Disusun oleh:
Kelompok 4
Rifki Hidayat
1110332017
Adhyan Jannata
Mardi
1110332016
Dian Masyita
1110332080
Dini Rahmadani
1110332091
Aisya Fadhilla
Shamara
1110332023
Windi Adriani
1110332063
Lidya Desfira
1110332029
Nurul Rahayu
Kresna
1110332031
Intan Rusydi
Maharani
1110332028
Nola Lusiana
1110332070
Tika Amimah
Hasibuan
1110332066
Mega Utami
Basra
1110332006
PRINSIP DASAR
STATISTIKA
KESEHATAN
A.
Definisi statististika
Tujuan statistic
1. Pendekatan modern untuk menyajikan mengenai konsep konssep dasar dan metode
statistic secara jelas dan langsung dapat membantu seseorang di dalam pengembangan
daya kritik dalam suatu kegiatan penganbilan keputusan dengan menggunakan cara
cara kuantitatif
2. Menggambarkan keadaaan objek yang dikaji
3. Membantu menyusun kebenaran suatu teori
4. Menafsirkan keadaan
5. Menjelaskan faktor yang mendasar terhadap objek yang dikaji
6. Melihat perbebedaan.
7. Menjawab permasalahan dan membuktikan sesuatu dugaan yang belum terbukti.
8. Meringkas data sehingga data tersebut menghasilkan informasi.
E.
Peranan statistik
Peranan statistik adalah membantu para pengelola dan pelaksana program kb-kes khususnya
dalam mengambil keputusan yang selanjutnya dipakai dasar perncanaan,pelaksanaan dan
evaluasi berbagai kegiatan yang dilakukan.
F.
Bahan perencanaan
Setiap data yang dibutuhkan dalam statistik adalah data yang dipercaya dan
tepat waktu. Melalui data itu diharapkan seluruh kegiatan pengolahan data
akan menghasilkan informasi untuk mengambil suatu keputusan yang tepat.
Kemungkinan-kemungkinan penyimpangan yang telah dicoba untuk di
eliminasi sekecil mungkin melalui berbagai metode yang dikembangkan
dalam statistic.
Bahan monitoring
Memonitor seluruh kekuatan dan kelemahan program yang menyangkut
berbagai variable yang berbentuk data ringkasan.
Bahan evaluasi
Menganalisis dan mamutuskan yang baik dan yang buruk dengan melalui data
yang dapat dibandingkan dan membuat suatu generalisasidari sampel yang
kecil kepada populasi.
Jenis Statistik
Dalam kamus bahasa Inggris akan kita jumpai kata statistics dan kata statistic. Kedua
kata itu mempunyai arti yang berbeda. Kata statistics artinya ilmu statistik, sedang
kata statistic diartika sebagai ukuran yang diperoleh atau berasal dari sampel, yaitu
sebagai lawan dari kata parameter yang berarti ukuran yang diperoleh atau berasal
dari populasi.
Secara etimologis Pengertian Statistik berasal dari kata status (bahasa latin) yang
mempunyai persamaan arti dengan kata state (bahasa Inggris) atau kata staat (bahasa
Belanda), dan yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi negara. Pada
mulanya, kata statistik diartika sebagai kumpulan bahan keterangan (data), baik
yang berwujud angka (data kuantitatif) maupun yang tidak berwujud angka (data
kualitatif), yang mempunyai arti penting dan kegunaan yang besar bagi suatu negara.
Namun, pada perkembangan selanjutnya, arti kata statistik hanya dibatasi pada
kumpulan bahan keterangan yang berwujud angka (data kuantitatif) saja; bahan
keterangan yang tidak berwujud angka (data kualitatif) tidak lagi disebut statistik.
Dilihat berdasarkan tahap-tahap kerjanya, maka ruang Lingkup kajian Statistik dapat
dibedakan dalam 2 macam yaitu :
1. Statistic Deskriptif, yaitu suatu statistic yang metode dan prosedur yang dipakai
terbatas pada : Pengumpulan data, Pengolahan data, Penyajian data dan Analisa
data yang tanpa perlu adanya peramalan atau pembuktian statistic
2. Statistik Inferensial, yaitu statistic yang metode dan prosedur yang dipakai sama
seperti pada statistic deskriptif namun disertai pengambilan kesimpulan
denganpembuktian secara statistic terhadap hasil dari sampel atau populasi
Statistik Parametrik dan Non-Parametrik
Statistika parametrik -> ilmu statistika yang mempertimbangkan jenis sebaran/distribusi data,
yaitu apakah data menyebar normal atau tidak. Pada umumnya, Jika data tidak menyebar
normal, maka data harus dikerjakan dengan metode Statistika non-parametrik, atau
setidak2nya dilakukan transformasi agar data mengikuti sebaran normal, sehingga bisa
dikerjakan dg statistika parametrik. Contoh metode statistika parametrik: uji-z (1 atau 2
sampel), uji-t (1 atau 2 sampel), korelasi pearson, Perancangan Percobaan (1 or 2-way
ANOVA parametrik), dll.
Statistika non-parametrik -> statistika bebas sebaran (tdk mensyaratkan bentuk
sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak). Statistika non-parametrik
biasanya digunakan untuk melakukan analisis pada data berjenis Nominal atau
Ordinal. Data berjenis Nominal dan Ordinal tidak menyebar normal. Contoh metode
Statistika non-parametrik:Binomial test, Chi-square test, Median test, Friedman Test,
dll.
Dalam statistik sumber segala informasi yang telah melalui berbagai proses pengolahan,
cleaning, dan sebagainya pasti berasal data data mentah. Sedangkan data sendiri dapat
diartikan sebagai fakta atau keterangan mengenai suatu benda, persoalan dan keadaan.
Dalam Ilmu ststistik Data dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Data Kualitatif, data berbentuk kalimat
2. Data Kuantitatif, data berbentuk bilangan atau angka, yang data ini juga dapat dibedakan
menjadi 2:
1. deskrit > data berbentuk bilangan bulat (kunjungan pasien, jumlah anak, dll)
2. kontinue > data berbentuk bilangan pecahan ( BB, TB, dsb)
Khusus dalam Statistik Kesehatan, Sumber data yang dipakai meliputi : Data Primer (survey,
sensus, experiment) dan Data Sekunder (pencatatan peristiwa vital seperti kematian dan
kelahiran, Catatan Khusus serta laporan dan Publikasi)
G.
Tipe pengukuran
Ada empat tipe pengukuran atau skala pengukuran yang digunakan di dalam statistika, yakni:
nominal, ordinal, interval, dan rasio. Keempat skala pengukuran tersebut memiliki tingkat
penggunaan yang berbeda dalam riset statistik.
Skala nominal hanya bisa membedakan sesuatu yang bersifat kualitatif (misalnya:
jenis kelamin, agama, warna kulit).
Skala ordinal selain membedakan juga menunjukkan tingkatan (misalnya:
pendidikan, tingkat kepuasan).
Skala interval berupa angka kuantitatif namun tidak memiliki nilai nol mutlak
(misalnya: tahun, suhu dalam Celcius).
Skala rasio berupa angka kuantitatif yang memiliki nilai nol mutlak.
Rate yang dihitung dari total populasi di dalam suatu area sebagai dominator (penyebut)
disebut crude rate atau angka kasar. Sedangkan rate yang dikumpulkan dari kelompok
atau segmen tertentu disebut specific rate atau angka spesifik.
1. Crude rate yang sering digunakan dalam kesehatan
masyarakat:
Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR)
adalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran pada tahun tertentu per 1000 penduduk
pada pertengahan tahun yang sama.
Rumus
CBR = B X 1000
P
CBR= Angka Kelahiran Kasar
B = Jumlah kelahiran
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun, P = (Po + P1)/2,
Po = jumlah penduduk pada awal tahun dan P1 = jumlah penduduk
pada akhir tahun.
Angka kematian kasar ( crude death rate)
Jumlah kematian yang dilaporkan selama 1 tahun
Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
* 1000
Dapat menentukan kebutuhan dalam bidang kesehatan yang sudah atau belum
dipenuhi
sendiri
oleh
peneliti
Data Sekunder
Data yang diperoleh dari hasil penelitian orang lain, laporan suatu Rumah Sakit, dan lainlain.
Jenis Data
- Data Kuantitatif: Data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Yang ditonjolkan
adalah jumlah.
- Populasi dinyatakan dengan memasukkan tiga unsur: isi (content), luas (extent), dan
waktu (time).
Contoh: Pendapatan petani /bulan di desa Sukorejo tahun
K. Indikator kesehatan
Indicator adalah variabel yang digunakan untuk mengukur status kesehatan
Guna indikator adalah untuk mengukur, memonitoring, dan alat bantu evaluasi , Indikator
terbagi 2 :
1. Indikator langsung : dapat dilihat
2. Indikator tidak langsung : tidak dapat dilihat tetapi bagaimana ia memberikan hasil.
Contoh indikator :
Indicator langsung :
Imunisasi , berapa banyak anak yang telah di imunisasi BCG.
PMT pada anak , jumlah anak yang diberi PMT
Indicator tidak langsung :
berapa banyak penurunan prevalensi TBC pada anak yang di imunisasikan BCG
perubahan status gizi anak .
Nilai absolute dan relative
Nilai absolute adalah jumlah orang / frekuensi , sifatny tetap, tidak bisa di ubah, atau di
ganggu ada pada dirinya sendiri.
Guna nilai absolute yaitu merencanakan perbaikan
Contoh nilai absolute seperti data PUS ( pasangan usia subur) untuk menentukan target
akseptor KB
Kelemahan nilai absolute : tidak dapat digunakan untunk membandingkan status
kesehatan antar satu wilayah dengan wilayah lain.
Nilai relative adalah nilai yang tergantung pada yang mnenilais
Proposal, Rate, Ratio
Rasio adalah perbandingan secara relative (a/b)
Criteria : - a dan b tidak harus sama, a bukan bagian dari b
Kelebihan : labih mudah karena tidak perlu population at risk
Kelemahan : tidak dapat digunakan untuk memonitor status kesehatan dan tidak dapat
menentukan nilai yang lebih besar.
Lampiran soal
1. suatu cabang dari statistik yang berurusan dengan cara-cara pengumpulan data,
kompilasi, pengolahan dan interpretasi fakta-fakta numerik sehubungan dengan sehat
dan sakit, kelahiran, kematian dan faktor-faktor yang berhubungan dengan popuasi
manusia, disebut
a. statistika kependudukan
c. statistika mortalitas
b. statistika kesehatan
d. statistika morbiditas
2. Dibawah ini yang termasuk manfaat statistic,kecuali
a. Sebagai bahan monitoring
c. sebagai bahan penelitian
b. Sebagai bahan perencanaan
d. ebagai bahan evaluasi
3. Yang termasuk ruang lingkupstatistik kesehatan
a. Pemberantasan penyakit
c. survey epidemiologi
b. Pelayanan kesehatan
d. survey kesehatan
4. Ssuatu statistic yang metode dan prosedur yang dipakai terbatas pada : Pengumpulan
data, Pengolahan data, Penyajian data dan Analisa data yang tanpa perlu adanya
peramalan atau pembuktian statistic, disebut
a. Statistic kesehatan
c. statistic inferensial
b. Statistic deskriptif
d. satistik penduduk
5. Yang termasuk kegiatan statistic deskriptif ,kecuali
a. Pengolahan data
c. penyajian data
b. Pengambilan kesimpulan
d. analisis sederhana
6. Data yang menjelaskan tentang sifat disebut data
a. Data kontinu
c. Data kuantitatif
b. Data diskret
d. data kualitatif
7. Guna dari indicator kesehatan
a. Penelitian
c. alat bantu evaluasi
b. Pemantauan
d. pengembangan
8. Indicator yang tidak dapat dilihat tetapi bagaimana ia memberikan hasil diebut ..
a. Indicator tidak langsung
c. indicator langsung
b. Indicator relative
d. indicator kesehatan
9. Data yang diperoleh dari hasil laporan suatu Rumah Sakit adalah contoh dari
a. Data primer
c. data kontinu
b. Data sekunder
d. data diskret
10. Nilai yang tergantung pada yang menilai disebut
a. Nilai dasar
c. nilai absolute
b. Nilai relative
d. nilai permanen
11. Guna nilai absolute yaitu,
a. Merencanakan perbaikan
c. penyajian data
b. Pemantauan
d. Pengambilan kesimpulan
12. Tidak dapat digunakan untunk membandingkan status kesehatan antar satu wilayah
dengan wilayah lain. Adalah kelemahan dari
a. Nilai dasar
c. nilai absolute
b. Nilai relative
d. nilai permanen
13. Yang bukan merupakan manfaat dari statistika kesehatan adalah : ..
a. Mengevaluasi program kesehatan
c. menetukan prioritas masalah
kesehatan
b. Menjelaskan faktor yang mendasar d. memonitor status kesehatan dalam
Mengenai konsep dasar dan metode
masyarakat
Statistic kesehatan
14. Data kuantitatif yang berbentuk bilangan bulat
a. Ratio
c. rate
b. Deskrit
d. continue
15. Contoh data primer
a. Sensus
c. data pasangan usia subur
b. Pencatatan kematian
d. jumlah peserta KB
STATISTIKA
MORTALITAS
STATISTIKA MORTALITAS
1.
PENDAHULUAN
Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat
yang spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan.
Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000 individu
per tahun, hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi 100.000
terdapat 950 kematian per tahun. Mortalitas berbeda dengan morbiditas yang merujuk
pada jumlah individual yang memiliki penyakit selama periode waktu tertentu.
Pengertian mortalitas :
Lahir hidup : peristiwa keluarnya hasil konsepi dari rahim seorang ibu secara
lengkap tanpa memandang lamanya kehamilan dan setelah pepisahan itu terjadi, hasil
konsepsi bernafas dan mempunyai tanda-tanda kehidupan lainnya, seperti denyut
jantung, detak tali pusat, atau gerakan-gerakan otot, tanpa memandang apakah tali
puat sudah dipotong atau belum (LIVE BIRTH).
Mati : keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen,
yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (DEATH).
Kematian bayi di dalam rahim (intra uterin) :
1) Abortus, kematian janin menjelang dan sampai 16 minggu.
2) Immatur, kematian janin antara umur kandungan di atas 16 minggu
sampai pada umur kandungan 28 minggu.
3) Prematur, kematian janin di dalam kandungan pada umur di atas 28
minggu sampai waktu lahir.
Kematian bayi di luar rahim (extra uterin) :
1) Lahir mati (still birth), kematian bayi yang cukup masanya pada waktu
keluar dari rahim, tidak ada tanda-tanda kehidupan.
2) Kematian bayi baru lahir (neo natal death) adalah kematian bayi sebelum
berumur satu bulan.
3) Kematian lepas baru lahir (post neo natal death) adalah kematian bayi
setelah berumur satu bulan tetapi kurang dari satu tahun.
4) Kematian bayi (infant mortality), kematian setelah bayi lahir hidup hingga
berumur kurang dari satu tahun.
Dikalangan masyarakat kita, ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian, yaitu :
a) . Degenerasi Organ Vital & Kondisi terkait,
b) . Status penyakit,
c) . Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat (Bunuh diri, Kecelakaan,
Pembunuhan, Bencana Alam, dsb).
2. STATISTIKA MORTALITAS
Macam macam / Jenis Angka Kematian (Mortality Rate/Mortality Ratio) dalam
Epidemiologi :
1. Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar)
2. Standar Death Rate
3. Spesific Death Rate
4. Case Fatality Rate
5. Proporsional Mortality Rate
6. Maternal Rate
7. Infant Mortality Rate
8. Neonata Mortality Rate
9. Post Neonatal Mortality Rate
10. Perinatal Mortality Rate
11. Still Rate
Angka Kematian Kasar
Adalah : jumlah semua kematian yang ditemukan pada satu jangka waktu ( umumnya
1 tahun ) dibandingkan dengan jumlah penduduk pada pertengahan waktu yang
bersangkutan.
Istilah Crude = Kasar digunakankarena setiap aspek kematian tidak memperhitungkan
usia, jenis kelamin, atau variable lain.
Rumus :
CDR/AKK = Jumlah Seluruh Kematian
x K (1000)
Jumlah Penduduk Pertengahan
Standar Death Rate
Didasarkan pada ukuran bobot karakteristik dari rate spesifik berdasarkan distribusi
standar usia, ras, agama, atau kategori lain.
Rumus :
Maternal Rate
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat
hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan
tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan
bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup.
Rumus :
Neonatal Mortality
Rate
Angka Kematian Neo-Natal adalah kematian yang terjadi sebelum bayi berumur satu
bulan atau 28 hari, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.
Rumus :
Mortality Rate
PMR Adalah : Jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan 28 minggu
atau lebih ditambah dengan jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 hari
yang dicatat selama 1 tahun (x) per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama (y) . (
WHO, 1981 )
Rumus :
Still Rate
Yaitu kematian yang terjadi pada bayi yang dilahirkan (setelah cukup
masanya-umur kandungan tujuh bulan atau lebih) tanpa ada tanda-tanda kehidupan.
Hal ini disebut lahir mati.
Rumus :
Jumlah bayi lahir mati pada umur kehamilan cukup
_________________________________________ x 1000
Jumlah bayi lahir hidup dan lahir mati
SOAL :
1. ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik) pada suatu
populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan (biasanya per 1000
individu) disebut
a. morbiditas
b. natalitas
c. fertilitas
d. mortalitas
e. imunitas
2. jumlah kematian per 1000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu disebut
a. Standar Death Rate
b. Specific Death Rate
c. Crude Death Rate
d. Maternal Rate
e. Still Birth Rate
3. Kematian yang terjadi pada bayi yang berumur antara 1 bulan sampai dengan
kurang 1 tahun adalah angka kematian ...
a. Post neonatal
b. Neonatal
c. Perinatal
d. Maternal
e. Infant
4. Penyebab paling umum yang menyebabkan kematian perinatal adalah
a. Cacat
b. Kanker
c. Virus
d. Sungsang
e. Kelahiran premature
5. Angka kematian yang tidak memperhitungkan usia, jenis kelamin, atau variable
lainnya adalah
a. Standar Death Rate
b. Crude Death Rate
c. Specific Death Rate
d. Maternal Rate
e. Still Birth Rate
6. Jumlah kematian bayi dibawah umur 28 hari dalam satu tahun adalah
a. Neonatal mortality rate
b. Post neonatal mortality rate
c. Infant mortality rate
d. Still rate
e. Maternal mortality rate
7. Bayi lahir mati disebut juga dengan
a. Neonatal
b. Post neonatal
c. Still birth
d. Pasca neonatal
e. Mortality
8. Banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup
pada satu tahun tertentu adalah ...
a. Neonatal mortality rate
b. Post neonatal mortality rate
c. Infant mortality rate
d. Still rate
e. Maternal mortality rate
9. Banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak
terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang
disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebabsebab lain, per 100.000 kelahiran hidup disebut ...
a. Neonatal mortality rate
b. Post neonatal mortality rate
c. Infant mortality rate
d. Still rate
e. Maternal mortality rate
10. Yang dimaksud dengan case fatality rate adalah
a. banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari per
100.000 kelahiran hidup
b. kematian yang terjadi pada bayi yang dilahirkan (setelah cukup masanya-umur
kandungan tujuh bulan atau lebih) tanpa ada tanda-tanda kehidupan
c. adalah kematian yang terjadi sebelum bayi berumur satu bulan atau 28 hari
STATISTIKA
FERTILITAS
a. Disengaja
b. Tidak disengaja
4. Masa Reproduksi
Yaitu masa di mana wanita masih mampu melahirkan, disebut juga usia subur (15-49
tahun).
Ukuran Fertilitas
Pengukuran fertilitas pada dasarnya ialah perbandingan antara jumlah kelahiran dan
jumlah orang yang melahirkan atau orang yang mempunyai resiko untuk melahirkan. Dalam
pengukuran fertilitas, terdapat dua pendekatan:
a. Fertilitas diukur berdasarkan jumlah kelahiran per orang selama usia masa subur.
Periode yang digunakan adalah satu generasi masa subur yaitu kira-kira 35
tahun
b. Pengukuran fertilitas berdasarkan periode satu tahun
Ukuran-ukuran fertilitas yang banyak digunakan sebagai indikator kependudukan dan
kesehatan adalah sebagai berikut:
1. Rate Kelahiran Kasar ( Crude Birth Rate= CBR )
Rate kelahiran kasar adalah jumlah semua kelahiran hidup yang dicatat selama
setahun per 1000 penduduk pertengahan tahun yang sama.
CBR = jumlah kelahiran hidup selama setahun
X 1000
mengurangi kelemahan ini, dilakukan pemisahan antara penduduk yang mempunyai resiko
untuk melahirkan dengan penduduk yang tidak mempunyai resiko, hingga rumus rate
kelahiran kasar menjadi
CBR = B
Xk
E+N
Di mana:
B = jumlah lahir hidup yang dicatat selama setahun
E = jumlah penduduk pertengahan tahun yang mempunyai resiko melahirkan
N = jumlah penduduk pertengahan tahun yang tidak mempunyai resiko melahirkan
K = konstanta = 1000
Pada perbandingan antara E dan N dengan N yang tetap, maka perubahan
CBR dapat menggambarka perubahan fertilitas. Dalam kenyataan, perbandingan antara E dan
N tidak tetap, tetapi karena perubahan tersebut terjadinya lambat maka perubahan CBR masih
dapat digunakan untuk menggambarkan perubahan fertilitas dalam periode yang pendek.
Karena itu, rate kelahiran kasar dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat fertilitas
secara umum.Rate ini kurang bermanfaat untuk membandingkan tingkat fertilitas antara dua
wilayah, kecuali bila perbandingan antara E dan N kedua populasi mempunyai variasi yang
kecil.
Rate ini kurang sensitif untuk mengukur perubahan fertilitas yang kecil, karena kenaikan
angka kelahiran akan meningkatkan pula jumlah penduduk hingga perubahan tersebut tidak
tampak dan seolah- olah tidak terjadi penimgkatan fertilitas. Demikian pula bila terjai
sebaliknya, tidk tampak adanya penurunan fertilitas.Tingginya rate ini dapat memberi
petunjuk tentang banyaknya bayi- bayi dilahirkan oleh ibu- ibu muda dan diatas 40 tahun.
CBR yang tinggi juga menyatakan interval persalinan yang pendek.
Sumber data
Untuk jumlah kelahiran dapat diperoleh dari hasil sensus atau survei keluarga, laporan
kelahiran dari rumah sakit, laporan dari petugas keluarga berencana, bidan dan dukun
bayi.Laporan kelahiran dari rumah sakit tidak dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat
fertilitas suatu wilayah dan bila angka ini digunakan akan menggambarkan tingkat fertilitas
suatu wilayah akan menimbulkan bias yang besar.Pada negara dengan sistem registrasi vital
telah berjalan dengan baik, jumlah kelahiran dapat diperoleh dari sistem ini.
1. Rate Fertilitas Umum ( General Fertility Rate = GFR )
Rate fertilitas umum dimaksudkan untuk memperhalus rate kelahiran kasar. Dengan
rate fertilitas umum , pengukuran fertilitas dilakukan sesuai dengan populai yang
sebenarnya yaitu sebagai penyebut digunakan jumlah wanita usia subur. Ini berarti
wanita yang mempunyai resiko melahirkan.
Rate fertilitas umum ialah jumlah kelahiran hidup yang dicata selama satu tahun per
1000 penduduk wanita usia subur pada pertengahan tahun yang sama.
Rumus:
GFR = jumlah kelahiran hidup yang dicatat selama setahun
X 1000
Jumlah penduduk wanita usia subur pertengahan tahun yang sama
GFR = B/F x k
Di mana:
B = jumlah kelahiran hidup yang dicatat selama setahun
F = jumlah penduduk wanita usia subur pertengahan tahun yang sama
K = konstanta = 1000
1. Range umur wanita usia subur yang digunakan terlalu lebar, hingga tidak diketahui
tingkat kesuburan pada tiap golongan umur.
2. Dalam kenyataan, meskipun wanita berumur 15 tahun mempunyai resiko untuk
melahirkan, tetapi jarang dijumpai. Kritik ini kurang sesuai dengan keadaan di
indonesia dan negara berkembang lain dimana masih banyak perkawinan usia
muda.
3. Wanita berumur 45- 49 tahun telah jarang melahirkan, bahkan 80% dari wanita
golongan umur ini telah mengalami menopause.
4. Wanita usia subur yang tidak menikah dan mandul ikut diperhitungkan.
Manfaat dan Sumber Data
Rate fertilitas umum banyak digunakan dalam bidang kependudukan untuk menaksir
tingkat pertumbuhan penduduk. Tingkay pertumbuhan yang tinggi merupakan hal yang tidak
menguntungkan bagi pembangunan kesehatan. Rate ini juga dapat digunakan untuk menilai
keberhasilan program keluarga berencana.
Jumlah kelahiran dapat diperoleh dari hasil sensus, survei keluarga, laporan dari
rumah sakit, puskesmas dan laporan dari penolong persalinan diluar sarana kesehatan. Untuk
negara maju, jumlah kelahiran dapat diperoleh dari sistem registrasi vital.
C. Rate Fertilitas Menurut Golongan Umur ( Age Specific Fertility Rate = ASFR )
ASFR adalah jumlah kelahiran hidup oleh ibu pada golongan umur tertentu yang
dicatat selama satu tahun per 1000 penduduk wanita pada golongan umur tersebut pada
pertengahan tahun yang sama.
RUMUS:
jumlah kelahiran hidup oleh ibu pada golongan umur tertentu yang dicatat selama satu tahun
ASFR = ________________________________________ x 1000
Jumlah penduduk wanita pada golongan umur yang sama pada pertengahan tahun yang sama
Perhitungan ASFR ialah untuk memperhalus perhitungan rate fertilitas umum. Hal ini
disebabkan karena tingkat kesuburan berbeda pada setiap golongan umur. Perhitungan ASFR
biasanya dilakukan dengan interval 5 tahun hingga seluruhnya terdapat 7 kelas dan masingmasing kelas dihitung rate fertilitasnya. Dari perhitungan ASFR ini dapat disusun distribusi
frekuensi menurut golongan umur dan diketahui golongan umur mana yang mempunyai
tingkat kesuburan tertinggi. Pengetahuan ini penting untuk menentukan prioritas sasaran
program keluarga bencana.
Untuk menghindari ketidaktepatan yang disebabkan karena variasi dalam perkawinan,
misalnya anak pungut dan lain- lain, maka kadang- kadang dilakukan penghitungan ASFR
pada wanita yang menikah dan mempunyai anak sendiri.
Secara matematis, rumus ASFR dapat ditulis sebagai berikut:
nfx = nBx
Xk
nFx
Dimana:
nfx = rate fertilitas pada golongan umur x sampai umur x + n
nBx = jumlah kelahiran hidup oleh ibu umur x sampai umur x + n yang dicatat selama satu
tahun.
nFx = jumlah penduduk wanita usia subur berumur x sampai umur x + n pada pertengahan
tahun yang sama.
D. Rate Fertilitas Total ( Total Fertility Rate = TFR )
Rate fertilitas total merupakan jumlah rate fertilitas menurut golongan umur yang
dicatat selama satu tahun. Rate ini menyatakan jumlah anak yang dilahirkan 1000 wanita
pada golongan umur tertentu selama masa reproduksi. Bila konstanta ( k ) sama dengan satu,
maka angka ini akan menunjukakan rata- rata jumlah anak yang dilahirkan oleh tiap wanita
golongan umur tertentu selama masa reproduksi.
Bila interval distribusi wanita usia subur adalah 5 tahun, maka rate fertilitas total sama
dengan rate fertilitas pada setiap umur dikalikan dengan 5.
RUMUS:
Rate fetilitas total meupakan alternatif dari gross fertility rate, tetapi dengan satu
keuntungan yaitu setiap golongan umur dihitung per orang. Disamping keuntungan ini, rate
fertilitas total mempunyai kelemahan yaitu semua wanita selama masa reproduksi tidak ada
yang meninggal dan semuanya menikah dan mempunyai anak dengan pola seperti rate
fertilitas menurut golongan umur. Hal ini tidak sesuai dengan kenyataan, dimana sebagian
wamita akan meninggal dan sebagian lagi tidak menikah atau mandul. Raet ini bersama
dengan rate fertilitas yang lain dapat digunakan untuk menentukan prioritas sasaran keluarga
berencana.
Rate fertilitas total dapat juga dihitung secara tidak langsung. Perhitungan ini sama
dengan standarisasi tidak langsung rate kematian kasar. Cara ini digunakan bila tidak terdapat
data tentang ASFR. Bila pada suatu sensus diperoleh distribusi penduduk wanita menurut
golongan umur dan jumlah kelahiran. Untuk menghitung rate fertilitas total digunakan ASFR
populasi lain yang dianggap sebagai standar, maka dapat dihitung jumlah kelahiran pada
setiap golongan umur yang diharapkan terjadi bila mempunyai ASFR seperti populasi
standar. Kemudian dihitung indeks kelahiran yaitu rasio antar jumlah kelahiran yang nyata
dengan jumlah kelahiran yang diharapkan. Indeks kelahiran ini dikalikan dengan ASFR
populasi standar, lalu dikaitkan dengan interval. Contoh:
Umur
Penduduk
ASFR populasi
Keahiran yang
Hasil koreksi
Wanita
Standar
Diharapkan
3 x 1,0948
4 = 23
15-19
8.806
0.0993
874,436
0,1087
20-24
7.876
0.2784
2192,678
0,3048
25-29
5.759
0.2575
1482,943
0,2819
30-34
5.352
0.1976
1057,555
0,2163
35-39
6.182
0.1410
871,662
0,1544
40-44
5.051
0.0512
258,611
0,0561
6737,885
1,1222
Jumlah
X 1000
x 100
Jumlah balita
Jumlah wanita usia subur
CWR =
Po-4
Xk
f15-49
Po-4 = jumlah anak berumur 0-4 tahun kedua jenis kelamin
f15-49 = jumlah wanita berumur antara 15-49 tahun.
k = konstante = 1000
Faktor yang mempengaruhi fertilitas
Hasrat untuk menikah dan bereproduksi adalah salah satu kekuatan pendorong terkuat di
alam. Dorongan yang kuat dan sering obsesif ini dapat menimbulkan stres berat dan
kebingungan dalam memilih secara bijak kapan dan apa yang harus dilakukan saat kehamilan
tidak
bisa
terjadi.
Sebagai aturan umum sederhana, pentingnya untuk mendapatkan bantuan medis bergantung
pada 3 faktor:
1. Usia wanita
Salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi fertilitas adalah usia si
perempuan (Gambar 1). Fertilitas cukup stabil hingga seorang perempuan
mencapai usia 35 tahun. Sesudah itu, terjadi penurunan fertilitas secara
bertahap. Saat menginjak usia 40 tahun, fertilitas menurun drastis.
Oleh karena itu sangat penting bagi perempuan yang mendekati usia 35 tahun
dan belum pernah hamil, untuk segera mencari perhatian medis. Hal tersebut
menjadi mendesak bagi perempuan yang kian mendekati usia 40 tahun.
(Gambar 2), peluang Anda untuk hamil sebenarnya cukup besar jika Anda
melihatnya dalam rentang waktu satu tahun hubungan badan tanpa pelindung.
Peluang
Usia Anda
Anda
untuk
Di bawah 25 tahun
96%
25 34
86%
35 44
78%
3. Masalah
Medis
tahun
dari
siklus
SO-AI
apa
pun,
setelah
tiga
bulan
mencoba
dan
gagal.
Pada kebanyakan kasus, ginekolog Anda akan dapat melakukan upaya fertilitas
pendahuluan dan menangani sebagian besar masalah. Jika Anda tidak dapat
hamil meski sudah ditangani dokter selama enam hingga dua belas bulan,
temuilah spesialis fertilitas [disebut pula spesialis RE (Reproductive Endocrine
[Endokrin Reproduktif]), yakni ginekolog dengan keahlian ekstra di bidang
manajemen fertilitas yang akan memandu Anda melalui aneka macam
perawatan.
Anda perlu memahami proses berpikir dokter Anda sehingga keputusan yang
benar dapat dibuat. Keputusan tersebut tidak hanya berdasarkan fakta ilmiah
dan pengalaman klinis, tetapi juga mempertimbangkan pandangan dan
kebutuhan
SOAL
a. Ability
a. Variabel antara
b. Angka reproduksi
b. Variablelangsung
c. Tingkat fertilita
d. Variable konsepsi
e. Konsepsi
e. Variable kehamilan
a. Infekunditas
a. Induced abortion
b. Conception
c. Abstinensi sukarela
c. Gestation
d. Conception
d. Intercourse
e. Induced abortion
e. Spontaneous abortion
5. Di bawah ini factor-faktor yang
mempengaruhi fertilitas, kecuali
a. Pelaksanaan program KB
b. Lingkungan
dibesarkan
c. Peningkatan
perempuan
tempat
seseorang
pendidikan
9.
a. Sekunditas
b. Morbiditas
c. Morta;itas
d. Fertilitas
e. Spontanitas
7. Wanita yang tidak dapat melahirkan
anak disebut
a. Interfal
b. Immortal
c. Infecund
d. Amoral
e. Enumeration
8. Kelahiran seorang bayi yang lahir dari
kandungan yang sudah berumur
paling sedikit 2 minggu tanpa
menunjukan tanda-tanda kehidupan
pada saat dilahirkan disebut
a. Dead birth
b. Still birth
c. Lived birth
d. Unliving birth
e. Undead birth
1000
c. GFR = B/(P_(15-49)^f ) k
atau GFR = B/(P_(15-44)^f
)
d. CWR = P_(0-4)/(P_(1549)^f ) x k
13. Ukuran yang berkenaan dengan
kemampuan suatu penduduk untuk
menggantikan dirinya, sehingga yang
diperhatikan adalah bayi wanita saja.
a.
b.
c.
d.
Reproduktif history
Child woman ratio
Age special fertility rate
Ukuran reproduksi
GFR
ASFR
CBR
CWR
1 tahun
3 tahun
5 tahun
7 tahun
STATISTIKA KB
DAN MIGRASI
9. Perempuan yang kebutuhan KB-nya tidak terpenuhi (unmet need) adalah perempuan
kawin yang tidak ingin mempunyai anak lagiatau ingin menjarangkan kelahirang
berikutnya tetapi tidak memakai alat/cara KB.
a. Perempuan yang memerlukan KB untuk menjarangkan kelahiran mencakup
perempuan hamil yang kehamilannya belum diinginkan; peremuan yang belum
haid setelah melahirkan anak yang belum diinginkan (amenorrheic); dan
perempuan fecund yang lain yang tidak sedang hamil atau tidak amenorrehic,
yang tidak memakai alat/cara KB, dan yang ingin mempunyai anak berikutnya
dua tahun lagi atau lebih. Perempuan fecund lain yang tidak sedang menggunakan
alat/cara KB dan belum memutuskan apakah tidak ingin anak lagi atau ingin anak
lagi, tetapi belum tahu kapan, juga termasuk dalam kelompok ini.
b. Perempuan yang memerlukan KB untuk membatasi kelahiran mencakup
perempuan hamil yang kehamilannya tidak diinginkan; perempuan amenorrheic
yang anak terakhirnya tidak diinginkan; dan perempuan ang tidak hamil atau tidak
amenorrheic, yang tidak sedang memakai alat/cara KB, dan yang tidak ingin
punya anak lagi.
10. Kelangsungan kontrasepsi (contraceptive continuation) adalah status kelangsungan
(survival) pemakaian alat/cara KB pada suatu interval waktu yang ditetapakan,
misalnya
12
bulan.
Kelangsungan
kontrasepsi
merupakan
kebalikan
dari
B. TUJUAN KB
Tujuan Umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Normal
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang
sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya
pertambahan penduduk.
Tujuan Khusus
Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
Meningkatnya kesehatan Keluarga Berencana dengan cara penjarangan
kelahiran
Upaya
peningkatkan
kepedulian
masyarakat
dalam
Tujuan Program KB
Tujuan
umum
adalah
sesuai
dengan
kekutan
sosial ekonomi suatukeluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh
suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan
C. SASARAN KB
Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:
1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per tahun.
2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
3. Menurunnya
PUS
yang
tidak
ingin
punya anak lagi
dan
ingin
menjarangkan kelahiranberikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet
need) menjadi 6 persen.
4.
5.
6.
7.
8.
D. RUANG LINGKUP KB
Ruang
lingkup KB antara
reproduksi remaja;
Ketahanan
SDM
aparatur;
lain: Keluarga
dan
berkualitas;
berencana; Kesehatan
pemberdayaan keluarga;
Penguatan
Keserasian kebijakankependudukan;
Penyelenggaran
pimpinan
kenegaraan
dan
F. SUMBER-SUMBER DATA KB
Ada beberapa sumber data utama tentang pengetahuan, sikap, dan perilaku
(knowledge, attitude and practice-KAP) KB di Indonesia, seperti sensus penduduk,
survei, statistik program BKKBN, dan hasil pendataan keluarga. Informasi KAP KB yang
dikumpulkan antara lain meliputi:
1. pernah/tidak pernah mendengar tentang alat/cara KB,
2. pernah menggunakan alat/cara KB tertentu (ever use),
3. apakah sedang menggunakan alat/cara KB (current use),
4. alat/cara KB yang sedang digunakan,
5. hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan alat/cara KB tertentu, seperti merek
alat/cara KB modern yang digunakan, kapan mulai pakai, tempat memperoleh
alat/cara KB modern, biaya alat/cara KB, masalah kesehatan atau efek samping yang
dihadapi sehubung dengan penggunaan alat/cara KB modern tertentu, sumber
informasi KB, apakah pernah dikunjungi oleh petugas lapangan KB atau petugas
kesehatan yang berbicara tentang KB, pengetahuan tentang tempat-tempat pelayanan
KB, serta alasan tidak sedang menggunakan alat/cara KB,
6. sejarah samping, dan suami tidak setuju penggunaan alat/cara KB (contraceptive use
history) dalam lima tahun sebelum survei, yang meliputi alat/cara KB yang
digunakan, lama pemakaian, dan alasan berhenti (discontinue) atau mengganti
(switch), seperti ingin hamil, masalah kesehatan atau efek.
G. UKURAN-UKURAN KB
Pada dasarnya, ukuran-ukuaran KB dapat dikelompokkan menjadi ukuran yang bersifat
current dan kontinu.
1. Ukuran yang bersifat current
Ukuran yang bersifat current menggambarkan kondisi peerilaku KB pada satu
titikwaktu, misalnya pada saat survei. Ukuran yang bersifat current antara lain sebagai
berikut.
a) Angka prevalensi kontrasepsi (contraceptive prevalence rate-CPR)
Angka prevalensi kontrasepsi adalah persentase pasangan usia subur (PUS) yang
sedang menggunakan alat/cara KB. Rumusnya:
jumlah PUS yang sedang ber KB
CPR =
x 100
jumlah PUS
b) Persentase pemakai alat/cara KB menurut alat/cara KB (contraceptive use mix)
Contraceptive mix adalah banyaknya pasangan usia subur yang sedang memakai
alat/cara KB tertentu per-100 pasangan usia subur yang ber-KB. Rumusnya:
CUk
CUMk = CU x 100
di mana:
CUMk = persentase pemakai alat/cara KB k
CUk
= jumlah PUS yang memakai alat/ara KB
CU
= jumlah PUS yang ber-KB
c) Persentase perempuan yang kebutuhan ber-KB-nya tidak terpenuhi (unmet need)
Unmet need adalah persentase perempuan kawin yang tidak ingin mempunyai
anak lagi atau ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai
alat/cara KB. Ukuran ini digunakan untuk menilai sejauh mana program KB telah
dapat memenuhi kebutuhan. Rumusnya:
JUN
UN = jumlah PUS x 100
di mana:
UN
terpenuhi
JUN
= jumlah perempuan yang kebutuhan ber-KB-nya tidak terpenuhi
2. Ukuran yang bersifat kontinu
Ukuran yang bersifat kontinu menjelaskan kelangsungan penggunaan suatu
alat/cara KB. Ukuran yang bersifat kontinu antara lain sebagai berikut.
a) Angka kelangsungan kontrasepsi (contraceptive continuation rate)
Angka kelangsungan kontrasepsi adalah proporsi pengguna alat/cara KB yang
masih menggunakan alat/cara KB tertentu setelah suatu periode terpapar, misalnya
satu tahun (12 bulan), terhadap resiko tidak meneruskan penggunaan.
b) Angka ketidaklangsungan kontrasepsi (contraceptive discontinuation rate)
Angka ketidaklangsungan kontrasepsi adalah proporsi pengguna alat/cara KB
yang tidak meneruskan suatu episode penggunaan alat/cara KB terntentu setelah
suatu periode terpapar (exposure) karena berbagai alasan, seperti kegagalan atau
mengalami efek samping. Periode terpapar adlah durasi pemkaian suatu metode
tertentu dalam satu episode pemakaian.
12
yang akan berpengaruh terhadap kesehatan ibu. Dengan keluarga berencana dapat
mencegah munculnya bahaya:
kehamilan terlalu dini,
kehamilan yang terlambat,
kehamilan yang terlalu berdekatan jaraknya, dan kehamilan yang terlalu sering
I. DAMPAK KB
Program keluarga
angka kematian
Penanggulangan
yaitu
masalah kesehatan
penurunan
reproduksi;
MIGRASI
A. Definisi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan menetap dari suatu tempat
ke tempat lain melampaui batas politik/negara ataupun batas administratif/batas bagian
dalam suatu negara. Jadi, migrasi juga dapat diartikan sebagai perpindahan yang relatif
permanen dari suatu daerah ke daerah lain. Ada dua dimensi penting dalam penelaahan
migrasi, yaitu dimensi ruang/daerah (spasial) dan dimensi waktu.
B. JENIS-JENIS MIGRASI
1. Migrasi masuk (inmigration) adalah masuknya penduduk ke suatu daerah tempat
tujuan (area of destination).
2. Migrasi keluar (outmigration) adalah perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah
asal (area of origin).
3. Migrasi neto (netmigration) merupakan selisih antara jumlah migrasi masuk dan
keluar. Apabila migrasi masuk lebih besar daripada migrasi keluar, maka disebut
migrasi neto positif, sedangkan jika migrasi keluar lebih besar daripada migrasi
masuk, maka disebut migrasi neto negatif.
4. Migrasi bruto (gross migration) adalan jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar.
5. Migrasi semasa hidup (life time migration) adalah migrasi yang terjadi antara saat
lahir dan saat sensus atau survei.
6. Migrasi risen (recent migration) adalah migrasi yang melewati batas provinsi dalam
kurun waktu tertentu sebelum pencacahan, misalnya lima tahun sebelum sensus atau
survei. Jumlah migran masuk risen ke suatu provinsi adalah banyaknya penduduk di
provinsi tersebut yang lima tahun lalu bertempat tinggal di provinsi tersebut.
7. Migrasi total (total migration) adalah migrasi antar provinsi tanpa memperhatikan
kapan perpindahannya, sehingga provinsi tempat tinggal sebelumnya berbeda dengan
provinsi tempat tinggal saat pencacahan.
8. Migrasi internasional (international migration) merupakan perpindahan penduduk
dari suatu negara ke negara lain. Migrasi yang merupakan masuknya penduduk ke
suatu negara disebut imigrasi, sebaliknya, jika migrasi itu merupakan keluarnya
penduduk dari suatu negara, maka disebut emigrasi.
9. Arus migrasi (migration stream) adalah sekelompok migran yang daerah asal dan
tujuan migrasinya sama dalam satu periode migrasi yang diberikan.
10. Angka migarsi parsial (partial migration rate) adalah banyaknya migran ke suatu
daerah asal, atau dari suatu daerah asal ke suatu daerah tujuan, per 1.000 atau 100
penduduk di daerah asal atau daerah tujuan.
11. Urbanisasi (urbanization) adalah bertambahnya proporsi penduduk yang berdiam di
daerah perkotaan yang disebabkan oleh pertambahan penduduk wilayah perkotaan,
perpindahan penduduk ke perkotaan, dan/atau akibat dari perluasan daerah perkotaan.
12. Transmigrasi (transmigration) adalah pemindahan dan/atau kepindahan penduduk
dari suatu daerah untuk menetap di daerah lain yang ditetapkan di dalam wilayah
Republik Indonesia guna kepentingan pembangunan negara atau karena alasan-alasan
yang dipandang perlu oleh pemerintah berdasarkan ketentuan yang diatur dalam
undang-undang.
C. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Migrasi
1. Faktor pendorong (push factor):
makin berkurangnya sumser daya alam,
menyempitnya lapanga pekerjaan,
adanya tekanan-tekanan atau diskriminasi,
tidak cocok dengan adat/budaya/kepercayaan tempat asal,
pekerjaan atau perkawinan,
bencana alam.
2. Faktor penarik (pull factor):
adanya kesempatan kerja,
pendapatan lebih baik,
pendidikan lebih tinggi,
lingkungan dan hidup yang lebih menyenangkan,
tarikan dari orang-orang yang diharapkan sebagai pelindung,
adanya aktivitas-aktivitas di kota besar.
Menurut Lee (1966) ada empat faktor yang menyebabkan orang mengambil
keputusan untuk melakukan migrasi.
Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal.
Faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan.
Rintangan-rintangan yang menghambat.
Faktor-faktor pribadi.
Adanya faktor-faktor sebagai daya tarik ataupun pendorong merupakan
perkembangan dari ketujuh hukum-hukum miograsi yang dikembangkan oleh E.G.
Ravenstein (1885), seperti dikutip oleh Bogue (1969). Ravenstein mengambil kesimpulan
hukum atau generalisasi berdasarkan hasil penelitian data di Inggris dan negaranegara lain. Ketujuh hukm migrasi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Migrasi dan jarak
Banyak migran yang bermigrasi dalam jarak yang pendek. Jika jarak dengan suatu
tempat makin jauh, maka semakin sedikit migrant yang pergi dari tempat tersebut.
2. Migrasi bertahap
Seseorang yang tinggal dekat dengan kota besar akan bermigrasi jika
perekonomian kota besar itu berkembang. Kesempatan kerja yang ditinggalkan
oleh orang tersebut akan diisi oeh migrant dari daerah terpencil. Kota ini akhirnya
berkembang secara bertahap mencapai daerah pedalaman. Dengan kata lain,
seseorang akan bermigrasi secara bertahap dari desa ke kota kecil kemudian ke
kota besar
3. Arus utama dan arus balik
Setiap arus migrasi utama menimbulkan arus balik penggantiannya.
4. Perbedaan antara desa dan kota dalam kecendrungan bermigrasi
Penduduk perkotaan cenderung tidak bermigrasi dibandingkan penduduk
5.
6.
7.
8.
pedesaan.
Perempuan lebih dominan melakukan migrasi dalam jarak pendek
Teknologi dan migrasi
Perkembangan teknologi cenderung meningkatkan angka migrasi.
Motif ekonomi lebih dominan
Walaupun berbagai factor pendorong dapat menyebabkan terjadinya migrasi,
keinginan untuk memperbaiki kondisi ekonomi merupakan factor pendorong yang
dominan.
D. Ukuran-Ukuran Migrasi
1. Angka mobilitas (m)
Angka yang menunjukkan perbandingan antara jumlah perpindahan dalam suatu
periode tertentu (biasanya dalam satu tahun) dengan jumlah penduduk yang berisiko
pindah (population at risk).
m=
M
P
xk
di mana:
m
: angka mobilitas
M
: jumlah perpindahan
P
: penduduk yang berisiko
k
: konstanta (1.000)
2. Angka migrasi masuk (mi)
Angka yang menunjukkan banyaknya migran yang masuk per 1.000 orang penduduk
daerah tujuan dalam waktu satu tahun.
I
mi = P x k
mi
: angka migrasi masuk
I
: jumlah migran masuk
P
: penduduk pertenngahan tahun
k
: konstanta (1.000)
3. Angka migrasi keluar (mo)
Angka yang menunjukkan banyaknya migrant yang keluar per 1.000 orang penduduk
daerah asal dalam waktu satu tahun.
O
mo = P x k
di mana:
mo
: angka migrasi keluar
O
: jumlah migran keluar
P
: penduduk pertengahan tahun
k
: konstanta (1.000)
4. Angka migrasi neto (mn)
Angka yang menunjukkan selisih banyaknya migrant masuk dan keluar, ked an dari
suatu daerah per 1.000 penduduk dalam satu tahun.
I O
mn =
xk
P
di mana:
mn
: angka migrasi neto
I
: jumlah migran keluar
O
: jumlah migrant masuk
P
: penduduk pertengahan tahun
k
: konstanta (1.000)
5. Angka migrasi bruto (mg)
Angka yang menunjukkan banyaknya kejadian perindahan, yaitu jumlah migrasi
masuk dan migrasi keluar dibagi jumlah penduduk tempat asal dan jumlah penduduk
tempat tujuan.
I +0
mg = P 1+ p 2
di mana:
xk
mg
P1
P2
k
E. Estimasi Migrasi
Estimasi angka migrasi dapat dilakukan secara langsung dengan menggunkan data
perpindahan penduduk, atau secara tidak langsung dengan menggunakan metode
kelangsungan hidup antara dua sensus (intercensal survival ratio method) dan tabel
kematian (life table survival method).
Intercensal Survival Ratio Method
Metode ini merupakan suatu cara untuk memperkirakan jumlah migrasi neto di
suatu daerah dalam suatu negara dengan menggunakan intercensal survival ratio
(rasio masih hidup antara dua sensus), dengan asumsi sebagai berikut.
Tingkat kematian dan tingkat kesalahan dalam distribusi umur adalah sama
untuk semua daerah dalam negara yang bersangkutan.
Migrasi neto untuk negara secara keseluruhan adalah nol.
F. Urbanisasi
Ada dua indeks yang dipakai untuk mengukur derajat urbanisasi.
1. Persentase penduduk perkotaan (Pu), yang rumusnya adalah sebagai berikut.
U
Pu = P x 1.000
di mana:
Pu
: persentase penduduk perkotaan
U
: penduduk daerah perkotaan
P
: penduduk total
2. Rasio penduduk perkotaan-pedesaan (ratio of urban-rural population), yang
rumusnya seperti berikut.
U
UR = K x k
di mana:
UR
: penduduk perkotaan
R
: penduduk pedesaan
k
: konstanta (100)
Dengan melihat indeks tersebut, terlihat apakah ada urbanisasi atau tidak.
Bebrapa hal yang melatarbelakangi urbanisasi tinggi adalah sebagai berikut.
1. Pull factors yang demikian besar dari kota-kota dibandingkan pedesaan, yang
menarik penduduk yang sebagian besar tinggal di daerah pedesaan.
2. Tekanan sosial ekonomi penduduk dan menyempitnya lapangan kerja di pedesaan.
G. TRANSMIGRASI
Transmigrasi (Latin: trans -
seberang, migrare -
pindah)
adalah
suatu
dan Sulawesi.
Kritik
mengatakan
bahwa
2.
3.
4.
5.
untuk pengembangan wilayah. Metodenya tidak lagi bersifat sentralistik dan top down dari
Jakarta, melainkan berdasarkan Kerjasama Antar Daerah pengirim transmigran dengan
daerah tujuan transmigrasi. Penduduk setempat semakin diberi kesempatan besar untuk
menjadi transmigran penduduk setempat (TPS), proporsinya hingga mencapai 50:50 dengan
transmigran Penduduk Asal (TPA).
Dasar hukum yang digunakan untuk program ini adalah Undang-Undang Republik
Indonesia]] Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian (sebelumnya UU Nomor 3
Tahun 1972)dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Transmigrasi (Sebelumnya PP Nomor 42 Tahun 1973), ditambah
beberapa Keppres dan Inpres pendukung. Syarat untuk menjadi Transmigran :
1. Warga Negara Indonesia adalah setiap warga negara yang berdomisili di wilayah
Negara Republik Indonesia.
2. Berkeluarga dibuktikan dengan Surat Nikah dan Kartu Keluarga.
3. Memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku.
4. Berusia antara 18 sampai dengan 50 tahun sesuai dengan Kartu Tanda Penduduk
(KTP), kecuali diatur lain dalam perjanjian kerjasama antar daerah.
5. Belum pernah bertransmigrasi yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Kepala
Desa/Lurah dimana pendaftar berdomisili.
6. Berbadan sehat yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Dokter.
7. Memiliki keterampilan sesuai kebutuhan untuk mengembangkan potensi sumber daya
yang tersedia di lokasi tujuan sebagaimana diatur dalam perjanjian kerjasama antar
daerah.
8. Menandatangani Surat Pernyataan kesanggupan melaksanakan kewajiban sebagai
transmigran.
9. Lulus seleksi yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Lulus dari Tim yang
diberikan wewenang untuk melaksanakan seleksi.
SOAL
1.
2.
3.
4.
5.
Upaya untuk merencanakan jumlah, jarak, dan waktu kelahiran anak dalam rangka
mencapai tujuan reproduksi keluarga merupakan pengertian dari:
a. migrasi
b. keluarga berencana
c. reproduksi
d. kontrasepsi
jawab: b
Berikut adalah ukuran-ukuran keluarga berencana, kecuali:
a. angka prevalensi kontrasepsi
b. contraceptive use mix
c. unmet need dan reproductive age
d. contraceptive choice
jawab: d
Yang termasuk usia subur adalah sebagai berikut. Kecuali:
a. 17-19 tahun
b. 30-39 tahun
c. 50 tahun
d. 20 tahun
Jawab: c
Yang termasuk alat/cara KB yang modern yang bersifat hormonal adalah:
a. Pil, susuk, dan spiral
b. Pil, susuk, dan suntikan
c. Tubektomi, pil dan vasektomi
d. Amenorea laktasi, jamu-jamuan, dan suntikan
Jawab: b
Hasil SDKI 2002-2003 menunjukkan bahwa jumlah perempuan yang berstatus kawin
yang sedang menggunakan alat/cara KB adalah 16.798. jumlah perempuan usia 15-49
tahun yang berstatus kawin dalam SDKI 2002-2003 adalah 27.857. berapakah CPR-
nya?
a. 60,3
b. 61
c. 60,89
d. 61,3
Jawab: a
6. Apakah yang dimaksud dengan migration stream?
a. perpindahan yang bersifat rutin
b. masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan
c. banyaknya migran ke suatu daerah tujuan dari suatu daerah asal
d. sekelompok migran yang daerah asal dan tujuan migrasinya sama dalam suatu
periode migrasi yang diberikan
jawab: d
7. Bertambahnya proporsi penduduk yang berdiam di daerah perkotaan yang disebabkan
oleh pertambahan penduduk wilayah perkotaan, perpindahan penduduk ke perkotaan,
dan/atau akibat dari perluasan daerah perkotaan adalah pengertian dari:
a. transmigrasi
b. migrasi
c. imigrasi
d. urbanisasi
jawab: d
8. Rumus untuk mencari angka mobilitas adalah:
M
a. m = P x k
b. mi =
I
P
c. mn =
I O
P
d. mo =
O
P
xk
xk
xk
jawab: a
9. Alat/cara KB dikelompokkan menjadi tiga, sebutkan dan jelaskan!
Jawab:
1. Alat/cara KB modern dikelompokkan menjadi:
a. Alat/cara KB modern bersifat hormonal, seperti pil, susuk, dan suntikan.
b. Alat/cara KB modern bersifat nonhormonal, seperti alat kontrasepsi dalam
rahim (AKDR) atau spiral (intra-uterine device-IUD), kondom, diafragma
(diaphragm), metode operasi pria (MOP) atau vasektomi, dan metode
operasi wanita (MOW) atau tubektomi.
2. Alat/cara KB alamiah (natural family planning methods) meliputi pantang
berkala (periodic abstinence), amenorea laktasi (lactational amenorrhea), dan
sanggama terputus.
3. Alat/cara KB tradisional meliputi jamu-jamuan dan ramu-ramuan.
10. Jelaskan apa yang dimaksud dengan:
a. angka kelangsungan kontrasepsi,
b. angka ketidaklangsungan kontrasepsi.
Jjawab:
a. angka kelangsungan kontrasepsi adalah proporsi pengguna alat/cara Kb yang
masih menggunakan alat/cara Kb tertentusetelah suatu periode terpapar,
misalnya satu tahun (12 bulan), terhadap resiko tidak meneruskan
penggunaan.
b. Angka ketidaklangsungan kontrasepsi adalah proporsi pengguna alat/cara KB
yang tidak meneruskan suatu episode penggunaan alat/cara KB tertentu
setelahsuatu periode terpapar (exposure) karena berbagai alasan, seperti
kegagal atau mengalami efek samping.
11. Jelaskan pengertian dari:
a. inmigration,
b. outmigration,
c. migration stream,
d. urbanisasi.
Jawab:
a. inmigration adalah masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan (area
of destination)
b. outmigration adalah perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal (area
of origin)
c. migration stream adalah sekelompok migran yang daerah asal dan tujuan
migrasinya sama dam suatu periode migrasi yang diberikan.
d. Urbanisasi adalah bertambahnya proporsi penduduk yang berdiam di daerah
perkotaan yang disebabkan pertambahan penduduk wilayah perkotaan,
perpindahan penduduk ke perkotaan, dan/atau akibat dari perluasan daerah
perkotaan.
12. Sebutkan empat faktor yang menyebabkan orang mengambil keputusan untuk
melakukan migrasi menurut Lee (1966)!
Jawab:
1. faktor-faktor yang terdapat di daerah asal,
2. faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan,
3. rintangan-rintangan yang menghambat,
4. faktor-faktor pribadi.
13. Sebutkan beberapa hal yang melatarbelakangi urbanisasi tinggi!
Jawab:
1. pull factors yang demikian besar dari kota-kota dibandingkan pedesaan, yang
menarik penduduk sebagian besar tinggal di daerah pedesaan,
2. tekanan sosial ekonomi penduduk dan menyempitnya lapangan kerja di
pedesaan,
3. anggapan bahwa kota selalu memungkinkan seseorang untuk memperoleh
pengembangan diri secara cepat. hal ini sering bertolak belakang dengan
kenyataan.
14. Sebutkan dua asumsi intercensal survival ratio!
jawab:
1. tingkat kematian dan tingkat kesalahan dalam distribusi umur adalah sama
untuk semua daerah dalam negara yang bersangkutan,
2. migrasi neto untuk negara secara keseluruhan adalah nol.
15. Sebutkan tujuh hukum migrasi!
Jawab:
1. migrasi dan jarak,
2. migrasi bertahap,
3. arus dan arus balik,
4. perbedaan antara desa dan kota dalam kecendrungan bermigrasi,
5. perempuan lebih dominan melakukan migrasi dalam jarak pendek,
6. teknologi dan migrasi,
7. motif ekonomi lebih dominan.
STATISTIKA
PELAYANAN
KESEHATAN
Pelayanan kesehatan yang tersedia harus mempenuyai kualitas yang sesuai dengan
keinginan masyarakat. Kualitas pelayanan kesehatan yang dapat diterima tergantung
dari wilayah, tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan lain-lain.
3. Sosial ekonomi
Yang termasuk dalam sosial ekonomi ialah kemampuan masyarakat untuk
membiayai pelayanan kesehatan yang diterima.
4. Jenis pelayanan kesehatan
Jenis pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan
meninggikan proporsi ini, sebaliknya pelayanan kesehatan yang belum dirasakan
kebutuhannya akan menurunkan proporsi. Misalnya, bila suatu wilayah dimana
masih belum dirasakan kebutuhan akan pelayanan kesehatan jiwa, tersedianya jenis
pelayanan ini kurang mendapat pengunjung.
D. Rate kunjungan
Rate ini menyatakan jumlah kujungan yang dicatat selama periode tertentu per
1000 penduduk yang menggunakan sarana pelayanan kesehatan. Rate ini bermacammacam sesuai dengan jenis pelayanan, misalnya rate kunjungan untuk balai pengobatan,
pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan bayi dan anak-anak, dll. Bila rate ini dibagi 1000
akan menghasilkan frekuensi rata-rata kunjungan per orang per periode tertentu, misalnya
1 tahun.
Rumus:
Jumlah kunjungan yang dicatat selama 1 periode
________________________________________________________
Jumlah penduduk yang menggunakan sarana pelayanan kesehatan dalam
periode yang sama
Untuk mengetahui gambaran umum tentang penggunan sarana pelayanan
kesehatan oleh masyarakat. Rate ini dapat juga digunakan untuk merencanakan jumlah
dan jenis obat-obatan yang dibutuhkan. Bial persentasi penduduk yang menggunakan
sarana pelayanan kesehatan cukup tinggi, rate ini dapat digunakan untuk menggambarkan
tingkat morbiditas wilayah tersebut. Dari rate ini juga dapat diperhitungkan beban kerjja
dari tiap petugas kesehatan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi:
1. Jarak atau waktu yang diperlukan penduduk yang membutuhkan untuk mencapai
sarana pelayanan kesehatan. Bila jaraknya terlalu jauh, penduduk akan segan untuk
berobat ke sarana tersebut atau melakukan kunjungan ulang. Faktor jarak atau
waktu ini tergantung pula dari jenis pelayanan.
2. Pengertian sakit oleh masyarakat
Pengertian sakit bervariasi antara berbagai wilayah,, antara kota dan desa,dll.
Pengertian sakit penduduk pedesaan pada umumnya adalah keadaan yang dirasakan
badan, misalnya panas, pusing sakit perut, diare, muntah, atau nyeri anggota badan,
hingga mengalami gangguan fungsi.
3. Kualitas pelayanan
Kualitas pelayanan termasuk tenaga yangg melayani, obat-obat yang diberikan.
Pada umumnya pengertian kualitas oleh penduduk pedesaan ialah dengan sekali
berobat gejala penyakit yang diderita telah hilang atau berkurang.
4. Biaya yang harus dikeluarkan penduduk yang mebutuhkan sarana pelayanan
kesehatan. Biaya ini meliputi biaya perjalanan dari rumah sampai ke rumah lagi dan
biaya pengobatan.
5. Waktu
Bila sarana pelayanan kesehatan memberikan pelayanan di waktu penduduk sedang
melakukan kegiatan sehari-hari akan mengurangi jumlah kunjungan. Hal ini
disebabkan karena penderita yang sakitnya tidak parah akan tetap melakukan
kegiatan sampai selesai. Demikian pula, bila dibutuhkan pelayanan kesehatan tidak
dapat melayani, masyarakat akan menggunakan sarana lain.
E. Rate Kunjungan dan Frekuensi Kunjungan
Rata-rata frekuensi kunjungan adalah rasio antara jumlah pengunjung atau
kunjungan baru ditambah dengan jumlah jumlah kunjungan atau kunjungan lama dengan
jumlah pengunjung dalam satu periode tertentu.
Rumus :
Jumlah kunjungan baru + kunjungan lama yang dicatatselama satu periode
tertentu _________________________________________________
Jumlah kunjungan baru dalam periode yang sama
Atau
B+L
____________
B
B = Kunjungan baru
Yang dimaksud dengan kunjungan baru ialah semua kunjungan untuk pertama kali
dalam suatu periode tertentu. Kunjungan ini dapat berupa kasus baru atau lanjutan
dari periode sebelumnya.
L= Kunjungan lama
Yang dimaksud dengan kunjuungan lama ialah semua kunjungan ulang yang
dilakukan dalam periode tertentu.
Suatu keuntungan dalam perhitungan rasio ini adalah pembilang dan penyebut dapat
diperoleh dari catatan di sarana kesehatan. Rasio ini dapat digunakan untuk
mengetahui frekuensi rata-rata penggunaan sarana pelayanan kesehatan. Bila semua
pendekatan dapat dipenuhi. Frekuensi rata-rata ialah 3-4 kali per tahun per penduduk
yang menggunakan.
Rasio ini bervariasi tergantung dari jenis pelayanan, jenis penyakit, rate morbiditas
dan kualitas pelayanan. Rata-rata frekuensi kunjungan yang tinggi dapat disebabkan
karena banyaknya penderita penyakit kronis atau kualitas pelayanan yang rendah
sehingga seorang penderita harus berkali-kali melakukan kunjungan. Bila kualitas
pelayanan telah baik dan tidak banyak penderita penyakit kronis, maka tingginya ratarata frekuensi kunjungan dapat menggambarkan tingginya rate morbiditas dan
kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang disediakan.
Variasai antara berbagai jenis pelayanan kesehatan dapat disebabkan karena
pembilangnya yang berbeda, misalnya, pembilang untuuk pelayanan pengobatan
umum berasal dari seluruh penduduk, sedangkan untuk pelayanan pemeriiksaan ibu
hamil tergantung dari tingginya angka kelahiran.
Gambaran kunjungan neonatus dan kunjungan bayi di sumbar pada tahun 2006
adalah:
1. Kunjungan Neonatus
Gambaran Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2006 jumlah neonatal 89.204 dengan
jumlah neonatal risti yang dirujuk 376 (0,42%).
2. Kunjungan Bayi
Untuk jumlah bayi di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2006 mencapai 107.526
bayi dengan cakupan kunjungan sebanyak 183.209 bayi (170 %), ini jika dilihat
sudah melebihi 100%, disini dapat dikatakan bahwa beberapa bayi yang melakukan
kunjungan beberapa kali, hal ini disebabkan karena telah tinginya kesadaran ibu-ibu
untuk membawa bayinya berkunjung ke pusat pelayanan dasar baik untuk
pemeriksaan kesehatan bayi maupun untuk penimbangan berat badan bayi.
F. Presentase Ibu Hamil yang Melakukan Pemeriksaan Antenatal
Perhitungan persentasi ini dapat dilakukan dengan beberapa bentuk sebagai berikut :
1. Pemeriksaan antenatal yang dilakukan minimal 1x pada setiap kehamilan. Angka ini
menyatakan persentasi wanita hamil yang melakukan pemeriksaan minimal 1x,
terhadap perkiraan persalinan.
Rumus
Jumlah wanita hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal minimal 1x
_____________________________________________________ x 100
Jumlah perkiraan persalinan
Angka ini merupakan salah satu indikator untuk mengukur jangkauan
pelayanan kesehatan terhadapibu hamil. Indikator ini kurang berbobot, karena
kriteria yang digunakan terlalu ringan yaitu hanya satu kali pemeriksaan antenatal
setiap kehamilan. Indikator ini akan lebih baik bila digunakan kriteria 3 atau 4 kali
pemeriksaan antenatal pada setiap kehamilan.
maksud untuk menarik perhatian para pengambil keputusan untuk segera mengambil
tidakan.
Bila terdapat kesulitan dalam mengumpulkan jumlah balita, dapat digunakan
persentasi imunisasi terhadap bayi yang berumur kurang dari 1 tahun atau yang berumur
3-14 bulan. Untuk imunisasi penuh minimal dibutuhkan 3x kontak dengan petugas
imunisasi atau sarana pelayanan kesehatan untuk bayi dan anak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
1. Pengertian masyarakat tentang manfaat imunisasi pada bayi dan anak.
2. Faktor jarak dan biaya
3. Faktor pelayanan dan penyediaan vaksin
4. Ketepatan pencatatan dan laporan
H. Presentase Persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih
Proporsi ini ialah jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga terlatih per 100 perkiraan
persalinan. Tenaga terlatih ialah dokter, bidan dan dukun bayi yang telah mengikuti
kursus.
Rumus
Jumlah pertolongan persalinan oleh tenaga terlatih
_________________________________________ x 100
Jumlah perkiraan persalinan
Sumber data
Jumlah pertolongan persalinan dapat diperoleh dari catatan di sarana pelayananan
kesehatan, laporan dari bidan dan dukun bayi yang melakukan pertolongan persalinan di
luar sarana pelayanan kesehatan. Yang menjadi hambatan ialah kurangnya laporan dari
dukun bayi. Jumlah perkiraan persalinan dapat diperoleh dari hasil sensus.
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
1. Kemudahan pendekatan secara fisik
2. Faktor kebiasaan masyarakat untuk melahirkan di rumah ditolong oleh dukun bayi.
I. Presentase Pasangan Usia Subur yang Menjadi Akseptor KB
Proporsi ini menyatakan jumlah akseptor KB atau current user per 100 pasangan usia
subur.
Rumus
Jumlah akseptor KB atau current user
__________________________________ x 100
Jumlah pasangan usia subur
Proporsi ini dapat digunakan sebagai indikator untuk mengukur jangkauan
pelayanan KB, mengukur tingkat pencapaian target atau keberhasilan program KB.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proporsi ini adalah :
1. Penerangan atau penyuluhan
2. Cara pelayanan pada masyarakat dan persediaan alat kontrasepsi
3. Hambatan budaya
4. Cara kontrasepsi yang dapat diterima oleh masyarakat
J. Presentase Penderita Penyakit Kronis yang Berobat
SOAL
1.Dari rumus rumus berikut,manakah yang merupakan perhitungan tentang pelayanan
kesehatan,kecuali
a.
Jumlah penderita penyakit kronis yang berobat secara rutin
________________________________________ x100
Jumlah penderita penyakit tersebut
b.
Jumlah penduduk x 1 Km
Luas lahan produktif
Jumlah petugas kesehatan tertentu
________________________________ x 10.000
Jumlah penduduk suatu wilayah tertentu
d. 4
a.
b.
c.
d.
kecuali....
Jarak dan biaya
Ketetapan pencatatan dan laporan
Pelayanan dan penyediaan vaksin
Waktu
a.
b.
c.
d.
d. Jumlah Penduduk
12. SDM Kesehatan dalam pelayanan kesehatan yang baik mempunyai sikap
seperti...
a. Mampu menciptakan strategi pelayanan yang baik dan benar sesuai dengan
profesi dan kompetensinya
b. Tidak peduli terhadap pasien
c. Memperhatikan profesi sang pasien
d. Mampu beradaptasi dengan dokter
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.
STATISTIKA
KEPENDUDUKAN
STRUKTUR PENDUDUK
1. Struktur penduduk di suatu wilayah dapat dikelompokkan menjadi lima yaitu:
biologis yang meliputi jenis kelamin dan umur
sosial yang meliputi status perkawinan dan pendidikan
ekonomi yang meliputi status pekerjaan, lapangan pekerjaan, pendapatan,
pengeluaran.
rumah tangga yang meliputi jumlah anak, ukuran keluarga, hubungan dengan
wilayah lain, untuk mengetahui kepadatan penduduk di suatu wilayah, dan untuk
mengetahui daya dukung suatu wilayah.
usia SD
13-15 tahun
usia SLTP,
16-18 tahun
Umumnya yang tercakup dalam karakteristik rumah tangga dan keluarga tersebut
adalah jenis rumah tangga, ukuran anggota rumah tangga, karakteristik kepala rumah
dan bahasa.
SP 2000: ada informasi mengenai suku bangsa Sensus seblumnya informasi tentang
unsur-unsur budaya yang sama seperti: bahasa, tradisi dan pola-pola kebiasaan
Suryadinata (2003: 9) menyebutkan adanya 101 kelompok sukubangsa dan sub
sukubangsa yang teridentifikasi dalam sensus 2000. Ada 15 kelompok sukubangsa
terbesar yang diacu oleh lebih dari 1 juta orang.
Untuk mengetahui human resources yang ada baik menurut umur maupun jenis
kelamin.
Untuk pengambilan kebijakan yang berhubungan dengan kependudukan.
Untuk membandingkan keadaan suatu penduduk dengan penduduk lainnya.
Melalui penggambaran piramida penduduk dapat diketahui proses demografi yang
Persebaran Penduduk
Persebaran penduduk dapat dibagi menjadi dua:
1. Persebaran penduduk secara geografis adalah karakteristik penduduk menurut batasbatas alam seperti pantai, sungai, danau dan sebagainya.
2. Persebaran penduduk secara administrasi adalah karakteristik penduduk menurut
batas-batas wilayah administrasi yang ditetapkan oleh suatu negara, misalnya jumlah
penduduk di desa A atau di kecamatan B.
Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk yaitu dasar untuk menyusun komposisi penduduk yang
umum digunakan adalah umur, jenis kelamin, mata pencaharian, dan tempat tinggal.
Pengelompokkan penduduk dapat digunakan untuk dasar dalam pengambilan kebijakan
dan pembuatan program dalam mengatasi masalah-masalah di bidang kependudukan.
Contoh:
Dengan mengetahui jumlah penduduk usia 7 12 tahun maka pemerintah dapat
memperkirakan berapa kebutuhan sekolah dasar yang harus disediakan mengingat usia
tersebut adalah usia sekolah dasar. Untuk selanjutnya kita akan bahas beberapa
komposisi.
a. Komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin.
Umur penduduk dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
-
Struktur penduduk muda : bila suatu negara atau wilayah sebagian besar
berusia dewasa.
Struktur penduduk tua : bila suatu negara sebagian besar terdiri penduduk
berusia tua.
Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
Kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk dihitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana
mereka tinggal. Beberapa pengamat masyarakat percaya bahwa konsep kapasitas muat juga
berlaku pada penduduk bumi, yakni bahwa penduduk yang tak terkontrol dapat menyebabkan
katastrofi Malthus. Beberapa menyangkal pendapat ini. Grafik berikut menunjukkan
kenaikan logistik penduduk.
Negara-negara kecil biasanya memiliki kepadatan penduduk tertinggi, di antaranya: Monako,
Singapura, Vatikan, dan Malta. Di antara negara besar yang memiliki kepadatan penduduk
tinggi adalah Jepang dan Bangladesh.
Piramida penduduk
Piramida penduduk adalah dua buah diagram batang, pada satu sisi
menunjukkan jumlah penduduk laki-laki dan pada sisi lainnya menunjukkan jumlah
penduduk perempuan dalam kelompok interval usia penduduk lima tahunan.
Penduduk laki-laki biasanya digambarkan di sebelah kiri dan penduduk wanita di
sebelah kanan. Piramida penduduk digunakan untuk memberikan gambaran tentang
komposisi penduduk berdasarkan usia, jenis kelamin dan kelompok umur. Dengan
mengetahui pola distribusi penduduk dalam wilayah tertentu dengan menggunakan
piramida penduduk, maka decision making dapat mempertimbangkan pertumbuhan
pada kelompok usia dan jenis kelamin tertentu, sehingga hasil keputusan lebih tepat
dan akurat.
Grafik dapat menunjukkan jumlah penduduk atau prosentase jumlah penduduk
terhadap jumlah penduduk total.
Distribusi segitiga
Distribusi
piramida
penduduk
yang
berbentuk
segitiga
penduduk
menyebabkan
turunnya
perpindahan
sekelompok
penduduk
pindah
dari
Kebijakan transmigrasi
6,5 milyar penduduk dunia, 4 milyar diantaranya tinggal di Asia. Tujuh dari sepuluh negara
berpenduduk terbanyak di dunia berada di Asia (meski Rusia juga terletak di Eropa).
Sejalan dengan proyeksi populasi, angka ini terus bertambah dengan
kecepatan yang belum ada dalam sejarah. Diperkirakan seperlima dari seluruh
manusia yang pernah hidup pada enam ribu tahun terakhir, hidup pada saat ini.
Pada tanggal 19 Oktober 2012 pukul 03.36 WIB, jumlah penduduk dunia akan
mencapai 7 milyar jiwa. Badan Kependudukan PBB menetapkan tanggal 12 Oktober
1999 sebagai tanggal dimana penduduk dunia mencapai 6 milyar jiwa, sekitar 12
tahun setelah penduduk dunia mencapai 5 milyar jiwa.
Berikut adalah peringkat negara-negara di dunia berdasarkan jumlah penduduk
(2005):
1. Republik Rakyat Cina (1.306.313.812 jiwa)
2. India (1.103.600.000 jiwa)
3. Amerika Serikat (298.186.698 jiwa)
4. Indonesia (241.973.879 jiwa)
5. Brasil (186.112.794 jiwa)
6. Pakistan (162.419.946 jiwa)
7. Bangladesh (144.319.628 jiwa)
8. Rusia (143.420.309 jiwa)
9. Nigeria (128.771.988 jiwa)
10. Jepang (127.417.244 jiwa)
Kegunaan Piramida Penduduk
Dengan melihat proporsi penduduk laki-laki dan perempuan dalam tiap kelompok
umur pada piramida tersebut, dapat diperoleh gambaran mengenai sejarah perkembangan
penduduk masa lalu dan mengenai perkembangan penduduk masa yang akan datang. Struktur
umur penduduk saat ini merupakan hasil kelahiran, kematian dan migrasi masa lalu.
Sebaliknya, struktur umur penduduk saat ini akan menentukan perkembangan penduduk di
masa yang akan datang.
Indonesia telah mengalami perubahan bentuk piramida yang disebabkan oleh
penurunan kelahiran dan penurunan kematian bayi beberapa dekade yang lalu. Dalam
hal ini dapat diidentifikasi 3 macam bentuk piramida penduduk secara umum, yaitu:
1. Piramida penduduk yang mempunyai dasar lebar menunjukkan terjadinya
kelahiran yang tinggi diwaktu-waktu yang lalu.
2. Piramida penduduk yang berbentuk kerucut menunjukkan kelahiran besar di
waktu yang lalu tetapi kematian bayi yang tinggi menyebabkan proporsi
penduduk yang dapat hidup terus keusia dewasa dan menjadi tua lebih sedkit.
3.
Piramida penduduk dengan badan gemuk dan dasar yang sama atau lebih
kecil dan dengan ujung atas yang membesar menunjukkan bahwa beberapa
waktu yang lalu telah terjadi jumlah kelahiran yang cukup besar, tetapi tingkat
kematian bayi menurun sehingga jumlah bayi yang lahir dan tetap hidup
Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah hasil Sensus Penduduk (SP). Untuk
membuat piramida penduduk berdasarkan data SP, data yang dibutuhkan adalah
jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur 5 tahunan : 0-4; 5-9;
10-14; 15-19; 20-24; 25-29; 30-34; 35-39; 40-44; 45-49; 50-54; 55-59; 60-64; 65-69;
70-74; 75 tahun ke atas.
Bentuk-bentuk Piramida Penduduk
Bentuk piramida penduduk dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
1. Bentuk Limas (Expansive), menunjukkan jumlah penduduk usia muda lebih banyak
dari pada usia dewasa maupun tua, sehingga pertumbuhan penduduk sangat tinggi,
contohnya: Indonesia, Filipina, Mesir, Nigeria, Brazil.
2. Bentuk Granat (Stationer), menunjukkan jumlah usia muda hampir sama dengan usia
dewasa, sehingga pertumbuhan penduduk kecil sekali, contohnya: Amerika Serikat,
Belanda, Norwegia, Finlandia.
3. Bentuk Batu Nisan (Constructive), menunjukkan jumlah penduduk usia tua lebih
besar dari pada usia muda, jumlah penduduk mengalami penurunan, contohnya:
negara-negara yang baru dilanda perang.
Tiga Ciri Penduduk
Negara-negara berkembang pada umumnya memiliki piramida penduduk
berbentuk limas, sedangkan negara-negara maju umumnya berbentuk granat atau batu
nisan.
1.
ciri-ciri
a.
penduduk
Sebagian
besar
berada
pada
kelompok
:
muda
b.
Kelompok
usia tua
jumlahnya
c.
Tingkat
kelahiran
bayi
sedikit
tinggi
d.
Pertumbuhan penduduk tinggi
2. Piramida Penduduk Stasioner memiliki ciri-ciri ;
a.
b.
Tingkat
kelahiran
rendah
c.
Tingkat
kematian
rendah
d.
Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat
3. Piramida Penduduk Constructive memiliki ciri-ciri :
a. Sebagian besar penduduk berada kelompok usia dewasa atau tua.
b .Jumlah penduduk usia muda sangat sedikit.
c. Tingkat kelahiran lebih rendah dibanding dengan tingkat kematian.
d. Pertumbuhan penduduk terus berkurang.
Abu Ahmadi (1985) menyatakan bahwa masyarakat harus mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
1. harus ada pengumpulan manusia dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang;
2. telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suatu daerah tertentu.
3. Adanya aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada
kepentingan dan tujuan bersama.
Abdul Syani (2003) menyatakan bahwa masyarakat ditandai oleh cirri cirri-ciri sebagai
berikut:
1. adanya interaksi;
2. ikatan pola tingkah laku yang khas di dalam semua aspek kehidupan yang bersifat
mantap dan kontinu;
3. adanya rasa identitas terhadap kelompok, dimana individu yang bersangkutan menjadi
anggota kelompoknya.
Penduduk
Ledakan penduduk
Buku berjudul The Population Bomb (Ledakan Penduduk) pada tahun 1968
oleh Paul R. Ehrlich meramalkan adanya bencana kemanusiaan akibat terlalu
banyaknya penduduk dan ledakan penduduk. Karya tersebut menggunakan argumen
yang sama seperti yang dikemukakan Thomas Malthus dalam An Essay on the
Principle of Population (1798), bahwa laju pertumbuhan penduduk mengikuti
pertumbuhan eksponensial dan akan melampaui suplai makanan yang akan
mengakibatkan kelaparan.
Pertumbuhan penduduk di setiap negara akan berdampak pula terhadap
pertumbuhan penduduk dunia secara keseluruhan. Menurut Perserikatan Bangsa
Bangsa (PBB) yang menangani masalah kependudukan melaporkan bahwa pada
tahun 2003 jumlah penduduk dunia 6,3 milyar.
untuk
mengatasinya
ledakan
penduduk
tersebut.
e.66,73 %
Penyeleseian:
Diketahui: Jumlah penduduk keseluruhan = 179.300.000 jiwa Jumlah penduduk
nonproduktif = 65.531.780 jiwa + 6.230.435 jiwa = 71.762.215 jiwa
Ditanya: Berapa indeks dependency ratio-nya?
Jawab:
Jumlah penduduk produktif = 179.300.000 jiwa 71.762.215 jiwa = 107.537.785 jiwa
71.762.215
107.537.785
Dependency ratio = 100% = 66,73
Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin, dapat digunakan untuk menghitung
sex ratio. Sex ratio, yaitu perbandingan jumlah perempuan dan laki-laki dalam jumlah
penduduk tertentu (setiap 100 perempuan).
5. Indonesia pada tahun 1990 memiliki jumlah penduduk 179.300.000 jiwa. Setelah
dibuat tabel berdasarkan jenis kelamin, yang tergolong laki-laki sebesar 89.256.467
jiwa, sedangkan yang tergolong perempuan sebesar 90.043.528 jiwa. Hitunglah sex
ratio-nya.
a.90.13 %
b.70 %
c.77 %
d.99,13 %
e.90 %
Penyelesaian:
Diketahui: Jumlah penduduk keseluruhan= 179.300.000 jiwa.Jumlah penduduk lakilaki adalah 89.256.467 jiwa dan umlah penduduk perempuan = 90.043.528 jiwa.:
Berapa sex ratio-nya?
Jawab:
Berdasarkan perhitungan tersebut, berarti di Indonesia pada tahun 1990 setiap ada 100
perempuan terdapat 99 laki-laki.
a.
Untuk mengetahui human resources yang ada baik menurut umur maupun
jenis kelamin.
b. Untuk pengambilan kebijakan yang berhubungan dengan kependudukan.
c. Untuk menerapkan pembagian kekuaasaan wilayah.
d. Untuk Untuk membandingkan keadaan suatu penduduk dengan penduduk
lainnya.
e. Melalui penggambaran
piramida
penduduk
dapat
diketahui
proses
12. Sebagian besar berada pada kelompok penduduk muda, kelompok usia tua jumlahnya
sedikit, tingkat kelahiran bayi tinggi, dan pertumbuhan penduduk tinggi adalah ciri
dari
a.
b.
c.
d.
e.
13. Berikut Negara besar yang memiliki kepadatan penduduk tinggi adalah
a. Kanada
b. Meksiko
c. Bangladesh
d. Polandia
e. Spanyol
Jawaban : c. Bangladesh
14. Berikut usaha untuk menangani masalah ledakan penduduk, kecuali
a. Memperluas lapangan kerja melalui industrialisasi
b. Melaksanakan program Keluarga Berencana (KB)
c. Meningkatkan produksi pangan sesuai kebutuhan penduduk
d. Melaksanakan program transmigrasi
e. Penurunan dalam tingkat pendidikan
Jawaban : e. penurunan dalam tingkat pendidikan
15. Di India dan Pakistan, antara Turki dan Yunani, dan di Eropa Timur pernah
memberlakukan kebijakan negara yang mewajibkan perpindahan sekelompok
penduduk pindah dari kawasan tertentu, terutama dengan alasan etnisitas atau agama
selama perang dunia kedua. Kebijakan tersebut di kenal dengan istilah
a. Komposisi penduduk
b. Imigrasi
c. Pemerataan penduduk
d. Transfer penduduk
e. Piramida penduduk stasioner
Methorst dan Sirks membedakan masalah penduduk menjadi dua yaitu yang bersifat
kuantitatif (demografi) dan kualitatif yang membahas masalah penduduk dari segi genetis dan
biologis.
Pada tahun 1937 di Paris selama kongres masalah kependudukan dilangsungkan, Adolphe
Laundry telah membuktikan secara matematik adanya hubungan antara unsur-unsur
demografi seperti kelahiran, kematian, fertilitas, jenis kelamin, umur, dan sebagainya. Dan ia
menyarankan penggunaan istilah PURE DEMOGRAPHY atau disebut juga demografi formal
menghasilkan teknik-teknik untuk menghitung data kependudukan.
Data demografi, pengukuran, teknik-teknik dan model-model adalah alat yang penting,
tapi mereka hanya sebagian dari gambaran analitik. Sekarang demografi tidak dipelajari
secara murni terlepas dari variabel-variabel non-demografis. Dan demografi bukan lagi
merupakan single theoretical discipline, tetapi lebih menyerupai interdisciplinary science.
Sumber Data Demografi
1. Hasil sensus (biasanya dilakukan oleh Badan Pusat Statistik sebagai keperluan-keperluan
formal seperti: pemilu)
Sensus Penduduk pada dasarnya merupakan proses kegiatan pencacahan atau
pengambilan stok (stock taking) penduduk suatu negara atau wilayah pada suatu saat
tertentu. Proses itu mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan
diseminasi hasil sensus yang secara keseluruhan membutuhkan waktu relatif lama;
normalnya 5-10 tahun.
Oleh karena cakupannya pada seluruh penduduk yang bertempat tinggal di seluruh
wilayah geografis (tanpa kecuali) pada saat yang relatif sama maka kegiatan sensus
membutuhkan sumber daya (termasuk anggaran) yang relatif sangat besar, data yang
diperoleh merujuk pada saat tertentu yang dikenal dengan hari sensus (census date).
2.
Hasil survey mengenai penduduk, dilakukan dari tingkat satuan terkecil seperti RT.
Suatu survai sampel lebih murah karena hanya meliputi penduduk yang dipilih
sebagai wakil penduduk. Namun demikian, proses pemilihan ini dapat menimbulkan
kesalahan sampel (sampling error) yang tidak akan terjadi jika seluruh penduduk dicacah.
Masalah lain yang timbul adalah karena suatu sampel nasional secaia relatif jumlahnya
tidak besar, ada kemungkinan daerah atau unit yang kecil (misalnya suatu desa) tidak
terwakili sehingga dengan sendirinya sangat sukar menentukan karakteristik daerah ini.
Dari suatu sampel dapat diperoleh keterangan-keterangan yang lebih terperinci dan
berkualrtas lebih baik daripada suatu sensus, karena lebih banyak waktu dan tenaga dapat
dicurahkan untuk setiap wawancara. Sebuah Pertanyaan dalam sensus misalnya, dapat
menunjukkan berapa jumlah anak ri setiap wanita. Namun demikian, untuk memperoleh
perincian mengenai.
3.
Sistem Registrasi
Registrasi Penduduk adalah pencatatan terhadap setiap peristiwa kependudukan yang
terjadi setiap saat. Registrasi penduduk pada dasarnya melakukan pencatatan terhadap
komponen-komponen kependudukan yang bersifat dinamis. Komponen-komponen
tersebut antara lain kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, perubahan pekerjaan dan
perubahan tempat tinggal.
Tujuan Demografi
1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.
2. Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunannya dan persebarannya dengan
sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia.
3. Mengembangkan hubungan sebab-akibat antara perkembangan penduduk dengan
bermacam-macam aspek organisasi sosial.
4. Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa yang akan dating dan
kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.
Guna Pengetahuan Demografi
1. Pendidikan, perpajakan, kemiliteran, kesejahteraan, sosial, perumahan, pertanian, rumah
sakit, pertokoan, pusat rehabilitasi.
2. Untuk mengetahui berkembangnya perekonomian suatu negara (pertambahan lapangan
kerja, prosentase peduduk yang ada disektor pertanian,industri & jasa.
3. Untuk melihat peningkatan standar kehidupan (tingkat harapan hidup rata rata penduduk).
4. Pertumbuhan penduduk berpengaruh pada jumlah penduduk dunia & susunannya,
Dinamika Penduduk: Sebab dan Akibat
Pertumbuhan penduduk adalah merupakan keseimbangan yang dinamis antara
kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah
penduduk.
Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh 4 komponen:
1. Kelahiran (fertilitas)
2. Kematian (mortalitas)
3. In-migration (migrasi masuk)
4. Out-migration (migrasi keluar)
Selisih antara kelahiran dan kematian disebut reproductive change (perubahan
reproduktif) atau natural increase (pertumbuhan alamiah). Selisih antara inmigration dan out migration disebut net-migration atau migration neto. Jadi
pertumbuhan penduduk hanya dipengaruhi oleh 2 cara yaitu: melalui perubahan
reproduksi dan migrasi neto.
Pertumbuhan penduduk dapat dinyatakan dengan formula:
Pt = Po + (B D) + (Mi Mo)
Dimana:
Pt
Po
: kelahiran yang terjadi pada jangka waktu antara kedua kejadian tersebut.
: jumlah kematian yang terjadi pada jangka waktu antara kedua kejadian tersebut.
Mi
Mo
Negatif
Nol
M>F
N, T, S
M<F
N, T, S
M=F
Keterangan:
M
= Mortalitas (kematian)
F
= Fertilitas (kelahiran)
N
= Naik
T
= Turun
S
= Stabil
*Dari model ini dapat dilihat pengaruh masing-masing komponen demografi terhadap
pertumbuhan penduduk.
Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi
Pada tahun-tahun terakhir ini, masalah sosial dan ekonomi telah membawa ke arah
makin dekatnya perhatian diberikan pada hubungan antara demografi, sosio-ekonomi
dan faktor-faktor lainnya ke dalam dua pendekatan yaitu:
1. Besar (size), komposisi dan distribusi penduduk akan mempengaruhi kegiatankegiatan sosial dan ekonomi masyarakat.
2. Keadaan ekonomi dan lingkungan akan menentukan tingkat dan pola kelahiran,
mortalitas dan migrasi.
Soal
1.
Menurut Kamus umum Bahasa Indonesia edisi Balai Pustaka Demografi ilmu yang
memberikan uraian atau lukisan berupa statistik mengenai suatu bangsa dilihat dari
sudut...
a. Sosial ekonomi
b. Sosial politik
c. Sosial budaya
d. Sosial kesehatan
e. Sosial pendidikan
Jawaban : b
2.
Istilah demografi pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli statistic yang bernama
Archile Guillard yang berkebangsaan...
a. Perancis
b. Inggris
c. Belanda
d. Jerman
e. Kanada
Jawaban : a
5.
6.
b.
c.
d.
e.
Archile Guillard
George W. Barclay
Philip M. Hauser
Duedly Duncan
Jawaban : c
7.
8.
9.
10.
SUMBER-SUMBER DAN
EVALUASI DATA
KEPENDUDUKAN
mengenai kejadian vital (vital events) yang dialami penduduk berupa kalahiran,
kematian, dan perpindahan. Registrasi penduduk yang utamanya didasarkan pada
Keputusan Presiden nomor 52 tahun 1977 ini yang dimaksud untuk membangun suatu
sistem pencatatan penduduk yang berlaku menyeluruh dan seragam di wilayah
Indonesia. Hal tersebut dilakukan melalui kewajiban menggunakan Kartun Keluarga,
Kartu Penduduk, dan pelaporan dari setiap kejadian vital pada lingkup keluarga
bersangkutan.
Pada Registrasi penduduk ini boleh dikatakan bahwa konsep yang diterapkan
adalah konsep de jure, dalam arti penduduk akan dicatat secara resmi apabila ia telah
memenuhi syarat tertentu untuk menjadi penduduk suatu wilayah/daerah pendaftaran
di kelurahan. Tingkat cakupan data penduduk yang diperoleh akan sangat tergantung
kepada kesadaran masyarakat untuk melaporkan kejadian vital (kelahiran, kematian
dan perpindahan) yang terjadi di dalam keluarga.
Di negara-negara maju, pengumpulan data penduduk melalui registrasi ini
umumnya tidak banyak menemui masalah dan hambatan. Sebaliknya pada negaranegara berkembang seperti Indonesia, pada umumnya data yang dicakup masih
"under reported" dan tidak cukup rinci serta kualitasnya kurang memadai untuk
berbagai analisis kependudukan, sehingga tidak dapat dielakkan lagi pada umumnya
para ahli kependudukan masih mendasarkan analisisnya pada angka hasil Sensus
Penduduk atau Survei di bidang kependudukan.
2.2 Perbedaan sensus dan survey
Antara sensus dan survey pada dasarnya saling melengkapi atau survey
merupakan pelengkap sensus. Misalnya: sesudah sensus bila diadakan survey untuk
mencek hasil sensus atau survey diadakan sebelum sensus.
Adapun perbedaan antara sensus dan survey adalah:
a. Sensus mencacah seluruh penduduk sedangkan survey mencacah sebagian saja (sampel
saja)
b. Sensus dilakukan secara periodik sedangkan survey bisa dilakukan kapan saja
c. Topik dari sensus sama sedangkan survey bisa berganti topik sesuai dengan kebutuhan
Ada beberapa ketentuan yang membedakan sensus dari kegiatan
pengumpulan data lain:
1. Waktu tertentu artinya sensus dilaksanakan pada saat tertentu yang dilaksanakan secara
2.
3.
4.
5.
6.
serentak
Wilayah tertentu artinya ruang lingkup sensus haruslah meliputi batas wilayah tertentu
Semua orang artinya semua orang atau penduduk yang hidup dalam wilayah yang dicacah
Unit cacah sensus adalah perorangan dan bukan keluarga atau RT
Sensus dilaksanakan secara berkala
Sensus dikatakan selesai bila keterangan dikumpulkan sudah diterbitkan
3. Regitrasi di Indonesia
Disamping itu jumlah penduduk usia muda lebih banyak daripada usia tua dan ini bisa
diketahui dari panjangnya grafik atau balok yang menggambarkan umur yang bersangkutan.
Jadi, balok-balok yang membentuk piramida tersebut makin ke atas makin pendek.
Kesalahan data umur ini penyebabnya secara umum dapat dibagi dua:
1. Terjadinya perbedaan kelengkapan pencatatan penduduk antara kelompok umur yang
berbeda. Misalnya: Penduduk umur 15 tercatat dengan lengkap, sedangkan umur 14 atau
16 tidak tercatat lengkap.
2. Karena adanya mis-statement daripada mereka yang tercacah maksudnya adalah
kesalahan pencatatan yang bisa disebabkan oleh ketidaktahuan responden akan umurnya
sendiri, atau pencatatan yang salah oleh petugas, atau karena tidakdimengertinya
pertanyaan pada kuesioner.
Faktor ketidaktahuan menyebabkan seseorang mengarang umurnya sendiri, atau
membuat kira-kira. Dalam membuat kira-kira terdapat kecenderungan mengadakan
pembulatan umur ke bilangan yang mudah. Yang dimaksud dengan dengan bilangan yang
mudah adalah angka 0 dan 5, karena itu adalah kecenderungan membulatkan umur ke
bilangan-bilangan yang berakhir dengan angka 0 dan 5 seperti 25, 30, 35, 40, 45, 50, dan
seterusnya. Karena adanya gejala seperti ini, dikatakan ada digit preference (kesukaan pada
digit atau angka tertentu).
Faktor kesengajaan agak sulitditerangkan. Seseorang yang tahu dengan tepat umurnya
yang sebenarnya, bisa saja melaporkannya dengan salah. Alasannyatentunya bermacammacam. Ke arah atau ke angka mana ia akn melaporkan umurnya tidak bisa diduga. Namun
demikian, melihat kenyataan betapa umur-umur yang berangka akhir 0-5 selalu memiliki
jumlah yang besar, ada kemungkinan bahwa mereka-mereka yang berakhiran dengan 0 atau
5.
b. Kesalahan jenis kelamin
Cara melihat membandingkan sex ratio antar kelompok berbeda
Untuk melihat kesalahan umur mengamati grafik penduduk yang disebut piramid
penduduk.
Untuk menemukan apakah terdapat kesalahan data jenis kelemin, maka digunakan
peralatan sex ratio. Caranya adalah dengan membandingkan sex ratio berbagai kelompok
umur yang berbeda atau membandingkan sex ratio berbagai daerah yang berbeda-beda.
Kemudian dilihat konsistensi sex ratio kelompok umur yang satu dan kelompok umur yang
lainnya, atau konsistensi anatara sex ratio daerah yang satu dan daerah yang lainnya.
Dikatakan konsisten apabila tidak terdapat perbedaan yang menyolok.
SOAL
1. Di bawah ini yang bukan terrmasuk data kependudukan menurut sumber adalah......
a. Sensus Penduduk
c. Pemilu
b. Survey
d. Registrasi Penduduk
2. Yang bukan merupakan perbedaan antara sensus dan survey adalah..
a. Sensus mencacah seluruh penduduk sedangkan survey mencacah sebagian saja (sampel
saja)
b. Sensus dilakukan secara periodik sedangkan survey bisa dilakukan kapan saja
c. Topik dari sensus sama sedangkan survey bisa berganti topik sesuai dengan kebutuhan
d. Terjadinya perbedaan kelengkapan pencatatan penduduk antara kelompok umur
yang berbeda
3. Yang bukan termasuk registrasi yang dilakukan terus menerus,mengikuti kejadiannya
adalah..........
a. Lahir
b. Mati
c. Kawin
d. Sakit
c. Dilakukan berkala
d. Unit cacah sensus yaitu keluarga/RT
GIZI
A. Pengertian Gizi
Beberapa Pengertian/ Istilah Dalam Gizi :
a. Ilmu Gizi (Nutrience Science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang
makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal/ tubuh.
b. Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta
mengatur proses-proses kehidupan.
c. Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi
secara
normal
melalui
proses
digesti,
absorpsi,
transportasi,
Secara Klasik
Gizi hanya dihubungkan
dengan
kesehatan
tubuh
(menyediakan
energi,
Masa Sekarang
Selain untuk kesehatan, gizi juga dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang,
karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar, daoduktivitas
kerja.
Gizi Masyarakat
Orientasinya :
Preventif
a. Mencegah keluarga dan masyarakat dari ganguan gizi.
b.
c.
d.
e.
f.
Promotif
a. Healthy Nutrition.
b. Healthy Life style.
c. Gizi Seimbang.
d. ASI Eksklusif.
e. Perbaikan gigi-gigi pada lansia.
f. Intake sesuai dengan kebutuhan.
g. Mendatangi Institusi Kesehatan bila sakit.
Publik = Masyarakat
a. Sasaran utama-Publik.
b. Kelompok rentan.
c. Region yang secara terus menerus mengalami gangguan.
d. Daerah minus = miskin.
Protektif
a. Melindungi Masyarakat dari Makanan yang berbahaya :
1. Food Addictive
2. Toksis dan Zat Pewarna Azo
b. Melindungi Masyarakat dari Food Suplement yang tidak jelas
manfaatnya.
c. Melindungi Masyarakat Dosis melampaui Rekomendasi Coffein.
Peningkatan kesehatan (Health Gain)
a. Meningkatkan Produktifitas Kerja
b. Meningkatkan kreatifitas
c. Meningkatkan Daya Pikir
d. Meningkatkan Daya Tahan imunitas
e. Meningkatkan umur harapan hidup
Gizi Klinik
Orientasinya :
Membantu Therapi
1. Mempercepat penyembuhan
a. Post Operasi
b. Degeneratif --- penurunan Cholesterol
c. Gout
d. Penyakit Ginjal Sindrom Nephrotik
e. Penyakit Pencernaan
Sebagai Therapi
a. Tempe untuk Diarre
b. Makrobiotik untuk Kanker
c. Fe, B12, Asam Folat untuk Anemia
d. Iodium untuk Gondok/ kritinism
e. Zn untuk bibir sumbing
f. Antioksidan untuk penyakit degeneratif
Target Individu
a. Diagnosis kelainan gizi individu
b. Penentuan status gizi individu
c. Intervensi gizi sesuai dengan penyakit yang diderita individu
d. Prevention sesuai dengan kelainan gizi individu
e. Rehabilitasi gizi sesuai dengan kelainan gizi individu
a.
b.
c.
d.
Gizi Masyarakat
Preventif dan Promotif
Publik atau Masyarakat
Kesehatan saja
Terapi
Penderita saja
Gizi Klinik
Kuratif
Individu
Berbagai aspek (kesehatan,
ekonomi,pendidikan,sosial,budaya
)
Seluruh Masyarakat
utama dan berperan dalam pencegahan penyakit (Scurvy dan Rickets). Pada tahun
1912, Funk mengusulkan memberi nama vitamine untuk zat tersebut. Tahun 1920,
vitamin diganti menjadi vitamine dan diakui sebagai zat esensial.
d. Penelitian Tingkat Molekular dan Selular Penelitian ini dimulai tahun 1955, dan
diperoleh pengertian tentang struktur sel yang rumit serta peranan kompleks dan vital
zat gizi dalam pertumbuhan dan pemeliharaan sel-sel. Setelah tahun 1960, penelitian
bergeser dari zat-zat gizi esensial ke inter relationship antara zat-zat gizi, peranan
biologik spesifik, penetapan kebutuhan zat gizi manusia dan pengolahan makanan
thdp kandungan zat gizi.
e. Keadaan Sekarang Muncul konsep-konsep baru antara lain: pengaruh keturunan
terhadap kebutuhan gizi; pengaruh gizi terhadap perkembangan otak dan perilaku,
kemampuan bekerja dan produktivitas serta daya tahan terhadap penyakit infeksi.
Pada bidang teknologi pangan ditemukan : cara mengolah makanan bergizi, fortifikasi
bahan pangan dengan zat-zat gizi esensial, pemanfaatan sifat struktural bahan pangan,
dsb. FAO dan WHO mengeluarkan Codex Alimentaris (peraturan food labeling dan
batas keracunan).
5.
Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh (zat pembangun) Protein, mineral dan
air, diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan menganti sel yang
rusak.
6. Mengatur proses tubuh (zat pengatur) Protein, mineral, air dan vitamin. Protein
bertujuan mengatur keseimbangan air di dalam sel,bertindak sebagai buffer dalam
upaya memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai penangkal
organisme yang bersifat infektil dan bahan-bahan asing yang dapat masuk ke dalam
tubuh. Mineral dan vitamin sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi, fungsi
normal sarafdan otot serta banyak proses lain yang terjadi dalam tubuh, seperti dalam
darah, cairan pencernaan, jaringan, mengatur suhu tubuh, peredaran darah,
pembuangan sisa-sisa/ ekskresi dan lain-lain proses tubuh.
D. Klasifikasi Malnutrisi
Malnutrisi dapat terjadi oleh karena kekurangan gizi (undernutrisi) maupun
karena kelebihan gizi (overnutrisi). Keduanya disebabkan oleh ketidakseimbangan
antara kebutuhan tubuh dan asupan zat gizi esensial. Adapun contoh yang termasuk
undernutrisi yaitu marasmus dan kwashiorkor.
Klasifikasi Malnutrisi :
1. Ringan
2. Sedang
3. Berat
Klinis
1. Untuk malnutrisi ringan dan sedang gejala tidak terlalu jelas.
2. Untuk malnutrisi berat dapat dibedakan.
3. Antara marasmus atau kwashiorkor atau campuran keduanya.
Contoh yang termasuk undernutrisi :
1. Marasmus
a. Wajah seperti orang tua
b. Sering terdapat penurunan kesadaran
c. Kulit kering, dingin dan kendor
d. Otot-otot mengecil sehingga tulang-tulang terlihat jelas
e. Sering disertai diare atau konstipasi
2. Gejala kwashiorkor
a. Pertumbuhan terganggu, BB dan TB kurang dibandingkan dengan
b.
c.
d.
e.
yang
sehat.
Pada sebagian penderita terdapat edema baik ringan dan berat
Gejala gastrointestinal seperti anoreksia dan diare
Rambut mudah dicabut, tampak kusam kering, halus jarang dan berubah warna
Kulit kering dengan menunjukan garis garis kulit yang mendalam dan lebar,
Kelompok usia lanjut termasuk kelompok rentan gizi, meskipun kelompok ini
tidak dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini disebabkan karena pada
usia lanjut terjadi proses degenerasi yang menyebabkan kelompok usia ini mengalami
kelainan gizi.
F. Penilaian Status Gizi
a) Penilaian secara langsung
Penilaian status gizi secara langsung dibagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri,
klinis, biokimia, dan biofisik. Adapun penilaian dari masing-masing adalah sebagai berikut
(Supariasa, dkk, 2001):
a. Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut
pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi.
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan
asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan
fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
b. Klinis
Metode ini, didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal tersebut dapat dilihat pada jaringan
epitel seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat
dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
c. Biokimia
Adalah suatu pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang
dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan
antara lain: urine, tinja, darah, beberapa jaringan tubuh lain seperti hati dan otot.
d. Biofisik
Penentuan gizi secara biofisik adalah suatu metode penentuan status gizi
dengan melihat kemampuan fungsi, khususnya jaringan, dan melihat perubahan
struktur jaringan.
b) Penilaian secara tidak langsung
Penilaian status gizi secara tidak langsung dibagi menjadi 3 yaitu: survey konsumsi
makanan, statistik vital, dan faktor ekologi (Supariasa, 2001). Adapun uraian dari ketiga hal
tersebut adalah:
a. Survey konsumsi makanan
Adalah suatu metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan
melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.
b. Statistik vital
1
2
3
4
G. Surveilans Gizi
Surveilans gizi adalah proses pengumpulan, pengolahan,analisis, dan interpretasi data
secara sistematik dan terus menerus secara penyebaran informasi mengenai masalah gizi
kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan.
Tujuan Surveilans Gizi :
Memonitor hal-hal yang potensial untuk menimbulkan masalah gizi.
Mempelajari riwayat alamiah penyakit yang diakibatkan defisiensi zat gizi
serta
epidemiologinya
Memberikan informasi dan data dasar untuk proyeksi kebutuhan pelayanan kesehatan
dimasa datang
Membantu menetapkan masalah gizi yang menjadi prioritas.
H. KONSEP GIZI SEIMBANG
a. Pengertian Gizi Seimbang
Gizi Seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu sehari-hari
yang beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam jumlah yang cukup,
tidak berlebihan dan tidak kekurangan (Dirjen BKM, 2002).
Menu seimbang : menu yang terdiri dari beranekaragam makanan dengan
jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna
pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan
dan perkembangan (Almatsier, 2001).
Peranan berbagai kelompok bahan makanan tergambar dalam piramida gizi
seimbang yang berbentuk kerucut. Populer dengan istilah TRI MAKANAN
GUNA.Pertama, sumber zat tenaga yaitu padi-padian dan umbi-umbian serta tepungtepungan yang digambarkan di dasar kerucut.Kedua, sumber zat pengatur yaitu
sayuran dan buah-buah digambarkan bagian tengah kerucut. Ketiga, sumber zat
pembangun, yaitu kacang-kacangan, makanan hewani dan hasil olahan, digambarkan
bagian atas kerucut.
b. Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Gizi Seimbang
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Berat badan
Aktivitas
Kebiasaan makan (like or dislike).
Ketersediaan pangan setempat.
sesudahnya.
8. Biasakan makan pagi.
9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya.
10. Lakukan aktivitas fisik secara teratur.
11. Hindari minuman yang beralkohol.
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas.
3.
Pembeda
Gizi Masyarakat
Gizi Klinik
A.Pendekatan
Kuratif
B.Waktu
Sekarang
Kapan Saja
C.Aspek
Kesehatan saja
D.Terapi
Penderita saja
Seluruh Masyarakat
E.Target
Publik atau
Masyarakat
Individu
Wajah seperti orang tua, Sering terdapat penurunan kesadaran, Kulit kering, dingin
dan kendor, Otot-otot mengecil sehingga tulang-tulang terlihat jelas Sering disertai
diare atau konstipasi, biasanya di kenal dengan gejala ...
A.
Obesitas
B.
Kwashiorkor
C.
Marasmus
D.
Malnutrisi
E.
TBC
A.
B.
C.
D.
E.
6
A.
Penilaian status gizi secara langsung dapat dilakukan dengan cara biokimia, yaitu
Suatu metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi,
B.
C.
D.
E.
7.
A.
B.
C.
D.
E.
Penilaian status gizi secara tidak langsung dibagi menjadi 3, diantaranya yaitu...
Biokimia, biofisika, biomedik
Antropormetri, klinis, biofisika
Ekologi, Survey konsumsi makanan, antropormetri
Survey konsumsi makanan, statistic vital, ekologi
Statistic vital, biofisika, klinis
B.
C.
serta epidemiologinya
Memonitor hal-hal yang potensial untuk menimbulkan masalah gizi
Memberikan informasi dan data dasar untuk proyeksi kebutuhan pelayanan
D.
E.
A.
10.
B.
C.
D.
E.
11.
A.
13.
A.
B.
D.
E.
Keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi
Ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan
14.
Obesitas.
B.
Hipertensi.
C.
Under nutrition.
D.
Over nutrition.
E.
Diabetes
15.
A.
Preventif
B.
Target Individu
C.
Promotif
D.
Publik
E.
Protektif
ANGKATAN KERJA
DAN PENDIDIKAN
3. Penerima pendapat untuk mereka yang tidak melakukan sesuatu kegiatan tetapi
memperoleh pendapatan, penghasilan misalnya, pensiunan, bunga simpanan,
hasil persewaa, dll.
X 100%
X 100%
+
D. Tingkat
aktifitas kasar
Merupakan jumlah angkatan kerja dibagi dengan jumlah seluruh penduduk 15
X 100%
E. Tingkat Pengangguran
Angka yang menunjukkan berapa banyak dari jumlah angkatan kerja yang
sedang aktif mencari pekerjaan.
Rumus :
Jumlah angkatan kerja yang mencari pekerjaan
UER =
X 100%
Rumus :
Jumlah angkatan kerja yang bekerja
Angka Employment =
X 100%
X 100%
Angkatan kerja
Angkatan kerja
X 100%
Dependent ratio =
X 100%
3. PENGANGGURAN
Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat
pekerjaan
tetapi
belum
dapat
memperolehnya.
Masalah
pengangguran
yang
tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja
kurang dari 35 jam selama seminggu.
3. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang
sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup
banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha
secara maksimal.
Macam-macam pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya dikelompokkan
menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Pengangguran konjungtural (Cycle Unemployment) adalah pengangguran
yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan
perekonomian/siklus ekonomi.
b. Pengangguran struktural (Struktural Unemployment) adalah pengangguran
yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam
jangka panjang. Pengangguran struktuiral bisa diakibatkan oleh beberapa
kemungkinan, seperti :
1) Akibat permintaan berkurang
2) Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
3) Akibat kebijakan pemerintah
c. Pengangguran friksional (Frictional Unemployment) adalah pengangguran
yang muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari
kerja. Pengangguran ini sering disebut pengangguran sukarela.
d. Pengangguran musiman adalah pengangguran yang muncul akibat
pergantian musim misalnya pergantian musim tanam ke musim panen.
e. Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan
atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin
f. Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan
oleh
dapat
yang
tinggi
perekonomian me-nurun
akan
menyebabkan
kegiatan
membutuh-kan
cara-cara
mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sbb :
a. Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :
1) Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja
2) Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan
sector yang kelebihan ke tempat dan sector ekonomi yang
kekurangan
3) Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi
kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
4) Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang
mengalami pengangguran.
b. Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat
digunakan cara-cara sbb:
1. Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan
2. Industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya
3. Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk
merangsang timbulnya investasi baru
4. Menggalakkan pengembangan sector Informal, seperti home
industry
5. Menggalakkan program transmigrasi untuk me-nyerap tenaga
kerja di sector agraris dan sector formal lainnya
C. Konsepsi Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar berperan
aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang, dan pendidikan nasional
Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada pencapaian tujuan pembangunan nasional
Indonesia.
Jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokan sesuai dengan sifat dan
kekhususan tujuannya dan program yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas
pendidikan umum, Pendidikan keturunan dan pendidikan lainnya. Serta upaya
pembaharuannya meliputi landasan yuridis, Kurikulum dan perangkat penunjangnya,
struktur pendidikan dan tenaga kependidikan.
Berangkat dari definisi di atas maka dapat difahami bahwa secara formal sistem
pendidikan indonesia diarahkan pada tercapainya cita-cita pendidikan yang ideal dalam
rangka mewujudkan peradaban bangsa Indonesia yang bermartabat. Namun demikian,
sesungguhnya sistem pendidikan indonesia saat ini tengah berjalan di atas rel kehidupan
sekulerisme yaitu suatu pandangan hidup yang memisahkan peranan agama dalam
pengaturan urusan-urusan kehidupan secara menyeluruh, termasuk dalam penyelenggaran
sistem pendidikan. Meskipun, pemerintah dalam hal ini berupaya mengaburkan realitas
(sekulerisme pendidikan) yang ada sebagaimana terungkap dalam UU No.20/2003
tentang Sisdiknas pasal 4 ayat 1 yang menyebutkan, Pendidikan nasional bertujuan
membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak dan berbudi mulia, sehat, berilmu, cakap, serta menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggungjawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah air.
Penyelenggaraan sistem pendidikan nasional berjalan dengan penuh dinamika. Hal ini
setidaknya dipengaruhi oleh dua hal utama yaitu political will dan dinamika sosial.
Political will sebagai suatu produk dari eksekutif dan legislatif merupakan berbagai
regulasi yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan diantaranya tertuang dalam
Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28 C ayat (1), Pasal 31, dan Pasal 32 UUD 1945, maupun dalam
regulasi derivatnya seperti UU No.2/1989 tentang Sisdiknas yang diamandemen menjadi
UU No.20/2003, UU No.14/2005 tentang Guru dan Dosen, PP No.19/2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, serta berbagai rancangan UU dan PP yang kini tengah di
persiapkan oleh pemerintah (RUU BHP, RPP Guru, RPP Dosen, RPP Wajib belajar, RPP
Pendidikan Dasar dan Menengah, dsb.
Terkait dengan kondisi pendidikan di Indonesia, Abdul Malik Fadjar (Mendiknas
tahun 2001) mengakui kebenaran penilaian bahwa sistem pendidikan di Indonesia adalah
yang terburuk di kawasan Asia. Ia mengingatkan, pendidikan sangat dipengaruhi oleh
kondisi sosial politik, termasuk persoalan stabilitas dan keamanan, sebab pelaksanaan
pendidikan membutuhkan rasa aman. Menanggapi hasil survei Political and Economic
Risk Consultancy (PERC) yang menyebutkan bahwa sistem pendidikan di Indonesia
terburuk di kawasan Asia, yaitu dari 12 negara yang disurvei oleh lembaga yang
berkantor pusat di Hongkong itu, Korea Selatan dinilai memiliki sistem pendidikan
terbaik, disusul Singapura, Jepang dan Taiwan, India, Cina, serta Malaysia. Indonesia
menduduki urutan ke-12, setingkat di bawah Vietnam (Kompas,5/9/2001).
Kondisi ini menunjukan adanya hubungan yang berarti antara penyelenggaraan
pendidikan dengan kualitas pembangunan sumber daya manusia indonesia yang dihasilkan
selama ini, meskipun masih ada faktor-faktor lain yang juga mempengaruhinya.
D. Ruang Lingkup
Seminar Pendidikan Umum yang dilaksanakan pada tanggal 14 15 Desember 1998,
dengan Tema Pencarian Body of Knowledge Pendidikan Umum merupakan suatu
upaya untuk mempertegas kembali pentingnya Pendidikan Umum dalam proses
pendidikan pada umumnya dalam konteks : (1) Pendidikan Nilai; (2) Pendidikan
Kepribadian; (3) Program Studi ; (4) Mata Pelajaran MKDU; (5) Pengembangan
Kepribadian Utuh; (6) Warga Negara yang Baik; dan (7) Pengembangan Sikap Ilmiah
Dari gagasan yang muncul dalam seminar dirumuskan sebagai berikut :
1. Dalam memahami Pendidikan Umum, yang pertama kali harus dibedakan adalah : pada
konteks pendidikan umum manakah kita akan memahaminya. Cara memilah pendidikan
umum dapat dilakukan kedalam tiga kategori, yaitu: (a) Pendidikan umum sebagai Ilmu;
(b) Pendidikan umum sebagai program pendidikan (MKDU); dan (c) Pendidikan umum
sebagai program studi, seperti di PPS UPI. Dari ketiga dimensi pendidikan umum dapat
dikaji visi atau makna, misi dan tujuan, prinsip, struktur, isi atau muatan kurikulum dan
pendekatan yang digunakan
2. Pendidikan umum sebagai ilmu, program pendidikan dan program studi meliputi dua
bidang kajian inti yang membedakannya, dari bidang kajian ini, yaitu : (1) Pendidikan
nilai dan (2) pendidikan kepribadian.
3. Memahami Pendidikan Umum sebagai Program pendidikan dan Program Studi dapat
dilakukan dengan cara merinci tujuan, materi, metode, dan evaluasi pendidikan yang
dikembangkan menjadi suatu sistem terpadu, baik dari sudut pandang agama maupun
budaya. Dalam pengertian seperti itu, Pendidikan Umum harus sampai pada wilayah aksi
atau tindakan yang memberi makna besar bagi peserta didik.
4. Memahami Pendidikan Umum dapat dimulai dari pengkajian definisi yang positif
tentang Pendidikan Umum, yang kemudian dapat dikomparasikan antara satu dengan
yang lainnya. Langkah berikutnya adalah menjabarkan definisi tersebut kedalam definisi
operasional yang lebih memberikan kejelasan dan batasan tertentu tentang Pendidikan
Umum. Proses derivasi definisi kedalam definisi operasional, sangat berguna dalam
upaya penelitian tentang Pendidikan Umum, sehingga tekanan penelitian dapat berbedabeda antara satu dengan yang lainnya dan tetap berada dalam koridor garapan Pendidikan
Umum.
5. secara historis, awal pendirian Program Studi Pendidikan Umum, di PPS IKIP
sebenarnya sederhana, yaitu untuk menyiapkan dosen-dosen MKDU di Perguruan Tinggi.
Dosen-dosen yang dipanggil bermacam-mcam keahliannya; ada ekonom, ahli agama,
budayawan, sehingga berkembang kemudian disusun matakuliah yang terkesan aneh
seperti Ekonomi dan Pendidikan Umum Pancasila dalam Pendidikan Umum, IPA dalam
Pendidikan Umum, dan Agama dalam Pendidikan Umum. Satu tahun lamanya tidak
pernah ada yang menghiraukan matakuliah Agama dalam Pendidikan Umum, tetapi
setelah itu dihilangkan dan diganti dengan matakuliah Nilai-nilai Agama sebagai
Landasan Pendidikan Umum (diajarkan di S.3).
6. Menurut sudut pandang Islam tujuan pendidikan umum itu mencakup tiga tujuan
mulia, yaitu untuk mencapai manusia memiliki karakterisktik : (a) Hilmun, yaitu
kesanggupan atau kemampuan untuk menolak argumentasi orang bodoh dengan bahasa
yang santun; (b) Woro, yaitu tidak rakus, rendah hati, yang mampu membentangi dirinya
dari perbuatan maksiat; (c) Husnul khuluq, yakni berakhlaq baik sehingga ia bisa hidup di
antara manusia.
7. Adalah suatu keharusan bagi para ilmuwan Pendidikan Umum untuk memahami
gejolak nilai yang terjadi dalam kehidupan. Mereka tidak boleh hanyut dalam pergumulan
nilai (war of values). Mereka harus mampu menempatkan diri untuk ikut menata,
membina, mengembangkan dan ikut mengendalikan nilai-nilai baik yang berkembang
dalam masyarakat. Oleh karena itu, keahlian yang paling utama dan terpenting bagi ahli
Pendidikan
Umum
adalah
memahami
dan
mampu
mengemban
misi
dalam
mengembangkan kepribadian utuh dengan cara memupuk qolbu agar peserta didik
memiliki keteguhan hati.
8. Perumusan batang tubuh pendidikan umum dapat dilakukan dengan menggunakan
sudut pandang yang berbeda antara penggagas yang satu dengan yang lainnya, seperti
halnya dapat dilakukan melalui :
Pencarian proses dan karakteristik pendidikan umum secara random, sementara ini
dirumuskan dalam tujuh karakteristik pendidikan umum : (1) ide vital pendidikan umum
adalah learning termasuk pada agama; (2) kognitif, afektif dan psikomotorik, (3)
penerapan ilmu pendidikan dan psikologi dalam bidang studi; (4) Pendidikan umum
cenderung melakukan integrated knowledge system yang sama dengan pengorganisasian
trans. Disiplin; (5) Pendidikan umum sebagai problem solving lintas disiplin, dan (7)
Pendidikan umum harus bisa membuat streotype berfikir dalam beberapa disiplin ilmu
dan harus confident (percaya diri).
Melalui ilustrasi pohon pendidikan umum. Cara berikutnya adalah melalui ilustrasi pohon
pendidikan umum, yang memuat dan memposisikan ilmu pada kedudukannya dalam
Pendidikan Umum. Cara ini tentu saja tidak dapat dilakukan apabila tidak dibekali
dengan pemahaman yang luas tentang kedalam kajian disiplin-disiplin ilmu. Salah satu
gambaran body of knowledge Pendidikan Umum menurut cara ini, dapat disimak dalam
ilustrasi pohon Pendidikan Umum sebagai berikut :
Melalui suatu pengkajian dengan menggunakan kerangka filosofis yang memuat tiga
konsep utama yaitu : metafisika, epitemologi dan aksiologi. Metafisika berkenaan dengan
antropologi, kosmologi dan ontologi. Pada konsep tersebut, harus ditemukan apa obyek
materia dan oyek forma Pendidikan Umum. Epistemologi berkenaan dengan bagaimana
cara menimba pengetahuan dalam Pendidikan Umum, prosesnya, dan faktor
pendukungnya, agar memperoleh pengetahuan tentang Pendidikan Umum yang benar dan
menemukan tentang hakikat kebenaran dan kriterianya. Aksiologi berkenaan dengan
menemukan kegunaan ilmu pengetahuan dalam Pendidikan Umum, hubungan antara
sistem penggunaannya dengan norma dan moral, serta hubungan antara teknik operasinal
metode ilmiah Pendidikan Umum dengan norma profesional. Dari perspektif tersebut
Pendidikan Umum dapat dikaji dan diisi sehingga bentuk body of knowledge-nya dapat
dirumuskan.
Melalui proses rekonstruksi Pendidikan Umum berdasarkan ciri-ciri disiplin ilmu,
sehingga dapat ditemukan ilmu pendidikan dari Pendidikan Umum (Educology of
General Education),dan struktur formal disiplin Pendidikan Umum diantara disiplin ilmu
lainnya. Melalui cara ini, kajian tentang batang tubuh Pendidikan Umum dapat sampai
pada suatu pengkajian tentang muatan dan alur Pendidikan Umum sebagai disiplin ilmu.
Model pendekatan yang ditawarkan, dapat dilihat dalam makalah-makalah pada bab
tentang Pendidikan Umum sebagai Ilmu.
B.
RUMAH TANGGA
DAN KELUARGA
A. Keluarga
a. Pengertian Keluarga
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta : kula dan warga "kulawarga" yang
berarti "anggota" "kelompok kerabat. Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa
orang yang masih memiliki hubungan darah.
Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki
hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab diantara
individu tersebut.
Keluarga berbeda dengan Rumahtangga. Keluarga adalah sekelompok orang
yang mempunyai pertalian darah dan atau hukum yang terdiri dari suami, istri dan
atau anak-anaknya (disebut sebagai keluarga batih atau keluarga inti) atau terdiri dari
keluarga batih ditambah dengan beberapa orang yang mempunyai hubungan
kekerabatan langsung (disebut sebagai keluarga besar/extended family). Jumlah
masing-masing.
Sosialisasi antar anggota keluarga.
Pengaturan jumlah anggota keluarga
Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.
e. Fungsi Keluarga
1. Fungsi yang dijalankan keluarga adalah :
2. Fungsi Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan
menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan
anak.
3. Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan
anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
4. Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak
sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
5. Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan
perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi
dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling
pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam
keluarga.
6. Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan
mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga
menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain
setelah dunia.
7. Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari
penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
g. Subsistem social
Terdapat tiga jenis subsistem dalam keluarga, yakni subsistem suami-istri,
subsistem orang tua-anak, dan subsitem sibling (kakak-adik). Subsistem suami-istri
terdiri dari seorang laki-laki dan perempuan yang hidup bersama dengan tujuan
eksplisit dalam membangun keluarga. Pasangan ini menyediakan dukungan mutual
satu dengan yang lain dan membangun sebuah ikatan yang melindungi subsistem
tersebut dari gangguan yang ditimbulkan oleh kepentingan maupun kebutuhan darti
subsistem-subsistem lain.
seorang anak dalam keluarga ,subsistem ini meliputi transfer nilai dan pengetahuan
dan pengenalan akan tanggungjawab terkait dengan relasi orang tua dan anak.
B. Rumah Tangga
a. Defenisi
Rumah tangga (household) adalah istilah lain yang kerap digunakan oleh para
pemasar
dengan keluarga dalam rumah tangga mendeskripsikan semua orang, baik yang
berkerabat maupun yang tidak, yang menempati satu unit perumahan. Baik untuk
rumah tangga maupun keluarga, data dapat digunakan oleh organisasi pemasaran
untuk analisis makro maupun pemasaran. Haverty mengidentifikasikan variabel
utama yang terlibat didalam analisis seperti ini :
a) Fungsi Produksi Rumah Tangga
b) Fungsi Pembelian
c) Produksi Rumah Tangga
d) Fungsi Konsumsi
e) Fungsi Pasar Tenaga Kerja
f) Fungsi Pemeliharaan Keluarga
b. Stok (Sumber Daya) Rumah Tangga
1. Informasi
2. Sumber Keuangan
3. Barang Pasar
4. Karakteristik
5. Waktu
c. Variabel Eksogen atau yang Ditetapkan Sebelumnya
1. Data
2. Peluang Pasar Tenaga Kerja
3. Peluang Pasar Produk
4. Struktur Rumah Tangga
5. Kepuasan
d. kritik
e. saran
3. Di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, dhidupnya dalam satu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan
serta mempertahankan suatu kebudayaan, pernyataan tersebut di ungkapkan oleh?
a. max well
b. salvicion
c. celis
d. kader
e. b dan c benar
4. Fungsi keluarga salah satunya adalah mencari penghasilan, dan mengatur penghasilan
sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga, disebut fungsi
a. Ekonomi
d. fungsi perasaan
b. keluarga
c. pemenuhan kewajiban
e. fungsi kehidupan
d. keluarga prokreasi
e. keluarga bahagia
d. spiritual
e. aktifa
c. avunkolokal
d. adat matriarchal
e. adat natalokal
12. Apakah perbedaan rumah tangga dan keluarga
a. keluarga mengacu kepada kekerabatan fungsi social sedangkan rumah tangga
mengacu pada system ekonomi
b. keluaga mengacu kepada system ekonomi dan rumah tangga mengacu kepada
c. kesehatan keluarga
d. keluarga membahas tentang anggota keluarga dan rumah tangga membahas tentang
anggota rumah tangga
e. keluarga bersifat statis dan rumah tangga bersifat dinamis
f. rumah tangga keluarga sama saja
13. kuesioner induk yang menanyakan data dasar dan selalu digunakan dalam setiap
pencacahan data Susena disebut.
a. kuesiner susenas
b. kuesioner modul
c. kuesioner kor
d. kuesioner supas
e. supas
14. Bagaimanakah pengaruh pendidikan pada rumah tangga?
a. Semakin tinggi pendidikan yang dicapai oleh seorang Kepala Rumah Tangga
diharapkan semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan dari anggota rumah tangganya
b. semakin tinggi pendidikan kepala rumah tangga semakin tinggi pula pola konsumsi
RT
c. semakin tinggi pendidikan kepala RT maka derajat RT
d. pendidikan tidak mempengaruhi kesejahteraan anggota RT
e. tinggi rendahnya pendidikan kepala rumah tangga tidak memiliki arti bagi anggota
keluarga
15. Bagaimanakah yang dikatakan RT/ keluarga yang sejahtera?
a. penghasilan RT biasa saja
b. KRT memiliki penghasilan yang tinggi
c. rumah tangga/keluarga akan sejahtera bila persentase pengeluaran untuk makanan
jauh lebih kecil dibandingkan persentase pengeluaran untuk non makanan
d. pengeluaran besar
e. penghasilan kecil
PROYEKSI PENDUDUK
DAN KEBIJAKSANAAN
KEPENDUDUKAN
Hasil Proyeksi
Hasil Proyeksi dengan program Fivsin adalah :
- Penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin
- Parameter demografi :
Total Fertility Rate (TFR)
1. Infant Mortality Rate (IMR) menurut jenis kelamin
2. Expectation of Life at birth (E0) per jenis kelamin
3. Crude Birth Rate (CBR)
4. Crude Death Rate (CDR)
5. Rate of Natural Increase (RNI)
Seringkali jumlah penduduk di masa akan datang yang diperlukan adalah
jumlah penduduk umur tunggal. Untuk memecah penduduk menurut kelompok umur
menjadi umur tunggal (1 tahunan) digunakan metode yang disebut Karrop-King.
Proyeksi sangat tergantung dengan ketepatan dalam menentukan asumsinya.
menurun. Model ini menggunakan persamaan derajat kedua yang ditunjukkan sebagai
berikut:
Pt = + 1T + 2T2
Model parabolic memiliki dua koefisien yaitu 1 dan 2. 1 adalah koefisien linear (T)
yang menunjukkan pertumbuhan konstan, dan 2 adalah koefisien non-linear yang
(T2) yang menyebabkan perubahan tingkat pertumbuhan. Tanda positif atau negatif
pada 1 dan 2 bervariasi tergantung pada apakah tingkat pertumbuhan tersebut akan
meningkat atau menurun. Berdasarkan variasi pada tanda 1 dan 2, model akan
menghasilkan empat scenario sebagai berikut:
Tabel. Skenario dalam Model Parabolik
1
terpisah.
Penduduk
secara
keseluruhan
dibagi
kedalam
beberapa
kohor/kelompok umur. Interval (k) dari kohor ini umumnya dalam satu tahunan (0-1,
1-2, 2-3 dst), lima tahunan (0-4, 5-9, 10-14 dst), atau 10 tahunan (0-9, 10-19, 20-29.
Selanjutnya, kohor dibagi lagi berdasarkan gender dan etnis.
Pengelompokan penduduk berdasarkan komponen-komponen
yang
terperinci informasi yang dapat digunakan dalam analisis. Misalnya, bayi dan
penduduk umur-umur tua akan memiliki persentase kematian yang lebih tinggi
dibandingkan penduduk usia muda. Jumlah kelahiran akan bervariasi berdasarkan
umur dan etnis dari penduduk wanita. Demikian juga, migrasi akan bervariasi
menurut umur, gender dan etnis individu.
Persamaan dalam model komponen kohor adalah:
Dimana:
Dimana:
n-kSRVk
Dimana:
kohor adalah lima tahunan (0-4, 5-9, 10-14), maka proyeksi dapat dilakukan untuk interval
lima tahunan (2005, 2010, 2015).
Selanjutnya, jika wanita-wanita pada kohor umur tertentu tidak memiliki kelahiran, maka
untuk keakuratan perhitungan, tingkat fertilitas perlu disesuaikan. Tingkat fertilitas yang
disesuaikan adalah rata-rata dari dua tingkat fertilitas yang berurutan.
Dimana:
dalam penerapannya. Namun demikian, jika daerah studi dan daerah basis memiliki
trend pertumbuhan yang berlawanan, artinya jika daerah studi mengalami penurunan
penduduk dan daerah basis mengalami peningkatan penduduk, atau sebaliknya,
proyeksi ini tidak dapat diaplikasikan
b. Model Shift Share
Model shift share mencoba mengoreksi kelemahan dari model constant share
dengan memasukkan indeks pergeseran (shift term) untuk menghitung perubahan
share penduduk dari waktu ke waktu. Jika pertumbuhan daerah studi lebih cepat dari
daerah basis maka shift term akan positif. Sebaliknya jika pertumbuhan daerah studi
lebih lambat dari daerah basis, maka shift termnya akan negative.
Persamaan dalam metode ini adalah sebagai berikut:
(adjustment) dengan tujuan untuk menghapus atau memperkecil berbagai kesalahan yang
ditemukan.
Umur; pelaporan umur tidak benar, cenderung umur mengelompok pada angka
yang berakhiran 0 dan 5.
Jenis Kelamin: Rasio jenis kelamin berfluktuasi diakibatkan mobilits laki-laki
lebih tinggi pada usia muda sehingga banyak terlewat cacah.
2. Perapihan Umur
Perapihan umur perlu dilakukan dengan tujuan untuk memperkecil kesalahan
yang ada dalam data. Jika perapihan umur tidak dilakukan maka kesalahan-kesalahan
itu akan terbawa ke dalam perhitungan proyeksi, sehingga akan mempengaruhi
jumlah dan struktur umur penduduk dalam periode proyeksi tersebut. Dalam
melakukan perapihan umur kesulitan yang dihadapi adalah tidak diketahui secara
pasti letak kesalahan-kesalahan yang ada, sehingga sulit menentukan umur-umur
mana yang sudah pasti salah dan mana yang benar, sehingga perapihan dilakukan
untuk semua kelompok umur.
Prorata (pro-rate), mengalokasikan TT (tidak terjawab) ke masing-masing
kelompok umur.
Perapihan (adjusment) penduduk 10-64 dengan rumus:
5 [ 5 10 5 5 5 5 5 10 ] 4 10 4
16
1
++
=+++xxxxxxPPPPPP
dimana = x P 5 jumlah penduduk 5 tahun hasil adjustment.
= x P 5 jumlah penduduk 5 tahunan sebelum adjusment
Perapihan (adjusment) penduduk 65+ tahun, dengan table stable population
karena dianggap pengaruhnya tidak besar (mendekati 0)
Perapihan (adjustment) penduduk 0-4 tahun dan 5-9 tahun dengsn
menggunakan survival ratio.
Perapihan Umur
1.Kelompok umur 10-64 tahun dengan metode UN yang disusun dalam
paket komputer Micro Computer Programs for Demographic Analysis
(MCPDA) :
5Px* = 1/16 (-5Px-10 + 45Px-5 + 105Px + 45Px+5 - 5Px+10)
5Px*= Jumlah penduduk yang telah dirapihkan menurut kelompok umur lima tahunan.
5Px = Jumlah penduduk dari data dasar menurut kelompok umur lima tahunan.
2. Kelompok umur 65 tahun ke atas dengan menggunakan distribusi penduduk 65 tahun ke
atas dari suatu negara yang penduduknya sudah stabil.
3. Kelompok umur 0-4 dan 5-9 tahun dengan menggunakan data kelahiran waktu lampau
1. ESTIMASI-ESTIMASI YANG DIGUNAKAN
a) Estimasi Tingkat Kelahiran (Fertilitas)
Indirect Method (Easwespo Packed Program), merujuk ke periode beberapa tahun
sebelum pelaksaan sensus/survei seperti metode Rele, Palmore, Guna-SekaranPalmore, dan Last Live Birth (anak lahir hidup terakhir yang merujuk pada tahun
pelaksaan sensus/survei).
Direct Method, menggunakan data langsung dari SPI87, SDKI91, SDKI97, dan
SUPAS95. angka yang dihasilkan lebih rendah daari pada hasil indirect method. Hal ini
disebabkan responden lupa kejadian kelahiran di masa lalu.
Sumber data SP71, SP80, SP90, SUPAS 85, SUPAS 95, SP2000.
b) Estimasi tingkat Kematian (Mortalitas)
Indirect Method (Mortpaklite/ MCPDA Packed Program), seperti metode Brass,
Sullivan, Trussell, dan Falloni Heligman. Input data adalah rata-rata lahir hidup
(ALH/CEB) dan anak masih hidup (AMH/CS) yang dibuat menjadi proporsi kematian
anak dari wanita pada kelompok umur yang dapat diestimasi menjadi probability of
dting (qx) P1/P2, P2/P3,. Berdasarkan rasio paritas, hasil yang diambil berasal dari
rata-rata wanita usia 20-24 (q2), 25-29 (q3) dan 30-34 (q5).
Direct Method, menggunakan data langsung dari SPI87, SDFKI91, SDKI97, dan
SUPAS95. angka yang dihasilkan lebih rendah dari pada hasil inderct method. Hal ini
disebabkan rsponden lupa kejadian kelahiran di masa lalu.
Sumber data SP71, SP80, SP90, SUPAS95, SP2000, SUSENAS93, SUSENAS94.
BPS memakai metode Trussel denagn pertimabangan metode ini sesuai denagn fase
yang terjadi di Indonesia (west model).
c) Estimasi Tingkat Migrasi
Migrasi seumur hidup (berdasarkan tempat lahir)
Migrasi total (berdasarkan tempat tinggal terakhir)
Migrasi Risen (berdasarkan tempat tinggal 5 tahun terakhir yang lalu), proyeksi
penduduk memakai migrasi risen dengan perpindahan antar propinsi sedangkan
perpindahan internasional diabaiakn (0).
Net migrasi (net migration) pertahun untuk setiap 1000 penduduk menurut
kelompok umur dengan menggunakan metode life table survival ratio (bila positif
berarti sebagai penerima migran, jika negatif berarti sebagai pengirim migran)
2. METODOLOGI
Menentukkan asumsi-asumsi untuk TFR, IMR dan Migrasi.
1. Fertilitas; untuk keperluan proyeksi penduduk perlu dibuat estimasi terhadap ASFR
maupun TFR. Edstimasi fertilitas harus realitistis terhadap perubahan fertilitas karena
PERTANYAAN
1. Perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari komponen-komponen laju
pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran, kematian, dan perpindahan (migrasi) disebut
dengan
a. Sensus
c. Proyeksi penduduk
b. Statistika
d. Survei
2. Yang tidak termasuk dalam cakupan yang didata dalam proyeksi penduduk adalah..
a. Migrasi
c. Mortalitas
b. Pengangguran
d. Fertilitas
3. Proyeksi penduduk digunakan untuk, kecuali..
a. Mengetahui keadaan sanitasi lingkungan
b. Untuk menentukan asumsi dari tingkat perkembangan kelahiran, kematian dan
perpindahan
c. bermanfaat untuk perencanaan penyediaan beras, fasilitas kesehatan, fasilitas
pendidikan, fasilitas perumahan, dan fasilitas kesempatan kerja.
d. Untuk memenuhi kebutuhan penduduk dimasa yang akan datang yaitu
perkiraan jumlah penduduk dan komposisinya dimasa yang akan datang.
4. Metode yang digunakan untuk menghitung tingkat dan ratio pada masa yang akan
datang berdasarkan tingkat dan ratio pada masa yang lalu disebut dengan..
a. Model share of growth
c. Model komponen kohor
b. Model eksplotasi tren
d. Model ratio
5. Dibawah ini yang tidak termasuk dalam model ratio adalah..
a. Model parabolic
c. Model share of growth
b. Model constant share
d. Model shift share
6. Tahap-tahap proyeksi penduduk dilakukan dengan dua cara yaitu evaluasi data dan
perapihan umur. Tujuan dilakukannya perapihan umur yaitu
a. Mengevaluasi data
b. Untuk memperkecil kesalahan yang ada pada data
c. Menggambarkan keadaan penduduk
d. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program sensus
7. Evaluasi data dapat dilakukan dengan cara dibawah ini, kecuali:
a. Membandingkan data penduduk yang diperoleh dengan konfigurasi data
b. Mendata ulang kembali
c. Membandingkan dengan data dari daerah lain dengan kategori yang sama
d. Membandingkan dengan data lain yang dikumpulkan untuk tujuan lain
8. Salah satu metode estimasi tingkat kematian adalah Direct Method yang
menggunakan data dari..
a. Merujuk ke periode beberapa tahun sebelum pelaksaan sensus/survey
b. Metode Brass, Sullivan, dan Falloni Heligman
c. Metode Trussel sesuai denagn fase yang terjadi di Indonesia (west model).
d. Data langsung dari SPI87, SDFKI91, SDKI97, dan SUPAS95
9. Perpindahan pertahun untuk setiap 1000 penduduk menurut kelompok umur dengan
menggunakan metode life table survival ratio disebut dengan..
a. Migrasi seumur hidup
b. Migrasi total
b. Migrasi Risen
d. Net migrasi
10. Proyeksi penduduk yang disajikan dalam publikasi telah melalui proses penghitungan
yang teliti, namun hasil perhitungan juga tidak luput dari kesalahan-kesalahan yang
mungkin timbul, seperti kecuali..
a. kesalahan dalam pengumpulan data
b. proses memperkirakan komponen perubahan penduduk
c. Kesalahan survey di masa lampau
d. teknik perhitungan proyeksi yang dipakai
11. Dalam proyeksi penduduk perlu diperhatikan arah perkembangan tingkat kesehatan,
tingkat kematian yang akan terjadi di masa mendatang. Arah perkembangan ini akan
menentukan tinggi/rendahnya pola..
a. Kematian penduduk
c. laju pertambahan penduduk
b. Migrasi
d. morbiditas
12. Salah satu hasil dari proyeksi penduduk adalah NRR (Net Reproduction Rate). Yang
dimaksud dengan NRR disini adalah..
a. Angka kelahiran kasar
b. Jumlah penduduk
c. Harapan hidup
d. Banyaknya wanita yang dilahirkan oleh setiap wanita
13. Dalam perumusan kebijakan diperlukan informasi keadaan penduduk pada masa
yang akan datang, yang dapat diperoleh melalui..
a. Survey penduduk
c. sensus penduduk
b. Proyeksi penduduk
d. evaluasi data
14. Disisi lain peramalan (forecast) penduduk bisa saja dengan atau tanpa asumsi
dan/atau kalkulasi. Tanpa kondisi/syarat tertentu atau pendekatan tertentu. Adalah
pernyataan dari..
a. Smith
c. D.N Glass
b. Johan Graunt
d. Achille Guitard
15. Kebijakan kependudukan berhubungan dengan keputusan pemerintah. Dengan
mempengaruhi..
a.
b.
c.
d.
DERAJAT KESEHATAN
MASYARAKAT
1. Mortalitas
Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang
spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan.
Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000
individu per tahun, hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi
100.000 terdapat 950 kematian per tahun. Mortalitas berbeda dengan morbiditas
yang merujuk pada jumlah individual yang memiliki penyakit selama periode
waktu tertentu.
Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapar dilihat dari kejadian
kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Angka kematian umumnya
dapat dihitung dengan melakukan berbagai survey dan penelitian.
a. Angka Kematian Bayi(AKB)
Dari kematian yang terdapat pada komunitas dapat diperoleh melalui survey,
karen sebagian besar kematian terjadi dirumah, sedangkan data kematian pada
fasilitas kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB, tetapi tidak mudah
untuk menemukan faktor yang paling dominan, diantaranya:
Tersedianya berbagai fasilitas dan pelayanan masyarakat dengan tenaga
medis yang terampil
Kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke norma
kehidupan yang modern.
b. Angka Kematian Ibu(AKI)
Angka Kematian Ibu adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat
komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang di catat selama
satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
c. Angka Kematian Kasar(AKK)
Angka Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan besarnya
kematian yang terjadi pada tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk.
Angka ini disebut kasar karena belum memperhitungkan umur penduduk.
d. Angka Harapan Hidup Waktu Lahir(AHHWL)
Penurunan AKB sangat berpengaruh terhadap kenaikan angka harapan
hidup waktu lahir. Angka kematian bayi sangat peka terhadap perubahan
derajat kesehatan dan kesejahteraan masyrakat, sehingga perbaikan derajat
kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan kenaikan AHHWL.
Meningkatnya angka harapan hidup ini secara tidak langsung juga
memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidupdan derajat
kesehatan masyarakat.
2. Morbiditas
Angka kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal masyarakat(community
based data) melalui studi morbiditas dan hasil pengumpulan data, baik dari Dinas
Kesehatan yang dalam hal ini bersumber dari puskesmas maupun dari sarana
pelayanan kesehatan(fasility based data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan
dan pelaporan.
a. Penyakit Menular
i. Penyakit Malaria
Penyakit malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia, dimana perkembangannya dipantau melalui Annual Parasite
Incidence (API).
Usaha pencegahan dan pemberantasannya:
Tindakan-tindakan terhadap manusia,
Pendidikan kesehatan terhadap masyarakat agar mereka dapat terhindar
dari penyakit malaria dengan usahanya sendiri.
Pengobatan semua penderita untuk penyembuhan dan meniadakan
sumber penularan
Tindakan-tindakan terhadap Plasmodium sp (sebagai vektornya)
Usaha untuk membasmi larva(jentik-jentik)
Menggunakan larvacida, misalnya malarial
Secara biologis dengan memelihara ikan pemakan jentik-jentik
Meniadakan air tergenang tempat bertelurnya nyamuk
Usaha untuk membunuh Imagonya,
Dengan Insecticida, misalnya DDT, Pyrethrum, dsb
Bila Anopheles sp bersentuhan dengan insectisida akan mati
dalam waktu 24-28 jam
2). Penyakit TB(Tuberculosis) Paru
Menurut hasil Surkesnas 2001, TB Paru menempati urutan ke-3 pentebab
kematian. Selain menyerang paru-paru, TB dapat menyerang organ lain.
3). Penyakit HIV/AIDS
Perkembangan penyakit HIV/AIDS terus menunjukkan peningkatan,
meskipun berbagai upaya penanggulangan terus dilakukan.
Secara stimulan, hal-hal yang dapat memperbesar tingkat resiko penyebab
terjadinya HIV/AIDS:
Semakin tingginya mobilitas penduduk antar wilayah, menyebabkan
sentra-sentra ekonomi di Indonesia.
Meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman.
Meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan.
Pendapatan
Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf ekonomi
keluarga, yang hubungannya dengan daya beli yang dimiliki keluarga
tersebut (Santoso, 1999).
Pendidikan
Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan, sikap
dan perilaku orang tua atau masyarakat untuk mewujudkan dengan
status gizi yang baik (Suliha, 2001).
Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupan keluarganya. Bekerja umumnya merupakan
kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai
pengaruh terhadap kehidupan keluarga (Markum, 1991).
Budaya
Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan
kebiasaan (Soetjiningsih, 1998).
Faktor Internal
Faktor Internal yang mempengaruhi status gizi antara lain :
Usia
Kondisi Fisik
Mereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang lanjut
usia, semuanya memerlukan pangan khusus karena status kesehatan
mereka yang buruk. Bayi dan anak-anak yang kesehatannya buruk,
adalah sangat rawan, karena pada periode hidup ini kebutuhan zat gizi
digunakan untuk pertumbuhan cepat (Suhardjo, et, all, 1986).
Infeksi
Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau
menimbulkan kesulitan menelan dan mencerna makanan (Suhardjo, et,
all, 1986).
Biokimia
Pengertian :
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang
diuji secra laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan
tubuh.
Penggunaan :
Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan dapat
terjadi keadaan malnutrisi iyang lebih parah lagi. Banyak gejala yang
kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak
menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
Biofisik
Pengertian :
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
dengan cara melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan
melihat perubahan struktur dari jaringan.
Penggunaan :
Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta
senja (epidemic of nigh blindnees). Cara yang digunakan adalah tes
adaptasi gelap (Fajar, Ibnu dkk, 2002).
b). Secara tidak langsung
Penilaian Status gizi secara tidak langsung dapat dibedakan menjadi 3
(tiga) yaitu :
Survey Konsumsi Makan
Pengertian :
Survey konsumsi makana nadalah metode penentuan khusus gizi secara
tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang
dikonsumsi.
Penggunaan :
Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran
tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat keluarga dan
individu. Survey ini dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
zat gizi.
Statistik Vital
Pengertian :
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis
data beberata statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan
umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data
lainnnya yang berhubungan dengan gizi.
Penggunaan :
3. Keturunan/Faktor Genetik
Pengaruh sifat keturunan(genetik) yang ada pada diri manusia ada dua bentuk
pemisalan:
1). Sifat dan kriteria yang nampak dalam bentuk kemampuan dan kesiapan
manusia, seperti: penyakit TBC, seorang anak yang dilahirkan dari orang tua yang
berpenyakit demikian, akan berpotensi pula akan terserang penyakit tersebut.
Akan tetapi jika anak tersebut sudah dipisahkan sejak lahirnya dan dipindahkan ke
lingkungan yang sehat, maka memperoleh kesehatannya.
2). Anak yang dilahirkan melalui asal usul genetik yang baik, maka perkembangan
anak tersebut nantinya akan beradaptasi dengan lingkungan dimana ia tinggal.
Jika ia tinggal dalam lingkungan yang kurang mendukung, maka kemampuannya
pun akan pudar. Begitu juga sebagai sesuatu yang mungkin melalui pengaruh
iklim dan makanan dapat merubah kondisi badan bagi manusia.
Begitu juga dengan Penyebab terjadinya osteoporosis, dapat terjadi mulai dari
genetik (dalam) hingga pengaruh gaya hidup (luar). Untuk penyebab osteoporosis
karena faktor genetik tidak dapat diubah sebab merupakan bawaan dari lahir,
sedangkan penyebab osteoporosis akibat pengaruh gaya hisup merupakan faktor
yang dapat diubah. Faktor genetik penyebab osteoporosis anatara lain riwayat
keluarga, jenis kelamin, usia dan etnis, sedangkan faktor pengaruh gaya hidup
antara lain seperti asupan nutrisi, olahraga yang teratur, kebiasaan merokok dan
konsumsi alkohol.
4. Pelayanan Kesehatan
Untuk menggambarkan akses dan mutu pelayanan kesehatan, disajikan beberapa
indikator, antara lain
a. Puskesmas
Puskesmas, adalah Organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya
kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan
terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan
menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat
guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat.
c. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau
upaya kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang.
Sarana kesehatan meliputi balai pengobatan, pusat kesehatan rnasyarakat,
rumah sakit umum, rumah sakit khusus, praktik dokter, praktik dokter gigi,
praktik dokter spcsialis, praktik dokter gigi spesialis, praktik bidan, toko obat,
apotek, pedagang besar farmasi, pabrik obat dan bahan obat, laboratorium,
sekolah dan akademi kesehatan, balai pelatihan kesehatan, dan sarana
kesehatan lainnya.