Anda di halaman 1dari 172

MAKALAH KEPENDUDUKAN

Disusun oleh:

Kelompok 4

Dosen Pembimbing : MASRIZAL Dt. MANGGUANG , SKM, M. Biomed

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2011

Rifki Hidayat
1110332017

Adhyan Jannata
Mardi
1110332016

Dian Masyita
1110332080

Dini Rahmadani
1110332091

Aisya Fadhilla
Shamara
1110332023

Windi Adriani
1110332063

Lidya Desfira
1110332029

Nurul Rahayu
Kresna
1110332031

Intan Rusydi
Maharani
1110332028

Nola Lusiana
1110332070

Tika Amimah
Hasibuan
1110332066

Mega Utami
Basra
1110332006

PRINSIP DASAR
STATISTIKA
KESEHATAN

A.

Definisi statististika

Statistika Adalah ilmu pengetahuan tentang pengembagan dan aplikasi metode


pengumpulan, pengolahan, penyajian, analisa/intrepretasi data numeric, sehingga kesalhan
dalam pengambilan kepuatusan dapat diperhitungkan secara numeric.. Singkatnya, statistika
adalah ilmu yang berkenaan dengan data. Istilah statistika (bahasa Inggris: statistiks)
berbeda dengan statistik (statistik). Statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan data,
sedang statistik adalah data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu
data. Dari kumpulan data, statistika dapat digunakan untuk menyimpulkan atau
mendeskripsikan data; ini dinamakan statistika deskriptif. Sebagian besar konsep dasar
statistika mengasumsikan teori probabilitas. Beberapa istilah statistika antara
lain: populasi, sampel, unit sampel, dan probabilitas.
Statistika banyak diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu, baik ilmu-ilmu alam
(misalnya astronomi dan biologi maupun ilmu-ilmu sosial (termasuk sosiologidan psikologi),
maupun
di
bidang bisnis, ekonomi,
dan industri).
Statistika
juga
digunakan
dalam pemerintahan untuk berbagai macam tujuan; sensus penduduk merupakan salah satu
prosedur yang paling dikenal. Aplikasi statistika lainnya yang sekarang popular adalah
prosedur jajak pendapat ataupolling (misalnya dilakukan sebelum pemilihan umum),
serta jajak cepat(perhitungan cepat hasil pemilu) atau quick count. Di bidang komputasi,
statistika dapat pula diterapkan dalam pengenalan pola maupun kecerdasan buatan.
Statistik berasal dari kata state yang artinya negara. Dalam pengertian yang paling
sederhana statistik artinya data. Dalam pengertian yang lebih luas, statistik dapat diartikan
sebagai kumpulan data dalam bentuk angka maupun bukan angka yang disusun dalam bentuk
tabel (daftar) dan atau diagram yang menggambarkan (berkaitan) dengan suatu masalah
tertentu. Umumnya suatu data diikuti atau dilengkapi dengan keterangan-keterangan yang
berkaitan dengan suatu peristiwa atau keadaan tertentu. Kata statistik juga menyatakan
ukuran atau karakteristik pada sampel seperti nilai rata-rata, dan koefisien korelasi.
B. Sejarah statistik
Penggunaan istilah statistika berakar dari istilah istilah dalam bahasa latin
modern statistikum collegium (dewan negara) dan bahasa Italia statista(negarawan atau
politikus).
Gottfried Achenwall (1749) menggunakan Statistik dalam bahasa Jerman untuk pertama
kalinya sebagai nama bagi kegiatan analisis data kenegaraan, dengan mengartikannya sebagai
ilmu tentang negara (state). Pada awal abad ke-19telah terjadi pergeseran arti menjadi
ilmu mengenai pengumpulan dan klasifikasi data. Sir John Sinclair memperkenalkan nama
(Statistiks) dan pengertian ini ke dalam bahasa Inggris. Jadi, statistika secara prinsip mulamula hanya mengurus data yang dipakai lembaga-lembaga administratif dan pemerintahan.
Pengumpulan data terus berlanjut, khususnya melalui sensusyang dilakukan secara teratur
untuk memberi informasi kependudukan yang berubah setiap saat.
Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 statistika mulai banyak menggunakan bidangbidang dalam matematika, terutama probabilitas. Cabang statistika yang pada saat ini sangat
luas digunakan untuk mendukung metode ilmiah,statistika inferensi, dikembangkan pada
paruh kedua abad ke-19 dan awal abad ke-20 oleh Ronald Fisher (peletak dasar statistika
inferensi), Karl Pearson(metode regresi linear), dan William Sealey Gosset (meneliti problem
sampel berukuran kecil). Penggunaan statistika pada masa sekarang dapat dikatakan telah
menyentuh semua bidang ilmu pengetahuan, mulai dari astronomi hinggalinguistika. Bidangbidang ekonomi, biologi dan cabang-cabang terapannya, serta psikologi banyak dipengaruhi

oleh statistika dalam metodologinya. Akibatnya lahirlah ilmu-ilmu gabungan


seperti ekonometrika, biometrika (atau biostatistika), dan psikometrika.
Meskipun ada pihak yang menganggap statistika sebagai cabang dari matematika, tetapi
sebagian pihak lainnya menganggap statistika sebagai bidang yang banyak terkait dengan
matematika melihat dari sejarah dan aplikasinya. Di Indonesia, kajian statistika sebagian
besar masuk dalam fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, baik di dalam
departemen tersendiri maupun tergabung dengan matematika.
C. Konsep Dasar
Dalam mengaplikasikan statistika terhadap permasalahan sains, industri, atau sosial,
pertama-tama dimulai dari mempelajari populasi. Makna populasi dalam statistika dapat
berarti populasi benda hidup, benda mati, ataupun benda abstrak. Populasi juga dapat berupa
pengukuran sebuah proses dalam waktu yang berbeda-beda, yakni dikenal dengan
istilah deret waktu.
Melakukan pendataan (pengumpulan data) seluruh populasi dinamakan sensus.
Sebuah sensus tentu memerlukan waktu dan biaya yang tinggi. Untuk itu, dalam statistika
seringkali dilakukan pengambilan sampel (sampling), yakni sebagian kecil dari populasi,
yang dapat mewakili seluruh populasi. Analisis data dari sampel nantinya digunakan untuk
menggeneralisasi seluruh populasi.
Jika sampel yang diambil cukup representatif, inferensial (pengambilan keputusan)
dan simpulan yang dibuat dari sampel dapat digunakan untuk menggambarkan populasi
secara keseluruhan. Metode statistika tentang bagaimana cara mengambil sampel yang tepat
dinamakan teknik sampling.
Analisis statistik banyak menggunakan probabilitas sebagai konsep dasarnya.
Sedangkan matematika statistika merupakan cabang dari matematika terapanyang
menggunakan teori probabilitas dan analisis matematis untuk mendapatkan dasar-dasar teori
statistika.
Ada dua macam statistika, yaitu statistika deskriptif dan statistika inferensial.
Statistika deskriptif berkenaan dengan deskripsi data, misalnya dari menghitung rata-rata dan
varians dari data mentah; mendeksripsikan menggunakan tabel-tabel atau grafik sehingga
data mentah lebih mudah dibaca dan lebih bermakna. Sedangkan statistika inferensial lebih
dari itu, misalnya melakukanpengujian hipotesis, melakukan prediksi observasi masa depan,
atau membuat model regresi.
D.

Tujuan statistic
1. Pendekatan modern untuk menyajikan mengenai konsep konssep dasar dan metode
statistic secara jelas dan langsung dapat membantu seseorang di dalam pengembangan
daya kritik dalam suatu kegiatan penganbilan keputusan dengan menggunakan cara
cara kuantitatif
2. Menggambarkan keadaaan objek yang dikaji
3. Membantu menyusun kebenaran suatu teori
4. Menafsirkan keadaan
5. Menjelaskan faktor yang mendasar terhadap objek yang dikaji
6. Melihat perbebedaan.
7. Menjawab permasalahan dan membuktikan sesuatu dugaan yang belum terbukti.
8. Meringkas data sehingga data tersebut menghasilkan informasi.

E.

Peranan statistik

Peranan statistik adalah membantu para pengelola dan pelaksana program kb-kes khususnya
dalam mengambil keputusan yang selanjutnya dipakai dasar perncanaan,pelaksanaan dan
evaluasi berbagai kegiatan yang dilakukan.

F.

Bahan perencanaan
Setiap data yang dibutuhkan dalam statistik adalah data yang dipercaya dan
tepat waktu. Melalui data itu diharapkan seluruh kegiatan pengolahan data
akan menghasilkan informasi untuk mengambil suatu keputusan yang tepat.
Kemungkinan-kemungkinan penyimpangan yang telah dicoba untuk di
eliminasi sekecil mungkin melalui berbagai metode yang dikembangkan
dalam statistic.
Bahan monitoring
Memonitor seluruh kekuatan dan kelemahan program yang menyangkut
berbagai variable yang berbentuk data ringkasan.
Bahan evaluasi
Menganalisis dan mamutuskan yang baik dan yang buruk dengan melalui data
yang dapat dibandingkan dan membuat suatu generalisasidari sampel yang
kecil kepada populasi.

Jenis Statistik
Dalam kamus bahasa Inggris akan kita jumpai kata statistics dan kata statistic. Kedua
kata itu mempunyai arti yang berbeda. Kata statistics artinya ilmu statistik, sedang
kata statistic diartika sebagai ukuran yang diperoleh atau berasal dari sampel, yaitu
sebagai lawan dari kata parameter yang berarti ukuran yang diperoleh atau berasal
dari populasi.
Secara etimologis Pengertian Statistik berasal dari kata status (bahasa latin) yang
mempunyai persamaan arti dengan kata state (bahasa Inggris) atau kata staat (bahasa
Belanda), dan yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi negara. Pada
mulanya, kata statistik diartika sebagai kumpulan bahan keterangan (data), baik
yang berwujud angka (data kuantitatif) maupun yang tidak berwujud angka (data
kualitatif), yang mempunyai arti penting dan kegunaan yang besar bagi suatu negara.
Namun, pada perkembangan selanjutnya, arti kata statistik hanya dibatasi pada
kumpulan bahan keterangan yang berwujud angka (data kuantitatif) saja; bahan
keterangan yang tidak berwujud angka (data kualitatif) tidak lagi disebut statistik.
Dilihat berdasarkan tahap-tahap kerjanya, maka ruang Lingkup kajian Statistik dapat
dibedakan dalam 2 macam yaitu :
1. Statistic Deskriptif, yaitu suatu statistic yang metode dan prosedur yang dipakai
terbatas pada : Pengumpulan data, Pengolahan data, Penyajian data dan Analisa
data yang tanpa perlu adanya peramalan atau pembuktian statistic

2. Statistik Inferensial, yaitu statistic yang metode dan prosedur yang dipakai sama
seperti pada statistic deskriptif namun disertai pengambilan kesimpulan
denganpembuktian secara statistic terhadap hasil dari sampel atau populasi
Statistik Parametrik dan Non-Parametrik
Statistika parametrik -> ilmu statistika yang mempertimbangkan jenis sebaran/distribusi data,
yaitu apakah data menyebar normal atau tidak. Pada umumnya, Jika data tidak menyebar
normal, maka data harus dikerjakan dengan metode Statistika non-parametrik, atau
setidak2nya dilakukan transformasi agar data mengikuti sebaran normal, sehingga bisa
dikerjakan dg statistika parametrik. Contoh metode statistika parametrik: uji-z (1 atau 2
sampel), uji-t (1 atau 2 sampel), korelasi pearson, Perancangan Percobaan (1 or 2-way
ANOVA parametrik), dll.
Statistika non-parametrik -> statistika bebas sebaran (tdk mensyaratkan bentuk
sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak). Statistika non-parametrik
biasanya digunakan untuk melakukan analisis pada data berjenis Nominal atau
Ordinal. Data berjenis Nominal dan Ordinal tidak menyebar normal. Contoh metode
Statistika non-parametrik:Binomial test, Chi-square test, Median test, Friedman Test,
dll.
Dalam statistik sumber segala informasi yang telah melalui berbagai proses pengolahan,
cleaning, dan sebagainya pasti berasal data data mentah. Sedangkan data sendiri dapat
diartikan sebagai fakta atau keterangan mengenai suatu benda, persoalan dan keadaan.
Dalam Ilmu ststistik Data dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Data Kualitatif, data berbentuk kalimat
2. Data Kuantitatif, data berbentuk bilangan atau angka, yang data ini juga dapat dibedakan
menjadi 2:
1. deskrit > data berbentuk bilangan bulat (kunjungan pasien, jumlah anak, dll)
2. kontinue > data berbentuk bilangan pecahan ( BB, TB, dsb)
Khusus dalam Statistik Kesehatan, Sumber data yang dipakai meliputi : Data Primer (survey,
sensus, experiment) dan Data Sekunder (pencatatan peristiwa vital seperti kematian dan
kelahiran, Catatan Khusus serta laporan dan Publikasi)

G.

Tipe pengukuran

Ada empat tipe pengukuran atau skala pengukuran yang digunakan di dalam statistika, yakni:
nominal, ordinal, interval, dan rasio. Keempat skala pengukuran tersebut memiliki tingkat
penggunaan yang berbeda dalam riset statistik.

Skala nominal hanya bisa membedakan sesuatu yang bersifat kualitatif (misalnya:
jenis kelamin, agama, warna kulit).
Skala ordinal selain membedakan juga menunjukkan tingkatan (misalnya:
pendidikan, tingkat kepuasan).
Skala interval berupa angka kuantitatif namun tidak memiliki nilai nol mutlak
(misalnya: tahun, suhu dalam Celcius).
Skala rasio berupa angka kuantitatif yang memiliki nilai nol mutlak.

H. Statistic kesehatan (biostatistik)


Adalah suatu cabang dari statistik yang berurusan dengan cara-cara pengumpulan
data, kompilasi, pengolahan dan interpretasi fakta-fakta numerik sehubungan dengan sehat
dan sakit, kelahiran, kematian dan faktor-faktor yang berhubungan dengan popuasi
manusia. Apabila kegiatan pencatatan ini ditujukan khusus pada kejadian kehidupan
manusia tertentu , yakni kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, sering disebut vital
(vital statistic ), atau sering juga disebut statistic kehidupan (bio statistic)
Sumber statistik kesehatan
1. Institusi-institusi kesehatan : pencatatan dari rumah sakit, puskesmas, dsb
2. Program-program khusus : pelayanan kesehatan sekolah, pemberantasan penyakit
menularn dan sebagainya.
3. Survey epidemiologi : informasi yang diperoleh dari lapangan (masyarakat)
4. Survey kesehatan rumah tangga (household survey) yang diadakan pada periode
waktu tertentu ,misalny tiap 3 tahun
5. Institusi-institusi yang mengumpulkan data dengan tujuan-tujuan khusus , seperti
perusahaan asuransi.
Peranan Statistik Bidang Kesehatan
Mengukur vital event yang terjadi dalam masyarakat
Contoh: Angka kematian bayi (AKB), Angka kematian Ibu (AKI), CBR, CDR, dan
lain-lain
Mengukur status kesehatan masyarakat dan masalah kes dalam kelompok
masyarakat
Contoh: Angka kejadian malaria, kejadian diare, dan lain-lain
Membandingkan status kesehatan masyarakat di satu tempat dengan tempat lain.
Contoh: Kejadian Penyakit Jantung Koroner penduduk perkotaan dan penduduk
pedesaan
Meramalkan status kesehatan masyarakat di masa mendatang
Contoh: Angka kejadian penyakit degeneratif masa mendatang
Evaluasi tentang perjalanan, keberhasilan, dan kegagalan dari suatu program
kesehatan atau layanan kesehatan yang sedang dilakukan.
Contoh: Evaluasi cakupan imunisasi (DPT, campak)
Keperluan estimasi tentang kebutuhan masyarakat terhadap layanan kesehatan.
Contoh: Kebutuhan akan pusat kesehatan masyarakat

Keperluan research terhadap masalah kesehatan, KB, kesehatan lingkungan, dan


lain-lain.
Contoh: Penelitian tentang pemakaian alkon.
Perencanaan dan sistem administrasi kesehatan
Keperluan publikasi ilmiah di media massa

I. Perhitungan statistic kesehatan


Purata (rate) adalah ukuran umum yang sering digunakan dalam analisis,
khususnya statistic kesehatan. Rate adalah suatu jumlah kejadian dihubungkan dengan
populasi yang bersangkutan.
Rate (purate) =

jumlah kejadian (kasus)


Populasi yang beresiko * 1000

Rate yang dihitung dari total populasi di dalam suatu area sebagai dominator (penyebut)
disebut crude rate atau angka kasar. Sedangkan rate yang dikumpulkan dari kelompok
atau segmen tertentu disebut specific rate atau angka spesifik.
1. Crude rate yang sering digunakan dalam kesehatan
masyarakat:
Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR)
adalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran pada tahun tertentu per 1000 penduduk
pada pertengahan tahun yang sama.
Rumus
CBR = B X 1000
P
CBR= Angka Kelahiran Kasar
B = Jumlah kelahiran
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun, P = (Po + P1)/2,
Po = jumlah penduduk pada awal tahun dan P1 = jumlah penduduk
pada akhir tahun.
Angka kematian kasar ( crude death rate)
Jumlah kematian yang dilaporkan selama 1 tahun
Jumlah penduduk pada pertengahan tahun

* 1000

Pertambahan penduduk secara alamiah ( natural increase rate)


Jumlah kelahiran dikurang jumlah kematian * 1000
Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
2. Specific rate yang sering digunakan kesehatan masyarakat
Berkaitan dengan bayi dan anak

angka kematian bayi (Infant mortality rate)


Jumlah bayi mati umur dibawah 1 tahun * 1000
Jumlah kelahiran hidup selama 1 tahun
angka kematian neonatal ( neonatal mortality rate )
jumlah bayi mati dibawah 1 bulan * 1000
jumlah kelahiran hidup selama 1 tahun
angka kematian pasca neonatal ( post neonatal mortality rate)
jumlah anak mati umur 1 bulan- 1 tahun * 1000
jumlah kelahiran hidup selama 1 tahun
3. Berkaitan dengan kehamilan dan kelahiran
Angka lahir mati ( still birth rate )
Jumlah bayi lahir mati pada umur kehamilan cukup * 1000
Jumlah bayi lahir hidup dan mati
Angka kematian perinatal ( perinatal mortality rate)
Jumlah bayi lahir hidup dan mati dibawah 1 tahun * 1000
Jumlah bayi hidup dan mati
Angka kematian ibu ( maternal mortality rate )
Jumlah kematian ibu karena kehamilan, kelahiran *1000
Jumlah lahir hidup dan lahir mati
Angka kesuburan (fertility rate )
Jumlah kelahiran 1 tahun
* 1000
Jumlah wanita berumur 15-49 tahun
4. Umum
Angka kematian berdasarkan kelompok umur (age specific death rate)
Jumlah kematian pada kelompok umur tertentu * 1000
Jumlh populasi pada kelompok tertentu
Angka kematian berdasarkan jenis kelamin ( sex specific death rate )
Jumlah kematian pada golongan seks tertentu * 1000
Jumlah populasi pada golongan seks tertentu

Fungsi Statistik Dalam Bidang Kesehatan :

Memeberikan gambaran/keterangan tentang masalah kesehatan

Penentuan prioritas masalah yang perlu ditanggulangi

Bahan yang dapat digunakan untuk perencanaan bidang kesehatan

Dapat membandingkan tingkat kesehatan masyarakat

Menilai dan menganalisa hasil usaha kesehatan

Dapat menentukan kebutuhan dalam bidang kesehatan yang sudah atau belum
dipenuhi

Dapat mencari hubungan sebab dan akibat

Dokumentasi data kesehatan masyarakat

Lingkup Peranan Statistik Kesehatan


- Masalah medis
- Keluarga Berancana (KB)
- Demografi
- Kesehatan lingkungan
- Kesehatan kerja
- Vital event: Kelahiran, kematian, kesakitan, harapan hidup, fertilitas dan lain-lain
J. Pengenalan Tentang Data
Defenisi
Data = datum = kumpulan fakta yang dipakai untuk keperluan analisa, diskusi, presentasi
ilmiah
atau
tes
statistik.
Data = sekumpulan informasi hasil pengukuran atau perhitungan yang dinyatakan dalam
bentuk
angka.
Sumber Data
Data Primer
Materi atau kumpulan fakta yang dikumpulkan
Contoh: Data research, survei, observasi, eksperimen

sendiri

oleh

peneliti

Data Sekunder
Data yang diperoleh dari hasil penelitian orang lain, laporan suatu Rumah Sakit, dan lainlain.
Jenis Data
- Data Kuantitatif: Data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Yang ditonjolkan
adalah jumlah.

Contoh: Umur, Tinggi Badan, dan lain-lain.


- Data Kualitatif: Data yang menjelaskan tentang sifat.
Contoh: Sehat dan sakit, baik dan buruk, dan lain-lain.
- Data Kontinu: Data yang dihasilkan dari pengukuran dan dapat berupa bilangan
desimal
Contoh: Hb, Tinggi Badan, Berat Badan
- Data Diskret: Data yang dihasilkan dari perhitungan (bilangan bulat), dapat
frekuensi atau data kategori.
Contoh : Jumlah orang, jumlah anak
Syarat Data
1. Akurasi: Data sudah mendekati sumber
2. Persisi: Stabil dan konsisten
3. Memenuhi validitas interna
4. Memenuhi validitas eksterna (menggambarkan populasi)

Metode Pengumpulan Data


1. Interview/wawancara: Relatif lengkap, akurat, konsisten
2. Angket: Mengedarkan formulir pertanyaan mudah dan murah
3. Observasi: Pengamatan yang aktif penuh perhatian
4. Pengolahan data: Data yang sudah dikumpulkan perlu diolah.
Sebelum diolah perlu:
editing
coding
entry
cleaning
saving
Variabel
Suatu sifat yang akan diukur atau diamati yang nilainya bervariasi antara satu objek
ke objek lain .
Variabel = objek penelitian
Cth : Pengamatan terhadap Bayi baru lahir. Variabel yang akan diamati atau yang
akan diukur:
Berat badan, Panjang badan
Skala pengukuran
Dalam mengumpulkan nilai dari variabel perlu diketahui skala pengukuran
Skala pengukuran ada 4:
1. Skala nominal
- Data dengan skala nominal tidak mempunyai jenjang tetapi hanya

membedakan sub kategori secara kualitatif


Contoh: Jenis kelamin, agama
2. Skala Ordinal
- Pada skala ini sub kategori telah memiliki urutan atau jenjang, tetapi masih
bersifat kualitatif.
- Jarak perbedaan antara subkategori tidak sama.
Contoh: Tingkat pendidikan
3. Skala Interval
- Data pada skala ini mempunyai sifat data skala nominal dan ordinal yaitu
dapat membedakan dan mempunyai tingkatan
- Pada data skala interval, jarak dapat ditentukan (termasuk data kuantitatif)
Contoh: Suhu
4. Skala Rasio
- Memiliki ciri ketiga skala: nominal, ordinal dan interval.
- Pada data skala rasio, ada titik nol absolut
Contoh: Tinggi Badan, Berat Badan, Umur
Kategori/ Tingkatan data
Nominal (tingkat terendah) --> Ordinal --> Interval --> Rasio (tingkat tertinggi)

Populasi dan Sampel


Pada hakikatnya teknik sampling dikembangkan dengan tujuan untuk membantu para
peneliti dalam upaya untuk melakukan generalisasi dari hasil penelitian yang telah
dilakukan.
Generalisasi bisa dilakukan lewat penaksiran (estimation) parameter populasi maupun
generalisasi lewat pengujian hipotesis (testing of hypothesis) tentang keadaan
parameter di populasi.
Populasi
- Statistika: Semua kumpulan elemen atau individu.
- Elemen atau individu pada hakekatnya merupakan obyek di mana pengamatan akan
dilakukan oleh peneliti, tentunya pengamatan tidak dilakukan terhadap populasinya,
namun lewat sampel yang diambilnya.
Sampel
- Statistika: bagian dari populasi.

- Populasi dinyatakan dengan memasukkan tiga unsur: isi (content), luas (extent), dan
waktu (time).
Contoh: Pendapatan petani /bulan di desa Sukorejo tahun
K. Indikator kesehatan
Indicator adalah variabel yang digunakan untuk mengukur status kesehatan
Guna indikator adalah untuk mengukur, memonitoring, dan alat bantu evaluasi , Indikator
terbagi 2 :
1. Indikator langsung : dapat dilihat
2. Indikator tidak langsung : tidak dapat dilihat tetapi bagaimana ia memberikan hasil.
Contoh indikator :
Indicator langsung :
Imunisasi , berapa banyak anak yang telah di imunisasi BCG.
PMT pada anak , jumlah anak yang diberi PMT
Indicator tidak langsung :
berapa banyak penurunan prevalensi TBC pada anak yang di imunisasikan BCG
perubahan status gizi anak .
Nilai absolute dan relative
Nilai absolute adalah jumlah orang / frekuensi , sifatny tetap, tidak bisa di ubah, atau di
ganggu ada pada dirinya sendiri.
Guna nilai absolute yaitu merencanakan perbaikan
Contoh nilai absolute seperti data PUS ( pasangan usia subur) untuk menentukan target
akseptor KB
Kelemahan nilai absolute : tidak dapat digunakan untunk membandingkan status
kesehatan antar satu wilayah dengan wilayah lain.
Nilai relative adalah nilai yang tergantung pada yang mnenilais
Proposal, Rate, Ratio
Rasio adalah perbandingan secara relative (a/b)
Criteria : - a dan b tidak harus sama, a bukan bagian dari b
Kelebihan : labih mudah karena tidak perlu population at risk
Kelemahan : tidak dapat digunakan untuk memonitor status kesehatan dan tidak dapat
menentukan nilai yang lebih besar.

Proporsi dan Rate


Proporsi : untuk data yang tidak memperhatikan waktu
Rate
: untuk data yang memperhatikan waktu
Proporsi dan rate dipakai untuk menentukan : incidence mortality rate, incidence rate,
prevalence rate, dll.

Lampiran soal
1. suatu cabang dari statistik yang berurusan dengan cara-cara pengumpulan data,
kompilasi, pengolahan dan interpretasi fakta-fakta numerik sehubungan dengan sehat
dan sakit, kelahiran, kematian dan faktor-faktor yang berhubungan dengan popuasi
manusia, disebut
a. statistika kependudukan
c. statistika mortalitas
b. statistika kesehatan
d. statistika morbiditas
2. Dibawah ini yang termasuk manfaat statistic,kecuali
a. Sebagai bahan monitoring
c. sebagai bahan penelitian
b. Sebagai bahan perencanaan
d. ebagai bahan evaluasi
3. Yang termasuk ruang lingkupstatistik kesehatan
a. Pemberantasan penyakit
c. survey epidemiologi
b. Pelayanan kesehatan
d. survey kesehatan
4. Ssuatu statistic yang metode dan prosedur yang dipakai terbatas pada : Pengumpulan
data, Pengolahan data, Penyajian data dan Analisa data yang tanpa perlu adanya
peramalan atau pembuktian statistic, disebut
a. Statistic kesehatan
c. statistic inferensial
b. Statistic deskriptif
d. satistik penduduk
5. Yang termasuk kegiatan statistic deskriptif ,kecuali
a. Pengolahan data
c. penyajian data
b. Pengambilan kesimpulan
d. analisis sederhana
6. Data yang menjelaskan tentang sifat disebut data
a. Data kontinu
c. Data kuantitatif
b. Data diskret
d. data kualitatif
7. Guna dari indicator kesehatan
a. Penelitian
c. alat bantu evaluasi
b. Pemantauan
d. pengembangan
8. Indicator yang tidak dapat dilihat tetapi bagaimana ia memberikan hasil diebut ..
a. Indicator tidak langsung
c. indicator langsung

b. Indicator relative
d. indicator kesehatan
9. Data yang diperoleh dari hasil laporan suatu Rumah Sakit adalah contoh dari
a. Data primer
c. data kontinu
b. Data sekunder
d. data diskret
10. Nilai yang tergantung pada yang menilai disebut
a. Nilai dasar
c. nilai absolute
b. Nilai relative
d. nilai permanen
11. Guna nilai absolute yaitu,
a. Merencanakan perbaikan
c. penyajian data
b. Pemantauan
d. Pengambilan kesimpulan
12. Tidak dapat digunakan untunk membandingkan status kesehatan antar satu wilayah
dengan wilayah lain. Adalah kelemahan dari
a. Nilai dasar
c. nilai absolute
b. Nilai relative
d. nilai permanen
13. Yang bukan merupakan manfaat dari statistika kesehatan adalah : ..
a. Mengevaluasi program kesehatan
c. menetukan prioritas masalah
kesehatan
b. Menjelaskan faktor yang mendasar d. memonitor status kesehatan dalam
Mengenai konsep dasar dan metode
masyarakat
Statistic kesehatan
14. Data kuantitatif yang berbentuk bilangan bulat
a. Ratio
c. rate
b. Deskrit
d. continue
15. Contoh data primer
a. Sensus
c. data pasangan usia subur
b. Pencatatan kematian
d. jumlah peserta KB

STATISTIKA
MORTALITAS

STATISTIKA MORTALITAS
1.

PENDAHULUAN
Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat
yang spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan.
Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000 individu
per tahun, hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi 100.000
terdapat 950 kematian per tahun. Mortalitas berbeda dengan morbiditas yang merujuk
pada jumlah individual yang memiliki penyakit selama periode waktu tertentu.
Pengertian mortalitas :
Lahir hidup : peristiwa keluarnya hasil konsepi dari rahim seorang ibu secara
lengkap tanpa memandang lamanya kehamilan dan setelah pepisahan itu terjadi, hasil
konsepsi bernafas dan mempunyai tanda-tanda kehidupan lainnya, seperti denyut

jantung, detak tali pusat, atau gerakan-gerakan otot, tanpa memandang apakah tali
puat sudah dipotong atau belum (LIVE BIRTH).
Mati : keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen,
yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (DEATH).
Kematian bayi di dalam rahim (intra uterin) :
1) Abortus, kematian janin menjelang dan sampai 16 minggu.
2) Immatur, kematian janin antara umur kandungan di atas 16 minggu
sampai pada umur kandungan 28 minggu.
3) Prematur, kematian janin di dalam kandungan pada umur di atas 28
minggu sampai waktu lahir.
Kematian bayi di luar rahim (extra uterin) :
1) Lahir mati (still birth), kematian bayi yang cukup masanya pada waktu
keluar dari rahim, tidak ada tanda-tanda kehidupan.
2) Kematian bayi baru lahir (neo natal death) adalah kematian bayi sebelum
berumur satu bulan.
3) Kematian lepas baru lahir (post neo natal death) adalah kematian bayi
setelah berumur satu bulan tetapi kurang dari satu tahun.
4) Kematian bayi (infant mortality), kematian setelah bayi lahir hidup hingga
berumur kurang dari satu tahun.
Dikalangan masyarakat kita, ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian, yaitu :
a) . Degenerasi Organ Vital & Kondisi terkait,
b) . Status penyakit,
c) . Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat (Bunuh diri, Kecelakaan,
Pembunuhan, Bencana Alam, dsb).

2. STATISTIKA MORTALITAS
Macam macam / Jenis Angka Kematian (Mortality Rate/Mortality Ratio) dalam
Epidemiologi :
1. Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar)
2. Standar Death Rate
3. Spesific Death Rate
4. Case Fatality Rate
5. Proporsional Mortality Rate
6. Maternal Rate
7. Infant Mortality Rate
8. Neonata Mortality Rate
9. Post Neonatal Mortality Rate
10. Perinatal Mortality Rate
11. Still Rate
Angka Kematian Kasar

Adalah : jumlah semua kematian yang ditemukan pada satu jangka waktu ( umumnya
1 tahun ) dibandingkan dengan jumlah penduduk pada pertengahan waktu yang
bersangkutan.
Istilah Crude = Kasar digunakankarena setiap aspek kematian tidak memperhitungkan
usia, jenis kelamin, atau variable lain.
Rumus :
CDR/AKK = Jumlah Seluruh Kematian
x K (1000)
Jumlah Penduduk Pertengahan
Standar Death Rate
Didasarkan pada ukuran bobot karakteristik dari rate spesifik berdasarkan distribusi
standar usia, ras, agama, atau kategori lain.
Rumus :

Spesific Death Rate


AGE SPESIFIC MORTALITY RATE ( ASMR / ASDR )
Manfaat ASMR/ASDR adalah :
Untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesehatan masyarakat dengan melihat
kematian tertinggi pada golongan umur.
Rumus : dx ASMR/ASDR x K
px
CAUSE SPESIFIC MORTALITY RATE ( CSMR )
Yaitu : Jumlah seluruh kematian karena satu sebab penyakit dalam satu jangka waktu
tertentu ( 1 tahun ) dibagi dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
tersebut.
Rumus : Jml. Seluruh kematian krn. Sebab penyakit tertentu (x) CSMR = Jml.
Penduduk yg mungkin terkena penyakit (x) pd pertengahan tahun.
Case Fatality Rate
Adalah : perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit
tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang
sama.
Digunakan untuk mengetahui penyakit penyakit dengan tingkat kematian yang
tinggi.
Rumus :
Jml. Kematian krn. Penyakit tertentu (x)
xK
Jml. Seluruh penderita penyakit tersebut (x)
Proporsional Mortality Rate
Adalah : perbandingan jumlah kematian karena SSD dalam % terhadap jumlah
seluruh kematian di PICU RSWS selama satu tahun.

Maternal Rate
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat
hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan
tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan
bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup.
Rumus :

Infant Mortality Rate


Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu
tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.
Rumus :

Neonatal Mortality

Rate

Angka Kematian Neo-Natal adalah kematian yang terjadi sebelum bayi berumur satu
bulan atau 28 hari, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.
Rumus :

Postneonatal Mortality Rate


Angka Kematian Post Neo-natal atau Post Neo-natal Death Rate adalah kematian
yang terjadi pada bayi yang berumur antara 1 bulan sampai dengan kurang 1 tahun per
1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.
Rumus :
Perinatal

Mortality Rate

PMR Adalah : Jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan 28 minggu
atau lebih ditambah dengan jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 hari
yang dicatat selama 1 tahun (x) per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama (y) . (
WHO, 1981 )
Rumus :
Still Rate

Yaitu kematian yang terjadi pada bayi yang dilahirkan (setelah cukup
masanya-umur kandungan tujuh bulan atau lebih) tanpa ada tanda-tanda kehidupan.
Hal ini disebut lahir mati.
Rumus :
Jumlah bayi lahir mati pada umur kehamilan cukup
_________________________________________ x 1000
Jumlah bayi lahir hidup dan lahir mati

SOAL :
1. ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik) pada suatu
populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan (biasanya per 1000
individu) disebut
a. morbiditas
b. natalitas
c. fertilitas
d. mortalitas
e. imunitas
2. jumlah kematian per 1000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu disebut
a. Standar Death Rate
b. Specific Death Rate
c. Crude Death Rate
d. Maternal Rate
e. Still Birth Rate
3. Kematian yang terjadi pada bayi yang berumur antara 1 bulan sampai dengan
kurang 1 tahun adalah angka kematian ...
a. Post neonatal
b. Neonatal
c. Perinatal
d. Maternal
e. Infant
4. Penyebab paling umum yang menyebabkan kematian perinatal adalah
a. Cacat
b. Kanker
c. Virus
d. Sungsang

e. Kelahiran premature
5. Angka kematian yang tidak memperhitungkan usia, jenis kelamin, atau variable
lainnya adalah
a. Standar Death Rate
b. Crude Death Rate
c. Specific Death Rate
d. Maternal Rate
e. Still Birth Rate
6. Jumlah kematian bayi dibawah umur 28 hari dalam satu tahun adalah
a. Neonatal mortality rate
b. Post neonatal mortality rate
c. Infant mortality rate
d. Still rate
e. Maternal mortality rate
7. Bayi lahir mati disebut juga dengan
a. Neonatal
b. Post neonatal
c. Still birth
d. Pasca neonatal
e. Mortality
8. Banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup
pada satu tahun tertentu adalah ...
a. Neonatal mortality rate
b. Post neonatal mortality rate
c. Infant mortality rate
d. Still rate
e. Maternal mortality rate
9. Banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak
terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang
disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebabsebab lain, per 100.000 kelahiran hidup disebut ...
a. Neonatal mortality rate
b. Post neonatal mortality rate
c. Infant mortality rate
d. Still rate
e. Maternal mortality rate
10. Yang dimaksud dengan case fatality rate adalah
a. banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari per
100.000 kelahiran hidup
b. kematian yang terjadi pada bayi yang dilahirkan (setelah cukup masanya-umur
kandungan tujuh bulan atau lebih) tanpa ada tanda-tanda kehidupan
c. adalah kematian yang terjadi sebelum bayi berumur satu bulan atau 28 hari

d. perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab


penyakit tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit
tersebut pada tahun yang sama
e. jumlah kematian per 1000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu
11. kematian janin menjelang dan sampai 16 minggu adalah
a. Abortus
b. Immatur
c. Prematur
d. Lahir hidup
e. Lahir mati
12. Immature adalah
a. kematian janin menjelang dan sampai 16 minggu
b. kematian janin antara umur kandungan di atas 16 minggu sampai pada
umur kandungan 28 minggu.
c. kematian janin di dalam kandungan pada umur di atas 28 minggu sampai
waktu lahir.
d. Kematian janin dalam kandungan pada umur 1 bulan
e. Kematian janin dalam kandungan pada umur dibawah 7 bulan
13. Dibawah ini yang termasuk kematian bayi di dalam rahim (intra uterin) adalah
a. Abortus, neonatal, immatur
b. Neonatal, posneonatal, perinatal
c. Premature, immatur, perinatal
d. Abortus, immatur, prematur
e. Immature, premature, neonatal
14. Dibawah ini yang termasuk kematian bayi di luar rahim (extra uterin) adalah
a. Still birth, neonatal death, infant mortality
b. Abortus, immature, premature
c. Still birth, maternal mortality, premature
d. Neonatal death, post neonatal birth, immatur
e. Immatur, prematur, still birth
15. kematian bayi yang cukup masanya pada waktu keluar dari rahim, tidak ada
tanda-tanda kehidupan disebut
a. Abortus
b. Premature
c. Immature
d. Neonatal
e. Still birth

STATISTIKA
FERTILITAS

Definisi Statistika Fertilitas


Fertilitas atau kelahiran adalah istilah dalam demografi yang mengindikasi jumlah anak
yang dilahirkan hidup oleh seorang atau sekelompok wanita (proses reproduksi). Atau dalam
pengertian lain, fertilitas adalah hasil reproduksi yang nyata dari fekunditas seorang wanita,
fekunditas ini berarti potensi fisik seorang wanita untuk melahirkan anak. Natalitas
mempunyai arti yang sama dengan fertilitas hanya berbeda ruang lingkupnya. Fertilitas
mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk sedangkan natalitas mencakup
peranan kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia.
Sumber Data Fertilitas
Ada beberapa sumber data fertilitas, antara lain:
1. Registrasi
2. Sensus
3. Survey

Konsep statistika fertilitas

1. Lahir Hidup ( Live Birth)


Menurut UN dan WHO adalah suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan
lamanya di dalam kandungan, di mana si bayi menunjukkan tanda-tanda
kehidupan,misal: bernafas, ada denyut jantung, atau gerakan-gerakan otot.
2. Lahir Mati (still Birth)
Yaitu kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu,
tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
3. Abortus
Yaitu kematian bayi dalam kandungan dengan umur kehamilan kurang dari 28
minggu.
Ada 2 macam abortus:

a. Disengaja
b. Tidak disengaja
4. Masa Reproduksi
Yaitu masa di mana wanita masih mampu melahirkan, disebut juga usia subur (15-49
tahun).
Ukuran Fertilitas
Pengukuran fertilitas pada dasarnya ialah perbandingan antara jumlah kelahiran dan
jumlah orang yang melahirkan atau orang yang mempunyai resiko untuk melahirkan. Dalam
pengukuran fertilitas, terdapat dua pendekatan:
a. Fertilitas diukur berdasarkan jumlah kelahiran per orang selama usia masa subur.
Periode yang digunakan adalah satu generasi masa subur yaitu kira-kira 35
tahun
b. Pengukuran fertilitas berdasarkan periode satu tahun
Ukuran-ukuran fertilitas yang banyak digunakan sebagai indikator kependudukan dan
kesehatan adalah sebagai berikut:
1. Rate Kelahiran Kasar ( Crude Birth Rate= CBR )
Rate kelahiran kasar adalah jumlah semua kelahiran hidup yang dicatat selama
setahun per 1000 penduduk pertengahan tahun yang sama.
CBR = jumlah kelahiran hidup selama setahun

X 1000

Jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama


CBR = B/P X k
Di mana:
B = jumlah kelahiran hidup yang dicatat selama setahun
P = jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama
K = Konstanta = 1000
Ukuran ini disebut rate kelahiran kasar karena sebagai penyebut digunakan jumlah
penduduk pertengahan tahun. Ini berarti bahwa penduduk yang tidak mempunyai resiko
melahirkan, ikut diperhitungkan ( anak-anak, laki-laki, dan wanita usia lanjut ). Untuk

mengurangi kelemahan ini, dilakukan pemisahan antara penduduk yang mempunyai resiko
untuk melahirkan dengan penduduk yang tidak mempunyai resiko, hingga rumus rate
kelahiran kasar menjadi

CBR = B

Xk

E+N
Di mana:
B = jumlah lahir hidup yang dicatat selama setahun
E = jumlah penduduk pertengahan tahun yang mempunyai resiko melahirkan
N = jumlah penduduk pertengahan tahun yang tidak mempunyai resiko melahirkan
K = konstanta = 1000
Pada perbandingan antara E dan N dengan N yang tetap, maka perubahan
CBR dapat menggambarka perubahan fertilitas. Dalam kenyataan, perbandingan antara E dan
N tidak tetap, tetapi karena perubahan tersebut terjadinya lambat maka perubahan CBR masih
dapat digunakan untuk menggambarkan perubahan fertilitas dalam periode yang pendek.
Karena itu, rate kelahiran kasar dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat fertilitas
secara umum.Rate ini kurang bermanfaat untuk membandingkan tingkat fertilitas antara dua
wilayah, kecuali bila perbandingan antara E dan N kedua populasi mempunyai variasi yang
kecil.
Rate ini kurang sensitif untuk mengukur perubahan fertilitas yang kecil, karena kenaikan
angka kelahiran akan meningkatkan pula jumlah penduduk hingga perubahan tersebut tidak
tampak dan seolah- olah tidak terjadi penimgkatan fertilitas. Demikian pula bila terjai
sebaliknya, tidk tampak adanya penurunan fertilitas.Tingginya rate ini dapat memberi
petunjuk tentang banyaknya bayi- bayi dilahirkan oleh ibu- ibu muda dan diatas 40 tahun.
CBR yang tinggi juga menyatakan interval persalinan yang pendek.
Sumber data
Untuk jumlah kelahiran dapat diperoleh dari hasil sensus atau survei keluarga, laporan
kelahiran dari rumah sakit, laporan dari petugas keluarga berencana, bidan dan dukun
bayi.Laporan kelahiran dari rumah sakit tidak dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat
fertilitas suatu wilayah dan bila angka ini digunakan akan menggambarkan tingkat fertilitas

suatu wilayah akan menimbulkan bias yang besar.Pada negara dengan sistem registrasi vital
telah berjalan dengan baik, jumlah kelahiran dapat diperoleh dari sistem ini.
1. Rate Fertilitas Umum ( General Fertility Rate = GFR )
Rate fertilitas umum dimaksudkan untuk memperhalus rate kelahiran kasar. Dengan
rate fertilitas umum , pengukuran fertilitas dilakukan sesuai dengan populai yang
sebenarnya yaitu sebagai penyebut digunakan jumlah wanita usia subur. Ini berarti
wanita yang mempunyai resiko melahirkan.
Rate fertilitas umum ialah jumlah kelahiran hidup yang dicata selama satu tahun per
1000 penduduk wanita usia subur pada pertengahan tahun yang sama.
Rumus:
GFR = jumlah kelahiran hidup yang dicatat selama setahun
X 1000
Jumlah penduduk wanita usia subur pertengahan tahun yang sama
GFR = B/F x k
Di mana:
B = jumlah kelahiran hidup yang dicatat selama setahun
F = jumlah penduduk wanita usia subur pertengahan tahun yang sama
K = konstanta = 1000

2. Batas Usia Subur


Untuk kepentingan seluruh negara, WHO menganjurkan untuk menggunakan umur
15-49 tahun sebagai batas usia subur, tetapi untuk memperoleh ketepatan yang tinggi, banyak
negara menggunakan umur 15- 44 tahun sebagai batas usia subur, dengan catatan bahwa
kelahiran oleh ibu berumur kurang dari 15 tahun dimasukkan dalam kelompok 15- 19 tahun
dan kelahiran oleh ibu berumur diatas umur 44 tahun dimasukkan dalam kelompok umur 4044 tahun.alasan yang dipakai untuk menggunakan umur 15- 44 tahun sebagi batas usia subur
ialah dalam kenyataan jarang sekali terjadi kelahiran oleh ibu- ibu berumur lebih dari 44
tahun walaupun pada penduduk dengan tingakat fertilitas yang tinggi. Demikian pula dengan
kelahiran oleh ibu- ibu berumur kurang dari 15 tahun.
3. Kelemahan Rate Fertilitas Umum
Meskipun rate ini dimaksudkan untuk memperbaiki dan memperhalus rate kelahiran
kasar dengan menggunakan wanita usia subur sebagai penyebut, tetapi masih terdapat
beberapa kelemahan atau kritik terhidup perhitungan rate ini.Kelemahan atau kritik tersebut
adalah sebagai berikut:

1. Range umur wanita usia subur yang digunakan terlalu lebar, hingga tidak diketahui
tingkat kesuburan pada tiap golongan umur.
2. Dalam kenyataan, meskipun wanita berumur 15 tahun mempunyai resiko untuk
melahirkan, tetapi jarang dijumpai. Kritik ini kurang sesuai dengan keadaan di
indonesia dan negara berkembang lain dimana masih banyak perkawinan usia
muda.
3. Wanita berumur 45- 49 tahun telah jarang melahirkan, bahkan 80% dari wanita
golongan umur ini telah mengalami menopause.
4. Wanita usia subur yang tidak menikah dan mandul ikut diperhitungkan.
Manfaat dan Sumber Data
Rate fertilitas umum banyak digunakan dalam bidang kependudukan untuk menaksir
tingkat pertumbuhan penduduk. Tingkay pertumbuhan yang tinggi merupakan hal yang tidak
menguntungkan bagi pembangunan kesehatan. Rate ini juga dapat digunakan untuk menilai
keberhasilan program keluarga berencana.
Jumlah kelahiran dapat diperoleh dari hasil sensus, survei keluarga, laporan dari
rumah sakit, puskesmas dan laporan dari penolong persalinan diluar sarana kesehatan. Untuk
negara maju, jumlah kelahiran dapat diperoleh dari sistem registrasi vital.
C. Rate Fertilitas Menurut Golongan Umur ( Age Specific Fertility Rate = ASFR )
ASFR adalah jumlah kelahiran hidup oleh ibu pada golongan umur tertentu yang
dicatat selama satu tahun per 1000 penduduk wanita pada golongan umur tersebut pada
pertengahan tahun yang sama.
RUMUS:
jumlah kelahiran hidup oleh ibu pada golongan umur tertentu yang dicatat selama satu tahun
ASFR = ________________________________________ x 1000
Jumlah penduduk wanita pada golongan umur yang sama pada pertengahan tahun yang sama

Perhitungan ASFR ialah untuk memperhalus perhitungan rate fertilitas umum. Hal ini
disebabkan karena tingkat kesuburan berbeda pada setiap golongan umur. Perhitungan ASFR
biasanya dilakukan dengan interval 5 tahun hingga seluruhnya terdapat 7 kelas dan masingmasing kelas dihitung rate fertilitasnya. Dari perhitungan ASFR ini dapat disusun distribusi
frekuensi menurut golongan umur dan diketahui golongan umur mana yang mempunyai
tingkat kesuburan tertinggi. Pengetahuan ini penting untuk menentukan prioritas sasaran
program keluarga bencana.
Untuk menghindari ketidaktepatan yang disebabkan karena variasi dalam perkawinan,
misalnya anak pungut dan lain- lain, maka kadang- kadang dilakukan penghitungan ASFR
pada wanita yang menikah dan mempunyai anak sendiri.
Secara matematis, rumus ASFR dapat ditulis sebagai berikut:
nfx = nBx

Xk

nFx
Dimana:
nfx = rate fertilitas pada golongan umur x sampai umur x + n
nBx = jumlah kelahiran hidup oleh ibu umur x sampai umur x + n yang dicatat selama satu
tahun.
nFx = jumlah penduduk wanita usia subur berumur x sampai umur x + n pada pertengahan
tahun yang sama.
D. Rate Fertilitas Total ( Total Fertility Rate = TFR )
Rate fertilitas total merupakan jumlah rate fertilitas menurut golongan umur yang
dicatat selama satu tahun. Rate ini menyatakan jumlah anak yang dilahirkan 1000 wanita
pada golongan umur tertentu selama masa reproduksi. Bila konstanta ( k ) sama dengan satu,
maka angka ini akan menunjukakan rata- rata jumlah anak yang dilahirkan oleh tiap wanita
golongan umur tertentu selama masa reproduksi.
Bila interval distribusi wanita usia subur adalah 5 tahun, maka rate fertilitas total sama
dengan rate fertilitas pada setiap umur dikalikan dengan 5.

RUMUS:

TFR = jumlah ASFR dengan k = 1 x interval.

Rate fetilitas total meupakan alternatif dari gross fertility rate, tetapi dengan satu
keuntungan yaitu setiap golongan umur dihitung per orang. Disamping keuntungan ini, rate
fertilitas total mempunyai kelemahan yaitu semua wanita selama masa reproduksi tidak ada
yang meninggal dan semuanya menikah dan mempunyai anak dengan pola seperti rate
fertilitas menurut golongan umur. Hal ini tidak sesuai dengan kenyataan, dimana sebagian
wamita akan meninggal dan sebagian lagi tidak menikah atau mandul. Raet ini bersama
dengan rate fertilitas yang lain dapat digunakan untuk menentukan prioritas sasaran keluarga
berencana.
Rate fertilitas total dapat juga dihitung secara tidak langsung. Perhitungan ini sama
dengan standarisasi tidak langsung rate kematian kasar. Cara ini digunakan bila tidak terdapat
data tentang ASFR. Bila pada suatu sensus diperoleh distribusi penduduk wanita menurut
golongan umur dan jumlah kelahiran. Untuk menghitung rate fertilitas total digunakan ASFR
populasi lain yang dianggap sebagai standar, maka dapat dihitung jumlah kelahiran pada
setiap golongan umur yang diharapkan terjadi bila mempunyai ASFR seperti populasi
standar. Kemudian dihitung indeks kelahiran yaitu rasio antar jumlah kelahiran yang nyata
dengan jumlah kelahiran yang diharapkan. Indeks kelahiran ini dikalikan dengan ASFR
populasi standar, lalu dikaitkan dengan interval. Contoh:

Umur

Penduduk

ASFR populasi

Keahiran yang

Hasil koreksi

Wanita

Standar

Diharapkan

3 x 1,0948

4 = 23

15-19

8.806

0.0993

874,436

0,1087

20-24

7.876

0.2784

2192,678

0,3048

25-29

5.759

0.2575

1482,943

0,2819

30-34

5.352

0.1976

1057,555

0,2163

35-39

6.182

0.1410

871,662

0,1544

40-44

5.051

0.0512

258,611

0,0561

6737,885

1,1222

Jumlah

Kelahiran yang diharapkan pada populasi standar = 7377


Rasio : 7377/6738 = 1,0948
TFR : 1,1222 x 5 = 5,61
E. Gross Reproduction Rate (GRR)
Gross reproduction rate ialah Total Fertility Rate dikalikan dengan proporsi kelahiran
bayi wanita. Dengan kata lain, Gross Reproduction Rate ialah jumlah bayi wanita yang
dilahirkan oleh 1000 wanita selama masa reproduksi.
RUMUS :
GRR = Jumlah kelahiran bayi wanita yan dicatat selama satu tahun

X 1000

Jumlah penduduk wanita usia subur pada Pertengahan tahun.


Rate ini dapat digunakan untuk menafsirkan tingkat kelahiran dan pertumbuhan
penduduk, karena sebagai pembilang digunakan kelahiran bayi wanita yang diharapkan kelak
dapat bereproduksi.
Gross Reproduction Rate dapat juga dihitung dengan rumus:
GRR = i ASFRf
i = interval umur yang digunakan
ASFRf = rate fertilitas tiap golongan umur untuk bayi wanita

F. Rasio Jenis Kelamin Saat lahir (Sex Ratio at Birth)


Rasio ini menyatakan perkawinan antara kelahiran bayi laki-laki dengan 100 kelahiran bayi
wanita.
RUMUS:
Sex Ratio at Birth = Jumah kelahiran bayi laki-laki

x 100

Jumlah kelahiran bayi wanita


Perhitungan ini relatif mudah dikerjakan, karena hanya membutuhkan jumlah kelahiran .
Jumlah kelahiran dapat diperoleh dari survai penduduk atau sensus atau catatan Kantor
Wilayah. Bagi negara maju, jumlah kelahiran dapat diperoleh dari sistem registrasi vital.
Perbandingan jenis kelamin saat lahir ini diperlukan untuk menghitung Gross Reproduction
Rate.
G. Rasio Anak-Ibu (Child-Women Ratio)
Rasio Anak-Ibu ialah perbandingan antara anak balita dengan wanita usia subur
RUMUS:
CWR =

Jumlah balita
Jumlah wanita usia subur

CWR =

Po-4
Xk

f15-49
Po-4 = jumlah anak berumur 0-4 tahun kedua jenis kelamin
f15-49 = jumlah wanita berumur antara 15-49 tahun.
k = konstante = 1000
Faktor yang mempengaruhi fertilitas
Hasrat untuk menikah dan bereproduksi adalah salah satu kekuatan pendorong terkuat di
alam. Dorongan yang kuat dan sering obsesif ini dapat menimbulkan stres berat dan
kebingungan dalam memilih secara bijak kapan dan apa yang harus dilakukan saat kehamilan

tidak

bisa

terjadi.

Sebagai aturan umum sederhana, pentingnya untuk mendapatkan bantuan medis bergantung
pada 3 faktor:
1. Usia wanita
Salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi fertilitas adalah usia si
perempuan (Gambar 1). Fertilitas cukup stabil hingga seorang perempuan
mencapai usia 35 tahun. Sesudah itu, terjadi penurunan fertilitas secara
bertahap. Saat menginjak usia 40 tahun, fertilitas menurun drastis.
Oleh karena itu sangat penting bagi perempuan yang mendekati usia 35 tahun
dan belum pernah hamil, untuk segera mencari perhatian medis. Hal tersebut
menjadi mendesak bagi perempuan yang kian mendekati usia 40 tahun.

2. Lama waktu mencoba mengandung


Kedua, begitu Anda memutuskan untuk mendapatakan keturunan, Anda akan
mudah merasa cemas jika Anda tidak berhasil mendapatkan kehamilan setelah
satu bulan mencoba. Tetapi fakta menunjukkan, secara normal, perempuan
sehat (di bawah 30 tahun) yang melakukan hubungan badan secara teratur,
hanya memiliki peluang gagal 20 hingga 40 persen selama siklus tertentu.
Jadi, apa yang salah pada 60 hingga 80 persen sisanya yang gagal? Sering
kali, tidak ada alasan medis, dan penyebabnya biasanya adalah karena kualitas
sperma atau sel telur terlalu jelek untuk mencapai fertilisasi, atau fertilisasi
terjadi tetapi embrio tidak bisa bertahan hidup setelah beberapa hari.
Kenyataannya, menurut data National Center for Health Statistics, AS

(Gambar 2), peluang Anda untuk hamil sebenarnya cukup besar jika Anda
melihatnya dalam rentang waktu satu tahun hubungan badan tanpa pelindung.

Peluang

Usia Anda

Anda

untuk

hamil setelah tahun pertama

Di bawah 25 tahun

96%

25 34

86%

35 44

78%

3. Masalah

Medis

Jangan menunda untuk mendapatkan bantuan medis karena usia merupakan


faktor yang sangat penting dalam menentukan fertilitas. Berikut adalah
beberapa hal yang akan membantu Anda menentukan kapan diperlukan
nasehat/saran medis dengan segera:
berusia lebih dari 35

tahun

tidak hamil/subur selama lebih dari 2 tahun


menstruasi yang tidak teratur
mengalami gangguan seksual

menjalani operasi abdominal (bagian perut)


sebelumnya

lebih dari 6 siklus Clomiphene


lebih

dari

siklus

SO-AI

(Super Ovulation-Artifical Insemination [Super


Ovulasi-Inseminasi Artifisial])

Jika tidak ada masalah


medis

apa

pun,

perempuan berusia di bawah 30 tahun perlu berkonsultasi dengan ginekolog


setelah menjalani masa 1 sampai 2 tahun hubungan badan tanpa pelindung.
Tetapi mereka yang berusia antara 30 hingga 35 tahun harus mencari nasehat
medis setelah enam hingga sembilan bulan. Urgensi ini meningkat pada
perempuan 35 hingga 40 tahun jika mereka tidak kunjung hamil setelah enam

bulan; sementara perempuan di atas 40 tahun harus mencari nasehat/saran


medis

setelah

tiga

bulan

mencoba

dan

gagal.

Pada kebanyakan kasus, ginekolog Anda akan dapat melakukan upaya fertilitas
pendahuluan dan menangani sebagian besar masalah. Jika Anda tidak dapat
hamil meski sudah ditangani dokter selama enam hingga dua belas bulan,
temuilah spesialis fertilitas [disebut pula spesialis RE (Reproductive Endocrine
[Endokrin Reproduktif]), yakni ginekolog dengan keahlian ekstra di bidang
manajemen fertilitas yang akan memandu Anda melalui aneka macam
perawatan.
Anda perlu memahami proses berpikir dokter Anda sehingga keputusan yang
benar dapat dibuat. Keputusan tersebut tidak hanya berdasarkan fakta ilmiah
dan pengalaman klinis, tetapi juga mempertimbangkan pandangan dan
kebutuhan

SOAL

1. Ukuran yang berkenaan dengan


kemampuan seorang perempuan untuk
menggantikan dirinya disebut

3. Variable yang secara langsung


mempengaruhi
fertilitas
dan
dipengaruhi oleh variable-variabel
tidak langsung, seperti factor-faktor
social, ekonomi dan budaya disebut

a. Ability

a. Variabel antara

b. Angka reproduksi

b. Variablelangsung

c. Tingkat fertilita

c. Variable tidak langsung

d. Giving birth ability

d. Variable konsepsi

e. Konsepsi

e. Variable kehamilan

2. Pada variable antara, yang termasuk


dalam variable yang berkaitan dengan
tahap hubungan kelamin adalah

4. Aborsi atau mortalitas janin karna


sebab-sebab yang tidak disengaja
disebut

a. Infekunditas

a. Induced abortion

b. Pemakaian alat kontrasepsi

b. Conception

c. Abstinensi sukarela

c. Gestation

d. Conception

d. Intercourse

e. Induced abortion

e. Spontaneous abortion
5. Di bawah ini factor-faktor yang
mempengaruhi fertilitas, kecuali
a. Pelaksanaan program KB

b. Lingkungan
dibesarkan

d. Umur dan jenis kelamin

Jumlah anak rata-rata yang akan


dilahirkan oleh seorang perempuan
pada akhir masa reproduksinyaapabila
perempuan tersebut mengikuti pola
fertilitas pada saat TFR dihitung
disebut

e. Sosial budaya dan bias gender

a. Angka fertilitas total

6. Kemampuan fisik seorang wanita


untuk melahirkan anak disebut

b. Angka fertilitas umum

c. Peningkatan
perempuan

tempat

seseorang
pendidikan

9.

c. Angka fertilitas khusus

a. Sekunditas

d. Angka fertilitas netto

b. Morbiditas

e. Angka fertilitas broto

c. Morta;itas
d. Fertilitas
e. Spontanitas
7. Wanita yang tidak dapat melahirkan
anak disebut
a. Interfal
b. Immortal
c. Infecund
d. Amoral
e. Enumeration
8. Kelahiran seorang bayi yang lahir dari
kandungan yang sudah berumur
paling sedikit 2 minggu tanpa
menunjukan tanda-tanda kehidupan
pada saat dilahirkan disebut
a. Dead birth
b. Still birth
c. Lived birth
d. Unliving birth
e. Undead birth

10. Dalam analisis fertilitas, pada


umumnya umur yang dijadikan
rujukan sebagai masa subur seorang
wanita adalah
a. 20 50
b. 18 45
c. 16 30
d. 15 40
e. 15 - 49
11. Jumlah kelahiran setiap
penduduk per tahun disebut ...
a.
b.
c.
d.

1000

General Fertility Rate


Age Spesific Fertility Rate
Crude Birth Rate
Total Fertility Rate

12. Rata-rata jumlah anak yang dilahirkan


oleh seorang wanita selama masa hidupnya
dapat dihitung dengan rumus ...
a. ASFRi
=
b_i/
(p_i^f ) k (i=1 s.d.7)
b. TFR
=5
_(i=1)^7 ASFR_I
(i=1,2,......)

c. GFR = B/(P_(15-49)^f ) k
atau GFR = B/(P_(15-44)^f
)
d. CWR = P_(0-4)/(P_(1549)^f ) x k
13. Ukuran yang berkenaan dengan
kemampuan suatu penduduk untuk
menggantikan dirinya, sehingga yang
diperhatikan adalah bayi wanita saja.
a.
b.
c.
d.

Reproduktif history
Child woman ratio
Age special fertility rate
Ukuran reproduksi

14. X = B/(P_(15-49)^f ) k, X adalah ...


a.
b.
c.
d.

GFR
ASFR
CBR
CWR

15. Data dari sensus dan sesuai


dipublikasikan dalam berapa tahun?
a.
b.
c.
d.

1 tahun
3 tahun
5 tahun
7 tahun

STATISTIKA KB
DAN MIGRASI

KELUARGA BERENCANA (KB)


A. PENGERTIAN DAN KONSEP
Keluarga berencana adalah perencanaan kehidupan masing-masing suami istri
dalam melahirkan dan mendidik anak. Dapat juga diartikan mengatur jumlah anak sesuai
kehendak dan menentukan kapan ingin hamil pasangan suami istri tersebut.
Menurut BKKBN (1998) keluarga berencana artinya mengatur jumlah anak sesuai
kehendak dan menentukan sendiri kapan ingin hamil atau salah satu usaha masalah

kependudukan sekaligus merupakan bagian yang terpadu dalam program Pembangunan


Nasional dan bertujuan untuk turut serta menciptkan kesejahteraan ekonomi, spiritual,
sosial budaya penduduk agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan
produksi nasional.
Beberapa konsep dan defenisi KB yang digunakan dalam pembahasan tentang KB
adalah sebagai berikut.
1. Usia subur/reproduksi (reproductive age) adalah usia dimana secara rata-rata
perempuan mampu melahirkan, yaitu umur 15-49 tahun.
2. Pasangan usia subur (reproductive age couple) adalah psangan suami istri yang
istrinya berusia 15-49 tahun.
3. Keluarga berencana adalah upaya untuk merencanakan jumlah, jarak, dan waktu
keahiran anak dalam rangka mencapai tujuan reproduksi keluarga.
4. Alat atau cara KB (kontrasepsi) adalah alat atau cara yang digunakan oleh pasangan
usia subur untuk mengatur jarak kelahiran atau untuk membatasi jumlah kelahiran
yang berfungsi untuk mencegah terjadinya kehamilan (konsepsi).
Alat atau cara KB dapat dikelompokkan menjadi alat atau cara KB modern,
alamiah, dan tradisional.
a. Alat atau cara KB modern dikelompokkan menjadi:
1) Alat atau cara KB modern yang bersifat hormonal, seperti pil, susuk, dan
suntikan.
2) Alat atau cara Kb modern yang bersifat nonhormonal, seperti alat kontrasepasi
dalam rahim (AKDR) atau spiral (intra uterine device-IUD), kondom,
diafaragma (diaphragm), metode operasi pria (MOP) atau vasektomi, dan
metode operasi wanita (MOW) atau tubektomi.
b. Alat atau cara KB alamiah (natural family planning methods) meliputi pantang
berkala (periodic abstinence), amenorea laktasi (lactasional amenorrhea), dan
sanggama terputus.
c. Alat atau cara KB tradisional meliputi jamu-jamuan dan ramu-ramuan.
5. Pernah praktek KB (over use contraception) adalah status pasangan usia subur yang
pada saat pengumpuan data dilaksanakan pernah atau belum pernah menggunakan
suatu alat/cara KB.
6. Sedang praktek KB (current use of contraception) adalah status pasangan usia subur
yang pada saat pengumpulan dat dilaksanakan sedang atau tidak sedang menggunakan
suatu alat atau cara KB.
7. Pilihan kontrasepsi (contraceptive choice) adalah alat/cara KB yang seang digunakan
oleh pasangan usia subur pada saat pengumpulan data dilaksanakan
8. Penggantian kontrasepsi (contraceptive switching) adalah status pasangan usia subur
yang pada saat pengumpulan data dilaksanakan pernah atau tidak pernah berganti alat
atau cara KB.

9. Perempuan yang kebutuhan KB-nya tidak terpenuhi (unmet need) adalah perempuan
kawin yang tidak ingin mempunyai anak lagiatau ingin menjarangkan kelahirang
berikutnya tetapi tidak memakai alat/cara KB.
a. Perempuan yang memerlukan KB untuk menjarangkan kelahiran mencakup
perempuan hamil yang kehamilannya belum diinginkan; peremuan yang belum
haid setelah melahirkan anak yang belum diinginkan (amenorrheic); dan
perempuan fecund yang lain yang tidak sedang hamil atau tidak amenorrehic,
yang tidak memakai alat/cara KB, dan yang ingin mempunyai anak berikutnya
dua tahun lagi atau lebih. Perempuan fecund lain yang tidak sedang menggunakan
alat/cara KB dan belum memutuskan apakah tidak ingin anak lagi atau ingin anak
lagi, tetapi belum tahu kapan, juga termasuk dalam kelompok ini.
b. Perempuan yang memerlukan KB untuk membatasi kelahiran mencakup
perempuan hamil yang kehamilannya tidak diinginkan; perempuan amenorrheic
yang anak terakhirnya tidak diinginkan; dan perempuan ang tidak hamil atau tidak
amenorrheic, yang tidak sedang memakai alat/cara KB, dan yang tidak ingin
punya anak lagi.
10. Kelangsungan kontrasepsi (contraceptive continuation) adalah status kelangsungan
(survival) pemakaian alat/cara KB pada suatu interval waktu yang ditetapakan,
misalnya

12

bulan.

Kelangsungan

kontrasepsi

merupakan

kebalikan

dari

ketidaklangsungan kontrasepsi (contraceptive discontinuation).


11. Efektivitas kontrasepsi (contraceptive effectiveness) adalah kemampuan suatu
alat/cara KB untuk menurunkan kesuburan seorang perempuan.

B. TUJUAN KB
Tujuan Umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Normal
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang
sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya
pertambahan penduduk.
Tujuan Khusus
Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
Meningkatnya kesehatan Keluarga Berencana dengan cara penjarangan
kelahiran

Upaya

mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera (Undang-undang No.


10/1992).
Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) : suatu usaha

untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan


memakai kontrasepsi.
WHO (Expert Committe, 1970), tindakan yg membantu individu/ pasutri

peningkatkan

kepedulian

masyarakat

dalam

untuk: Mendapatkan objektif-obketif tertentu, menghindari kelahiran yang


tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval
diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.

Tujuan Program KB

Tujuan

umum

adalah

membentuk keluarga kecil

sesuai

dengan

kekutan

sosial ekonomi suatukeluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh

suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan

ketahanan dan kesejahteraan keluarga.


Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan
ibu,anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup
rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang
berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta
penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.

Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Keluarga dengan anak ideal


Keluarga sehat
Keluarga berpendidikan
Keluarga sejahtera
Keluarga berketahanan
Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

C. SASARAN KB
Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:
1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per tahun.
2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
3. Menurunnya
PUS
yang
tidak
ingin
punya anak lagi
dan
ingin
menjarangkan kelahiranberikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet
need) menjadi 6 persen.

4.
5.
6.
7.
8.

Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen.


Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien.
Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.
Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam
usahaekonomi produktif.
9. Meningkatnya
jumlah
institusi
masyarakat
dalam
penyelenggaraan pelayanan Program KBNasional.

D. RUANG LINGKUP KB
Ruang

lingkup KB antara

reproduksi remaja;

Ketahanan

pelembagaan keluarga kecil


Pengelolaan

SDM

aparatur;

lain: Keluarga
dan

berkualitas;

berencana; Kesehatan

pemberdayaan keluarga;

Penguatan

Keserasian kebijakankependudukan;

Penyelenggaran

pimpinan

kenegaraan

dan

kepemerintahan; Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara


E. STRATEGI KB
Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:
1. Strategi dasar
Meneguhkan kembali program di daerah
Menjamin kesinambungan program
2. Strategi operasional
Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional
Peningkatan kualitas dan prioritas program
Penggalangan dan pemantapan komitmen
Dukungan regulasi dan kebijakan
Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan

F. SUMBER-SUMBER DATA KB
Ada beberapa sumber data utama tentang pengetahuan, sikap, dan perilaku
(knowledge, attitude and practice-KAP) KB di Indonesia, seperti sensus penduduk,
survei, statistik program BKKBN, dan hasil pendataan keluarga. Informasi KAP KB yang
dikumpulkan antara lain meliputi:
1. pernah/tidak pernah mendengar tentang alat/cara KB,
2. pernah menggunakan alat/cara KB tertentu (ever use),
3. apakah sedang menggunakan alat/cara KB (current use),
4. alat/cara KB yang sedang digunakan,
5. hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan alat/cara KB tertentu, seperti merek
alat/cara KB modern yang digunakan, kapan mulai pakai, tempat memperoleh

alat/cara KB modern, biaya alat/cara KB, masalah kesehatan atau efek samping yang
dihadapi sehubung dengan penggunaan alat/cara KB modern tertentu, sumber
informasi KB, apakah pernah dikunjungi oleh petugas lapangan KB atau petugas
kesehatan yang berbicara tentang KB, pengetahuan tentang tempat-tempat pelayanan
KB, serta alasan tidak sedang menggunakan alat/cara KB,
6. sejarah samping, dan suami tidak setuju penggunaan alat/cara KB (contraceptive use
history) dalam lima tahun sebelum survei, yang meliputi alat/cara KB yang
digunakan, lama pemakaian, dan alasan berhenti (discontinue) atau mengganti
(switch), seperti ingin hamil, masalah kesehatan atau efek.

G. UKURAN-UKURAN KB
Pada dasarnya, ukuran-ukuaran KB dapat dikelompokkan menjadi ukuran yang bersifat
current dan kontinu.
1. Ukuran yang bersifat current
Ukuran yang bersifat current menggambarkan kondisi peerilaku KB pada satu
titikwaktu, misalnya pada saat survei. Ukuran yang bersifat current antara lain sebagai
berikut.
a) Angka prevalensi kontrasepsi (contraceptive prevalence rate-CPR)
Angka prevalensi kontrasepsi adalah persentase pasangan usia subur (PUS) yang
sedang menggunakan alat/cara KB. Rumusnya:
jumlah PUS yang sedang ber KB
CPR =
x 100
jumlah PUS
b) Persentase pemakai alat/cara KB menurut alat/cara KB (contraceptive use mix)
Contraceptive mix adalah banyaknya pasangan usia subur yang sedang memakai
alat/cara KB tertentu per-100 pasangan usia subur yang ber-KB. Rumusnya:
CUk
CUMk = CU x 100
di mana:
CUMk = persentase pemakai alat/cara KB k
CUk
= jumlah PUS yang memakai alat/ara KB
CU
= jumlah PUS yang ber-KB
c) Persentase perempuan yang kebutuhan ber-KB-nya tidak terpenuhi (unmet need)
Unmet need adalah persentase perempuan kawin yang tidak ingin mempunyai
anak lagi atau ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai
alat/cara KB. Ukuran ini digunakan untuk menilai sejauh mana program KB telah
dapat memenuhi kebutuhan. Rumusnya:
JUN
UN = jumlah PUS x 100

di mana:
UN

= persentase perempuan yang kebutuhan ber-KB-nya tidak

terpenuhi
JUN
= jumlah perempuan yang kebutuhan ber-KB-nya tidak terpenuhi
2. Ukuran yang bersifat kontinu
Ukuran yang bersifat kontinu menjelaskan kelangsungan penggunaan suatu
alat/cara KB. Ukuran yang bersifat kontinu antara lain sebagai berikut.
a) Angka kelangsungan kontrasepsi (contraceptive continuation rate)
Angka kelangsungan kontrasepsi adalah proporsi pengguna alat/cara KB yang
masih menggunakan alat/cara KB tertentu setelah suatu periode terpapar, misalnya
satu tahun (12 bulan), terhadap resiko tidak meneruskan penggunaan.
b) Angka ketidaklangsungan kontrasepsi (contraceptive discontinuation rate)
Angka ketidaklangsungan kontrasepsi adalah proporsi pengguna alat/cara KB
yang tidak meneruskan suatu episode penggunaan alat/cara KB terntentu setelah
suatu periode terpapar (exposure) karena berbagai alasan, seperti kegagalan atau
mengalami efek samping. Periode terpapar adlah durasi pemkaian suatu metode
tertentu dalam satu episode pemakaian.
12

Qij = 1 II (1 qij) = 1 {(1 q1j) x (1 q2j) x x (1 qij)


i=1

rumus probabilitas untuk kumulatif ketidaklangsungan untuk durasi 12 bulan


untuk alasan j (Q12j) adalah
12

Q12j = 1 II (1 qij) = 1 {(1 q1j) x (1 q2j) x x (1 q12j)}


i=1

di mana II adalah symbol ntuk kumulatif perkalian.


c) Angka kegagalan kontrasepsi (contraceptive failure rate)
Angka kegagalan kontrasepsi adalah rasio kelahiran yang tidak diinginkan
terhadap durasi keterpaparan kontrasepsi. Angka ini dapat dihitung jika efektivitas
kontrasepsi sudah diperoleh.
d) Efektivitas kontrasepsi (contraceptive effectiveness)
Efektivitas kontrasepsi adalah tingkat dimana penggunaan alat/cara KB
menurunkan kesuburan.
1) Angka ini merupakan peluang bulanan seorang perempuan yang aktif secara
seksual, subur, dan tidak menggunakan alat/cara KB untuk mengandung.
Angka ini juga merupakan proporsi penurunan dalam kesuburan yang disebabkan oleh
penggunaan alat/cara KB tertentu.
H. MANFAAT KB
Program keluarga berencana ini memiliki banyak manfaat terutama bagi ibu yang
hamil. Dengan program ini kita dapat mengatur jumlah dan jarak terjadinya kehamilan

yang akan berpengaruh terhadap kesehatan ibu. Dengan keluarga berencana dapat
mencegah munculnya bahaya:
kehamilan terlalu dini,
kehamilan yang terlambat,
kehamilan yang terlalu berdekatan jaraknya, dan kehamilan yang terlalu sering

I. DAMPAK KB
Program keluarga
angka kematian

berencana memberikan dampak,

ibu dan anak;

Penanggulangan

yaitu

masalah kesehatan

penurunan
reproduksi;

Peningkatan kesejahteraan keluarga; Peningkatan derajat kesehatan; Peningkatan


mutu dan layanan KB-KR; Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM;
Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan
kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.

MIGRASI
A. Definisi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan menetap dari suatu tempat
ke tempat lain melampaui batas politik/negara ataupun batas administratif/batas bagian
dalam suatu negara. Jadi, migrasi juga dapat diartikan sebagai perpindahan yang relatif
permanen dari suatu daerah ke daerah lain. Ada dua dimensi penting dalam penelaahan
migrasi, yaitu dimensi ruang/daerah (spasial) dan dimensi waktu.
B. JENIS-JENIS MIGRASI
1. Migrasi masuk (inmigration) adalah masuknya penduduk ke suatu daerah tempat
tujuan (area of destination).
2. Migrasi keluar (outmigration) adalah perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah
asal (area of origin).
3. Migrasi neto (netmigration) merupakan selisih antara jumlah migrasi masuk dan
keluar. Apabila migrasi masuk lebih besar daripada migrasi keluar, maka disebut
migrasi neto positif, sedangkan jika migrasi keluar lebih besar daripada migrasi
masuk, maka disebut migrasi neto negatif.
4. Migrasi bruto (gross migration) adalan jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar.
5. Migrasi semasa hidup (life time migration) adalah migrasi yang terjadi antara saat
lahir dan saat sensus atau survei.

6. Migrasi risen (recent migration) adalah migrasi yang melewati batas provinsi dalam
kurun waktu tertentu sebelum pencacahan, misalnya lima tahun sebelum sensus atau
survei. Jumlah migran masuk risen ke suatu provinsi adalah banyaknya penduduk di
provinsi tersebut yang lima tahun lalu bertempat tinggal di provinsi tersebut.
7. Migrasi total (total migration) adalah migrasi antar provinsi tanpa memperhatikan
kapan perpindahannya, sehingga provinsi tempat tinggal sebelumnya berbeda dengan
provinsi tempat tinggal saat pencacahan.
8. Migrasi internasional (international migration) merupakan perpindahan penduduk
dari suatu negara ke negara lain. Migrasi yang merupakan masuknya penduduk ke
suatu negara disebut imigrasi, sebaliknya, jika migrasi itu merupakan keluarnya
penduduk dari suatu negara, maka disebut emigrasi.
9. Arus migrasi (migration stream) adalah sekelompok migran yang daerah asal dan
tujuan migrasinya sama dalam satu periode migrasi yang diberikan.
10. Angka migarsi parsial (partial migration rate) adalah banyaknya migran ke suatu
daerah asal, atau dari suatu daerah asal ke suatu daerah tujuan, per 1.000 atau 100
penduduk di daerah asal atau daerah tujuan.
11. Urbanisasi (urbanization) adalah bertambahnya proporsi penduduk yang berdiam di
daerah perkotaan yang disebabkan oleh pertambahan penduduk wilayah perkotaan,
perpindahan penduduk ke perkotaan, dan/atau akibat dari perluasan daerah perkotaan.
12. Transmigrasi (transmigration) adalah pemindahan dan/atau kepindahan penduduk
dari suatu daerah untuk menetap di daerah lain yang ditetapkan di dalam wilayah
Republik Indonesia guna kepentingan pembangunan negara atau karena alasan-alasan
yang dipandang perlu oleh pemerintah berdasarkan ketentuan yang diatur dalam
undang-undang.
C. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Migrasi
1. Faktor pendorong (push factor):
makin berkurangnya sumser daya alam,
menyempitnya lapanga pekerjaan,
adanya tekanan-tekanan atau diskriminasi,
tidak cocok dengan adat/budaya/kepercayaan tempat asal,
pekerjaan atau perkawinan,
bencana alam.
2. Faktor penarik (pull factor):
adanya kesempatan kerja,
pendapatan lebih baik,
pendidikan lebih tinggi,
lingkungan dan hidup yang lebih menyenangkan,
tarikan dari orang-orang yang diharapkan sebagai pelindung,
adanya aktivitas-aktivitas di kota besar.

Menurut Lee (1966) ada empat faktor yang menyebabkan orang mengambil
keputusan untuk melakukan migrasi.
Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal.
Faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan.
Rintangan-rintangan yang menghambat.
Faktor-faktor pribadi.
Adanya faktor-faktor sebagai daya tarik ataupun pendorong merupakan
perkembangan dari ketujuh hukum-hukum miograsi yang dikembangkan oleh E.G.
Ravenstein (1885), seperti dikutip oleh Bogue (1969). Ravenstein mengambil kesimpulan
hukum atau generalisasi berdasarkan hasil penelitian data di Inggris dan negaranegara lain. Ketujuh hukm migrasi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Migrasi dan jarak
Banyak migran yang bermigrasi dalam jarak yang pendek. Jika jarak dengan suatu
tempat makin jauh, maka semakin sedikit migrant yang pergi dari tempat tersebut.
2. Migrasi bertahap
Seseorang yang tinggal dekat dengan kota besar akan bermigrasi jika
perekonomian kota besar itu berkembang. Kesempatan kerja yang ditinggalkan
oleh orang tersebut akan diisi oeh migrant dari daerah terpencil. Kota ini akhirnya
berkembang secara bertahap mencapai daerah pedalaman. Dengan kata lain,
seseorang akan bermigrasi secara bertahap dari desa ke kota kecil kemudian ke
kota besar
3. Arus utama dan arus balik
Setiap arus migrasi utama menimbulkan arus balik penggantiannya.
4. Perbedaan antara desa dan kota dalam kecendrungan bermigrasi
Penduduk perkotaan cenderung tidak bermigrasi dibandingkan penduduk
5.
6.
7.
8.

pedesaan.
Perempuan lebih dominan melakukan migrasi dalam jarak pendek
Teknologi dan migrasi
Perkembangan teknologi cenderung meningkatkan angka migrasi.
Motif ekonomi lebih dominan
Walaupun berbagai factor pendorong dapat menyebabkan terjadinya migrasi,
keinginan untuk memperbaiki kondisi ekonomi merupakan factor pendorong yang
dominan.

D. Ukuran-Ukuran Migrasi
1. Angka mobilitas (m)
Angka yang menunjukkan perbandingan antara jumlah perpindahan dalam suatu
periode tertentu (biasanya dalam satu tahun) dengan jumlah penduduk yang berisiko
pindah (population at risk).

m=

M
P

xk

di mana:
m
: angka mobilitas
M
: jumlah perpindahan
P
: penduduk yang berisiko
k
: konstanta (1.000)
2. Angka migrasi masuk (mi)
Angka yang menunjukkan banyaknya migran yang masuk per 1.000 orang penduduk
daerah tujuan dalam waktu satu tahun.
I
mi = P x k
mi
: angka migrasi masuk
I
: jumlah migran masuk
P
: penduduk pertenngahan tahun
k
: konstanta (1.000)
3. Angka migrasi keluar (mo)
Angka yang menunjukkan banyaknya migrant yang keluar per 1.000 orang penduduk
daerah asal dalam waktu satu tahun.
O
mo = P x k
di mana:
mo
: angka migrasi keluar
O
: jumlah migran keluar
P
: penduduk pertengahan tahun
k
: konstanta (1.000)
4. Angka migrasi neto (mn)
Angka yang menunjukkan selisih banyaknya migrant masuk dan keluar, ked an dari
suatu daerah per 1.000 penduduk dalam satu tahun.
I O
mn =
xk
P
di mana:
mn
: angka migrasi neto
I
: jumlah migran keluar
O
: jumlah migrant masuk
P
: penduduk pertengahan tahun
k
: konstanta (1.000)
5. Angka migrasi bruto (mg)
Angka yang menunjukkan banyaknya kejadian perindahan, yaitu jumlah migrasi
masuk dan migrasi keluar dibagi jumlah penduduk tempat asal dan jumlah penduduk
tempat tujuan.
I +0
mg = P 1+ p 2
di mana:

xk

mg
P1
P2
k

angka migrasi bruto


: penduduk pertengahan tahun di tempat tujuan
: penduduk pertengahan tahun di tempat asal
: konstanta (1.000)
:

E. Estimasi Migrasi
Estimasi angka migrasi dapat dilakukan secara langsung dengan menggunkan data
perpindahan penduduk, atau secara tidak langsung dengan menggunakan metode
kelangsungan hidup antara dua sensus (intercensal survival ratio method) dan tabel
kematian (life table survival method).
Intercensal Survival Ratio Method
Metode ini merupakan suatu cara untuk memperkirakan jumlah migrasi neto di
suatu daerah dalam suatu negara dengan menggunakan intercensal survival ratio
(rasio masih hidup antara dua sensus), dengan asumsi sebagai berikut.
Tingkat kematian dan tingkat kesalahan dalam distribusi umur adalah sama
untuk semua daerah dalam negara yang bersangkutan.
Migrasi neto untuk negara secara keseluruhan adalah nol.

F. Urbanisasi
Ada dua indeks yang dipakai untuk mengukur derajat urbanisasi.
1. Persentase penduduk perkotaan (Pu), yang rumusnya adalah sebagai berikut.
U
Pu = P x 1.000
di mana:
Pu
: persentase penduduk perkotaan
U
: penduduk daerah perkotaan
P
: penduduk total
2. Rasio penduduk perkotaan-pedesaan (ratio of urban-rural population), yang
rumusnya seperti berikut.
U
UR = K x k
di mana:
UR
: penduduk perkotaan
R
: penduduk pedesaan
k
: konstanta (100)
Dengan melihat indeks tersebut, terlihat apakah ada urbanisasi atau tidak.
Bebrapa hal yang melatarbelakangi urbanisasi tinggi adalah sebagai berikut.
1. Pull factors yang demikian besar dari kota-kota dibandingkan pedesaan, yang
menarik penduduk yang sebagian besar tinggal di daerah pedesaan.
2. Tekanan sosial ekonomi penduduk dan menyempitnya lapangan kerja di pedesaan.

3. Anggapan bahwa kota selalu memungkinkan seseorang untuk memperoleh


pengembangan diri secara cepat. Hal ini sering bertolak belakang dengan kenyataan.
Berikut ini beberapa kebijaksanaan yang berkaitan dengan urbanisasi.
1. Ada yang melaksanakan kebijaksanaan pintu tertutup (terselubung) bagi pendatang.
2. Perlu adanya perencanaan kota yang baik yang mempertimbangkan tidak hanya rate
of growth secara alami dari penduduknya, tetapi juga faktor migrasi terutama
urbanisasi.
3. Upaya yang sifatnya merupakan sasaran strategis, antara lain sebagai berikut.
a. Tetap meneruskan program program pengendalian pertumbuhan penduduk dengan
menanamkan norma keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera (NKKBS).
b. Transmigrasi secara swakarsa dengan insentif yang menarik, dengan memedulikan
keadaan dan psikologis masyarakat daerah ujuan transmigrasi.
c. Usaha meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan di kota sebanyak mungkin
sehingga menyerap pendatang yang ke kota sesuai keahliannya.
d. Usaha menaikkan kesempatan kerja dan perluasan lapangan kerja di pedesaan.

G. TRANSMIGRASI
Transmigrasi (Latin: trans -

seberang, migrare -

pindah)

adalah

suatu

program yang dibuat oleh pemerintah Indonesia untuk memindahkanpenduduk dari


suatu daerah yang padat penduduk ke daerah lain di dalam wilayah Indonesia.
Penduduk yang melakukan transmigrasi disebut transmigran.
Sejarah Transmigrasi di Indonesia
Tujuan resmi program ini adalah untuk mengurangi kemiskinan dan kepadatan
penduduk di pulau Jawa , memberikan kesempatan bagi orang yang mau bekerja, dan
memenuhi kebutuhan tenaga kerja untuk mengolah sumber daya di pulau-pulau lain
seperti Papua, Kalimantan,Sumatra,

dan Sulawesi.

Kritik

mengatakan

bahwa

pemerintah Indonesia berupaya memanfaatkan para transmigran untuk menggantikan


populasi lokal, dan untuk melemahkan gerakan separatis lokal. Program ini beberapa
kali menyebabkan persengketaan dan percekcokan, termasuk juga bentrokan antara
pendatang dan penduduk asli setempat.
Seiring dengan perubahan lingkungan strategis di Indonesia, transmigrasi
dilaksanakan dengan paradigma baru sebagai berikut:
1. Mendukung ketahanan pangan dan penyediaan papan

2.
3.
4.
5.

Mendukung kebijakan energi alternatip (bio-fuel)


Mendukung pemerataan investasi ke seluruh wilayah Indonesia
Mendukung ketahanan nasional pulau terluar dan wilayah perbatasan
Menyumbang bagi penyelesaian masalah pengangguran dan kemiskinan
Transmigrasi tidak lagi merupakan program pemindahan penduduk, melainkan upaya

untuk pengembangan wilayah. Metodenya tidak lagi bersifat sentralistik dan top down dari
Jakarta, melainkan berdasarkan Kerjasama Antar Daerah pengirim transmigran dengan
daerah tujuan transmigrasi. Penduduk setempat semakin diberi kesempatan besar untuk
menjadi transmigran penduduk setempat (TPS), proporsinya hingga mencapai 50:50 dengan
transmigran Penduduk Asal (TPA).
Dasar hukum yang digunakan untuk program ini adalah Undang-Undang Republik
Indonesia]] Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian (sebelumnya UU Nomor 3
Tahun 1972)dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Transmigrasi (Sebelumnya PP Nomor 42 Tahun 1973), ditambah
beberapa Keppres dan Inpres pendukung. Syarat untuk menjadi Transmigran :
1. Warga Negara Indonesia adalah setiap warga negara yang berdomisili di wilayah
Negara Republik Indonesia.
2. Berkeluarga dibuktikan dengan Surat Nikah dan Kartu Keluarga.
3. Memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku.
4. Berusia antara 18 sampai dengan 50 tahun sesuai dengan Kartu Tanda Penduduk
(KTP), kecuali diatur lain dalam perjanjian kerjasama antar daerah.
5. Belum pernah bertransmigrasi yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Kepala
Desa/Lurah dimana pendaftar berdomisili.
6. Berbadan sehat yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Dokter.
7. Memiliki keterampilan sesuai kebutuhan untuk mengembangkan potensi sumber daya
yang tersedia di lokasi tujuan sebagaimana diatur dalam perjanjian kerjasama antar
daerah.
8. Menandatangani Surat Pernyataan kesanggupan melaksanakan kewajiban sebagai
transmigran.
9. Lulus seleksi yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Lulus dari Tim yang
diberikan wewenang untuk melaksanakan seleksi.

SOAL

1.

2.

3.

4.

5.

Upaya untuk merencanakan jumlah, jarak, dan waktu kelahiran anak dalam rangka
mencapai tujuan reproduksi keluarga merupakan pengertian dari:
a. migrasi
b. keluarga berencana
c. reproduksi
d. kontrasepsi
jawab: b
Berikut adalah ukuran-ukuran keluarga berencana, kecuali:
a. angka prevalensi kontrasepsi
b. contraceptive use mix
c. unmet need dan reproductive age
d. contraceptive choice
jawab: d
Yang termasuk usia subur adalah sebagai berikut. Kecuali:
a. 17-19 tahun
b. 30-39 tahun
c. 50 tahun
d. 20 tahun
Jawab: c
Yang termasuk alat/cara KB yang modern yang bersifat hormonal adalah:
a. Pil, susuk, dan spiral
b. Pil, susuk, dan suntikan
c. Tubektomi, pil dan vasektomi
d. Amenorea laktasi, jamu-jamuan, dan suntikan
Jawab: b
Hasil SDKI 2002-2003 menunjukkan bahwa jumlah perempuan yang berstatus kawin
yang sedang menggunakan alat/cara KB adalah 16.798. jumlah perempuan usia 15-49
tahun yang berstatus kawin dalam SDKI 2002-2003 adalah 27.857. berapakah CPR-

nya?
a. 60,3
b. 61
c. 60,89
d. 61,3
Jawab: a
6. Apakah yang dimaksud dengan migration stream?
a. perpindahan yang bersifat rutin
b. masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan
c. banyaknya migran ke suatu daerah tujuan dari suatu daerah asal
d. sekelompok migran yang daerah asal dan tujuan migrasinya sama dalam suatu
periode migrasi yang diberikan
jawab: d
7. Bertambahnya proporsi penduduk yang berdiam di daerah perkotaan yang disebabkan
oleh pertambahan penduduk wilayah perkotaan, perpindahan penduduk ke perkotaan,
dan/atau akibat dari perluasan daerah perkotaan adalah pengertian dari:
a. transmigrasi
b. migrasi
c. imigrasi

d. urbanisasi
jawab: d
8. Rumus untuk mencari angka mobilitas adalah:
M
a. m = P x k
b. mi =

I
P

c. mn =

I O
P

d. mo =

O
P

xk
xk

xk

jawab: a
9. Alat/cara KB dikelompokkan menjadi tiga, sebutkan dan jelaskan!
Jawab:
1. Alat/cara KB modern dikelompokkan menjadi:
a. Alat/cara KB modern bersifat hormonal, seperti pil, susuk, dan suntikan.
b. Alat/cara KB modern bersifat nonhormonal, seperti alat kontrasepsi dalam
rahim (AKDR) atau spiral (intra-uterine device-IUD), kondom, diafragma
(diaphragm), metode operasi pria (MOP) atau vasektomi, dan metode
operasi wanita (MOW) atau tubektomi.
2. Alat/cara KB alamiah (natural family planning methods) meliputi pantang
berkala (periodic abstinence), amenorea laktasi (lactational amenorrhea), dan
sanggama terputus.
3. Alat/cara KB tradisional meliputi jamu-jamuan dan ramu-ramuan.
10. Jelaskan apa yang dimaksud dengan:
a. angka kelangsungan kontrasepsi,
b. angka ketidaklangsungan kontrasepsi.
Jjawab:
a. angka kelangsungan kontrasepsi adalah proporsi pengguna alat/cara Kb yang
masih menggunakan alat/cara Kb tertentusetelah suatu periode terpapar,
misalnya satu tahun (12 bulan), terhadap resiko tidak meneruskan
penggunaan.
b. Angka ketidaklangsungan kontrasepsi adalah proporsi pengguna alat/cara KB
yang tidak meneruskan suatu episode penggunaan alat/cara KB tertentu
setelahsuatu periode terpapar (exposure) karena berbagai alasan, seperti
kegagal atau mengalami efek samping.
11. Jelaskan pengertian dari:
a. inmigration,
b. outmigration,
c. migration stream,
d. urbanisasi.

Jawab:
a. inmigration adalah masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan (area
of destination)
b. outmigration adalah perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal (area
of origin)
c. migration stream adalah sekelompok migran yang daerah asal dan tujuan
migrasinya sama dam suatu periode migrasi yang diberikan.
d. Urbanisasi adalah bertambahnya proporsi penduduk yang berdiam di daerah
perkotaan yang disebabkan pertambahan penduduk wilayah perkotaan,
perpindahan penduduk ke perkotaan, dan/atau akibat dari perluasan daerah
perkotaan.
12. Sebutkan empat faktor yang menyebabkan orang mengambil keputusan untuk
melakukan migrasi menurut Lee (1966)!
Jawab:
1. faktor-faktor yang terdapat di daerah asal,
2. faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan,
3. rintangan-rintangan yang menghambat,
4. faktor-faktor pribadi.
13. Sebutkan beberapa hal yang melatarbelakangi urbanisasi tinggi!
Jawab:
1. pull factors yang demikian besar dari kota-kota dibandingkan pedesaan, yang
menarik penduduk sebagian besar tinggal di daerah pedesaan,
2. tekanan sosial ekonomi penduduk dan menyempitnya lapangan kerja di
pedesaan,
3. anggapan bahwa kota selalu memungkinkan seseorang untuk memperoleh
pengembangan diri secara cepat. hal ini sering bertolak belakang dengan
kenyataan.
14. Sebutkan dua asumsi intercensal survival ratio!
jawab:
1. tingkat kematian dan tingkat kesalahan dalam distribusi umur adalah sama
untuk semua daerah dalam negara yang bersangkutan,
2. migrasi neto untuk negara secara keseluruhan adalah nol.
15. Sebutkan tujuh hukum migrasi!
Jawab:
1. migrasi dan jarak,
2. migrasi bertahap,
3. arus dan arus balik,
4. perbedaan antara desa dan kota dalam kecendrungan bermigrasi,
5. perempuan lebih dominan melakukan migrasi dalam jarak pendek,
6. teknologi dan migrasi,
7. motif ekonomi lebih dominan.

STATISTIKA
PELAYANAN
KESEHATAN

Statistika Pelayanan Kesehatan


Beberapa sarana pelayanan kesehatan:
o Rumah Sakit : semua RSU (bukan RS khusus) baik milik Pemerintah, BUMN atau
Swasta)
o Puskesmas: Pusat kes masy milik pemerintah atau juga termasuk klinik swasta
o Pustu: pusk pembantu milik pemerintah

o Dokter praktek: tempat/bangunan yg digunakan utk praktek dokter


o Bidan praktek: tempat/bangunan baik terpisah atau bagian lain atau rumah sendiri
yang dimanfaatkan utk pelayanan kebidanan yaitu pemeriksaan bumil, bersalin, bayi,
anak dan ibu nifas
o Posyandu(Pos Pelayanan Terpadu): tempat dimana 5 kegiatan posyandu dilaksanakan,
yg melayani masy dlm penimbangan bayi & balita, pem bumil,imunisasi,
KB,pengobatan diare yg dilaksanakan oleh petugas Puskesmas/bidan di desa dengan
kader posyandu
o Poskesdes (Pos Kesehatan Desa): upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
(UKBM) yg dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/ menyediakan pelayanan
kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
o Polindes(pondok bersalin desa): tempat yg berupa bangunan baik terpisah maupun
bgn bangunan induk yang dimanfaatkan untuk kepentingan lain yg digunakan utk
praktek bidan di desa utk melayani pem bumil, bayi, anak dan bunifas termasuk
pertolongan persalinan
A. Rasio Penduduk terhadap Sarana Pelayanan Kesehatan
Rasio ini menggambarkan penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan. Rasio ini
berupa perbandingan antara jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu dengan jumlah
sarana pelayanan kesehatan yang terdapat di wilayah tersebut.
Rumus:
Jumlah penduduk suatu wilayah tertentu
_______________________________________________________
Jumlah sarana pelayanan kesehatan yang terdapat diwilayah tersebut
Dari rasio ini dapat diketahui banyaknya penduduk yang harus dilayani oleh
sebuah sarana pelayanan kesehatan. Angka ini dapat digunakan sebagai indikator untuk
menilai kecukupan penyediaan sarana pelayanan kesehatan. Indikator tersebut harus
disertai dengan kriteria standar dan target yag diinginkan. Kriteria standar untuk
kecukupan tidak sama pada setiap wilayah, tergantung dari kebutuhan masyarakat dan
jenis pelayanan. Karena itu sebaiknya kriteria standat ditentukan oleh masing-masing
daerah.
Perhitungan rasio ini pada berbagai wilayah akan menghasilkan distribusi sarana
kesehatan yang dapat digunakan sebagai pegangan untuk menyusun rancana pemerataan
saran pelayanan kesehatan.
B. Rasio antara Jumlah Penduduk dengan Jumlah Tenaga Kesehatan
Rasio ini dapat berupa perbandingan antara jumlah penduduk suatu wilayah
dengan jumlah petugas kesehatan tertentu atau sebaliknya.
Rumus:
Jumlah penduduk suatu wilayah tertentu
________________________________________

Jumlah petugas kesehatan tertentu


Atau
Jumlah petugas kesehatan tertentu
________________________________ x 10.000
Jumlah penduduk suatu wilayah tertentu
Rasio ini dihitung untuk setiap jenis petugas kesehatan, misalnya rasio antara
jumlah penduduk dan dokter, antara jumlah penduduk dan dokter gigi, antara jumlah
penduduk dan bidan, antara penduduk dan perawat, antara penduduk dan kader kesehatan
dan lain-lain.
Rasio ini dapat digunakan sebagai indikator untuk menyusun rencana dalam
penyediaan jumlah dan jenis tenaga kesehatan yang dibutuhkan, hingga pendidikan,
latihan dan penyebaran tenaga kesehatan dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Dari rasio ini dapat diketahui jumlah penduduk yang harus dilayani oleh seorang
tenaga kesehatan tertentu, karena itu rasio ini dapat digunakan sebagai indikator untuk
menilai kecukupan penyediaan tenaga kesehatan untuk suatu jenis pelayanan kesehatan.
Rasio ini bervariasi tergantung dari jenis petugas kesehatan. Misalnya, rasio antara
jumlah penduduk dan jumlah dokter bervariasi antara 1000 : 1 sampai 50.000 : 1,
sedangkan variasi antara jumlah penduduk dan dokter gigi antara 100 : 1 sampai 10.000 :
1. Untuk rasio bidan atau dukun bayi dapat diperkirakan dari angka kelahiran. Selain
bervariasi antara berbagai jenis pelayananterdapat pula variasi antara berbagai wilayah.
Bila rasio ini akan digunakan untuk mengadakan perbandingan dengan wilayah lain
ketepatan pencatatn jumlah penduduk harus sama agar tidak menimbulkan kesalahan
dalam menari kesimpulan.
C. Presentase Jumlah Pengunjung dengan Jumlah Penduduk
Proporsi ini merupakan perbandingan antara jumlah pengunjung dalam suatu
periode tertentu per 100 penduduk. Presentase ini juga merupakan presentase penduduk
yang menggunakan sarana kesehatan yang tersedia.
Rumus:
Jumlah pengunjung yang dicatat selama periode tertentu
______________________________________
x 100
Jumlah penduduk
Proporsi ini bermacam-macam tergantung dari jenis pelayanan, misalnya
pelayanan pemeriksaan ibu hamil, pertolongan persalinan, pelayanan keluarga berencana,
pelayanan balita dan lain-lain. Proporsi ini dapat digunakan sebagai indikator untuk
mengetahui penggunaan sarana pelayanan kesehatan oleh masyarakat.
Faktor yang mempengaruhi :
1. Jarak antara rumah penduduk dengan letak sarana pelayanan kesehatan atau waktu
yang dibutuhkan untuk mencapai sarana pelayanan kesehatan
2. Kualitas pelayanan

Pelayanan kesehatan yang tersedia harus mempenuyai kualitas yang sesuai dengan
keinginan masyarakat. Kualitas pelayanan kesehatan yang dapat diterima tergantung
dari wilayah, tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan lain-lain.
3. Sosial ekonomi
Yang termasuk dalam sosial ekonomi ialah kemampuan masyarakat untuk
membiayai pelayanan kesehatan yang diterima.
4. Jenis pelayanan kesehatan
Jenis pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan
meninggikan proporsi ini, sebaliknya pelayanan kesehatan yang belum dirasakan
kebutuhannya akan menurunkan proporsi. Misalnya, bila suatu wilayah dimana
masih belum dirasakan kebutuhan akan pelayanan kesehatan jiwa, tersedianya jenis
pelayanan ini kurang mendapat pengunjung.
D. Rate kunjungan
Rate ini menyatakan jumlah kujungan yang dicatat selama periode tertentu per
1000 penduduk yang menggunakan sarana pelayanan kesehatan. Rate ini bermacammacam sesuai dengan jenis pelayanan, misalnya rate kunjungan untuk balai pengobatan,
pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan bayi dan anak-anak, dll. Bila rate ini dibagi 1000
akan menghasilkan frekuensi rata-rata kunjungan per orang per periode tertentu, misalnya
1 tahun.
Rumus:
Jumlah kunjungan yang dicatat selama 1 periode
________________________________________________________
Jumlah penduduk yang menggunakan sarana pelayanan kesehatan dalam
periode yang sama
Untuk mengetahui gambaran umum tentang penggunan sarana pelayanan
kesehatan oleh masyarakat. Rate ini dapat juga digunakan untuk merencanakan jumlah
dan jenis obat-obatan yang dibutuhkan. Bial persentasi penduduk yang menggunakan
sarana pelayanan kesehatan cukup tinggi, rate ini dapat digunakan untuk menggambarkan
tingkat morbiditas wilayah tersebut. Dari rate ini juga dapat diperhitungkan beban kerjja
dari tiap petugas kesehatan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi:
1. Jarak atau waktu yang diperlukan penduduk yang membutuhkan untuk mencapai
sarana pelayanan kesehatan. Bila jaraknya terlalu jauh, penduduk akan segan untuk
berobat ke sarana tersebut atau melakukan kunjungan ulang. Faktor jarak atau
waktu ini tergantung pula dari jenis pelayanan.
2. Pengertian sakit oleh masyarakat
Pengertian sakit bervariasi antara berbagai wilayah,, antara kota dan desa,dll.
Pengertian sakit penduduk pedesaan pada umumnya adalah keadaan yang dirasakan

badan, misalnya panas, pusing sakit perut, diare, muntah, atau nyeri anggota badan,
hingga mengalami gangguan fungsi.
3. Kualitas pelayanan
Kualitas pelayanan termasuk tenaga yangg melayani, obat-obat yang diberikan.
Pada umumnya pengertian kualitas oleh penduduk pedesaan ialah dengan sekali
berobat gejala penyakit yang diderita telah hilang atau berkurang.
4. Biaya yang harus dikeluarkan penduduk yang mebutuhkan sarana pelayanan
kesehatan. Biaya ini meliputi biaya perjalanan dari rumah sampai ke rumah lagi dan
biaya pengobatan.
5. Waktu
Bila sarana pelayanan kesehatan memberikan pelayanan di waktu penduduk sedang
melakukan kegiatan sehari-hari akan mengurangi jumlah kunjungan. Hal ini
disebabkan karena penderita yang sakitnya tidak parah akan tetap melakukan
kegiatan sampai selesai. Demikian pula, bila dibutuhkan pelayanan kesehatan tidak
dapat melayani, masyarakat akan menggunakan sarana lain.
E. Rate Kunjungan dan Frekuensi Kunjungan
Rata-rata frekuensi kunjungan adalah rasio antara jumlah pengunjung atau
kunjungan baru ditambah dengan jumlah jumlah kunjungan atau kunjungan lama dengan
jumlah pengunjung dalam satu periode tertentu.
Rumus :
Jumlah kunjungan baru + kunjungan lama yang dicatatselama satu periode
tertentu _________________________________________________
Jumlah kunjungan baru dalam periode yang sama
Atau
B+L
____________
B
B = Kunjungan baru
Yang dimaksud dengan kunjungan baru ialah semua kunjungan untuk pertama kali
dalam suatu periode tertentu. Kunjungan ini dapat berupa kasus baru atau lanjutan
dari periode sebelumnya.
L= Kunjungan lama
Yang dimaksud dengan kunjuungan lama ialah semua kunjungan ulang yang
dilakukan dalam periode tertentu.
Suatu keuntungan dalam perhitungan rasio ini adalah pembilang dan penyebut dapat
diperoleh dari catatan di sarana kesehatan. Rasio ini dapat digunakan untuk
mengetahui frekuensi rata-rata penggunaan sarana pelayanan kesehatan. Bila semua
pendekatan dapat dipenuhi. Frekuensi rata-rata ialah 3-4 kali per tahun per penduduk
yang menggunakan.

Rasio ini bervariasi tergantung dari jenis pelayanan, jenis penyakit, rate morbiditas
dan kualitas pelayanan. Rata-rata frekuensi kunjungan yang tinggi dapat disebabkan
karena banyaknya penderita penyakit kronis atau kualitas pelayanan yang rendah
sehingga seorang penderita harus berkali-kali melakukan kunjungan. Bila kualitas
pelayanan telah baik dan tidak banyak penderita penyakit kronis, maka tingginya ratarata frekuensi kunjungan dapat menggambarkan tingginya rate morbiditas dan
kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang disediakan.
Variasai antara berbagai jenis pelayanan kesehatan dapat disebabkan karena
pembilangnya yang berbeda, misalnya, pembilang untuuk pelayanan pengobatan
umum berasal dari seluruh penduduk, sedangkan untuk pelayanan pemeriiksaan ibu
hamil tergantung dari tingginya angka kelahiran.
Gambaran kunjungan neonatus dan kunjungan bayi di sumbar pada tahun 2006
adalah:
1. Kunjungan Neonatus
Gambaran Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2006 jumlah neonatal 89.204 dengan
jumlah neonatal risti yang dirujuk 376 (0,42%).
2. Kunjungan Bayi
Untuk jumlah bayi di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2006 mencapai 107.526
bayi dengan cakupan kunjungan sebanyak 183.209 bayi (170 %), ini jika dilihat
sudah melebihi 100%, disini dapat dikatakan bahwa beberapa bayi yang melakukan
kunjungan beberapa kali, hal ini disebabkan karena telah tinginya kesadaran ibu-ibu
untuk membawa bayinya berkunjung ke pusat pelayanan dasar baik untuk
pemeriksaan kesehatan bayi maupun untuk penimbangan berat badan bayi.
F. Presentase Ibu Hamil yang Melakukan Pemeriksaan Antenatal
Perhitungan persentasi ini dapat dilakukan dengan beberapa bentuk sebagai berikut :
1. Pemeriksaan antenatal yang dilakukan minimal 1x pada setiap kehamilan. Angka ini
menyatakan persentasi wanita hamil yang melakukan pemeriksaan minimal 1x,
terhadap perkiraan persalinan.
Rumus
Jumlah wanita hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal minimal 1x
_____________________________________________________ x 100
Jumlah perkiraan persalinan
Angka ini merupakan salah satu indikator untuk mengukur jangkauan
pelayanan kesehatan terhadapibu hamil. Indikator ini kurang berbobot, karena
kriteria yang digunakan terlalu ringan yaitu hanya satu kali pemeriksaan antenatal
setiap kehamilan. Indikator ini akan lebih baik bila digunakan kriteria 3 atau 4 kali
pemeriksaan antenatal pada setiap kehamilan.

2. Proporsi wanita hamil yang melakukan minimal 4x pemeriksaan antenatal terhadap


jumlah perkiraan persalinan.
Rumus
Jumlah wanita hamil yang melakukan minimal 4x pemeriksaan antenatal
setiap kehamilan
_________________________________________________________ x100
Jumlah perkiraan persalinan
3. Rata-rata frekuensi pemeriksaan antenatal.
Indeks ini merupakan rasio antara jumlah kunjungan baru ditambah dengan
kunjungan lama dibagi dengan kunjungan baru.
Rumus
B+L
___________
B
Kelemahan perhitungan ini ialah tidak menggambarkan kohor dari ibu-ibu
hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal. Sebagai kriteria standar untuk
menilai jangkauan pelayanan kesehatan terhadap pemeriksaan ibu hamil dapat
digunakan rata-rata frekuensi 4 kali pemeriksaan. Disamping ketiga ukuran tersebut,
lamanya kehamilann pada pemeriksaan antenatal yang 1, dapat juga diperhitungkan.
Angka ini selain dappat digunakan untuk mengukur jangkauan pelayanan kesehatan
terhadap ibu hamil, dapat jug adigunakan untuk mengetahui tingkat pengertian ibu
tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan.
Rata-rata frekuensi pemeriksaan antenatal dipengaruhi oleh beberapa faktor
sebagai berrikut :
1. Jarak,ekonomi, budaya dan waktu
2. Kelengkapan laporan
3. Cara pelayanan
4. Pelayanan Antenatal (K4)
G. Presentase Balita yang Mendapat Imunisasi
Persentasi ini menyatakan jumlah balita dalam periode tertentu yang telah
mendapat imunisasi lengkap atau imunisasi khusus per 100 balita. Yang dimaksud dengan
imunisasi lengkap untuk balita ialah DTP 1 dan II, BCG Polio dan Cacar.
Rumus
Jumlah balita yang telah mendapat imunisasi
________________________________________ x 100
Jumlah balita
Angka ini dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk mengukur derajat
kesehatan masyarakat, untuk mengukur jagkauan pelayanan kesehatan pada masyarakat.
Dengan imunisasi, diharapkan insidensi morbiditas dan mortalitas yamg
disebabkan oleh penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi akan menurun.
Bila terdapat persentasi imunisasi yamg rendah, sebaiknya persentasi tersebut dinyatakan
secara negatif yaitu dinyatakan perssentasi balita yang belum mendapat imunisasi, dengan

maksud untuk menarik perhatian para pengambil keputusan untuk segera mengambil
tidakan.
Bila terdapat kesulitan dalam mengumpulkan jumlah balita, dapat digunakan
persentasi imunisasi terhadap bayi yang berumur kurang dari 1 tahun atau yang berumur
3-14 bulan. Untuk imunisasi penuh minimal dibutuhkan 3x kontak dengan petugas
imunisasi atau sarana pelayanan kesehatan untuk bayi dan anak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
1. Pengertian masyarakat tentang manfaat imunisasi pada bayi dan anak.
2. Faktor jarak dan biaya
3. Faktor pelayanan dan penyediaan vaksin
4. Ketepatan pencatatan dan laporan
H. Presentase Persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih
Proporsi ini ialah jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga terlatih per 100 perkiraan
persalinan. Tenaga terlatih ialah dokter, bidan dan dukun bayi yang telah mengikuti
kursus.
Rumus
Jumlah pertolongan persalinan oleh tenaga terlatih
_________________________________________ x 100
Jumlah perkiraan persalinan
Sumber data
Jumlah pertolongan persalinan dapat diperoleh dari catatan di sarana pelayananan
kesehatan, laporan dari bidan dan dukun bayi yang melakukan pertolongan persalinan di
luar sarana pelayanan kesehatan. Yang menjadi hambatan ialah kurangnya laporan dari
dukun bayi. Jumlah perkiraan persalinan dapat diperoleh dari hasil sensus.
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
1. Kemudahan pendekatan secara fisik
2. Faktor kebiasaan masyarakat untuk melahirkan di rumah ditolong oleh dukun bayi.
I. Presentase Pasangan Usia Subur yang Menjadi Akseptor KB
Proporsi ini menyatakan jumlah akseptor KB atau current user per 100 pasangan usia
subur.
Rumus
Jumlah akseptor KB atau current user
__________________________________ x 100
Jumlah pasangan usia subur
Proporsi ini dapat digunakan sebagai indikator untuk mengukur jangkauan
pelayanan KB, mengukur tingkat pencapaian target atau keberhasilan program KB.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proporsi ini adalah :
1. Penerangan atau penyuluhan
2. Cara pelayanan pada masyarakat dan persediaan alat kontrasepsi
3. Hambatan budaya
4. Cara kontrasepsi yang dapat diterima oleh masyarakat
J. Presentase Penderita Penyakit Kronis yang Berobat

Persentase ini merupakan perbandingan antara jumlah penderita penyakit kronis


yang berobat dengan perkiraan jumlah penderita penyakit tersebut.
Rumus
Jumlah penderita penyakit kronis tertentu yang berobat
___________________________________________ x 100
Jumlah perkiraan jumlah penderita penyakit tersebut
Angka ini dapat digunakan untuk mengukur jangkauan pelayanan kesehatan
terhadap penderita penyakit kronis dan pprogram pemberantasan penyakit.
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
1. Kesadaran dan pengertian penderita untuk berobat
2. Tersedianya alat-alat untuk menegakkan diagnosa dan obat-obat yang dibutuhkan
3. Biaya pengobatan yang masih dapat dijangkau oleh masyarakat
4. Kriteria penyakit yang digunakan
5. Ketetapan pencatatan dan laporan
K. Presentase Penderita Penyakit Kronis yang Melakukan Pengobatan Secara Teratur
Persentase ini menyatakan perbandingan antara jumlah penderita penyakit kronis
yang berobat secara rutin dengan jumlah penderita penyakit tersebut.
Rumus
Jumlah penderita penyakit kronis yang berobat secara rutin
________________________________________
x100
Jumlah penderita penyakit tersebut
Angka ini dapat digunakan untuk mengukur jangkauan terhadap pemberantasan
penyakit kronis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi:
1. Kesadaran penderita untuk berobat secara teratur sampai sembuh.
2. Penerangan pada penderita tentang bahaya penyakit yang diderita.
3. Persediaan obat yang dibutuhkan dan harga yang masih dapat dijangkau.
4. Kualitas pelayanan.
5. Jarak antara rumah penderita dengan lokasi sarana pelayanan kesehatan.

SOAL
1.Dari rumus rumus berikut,manakah yang merupakan perhitungan tentang pelayanan
kesehatan,kecuali
a.
Jumlah penderita penyakit kronis yang berobat secara rutin
________________________________________ x100
Jumlah penderita penyakit tersebut
b.

Jumlah akseptor KB atau current user


__________________________________ x 100
Jumlah pasangan usia subur
c.
Jumlah kunjungan baru + kunjungan lama yang dicatatselama satu
periode
tertentu
_________________________________________________
Jumlah kunjungan baru dalam periode yang sama
d.
e.

Jumlah penduduk x 1 Km
Luas lahan produktif
Jumlah petugas kesehatan tertentu
________________________________ x 10.000
Jumlah penduduk suatu wilayah tertentu

2. Faktor yang mempengaruhi persentase pelayanan kesehatan dengan jumlah penduduk


adalah..
a.Jenis pelayanan kesehatan
b.faktor social ekonomi
c.pengertian sakit oleh rumah sakit
d. Kesadaran penderita untuk berobat secara teratur sampai sembuh.
e. Penerangan pada penderita tentang bahaya penyakit yang diderita
3.Faktor yang sulit diatasi dalam dalam frekuensi antenatal yaitu . . . .
a. Ekonomi
b. Budaya
c. Waktu
d. Pelayanan
4. Jumlah minimal proporsi wanita hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal
terhadap jumlah perkiraan persalinan, yaitu....
a. 1
b. 2
c. 3

d. 4
a.
b.
c.
d.

5. Yang termasuk dalam sarana pelayanan kesehatan adalah kecuali..


Rumah brsalin
Rumah sehat
Rumah sakit
Rumah pribadi

6.Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya persentasi imunisasi adalah,


a.
b.
c.
d.

kecuali....
Jarak dan biaya
Ketetapan pencatatan dan laporan
Pelayanan dan penyediaan vaksin
Waktu

a.
b.
c.
d.

7.Yang termasuk dalam tenaga terlatih yaitu, kecuali....


Dokter
Bidan
SKM
Dukun bagi yang telah mengikuti kursus

8.Faktor-faktor yang mempengaruhi persentasi penderita penyakit kronis yang berobat


a.
b.
c.
d.

secara teratur yaitu, kecuali....


Kesadaran penderita untuk berobat secara teratur sampai sembuh
Kualitas pelayanan
Penerangan pada penderita tentang bahaya penyakit yang diderita
Hambatan budaya

9.Faktor utama keengganan masyarakat untuk mengimunisasikan anaknya ialah....


a. Timbulnya efek samping dari vaksinasi
b. Rasio antara jumlah penduduk dengan jumlah tenagan kesehatan
c. Rasio jumlah pendapatan
d. Rate kunjungan dan frekuensi kunjungan
10.Seksi bidang dalam pelayanan kesehatan yaitu....
a. Seksi pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
b. Seksi pembimbing
c. Seksi bidang kesejahteraan
d. Seksi bidang kemanusiaan
11. Indikator untuk menilai kecukupan penyediaan sarana pelayanan kesehatan harus
disertai dengan kriteria standar yang tidak sama pada setiap wilayah yang tergantung
atas....
a. Persentasi penderita penyakit
b. Jenis pelayanan
c. Jumlah petugas kesehatan

d. Jumlah Penduduk
12. SDM Kesehatan dalam pelayanan kesehatan yang baik mempunyai sikap
seperti...
a. Mampu menciptakan strategi pelayanan yang baik dan benar sesuai dengan
profesi dan kompetensinya
b. Tidak peduli terhadap pasien
c. Memperhatikan profesi sang pasien
d. Mampu beradaptasi dengan dokter

a.
b.
c.
d.

13. Untuk sumber data, jumlah penduduk dapat diperoleh dari....


Catatan di kantor wilayah dan hasil sensus
Catatan KUA
Hasil Musyawarah
Hasil pemilu
14.Di bawah ini yang termasuk perhitungan statistik pelayanan kesehatan adalah
kecuali..
a.rate kunjungan
b.kunjungan neonatus
c.kun jungan ibu hamil
d.perhitungan migrasi

a.
b.
c.
d.

15. Rumus untuk mencari frekuensi kunjungan yaitu....


B+L/B
C+L/B
B+B/L
L+B/L

STATISTIKA
KEPENDUDUKAN

PENGERTIAN STATISTIKA PENDUDUK

Statistika adalah suatu pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara


pengumpulan data, pengolahan atau penganalisisannya dan penarikan kesimpulan
berdasarkan kumpulan data dan penganalisisan yang dilakukan. Sedangkan statistik
adalah dipakai untuk menyatakan kumpulan data, bilangan maupun non-bilangan
yang disusun dalam tabel maupun diagram, yang melukiskan atau menggambarkan
suatu persoalan. Statistik yang menjelaskan sesuatu hal biasanya diberi nama statistik
mengenai hal yang bersangkutan. Demikianlah umpama kita mengenal adanya
statistik penduduk, statistik kelahiran, statistik pendidikan, statistik produksi, statistik
pertanian, statistic kesehatan dan masih banyak nama-nama lainnya.
Statistik penduduk adalah suatu cara yang dapat digunakan untuk menjelaskan keadaan
penduduk di suatu negara maupun daerah.

STRUKTUR PENDUDUK
1. Struktur penduduk di suatu wilayah dapat dikelompokkan menjadi lima yaitu:
biologis yang meliputi jenis kelamin dan umur
sosial yang meliputi status perkawinan dan pendidikan
ekonomi yang meliputi status pekerjaan, lapangan pekerjaan, pendapatan,

pengeluaran.
rumah tangga yang meliputi jumlah anak, ukuran keluarga, hubungan dengan

kepala rumah tangga


budaya yang meliputi agama, bahasa dan suku bangsa.
2. Persebaran penduduk dapat dibagi menjadi wilayah administrasi dan geografis.
3. Analisis struktur penduduk menurut umur dan jenis kelamin, diperlukan untuk
perencanaan berbagai kegiatan pemerintah: untuk perencanaan dalam bidang
pendidikan, militer, kesehatan.
4. Kalangan bisnis memerlukan analisis umur dan jenis kelamin untuk perencanaan
penjualan (sales).
5. Data mengenai umur sangat diperlukan untuk proyeksi: proyeksi jumlah rumah tangga,
proyeksi murid yang akan terdaftar di sekolah (school enrollment), proyeksi angkatan
kerja, proyeksi kebutuhan perumahan, proyeksi kebutuhan pangan dsb.
6. Analisis persebaran penduduk menurut geografis dan adminsitrasi diperlukan untuk
mengetahui

ketidakmerataan (atau kemerataan) penduduk antara wilayah satu dan

wilayah lain, untuk mengetahui kepadatan penduduk di suatu wilayah, dan untuk
mengetahui daya dukung suatu wilayah.

1. Karakteristik menurut ciri biologis


Dalam analisis, umur dapat dikelompokkan menurut umur tunggal (single age group)
atau umur lima tahunan (five years age group) (Tabel). Pengelompokkan ini

tergantung dari kebutuhan analisis. Jenis kelamin: laki dan perempuan.


Pengelompokkan umur untuk analisis pendidikan
7-12 tahun

usia SD

13-15 tahun

usia SLTP,

16-18 tahun

usia SLTA, dan

19-24 dan 25+

usia perguruan tinggi

2. Menurut karakteristik sosial


Mencakup tingkat pendidikan, status perkawinan, dan faktor sosial lainnya.
Untuk tingkat pendidikan, hal-hal yang diperhatikan adalah: penduduk menurut
kepandaian membaca dan menulis, penduduk menurut jenjang pendidikan formal
yang ditamatkan, dan penduduk menurut status sekolah (lihat Tabel 2)
Pengelompokan menurut status sekolah: (1) tidak/belum pernah sekolah, (2) masih
sekolah, dan (3) tidak sekolah lagi. Masih bersekolah adalah mereka yang masih
berstatus sedang mengikuti pendidikan dasar, menengah, atau pendidikan tinggi.
Tidak bersekolah lagi, adalah status pendidikan dari mereka yang pernah mengikuti
pendidikan dasar, menengah atau tinggi, tetapi pada saat pencacahan tidak sekolah
lagi.
Sementara itu, penduduk berdasarkan status perkawinan umumnya dikelompokkan
menjadi : belum kawin, kawin, cerai hidup, dan cerai mati (Tabel 3)
3. Menurut Karakteristik Ekonomi
Komposisi penduduk menurut karakteristik ekonomi termasuk di dalamnya adalah
menurut:
lapangan usaha,
jenis pekerjaan, dan
status pekerjaan.

4. Menurut Karakteristik Rumah tangga

Umumnya yang tercakup dalam karakteristik rumah tangga dan keluarga tersebut
adalah jenis rumah tangga, ukuran anggota rumah tangga, karakteristik kepala rumah

tangga, hubungan anggota dengan kepala rumah tangga.


Perbedaan antara rumah tangga (household) dan keluarga (family). Keluarga lebih
didasarkan atas adanya ikatan perkawinan atau ikatan darah, sementara hal ini tidak
terlalu diperhatikan dalam konsep rumah tangga.
Sebuah rumah tangga dapat terdiri dapat terdiri atas satu orang anggota atau
sekelompok orang yang tinggal bersama tetapi tidak memiliki hubungan
persaudaraan atau ikatan perkawinan

5. Menurut Karakteristik Budaya

Pengelompokan penduduk menurut karakteristik budaya: kesukubangsaan (etnisitas)

dan bahasa.
SP 2000: ada informasi mengenai suku bangsa Sensus seblumnya informasi tentang

etnis diproksi melalui pemakaian bahasa.


Pengertian etnis sebenarnya mengacu pada keturunan yang sama (comon ancestry),
entah kenyataan atau pun hayalan. Identitas etnis juga mengacu pada dimilikinya

unsur-unsur budaya yang sama seperti: bahasa, tradisi dan pola-pola kebiasaan
Suryadinata (2003: 9) menyebutkan adanya 101 kelompok sukubangsa dan sub
sukubangsa yang teridentifikasi dalam sensus 2000. Ada 15 kelompok sukubangsa
terbesar yang diacu oleh lebih dari 1 juta orang.

Kegunaan Pengelompokan Penduduk:

Untuk mengetahui human resources yang ada baik menurut umur maupun jenis

kelamin.
Untuk pengambilan kebijakan yang berhubungan dengan kependudukan.
Untuk membandingkan keadaan suatu penduduk dengan penduduk lainnya.
Melalui penggambaran piramida penduduk dapat diketahui proses demografi yang

telah terjadi pada penduduk tersebut.


Mengumpulkan dan menyajikan data dasar tentang penduduk, rumah tangga

dan perumahan hingga tingkat administrasi terkecil (desa/kelurahan)


Sebagai Kerangka Contoh Induk (KCI) untuk kepentingan survei-survei lain
Untuk memperkirakan berbagai parameter demografi (bahkan mungkin
sampai dengan tingkat kecamatan)

Mengumpulkan informasi kependudukan yang memungkinkan untuk menganalisa


struktur penduduk sehingga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi pelaksanaan
Milennium Development Goals (MDGs) pada wilayah administrasi terkecil
(desa/kelurahan

Persebaran Penduduk
Persebaran penduduk dapat dibagi menjadi dua:
1. Persebaran penduduk secara geografis adalah karakteristik penduduk menurut batasbatas alam seperti pantai, sungai, danau dan sebagainya.
2. Persebaran penduduk secara administrasi adalah karakteristik penduduk menurut
batas-batas wilayah administrasi yang ditetapkan oleh suatu negara, misalnya jumlah
penduduk di desa A atau di kecamatan B.

Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk yaitu dasar untuk menyusun komposisi penduduk yang
umum digunakan adalah umur, jenis kelamin, mata pencaharian, dan tempat tinggal.
Pengelompokkan penduduk dapat digunakan untuk dasar dalam pengambilan kebijakan
dan pembuatan program dalam mengatasi masalah-masalah di bidang kependudukan.
Contoh:
Dengan mengetahui jumlah penduduk usia 7 12 tahun maka pemerintah dapat
memperkirakan berapa kebutuhan sekolah dasar yang harus disediakan mengingat usia
tersebut adalah usia sekolah dasar. Untuk selanjutnya kita akan bahas beberapa
komposisi.
a. Komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin.
Umur penduduk dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
-

Umur 0 14 tahun dinamakan usia muda/usia belum produktif.


Umur 15 64 tahun dinamakan usia dewasa/usia kerja/usia produktif.
Umur 65 tahun keatas dinamakan usia tua/usia tak produktif/usia jompo

Sesuai dengan pengelompokkan umur di atas, maka struktur (susunan) penduduk

negara-negara di dunia dibagi 3 yaitu:


-

Struktur penduduk muda : bila suatu negara atau wilayah sebagian besar

penduduk usia muda.


Struktur penduduk dewasa : bila suatu negara sebagian besar penduduk

berusia dewasa.
Struktur penduduk tua : bila suatu negara sebagian besar terdiri penduduk
berusia tua.

Rumus yang digunakan untuk komposisi penduduk menurut umur :

Rumus untuk menghitung komposisi penduduk menurut jenis kelamin ;

b. Komposisi penduduk menurut pekerjaan


Penduduk dapat dikelompokkan berdasarkan pekerjaan yang dilakukan oleh
tiaptiap orang. Pekerjaan-pekerjaan tersebut antara lain pegawai negeri sipil, TNI,
POLRI, buruh, pedagang, petani, pengusaha dan sopir.
c. Komposisi penduduk menurut pendidikan
Berdasarkan tingkat atau jenjang pendidikan yang telah ditamatkan penduduk
dapat dikelompokkan dalam tingkat SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi.

Pengelompokkan ini dapat digunakan untuk menentukan besarnya tingkat pendidikan


penduduk.
d. Komposisi Penduduk menurut Agama
Pengelompokkan ini berdasarkan kepada agama yang dianut penduduk yaitu
Islam, Katolik, Protestan, Hindu dan Budha.
e. Komposisi penduduk menurut tempat tinggal
Tempat tinggal yang sering digunakan dalam komposisi ini adalah tempat
tinggal penduduk di desa dan di kota. Ciri khas negara agraris seperti Indonesia
adalah sebagian besar penduduk tinggal di desa.

PIRAMIDA PENDUDUK DAN TIGA CIRI PENDUDUK

Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:

Orang yang tinggal di daerah tersebut


Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang
yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan,
tetapi memilih tinggal di daerah lain.

Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah


geografi dan ruang tertentu. Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam ilmu
Demografi. Berbagai aspek perilaku menusia dipelajari dalam sosiologi, ekonomi, dan
geografi. Demografi banyak digunakan dalam pemasaran, yang berhubungan erat
dengan unit-unit ekonmi, seperti pengecer hingga pelanggan potensial.

Kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk dihitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana
mereka tinggal. Beberapa pengamat masyarakat percaya bahwa konsep kapasitas muat juga
berlaku pada penduduk bumi, yakni bahwa penduduk yang tak terkontrol dapat menyebabkan
katastrofi Malthus. Beberapa menyangkal pendapat ini. Grafik berikut menunjukkan
kenaikan logistik penduduk.
Negara-negara kecil biasanya memiliki kepadatan penduduk tertinggi, di antaranya: Monako,
Singapura, Vatikan, dan Malta. Di antara negara besar yang memiliki kepadatan penduduk
tinggi adalah Jepang dan Bangladesh.
Piramida penduduk
Piramida penduduk adalah dua buah diagram batang, pada satu sisi
menunjukkan jumlah penduduk laki-laki dan pada sisi lainnya menunjukkan jumlah
penduduk perempuan dalam kelompok interval usia penduduk lima tahunan.
Penduduk laki-laki biasanya digambarkan di sebelah kiri dan penduduk wanita di
sebelah kanan. Piramida penduduk digunakan untuk memberikan gambaran tentang
komposisi penduduk berdasarkan usia, jenis kelamin dan kelompok umur. Dengan
mengetahui pola distribusi penduduk dalam wilayah tertentu dengan menggunakan
piramida penduduk, maka decision making dapat mempertimbangkan pertumbuhan
pada kelompok usia dan jenis kelamin tertentu, sehingga hasil keputusan lebih tepat
dan akurat.
Grafik dapat menunjukkan jumlah penduduk atau prosentase jumlah penduduk
terhadap jumlah penduduk total.

Distribusi segitiga
Distribusi

piramida

penduduk

yang

berbentuk

segitiga

(dengan alas di bawah dan lancip di atas) dapat disebut distribusi


eksponensial. Distribusi ini menunjukkan banyaknya penduduk
anak-anak, namun kemiringan yang tajam juga menunjukkan
banyaknya penduduk yang mati antara kelas interval usia.
Piramida tersebut menunjukkan tingginya angka kelahiran,
tingginya angka kematian, serta angka harapan hidup yang rendah.
Piramida penduduk dengan distribusi seperti ini umumnya dijumpai
di negara miskin karena kurangnya akses dan insentif untuk
mengendalikan jumlah penduduk (keluarga berencana), faktorfaktor lingkungan yang rendah (seperti ketiadaan air bersih) serta
sulitnya akses terhadap layanan kesehatan.

Pengendalian jumlah penduduk


Pengendalian penduduk adalah kegiatan membatasi pertumbuhan penduduk,
umumnya dengan mengurangi jumlah kelahiran. Dokumen dari Yunani Kuno telah
membuktikan adanya upaya pengendalian jumlah penduduk sejak zaman dahulu kala.
Salah satu contoh pengendalian penduduk yang dipaksakan terjadi di Republik Rakyat
Cina yang terkenal dengan kebijakannya 'satu anak cukup'; kebijakan ini diduga

banyak menyebabkan terjadinya aksi pembunuhan bayi, pengguguran kandungan


yang dipaksakan, serta sterilisasi wajib.
Indonesia juga menerapkan pengendalian penduduk, yang dikenal dengan
program Keluarga Berencana (KB), meski program ini cenderung bersifat persuasif
ketimbang dipaksakan. Program ini dinilai berhasil menekan tingkat pertumbuhan
penduduk Indonsia.
Penurunan jumlah penduduk
Berkurangnya jumlah

penduduk

menyebabkan

turunnya

jumlah populasi pada sebuah daerah. Hal ini disebabkan oleh


perpindahan daerah kesuburan atau oleh emigrasi besar-besaran.
Juga oleh penyakit, kelaparan maupun perang. Namun seringkali
oleh gabungan faktor-faktor tersebut.
Di masa lampau penurunan jumlah penduduk disebabkan
terutama sekali oleh penyakit. Pada tahun-tahun belakangan ini
populasi penduduk Rusia dan tujuh belas bekas negara komunis
lainnya mulai menurun (1995-2005). Kasus Black Death di Eropa
atau datangnya penyakit-penyakit dari dunia lama ke Amerika
merupakan faktor penyebab turunnya jumlah penduduk.
Transfer penduduk
Transfer penduduk adalah istilah untuk kebijakan negara yang
mewajibkan

perpindahan

sekelompok

penduduk

pindah

dari

kawasan tertentu, terutama dengan alasan etnisitas atau agama.


Hal ini terjadi di India dan Pakistan, antara Turki dan Yunani, dan di
Eropa Timur selama Perang Dunia Kedua.

Kebijakan transmigrasi

oleh pemerintah Indonesia selama orde baru bisa dikategorikan


transfer penduduk. Perpindahan penduduk lainnya dapat pula
karena imigrasi, seperti imigrasi dari Eropa ke koloni-koloni Eropa di
Amerika, Afrika, Australia, dan tempat-tempat lainnya.
Penduduk dunia
Berdasarkan estimasi yang diterbitkan oleh Biro Sensus Amerika Serikat, penduduk
dunia mencapai 6,5 milyar jiwa pada tanggal 26 Februari 2006 pukul 07.16 WIB. Dari sekitar

6,5 milyar penduduk dunia, 4 milyar diantaranya tinggal di Asia. Tujuh dari sepuluh negara
berpenduduk terbanyak di dunia berada di Asia (meski Rusia juga terletak di Eropa).
Sejalan dengan proyeksi populasi, angka ini terus bertambah dengan
kecepatan yang belum ada dalam sejarah. Diperkirakan seperlima dari seluruh
manusia yang pernah hidup pada enam ribu tahun terakhir, hidup pada saat ini.
Pada tanggal 19 Oktober 2012 pukul 03.36 WIB, jumlah penduduk dunia akan
mencapai 7 milyar jiwa. Badan Kependudukan PBB menetapkan tanggal 12 Oktober
1999 sebagai tanggal dimana penduduk dunia mencapai 6 milyar jiwa, sekitar 12
tahun setelah penduduk dunia mencapai 5 milyar jiwa.
Berikut adalah peringkat negara-negara di dunia berdasarkan jumlah penduduk
(2005):
1. Republik Rakyat Cina (1.306.313.812 jiwa)
2. India (1.103.600.000 jiwa)
3. Amerika Serikat (298.186.698 jiwa)
4. Indonesia (241.973.879 jiwa)
5. Brasil (186.112.794 jiwa)
6. Pakistan (162.419.946 jiwa)
7. Bangladesh (144.319.628 jiwa)
8. Rusia (143.420.309 jiwa)
9. Nigeria (128.771.988 jiwa)
10. Jepang (127.417.244 jiwa)
Kegunaan Piramida Penduduk
Dengan melihat proporsi penduduk laki-laki dan perempuan dalam tiap kelompok
umur pada piramida tersebut, dapat diperoleh gambaran mengenai sejarah perkembangan
penduduk masa lalu dan mengenai perkembangan penduduk masa yang akan datang. Struktur
umur penduduk saat ini merupakan hasil kelahiran, kematian dan migrasi masa lalu.
Sebaliknya, struktur umur penduduk saat ini akan menentukan perkembangan penduduk di
masa yang akan datang.
Indonesia telah mengalami perubahan bentuk piramida yang disebabkan oleh
penurunan kelahiran dan penurunan kematian bayi beberapa dekade yang lalu. Dalam
hal ini dapat diidentifikasi 3 macam bentuk piramida penduduk secara umum, yaitu:
1. Piramida penduduk yang mempunyai dasar lebar menunjukkan terjadinya
kelahiran yang tinggi diwaktu-waktu yang lalu.
2. Piramida penduduk yang berbentuk kerucut menunjukkan kelahiran besar di
waktu yang lalu tetapi kematian bayi yang tinggi menyebabkan proporsi
penduduk yang dapat hidup terus keusia dewasa dan menjadi tua lebih sedkit.

3.

Piramida penduduk dengan badan gemuk dan dasar yang sama atau lebih
kecil dan dengan ujung atas yang membesar menunjukkan bahwa beberapa
waktu yang lalu telah terjadi jumlah kelahiran yang cukup besar, tetapi tingkat
kematian bayi menurun sehingga jumlah bayi yang lahir dan tetap hidup

mencapai usia dewasa lebih banyak dari jumlah sebelumnya.


Dengan melihat gambar piramida penduduk, secara sekilas kita mengetahui struktur
umur penduduk dan implikasinya terhadap tuntutan pelayanan kebutuhan dasar penduduk
(baik balita, remaja, dewasa, laki-laki dan perempuan, dan lansia) sekaligus melihat potensi
tenaga kerja serta membayangkan kebutuhan akan tambahan kesempatan kerja yang harus
diciptakan.

Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah hasil Sensus Penduduk (SP). Untuk
membuat piramida penduduk berdasarkan data SP, data yang dibutuhkan adalah
jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur 5 tahunan : 0-4; 5-9;
10-14; 15-19; 20-24; 25-29; 30-34; 35-39; 40-44; 45-49; 50-54; 55-59; 60-64; 65-69;
70-74; 75 tahun ke atas.
Bentuk-bentuk Piramida Penduduk
Bentuk piramida penduduk dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
1. Bentuk Limas (Expansive), menunjukkan jumlah penduduk usia muda lebih banyak
dari pada usia dewasa maupun tua, sehingga pertumbuhan penduduk sangat tinggi,
contohnya: Indonesia, Filipina, Mesir, Nigeria, Brazil.
2. Bentuk Granat (Stationer), menunjukkan jumlah usia muda hampir sama dengan usia
dewasa, sehingga pertumbuhan penduduk kecil sekali, contohnya: Amerika Serikat,
Belanda, Norwegia, Finlandia.
3. Bentuk Batu Nisan (Constructive), menunjukkan jumlah penduduk usia tua lebih
besar dari pada usia muda, jumlah penduduk mengalami penurunan, contohnya:
negara-negara yang baru dilanda perang.
Tiga Ciri Penduduk
Negara-negara berkembang pada umumnya memiliki piramida penduduk
berbentuk limas, sedangkan negara-negara maju umumnya berbentuk granat atau batu
nisan.
1.

Ciri-ciri struktur penduduk pada tiap bentuk piramida :


Piramida
Penduduk
Expansif
memiliki

ciri-ciri

a.

penduduk

Sebagian

besar

berada

pada

kelompok

:
muda

b.

Kelompok

usia tua

jumlahnya

c.

Tingkat

kelahiran

bayi

sedikit

tinggi

d.
Pertumbuhan penduduk tinggi
2. Piramida Penduduk Stasioner memiliki ciri-ciri ;
a.

Penduduk pada tiap kelompok umur hampir sama

b.

Tingkat

kelahiran

rendah

c.

Tingkat

kematian

rendah

d.
Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat
3. Piramida Penduduk Constructive memiliki ciri-ciri :
a. Sebagian besar penduduk berada kelompok usia dewasa atau tua.
b .Jumlah penduduk usia muda sangat sedikit.
c. Tingkat kelahiran lebih rendah dibanding dengan tingkat kematian.
d. Pertumbuhan penduduk terus berkurang.

Abu Ahmadi (1985) menyatakan bahwa masyarakat harus mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
1. harus ada pengumpulan manusia dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang;
2. telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suatu daerah tertentu.
3. Adanya aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada
kepentingan dan tujuan bersama.

Abdul Syani (2003) menyatakan bahwa masyarakat ditandai oleh cirri cirri-ciri sebagai
berikut:
1. adanya interaksi;
2. ikatan pola tingkah laku yang khas di dalam semua aspek kehidupan yang bersifat
mantap dan kontinu;
3. adanya rasa identitas terhadap kelompok, dimana individu yang bersangkutan menjadi
anggota kelompoknya.

Penduduk
Ledakan penduduk
Buku berjudul The Population Bomb (Ledakan Penduduk) pada tahun 1968
oleh Paul R. Ehrlich meramalkan adanya bencana kemanusiaan akibat terlalu
banyaknya penduduk dan ledakan penduduk. Karya tersebut menggunakan argumen
yang sama seperti yang dikemukakan Thomas Malthus dalam An Essay on the
Principle of Population (1798), bahwa laju pertumbuhan penduduk mengikuti
pertumbuhan eksponensial dan akan melampaui suplai makanan yang akan
mengakibatkan kelaparan.
Pertumbuhan penduduk di setiap negara akan berdampak pula terhadap
pertumbuhan penduduk dunia secara keseluruhan. Menurut Perserikatan Bangsa
Bangsa (PBB) yang menangani masalah kependudukan melaporkan bahwa pada
tahun 2003 jumlah penduduk dunia 6,3 milyar.

Berdasarkan grafik di atas perkembangan jumlah penduduk dunia yang sangat


cepat ini akan menimbulkan ledakan penduduk.
Menurut Thomas Robert Malthus dalam Essay on the Principle of Population
(1798), dikatakan bahwa penduduk bertambah menurut deret ukur dan bahan
makanan bertambah menurut deret hitung . Dengan demikian pertumbuhan
penduduk lebih cepat dari pada produksi makanan yang dibutuhkan. Jika hal ini terus
menerus dibiarkan maka akan terjadi ledakan penduduk. Ledakan penduduk sebagai
akibat pertumbuhan penduduk yang cepat seperti itu memberikan dampak yang buruk
bagi kehidupan sosial-ekonomi masyarakat dan hal inipun membuat pemerintah
berusaha

untuk

mengatasinya

ledakan

penduduk

tersebut.

a. Dampak Ledakan Penduduk antara lain :


1. Jumlah pengangguran semakin meningkat
2. Kekurangan pangan yang menyebabkan kelaparan dan gizi rendah
3. Kebutuhan pendidik, kesehatan dan perumahan sukar diperoleh
4. Terjadinya polusi dan kerusakan lingkungan
5. Tingkat kemiskinan semakin meningkat
b. Usaha mengatasi Ledakan Penduduk antara lain :
Contoh soal
1. Komposisi penduduk stasioner, memiliki karakteristik tingkat kelahiran rendah,
pertumbuhan penduduk lambat, dan tingkat .
a. kematian rendah
b. ketergantungan rendah
c. kemiskinan rendah
d. kesehatan rendah
e. harapan hidup rendah
jawaban : A
2. Gambar piramida penduduk suatu negara, dapat memberikan keterangan seperti
tercantum di bawah ini,kecuali .
a. jumlah kelahiran dari dasar piramida
b. jumlah penduduk usia sekolah
c. harapan hidup waktu lahir dari tinggi piramida
d. jumlah penduduk dari bentuk piramida
e. jumlah kematian dari kemiringan piramida
jawaban : (c) harapan hidup waktu lahir dari tngi piramida
3. Salah satu ciri piramida penduduk stasioner adalah tingkat .
a. kematian tinggi dan kelahiran rendah
b. kelahiran tinggi dan migrasi rendah
c. kelahiran tinggi dan kematian rendah
d. kelahiran rendah dan migrasi tinggi
e. kelahiran rendah dan kematian rendah
jawaban : E
4. Indonesia pada tahun 1990 memiliki jumlah penduduk 179.300.000 jiwa. Setelah
dibuat tabel berdasarkan umur produktif yang tergolong umur antara 0 15 tahun
sebesar 65.531.780 jiwa, sedangkan yang tergolong umur lebih dari 65 tahun sebesar
6.230.435 jiwa. Hitunglah berapa indeks dependency ratio-nya.
a.59 %
b.25,33 %
c.88 %
d.60 %

e.66,73 %
Penyeleseian:
Diketahui: Jumlah penduduk keseluruhan = 179.300.000 jiwa Jumlah penduduk
nonproduktif = 65.531.780 jiwa + 6.230.435 jiwa = 71.762.215 jiwa
Ditanya: Berapa indeks dependency ratio-nya?
Jawab:
Jumlah penduduk produktif = 179.300.000 jiwa 71.762.215 jiwa = 107.537.785 jiwa
71.762.215
107.537.785
Dependency ratio = 100% = 66,73
Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin, dapat digunakan untuk menghitung
sex ratio. Sex ratio, yaitu perbandingan jumlah perempuan dan laki-laki dalam jumlah
penduduk tertentu (setiap 100 perempuan).
5. Indonesia pada tahun 1990 memiliki jumlah penduduk 179.300.000 jiwa. Setelah
dibuat tabel berdasarkan jenis kelamin, yang tergolong laki-laki sebesar 89.256.467
jiwa, sedangkan yang tergolong perempuan sebesar 90.043.528 jiwa. Hitunglah sex
ratio-nya.
a.90.13 %
b.70 %
c.77 %
d.99,13 %
e.90 %
Penyelesaian:
Diketahui: Jumlah penduduk keseluruhan= 179.300.000 jiwa.Jumlah penduduk lakilaki adalah 89.256.467 jiwa dan umlah penduduk perempuan = 90.043.528 jiwa.:
Berapa sex ratio-nya?
Jawab:

Berdasarkan perhitungan tersebut, berarti di Indonesia pada tahun 1990 setiap ada 100
perempuan terdapat 99 laki-laki.

6. Di bawah ini yang termaksud dalam aspek demografi adalah....


a. Komposi wilayah
b. Besar dan Persebaran Penduduk
c. Ruang lingkup
d. Administrasi dan politis
e. Proses demografi
Jawab : b) Besar dan Persebaran Penduduk
7. Di bawah ini guna pengelompokan penduduk yang benar yaitu, kecuali

a.

Untuk mengetahui human resources yang ada baik menurut umur maupun

jenis kelamin.
b. Untuk pengambilan kebijakan yang berhubungan dengan kependudukan.
c. Untuk menerapkan pembagian kekuaasaan wilayah.
d. Untuk Untuk membandingkan keadaan suatu penduduk dengan penduduk
lainnya.
e. Melalui penggambaran

piramida

penduduk

dapat

diketahui

proses

demografi yang telah terjadi pada penduduk tersebut.


Jawab : c)
8. Penduduk dapat di klasiffikasikan berdasarkan beberapahal diantaranya, kecuali
a. Menurut bangsa
b. Menurut biologis
c. Menurut geografi
d. Menurut ekonomi
e. Menurut sosial
Jawab : a) bangsa
9. Persebaran penduduk secara garis besar dapat digolongkan yaitu...
a. geografis, dan administratif dan politis
b. fertilisasi dan mortalitas
c. geografi dan fertilisasi
d. administratif dan politis
e. biologis dan geografis
Jawab : a ) geografis, dan administratif dan politis
10. Akibat dari persebaran penduduk yang tidak merata yaitu, kecuali
a. Kesenjangan sosial
b. Kemiskinan
c. Pembangunan yang tidak merata
d. Pembangunan yang terpusat
e. Menjadi negara maju
Jawab : e) Menjadi negara maju
11. Suatu cara yang dapat digunakan untuk menjelaskan keadaan penduduk di suatu
negara maupun daerah adalah pengertian dari...
a. Komposisi penduduk
b. Statistika
c. Epidemiologi
d. Statistik penduduk
e. Epidemi
Jawaban : d. statistik penduduk

12. Sebagian besar berada pada kelompok penduduk muda, kelompok usia tua jumlahnya
sedikit, tingkat kelahiran bayi tinggi, dan pertumbuhan penduduk tinggi adalah ciri
dari

a.
b.
c.
d.
e.

Piramida penduduk expansif


Piramida penduduk stasioner
Piramida penduduk constructive
Komposisi penduduk
Demografi
Jawaban: a. piramida penduduk expansif

13. Berikut Negara besar yang memiliki kepadatan penduduk tinggi adalah
a. Kanada
b. Meksiko
c. Bangladesh
d. Polandia
e. Spanyol
Jawaban : c. Bangladesh
14. Berikut usaha untuk menangani masalah ledakan penduduk, kecuali
a. Memperluas lapangan kerja melalui industrialisasi
b. Melaksanakan program Keluarga Berencana (KB)
c. Meningkatkan produksi pangan sesuai kebutuhan penduduk
d. Melaksanakan program transmigrasi
e. Penurunan dalam tingkat pendidikan
Jawaban : e. penurunan dalam tingkat pendidikan
15. Di India dan Pakistan, antara Turki dan Yunani, dan di Eropa Timur pernah
memberlakukan kebijakan negara yang mewajibkan perpindahan sekelompok
penduduk pindah dari kawasan tertentu, terutama dengan alasan etnisitas atau agama
selama perang dunia kedua. Kebijakan tersebut di kenal dengan istilah
a. Komposisi penduduk
b. Imigrasi
c. Pemerataan penduduk
d. Transfer penduduk
e. Piramida penduduk stasioner

ARTI DAN TUJUAN


DEMOGRAFI

Arti dan Tujuan Demografi


Arti Demografi
- Kamus umum Bahasa Indonesia edisi Balai Pustaka :
Demografi berarti ilmu kependudukan: ilmu tentang susunan, dan pertumbuhan penduduk;
ilmu yang memberikan uraian atau lukisan berupa statistik mengenai suatu bangsa dilihat
dari sudut sosial politik.
- Demografi berasal dari bahasa Yunani:
Demos = rakyat atau penduduk
Grafein = mencitra, menulis, melukis atau gambaran tentang penduduk pada suatu
Negara atau wilayah.
Jadi, Demografi adalah tulisan-tulisan atau karangan-karangan mengenai
rakyat atau penduduk. Istilah ini pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli statistic
Perancis yang bernama Archile Guillard. Dalam kertas kerjanya berjudul Elements
do statistique Humaine au demographie Compare tahun 1855.
Beberapa definisi demografi oleh para ahli:
1. Donald J. Bogue didalam bukunya yang berjudul principles of demography
memberikan definisi demografi sebagai berikut:
demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistic dan matematik tentang
besar, komposisi, dan distribusi penduduk dan perubahan-perubahannya sepanjang

masa melalui bekerjanya 5 komponen demografi, yaitu: Kelahiran (fertilitas),


Kematian (mortalitas), Perkawinan, Migrasi, dan Mobilitas Social.
2. George W. Barclay: demografi memberikan gambaran yang menarik dari penduduk
yang digambarkan secara statistik. Demografi mempelajari tingkah laku keseluruhan
dan bukan tingkah laku perorangan.
3. Johan Suszmilch (1762): mempelajari hukum Ilahi dalam perubahan-perubahan pada
umat manusia yang tampak dari kelahiran, kematian, dan pertumbuhannya.
4. D.V. Glass: demografi terbatas pada usaha untuk mempelajari pengaru proses
demografi sebagai fertilitas, mortalitas, dan migrasi penduduk.
5. Philip M. Hauser dan Duedly Duncan: demografi mempelajari tentang jumlah,
persebaran teritorial, dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan
sebab-sebab perubahan tersebut.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa demografi adalah ilmu
yang secara kualitatif dan kuantitatif mempelajari persoalan dan keadaan perubahanperubahan penduduk atau dengan perkataan lain segala hal yang berhubungan dengan
komponen-komponen perubahan tersebut seperti: kelahiran, kematian, migrasi,
sehingga menghasilkan suatu keadaan dan komposisi penduduk menurut umur dan
jenis kelamin tertentu. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah, persebaran
geografis, komposisi penduduk, serta bagaimana faktor faktor ini berubah dari waktu
kewaktu.
Ruang Lingkup Demografi dan Ilmu Kependudukan
Demografi telah berkembang sejak 3 abad yang lalu. John Graunt, seorang pedagang
pakaian yang hidup pada abad ke 17 di London, dianggap sebagai bapak Demografi karena ia
menghitung ukuran-ukuran demografi dan statistik-statistik lainnya. Ia melakukan analisa
data kelahiran dan kematian, dan dari hasil analisanya dikemukakannya batasan-batasan
umum tentang kematian (mortality), kelahiran (fetility), migrasi, dan perkawinan dalam
hubungannya dengan proses penduduk.
Data tersebut diperolehnya dari catatan kematian (Bills of Mortality), yang setiap minggu
diterbitkan oleh petugas gereja. Dan ia mencetuskan hukum-hukum tentang pertumbuhan
penduduk. Karya Graunt diterbitkan pada tahun 1662, dengan judul Natural and Political
Observations.. Made Upon the Bills of Mortality. Dan ia juga mendapat dorongan
kawannya William Pretty, yang ahli statistik. Karya Pretty, Political Arithmetick (1690),
mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan Demografi.

Methorst dan Sirks membedakan masalah penduduk menjadi dua yaitu yang bersifat
kuantitatif (demografi) dan kualitatif yang membahas masalah penduduk dari segi genetis dan
biologis.
Pada tahun 1937 di Paris selama kongres masalah kependudukan dilangsungkan, Adolphe
Laundry telah membuktikan secara matematik adanya hubungan antara unsur-unsur
demografi seperti kelahiran, kematian, fertilitas, jenis kelamin, umur, dan sebagainya. Dan ia
menyarankan penggunaan istilah PURE DEMOGRAPHY atau disebut juga demografi formal
menghasilkan teknik-teknik untuk menghitung data kependudukan.
Data demografi, pengukuran, teknik-teknik dan model-model adalah alat yang penting,
tapi mereka hanya sebagian dari gambaran analitik. Sekarang demografi tidak dipelajari
secara murni terlepas dari variabel-variabel non-demografis. Dan demografi bukan lagi
merupakan single theoretical discipline, tetapi lebih menyerupai interdisciplinary science.
Sumber Data Demografi
1. Hasil sensus (biasanya dilakukan oleh Badan Pusat Statistik sebagai keperluan-keperluan
formal seperti: pemilu)
Sensus Penduduk pada dasarnya merupakan proses kegiatan pencacahan atau
pengambilan stok (stock taking) penduduk suatu negara atau wilayah pada suatu saat
tertentu. Proses itu mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan
diseminasi hasil sensus yang secara keseluruhan membutuhkan waktu relatif lama;
normalnya 5-10 tahun.
Oleh karena cakupannya pada seluruh penduduk yang bertempat tinggal di seluruh
wilayah geografis (tanpa kecuali) pada saat yang relatif sama maka kegiatan sensus
membutuhkan sumber daya (termasuk anggaran) yang relatif sangat besar, data yang
diperoleh merujuk pada saat tertentu yang dikenal dengan hari sensus (census date).
2.
Hasil survey mengenai penduduk, dilakukan dari tingkat satuan terkecil seperti RT.
Suatu survai sampel lebih murah karena hanya meliputi penduduk yang dipilih
sebagai wakil penduduk. Namun demikian, proses pemilihan ini dapat menimbulkan
kesalahan sampel (sampling error) yang tidak akan terjadi jika seluruh penduduk dicacah.
Masalah lain yang timbul adalah karena suatu sampel nasional secaia relatif jumlahnya
tidak besar, ada kemungkinan daerah atau unit yang kecil (misalnya suatu desa) tidak
terwakili sehingga dengan sendirinya sangat sukar menentukan karakteristik daerah ini.
Dari suatu sampel dapat diperoleh keterangan-keterangan yang lebih terperinci dan
berkualrtas lebih baik daripada suatu sensus, karena lebih banyak waktu dan tenaga dapat
dicurahkan untuk setiap wawancara. Sebuah Pertanyaan dalam sensus misalnya, dapat
menunjukkan berapa jumlah anak ri setiap wanita. Namun demikian, untuk memperoleh
perincian mengenai.

3.

Sistem Registrasi
Registrasi Penduduk adalah pencatatan terhadap setiap peristiwa kependudukan yang
terjadi setiap saat. Registrasi penduduk pada dasarnya melakukan pencatatan terhadap
komponen-komponen kependudukan yang bersifat dinamis. Komponen-komponen
tersebut antara lain kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, perubahan pekerjaan dan
perubahan tempat tinggal.

Tujuan Demografi
1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.
2. Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunannya dan persebarannya dengan
sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia.
3. Mengembangkan hubungan sebab-akibat antara perkembangan penduduk dengan
bermacam-macam aspek organisasi sosial.
4. Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa yang akan dating dan
kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.
Guna Pengetahuan Demografi
1. Pendidikan, perpajakan, kemiliteran, kesejahteraan, sosial, perumahan, pertanian, rumah
sakit, pertokoan, pusat rehabilitasi.
2. Untuk mengetahui berkembangnya perekonomian suatu negara (pertambahan lapangan
kerja, prosentase peduduk yang ada disektor pertanian,industri & jasa.
3. Untuk melihat peningkatan standar kehidupan (tingkat harapan hidup rata rata penduduk).
4. Pertumbuhan penduduk berpengaruh pada jumlah penduduk dunia & susunannya,
Dinamika Penduduk: Sebab dan Akibat
Pertumbuhan penduduk adalah merupakan keseimbangan yang dinamis antara
kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah
penduduk.
Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh 4 komponen:
1. Kelahiran (fertilitas)
2. Kematian (mortalitas)
3. In-migration (migrasi masuk)
4. Out-migration (migrasi keluar)
Selisih antara kelahiran dan kematian disebut reproductive change (perubahan
reproduktif) atau natural increase (pertumbuhan alamiah). Selisih antara inmigration dan out migration disebut net-migration atau migration neto. Jadi
pertumbuhan penduduk hanya dipengaruhi oleh 2 cara yaitu: melalui perubahan
reproduksi dan migrasi neto.
Pertumbuhan penduduk dapat dinyatakan dengan formula:
Pt = Po + (B D) + (Mi Mo)

Dimana:
Pt

: jumlah penduduk pada waktu terdahulu (tahun dasar).

Po

: jumlah penduduk pada waktu sesudahnya.

: kelahiran yang terjadi pada jangka waktu antara kedua kejadian tersebut.

: jumlah kematian yang terjadi pada jangka waktu antara kedua kejadian tersebut.

Mi

: migrasi masuk pada jangka waktu antara kedua kejadian.

Mo

: migrasi keluar pada jangka waktu antara kedua kejadian.

Model proses pertumbuhan penduduk beserta komponen-komponennya:


Model Pertumbuhan Penduduk
Migrasi
Positif

Negatif

Nol

M>F

N, T, S

M<F

N, T, S

M=F

Keterangan:
M
= Mortalitas (kematian)
F
= Fertilitas (kelahiran)
N
= Naik
T
= Turun
S
= Stabil
*Dari model ini dapat dilihat pengaruh masing-masing komponen demografi terhadap
pertumbuhan penduduk.
Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi
Pada tahun-tahun terakhir ini, masalah sosial dan ekonomi telah membawa ke arah
makin dekatnya perhatian diberikan pada hubungan antara demografi, sosio-ekonomi
dan faktor-faktor lainnya ke dalam dua pendekatan yaitu:
1. Besar (size), komposisi dan distribusi penduduk akan mempengaruhi kegiatankegiatan sosial dan ekonomi masyarakat.
2. Keadaan ekonomi dan lingkungan akan menentukan tingkat dan pola kelahiran,
mortalitas dan migrasi.

Soal

1.

Menurut Kamus umum Bahasa Indonesia edisi Balai Pustaka Demografi ilmu yang
memberikan uraian atau lukisan berupa statistik mengenai suatu bangsa dilihat dari
sudut...
a. Sosial ekonomi
b. Sosial politik
c. Sosial budaya
d. Sosial kesehatan
e. Sosial pendidikan
Jawaban : b

2.

Demografi berasal dari bahasa Yunani, Demos yang berarti..


a. bangsa
b. keluarga
c. masyarakat
d. rakyat
e. negara
Jawaban : d

3. Yang bukan termasuk arti dari Grafein adalah...


a. Mencitra
b. Menulis
c. Melukis
d. Gambaran
e. Ukiran
Jawaban : e
4.

Istilah demografi pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli statistic yang bernama
Archile Guillard yang berkebangsaan...
a. Perancis
b. Inggris
c. Belanda
d. Jerman
e. Kanada
Jawaban : a

5.

6.

Lima komponen demografi menurut Donald J. Bogue yaitu, kecuali...


a. Kelahiran (fertilitas)
b. Kematian (mortalitas)
c. Perkawinan
d. Migrasi
e. Teknologi
Jawaban : e
Demografi mempelajari tingkah laku keseluruhan dan bukan tingkah laku perorangan
merupakan pendapat...
a. Donald J. Bogue

b.
c.
d.
e.

Archile Guillard
George W. Barclay
Philip M. Hauser

Duedly Duncan
Jawaban : c
7.

Yang termasuk sumber data demografi adalah...


a. Sensus penduduk
b. Akte kelahiran
c. Statistik penduduk
d. Kartu Tanda Penduduk
e. Asuransi kesehatan
Jawaban : a

8.

Berikut tujuan demografi, kecuali...


a. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu
b. Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunannya dan persebarannya
dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia
c. Mengembangkan hubungan sebab-akibat antara perkembangan penduduk
dengan bermacam-macam aspek organisasi social
d. Mencoba meneliti kondisi kesehatan penduduk di masa lampau
e. Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa yang akan dating dan
kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya
Jawaban : d

9.

Yang bukan merupakan kegunaan demografi di kehidupan sehari-hari adalah...


a. Untuk mengetahui berkembangnya perekonomian suatu negara
b. Untuk melihat peningkatan standar kehidupan
c. Untuk melihat ertumbuhan penduduk berpengaruh pada jumlah penduduk
dunia & susunannya
d. Pendidikan, perpajakan, kemiliteran, kesejahteraan, sosial, perumahan,
pertanian, rumah sakit, pertokoan, pusat rehabilitasi
e. Untuk dapat mengurangi jumlah penduduk
Jawaban : e

10.

Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh 4 komponen, kecuali...


a. Kelahiran (fertilitas)
b. Kematian (mortalitas)
c. Perkawinan
d. In-migration (migrasi masuk)

SUMBER-SUMBER DAN
EVALUASI DATA
KEPENDUDUKAN

2.1 Data kependudukan Menurut Sumber


Sumber Data dan Metodologi Pengumpulan Data
1. Sensus Penduduk

Sensus penduduk adalah keseluruhan proses pengumpulan (colecting)


menghipun dan menyusun serta menerbitkan data demografi, ekonomi, dan sosial
menyangkut semua orang pada waktu tertentu di suatu wilayah/negara. Tujuannya:
untuk menghitung jumlah orang atau penduduk suatu negara.
Di negara sejak kemerdekaan telah diselenggarakan Sensus Penduduk
sebanyak empat kali, yaitu pada tahun 1961,1971,1980 dan 1990. Sensus Penduduk
yang kelima akan dilaksanakan pada tahun 2000. Sensus ini merupakan pencacahan
seluruh penduduk pada suatu saat yang bersamaan dan mencangkup seluruh wilayah
geografis sautu negara/daerah. Konsep yang dipakai di negara kita adalah kombinasi
dari konsep de jure dan de facto.
Pada konsep de jure diartikan bahwa penduduk akan dicatat dimana ia bisa
bertempat tinggal. Seseorang dikatakan menetap di suatu tempat jika ia telah tinggal
disana selama 6 bulan atau lebih, atau berniat untuk menetap. Penduduk yang pada
waktu pencacahan berada di tempat tinggalnya atau sedang berpergian kurang dari 6
bulan dicacah di tempat ia biasa tinggal.Sedang bagi mereka yang berpergian lebih
dari 6 bulan, orang-orang yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap, dan mereka
yang mempunyai lebih dari satu tempat tinggal tetap, akan dicatat di tempat dimana ia
ditemui oleh Petugas Sensus (de facto). Penggunaan konsep tersebut serta penentuan
batas waktu 6 bulan. Dilakukan dengan pertimbangan untuk menghindarkan, atau
paling tidak memperkecil, kemungkinan penduduk terlewat cacah atau tercacah ulang.
Batasan-batasan tersebut telah digunakan sejak Sensus Penduduk 1961.
Berdasar undang-undang nomor 16 tahun 1997 tentang Statistik dan Peraturan
Pemerintah No. 51 tahun 1999 tentang penyelenggaraan statistik, Sensus Penduduk
dilaksanakan 10 tahun sekali pada tahun yang berakhiran 0. Pencacahan Sensus
Penduduk 2000 (SP2000) akan dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan di seluruh
wilayah kesatuan negara Republik Indonesia pada tanggal 30 Juni 2000. Pencacahan
akan dilakukan kepada setiap penduduk baik yang bertempat tinggal tetap maupun
tidak tetap (tuna wisma/dan awak kapal) kecuali anggota Corp Diplomatik.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan Sensus Penduduk dan dilengkapi
dengan hasil survei Kependudukan lainnya, maka untuk keperluan perencanaan masa
depan disusun sutu proyeksi untuk masa paling sedikit 10 tahun mendatang.
2. Survei Sampel di bidang kependudukan
Survey adalah keseluruhan proses pengumpulan (colecting) menghimpun dan
menyusun serta menerbitkan data demografi, ekonomi, dan sosial menyangkut orang
pada waktu tertentu di suatu wilayah/negara.

Survei Sampel (Survei) juga merupakan pengumpulan data dari sebagian


populasi, yang pemilihan sampel/ respondennya dilakukan dengan menggunakan
metode statistik tertentu sehingga tetap dapat melakukan pendugaan atas
populasinya.Dengan survei dapat dilakukan penghematan atas biaya, tenaga, dan
waktu, karena hanya pengumpulan data dari sebagian populasi, pertanyaan yang
diajukan kepada responden dapat memuat jenis atau item yang amat rinci dan khusus.
Meskipun sebuah sampel terdiri dari sebagian populasi, tetapi perlu
diperhatikan bahwa sebagian populasi tidak selalu dapat disebut sebuah sampel. Agar
dapat dianalisis secara statistik, sampel harus mewakili populasi, harus mempunyai
tingkat kebenaran (reliability) yang dapat diukur, harus sesuai dengan keadaan, dan
harus efisien. Contoh suatu survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995, Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), Survei Angkatan Kerja (SAKERNAS),
SUSENAS, dan lain sebagainya.
3. Registrasi Penduduk
Registrasi adalah keterangan mengenai terjadinya peristiwa-peristiwa lahir dan
mati serta segala kejadian yang penting yang merubah status sipil seseorang sejak
lahir sampai mati.
Registrasi Penduduk

juga merupakan pencatatan yang terus menerus

mengenai kejadian vital (vital events) yang dialami penduduk berupa kalahiran,
kematian, dan perpindahan. Registrasi penduduk yang utamanya didasarkan pada
Keputusan Presiden nomor 52 tahun 1977 ini yang dimaksud untuk membangun suatu
sistem pencatatan penduduk yang berlaku menyeluruh dan seragam di wilayah
Indonesia. Hal tersebut dilakukan melalui kewajiban menggunakan Kartun Keluarga,
Kartu Penduduk, dan pelaporan dari setiap kejadian vital pada lingkup keluarga
bersangkutan.
Pada Registrasi penduduk ini boleh dikatakan bahwa konsep yang diterapkan
adalah konsep de jure, dalam arti penduduk akan dicatat secara resmi apabila ia telah
memenuhi syarat tertentu untuk menjadi penduduk suatu wilayah/daerah pendaftaran
di kelurahan. Tingkat cakupan data penduduk yang diperoleh akan sangat tergantung
kepada kesadaran masyarakat untuk melaporkan kejadian vital (kelahiran, kematian
dan perpindahan) yang terjadi di dalam keluarga.
Di negara-negara maju, pengumpulan data penduduk melalui registrasi ini
umumnya tidak banyak menemui masalah dan hambatan. Sebaliknya pada negaranegara berkembang seperti Indonesia, pada umumnya data yang dicakup masih
"under reported" dan tidak cukup rinci serta kualitasnya kurang memadai untuk

berbagai analisis kependudukan, sehingga tidak dapat dielakkan lagi pada umumnya
para ahli kependudukan masih mendasarkan analisisnya pada angka hasil Sensus
Penduduk atau Survei di bidang kependudukan.
2.2 Perbedaan sensus dan survey
Antara sensus dan survey pada dasarnya saling melengkapi atau survey
merupakan pelengkap sensus. Misalnya: sesudah sensus bila diadakan survey untuk
mencek hasil sensus atau survey diadakan sebelum sensus.
Adapun perbedaan antara sensus dan survey adalah:
a. Sensus mencacah seluruh penduduk sedangkan survey mencacah sebagian saja (sampel
saja)
b. Sensus dilakukan secara periodik sedangkan survey bisa dilakukan kapan saja
c. Topik dari sensus sama sedangkan survey bisa berganti topik sesuai dengan kebutuhan
Ada beberapa ketentuan yang membedakan sensus dari kegiatan
pengumpulan data lain:
1. Waktu tertentu artinya sensus dilaksanakan pada saat tertentu yang dilaksanakan secara
2.
3.
4.
5.
6.

serentak
Wilayah tertentu artinya ruang lingkup sensus haruslah meliputi batas wilayah tertentu
Semua orang artinya semua orang atau penduduk yang hidup dalam wilayah yang dicacah
Unit cacah sensus adalah perorangan dan bukan keluarga atau RT
Sensus dilaksanakan secara berkala
Sensus dikatakan selesai bila keterangan dikumpulkan sudah diterbitkan

2.3 Contoh sumber data penduduk indonesia


1. Sensus penduduk di Indonesia
Sampai saat ini telah diadakan 4 kali sensus
Pertama kali tahun 1930-an zaman Hindia-Belanda
Sensus berikutnya tahun 1961 sesudah indonesia merdeka
Tahun 1971
Tahun 1981
2. Survey di Indonesia

Survey pertama kali tahun 1961 sudah merdeka Susenas


Survey diadakan bertahap (3 tahap)
Survey dari tahun 1963-1967
Survey antar sensus tahun 1976 (suspas) I, II, dan III. Masing-masing suspas berbeda
Suspas III: survei fertilitas yang hanya dilaksanakan di Jawa dan Bali
Survey fertilitas-mortalitas 1973 yang dilaksanakan lembaga demografi FE UI dan
kerja sama Universitas di Indonesia

3. Regitrasi di Indonesia

Mulai dikenal ketika Rafles jadi gubernur jenderal


Dilaksanakan di Jawa dan Madura
Dikenal rasialisme
Ada perbedaan antara Eropa, pribumi, dan bangsa timur (Arab, Cina,dll)

Sumber data kependudukan


Segala terbitan resmi
Badan resmi
Catatan badan pemerintah
Catatan nonpemerintah yang tidak diterbitkan
Ada dikenal 2 sumber:
a Sumber primer segala catatan asli yang ditebitkan oleh biro pusat statistik
a Sumber sekunder data yang telah diolah dan disajikan baik dalam buku teks, laporan
penelitian, karya tulis, terbitan berkala atau buku tahunan
2.4 Faktor yang mempengaruhi ketelitian data
Pada dasarnya ketentuan data ditentukan oleh faktor yang berhubungan dengan kegiatan
pengumpilan data itu sendiri.
Faktor tersebut adalah:
Partisipasi kerja sama masyarakat
Partisipasi dan kerja sama yang dimaksud adalah kesediaan masyarakat memberi
keterangan dan jawaban yang benar kepada petugas-petugas sensus, survey atau registrasi

dan tidak mempersulitnya


Masalah geografi
Apakah ada temp[at-tempat yang sulit dicapai sehingga ada kemungkinan suatu daerah

tidak tercakup, padahal seharusnya daerah itu tercakup.


Apakah petugas pencacah baik atau tidak
Apakah pelaksanaan di lapangan bisa dilaksanakan sesuai dengan rencana dan ketentuan-

ketentuan yang telah dibuat, dan


Apakah alat tersedia dengan baik

2.5 Kesalahan umum data penduduk


Kesalahan data yang akan dibahas disini hanyalah kesalahan yang berkaitan
dengan kepentingan analisa demografi, yaitu kesalahan data umur dan juga kesalahan
data jenis kelamin.
a. Kesalahan data umur
Caranya adalah dengan mengamati grafik penduduk yang disebut piramida penduduk
yang disusun atas dasar umur tunggal. Bila umur dilaporkan dengan baik, maka piramida
akan berbentuk halus dan licin dalm arti tidak terdapat penonjolan-penonjolan pada tubuh
piramida tersebut (heaping).

Disamping itu jumlah penduduk usia muda lebih banyak daripada usia tua dan ini bisa
diketahui dari panjangnya grafik atau balok yang menggambarkan umur yang bersangkutan.
Jadi, balok-balok yang membentuk piramida tersebut makin ke atas makin pendek.
Kesalahan data umur ini penyebabnya secara umum dapat dibagi dua:
1. Terjadinya perbedaan kelengkapan pencatatan penduduk antara kelompok umur yang
berbeda. Misalnya: Penduduk umur 15 tercatat dengan lengkap, sedangkan umur 14 atau
16 tidak tercatat lengkap.
2. Karena adanya mis-statement daripada mereka yang tercacah maksudnya adalah
kesalahan pencatatan yang bisa disebabkan oleh ketidaktahuan responden akan umurnya
sendiri, atau pencatatan yang salah oleh petugas, atau karena tidakdimengertinya
pertanyaan pada kuesioner.
Faktor ketidaktahuan menyebabkan seseorang mengarang umurnya sendiri, atau
membuat kira-kira. Dalam membuat kira-kira terdapat kecenderungan mengadakan
pembulatan umur ke bilangan yang mudah. Yang dimaksud dengan dengan bilangan yang
mudah adalah angka 0 dan 5, karena itu adalah kecenderungan membulatkan umur ke
bilangan-bilangan yang berakhir dengan angka 0 dan 5 seperti 25, 30, 35, 40, 45, 50, dan
seterusnya. Karena adanya gejala seperti ini, dikatakan ada digit preference (kesukaan pada
digit atau angka tertentu).
Faktor kesengajaan agak sulitditerangkan. Seseorang yang tahu dengan tepat umurnya
yang sebenarnya, bisa saja melaporkannya dengan salah. Alasannyatentunya bermacammacam. Ke arah atau ke angka mana ia akn melaporkan umurnya tidak bisa diduga. Namun
demikian, melihat kenyataan betapa umur-umur yang berangka akhir 0-5 selalu memiliki
jumlah yang besar, ada kemungkinan bahwa mereka-mereka yang berakhiran dengan 0 atau
5.
b. Kesalahan jenis kelamin
Cara melihat membandingkan sex ratio antar kelompok berbeda
Untuk melihat kesalahan umur mengamati grafik penduduk yang disebut piramid
penduduk.
Untuk menemukan apakah terdapat kesalahan data jenis kelemin, maka digunakan
peralatan sex ratio. Caranya adalah dengan membandingkan sex ratio berbagai kelompok
umur yang berbeda atau membandingkan sex ratio berbagai daerah yang berbeda-beda.
Kemudian dilihat konsistensi sex ratio kelompok umur yang satu dan kelompok umur yang
lainnya, atau konsistensi anatara sex ratio daerah yang satu dan daerah yang lainnya.
Dikatakan konsisten apabila tidak terdapat perbedaan yang menyolok.

SOAL
1. Di bawah ini yang bukan terrmasuk data kependudukan menurut sumber adalah......
a. Sensus Penduduk
c. Pemilu
b. Survey
d. Registrasi Penduduk
2. Yang bukan merupakan perbedaan antara sensus dan survey adalah..
a. Sensus mencacah seluruh penduduk sedangkan survey mencacah sebagian saja (sampel
saja)
b. Sensus dilakukan secara periodik sedangkan survey bisa dilakukan kapan saja
c. Topik dari sensus sama sedangkan survey bisa berganti topik sesuai dengan kebutuhan
d. Terjadinya perbedaan kelengkapan pencatatan penduduk antara kelompok umur
yang berbeda
3. Yang bukan termasuk registrasi yang dilakukan terus menerus,mengikuti kejadiannya
adalah..........
a. Lahir
b. Mati

c. Kawin
d. Sakit

4. Regitrasi kasus kelahiran dilakukan oleh.......


a.Catatan sipil/lurah
c. Depertemen Kesehatan
b.Depertemen Agama
d. Kehakiman
5. Registrasi yang dicatat oleh depertemen kesehatan adalah kasus........
a. Kelahiran
c. Migrasi
b. Kematian
d. Perceraian
6. Dibawah ini ketentuan yang membedakan sensus dari kegiatan pengumpulan data
lain,kecuali......
a. Waktu tertentu
b. Wilayah tertentu

c. Dilakukan berkala
d. Unit cacah sensus yaitu keluarga/RT

7. Sensus pertama kali dilakukan di Indonesia pada tahun......


a. 1930-an
c. 1950-an
b. 1940-an
d. 1960-an
8. Registrasi mulai dikenal di Indonesia pada saat........
a. Deandles menjadi gubernur jendEral
c. Rafles menjadi gubernur jenderal
b. Indonesia merdeka
d. Masa penjajahan Inggris

9. Yang disebut sebagai sumber primer yaitu............


a. Segala catatan asli yang ditebitkan oleh biro pusat statistic
b. Data yang telah diolah dan disajikan dalam buku teks
c. Data yang telah diolah dan disajikan dalam bentuk laporan penelitian
d. Data yang telah diolah dan disajikan dalam terbitan berkala atau buku tahunan
10. Faktor yang mempengaruhi ketelitian data,kecuali..
a. Partisipasi kerja sama masyarakat
b. Masalah geografi
c. Apakah petugas pencacah baik atau tidak
d. Ketersediaan dana
11. Kesalahan umum data penduduk yaitu..
a. Kesalahan data alamat
c. Kesalahan data umur
c. Kesalahan data status
d. Kesalahan data jumlah anak
12. Data penduduk dapat berupa bentuk dibawah ini,kecuali.
a. Grafik
c. Gambar
b. Tulisan
d. Angka
13. Survey pertama kali dilakukan di Indonesia pada tahun
a. 1950
c. 1960
b. 1951
d. 1961
14. Untuk melihat kesalahan umur.dapat dilakukan dengan cara..
a. Mengamati grafik penduduk
b. Mengamati data penduduk yang berupa angka
c. Melakukan registrasi ulang
d. Mewawancarai penduduk satu persatu
15. Dibawah ini yang bukan sumber data kependudukan adalah..
a. Segala terbitan resmi
b. Data dari media masa
c. Badan pemerintah
d. Catatan nonpemerintah yang tidak diterbitkan

GIZI

A. Pengertian Gizi
Beberapa Pengertian/ Istilah Dalam Gizi :
a. Ilmu Gizi (Nutrience Science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang
makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal/ tubuh.
b. Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta
mengatur proses-proses kehidupan.
c. Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi

secara

normal

melalui

proses

digesti,

absorpsi,

transportasi,

penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk


mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dri organ-organ, serta
menghasilkan energi.
d. Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan.
e. Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsurunsur/ ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna
bila dimasukkan ke dalam tubuh.
f. Bahan makanan adalah makanan dalam keadaan mentah.
g. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan
zat-zat gizi.
Kata gizi berasal dari bahasa Arab ghidza, yg berarti makanan. Ilmu gizi
bisa berkaitan dengan makanan dan tubuh manusia. Dalam bahasa Inggris, food
menyatakan makanan, pangan dan bahan makanan.
Pengertian gizi terbagi secara klasik dan masa sekarang yaitu :

Secara Klasik
Gizi hanya dihubungkan

dengan

kesehatan

tubuh

(menyediakan

energi,

membangun, memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses kehidupan dalam


tubuh).

Masa Sekarang
Selain untuk kesehatan, gizi juga dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang,
karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar, daoduktivitas
kerja.

A. Perbedaan Gizi Masyarakat Dan Gizi Klinik


1

Gizi Masyarakat
Orientasinya :

Preventif
a. Mencegah keluarga dan masyarakat dari ganguan gizi.

b.
c.
d.
e.
f.

Mengurangi faktor resiko.


Mencegah Faktor Gizi sebagai pembawa penyakit.
Prioritas pada kelompok rawan : ibu, bayi, anak balita dan lansia.
Prioritas pada prevalensi tinggi ( 4 utama).
Prioritas pada gangguan gizi yang berdampak besar pada masyarakat.

Promotif
a. Healthy Nutrition.
b. Healthy Life style.
c. Gizi Seimbang.
d. ASI Eksklusif.
e. Perbaikan gigi-gigi pada lansia.
f. Intake sesuai dengan kebutuhan.
g. Mendatangi Institusi Kesehatan bila sakit.

Publik = Masyarakat
a. Sasaran utama-Publik.
b. Kelompok rentan.
c. Region yang secara terus menerus mengalami gangguan.
d. Daerah minus = miskin.

Protektif
a. Melindungi Masyarakat dari Makanan yang berbahaya :
1. Food Addictive
2. Toksis dan Zat Pewarna Azo
b. Melindungi Masyarakat dari Food Suplement yang tidak jelas

manfaatnya.
c. Melindungi Masyarakat Dosis melampaui Rekomendasi Coffein.
Peningkatan kesehatan (Health Gain)
a. Meningkatkan Produktifitas Kerja
b. Meningkatkan kreatifitas
c. Meningkatkan Daya Pikir
d. Meningkatkan Daya Tahan imunitas
e. Meningkatkan umur harapan hidup

Peran Serta aktif masyarakat


a. Toga
b. Toma
c. LSM
d. Kelompok Masyarakat yang bergerak dalam bidang sosial
e. Kelompok remaja
f. Organisasi Mahasiswa
g. Organisasi Profesi
h. Lembaga Konsumen

Peran aktif semua Sektor


a. Sektor Peningkatan Produksi Pangan == Pertanian, Peternakan, Kelautan
b. Sektor Distribusi Pangan Bulog, Perdagangan

c. Sektor Industri Pangan & Makanan


d. Perbankan
e. Sektor Swasta terkait

Manajemen Gizi Masyarakat dan Institusi


a. National Nutrition Planning
b. Regional Nutrition Planning
c. Nutrition Surveillance
d. Nutrition Mapping
e. Community Nutrition Assessment
f. Nutrition Epidemiology
g. Nutrition Anthropology
h. Nutrition Evaluation
SIK dan Kualitas pelayanan

Gizi Klinik

Orientasinya :
Membantu Therapi
1. Mempercepat penyembuhan
a. Post Operasi
b. Degeneratif --- penurunan Cholesterol
c. Gout
d. Penyakit Ginjal Sindrom Nephrotik
e. Penyakit Pencernaan

Sebagai Therapi
a. Tempe untuk Diarre
b. Makrobiotik untuk Kanker
c. Fe, B12, Asam Folat untuk Anemia
d. Iodium untuk Gondok/ kritinism
e. Zn untuk bibir sumbing
f. Antioksidan untuk penyakit degeneratif

Target Individu
a. Diagnosis kelainan gizi individu
b. Penentuan status gizi individu
c. Intervensi gizi sesuai dengan penyakit yang diderita individu
d. Prevention sesuai dengan kelainan gizi individu
e. Rehabilitasi gizi sesuai dengan kelainan gizi individu

Gizi untuk Penyakit /spesifik


a. Penyakit Metabolik
b. Penyakit Infeksi --- Typus
c. Penyakit Jantung
d. Penyakit Saluran Pencernaan
e. Penyakit Paru
f. Penyakit Ginjal
g. Penyakit Degeneratif lansia
Promosi dan Pendidikan Gizi R.S.

a.
b.
c.
d.

Pendidikan gizi sesuai dengan keadaan pasien


Sebagai upaya mencegah kambuhnya penyakit pasien
Promosi Gizi sebagai obat
Promosi diet tertentu === DM/gout

Gizi untuk Rehabilitasi


a. Mempercepat rehabilitasi pasien
b. Meningkatkan imunitas
c. Mencegah recurrent penyakit
d. Mencegah penyakit menjadi kronik
Pembeda
Pendekatan
Target
Aspek

Gizi Masyarakat
Preventif dan Promotif
Publik atau Masyarakat
Kesehatan saja

Terapi

Penderita saja

Gizi Klinik
Kuratif
Individu
Berbagai aspek (kesehatan,
ekonomi,pendidikan,sosial,budaya
)
Seluruh Masyarakat

B. Sejarah Perkembangan Ilmu Gizi


Berdiri tahun 1926, oleh Mary Swartz Rose saat dikukuhkan sebagai profesor
ilmu gizi di Universitas Columbia, New York, AS. Pada zaman purba, makanan
penting untuk kelangsungan hidup. Sedangkan pada zaman Yunani, tahun 400 SM ada
teori Hipocrates yang menyatakan bahwa makanan sebagai panas yang dibutuhkan
manusia, artinya manusia butuh makan.
Beberapa penelitian yang menegaskan bahwa ilmu gizi sudah ada sejak dulu,
antara lain:
a. Penelitian tentang Pernafasan dan Kalorimetri Pertama dipelajari oleh Antoine
Lavoisier (1743-1794). Mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan
energi makanan yang meliputi proses pernafasan, oksidasi dan kalorimetri. Kemudian
berkembang hingga awal abad 20, adanya penelitian tentang pertukaran energi dan
sifat-sifat bahan makanan pokok.
b. Penemuan Mineral Sejak lama mineral telah diketahui dalam tulang dan gigi. Pada
tahun 1808 ditemukan kalsium. Tahun 1808, Boussingault menemukan zat besi
sebagai zat esensial. Ringer (1885) dan Locke (1990), menemukan cairan tubuh perlu
konsentrasi elektrolit tertentu. Awal abad 20, penelitian Loeb tentang pengaruh
konsentrasi garam natrium, kalium dan kalsium klorida terhadap jaringan hidup.
c. Penemuan Vitamin Awal abad 20, vitamin sudah dikenal. Sejak tahun 1887-1905
muncul penelitian-penelitian dengan makanan yang dimurnikan dan makanan utuh.
Dengan hasil: ditemukan suatu zat aktif dalam makanan yang tidak tergolong zat gizi

utama dan berperan dalam pencegahan penyakit (Scurvy dan Rickets). Pada tahun
1912, Funk mengusulkan memberi nama vitamine untuk zat tersebut. Tahun 1920,
vitamin diganti menjadi vitamine dan diakui sebagai zat esensial.
d. Penelitian Tingkat Molekular dan Selular Penelitian ini dimulai tahun 1955, dan
diperoleh pengertian tentang struktur sel yang rumit serta peranan kompleks dan vital
zat gizi dalam pertumbuhan dan pemeliharaan sel-sel. Setelah tahun 1960, penelitian
bergeser dari zat-zat gizi esensial ke inter relationship antara zat-zat gizi, peranan
biologik spesifik, penetapan kebutuhan zat gizi manusia dan pengolahan makanan
thdp kandungan zat gizi.
e. Keadaan Sekarang Muncul konsep-konsep baru antara lain: pengaruh keturunan
terhadap kebutuhan gizi; pengaruh gizi terhadap perkembangan otak dan perilaku,
kemampuan bekerja dan produktivitas serta daya tahan terhadap penyakit infeksi.
Pada bidang teknologi pangan ditemukan : cara mengolah makanan bergizi, fortifikasi
bahan pangan dengan zat-zat gizi esensial, pemanfaatan sifat struktural bahan pangan,
dsb. FAO dan WHO mengeluarkan Codex Alimentaris (peraturan food labeling dan
batas keracunan).

C. Fungsi Zat Gizi


Dalam kehidupan manusia sehari-hari, orang tidak terlepas dari makanan,
karena makanan adalah salah satu persyaratan pokok untuk manusia, disamping udara
(oksigen). Empat fungsi pokok makanan bagi kehidupan manusia adalah untuk :
1. Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan / perkembangan serta mengganti
jaringan tubuh yang rusak.
2. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral dan cairan
tubuh yang lain.
3. Berperan didalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit. Agar
makanan dapat berfungsi seperti itu maka makanan yang kita makan sehari-hari tidak
hanya sekedar makanan. Makanan harus mengandung zat-zat tertentu sehingga
memenuhi fungsi tersebut, dan zat-zat gizi ini disebut gizi. Dengan perkataan lain
makanan yang kita makan sehari-hari harus dapat memelihara dan meningkatkan
kesehatan.
4. Memberi energi (zat pembakar) Karbohidrat, lemak dan protein, merupakan ikatan
organik yang mengandung karbon yang dapat dibakar dan dibutuhkan tubuh untuk
melakukan kegiatan/aktivitas.

5.

Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh (zat pembangun) Protein, mineral dan
air, diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan menganti sel yang

rusak.
6. Mengatur proses tubuh (zat pengatur) Protein, mineral, air dan vitamin. Protein
bertujuan mengatur keseimbangan air di dalam sel,bertindak sebagai buffer dalam
upaya memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai penangkal
organisme yang bersifat infektil dan bahan-bahan asing yang dapat masuk ke dalam
tubuh. Mineral dan vitamin sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi, fungsi
normal sarafdan otot serta banyak proses lain yang terjadi dalam tubuh, seperti dalam
darah, cairan pencernaan, jaringan, mengatur suhu tubuh, peredaran darah,
pembuangan sisa-sisa/ ekskresi dan lain-lain proses tubuh.
D. Klasifikasi Malnutrisi
Malnutrisi dapat terjadi oleh karena kekurangan gizi (undernutrisi) maupun
karena kelebihan gizi (overnutrisi). Keduanya disebabkan oleh ketidakseimbangan
antara kebutuhan tubuh dan asupan zat gizi esensial. Adapun contoh yang termasuk
undernutrisi yaitu marasmus dan kwashiorkor.

Kwashiorkor ialah suatu keadaan kekurangan gizi ( protein ). Walaupun sebab


utama penyakit ini adalah defisiensi protein, tetapi karena bahan makanan yang
dimakan kurang mengandung nutrisi lainnya ditambah dengan konsumsi setempat
yang berlainan, maka akan terdapat perbedaan gambaran kwashiorkor di berbagai
negara.
Penyebab :
1. Asupan makanan kurang
2. Penyakit

Klasifikasi Malnutrisi :
1. Ringan
2. Sedang
3. Berat
Klinis
1. Untuk malnutrisi ringan dan sedang gejala tidak terlalu jelas.
2. Untuk malnutrisi berat dapat dibedakan.
3. Antara marasmus atau kwashiorkor atau campuran keduanya.
Contoh yang termasuk undernutrisi :
1. Marasmus
a. Wajah seperti orang tua
b. Sering terdapat penurunan kesadaran
c. Kulit kering, dingin dan kendor
d. Otot-otot mengecil sehingga tulang-tulang terlihat jelas
e. Sering disertai diare atau konstipasi

2. Gejala kwashiorkor
a. Pertumbuhan terganggu, BB dan TB kurang dibandingkan dengan
b.
c.
d.
e.

yang

sehat.
Pada sebagian penderita terdapat edema baik ringan dan berat
Gejala gastrointestinal seperti anoreksia dan diare
Rambut mudah dicabut, tampak kusam kering, halus jarang dan berubah warna
Kulit kering dengan menunjukan garis garis kulit yang mendalam dan lebar,

terjadi persisikan dan hiperpigmentasi


f. Terjadi pembesaran hati, hati yang teraba umumya kenyal, permukaannya licin
dan tajam.
g. Anemia ringan selalu ditemukan pada penderita.
h. Kelainan kimia darah yang selalu ditemukan ialah kadar albumin serum yang
rendah, disamping kadar globulin yang normal atau sedikit meninggi.
Ada 4 bentuk malnutrisi :
1. UNDER NUTRITION
Kekurangan komsumsi pangan secara relatif / absolut untuk waktu tertentu contoh
bencana alam.
2. UNDER NUTRITION
Kelebihan komsumsi makanan untuk periode tertentu contoh panen raya.
3. SPECIFIC DEFISIENCY
Kekurangan zat gizi waktu tertentu. Contoh : Vit A, Vit. C, FE, dll.
4. INBALANCE
Karena disproporsi zat gizi contoh kolesterol dikarenakan tidak seimbangnya kadar
LDL, HDL, VLDL.
E. Kelompok Rentan Gizi
Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok dalam masyarakat yang paling mudah
menderita gangguan kesehatan atau rentan karena kurang gizi. Biasanya kelompok rentan gizi
ini berhubungan dengan proses kehidupan manusia oleh sebab itu kelompok ini terdiri dari
kelompok umur tertentu dalam siklus kehidupan manusia. Pada kelompok kelompok umur
tersebut berada pada suatu siklus pertumbuhan atau perkembangan yang memerlukan zat
zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari kelompok umur yang lain. Oleh sebab itu apabila
kekurangan zat gizi maka akan terjadi gangguan gizi atau kesehatannya, kelompok
kelompok rentan gizi ini terdiri dari :
1 Kelompok bayi, umur 0 1 tahun
2
3
4
5
6

Kelompok di bawah 5 tahun ( balita )


Kelompok anak sekolah, umur 6 12 tahun
Kelompok remaja, umur 13 20 tahun
Kelompok ibu hamil dan menyusui
Kelompok usia lanjut.

Kelompok usia lanjut termasuk kelompok rentan gizi, meskipun kelompok ini
tidak dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini disebabkan karena pada
usia lanjut terjadi proses degenerasi yang menyebabkan kelompok usia ini mengalami
kelainan gizi.
F. Penilaian Status Gizi
a) Penilaian secara langsung
Penilaian status gizi secara langsung dibagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri,
klinis, biokimia, dan biofisik. Adapun penilaian dari masing-masing adalah sebagai berikut
(Supariasa, dkk, 2001):
a. Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut
pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi.
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan
asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan
fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
b. Klinis
Metode ini, didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal tersebut dapat dilihat pada jaringan
epitel seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat
dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
c. Biokimia
Adalah suatu pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang
dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan
antara lain: urine, tinja, darah, beberapa jaringan tubuh lain seperti hati dan otot.
d. Biofisik
Penentuan gizi secara biofisik adalah suatu metode penentuan status gizi
dengan melihat kemampuan fungsi, khususnya jaringan, dan melihat perubahan
struktur jaringan.
b) Penilaian secara tidak langsung
Penilaian status gizi secara tidak langsung dibagi menjadi 3 yaitu: survey konsumsi
makanan, statistik vital, dan faktor ekologi (Supariasa, 2001). Adapun uraian dari ketiga hal
tersebut adalah:
a. Survey konsumsi makanan
Adalah suatu metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan
melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.
b. Statistik vital

Adalah dengan cara menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti


angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab
tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.
c. Ekologi
Berdasarkan ungkapan dari Bengoa dikatakan bahwa malnutrisi merupakan
masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan
budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti
iklim, tanah, irigasi dll.

1
2
3
4

G. Surveilans Gizi
Surveilans gizi adalah proses pengumpulan, pengolahan,analisis, dan interpretasi data
secara sistematik dan terus menerus secara penyebaran informasi mengenai masalah gizi
kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan.
Tujuan Surveilans Gizi :
Memonitor hal-hal yang potensial untuk menimbulkan masalah gizi.
Mempelajari riwayat alamiah penyakit yang diakibatkan defisiensi zat gizi
serta
epidemiologinya
Memberikan informasi dan data dasar untuk proyeksi kebutuhan pelayanan kesehatan
dimasa datang
Membantu menetapkan masalah gizi yang menjadi prioritas.
H. KONSEP GIZI SEIMBANG
a. Pengertian Gizi Seimbang
Gizi Seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu sehari-hari
yang beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam jumlah yang cukup,
tidak berlebihan dan tidak kekurangan (Dirjen BKM, 2002).
Menu seimbang : menu yang terdiri dari beranekaragam makanan dengan
jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna
pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan
dan perkembangan (Almatsier, 2001).
Peranan berbagai kelompok bahan makanan tergambar dalam piramida gizi
seimbang yang berbentuk kerucut. Populer dengan istilah TRI MAKANAN
GUNA.Pertama, sumber zat tenaga yaitu padi-padian dan umbi-umbian serta tepungtepungan yang digambarkan di dasar kerucut.Kedua, sumber zat pengatur yaitu
sayuran dan buah-buah digambarkan bagian tengah kerucut. Ketiga, sumber zat
pembangun, yaitu kacang-kacangan, makanan hewani dan hasil olahan, digambarkan
bagian atas kerucut.
b. Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Gizi Seimbang
1.
2.
3.
4.

Ekonomi (terjangkau dengan keuangan keluarga)


Sosial budaya (tidak bertentangan)
Kondisi kesehatan
Umur

5.
6.
7.
8.

Berat badan
Aktivitas
Kebiasaan makan (like or dislike).
Ketersediaan pangan setempat.

c. 13 Pesan Umum Gizi Seimbang:


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Makanlah aneka ragam makanan.


Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi.
Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi.
Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi.
Gunakan garam beryodium.
Makanlah makanan sumber zat besi.
Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI

sesudahnya.
8. Biasakan makan pagi.
9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya.
10. Lakukan aktivitas fisik secara teratur.
11. Hindari minuman yang beralkohol.
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas.

PERTANYAAN DAN JAWABAN


Kata gizi berasal dari bahasa Arab ghidza, yg berarti.....
A.
Makanan
B.
Minuman
C.
Ilmu
D.
Pandangan
E.
Nutrisi
Perbedaan gizi klinik dan gizi masyarakat yang benar di bawah ini kecuali

3.

Pembeda

Gizi Masyarakat

Gizi Klinik

A.Pendekatan

Preventif dan Promotif

Kuratif

B.Waktu

Sekarang

Kapan Saja

C.Aspek

Kesehatan saja

Berbagai aspek (kesehatan,


ekonomi,pendidikan,sosial,budaya)

D.Terapi

Penderita saja

Seluruh Masyarakat

E.Target

Publik atau
Masyarakat

Individu

Wajah seperti orang tua, Sering terdapat penurunan kesadaran, Kulit kering, dingin
dan kendor, Otot-otot mengecil sehingga tulang-tulang terlihat jelas Sering disertai
diare atau konstipasi, biasanya di kenal dengan gejala ...
A.
Obesitas
B.
Kwashiorkor
C.
Marasmus
D.
Malnutrisi
E.
TBC

4.Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan ...


A.
Protein dan energi
B.
Karbohidrat dan protein
C.
Energi dan kaborhidrat
D.
Lemak dan protein
E.
Energi dan lemak
5

Yang termasuk kelompok rentan gizi adalah sebagai berikut, kecuali...

A.
B.
C.
D.
E.
6

Kelompok di bawah 5 tahun ( balita )


Kelompok anak sekolah Umur 6 12 tahun
Kelompok remaja, umur 13 20 tahun
Kelompok bayi, umur 0 1 tahun
Kelompok dewasa, umur 22- 29 tahun

A.

Penilaian status gizi secara langsung dapat dilakukan dengan cara biokimia, yaitu
Suatu metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi,

B.

khususnya jaringan, dan melihat perubahan struktur jaringan.


Metode yang berdasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang

C.

dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi.


Suatu pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang

D.

dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.


Pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur

E.

dan tingkat gizi.


Adalah dengan cara menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti
angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab
tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.

7.
A.
B.
C.
D.
E.

Penilaian status gizi secara tidak langsung dibagi menjadi 3, diantaranya yaitu...
Biokimia, biofisika, biomedik
Antropormetri, klinis, biofisika
Ekologi, Survey konsumsi makanan, antropormetri
Survey konsumsi makanan, statistic vital, ekologi
Statistic vital, biofisika, klinis

8. Proses pengumpulan, pengolahan,analisis, dan interpretasi data secara sistematik dan


terus menerus secara penyebaran informasi mengenai masalah gizi kepada unit yang
membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan disebut...
A. Malnutrisi
B. Surveilans
C. Survey kosumsi makanan
D. Statistic vital
E. Antropormetri
9.
A.

Tujuan survailans gizi yang tepat dibawah ini adalah untuk...


Mempelajari riwayat alamiah penyakit yang diakibatkan defisiensi zat gizi

B.
C.

serta epidemiologinya
Memonitor hal-hal yang potensial untuk menimbulkan masalah gizi
Memberikan informasi dan data dasar untuk proyeksi kebutuhan pelayanan

D.
E.

kesehatan dimasa datang


Membantu menetapkan masalah gizi yang menjadi prioritas
Memperlancar proses evaluasi gizi

A.

Piramida gizi seimbang yang berbentuk kerucut. Populer dengan istilah...


Tri guna makanan

10.

B.
C.
D.
E.
11.
A.

Panaca guna makanan


Piramida makanan
Rantai makanan
Panca gizi seimbang

Dibawah ini faktor- faktor yang mempengaruhi penyusunan gizi , kecuali...


Aktivitas
B.
Kebiasaan
C.
Sosial
D.
Umur
E.
Kondisi kesehatan
12. Fungsi zat gizi diantaranya yang paling tepat yaitu, kecuali..
A. Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan / perkembangan serta mengganti
jaringan tubuh yang rusak.
B. Mengatur proses tubuh (zat pengatur).
C. Memberi energi (zat pembakar).
D. Berperan didalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit.
E. Mereabsorbsi racun-racun.
Gizi pada masa sekarang dapat di artikan sebagai...

13.
A.

Selain untuk kesehatan, juga dikaitkan dengan potensi ekonomi


seseorang karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan
belajar, produktivitas kerja.
Gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh (menyediakan energi,

B.

membangun, memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses kehidupan dalam


tubuh).
C.

Suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara


normal

D.
E.

Keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi
Ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan

14.

Dibawah ini yang termasuk salah satu bentuk malnutrisi adalah...


A.

Obesitas.

B.

Hipertensi.

C.

Under nutrition.

D.

Over nutrition.

E.

Diabetes

15.

Gizi klinik orientasinya untuk..

A.

Preventif

B.

Target Individu

C.

Promotif

D.

Publik

E.

Protektif

ANGKATAN KERJA
DAN PENDIDIKAN

ANGKATAN KERJA DAN PENDIDIKAN


1. Defenisi
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah
mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari
pekerjaan. Angkatan kerja dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu :
1. Mereka yang bekerja penuh adalah angkatan kerja yang aktif menyumbangkan
tenaganya dalam kegiatan produksi.
2. Pengangguran terbuka atau open unemployment adalah mereka yang sama
sekalitidak bekerja, tetapi sedang mencari pekerjaan (sewaktu-waktu siap bekerja)
3. Setengah menganggur atau under unemployment adalah mereka yang bekerja
tidak sesuai dengan pendidikan/keahliannya atau tidak menggunakan sepenuh
tenaganya karena kekurangan lapangan perkerjaan. Contoh : Seorang sarjana
bekerja tidak sesuai dengan pendidikannya.
4. Pengangguran tersembunyi/tersamar atau disebut disguise employment, artinya
suatu pekerjaan dikerjakan oleh pekerja yang berlebihan sehingga mereka tidak
bekerja maksimal.
Tenaga kerja adalah jumlah orang yang di minta untuk melaksanakan suatu pekerjaan
pada tingkat upah tertentu. Jumlah penduduk mempunyai hubungan langsung dengan
jumlah angkatan kerja, kesempatan kerja dan pengangguran. Semakin tinggi jumlah
penduduk suatu Negara, semakin tinggi juga jumlah angkatan kerja kesempatan kerja dan
pengangguran di Negara tersebut.
Bukan Angkatan Kerja merupakan bagian dari angkatan tenaga kerja yang tidak bekerja
ataupun mencari pekerjaan. Kelompok bukan angkatan kerja adalah sebagai berikut:
1. Sekolah untuk mereka yang kegiatanya hanya sekolah.
2. Mengurus rumah tangga untuk mereka yang kegiatannya hanya mengurus rumah
tangga tanpa mendapat upah.

3. Penerima pendapat untuk mereka yang tidak melakukan sesuatu kegiatan tetapi
memperoleh pendapatan, penghasilan misalnya, pensiunan, bunga simpanan,
hasil persewaa, dll.

2. Ukuran Dasar Angkatan Kerja


A. Tingkat partisipasi angkatan kerja.
Yaitu menggambarkan jumlah angkatan kerja dalam suatu kelompok umur
sebagai persentase penduduk dalam kelompok umur itu.ini juga merupakan tingkat
partisipasi total dari seluruh penduduk dalam usia kerja( Tingkat aktifitas Umum).
B. Tingkat aktifitas menurut umur dan jenis kelamin.
Perhitungan ini disebut juga angka pastisipasi angkatgan kerja(APAK)
menurut umur dan jenis kelamin.angka ini merupakan angka dasar yang dipelajari dan
menjadi dasar untuk membuat proyeksi angkatan kerja.
Rumus:
APAK UMUR
TERTENTU

Jumlah angkatan kerja umur tertentu


=

Jumlah penduduk 15 + umur tertentu

X 100%

C. Tingkat aktifitas menurut jenis kelamin


Adalah jika angka aktivitas disajikan terpisah untuk laki-laki dan perempuan.
Rumus:
Jumlah angkatan laki-laki
APAK LAKI-LAKI =

Jumlah tenaga kerja 15 + laki-laki

X 100%

+
D. Tingkat
aktifitas kasar
Merupakan jumlah angkatan kerja dibagi dengan jumlah seluruh penduduk 15

tahun keatas dan dinyatakan dalam persentase.


Rumus:
Jumlah angkatan kerja
c CAR =

Jumlah tenaga kerja 15+

X 100%

E. Tingkat Pengangguran
Angka yang menunjukkan berapa banyak dari jumlah angkatan kerja yang
sedang aktif mencari pekerjaan.
Rumus :
Jumlah angkatan kerja yang mencari pekerjaan
UER =

Jumlah angkatan kerja total

X 100%

F. Tingkat penyerapan angkatan kerja


Adalah angka yang menunjukkan berapa banyak dari julah angkatan kerja
yang menyatakan sedang bekerja pada saat pencacahan.

Rumus :
Jumlah angkatan kerja yang bekerja
Angka Employment =

X 100%

Julah angkatan kerja total

G. Tingkat bekerja penuh


Rumus :
Jumlah yang bekerja underemployed
Angka fully employed =

X 100%

Angkatan kerja

H. Tingkat bekerja yang tidak penuh


Rumus :
Jumlah orang yang Underumployed
Angka underemployed =

Angkatan kerja

X 100%

I. Rasio Beban ketergantungan


Berapa persen penduduk yang dianggap mempunyai aktivitas konsumtif harus
ditanggung oleh penduduk usia 15t-64 tahun. Yang dianggap sebgai penduduk yang
secara potensial disebut produktif.
Rumus :
Penduduk(0-14)+penduduk(64+)
Penduduk (15-64)

Dependent ratio =

X 100%

3. PENGANGGURAN
Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat
pekerjaan

tetapi

belum

dapat

memperolehnya.

Masalah

pengangguran

yang

menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak


mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling utama.
A. JENIS-JENIS PENGANGGURAN
Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau tidak
bekerja secara optimal. Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran dapat
dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
1. Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja
yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
2. Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang
tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya

tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja
kurang dari 35 jam selama seminggu.
3. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang
sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup
banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha
secara maksimal.
Macam-macam pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya dikelompokkan
menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Pengangguran konjungtural (Cycle Unemployment) adalah pengangguran
yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan
perekonomian/siklus ekonomi.
b. Pengangguran struktural (Struktural Unemployment) adalah pengangguran
yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam
jangka panjang. Pengangguran struktuiral bisa diakibatkan oleh beberapa
kemungkinan, seperti :
1) Akibat permintaan berkurang
2) Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
3) Akibat kebijakan pemerintah
c. Pengangguran friksional (Frictional Unemployment) adalah pengangguran
yang muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari
kerja. Pengangguran ini sering disebut pengangguran sukarela.
d. Pengangguran musiman adalah pengangguran yang muncul akibat
pergantian musim misalnya pergantian musim tanam ke musim panen.
e. Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan
atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin
f. Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan

oleh

menurunnya kegiatan perekonomian (karena terjadi resesi). Pengangguran


siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerat demand).
B. SEBAB-SEBAB TERJADINYA PENGGANGURAN
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran adalah sebagai berikut:
1. Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar
daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang
terjadi.
2. Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang
3. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga
terdidik tidak seimbang

Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada


angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum
tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang
tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja
yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
4. Meningkatnya peranan dan aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam
seluruh struktur Angkatan Kerja Indonesia
5. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang
Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari
kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan
sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja
dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.
C. DAMPAK-DAMPAK PENGANGGURAN TERHADAP PEREKONOMIAN
Untuk mengetahui dampak pengganguran terhadap per-ekonomian kita perlu
mengelompokkan pengaruh pengganguran terhadap dua aspek ekonomi , yaitu:
a. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara
Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya
adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi
agar stabil dan dalam keadaan naik terus.
Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut
akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah
dicita-citakan.
Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap
kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
1) Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak

dapat

memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini


terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan
nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah
daripada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh
karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan
lebih rendah.
2) Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang
berasal dari sector pajak berkurang. Hal ini terjadi karena
pengangguran

yang

tinggi

perekonomian me-nurun

akan

menyebabkan

kegiatan

sehingga pendapatan masyarakat pun

akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar dari


masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun,

dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang


sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
3) Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya
pengangguran akan menye-babkan daya beli masyarakat akan
berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil
produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang
kalangan Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau
pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi
menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.
b. Dampak pengangguran terhadap Individu yang Meng-alaminya dan
Masyarakat
Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu
yang mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya:
1) Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
2) Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
3) Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan social politik.
D. KEBIJAKAN KEBIJAKAN PENGANGGURAN
Adanya bermacam-macam pengangguran

membutuh-kan

cara-cara

mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sbb :
a. Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :
1) Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja
2) Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan
sector yang kelebihan ke tempat dan sector ekonomi yang
kekurangan
3) Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi
kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
4) Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang
mengalami pengangguran.
b. Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat
digunakan cara-cara sbb:
1. Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan
2. Industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya
3. Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk
merangsang timbulnya investasi baru
4. Menggalakkan pengembangan sector Informal, seperti home
industry
5. Menggalakkan program transmigrasi untuk me-nyerap tenaga
kerja di sector agraris dan sector formal lainnya

6. Pembukaan proyek-proyek umum oleh peme-rintah, seperti


pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain
sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun
untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.
c. Cara Mengatasi Pengangguran Musiman
Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara :
1. Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di
sector lain, dan
2. Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika
menunggu musim tertentu.
c.
Cara mengatasi Pengangguran Siklus
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini adalah :
1. Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa,
dan
2.

Meningkatkan daya beli Masyarakat.

Peningkatan mutu tenaga kerja dapat dilakukan dengan cara :


1. Menyelenggarakan pelatihan untuk pencari kerja
2. Menyelenggarakan pelatihan manajemen di seluruh provinsi
3. Menyelenggrakan pelatihan pematang dengan mengirimkan tenaga kerja terpilih
ke luar negeri dan dalam negeri
4. Meningkatkan prasarana pelatihan untuk untuk pencari kerja dan pegawai
pengawas ketenagakerjaan
5. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan untuk pegawai
pengawas ketenaga kerjaan
Peranan pemerintah dalam mengatasi masalah tenaga kerja di Indonesia:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Menyusun dan memonitor pelaksanaan peraturan-peraturan ketenagakerjaan


Meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja
Memperluas dan mengembangkan kesempatan kerja di dalam negeri
Memperluas dan mengembangkan kesempatan kerja di luar negeri
Perlindungan tenaga kerja
Membina hubungan industrial dalam negeri dan internasional
Memonitor pelaksanakan ketenaga kerjaan
Menyusun dan melaksanakan program-program yang sekitarnya mendukung
tercapainya system ketenaga kerjaan yang ideal

C. Konsepsi Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar berperan
aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang, dan pendidikan nasional
Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada pencapaian tujuan pembangunan nasional

Indonesia.
Jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokan sesuai dengan sifat dan
kekhususan tujuannya dan program yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas
pendidikan umum, Pendidikan keturunan dan pendidikan lainnya. Serta upaya
pembaharuannya meliputi landasan yuridis, Kurikulum dan perangkat penunjangnya,
struktur pendidikan dan tenaga kependidikan.
Berangkat dari definisi di atas maka dapat difahami bahwa secara formal sistem
pendidikan indonesia diarahkan pada tercapainya cita-cita pendidikan yang ideal dalam
rangka mewujudkan peradaban bangsa Indonesia yang bermartabat. Namun demikian,
sesungguhnya sistem pendidikan indonesia saat ini tengah berjalan di atas rel kehidupan
sekulerisme yaitu suatu pandangan hidup yang memisahkan peranan agama dalam
pengaturan urusan-urusan kehidupan secara menyeluruh, termasuk dalam penyelenggaran
sistem pendidikan. Meskipun, pemerintah dalam hal ini berupaya mengaburkan realitas
(sekulerisme pendidikan) yang ada sebagaimana terungkap dalam UU No.20/2003
tentang Sisdiknas pasal 4 ayat 1 yang menyebutkan, Pendidikan nasional bertujuan
membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak dan berbudi mulia, sehat, berilmu, cakap, serta menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggungjawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah air.
Penyelenggaraan sistem pendidikan nasional berjalan dengan penuh dinamika. Hal ini
setidaknya dipengaruhi oleh dua hal utama yaitu political will dan dinamika sosial.
Political will sebagai suatu produk dari eksekutif dan legislatif merupakan berbagai
regulasi yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan diantaranya tertuang dalam
Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28 C ayat (1), Pasal 31, dan Pasal 32 UUD 1945, maupun dalam
regulasi derivatnya seperti UU No.2/1989 tentang Sisdiknas yang diamandemen menjadi
UU No.20/2003, UU No.14/2005 tentang Guru dan Dosen, PP No.19/2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, serta berbagai rancangan UU dan PP yang kini tengah di
persiapkan oleh pemerintah (RUU BHP, RPP Guru, RPP Dosen, RPP Wajib belajar, RPP
Pendidikan Dasar dan Menengah, dsb.
Terkait dengan kondisi pendidikan di Indonesia, Abdul Malik Fadjar (Mendiknas
tahun 2001) mengakui kebenaran penilaian bahwa sistem pendidikan di Indonesia adalah
yang terburuk di kawasan Asia. Ia mengingatkan, pendidikan sangat dipengaruhi oleh
kondisi sosial politik, termasuk persoalan stabilitas dan keamanan, sebab pelaksanaan
pendidikan membutuhkan rasa aman. Menanggapi hasil survei Political and Economic
Risk Consultancy (PERC) yang menyebutkan bahwa sistem pendidikan di Indonesia

terburuk di kawasan Asia, yaitu dari 12 negara yang disurvei oleh lembaga yang
berkantor pusat di Hongkong itu, Korea Selatan dinilai memiliki sistem pendidikan
terbaik, disusul Singapura, Jepang dan Taiwan, India, Cina, serta Malaysia. Indonesia
menduduki urutan ke-12, setingkat di bawah Vietnam (Kompas,5/9/2001).
Kondisi ini menunjukan adanya hubungan yang berarti antara penyelenggaraan
pendidikan dengan kualitas pembangunan sumber daya manusia indonesia yang dihasilkan
selama ini, meskipun masih ada faktor-faktor lain yang juga mempengaruhinya.
D. Ruang Lingkup
Seminar Pendidikan Umum yang dilaksanakan pada tanggal 14 15 Desember 1998,
dengan Tema Pencarian Body of Knowledge Pendidikan Umum merupakan suatu
upaya untuk mempertegas kembali pentingnya Pendidikan Umum dalam proses
pendidikan pada umumnya dalam konteks : (1) Pendidikan Nilai; (2) Pendidikan
Kepribadian; (3) Program Studi ; (4) Mata Pelajaran MKDU; (5) Pengembangan
Kepribadian Utuh; (6) Warga Negara yang Baik; dan (7) Pengembangan Sikap Ilmiah
Dari gagasan yang muncul dalam seminar dirumuskan sebagai berikut :
1. Dalam memahami Pendidikan Umum, yang pertama kali harus dibedakan adalah : pada
konteks pendidikan umum manakah kita akan memahaminya. Cara memilah pendidikan
umum dapat dilakukan kedalam tiga kategori, yaitu: (a) Pendidikan umum sebagai Ilmu;
(b) Pendidikan umum sebagai program pendidikan (MKDU); dan (c) Pendidikan umum
sebagai program studi, seperti di PPS UPI. Dari ketiga dimensi pendidikan umum dapat
dikaji visi atau makna, misi dan tujuan, prinsip, struktur, isi atau muatan kurikulum dan
pendekatan yang digunakan
2. Pendidikan umum sebagai ilmu, program pendidikan dan program studi meliputi dua
bidang kajian inti yang membedakannya, dari bidang kajian ini, yaitu : (1) Pendidikan
nilai dan (2) pendidikan kepribadian.
3. Memahami Pendidikan Umum sebagai Program pendidikan dan Program Studi dapat
dilakukan dengan cara merinci tujuan, materi, metode, dan evaluasi pendidikan yang
dikembangkan menjadi suatu sistem terpadu, baik dari sudut pandang agama maupun
budaya. Dalam pengertian seperti itu, Pendidikan Umum harus sampai pada wilayah aksi
atau tindakan yang memberi makna besar bagi peserta didik.
4. Memahami Pendidikan Umum dapat dimulai dari pengkajian definisi yang positif
tentang Pendidikan Umum, yang kemudian dapat dikomparasikan antara satu dengan
yang lainnya. Langkah berikutnya adalah menjabarkan definisi tersebut kedalam definisi
operasional yang lebih memberikan kejelasan dan batasan tertentu tentang Pendidikan
Umum. Proses derivasi definisi kedalam definisi operasional, sangat berguna dalam

upaya penelitian tentang Pendidikan Umum, sehingga tekanan penelitian dapat berbedabeda antara satu dengan yang lainnya dan tetap berada dalam koridor garapan Pendidikan
Umum.
5. secara historis, awal pendirian Program Studi Pendidikan Umum, di PPS IKIP
sebenarnya sederhana, yaitu untuk menyiapkan dosen-dosen MKDU di Perguruan Tinggi.
Dosen-dosen yang dipanggil bermacam-mcam keahliannya; ada ekonom, ahli agama,
budayawan, sehingga berkembang kemudian disusun matakuliah yang terkesan aneh
seperti Ekonomi dan Pendidikan Umum Pancasila dalam Pendidikan Umum, IPA dalam
Pendidikan Umum, dan Agama dalam Pendidikan Umum. Satu tahun lamanya tidak
pernah ada yang menghiraukan matakuliah Agama dalam Pendidikan Umum, tetapi
setelah itu dihilangkan dan diganti dengan matakuliah Nilai-nilai Agama sebagai
Landasan Pendidikan Umum (diajarkan di S.3).
6. Menurut sudut pandang Islam tujuan pendidikan umum itu mencakup tiga tujuan
mulia, yaitu untuk mencapai manusia memiliki karakterisktik : (a) Hilmun, yaitu
kesanggupan atau kemampuan untuk menolak argumentasi orang bodoh dengan bahasa
yang santun; (b) Woro, yaitu tidak rakus, rendah hati, yang mampu membentangi dirinya
dari perbuatan maksiat; (c) Husnul khuluq, yakni berakhlaq baik sehingga ia bisa hidup di
antara manusia.
7. Adalah suatu keharusan bagi para ilmuwan Pendidikan Umum untuk memahami
gejolak nilai yang terjadi dalam kehidupan. Mereka tidak boleh hanyut dalam pergumulan
nilai (war of values). Mereka harus mampu menempatkan diri untuk ikut menata,
membina, mengembangkan dan ikut mengendalikan nilai-nilai baik yang berkembang
dalam masyarakat. Oleh karena itu, keahlian yang paling utama dan terpenting bagi ahli
Pendidikan

Umum

adalah

memahami

dan

mampu

mengemban

misi

dalam

mengembangkan kepribadian utuh dengan cara memupuk qolbu agar peserta didik
memiliki keteguhan hati.
8. Perumusan batang tubuh pendidikan umum dapat dilakukan dengan menggunakan
sudut pandang yang berbeda antara penggagas yang satu dengan yang lainnya, seperti
halnya dapat dilakukan melalui :
Pencarian proses dan karakteristik pendidikan umum secara random, sementara ini
dirumuskan dalam tujuh karakteristik pendidikan umum : (1) ide vital pendidikan umum
adalah learning termasuk pada agama; (2) kognitif, afektif dan psikomotorik, (3)
penerapan ilmu pendidikan dan psikologi dalam bidang studi; (4) Pendidikan umum
cenderung melakukan integrated knowledge system yang sama dengan pengorganisasian
trans. Disiplin; (5) Pendidikan umum sebagai problem solving lintas disiplin, dan (7)

Pendidikan umum harus bisa membuat streotype berfikir dalam beberapa disiplin ilmu
dan harus confident (percaya diri).
Melalui ilustrasi pohon pendidikan umum. Cara berikutnya adalah melalui ilustrasi pohon
pendidikan umum, yang memuat dan memposisikan ilmu pada kedudukannya dalam
Pendidikan Umum. Cara ini tentu saja tidak dapat dilakukan apabila tidak dibekali
dengan pemahaman yang luas tentang kedalam kajian disiplin-disiplin ilmu. Salah satu
gambaran body of knowledge Pendidikan Umum menurut cara ini, dapat disimak dalam
ilustrasi pohon Pendidikan Umum sebagai berikut :

Melalui suatu pengkajian dengan menggunakan kerangka filosofis yang memuat tiga
konsep utama yaitu : metafisika, epitemologi dan aksiologi. Metafisika berkenaan dengan
antropologi, kosmologi dan ontologi. Pada konsep tersebut, harus ditemukan apa obyek
materia dan oyek forma Pendidikan Umum. Epistemologi berkenaan dengan bagaimana
cara menimba pengetahuan dalam Pendidikan Umum, prosesnya, dan faktor
pendukungnya, agar memperoleh pengetahuan tentang Pendidikan Umum yang benar dan
menemukan tentang hakikat kebenaran dan kriterianya. Aksiologi berkenaan dengan
menemukan kegunaan ilmu pengetahuan dalam Pendidikan Umum, hubungan antara
sistem penggunaannya dengan norma dan moral, serta hubungan antara teknik operasinal
metode ilmiah Pendidikan Umum dengan norma profesional. Dari perspektif tersebut

Pendidikan Umum dapat dikaji dan diisi sehingga bentuk body of knowledge-nya dapat
dirumuskan.
Melalui proses rekonstruksi Pendidikan Umum berdasarkan ciri-ciri disiplin ilmu,
sehingga dapat ditemukan ilmu pendidikan dari Pendidikan Umum (Educology of
General Education),dan struktur formal disiplin Pendidikan Umum diantara disiplin ilmu
lainnya. Melalui cara ini, kajian tentang batang tubuh Pendidikan Umum dapat sampai
pada suatu pengkajian tentang muatan dan alur Pendidikan Umum sebagai disiplin ilmu.
Model pendekatan yang ditawarkan, dapat dilihat dalam makalah-makalah pada bab
tentang Pendidikan Umum sebagai Ilmu.

E. ANGKA MELEK HURUF (AMH)


Salah satu indikator pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
menurut MDGs adalah angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun. Kelompok
penduduk usia sekolah ini adalah kelompok penduduk usia produktif, sebagai sumber
daya pembangunan yang seharusnya memiliki pendidikan yang memadai dan
keterampilan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Oleh karena itu, dianggap
penting untuk melihat perkembangan kemajuan indikator ini.
Secara nasional berdasarkan tabel dibawah ini, rata-rata buta huruf perempuan
lebih tinggidibanding laki-laki. Namun demikian, di beberapa daerah seperti Sumatera
Barat,Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, NTT, Kalteng, Sulteng, dan Sulsel
angka buta huruf laki-laki jauh lebih tinggi dibanding perempuan. Perlu dilakukan
analisis lebih dalam untuk mengetahui alasan mengapa penduduk laki-laki muda di
daerah-daerah tersebut masih banyak yang belum mampu membaca dan menulis.
Dalam aspek ini, baik perempuan dan laki-laki kelompok umur 15-24 tahun
membutuhkan intervensi pemerintah dan masyarakat agar mereka tidak buta huruf dan
mampu mengakses lapangan pekerjaan.
Mengutip pernyataan Direktur Eksekutif UNICEF Ann M. Veneman pada peringatan
Hari Penghapusan Kemiskinan Sedunia (17 October 2009), hasil sebuah penelitian
menunjukkan bahwa investasisebesar $1 untuk pendidikan bagi anak perempuan akan
menghasilkan peningkatan 10 kali lipat produktivitas lebih banyak dibandingkan dengan
investasi pada anak laki-laki.
Dengan demikian, mempercepat kesetaraan laki-laki dan perempuan yang melek
huruf akan mempercepat pertumbuhan ekonomi dengan produktivitas yangmeningkat.

SOAL DAN JAWABAN:


1. Lingkup pendidikan yang dimulai dari keluarga.di keluarga orang tua mengajarkan
hal-hal positif dan mengembangkan potensi yang dimiliki anak didik adalah
pengertian dari ruang lingkup pendidikan . . .
A. Informal
B. Formal
C. Semiformal
D. Nonformal
E. Metaformal
2. Angkatan Kerja adalah.
A. bagian dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau sedang
mencari kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang produktif.
B. Jumlah penduduk yang bisa baca tulis dan jumlah penduduk usia > 15 tahun.
C. Mereka yang bukan pekerja atau sedang tidak mencari pekerjaan mereka
mengkonsumsi tidak memproduksi.
D. Jumlah angkatan kerja dalam kelompok umur sebagai presentase penduduk
dalam kelompok umur.
E. Mereka yang melakukan usaha atau pekerjaan.
4. Pengangguran yang terjadi akibat pindahnya seseorang dari suatu pekerjaan yang
lain
dan akibatnya harus mempunyai tenggang waktu dan berstatus sebagai
pengangguran sebelum mendapatkan pekerjaan yang adalah pengertian dari . . .
A. Pengangguran tidak kentara
B. Pengangguran friksional
C. Setengah menganggur
D. Pengangguran
E. Setengah menganggur kentara
5.

Angka melek huruf adalah..


A.
Lingkup pendidikan yang dimulai dari keluarga.di keluarga orang tua

B.

Persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang bisa membaca


dan menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam
kehidupannya sehari-hari.
C.
Para pekerja yang memproduksi barang dan jasa secara ekonomi dan
mereka aktif mencari pekerjaan.( pencari nafkah, penerima upah ).
D.
Angka yang menunjukkan banyaknya penduduk.
E.
Jumlah penduduk atau besarnya biasanya dikaitkan dengan
pertumbuhan.
6. Sebutkan yang bukan termasuk ke dalam kelompok bukan angkatan kerja . . .
A. Sekolah
B. Mengurusi anak
C. Pegawai
D. Rumah tangga
E. Pendidik
7. Tenaga Kerja adalah.
A. bagian dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau sedang mencari
kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang produktif.
B. bagian dari angkatan kerja yang berfungsi dan ikut serta dalam proses
produksi serta menghasilakn barang atau jasa dan berusia 15 tahun atau
lebih.
C. Jumlah penduduk yang bisa baca tulis dan jumlah penduduk usia > 15 tahun.
D. orang yang melakukan suatu kegiatan untuk mendapatkan hasil kerja yang
memuaskan
E. mereka yang bekerja untuk mendapatkan gaji dan upah.
8. Yang tidak termasuk pada karakteristik angkatan kerja dari pengaruh ketiga variabel
utama demografi.
A. Fertilitas
B. Mortalitas
C. Migrasi
D. Kelahiran
E. Otolitas
9. Tingkat kemiskinan akan bergerak mengikuti tingkat pengangguran dalam hal ini
ketika tingkat pengangguran mengalami kenaikan yaitu pendapat secara . . .
A. Teoritis
B. Spesifik
C. Metodologi
D. Analisis
E. Deskriptif
10. Sebutkan yang termasuk pada karakteristik Negara sedang berkembang, kecuali. .
A. Tingkat Pertumbuhan Penduduk Tinggi
B. Kualitas hidup rendah
C. Tingkat pengangguran tinggi
D. Ketergantungan terhadap sektor pertanian
E. Memiliki lapangan kerja yang luas

11. Sebutkan kegunaan Angka Melek Huruf, yang kecuali . . . .


A. Mengukur keberhasilan program-program pemberantasan buta huruf.
B. Menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap informasi
dari berbagai media.
C. Menunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis.
D. Mencerminkan potensi intelektual sekaligus kontribusi terhadap pembangunan
daerah.
E. mengukur banyaknya jumlah penduduk.
12. Ruang lingkup pendidikan terdiri dari.
A. Informal, formal, semi formal
B. Informal, non formal, formal
C. Formal dan semi formal
D. Semi formal, formal
E. Informal, formal
13. Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, menggambarkan bahwa yang
harus dikembangkan dalam diri peserta didik adalah potensi-potensi yang
dimilikinya, bukan berarti menjejali dengan ilmu pengetahuan semata tanpa
mempertimbangkan potensi-potensinya dalam hidup dan penghidupan selaku
manusia yang mempunyai keinginan, nafsu, akal dan naluri kemanusiannya. Pasal
berapakah yang terkandung didalamnya . . .
A. Pasal 6
B. pasal 2
C. Pasal 3
D. Pasal 4
E. Pasal 5
14. Pada tahun 1980 angkatan kerja Indonesia diperkirakan berjumlah 59 juta orang
yang terdiri dari 38 juta laki-laki dan 21 juta wanita. Pada tahun 1961 angkatan
kerja Indonesia berjumlah 34,6 juta orang, jumlah ini berkembang menjadi 41,3 juta
orang ditahun 1971. Uraian tersebur termasuk kepada angkatan kerja . . .
A. Jumlah Angkatan Kerja
B. Angkatan Kerja Menurut Umur
C. Angkatan Kerja Menurut daerah perdesaan/kota
D. Pengangguran di Indonesia
E. Angka Melek Huruf
15. Sebutkan konsep dalam angkatan kerja yang lazim dipakai, kecuali . . .
A. Gainful Worker Concept
B. Labor Force Concept
C. Labor Utilization Approach
D. Manpower Concept
E. Konsep Angkatan Kerja

RUMAH TANGGA
DAN KELUARGA

Keluarga dan Rumah Tangga


Istilah rumah tangga dan keluarga sering dicampur adukkan dalam kehidupan seharihari. Pengertian rumah tangga lebih mengacu pada sisi ekonomi, dalam rumah tangga
mendeskripsikan semua orang, baik yang berkerabat maupun yang tidak, yang menempati
satu unit perumahan, sedangkan keluarga lebih mengacu pada hubungan kekerabatan, fungsi
sosial dan lain sebagainya.

A. Keluarga
a. Pengertian Keluarga
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta : kula dan warga "kulawarga" yang
berarti "anggota" "kelompok kerabat. Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa
orang yang masih memiliki hubungan darah.
Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki
hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab diantara
individu tersebut.
Keluarga berbeda dengan Rumahtangga. Keluarga adalah sekelompok orang
yang mempunyai pertalian darah dan atau hukum yang terdiri dari suami, istri dan
atau anak-anaknya (disebut sebagai keluarga batih atau keluarga inti) atau terdiri dari
keluarga batih ditambah dengan beberapa orang yang mempunyai hubungan
kekerabatan langsung (disebut sebagai keluarga besar/extended family). Jumlah

keluarga dalam suatu rumahtangga biasanya didasarkan atas banyaknya pasangan


suami-istri di rumahtangga tersebut. Jumlah keluarga dalam suatu rumahtangga
ditandai dengan banyaknya kartu keluarga (KK) di rumahtangga tersebut. Keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.
Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih
dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan, dhidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan
didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
kebudayaan.
Keluarga didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang tinggal dalam satu
rumah yang masih mempunyai hubungan kekerabatan/hubungan darah karena
perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain sebagainya.
b. Tipe Keluarga
Ada beberapa tipe keluarga, yaitu :
1. Keluarga Inti (Nuclear family), yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak-anak kandung, anak angkat maupun adopsi yang belum kawin,
atau ayah dengan anak-anak yang belum kawin atau ibu dengan anak-anak
yang belum kawin.
2. Keluarga Konjugal, yaitu keluarga yang terdiri dari pasangan dewasa ( ibu
dan ayah )dan anak anak mereka dimana terdapat interaksi dengan
kerabat dari salah satu atau dua pihak orang tua.
3. Keluarga luas (extended family), yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu
anak-anak baik yang sudah kawin atau belum, cucu, orang tua, mertua
maupun kerabat-kerabat lain yang menjadi tanggungan kepala keluarga.
c. Peranan keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari
keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Sebagai istri dan ibu dari

anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai


pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok
dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya. Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
d. Tugas Keluarga
1. Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
2. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
3. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
4. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya
5.
6.
7.
8.
9.

masing-masing.
Sosialisasi antar anggota keluarga.
Pengaturan jumlah anggota keluarga
Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.

e. Fungsi Keluarga
1. Fungsi yang dijalankan keluarga adalah :
2. Fungsi Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan
menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan
anak.
3. Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan
anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
4. Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak
sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
5. Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan
perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi
dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling
pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam
keluarga.
6. Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan
mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga
menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain
setelah dunia.
7. Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari
penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.

8. Fungsi Rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang


menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita
tentang pengalaman masing-masing, dan lainnya.
9. Fungsi Biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan
sebagai generasi selanjutnya.
10. Memberikan kasih sayang, perhatian,dan rasa aman diaantara keluarga,
serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
f. Bentuk keluarga
Ada dua macam bentuk keluarga dilihat dari bagaimana keputusan diambil,
yaitu berdasarkan lokasi dan berdasarkan pola otoritas.
Berdasarkan lokasi
1. Adat utrolokal, yaitu adat yang memberi kebebasan kepada sepasang
suami istri untuk memilih tempat tinggal, baik itu di sekitar kediaman
kaum kerabat suami ataupun di sekitar kediamanan kaum kerabat istri;
2. Adat virilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri
diharuskan menetap di sekitar pusat kediaman kaum kerabat suami;
3. Adat uxurilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri
harus tinggal di sekitar kediaman kaum kerabat istri;
4. Adat bilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri
dapat tinggal di sekitar pusat kediaman kerabat suami pada masa tertentu,
dan di sekitar pusat kediaman kaum kerabat istri pada masa tertentu pula
(bergantian);
5. Adat neolokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri
dapat menempati tempat yang baru, dalam arti kata tidak berkelompok
bersama kaum kerabat suami maupun istri;
6. Adat avunkulokal, yaitu adat yang mengharuskan sepasang suami istri
untuk menetap di sekitar tempat kediaman saudara laki-laki ibu
(avunculus) dari pihak suami;
7. Adat natalokal, yaitu adat yang menentukan bahwa suami dan istri masingmasing hidup terpisah, dan masing-masing dari mereka juga tinggal di
sekitar pusat kaum kerabatnya sendiri.
Berdasarkan pola otoritas
1. Patriarkal, yakni otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh laki-laki (lakilaki tertua, umumnya ayah)
2. Matriarkal, yakni otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh perempuan
(perempuan tertua, umumnya ibu)
3. Equalitarian, suami dan istri berbagi otoritas secara seimbang.

g. Subsistem social
Terdapat tiga jenis subsistem dalam keluarga, yakni subsistem suami-istri,
subsistem orang tua-anak, dan subsitem sibling (kakak-adik). Subsistem suami-istri
terdiri dari seorang laki-laki dan perempuan yang hidup bersama dengan tujuan
eksplisit dalam membangun keluarga. Pasangan ini menyediakan dukungan mutual
satu dengan yang lain dan membangun sebuah ikatan yang melindungi subsistem
tersebut dari gangguan yang ditimbulkan oleh kepentingan maupun kebutuhan darti
subsistem-subsistem lain.

Subsistem orang tua-anak terbentuk sejak kelahiran

seorang anak dalam keluarga ,subsistem ini meliputi transfer nilai dan pengetahuan
dan pengenalan akan tanggungjawab terkait dengan relasi orang tua dan anak.

B. Rumah Tangga
a. Defenisi
Rumah tangga (household) adalah istilah lain yang kerap digunakan oleh para
pemasar

sewaktu mendeskripsikan perilaku konsumen. Rumah tangga berbeda

dengan keluarga dalam rumah tangga mendeskripsikan semua orang, baik yang
berkerabat maupun yang tidak, yang menempati satu unit perumahan. Baik untuk
rumah tangga maupun keluarga, data dapat digunakan oleh organisasi pemasaran
untuk analisis makro maupun pemasaran. Haverty mengidentifikasikan variabel
utama yang terlibat didalam analisis seperti ini :
a) Fungsi Produksi Rumah Tangga
b) Fungsi Pembelian
c) Produksi Rumah Tangga
d) Fungsi Konsumsi
e) Fungsi Pasar Tenaga Kerja
f) Fungsi Pemeliharaan Keluarga
b. Stok (Sumber Daya) Rumah Tangga
1. Informasi
2. Sumber Keuangan
3. Barang Pasar
4. Karakteristik
5. Waktu
c. Variabel Eksogen atau yang Ditetapkan Sebelumnya
1. Data
2. Peluang Pasar Tenaga Kerja
3. Peluang Pasar Produk
4. Struktur Rumah Tangga
5. Kepuasan

Walaupun rumah tangga dan keluarga kadang digunakan secara dapat


dipertukarkan sewaktu menganalisis bagaimana keputusan pembelian diambil, adalah
penting untuk membedakan antara kedua ini sewaktu memeriksa data. Rumah tangga
menjadi unit yang analisis yang lebih penting bagi pemasar karena pertumuhan yang
pesat di dalam keluarga trdisional dan rumah tangga nonkeluarga. Di antara rumah
tangga nonkeluarga,mayoritas besar terdiri dari orang-orang yang hidup sendiri.
Para pemasar tidak hanya berpikir tentang keluarga, kategori rumah tangga
yang terbesar, tetapi juga rumah tangga nonkeluarga, yang berkembang lebih cepat.

Soal dan Jawaban :


1. Keluarga yang tinggal terpisah di dua bangunan sensus tapi bangunannya masih dalam
satu segmen disebut..
a. Rumah tangga biasa
b. Produksi rumah tangga
c. Struktur rumah tangga

d. Rumah tangga khusus


e. KRT

2. Manakah yang bukan merupakan bahaya pengancam rumah tangga?


a. masalah menumpuk
b. mencari pelarian
c. dendam

d. kritik
e. saran

3. Di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, dhidupnya dalam satu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan
serta mempertahankan suatu kebudayaan, pernyataan tersebut di ungkapkan oleh?
a. max well
b. salvicion
c. celis

d. kader
e. b dan c benar

4. Fungsi keluarga salah satunya adalah mencari penghasilan, dan mengatur penghasilan
sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga, disebut fungsi
a. Ekonomi

d. fungsi perasaan

b. keluarga
c. pemenuhan kewajiban

e. fungsi kehidupan

5. Apakah arti patriarchal?


a. suami dan istri berbagi otoritas secara seimbang
b. otoritas dalam keluarga dimiliki oleh perempuan
c. otoritas dalam keluarga dimiliki oleh laki laki tertua
d. adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat tinggal di sekitar pusat
kediaman kerabat.
e. adat yang menentukan bahwa suami dan istri masing masing hidup terpisah
6. Dalam keluarga terdapat ibu, ayah dan anak. Keluarga ini termasuk dalam
keluarga.
a. keluarga inti
b. keluarga khusus
c. keluarga orientasi

d. keluarga prokreasi
e. keluarga bahagia

7. Anak anak melaksanakan peran psikosialnaya sesuai tingkat perkembangannya secara


berikut, kecuali.
a. fisik
b. mental
c. social

d. spiritual
e. aktifa

8. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya, merupakan.


a. peranan keluarga
b. tugas keluarga
c. fungsi keluarg
d. makna keluarga
e. subsistem keluarga
9. Untuk melihat komposisi anggota rumah tangga secara lebih rinci diperlukan keterangan
mengenai siapa saja yang tinggal dalam satu rumah tangga, maka langkah yang perlu
dilakukan adalah.
a. Hubungan dengan KRT
b. penghitungan anggota
c. menganalisis pola konsumsi
d. mencari data
e. menganalisis data
10. Keluarga berasal dari kata kula dan warga yang artinya
a. anggota dan kelompok kerabat
b. kerabat dan anggota
c. jumlah dan rata-rata
d. kepala dan anggota
e. rumah tangga dan kerabat
11. Bentuk keluarga di bawah ini berdasarkan lokasi kecuali
a. adat utrilokal
b. adat bilokal

c. avunkolokal
d. adat matriarchal
e. adat natalokal
12. Apakah perbedaan rumah tangga dan keluarga
a. keluarga mengacu kepada kekerabatan fungsi social sedangkan rumah tangga
mengacu pada system ekonomi
b. keluaga mengacu kepada system ekonomi dan rumah tangga mengacu kepada
c. kesehatan keluarga
d. keluarga membahas tentang anggota keluarga dan rumah tangga membahas tentang
anggota rumah tangga
e. keluarga bersifat statis dan rumah tangga bersifat dinamis
f. rumah tangga keluarga sama saja
13. kuesioner induk yang menanyakan data dasar dan selalu digunakan dalam setiap
pencacahan data Susena disebut.
a. kuesiner susenas
b. kuesioner modul
c. kuesioner kor
d. kuesioner supas
e. supas
14. Bagaimanakah pengaruh pendidikan pada rumah tangga?
a. Semakin tinggi pendidikan yang dicapai oleh seorang Kepala Rumah Tangga
diharapkan semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan dari anggota rumah tangganya
b. semakin tinggi pendidikan kepala rumah tangga semakin tinggi pula pola konsumsi
RT
c. semakin tinggi pendidikan kepala RT maka derajat RT
d. pendidikan tidak mempengaruhi kesejahteraan anggota RT
e. tinggi rendahnya pendidikan kepala rumah tangga tidak memiliki arti bagi anggota
keluarga
15. Bagaimanakah yang dikatakan RT/ keluarga yang sejahtera?
a. penghasilan RT biasa saja
b. KRT memiliki penghasilan yang tinggi
c. rumah tangga/keluarga akan sejahtera bila persentase pengeluaran untuk makanan
jauh lebih kecil dibandingkan persentase pengeluaran untuk non makanan
d. pengeluaran besar
e. penghasilan kecil

PROYEKSI PENDUDUK
DAN KEBIJAKSANAAN
KEPENDUDUKAN

PROYEKSI PENDUDUK DAN KEBIJAKSANAAN


KEPENDUDUKAN
1. PROYEKSI PENDUDUK
Definisi secara umum
Dalam rangka perencanaan pembangunan di segala bidang, diperlukan informasi
mengenai keadaan penduduk seperti jumlah penduduk, persebaran penduduk, dan
susunan penduduk menurut umur. Informasi yang harus tersedia tidak hanya menyangkut
keadaan pada saat perencanaan disusun, tetapi jugaa informasi masa lalu dan masa kini
sudah tersedia dari hasil sensus dan survei-survei, Sedangkan untuk masa yang akan
datang, informasi tersebut perlu dibuat suatu proyeksi yaitu perkiraan jumlah penduduk
dan komposisinya di masa mendatang.
Proyeksi penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk (menurut komposisis umur
dan jenis kelmain) di masa yang akan datang berdasarkan asumsi arah perkembangan
fertilitas, mortalitas dan migrasi.
Data penduduk Indonesia yang dapat dipakai dan dipercayya untuk keperluan proyeksi
adalah berasal dari sensus penduduk (SP) yang diselenggarakn pada tahun yang berakhir
0 dan survei antar sensus (SUPAS) padad tahun aynag berakhir S.
Jadi, Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk tetapi suatu
perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari komponen-komponen laju
pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran, kematian, dan perpindahan (migrasi).
A. Ruang Lingkup Proyeksi Penduduk:
Mencakup tentang jumlah dan laju prtumbuhan penduduk yang terdiri dari
kelahiran, kematian serta perpindahan/migrasi.
B. Manfaat proyeksi penduduk
a) Hasil proyeksi penduduk sanagat bermanfaat untuk perencanaan penyediaan
beras, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas perumahan, dan
fasilitas kesempatan kerja.
b) Untuk menentukan asumsi dari tingkat perkembangan kelahiran, kematian dan
perpindahan
c) Untuk memenuhi kebutuhan penduduk dimasa yang akan datang yaitu
perkiraan jumlah penduduk dan komposisinya dimasa yang akan datang.
C. Publikasi BPS tentang Proyeksi Penduduk

Proyeksi Penduduk Indonesia 1971-1980


Proyeksi penduduk Indonesia 1980-1990
Proyeksi Penduduk Indonesia per Propinsi 1990-2000
Proyeksi Penduduk Indonesia Per Propinsi 1995-2005
Perbaikan proyeksi selalu dilakukan, karena sering terjadi asumsi-asumsi yang
dibuat
mengenai fertilitas (fertility), mortalitas (mortality), dan migrasi (migration) tidak sesuai
lagi denagn keadaan data yang baru.
D. Sumber Data
Sensus Penduduk (SP71, SP80, SP90, SP2000).
Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS70, SUPAS85, dan SUPAS95).
2. ASUMSI
Asumsi fertilitas dan mortalitas dibuat berdasarkan tren tingkat fertilitas di
masa lalu dan kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan fertilitas. Asumsi
mortalitas juga berdasarkan tren tingkat mortalitas di masa lalu dan kebijakan
pemerintah sehubungan dengan tingkat kematian bayi. Karena sulitnya menentukan
asumsi migrasi, biasanya pola migrasi untuk masa yang akan datang dianggap sama
dengan pola migrasi data yang dipakai. Dalam penentuan setiap asumsi kondisi
spesifik daerah juga diperhatikan.

Hasil Proyeksi
Hasil Proyeksi dengan program Fivsin adalah :
- Penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin
- Parameter demografi :
Total Fertility Rate (TFR)
1. Infant Mortality Rate (IMR) menurut jenis kelamin
2. Expectation of Life at birth (E0) per jenis kelamin
3. Crude Birth Rate (CBR)
4. Crude Death Rate (CDR)
5. Rate of Natural Increase (RNI)
Seringkali jumlah penduduk di masa akan datang yang diperlukan adalah
jumlah penduduk umur tunggal. Untuk memecah penduduk menurut kelompok umur
menjadi umur tunggal (1 tahunan) digunakan metode yang disebut Karrop-King.
Proyeksi sangat tergantung dengan ketepatan dalam menentukan asumsinya.

3. METODE PROYEKSI PENDUDUK


Tulisan ini akan membahas beberapa metode proyeksi penduduk. Dari berbagai
literature, terdapat banyak metode dalam proyeksi penduduk. Masing-masingnya
memiliki asumsi sendiri, kekuatan dan kelemahan. Model-model yang umum yang
biasanya digunakan untuk proyeksi penduduk diantaranya adalah:
1. Model ekstrapolasi trend, yang diantaranya terdiri dari:
a. Model Linear
b. Model Geometric
c. Model Parabolic
2.
3.

Model Komponen Kohor


Model Ratio

a. Model Constant Share


b. Model Shift Share
c. Model Share of Growth
1. Model Eksplotasi Trend
Model ekstrapolasi trend secara sederhana menggunakan trend penduduk masa
yang lalu untuk memperkirakan jumlah penduduk masa yang akan datang. Metode ini
adalah metode yang mudah digunakan dalam rangka proyeksi penduduk. Selain itu,
metode ini juga digunakan untuk menghitung tingkat dan ratio pada masa yang akan
datang berdasarkan tingkat dan ratio pada masa yang lalu
Model ekstrapolasi trend yang banyak digunakan adalah model linear,
geometric dan parabolic. Asumsi dasar dari model linear, geometric dan parabolik
adalah pertumbuhan atau penurunan akan berlanjut tanpa batas. Namun demikian,
asumsi tersebut tidak mungkin diberlakukan jika proyeksi yang disusun adalah
proyeksi jangka panjang. Misalnya jika populasi di suatu daerah berkurang, dalam
jangka panjang model ini akan memproyeksikan penduduk menjadi nol, dan bahkan
menjadi negative. Demikian juga, jika jumlah penduduk di suatu daerah yang
meningkat, tidak mungkin akan meningkat pada jumlah yang tanpa batas. Dalam
kenyataannya, penduduk hanya akan meningkat sampai suatu tingkat dengan
kapasitas yang maksimum dan kemudian akan kembali turun atau stabil dalam
kaitannya dengan kepadatan penduduk, biaya hidup dan kualitas hidup. Oleh
karenanya, penggunaan model ekstrapolasi trend membutuhkan pemahaman yang
baik tentang kecenderungan pertumbuhan masa lalu untuk membuat estimasi dengan
batasan yang masuk akal (reasonable).
a. Model Linear (Aritmethic)
Model linear menurut Klosterman (1990) adalah teknik proyeksi yang paling
sederhana dari seluruh model trend. Model ini menggunakan persamaan derajat

pertama (first degree equation). Berdasarkan hal tersebut, penduduk diproyeksikan


sebagai fungsi dari waktu, dengan persamaan:
Pt = + T
Dimana : Pt = penduduk pada tahun proyeksi
= intercept = penduduk pada tahun dasar
= koefisien = rata-rata pertambahan penduduk
T = periode waktu proyeksi = selisih tahun proyeksi dengan tahun dasar
Hasil proyeksi akan berbentuk suatu garis lurus. Model ini berasumsi bahwa
penduduk akan bertambah/berkurang sebesar jumlah absolute yang sama/tetap ()
pada masa yang akan datang sesuai dengan kecenderungan yang terjadi pada masa
lalu. Ini berarti bahwa, jika P t+1 dan Pt adalah jumlah populasi dalam tahun yang
berurutan, Pt+1 Pt yang adalah perbedaan pertama yang selalu tetap (konstan).
Klosterman (1990), mengacu pada Pittengar (1976), mengemukakan bahwa model ini
hanya digunakan jika data yang tersedia relatif terbatas, sehingga tidak
memungkinkan untuk menggunakan model lain. Selanjutnya, Isserman (1977)
mengemukakan bahwa model ini hanya dapat diaplikasikan untuk wilayah kecil
dengan pertumbuhan yang lambat, dan tidak tepat untuk proyeksi pada wilayahwilayah yang lebih luas dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi.
b. Model Geometric.
Asumsi dalam model ini adalah penduduk akan bertambah/berkurang pada
suatu tingkat pertumbuhan (persentase) yang tetap. Misalnya, jika P t+1 dan Pt adalah
jumlah penduduk dalam tahun yang berurutan, maka penduduk akan bertambah atau
berkurang pada tingkat pertumbuhan yang tetap (yaitu sebesar P t+1/Pt ) dari waktu ke
waktu. Menurut Klosterman (1990), proyeksi dengan tingkat pertumbuhan yang tetap
ini umumnya dapat diterapkan pada wilayah, dimana pada tahun-tahun awal observasi
pertambahan absolut penduduknya sedikit dan menjadi semakin banyak pada tahuntahun akhir. Model geometric memiliki persamaan umum:
Pt = + T
Persamaan diatas dapat ditransformasi kedalam bentuk linear melalui aplikasi
logaritma, menjadi sebagai berikut:
LogPt =Log + T.log
c. Model Parabolik.
Model parabolic seperti model geometric berasumsi bahwa penduduk suatu daerah
tidak tumbuh dalam bentuk linear. Namun demikian, tidak seperti model geometrik
(yang berasumsi tingkat pertumbuhan konstan dari waktu ke waktu), pada model
parabolic tingkat pertumbuhan penduduk dimungkinkan untuk meningkat atau

menurun. Model ini menggunakan persamaan derajat kedua yang ditunjukkan sebagai
berikut:
Pt = + 1T + 2T2
Model parabolic memiliki dua koefisien yaitu 1 dan 2. 1 adalah koefisien linear (T)
yang menunjukkan pertumbuhan konstan, dan 2 adalah koefisien non-linear yang
(T2) yang menyebabkan perubahan tingkat pertumbuhan. Tanda positif atau negatif
pada 1 dan 2 bervariasi tergantung pada apakah tingkat pertumbuhan tersebut akan
meningkat atau menurun. Berdasarkan variasi pada tanda 1 dan 2, model akan
menghasilkan empat scenario sebagai berikut:
Tabel. Skenario dalam Model Parabolik
1

Efek terhadap pertumbuhan penduduk


Pertambahan yang semakin meningkat
+
+
Penduduk bertambah
Kurva cekung ke atas (Concave upward)
Pertambahan yang semakin berkurang
+
Penduduk berkurang
Kurva cekung ke bawah (concave downward)
Pertambahan yang semakin berkurang
+
Penduduk bertambah
Kurva cekung ke atas (Concave upward)
Pertambahan yang semakin meningkat
Penduduk berkurang
Kurva cekung ke bawah (concave downward)
Klosterman (1990), menyarankan demographer untuk terlebih dahulu mencermati (menguji
coba) model ini ketika akan diaplikasikan pada suatu daerah. Menurutnya, meskipun model
ini baik untuk daerah dengan pertumbuhan atau penurunan yang cepat, namun demikian
proyeksi jangka panjang akan menghasilkan angka yang sangat besar atau sangat kecil.
2. Model Komponen Kohor
Model-model ekstrapolasi trend yang didiskusikan diatas mengacu pada
perkiraan penduduk secara agregat, sementara model komponen kohor mengacu pada
perubahan-perubahan komponen penduduk (yaitu fertilitas, mortalitas dan migrasi)
secara

terpisah.

Penduduk

secara

keseluruhan

dibagi

kedalam

beberapa

kohor/kelompok umur. Interval (k) dari kohor ini umumnya dalam satu tahunan (0-1,
1-2, 2-3 dst), lima tahunan (0-4, 5-9, 10-14 dst), atau 10 tahunan (0-9, 10-19, 20-29.
Selanjutnya, kohor dibagi lagi berdasarkan gender dan etnis.
Pengelompokan penduduk berdasarkan komponen-komponen

yang

mempengaruhi perubahan penduduk, kelompok umur, gender dan etnis akan


membantu untuk membangun pemahaman yang lebih baik mengenai dinamika
penduduk suatu daerah. Karena ukuran kohor semakin kecil, maka akan semakin

terperinci informasi yang dapat digunakan dalam analisis. Misalnya, bayi dan
penduduk umur-umur tua akan memiliki persentase kematian yang lebih tinggi
dibandingkan penduduk usia muda. Jumlah kelahiran akan bervariasi berdasarkan
umur dan etnis dari penduduk wanita. Demikian juga, migrasi akan bervariasi
menurut umur, gender dan etnis individu.
Persamaan dalam model komponen kohor adalah:
Dimana:

Pt = penduduk tahun t pada kohor di interval k


t
= tahun
n = umur awal dari kohor
k = jumlah tahun dalam kohor (interval kohor umur)
DTH = total kematian
IR = total kelahiran
NMIG = total migrasi bersih

Karena penduduk kohor n pada tahun sebelumnya (


dalam kohor tersebut (
tahun t (

) dikurangi dengan jumlah kematian

) adalah jumlah penduduk yang bertahan hidup ke kohor n pada

), maka persamaan dapat ditulis ulang sebagai berikut:

Berikut diberikan perhitungan-perhitungan untuk ketiga komponen dalam metode ini:


a. Mortalitas-Tingkat Survival
Mortalitas dihitung dalam model sebagai jumlah penduduk dalam kohor tertentu n-k pada
tahun t-k, yang bertahan hidup ke kohor berikutnya (n) pada tahun t.

Dimana:
n-kSRVk

penduduk dari kohor n-k pada tahun t-k


= tingkat bertahan hidup (survival)

b. Kelahiran- Tingkat Fertilitas


Fertilitas adalah jumlah bayi yang dilahirkan wanita usia subur (biasanya antara 15-44 tahun).
Tingkat fertilitas diberikan melalui persamaan berikut:

Dimana:

tingkat fertilitas wanita dalam kohor n dari interval k


jumlah kelahiran oleh wanita pada kohor n

jumlah wanita dalam kohor n


Tingkat fertilitas yang diperoleh dari rumus diatas dapat digunakan untuk menghitung jumlah
kelahiran dalam interval waktu yang sama sesuai dengan ukuran kohor. Misalnya, jika ukuran

kohor adalah lima tahunan (0-4, 5-9, 10-14), maka proyeksi dapat dilakukan untuk interval
lima tahunan (2005, 2010, 2015).
Selanjutnya, jika wanita-wanita pada kohor umur tertentu tidak memiliki kelahiran, maka
untuk keakuratan perhitungan, tingkat fertilitas perlu disesuaikan. Tingkat fertilitas yang
disesuaikan adalah rata-rata dari dua tingkat fertilitas yang berurutan.

Dimana:

tingkat fertilitas yang disesuaikan dari wanita dalam

kohor n dengan interval k


Total kelahiran selanjutnya dibagi atas kelahiran bayi laki-laki dan bayi
perempuan berdasarkan sex ratio waktu lahir dari data masa yang lalu.
c. Migrasi bersih (Net Migration).
Migrasi bersih adalah perbedaan antara jumlah penduduk yang masuk dengan
jumlah penduduk yang keluar dari suatu daerah, dengan persamaan:
3. Model Ratio
Menurut Smith, Tayman dan Swanson (2001), model ratio-sebagaimana model
ekstrapolasi trend- juga didasarkan pada trend masa lalu. Model ratio menggunakan
konsep bahwa penduduk (atau perubahan penduduk) pada suatu wilayah yang lebih
kecil (wilayah studi) merupakan proporsi dari penduduk (perubahan penduduk) dari
wilayah yang lebih luas, atau wilayah basis (base area). Model ini sederhana dan
mudah dalam perhitungannya serta membutuhkan data yang relative lebih sedikit.
Meskipun demikian, model ini membutuhkan proyeksi penduduk dari wilayah basis
tersebut.
Model ratio mencakup model constant share, shift share dan model share of growth.
a. Model Constant Share
Model ini berasumsi bahwa share penduduk dari daerah studi merupakan suatu
proporsi yang konstan dari daerah basis dan proyeksi dilakukan berdasarkan proporsi
konstan tersebut.
Model disajikan dalam bentuk persamaan berikut:
Dimana: P = jumlah penduduk pada daerah studi
Pj = penduduk pada daerah basis atau daerah yang lebih luas yang didalamnya

terdapat daerah studi


l = tahun akhir dari observasi
= tahun proyeksi
Jika data wilayah studi menunjukkan kecenderungan yang sama seperti
wilayah basis, penggunaan model ini akan menghemat waktu dan lebih sederhana

dalam penerapannya. Namun demikian, jika daerah studi dan daerah basis memiliki
trend pertumbuhan yang berlawanan, artinya jika daerah studi mengalami penurunan
penduduk dan daerah basis mengalami peningkatan penduduk, atau sebaliknya,
proyeksi ini tidak dapat diaplikasikan
b. Model Shift Share
Model shift share mencoba mengoreksi kelemahan dari model constant share
dengan memasukkan indeks pergeseran (shift term) untuk menghitung perubahan
share penduduk dari waktu ke waktu. Jika pertumbuhan daerah studi lebih cepat dari
daerah basis maka shift term akan positif. Sebaliknya jika pertumbuhan daerah studi
lebih lambat dari daerah basis, maka shift termnya akan negative.
Persamaan dalam metode ini adalah sebagai berikut:

Dimana: b = tahun awal observasi


s = shift term
z = jumlah tahun dalam proyeksi (t-1)
y = jumlah tahun dalam periode observasi (1-b)
Satu kelemahan utama dari metode ini adalah jika terjadi pertumbuhan atau
pengurangan yang tinggi pada tahun dasar, hal ini dapat menyebabkan bertambahnya
atau berkurangnya penduduk dalam jumlah yang sangat besar pada tahun proyeksi.
Oleh karenanya, penggunaan metode ini untuk proyeksi penduduk jangka panjang
harus dilakukan secara hati-hati.
c. Metode share of growth
Metode ini menggunakan share dari pertumbuhan penduduk bukannya share
dari jumlah penduduk seperti yang digunakan dua model ratio sebelumnya. Asumsi
dasar dari model ini adalah bahwa share pertumbuhan penduduk daerah studi pada
periode observasi akan berlaku sama dalam periode proyeksi.
Model ini disajikan dalam bentuk persamaan berikut:
Metode ini akan lebih tepat diterapkan jika trend pertumbuhan penduduk pada daerah studi
sama dengan trend pertumbuhan pada daerah basis. Misalnya jika pertumbuhan penduduknya
sama-sama meningkat atau sama-sama menurun.
A. Tahap-tahap Proyeksi
1. Evaluasi Data
Salah satu data dasar yang dibutuhkan untuk membuat proyeksi penduduk dengan
metode komponen adalah jumlah penduduk yang dirinci menurut umur dan jenis kelamin.
Oleh karena itu untuk keperluan proyeksi ini, data dasar yang mengandung kesalahankesalahan tersebut perlu dievaluasi secara cermat, kemudian dilakukan perapihan

(adjustment) dengan tujuan untuk menghapus atau memperkecil berbagai kesalahan yang
ditemukan.
Umur; pelaporan umur tidak benar, cenderung umur mengelompok pada angka
yang berakhiran 0 dan 5.
Jenis Kelamin: Rasio jenis kelamin berfluktuasi diakibatkan mobilits laki-laki
lebih tinggi pada usia muda sehingga banyak terlewat cacah.
2. Perapihan Umur
Perapihan umur perlu dilakukan dengan tujuan untuk memperkecil kesalahan
yang ada dalam data. Jika perapihan umur tidak dilakukan maka kesalahan-kesalahan
itu akan terbawa ke dalam perhitungan proyeksi, sehingga akan mempengaruhi
jumlah dan struktur umur penduduk dalam periode proyeksi tersebut. Dalam
melakukan perapihan umur kesulitan yang dihadapi adalah tidak diketahui secara
pasti letak kesalahan-kesalahan yang ada, sehingga sulit menentukan umur-umur
mana yang sudah pasti salah dan mana yang benar, sehingga perapihan dilakukan
untuk semua kelompok umur.
Prorata (pro-rate), mengalokasikan TT (tidak terjawab) ke masing-masing
kelompok umur.
Perapihan (adjusment) penduduk 10-64 dengan rumus:
5 [ 5 10 5 5 5 5 5 10 ] 4 10 4
16
1
++
=+++xxxxxxPPPPPP
dimana = x P 5 jumlah penduduk 5 tahun hasil adjustment.
= x P 5 jumlah penduduk 5 tahunan sebelum adjusment
Perapihan (adjusment) penduduk 65+ tahun, dengan table stable population
karena dianggap pengaruhnya tidak besar (mendekati 0)
Perapihan (adjustment) penduduk 0-4 tahun dan 5-9 tahun dengsn
menggunakan survival ratio.
Perapihan Umur
1.Kelompok umur 10-64 tahun dengan metode UN yang disusun dalam
paket komputer Micro Computer Programs for Demographic Analysis
(MCPDA) :
5Px* = 1/16 (-5Px-10 + 45Px-5 + 105Px + 45Px+5 - 5Px+10)
5Px*= Jumlah penduduk yang telah dirapihkan menurut kelompok umur lima tahunan.
5Px = Jumlah penduduk dari data dasar menurut kelompok umur lima tahunan.
2. Kelompok umur 65 tahun ke atas dengan menggunakan distribusi penduduk 65 tahun ke
atas dari suatu negara yang penduduknya sudah stabil.

3. Kelompok umur 0-4 dan 5-9 tahun dengan menggunakan data kelahiran waktu lampau
1. ESTIMASI-ESTIMASI YANG DIGUNAKAN
a) Estimasi Tingkat Kelahiran (Fertilitas)
Indirect Method (Easwespo Packed Program), merujuk ke periode beberapa tahun
sebelum pelaksaan sensus/survei seperti metode Rele, Palmore, Guna-SekaranPalmore, dan Last Live Birth (anak lahir hidup terakhir yang merujuk pada tahun
pelaksaan sensus/survei).
Direct Method, menggunakan data langsung dari SPI87, SDKI91, SDKI97, dan
SUPAS95. angka yang dihasilkan lebih rendah daari pada hasil indirect method. Hal ini
disebabkan responden lupa kejadian kelahiran di masa lalu.
Sumber data SP71, SP80, SP90, SUPAS 85, SUPAS 95, SP2000.
b) Estimasi tingkat Kematian (Mortalitas)
Indirect Method (Mortpaklite/ MCPDA Packed Program), seperti metode Brass,
Sullivan, Trussell, dan Falloni Heligman. Input data adalah rata-rata lahir hidup
(ALH/CEB) dan anak masih hidup (AMH/CS) yang dibuat menjadi proporsi kematian
anak dari wanita pada kelompok umur yang dapat diestimasi menjadi probability of
dting (qx) P1/P2, P2/P3,. Berdasarkan rasio paritas, hasil yang diambil berasal dari
rata-rata wanita usia 20-24 (q2), 25-29 (q3) dan 30-34 (q5).
Direct Method, menggunakan data langsung dari SPI87, SDFKI91, SDKI97, dan
SUPAS95. angka yang dihasilkan lebih rendah dari pada hasil inderct method. Hal ini
disebabkan rsponden lupa kejadian kelahiran di masa lalu.
Sumber data SP71, SP80, SP90, SUPAS95, SP2000, SUSENAS93, SUSENAS94.
BPS memakai metode Trussel denagn pertimabangan metode ini sesuai denagn fase
yang terjadi di Indonesia (west model).
c) Estimasi Tingkat Migrasi
Migrasi seumur hidup (berdasarkan tempat lahir)
Migrasi total (berdasarkan tempat tinggal terakhir)
Migrasi Risen (berdasarkan tempat tinggal 5 tahun terakhir yang lalu), proyeksi
penduduk memakai migrasi risen dengan perpindahan antar propinsi sedangkan
perpindahan internasional diabaiakn (0).
Net migrasi (net migration) pertahun untuk setiap 1000 penduduk menurut
kelompok umur dengan menggunakan metode life table survival ratio (bila positif
berarti sebagai penerima migran, jika negatif berarti sebagai pengirim migran)
2. METODOLOGI
Menentukkan asumsi-asumsi untuk TFR, IMR dan Migrasi.
1. Fertilitas; untuk keperluan proyeksi penduduk perlu dibuat estimasi terhadap ASFR
maupun TFR. Edstimasi fertilitas harus realitistis terhadap perubahan fertilitas karena

peningkatan usia perkawinan wanita, meningkatnya pemakain alat kontrasepsi, dan


meningkatnya persentase wanita yang asih sekolah pada usia 15-19 tahun.
2. Mortalitas; dalam proyeksi penduduk perlu diperhatikan arah perkembangan
tingkat kesehatan, tingkat kematian yang akan terjadi di masa mendatang. Arah
perkembangan ini akan mennetukan tinggi/rendahnya pola kematian penduduk.
Asumsinya adalah konstan, sedang dan rendah.
3. Proyeksi penduduk memakai migrasi risen denagn perpendahan antar propinsi
sedangakn perpindahan internasioanal diabaikan (0).
Menghitung proyeksi penduduk Indonesia dengan menggunakan fungsi logistik
untuk membuat asumsi TFR dan IMR (misalnya diasumsikan TFR dengan NRR=1
dan IMR=20).
Menghitung proyeksi penduduk per propinsi (TFR diasumsikan = 2, IMR
menggunakan fungsi logistik).
Melakukan proses iterasi untuk menyamakan jumlah penduduk per propinsi denagn
jumlah penduduk Indonesia (sebagai patokan/ kontrol).
Fungsi Logistik
beat
YLk
+
=+
1
dimana Y = perkiraan TFR/IMR.
L = perkiraan asymtot bawah
k = konstanta
a & b = koefisien kurva
r = waktu
e = konstatnta eksponensial.
Hasil Proyeksi penduduk
Jumlah Penduduk
Laju pertambahan penduduk (LLP)
CBR (Crude Birth Rate)/ Tingkat Kelahiran Kasar
CDR (Crude Death Rate)/ Tingkat Kematian Kasar
NRR (Net Reproduction Rate)/ Banyaknya wanita yang dilahirkan oleh setiap wanita /
replacement level.
E0 (Expectation of Live).
3. KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN
Kebijakan kependudukan berhubungan dengan keputusan pemerintah. Dengan
mempengaruhi kelahiran, kematian, dan persebaran penduduk, pemerintah memiliki
strategi yang dianggap baik untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk. Di luar
kebijaksanaan persebaran penduduk atau migrasi, secara garis besar, kebijaksanaan

kependudukan terbagi menjadi dua bagian, yaitu kebijaksanaan pronatal dan


kebijaksanaan antinatal.
Kebijakan pembangunan seharusnya tidak hanya diarahkan untuk mengatasi
permasalahan kependudukan pada saat ini, tetapi juga dilakukan dalam rangka
mengantisipasi keadaan dan permasalahan kependudukan pada masa yang akan
datang. Oleh karenanya, dalam perumusan kebijakan diperlukan informasi keadaan
penduduk pada masa yang akan datang, yang dapat diperoleh melalui proyeksi atau
peramalan penduduk.
Proyeksi penduduk (population projections) dan peramalan penduduk
(population forecast) sering dipergunakan sebagai dua istilah yang sering
dipertukarkan. Meskipun demikian, kedua istilah ini sebenarnya memiliki perbedaan
yang sangat mendasar. Berbagai literature menyatakan proyeksi penduduk sebagai
prediksi (ramalan) yang didasarkan pada asumsi rational tertentu yang dibangun untuk
kecenderungan masa yang akan datang dengan menggunakan peralatan statistic atau
perhitungan matematik. Disisi lain peramalan (forecast) penduduk bisa saja dengan
atau tanpa asumsi dan/atau kalkulasi. Tanpa kondisi/syarat tertentu atau pendekatan
tertentu. (Smith, et.al 2001). Oleh karenanya, dapat dikatakan bahwa peramalan
adalah proyeksi, tetapi tidak semua proyeksi membutuhkan peramalan.

PERTANYAAN
1. Perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari komponen-komponen laju
pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran, kematian, dan perpindahan (migrasi) disebut
dengan
a. Sensus
c. Proyeksi penduduk
b. Statistika
d. Survei
2. Yang tidak termasuk dalam cakupan yang didata dalam proyeksi penduduk adalah..
a. Migrasi
c. Mortalitas
b. Pengangguran
d. Fertilitas
3. Proyeksi penduduk digunakan untuk, kecuali..
a. Mengetahui keadaan sanitasi lingkungan
b. Untuk menentukan asumsi dari tingkat perkembangan kelahiran, kematian dan
perpindahan
c. bermanfaat untuk perencanaan penyediaan beras, fasilitas kesehatan, fasilitas
pendidikan, fasilitas perumahan, dan fasilitas kesempatan kerja.
d. Untuk memenuhi kebutuhan penduduk dimasa yang akan datang yaitu
perkiraan jumlah penduduk dan komposisinya dimasa yang akan datang.
4. Metode yang digunakan untuk menghitung tingkat dan ratio pada masa yang akan
datang berdasarkan tingkat dan ratio pada masa yang lalu disebut dengan..
a. Model share of growth
c. Model komponen kohor
b. Model eksplotasi tren
d. Model ratio
5. Dibawah ini yang tidak termasuk dalam model ratio adalah..
a. Model parabolic
c. Model share of growth
b. Model constant share
d. Model shift share
6. Tahap-tahap proyeksi penduduk dilakukan dengan dua cara yaitu evaluasi data dan
perapihan umur. Tujuan dilakukannya perapihan umur yaitu
a. Mengevaluasi data
b. Untuk memperkecil kesalahan yang ada pada data
c. Menggambarkan keadaan penduduk
d. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program sensus
7. Evaluasi data dapat dilakukan dengan cara dibawah ini, kecuali:
a. Membandingkan data penduduk yang diperoleh dengan konfigurasi data
b. Mendata ulang kembali
c. Membandingkan dengan data dari daerah lain dengan kategori yang sama
d. Membandingkan dengan data lain yang dikumpulkan untuk tujuan lain

8. Salah satu metode estimasi tingkat kematian adalah Direct Method yang
menggunakan data dari..
a. Merujuk ke periode beberapa tahun sebelum pelaksaan sensus/survey
b. Metode Brass, Sullivan, dan Falloni Heligman
c. Metode Trussel sesuai denagn fase yang terjadi di Indonesia (west model).
d. Data langsung dari SPI87, SDFKI91, SDKI97, dan SUPAS95
9. Perpindahan pertahun untuk setiap 1000 penduduk menurut kelompok umur dengan
menggunakan metode life table survival ratio disebut dengan..
a. Migrasi seumur hidup
b. Migrasi total
b. Migrasi Risen
d. Net migrasi
10. Proyeksi penduduk yang disajikan dalam publikasi telah melalui proses penghitungan
yang teliti, namun hasil perhitungan juga tidak luput dari kesalahan-kesalahan yang
mungkin timbul, seperti kecuali..
a. kesalahan dalam pengumpulan data
b. proses memperkirakan komponen perubahan penduduk
c. Kesalahan survey di masa lampau
d. teknik perhitungan proyeksi yang dipakai
11. Dalam proyeksi penduduk perlu diperhatikan arah perkembangan tingkat kesehatan,
tingkat kematian yang akan terjadi di masa mendatang. Arah perkembangan ini akan
menentukan tinggi/rendahnya pola..
a. Kematian penduduk
c. laju pertambahan penduduk
b. Migrasi
d. morbiditas
12. Salah satu hasil dari proyeksi penduduk adalah NRR (Net Reproduction Rate). Yang
dimaksud dengan NRR disini adalah..
a. Angka kelahiran kasar
b. Jumlah penduduk
c. Harapan hidup
d. Banyaknya wanita yang dilahirkan oleh setiap wanita
13. Dalam perumusan kebijakan diperlukan informasi keadaan penduduk pada masa
yang akan datang, yang dapat diperoleh melalui..
a. Survey penduduk
c. sensus penduduk
b. Proyeksi penduduk
d. evaluasi data
14. Disisi lain peramalan (forecast) penduduk bisa saja dengan atau tanpa asumsi
dan/atau kalkulasi. Tanpa kondisi/syarat tertentu atau pendekatan tertentu. Adalah
pernyataan dari..
a. Smith
c. D.N Glass
b. Johan Graunt
d. Achille Guitard
15. Kebijakan kependudukan berhubungan dengan keputusan pemerintah. Dengan
mempengaruhi..

a.
b.
c.
d.

kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk


tingkat pengangguran di suatu wilayah
kualitas suatu penduduk
kemajuan pembangunan nasional daerah

DERAJAT KESEHATAN
MASYARAKAT

DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT

A. Konsep Sehat dan Sakit


Pengertian tentang keadaan sehat dan sakit sangat penting mengingat kita
harus dapat menentukan ada/tidaknya permasalahan/penyakit diantara masyarakat dan
seberapa banyaknya. Secara sederhana keadaan sakit itu dinyatakan sebagai :
Penyimpangan dari keadaan normal, baik struktur maupun fungsinya
Keadaan dimana tubuh atau organisme atau bagian dari organisme/populasi
yang diteliti tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dilihat dari keadaan
patologisnya

Menurut UU RI No. 23 tahun 1992, yang dimaksud dengan keadaan sehat


adalah keadaan meliputi kesehatan badan, rohani ( mental ) dan social dan bukan
hanya keadaan yang bebas penyakit, cacat, dan kelemahan sehingga dapat hidup
produktif secara sosial ekonomi. Beberapa aspek yang dapat dihubungkan dengan
derajat kesehatan adalah : lingkungan, pelayanan kesehatan dan perilaku.
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan sehat adalah:
1. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
2. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.
3. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan
di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan.
4. Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan.
5. Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna
B. Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat
Program pembangunan kesehatan yang selama ini dilaksanakan dapat dikatakan
cukup berhasil sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara
cukup bermakna, walaupun masih dijumpai bebarapa masalah dan hambatan yang
mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan. Derajat kesehatan yang optimal
dapat dilihat dari unsur kualitas hidup serta unsur mortalitas dan yang
mempengaruhinya yaitu morbiditas dan status gizi masyarakat.
Indikator derajat kesehatan masyarakat secara umum dapat dilihat dari :
1). Umur harapan hidup (Life expectations) : Umur harapan hidup diharapkan
meningkat pada tahun 1980 umur 50 tahun, pada tahun 2000 menjadi sekurangkurangnya berumur 60 tahun.
2). Angka kematian bayi (infant mortality) dan balita menurun : PADA tahun 1980,
angka kematian bayi sekitar 100/1000 kelahiran hidup, maka diharapkan pada tahun
2000 menjadi setinggi-tingginya 45/1000 kelahiran hidup. Angka kematian balita
menurun dari 40/1000 balita saat ini menjadi setinggi-tingginya 15/1000 balita di
masa yang akan datang.
3). Tingkat kecerdasan penduduk : Hal ini dapat diukur dengan tingkat pendidikan
gologngan wanita diharapkan meningkat dengan penurunan angka buta huruf dari
sekitar 50 % pada tahun 1977 menjadi sekitar 25 % pada tahun 2000.
4). Bayi lahir : Bayi yang dilahirkan dari ibu dengan berat badang 2500 gram atau
yang kurang yang dewasa ini adalah sekitar 14 % diharapkan akan turun menjadi
setinggi-tingginya 7% pada masa yang akan datang
5). Angka kesakitan (Morbiditas)

1. Mortalitas
Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang
spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan.
Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000
individu per tahun, hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi
100.000 terdapat 950 kematian per tahun. Mortalitas berbeda dengan morbiditas
yang merujuk pada jumlah individual yang memiliki penyakit selama periode
waktu tertentu.
Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapar dilihat dari kejadian
kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Angka kematian umumnya
dapat dihitung dengan melakukan berbagai survey dan penelitian.
a. Angka Kematian Bayi(AKB)
Dari kematian yang terdapat pada komunitas dapat diperoleh melalui survey,
karen sebagian besar kematian terjadi dirumah, sedangkan data kematian pada
fasilitas kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB, tetapi tidak mudah
untuk menemukan faktor yang paling dominan, diantaranya:
Tersedianya berbagai fasilitas dan pelayanan masyarakat dengan tenaga
medis yang terampil
Kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke norma
kehidupan yang modern.
b. Angka Kematian Ibu(AKI)
Angka Kematian Ibu adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat
komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang di catat selama
satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
c. Angka Kematian Kasar(AKK)
Angka Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan besarnya
kematian yang terjadi pada tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk.
Angka ini disebut kasar karena belum memperhitungkan umur penduduk.
d. Angka Harapan Hidup Waktu Lahir(AHHWL)
Penurunan AKB sangat berpengaruh terhadap kenaikan angka harapan
hidup waktu lahir. Angka kematian bayi sangat peka terhadap perubahan
derajat kesehatan dan kesejahteraan masyrakat, sehingga perbaikan derajat
kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan kenaikan AHHWL.
Meningkatnya angka harapan hidup ini secara tidak langsung juga
memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidupdan derajat
kesehatan masyarakat.

2. Morbiditas
Angka kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal masyarakat(community
based data) melalui studi morbiditas dan hasil pengumpulan data, baik dari Dinas
Kesehatan yang dalam hal ini bersumber dari puskesmas maupun dari sarana
pelayanan kesehatan(fasility based data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan
dan pelaporan.
a. Penyakit Menular
i. Penyakit Malaria
Penyakit malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia, dimana perkembangannya dipantau melalui Annual Parasite
Incidence (API).
Usaha pencegahan dan pemberantasannya:
Tindakan-tindakan terhadap manusia,
Pendidikan kesehatan terhadap masyarakat agar mereka dapat terhindar
dari penyakit malaria dengan usahanya sendiri.
Pengobatan semua penderita untuk penyembuhan dan meniadakan
sumber penularan
Tindakan-tindakan terhadap Plasmodium sp (sebagai vektornya)
Usaha untuk membasmi larva(jentik-jentik)
Menggunakan larvacida, misalnya malarial
Secara biologis dengan memelihara ikan pemakan jentik-jentik
Meniadakan air tergenang tempat bertelurnya nyamuk
Usaha untuk membunuh Imagonya,
Dengan Insecticida, misalnya DDT, Pyrethrum, dsb
Bila Anopheles sp bersentuhan dengan insectisida akan mati
dalam waktu 24-28 jam
2). Penyakit TB(Tuberculosis) Paru
Menurut hasil Surkesnas 2001, TB Paru menempati urutan ke-3 pentebab
kematian. Selain menyerang paru-paru, TB dapat menyerang organ lain.
3). Penyakit HIV/AIDS
Perkembangan penyakit HIV/AIDS terus menunjukkan peningkatan,
meskipun berbagai upaya penanggulangan terus dilakukan.
Secara stimulan, hal-hal yang dapat memperbesar tingkat resiko penyebab
terjadinya HIV/AIDS:
Semakin tingginya mobilitas penduduk antar wilayah, menyebabkan
sentra-sentra ekonomi di Indonesia.
Meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman.
Meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan.

Saat ini, Indonesia telah digolongkan sebagai negara dengan tingkat


epidemic yang terkonsentrasi, yaitu danya prevalensi lebih dari 5% pada
sub populasi tertentu.
4). Infeksi Saluran Pernafasan Akut(ISPA)
ISPA masih menjadi penyebab utama kematian bayi dan balita di Indonesia.
Upaya dalam rangka pemberantasan penyakit ISPA lebih difokuskan pda
upaya penemuan dini dan tatalaksana kasusu yang cepat dan tepat terhadap
penderita pneumonia balita yang ditemukan.
5). Penyakit Kusta
Meskipun Indonesia mencapai eliminasi kusta pada pertengahan 2000,
sampai saat ini penyakit kusta masih menjadi salh satu masalah kesehatan
masyarakat. Hal ini terbukti dengan masih tingginya jumlah penderita kusta
di Indonesia dan merupakan negara dengan urutan ketiga penderita
terbanyak di dunia.
b. Pencegahan terhadap penyakit menular
1). Pemberantasan Penyakit Tuberculosis
Indonesia telah mengembangkan dan memulai penerapan rencana
pembangunan lima tahun untuk pemberantasan TB (2002-2006). Telah ada
peningkatan marginal dalam kasus tingkat deteksi selama dua tahun terakhir
hanya karena Pusat Kesehatan telah melaksanakan DOTS. Untuk
memperbaiki hal ini, Badan Swasta dan Tempat Kesehatan Masyarakat
lainnya harus terlibat dalam pelaksanaan DOTS. Kualitas pelaksanaan
DOTS, terutama sistem pencatatan dan pelaporan, pada saat ini mengalami
beberapa kekurangan yang perlu diatasi dengan memperkuat dan
meluruskan kegiatan DOTS di tingkat pusat, propinsi dan daerah. Agar
dapat menyediakan dukungan teknis yang berkesinambungan untuk
mengatasi hal ini, maka penting untuk memperkuat dukungan teknis dalam
negeri dengan menambah staf di tingkat nasional dan lapangan.
Sasaran:
Memperbaiki pelaksanaan pelayanan DOTS di seluruh negeri dengan
membentuk kemitraan yang efektif dengan provider kesehatan di sektor lain
(publik-gabungan publik & publik - gabungan swasta), dan penyediaan
dukungan teknis yang berkesinambungan.
2). Pemberantasan Penyakit Malaria
Malaria tetap menjadi salah satu penyakit menular yang utama di sebagian
besar daerah di Indonesia. Ancaman yang muncul kembali telah terjadi di
daerah-daerah pengawasan efektif sebelumnya. Angka kesakitan dan
kematian Malaria secara bermakna mempengaruhi bagian-bagian yang
lebih miskin di negara. Sebuah rencana pembangunan telah dikembangkan,

bersama dengan meningkatnya pendanaan yang baru-baru ini disetujui


melalui Global Fund untuk AIDS, TB dan Malaria, namun pelaksanaanya
belum dimulai. Kini desentralisasi sedang berjalan yang memerintahkan
pelaksanaan tanggung jawab di tingkat daerah dan propinsi. Unit Malaria di
DepKes meneruskan kebutuhan untuk memperkuat fungsinya sebagai
koordinator dari "Gebrak Malaria" dan GFATM. Kebijakan perawatan obatobatan perlu terus diawasi dengan timbulnya kembali pola resistansi.
Sasaran:
Meningkatkan dan memelihara kualitas dari komponen-komponen terpilih
dan daerah-daerah yang terjangkau oleh rencana kerjasama "Gebrak
Malaria" untuk dilaksanakan dibawah GFATM dan sumber donatur lainnya.
3). Pencegahan dan pemberantasan terhadap penykit menular lainnya
Infeksi Filariasis dan penularannya selalu terdapat di banyak daerah tanpa
kegiatan pengawasan yang cukup. Proyek percobaan untuk ELF
memperlihatkan hasil yang menjanjikan yang perlu ditingkatkan ke tingkat
propinsi, sesuai dengan komitmen untuk target penghapusan global
(Mekhong Plus).
Infeksi Dengue dan komplikasinya seperti demam berdarah terus meningkat
di daerah kota dan pinggir kota dengan meningkatnya angka kesakitan
namun menurunnya angka kematian yang menjanjikan. Partisipasi dan
jaringan masyarakat diperlukan untuk memulai pengawasan dari penularan
dengue (terutama di perkotaan) dan filariasis (terutama di pedesaan).
Leptospirosis tetap menjadi hal yang serius meskipun tidak ada laporan
yang mengancam. Rabies dan Japanese Encephalitis adalah masalah utama
yang memerlukan dukungan dari sistem pemerintahan untuk memperkuat
pengawasan dan vaksin pencegahan.
Frambesia dan kusta adalah penyakit menular yang dapat diobati, namun
dengan penularan utama yang terjadi di daerah yang miskin, terpencil,
kurang pelayanannya, diperlukan kesadaran yang ditingkatkan dan
dukungan dari pemerintah setempat, dan juga tingkat daerah. Helminthiasis
yang sangat umum dan sangat endemis dengan pengaruh kesehatan yang
kronik yang dapat secara luas ditingkatkan melalui pemberantasan cacing
yang berulang-ulang secara masal, yang harus dikoordinasikan dengan
perawatan ELF dimanapun memungkinkan.
Sasaran:
Meningkatkan dan mempertahankan kualitas dari komponen-komponen
terpilih dan bidang-bidang yang termasuk dalam program nasional untuk
mencegah, mengawasi, dan menghapuskan penyakit-penyakit yang
ditargetkan, termasuk ELF, partisipasi dan jaringan masyarakat untuk
pengawasan dengue dan arbovirus lainnya, anti-helminthiasis deworming,
leptospirosis, rabies, yaws dan kusta.
c. Status Gizi
1). Pengertian Status Gizi

Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam


pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh
berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga
didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan
oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan
nutrien. Penelitian status gizi merupakan pengukuran
yang didasarkan pada data antropometri serta biokimia
dan riwayat diit (Beck, 2000: 1).
Menurut Almatsier (2001) status gizi adalah keadaan tubuh sebagai
akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi.
Status Gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk
variabel tertentu, merupakan indeks yang statis dan agregatif sifatnya
kurang peka untuk melihat terjadinya perubahan dalam waktu penduduk
misalnya bulanan (Anonim, 2007).
Menurut Ibnu Fajar dkk (2002), status gizi adalah ekspresi dari keadaan
keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu.
2). Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi
Faktor External
Faktor eksternal yang mempengaruhi status gizi antara lain:

Pendapatan
Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf ekonomi
keluarga, yang hubungannya dengan daya beli yang dimiliki keluarga
tersebut (Santoso, 1999).

Pendidikan
Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan, sikap
dan perilaku orang tua atau masyarakat untuk mewujudkan dengan
status gizi yang baik (Suliha, 2001).

Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupan keluarganya. Bekerja umumnya merupakan
kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai
pengaruh terhadap kehidupan keluarga (Markum, 1991).

Budaya
Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan
kebiasaan (Soetjiningsih, 1998).

Faktor Internal
Faktor Internal yang mempengaruhi status gizi antara lain :
Usia

Usia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki


orang tua dalam pemberian nutrisi anak balita (Nursalam, 2001).

Kondisi Fisik
Mereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang lanjut
usia, semuanya memerlukan pangan khusus karena status kesehatan
mereka yang buruk. Bayi dan anak-anak yang kesehatannya buruk,
adalah sangat rawan, karena pada periode hidup ini kebutuhan zat gizi
digunakan untuk pertumbuhan cepat (Suhardjo, et, all, 1986).

Infeksi
Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau
menimbulkan kesulitan menelan dan mencerna makanan (Suhardjo, et,
all, 1986).

3). Penilaian Status Gizi


a). Penilaian Status Gizi Secara Langsung
Penilaian Status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat
penilaian yaitu :
Antropometri
Pengertian :
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau
dari sudut pandangan gizi, maka antropometri gizi berhubungan
dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi
tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Penggunaan :
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat
ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Keterseimbangan ini
terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh
seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
Klinis
Pengertian :
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai
status gizi masyarakat.
Penggunaan :
Penggunaan metode ini umumnya untuk survey klinis secara cepat (rapid
clinical surveys). Survey ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat
tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi.
Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status untuk
mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan
pemeriksaan. Fisi yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat
hidup.

Biokimia
Pengertian :
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang
diuji secra laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan
tubuh.
Penggunaan :
Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan dapat
terjadi keadaan malnutrisi iyang lebih parah lagi. Banyak gejala yang
kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak
menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
Biofisik
Pengertian :
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
dengan cara melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan
melihat perubahan struktur dari jaringan.
Penggunaan :
Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta
senja (epidemic of nigh blindnees). Cara yang digunakan adalah tes
adaptasi gelap (Fajar, Ibnu dkk, 2002).
b). Secara tidak langsung
Penilaian Status gizi secara tidak langsung dapat dibedakan menjadi 3
(tiga) yaitu :
Survey Konsumsi Makan
Pengertian :
Survey konsumsi makana nadalah metode penentuan khusus gizi secara
tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang
dikonsumsi.
Penggunaan :
Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran
tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat keluarga dan
individu. Survey ini dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
zat gizi.
Statistik Vital
Pengertian :
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis
data beberata statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan
umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data
lainnnya yang berhubungan dengan gizi.
Penggunaan :

Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak


langsung pengukuran status gizi masyarakat.
Faktor Ekologi
Pengertian :
Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi masalah ekologi sebagai hasil
interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya.
Penggunaan :
Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui
penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan
program intervensi gizi (Fajar, Ibnu, dkk. 2002).
4). Sumber Penyakit(Agens)
Faktor sumber penyakit dapat dibagi menjadi delapan unsur, yaitu unsur
gizi, kimia dari luar, kimia dari dalam, faktor faali/fisiologis, genetik,
psikis, tenaga dan kekuatan fisik, dan biologi/parasit.
a). Gizi
Unsur gizi swing diakibatkan oleh defisiensi zat gizi dan beberapa
toksin yang dihasilkan oleh beberapa bahan makanan, di samping akibat
kelebihan zat gizi. Di bawah ini beberapa penyakit yang diakibatkan oleh
kekurangan dan kelebihan zat gizi tertentu.
b). Kimia dari Luar
Penyakit dapat muncul karena zat kimia dari luar seperti obat-obatan,
bahan kimia yang terdapal dalam makanan, penambahan zat aditif dalam
makanan yang berlebihan.
c). Kimia dari Dalam
Agens yang berasal dari kimia dari dalam yang dihubungkan dengan
metabolisme dalam tubuh seperti sistem hormonal (hormon tiroksin),
kelebihan lemak, dan sebagainya.
d). Faktor Faali
Faktor faali dalam kondisi tertentu, seperti pada saat kehamilan,
eklampsia pada waktu melahirkan dengan tanda-tanda bengkak atau
kejang.
e). Genetis
Beberapa penyakit yang disebabkan karena faktor genetis seperti
diabetes mellitus (kencing manis), kepala besar terdapat pada orang
mongolid, buta warna, hemofill, dan albino.
f). Faktor Psikis
Faktor psikis yang dapat menimbulkan penyakit adalah tekanan darah
tinggi dan tukak lambung yang disebabkan oleh perasaan tegang (stres).

g). Tenaga dan Kekuatan Fisik


Sinar matahari, sinar radioaktif, dan lain-lain merupakan faktor tenaga
dan kekuatan fisik yang dapat menimbulkan penyakit.
h). Faktor Biologis dan Parasit
Faktor biologis dan parasit (metazoa, bakteri, jamur) dapat
menyebabkan penyak defisiensi gizi atau infeksi.
C. Faktor Utama Yang Menentukan Indikator-Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat
Menurut Hendrick L. Blumin, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat, yaitu: perilaku masyarakat, keadaan lingkungan,
keturunan/faktor keturunan, pelayanan kesehatan.
1. Perilaku Masyarakat
Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan
dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau
genetika.
Dalam kedokteran perilaku seseorang dan keluarganya dipelajari untuk
mengidentifikasi faktor penyebab, pencetus atau yang memperberat timbulnya
masalah kesehatan. Intervensi terhadap perilaku seringkali dilakukan dalam
rangka penatalaksanaan yang holistik dan komprehensif.
Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yangberpengaruh
terhadap derajat kesehatan, akan disajikan dua indikator, yaitu Persentase Rumah
Tangga ber-Perilaku Hidup Sehat(PHBS) dan Persentase Posyandu Purnama dan
Mandiri.
a. PHBS di Rumah Tangga
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah
tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan
sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga ber PHBS
yang melakukan 10 PHBS yaitu :
1). Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2). Memberi ASI ekslusif
3). Menimbang balita setiap bulan
4). Menggunakan air bersih
5). Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6). Menggunakan jamban sehat
7). Memberantas jentik dd rumah sekali seminggu
8). Makan buah dan sayur setiap hari
9). Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10). Tidak merokok di dalam rumah

b. Posyandu Purnama dan Mandiri


Pengertian Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam
pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat,
oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta
pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana.
Peran serta masyarakat di bidang kesehatan sangat besar. Wujud nyata bentuk
peranserta masyarakat antara lain muncul dan berkembangnya Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), misalnya Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) yang merupakan salah
satu bentuk pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat untuk
masyarakat dengan dukungan tehnis dari petugas kesehatan.
Sebagai indikator peran aktif masyarakat melalui pengembangan UKBM
digunakan persentase desa yang memiliki Posyandu. Posyandu merupakan
wahana kesehatan bersumberdaya masyarakat yang memberikan layanan 5
kegiatan uatama (KIA, KB, Gizi, Imunisasi dan P2 Diare) dilakukan dari,
oleh, untuk dan bersama masyarakat.
2. Keadaan Lingkungan
Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan beberapa indikator
yang merupakan syarat dikatakan lingkungan itu bersih dan sehat.
a. Rumah Sehat
Kriteria utama sebuah rumah sehat adalah terdapatnya sirkulasi udara yang
baik dan cukup serta pencahayaan yang baik. Kedua hal ini bisa didapatkan
dengan cukupnya jumlah ventilasi dan jendela. Fungsi utama dari ventilasi
adalah untuk menjaga agar sirkulasi udara berjalan dengan baik sehingga
keseimbangan oksigen yang diperlukan penghuni rumah dapat terjaga dengan
baik. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan tidak lancarnya sirkulasi udara
sehingga akan membuat rumah menjadi pengap dan sesak.
b. Tempat-tempat Umum yang Sehat
Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat Umum Pengelolaan Makanan
(TUPM) merupakan suatu sarana yang dikunjungi banyak orang, dan
berpotensi menjadi tempat penyebaran penyakit. TUPM meliputi hotel,
restoran, pasar dan lain-lain. Sedangkan TUPM sehat adalah tempat umum
dan tempat pengelolaan makanan dan minuman yang memenuhi syarat
kesehatan, yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah,
sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruangan)
yang sesuai dengan banyaknya pegunjung dan memiliki pencahayaan ruang
yang memadai.
c. Rumah Tangga Menurut Sarana Pembuangan Air Besar
Sarana pembuangan air besa dibedakan atas 4 macam, yaitu:

Memakai jamban leher angsa


Jamban plengsengan
Jamban cempung
Dan tidak memakai jamban

3. Keturunan/Faktor Genetik
Pengaruh sifat keturunan(genetik) yang ada pada diri manusia ada dua bentuk
pemisalan:
1). Sifat dan kriteria yang nampak dalam bentuk kemampuan dan kesiapan
manusia, seperti: penyakit TBC, seorang anak yang dilahirkan dari orang tua yang
berpenyakit demikian, akan berpotensi pula akan terserang penyakit tersebut.
Akan tetapi jika anak tersebut sudah dipisahkan sejak lahirnya dan dipindahkan ke
lingkungan yang sehat, maka memperoleh kesehatannya.
2). Anak yang dilahirkan melalui asal usul genetik yang baik, maka perkembangan
anak tersebut nantinya akan beradaptasi dengan lingkungan dimana ia tinggal.
Jika ia tinggal dalam lingkungan yang kurang mendukung, maka kemampuannya
pun akan pudar. Begitu juga sebagai sesuatu yang mungkin melalui pengaruh
iklim dan makanan dapat merubah kondisi badan bagi manusia.
Begitu juga dengan Penyebab terjadinya osteoporosis, dapat terjadi mulai dari
genetik (dalam) hingga pengaruh gaya hidup (luar). Untuk penyebab osteoporosis
karena faktor genetik tidak dapat diubah sebab merupakan bawaan dari lahir,
sedangkan penyebab osteoporosis akibat pengaruh gaya hisup merupakan faktor
yang dapat diubah. Faktor genetik penyebab osteoporosis anatara lain riwayat
keluarga, jenis kelamin, usia dan etnis, sedangkan faktor pengaruh gaya hidup
antara lain seperti asupan nutrisi, olahraga yang teratur, kebiasaan merokok dan
konsumsi alkohol.

4. Pelayanan Kesehatan
Untuk menggambarkan akses dan mutu pelayanan kesehatan, disajikan beberapa
indikator, antara lain
a. Puskesmas
Puskesmas, adalah Organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya
kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan
terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan
menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat
guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat.

Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada


pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajad kesehatan yang
optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.
Pelayanan di Puskesmas
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.Secara umum, mereka harus memberikan
pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif baik melalui
upaya kesehatan perorangan (UKP) atau upaya kesehatan masyarakat (UKM).
Puskesmas dapat memberikan pelayanan rawat inap selain pelayanan rawat
jalan. Hal ini disepakati oleh puskesmas dan dinas kesehatan yang
bersangkutan. Dalam memberikan pelayanan di masyarakat, puskesmas
biasanya memiliki subunit pelayanan seperti puskesmas pembantu, puskesmas
keliling, posyandu, pos kesehatan desa maupun pos bersalin desa (polindes).
b. Rumah Sakit
Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang
pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan
lainnya.
Perbandingan antara jumlah ranjang rumah sakit dengan jumlah penduduk
Indonesia masih sangat rendah. Untuk 10 ribu penduduk cuma tersedia 6
ranjang rumah sakit.
Berikut merupakan tugas sekaligus fungsi dari rumah sakit, yaitu :
Melaksanakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis,
Melaksanakan pelayanan medis tambahan, pelayanan penunjang medis
tambahan,
Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman,
Melaksanakan pelayanan medis khusus,
Melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan,
Melaksanakan pelayanan kedokteran gigi,
Melaksanakan pelayanan kedokteran sosial,
Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan,
Melaksanakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan rawat
tinggal (observasi),
Melaksanakan pelayanan rawat inap,
Melaksanakan pelayanan administratif,
Melaksanakan pendidikan para medis,
Membantu pendidikan tenaga medis umum,
Membantu pendidikan tenaga medis spesialis,
Membantu penelitian dan pengembangan kesehatan,
Membantu kegiatan penyelidikan epidemiologi,

c. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau
upaya kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang.
Sarana kesehatan meliputi balai pengobatan, pusat kesehatan rnasyarakat,
rumah sakit umum, rumah sakit khusus, praktik dokter, praktik dokter gigi,
praktik dokter spcsialis, praktik dokter gigi spesialis, praktik bidan, toko obat,
apotek, pedagang besar farmasi, pabrik obat dan bahan obat, laboratorium,
sekolah dan akademi kesehatan, balai pelatihan kesehatan, dan sarana
kesehatan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai