumber mencatat
kewajiban di dalam Jurnal Umum.
2. kewajiban dicatat berdasarkan nilai nominal.
3. kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima dan/atau pada saat kewajiban
timbul.
4. Bukti transaksi mencakup antara lain:
a. Nota debet,
b. Bukti potongan pajak,
c. Surat Setoran Pajak,
d. Berita acara serah terima barang/jasa,
e. Bukti memorial,
f. Bukti lainnya.

VII. 3 Standar Jurnal Kewajiban


Berikut adalah standar Jurnal untuk mencatat transaksi kewajiban di SKPD:
No Transaksi Standar Jurnal
1 Penerimaan Utang Dr. Kas di Bend. Pengeluaran………………….XX
Pemotongan Pajak Cr.Utang Pajak…...............................................XX
2 Pelunasan Utang Dr. Utang Pajak................................................XX
Pemotongan Pajak Cr. Kas di Bend. Pengeluaran..........................XX
3 Pengakuan Utang karena Dana yg harus disediakan untuk pembayaran utang
pengadaan barang/jasa jangka pendek …………......……….XX
Cr.Utang Jangka Pendek Lainnya.....................XX
4 Pelunasan Utang karena Utang Jangka Pendek Lainnya ......……….XX
pengadaan barang/jasa Dana yg harus disediakan untuk pembayaran utang
jangka pendek......................................XX

VII. 4 Ilustrasi Jurnal


Pada bagian ini diberikan beberapa contoh transaksi kewajiban pada SKPD. Dinas
Kesehatan digunakan sebagai ilustrasi.
Selama tahun anggaran 2016 PPK-SKPD menerima SPJ dari bendahara
pengeluaran yang berkaitan dengan transaksi kewajiban sebagai berikut:

8 Januari 2016 Terdapat pembayaran untuk alat tulis kantor senilai


Rp2.500.000,00 dari kegiatan penyediaan alat tulis kantor.
Bendahara pengeluaran memungut PPh 22 sebesar
Rp34.091,00 dan PPN sebesar Rp277.273,00.

42
20 Januari 2016 Bendahara pengeluaran menyetorkan PPh 22 sebesar
Rp34.091,00 dan PPN sebesar Rp277.273,00 yang dipungut
pada tanggal 8 Januari 2016 untuk kegiatan penyediaan alat
tulis kantor.
12 Juli 2016 Diterima SP2D LS untuk pembayaran tahap terakhir dari
pembangunan pustu di kecamatan Neglasari senilai
Rp180.000.000,00 pada rekening CV. BB di Bank X. Nilai
tersebut seluruhnya untuk belanja modal pengadaan
konstruksi/pembelian bangunan. Pembayaran ini dibebankan
kepada kegiatan pembangunan puskesmas pembantu. Nilai
total dari pekerjaan sesuai dengan kontrak adalah
Rp980.000.000,00. Tanggal pemindahbukuan adalah tanggal
11 Juli 2016. Serah terima barang dilakukan pada tanggal 5
Juli 2016.

Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat pada Jurnal Umum sebagai Berikut:

TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT


8/1/2016 1.02.1.02.01.1.1.1.03.01 Kas di Bend. Pengeluaran 311,364.00
1.02.1.02.01.2.1.3.02.01 Utang Pemotongan PPh 22 34,091.00
1.02.1.02.01.2.1.3.03.01 Utang Pemotongan PPN 277,273.00
(penerimaan kas pemotongan pajak
pusat PPh dan PPN)

20/1/2016 1.02.1.02.01.2.1.3.02.01 Utang Pemotongan PPh 22 34,091.00


1.02.1.02.01.2.1.3.03.01 Utang Pemotongan PPN 277,273.00
1.02.1.02.01.1.1.1.03.01 Kas di Bend. Pengeluaran 311,364.00
(penyetoran kas pemotongan pajak
pusat PPh dan PPN)

Dana yg hrs Dis ediakan utk


Pembayaran Utang Jk Pendek-
5/7/2016 1.02.1.02.01.3.1.5.06.01 Utang Jk Pendek Lainnya 180,000,000.00
1.02.1.02.01.2.1.6.03.01 Utang Jk. Pendek Lainnya 180,000,000.00
(Pengakuan utang sebagai akibat
penyelesaian dan penyerahan fisik
gedung dan belum dilakukan
pelunasan pembayaran)

5/7/2016 1.02.1.02.01.2.1.6.03.01 Utang Jk. Pendek Lainny 180,000,000.00


Dana yg hrs Dis ediakan utk
Pembayaran Utang Jk Pendek-
1.02.1.02.01.3.1.5.06.01 Utang Jk Pendek Lainnya 180,000,000.00
(Pelunasan pembayaran untuk
pekerjaan fisik gedung puskesmas)

Analisis:
1. Transaksi pada tanggal 8 Januari 2016, selain merupakan transaksi penerimaan
pemotongan pajak pusat juga merupakan transaksi pengeluaran kas belanja
melalui mekanisme UP/GU/TU. Untuk transaksi pengeluaran kas belanja

43
mekanisme UP/GU/TU mengikuti prosedur akuntansi pengeluaran kas. PPK-
SKPD mencatat dalam Jurnal Pengeluaran Kas sebagai berikut:

TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT

8/1/2016 1.02.1.02.01.01.10.5.2.2.01.0 Belanja Alat Tulis Kantor 2,500,000.00


1.02.1.02.01.1.1.1.03.01 Kas di Bend. Pengeluaran 2,500,000.00

2. Transaksi tanggal 12 Juli 2016 terdiri dari beberapa transaksi, yaitu:


a. Transaksi tanggal 5 Juli 2016 selain menimbulkan adanya utang jangka
pendek, juga mempengaruhi posisi akun aset tetap yaitu pada saat pekerjaan
pembangunan pustu sudah 100% dan sudah diserahterimakan. Hal ini
mengakibatkan adanya pengakuan aset tetap bangunan dan aset dalam
pengerjaan menjadi hilang/hapus. Transaksi ini dicatat sesuai dengan
prosedur akuntansi aset tetap. PPK-SKPD mencatat dalam Jurnal Umum
sebagai berikut:

TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT

5/7/2016 1.02.1.02.01.1.4.3.08.02 Gedung Pus kes mas 980,000,000.00

1.02.1.02.01.3.2.2.06.01 Diinvestasikan dlm Aset Tetap-KDP 800,000,000.00


Diinvestasikan dlm Aset Tetap-
1.02.1.02.01.3.2.2.03.01 Gedung dan Bangu 980,000,000.00
1.02.1.02.01.1.4.6.02.08 KDP Gedung RS/Pus kesmas 800,000,000.00
(Pengakuan aset tetap Gedung dan
perubahan KDP gedung menjadi
aset tetap gedung sebagai akibat
penyelesaian pekerjaan fisik)

b. Transaksi tanggal 11 Juli 2016 pada saat pemindahbukuan dari rekening Kas
Daerah ke rekening rekening selain merupakan transaksi pelunasan
pembayaran kepada Pihak ketiga yang mempengaruhi posisi utang dan
ekuitas dana, juga merupakan transaksi belanja melalui mekanisme LS
(bendahara pengeluaran tidak menerima kas). Transaksi belanja ini dicatat
berdasarkan prosedur akuntansi selain kas. PPK-SKPD akan mencatat pada
Jurnal Umum sebagai berikut:

TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT


Belanja Modal Pengadaan
11/7/2016 1.02.1.02.01.25.02.5.2.3.26.0 Konstruksi Pus kesmas 180,000,000.00
1.02.1.02.01. 3.4.1.01 RK-PPKD 180,000,000.00
(transaksi belanja modal yang
berasal dari SP2D LS)

44
3. Transaksi tanggal 20 Januari 2016 merupakan penyetoran pajak ke kas negara
yang dipungut oleh bendahara pengeluaran.

VIII. PROSEDUR AKUNTANSI KOREKSI TRANSAKSI PENGEMBALIAN


PENDAPATAN DAN BELANJA
Akuntansi koreksi terhadap pengembalian pendapatan dan belanja pada SKPD
meliputi serangkaian proses, baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari
pencatatan, penggolongan, sampai peringkasan transaksi dan/atau kejadian
keuangan serta pelaporan keuangan yang berkaitan dengan koreksi pendapatan dan
belanja SKPD yang mengakibatkan adanya pengembalian yang melibatkan
penerimaan/pengeluaran kas dari/ke rekening Kas Umum Daerah dan/atau rekening
bendahara.
Pengembalian pendapatan pada SKPD merupakan pengembalian yang sifatnya:
1. Berulang (recurring) baik yang terjadi di periode berjalan atau periode sebelumnya,
2. Tidak berulang (non-recurring) tetapi terjadi dalam periode yang berjalan.

Pengembalian belanja yang menyebabkan penerimaan kembali belanja yang terjadi


pada:
1. Periode tahun anggaran berjalan dicatat sebagai pengurang belanja berkenaan,
2. Periode tahun anggaran sebelumnya dicatat sebagai penerimaan pendapatan dan
laporan keuangan sudah diterbitkan.

VIII.1 Dokumen Sumber


Dokumen yang dijadikan sebagai dasar pencatatan transaksi prosedur akuntansi
koreksi pengembalian pendapatan dan belanja terdiri dari:
1. Surat Penyediaan Dana (SPD) merupakan dokumen yang dibuat oleh Pejabat
Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) sebagai media atau surat yang
menunjukkan tersedianya dana untuk diserap/direalisasi,
2. Surat Perintah Membayar (SPM) merupakan dokumen yang dibuat oleh
Pengguna Anggaran untuk mengajukan Surat Perintah Pencairan Dana yang
akan diterbitkan oleh Bendahara Umum Daerah/Kuasa Bendahara Umum
Daerah,
3. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) merupakan dokumen yang diterbitkan
oleh Bendahara Umum Daerah/Kuasa Bendahara Umum Daerah untuk
mencairkan uang pada Bank yang telah ditunjuk,
4. Surat Tanda Setoran (STS) sebagai tanda bukti penyetoran pendapatan dan/atau
tanda bukti penyetoran atas pengembalian belanja ke rekening Kas Daerah,
5. Bukti transfer merupakan dokumen atau bukti atas transfer
penerimaan/pengeluaran daerah,
6. Nota debet bank merupakan dokumen atau bukti dari Bank yang menunjukkan
adanya transfer uang keluar dari rekening kas umum daerah,
7. Nota kredit bank merupakan dokumen atau bukti dari Bank yang menunjukkan
adanya transfer uang masuk ke rekening kas umum daerah,

45
8. Bukti pengesahan SPJ merupakan dokumen yang menyatakan bahwa
pengeluaran melalui UP/GU/TU telah sah dan dapat diakui sebagai belanja
9. Bukti memorial yang merupakan dasar pencatatan ke dalam Jurnal Umum.
Secara ringkas dokumen sumber untuk prosedur akuntansi koreksi pengembalian
pendapatan dan belanja dapat dilihat pada tabel berikut ini:
No Transaksi Belanja Dokumen Sumber Lampiran Dokumen
Sumber
1 Pengembalian a. SKPD/SKR, STS, Tanda
kelebihan 1. SP2D bukti penerimaan
pendapatan 2. Nota debit bank lainnya
3. Bukti pengeluaran lainnya b. SPJ Bendahara
4. Bukti memorial Penerimaan

2 Pengembalian a. SPD, SPP, SPM


kelebihan belanja 1. STS b. SP2D
2. Nota kredit bank
3. Bukti penerimaan lainnya c. SPJ bendahara
4. Bukti memorial pengeluaran

VIII.2 Uraian Prosedur Akuntansi Koreksi Pengembalian Pendapatan


dan Belanja
1. Fungsi Akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi mencatat ke
dalam Jurnal Umum . Transaksi kas lainnya antara lain meliputi:
a. Pengembalian pendapatan pada SKPD merupakan pengembalian yang
sifatnya:
1) Berulang (recurring) baik yang terjadi di periode berjalan atau periode
sebelumnya,
2) Tidak berulang (non-recurring) tetapi terjadi dalam periode yang berjalan.
b. Pengembalian belanja yang menyebabkan penerimaan kembali belanja yang
terjadi pada:
1) Periode tahun anggaran berjalan dicatat sebagai pengurang belanja
berkenaan,
2) Periode tahun anggaran sebelumnya dicatat sebagai penerimaan
pendapatan dan laporan keuangan sudah diterbitkan.
2. Bukti transaksi koreksi pengembalian pendapatan dan belanja mencakup antara
lain:
a. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
b. Surat Tanda Setoran (STS),
c. Nota Kredit,
d. Nota Debit,
e. Bukti Pengeluaran/penerimaan lainnya,
f. Bukti memorial.

46
3. Akuntansi transaksi pengembalian pendapatan dilakukan oleh PPK-SKPD setelah
mendapatkan informasi transfer kas dari BUD.
4. Akuntansi transaksi pengembalian belanja dilakukan oleh PPK-SKPD
berdasarkan SPJ bendahara pengeluaran,
5. Transaksi penyetoran pengembalian belanja/Uang Persediaan ke Kas Daerah.
Transaksi atas koreksi atas penerimaan kembali kelebihan belanja yang terjadi
pada periode pengeluaran belanja, dicatat sebagai pengurang belanja dan
apabila diterima pada periode berikutnya koreksi belanja dicatat sebagai
pendapatan lain-lain.

VIII. 3 Standar Jurnal Koreksi Pengembalian Pendapatan dan Belanja


Berikut adalah standar Jurnal untuk mencatat transaksi koreksi pengembalian
pendapatan dan belanja di SKPD:

No Transaksi Standar Jurnal


1 Pengembalian Kelebihan Pendapatan Dr. Pendapatan......................………………….XX
periode berjalan dan dana belum
disetorkan ke kas daerah Cr.Kas di bend. Penerimaan…........................XX
2 Pengembalian Kelebihan Pendapatan Dr. Pendapatan......................………………….XX
periode berjalan (dana sudah disetorkan ke
kas daerah) atau periode sebelumnya Cr.RK PPKD...…………………........................XX
dimana laporan keuangan belum
diterbitkan
3 Pengembalian kelebihan belanja periode Dr. Kas di Bendahara Pengeluaran................XX
berjalan atau periode sebelumnya dimana
laporan keuangan belum diterbitkan (kas Cr. Belanja......................................................XX
diterima oleh bendahara pengeluaran)

4 Pengembalian kelebihan belanja periode Dr. RK PPKD .................................................XX


berjalan atau periode sebelumnya dimana
laporan keuangan belum diterbitkan, kas Cr. Belanja......................................................XX
tidak diterima oleh Bendahara Pengeluaran
(disetor langsung ke kas daerah)

5 Pengembalian kelebihan belanja periode Dr. RK PPKD .................................................XX


sebelumnya, laporan keuangan sudah
diterbitkan (sudah diaudit), transaksi ini Cr. Pendapatan Lain-lain................................XX
hanya dibukukan di DPPKAD sebagai
SKPD

VIII. 4 Ilustrasi Jurnal


Pada bagian ini diberikan beberapa contoh transaksi koreksi pengembalian
pendapatan dan belanja pada SKPD. DPPAKD sebagai SKPD dan Dinas Kesehatan
digunakan sebagai ilustrasi.

47
VIII.4.1 Pengembalian Pendapatan
Pada tanggal 6 Maret 2016 PPK-SKPD DPPKAD menerima SPJ penerimaan beserta
lampirannya dari Bendahara penerimaan DPPKAD. Dari SPJ dan lampirannya
tersebut diketahui bahwa selama bulan Pebruari 2016 terdapat transaksi
pengembalian pendapatan sebagai berikut:

5 Pebruari 2016 Bendahara penerimaan menerima SP2D-LS sebesar


Rp2.500.000,00 dari BUD tentang pengembalian kelebihan
pendapatan pajak hotel bintang tiga STS No 104 tanggal 2
Januari 2016 (dana dipindahbukukan ke rekening wajib pajak
tanggal 4 Pebruari 2016).

Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat pada Jurnal Umum sebagai Berikut:
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT

4/2/2016 1.20.1.20.06.00.00.4.1.1.01.0 Pajak Hotel Bintang Tiga 2,500,000.00


1.20.1.20.06.3.4.1.01.01 RK PPKD 2,500,000.00
(pengembalian kelebihan
pendapatan hotel bintang tiga)

Analisis:
Transaksi ini tidak mempengaruhi kas yang ada di bendahara penerimaan.
Pengembalian pendapatan ini berasal dari pengeluaran Rekening Kas Daerah ke
Pihak Ketiga/Wajib Pajak.

VIII.4.2 Pengembalian Belanja


Selama tahun anggaran 2016 PPK-SKPD menerima SPJ dari bendahara
pengeluaran yang berkaitan dengan transaksi pengembalian belanja sebagai
berikut:

8 Januari 2016 Terdapat pengembalian belanja yang diterima oleh bendahara


pengeluaran berdasarkan hasil pemeriksaan Inspektorat
terdapat kelebihan pembayaran kepada pihak ketiga atas
pekerjaan Pembangunan Pustu di Kecamatan Periuk pada
pelaksanaan kegiatan pembangunan puskesmas pembantu
TA 2010 sebesar Rp2.000.000,00. PPK sedang menyusun
laporan keuangan TA 2010.
30 Januari 2016 Bendahara pengeluaran menerima pengembalian kelebihan belanja
atas pembayaran snack rapat pada tanggal 28 Januari 2016
sebesar Rp50.000,00 dari PPTK .
2 Agustus 2016 Berdasarkan hasil pemeriksaan Inspektorat terdapat kelebihan
pembayaran kepada pihak ketiga atas pekerjaan
Pembangunan Pustu di Kecamatan Benda pada
pelaksanaan kegiatan pembangunan puskesmas pembantu

48
TA 2010 sebesar Rp100.000,00. Laporan Keuangan telah
diterbitkan. Pengembalian tersebut langsung dibayarkan oleh
Pihak ketiga ke rekening Kas Daerah

10 Nopember 2016 Diterimas STS No.1515 untuk pengembalian kelebihan


pembayaran atas honorarium TKK sebesar Rp2.010,00
untuk bulan Juli 2016 pada kegiatan Penyediaan Jasa
Tenaga Pendukung Administrasi/Teknis Perkantoran pada
program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Pegawai
tersebut menyetorkan kelebihan honorarium langsung ke
rekening Kas Daerah. Tanggal pemindahbukuan adalah
tanggal 9 Nopember 2016.

Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat pada Jurnal Umum sebagai Berikut:

TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT

8/1/2016 1.02.1.02.01.1.1.1.03.01 Kas di Bend. Pengeluaran 2,000,000.00


Belanja Modal Pengadaan
1.02.1.02.01.25.02.5.2.3.26.0 Konstruksi Puskesmas 2,000,000.00
(pengembalian belanja atas
kelebihan pembayaran pihak ketiga
TA 2010)

30/1/2016 1.02.1.02.01.1.1.1.03.01 Kas di Bend. Pengeluaran 50,000.00


1.02.1.02.01.01.17.5.2.2.11.0 Belanja Maka n dan Minum Rapat 50,000.00
(pengembalian belanja atas
kelebihan pembayaran snack rapat
tanggal 28 Januari 2016)

2/8/2016 TIDAK ADA PENJURNALAN

30/1/2016 1.02.1.02.01.3.4.1.01.01 RK-PPKD 50,000.00


1.02.1.02.01.01.19.5.2.1.02.0 Honorarium Pegawai Honorer 50,000.00

(pengembalian belanja atas


kelebihan pembayaran honorarium
pegawai TKK bulan Juli 2016)
Analisis:
1. Transaksi tanggal 8 Januari 2016 merupakan koreksi pengembalian atas belanja
tahun sebelumnya (tahun 2010), namun demikian pada tanggal tersebut laporan
keuangan masih dalam tahap penyusunan, sehingga pengembalian tersebut
mempengaruhi akun belanja modal pada tahun 2010. Untuk penyetoran ke Kas
Daerah, PPK-SKPD akan mencatat pada Jurnal Umum sebagai berikut:

49
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT

8/1/2016 1.02.1.02.01.3.4.1.01.01 RK-PPKD 2,000,000.00


1.02.1.02.01.1.1.1.03.01 Kas di Bend. Pengeluaran 2,000,000.00
(penyetoran pengembalian belanja
atas kelebihan pembayaran pihak
ketiga TA 2010)

2. Transaksi tanggal 30 Januari 2016 merupakan koreksi pengembalian belanja


yang terjadi pada periode berjalan. Untuk penyetoran ke Kas Daerah, PPK-
SKPD akan mencatat pada Jurnal Umum.

TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT

8/1/2016 1.02.1.02.01.3.4.1.01.01 RK-PPKD 50,000.00


1.02.1.02.01.1.1.1.03.01 Kas di Bend. Pengeluaran 50,000.00
(penyetoran pengembalian belanja
atas kelebihan pembayaran snack
rapat tanggal 28 Januari 2016)

3. Transaksi tanggal 2 Agustus 2016 merupakan transaksi pengembalian belanja


yang terjadi pada periode tahun sebelumnya (tahun 2010) dan pada tanggal
tersebut laporan keuangan sudah diterbitkan. Hal ini mengakibatkan realisasi
belanja TA 2010 sudah ditetapkan (tidak bisa diubah). Transaksi ini hanya dicatat
pada DPPKAD selaku SKPD dan Dinas Kesehatan tidak melakukan
pencatatan.

TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT

2/8/2010 1.20.1.20.06.3.4.1.01.01 RK-PPKD 100,000.00


Pendapatan dari Pengembalian
1.20.1.20.06.00.00.4.1.4.10.0 Belanja 100,000.00
(penerimaan pengembalian belanja
atas pembayaran pihak ketiga
tahun 2016)

BUPATI MALUKU TENGGARA

Ir. ANDERIAS RENTANUBUN

50

Anda mungkin juga menyukai