Anda di halaman 1dari 26

FISIKA STATISTIK

MAKALAH STATISTIKA

Dr. Karya Sinulingga, M.Si.

Disusun
O
L
E
H
KELOMPOK
Laila Azwani Panjaitan (8186175007)
Nida’ul Khairiyah (8186175010)

Program Pasca Sarjana Pendidikan Fisika A


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap kali kita melakukan kegiatan pengumpulan data statistik, maka pada umumnya
kegiatan tersebut akan menghasilkan kumpulan data angka yang keadaannya tidak teratur,
berserak dan masih merupakan bahan keterangan yang sifatnya kasar dan mentah. Dikatakan
“kasar” atau “mentah”, sebab kumpulan angka dengan kondisi seperti yang disebutkan di atas
belum dapat memberikan informasi secara ringkas dan jelas mengenai ciri atau sifat yang
dimiliki oleh kumpulan angka-angka tersebut. Oleh karena itu, agar data angka yang telah
berhasil dihimpun itu “dapat berbicara” dan dapat memberikan informasi yang berarti,
diperlukan adanya tindak lanjut salah satunya adalah Penyajian Data.
Tidak terlepas hubungannya dengan pernyataan di atas, maka salah-satu tugas statistik
sebagai ilmu pengetahuan adalah meyajikan atau mndeskripsikan data angka yang telah
dikumpulkan menjadi lebih teratur, ringkas, dan lebih dapat memberikan gambaran yang
jelas. Salah satu penyajian data adalah tabel. Dengan adanya data yang disajikan
menggunakan tabel, sebuah informasi dapat dipahami dengan mudah tanpa menggunakan
kalimat-kalimat penjabaran.. Adanya tabel dapat memudahkan dalam membaca informasi
dari data yang disajikan.karena data tersebut telah disusun secara teratur atau sistematis.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah perbedaan statistik dan statistika?
2. Bagaimana peranan statistika?
3. Apakah yang dimaksud dengan populasi dan sampel?
4. Bagaimana cara penyajian data statisik dan cara pengumpulan data yang benar?
5. Apa yang dimaksud dengan skala pengukuran?
6. Bagaimana cara membuat tabel distribusi frekuensi?

C. Tujuan
1. Untuk menngetahui perbedaan statistik dan statistika
2. Untuk mengetahui peranan statistika
3. Untuk mengetahui populasi dan sampel
4. Untuk mengetahui cara penyajian data statisik dan cara pengumpulan data yang benar
5. Untuk mengetahui skala pengukuran dalam penelitian
6. Untuk mengetahui cara membuat tabel distribusi frekuensi
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Statistik dan Statistika


Istilah statistik berasal dari bahasa latin “status” yang artinya suatu negara. Suatu
kegiatan pengumpulan data yang ada hubungannya dengan kenegaraan, misalnya data
mengenai penduduk, data mengenai penghasilan dan sebagainya, yang lebih berfungsi untuk
melayani keperluan administrasi. Dalam arti sempit statistik dapat diartikan sebagai data,
tetapi dalam arti luas statistik dapat diartikan sebagai alat (Sugiyono. 2010). Secara
kebahasaan, statistik berarti catatan angka-angka (bilangan); perangkaan; data yang berupa
angka-angka yang dikumpulkan, ditabulasi, dikelompokkan, sehingga dapat memberi
informasi yang berarti mengenai suatu masalah, gejala atau peristiwa. Menurut Sutrisno Hadi
(1995), Statistik adalah untuk menunjukkan kepada pencatatan angka-angka dari suatu
kejadian atau kasus tertentu. Selaras dengan apa yang didefinisikan oleh Subana (2005)
bahwa statistik adalah kumpulan fakta berbentuk angka yang disusun dalam daftar atau tabel
dan atau diagram, yang melukiskan atau menggambarkan suatu persoalan.
Statistika memiliki sejarah yang panjang dalam sejarah peradaban manusia. Pada jaman
sebelum masehi, bangsa-bangsa di Mesopotamia, Mesir, dan Cina telah mengumpulkan data
statistik untuk memperoleh informasi tentang berapa pajak yang harus dibayar oleh setiap
penduduk, berapa hasil pertanian yang mampu diproduksi, berapa cepat atlet lari dan
sebagainya. Pada abad pertengahan, lembaga Gereja menggunakan statistika untuk mencatat
jumlah kelahiran, kematian, dan perkawinan (Purwanto, 2003).
Statistika yang dimulai dengan pengumpulan dan penyajian data, kemudian semakin
berkembang dengan ditemukannya teori probabilitas dan teori pengambilan keputusan yang
sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari agar efisien pada semua bidang, baik sosial,
ekonomi, politik, manajemen, maupun teknik. Pada tahun 1950-an, statistika memasuki
wilayah pengambilan keputusan melalui proses generalisasi dan peramalan dengan
memperhatikan faktor risiko dan ketidakpastian. Kenyataan itu sebenarnya sudah diramalkan
oleh seorang ahli statistik H. G. Wells yang hidup pada tahun 1800-an yang mengatakan
“berpikir secara statistika suatu saat akan menjadi suatu kemampuan atau keahlian yang
sangat diperlukan dalam masyarakat yang efisien, seperti halnya kebutuhan manusia untuk
membaca dan menulis” (Lind, 2002).
Statistika memang mempunyai kaitan dan manfaat langsung dengan banyak hal dalam
kehidupan manusia. Lalu, apa arti sesungguhnya dari statistika? Istilah statistika perlu
dibedakan dengan statistik. Statistik adalah suatu kumpulan angka yang tersusun lebih dari
satu angka. Misalnya, angka pengangguran di Indonesia diperkirakan akan naik sebesar 9
persen di Tahun 2009 dari tahun lalu, sekitar 8.5 persen. Kenaikan jumlah pengangguran ini
lebih disebabkan menurunnya penyerapan tenaga kerja dalam bidang industri, yang mencapai
36.6 persen pada kuartal kedua di tahun 2008 ini. Angka 9 persen, 8,5 persen, dan 36.6
persen adalah contoh dari statistik. Jadi, sesuatu yang tersusun dari satu angka atau lebih
disebut dengan statistik. Sementara itu, statistika adalah ilmu mengumpulkan, menata,
menyajikan, menganalisis, dan menginterpretasikan data menjadi informasi untuk membantu
pengambilan keputusan yang efektif. Istilah statistika dapat pula diartikan sebagai metode
untuk mengumpulkan, mengolah, menyajikan, menganalisis, dan menginterpretasikan data
dalam bentuk angka-angka (Dajan, 1995).
Selain itu, statistika juga merupakan cabang ilmu matematika terapan yang terdiri dari
teori dan metoda mengenai bagaimana cara mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasi,
menghitung, menjelaskan, mensintesis, menganalisis, dan menafsirkan data yang diperoleh
secara sistematis. Dengan demikian, didalamnya terdiri dari sekumpulan prosedur mengenai
bagaimana cara mengumpulkan data, meringkas data, mengolah data, menyajikan data,
menarik kesimpulan dan interpretasi data berdasarkan kumpulan data dan hasil analisisnya.
Sedangkan dalam dunia pendidikan, statistika membahas tentang prinsip-prinsip, metode, dan
prosedur yang digunakan sebagai cara pengumpulan, menganalisa serta menginterpretasikan
sekumpulan data yang berkaitan dengan dunia pendidikan.

Alasan Mempelajari Statistika


Mengapa statistika perlu dipelajari? Statistika memiliki kegunaan yang luas bagi
pengambilan keputusan yang tepat di berbagai bidang kehidupan. Karena, sekurang-
kurangnya ada dua alasan penting untuk mempelajari statistika. Pertama, statistika
memberikan pengetahuan dan kemampuan kepada seseorang untuk melakukan evaluasi
terhadap data. Dengan pengetahuan statistika yang dimiliki, seseorang dapat menerima,
meragukan bahkan menolak (kebenaran, keberlakuan) suatu data. Dalam kehidupan sehari-
hari, sebenarnya kita berhadapan dengan statistika. Contoh yang dapat kita temukan dengan
mudah akhir-akhir ini adalah hasil jajak pendapat (polling) yang disajikan oleh sejumlah
media cetak, baik surat kabar maupun masalah di ibu kota. Beberapa hasil jajak pendapat
tersebut melakukan inferensi berdasarkan sampel yang ditarik. Inferensi yang diperoleh dari
hasil jajak pendapat tersebut beberapa ada yang valid, namun ada pula yang tidak valid.
Selain masalah validitas ini kita juga perlu memperhatikan masalah sampel karena terdapat
jajak pendapat yang dilakukan dengan jumlah (besar) sampel yang tidak memadai. Untuk
dapat menilai kebenaran atau keberlakuan hasil (data) penelitian tersebut, kita memerlukan
statistika. Meskipun demikian, statistika dapat dengan mudah digunakan untuk
menyampaikan hasil yang berbeda dengan keadaan sebenarnya jika mereka yang
memanfaatkan hasil atau temuan suatu penelitian tidak memahami statistika.
Contoh lainnya dalam kehidupan sehari-hari adalah iklan produk yang ditayangkan di
televisi, di mana produk tersebut (misalkan minuman teh hijau) mengaku dapat bekerja
secara efektif menurunkan berat badan pada 90% konsumennya. Alasan kedua, bagi
mahasiswa ilmu-ilmu sosial, statistika amat bermanfaat bagi dunia kerja kelak. Bidang
pekerjaan yang berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial akan menuntut Anda untuk mampu
melakukan hal-hal, seperti membuat interpretasi dari temuan suatu survei atau suatu data
statistik, menerapkan metode-metode analisis statistik dalam menyusun inferensi,
memberikan gambaran karakteristik dari unit analisis suatu penelitian (baik
individu/perorangan kelompok maupun organisasi) atau menyusun laporan berdasarkan
analisis-analisis statistik. Misalkan, dalam suatu penelitian tentang "Pengaruh televisi pada
penggunaan waktu luang anak di desa transisi", peneliti ingin mengetahui, berdasarkan
sampel yang ditarik, proporsi dari anak yang keluarganya memiliki televisi. Selanjutnya,
peneliti dapat juga melakukan perbandingan karakteristik penggunaan waktu luang anak di
antara kelompok anak yang keluarganya memiliki dan yang tidak memiliki televisi di desa
tersebut. Dalam analisisnya, peneliti dapat mengetahui apakah perbedaan di antara 2
kelompok anak tersebut merupakan perbedaan sebenarnya atau hanya merupakan suatu
kebetulan sebagai akibat adanya variasi acak (random) dalam data sampel. Manfaat atau
kegunaan statistika tentu saja tidak terbatas pada lapangan kerja di bidang ilmu-ilmu sosial.
Statistika juga dimanfaatkan secara luas, baik dalam bidang ilmu alam, biologi, dunia usaha,
dan dunia industri. Di bidang ilmu sosial dan ilmu alam, para ilmuwan menggunakan
statistika setidaknya untuk 3 kepentingan, yaitu pengumpulan data (melalui survei atau
kegiatan eksperimen), pengujian hipotesis dan pengembangan teori. Di dunia usaha maupun
industri, data sampel digunakan untuk kepentingan meramalkan penjualan dan keuntungan
maupun untuk kepentingan pengawasan kualitas produksi.

B. Peranan Statistika
Di dalam penelitian, statistika berperan untuk :
 Memberikan informasi tentang karakteristik distribusi suatu populasi tertentu, baik
diskrit maupun kontinyu.
Pengetahuan ini berguna dalam menghayati perilaku populasi yang sedang diamati
 Menyediakan prosedur praktis dalam melakukan survey pengumpulan data melalui
metode pengumpulan data (teknik sampling). Pengetahuan ini berguna untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang terpercaya.
 Menyediakan prosedur praktis untuk menduga karakteristik suatu populasi melalui
pendekatan karakteristik sampel, baik melalui metode penaksiran, metode pengujian
hipotesis, metode analisis varians. Pengetahuan ini berguna untuk mengetahui ukuran
pemusatan dan ukuran penyebaran serta perbedaan dan kesamaan populasi.
 Menyediakan prosedur praktis untuk meramal keadaan suatu obyek tertentu di masa
mendatang berdasarkan keadaan di masa lalu dan masa sekarang. Melalui metode regresi
dan metode deret waktu. Pengetahuan ini berguna memperkecil resiko akibat
ketidakpastian yang dihadapi di masa mendatang.
 Menyediakan prosedur praktis untuk melakukan pengujian terhadap data yang bersifat
kualitatif melalui statistik non parametrik.

Sementara menurut Sugiyono (2010:12), statistika berperan untuk:


 Alat untuk menghitung besarnya anggota sampel yang diambil dari suatu populasi,
sehingga jumlah sampel yang dibutuhkan akan lebih dapat dipertanggungjawabkan
 Alat untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen sebelum instrumen tersebut
digunakan dalam penelitian
 Sebagai teknik untuk menyajikan data, sehingga data lebih komunikatif, misalnya
melalui tabel, grafik, atau diagram
 Alat untuk menganalisis data seperti menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian

C. Populasi dan Sampel


Kata populasi dalam statistika merujuk pada sekumpulan individu dengan karakteristik
khasyang menjadi perhatian dalam suatu penelitian. Populasi dalam statistika tidak terbatas
pada sekelompok orang saja, tetapi juga binatang atau apa saja yang menjadi perhatian kita.
Sedangkan sampel merupakan bagian dari populasi yang dipilih dengan menggunakan
aturan-aturan tertentu yang digunakan untuk mengumpulkan informasi/data yang
menggambarkan sifat atau ciri yang dimiliki populasi.
Sampel adalah kelompok kecil yang kita amati dan populasi adalah kelompok besar yang
merupakan sasaran generalisasi kita. Gay (1976) mendefinisikan populasi sebagai kelompok
dimana peneliti akan menggeneralisasikan hasil penelitiannya. Menurut Ferguson (1976)
sampel adalah “beberapa bagian kecil atau cuplikan yang diambil dari populasi.” Atau porsi
dari suatu populasi. Sedangkan Karlinger (1973) mendefinisikan populasi sebagai
“keseluruhan anggota, kejadian, atau objek-objek yang telah ditetapkan dengan baik.”
Proses yang meliputi pengambilan sebagian dari populasi, melakukan pengamatan pada
populasi secara keseluruhan disebut sampling atau pengambilan sampel (Ary, Jacob dan
Razavieh, 1981). Selanjutnya, istilah sampling berkenaan dengan strategi-strtegi yang
memungkinkan untuk mengambil satu sub-kelompok dari kelompok yang lebih besar, lalu
kelompok kecil ini digunakan sebagai dasar untuk membuat keputusan tentang kelompok
besar tersebut (Vockell, 1983).
Jadi populasi adalah keseluruhan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulan. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan
mampu mewakili populasi dalam penelitian. Jika populasi besar dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi. Maka dari itu sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar
mewakili.

Populasi
Menurut Margono (2010:118), “Populasi adalah suatu data yang menjadi perhatian kita
dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.” Sedangkan menurut Sukmadinata
(2011:250) mengemukakan bahwa populasi adalah “kelompok besar dan wilayah yang
menjadi lingkup penelitian kita.” Senada dengan itu Arikunto (2002:108) mengemukakan
bahwa populasi adalah “Keseluruhan objek penelitian”. Kaitannya dengan batasan tersebut
populasi dibedakan menjadi dua yaitu, populasi terhingga dan populasi tidak terhingga.
Populasi terhingga yaitu, populasi yang memiliki kuantitatif secara jelas karena memiliki
karakteristik yang terbatas. Sedangkan populasi tak terhingga yaitu, populasi yang tidak dapat
ditemukan batas-batasnya, sehingga tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah secara
kuantitatif.
Margono (2012:119) mengemukakan bahwa suatu populasi bagi suatu penelitian harus
dibedakan kedalam sifat berikut ini:
a. Populasi yang bersifat homogen, yaitu populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat
yang sama. Misalnya, seorang dokter yang akan melihat golongan darah seseorang,
maka ia cukup mengambil setetes darah saja. Dakter itu tidak perlu satu botol, sebab
setetes dan sebotol darah hasilnya akan sama saja.
b. Populasi yang bersifat heterogen, yaitu populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat
atau keadaan yang bervariasi, sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya.

Metode penarikan/pengambilan data dengan jelas mewakili/melibatkan seluruh anggota


populasi disebut sensus. Seorang peneliti meskipun mengetahui bahwa metode sensus ini
akan banyak memerlukan pikiran, memakan waktu yang relatif lama dan biayanya mahal,
namun tetap melakukan sensus, hal ini disebabkan karena:
a. Untuk ketelitian Suatu penelitian sering meminta ketelitian dan kecermatan yang
tinggi, sehingga memerlukan data-data yang besar jumlahnya. Apabila unsur
ketelitian dan kecermatan ini harus diprioritaskan maka harus digunakan metode
sensus.
b. Sumber bersifat heterogen Apabila menghadapi sumber informasi yang bersifat
heterogen dimana sifat dan karakteristik masing-masing sumber sulit untuk dibedakan
maka lebih baik menggunakan metode sensus.

Sampel
Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut
penelitian sampel. Sampel dibedakan menjadi dua jenis, yang pertama adalah sampel
judgemental yaitu sampel dipilih berdasarkan pendapat analisis dan hasil penelitian
digunakan untuk menarik kesimpulan tentang item-item didalam sampel yaitu observasi
sesungguhnya. Yang kedua, sampel statistical yaitu sampel dipilih secara acak/random dari
seluruh populasi dan hasil penelitiannya dapat digunakan untuk menarik kesimpulan tentang
seluruh populasi.
Pengambilan sampel merupakan suatu proses pemilihan dan penentuan jenis sampel serta
perhitungan besarnya sampel yang akan menjadi subjek atau objek penelitian. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai jenis sampling
yang digunakan. Menurut Sugiyono (2010:217) teknik sampling pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu, Probability Samping dan Nonprobability Sampling.
Probability Sampel meliputi Simple Random, Proportionate Stratified Random,
Disproportionate Stratified Random, dan Cluster Random. Nonprobability Sampling meliputi
Sampling Sistematis, Sampling Kuota, Sampling Aksidental, Purposive Sampling, Sampling
Jenuh dan Snowball Sampling.
Berikut ini keterangan mengenai sampel tersebut di atas:
a. Probability Samping adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Teknik ini meliputi:
1. Simple Random Sampling, adalah suatu metode pemilihan ukuran sampel dari suatu
populasi dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama dan semua
kemungkinan penggabungannya yang diseleksi sebagai sampel mempunyai peluang yang
sama (Weirsma, 1975). Syarat pengambilan sampel secara random/acak meliputi tahap
menetapkan populasi, daftar semua anggota populasi dan memilih sampel melalui
prosedur yang sesuai di mana setiap anggota mempunyai peluang yang sama sebagai
sampel penyelidikan.
2. Proportionate Stratified Random Sampling, teknik ini hampir sama dengan simple random
sampling namun penentuan sampelnya memperhatikan tingkatan di dalam populasi
3. Disproportionate Stratified Random Sampling, adalah teknik yang hampir mirip dengan
Proportionate Stratified Random Sampling dalam hal heterogenitas populasi. Namun,
ketidakproporsionalan penentuan sampel didasarkan pada pertimbangan jika anggota
populasi berkelompok namun kurang proporsional pembaginya.
4. Cluster Random Sampling, apabila kita menyeleksi anggota sampel dalam kelompok dan
bukan menyeleksi individu-individu secara terpisah (Vockell,1983). Pengambilan sampel
semacam ini kadang-kadang dikaitkan dengn pengambilan sampel wilayah, sebab dalam
pelaksanaannya seringkali didasarkan atas letak geografis.

b. Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi


peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilihmenjadi sampel. Teknik ini meliputi:
1. Sampling Sistematis adalah suatu strategi pemilihan anggota sampel yang hanya dapat
diperbolehkan melalui peluang dan sistem untuk menentukan keanggotaan dalam sampel.
Teknik ini juga bisa dikatakan sebagai teknik sampling yang menggunakan nomor urut
dari populasi baik yang didasarkan nomor yang ditetapkan sendiri oleh peneliti maupun
identitas tertentu, ruang dengan urutan yang seragam atau pertimbangan sistematis
lainnya.
2. Sampling Kuota, adalah teknik sampling yang menentukan jumlah sampel dari populasi
yang memiliki ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan. Dalam pengambian
sampel kuota, kit mengidentifikasikan kumpulan karakteristik penting dari populasi dan
kemudian memilih sampel yang diinginkan secara nonacak. Hal ini diasumsikan bahwa
sampel-sampel tersebut sesuai dengan karakteristik populasi yang ditetapkan (Vockell,
1983).
3. Samping Aksidental, merupakan teknik penentuan sampel secara kebetulan atau siapa saja
yang kebetulan bertemu dengan peneliti yang dianggap cocok dengan karakteristik sampel
yang ditentukan akan dijadikan sampel
4. Purposive Sampling, merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus
sehingga layak dijadikan sampel. Peneliti akan berusaha agar dalam sampel itu terdapat
wakil-wakil dari segala lapisan populasi. Sampel purposive dilakukan dengan mengambil
orang-orang yang benar-benar terpilih oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki
oleh sampel tersebut. Misalnya orang yang mempunyai tingkat pendidikan tertentu,
jabatan tertentu, mempunyai usia tertentu yang pernah aktif dalam kegiatan masyarakat
tertentu.
5. Sampling Jenuh, adalah sampel yang mewakili jumlah populasi. Biasanya dilakukan jika
populasi dianggap kecil atau kurang dari 100.
6. Snowball Sampling, adalah teknik penentuan jumlah sampel yang semula kecil kemuian
terus membesar ibarat bola salju. Dalam sampling ini penelti mulai dengan kelompok kecil
yang diminta untuk menunjuk kawan masing-masing. Kemudian kawan-kawan itu diminta
menunjuk kawan masing-masing, dan begitu seterusnya sehingga kelompok itu menjadi
semakin bertambag besar. Samping ini dipilih bila peneliti ingin menyelidiki hubungan
antar manusia dalam kelompok yang akrab, atau menyelidiki cara-cara informasi tersebar
dikalangan tertentu.
Untuk mempermudah pemahaman kita mengenai bagaimana penarika sampel serta
mendapatkan sampel yang benar-benar mewakili maka ada beberapa langkah dalm
melakukan pengambilan sampel. Kuncoro (2003:104) menyebutkan bahwa dalam
pengambilan sampel, dapat dilakukan langkah-langkah berikut diantaranya,
menentukan populasi target, membuat kerangka sampling, menentukan ukuran
sampel, menentukan teknik dan rencana pengambilan sampel, dan pelakukan
pengambilan sampel.
D. Data Statistik
Data adalah bentuk jamak dari datum. Data merupakan kumpulan fakta atau angka atau
segala sesuatu yang dapat dipercaya kebenarannya sehingga dapat digunakan sebagai dasar
menarik suatu kesimpulan. Tidak semua angka dapat disebut data statistik. Angka dapat
disebut data statistik apabila dapat menunjukkan suatu ciri dari suatu penelitian yang bersifat
agregatif, serta mencerminkan suatu kegiatan lapangan tertentu.
Statistik dalam prakteknya tidak bisa dilepaskan dari data yang berupa angka, baik itu
dalam statistik deskriptif yang menggambarkan data, maupun statistik inferensi yang
melakukan analisis terhadap data. Pembagian data dibedakan atas beberapa hal berikut.
1) Menurut cara memperolehnya, data dibedakan atas
 Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti
(perorangan/lembaga) langsung dari objeknya. Contoh: sensus yang dilaksanakan oleh
BPS.
 Data sekunder, yaitu data yang dikutip atau diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi,
sudah dikumpulkan dan diolah oleh sumber lain dan umumnya sudah dalam bentuk
publikasi. Contoh: perusahaan memperoleh data dari laporan yang ada di BPS.
2) Menurut sumbernya :
 Data internal, yaitu data yang menggambarkan keadaan/kegiatan di dalam suatu
organisasi.
 Data eksternal, yaitu data yang menggambarkan keadaan/kegiatan di luar suatu
organisasi. Data eksternal dimaksudkan untuk menunjukkan faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil karya suatu organisasi.
3) Menurut sifatnya :
 Data Kualitatif, yaitu fakta yang dinyatakan dalam bentuk bukan angka, misalnya,
jenis golongan darah, profesi, agama, dan sebagainya. Data kualitatif dapat
dikuantitatifkan antara lain dengan cara memberi skor, ranking, variabel boneka
(dummy variabel), dan sebagainya. Data kualitatif dibagi menjadi dua:
1. Data Nominal, Data bertipe nominal adalah data dengan tingkat paling rendah
dalam level pengukuran data. Skala nominal adalah skala pengukuran berupa
bilangan atau lambang-lambang untuk mengelompokkan suatu obyek. Jika suatu
pengukuran data hanya menghasilkan satu dan hanya satu-satunya kategori, maka
data tersebut adalah data nominal (data kategori). Misal proses pendataan Jenis
Kelamin, status pendidikan, jenis agama dan sebagainya. Data Nominal dalam
praktek statistika biasanya akan dijadikan ‘angka’, yaitu proses yang disebut
kategorisasi. Misal dalam pengisian data, jenis kelamin lelaki di kategorikan
sebagai ‘1’ dan perempuan sebagai ‘2’. Contoh lain data dari variabel jenis agama
(Islam=1, Kristen=2, Katholik=3, Hindu=4, Budha=5). Kategori ini hanya sebagai
tanda saja, jadi tidak bisa dilakukan operasi matematika.
2. Data Ordinal Seperti pada data nominal, adalah juga data kualitatif namun dengan
level yang lebih tinggi dari data nominal. Jika pada data nominal, semua data
kategori dianggap sama, maka pada data ordinal, terdapat tingkatan data 5 dengan
urutan lebih tinggi dan lebih rendah. Dengan kata lain skala ordinal adalah skala
pengukuran yang mengelompokkan obyek-obyek ke dalam kelas-kelas yang
mempunyai hubungan urutan satu dengan yang lain. Hubungan antara kelas-kelas
adalah lebih baik, lebih disukai, lebih tinggi, dan sebagainya. Misal data tentang
sikap seseorang terhadap produk tertentu. Dalam pengukuran sikap konsumen, ada
sikap yang ‘suka’, ‘tidak suka’, sangat suka’ dan lainnya. Urutan data 1 sampai
dengan 5 menyimbolkan kualitas. 5= Sangat suka, 4= Suka, 3= Sedang, 2= Tidak
Suka, 1= Sangat tidak suka. Jadi disini ada preferensi atau tingkatan data, dimana
data yang satu berstatus lebih tinggi atau lebih rendah dari yang lain. Namun data
ordinal juga tidak bisa dilakukan operasi matematika.
 Data kuantitatif, yaitu fakta yang dinyatakan dalam bentuk angka dalam arti
sebenarnya. Misalnya tinggi badan, berat badan, hasil belajar mahasiswa, jumlah
kelahiran bayi tiap tahun di suatu negara, dan lain sebagainya. Jadi berbagai operasi
matematika bisa dilakukan pada data kuantitatif. Seperti pada data kualitatif, data
kuantitatif juga bisa dibagi menjadi dua bagian:
1. Interval Data Interval menempati level pengukuran data yang lebih tinggi dari data
ordinal, karena selain bisa bertingkat urutannya, juga urutan tersebut bisa
dikuantitatifkan. Skala interval adalah skala pengukuran yang mengelompokkan
obyek-obyek ke dalam kelas-kelas yang mempunyai hubungan urutan dan
perbedaaan dalam jarak (interval) satu dengan yang lain. Ciri-ciri skala interval : (i)
Unit pengukuran sama dan konstan; (ii) Perbandingan antara dua interval
sembarang adalah independen dengan unit pengukuran dan titik nolnya; (iii) Titik
nol dan unit pengukuran sembarang (arbitrary). Contohnya antara lain pengukuran
temperatur sebuah ruangan. Data temperatur dikatakan data interval, karena data
mempunyai interval (jarak) tertentu. Namun data interval tidak mempunyai titik
nol yang absolut. Seperti pada pengukuran temperatur, seperti pernyataan bahwa
‘air membeku pada 0 oC ‘. Pernyataan di atas, 0 oC bersifat relatif, karena 0 oC
hanya sebagai tanda saja. Dalam pengukuran oF, air membeku bukan pada 0 oF,
namun pada 32oF.
2. Data Rasio Data Rasio adalah data dengan tingkat pengukuran paling tinggi
diantara jenis data lainnya. Data Rasio adalah data bersifat angka dalam arti
sesungguhnya dan bisa dioperasikan secara matematika (+, -, x, /). Skala rasio
adalah skala pengukuran yang mengelompokkan obyek-obyek ke dalam kelas-
kelas yang mempunyai hubungan urutan dan berbeda dalam jarak antara obyek
yang satu dengan yang lain. Perbedaan dengan data interval adalah bahwa data
rasio mempunyai titik nol dalam arti sesungguhnya. Misal berat badan dan tinggi
badan seseorang, pengukuranpengukurannya mempunyai angka nol/0 dalam arti
sesungguhnya. Misal berat badan 0 berarti memang tanpa berat. Contoh skala rasio
adalah skala untuk mengukur panjang, luas, isi, berat, tinggi, dan sebagainya.
4) Menurut waktu pengumpulannya
 Data Cross Section, yaitu data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu (at a point
of time) yang bisa menggambarkan keadaan/kegiatan pada waktu tersebut.
 Data Berkala (Time Series Data), yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
untuk memberikan gambaran tentang perkembangan suatu kegiatan dari waktu ke
waktu. Misalnya, perkembangan harga barang kebutuhan pokok selama 12 bulan
terakhir, banyaknya pengunjung tempat wisata selama 5 tahun terakhir, dsb. Data
berkala sering disebut data historis, bila digambarkan grafiknya maka akan
menunjukkan fluktuasi pergerakan naik turun data. Dari data berkala dapat dibuat
garis trend yang menggambarkan perkembangan data. Garis trend tersebut berguna
sebagai dasar pembuatan ramalan (forecasting) yang bermanfaat untuk dasar
perencanaan dan memberikan gambaran data di masa mendatang.

Syarat Data yang Baik


Syarat data yang baik adalah
a. Data harus obyektif artinya data sesuai dengan keadaan sebenarnya;
b. Data harus mewakili (representatif);
c. Kesalahan baku (standar error) harus kecil. Suatu nilai estimasi harus memiliki tingkat
ketelitian yang tinggi;
d. Data harus tepat waktu (up to date) terutama apabila data digunakan untuk tujuan
pengendalian dan evaluasi;
e. Data harus relevan dengan masalah yang akan dipecahkan artinya data yang dikumpulkan
harus berhubungan dengan masalah yang diamati.

E. Skala Pengukuran
Skala merupakan hasil pengukuran yang terdiri atas beberapa jenis skala yang bervariasi.
Pengukuran adalah pemberian angka terhadap objek atau fenomena menurut aturan tertentu.
Tiga buah kata kunci yang diperlukan dalam memberikan definisi terhadap konsep
pengukuran. Kata-kata kunci tersebut adalah angka, penetapan, dan aturan. Pengukuran yang
baik, harus mempunyai sifat isomorphism dengan realita. Prinsip isomorphism, artinya
terdapat kesamaan yang dekat antara realitas sosial yang diteliti dengan ”nilai” yang
diperoleh dari pengukuran. Oleh karena itu, suatu instrumen pengukur dipandang baik
apabila hasilnya dapat merefleksikan secara tepat realitas dari fenomena yang hendak diukur.
Ada empat skala pengukuran data, yaitu: nominal, ordinal, interval, dan rasio.
1. Ukuran nominal, adalah ukuran yang paling sederhana, dimana angka yang diberikan
kepada objek mempunyai arti sebagai label saja, dan tidak menunjukkan tingkatan apa-
apa.
2. Ukuran ordinal adalah angka yang diberikan mengandung pengertian tingkatan. Ukuran
nominal digunakan untuk mengurutkan objek dari yang terendah ke yang tertinggi atau
sebaliknya.
3. Ukuran interval adalah mengurutkan orang atau objek berdasarkan suatu atribut. Selain
itu, juga memberikan informasi tentang interval antara satu orang atau objek dengan
orang atau objek lainnya. Interval atau jarak yang sama pada skala interval dipandang
sebagai mewakili interval atau jarak yang sama pula pada objek yang diukur.
4. Ukuran rasio, adalah ukuran yang mencakup semua ukuran sebelumnya ditambah
dengan satu sifat lain, yaitu ukuran ini memberikan keterangan tentang nilai absolut dari
objek yang diukur. Ukuran rasio mempunyai titik nol, karena itu interval jarak tidak
dinyatakan dengan beda angka rata-rata satu kelompok dibandingkan dengan titik nol.
Karena ada titik nol tersebut, maka ukuran rasio dapat dibuat perkalian ataupun
pembagian. Angka pada skala rasio menunjukkan nilai sebenarnya dari objek yang
diukur.

F. Pengumpulan Data
Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah wawancara,
observasi dan angket.
1. Wawancara, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka
dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber
atau sumber data.
Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi
pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden,
sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik
pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif)
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
 Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi
yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara
sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo,
dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.
 Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara
spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari
responden.
2. Observasi, Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya
mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan
untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan
bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala
alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
Macam-macam observasi
 Observasi partisipatif, Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam
kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data. Misalnya
seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa,
semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.
 Observasi tak berstruktur, Berlawanan dengan participant Observation, Non
Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam
kegiatan atau proses yang sedang diamati. Misalnya penelitian tentang pola
pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat
dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian.
Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang
mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui
makna yang terkandung di dalam peristiwa.
Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku
catatan, kamera photo, dll.
 Observasi kelompok, Ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti
terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian..

3. Angket/kuesioner, adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara


memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan
responden untuk dijawabnya. Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data
melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di
berbagai wilayah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran
(dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran
dan penampilan fisik.
Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
 Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka
harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
 Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak
mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada
responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.
 Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya
jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka
responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
Macam-macam kuesioner
 Kuesioner tertutup, Setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban.
Responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai.
 Kuesioner terbuka, Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden haru
memformulasikan jawabannya sendiri.
 Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup, Dimana pertanyaan tertutup kemudian
disusul dengan pertanyaan terbuka.
 Kuesioner semi terbuka, Pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih
ada kemungkinan tambahan jawaban.
4. Dokumentasi, Dokumentasi berkaitan dengan suatu kegiatan khusus berupa
pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan penyebarluasan suatu informasi.
Dokumentasi adalah semua kegiatan yang berkaitan dengan photo, dan penyimpanan
photo. Pengumpulan, pengolahan, dan penyimpanan informasi dalam bidang
pengetahuan.kumpulan bahan atau dokumen yang dapat digunakan sebagai asas bagi
sesuatu kejadian, penghasilan sesuatu terbitan. Arsip kliping surat, photo-photo dan
bahan rferensinya yang dapat digunakan sewaktu-waktu untuk melengkapi berita atau
karangan. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental yang
lain. Dokumen yang dipilih harus memiliki kredibilitas yang tinggi.

G. Distribusi Frekuensi
Distribusi frekuensi adalah penyusunan data dalam bentuk kelompok mulai dari yang
terkecil sampai yang terbesar berdasarkan kelas-kelas interval dan kategori tertentu
(Hasibuan,dkk.2009). Manfaat penyajian data dalam bentuk Distribusi Frekuensi adalah
untuk menyederhanakan penyajian data sehingga menjadi lebih mudah untuk dibaca
dan dipahami sebagai bahan informasi. Tabel Distribusi Frekuensi disusun bila jumlah
data yang akan disajikan cukup banyak, sehingga apabila disajikan dengan menggunakan
tabel biasa menjadi tidak efektif dan efisien serta kurang komunikatif.

Istilah-Istilah Distribusi Frekuensi


1. Kelas ( Class ) adalah penggolongan data yang dibatasi dengan nilai terendah dan
nilai tertinggi yang masing-masing dinamakan batas kelas.
2. Batas Kelas (Class Limit) adalah nilai batas dari pada tiap kelas dalam sebuah
distribusi, terbagi menjadi States class limit (Ujung kelas) dan Class Bounderies (Tepi
kelas).
a) Stated Class Limit adalah batas-batas kelas yang tertulis dalam distribusi
frekuensi, terdiri dari Lower Class Limit (Batas bawah kelas) dan Upper
Class Limit (Batas atas kelas.
b) Class Bounderies (Tepi kelas) adalah batas kelas yang sebenarnya, terdiri
dari Lower class boundary (batas bawah kelas yang sebenarnya) dan upper
class boundary (batas atas kelas yang sebenarnya).
3. Panjang Kelas/Lebar Kelas/Ukuran Kelas (Class Interval/Class Size) Bilangan –
bilangan yang menunjukkan panjang / lebar / ukuran dari tiap – tiap kelas yang
merupakan lebar dari sebuah kelas dan dihitung dari perbedaan antara kedua tepi
kelasnya.
4. Frekuensi (Frequency) Angka yang menunjukkan banyaknya data individual yang
terdapat dalam satu kelas.
5. Nilai Tengah (Mid Point) Bilangan – bilangan yang dapat mewakili kelas-kelas
tertentu yang diperoleh dengan jalan atau cara merata-ratakan batas kelas yang
bersangkutan, dalam arti yaitu rata-rata hitung dari kedua batas kelasnya atau tepi
kelasnya.
𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 + 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ =
2

Tabel Distribusi Frekuensi


Dalam dunia statistik kita mengenal berbagai macam Tabel Distribusi Frekuensi; dalam
makalah ini akan dikemukakan mengenai 4 macam Tabel Distribusi Frekuensi,yaitu: Tabel
Distribusi Frekuensi Data Tunggal,Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompokan,Tabel
Distribusi Frekuensi Kumulatif, dan Tabel Distribusi Frekuensi Relatif (Tabel Persentase).
(Sudijono Anas.2009: 39).
1. Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal
Yaitu jenis tabel distribusi frekuensi yang menyajikan frekuensi dari data tunggal
yang berdiri sendiri/Tidak Dikelompokkan.
Contoh:

2. Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompok


Merupakan tabel distribusi frekuensi yang menyajikan frekuensi dari data yang
dikelompokkan.
Contoh:

3. Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif


Merupakan tabel statistik yang menyajikan frekuensi dari data yang dihitung dengan
ditambah-tambahkan baik dari atas ke bawah maupun dari bawah ke atas.
Dibedakan menjadi 2, yaitu:
a) Frekuensi Kumulatif Atas atau fk (a) yaitu: Frekuensi yang angka-angkanya
ditambahkan dari Bawah ke Atas.
b) Frekuensi Kumulatif Bawah atau fk (b) yaitu: Frekuensi yang angka-
angkanya ditambahkan dari Atas ke Bawah
Contoh:

4. Tabel Distribusi Frekuensi Relatif (Tabel Persentase)


Tabel Distribusi Frekuensi Relatif adalah jenis tabel statistik yang di dalamnya
menyajikan frekuensi dalam bentuk angka persentasi. Nilai Persentase dihitung dengan
menggunakan rumus :

Contoh:
Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif Umur Mahasiswa

Tahapan Penyusunan Distribusi Frekuensi


Secara umum langkah – langkah yang diperlukan untuk membuat tabel distribusi
frekuensi adalah sebagai berikut :
1. Menyusun urutan dari data yang di observasi dari yang terkecil hingga terbesar.
2. Tentukan nilai maksimum ( terbesar ) dan nilai minimum ( terkecil ) dari data mentah,
kemudian hitunglah rentang/jangkauan/ Range dengan menggunakan Rumus :

R= Xmax – X min
3. Menentukan banyaknya kelas ( k ) dengan rumus Sturges
k= 1 + 3,322 Log N

K= banyaknya kelas, N = banyaknya sampel yanmg diobservasi


4. Menentukan panjang/lebar/ukuran (class Interval) dari tiap – tiap kelas dengan rumus :

5. Menentukan batas-batas kelas serta memasukkan setiap individu/item dari data yang
diobservasi kedalam kelas yang bersangkutan dengan cara :

tbk = bbk - 0,5 (skala terkecil)


tak = bak + 0,5 (skala terkecil)
Panjang interval kelas = tak – tbk
Keterangan:
tbk = tepi bawah kelas tak = tepi atas kelas
bak = batas atas kelas bbk = batas bawah kelas

6. Membuat tabel distribusi frekuensi yang terdiri atas kolom Interval Kelas, Tally,
dan Frekuensi.

7. Menghitung jumlah Frekuensi dengan Tally dalam Kolom Tally sesuai dengan
banyaknya data lalu isi kolom Frekuensi sesuai dengan Tally.

H. Histogram
Histogram adalahmodifikasi dari diagram batang (bar diagram), dimana tampilan grafis
dari tabulasi frekuensi yang di gambarkan dengangrafis batangan sebagai manifestasi data
binning. Tiap tampilan batang menunjukanproporsi frekuensi pada masing-masing data
kategori yang berdapingan dengan intervalyang tidak tumpang tindih.Histogram adalah grafik
balok yang memperlihatkan satu macam pengukuran darisuatu proses atau kejadian. Grafis
ini sangat cocok untuk data yang di kelompokan.Histogram merupakan diagram frekuensi
bertetangga yang bentuknya seperti diagrambatang. Batang yang berdekatan harus berimpit.
Kegunaan Histogram
1. Diagram batang umumnya digunakan untuk mengambarkan perkembangannilai suatu
objek penelitian dalam kurun waktu tertentu. Diagram batangmenunjukan keterangan-
keterangan dengan batang- batang tegak ataumendatar dan sama lebar dengan batang-
batang terpisah;
2. Mengetahui dengan mudah penyebaran data yang ada;
3. Mempermudah melihat dan menginterpretasikan data; dan
4. Sebagai alat pengendali proses, sehingga dapat mencegah timbulnya masalah.

Ciri- Ciri Histogram


Ciri-ciri dari histogram antara lain sebagai berikut
1. Skala yang digunakan harus di mulai dari 0;
2. Diagram batang yang di buat secara vertikal maupun horizontal;
3. Diagram harus di lengkapi dengan judul; dan
4. Di agram batang di sajikan dalam bentuk batangan.

Histogram ini juga digunakan dalam menyajikan data yang disusun dalam suatu
distribusi frekuensi, distribusi persentase atau telah tersusun. Tepi-tepi kelas ini digunakan
untuk menentukan titik tengah kelas yang dapat di tulis sebagai berikut.
Titik tengah kelas = ½ (tepi atas + tepi bawah kelas)
Dari suatu data yang diperoleh dapat disusun dalam tabel distribusi frekuensi dan
disajikan dalam bentuk diagram yang disebut histogram. Jika pada diagram batang, gambar
batang-batangnya terpisah maka pada histogram gambar batang-batangnya berimpit.
Histogram dapat disajikan dari distribusi frekuensi tunggal maupun distribusi frekuensi
bergolong. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut ini.
Data banyaknya siswa kelas XI IPA yang tidak masuk sekolah dalam 8 hari berurutan
sebagai berikut.
I. Poligon Frekuensi
Apabila pada titik-titik tengah dari histogram dihubungkan dengan garis dan
batangbatangnya dihapus, maka akan diperoleh poligon frekuensi. Berdasarkan contoh di atas
dapat dibuat poligon frekuensinya seperti gambar berikut ini.

Contoh soal:
Hasil pengukuran berat badan terhadap 100 siswa SMP X digambarkan dalam distribusi
bergolong seperti di bawah ini. Sajikan data tersebut dalam histogram dan poligon frekuensi.
Penyelesaian
Histogram dan poligon frekuensi dari tabel di atas dapat ditunjukkan sebagai berikut.

Hubungan Histogram dan Poligon Frekuensi


Poligon frekuensi dalam histogram dibuat untuk menghubungkan titik-titik tengah
setiap puncak persegi panjang dari histogram secara beraturan. Agar poligon tertutup maka
sebelum kelas paling bawah dan setelah kelas paling atas, masing-masing di tambah satu
kelas.
Tabel 2.1 Jumlah Harga Saham Tahun 1992
. Interval Jumlah Frekuensi (F)

1 215 - 2122 14

2 2123 - 4030 3

3 4031 - 5938 1

4 5939 - 7846 1

5 7847 - 9754 1
Grafik : Hasil Saham pada Tahun 1997

Hasil Saham

15 14

10

5 4
1 1 1
0
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah-satu tugas statistik sebagai ilmu pengetahuan adalah menyajikan atau
mendeskripsikan data angka yang telah dikumpulkan menjadi lebih teratur, ringkas, dan lebih
dapat memberikan gambaran yang jelas. Salah satu penyajian data adalah menggunakan
tabel. Dengan adanya data yang disajikan menggunakan tabel, sebuah informasi dapat
dipahami dengan mudah tanpa menggunakan kalimat-kalimat penjabaran. Adanya tabel dapat
memudahkan dalam membaca informasi dari data yang disajikan, karena data tersebut telah
disusun secara teratur atau sistematis.
Tabel itu sendiri dibedakan atas tabel baris-kolom, tabel kontingensi, tabel distribusi
frekuensi. Tabel distribusi frekuensi sendiri terbagi lagi ,yaitu: Tabel Distribusi Frekuensi
Data Tunggal, Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompokan, Tabel Distribusi Frekuensi
Kumulatif, dan Tabel Distribusi Frekuensi Relatif ( Tabel Persentase). Berbagai macam
penyajian data dalam bentuk tabel ini tidak lain adalah agar data yang telah dikumpulkan
dapat lebih tergambarkan dengan jelas dan sistematis.

B. Saran
Sebagai calon seorang pendidik tentunya sudah lazim jika kita akan melakukan
penelitian tentang problematika dalam proses pembelajaran dan mencari solusinya untuk
meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga sudah seharusnya kita memahami “Distribusi
Frekuensi” serta pembuatan tabel dan grafiknya sebagai penyajian data.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Husni. Konsep-konsep Dasar Statistika. http://repository.ut.ac.id/. Diakses pada Sabtu
tanggal 16 Februari 2019 pukul 22.35
Hendikawat, Putriajii dan Dr. Scolastika Mariani. Peranan Statistika.
http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/. Diakses pada Sabtu tanggal 16 Februari 2019 pukul
22.35
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Sudjana. 1996. Metode Statistika .Bandung : Tarsito.
Supranto, J. 1985. Statistik : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Erlangga.
Subana, Moersetyo Rahadi, dan Sudrajat. 2005. Statistika pendidikan. Bandung : CV Pustaka
setya

Anda mungkin juga menyukai