ABSTRAK
Kata Kunci: Video Clip, Semiotika, Donald Glover, Rasisme, Amerika Serikat
PENDAHULUAN
Rasisme di Amerika Serikat telah merebak sejak era colonial hingga sekarang.
Secara hukum dan sosial, hak-hak dan pemberian-pemberian diberikan kepada
orang kulit putih Amerika namun ditolak kepada Amerika asli, Afrika Amerika,
Asia Amerika dan Hispanik atau Latino Amerika. Eropa Amerika (terutama
Protestan Anglo-Saxon kulit putih) diberi pemberian eksklusif dalam materi-
materi pendidikan, imigrasi, hak suara, kewarganegaraan, kepemilikan tanah, dan
prosedur kriminal sepanjang periode waktu yang terbentang dari abad ke-17
sampai 1960an. Namun, para imigran non-Protestan dari Eropa; terutama orang
Irlandia, orang Polandia, dan orang Italia, yang mengalami pengecualian
xenofobik dan bentuk diskriminasi berbasis etnis lainnya dalam masyarakat
Amerika, masih dianggap ras rendah dan tak dianggap orang kulit putih
sepenuhnya. Selain itu, kelompok Timur Tengah Amerika seperti Yahudi dan Arab
menghadapi diskriminasi berkelanjutan di Amerika Serikat, dan akibatnya,
beberapa orang yang masuk kelompok tersebut tak diidentifikasikan sebagai orang
kulit putih. Orang Asia Timur Selatan juga menghadapi rasisme di Amerika.
Hal itu coba disinggung Donald Glover yang memiliki nama panggung Childish
Gambino. Pria multitalenta menjadi obrolan hangat terkait video lagunya berjudul
“This Is America”. Glover ingin menyampaikan maksud rahasia di video klip itu
terkait isu yang sedang merebak di Negeri Paman Sam.
Video clip ini menjadi satu-satunya lagu yang bertemakan politik yang menduduki
peringkat pertama di Billboard Hot 100 di minggu pertama peluncurannya.
Setelah Donald Trump terpilih menjadi presiden, musisi US, yang kebanyakan
mendunia dan pasti terkenal, banyak membuat lagu-lagu bertema politik.
Sebagian menyembah Trump, sementara lagu politik yang menyindir Trump lebih
banyak. Tapi, sebelum This Is America rilis, lagu-lagu bertema politik seperti
Chained to the Rhythm dari Katy Perry, cuma maksimal berada di peringkat 4
tahun 2017 lalu. Sementara lagu Ye vs The People, puji-pujian Kanye West untuk
Presiden Oranye, berkolaborasi dengan T.I. malah mentok di peringkat 85
sebelum akhirnya terjun bebas di minggu ini (minggu kedua May 2018).
Meskipun begitu, Childish Gambino tetap merasa kalau bukan bagian dia untuk
menjelaskan apa sih pesan yang terkandung dalam lagu ini, meskipun di luar sana
sudah banyak sekali teori-teori dan penjelasan-penjelasan sok tau.
TINJAUAN PUSTAKA
Komunikasi
Semiotika
Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda (sign) dalam kehidupan manusia.
Semiotika dapat digolongkan menjadi dua yakni semiotik struktural dan semiotik
pragmatis (Hoed, 2011:28).
Peirce membagi tanda menjadi tiga tipe yakni ikon, indeks dan simbol. Sebuah
ikon memiliki kesamaan dengan objek. Hal ini seringkali terlihat pada tanda-tanda
visual seperti foto, peta, tanda di toilet yang melambangkan pria dan wanita
adalah ikon. Indeks adalah tanda dengan sebuah hubungan langsung yang nyata
dengan objek yang diwakilinya. Asap adalah indeks dari api, bersin adalah indeks
dari flu. Sebuah simbol adalah sebuah tanda yang keterkaitannya dengan objek
merupakan permasalahan konvesi, persetujuan atau aturan. Secara umum kata-
kata merupakan simbol. Palang merah adalah simbol. Angka-angka adalah simbol
(Fiske, 2012:80).
Peirce menghendaki agar teori semiotikanya ini menjadi rujukan umum atas
kajian berbagai tanda-tanda. Oleh karenanya ia memerlukan kajian lebih
mendalam mengenai hal tersebut. Terutama mengenai seberapa luas
jangkauan dari teorinya ini. untuk itu ia membaginya dalam beberaoa
klasifikasi.
A. Berdasarkan Ground
Yakni berkaitan dengan sesuatu yang membuat suatu tanda dapat berfungsi.
Dalam hal ini Peirce mengklasifikasikan Ground kedalam tiga hal yakni :
Qualisign
Qualisign yaitu kualitas dari suatu tanda. Misalnya kualitas kata-kiata yang
digunakan dalam menyertai tanda tersebut seperti kata-kata yang keras, kasar
ataupun lembut. Tak hanya kata-kata yang menetukan kuwalitas dari pada suatu
tanda, dapat pula berupa warna yang digunakan bahkan gambar yang
menyertainya.
Sinsign
Sinsign adalah eksistensi dan aktualitas atas suatu benda atau peristiwa
terhadap suatu tanda. Misalkan kata banjir dalam kalimat “terjadi bencana
banjir” adalah suatu peristiwa yang meneranggkan bahwa banjir diakibatkan
oleh adanya hujan.
Legisign
Lesigsign adalah norma yang terkandung dalam suatu tanda. Hal ini berkaitan
dengan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Misalkan tanda dilarang
merokok menunjukan bahwa kita dilarang merokok pada lingkungan dimana
tanda itu berada. Yang lebih umum lagi tentu saja adalah rambu lalu lintas,
yang menunjukan hal-hal yang boleh dan tidak boleh kita lakukan saat
berkendara.
B. Berdasarkan Objeknya
Ikon
Ikon adalah tanda yang menyerupai bentuk objek aslinya aslinya. Dapat
diartikan pula sebagai hubungan atara tanda dan objek yang bersifat kemiripan.
Bahwa maksud dari ikon adalah memberikan pesan akan bentuk aslinya.
Contoh yang paling sederhana dan banyak kita jumpai namun tidak kita sadari
adalah peta.
Indeks
Indeks adalah tanda yang berkaitan dengan hal yang bersifat kausal, atau sebab
akibat. Dalam hal ini tanda memiliki hubungan dengan objeknya secara sebab
akibat. Tanda tersebut berarti akibat dari suatu pesan. Contoh yang umum
misalkan asap sebagai tanda dari api. (baca: Teori Semiotika Ferdinand De
Saussure)
Simbol
Simbol adalah tanda yang berkaitan dengan penandanya dan juga petandanya.
Bahwa sesuatu disimbolkan melalui tanda yang disepakati oleh para
penandanya sebagai acuan umum. Misalkan saja lampu merah yang berarti
berhenti, semua orang tahu dan sepakat bahwa lampu merah menandakan
berhenti.
C. Berdasarkan Interpretant
Rheme
Dicent sign atau dicisign adalah tanda yang sesuai dengan fakta dan
kenyataanya. Misalnya, saja disuatu jalan kampung banyak terdapat anak-anak
maka di jalan tersebut dipasang rambu lalu lintas hati-hati banyak anak-anak.
Contoh lain misalnya jalan yang rawan kecelakaan, maka dipasang rambu hati-
hati rawan kecelakaan.
Argument
Argument adalah tanda yang berisi alasan tentang sesuatu hal. Misalnya tanda
larangan merokok di SPBU, hal tersebut dikarenakan SPBu merupakan tempat
yang mudah terbakar.
Semiotika Film
Sistem semiotika yang lebih penting dalam film yakni digunakannya tanda-tanda
ikonis yaitu untuk menggambarkan sesuatu yang dimaksud dalam penyampaian
pesan kepada khalayak. Tanda-tanda ikonis yang digunakan dalam film
mengisyaratkan pesan kepada penonton dan setiap isyarat yang diterima akan
berbeda namun apabila cerita yang diperankan memang sudah membentuk satu
pokok makna dalam hal ini makna cerita yang ditampilkan (Sobur, 2003:128).
Video Clip
Video klip merupakan penggabungan antara musik dan visual yang awalnya
digunakan sebagai media promosi para pelaku musik dunia. Video klip ini yang
digunakan oleh para produser untuk mempromosikan music nya kepada khalayak
lewat televisi dan toko-toko musik. Visual dalam sebuah video klip sangat
disadari betapa pentingnya oleh para produser untuk memperkenalkan artis nya
kepada khalayak. Tidak hanya visual, di dalam video klip juga terdapat alur cerita
layaknya film yang menjadikan khalayak lebih memahami dan merasakan apa
maksud dari lagu yang ingin musisi sampaikan. Tanpa disadari, video klip
membuat khalayak memutarnya secara berulang ulang dikarenakan mereka akan
lebih terhibur karena adanya gambar dan alur cerita dari musisi favoritnya. Maka
dari itu video klip diyakini sangat ampuh kegunanya untuk memperkenalkan artis
para produser secara audio dan visual, serta bisa menjadikan video klip sebagai
media baru untuk menyampaikan pesan yang ingin para pelaku music sampaikan
lewat lagunya.
Seiring berjalannya waktu, video klip bukan hanya menjadi alat promosi saja,
melainkan sebuah seni yang maju bersama para pelaku musik seluruh dunia.
Video klip ini banyak digunakan oleh para pelaku musik untuk memperkuat pesan
yang ingin mereka sampaikan lewat lagunya. Video klip telah menjadi media
berekspresi anatara pelaku musik dan sineas untuk menyampaikan pesan yang
dituliskan lewat lagu, dan ditampilkan secara visual.
Video Clip This is America
Video Clip ini berisikan pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh Donald Glover
atau Childish Gambino mengenai isu-isu yang ada dari era kolonial hingga
sekarang yaitu rasisme yang terus merebak di Amerika. Salah satunya pada tahun
1800an seorang tokoh yang bernama Thomas Dartmouth Rice dalam sebuah
panggung sandiwara memeragakan tokoh fiksi yang bernama Jim Crow yang
seorang budak Afrika-Amerika.
Video clip ini mengambil tempat sebuah gudang besar yang diisi berbagai
properti. Tak hanya itu, Hiro Murai selaku sutradara melibatkan sekitar 30-an
figuran. Video ini dibuka dengan adegan penembakan Glover terhadap gitaris tua
yang wajahnya ditutup kain putih. Sepanjang video, Anda disajikan adegan
Glover yang menari dengan sekelompok pelajar Afrika-Amerika, sementara di
belakang mereka terjadi berbagai kekacauan. Video ini kemudian ditutup dengan
Glover yang berlari menghindari kejaran sekelompok orang dengan baju berbeda-
beda. Komposisi adegan itu pun berhasil mendapat tanggapan positif dari Erykah
Badu, Janelle Monae, Trent Reznor, serta figur publik lain melalui akun Twitter
masing-masing.
Jim Crow
Era Jim Crow atau akrab juga disebut sebagai Jim Crow laws adalah era di mana
di beberapa negara bagian di Amerika Serikat, terjadi pemisahan segala macam
hal berdasarkan ras, dalam hal ini, kulit hitam adalah sasaran utamanya.
Didengungkan pertama kali pada akhir abad ke 19 setelah periode rekonstruksi,
hukum/peraturan ini dijalankan kembali hingga tahun 1965. Pemerintah
memberikan mandat pemisahan rasial ini untuk terjadi di berbagai sektor.
Pemisahan berdasarkan ras ini terjadi pada sektor seperti fasilitas dan pelayanan
publik, juga kesempatan untuk mendapatkan fasilitas negara seperti rumah,
kesehatan, pendidikan, peluang kerja dan lain sebagainya. Amerika Serikat
menutupi kejadian ini dari perhatian publik internasional dengan membawa dan
memberi doktrin “separate but equal”. Doktrin ini lahir karena kasus Plessy vs
Ferguson yang begitu terkenal.
Diceritakan dalam kasus ini, Homer Adolph Plessy, naik kereta East Lousiana,
dengan rute New Orleans ke Covington. Plessy, saat itu kemudian duduk di
bangku yang memang dikhususkan untuk orang berkulit putih dalam gerbong
kereta segregasi. Plessy kemudian dipermasalahkan karena menduduki kursi yang
dikhususkan untuk orang kulit putih. Diminta pindah, Plessy menolak, yang
membuat para kulit putih menjadi marah dan membawanya ke pengadilan. Di
pengadilan, Plessy melawan dengan mengatakan jika perlakuan yang diterimanya
dan yang diterima oleh kulit hitam lainnya berseberangan dengan amandemen ke
13 dan 14 , di mana amandemen ke 14 kurang lebih menjelaskan tentang larangan
bagi Amerika Serikat untuk membuat hukum yang memberikan salah satu
golongan penduduk untuk mendapatkan privileges dan kekebalan hukum, dan
memberikan kesempatan juga fasilitas yang sama untuk semua warga negara.
Amandemen 14 ini malah “dikulik” oleh pengadilan untuk memberikan sebuah
doktrin baru, bahwa menurut mereka, untuk benar-benar bisa memberikan
kesetaraan terhadap penduduk dengan ras yang berbeda, pemisahan itu memang
perlu, bukan untuk memperlihatkan inferioritas kulit putih, namun untuk menjaga
kerukunan antar ras. Dan dari sinilah kemudian hadir doktrin “separate but equal”
yang pada prakteknya, sama sekali tidak equal.
Sebagai contoh, di Angkatan Bersenjata Amerika Serikat sebelum tahun 1950,
unit tentara berkulit hitam ditempatkan berbeda dengan unit kulit putih, namun
tentara kulit hitam tetap dipimpin oleh petugas berkulit putih. Banyak tanda,
simbol dan plang digunakan untuk menunjukkan jika tentara berkulit hitam tidak
setara dengan kulit putih. Mereka — tentara berkulit hitam — tidak diperbolehkan
untuk berjalan, berbicara, minum, bahkan makan dan istirahat saat berada di kamp
tanpa seijin kulit putih. Dan hal ini kemudian menjalar ke fasilitas umum, seperti
sekolah khusus untuk kulit putih dan kuburan kulit putih only.
Dan akhirnya, dari doktrin “separate but equal” ini, hadirlah sosok fiksi dengan
stereotipe orang kulit hitam bernama Jim Crow.
Term “Jim Crow” mengambil reference dari karakter berkulit hitam dari sebuah
lagu lawas, dan menjadi nama dari tarian populer di tahun 1820 di Amerika
Serikat. Pada prakteknya, di tahun 1828, seorang penampil bernama Thomas
“Daddy” Rice membawa Jim Crow menjadi nyata dengan berpenampilan seperti
orang kulit hitam yang tua. Dia lalu menampilkan citra Jim Crow yang berwajah
hitam, bernyanyi dan menari dengan pakaian yang compang-camping.
Dan mulai tahun 1830, karakter yang dibuat Rice menjadi sangat terkenal, bahkan
menjadi “pop culture” pada saat itu, memberikan stereotipe negatif kepada cara
pandangan masyarakat terhadap Afro-America sebagai warga yang tidak
berpendidikan, tidak jujur dan mampu diperbudak.
Dan efeknya, ada dua. Yang pertama, bagi para warga Amerika berkulit hitam, ini
membawa rasa sakit yang mendalam, yang terjaga hingga saat ini, bahwa mereka
merasa jika ras mereka bukanlah ras yang diinginkan, dan begitu dibedakan
perlakuannya dibanding warga US berkulit putih. Beberapa menggambarkan
perasaannya dengan minder, beberapa lagi dengan sikap yang brutal. Sementara
para kulit hitam yang ingin gengsinya terangkat, selalu menunjukkan simbol jika
saat ini, kulit hitam mampu sejajar karena mereka bisa mendapatkan apa yang
kulit putih dapatkan. Itulah mengapa, dalam beberapa video klip rap, hip-hop dan
RnB terutama tahun 90an, kebanyakan artis menggunakan perhiasan blink-blink
untuk menunjukkan kesetaraan mereka.
Yang kedua, Para kulit putih, those Yankee, masih saja merasa jika kulit hitam
adalah budak. Jika kulit hitam adalah ras kedua yang tidak pantas untuk sejajar.
Itu kenapa, kasus rasial di Amerika Serikat masih saja tinggi hingga saat ini.
Bahkan tidak jarang terjadi baku tembak antar kedua ras tersebut.
PEMBAHASAN
Semiotika pada Lirik Lagu
Di bridge pertama pada lagu ini berbicara tentang bagaimana media hiburan
berfungsi sebagai selingan dari masalah yang lebih besar.
“Yeah, yeah, yeah, yeah, yeah
Yeah, yeah, yeah, go, go away
Yeah, yeah, yeah, yeah, yeah
Yeah, yeah, yeah, go, go away
Yeah, yeah, yeah, yeah, yeah
Yeah, yeah, yeah, go, go away
Yeah, yeah, yeah, yeah, yeah
Yeah, yeah, yeah, go, go away...”
Pada lirik ini merepresentasikan isi hati dari orang-orang Afrika-Amerika yang
menginginkan mereka (orang Amerika kulit putih) untuk pergi jauh dari
kehidupan nya dan tidak mengganggu.
Chorus:
“.. This is America
Don't catch you slippin' up
Don't catch you slippin' up
Look what I'm whippin' up
Pada bagian Chorus/reff Childish Gambino selalu menekankan dengan kata ini
“Don't catch you slippin' up, Look what I'm whippin' up” yang dimana artinya
anda jangan sampai terkecoh dengan semua kebohongan, bahwa ada hal yang
menakutkan dibelakang ini, dan pada lirik “This is America” selalu ada penekanan
simbol bahwa inilah yang terjadi di Amerika.
Argumentasi laki-laki adalah penghasil uang Glover tulis dalam “Grandma told
me get yo money, Black Man” yang dinyanyikan dalam format suara paduan suara
tenor. Sedangkan argumentasi pria kulit hitam adalah pelaku kriminal tersirat dari
figuran yang sedang mengacau di belakang Glover yang sedang berdansa.
Gaya Hidup Orang-Orang Amerika Serikat
Lagi-lagi dalam lirik ini gambino ingin memperlihatkan betapa tinggi sifat
konsumerisme yang terjadi di Amerika dengan menggunakan kata “Gucci” Gucci
adalah sebuah produk fashion terkenal dan bermerk, lirik “I’m so pretty, I'm gon'
get it” ini memiliki arti ketika kita menggunakan merek itu kita pasti akan terlihat
cantik. Namun yang terjadi di belakang nya adalah sebuah kekacauan yang sangat
besar dan tidak terlihat karena tertutup oleh hingar bingar Amerika yang begitu
glamour.
Scene Terakhir
“...You just a black man in this world
You just a barcode, ayy
You just a black man in this world
Drivin' expensive foreigns, ayy...”
Pada scene ini terdapat lirik “you just a barcode” sutradara merepresentasikannya
dengan mengambil set gelap dan terang layaknya barcode yang hitam dan putih.
"You just a black man in this world, You just a barcode" bisa juga diartikan
sebagai pria berkulit hitam menghibur orang kulit putih, begitu pria kulit hitam
berbicara, mereka akan mencoba membungkamnya (perbudakan / jim crow).
“...You just a big dawg, yeah
I kennelled him in the backyard
No proper life to a dog
For a big dog...”
Mungkin untuk kata “a big dog” di lirik ini direpresentasikan untuk orang-orang
Amerika kulit putih yang menjadi ras yang mayoritas dan berkuasa di Amerika,
dan “No proper life to a dog, For a big dog” maksud dari penggalan lirik ini
adalah orang-orang Afrika-Amerika mengutuk orang-orang Amerika kulit putih
dengan tidak ada kehidupan untuk orang Amerika kulit putih
VISUAL
Dalam video ini, ada dua adegan penembakan yang dimunculkan di detik 0:52 dan
1:53. Uniknya, setelah menembak, senjata api yang digunakan kemudian
dibungkus dengan rapi dalam sebuah kain merah. CNN mengatakan, adegan itu
menunjukkan bagaimana senjata api masih diperlakukan dengan baik serta
dibiarkan berkeliaran tanpa peraturan ketat hingga akhirnya merenggut nyawa
banyak korban.
Untuk adegan di menit 1:53, Washington Post mengatakan bahwa adegan itu
Glover tujukan untuk mengingatkan kita pada kasus penembakan di Emanuel
African Methodist Episcopal Church, Charleston, Amerika Serikat, 2015 silam.
Seorang aktivis kulit putih, Dylann Roof, secara membabi uta menembak 10
orang jemaat, sembilan meninggal di tempat sementara satu luka berat.
Penembakan itu ia lakukan dengan harapan agar memicu perang ras. Tempat itu
dipilih karena gereja jadi tempat bersejarah perjuangan penegakan HAM warga
keturunan Afrika-Amerika.
Hingga kini, senjata api dijual secara bebas di Amerika Serikat. Bahkan, tidak
perlu syarat tertentu bagi calon pembeli untuk mendapatkan senjata yang mereka
inginkan kecuali sejumlah uang untuk menebusnya. LeBron James dan aktivis
lain telah menyuarakan kondisi yang menurut mereka gawat namun belum ada
tanggapan lebih lanjut dari pemerintah.
Pria bergitar
Adegan pertama terbuka pada seorang pria kulit hitam berjalan ke gitar di sebuah
gudang kosong, dia tampak seperti ayah Trayvon Martin, Trayvon Martin adalah
seorang siswa menengah Afrika-Amerika yang baru berusia 17 tahun pada saat itu
yang tewas terbunuh di Sanford, Florida, Amerika Serikat pada malam 26
Februari 2012, oleh George Zimmerman dengan fatal hingga mengakhiri
hidupnya. Zimmerman, pria campuran ras Hispanik berusia 28 tahun, adalah
koordinator pengamat lingkungan untuk komunitasnya yang terjaga keamanannya
di mana Martin mengunjungi kerabatnya pada saat penembakan. Zimmerman
menembak Martin, yang tidak bersenjata, selama pertengkaran fisik antara
keduanya. Zimmerman, terluka dalam pertemuan itu, mengklaim membela diri
dalam konfrontasi.
Dalam pengadilan yang dilaporkan secara luas, Zimmerman didakwa dengan
pembunuhan atas kematian Martin, tetapi dibebaskan di pengadilan dengan alasan
membela diri. Insiden ini ditinjau oleh Departemen Kehakiman untuk
kemungkinan pelanggaran hak-hak sipil, tetapi tidak ada tuntutan tambahan yang
diajukan, dengan alasan tidak cukup bukti.
Kalung Rantai Emas
Glover juga mengenakan dua rantai emas kecil, ini memiliki makna ganda untuk
ikatan fisik dan konsumerisme obsesif yang dimiliki oleh gaya hidup orang-orang
Amerika.
Memperagakan Sosok Jim Crow
Gambino tidak mengenakan apa-apa selain celana. Dan celana ini merupakan
bagian dari seragam prajurit Konfederasi US. Apa yang dilakukan oleh para
prajurit Konfederasi ini? Mereka “berjuang” demi mempertahankan gaya hidup
para kulit putih untuk menggunakan para kulit hitam sebagai budak di Selatan
Amerika, sementara malah Serikat berjuang untuk menghentikannya, dan menang
yang membuat Selatan bergabung dengan Utara.
Seseorang yang menari di atas sebuah mobil menembak seperti uang kertas
yang keluar dari pistol mainan.
Pada menit 01:33 gambar ini berupa komentar tentang Tamir Rice, bocah Afrika-
Amerika berusia 12 tahun yang ditembak oleh polisi Cleveland pada tahun 2014.
Glover juga bisa menarik hubungan antara kekerasan, hiburan, dan keuntungan
dalam kapitalisme.
Isaac Bailey dari CNN berpendapat bahwa dansa yang dilakukan itu sebagai
penggambaran bagaimana media mencoba memberi pengalihan di balik
penderitaan yang dirasakan warga Afrika-Amerika. Ia menambahkan bahwa hal
ini jadi hal yang mulai dimaklumi di Amerika Serikat, terbukti dengan adegan itu
yang dilakukan hampir di seluruh video.
“Semua yang berjuang di belakang seakan terperangkap pada keadaan yang ada.
Sementara kondisi mereka itu disamarkan dengan hiburan yang jadi fokus di
depan kamera. Melihat ke belakang justru akan mengurangi estetika hiburan,”
tulis Bailey di artikelnya terkait video ini. Opini ini juga disampaikan warganet
yang coba menganalisa topik ini. Uniknya, koreografer “This Is America”, Sherrie
Silver, mencuitkan kembali (retweet) cuitan itu walau tanpa menyertakan
penjelasan apa pun
Genre yang Menggambarkan Fenomena Sosial
Pada menit 01:41 hingga 01:55, Frank Guan, analis dari Vulture, mengambil sisi
dari jenis rap yang dipilih Glover. Di lagu ini, Glover menggunakan jenis rap
bernama trap. Dalam kultur hip-hop, trap rap adalah subgenre dalam seni
bernyanyi rap yang tumbuh di Atlanta, Amerika Serikat. “Atlanta” adalah serial
yang melambungkan nama Glover sebagai seorang aktor serta komedian.
“Glover ingin memberi penghormatan untuk dominasi budaya subgenre trap.
Musik ini juga punya refleksi menggelikan bagaimana fenomena sosial di daerah
Atlanta. Ia juga ingin memperlihatkan pemahaman sosial bahwa laki-laki itu
seorang penghasil uang serta laki-laki berkulit hitam identik dengan tindak
kriminal,” tulis Guan dalam artikelnya.
Argumentasi laki-laki adalah penghasil uang Glover tulis dalam “Grandma told
me get yo money, Black Man” yang dinyanyikan dalam format suara paduan suara
tenor. Sedangkan argumentasi pria kulit hitam adalah pelaku kriminal tersirat dari
figuran yang sedang mengacau di belakang Glover yang sedang berdansa.
Pada menit 01:55 setelah berjoged ria, kemudian ditembaki oleh Gambino. Itu
adalah gambar yang tampaknya merujuk pada pembunuhan sembilan orang di
sebuah gereja yang didominasi orang Afrika-Amerika oleh Dylann Roof yang
supremasi kulit putih di Charleston, South Carolina, pada 2015.Penembakan
massal ini menciptakan kegundahan komunitas Afro-America di sana. Karena
bagi komunitas Afro-America, gereja adalah sebuah tempat yang sakral, tempat
pertemuan orang-orang dengan kepercayaan yang sama, dengan Tuhan yang sama
dan dengan doa yang sama, dan kemudian di 2015, gereja itu ditembaki, membuat
mereka berpikir kalo bahkan gereja aja sudah tidak menjadi tempat yang aman.
AK-47
Pada menit 02:15 saat Glover dan anak-anak menari, seseorang melompat dari
pagar dan tampaknya bunuh diri. Gambar-gambar dari anak-anak kulit hitam yang
tersenyum dan menari mengangguk pada cara-cara produksi budaya hitam sering
dikomodifikasi dan disesuaikan oleh khalayak kulit putih.
Glover tampaknya mengatakan bahwa Amerika menggunakan hiburan yang
disediakan oleh selebritis hitamnya sebagai selingan dari kematian dan kekerasan
yang dipaksakan pada warga kulit hitamnya. Ini juga mengirim pesan tentang
cara-cara kehidupan orang Amerika kulit hitam sering didevaluasi dalam budaya
kita. Seperti yang ditulis oleh penulis Vibe, Bianca Salvant, "Adalah relevan untuk
bertanya mengapa tubuh mereka lebih berharga di lapangan atau pengadilan
daripada di jalanan Amerika."
Lirik “This a Celly / That’s a Tool” jadi penanda bagaimana Glover melihat kasus
Stephon Clark. Clark adalah remaja Sacramento, Amerika Serikat, yang ditembak
polisi karena membawa benda yang diduga senjata (tool). Faktanya, ia hanya
membawa sebuah iPhone di sakunya ketika ditembak. Glover menyanyikan
sepenggal lirik ini dalam sebuah adegan yang menampilkan figuran sesosok
remaja kulit hitam sedang memegang ponsel di menit 2:27.
Kejadian ini jadi pemancing isu rasialisme setelah kasus pembunuhan Trayvon
Martin pada 2012. Martin adalah remaja Afrika-Amerika yang dibunuh
tetangganya sendiri dengan alasan Martin terlihat mencurigakan. Sang pembunuh,
George Zimmermann, mengaku bahwa gerak-gerik Martin di depan rumahnya
tampak mencurigakan. Ia mengenakan sweter hoodie dengan tudung dikenakan di
kepala serta tangan dimasukkan saku. Zimmermann yang seorang kulit putih
melihat Martin seakan ingin melakukan kejahatan ke rumahnya. Padahal, Martin
hanya sedang melintas tanpa membawa senjata tajam maupun api. Saat di
pengadilan, Zimmermann mengaku melakukannya untuk melindungi diri yang
kemudian ia tidak dikenakan hukuman apa pun.
Pada menit 02:44 hingga 03:00 setelah Glover berpose seakan ingin menembaki
para penari tapi ternyata tidak jadi karena dia tidak memegang senjata, musik
berhenti dan Glover menyalakan rokok. Ada sekitar 17 detik hening, di mana
menurut teori dari Reddit mengatakan kalau itu adalah moment of respect buat 17
korban dari penembakan di sebuah sekolah di Parkland, Florida pada Februari
2018 lalu.
Screen Corners?
Jika dilihat lebih dekat, akan terlihat bahwa ujung-ujung layar sudah mulai
melengkung dengan tepat ke titik di mana Glover menembak gitaris di layar. Ini
adalah isyarat visual, yang dimaksudkan untuk membangkitkan rasa klaustrofobia
dan kegelisahan.
Pintu Mobil
Pada menit 03:26 terlihat banyak pintu mobil yang sedang dalam keadaan terbuka,
ini mewakili bagaimana orang Afrika-Amerika sering dipaksa untuk menepi dan
melangkah keluar dari kendaraan mereka oleh petugas polisi. Pengemudi kulit
hitam diminta menepi dengan harga lebih tinggi daripada pengemudi kulit putih,
menurut penelitian dari Stanford University.
Mobil Tua
Seperti yang dicatat Adrienne Gibbs di Forbes, semua mobil dalam video adalah
model dari tahun 80-an dan 90-an. Tidak semua orang mampu membeli mobil
baru yang mencolok di sebagian besar video musik rap. Mungkin juga komentar
tentang obsesi Amerika dengan konsumsi kapitalis.
Michael Jackson
Menjelang di akhir video clip This is America, Glover menaiki sebuah mobil dan
memiliki kemiripan dengan video clip Black and White dari Michael Jackson.
Glover pernah bermain dengan Michael Jackson sebelumnya, terutama dalam
episode "Teddy Perkins" dari pertunjukan FX-nya "Atlanta.". Glover melihat
Michael Jackson sebagai pria kulit hitam yang dipersiapkan secara agresif untuk
bisnis pertunjukan, yang mungkin juga memiliki sisi dalam yang keras.
Scene Terakhir
Scene terakhir dari lagu ini memperlihatkan Gambino berlari dari kekacauan atau
kejaran polisi. Beberapa teori mengatakan scene ini adalah memperlihatkan
dimana Gambino berlari dari The Sunken Place dari film “Get Out”, sebuah
tempat metafisik di mana digambarkan di film, kesadaran si pria berkulit hitam
jatuh kedalam alam bawah sadar sementara di saat yang sama, badannya diambil
alih oleh orang-orang berkulit putih. Sementara asumsi lainnya adalah, ini
merupakan penggambaran Glover tentang para budak kulit hitam melarikan diri
ke dalam hutan, yang masih memiliki makna sama dengan The Sunken Place dari
Get Out.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.thisisinsider.com/this-is-america-music-video-meaning-references-
childish-gambino-donald-glover-2018-5#all-of-the-cars-are-old-24
https://www.youtube.com/watch?v=VYOjWnS4cMY
https://www.youtube.com/watch?v=9_LIP7qguYw&t=215s
https://id.wikipedia.org/wiki/Rasisme_di_Amerika_Serikat
https://www.mainbasket.com/r/2596/pesan-tersembunyi-childish-gambino-di-
video-lagu-this-is-america
https://medium.com/bacaansebentar/ada-banyak-cerita-dalam-video-klip-
terbaru-childish-gambino-this-is-america-8faa7f086c54
https://pakarkomunikasi.com/teori-semiotika-charles-sanders-peirce
Ardianto, Elvinaro dan Rochajat Harun, 2011. Komunikasi Pembangunan dan
Perubahan Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.
Fiske, John. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers, 2012. Ed.
Ketiga
Hoed, Benny. H. 2014. Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya. Cetakan ke-3.
Depok: Komunitas Bambu.
Sobur, Alex. 2003. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sudaryat, Yayat. 2011. Makna Dalam Wacana. Bandung: CV. Yrana Widya.
Widianto, Ricky. Warouw, Desie M.D. Senduk, Jonny J. 2015. Analisis Semiotika
Pada Film Senyap Karya Joshua Oppenheimer Volume IV. No.4.