Anda di halaman 1dari 29

Sinematografi secara etimologis berasal dari bahasa Latin yaitu; Kinema (gerak),

Photos (cahaya), Graphos (lukisan/ tulisan).


 Sinematografi bisa diartikan kegiatan menulis/melukis yang menggunakan
gambar dengan bantuan cahaya.
 Bisa diartikan juga dengan the craft of making picture atau pendekatannya adalah
pengrajin gambar, ahli gambar.
 Menurut Kamus Ilmiah Serapan Bahasa Indonesia (Aka Kamarulzaman: 2005, 642)
Sinematografi diartikan sebagai ilmu danteknik pembuatan film atau ilmu, teknik,
dan seni pengambilan gambar film dengan sinematograf.
 Sinematograf itu sendiri bararti kamera untuk pengambilan gambar atau
shooting,dan alat yang digunakan untuk memperoyeksikan gambar-gambar film.
 Sedangkan sinema(cinema) diartikan sebagai gambar hidup, film, atau gedung
bioskop
 Film (movie atau cinema) merupakan produk atau buah karya dari kegiatan
sinematografi.
 Film sebagai karya sinematografi merupakan hasil perpaduan antara kemampuan
seseorang atau sekelompok orang dalam penguasaan teknologi, olah seni,
komunikasi, dan manajemen berorganisasi.
 Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni menangkap
pantulan cahaya yang mengenai benda.
 Perbedaannya Sinematografi dan Fotografi :
 Peralatan fotografi menangkap gambar tunggal
 Sedangkan sinematografi menangkap rangkaian gambar.

Jadi sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan teknik


perangkaian gambar atau dalam sinematografi disebut montase (montage).
 Bagaimana membuat gambar bergerak ?
 Seperti apakah gambar-gambar itu bergerak ?
 Bagaimana merangkai potongan2 gambar yang bergerak menjadi rangkaiaan
gambar yang mampu menyampaikan maksud tertentu atau menyampaikan
informasi atau mengkomunikasikan suatu ide tertentu.
 Shot bisa diartikan sebagai bagian dari adegan.
 Shot adalah suatu rangkaian gambar hasil rekaman kamera tanpa intrupsi
 Shot, dapat disejajarkan dengan kata. Kata-kata jika dijajarkan belum tentu
membentuk satu kalimat.
 Demikian juga dengan rangkaian gambar yang bersambungan dalam rangkaian
tertentu belum tentu mampu menyampaikan pesan kepada audiens.
 Jika hubungan antar gambar dimaksudkan untuk menceritakan sesuatu, maka
harus ada sesuatu yang menunjukannya, seperti dengan komposisi gambar, obyek
yang bergerak dalam frame dan relasi antara penonton dengan obyek yang
berada dalam cerita (Junaedi,2011:50).
 scene yaitu Peristiwa atau Kejadian atau Adegan, di mana pengertiannya adalah
kumpulan shot-shot yang peristiwa di dalamnya terjadi pada satu ruang dan satu
waktu.
 Untuk membuat scene, shot-shot digabungkan atau dirangkai satu dengan yang
lain.
 Dalam perangkaian ini dikenal istilah transisi yang digunakan untuk
menggabungkan shot-shot menjadi scene.
 Ada bermacam transisi untuk menyusun shot-shot menjadi scene: cut, dissolve,
fade in, fade out,wipe.
 Transisi-transisi ini bisa dipakai untuk menunjukkan hubungan peristiwa,
pergantian waktu atau tempat.
Apa Itu
CUT ?? DISSOLVE ??

WIPE ?? FADE IN
dan
FADE OUT ??
 Berbagai scene jika ditata menjadi sebuah kesatuan akan menjadi sequence,
dimana dengan demikian kita akan paham tentang kejadian tersebut secara utuh.
 Misalnya sebuah sequence tentang pengejaran seorang penjahat.
 Kita lihat dalam sequence itu, seorang penjahat yang lari melalui jalan raya,
terminal bis, jembatan, sungai, hutan dan di belakangnya ada banyak polisi yang
mengejarnya beserta anjing-anjing pelacak sampai pengejaran itu berakhir entah
penjahat itu tertangkap entah tidak.
 Bila penjahat itu tertangkap, sequence berikutnya mungkin sequence di
pengadilan: kalau tidak tertangkap, sequence berikutnya penjahat itu bertemu
dengan teman-temannya.
 Sebuah sequence biasanya terdiri dari scene-scene pendahuluan, tengah dan
akhir yang kemudian disambung oleh sequence lain dengan struktur yang sama.
 Berdasarkan kepandaian mempergunakan jenis-jenis hubungan (transisi) shot-shot
menjadi scene, dari scene-scene menjadi sequence itu, suatu ceritera film akan
menunjukkan gaya tersendiri. Dengan gaya yang khusus itu kita mengenal film-
film romantis, dramatis, komedis atau tragis.
 Camera angle atau yang biasa diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia sebagai tata
kamera adalah sudut pandang dari penonton.
 Ada tiga faktor yang menentukan angle kamera, yaitu :
 Sudut pandang (angle) kamera adalah sudut pandang penonton / Sudut pandang
kamera mewakili mata penonton
 Mata kamera adalah mata penonton.
 Penempatan kamera menentukan sudut pandang penonton dan wilayah yang
diliput pada suatu shot.
 Misalnya dalam sebuah aksi demonstrasi yang diikuti oleh ribuan pengunjuk rasa,
maka camera angle yang dipilih harus mampu mewakili sudut pandang dari
penonton, mulai dari banyaknya orang yang terlibat dari aksi unjuk rasa tersebut,
sampai isu yang disuarakan oleh pengunjuk rasa (Junaedi,2011:53).
 dua hal besar yang perlu diperhatikan dalam camera angle
 Pertama, seberapa besar atau banyak wilayah yang harus diambil?
 Kedua, sudut pandang terbaik manakah yang bisa dipilih untuk mewakili mata
penonton.
 Close up pada film/video memberikan kemungkinan suatu penyajian yang rinci
dan detail dari suatu kejadian.Sebagaimana kita ketahui, pertunjukan drama,
musik ataupun tarian diatas panggung, penonton harus menyaksikannya dari jarak
tertentu dan tetap/tidak bisa berubah-ubah. Namun dengan menggunakan close
up Film/video dapat menyajikan bagian kecil dari suatu kejadian dari adegan
dalam Film/video kepada penonton. Penonton dalam sesaat dapat melihat secara
detail bagian yang sangat kecil itu.
 Misalnya adegan seorang dokter sedang menancapkan jarum suntiknya pada
lengan pasien. Dalam drama panggung penonton tidak akan dapat menyaksikan
dengan jelas bagaimana jarum suntik tsb. Masuk secara perlahan-lahan kedalam
daging lengan pasien, sebaliknya dengan pengambilan gambar secara Close up
pada kejadian tsb. Akan terlihat dengan jelas oleh penonton . Close up yang dipilih
secara seksama, direkam secara sempurna,dan disunting secara tepat akan
menciptakan dampak dramatik pada suatu kejadian
 Terdapat berbagai ukuran-ukuran close up untuk orang yang sering terdapat
dalam film/video :
 Medium close up (MCU)
Apakah itu ?
 Close up (CU) Seperti
apakah
 Big close up contohnya ?
 Extreme Close up (ECU)
 Seorang pembuat Film akan selalu dihadapkan pada salah satu hal yang penting
untuk dipikirkan dalam proses pembuatan film yaitu bagaimana membuat suatu
komposisi yang baik disetiap adegan dalam filmnya.
 Tujuan utama membuat gambar dengan pertimbangan komposisi adalah
menampilkan gambar yang menarik bagi penonton agar penonton tidak mau
melepaskan dalam sekejap matapun terhadap gambar yang kita tampilkan. Mata
penonton tidak akan pernah berkeliaran ke lain perhatian atau tergoda untuk
menengok ke lain tempat.
 Komposisi dalam pengertian yang sederhana merupakan pengaturan (aransemen)
dari unsur-unsur yang terdapat di dalam gambar untuk membentuk suatu kesatuan
yang serasi (harmonis) di dalam sebuah bingkai.
 The frame
 Light and color
 The lens
 Movement
 Texture
 Establishing
 POV
 Memilih frame adalah hal dasar dalam membangun aksi di sebuah film
 Kita memilih memilih frame untuk mengarahkan perhatian penonton
 Jenis lensa memiliki karakter tersendiri dalam membangun dunia visual
 Short focal length (wide)
 Long focal length (tele)
 Dua hal ini merupakan aspek yang sangat kuat dalam film
 Manipulasi gambar dengan menggunakan peralatan yang ada untuk membangun
cerita
 Texture ini membedakan antara film fiksi dan dokumentasi
 Pergerakan kamera juga sangat berpengaruh dalam membangun cerita
 Establishing merupakan merupakan kemampuankemampuan kemampuan gambar
untuk bercerita tanpa bantuan suara ataupun judul
 Cara bagaimana penonton merasa terlibat bersama karakter dalam film
 Produser
 Sutradara
 Penulis skenario
 Penata kamera/ fotografi
 Lighting
 Penyunting gambar/ editor
 Talent
 Penata suara dan penata musik
 Penata kostum dan penata rias
 dll
 Sebuah ilmu sinematrografi, seorang pembuat film tidak hanya merekam setiap
adegan, melainkan bagaimana mengontrol dan mengatur setiap adegan yang
diambil, seperti jarak, ketinggian, sudut, lama pengambilan, dan lain-lain.
 Hal ini menjelaskan bahwa unsur sinematografi secara umum dapat dibagi
menjadi tiga aspek, yakni kamera atau film, framing, dan durasi gambar.
 Hal ini bertujuan untuk memperlihatkan atau menjelaskan obyek tertentu secara
mendetail, dengan mengupayakan wujud visual film yang tidak terkesan monoton
 Junaedi, Fajar (2011). Membuat Film Dokumenter, Sebuah Panduan Praktis.
Yogyakarta, Lingkar Media.
 Aka Kamarulzaman. (2005). Kamus Ilmiah Serapan Bahasa Indonesia. Yogyakarta:
Absolut

Anda mungkin juga menyukai