Anda di halaman 1dari 5

Pembuatan video, baik itu film, video musik, dokumenter, ataupun iklan tidak lepas

dari dasar-dasar teknik kamera. Selain pengaturan cahaya dalam sebuah kamera,
pengambilan video juga harus memerhatikan aspek-aspek dasar yang membuat
sebuah video lebih layak ditonton. Umumnya, aspek-aspek tersebut adalah angle,
framming, camera movement, serta type of shots atau tipe pengambilan gambar
yang harus dipelajari, karena tidak mungkin ‘kan kamu membuat sesuatu tanpa
memahami prinsipnya?

Type of shots adalah teori umum yang berhubungan dengan framing. Namun, type
of shotlebih fokus pada pemilihan luas objek yang diambil serta makna yang ingin
disampaikan secara emosional mengenai suatu objek.

Berikut ini akan dibahas seputar type of shots dasar beserta hubungannya dengan
kesesuaian estetika dan tujuan yang dimaksud dalam sebuah video.

1. Establishing Shot
Establishing shot merupakan tipe pengambilan video yang berfungsi menceritakan
keterangan latar tempat, waktu dan situasi. Biasanya, shot ini disisipkan di awal
adegan agar latar adegan tersebut terwakilkan terlebih dahulu.
Misalnya, shot suasana ibukota jakarta sebelum sebuah adegan dimulai dapat
menjelaskan bahwa adegan tersebut terjadi di Jakarta atau menceritakan tentang
kota Jakarta. Begitu pula halnya dengan estabilish shot untuk menjelaskan
keterangan waktu, misalnya shot matahari terbenam dapat menjelaskan bahwa
adegan selanjutnya terjadi di malam hari.
Establishing Shot dapat dilakukan dengan berbagai ukuran pengambilan dari long
shothingga close up, selama shot tersebut memang berfungsi untuk mendiskripsikan
sebuah situasi.

2. Extreme Wide Shot


Extreme Wide Shot adalah shot dengan komposisi yang luas dan jauh dari objek
hingga pemeran dalam video tersebut tak tampak secara jelas. Shot ini sering
digunakan sebagai establishing shot untuk memperlihatkan latar tempat.

3. Wide Shot
Pada dasarnya, wide shot hampir mirip dengan extreme wide shot. Bedanya, wide
shotmasih memperlihatkan objek pemeran dengan cukup jelas. Hal ini bertujuan
untuk memperlihatkan hubungan antara pemeran dengan kondisi di sekitarnya.
Misalnya, wide shot dengan objek pemeran petani yang sedang memanen padi di
ladang memperlihatkan luasnya ladang tersebut bagi si petani. Artinya, terlihat
tingkat kesulitan petani tersebut karena luasnya ladang yang harus Ia telusuri.

4. Full Shot
Full shot memperlihatkan ukuran sebuah objek benda atau pemeran dalam video
secara utuh. Dengan begitu, objek tersebut terdeskripsikan secara jelas kepada
penonton.

5. Medium Shot
Medium Shot adalah pengambilan setengah bagian pada sebuah objek. Berbeda
dengan full shot, medium shot bermaksud untuk membuat khalayak lebih fokus
terhadap objek dalam jarak menengah.

6. Medium Close Up
Medium Close Up dapat meningkatkan fokus pada objek sekaligus menambah
kedekatan personal terhadap objek tersebut. Ukuran objek pada medium close
up adalah ¼ bagian dari keutuhan suatu objek.

7. Close Up
Untuk membangkitkan emosi dari suatu objek secara lebih jelas, dibutuhkan close
up shotyang menempatkan suatu bagian tertentu dari objek. Misalnya, pada bagian
jemari tangan yang mengepal dari pemeran diambil close up untuk memperlihatkan
emosi dan amarah pemeran tersebut di video tersebut.

8. Extreme Close Up
Shot ini digunakan untuk memperlihatkan detail khusus dari sebuah bagian pada
objek. Contohnya, pada bagian kepala sebuah objek, extreme close
up memperlihatkan luka gores pada pipi kiri agar secara jelas terlihat bahwa ada
sesuatu yang perlu diperlihatkan pada bagian kepala dari seorang pemeran.
9. Overshoulder Shot
Saat sebuah objek memiliki interaksi dengan objek lainnya, overshoulder dapat
digunakan untuk memperkuat hubungan interaksi antar objek tersebut. Biasanya,
saat adegan percakapan antar dua pemeran, perlu digunakan overshoulder
shot agar keeratan interaksi antar pemeran dapat lebih terasa.
Overshoulder biasanya dilakukan dengan menjadikan salah satu bagian objek
sebagai foreground (objek yang muncul sebagai bagian depan pada gambar) dan
objek lainnya sebagai background (latar belakang).

10. Point Of View


Secara singkat, point of view shot adalah menjadikan objek sebagai sudut pandang
kamera. Contohnya, seorang pemeran dipukul pada bagian muka, namun gambar
yang terlihat sesuai dengan yang sedang dilihat oleh objek hingga akhirnya ia
memalingkan muka karena pukulan tersebut.

11. Cut Away


Cut Away adalah shot yang melemparkan gambar pada suasana sekitar di tengah-
tengah adegan sebuah objek. Misalnya saat dua pemeran sedang bertengkar,
ditampilkan sebuah cut away shot berisikan keadaan orang-orang di sekitarnya yang
bingung karena melihat pertengkaran tersebut.

12. Group Shot


Group Shot adalah shot yang merangkup semua objek dalam satu gambar. Jadi,
gambar tersebut tidak berpindah-pindah dari satu objek ke objek lainnya, tetapi
mengambil keseluruhan objek. Hal ini bertujuan untuk memperlihatkan secara jelas
setiap objek dalam saat bersamaan dalam suatu adegan.
Pengetahuan tentang type of shots ini terbilang penting buat kamu yang berminat
menjadi seorang videographer atau cameraman, karena biasanya type of
shots harus dituliskan dalam shot list yang merupakan perencanaan sebelum
proses shooting, yang biasa disebut pra-produksi. Jadi, jangan lupa untuk
memelajari type of shots tersebut ya!
Bagaimana teknik pengambilan video layaknya videografer andal? Dalam pengambilan sebuah gambar,
kreator film memang harus bergantung pada kemampuannya mengambil angle yang bagus dan mampu
menarik perhatian penontonnya. Sama seperti teknik fotografi, kamu juga harus mengetahui teknik dasar
membuat video yang bagus. Berikut adalah 8 teknik pengambilan video layaknya seorang profesional.

1. Ambil gambar per adegan


Ketika menjalani syuting usahakan untuk memiliki lebih dari satu kamera. Hal ini diperuntukkan bagi
kamu yang ingin mengambil dari arah yang berbeda terutama jika kamu mengambil gambar di
acara interview. Ketika mengambil gambar di ruangan terbuka dan ramai pun, kamu harus perhatikan
untuk menjaga kestabilan gambar kamu. Ingatlah kalau kamu berkewajiban menyampaikan pesan kepada
penonton jadi cobalah mengambil gambar dari sudut yang yang fokus dan tidak membuat jenuh penonton.

2.Hindari menggunakan zoom


Menggunakan terlalu banyak teknik zoom adalah masalah yang seringkali terjadi bagi pemula. Dampak
dari penggunaan terlalu banyak zoom dalam pengambilan gambar adalah video akan terlihat amatir dan
bahkan bisa membuat penonton pusing. Jika sangat terpaksa kamu ingin melakukan zoom, lakukan dengan
perlahan dan tetap stabil. Teknik zoom juga sangat tidak disarankan karena baik digital ataupun optical
zoom akan merusak kualitas video yang sudah kamu rekam.

3.Isilah frame dengan subjek gambar


Ambillah gambar kamu dengan baik, dan jangan takut untuk menempatkan subyek tidak di tengah gambar.
Sebagai contoh, jika kamu mengambil gambar anak-anak sedang berenang, akan lebih menarik jika kamu
mengambil gambar dengan subyek tidak hanya di kolam renang. Namun, mulai dari perjalanannya hingga
ke kolam renang. Dari situ kamu bisa mengambil gambar anak-anak sedang berbicara, tertawa atau saat
menyelam.

4.Usahakan mengambil gambar yang mendetail


Kamu mungkin ingin mengambil latar belakang dengan wide shot untuk memberikan petunjuk lokasi,
namun kamu juga harus lebih spesifik. Berfokuslah kepada hal-hal mendetail, seperti lentera di jalanan
atau perahu di di laut. Dengan begitu, kamu bisa menyampaikan pesan yang pas kepada penonton dan
penekanan terhadap suatu subyek.

5.Gunakan angle yang berbeda


Kamu bisa menggunakan footage dengan mengambil gambar dari beberapa kamera dan memasukkan
gambar yang tidak biasa ke dalam hasil final. Dengan begitu, hasil rekaman kamu akan menjadi menarik
dan tidak didapat di rekaman video manapun. Agar lebih maksimal, kamu bisa mengambil video dari jarak
dekat dengan jarak pandang ke atas ke bawah jika dimungkinkan.
6.Hindari backlight.
Hanya karena kita bisa melihat wajah orang yang areal kepalanya ditutupi matahari, bukan berarti kamera
juga memiliki kemampuan demikian. Backlight atau cahaya matahari yang membelakangi subyek ketika
mengambil gambar seringkali membuat subyek tidak terlihat dengan jelas. Kamu bisa memperbaiki situasi
tersebut dengan berpindah ke sudut yang lain. Namun, beberapa kamera sekarang bisa mengurangi
efek backlight.

7.Jangan biasakan menggunakan banyak special effects


Mungkin terlihat keren jika kamu menemukan video dengan efek sephia namun percayalah special
effects hanya akan membuat video yang dihasilkan tidak sesuai dengan kenyataan. Usahakan untuk
merekam video tidak dengan special effects agar penonton bisa merasakan empati dari video tersebut.
Namun, jika harus dilakukan pilihlah software edit film dengan efek yang ringan.

8.Gunakan penerangan yang maksimal


Bukan rahasia lagi kalau saat mengambil gambar untuk video memiliki kemampuan penerangan yang lebih
rendah daripada hanya sekedar mengambil foto. Maka dari itu, kamu diwajibkan memiliki penerangan
yang maksimal jika merekam video di dalam ruangan dari berbagai sisi. Bukan hanya di dalam ruangan,
kamu juga bisa menggunakan kertas putih agar cahaya bisa terpantulkan dengan jelas pada subjek yang
akan direkam.

Anda mungkin juga menyukai