Anda di halaman 1dari 13

Nama : Asmatina

NPM : 1407110105
Kelas :B

STATISTIK

1. Sejarah Statistik
Statistika adalah suatu metode yang digunakan dalam pengumpulan dan analisis data
dapat diperoleh informasi yang bermamfaat. Statistika menyedikan prinsip dan metodoloi untuk
merancang proses pengumpulan data , meringkas dan menyajikan data yang telah diperoleh ,
menganalisis dan pengambilan keputusan secara ringkas. Secara ringkas pengertian statistika
adalah pengetahuan yang berkaitan dengan pengumpulan angka-angka , pengolahan , dan
penganalisisan , penarikan kesimpulan , serta pembuatan keputusan berdasarkan data dan fakta
yang sudah dianalisis.
Ilmu ini seusia dengan umur peradaban ini, di mana tradisi menghitung merupakan
landasan utama dalam membangun peradaban. Semenjak peradaban Yunani ilmu hitung sudah
diperkenalkan, dan menjadi alat utama dalam proses pengambilan keputusan. Fenomena ini bisa
dilacak dalam tulisan filsof Yunani seperti Aristoteles, maupun Plato yang mengusulkan sistem
pemilihan langsung terhadap pejabat publik di mana di kemudian hari dikenal dengan demokrasi
langsung. Untuk menghitung siapa yang paling diterima oleh masyarakat dalam pemilihan
tersebut maka aspek ilmu hitung menjadi dasar alat pembenar. Penggunaan Statistika sudah
dikenal sebelum abad 18, pada saat itu negara-negara Babilon, Mesir dan Roma mengeluarkan
catatan tentang nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan dan jumlah anggota keluarga. Kemudian
pada tahun 1500, pemerintahan Inggris mengeluarkan catatan mingguan tentang kematian dan
tahun 1662, dikembangkan catatan tentang kelahiran dan kematian. Baru pada tahun 1772
1791, G. Achenwall menggunakan istilah statistika sebagai kumpulan data tentang negara. Tahun
1791 1799, Dr .E.A.W Zimmesman mengenalkan kata statistika dalam bukunya Statistical
Account of Scotland. Tahun 1981 1935 R. Fisher mengenalkan analisavarians dalam literatur
statistiknya.
Ilmu hitung kemudian berkembang pesat lagi pada masa imperium Romawi. Angka
angka yang disimbolkan dalam peradaban Yunani dikembangkan dengan symbol Romawi. Meski
angka Romawi tidak praktis, dalam batas tertentu memberikan pengaruh yang luas bagi
perkembangan ilmu hitung. Angka Romawi mampu memberikan lambing terhadap angka dalam
jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan angka Yunani. Puncak peradaban ilmu hitung
menjadi semakin cepat manakala tradisi Arab mengenalkan simbol angka yang sederhana dan
fleksibel.
Angka Arab mampu menyederhanakan simbol menjadi simbol yang mudah dimengerti
dan dapat digunakan secara berulang secara mudah. Misal, untuk mengungkapkan angka 100,
maka cukup hanya menggunakan 2 simbol saja yang sudah dipakai sebelumnya, demikian pula
kalau harus menyebut angka 1 trilyun, angka yang dipakai tetap 1 dan 0, tinggal memperbanyak
0-nya saja. Sangat berbeda dengan angka Romawi, setiap perubahan persepuluhan harus
dikenalkan simbol baru, yang kemudian tidak dijadikan basis pembuatan angka secara konsisten.
Puncak peradaban ilmu hitung mengalami perkembangan yang sangat pesat, tatkala tradisi Arab
memperkenalkan simbol baru angka 0. Angka ini seakan telah menjadi angka mujizat dalam
sejarah peradaban ilmu hitung, sebab dengan ditemukannya angka 0, maka akan mempersingkat
penulisan-penulisan yang berbasis ribuan sampai tak terhingga. Bayangkan bagaimana menulis
simbol satu trilyun jika menggunakan symbol Romawi. Inilah salah satu sumbangan tradisi Islam
dan Arab yang sering dilupakan oleh orang.
Ilmu Statistik sebagai bentuk aplikasi dan terapkan ilmu hitung sebagai ilmu murni juga
mengalami perkembangan seiring dengan semakin berkembang ilmu hitung. Statistik yang lebih
menekankan pada tradisi mencatat dan menyusun, memungkinkan ilmu ini mulai dilirik orang
dalam konteks untuk mempergunakan hasil pencatatan dan penyusunan untuk mendapatkan pola.
Pola ini menjadi sangat penting untuk dilihat, manakala manusia dihadapkan pada pergerakan
peradaban manusia yang semakin kompleks, yang juga berarti jumlah data juga sangat kompleks,
hampir setiap detik terdapat peristiwa yang lahir, dan harus didokumentasi. Semakin tersebarnya
data, menjadikan banyak fihak perlu mendapatkan data yang sahih, namun mudah dimengerti
dan memiliki akurasi yang baik dalam dokumentasinya. Statistik merupakan satu-satunya ilmu
yang bisa menawarkan pada tradisi mencatat ini.
Penggunaan istilah statistika berakar dari istilah istilah dalam bahasa latin modern
statisticum collegium (dewan negara) dan bahasa Italia statista (negarawan atau politikus).
Gottfried Achenwall (1749) menggunakan Statistik dalam bahasa Jerman untuk pertama kalinya
sebagai nama bagi kegiatan analisis data kenegaraan, dengan mengartikannya sebagai ilmu
tentang negara (state). Pada awal abad ke-19 telah terjadi pergeseran arti menjadi ilmu
mengenai pengumpulan dan klasifikasi data. Sir John Sinclair memperkenalkan nama
(Statistics) dan pengertian ini ke dalam bahasa Inggris. Jadi, statistika secara prinsip mula-mula
hanya mengurus data yang dipakai lembaga-lembaga administratif dan pemerintahan.
Pengumpulan data terus berlanjut, khususnya melalui sensus yang dilakukan secara teratur untuk
memberi informasi kependudukan yang berubah setiap saat.
Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 statistika mulai banyak menggunakan bidang-
bidang dalam matematika, terutama peluang. Cabang statistika yang pada saat ini sangat luas
digunakan untuk mendukung metode ilmiah, statistika inferensi, dikembangkan pada paruh
kedua abad ke-19 dan awal abad ke-20 oleh Ronald Fisher (peletak dasar statistika inferensi),
Karl Pearson (metode regresi linear), dan William Sealey Gosset (meneliti problem sampel
berukuran kecil). Penggunaan statistika pada masa sekarang dapat dikatakan telah menyentuh
semua bidang ilmu pengetahuan, mulai dari astronomi hingga linguistika. Bidang-bidang
ekonomi, biologi dan cabang-cabang terapannya, serta psikologi banyak dipengaruhi oleh
statistika dalam metodologinya. Akibatnya lahirlah ilmu-ilmu gabungan seperti ekonometrika,
biometrika (atau biostatistika), dan psikometrika.
Meskipun ada pihak yang menganggap statistika sebagai cabang dari matematika, tetapi
sebagian pihak lainnya menganggap statistika sebagai bidang yang banyak terkait dengan
matematika melihat dari sejarah dan aplikasinya. Di Indonesia, kajian statistika sebagian besar
masuk dalam fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, baik di dalam departemen
tersendiri maupun tergabung dengan matematika.

a. Perbedaan statistik dan statistika


Definisi Statistik
Statistik adalah kumpulan data yang bisa memberikan gambaran tentang suatu keadaan.
Definisi Statistika
Statistika adalah ilmu yang mempelajari statistik, yaitu ilmu yang mempelajari
bagaimana caranya mengumpulkan data, mengolah data, menyajikan data, menganalisis
data, membuat kesimpulan dari hasil analisis data dan mengambil keputusan berdasarkan
hasil kesimpulan.
b. Pembagian Statistika
Statistika Deskriptif
Statistika deskriptif adalah statistika yang mempelajari bagaimana caranya
mengumpulkan data, mengolah data, menyajikan data, menganalisis data
Statistika Induktif (Inferens)
Statistika inferens adalah statistika yang mempelajari bagaimana caranya mengumpulkan
data, mengolah data, menyajikan data, menganalisis data, membuat kesimpulan dan
mengambil keputusan

c. Kegunaan dan Fungsi Statistik


Fungsi Statistik.
Secara singkat dapat dikemukakan bahwa Statistik sebagai ilmu pengetahuan pada
dasarnya berfungsi sebagai ALAT BANTU. Misalnya: (a) Sebagai alat bantu untuk
meringkas laporan, baik laporan administratip maupun laporan hasil penelitian ilmiah,
yang berupa atau terdiri dari angka-angka atau bilangan-bilangan; (b) Sebagai alat bantu
di dalam menyusun perencanaan, terutama perencanaan yang memerlukan bahan-bahan
keterangan yang berupa angka-angka; (c) Sebagai alat bantu di dalam mengadakan
evaluasi atau penilaian terhadap suatu gejala, peristiwa atau keadaan, dan lain
sebagainya.
Kegunaan Statistik.
Di antara kegunaan Statistik sebagai ilmu pengetahuan adalah:
- Untuk menggambarkan keadaan, baik secara umum amupun secara khusus;
- Untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan (pasang-surut) dari waktu ke
waktu;
- Untuk mengetahui permandingan (membandingkan) antara gejala yang satu dengan
gejala yang lain;
- Untuk menilai keadaan dengan jalan menguji perbedaan antara gejala yang satu
dengan gejala yang lain;
- Untuk menilai keadaan dengan jalan mencari hubungan antara gejala yang satu
dengan gejala yang lain;
- Untuk menjadi dasar atau pedoman, baik di dalam menarik kesimpulan, mengambil
keputusan, serta memperkirakan terjadinya sesuatu hal atas dasar bahan-bahan
keterangan (data) yang telah berhasil dihimpun, dan lain sebagainya.
Statistik dipelajari di berbagai bidang ilmu karena statistik adalah sekumpulan alat
analisis data yang dapat membantu pengambil keputusan untuk mengambil keputusan
berdasarkan hasil kesimpulan pada analisis data dari data yang di kumpulkan. Selain
itu juga dengan statistik kita bisa meramalkan keadaan yang akan datang berdasakan
data masa lalu.

Sejarah Singkat Statistika (awal muncul statistik)


Penggunaan istilah statistika berakar dari istilah istilah dalam bahasa latin moderen
statisticum collegium (dewan negara) dan bahasa Italia statista (negarawan atau politikus).
Gottfried Achenwall (1749) menggunakan Statistik dalam bahasa Jerman untuk pertama kalinya
sebagai nama bagi kegiatan analisis data kenegaraan, dengan mengartikannya sebagai ilmu
tentang negara (state). Pada awal abad ke-19 telah terjadi pergeseran arti menjadi ilmu
mengenai pengumpulan dan klasifikasi data. Sir John Sinclair memperkenalkan nama
(Statistics) dan pengertian ini ke dalam bahasa Inggris. Jadi, statistika secara prinsip mula-mula
hanya mengurus data yang dipakai lembaga-lembaga administratif dan pemerintahan.
Pengumpulan data terus berlanjut, khususnya melalui sensus yang dilakukan secara teratur untuk
memberi informasi kependudukan yang berubah setiap saat.
Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 statistika mulai banyak menggunakan bidang-
bidang dalam matematika, terutama probabilitas. Cabang statistika yang pada saat ini sangat luas
digunakan untuk mendukung metode ilmiah, statistika inferensi, dikembangkan pada paruh
kedua abad ke-19 dan awal abad ke-20 oleh Ronald Fisher (peletak dasar statistika inferensi),
Karl Pearson (metode regresi linear), dan William Sealey Gosset (meneliti problem sampel
berukuran kecil). Penggunaan statistika pada masa sekarang dapat dikatakan telah menyentuh
semua bidang ilmu pengetahuan, mulai dari astronomi hingga linguistika. Bidang-bidang
ekonomi, biologi dan cabang-cabang terapannya, serta psikologi banyak dipengaruhi oleh
statistika dalam metodologinya. Akibatnya lahirlah ilmu-ilmu gabungan seperti ekonometrika,
biometrika (atau biostatistika), dan psikometrika.
Meskipun ada kubu yang menganggap statistika sebagai cabang dari matematika, tetapi
orang lebih banyak menganggap statistika sebagai bidang yang banyak terkait dengan
matematika melihat dari sejarah dan aplikasinya. Di Indonesia, kajian statistika sebagian besar
masuk dalam fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, baik di dalam departemen
tersendiri maupun tergabung dengan matematika.
Istilah statistika sudah sangat tua. Statistika bermula sebagai suatu cara berhitung untuk
membantu pemerintah yang ingin mengetahui kekayaan dan banyaknya warganya dalam usaha
menarik pajak atau pun berperang. William si penakluk memerintahkan diadakannya survey di
seluruh Inggris untuk tujuan pajak dan tugas kemiliteran. Hasil Survey ini dikumpulkan dalam
sebuah kumpulan yang disebut Domesday Book.
Beberapa abad setelah Domesday Book, ditemukan suatu penerapan peluang empirik
dalam asuransi perkapalan, yang tampaknya sudah tersedia bagi kapal-kapal bangsa Flem pada
abad ke-14. Perjudian, dalam bentuk permainan, telah mengantarkan kita ke teori peluang. Teori
ini pertama kali dikembangkan oleh Pascal dan Fermat sekitar abad ke-17, karena mereka
tertarik pada pengalaman-pengalaman judi Chevalier de Mere.
Kurva normal telah terbukti sangat penting dalam pengembangan statistika. Persamaan
kurva ini pertama kali diumumkan pada tahun 1733 oleh de Moivre. De Moivre sama sekali
tidak tahu bagaimana menerapkan penemuannya tersebut pada data hasil percobaan, dan
karyanya ini tetap tidak diketahui sampai Karl Pearson menemukannya di suatu perpustakaan
pada tahun 1924. Walaupun demikian, hasil yang sama dikembangkan kemudian oleh dua
astronom matematik, Laplace, 1749-1855 dan Gauss, 1777-1855, secara terpisah.
Pada abad ke-19 Charles Lyell telah mengajukan suatu argumentasi yang pada dasarnya
bersifat statistik terhadap suatu masalah geologi. Dalam periode 1830-1833, diterbitkan 3 jilid
Principles of Geology karya Lyell, yang mengurutkan batu-batuan zaman Tertier, serta sekaligus
memberi nama pada masing-masing batuan. Bersama dengan M.Deshayes, seorang ahli biologi
dari Prancis, mereka mengidentifikasikan dan mendaftarkan spesies-spesies fosil yang terdapat
dalam satu atau lebih strata, dan meramalkan proporsi jenis-jenis yang masih hidup di bagian-
bagian laut tertebtu. Berdasarkan proporsi-proporsi tersebut mereka memberi nama Pleistosen,
Pliosen, Miosen, dan Eosen. Argumentasi Lyell sesungguhnya bersifat statistika. Sayangnya
setelah ditetapkan dan diterimanya nama-nama tersebut, metodenya segera dilupakan orang. Hal
ini terjadi baik di bidang ilmu-ilmu biologi maupun fisika.
Pada abad ke-19 pula, perlunya landasan yang lebih kokoh bagi statistika menjadi
semakin jelas. Karl Pearson, seorang ahli fisika matematik, menerapkan matematika pada
biologi. Pearson melewatkan hampir setengah abad dalam penelitian statistika yang serius. Di
samping itu, ia juga mendirikan jurnal Biometrika dan sebuah aliran statistika. Dengan demikian
kajian statistika memperoleh dorongan besar.
Sementara Pearson hanya memperhatikan contoh besar (large samples), teori sampel
besar yang dikembangkan ternyata tidak memuaskan peneliti yang selalu berhubungan dengan
sampel kecil (small samples). Di antara mereka adalah W.S. Gosset, 1876-1937, murid Karl
Pearson. Namun kemampuan matematika Gosset belum memadai untuk mendapatkan sebaran-
sebaran pasti dari simpangan baku sampel, rasio antara rata-rata sampel dengan simpangan baku
sampel, dan koefisien korelasi; statistik-statistik yang paling banyak diperhatikannya. Akibatnya,
ia terpaksa mendasarkan pada kartu; mengocok, mengambil, dan kemudian membuat sebaran
frekuensi empiriknya. Makalah yang membuat hasil penelitiannya ini muncul dalam Biometrika
pada tahun 1908, dan ia menggunakan nama student. Sekarang ini sebaran t-Student merupakan
alat dasar bagi statistikawan dan peneliti; dan me-student-kan merupakan istilah yang lazim
dalam statistika. Kini penggunaan sebaran t-Student begitu meluas, dan menarik untuk
diperhatikan bahwa seorang astronom Jerman, Helmert, telah mendapatkannya secara
matematika jauh sebelumnya, yaitu pada tahun 1875.
R.A. Fisher, 1890-1962, yang dipengaruhi oleh Karl Pearson dan Student, memberikan
sumbangan yang sangat banyak dan penting bagi statistika. Ia dan murid-muridnya memberikan
dorongan yang besar bagi penggunaan prosedur-prosedur statistika dalam banyak bidang,
terutama dalam bidang-bidang pertanian, biologi, dan genetika.
J.Neyman (1895) dan E.S.Pearson (1895), mengemukakan teori pengujian hipotesis pada
tahun 1936 dan 1938. Teori ini meransang sejumlah besar penelitian dan banyak hasilnya
mempunyai kegunaan praktis.
Pada tahun 1902-1950, Abraham Wald menulis dua buku yang sangat bermanfaat hingga
saat ini, yakni Sequential Analysis dan Statistical Decision Functions. Dalam abad inilah
(hingga saat ini) hampir semua metode statistika yang kini digunakan itu dikembangkan.
Dalam arti sempit statistik dapat diartikan sebagai data, tetapi dalam arti luas statistik dapat
diartikan sebagai alat. Alat untuk analisis dan alat untuk membuat keputusan. Statistik dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Selanjutnya statistik
inferensial dapat dibedakan menjadi statistik parametris dan non parametris.
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis
suatu hasil penelitian. Statistik inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis
data sampel, dan hasilnya akan digeneralisasikan (diinferensikan) untuk populasi di mana sampel
di ambil.
Terdapat dua macam statistik inferensial, yaitu; statistik parametris digunakan untuk
menganalisis data interval atau rasio, yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal.
Sedangkan statistik non parametris digunakan untuk menganalisis data nominal dan ordinat dari
populasi yang bebas distribusi.

Konsep dasar
Dalam mengaplikasikan statistika terhadap permasalahan sains, industri, atau sosial,
pertama-tama dimulai dari mempelajari populasi. Makna populasi dalam statistika dapat berarti
populasi benda hidup, benda mati, ataupun benda abstrak. Populasi juga dapat berupa
pengukuran sebuah proses dalam waktu yang berbeda-beda, yakni dikenal dengan istilah deret
waktu.
Melakukan pendataan (pengumpulan data) seluruh populasi dinamakan sensus. Sebuah
sensus tentu memerlukan waktu dan biaya yang tinggi. Untuk itu, dalam statistika seringkali
dilakukan pengambilan sampel (sampling), yakni sebagian kecil dari populasi, yang dapat
mewakili seluruh populasi. Analisis data dari sampel nantinya digunakan untuk menggeneralisasi
seluruh populasi.
Jika sampel yang diambil cukup representatif, inferensial (pengambilan keputusan) dan
simpulan yang dibuat dari sampel dapat digunakan untuk menggambarkan populasi secara
keseluruhan. Metode statistika tentang bagaimana cara mengambil sampel yang tepat dinamakan
teknik sampling.
Analisis statistik banyak menggunakan probabilitas sebagai konsep dasarnya hal terlihat
banyak digunakannya uji statistika yang mengambil dasar pada sebaran peluang. Sedangkan
matematika statistika merupakan cabang dari matematika terapan yang menggunakan teori
probabilitas dan analisis matematika untuk mendapatkan dasar-dasar teori statistika.
Ada dua macam statistika, yaitu statistika deskriptif dan statistika inferensial. Statistika
deskriptif berkenaan dengan deskripsi data, misalnya dari menghitung rata-rata dan varians dari
data mentah; mendeksripsikan menggunakan tabel-tabel atau grafik sehingga data mentah lebih
mudah dibaca dan lebih bermakna. Sedangkan statistika inferensial lebih dari itu, misalnya
melakukan pengujian hipotesis, melakukan prediksi observasi masa depan, atau membuat model
regresi.
Statistika deskriptif berkenaan dengan bagaimana data dapat digambarkan
dideskripsikan) atau disimpulkan, baik secara numerik (misalnya menghitung rata-rata
dan deviasi standar) atau secara grafis (dalam bentuk tabel atau grafik), untuk
mendapatkan gambaran sekilas mengenai data tersebut, sehingga lebih mudah dibaca dan
bermakna.
Statistika inferensial berkenaan dengan permodelan data dan melakukan pengambilan
keputusan berdasarkan analisis data, misalnya melakukan pengujian hipotesis, melakukan
estimasi pengamatan masa mendatang (estimasi atau prediksi), membuat permodelan
hubungan (korelasi, regresi, ANOVA, deret waktu), dan sebagainya.

2. Pengertian Biostatistik
Biostatistik adalah data atau informasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan.
Statistik kesehatan sangat bermanfaat untuk kepentingan administratif, seperti merencanakan
program pelayanan kesehatan, menentukan alternatif penyelesaian masalah kesehatan, dan
melakukan analisis tentang berbagai penyakit selama periode waktu tertentu. Statistik kesehatan
dikenal dengan istilah biostatistik. Biostatistik terdiri dari dua kata dasar yaitu bio dan
statistik. Bio berarti hidup, sedangkan statistik adalah kumpulan angka-angka. Sehingga secara
harfiah biostatistik adalah kumpulan angka-angka tentang kehidupan.

3. Jenis-Jenis Biostatistik
Statistik secara umum dibagi menjadi dua jenis yaitu statistic deskriptif dan statistik
inferensial.
a. Statistik Deskriptif
Kegiatan mulai dari pengumpulan data, pengolahan, sampai mendapatkan informasi dengan
jalan menyajikan dan analisis data yang telah terkumpul. Tujuan dari statistik deskriptif
adalah memberikan gambaran tentang keadaan yang berkaitan dengan penyakit atau masalah
kesehatan berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Untuk data numerik informasi yang
diberikan berupa perhitungan nilai tengah (mean, median, modus), nilai variasi. Sedangkan
untuk data kategori informasinya adalah nilai proporsi/persentase.
b. Statistik Inferensial /statistik Induktif
c. Tujuan dari statistik inferensial adalah untuk menarik kesimpulan cirri-ciri populasi
berdasarkan data yang diperoleh melalui sampel. Statistik inferensial merupakan kumpulan
cara atau metode yang dapat mengeneralisasikan nilai-nilai dari sampel dikumpulkan
menjadi nilai populasi. Hal ini dilakukan dengan menggunakan teori estimasi atau uji
hipotesis.
4. Pengertian Data
Menurut Luknis Sabri dan Sutanto. P.H (2010). Data adalah bentuk jamak (plural) dari
kata dotum, data adalah himpunan angka yang merupakan nilai dari unit sampel kita sebagai
hasil mengamati/mengukurnya.
Sutanto (2007). Mengemukakan data adalah merupakan kumpulan angka/huruf hasil dari
penelitian terhadap staf/karakteristik yang akan kita teliti. Data merupakan materi mentah yang
membentuk semua laporan riset (Dempsey, 2002). Jadi dari pengertian di atas dapat saya
simpulakan bahwa Data adalah sekumpulan informasi yang biasanya berbentuk angka yang
dihasilkan dari pengukuran atau penghitungan.

5. Jenis-Jenis Data
a. Jenis Data Menurut Cara Memperolehnya
Data Primer
Data primer adalah secara langsung diambil dari objek / obyek penelitian oleh peneliti
perorangan maupun organisasi. Contoh : Mewawancarai langsung penonton bioskop 21
untuk meneliti preferensi konsumen bioskop.
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian.
Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan
berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial. Contohnya
adalah pada peneliti yang menggunakan data statistik hasil riset dari surat kabar atau
majalah.

b. Macam-Macam Data Berdasarkan Sumber Data


Data Internal
Data internal adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu organisasi
secara internal. Misal : data keuangan, data pegawai, data produksi, dsb.
Data Eksternal
Data eksternal adalah data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang ada di luar
organisasi. Contohnya adalah data jumlah penggunaan suatu produk pada konsumen,
tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk, dan lain sebagainya.

c. Klasifikasi Data Berdasarkan Jenis Datanya


Data Kualitatif adalah data yang berbentuk kualitas, seperti penyataan terhadap KB
yang dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu : setuju, kurang setuju, tidak setuju).
Berbentuk kata-kata atau pengkategorian. Dalam mengolah data mengunakan
komputer, kategori tersebut harus dilakuka proses coding terlebih dahulu. Misalkan
: untuk setuju di beri kode 2, kurang setuju diberi kode 1 dan tidak setuju diberi kode
0. Data Kualitatif disebut juga dengan data kategori.
Data Kuantitatif. Data dalam bentuk bilangan (numerik), misalnya : jumlah balita
yang mendapatkan imunisasi, Berat Badan Bayi. Diperoleh dengan cara menghitung
maupun mengukur. Data Kuantitatif disebut juga dengan data numerik.

d. Pembagian Jenis Data Berdasarkan Sifat Data


Data Literal (diskrit) adalah data yang berbentuk bilangan bulat, misalnya : Jumlah anak
dalam keluarga, jumlah penyakit TBC, jumlah kecelakaan jalan raya. Diperoleh dengan cara
menghitung.
Data Kontinyu adalah data yang berbentuk rangkaian data, nilainya berbentuk desimal.
Misalnya : Tinggi Badan, Berat Badan, Tekanan Darah. Diperoleh dengan cara mengukur.

e. Jenis-jenis Data Menurut Waktu Pengumpulannya


Data Cross Section
Data cross-section adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu. Contohnya
laporan keuangan per 31 desember 2006, data pelanggan PT. angin ribut bulan mei 2004,
dan lain sebagainya.
Data Time Series / Berkal
Data berkala adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu atau
periode secara historis. Contoh data time series adalah data perkembangan nilai tukar
dollar amerika terhadap euro eropa dari tahun 2004 sampai 2006, jumlah pengikut
jamaah nurdin m. top dan doktor azahari dari bulan ke bulan, dll.

6. Langkah-Langkah Umum Dalam Metode Deskriptif


Secara singkat dapat diketahui terdapat beberapa langkah-langkah dalama metode
penelitian deskriptif, yakni 1) Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk
dipecahkan melalui metode deskriptif; 2) Membatasi dan merumuskan permasalahan secara
jelas; 3) Menentukan tujuan dan manfaat penelitian; 4) melakukan studi pustaka yang berkaitan
dengan permasalahan; 5) menentukan kerangka berfikir dan pertanyaan penelitian dan atau
hipotesis penelitian; 6) mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk
menentukan populasi, sampel, teknik sampling, instrument pengumpulan data, dan menganalisis
data; 7) mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik
statistik yang relevan; dan membuat laporan penelitian.
Untuk lebih rincinya, Nazir (1988: 73-74) mengungkapakan terdapat berbagai langkah yang
sering diikuti adalah sebagai berikut:
Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan masalah
tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada

Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari penelitian harus
konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah

Memberikan limitasi dari area atau scope atau sejauh mana penelitian deskriptif tersebut
akan dilaksanakan. Termasuk di dalamnya daerah geografis di mana penelitian akan
dilakukan, batasan-batasan kronologis, ukuran tentang dalam dangkal serta sebarapa utuh
daerah penelitian tersebut akan dijangkau

Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka perlu dirumuskan
kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunkan dalam bentuk
hipotesa-hipotesa untuk diverifikasikan. Bagi ilmu sosial yang telah berkembang baik,
maka kerangka analisa dapat dijabarkan dalam bentuk-bentuk model matematika

Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah yang


ingin dipecahkan

Merumuskan hipotesa-hipotesa yang ingin diuji, baik secara eksplisit maupun secara
implisit

Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data, gunakan teknik pengumpulan data
yang cocok untuk penelitian
Membuat tabulasi serta analisa statistik dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan.
Kurangi penggunaan statistik sampai kepada batas-batas yang dapat dikerjakan dengan
unit-unit pengukuran sepadan

Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang ingin
diselidiki serta dari data yang diperoleh serta referensi khas terhadap masalah yang ingin
dipecahkan

Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesa-hipotesa yang ingin
diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan-kebijakan yang dapat ditarik
dari penelitian

Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah

Anda mungkin juga menyukai