I. UMUM
Akuntansi di SKPD meliputi prosedur akuntansi yang terdiri serangkaian proses,
baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan,
sampai peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan
keuangan dalam rangka mempertanggungjawabkan pelaksanaan APBD oleh SKPD.
Prosedur Akuntansi di SKPD meliputi:
1. Prosedur akuntansi penerimaan kas;
2. Prosedur akuntansi pengeluaran kas;
3. Prosedur akuntansi transaksi kas lainnya;
4. Prosedur akuntansi selain kas;
5. Prosedur akuntansi aset;
6. Prosedur akuntansi kewajiban;
7. Prosedur akuntansi koreksi transaksi pengembalian pendapatan dan belanja.
1
Pada umumnya transaksi pendapatan yang ada di lingkungan SKPD berasal dari
penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD), meliputi:
1. Pajak Daerah;
2. Retribusi Daerah;
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan; dan
4. Lain-lain PAD yang Sah.
2
II.3 Standar Jurnal Transaksi Penerimaan Kas Pendapatan
Berikut adalah standar Jurnal untuk mencatat transaksi penerimaan kas
pendapatan di SKPD:
3
18 Pebruari 2016 Dispenda menerima pendapatan yang berasal dari pembayaran
pajak penerangan jalan umum dari PT PLN yang merupakan
pembayaran untuk bulan Desember 2010 sebesar
Rp100.000.000,00
Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat Jurnal sebagai Berikut:
Analisis:
1. Transaksi tanggal 5 dan 10 Pebruari 2016 merupakan transaksi penerimaan
pendapatan yang biasa dan hanya mempengaruhi akun kas dan akun
pendapatan.
2. Jika pendapatan langsung disetorkan ke rekening Kas Daerah oleh wajib
pajak/wajib retribusi, maka bendahara penerimaan tidak menerima kas terlebih
dahulu. Transaksi ini akan dicatat pada Jurnal Umum.
Contoh adalah transaksi tanggal 5 Pebruari 2016, wajib pajak langsung
menyetorkan ke Kas Daerah dan memberikan tembusan bukti pembayaran
kepada bendahara penerimaan.
4
III. PROSEDUR AKUNTANSI PENGELUARAN KAS
Akuntansi pengeluaran kas pada SKPD meliputi serangkaian proses, baik manual
maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, sampai peringkasan
transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan yang berkaitan
dengan pengeluaran kas belanja SKPD.
Akuntansi pengeluaran kas pada SKPD meliputi akuntansi untuk belanja melalui
mekanisme Uang Persediaan (UP)/Ganti Uang (GU)/Tambah Uang (TU) dan
belanja langsung (LS) dimana bendahara pengeluaran menerima kas untuk
pengeluaran belanja tersebut.
Secara ringkas dokumen sumber untuk prosedur akuntansi pengeluaran kas dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
5
NO TRANSAKSI DOKUMEN SUMBER LAMPIRAN DOKUMEN SUMBER
Belanja dengan SPD, SPP, SPM, SP2D, SPJ & Bukti
1 Bukti Pengesahan SPJ
mekanisme UP/GU/TU Transaksi Lainnya
Belanja dengan
mekanisme LS SP2D, NOTA DEBIT
2 (bendahara pengeluaran BANK & Bukti SPD, SPP, SPM
menerima kas terlebih Pengeluaran Lainnya
dahulu)
6
III.3 Standar Jurnal Transaksi Pengeluaran Kas
Berikut adalah standar Jurnal untuk mencatat transaksi pengeluaran kas di SKPD:
7
2 Januari 2016 Dinas Kesehatan menerima SP2D atas pembayaran gaji Gol. IV
dan III bulan Januari 2016 sebesar Rp1.259.387.500,00 dengan
rincian:
Gaji Pokok 999,510,000.00
Tunjangan Keluarga 97,457,125.00
Tunjangan Jabatan 99,951,000.00
Tunjangan Fungsional Umum 62,469,375.00
Iuran Wajib Pegawai 52,240,000.00
Taperum 22,575,000.00
Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat Jurnal sebagai Berikut:
Analisis:
1. Transaksi tanggal 2 Januari 2016 merupakan transaksi yang berasal dari SP2D
LS, namun dana untuk pembayaran gaji pegawai akan ditransfer terlebih dahulu
ke rekening bendahara pengeluaran dan langsung dipindahbukukan ke rekening
masing-masing pegawai. Untuk meminimalisir ketidakcocokan saldo BKU
dengan saldo rekening koran bendahara pengeluaran, maka transaksi ini dcatat
sebagaimana transaksi SP2D UP/GU/TU yaitu bendahara pengeluaran
menerima kas terlebih dahulu dan kemudian dipergunakan untuk membiayai
pengeluaran. Transaksi penerimaan SP2D tersebut dicatat secara bruto pada
Jurnal Umum, sedangkan transaksi belanja dicatat secara bruto pada jurnal
pengeluaran kas. Pungutan dan penyetoran IWP, Taperum dan PPh gaji PNS
hanya dibukukan oleh PPKD.
8
2. Transaksi tanggal 12 Januari 2016 merupakan transaksi pemberian panjar/uang
muka kegiatan kepada penerima panjar. Transaksi ini menimbulkan piutang
kepada penerima panjar. Sebelum penerima panjar memberikan SPJ hasil
pelaksanaan kegiatan, maka uang yang telah dikeluarkan oleh bendahara
pengeluaran belum bisa dianggap sebagai realisasi belanja. Apabila penerima
panjar telah menyampaikan bukti SPJ kepada bendahara pengeluaran, maka
bendahara pengeluaran akan mencatat pada BKU sebagai penerimaan kembali
panjar dan mencatat pengeluaran belanja sesuai SPJ, sedangkan PPK-SKPD
akan membukukan pada jurnal umum pada akun buku besar kas di bendahara
pengeluaran dan akun piutang lainnya (panjar). Pencatatan belanja berdasarkan
hasil panjar dicatat pada Jurnal Umum. Contoh Pencatatan pada Jurnal Umum:
Akuntansi transaksi kas lainnya pada SKPD meliputi serangkaian proses, baik
manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, sampai
peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan yang
berkaitan dengan penerimaan kas selain dari pendapatan dan pengeluaran kas
selain pengeluaran belanja SKPD.
Contoh dari transaksi penerimaan kas selain pendapatan adalah penerimaan SP2D
UP/GU/TU, penerimaan SP2D LS di mana kas diterima terlebih dahulu oleh
bendahara pengeluaran, penerimaan kas pungutan pajak, dan penerimaan jasa giro
oleh bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran (untuk SKPD yang tidak
memiliki target anggaran penerimaan PAD dari jasa giro).
Contoh dari transaksi pengeluaran kas selain belanja SKPD adalah penyetoran
pendapatan oleh bendahara penerimaan ke rekening Kas Daerah, penyetoran
pengembalian belanja dan jasa giro oleh bendahara penerimaan dan bendahara
pengeluaran (untuk SKPD yang tidak memiliki target anggaran penerimaan PAD
dari jasa giro).
9
IV.1 Transaksi Penerimaan Kas Selain Pendapatan
2 Penerimaan a. SPD
mekanisme LS 1. SP2D b. SPP
(bendahara 2. Nota debit bank c. SPM
pengeluaran menerima 3. Bukti pengeluaran lainnya
kas terlebih dahulu) 4. Bukti memorial
Berikut adalah standar Jurnal untuk mencatat transaksi penerimaan kas selain
pendapatan di SKPD:
11
Pada tanggal 5 Pebruari 2016 PPK-SKPD Dinas Kesehatan menerima SPJ
pengeluaran beserta lampirannya dari Bendahara Pengeluaran Dinas
Kesehatan. Dari SPJ dan lampirannya tersebut diketahui bahwa selama bulan
Januari 2016 Dinas Kesehatan telah melakukan transaksi penerimaan kas selain
pendapatan sebagai berikut:
2 Januari 2016
Dinas Kesehatan menerima SP2D atas pembayaran gaji Gol. IV dan III bula n Januari
2016 sebesar Rp1.259.387.500,00 dengan rincia n:
05 Januari 2016 Terdapat pembaya ran untuk penyediaan bahan obat-obata n senilai Rp2.000.000,00
dari kegiatan pengadaan oba t dan perbekala n kesehatan. Dari pelaksanaan kegia tan
ini bendahara pengeluaran memungut PPN sebesar Rp181.818,00 dan Pph 22
sebesar Rp27.273,00.
Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat Jurnal sebagai Berikut:
12
Analisis:
1. Transaksi pada tanggal 2 Januari 2016 untuk mencatat penerimaan SP2D LS
yang diterima dahulu kasnya oleh bendahara pengeluaran melalui transfer
pada rekening koran. Potongan PFK tidak dicatat pada bendahara pengeluaran
SKPD, namun dicatat pada BUD.
2. Jurnal untuk transaksi tanggal 8 Januari dan 15 Januari 2016 merupakan
ilustrasi jurnal untuk penerimaan kas PPh dan PPN yang dipungut/dipotong
oleh bendahara atas transaksi pengeluaran belanja yang dilakukan. Transaksi
pengeluaran belanja telah diilustrasikan pada Akuntansi Pengeluaran Kas.
Transaksi pengeluaran kas belanja dicatat pada Jurnal Pengeluaran Kas
sebagai berikut:
13
6. Bukti potongan merupakan dokumen bukti atas pemotongan/pungutan pajak
pusat oleh Bendahara Pengeluaran (misalnya PPh, PPN).
7. Rekening koran merupakan laporan transaksi penyetoran dan penarikan
dana pada rekening nasabah bank.
8. Bukti memorial adalah dokumen sumber untuk dasar pencatatan ke dalam
Jurnal Umum.
14
b. Transaksi penyetoran kas pemotongan pajak pusat yang dipungut oleh
bendahara pengeluaran. Transaksi ini merupakan transaksi di luar
anggaran.
c. Transaksi penyetoran jasa giro oleh SKPD yang tidak memiliki target
anggaran penerimaan PAD dari jasa giro. Jasa giro disetor pada akhir
tahun (31 Desember) net setelah biaya administrasi.
d. Transaksi penyetoran pengembalian belanja dan sisa kas SP2D UP/TU
ke Kas Daerah.
2. Bukti transaksi pengeluaran kas selain pengeluaran kas belanja mencakup
antara lain:
a. Surat Perintah pencairan Dana (SP2D);
b. Bukti transfer;
c. Nota debit;
d. STS;
e. SSP;
f. Bukti potongan pajak pusat;
g. Bukti Pengeluaran/penerimaan lainnya;
h. Rekening koran;
i. SPJ Bendahara Penerimaan;
15
IV.2.4 Ilustrasi Jurnal
Pada bagian ini diberikan beberapa contoh transaksi pengeluaran kas selain
belanja. Dinas Kesehatan akan digunakan sebagai ilustrasi SKPD.
Pada tanggal 5 Pebruari 2016 PPK-SKPD Dinas Kesehatan menerima SPJ
penerimaan beserta lampirannya dari Bendahara penerimaan Dinas Kesehatan.
Dari SPJ dan lampirannya tersebut diketahui bahwa selama bulan Januari 2016
Dinas Kesehatan telah melakukan transaksi pengeluaran kas selain belanja
sebagai berikut:
Selain itu, selama tahun anggaran 2016 PPK-SKPD Dinas Kesehatan menerima
SPJ pengeluaran beserta lampirannya dari Bendahara Pengeluaran Dinas
Kesehatan. Dari SPJ dan lampirannya tersebut diketahui bahwa selama tahun
2016 Dinas Kesehatan telah melakukan transaksi pengeluaran kas selain
belanja, diantaranya adalah sebagai berikut:
16
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT
Analisis:
Jika pada tanggal 31 Desember 2016 bendahara pengeluaran memutuskan untuk
menyetorkan sisa uang yang harus dipertanggungjawabkan (sisa UYHD) sebesar
Rp5.000.000,00 ke Kas Daerah, transaksi ini akan dicatat pada Jurnal Umum
sebagai berikut:
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT
17
V. PROSEDUR AKUNTANSI SELAIN KAS
Akuntansi selain kas pada SKPD meliputi serangkaian proses, baik manual maupun
terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, sampai peringkasan
transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan yang berkaitan
dengan transaksi selain kas SKPD.
Prosedur akuntansi ini meliputi penerimaan pendapatan yang tidak melalui
bendahara penerimaan, pengeluaran belanja yang tidak melalui bendahara
pengeluaran, koreksi karena salah pencatatan, pemindahan klasifikasi akun.
Penerimaan pendapatan yang tidak melalui bendahara penerimaan terjadi apabila
wajib pajak daerah, wajib retribusi, atau pihak ketiga menyetorkan langsung ke
rekening Kas Daerah.
Pengeluaran belanja selain kas meliputi pengeluaran belanja melalui mekanisme
belanja (LS) dimana bendahara pengeluaran tidak menerima kas untuk pengeluaran
belanja tersebut, melainkan Kas Daerah langsung melakukan pemindahbukuan
kepada pihak ketiga.
Koreksi karena salah pencatatan meliputi kesalahan dalam mencatat akun
pendapatan, belanja, pembiayaan, aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Koreksi ini
hanya memindahkan klasifikasi akun tanpa ada kas yang terlibat.
18
7. Nota Debet Bank merupakan dokumen atau bukti dari Bank yang
menunjukkan adanya transfer uang keluar dari rekening kas umum daerah.
8. Nota Kredit Bank merupakan dokumen atu bukti dari bank yang menunjukkan
adanya transfer uang masuk ke rekening Kas Umum Daerah.
9. Surat Tanda Setoran (STS) sebagai tanda bukti penyetoran pendapatan dan
rekening Kas Umum Daerah.
10. Berita acara serah terima barang/jasa.
11. Kontrak perjanjian dengan pihak ketiga.
12. Bukti memorial adalah dokumen sumber untuk dasar pencatatan ke dalam
Jurnal Umum.
13. Bukti transaksi lainnya.
Secara ringkas dokumen sumber untuk prosedur akuntansi selain kas dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
No Transaksi Dokumen Sumber Lampiran Dokumen Sumber
3 Koreksi kesalahan
1. STS a. SKPD
2. Nota kredit bank b. SKR
3. SP2D c. Tanda bukti pembayaran
4. Nota debit bank d. BAST barang/jasa
5. Bukti penerimaan/ pengeluaran lainnya e. Kontrak Pengadaan
6. Bukti memorial Barang/Jasa
f. Bukti lainnya
19
3. Transaksi pengeluaran belanja dicatat pada tanggal pemindahbukuan dari
rekening Kas Daerah ke rekening pihak III.
4. Transaki koreksi dicatat pada saat tanggal dilakukannya pengkoreksian oleh
bendahara penerimaan/bendahara pengeluaran.
5. Akuntansi pendapatan dan belanja dilaksanakan berdasarkan asas bruto.
6. Bukti transaksi (dokumen sumber) selain kas mencakup antara lain:
a. Surat Perintah pencairan Dana (SP2D);
b. Surat Tanda Setoran (STS);
c. Bukti transfer;
d. Nota debit bank;
e. Nota kredit;
f. Bukti penerimaan/pengeluaran lainnya;
g. Bukti memorial.
Berikut adalah standar Jurnal untuk mencatat transaksi selain kas di SKPD:
20
5 Pebruari 2016 Berdasarkan STS No 506 tanggal 4 Pebruari, wajib pajak
langsung menyetorkan ke Kas Daerah untuk pembayaran
Pajak Hotel Bintang Tiga sebesar Rp10.000.000,00.
Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat pada Jurnal Umum
sebagai Berikut:
21
26 Maret 2016 Diterima SP2D LS untuk pembayaran kegiatan pengadaan
peralatan gedung kantor, yang terdiri dari belanja modal:
Notebook 1 buah Rp14.500.000,00
Printer 2 buah Rp2.000.000,00
Stabilizer Rp300.000,00
kepada rekening CV. CC di Bank X. Dalam SP2D LS tersebut dinyatakan
bahwa Pajak yang dipungut/dipotong langsung oleh BUD yaitu PPN sebesar
Rp1.545.454,00 dan PPh 22 sebesar Rp309.090,00.
Serah terima barang telah dilakukan pada tanggal 25 Maret 2016.
Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat pada Jurnal Umum
sebagai Berikut:
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT
Analisis:
1. Transaksi tanggal 15 Maret merupakan transaksi belanja yang menghasilkan
aset tetap, walaupun pada tanggal transaksi pelaksanaan pekerjaan belum
sepenuhnya diselesaikan, namun transaksi ini mengakibatkan timbulnya aset
tetap berupa konstruksi dalam pengerjaan. Berdasarkan hal tersebut jurnal
korolari harus dibuat. PPK akan mencatat jurnal korolari pada Jurnal Umum,
dengan sisi debet Konstruksi dalam Pengejaan dan sisi kredit Ekuitas Dana
dengan nilai sebesar jumlah belanja yang telah dikeluarkan (sebagaimana pada
transaksi 15-03-11 di bawah ini. Pada akhir pelaksanaan kegiatan dan sesuai
dengan berita acara serah terima pekerjaan/barang, nilai konstruksi dalam
pekerjaan akan di-reclass ke pada akun aset tetap bangunan. Pencatatan aset
tetap ini dicatat sesuai dengan prosedur akuntansi aset tetap, dengan jurnal
sebagai berikut:
22
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT
Selain terdapat aset tetap, akibat transaksi serah terima barang tanggal 25 Maret 2016,
Dinas Kesehatan juga memiliki utang yang timbul akibat belum dibayarkannya aset dan
barang yang diterima. Nilai utang yang timbul adalah sebesar total nilai aset dan barang
yang diserahkan atau sebesar nilai kontrak perjanjian pengadaan barang/jasa, dalam
ilustrasi kasus ini adalah sebesar Rp17.000.000,00. Transaksi ini termasuk dalam prosedur
akuntansi kewajiban, dan PPK-SKPD mencatat dalam Jurnal Umum sebagai berikut:
23
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT
Dana yg hrs Dis ediakan utk
Pembayaran Utang Jk Pendek-
25/3/2016 1.02.1.02.01.3.1.5.06.01 Utang Jk Pendek Lainnya 17,000,000.00
1.02.1.02.01.2.1.6.03.01 Utang Jk. Pendek Lainnya 17,000,000.00
(pengakuan utang jangka pendek
akibat pengadaan barang)
Pada saat pembayaran pelaksanaan kegiatan pada tanggal 26 Maret 2016 mengakibatkan
hapusnya utang tersebut dari pencatatan, PPK-SKPD mencatat dalam Jurnal Umum sebagai
berikut:
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT
Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat pada Jurnal Umum sebagai Berikut:
24
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT
Analisis:
Pada tanggal 5 Juni 2016 PPK-SKPD Dinas Kesehatan menerima SPJ pengeluaran
beserta lampirannya dari Bendahara Pengeluaran Dinas Kesehatan. Dari SPJ dan
lampirannya tersebut diketahui bahwa selama bulan Juni 2016 Dinas Kesehatan
terdapat koreksi belanja sebagai berikut:
15 Mei 2016 terdapat koreksi belanja atas bukti transaksi No 506 tanggal 28 April
2016. Koreksi terjadi karena bendahara pengeluaran salah
mencatat transaksi pengeluaran belanja penggandaan pada
kegiatan Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat sebesar
Rp1.250.000,00 seharusnya pengeluaran tersebut adalah untuk
belanja cetak.
25
20 Mei 2016 Terdapat koreksi belanja atas bukti transaksi No 327 tanggal 30 Maret
2016. Koreksi terjadi karena bendahara pengeluaran salah
mencatat transaksi belanja makan dan minum rapat pada
kegiatan Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan untuk program
Standarisasi Pelayanan Kesehatan sebesar Rp 500.000,00,
seharusnya pengeluaran tersebut adalah pada kegiatan
kegiatan Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan untuk program
Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin.
Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat pada Jurnal Umum sebagai Berikut:
Analisis:
1. Transaksi tanggal 15 Mei 2016 karena salah pengklasifikasian akun, maka koreksi
dilakukan hanya sebatas pada perubahan klasifikasi dari belanja penggandaan
kepada akun belanja cetak.
2. Transaksi tanggal 20 Mei 2016 karena salah pengklasifikasi program, maka
koreksi dilakukan sebatas pada perubahan kode rekening program dan kegiatan
untuk akun belanja makanan dan minuman rapat. Perubahan tersebut terlihat
dari perubahan kode akun belanja semula 1.02.1.02.01.23.06.5.2.2.11.02
(belanja makanan dan minuman rapat kegiatan Monitoring, Evaluasi dan
Pelaporan Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan) menjadi
1.02.1.02.01.24.10.5.2.2.11.02 (belanja makanan dan minuman rapat kegiatan
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Program Pelayanan Kesehatan Penduduk
Miskin)
26
VI.4.3.3 Koreksi Aset
Pada tanggal 30 Oktober 2016 Bendahara barang Dinas Kesehatan melakukan
inventarisasi, berdasarkan laporan hasil inventarisasi diketahui data sebagai berikut:
30 Oktober 2016 Terdapat 1 buah unit komputer PC dalam aset tetap dalam
kondisi rusak berat. Nilai perolehan komputer PC tersebut
adalah senilai Rp8.000.000,00.
1 unit Komputer Notebook senilai Rp14.500.000,00 dicatat
dalam Komputer PC.
Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat pada Jurnal Umum sebagai Berikut:
Analisis :
1. Transaksi pertama merupakan koreksi aset tetap ke pada aset lainnya. Koreksi ini
selain mengakibatkan perpindahan pada akun aset juga terjadi perubahan pada
ekuitas dana, yaitu dari ekuitas dana diinvestasikan dalam aset tetap kepada
akun ekuitas dana diinvestasikan dalam aset lainnya.
2. Transaksi kedua merupakan koreksi aset dalam obyek aset yang sama yaitu
peralatan dan mesin. Perubahan hanya terjadi pada rincian aset, yaitu dari
Komputer PC kepada Komputer Notebook.
27
VI. PROSEDUR AKUNTANSI ASET
1. Aset Lancar (Current Asset), terdiri dari: Kas, Piutang, dan Persediaan.
2. Aset Tidak Lancar (Non-Currents Asset), terdiri dari: Aset Tetap dan Aset Lainnya.
Akuntansi aset pada SKPD meliputi serangkaian proses, baik manual maupun
terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, sampai peringkasan transaksi
dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan yang berkaitan dengan aset
SKPD.
Khusus untuk aset tetap, transaksi dapat berupa pengadaan, pemeliharaan, rehabilitasi,
perubahan klasifikasi, dan penyusutan serta pelepasan aset tetap yang
dikuasai/digunakan oleh SKPD.
Berdasarkan bukti transaksi yang ada, fungsi akuntansi SKPD membuat bukti
memorial yang sedikitnya memuat informasi sebagai berikut :
1. Tanggal transaksi
2. Jenis/nama aset
3. Kode rekening terkait
4. Klasifikasi aset tetap
5. Nilai aset tetap.
28
1. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) merupakan dokumen yang dibuat oleh
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah/Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan
Pajak Daerah atas Wajib Pajak.
2. Surat Ketetapan Retribusi (SKR) merupakan dokumen yang dibuat oleh Pengguna
Anggaran/Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan Retribusi atas Wajib Retribusi.
3. Berita acara hasil opname/inventarisasi piutang.
4. Bukti memorial adalah dokumen sumber untuk dasar pencatatan ke dalam Jurnal
Umum.
5. Bukti lainnya.
29
NO TRANSAKSI STANDART JURNAL
Pengakuan Piutang di akhir peiode
1
(triwulanan/tahunan) Dr. Piutang................................................XX
Cr. Cadangan Piutang………........................XX
Pada saat awal triwulan/tahun
2 berikutnya, saldo piutang dilakukan Dr. Cadangan Piutang..................................XX
jurnal balik
Cr. Piutang………...........................................XX
Pengakuan Bagian Lancar Tagihan
3 Penjualan Angsuran di akhir periode Dr. Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angs uran..............XX
(triwulan/tahunan)
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya-Tagihan Piutang Penjualan
Angsuran………………………………………......XX
Cr. Cadangan Piutang………...........................XX
Tagihan Penjualan Angsuran.................... XX
Pada saat awal triwulan/tahun
berikutnya, s aldo Bagian Lancar
4 Dr. Cadangan Piutang………....................XX
Penjualan Angsuran dilakukan Jurnal
Balik
Tagihan Penjualan Angsuran............. XX
Cr. Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran...................XX
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya-Tagihan Piutang Penjualan
Angsuran.........XX
5 Pengakuan Bagian Lancar Tuntutan Ganti Dr. Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi.......................................................XX
Rugi di akhir peiode (triwulanan/tahunan)
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya-Tagihan Tagihan Tuntutan Ganti
Rugi…………….XX
Cr. Cadangan Piutang………...........................XX
Tuntutan Ganti Rugi.................................. XX
Pada bagian ini diberikan beberapa contoh transaksi piutang pada SKPD.
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) yang
bertindak sebagai SKPD akan digunakan sebagai ilustrasi.
31 Desember 2016 PPK-SKPD melakukan inventarisasi untuk retribusi pemakaian
kekayaan daerah sewa lahan, hal ini dilakukan dengan
membandingkan antara catatan SKR sewa lahan
30
yang sudah diterbitkan dengan bukti pembayaran SKR.
Berdasarkan hasil pembandingan tersebut diketahui bahwa
masih terdapat SKR yang telah diterbitkan dan belum dibayar
oleh wajib retribusi sebesar Rp1.050.000,00.
Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat pada Jurnal Umum sebagai Berikut:
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT
Analisis:
Pada awal tahun berikutnya saldo pada akun piutang dibuat jurnal balik. Contohnya
pada tanggal tanggal 2 Januari 2012 dibuat jurnal balik (reversing entry) untuk
piutang retribusi. PPK-SKPD mencatat dalam Jurnal Umum sebagai berikut:
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT
1. Barang konsumsi;
2. Barang pakai habis;
3. Barang cetakan;
4. Perangko dan materai;
5. Obat-obatan dan bahan farmasi;
31
6. Amunisi;
7. Bahan untuk pemeliharaan;
8. Suku cadang;
9. Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga;
10. Pita cukai dan leges;
11. Bahan baku ;
12. Barang dalam proses/setengah jadi;
13. Tanah/bangunan/barang lainnya untuk dijual atau diserahkan/dihibahkan kepada
masyarakat;
14. Hewan dan tanaman, untuk dijual atau diserahkan/dihibahkan kepada masyarakat
32
VI.3.4 Ilustrasi Jurnal
Pada bagian ini diberikan beberapa contoh transaksi persediaan pada SKPD. Dinas
Kesehatan digunakan sebagai ilustrasi.
Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat pada Jurnal Umum sebagai Berikut:
33
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT
34
4. Berita acara serah terima barang,
5. Surat keputusan penghapusan,
6. Surat keputusan hibah,
7. Berita acara pemusnahan,
8. Surat keputusan mutasi barang (antar SKPD),
9. Bukti memorial yang merupakan dasar pencatatan ke dalam Jurnal Umum,
10. Bukti lainnya.
35
VI.4.3 Standar Jurnal Aset Tetap
Berikut adalah standar Jurnal untuk mencatat transaksi aset tetap di SKPD:
36
20 Mei 2016 Diterima SP2D LS untuk pembayaran tahap II dari pembangunan
pustu di kecamatan Neglasari senilai Rp500.000.000,00
kepada CV. BB dengan rekening di Bank X. Pembayaran
ini dibebankan kepada kegiatan pembangunan puskesmas
pembantu. Tanggal pemindahbukuan adalah tanggal 18
Mei 2016.
12 Juli 2016 Diterima SP2D LS untuk pembayaran tahap III dari pembangunan
pustu di kecamatan Neglasari senilai Rp180.000.000,00
kepada CV. BB dengan rekening di Bank X. Nilai tersebut
seluruhnya untuk belanja modal pengadaan
konstruksi/pembelian bangunan. Pembayaran ini
dibebankan kepada kegiatan pembangunan puskesmas
pembantu. Tanggal pemindahbukuan adalah tanggal 11
Juli 2016. Serah terima barang dilakukan pada tanggal 5
Juli 2016.
Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat pada Jurnal Umum sebagai Berikut:
37
VI.5. Prosedur Akuntansi Aset Lainnya
Akuntansi aset lainnya pada SKPD meliputi serangkaian proses, baik manual maupun
terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, sampai peringkasan transaksi
dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan yang berkaitan dengan
transaksi aset lainnya pada SKPD.
Aset lainnya terdiri dari aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh
tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, tuntutan perbendaharan/tuntutan ganti rugi
(TP/TGR) yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama dengan
pihak ketiga (kemitraan), dan aset lainnya.
38
VI.5.3 Standar Jurnal Aset Lainnya
Berikut adalah standar Jurnal untuk mencatat transaksi aset lainnya di SKPD:
No Transaksi Standar Jurnal
1 Pengakuan aset Lainnya Dr. Aset Lainnya...............................................XX
Cr. Diinvestasikan dlm Aset lainnya...................XX
2 Pelepasan aset lainnya Dr. Diinvestasikan dlm Aset Lainnya.................XX
Cr. Aset Lainnya..…….......................................XX
Selama tahun anggaran 2016 PPK-SKPD menerima SPJ dari bendahara pengeluaran yang
berkaitan dengan transaksi aset lainnya sebagai berikut:
25 Mei 2016 Diterima SP2D LS untuk pembayaran pembelian software Pelayanan
Kesehatan senilai Rp500.000.000,00 pada rekening CV. DD di Bank
Z. Pembayaran ini dibebankan kepada kegiatan peningkatan
pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan. Dalam DPA
Dinas Kesehatan, pembelian software ini dianggarkan pada belanja
barang dan jasa, yaitu belanja jasa konsultansi sistem informasi.
Serah terima barang dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2016.
Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat pengakuan aset lainnya pada Jurnal
Umum sebagai Berikut:
Analisis:
39
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT
Belanja Ja sa Konsultansi-Sis tem
25/5/2016 1.02.1.02.01.16.12.5.2.2.19.0 Informasi 500,000,000.00
1.02.1.02.01. 3.4.1.01.06 RK-PPKD 500,000,000.00
(transaksi belanja barang dan jasa
yang berasal dari SP2D LS)
40
dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan yang berkaitan dengan
kewajiban/utang SKPD.
Pada umumnya kewajiban yang timbul dalam transaksi SKPD adalah kewajiban jangka
pendek dalam bentuk utang pemotongan pajak dan utang kepada pihak ketiga yang
berasal dari pengadaan barang/jasa.
Secara ringkas dokumen sumber untuk prosedur akuntansi kewajiban dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
2 Pelunasan Utang
Pemotongan Pajak 1. Surat Setoran Pajak a. SP2D
2. Daftar/Bukti Potongan Pajak b. Bukti pengeluaran lainnya (SPJ)
3. Bukti memorial
3 Pengakuan Utang
karena pengadaan 1. BAST barang/jasa a. SPP
barang/jasa 2. Bukti memorial b. SPM
c. Kontrak pengadaan barang/jasa
41
VII. 2 Uraian Prosedur Akuntansi Kewajiban
1. Fungsi Akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan dokumen sumber mencatat
kewajiban di dalam Jurnal Umum.
2. kewajiban dicatat berdasarkan nilai nominal.
3. kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima dan/atau pada saat kewajiban
timbul.
4. Bukti transaksi mencakup antara lain:
a. Nota debet,
b. Bukti potongan pajak,
c. Surat Setoran Pajak,
d. Berita acara serah terima barang/jasa,
e. Bukti memorial,
f. Bukti lainnya.
42
20 Januari 2016 Bendahara pengeluaran menyetorkan PPh 22 sebesar
Rp34.091,00 dan PPN sebesar Rp277.273,00 yang dipungut
pada tanggal 8 Januari 2016 untuk kegiatan penyediaan alat
tulis kantor.
12 Juli 2016 Diterima SP2D LS untuk pembayaran tahap terakhir dari
pembangunan pustu di kecamatan Neglasari senilai
Rp180.000.000,00 pada rekening CV. BB di Bank X. Nilai
tersebut seluruhnya untuk belanja modal pengadaan
konstruksi/pembelian bangunan. Pembayaran ini dibebankan
kepada kegiatan pembangunan puskesmas pembantu. Nilai
total dari pekerjaan sesuai dengan kontrak adalah
Rp980.000.000,00. Tanggal pemindahbukuan adalah tanggal
11 Juli 2016. Serah terima barang dilakukan pada tanggal 5
Juli 2016.
Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat pada Jurnal Umum sebagai Berikut:
Analisis:
1. Transaksi pada tanggal 8 Januari 2016, selain merupakan transaksi penerimaan
pemotongan pajak pusat juga merupakan transaksi pengeluaran kas belanja
melalui mekanisme UP/GU/TU. Untuk transaksi pengeluaran kas belanja
43
mekanisme UP/GU/TU mengikuti prosedur akuntansi pengeluaran kas. PPK-
SKPD mencatat dalam Jurnal Pengeluaran Kas sebagai berikut:
b. Transaksi tanggal 11 Juli 2016 pada saat pemindahbukuan dari rekening Kas
Daerah ke rekening rekening selain merupakan transaksi pelunasan
pembayaran kepada Pihak ketiga yang mempengaruhi posisi utang dan
ekuitas dana, juga merupakan transaksi belanja melalui mekanisme LS
(bendahara pengeluaran tidak menerima kas). Transaksi belanja ini dicatat
berdasarkan prosedur akuntansi selain kas. PPK-SKPD akan mencatat pada
Jurnal Umum sebagai berikut:
44
3. Transaksi tanggal 20 Januari 2016 merupakan penyetoran pajak ke kas negara
yang dipungut oleh bendahara pengeluaran.
45
8. Bukti pengesahan SPJ merupakan dokumen yang menyatakan bahwa
pengeluaran melalui UP/GU/TU telah sah dan dapat diakui sebagai belanja
9. Bukti memorial yang merupakan dasar pencatatan ke dalam Jurnal Umum.
Secara ringkas dokumen sumber untuk prosedur akuntansi koreksi pengembalian
pendapatan dan belanja dapat dilihat pada tabel berikut ini:
No Transaksi Belanja Dokumen Sumber Lampiran Dokumen
Sumber
1 Pengembalian a. SKPD/SKR, STS, Tanda
kelebihan 1. SP2D bukti penerimaan
pendapatan 2. Nota debit bank lainnya
3. Bukti pengeluaran lainnya b. SPJ Bendahara
4. Bukti memorial Penerimaan
46
3. Akuntansi transaksi pengembalian pendapatan dilakukan oleh PPK-SKPD setelah
mendapatkan informasi transfer kas dari BUD.
4. Akuntansi transaksi pengembalian belanja dilakukan oleh PPK-SKPD
berdasarkan SPJ bendahara pengeluaran,
5. Transaksi penyetoran pengembalian belanja/Uang Persediaan ke Kas Daerah.
Transaksi atas koreksi atas penerimaan kembali kelebihan belanja yang terjadi
pada periode pengeluaran belanja, dicatat sebagai pengurang belanja dan
apabila diterima pada periode berikutnya koreksi belanja dicatat sebagai
pendapatan lain-lain.
47
VIII.4.1 Pengembalian Pendapatan
Pada tanggal 6 Maret 2016 PPK-SKPD DPPKAD menerima SPJ penerimaan beserta
lampirannya dari Bendahara penerimaan DPPKAD. Dari SPJ dan lampirannya
tersebut diketahui bahwa selama bulan Pebruari 2016 terdapat transaksi
pengembalian pendapatan sebagai berikut:
Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat pada Jurnal Umum sebagai Berikut:
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT
Analisis:
Transaksi ini tidak mempengaruhi kas yang ada di bendahara penerimaan.
Pengembalian pendapatan ini berasal dari pengeluaran Rekening Kas Daerah ke
Pihak Ketiga/Wajib Pajak.
48
TA 2010 sebesar Rp100.000,00. Laporan Keuangan telah
diterbitkan. Pengembalian tersebut langsung dibayarkan oleh
Pihak ketiga ke rekening Kas Daerah
Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat pada Jurnal Umum sebagai Berikut:
49
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT
50