Kata “Statistik” berasal dari kata status (bahasa latin), state (bahasa Inggris)
atau kata staat (bahasa Belanda) dan dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi
Negara. Pada mulanya, kata “statistik” diartikan sebagai “kumpulan bahan keterangan
(data) baik yang berwujud angka (data kuantitatif) maupun yang tidak berwujud
angka (kualitatif). Namun, pada perkembangan selanjutnya, arti kata statistik hanya
dibatasi pada “kumpulan bahan keterangan yang berwujud angka (data kuantitatif) “
saja. Bahan keterangan yang bersifat bukan angka tidak lagi disebut sebagai
statistik.Dalam bahasa Inggeris dijumpai istilah statistics artinya “ilmu statistik”,
sedangkan statistic diartikan sebagai “ukuran yang diperoleh atau berasal dari
sampel,” sebagai lawan kata “parameter” yang artinya “ukuran yang diperoleh dari
populasi.” (Sudijono, Anas. 2014)
Dalam Istilah “statistik’’ itu terkandung berbagai macam pengertian diantaranya
menurut (Sudijono, Anas. 2014) sebagai berikut :
1) Istilah “statistik’’ terkadang diberi pengertian “data statistik’’. Data statistic adalah
kumpulan bahan keterangan yang berupa angka atau bilangan. Atau dengan istilah
lain berarti “deretan atau kumpulan angka yang menunjukan keterangan mengenai
cabang kegiatan hidup tertentu’’. Misalnya: statistic penduduk. Dengan demikian
istilah statistic dalam arti data kuantitatif/data statistic adalah data angka yang dapat
memberikan gambaran mengenai keadaan, peristiwa tertentu.
4) Istilah statistik diberi pengertian sebagai “ilmu statistik’’. Ilmu statistik adalah
ilmu yang membahas dan mengembangkan secara ilmiah tahap-tahap yang ada dalam
kegiatan statistik.
Statistik pada dasarnya merupakan alat bantu untuk memberi gambaran atas
suatu kejadian melalui bentuk yang sederhana, baik berupa angka-angka maupun
grafik-grafik. Mengingat perannya sebagai alat bantu, maka perlu disadari bahwa
kunci keberhasilan analisis statistik masih terletak pada pemakaiannya. Statistik bisa
digunakan untuk ukuran sebagai wakil dari sekelompok fakta mengenai nilai rata-rata
mahasiswa, presentase hasil belajar, ramalan kemampuan mahasiswa, dan lain-lain.
Untuk memperoleh sejumlah informasi yang menjelaskan masalah untuk ditarik
kesimpulan yang benar, kita harus melalui beberapa proses, yaitu proses
pengumpulan informasi, pengelolaan informasi, dan proses penarikan kesimpulan.
A. Pengertian Statistik
Statistika cenderung disebut sebagai statistik meski keduanya memiliki arti yang
berbeda. Statistik adalah data sedang statistika adalah ilmu yang berhubungan dengan
pengumpulan dan pengolahan data. Statistika berfungsi untuk mengembangkan pola
pikir logis dan ilmiah terutama di era globalisasi dimana semua bidang tidak terlepas
dari penggunaan angka, data, dan fakta (Riduwan, 2015).
Menurut (Budiyono, 2017) Statistika adalah suatu pengetahuan yang
berhubungan dengan pengumpulan, penyusunan, penyajian, dan pengambilan
kesimpulan (generalisasi) populasinya berdasarkan data sampel yang diperoleh.
Sedemikian hingga secara garis besar Statistika dapat dibedakan menjadi dua jenis
yakni statistika deskriptif dan statistika inferensial. Statistik adalah sekumpulan angka
yang menjelaskan sesuatu, baik angka yang masih acak (belum terurut) maupun
angka yang disusun dalam daftar atau bagan. Kata statistik berasal dari bahasa Latin
dan berarti “status”, yang berarti keadaan atau hal-hal yang berkaitan dengan
penyelenggaraan negara. Statistik adalah seperangkat metode dan aturan untuk
mengumpulkan, menganalisis, memproses, dan menafsirkan data dalam jumlah besar.
Statistika juga merupakan sekumpulan angka yang menggambarkan sifat-sifat data
atau hasil pengamatan.
Menganalisa data sama artinya kita melaksanakan tindakan/perlakuan terhadap
data untuk menghasilkan tujuan tertentu baik berupa gambaran atas data ataupun
berupa kesimpulan terhadap kondisi atau kejadian di mana data diambil. Pengambilan
alat analisis akan sangat berpengaruh pada pengambilan keputusan atas data yang
sudah terkumpul. Kesalahan pengambilan alat analisis akan menghasilkan
kesimpulan yang tidak valid dan berdampak pada penggunaan dan penerapan hasil
penelitian (Maswar, 2017).
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa Data adalah segala fakta dan angka
yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, baik itu dalam bentuk
angka, huruf, simbol, yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan.
E. Jenis-Jenis Data
Data berdasarkan sifatnya terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan salah satu jenis data penelitian. Berbeda
dengan data kuantitatif yang berbentuk angka, data ini berbentuk cerita. Pada
umumnya data kualitatif digunakan untuk penelitian yang berkaitan dengan
fenomena atau gejala sosial yang mempengaruhi suatu masyarakat. Data
kualitatif adalah data verbal yang lebih identik dengan ciri-ciri atau
karakteristik daripada variabel numerik. Oleh karena itu, informasi ini tidak
dapat diukur dan dihitung secara pasti.
Menurut (Sugiyono, 2015), data kualitatif dapat didefinisikan sebagai
data yang berupa kata-kata, grafik dan gambar. Data kuantitatif dapat
didefinisikan dalam bentuk angka atau data kualitatif. Teknik pengumpulan
data adalah observasi, survei untuk kelompok sasaran. Dalam statistik, data
ini terkadang disebut sebagai data kategorikal. Data kategorikal adalah
informasi yang dapat dikelompokkan berdasarkan atribut dan
karakteristiknya.
Data kualitatif yaitu data yang berhubungan dengan karegorisasi
karakteristik berwujud pernyataan, atau berupa kata-kata. Contohnya harga
minyak turun, harga dollar naik, dan lain sebagainya.
2. Data Kuantitatif
Menurut (Sugiyono, 2018), metode penelitian kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti populasi dan sampel pada umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisa data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Data kuantitatif adalah jenis data yang nilainya secara nyata bisa
diukur dalam bentuk angka atau hitungan, dengan nilai numerik unik yang
terkait dengan setiap teknik pengumpulan data. Sehingga data dalam riser ini
juga dikenal sebagai data numerik, tipe data ini mendeskripsikan variabel
penelitian yang bersifat numerik.
Menurut (Sudaryana, dkk. 2022) Penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang menekankan pada analisis data-data numerik (angka) yang
diolah dengan metode statistik. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif
dilakukan pada penelitian inferensial (pengujian hipotesis) dan menyandarkan
kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalah penolakan hipotesis nol
(nihil). Dengan metode kuantitatif, diperoleh signifikansi perbedaan kelompok
atau hubungan antar variabel yang diteliti. Pada umumnya, penelitian
kuantitatif merupakan penelitian sampel besar.
Penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis kegiatan penelitian yang
spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak
awal hingga pembuatan desain penelitian, baik tentang tujuan penelitian,
subjek penelitian, objek penelitian, sampel data, sumber data, maupun
metodologinya. Sesuai dengan namanya penelitian kuantitatif melibatkan diri
pada perhitungan atau angka atau kuantitas.
Data berdasarkan skala pengukuran terbagi menjadi 4, Menurut Sugiyono
(2016) skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai
acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang
ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam
pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
Pengukuran merupakan aturan-aturan pemberian angka untuk berbagai objek
sedemikian rupa sehingga angka ini mewakili kualitas atribut. Terdapat empat
jenis skala yang dapat digunakan untuk mengukur atribut, yaitu: skala
nominal, skala ordinal,skala interval, dan skala ratio.
a. Skala nominal
Merupakan salah satu jenis pengukuran dimana angka dikenakan
untuk objek atau kelas objek untuk tujuan identifikasi. Nomor jaminan
social seseorang, nomor punggung pemain sepakbola, loker, dan lain-lain
adalah suatu skala nominal. Demikian juga, jika dalam suatu penelitian
tertentu pria diberikan kode 1 dan wanita mendapat kode 2, untuk
mengetahui jenis kelamin seseorang adalah melihat apakah orang ini
berkode 1 atau 2. Angka-angka tersebut tidak mewakili hal lain kecuali
jenis kelamin seseorang. Wanita, meskipun mendapat angka yang lebih
tinggi, tidak berarti “lebih baik” dibanding pria, atau “lebih banyak” dari
pria. Kita boleh saja membalik prosedur pemberian kode sehingga wanita
berkode 1 dan pria berkode 2.
b. Skala ordinal
Menurut (Irianto, 2015), skala nominal adalah skala yang paling
sederhana disusun menurut jenis (kategorinya) atau fungsi bilangan. Dengan
kata lain skala nominal yaitu angka yang tidak mempunyai arti hitung. Angka
yang diterapkan hanya merupakan simbol/tanda dari objek yang akan
dianalisis.
Merupakan salah satu jenis pengukuran dimana angka dikenakan
terhadap data berdasarkan urutan dari objek. Disini angka 2 lebih besar dari 1,
bahwa angka 3 lebih besar dari 2 maupun 1. Angka 1, 2, 3, adalah berurut,
dan semakin besar angkanya semakin besar propertinya.
Contoh, angka 1 untuk mewakili mahasiswa tahun pertama, 2 untuk
tahun kedua, 3 untuk tahun ketiga, dan 4 untuk mahasiswa senior. Namun kita
juga bisa memakai angka 10 untuk mewakili mahasiswa tahun pertama, 20
untuk tahun kedua, 25 untuk tahun ketiga, dan 30 untuk mahasiswa senior.
Cara kedua ini tetap mengindikasikan level kelas masing-masing mahasiswa
dan relative standing dari dua orang, yaitu siapa yang terlebih dahulu kuliah.
c. Skala interval
Merupakan salah satu jenis pengukuran dimana angka-angka yang
dikenakan memungkinkan kita untuk membandingkan ukuran dari selisih
antara angkaangka. Selisih antara 1 dan 2 setara dengan selisih antara 2 dan 3,
selisih antara 2 dan 4 dua kali lebih besar dari selisih antara 1 dan 2.
Contoh adalah skala temperature, misalnya temperature yang rendah
pada suatu hari adalah 40o F dan temperature yang tinggi adalah 80o F. Disini
kta tidak dapat mengatakan bahwa temperature yang tinggi dua kali lebih
panas dibandingkan temperature yang rendah karena jika skala Fahrenheit
menjadi skala Celsius, dimana C = (5F – 160) / 9, sehingga temperature yang
rendah adalah 4,4o C dan temperature yang tinggi adalah 26,6o C.
Data interval adalah data yang memiliki sifat dari data nominal dan
data ordinal. Data interval dapat diurutkan berdasarkan kriteria yang
ditentukan. Adapun data interval ini lebih unggul dari data ordinal bahwa data
interval memiliki kesamaan jarak (equality interval) dengan data yang telah
diurutkan. Kelebihan lainnya, data interval dapat diolah dengan menggunakan
teknik analisis ordinal atau nominal namun diubah terlebih dahulu ke bentuk
skala ordinal atau nominal. Contoh data interval yaitu rentang IPK mahasiswa
antara 3,00 sampai 3,50 sama jaraknya dengan 2,50 sampai 3,50 (Yusuf,
2014).
d. Skala ratio
Merupakan salah satu jenis pengukuran yang memiliki nol alamiah
atau nol absolute, sehingga memungkinkan kita membandingkan magnitude
angkaangka absolute. Tinggi dan berat adalah dua contoh nyata disini.
Seseorang yang memiliki berat 100kg boleh dikatakan dua kali lebih berat
dibandingkan seseorang yang memiliki berat 50 kg, dan seseorang yang
memiliki berat 150 kg tiga kali lebih berat dibandingkan seseorang yang
beratnya 50 kg. Dalam skala ratio nol memiliki makna empiris absolute yaitu
tidak satu pun dari property yang diukur benar-bnar eksis
Latihan Soal :
1. Apa yang dimaksud dengan statistika ?
2. Apa manfaat mempelajari statistik ?
3. Apa perbedaan antara statistik deskriptif dan statistik inferensial ?
4. Tuliskan instrument apa saja yang digunakan dalam menggumpulkan data ?
5. Bagaimana cara mengumpulkan data ?
Daftar Pustaka
Rusli, Muhammad. (2014), Pengelolaan Statistik Yang Menyenangkan. Yogyakarta :
Graha Ilmu
Martias, L. (2021), Statistika Deskriptif Sebagai Kumpulan Informasi. Jurnal Ilmu
Perpustakaan dan Informasi. Vol. 16 (1) : 43-44
Samosir, P. Wilson, R. Ratnawati. Dasar-dasar statistika inferensi dalam penelitian,
Jakarta : Uki Press
Setia, Pramana. (2017), dasar-dasar Statistika dengan software R konsep dan aplikasi.
Jakarta : in Media
Rizki, L, M. Fauziddin, M. (2021). Studi kasus pada mahasiswa yang mengalami
kesulitan belajar pada mata kuliah statistika. Jurnal prndidikan tambusai. Vol 5
(3):11305-11306
Yam, J. (2020). AMBIGUITAS STATISTIKA DESKRIPTIF & STATISTIKA
INFERENSIAL. Pelita : Jurnal Penelitian Dan Karya Ilmiah, 20(2), 113-123.
Agus, Irianto. (2021), Statistik Untuk Ilmu Sosial. Padang: Kencana
Riduwan, Buchari. (2014), Pengantar Statistika Sosial. Bandung: Alfabeta
Asra, Abuzar. (2014), Esensi Statistik Bagi Kebijakan Publik. Jakarta: In Media