Anda di halaman 1dari 55

Mapel : Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi

Jurusan : Multimedia Kls X


===============================================================
CAMERA SET-UP

ASPECT RATIO
Merupakan perbandingan tinggi dan lebar layar. Semakin lebar layarnya, konsekuensi
dalam mengisi mise en scene-nya semakin luas, juga aspek camera set up-nya

TYPE OF SHOT / FRAME SIZE


Secara umum seorang pembuat film pasti akan menentukan type of shot untuk
mengkomunikasikan gagasannya kepada penonton. Karena kebanyakan film yang dibuat
berhubungan dengan manusia, maka acuan type of shot adalah wajah manusia dan secara
besar dibagi menjadi 3 ukuran yaitu :
Wide Shot (WS) / Long Shot (LS), Medium Shot (MS) dan Close Up (CU)
Namun ketiga ukuran tersebut memiliki variasinya masing-masing

Wide Shot / Long Shot


secara mendasar memiliki fungsi untuk menginformasikan ling-kungan (ruang kejadian)
tokoh. Ada beberapa variasinya yaitu :
 Ekstrem Long Shot (ELS / XLS) : Biasanya dalam ukuran ini tokoh jarang terlihat
sebab yang ingin diperlihatkan adalah tempat kejadian secara luas. Sehingga banyak
pembuat film yang membuat shot dengan elemen visual tempat-tempat yang dikenal
oleh masyarakat seperti Monas yang menunjukkan Jakarta, Patung Liberty yang
menunjukkan New York dan lain sebagainya

 Long Shot (LS): Biasanya dibuat untuk menunjukkan suasana lingkungan dari tokoh
film tersebut, seperti gambar yang terlihat dimana terdapat suasana ruang kantor dan
suasana panggung terbuka.
 Full Shot (FS): Biasanya seluruh tubuh tokoh diperlihatkan dari kepala hingga ujung
kaki, hal ini dimaksudkan agar penonton dapat melihat seluruh gestur (gerak tubuh)
tokoh dan sedikit aktivitas lingkungannya

 Medium Long Shot (MLS) / Knee Shot (KS): atau sering dikenal dengan Ukuran ini
sebenarnya digunakan pada film-film western (koboi) dan fungsinya adalah agar
pistol yang ada di bawah pinggang sang koboi dapat terlihat jelas oleh penonton,
sebab kalau menggunakan Full Shot maka pistol tersebut dianggap terlalu jauh.

 Medium Shot (MS): Tidak memiliki variasi sebab hampir seluruh type of shot yang
menggunakan medium diambil ke Long Shot atau ke Close Up. Oleh karena itu type
of shot ini memiliki keunikan sendiri yaitu bahwa gestur tokoh terlihat lebih jelas
namun lingkungannya hampir tidak terlihat, jadi pusat perhatian penonton diarahkan
pada gerak tubuh tokohnya saja.

 Close Up: Secara mendasar memiliki fungsi untuk menginformasikan ekspresi wajah
tokoh. Ada beberapa variasinya yaitu :
1. Medium Close Up (MCU) : Ukuran ini sering dianggap cocok untuk
memperlihatkan shot yang sifatnya intim (menggambarkan kedekatan)
sehingga banyak sekali adegan dialog dalam film menggunakan type of shot
ini terutama dialog-dialog yang normal artinya tidak ada penekanan dramatik

2. Close Up (CU): Banyak pembuat film yang memanfaatkan ukuran ini untuk
memperlihatkan ekspresi wajah si tokoh dengan lebih jelas, baik marah, sedih,
gembira dan lain-lain.
Dua type of shot terakhir biasanya difungsikan untuk memberi penekanan
dramatik kepada ekspresi wajah tokoh

3. Big Close Up (BCU)

4. Extreme Close Up (ECU / XCU)


Ada pertanyaan lain yaitu bagaimana kalau yang dibuat shot bukan wajah tokoh atau
mungkin benda lain ? Juga bagaimana kalau yang di-shoot lebih dari satu orang. Memang
ada type of shot lain diluar yang telah dibahas di atas, ada beberapa macam yang juga
sering digunakan oleh para pembuat film antara lain :

CLOSE SHOT (CS): Ukuran ini banyak digunakan untuk menyebut type of shot dalam
bentuk padat namun bukan wajah tokoh atau mungkin malah benda lain seperti arloji,
buku, botol dan lain-lain.

Namun ukuran dan istilah ini tidaklah mengikat, artinya ada juga pembuat film yang
lebih senang atau terbiasa menggunakan istilah Close Up (CU) untuk
mengkomunikasikan ukuran ini.

Selain Close Shot, ada Two Shot & Three Shot, di mana ukuran ini digunakan untuk
menyebut type of shot yang tokohnya lebih dari satu orang. Type of shot yang di
dalamnya ada dua orang disebut two shot, sedangkan yang tiga orang disebut three shot.
Namun bila tokohnya lebih dari tiga orang maka ukuran shot tersebut lebih banyak
digolongkan pada ukuran Long Shot (LS).

Two Shot
Three Shot

Over Shoulder Shot


Ada penyebutan yang lain untuk shot-shot dialog walaupun secara mendasar
menggunakan ukuran Medium Shot ataupun Close Up namun banyak pembuat film lebih
nyaman menyebutnya dengan Over Shoulder Shot. Biasanya digunakan untuk memberi
penekanan pada sudut pandang tokoh dan penonton tetap merasakan kehadiran tokoh lain
di dalam bingkai tersebut.

CAMERA ANGLE
Setelah kita mengenal ukuran bingkai dalam membuat film, maka selanjutnya kita juga
wajib mengenal dimana seorang pembuat film meletakkan kameranya atau dikenal
dengan Camera Angle (sudut pengambilan kamera).

POSISI CAMERA ANGLE


Eye Level
Angle disebut eye level apabila tinggi mata tokoh / suatu benda dianggap sejajar dengan
lensa kamera. Secara psikologis angle ini menganggap sejajar para tokoh

High Angle
Top Angle / Bird Eye View

Low Angle
Apabila tinggi mata tokoh / suatu benda lebih tinggi dari lensa kamera dan pada variasi
paling ekstrem disebut Frog Eye View / Worm Eye View.

Frog Eye View / Worm Eye View


Canted Angle / Crazy Angle / Dutch Angle
Namun selain ketiga angle di atas, ada satu macam angle lagi yang biasa digunakan untuk
menggambarkan keadaan yang tidak stabil. Posisi kamera sebenarnya bisa menggunakan
ketiga angle yang ada, namun dibuat miring ke kiri atau ke kanan (tidak seimbang / tidak
tegak lurus dengan subjek). Umumnya pembuat film menggunakan angle ini untuk
menunjukkan perasaan yang sedang tidak stabil, misalnya gundah, galau dan lain
sebagainya.

LENSA
Sebenarnya lensa berfungsi untuk meneruskan cahaya dengan kekuatan penuh agar
pembingkaian dapat berjalan baik. Maka pembuat film harus memahami benar akan
adanya lensa ini. Bila coba digambarkan dilihat dari sudut penangkapannya maka ada
beberapa macam-macam lensa :
 Lensa Normal : Lensa ini disebut lensa normal karena daya tangkapnya mendekati
mata manusia normal dalam melihat benda atau subyek tertentu. Dalam kamera film
35 mm lensa normalnya adalah 35 - 50 mm sedangkan untuk kamera film 16 mm
lensa normalnya adalah 25 mm.
 Lensa Wide : Disebut lensa wide karena daya tangkapnya lebih luas dari daya
tangkap mata manusia dalam melihat benda atau subyek tertentu. Dalam kamera film
35 mm lensa wide adalah lensa yang ukurannya kurang dari 35 mm sedangkan untuk
kamera film 16 mm lensa wide ukuruannya kurang 25 mm. Lensa ini biasanya
memiliki jarak tangkapan, semakin jauh posisi kamera dari subyeknya maka daya
tangkapnya akan semakin terlihat luas. Namun bila jaraknya kurang dari jarak yang
seharusnya maka gambar akan terlihat tidak wajar atau sering disebut distorsi.
 Lensa Tele : Lensa telephoto atau sering disebut dengan lensa tele saja adalah sebuah
lensa yang dapat memperlihatkan subyek menjadi dekat walaupun jarak
pengambilannya jauh.

Sudut Penangkapan Lensa

DEFINISI CAMERA
Kamera Video adalah perangkat perekam gambar video yang mampu
menyimpan gambar digital dari mode gambar analog. Kamera Video
termasuk salah satu produk teknologi digital, sehingga disebut pula salah
satu perangkat digitizer yang memiliki kemampuan mengambil input
data analog berupa frekuensi sinar dan mengubah ke mode digital
elektronis.

Video/Film adalah rangkaian banyak Frame gambar yang diputar dengan cepat. Masing-
masing Frame merupakan rekaman dari tahapan-tahapan dari suatu gerakan. Semakin
cepat perputarannya semakin halus gerakannya, walaupun sebenarnya terdapat jeda
antara frame namun kita sebagai manusia tidak bisa menangkap jeda tersebut.

Standard broadcast video

Standard Ragion Frame per second (FPS)


Secam Prancis, Timur tengan dan Afrika 25 fps
PAL Indonesia, China, Australia, Uni Eropa 25 fps
NTSC Amerika,Jepang, Kanada, Mexico, dan Korea 29,97 fps

Video Analog adalah Gambar dan Audio direkam dalam bentuk sinyal Magnetik pada
pita magnetik.

Video Digital adalah juga serupa dengan Video analog, gambar dan sura digital direkam
dalam pita magnetic, tetapi menggunakan sinyal digital berupa kombinasi angka 0 dan 1.

Teknik Penyuntingan Video


Teknik Linear dilakukan dengan memotong-motong bahan video yang diberi istilah klip
dan disusun dengan menggunakan video player dan perekam (VCR-Video Cassete
Recorder), bisa juga menggunakan dua player bila kita ingin memasukan effect, sehingga
bisa diatur sesuai dengan potongan yang ada.

Teknik Non-Linear, serupa dengan linear kita memotong-motong klip dalam editing,
tetapi jauh lebih mudahkarena tinggal drag and drop tanpa kerja dari nol, begitu juga
untuk memasukan effect, kita tinggal drag and drop dengan effect yang sudah tersedia.
Bahkan kita dapat mengatur dengan mudah durasi dari effect yang kita pakai.

Format dalam kamera video dibagi atas 2


bagian :

1. Analog format yang terdiri dari


standar VHS,VHS-C, Super VHS,
Super VHS-C, 8mm, Hi-8

2. Digital format yang terdiri dari


MiniDV,Digital8, DVD

Komputer yang dianjurkan untuk editing


video terdiri dari :

1. PC sekelas P4 atau AMD Athlon,


sebaiknya menggunakan teknologi Hyper Trading.

2. Capture Video Card dan Port, Contoh : Pinacle, Port Fire Wire IEEE 1394, USB2,
digunakan untuk proses transfer dari camcoder ke PC.

3. Kabel Firewire atau USB

4. Harddisk, untuk pengolahan Video Intensif lebih baik menggunakan SCSI


Harddisk, sedangkan untuk yang standar gunakan saja HDD serial ATA, Putaran
HDD minimal 7200 rpm.

5. Sound Card

6. VGA card

7. CD-ROM dan CD-RW/DVD-RW

Performa video kamera (camcoder) dilihat dari :

1. Analisa gambar bergerak = kualitas gambar bergerak yang telah direkam


2. Titik lemah resolusi = menetukan nilai yang horizontal dan vertikal, dan hanya
sedikit menguji warna warni

3. White balance = untuk daylight dan sinar lampu dengan menggunakan testchart
yang telah distandarisasi dan selanjutnya melakukan penilaian true color

4. Menghitung noise = perbandingan antara signal dan noise power dituliskan dalam
decibel (dB), semangkin tinggi nilai dBnya berarti semangkin tinggi noise
distance dan semakin baik pula gambar videonya

5. Cahaya sensitif = Berapa lama waktu yang dibutuhkan camcoder untuk


menyesuaikan ulang kecerahan, semakin lama ulang waktu penyesuaian semakin
buruk pula setting diafragma otomatisnya

6. Kompresi kontra kerugian = Perbedaan antara rekaman dengan aslinya

7. Kualitas gambar dalam uji ketahanan

Macam-Macam Kamera Video

Macam-macam video dilihat dari fungsinya dapat dibedakan menjadi :

1. Camera Standar Broadcast

2. Camera Semi Broadcast

3. Camera Home Use

4. Camera handy Cam

Pembagian berdasarkan format kamera video

1. Camcoder
Product Information

1/6" CCD imager with 290K effective pixels, 20X optical zoom lens with
990X digital zoom, 2.5" touch panel SwivelScreen LCD display, Memory
Stick slot

2. Camcoder MiniDV

Product Information

1/6” Advanced HAD CCD imager with 340K effective pixels, 20X optical
zoom lens with 800X digital zoom, Carl Zeiss Vario-Tessar lens, 2.5”
touch panel SwivelScreen LCD display

3. Camcoder DVD
Product Information

1/6" Advanced HAD CCD imager with 800K Pixel still image capabilities,
20X optical zoom lens with 800X digital zoom, Carl Zeiss Vario-Sonnar
lens, 2.5" touch panel Wide Hybrid LCD display

Jenis/type lain dari Handycam :


Bagian-Bagian Kamera Video
Bagian-bagian Kamera video :

1. Penutup lensa

2. Layar LCD

3. Tombol pembuka layar LCD

4. Tombol volume

5. Batery

6. Pengunci batery

7. Tombol power

8. Tombol start/stop merekam

9. Jek memasukan listrik dari adaptor

10. Tempat memesang tali handy camera Lensa

11. Informasi batery

12. Tombol lampu


13. Tombol untuk memilih kualitas warna

14. Lensa

15. Mikrophone/mike

16. Lampu tanda merekam

17. Infrared (merekam di tempat gelap)

18. Tombol control vidio

19. Tombol pengunaan lampu

20. Tombol FADER

21. Tombol BACK LIGHT

22. Tombol FOCUS

23. Lampu sensor remote

Type analog kamera video dibagi 2 (dua) bagian :

1. Bagian kamera

2. Bagian VCR
Mengoperasikan Kamera Video

Langkah-langkah pengoperasian kamera video :


1. Lepas penutup lensa

2. Pindahkan posisi tombol power dari off ke camera dengan menekan dan tahan
tombol kunci, kemudian dorong ke bawah

3. Buka layar LCD, dengan menekan kunci layar LCD, kemudian dibuka searah
tanda panah. Secara otomatis viewfinder akan mati

4. Tekan tombol start/stop untuk memulai merekam. Tekan tombol start/stop


kembali untuk berhenti merekam

Langkah-langkah memasang kaset pada handy kamera adalah :

1. Tekan tombol pembuka searah dengan tanda panah dan buka penutupnya
2. Masukkan kaset dengan posisi jendela kaca kaset terlihat dari atas dan tekan
bagian tengah belakang kaset
3. Setelah penahan kaset secara otomatis turun kebawah kemudian tekan penutup
kaset

Pengambilan Gambar

Macam sudut pengambilan gambar adalah :

1. Normal Angle

2. Hight Camera Angle

3. Low Camera Angle

4. Bird Eye View

5. Subjective Camera Angle

6. Objective Camera Angle

Macam bidang pandangan pada saat perekaman gambar adalah :

1. ELS ( Extreme Long Shot)


Shot sangat jauh, menyajikan bidang pandangan yang sangat luas, kamera
mengambil keseluruhan pandangan. Obyek utama dan obyek lainnya nampak
sangat kecil dalam hubungannya dengan latar belakang

2. LS (Long Shot)

Shot sangat jauh, menyajikan bidang pandangan yang lebih dekat dibandingkan
dengan ELS, obyek masih didominasi oleh latar belakang yang lebih luas

3. MLS (Medium Long Shot)

Shot yang menyajikan bidang pandangan yang lebih dekat dari pada long shot,
obyek manusia biasanya ditampilkan dari atas lutut sampai di atas kepala

4. MS (Medium Shot)

Di sini obyek menjadi lebih besar dan dominan, obyek manusia ditampakkan dari
atas pinggang sampai di atas kepala. Latar belakang masih nampak sebanding
dengan obyek utama

5. MCU (Medium Close Up)

Shot amat dekat, obyek diperlihatkan dari bagian dada sampai atas kepala. MCU
ini yang paling sering dipergunakan dalam televisi

6. CU (Close UP)

Shot dekat, obyek menjadi titik perhatian utama di dalam shot ini, latar belakang
nampak sedikit sekali. Untuk obyek manusia biasanya ditampilkan wajah dari
bahu sampai di atas kepala

7. BCU ( Big Close Up)

Shot yang menampilkan bagian tertentu dari tubuh manusia. Obyek mengisi
seluruh layar dan jelas sekali detilnya

8. ECU ( Extreme Close Up)

Shot yang menampilkan bagian tertentu dari tubuh manusia. Obyek mengisi
seluruh layar dan lebih jelas sangat detilnya.

Gerakan kamera yang dapat dilakukan dalam pengambilan gambar adalah :

1. Pan, Panning adalah gerakan kamera secara horizontal (mendatar) dari kiri ke
kanan atau sebaliknya
Pan right (kamera bergerak memutar ke kanan)

Pan left (kamera bergerak memutar ke kiri)

2. Tilt, Tilting adalah gerakan kamera secara vertical,mendongak dari bawah ke atas
atau sebaliknya

Tilt up : mendongak ke atas

Tilt down : mendongak ke bawah

3. Dolly, Track adalah gerakan di atas tripot atau dolly mendekati atau menjauhi
subyek

Dolly in : mendekati subyek

Dolly out : menjauhi subyek

4. Pedestal adalah gerakan kamera di atas pedestal yang bisa dinaik turunkan.
Sekarang ini banyak digunakan Porta-Jip Traveller.

Pedestal up : kamera dinaikan

Pedestal down : kamera diturunkan

5. Crab adalah gerakan kamera secara lateral atau menyamping, berjalan sejajar
dengan subyek yang sedang berjalan.

Crab left (bergerak ke kiri)

Crab right ( bergerak ke kanan)

6. Arc adalah gerakan kamera memutar mengitari obyek dari kiri ke kanan atau
sebaliknya

7. Zoom adalah gerakan lensa zoom mendekati atau menjauhi obyek secara optic,
dengan mengubah panjang focal lensa dari sudut pandang sempit ke sudut
pandang lebar atau sebaliknya

Zoom in : mendekatkan obyek dari long shot ke close up

Zoom out : menjauhkan obyek dari close up ke long shot


Tips dan Trik Kamera Video

Merawat kamera video dilakukan dengan enam langkah berikut ini :

1. Jangan tingalkan kaset di dalam camcorder Anda saat tidak digunakan. Kaset bisa
menyebabkan gesekan dan hal ini bisa mengakibatkan masalah pada proses
merekam dan memutar

2. Jangan memasukkan kaset video dalam kondisi benar-benar dingin. Pelembab


dari udara yang hangat dapat membut kaset menempel pada bagian drum
sehingga merusak kaset dan dapat merusak video head

3. Jangan meninggalkan baterai di dalam camcorder saat tidak digunakan. Beberapa


camera menarik energi baterai dalam jumlah kecil, namun konstan sehinga dapat
menghabiskan baterai

4. Jangan meninggalkan kaset camcorder di dalam mobil yang terkena udara panas

5. Jangan menaruh label pada kaset camcorder dimana label ini kemungkinan
berlawanan dengan pembuka pintu kaset. Hal ini dapat menyebabkan kaset
menyangkut di dalam kamera

6. Rawat handycam Anda dengan menyerahkannya pada teknisi untuk


membersihkan tape head saat kotor. Perawatan semacam ini dapat membuat
kamera Anda lebih tahan lama

Yang harus diperhatikan dalam membeli kamera video adalah :

1. Cukup nyamankan anda memegang kamera tersebut

2. Apakah tersedia setting manual untuk fokus,aperture dan white balance

3. Berapa besar resolusi displaynya

4. Sebaik apakah image stabilizernya


5. Perlengkapan apa yang tersedia

6. Apakah diperlukan sebuah memory card untuk menyimpan foto

7. Apakah ada input analog dan digital

8. Apakah lensanya memiliki wide angle sejati

9. Apakah tersedia input untuk mikrophone dan headphone

10. Seberapa lama baterainya dapat bertahan

Bagaimana memilih Kamera Video dengan tepat perlu diperhatikan :

1. Teknologi Image Engine diantaranya LCD,CRT,LDP dan LCOS, pilihlah LCD

2. Resolusi SVGA,XVGA,SXGA dan UXGA, pilih resolusi yang tinggi SVGA

3. Brightness (pencahayaan) dengan ukuran ANSI Lumens, pilih dengan ANSI


Lumens yang lebih besar

4. Koneksi mempengaruhi kualitas gambar VGA, RGB,RCA,S-Video,DVI, pilih


yang paling lengkap

5. Ukuran (besar kecil) Kamera Video, pilih ukuran yang kecil

Instalasi Kamera Video

Install/setup Driver Sony Digital Video Camera Recorder DCR-DVD755E. Masukkan


CD Driver, tunggu beberapa saat, otomatis akan autorun.

1. Pada gambar 1, pilih Install

2. Tampil gambar sedang install seperti pada gambar 2


3. Setelah selesai tampil seperti gambar 2, klik next

4. Akan tampil gambar 4 Licenci Agreement, klik yes

5. Setelah selesai akan tampil gambar 5, untuk mengisi User name dan Company
Name, klik next

6. Dilanjutkan tempat folder untuk install (default ke C), setelah itu klik next
7. Setelah selesai komputer sedang mengcopy ke folder yang ditentukan, selesai klik
next

8. Setelah itu dilanjutkan menginstal Imagemixer easystepDVD

9. Setelah selesai install Imagemixer, klik finish

10. Pilih Yes, I want restart my computer now, untuk restart


Kamera Photo Digital

Konsep Kamera Digital

Kamera Analog Kamera Digital


Bagi seorang pemula menggunakan kamera analog sering menemukan kendala baik
dalam proses pemotretan maupun dari kualitas foto yang dihasilkan. Misalnya : gambar
yang kurang sempurna, kesulitan dalam menentukan fokus suatu objek, serta gambar
objek yang tak langsung terlihat seperti hasil foto yang sebenarnya. Belum lagi proses
pencetakan yang memerlukan ruang gelap dan hasil foto yang tidak bisa diperbaiki/diedit.

Sedangkan apabila anda memotret dengan menggunakan Kamera Digital, anda akan
dimudahkan. Dengan menggunakan fasilitas yang ada, Anda dapat menggunakannya
dengan mudah, walau anda bukan seorang fotografer profesional. Materi ini akan
memperkenalkan kepada anda tentang konsep Kamera Digital, bagian-bagian dan teknik
pengoperasiannya.

A. Pengertian Kamera Digital

Dilihat dari proses dan hasil perekaman gambar pada


Kamera Digital dapat didefenisikan bahwa Kamera
Digital merupakan perangkat perekam gambar yang
menyimpan data gambar dalam format digital. Kamera
Digital termasuk produk teknologi digital (perangkat
digitizer) dengan kemampuan mengambil input data
analog berupa frekuensi sinar dan mengubahnya ke
bentuk mode digital elektronis.

Cara kerja Kamera Digital hampir sama dengan Kamera Analog. Perbedaan yang
mendasar dapat dilihat dari tabel berikut :
B. Media Penyimpanan Foto

Kamera analog (kamera biasa) menggunakan lensa


untuk mentransfer hasil foto ke dalam negative film
dari cahaya yang ditangkap. Negative film ini
merupakan media penyimpannya, dan sangat sensitif
terhadap cahaya.

Pada kamera digital perekam gambar menggunakan


sensor CCD (Charge Coupled Device) atau CMOS
(Complemetary Metal Oxidane Silicon) yang kemudian
hasilnya direkam dalam format digital ke dalam media
penyimpanan digital semacam Compact Flash, Secure
Digital, Memory Stick, dsb. Karena hasil disimpan
dalam format digital akan memudahkan untuk ditransfer ke pengolah foto digital
semacam komputer, untuk keperluan editing berupa perubahan pada warna,
ketajaman, kecerahan dan latar belakang objek.

C. Megapixel Kamera Digital

Kamera digital saat ini sudah memiliki sensor penangkap gambar CCD lebih dari
jutaan pixel. Semakin banyak pixel yang bisa ditangkap akan semakin detail dan
semakin halus gambar yang dihasilkan. Misalnya : untuk memotret gambar
ukuran pos card , Anda cukup membeli kamera digital dengan kapasitas sensor 1
Mega pixel. Kamera dengan kapasitas sensor 1 Mega Pixel ini juga masih
mencukupi untuk keperluan gambar di website. Akan tetapi untuk keperluan
gambar yang jauh lebih detail maka diperlukan kamera dengan kapasitas sensor 2
Mega Pixel atau lebih. Bagi fotografer profesional kini sudah tersedia kamera
berkapasitas 5-10 Mega pixel.

Yang perlu diingat adalah semakin banyak sel-sel sensitif foto yang ditampung
dalam chip CCD semakin banyak gangguan-gangguan elektronik yang
dihasilkan. Hanya pembuat sirkit elektronik yang cerdik dan canggih yang
mampu menangani persoalan ini. Dan sekarang ini memang menjadi persoalan
serius, karena belum terlihat siapa penghasil chip CCD terbaik saat ini.
D. Perbedaan CCD dan CMOS

CCD CMOS

E.
Saat ini banyak kamera digital murah yang menggunakan sensor CMOS dari
pada CCD. Apa kelebihan dan kekurangan CMOS dibanding CCD ? CMOS
memiliki keunggulan dimana ongkos produksi murah sehingga harga kamera
lebih terjangkau. Sedangkan CCD memiliki keunggulan dimana sensor lebih peka
terhadap cahaya sehingga pada kondisi redup (sore/malam) tanpa bantuan lampu
blitz / Flash masih bisa menangkap objek dengan baik, sedangkan pada CMOS
hasil perekaman objek sangat buram.

Bagian-bagian Kamera Digital

Banyak sekali jenis dan merk Kamera Digital yang ada dipasaran yang merupakan
produk dari beberapa perusahaan kamera. Misalnya : Canon, HP, Olympus, Genius
, Nikon dan lain-lain dengan keunggulan produk masing-masing. Namun secara
umum Kamera Digital mempunyai bagian-bagian yang tidak jauh berbeda antara
satu dengan yang lainnya. Untuk lebih jelasnya mari Kita lihat contoh kamera
digital HP Photosmart 730 series.

Bagian Sisi Depan dan Sisi Bawah Kamera Digital

Pada bagian sisi depan dan sisi bawah kamera digital memiliki beberapa bagian anatara
lain :
Untuk melihat fungsi dari masing-masing bagian sisi depan dan sisi bawah kamera digital
adalah sebagai berikut :

1. Video/Self Timer Light pada modus video akan berwarna merah ketika
melakukan perekaman movie, dan pada modus kamera akan berwarna merah
berkelap-kelip (blinking red) saat Self Timer diaktifkan.

2. Microphone merupakan sarana perekaman audio clips pada perekaman movie.

3. Flash berfungsi menghasilkan kilatan cahaya untuk membantu mendapatkan


gambar yang jelas jika kondisi obyek gelap atau kurang cahaya. Misalnya :
Malam hari, dalam ruangan. Disamping itu Kamera Digital memiliki Sensor Flash
untuk menentukan tingkat pencahayaan secara otomatis. Flash hanya berfungsi
pada modus kamera.

4. Power Adapter Connector berfungsi untuk menyambungkan kamera dengan


listrik AC jika tidak menggunakan battery.

5. USB Connector merupakan konektor penghubung kamera ke komputer atau


printer untuk transfer data melalui USB Cable Data.

6. TV Connector merupakan konektor penghubung kamera ke TV yang berfungsi


sebagai pengganti layar (Image Display) dari kamera.

7. Speaker berfungsi untuk sarana output suara kamera atau audio clips

8. Tripod Mount merupakan tempat pemasangan tripod kamera

9. Camera Dock Connector adalah konektor penghubung dengan dok kamera yang
memiliki konektor USB, konektor audio visual dan konektor power adapter AC.

10. Battery Door tempat memasukkan battery kamera.


11. Lens (Lensa) berfungsi untuk menangkap gambar objek yang ada dihadapan
kamera ( objek yang dipotret). Cover Lens (Penutup Lensa) merupakan penutup
lensa otomatis berfungsi untuk pengaman lensa ketika kamera tidak digunakan.

Bagian-bagian Kamera Digital

Bagian Sisi Atas Kamera Digital

Pada bagian sisi atas kamera digital memiliki beberapa bagian anatara lain :

Fungsi dari masing-masing bagian sisi depan dan sisi bawah kamera digital adalah
sebagai berikut :

1. Flash Button berfungsi untuk menyeting apakah flash aktif atau tidak aktif.
Secara default flash dalam keadaan tidak aktif.

2. Image Quality Button berfungsi untuk menentukan kualitas image yamg


dihasilkan. Ada 3 tingkatan kualitas image pada kamera digital dimulai dari yang
paling rendah yaitu : Good ditandai dengan *, Better ditandai dengan ** dan Best
ditandai dengan ***.

3. Mode Button berfungsi untuk memilih fitur-fitur yang ada seperti : Self Timer,
Macro, Burst atau Exposure Settings.

4. Status LCD berfungsi menampilkan setting kamera dan setting yang sedang aktif.
Icon-icon yang tertera pada Status LCD disamping mengindikasikan/menandakan
bahwa :

1. Resolusi Image dipilih adalah best (high resolution)

2. Setting Night Mode (Modus Malam) sedang aktif

3. Auto Flash (pencahayaan otomatis) kamera aktif

4. Flash dalam keadaan Off

5. Setting Red-Eye Reduction aktif

6. Perkiraan sisa daya tampung penyimpanan pada memory card berdasarkan


jumlah image atau durasi video.

7. AC Power Adapter sedang terpasang di kamera.

8. Kondisi Battery penuh, jika battery lemah (low battery) akan dimunculkan
peringatan pada Image Display.

9. Memory Card sedang terpasang dikamera

10. Perekam audio sedang aktif

11. Perekam video sedang aktif.

12. F-stop kamera disetting pada F2.6 atau F4.9 pengaturan aperture kamera.

13. Mode portrait kamera digital sedang aktif untuk pemotretan jarak 60 s.d
100 cm.
14. Mode landscape kamera digital sedang aktif.

15. Mode aksi/sport sedang aktif berfungsi untuk memotret benda bergerak.

16. Setting Macro sedang aktif untuk pemotretan jarak sekitar 20 cm.

17. Setting Burst Mode / Multi Snap sedang aktif untuk pengambilan beberapa
gambar dalam satu snapshot. Biasanya sampai 5 gambar

18. Setting Self Timer sedang aktif untuk pemotretan tanpa menekan Shutter
Button.

5. Shutter Button merupakan tombol perekam gambar. Jika ditekan separo akan
mengunci fokus dan exposure, kemudian tekan penuh untuk mengambil gambar
objek.

6. Video Button merupakan tombol perekam movie. Jika ditekan pertama kali
berarti proses perekaman movie dimulai dan jika ingin menghetikannya tekan
video button sekali lagi.

Bagian-bagian Kamera Digital

Bagian Sisi Belakang Kamera Digital

Pada bagian sisi belakang kamera digital memiliki beberapa bagian antara lain :
Fungsi dari masing-masing bagian sisi belakang kamera digital adalah sebagai berikut :

1. Optical Viewfinder di kenal juga dengan Jendela Pelihat, berupa jendela kecil
pada kamera untuk melihat objek yang akan di ambil oleh fotografer, objek yang
tampak pada Optical Viewfinder sesuai dengan kenyataan, dan hasil yang tampak
pada Optical Viewfinder pula yang akan terekam pada memory card kamera
digital. Pada kamera fotografi profesional, pada Optical Viewfinder juga terdapat
titik fokus dan pengukuran cahaya sehingga fotografer dapat melihat apakah
gambar yang di hasilkan memiliki cahaya yang cukup dan ketajaman gambar
yang pas. Optical Viewfinder juga berfungsi dalam perekaman movie/video

2. Video Viewfinder Light akan menyala dengan warna merah pada saat perekaman
movie/video dan akan berkelap-kelip (blinking red) apabila self timer pada modus
kamera diaktifkan atau saat terjadi kesalahan (error).

3. Auto Focus Viewfinder Light akan menyala dengan warna hijau saat kamera siap
untuk pengambilan gambar objek. Saat itu fokus dan exposure objek terkunci
dengan ditekannya Shutter Button separonya sebelum perekaman gambar
dilakukan kamera. Apabila kamera tidak bisa fokus atau dalam kondisi Long
Exposure atau terjadi error maka Auto Focus Viewfinder Light akan berkelap-
kelip (blinking green).
4. ON/OFF Switch merupakan swicth untuk menghidupkan atau mematikan
komputer.

5. Zoom Button untuk proses Zooming (Zoom out/Zoom in) ialah memperbesar
gambar objek yang posisinya jauh sehingga tidak perlu mendekati objek untuk
memperoleh ukuran yang diinginkan. Perpaduan Optical Zoom dan Digital Zoom
menghasilkan zoom yang berlipat

6. Memory/USB Light akan menyala dengan warna orange apabila Memory Card
telah terpasang dengan benar. Memory/USB Light akan berkelap-kelip (blinking
orange) pada saat kamera dihidupkan, pengisian ulang battery (charging battery),
mengirim dan menerima data melalui USB Connector dan saat membaca dan
menyimpan data pada Memory Card.

7. Memory Card door tempat untuk memasang memory card atau mencabutnya.

8. Wrist Strap Mount tempat pemasangan tali kamera.

9. Arrow Button adalah tombol untuk memilih menu yang tampil pada Image
Display ke dua arah yaitu atas dan bawah, dan menu tersebut diakses dengan cara
menekan OK Button.

10. Image display berfungsi untuk menampilkan objek yang tertangkap lensa kamera,
menampilkan menu-menu yang tersedia, ataupun menampilkan hasil rekaman
kamera / movie yang sudah tersimpan pada memory card.

11. HP Instant Share Button berfungsi mengaktifkan dan menonaktifkan menu yang
muncul pada Image Display.

12. Playback button berfungsi untuk menampilkan dan menutup hasil rekaman yang
dimunculkan pada Image display.

13. Live View Button berfungsi untuk mengaktifkan atau menonaktifkan fasilitas live
view yaitu menjadikan Image Display berfungsi sebagai Optical Viewfinder
untuk pengambilan gambar yang lebih akurat, namun berdampak pemborosan
dalam penggunaan battery.

Bagian-bagian Kamera Digital

Peralatan Tambahan Kamera Digital

1. Memory card berfungsi untuk menyimpan data dari hasil pemotretan.

Ada beberapa type memory card yang tersedia untuk kamera digital, diantaranya
SD,MMC (Multi Media Card), SDC, CF, MD, MS, MSPRO dengan beberapa
merk memory card yang ada dipasaran seperti : ULTRA, VGEN, KINGSTON,
SONY dengan kapasitas daya tampung yang
beragam. Misalnya : 16 Mb, 32 Mb, 64 Mb, 128
Mb, 256 MB, 512 MB, 1GB, 2 GB, bahkan ada
yang sudah mencapai 4 Gb. Dalam pemilihan
memory card hendaklah disesuaikan dengan type
dan kemampuan dari Kamera Digital yang
dimiliki.

2. Kabel Data (Data Cable)

Kabel Data merupakan


penghubung antara kamera foto digital dengan
komputer, TV dan Printer. Fungsinya
memindahkan (transfer) data foto yang
ada pada memory card ke komputer untuk
keperluan pengeditan atau mencetak foto,
menampilkan hasil foto di TV dan untuk mencetak
langsung hasil foto ke printer.

USB Cable Data penghubung kamera dengan komputer atau printer melalui USB
Port sedangkan Audio Visual Cable penghubung kamera dengan TV. Kabel data
kamera biasanya hanya bisa untuk kamera yang sejenis.

3. Tripod

Tripod berfungsi membantu dalam proses pemotretan. Untuk pengambilan


gambar yang berkualitas diperlukan ketenangan atau minimnya getaran/goyangan
kamera saat menekan shutter button sehingga kamera tidak kehilangan fokus.
Untuk itu tripod sangat membantu sekali apalagi untuk fotografer tingkat pemula.
4. Monopod

Monopod mirip tripod, tapi berkaki satu. Lebih mudah dibawa. Hanya dapat
menghilangkan goyangan vertikal

5. Filter berfungsi untuk menyaring cahaya yang masuk. Ada beberapa jenis yaitu :

a. Filter UV (Ultra Violet)

Filter UV menyaring cahaya Ultra Violet agar tidak terjadi hazy pada foto-
foto landscape, sering digunakan untuk melindungi lensa dari debu.

b. PL/CPL (Polarizer/Circular Polarizar)


Filter PL/CPL berfungsi untuk mengurangi bayangan pada permukaan non
logam. Bisa juga untuk menambah efek kontras pada foto langit.

Pengoperasian Kamera Digital

Apabila anda ingin melakukan pemotretan sebuah objek maka sebaiknya lakukan
persiapan-persiapan sebagai berikut :

Persiapan Awal

Pertama kali untuk keamanan kamera, maka Anda hendaknya memasang tali kamera.
Kemudian periksa battery kamera, jika masih kosong atau battery lemah hendaklah
masukkan battery yang masih baru.

Kemudian periksa juga memory card, jika belum terpasang maka silakan dipasang pada
slot memory card yang disediakan

Teknik Dasar Pemotretan

Setelah melakukan persiapan awal, berikutnya anda sudah dapat melakukan pemotretan
dengan teknik dasar sebagai berikut :

1. Nyalakan kamera dengan menekan ON/OFF Switch. Jika lampu menyala dan
tutup lensa kamera terbuka berarti kamera siap untuk digunakan.
2. Peganglah kamera dengan dua tangan agar kamera tidak goyang saat Anda
menekan Shutter Button.

3. Berikutnya arahkan kamera pada objek dan lihat hasilnya pada tampilan objek
(Image Display) atau bisa melihat langsung melalui Optical Viewfinder kamera.

4. Setelah lensa kamera bisa menangkap objek pada posisi yang tepat maka tekan
tombol shutter. Jangan langsung menekan habis Shutter Button untuk
memberikan kesempatan cahaya lebih banyak masuk karena secanggih apapun
kamera , tetap perlu waktu untuk bekerja. Jika lampu hijau dekat Optical
Viewfinder menyala/berkelip segera tekan penuh Shutter Button untuk mengambil
gambar, setelah terdengar bunyi beep berarti pemotretan sudah selesai dan gambar
sudah tersimpan pada memory card.

Kualitas Image dan Ukuran File


Disamping teknik dasar pemotretan yang perlu anda ketahui adalah tentang hubungan
antara kualitas image dengan besarnya ukuran file gambar.

Besar file dan kualitas gambar tergantung dari setting pixel pada saat kamera mengambil
gambar dan memprosesnya untuk direkam ke dalam media penyimpanan. Misalnya pada
kamera dengan kemampuan 4 Mbit, dengan setting maksimum, tiap gambar akan
mencapai ukuran sebesar 9 sampai 15 mega bytes. Ini merupakan ukuran yang sangat
besar! Coba bandingkan dengan ukuran disk drive kecil yang hanya menampung 1.4
mega bytes saja.

Untuk menanggulangi hal tersebut, di tiap kamera dilengkapi fasilitas kompresi gambar
secara otomatis. Anda tidak perlu pusing dengan bagaimana cara memprosesnya dan
settingnya, kamera akan mengaturnya secara otomatis. Mudah saja. Yang perlu Anda
ketahui adalah bagaimana cara pengaturannya dan seberapa besar rasio pengkompresian
tersebut.
Ada 3 jenis kompresi yang perlu Anda ketahui sebagai pertimbangan sebelum melakukan
pemotretan yaitu : kompresi rasio rendah, kompresi rasio tinggi dan tidak ada kompresi

Tidak ada kompresi Rasio kompresi tinggi Rasio kompresi rendah


nilai gambar sangat tinggi mutu gambar rendah mutu gambar tinggi
ukuran file sangat besar ukuran file kecil ukuran file besar
filename.tif filename.gif filename.jpg
Gambar cocok untuk dicetak Gambar cocok untuk image Gambar cocok untuk
ukuran besar dan liflet pada design web designed multi media

Coba perhatikan gambar di atas. Bila gambar diperbesar beberapa kali akan
terlihat perbedaan kualitas. Dengan kompresi tinggi, beberapa titik gambar
akan dihilangkan atau dibuat rata dengan seadanya. Akhirnya akan membuat
gambar terkotak-kotak dan seakan-akan "pecah" seperti pada gambar bibir di
tengah. Dengan kompresi rasio rendah, mutu gambar dapat dipertahankan
sehingga gambar akan terlihat lebih alami seperti gambar bibir di sebelah
kanan.

Disamping tingkat kompresi, resolusi gambar juga berpengaruh terhadap


kualitas image. Semakin besar ukuran resolusi semakin halus kualitas gambar
yang dihasilkan, dan sebaliknya semakin kecil resolusi semakin kasar kualitas
gambar.
Setting Kamera Digital

Sebelum melakukan pemotretan maka Anda sebaiknya melakukan setting kamera digital
sesuai dengan kondisi objek dan hasil yang Anda inginkan. Secara umum fitur-fitur yang
biasa disetting pada kamera digital antara lain :

1. Flash On/Off

Untuk mengaktifkan flash atau menonaktifkan dilakukan dengan mengakses


menu kamera. Default flash kamera dalam keadaan off. Penggunaan flash
disesuaikan dengan tingkat pencahayaan yang ada.

2. Self Timer

Pada kamera digital self timer merupakan fasilitas untuk mangatur waktu
pemotretan yang ditandai dengan nyalanya Self Timer Light yang bisa mencapai
10 detik. Selain memudahkan untuk memotret gambar diri, fitur ini juga berguna
untuk mengambil gambar dalam keadaan cahaya yang kurang, karena bisa
mengurangi guncangan saat menekan Shutter Button.
3. Sharpness

Sharpness merupakan fasilitas untuk mengatur tingkat ketajaman gambar (lebih


lembut atau lebih terang) yang akan menimbulkan efek yang berbeda pada image.

4. White Balance
Setting White Balance meliputi :

a. Auto White Balance

Settingan ini adalah settingan otomatis. Fotografer mempercayakan


sepenuhnya kepada kehebatan kamera dan biasanya kamera akan mencari
settingan white balance yang paling natural, sama seperti aslinya.
b. Day Light

Seperti namanya, settingan ini akan menormalisasi gambar yang berada


pada lighting yang berlebihan seperti misalnya dalam kondisi outdoor
yang bermandikan cahaya matahari. Warna yang diperkuat adalah kuning
kecokelatan.

c. Tungsten

Tungsten digunakan untuk menormalisasi gambar yang berada di bawah


lampu tungsten. Jika digunakan dalam lingkungan yang normal, maka
efek yang dihasilkan menjadi kebiru-biruan. Tidak seperti filter CPL yang
membirukan warna biru, tungsten membuat keseluruhan gambar menjadi
mayoritas berwarna biru.
d. Fluorescent

Settingan ini digunakan untuk menormalisasi gambar yang berada di


bawah lampu fluorescent atau yang lebih umum disebut neon warna putih
atau lampu TL. Lampu TL adalah salah satu lampu yang paling tidak
artistik, karena terlalu banyak menyemprotkan warna putih dan
memudarkan warna yang lain. Untuk membuatnya lebih natural, bisa
dipakai filter fluorescent.

5. Picture Resolution

Pada kamera digital picture resolution merupakan fasilitas untuk mangatur


resolusi dari image. Ada 3 jenis resolusi image pada kamera digital yaitu :
6. Night Mode

Night Mode berfungsi untuk pemotretan dimalam hari saat cahaya


redup/intensitas cahaya rendah

7. Exposure

Exposure adalah jumlah cahaya yang masuk ke kamera yang mempunyai efek
terhadap foto yang dihasilkan. Pencahayaan berlebih akan menyebabkan hasil
foto washed-out (lazim disebut over-exposure/OE) dan pencahayaan kurang akan
menyebabkan hasil foto gelap (lazim disebut under-exposure/UE). Lalu
bagaimana mendapatkan cahaya yang tepat? Anda mengenal apa yang disebut
lightmeter dalam dunia fotografi. Lightmeter ada yang built-in di dalam bodi
kamera dan ada pula yang handheld. Anda menggunakan lightmeter untuk
mengukur cahaya reflektif yang masuk ke dalam lensa dan prosesor kamera akan
menentukan apakah sudah sesuai dengan stelan iso kamera Anda. Pada modus
auto atau programmed auto, secara otomatis kamera akan mencarikan kombinasi
yang tepat antara Aperture dan Shutter Speed. Pada modus Aperture Priority
(A/Av) kamera akan menggunakan Aperture yang Anda pilih dan menentukan
Shutter Speed yang cocok. Sebaliknya, pada modus Shutter Speed priority
(S/Tv) kamera akan menggunakan Shutter Speed yang Anda pilih dan
menentukan Aperture yang tepat. Pada modus manual (M) Anda akan harus
menentukan kombinasi yang tepat dipandu oleh meter kamera tersebut.
Meter kamera adalah ukuran intensitas cahaya yang masuk itu. Jika meter
menunjukkan kekurangan cahaya maka Anda bisa memperkecil Aperture atau
memperlambat Shutter Speed. Sebaliknya jika meter menunjukkan kelebihan
cahaya maka Anda bisa memperbesar Aperture atau mempercepat Shutter Speed.
Perlu diingat bahwa semakin lambat Shutter Speed
maka semakin besar peluang obyek kabur karena
gerakan tangan, getaran kamera, atau gerakan obyek
itu sendiri.

a. Shutter Speed

Fungsi dari shutter speed adalah untuk mengatur cahaya yang masuk
selama proses pengambilan gambar. Jika memotret objek diam maka
shutter speed disetting diangka yang rendah, sedang untuk memotret objek
yang bergerak shutter speed disetting diangka lebih tinggi. Berapa lama
waktu yang diperlukan untuk shutter tersebut terbuka akan sangat
mempengaruhi "kecerahan" gambar (exposure) dan bagaimana gerakan
yang mungkin terjadi akan terekam pula. Banyak orang kadang
menyebutnya dengan kecepatan bukaan
diafragma. Shutter dengan kecepatan rendah
akan memberikan jatah cahaya yang masuk ke
lensa lebih lama. Akibatnya gambar yang
terekam seakan-akan lebih lembut dan terang.
Sebaliknya, untuk shutter dengan kecepatan
tinggi, cahaya yang masuk akan sedikit dan
gambar yang dihasilkan akan lebih gelap.

Misalnya : Anda ingin mengambil foto jalanan


yang ramai, sehingga terlihat kesan lampu
mobil seperti garis-garis merah yang
memenuhi jalan. Teknik ini dinamakan Long Exposure.

Ini bisa dilakukan dengan permainan efek Shutter Speed. Mari Anda lihat
contoh di bawah:
Pada gambar paling kiri Shutter Speed di set pada kecepatan 1/250 detik.
Sangat cepat! Dalam hal ini, kamera otomatis akan menentukan kecepatan
Shutter Speed sehingga didapatkan hasil yg akurat. Akan tetapi, kadang
Anda ingin menampilkan efek seolah-olah objek bergerak seperti kincir
angin tersebut bergerak. Hal tersebut bisa didapat dengan mengeset
Shutter pada angka yg lebih tinggi. Misalnya pada contoh ini, shutter
speed yg digunakan adalah 0,8 detik. Dengan kata lain lensa akan terbuka
selama 0,8 detik dan semua yg bergerak akan terekam saling tindih.
Akibatnya akan terjadi blur di daerah kincir angin. Efek ini akan
menimbukan kesan hidup pada foto. Perlu diingat, dengan bukaan yg lebih
lama, Anda perlu menggunakan tripod. Sebab tangan Anda sendiri
bergerak, yang akan mengakibatkan semua gambar jadi blur. Jadi
seandainya tangan Anda bergerak, gerakan tersebut tidak seimbang dengan
kecepatan 1/250 detik. Pada kamera, biasanya setting untuk shutter speed
bisa ditemui dengan angka sebagai berikut: 1/1000, 1/500, 1/250, 1/125,
1/60, 1/30, 1/15, 1/8, 1/4, 1/2, 0.2, 0.3, 0.6, 1, 1.5, dan seterusnya. 1/250
berarti 250 miliseconds, dan 1.5 berarti satu setengah detik.

b. Aperture

Aperture atau bukaan rana merupakan


lebarnya lubang yang dibuka oleh
kamera untuk mengizinkan cahaya
masuk. Biasanya disimbolkan dengan
angka f/stop. Semakin besar angkanya
semakin kecil bukaannya. Apabila
memotret diruang yang intesitas cahaya
rendah maka dept of file disetting harus
lebih lama/besar dengan angka semakin kecil, dan sebaliknya apabila
memotret benda diruang yang terang maka dept of file disetting lebih
cepat. Karena itu biasa ditulis sebagai penyebut pecahan seperti f/1.4, f/2,
f/2.8, f/4, f/5.6, f/8, f/11, f/16, f/22, dst. Aperture ini juga berkaitan dengan
DoF (Depth of Field) atau ruang tajam yang bisa Anda definisikan
sebagai ruangan di depan dan belakang obyek yang masih masuk dalam
jangkauan focusBerikut adalah contoh efek dari setting aperture :

c. Setting ISO (Sensitivitas Cahaya)


Pada kamera analog sensitivitas film dikenali lewat angka ASA seperti :
ASA 100, ASA 200, sedangkan sensitivitas kamera digital diatur lewat
setelan standar ISO. ISO (International Organization for
Standardization) mengeluarkan standar untuk sensitivitas cahaya yang
disebut ISO 5800. Jenis setelan ISO pencahayaan standar adalah 100, 200,
400 dan 800. Pada kamera yang lebih canggih, tersedia ISO 200 sampai
1600. ISO tinggi mampu menghasilkan gambar yang sempurna dalam
ruangan tertutup, namun bisa menghasilkan efek negatif berupa noise
(tampilan titik atau goresan pada gambar).

d. Zooming
zooming akan menyebabkan perubahan f/stop menjadi lebih lambat
(angka besar). Ini tentunya akan berpengaruh pada obyek yang ingin
difoto. Penggunaan zoom pada kamera biasanya dibarengi dengan
penggunaan zoom head pada flash. Lensa tele/zoom akan mempersempit
sudut cakupan lensa dan zoom head pada flash akan mempersempit
dispersi cahaya flash itu, yang dengan kata lain menambah intensitasnya
sehingga bisa menjangkau lebih jauh. Zoom head pada posisi tele dgn
lensa pada posisi wide akan menyebabkan ada bagian foto yang tidak
mendapat cahaya atau Anda kenal dengan istilah vignet. Zoom head pada
posisi wide dan lensa pada posisi tele akan menyebabkan cahaya flash
tidak bisa menjangkau obyek yang jauh.

Sumber : http://kurnia.nireblog.com

Anda mungkin juga menyukai