KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Sang Pencipta Alam yang telah memberikan
nikmat-Nya kepada kita. Dengan rida dan izin-Nya sehingga dapat menyelesaikan
Makalah
tentang
AKHLAQ
MAHMUDAH.
Tujuannya
adalah
sebagai
pembelajaran dan kelengkapan tugas pada mata kuliah Akidah dan Akhlak.
Sholawat serta salam semoga tercurah kepada Nabiyullah Muhammad SAW.
Semoga kelak kita mendapatkan syafaat beliau di akhirat nanti.
Dalam makalah ini akan membahas tentang akhlaq mahmudah dan menjelaskan
akhlaq kepada Allah, Rasul, Al-Quran, lingkungan, dan sesama muslim. Dari yang
penulis sajikan dapat di petik pelajaran yang dapat memperbaiki kualitas akhlaq
baik pada penulis itu sendiri dan lebih luasnya kepada para pembaca makalah ini.
Dengan demikian kami harapkan makalah ini sangat bermanfaat bagi semua orang
yang membaca makalah ini, dan juga penulis mengharapkan saran yang dapat
membangun untuk lebih sempurna makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
1.
2.
BAB II..................................................................................................................................................... 5
ISI............................................................................................................................................................ 5
Pengertian Akhlaq Mahmudah dan Macam-Macamnya ..................................................................... 5
Macam-macam Akhlaq Mahmudah ................................................................................................ 5
Syukur ............................................................................................................................................. 5
Sabar ............................................................................................................................................... 6
Amanah ........................................................................................................................................... 6
Adil ................................................................................................................................................. 7
Dermawan ....................................................................................................................................... 8
Jujur................................................................................................................................................. 8
Qanaah ........................................................................................................................................... 9
Tawadhu ...................................................................................................................................... 10
Syajaah......................................................................................................................................... 10
Akhlaq terhadap Allah SWT ............................................................................................................. 10
Makhabbatullah............................................................................................................................. 11
Dzikir ............................................................................................................................................ 12
Raja .............................................................................................................................................. 13
Tobat ............................................................................................................................................. 13
Akhlaq terhadap Rasul ...................................................................................................................... 14
Kewajiban Muslim Terhadap Rasulullah SAW ............................................................................ 14
Akhlaq terhadap Orang Tua .............................................................................................................. 15
Akhlaq terhadap Sesama Muslim ..................................................................................................... 16
Akhlaq Mahmudah Dalam Kehidupan Sehari-hari ........................................................................... 16
Akhlaq Dalam Belajar................................................................................................................... 16
Memuliakan Orang-Orang yang Mulia dan Terhormat ................................................................ 18
BAB III ................................................................................................................................................. 19
PENUTUP ............................................................................................................................................ 19
Kesimpulan ....................................................................................................................................... 19
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Akhlaq yang baik adalah segala tingkah laku yang terpuji (mahmudah) juga bisa
dinamakan fadhilah (kelebihan). Al-Ghazali menggunakan perkataan segala sesuatu yang
memberikan kemenangan atau kejayaan. Akhlak yang baik dilahirkan oleh sifat-sifat
yang baik, seperti contoh dalam mencari rezeki kita harus menunjukan tingkah laku yang
baik, sopan, ramah dan tidak bermalas-malasan. Konsep Akhlaq menurut Al-Gazali
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang, darinya lahir perbuatan yang mudah
tanpa pertimbangan pikiran terlebih dahulu.
2. Rumusan Masalah
BAB II
ISI
Pengertian Akhlaq Mahmudah dan Macam-Macamnya
Keimanan sering disalahpahami dengan 'percaya', keimanan dalam Islam diawali
dengan usaha-usaha memahami kejadian dan kondisi alam sehingga timbul dari
sana pengetahuan akan adanya Yang Mengatur alam semesta ini, dari pengetahuan
tersebut kemudian akal akan berusaha memahami esensi dari pengetahuan yang
didapatkan. Keimanan dalam ajaran Islam tidak sama dengan dogma atau
persangkaan tapi harus melalui ilmu dan pemahaman.
1 Tim Darul Ilmu, Buku Panduan Lengkap Agama Islam, Qultum Media, Jakarta, 2010, hlm. 504.
Sabar
Sabar secara bahasa bisa diartikan tabah hati atau menahan diri dari keluhkesah. Sedangkan menurut istilah yang dimaksud dengan sabar adalah suatu
keadan jiwa seorang yang dapat menerima dengan lapang dada atas penderitaan
atau musibah yang menimpa dirinya atas apa yang terjadi orang lain namun
mempunyai hubungan bathiniyyah seperti orang tua, anak, istri, saudara dan lain
sebagainya.
Manusia yang normal sudah dapat dipastikan ia mempunyai banyak keinginan dan
harapan. Terlepas itu sesuai dengan keberadaan dirinya atau tidak. Hal ini bisa
dimengerti kerena di dalam diri manusia terdapat nafsu dan akal. Di samping itu di
luar hakekat manusia terdapat makhluk yang merupakan musuh laten manusia.
Musuh yang menyimpan rasa dendam kesumat kepada manusia. Musuh yang selalu
menghadang dan menggoda manusia agar manusia terperosok dan tergelincir ke
dalam lembah kemaksiatan dan jurang kehancuran, yakni syaithan. Sementara alam
dimana manusia menetap, manusia bermasyarakat, manusia berinteraksi antar satu
individu dengan individu lainya mempunyai hukum tersendiri, yang biasanya
dikenal dengan istilah sunnatullah .
Oleh sebab itu harus di sadari dan harus di hayati dengan sepenuh hati bahwa dunia
ini merupakan medan perjuangan dan sarana pengabdian kepada sang Khaliq,
sehingga manusia seringkali menghadapi persoalan-persoalan yang sangat pelik dan
bahkan susah untuk di pecahkan.2
Amanah
Kepercayaan ialah menjaga tanggung jawab dan menunaikannya dengan baik
menurut semestinya. Orang yang menunaikan amanah di sebut Al Amiin. Al
amiin adalah orang yang dipercaya. Amanah suatu sifat yang menimbulkan percaya
mempercayai antara anggota masyarakat. Tali penghubung antara satu dengan yang
lainya.
Amanah bersifat nabi-nabi dan Rasul-Rasul. Allah SWT sudah menetapkan supaya
mereka bersifat amanah. Amanah nur yang menerangi mata hati seseorang ke jalan
kebaikan. Ia akan tetap selalu menunaikan tugasnya dengan baik dan sempurna. Ia
juga tidak akan membongkar rahasia yang dipercayakan kepadanya. Ia akan
mentaati peraturan yang berlaku serta tidak akan berpura-pura rajin di hadapan
orang lain. Allah SWT berfirman :
.. :
:
)
Artinya :
Dari Ibnu Umar r.a. berkata: bahwa Rasulullah SAW bersabda sedangkan dia berada
di atas mimbar dan menyebut sedekah dan meminta-minta, maka Nabi bersabda:
Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah, tangan yang di atas
itu yang memberi dan tangan yang di bawah itu yang meminta. (H.R Bukhari
Muslim).
Jujur
Sesungguhnya perkatan uang paling benar adalah kitab Allah,petunjuk yang paling
bagus adalah petunjuk nabi muhammad shallallahu alaihi wassalam,sejelek-jelek
perkara dalam agama adalah hal-hal yang baru diada-adakan,setiap perkara yang
bari diada-adakan dalam urusan agama adalah bidah,setiap bidah dalam urusan
agama adalah sesat,dan setiap kesesatan ada di dalam neraka.
Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang benar. (Qs. At-Taubah (9): 119).5
Qanaah
Qanaah adalah kerelaan hati terhadap rezeki yang telah dibahagiakan kepadanya.
Maksud kata ini ialah hilangnya rasa tamak pada diri seseorang dengan memadai
apa yang ada dan tidak tamak terhadap apa yang dapat dihasilkan. Bagimanapun
sidat qanaah di dalam diri tidaklah datang dengan sendirinya, karena manusia
memiliki hawa nafsu, sebagaimana firman Allah SWT:
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,
yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternakl86 dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)..( Surat Ali-Imran
3:14)
Tawadhu
Tawadhu berasal dari akar kata; tawadhaa-yatawadhau-tawadhuan. Kata ini
mempunyai banyak arti antaranya lain; rendah hati dan menjauhi sikap takabbur.
Dari arti seperti ini maka istilah tawaddu dapat di rumuskan: suatu sikap rendah
hati yang lahir dari kesadaran yang paling dalam (penuh penghayatan) atas
keberadaan seseorang manusia sebagai makhluk yang selalu diliputi oleh berbagai
kekurangan, keterbatasan dan kedloifan di tengah-tengah kekuasaan Allah SWT
Yang Maha Segalanya. Atau dalam arti tawaddu merupakan kebalikan dari pada
sifat takabbur.
Allah SWT tidak menyukai terhadap orang-orang yang bersikap takabbur :
Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka
rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong. (Qs.16/ An-Nahl: 23)
Syajaah
Syajaah atau berani adalah suatu sifat yang menjadikan seorang berani menghadapi
kesulitan atau bahaya di saat diperlukan berbuat demikian, seseorang yang melihat
ada bahaya yang akan menimpa dirinya, keluarganya atau bangsa maka ia tampil ke
muka menangkis bahaya itu dengan tabah, ia adalah seseorang yang berani berbuat
dalam perhitungan yang tepat di saat yang di perlukan.6
10
Atas dan bawah ini bukan pemahaman secara hakiki, akan tetapi lebih pada makna
majazi. Dalam arti, hamba yang menyembah dan Allah yang di sembah. Hamba
beribadah dan Allah yang diibadahi. Hamba memiliki sejumlah kewajiban kepada
Tuhanya, sementara Allah tidak memiliki kewajiban apapun terhadap hamba-Nya.
Allah memiliki sejumlah hak atas hamba, sementara hamba tidak punya hak apa
pun atas-Nya.7
Makhabbatullah
Secara bahasa Makhabbatullah merupakan suatu istilah yang terbang dari kata
mahabbah artinya cinta dan ALLAH artinya Sang Pencipta, Dzat yang merajai
langit dan bumi, tiada Tuhan selain Dia dan Dzat yang menghidupkan dan
mematikan . Sedangkan menurut istilah yang di maksud dengan makhabbatullah
adalah rasa cinta dari seorang hamba (aabid) kepada Sang Pencipta dan kemudian
diwujudkan dalam bentuk ketaatan yang tulus dengan menjalankan agama yang
telah diisyariatkan-Nya.
Makhabbatullah merupakan suatu sikap yang harus dimiliki oleh siapa pun manusia
yang menyadari tentang hakekat dirinya. Manusia ada dari ketiadaan. Manusia lahir
bukan atas kehendak dirinya namun semata-mata atas izin Dzat Yang Maha dari
segalanya, yakni Allah SWT. Oleh sebab itu manusia harus berterima kasih kepadaNya. Salah satu bentuk terima kasih kepada Allah SWT di antaranya dengan
memiliki rasa cinta kepada Allah SWT.
Cinta kepada Allah SWT harus sesuai dengan ketentuan berikut ini :
Cinta kepada Allah harus di atas segala-galanya, sekalipun terhadap orang tua, anak,
saudara, istri, harta, dan lain sebagainya sesuai sesuai dengan firman Allah SWT:
7 M. Alaika Salamulloh, Akhlak Hubungan Vertikal, Pustaka Insan Madani, Yogyakarta, 2009, hlm. 1
11
12
13
dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya.
(Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan
yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan
dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan
(balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu
akan ditimpa siksa hari kiamat. (Qs. 11/ Huud : 3) 8
Akhlaq terhadap Rasul
Muhammad SAW memang merupakan seorang manusia, namun keberadaanya
harkat kemanusiaan yang dimilikinya tidak seperti manusia pada umumnya.
Muhammad SAW adalah merupakan makhluk yang telah di pilih oleh Allah SWT
unutk menjadi rasul-Nya. Penunjukan kerasulan pada dirinya dapat di jadikan
sebagai tolak ukur bahwa Muhammad adalah orang yang istimewa; muhammad
buka hanya berkualitas secara fisik namun juga ia merupakan orang yang hebat
secara psikis (ruhaniyyah) sehingga ia dapat menunaikan amanah dawah dalam
mengajarkan, mengarahkan, dan membimbing umat manusia.
Kewajiban Muslim Terhadap Rasulullah SAW
1.
Menyakini dengan sepenuh hati bahwa Muhammad ibnu Abdillah SAW itu
merupakan seorang nabi dan rasul Allah SWT.
2.
Meyakini dengan sepenuh hati bahwa apapun yang diucapkan oleh Muhammad ibnu
Abdillah SAW adalah suatu kebenaran (wahyu Allah SWT). Firman Allah SWT
menyebutkan (Qs. 53/ An-Najm 3-4)
dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).
3. Menyakini dengan sepenuh hati bahwa apa pun yang di lakukan oleh Muhammad
ibnu Abdillah SAW adalah sesuatu kebenaran (wahyu Allah SWT). Hal ini sesuai
dengan firman Allah SWT
14
Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, (Qs.
26/ Asy-Syuaraa: 107)9
Akhlaq terhadap Orang Tua
Birrul waalidain artinya berbakti kepada kedua orang tua. Islam memposisikan
orang tua ke dalam posisi yang sangat terhormat dan mulia . Untuk itu di dalam AlQuran banyak ayat-ayat yang mejelaskan kepada manusia agar selalu berbakti dan
memuliakan kedua orang tuanya. Di dalam Al-Quran orang tua mempunyai posisi
kedua yang harus diperlakukan baik oleh setiap manusia sedangkan yang pertama
adalah Allah SWT. Berbakti kepada orang tua juga merupakan salah satu wujud
syukur yang harus selalu dijunjung tinggi oleh setiap insan. Seperti firman Allah
SWT :
15
16
17
12 Ridwan Asy-Syirbaany, Membentuk Pribadi Lebih Islam (Suatu Kajian Akhlaq), PT Intimedia
Ciptanusantara, Jakarta, 2008, hlm. 221
13 Syaikh Nashr, Akhlak dan Etika Mukmin, PT Intimedia Ciptanusantara, Jakarta, 2003, hlm. 189.
18
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bermula dari zaman Nabi Adam a.s, manusia sudah ditakdirkan untuk menjalani
peringkat hidup duniawi di atas muka bumi ini. Sedari detik itu sehingga kini,
manusia terus menjalani hidup dengan berbagai cara dan peristiwa yang membentuk
sejarah dan tamaddun manusia. Sifat dan keperibadian manusia penuh pertentangan
dan beraneka ragam. Manusia bukan makhluk sosial semata-mata malah bukan jua
diciptakan untuk mementingkan diri sendiri semata-mata.
Rasulullah
sallallahu
alaihi
wasallam
diutuskan
kepada
manusia
untuk
19
Daftar Pustaka
Zuhdi, dkk. 2010. Buku Panduan Lengkap Agama Islam. Jakarta : Qultum Media
Asy-Syirbaany, Ridwan. 2009. Membentuk Pribadi Lebih Islami. Jakarta : PT
Intimedia Ciptanusantara
Bakry, H. Oemar. 1993. Akhlak Muslim. Bandung : Angkasa
Nashr, Syaikh. 2003. Akhlak dan Etika Mukmin. Jakarta : PT Intimedia
Ciptanusantara
20