Anda di halaman 1dari 6

|24

Indonesian Journal of Natural Science Education (IJNSE)


Volume 01, Nomor 01, 2018, pp: 24~29
p-ISSN: 2621-8747, e-ISSN : 2621-8755
e-mail: ijnse@untidar.ac.id, website: jom.untidar.ac.id/index.php/ijnse/index

PENTINGNYA LITERASI SAINS PADA PEMBELAJARAN IPA SMP ABAD 21

Utami Dian Pertiwi, Rina Dwik Atanti, Riva Ismawati


Pendidikan IPA, Universitas Tidar, Jl. Kapten Suparman No. 39, Magelang 56116, (0293)364113
e-mail: utamidianp@gmail.com

Received: 9 mei 2018 Revised: 10 Juni 2018 Accepted:28 Juni 2018

ABSTRAK
Artikel ini ditulis dengan maksud membangun kesadaran literasi sains pada pembelajaran IPA SMP pada abad
21. Artikel ini disusun berdasarkan penilaian PISA dimana Indonesia berada diperingkat rendah dalam pencapaian
siswa-siswi untuk sains, membaca, dan matematika. Sehingga hal ini melatarbelakangi pentingnnya literasi sains
dalam mengembangkan Pendidikan IPA terutama pada abad 21. Metodologi penulisan yang digunakan adalah
kajian pustaka yang berisikan tinjauan mengenai pentingnya literasi sains dari berbagai sumber pustaka. Artikel
ini membahas mengenai pembelajaran IPA SMP yang diterapkan pada abad 21 dengan paradigma pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik. Keberhasilan pembelajaran literasi sains ditunjukkan apabila peserta didik
memahami apa yang dipelajari serta dapat mengaplikasikannya dalam menyelesaikan berbagai kehidupan sehari-
hari. Oleh karena itu, pembelajaran literasi sains penting bagi peserta didik untuk memahami apa yang dipelajari.
Literasi sains dinilai cocok dan penting untuk mengembangkan pembelajaran IPA SMP abad 21.
Kata Kunci: literasi sains, pembelajaran IPA SMP, abad 21.

PENDAHULUAN Dengan sumber daya manusia yang


berkualitas suatu negara dapat dikatakan
Pada era abad 21 saat ini IPTEK
negara maju. Maju mundurnya suatu negara
berkembang sangat pesat, dimana segala
tersebut erat kaitannya dengan aspek
sesuatu dapat diatur dengan menggunakan
pendidikan. Dalam aspek pendidikan
teknologi. Sehingga sebagai peserta didik
diperlukannya literasi sains karena
harus memahami perkembangan teknologi
Indonesia menempati peringkat rendah
dan dapat mempergunakannya dengan
Program Penilaian Pelajar Internasional
bijak agar dapat menyeimbangi
(Program for International Student
perkembangan IPTEK. Karakteristik abad
Assessment/PISA). Dari 69 negara,
21 berbeda dengan abad-abad sebelumnya.
pencapaian siswa-siswi Indonesia untuk
Pada abad 21 ini teknologi berkembang,
sains, membaca, dan matematika masih
hubungan antarbangsa semakin kuat,
menempati peringkat 62, 61, dan 63.
terjadi perubahan cara hidup, serta interaksi
Literasi sains sudah banyak dikembangkan
warga negara semakin dekat dengan warga
dalam dunia pendidikan oleh negara-negara
negara lain. Seiring dengan perkembangan
seperti Amerika, Taiwan, Cina, Hong
zaman yang semakin modern tersebut,
Kong, Australia, Jerman, dan Chile, bahkan
masyarakat suatu negara dituntut mampu
negara berkembang seperti Nigeria
bersaing dan melakukan penyesuaian untuk
(Ojimba, 2013).
menjadi sumber daya manusia yang
berkualitas. Literasi sains di Indonesia mulai
dikenalkan pada tahun 1993 melalui

Indonesian Journal of Natural Science Education, Volume 1, Nomor 1


|25

undangan oleh UNESCO untuk mengikuti IPA SMP abad 21 yang dikaji dari berbagai
international forum on science and macam sumber pustaka.
technological literacy for all in paris dan
realisasinya diselenggarakan workshop on
scientific and technological literacy for all PEMBAHASAN
in asia and pacific di Tokyo. Literasi sains
1. Pengertian Literasi Sains
mulai di akomodasikan dalam kurikulum
2006 (KTSP) dan lebih terlihat jelas pada Secara harfiah literasi sians terdiri
kurikulum 2013 melalui kegiatan inkuiri dari kata literatus yang berarti melek huruf
dan pendekatan ilmiah (scientific dan scientia yang diartikan memiliki
approach). pengetahuan. Literasi sains merupakan
Literasi sains harus dipupuk sedini kemampuan menggunakan pengetahuan
mungkin dalam penerapkannya (Bybee, sains, mengidentifikasi pertanyaan, dan
1997). Literasi sains yang diterapkan pada menarik kesimpulan berdasarkan bukti-
siswa-siswi mungkin dipengaruhi oleh bukti dalam rangka berkenaan dengan alam
semakin pentingnnya teknologi digital dan perubahan yang dilakukan terhadap
(Leu., et al., 2004) dan meningkatkan alam melalui aktifitas manusia (OCEO,
siswa-siswi di media interaktif (Beschorner 2004).
dan Hutchison, 2013). Hal tersebut Menurut PISA literasi sains diartikan
mengakibatkan pembangunan literasi sebagai “the capacity to use scientific
siswa-siswi yaitu membaca dan menulis knowledge, to identify questionsand to
harus diperluas melalui multimedia dan TI draw evidence-based conclusions in order
(teknologi informasi). Peserta didik harus to understand and help make decisions
mampu menghadapi tantangan di era about the changes made to it trough human
global. Oleh karena itu, diperlukan cara activity” dari pemaparan tersebut literasi
pembelajaran yang dapat menyiapkan sains diartikan sebagai kemampuan
peserta didik yang baik dan melek sains kemampuan menggunakan pengetahuan
serta teknologi, berpikir logis, kritiss, sains, mengidentifikasi pertanyaan, dan
kreatif, serta mampu beragumentasi secara menarik kesimpulan berdasarkan bukti-
benar dan dapat berkolaborasi. Akan tetapi bukti, dalam rangka memahami serta
belum banyak yang mengetahui arti penting membuat keputusan berkenaan dengan
literasi sains pada pembelajaran IPA alam dan perubahan yang dilakukan dengan
khusunya pada peserta didik tingkatan alam melalui aktivitas manusia (Harlen,
SMP. Oleh karena itu, artikel ini dibuat 2004).
untuk membangun kesadaran mengenai
pentingnnya literasi sains pada 2. Pentingnya Literasi sains
pembelajaran IPA SMP khususnya pada Seorang pendidik dalam
abad 21. mengembangkan literasi sains peserta
didiknya untuk meningkatkan: 1)
pengetahuan dan penyelidikan Ilmu
METODE PENULISAN Pengetahuan Alam, 2) kosa kata lisan dan
Metodologi penulisan yang tertulis yang diperlukan untuk memahami
digunakan pada artikel ini adalah kajian dan berkomunikasi ilmu pengetahuan dan,
pustaka. Artikel ini berisi tentang kajian 3) hubungan antara sains, teknologi, dan
pentingnya literasi sains pada pembelajaran masyarakat. Oleh karena itu, dengan
adanya literasi sains dalam pembelajaran,

Indonesian Journal of Natural Science Education, Volume 1, Nomor 1


|26

siswa-siswi diharapkan memiliki paradigma teaching menjadi paradigma


kemampuan yang harus dimiliki yaitu: a) learning. Artinya bahwa pembelajaran
memiliki kemampuan pengetahuan dan yang sebelumnya berpusat pada guru
pemahaman tentang konsep ilmiah dan berubah menjadi pembelajaran yang
proses yang diperlukan untuk berpartisipasi berpusat pada peserta didik, dalam
dalam masyarakat di era digital, b) pembelajaran ini guru bukan menjadi satu-
kemampuan mencari atau menentukan satunya sumber belajar melaikan lebih
jawaban pertanyaan yang berasal dari rasa banyak mengarah menjadi fasilitator di
ingin tahu yang berhubungan dengan kelas. Sedangkan visi pembelajaran abad
pengalaman sehari-hari, c) memiliki 21 yang lebih menarah ada paradigma
kemampuan, menjelaskan dan learning adalah belajar berpikir yang
memprediksi fenomena. d) dapat berorientasi berdasarkan pengetahuan logis
melakukan percakapan sosial yang dan rasional serta berorientasi pada
melibatkan kemampuan dalam membaca bagaimana mengatasi masalah, belajar
dalam mengerti artikel tentang Ilmu hidup mandiri. Pembelajarn abad 21 juga
pengetahuan; e) dapat mengindentifikasi pada pembentukan karakter dan hidup
masalah-masalah ilmiah dan teknologi bersama untuk bersikap toleran dan
informasi; f) memiliki kemampuan dalam bekerjasama (Yuliati, 2017).
mengevaluasi informasi ilmiah atas dasar
Pembelajaran sains juga dapat
sumber dan metode yang dipergunakan; g)
dicapai dengan menghubungkan konsep
dapat menarik kesimpulan dan argument
kehidupan sehari-hari dengan konsep yang
serta memiliki kapasitas mengevaluasi
dipelajari peserta didik. Hal ini dikarenakan
argument berdasarkan bukti (Kusuma,
dalam mencapai keberhasilan pembelajaran
2016).
yakni mewujudkan visinya dapat
ditunjukan apabila peserta didik memahami
3. Pembelajaran Abad 21 dengan Literasi materi yang dipelajari dan dapat
Sains mengimplementasikan untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada
Pembelajaran merupakan bagian
dalam kehidupan sehari-hari (Harlen,
terpenting dalam menentukan ketercapaian
2004).
kemampuan literasi sains, Permendiknas RI
No. 41 2007 menjelaskan bahwa setiap Pembelajaran yang berdasarkan
satuan pendidikan menengah harus kepada pencapaian sains adalah
memiliki proses pembelajaran yang pembelajaran yang berdasarkan hakikat
interaktif, inspiratif, menyenangkan, pembelajaran sains yang tidak hanya
menantang, dan memotivasi siswa untuk berpusat pada hafalan pengetahuan namun
berpartisipasi aktif. Serta menjadi ruang berorientasi pada ketercapaian ilmiah dan
lingkup yang cukup bagi prakarya, proses dalam mencapainya. Oleh karena
kreativitas, dan kemandirian yang itu, sebaiknya pembelajaran dilaksanakan
disesuaikan dengan bakat, minat, ddan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry)
perkembangan fisik dan psikologi peserta untuk mengembangkan kemampuan
didik (Yuliati, 2017). berpikir, bekerja, dan mengkomunikasikan
hasilnya dalam bentuk aspek penting
Berdasarkan kompleksnya
kecakapan hidup. Pemberian langsung
kompetensi yang harus dimiliki peserta
secara inkuiri diharapkan dapat membantu
didik, maka pembelajaran abad 21 terjadi
peserta didik untuk memahami alam sekitar
perubahan paradigma belajar dari

Indonesian Journal of Natural Science Education, Volume 1, Nomor 1


|27

dengan lebih mendalam. Sedangkan dalam dalam menggunakan konsep kehidupan


mengikuti pembelajaran, keaktifan, dan sehari-hari terutama dalam kebutuhan
proses pembelajaran yang di peroleh mendasar seperti pangan, kesehatan dan
peserta didik lebih bertahan lama. Proses perlindungan. Kedua, civic literacy yang
kerja inkuiri ini dapat dilakukan secara merujuk pada kemampuan seseorang dalam
kolaboratif sehingga peserta idik mampu berpartisipasi secara bijak pada bidang
berkolaborasi dan juga akan terampil sosial mengenai masalah di bidang sains
berkomunikasi (Yuliati, 2017). dan teknologi. Ketiga, cultural literacy
yang meliputi usaha ilmiah dan pemikiran
4. Dimensi dalam Literasi Sains
bahwa sains merapakan aktivitas
Literasi sains dikategorikan dalam 3 intelektual yang utama (Rustaman, 2011).
dimensi pengukurannya yaitu konten sains,
Hal-hal yang perlu diperhatikan
proses sains, dan konteks aplikasi sains.
dalam penilaian literasi sains yakni;
Pertama: Konten sains merujuk pada
penilaian literasi sains tidak membedakan
konsep-konsep kunci dari sains yang
seseorang literat atau tidak, dan harus terus
dibutuhkan untuk memahami fenomena
menerus. Penilaian literasi dapat diperoleh
alam dan perubahan alam yang terjadi
dalam bentuk soal-soal berbeda dengan
melalui aktivitas manusia (Suciati, et al.,
soal-soal lainnya, adapun karakteristik soal
2013). Hal ini dapat memperjelas aspek-
yaitu 1) soal-soal tidak hanya terkait
aspek lingkungan fisik. Pertanyaan yang
dengan konsep kurikulum sehingga
diterima terdapat dari berbagai macam
mengandung konsep yang lebih luas; 2)
bidang ilmu baik konsep-konsep bidang
soal-soal harus memuat informasi atau
kimia,fisika, biologi, ilmu bumi serta
data-data yang berbentuk penyajian data
antariksa. Kedua: dalam proses sains
untuk diolah oleh peserta didik yang akan
merujuk pada pada proses mental dalam
menjawabnya; 3) soal-soal literasi harus
menjawab pertanyaan dari permasalahan
membuat peserta didik mampu mengolah
yang muncul, seperti mengindentifikasi dan
informasi dalam soal; 4) soal-soal dapat
menginterpretasi bukti serta menjelaskan
diubah menjadi beberapa jenis soal (pilihan
kesimpulan (Rustaman, 2011).
ganda, isian); 5) soal harus mencakup
Kemampuan diuji dalam proses sains
konteks aplikasi (Kusuma, 2016).
meliputi; 1) mengenali pertanyaan ilmiah;
2) mengindentifikasi bukti; 3) menarik 6. Media Pembelajaran Literasi Sains.
kesimpulan; 4) mengkomunikasikan
Media pembelajaran merupakan hal
kesimpulan; 5) pemahaman konsep ilmiah.
yang penting dan tidak dapat dipisahkan
Ketiga: konteks aplikasi sains ditekankan
dengan pembelajaran dalam menciptakan
lebih pada kehidupan sehari-hari, serta
keefektifan proses pembelajaran. Media
mengaplikan konsep sains dalam
pembelajaran sebaiknya dipilih sesuai
memecahkan masalah sehari-hari baik
tujuan pembelajaran, materi ajar dan
bidang kehidupan dan kesehatan, bumi dan
karakteristik peserta didik sebagai subjek
lingkungan, serta teknologi (Kusuma,
pembelajaran. Penggunakan media
2016).
pembelajaran sangat melekat dan sebagai
5. Penilaian Literasi Sains. alat pendukung dalam pembelajaran literasi
sains dan kompetensi pada abad 21 apabila
Literasi sains dibedakan atas 3
dijadikan sebagai alat berpikir kritis dan
tingkatan. Pertama fungsional literasi yang
digunakan untuk metode inkuiri yang
berdasarkan pada kemampuan seseorang
dilakukan oleh peserta didik. Apabila

Indonesian Journal of Natural Science Education, Volume 1, Nomor 1


|28

dilihat dari karakteristik peserta didik Business Media, J Sci Educ Technol
sekolah menengah pertama pada umumnya (2008) 17:566–58
berpikir dengan operasional kongkrit, hal Harlen, W. (2004). The teaching of science.
ini penting diketahui dalam pemilihan London: David Fulton Publisher.
media pembelajaran yang akan digunakan,
media pembelajaran yang sebaiknya Kusuma A, Yani. (2016). Literasi Sains
digunakan merupakan media konkrit yang Dalam Pembelajaran IPA. E-journal
dapat dioperasikan secara langsung Universitas Wiralodra, VII (3B).
sehingga dapat dioperasikan secara Leu, D.J., Jr., Kinzer, C.K., Coiro, J., &
langsung agar konsep tersebut lebih mudah Cammack, D. (2004). Toward a theory
di pahami dan diterima oleh peserta didik. of new literacies emerging from the
Namun, pemilihan media pembelajaran Internet and other information and
seharusnya sesuai dengan fungsi yang communication technologies. In R.B.
berdasarkan keterwakilan media dalam Ruddell & N.J. Unrau (Eds.),
mengembangkan kemampuan berpikir Theoretical models and processes of
reading (5th ed., pp. 1570–1613).
peserta didik (Yuliati, 2017).
Newark, DE: International Reading
Association.

SIMPULAN OECD-PISA. (2004). Learning for


Tomorrow’s World. USA: OECD-PISA.
Pembelajaran IPA pada abad 21
berubah menjadi pembelajaran berpusat Ojimba. 2013. Scientific and Technological
pada peserta didik. Pembelajaran ini dapat Literacy in Africa: Issues, Problems and
dikembangkan dengan pembelajaran Prospects' Dimensions (Ipp).
literasi sains. Keberhasilan pembelajaran Educational Research International,
ditunjukkan apabila peserta didik 2(1).
memahami apa yang dipelajari serta dapat Permendiknas. (2006). Peraturan Menteri
mengaplikasikannya dalam menyelesaikan Pendidikan Nasional RepublikIndonesia
berbagai masalah dalam kehidupan sehari- No. 23 Tentang Standar Kompetensi
hari. Oleh karena itu, pembelajaran literasi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar
sains penting bagi peserta didik untuk dan Menengah. Jakarta: Depdiknas
memahami apa yang dipelajari. Literasi
sains dapat dijadikan acuan sebagai Rustaman, N. (2007). Assesmen dalam
pengembangan pembelajaran IPA karena Pembelajaran Sains. Bandung: Program
literasi sains dinilai efektif dalam doktor pendidikan IPA sekolah pasca
mengembangkan pembelajaran IPA SMP sarjana UPI.
abad 21.
Suciati., Resty ., W,Ita., Itang ., Nanang .,
Meikha., Prima., dan Reny. 2013.
Identifikasi Kemampuan Siswa Dalam
DAFTAR PUSTAKA Pembelajaran Biologi Ditinjau dari
Beschorner, B. & Hutchison, A. 2013. Aspek-Aspek Literasi Sains.
IPads as a literacy teaching tool in early Tamyah, Ayu. (2015) Efektivitas Model
childhood. International Journal of Problem Based Learning Ditinjau Dari
Education in Mathematics, Science and Kemampuan Komunikasi Matematis
Technology, 1(1), 16-24. Siswa (Studi Pada Siswa Kelas XI IPA
Bybee. 2008. Scientific Literacy, SMA Negeri 7 Bandarlampung
Environmental Issues.Springer Science Semester Genap Tahun Pelajaran
2014/2015).

Indonesian Journal of Natural Science Education, Volume 1, Nomor 1


|29

http://digilib.unila.ac.id/9323/14/BAB%
20I.pdf
Yuliati, Yuyu. (2017). Literasi Sains Dalam
Pembelajaran Ipa. Jurnal Cakrawala
Pendas, 3 (2).

Indonesian Journal of Natural Science Education, Volume 1, Nomor 1

Anda mungkin juga menyukai