Anda di halaman 1dari 60

Alhamdulillah Tetap Semangat Luar Biasa Allohuakbar

Pengantar: Penata Kamera


Oleh: Budi Setiadi M, S.Sos

Teknik Pengambilan Gambar

Juru Kamera Shot, Scene, Sequence Sudut Pandangan sinematik Sudut pengambilan gambar Ukuran Gambar Gerakan Kamera dan Objek Komposisi dalam Frame

JURU KAMERA
Dalam Kongres Persatuan Karyawan Film dan Televisi Indonesia ke IV tahun 1981 di Jakarta, dirumuskan batasan mengenai juru kamera yakni: Juru kamera adalah seorang karyawan film dan televisi profesional yang berfungsi sebagai perekam unsur visual dengan kamera, baik mekanik maupun elektronik dalam pembuatan film serta bertanggung jawab atas kualitas teknik, artistik dan dramatik dari rekaman tersebut. Dalam kajian film, kedudukan seorang juru kamera atau cameraman yang sering disebut juga Director Of Photography (DOP)

Tugas juru kamera menurut rumusan kongres:

Tahap persiapan Menganalisis skenario dan berkonsultasi dengan sutradara untuk mencapai persesuaian penafsiran atas skenario, khususnya dari sudut perekaman unsur visual. Mendampingi sutradara dan atau art director dalam mencari lokasi (hunting location), untuk ikut menentukan dari sudut fotografi. Menyiapkan sarana yang akan digunakan dalam perekaman gambar. Ikut menentukan laboratorium yang akan dipakai (tidak perlu ngedit sendiri)

Tahap Pembuatan Melakukan perekaman sinematografi (reproduksi dan pembuatan film-film) sesuai dengan konsep penyutradaraan sejauh secara teknis dapat dilaksanakan. Mengkoordinasikan awak kamera dalam melaksanakan tugasnya. memberikan petunjuk kepada pihak laboran mengenai processing negative dan pencetakan rush copy maupun release copy (jika menggunakan kamera video tidak perlu ke lab, cukup mendampingi pihak editor). Memeriksa laporan kamera (camera report) dan laporan syuting (shooting report). bertanggung jawab atas keselamatan seluruh peralatan kamera dan perlampuan. Memeriksa hasil cetakan release copy untuk koreksi kualitas. Jika dengan kamera video cukup melihat hasil akhir pasca produksi.

SHOT, SCENE, SEQUENCE


Membuat film itu gampang, tapi bagaimana kita akan membuat film yang baik?.
Sebuah film terbentuk dari sekian banyak shot. Untuk menghasilkan shot yang baik tentunya kita harus memiliki pengetahuan tentang teknik pengambilan gambar. Bagaimana shot itu dilakukan, kesan apa yang ingin dimunculkan, apa latar belakangnya, dan banyak lagi hal yang terkait dalam menentukan sebuah shot.

SHOT Merupakan serangkaian gambar hasil rekaman kamera. Tiap shot adalah take, apabila terjadi pengambilan gambar beberapa kali atau beberapa take dalam satu shot dalam satu set up yang sama dinamakan re-take. Apabila set up nya berubah atau kamera berpindah itu dinamakan shot baru bukan re-take. Misalnya shot ketika adegan seseorang bangun tidur, melihat jam wekernya lalu bangun dan keluar kamar untuk mandi.

SCENE Merupakan tempat adegan atau setting yang dilakukan dimana kejadian berlangsung. Satu scene bisa terdiri dari satu shot atau beberapa shot yang menggambarkan peristiwa atau kejadian yang berkesinambungan. Misalnya shot satu ketika adegan seseorang bangun tidur, melihat jam wekernya lalu bangun dan keluar kamar untuk mandi. Shot dua diruang keluarga ketika dia baru keluar dari kamar mandi. Shot ketiga diruang makan ketika dia sedang sarapan pagi.

SEQUENCE Terdiri dari beberapa scene atau adegan yang utuh. Satu sequence bisa berlangsung pada satu setting atau beberapa setting. Sequence dalam sebuah film biasanya memperlihatkan kejadian yang berlangsung tiap babak yang dipisahkan dalam alur cerita yang dibangun. Misalnya sebuah sequence dimulai dari aktifitas seseorang waktu pagi di dalam rumah dengan kegiatan menjelang pergi kuliah. Pergi ke kampus dan kegiatan dikampus sampai sore hari. Akhirnya pulang menjelang magrib sampai hari sudah gelap.

SUDUT PANDANGAN SINEMATIK.

Yang harus diutamakan dalam sudut pandangan pada film adalah selalu menjaga kesinambungan dan keterpaduan dalam cerita film yang di bangun. Dalam mempertimbangkan sudut pandangan sinematik, seorang pembuat film harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Dari sudut mana dan melalui mata seperti apa kamera melihat kejadian tersebut? 2. Apa pengaruh posisi kamera dan cara dia melihat suatu kejadian yang khusus pada pandangan kita terhadap kejadian tersebut? 3. Perubahan-perubahan apa yang terjadi dalam reaksi kita sebagai akibat dari perubahan sudut pandangan?
Ada empat sudut pandangan yang berbeda yang digunakan dalam film: Umumnya ke empat sudut pandang ini dapat dipergunakan dalam setiap film menurut ragam tertentu, tergantung dari tuntutan situasi dramatik dan penglihatan kreatif dan gaya seorang sutradara.

Sudut Pandangan Objektif Kamera objektif melakukan penembakan dari garis-garis titik pandang. Penonton menyaksikan peristiwa yang dilihatnya melalui mata yang tersembunyi, seperti mata seseorang yang sedang mencuri pandang. Juru kamera dan sutradara seringkali dalam menata kamera objektifnya menggunakan titik pandang penonton. Karena peristiwa yang disajikan bukan dari sudut pandang siapapun yang berada dalam adegan. Sudut pandangan objektif di ilustrasikan oleh filsafat kamera John Ford, ia menganggap kamera sebagai sebuah jendela, dengan penonton yang berada di luar jendela menonton orang-orang dan peristiwa yang terjadi di dalam. Pada kita diminta untuk menyaksikan kejadian-kejadian, seakan-akan kejadian ini berlangsung pada suatu jarak yang jauh.

Sudut Pandangan Objektif

Sudut Pandangan Subjektif (kamera sebagai pemain dalam peristiwa) Kamera subjektif membuat perekaman film dari titik pandang seseorang. Penonton ikut terlibat dalam peristiwa atau kejadian yang berlangsung. Penonton berada dalam film, baik dia sebagai pelaku aktif ataupun bergantian tempat dengan seorang pemain dalam film dan menyaksikan kejadian yang berlangsung melalui matanya. Penonton juga dilibatkan dalam film manakala seorang pelaku dalam adegan memandang kamera yaitu karena terjadinya hubungan pemain-penonton melalui pandang-memandang. Jadi kesimpulannya sudut pandangan subjektif ini melibatkan penonton dalam film untuk menjadi orang pertama, orang kedua ataupun orang ketiga.

Sudut Pandangan Subjektif (kamera sebagai pemain dalam peristiwa)

Sudut Pandangan Subjektif Interpretatif (sudut pandangan sutradara) Dalam sudut pandang lain, seorang sutradara tidak saja ingin memperlihatkan apa yang terjadi, tapi bagaimana kita harus melihat kejadian tersebut dari sudut pandangan yang khusus atau dengan mempergunakan lensa khusus. Mempergunakan slow motion atau speed motion, memberikan nada tertentu pada citra visual, sikap emosional tertentu atau gaya tertentu. Dengan demikian kita dipaksa bereaksi secara emotional dengan cara tertentu terhadap apa yang kita lihat

Sudut Pandangan Subjektif Interpretatif (sudut pandangan sutradara)

Sudut Pandangan Subjektif tidak langsung Sudut pandangan subjektif tidak langsung tidak diambil dari sudut pandang seorang pemain. Sudut pandang ini hanya mendekatkan kita pada suatu peristiwa agar kita merasakan kejadian lebih dalam penuh penghayatan dan emosional.

Sudut Pandangan Subjektif tidak langsung

Sebuah ilustrasi dari sequence sebuah film menceritakan terjadinya kejar-kejaran mobil seorang penjahat dikejar oleh mobil polisi untuk memperlihatkan contoh ke empat sudut pandangan sinematik:

1.

Sudut pandangan objektif. Sebuah mobil truk yang dikendarai oleh seorang penjahat sedang dikejar oleh mobil patroli polisi. Kejadian ini dilihat dari samping memperlihatkan kejar-kejaran mobil dari sudut pandang yang cukup jauh dengan suasananya. Sudut pandangan subjektif. Shot dari tempat duduk mobil truk penjahat melihat kedepan jalan tampak kap mobil dan dashboard dengan tangan yang sedang memegang stir mobil. Sudut pandang dari seorang penjahat. Sudut pandang Subjektif tak langsung. Close up wajah seorang penjahat di dalam mobil dari samping yang waktu dia berpaling menengok ke belakang (pandangan out frame) wajahnya menggambarkan ketakutan dan ketegangan.

2.

3.

4.

Sudut pandangan subjektif. Shot mobil polisi yang sedang mengejar, dilihat dari sudut pandangan penjahat ketika menengok ke belakang.
Sudut pandang Subjektif tak langsung. Close up wajah penjahat yang telah kembali memandang kedepan yang penuh ketegangan, keringat bercucuran dan sesekali dia menyeka keringatnya dengan tangan dan coba menjalankan mobilnya dengan penuh konsentrasi walaupun dalam keadaan tegang. close up ban mobil penjahat ketika melindas bebatuan dan kerikil. Sudut pandang Interpretatif Sutradara. Full shot dengan slow motion mobil truk penjahat melayang dan terjatuh. Keadaan ini menggambarkan bagaimana menyampaikan kesan kepada penonton untuk terlibat lebih emosional dalam mengikuti kejadian ini.

5.

6.

SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR

Tiap shot memerlukan menempatan kamera pada posisi yang paling baik bagi pandangan mata penonton, bagi tata set dan action pada suatu saat tertentu dalam perjalanan cerita. Kita harus melakukan analisa yang mendalam dari cerita yang dibangun, sehingga kita mampu menempatkan kamera pada posisi tertentu yang kita inginkan guna mendapatkan sudut pengambilan gambar yang baik sesuai dengan tuntutan cerita. Pemilihan sudut pandang kamera yang teliti akan mempertinggi kesan dramatis dalam cerita yang dibangun.
Ketika seorang juru kamera akan melakukan shot (pengambilan gambar) terhadap suatu objek, dia bisa menggunakan lima cara, yakni

bird eye view, high angle, low angle, eye level, dan frog eye.

Bird Eye View Teknik pengambilan gambar yang dilakukan juru kamera dengan ketinggian kamera di atas ketinggian objek yang direkam. Hasil perekaman teknik ini memperlihatkan lingkungan yang demikian luas dengan bendabenda lain yang tampak di bawah demikian kecil.

High Angle Artinya, sudut pengambilan dari atas objek sehingga kesan objek jadi mengecil. Selain itu teknik pengambilan gambar ini mempunyai kesan dramatis, yakni nilai kerdil.

Low Angle Artinya, sudut pengambilan gambar dari arah bawah objek sehingga kesan objek jadi membesar. Sama seperti high angle, low angle juga memperlihatkan kesan dramatis, yakni prominance (keagungan).

Eye Level Artinya, sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang yang berdiri atau pandangan mata seseorang yang mempunyai ketinggian tubuh tepat tingginya sama dengan objek.

Frog Eye Teknik pengambilan gambar yang dilakukan juru kamera dengan ketinggian kamera sejajar dengan dasar (alas) kedudukan objek atau dengan ketinggian yang lebih rendah dari dasar (alas) kedudukan objek. Dengan teknik ini dihasilkan satu pemandangan objek yang sangat besar, mengerikan, dan penuh misteri.

UKURAN GAMBAR

Setelah dilihat dari aspek pengambilan gambar tadi, berikutnya adalah ukuran gambar. Keberagaman ukuran ini tentunya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, sekaligus menunujukan tingkat emosi, situasi, dan kondisi dari objek gambar. Misalnya, seseorang yang digambarkan bersedih atau gembira lebih baik jangan menggunakan ukuran gambar jauh (long shot) karena ekspresi wajahnya tidak akan terlihat oleh penonton.

Istilah/ singkatan: ECU (extreme close up) Artinya : Pengambilan gambar sangat dekat sekali, sampai pori-pori kulit Pun kelihatan. Fungsi : Memperlihatkan detail suatu objek secara jelas.

Istilah/ singkatan: BCU/ VCU/ HS (big close up/ very close up/ head shot) Artinya : Pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu. Fungsi : Menonjolkan objek untuk menimbulkan ekspresi tertentu.

Istilah/ singkatan: CU (close up) Artinya : Pengambilan gambar dari pas atas kepala sampai dada Fungsi : Untuk memberi gambaran objek secara jelas.

Istilah/ singkatan: BS / MCU (bush shot/ medium close up) Artinya : Ukuran gambar sebatas dari atas kepala sampai pinggang Fungsi : Untuk menegaskan profil seseorang sehingga penonton puas.

Istilah/ singkatan: WS / MS (waist shot/ mid shot) Artinya : Ukuran gambar sebatas dari kepala sampai pinggul Fungsi : Memperlihatkan sosok seseorang dengan tampangnya.

Istilah/ singkatan: KS / MS (knee shot/ medium shot) Artinya : Ukuran gambar sebatas dari atas kepala hingga lutut. Fungsi : Masih seperti WS

Istilah/ singkatan: FS (full shot) Artinya : Pangambilan gambar penuh dari atas kepala hingga kaki Fungsi : Memperlihatkan objek dengan lngkungannya.

Istilah/ singkatan: LS (long shot) Artinya : Pengambilan gambar melebihi FS Fungsi : Menunjukan objek dengan latar belakangnya.

Istilah/ singkatan: 1 S (one shot) Artinya : Pengambilan gambar satu objek. Fungsi : Memperlihatkan seseorang dalam in frame.

Istilah/ singkatan: 2 S (two shot) Artinya : Pengambilan gambar dua orang. Fungsi : Untuk memperlihatkan adegan dua orang sedang bercakap.

Istilah/ singkatan: 3 S (three shot) Artinya : Pengambilan gambar tiga orang. Fungsi : Menunjukan tiga orang yang lagi mengobrol.

Istilah/ singkatan: GS (group shot) Artinya : Pengambilan gambar sekelompok orang. Fungsi : Pada adegan pasukan sedang berbaris atau lainnya.

GERAKAN KAMERA

Zoom In/Zoom Out (Kamera Tidak bergerak, tetapi Menekan Tombol Zooming) Pada kamera video, terdapat lensa zoom. Juru kamera dapat mendekatkan atau menjauhkan gambar/ objek tersebut tanpa mendekati atau menjauhi gambar/ objek tersebut, tetapi hanya dengan menekan tombol zooming. Biasanya kalau tombol berbentuk pipih dan jika ditekan dibagian depan, efeknya zoom in (mendekat) atau jika ditekan ke bagian belakang, efeknya zoom out (menjauh).

Panning (Kamera tidak bergerak, tetapi Tripod Penyangga Kaki Tiga)-nya digerakan ke kiri dan ke kanan) Untuk memperlihatkan tampilan gambar mendatar (horizontal) secara berurutan dan halus, kamera dapat digerakkan secara panning dengan kamera tetap berada di tempat. Jika gerakan kamera ke kiri disebut Pan Left. Jika gerakan kameranya ke arah kanan disebut Pan Right. Hanya untuk bisa panning ini kamera harus berada di atas tripod. Alat ini mempunyai tongkat untuk menggerakkan, baik ke kiri maupun ke kanan.

Tilting Untuk memperlihatkan gambar dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas, dengan cara menggerakan kamera yang berada di atas tripod ke atas atau kebawah. Gerakan kamera dari atas kebawah disebut Tilt Down, gerakan kamera dari bawah keatas disebut Tilt Up

Dolly Dolly adalah kedudukan kamera diatas tripod dan diatas landasan roda (dolly) sehingga kamera dapat digerakan kearah mana saja. Jika dolly digerakan ke arah depan/ maju disebut Dolly In, jika dolly digerakan kearah belakang/ mundur disebut Dolly Out.

Follow Follow adalah gerakan kamera yang mengikuti gerakan objek yang bergerak searah. Follow bisa berada diatas dolly, crane ataupun dengan handheld. Objek bisa di depan kamera, di belakang kamera atapun disamping kamera.

Crane Shot Crane Shot adalah gerakan kamera yang dipasang diatas mesin beroda (crane) dan bergerak sendiri, bisa juga bergerak dengan juru kamera, baik mendekati maupun menjauhi objek. Dalam perkembangan crane ada alat yang bernama Jimmy Jib yang bentuknya seperti belalai gajah.

Fading Fading adalah pergantian gambar secara perlahan-lahan. Gambar baru muncul secara perlahan menggantikan gambar yang ada pada layar, disebut Fade In. Jika gambar yang ada pada layar secara perlahan menghilang dan digantikan dengan gambar baru, disebut Fade Out.

Framing Framing Shot adalah objek yang keluar masuk kedalam frame atau bingkai layar. Jika Objek masuk ke dalam frame atau bingkai shot dalam layar disebut Frame In. Jika objek keluar bingkai atau frame disebut Frame Out.

GERAKAN OBJEK Objek yang bergerak dengan posisi kamera diam. Beberapa macam gerakan objek, yaitu:
1. Objek dapat bergerak sejajar dengan kamera, baik ke kiri mapun ke kanan. 2. Objek dapat brgerak mendekati kamera disebut Walk In. 3. Objek dapat bergerak menjauhi kamera disebut Walk Out.

TEKNIK-TEKNIK LAIN

BACKLIGHT SHOT Backlight Shot adalah teknik pengambilan gambar terhadap objek di depan kamera dengan cahaya dibelakang objek. Dengan pengambilan gambar seperti ini objek terlihat gelap sedangkan latar belakang terang. Shot ini biasa dilakukan untuk menampilkan sosok yang misterius, kesedihan, kesepian atau lainnya.
REFLECTION SHOT Teknik pengambilan gambar yang dilakukan tidak secara langsung terhadap objek, akan tetapi lewat pantulan objek di kaca atau di air. Teknik pengambilan gambar ini untuk memberikan kesan yang dalam terhadap peran yang dilakukan, seperti keheningan, kesedihan ataupun angan dan harapan.

DOOR FRAME SHOT Pengambilan gambar yang dilakukan dibalik pintu, seperti pintu yang sedikit terbuka kemudian muncul objek dibalik pintu tersebut atau pintu yang terbuka secara perlahan memperlihat sosok yang muncul dari balik pintu. Adegan ini biasanya untuk memberikan kesan menegangkan, mencekam ataupun yang lebih menyeramkan lagi.
POINT OF VIEW Pengambilan gambar yang dilakukan dengan melibatkan penonton sebagai subjek, bisa sebagai orang pertama, kedua atau ketiga. Contohnya pengambilan gambar 2 orang sedang berbincang-bincang dengan shot bergantian memperlihatkan perbincangan mereka.

ARTIFICAL FRAMING SHOT Pengambilan gambar dengan menempatkan benda di depan kamera sebagai efek untuk memberikan kesan tertentu atau hanya sebagai penghias terhadap objek. Contohnya dengan menempatkan dedaunan didepan kamera seolah-olah ada seseorang yang sedang mengintai objek dibalik dedaunan tersebut, atau seseorang yang sedang bermain di sebuah taman dengan menempatkan kamera dibelakang pepohonan.
JAWS SHOT Untuk memberikan kesan dramatis dari objek terhadap penonton yang tadinya biasa saja tiba-tiba objek kaget dengan memandang kearah kamera. Contohnya ketika seseorang sedang berjalan ke arah kamera dan tidak jauh dari depan kamera ada objek lain, misalkan orang gila. Ketika seseorang tersebut sudah dekat dengan orang gila, orang gila tersebut menakutinya dengan muka seperti mau menerkam dan orang tadi kaget.

FRAMING WITH BACKGROUND Teknik pengambilan gambar dengan background yang dimunculkan dari objek yang didepan untuk memberikan efek keindahan dan kesan dari cerita yang dibangun. Objek yang di depan tetap fokus, tapi latar belakang mendukung terhadap objek tujuan.
THE SECRET OF FOREGROUND FRAMING SHOT Pengambilan gambar terhadap objek yang didepan akan tetapi objek yang melatar belakangi mempengaruhi sesuatu yang terjadi pada latar objek di depannya sehingga objek dibelakang mempunyai andil. Contohnya seseorang perempuan di tengah keramaian kota yang sedang kebingungan mencari kekasihnya yang sudah lama tidak bertemu, perempuan itu sudah kelelahan kemudian shot close up sambil menyeka keringat dan pada saat itu muncul dibelakang seseorang pria yang berdiri sejenak kemudian menaiki kendaraan dan pergi, padahal seseorang itu pria yang di cari.

TRIPOD TRANSITION Teknik pengambilan gambar dengan posisi kamera diatas tripod yang mengambil gambar dari satu objek ke objek lain secara cepat. Teknik ini biasa dipakai untuk membrikan kesan dinamis, ketegangan dalam suasana memperlihat satu persatu emosi dari sekelompok objek yang ada.
ARTIFICAL HAIRLIGHT Pada teknik ini, rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga mempunyai efek bersinar. Efek ini dilakukan untuk memberikan nuansa dramatis bagi obek yang sedang berakting.

FAST ROAD EFFECT Teknik pengambilan gambar ini menempatkan juru kamera berada diatas kendaraan yang sedang melaju. Kesan yang ditimbulkan tentunya ada pemandangan jalan yang bergerak yang memperlihatkan pergerakan kendaraan yang sedang ditumpangi oleh pelaku/ pemain.
WALKING SHOT Teknik ini biasanya kamera di bawa dengan tangan atau hand held, mengikuti pergerakan objek, objek yang sedang berjalan atau berlari, bisa sedang terburu-buru atau dalam keadaan sedang dikejar-kejar.

OVER SHOULDER SHOT Pengambilan gambar lewat bahu dari objek yang sedang berdialog. Dalam frame terlihat dua orang yang sedang berhadapan dan salah satunya agak membelakangi kamera seolah-olah kamera berada diatas bahunya.
PROFIL SHOT Jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dengan looking space-nya, demikian juga dengan orang kedua mamperlihatkan hal yang sama.

KOMPOSISI GAMBAR DALAM FRAME

Komposisi adalah penataan dan penempatan elemen-elemen visual dalam sebuah frame ketika pengambilan gambar yang dilakukan juru kamera untuk menjadikan suatu proses komunikasi yang berlangsung dengan baik dan menarik.
Pemberian bentuk pada gambar agar tampak lebih berkarakter dilakukan juru kamera dengan mengikuti pola-pola perekaman gambar yang cukup umum dan sering digunakan atau diterapkan oleh para juru kamera, diantaranya:

Menghindarkan suatu penggambaran yang simetris pada satu bidang proyeksi layar. Menghindarkan suatu penggambaran yang berat sebelah atas penempatan objek dalam sebuah frame. Menghindarkan pengambilan gambar yang saling menutupi tiap-tiap elemen visual yang satu dengan yang lain. menghindarkan pengambilan gambar yang terlalalu berjejal ataupun terlalu jarang atas elemen visual dalam sebuah frame.

Menghindari pengambilan gambar yang mengurangi perspektif, menipu atau bahkan merusak perspektif. Menghindarkan penempatan garis kaki langit (garis Horizon) ditengah bidang gambar. Menghindarkan memunculkan elemen visual yang tidak sebagaimana mestinya, harus lebih menonjolkan elemen yang diutamakan. Mempertahankan, menjaga atau memelihara kesinambungan dari cahaya, tempat, latar belakang objek, kedudukan dan atau arah gerak objek.

Ada lima faktor yang mempengaruhi shot dalam frame, yaitu: Field of view, sudah dijelaskan dalam ukuran gambar diatas.

Head room, berarti ruang di atas kepala antara batas frame dan kepala bagian atas. Yang baik jangan sampai kepala terpotong atau terlalu lebar ruang anatar kepala dan bagaian atas frame. Noseroom, menentukan arah pandangan ataupun gerak pemain. Noseroom akan mempengaruhi looking space pemain ketika dia sedang berjalan, berbincang atau menoleh. Kita harus memberi ruang untuk memberikan kesan pandangan yang ditujunya.

Close up, dalam menentukan close up seorang pemain akan memberikan karakter dan kesan emosional yang dibangun, sehingga close up akan memberikan perhatian khusus dalam shot.
Background, latar belakang harus kita perhatikan agar memberikan kesan terhadap objek didepannya. Latar belakang jangan menyatu dengan latar depan sehingga kesan memunculkan objek tidak terlihat, atau latar belakang mengganggu objek di depannya.

Anda mungkin juga menyukai