Anda di halaman 1dari 51

STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNITAS KAMPOENG HOMPIMPA

YOGYAKARTA DALAM MELESTARIKAN DOLANAN ANAK

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS UTS


KAPITA SELEKTA KOMUNIKASI

DISUSUN OLEH:

MARWIYAH
NIM.18072244

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI DAN MULTIMEDIA

UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan Penelitian
yang berjudul Strategi Komunikasi Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta
Dalam Melestarikan Dolanan Anak dengan baik dan tepat waktu. Hasil penelitian ini
diajukan sebagai tugas individu Ujian Akhir Semester mata kuliah Kapita Selekta
Komunikasi.

Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan hasil penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun, walaupun demikian saya
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat
selesai dengan baik dan oleh karenanya, saya dengan rendah hati dan dengan tangan
terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Semoga
hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. Amin.

Yogyakarta, 13 Juli 2019

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki berbagai macam aset
budaya, salah satunya ialah permainan tradisional yang mana setiap kota di Indonesa
memiliki sebuah nama yang berbeda. Wilayah Jawa sendiri lebih dikenal dengan istilah
“dolanan” untuk menunjukkan sebuah permainan. Dolanan sendiri berasal dari kata dasar
dolan yang berarti bermain-main. Sedangkan menurut Poerwadarminta, dolanan ialah:
bermain; sarana yang digunakan untuk bersenang-senang bagi anak; dan menunjukkan
sebuah permainan.1

Mengamati dari apa yang terjadi sekarang ini, keberadaan permainan tradisional
atau dolanan anak sudah jarang ditemui. Mereka lambat laun tergantikan dengan
permainan yang lebih modern seperti Nintendo, Play Station, video permainan dan masih
banyak jenis lainnya. Dunia mereka bahkan sekarang semakin dipermudah dengan
kemudahan mengakses fiture permainan pada gadget atau bahkan komputer. Jika kondisi
ini dibiarkan tentu akan meninggalkan kekhawatiran pada eksistensi dolanan anak. Tidak
menutup kemungkinan dolanan anak akan lenyap atau punah. Selain itu dampak buruk
kesehatan anak juga dapat terganggu apabila mereka terlalu sering menghabiskan waktu
bermain gadget.

Dalam surat kabar online Kompas.com dijelaskan bahwa anak yang gemar
memainkan permainan mengandung unsur kekerasan beresiko dapat menirunya dengan
bersikap agresif, seperti melawan orang tua dan guru, adu argumen keras dengan teman
sejawatnya.2 Kekhawatiran selanjutnya mengenai bagaimana anak berinteraksi dengan
lingkungan sekitar, dengan semakin sering ia menghabiskan waktu dengan gadget maka
hal tersebut akan mengurangi waktu bersamanya dengan keluarga dan temannya, bahkan
bisa jadi anak tidak lagi memiliki rasa kepercayaan dengan orang sekitarnya, mereka
akan menjadi lebih nyaman dengan dunianya sendiri. Kondisi ini tentu memprihatinkan,

1
Poerwadarminta. Baoesastra Djawa. Yogyakarta: Wolters Groningen Batavia.1939. Hal.73
2
Kompas. Lily, Turangan. Efek Negatif Gadget pada Anak.
https://lifestyle.kompas.com/read/2016/02/17/081500023/Efek.Negatif.Gadget.pada.Anak
Diakses pada tanggal 19 April 2019
melihat bahwa sebenarnya faktor lingkungan-lah yang dapat memberikan stimulus
perkembangan anak melalui prilaku, sifat dan kebiasaan.3

Dampak dari keberadaan teknologi digital serta maraknya gadget sudah


seharusnya disikapi dengan serius oleh kita. Salah satunya ialah dengan meningkatkan
aktifitas sosial anak yaitu dengan mengenalkan permainan tradisional. Pernyataan ini
bukan tanpa alasan, pemanfaatan permainan tradisional membantu dalam proses
optimalisasi aspek motorik, kinestetik, dan sosial anak. Selain itu permainan tradisional
juga dapat menjadi sarana menjaga nilai-nilai kebudayaan yang dimiliki Indonesia.4

Salah satu kelompok yang turut aktif dan peduli akan upaya pelestarian dolanan
anak salah satunya ialah Komunitas Kampoeng Hopimpa. Komunitas ini berbasis sosial
dan budaya pendidikan. Mereka memanfaatkan media permainan tradisional untuk
melestarikan kearifan lokal sebagai media pembelajaran bagi anak-anak. Diambil dari
kampoenghompimpa.com, komunitas ini telah terbentuk sejak tahun 2015 di Tangerang
dan telah memiliki tiga cabang, yaitu Semarang, Pontianak, dan Yogyakarta. Komunitas
Kampoeng Hompimpa Untuk wilayah Yogyakarta sendiri terbentuk pada April 2017.

Dengan memperhatikan permasalahan diatas dan melihat banyak hal positif dari
dolanan anak maka peneliti akhirnya tertarik untuk melakukan penelitian tentang
bagaimana Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta melakukan bentuk atau
rencana strategi komunikasi yang mengintegrasikan tujuan utama mereka yaitu
pelestarian dolanan anak. Kedudukan komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta
sebagai pelaku utama dalam upaya pelestarian permainan dolanan anak tentunya akan
terlaksana dengan baik dengan menggunakan strategi komunikasi. Strategi komunikasi
sendiri merupakan perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi yang digunakan
untuk mencapai suatu tujuan. Strategi komunikasi dalam hal ini tidak hanya berfungsi
sebagai penunjuk jalan, tetapi juga dapat menunjukkan bagaimana teknik operasional
yang harus dilakukan. Disisi lain peneliti juga ingin meneliti kemungkinan faktor
pendukung dan penghambat dari strategi komunikasi yang dijalankan oleh komunitas ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang diteliti adalah
sebagai berikut:

3
Neil J. Salkind. Teori-teori Perkembangan Manusia. Bandung: Nusa Media. 2009. Hal. 121-123
4
Yudiwinata, Hikmah P., Handoyo, Pambudi. 2014. Permainan Tradisional dalam Budaya dan
Perkembangan Anak. Jurnal Paradigma. Vol.02 No.03. Surabaya: FIS UNS
1. Bagaimana strategi komunikasi Komunitas Kampoeng Hompimpa dalam
melestarikan dolanan anak
2. Apa saja faktor penghambat dari strategi komunikasi Komunitas Kampoeng
Hompimpa dalam melestarikan dolanan anak

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan,
maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui strategi komunikasi Komunitas Kampoeng Hompimpa
dalam melestarikan dolanan anak
2. Untuk mengetahui faktor penghambat dari strategi komunikasi Komunitas
Kampoeng Hompimpa dalam melestarikan dolanan anak

D. Manfaat Penelitian
Adapun beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta
menambah wawasan dalam menerapkan ilmu komunikasi yang telah didapat
dari perkuliahan.
2. Manfaat Praktis
a. Dapat memberikan sumbangan pemikiran pada Komunitas Kampoeng
Hompimpa dalam menentukan strategi komunikasi yang digunakan demi
untuk melestarikan dolanan anak
b. Memberikan penggambaran tentang strategi komunikasi Komunitas
Kampoeng Hompimpa dalam melestarikan dolanan anak
c. Penelitian ini dapat pula dijadikan bahan pertimbangan pengembangan
Komunitas Kampoeng Hompimpa dalam pelestarian dolanan anak

E. Tinjauan Pustaka
Peneliti menggunakan penelitian terdahulu sebagai bahan perbandingan
agar mendapatkan informasi terkait seputar strategi komunikasi yang baik serta
sebagai acuan peneliti dalam mendapatkan buku bacaan. Dari apa yang peneliti
baca, ternyata terdapat beberapa peneliti yang juga tertarik melakukan penelitian
mengenai strategi komunikasi. Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu
mengenai strategi komunikasi:
(Tabel 1. Tinjauan Pustaka )

1. Peneliti Hilda Farida Arifin


Judul Penelitian Strategi Komunikasi Komunitas Krede dalam
Membangun Kepercayaan PT. Kereta Api
Indonesia Untuk Mendapatkan Infomasi
Pelayanan Publik
Hasil Penelitian Komunitas Krede dalam menjalin hubungan
dengan PT. Kereta Api Indonesia melalui
strategi komunikasi persuasif yaitu dengan
melakukan komunikasi interpersonal, strategi
kedua melalui program kerja dan informasi
tentang kereta api yang dilakukan Komunitas
Krede sebagai mediator perusahaan dengan
masyarakat. Strategi selanjutnya adalah
dengan melakukan promosi produk PT. Kereta
Api Indonesia secara offline dan online.
Terakhir, adalah dengan strategi terpaan media
lokal Semarang terhadap Komunitas Krede
untuk memperlihatkan eksistensi.
Perbedaan Penelitian Penelitian ini menjelaskan strategi komunikasi
yang dilakukan oleh Komunitas Krede dalam
membangun hubungan kerjasama kepada PT.
Kereta Api Indonesia. Sedangkan penelitian
yang akan disusun peneliti mengenai strategi
komunikasi yang dilakukan oleh Komunitas
Kampoeng Hompimpa dalam upaya
melestarikan dolanan anak.
Persamaan Penelitian Persamaan pada penelitian ini adalah sama-
sama untuk mengetahui strategi komunikasi
pada suatu komunitas dan juga menggunakan
metode penelitian yang sama yaitu kualitatif
deskriptif.
2. Peneliti Asri Mar-Atus Sholichah
Judul Penelitian Komunikasi Kelompok Motor CBR Sidoarjo
Club Dalam Pembentukan Citra.
Hasil Penelitian Kelompok Motor CBR Sidoarjo Club
melakukan Rolling Silaturahmi ditengah-
tengah masyarakat untuk menjalin keakraban
antar anggota, keluarga anggota dengan tujuan
kelompok motor lebih dikenal dan diterima
masyarakat.
Perbedaan Penelitian Penelitian ini berfokus pada bagaimana
membangun sebuah citra di masyarakat yang
dilakukan oleh Kelompok Motor CBR
Sidoarjo Club, sedangkan peneliti pada topik
pembahasan ini berfokus pada bagaimana
sebuah strategi komunikasi yang dilakukan
oleh Komunitas Kampoeng Hompimpa
Yogyakarta dalam memperkenalkan dolanan
anak. Selain itu juga perbedaan terletak pada
jenis kajian komunikasinya yaitu dakwah.
sedangkan dakwah bukanlah kajian
komunikasi tapi dakwah dijadikan sebagai
teknik komunikasi.
Persamaan Penelitian Persamaan pada penelitian ini adalah sama-
sama untuk mengetahui strategi komunikasi
pada suatu komunitas dan juga menggunakan
metode penelitian yang sama yaitu kualitatif
deskriptif.

F. Kerangka Pemikiran
Teori Strategi Komunikasi Anwar Arifin

Mengenal Menetapk Penggun Peran


Menyusu aan
Khalayak an Komunik Evaluasi
n Pesan Media
Metode ator

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Strategi Komunikasi Anwar Arifin

G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Untuk mempermudah penelitian ini, maka peneliti menggunakan jenis
pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus. Penelitian kualitatif
adalah suatu metode alamiah yang memandang segala sesuatunya secara utuh,
metode ini juga merupakan sebuah metode yang dilakukan dengan pengumpulan
data secara gabungan dan menekankan makna untuk membentuk gagasan. 5 Dalam
konteks penelitian ini adalah mencari data terkait dengan sebuah strategi
komunikasi yang dilakukan oleh Komunitas Kampoeng Hompimpa dalam
melestarikan dolanan anak.
2. Subjek dan Objek Penelitian
1) Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan salah satu instrumen penelitian yang
memiliki kedudukan yang sangat penting, sehingga penentuan subjek tidak
boleh dilakukan secara sembarang karena akan menentukan jawaban dari apa
yang diteliti. Subjek pada penelitian ini menggunakan teknik purposive atau
secara sengaja. Pemilihan subjek penelitian berdasarkan pertimbangan masalah
yang akan diteliti, dengan kata lain mereka orang yang berkaitan langsung dan
memiliki banyak informasi terkait permasalahan yang diteliti. Sehingga peneliti
memilih subjek penelitian dalam hal ini ialah:
a) Ketua Pengurus Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta 2019
b) Ketua Divisi Humas Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta 2019

5
Deddy Mulyana. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.2004. Hal.145
c) Ketua Web Development Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta
2019
2) Objek Penelitian
Objek yang menjadi kajian penelitian ini adalah keilmuan strategi
komunikasi. Penelitian ini memfokuskan pada bagaimana strategi komunikasi
yang dilakukan oleh Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta dalam
melestarikan dolanan anak.
3) Teknik Pengumpulan Data
a. Jenis Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
subjek penelitian. Dalam hal ini, peneliti melakukan wawancara kepada
informan terkait dengan strategi komunikasi yang dilakukan oleh
Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta dalam melestarikan
dolanan anak.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang digunakan peneliti untuk
mendukung data primer yang didapatkan dari studi literatur (buku, koran,
majalah, artikel, dan lain-lain), dan internet.
b. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Suyanto dan Sutinah,6 Teknik pengumpulan data yang dapat
digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara mendalam yaitu teknik mengumpulkan data yang
dilakukan dengan melakukan tanya jawab langsung kepada narasumber
atau informan. Dalam penelitian ini, peneliti mempersiapkan pertanyaan
yang relevan dengan tujuan penelitian yang ada kaitannya dengan
strategi komunikasi. Wawancara dilakukan kepada beberapa narasumber
yang telah ditentukan sebelumnya. Didalam proses wawancara, peneliti
merekam dan mencatat hasil jawaban yang diberikan oleh narasumber.
2. Observasi
Observasi merupakan kegiatan memperhatikan secara akurat,
mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan
6
Sutinah, Bagong Suyanto. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Penerbit Prenada Media. 2011. Hal. 19-25
antar aspek dalam fenomena tersebut. Melalui observasi ini, peneliti
menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yang dimaksudkan ialah dengan mengumpulkan data
yang bersumber dari arsip dan dokumen yang ada hubungannya dengan
penelitian tersebut.
c. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari, dan mengorganisasikan hal pokok
dari hasil wawancara, studi pustaka dan observasi lalu kemudian dikumpulkan
secara sistematis. Pengorganisasian dilakukan kedalam unit-unit, pola, memilih
mana yang penting untuk dipelajari dan akhirnya sampai pada menarik
kesimpulan.7 Kegiatan itu semua dilakukan untuk memudahkan proses
penelitian, sehingga output yang dihasilkan mudah dipahami oleh peneliti
sendiri maupun orang lain.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kerangka Teori

1. Pengertian Strategi Komunikasi

7
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta. 2008.
Hal.207
Komunikasi adalah bagian dari keseharian dalam kehidupan. Sederhannya,
selama manusia masih membutuhkan manusia lainnya untuk memenuhi hajat
hidupnya, selama itu pula peristiwa komunikasi akan tetap ada. Walaupun
berkomunikasi sudah menjadi bagian dari keseharian, kita tidak dapat memungkiri
bahwa ternyata berkomunikasi tidak sesederhana yang dibayangkan. Seringkali
dalam keseharian terdapat kesalapahaman atau salah penafsiran sehingga respon
yang kita harapkan dari kegiatan komunikasi tersebut tidak tercapai. Agar terhindar
dari kesalapahaman dan sebuah tujuan komunikasi dapat tercapai maka penting
kiranya untuk menerapkan strategi dalam berkomunikasi.

Strategi berasal dari bahasa Yunani klasik yaitu “stratos” yang artinya
tentara dan kata “agein” yang berarti memimpin. Jadi strategi adalah konsep
militer yang dapat diartikan seni perang para jenderal (The Art of General), atau
suatu rancangan yang terbaik untuk memenangkan peperangan.8

Menurut Anwar Arifin “Suatu strategi juga merupakan keseluruhan


keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai
tujuan”.9 Penggunaan strategi komunikasi dalam menunjang ketercapaian tujuan
komunikasi yang diinginkan bukan hanya sebagai petunjuk apa yang harus
dilakukan, tetapi juga menujukkan bagaimana cara pelaksanaannya seperti halnya
yang diungkapkan oleh Onong Uchjana Effendy.

Menurut Onong Uchjana Effendy “Strategi pada hakekatnya adalah


perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi
untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang
menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik
operasionalnya”.10
R. Wayne Pace, Brand D Peterson, dan M. Dallas Burnet dalam Onong
Ucjahana Effendy menyatakan bahwa ada tiga tujuan dalam strategi komunikasi
sebagai berikut : 11
a. To Secure Understanding yaitu untuk memastikan bahwa terjadi suatu

8
Hafied Cangara. Perencanaan & Strategi Komunikasi. (Jakarta: Rajawali Pers, 2013 ), hlm. 61
9
Anwar Arifin. Strategi Komunikasi. (Bandung: Armilo, 2004), hlm.59
10
Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2005), hlm. 32.

11
Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2005), hlm. 32
pengertian dalam berkomunikasi
b. To Establish Acceptance, yaitu bagaimana cara penerimaan itu terus
dibina dengan baik
c. To Motivate Action yaitu kegiatan di motivasikan

2. Langkah-Langkah Strategi Komunikasi


Komunikasi tersebut dilakukan dalam skala yang lebih besar oleh sebuah
lembaga dengan tujuan dan target tertentu, maka penerapan strategi komunikasi
perlu untuk dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang tepat dalam
mencapai tujuan tersebut.

Berikut ini adalah langkah-langkah untuk melakukan strategi Komunikasi


menurut Anwar Arifin : 12

a. Mengenal Khalayak

Langkah pertama yang harus diambil oleh komunikator dalam usahanya


menyampaikan komunikasi yang efektif adalah dengan mengenal khalayak
yang dihadapi. Sebagaimana yang sudah dijelskan pada proses komunikasi
bahwa khalayak yang berperan sebagai komunikan tidaklah pasif tetapi aktif.
Pada proses komunikasi yang berlangsung komunikan dapat bertukar peran
menjadi komunikator, sehingga mereka dapat saling mempengaruhi.
Dalam proses komunikasi, baik komunikator maupun khalayak,
mempunyai kepentingan yang sama. Tanpa persamaan kepentingan,
komunikasi tak mungkin berlangsung. Agar tercapainya komunikasi secara
positif, maka komunikator harus menciptakan persamaan kepentingan dengan
khalayak terutama dalam pesan, metode dan media. Guna menciptakan
persamaan kepentingan, maka komunikator harus mengerti dan memahami
kerangka pengalaman dan kerangka referensi khalayak yang meliputi :
1. Kondisi kepribadian dan kondisi fisik khalayak yang terdiri dari:
- Pengetahuan khalayak mengenai persoalan

- Kemampuan khalayak untuk menerima pesan-pesan lewat media


yang digunakan
- Pengetahuan khalayak terhadap perbendaharaan kata-kata yang
digunakan
12
Anwar Arifin. Strategi Komunikasi. (Bandung: Armilo, 2004), hlm.60
2. Pengaruh kelompok dan masyarakat serta nilai-nilai dan norma- norma
masyarakat yang ada
3. Situasi dimana khalayak itu berada

Hal-hal diatas dapat diketahui dengan melakukan penjajakan atau


penelitian ke lapangan yang fungsingnya sebagai usaha mengidentifikasi
khalayak. Berdasarkan segi kesediaan khalayak menerima pengaruh, khususnya
mengenai inovasi, Schoenfeld dalam Astrid S. Susanto mengemukakan
klasifikasi khalayak sebagai berikut:13
1. Inovator ataupun penemu idea adalah orang-orang yang kaya akan idea
baru, dan karenanya mudah atau sukar menerima idea baru orang lain
2. Early Adopters atau orang-orang yang cepat bersedia untuk mencoba
apa yang dianjurkan kepadanya
3. Early Majority, atau kelompok orang-orang yang mudah menerima
idea-idea baru asal saja sudah diterima oleh orang banyak
4. Majority atau kelompok dalam jumlah terbanyak yang menerima atau
menolak idea baru, terbatas pada suatu daerah
5. Non-adopters ataupun orang-orang yang tidak suka menerima idea baru
dan mengadakan perubahan atas pendapat- pendapatnya yang semula

b. Menyusun Pesan
Setelah mengenal khalayak dan situasinya, maka langkah selanjunya
dalam perumusan strategi dalah ialah menyusun pesan, yaitu menentukan tema
dan materi. Syarat utama agar pesan tersebut dapat mempengaruhi khalayak,
ialah mampu membangkitkan perhatian. Awal dari suatu efektivitas dalam
komunikasi ialah bangkitnya perhatian dari khalayak terhadap pesan-pesan
yang disampaikan.
Scharmm dalam Yoyon Mudjiono memberikan prinsip yang disebut “The
Condition Of Succes in Communication” yang terdiri dari :
1. Pesan haruslah direncanakan dan disampaikan sedemikian rupa,
hingga pesan itu dapat menarik sasaran yang dituju
2. Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang didasarkan pada
pengalaman yang sama antar sumber dan sasaran, hingga kedua

13
Astrid S Susanto. Komunikasi dalam Teori dan Praktek Jilid I dan II. (Bandung: Bina Cipta, 1974),
hlm. 141-142
pengertian bertemu dan berpadu
3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi daripada sasaran dan
menyarankan cara-cara untuk mencapai kebutuhan itu

4. Pesan harus menyarankan jalan untuk memperoleh kebutuhan yang


layak dari situasi kelompok, dimana kesadaran pada saat itu
digerakkan untuk memberi respon yang dikehendaki. 14

Anwar Arifin menyatakan bahwa dalam menentukan tema dan materi


atau isi pesan yang akan dilontarkan kepada khalayak sesuai dengan
kondisinya dikenal dua bentuk penyajian permasalahan yaitu yang bersifat :
one side issue (sepihak) dan both side issue (kedua belah pihak).
One side issue, yaitu hanya mengemukakan hal yang positif saja, ataukah
hal-hala yang negatif saja kepada khalayak. Juga berarti dalam mempengaruhi
khalayak permasalahan itu berisi konsepsi dari komunikator semata-mata
tanpa mengusik pendapat-pendapat yang telah berkembang. Sedangkan both
side issue berlaku sebaliknya, suatu permasalahan disajikan baik negatifnya
maupun positifnya. Juga dalam mempengaruhi khalayak, permasalahan
diketengahkan baik dari konsepsi komunikator maupun konsepsi atau
pendapat-pendapat yang berkembang pada khalayak.15

c. Menetapkan Metode

Efektivitas komunikasi selain dipengaruhi oleh isi pesan yang


disesuaikan dengan kondisi khalayak juga dipengaruhi oleh metode
penyampaian yang digunakan pada sasaran. Metode penyampaian tersebut
dapat dilihat dari dua aspek yaitu dari cara pelaksanannya dan menurut bentuk
isinya. Dari cara pelaksanaannya semata-mata melihat komunikasi dari segi
pelaksanannya dengan melepaskan perhatian dari isi pesannya. Sedang yang
kedua melihat komunikasi dari bentuk pernyataan atau bentuk pesan dan
maksud yang dikandung.
Menurut pelaksanaannya dapat diwujudkan dalam dua bentuk yakni
metode redundancy (repetition) dan Canalizing. Metode redundancy adalah
cara mempengaruhi khalayak dengan cara mengulang-ulang pesan kepada

14
Yoyon Mudjiono, Bahan Ajar Ilmu Komunikasi, (Surabaya: Jaudar Press, 2012), hlm.59-60
15
Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, (Bandung: Armilo, 2004), hlm. 70-71
khalayak.16
Perulangan ini dilakukan karena untuk mencapai suatu komunikasi yang
efektif tidak mungkin jika hanya disampaikan dalam satu atau dua kali.
Komunikasi yang dilakukan dengan tujuan untuk mengarahkan sikap dan
perilaku khalayak maka harus dilakukan perulangan agar pesan tersebut lebih
dapat diingat dan menancap dibenak khalayak. Selain itu perulangan
diperlukan karena untuk mengarahkan seseorang pada perubahan perilaku
adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan secara bertahap, sedikit demi
sedikit hingga tercapai perubahan yang diinginkan.
Sedangkan canalizing dilakukan dengan komunikator terlebih dahulu
mengenal siapa khalayak sasaran dari pesan komunikasinya. Kemudian mulai
melontarkan idenya sesuai dengan kepribadian, sikap dan motif khalayak.
Komunikator memulai komunikasinya dari dimana khalayak tersebut berada
kemudian diubah sedikit demi sedikit ke arah tujuan komunikator.17
Metode penyampaian pesan menurut bentuk dan isinya dikenal dengan
metode-metode : informatif, persuasif dan kursif.18 Metode Informatif adalah
suatu bentuk isi pesan yang bertujuan untuk memberikan penerangan kepada
khalayak. Metode persuasif merupakan suatu cara untuk mempengaruhi
komunikan dengan jalan membujuk. Khalayak digugah baik pikiran maupun
perasaannya.19
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Hafied Cangara bahwa komunikasi
persuasif berusaha mengubah pengetahuan, sikap, tingkah laku seseorang atau
publik terhadap program yang dilaksanakan. 20 Sementara itu menurut
Zulkarimein Nasution pendekatan persuasi digunakan bila komunikator
menduga bahwa sejak semula khalayak telah bersikap negatif terhadap tujuan
komunikasi. Pendekatan ini tidak dinyatakan dengan jelas oleh komunikator.21
Metode edukatif adalah metode yang digunakan untuk mendidik
khalayak akan suatu hal. Menurut Hafien Cangara jika pesan informatif
tekannanya pada unsur kognitif, maka pesan yang bersifat mendidik punya
tekanan pada unsut kognitif, afektif dan psikomotorik. Pesan mendidik harus

16
Ibid.,hlm. 73.
17
Ibid., hlm. 74.
18
Ibid., hlm.73.
19
Ibid., hlm.76
20
Hafied Cangara, Perencanaan dan strategi komunikasi,(Depok, 2014: PT Raja Grafindo Persada), hlm.
117
21
Zulkarimein Nasution, Prinsip-Prinsip Komunikasi untuk Penyuluhan, (Jakarta,1990 : Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia), hlm.65
memiliki tendensi ke arah perubahan bukan hanya dari tidak tahu menjadi
tahu, tetapi juga melaksanakan apa yang diketahuinya.22

Sedangkan metode kursif (cursive) berarti mempengaruhi khalayak


dengan jalan memaksa. Dalam hal ini khalayak dipaksa, tanpa perlu berpikir
lebih banyak lagi untuk menerima gagasan-gagasan atau idea- idea yang
dilontarkan. Oleh karena itu pesan dari komunikasi ini selain berisi pendapat-
pendapat juga berisi ancaman-ancaman.23

d. Seleksi dan penggunaan media

Sebagaimana dalam menyusun pesan dari suatu komunikasi yang ingin


dilacarkan kita harus selektif dalam arti menyesuaikan keadaan dan kondisi
khalayak, maka dalam sendirinya dalam penggunaan media pun, harus
demikian pula. Selain harus berfikir dalam jalinan faktor-faktor komunikasi,
situasi sosiopsikologis juga harus diperhitungkan pula. Hal ini karena masing-
masing medium tersebut mempunyai kelemahan-kelemahan tersendiri.24
Menurut Zulkarimein Nasution mengenai kegunaan media ia berpendapat
bahwa media dapat menyampaikan atau menyajikan hal- hal yang tidak
sepenuhnya dapat diketengahkan dengan berbicara. Misalnya, media dapat
menyampaikan hal-hal yang berbentuk visual atau gambaran. Selain itu ada
pula hal-hal yang berbentuk suara (audio) yang diperlukan untuk memperkuat
penjelasan tentang sesuatu hal yang hanya dapat disampaikan dengan media.25
Dari segi penyampaian pesan, Anwar Arifin membagi media menjadi :26

a. The spoken words (yang berbentuk ucapan). Dalam golongan ini


termasuk bentuk bunyi, ucapan secara langsung (face to face
communication) yang digunakan manusia dalam kehidupan sehari-
hari. Kemudian yang lainnya dikenal misalnya gendang, sirine,
telepon telegram dan dalam jaman mutakhir ini adalah radio.
b. The printed Writing (yang berbentuk tulisan) termasuk di dalamnya
barang-barang tercetak, gambar-gambar atau lukisan- lukisan yang
dalam kehidupan sehari-hari kenal misalnya buku, pamflet, surat

22
Hafied Cangara, Perencanaan...............hlm. 119.
23
Anwar Arifin, Strategi hlm.77.
24
Ibid., hlm.78.
25
Zulkarimenin Nasution, Prinsip-Prinsip.......,hlm.68.
26
Anwar Arifin, Strategi........, hlm.24.
kabar, brosur, majalah dan lain-lain. Bentuk ini hanya dapat
ditangkap oleh mata saja sehingga disebut “the visual media”.
c. The audio visual media (yang berbentuk gambar hidup) golongan ini
adalah penggabungan golongan pertama dan kedua, yaitu serentak
dan dapat ditangkap oleh mata dan telinga.
Dalam komunikasi antar pribadi panca indera dianggap sebagai media
komunikasi. Sedangkan dalam komunikasi massa media adalah alat yang
dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka,
dimana setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya. Media yang
berkaitan dengan komunikasi massa ini diklasifikasikan oleh Emery, Ault dan
Agee,27 sebagai media cetak atau gambar yang membawa pesan-pesan mereka
kepada yang diinginkan misalnya surat kabar, majalah, buku-buku, pamflet,
billboard dan surat kilat. Radio dan Televisi mempunyai fungsi ganda yaitu
bisa didengar dan dilihat (audio-visual).
Adapun menurut Hafied Cangara bahwa kegiatan dan tempat- tempat
tertentu yang banyak ditemui dalam masyarakat pedesaan bisa juga dipandang
sebagai media komunikasi sosial, misalnya rumah- rumah ibadah, balai desa,
arisan, panggung kesenian dan pesta rakyat.28
Zulkarimein Nasution menyatakan bahwa tidak semua media perlu dibeli
atau disewa dari yang sudah siap pakai atau sudah jadi. Ada beberapa media
ada yang bisa dibuat sendiri. Media yang dapat dibuat sendiri adalah media
sederhana yang dalam pembuatannya tidak memerlukan peralatan yang
canggih. Termasuk dalam media sederhana tersebut adalah : poster, spanduk,
leaflet dan brosur.29

e. Peranan Komunikator
Unsur yang paling dominan dalam mencapai sebuah efektivitas
komunikasi adalah komunikator. Kesemua bentuk langkah-langkah komunikasi di
atas yang mejalankan adalah komunikator. Sebelum komunikator menjalankan
proses komunikasinya ia harus terlebih dahulu melakukan persiapan meliputi
mengenal kahalayak, menyusun pesan, memlihi metode dan menentukan media

27
Emery, Ault dan Agee, Introduction to Mass Communications, ( New York : Dadd Mead &Company,
1970), hlm. 10
28
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2000), hlm. 25
29
Zulkarimein Nasution, Prinsip-Prinsip, hlm.70.
yang cocok dengan pesan yang akan disampaikan dan kondisi khalayak sasaran.

Tentu saja tidak setiap komunikasi yang akan dilancarkan memiliki kemampuan
imaginasi atau memiliki gambaran umum mengenai seperti apa khalayak yang
akan dihadapi sebagai sebuah hipotesa. Benar tidaknya gambaran tersebut
bergantung pada kualitas komunikator.
Indikator yang paling penting dalam komunikator adalah kredibilitas yaitu
menyangkut kepercayaan dan keahlian.30 Kepercayaan dan keahlian yang di
maksud adalah dari aspek keilmuan dan pengetahuan sesuai dengan apa yang akan
disampaikan. Seorang komunikator yang kredibel harus memiliki beberapa ciri
yaitu memiliki energi tinggi dan toleransi terhadap tekanan, rasa percaya diri,
kendali internal, kestabilan dan kematangan emosional, integritas pribadi,
motivasi kekuasaan dan orientasi kepada keberhasilan.31

Berlo dalam Hafied Cangara menambahkan bahwa kredibilitas seorang


komunikator bisa timbul jika ia memiliki keterampilan berkomunikasi
(communication skills), pengetahuan yang luas mengenai materi yang
dibawakannya (knowledge), sikap jujur dan bersahabat (attitude), serta mampu
beradaptasi dengan sistem sosial budaya (social and culture system) masyarakat
yag dihadapinya.32
Berdasarkan uraian diatas komunikator memegang peranan penting dalam
proses komunikasi. Kepercayaan komunikan pada komunikator berpengaruh pada
seberapa jauh efek dari pesan yang disampaikan. Komunikator yang menarik bagi
komunikan dan memiliki tingkat kredibiltas yang tinggi, berpotensi untuk lebih
bisa mepengaruhi komunikan untuk mendengarkan pesan yang disampaikan
kesempatan meneliti khalayak.

d. Evaluasi

Komponen yang penting di dalam strategi adalah evaluasi. Hafied Cangara


mendefinisikan evaluasi sebagai cara yang digunakan utuk menilai keberhasilan
kegiatan komunikasi yang telah dilakukan, dengan tujuan untuk memperbaiki atau
meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai sebelumnya. Evaluasi dapat

30
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya: 2005) hal. 257
31
Gary Yukl, Kepemimpinan Dalam Organisasi. Terjemahan oleh Budi Supriyanto, (Jakarta: P.T.Indeks:
2009), hlm. 223
32
Hafied Cangara, Perencanaan dan strategi komunikasi, (Depok, 2014: PT Raja Grafindo Persada), hlm.
hlm.109
dilakukan dengan dua cara, yakni evaluasi program dan evaluasi manajemen. 33
1. Evaluasi Program
Evaluasi Program biasa disebut evaluasi summatif
(summative evaluation). Evaluasi ini memiliki fokus untuk
melihat :
a. Sejauh mana tujuan akhir yang ingin dicapai (goal) dari suatu
kegiatan apakah terpenuhi atau tidak.
b. Untuk melakukan modifikasi tujuan program dan strategi

2. Evaluasi Manajemen
Evaluasi manajemen bisa disebut sebagai evaluasi formatif (formative
evaluation) Evaluasi ini memiliki fokus terhadap pencapaian
operasional kegiatan.
a. Apakah kegiatan yang dilakukan masih dalam tataran rencana
yang ditetapkan semula
b. Apakah pelaksanaan kegiatan berjalan lancar atau tidak.
c. Apakah usaha yang dilakukan itu mengalam kemajuan atau
tidak
d. Apakah ada hambatan atau kemacetan yang ditemui dalam
operasional atau tidak

e. Bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut, apakah dengan


cara memodifikasi langkah-langkah yang diambil, apakah
mengurangi atau menambah komponen yang bisa
memperlancar kegiatannya.
Menurut Hafied Cangara, dalam studi komunikasi evaluasi dapat
dilakukan dengan menggunakan cara uji awal (pretesting) dan uji akhir (post
testing). Uji awal biasanya dilakukan untuk mengetahui apakah pesan-peasan
komunikasi yang akan disampaikan sudah sesuai dengan kebutuhan target sasaran
(khalayak), apakah pesan-pesan itu tidak melanggar etika sosial, agama dan
budaya setempat. Sedangkan uji akhir (post-testing) digunakan untuk melihat
hasil proses komunikasi yang sudah dilaksanakan apakah sudah cukup efektif

33
Hafied Cangara, Perencanaan dan strategi komunikasi, (Depok, 2014: PT Raja Grafindo Persada), hlm.
hlm. 148
sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Apakah target sasaran yang diinginkan
maupun perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku yang dikehendaki sudah
memenuhi standar yang diinginkan. Ada juga yang memasukkan uji pertengahan
(proses) dalam proses evaluasi. Tetapi hal itu bisa digolongkan sebagai bentuk
monitoring, agar program berjalan sesuai dengan koridor atau cetak biru (blue
print) yang telah ditetapkan.34

Menurut Anwar Arifin Evaluasi pada dasarnya meliputi dua hal, yaitu
penilaian terhadap jalannya program komunikasi selama komunikasi itu
berlangsung dan sesudah komunikasi itu selesai. Selama komunikasi itu
berlangsung yang perlu mendapat perhatian adalah apakah dalam komunikasi itu
tidak terdapat gangguan dalam prosesnya. Gangguan tersebut terbagi menjadi dua
yaitu :35
a. Engineering noise, yaitu gangguan yang timbul sebagai akibat dari
kurang sempurnanya medium yang digunakan, baik oleh penerima
maupun oleh pengirim pesan.
b. Semantic noise, yaitu gangguan yang timbul dari sususan kata-kata,
lambang-lambang, isyarat-isyarat dan lain-lain, sehingga tidak dapat
dipahami oleh penerima pesan atau khalayak.
Kegiatan komunikasi yang disusun berdasarkan strategi diatas dapat
terukur seberapa besar ketersampaian pesan dan sejauh mana tingkat ketercapaian
tujuan komunikasi yang sudah kita tetapkan.

34
Ibid, hlm.149

35
Anwar Arifin, Strategi,hlm.59-78
BAB III
DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
A. Latar Belakang Komunitas
Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta adalah salah satu kelompok yang
turut aktif dan peduli akan upaya pelestarian dolanan anak. Komunitas ini berbasis
sosial dan budaya pendidikan. Mereka memanfaatkan media permainan tradisional
untuk melestarikan kearifan lokal sebagai media pembelajaran bagi anak-anak. Diambil
dari kampoenghompimpa.com, komunitas ini telah terbentuk sejak tahun 2015 di
Tangerang dan telah memiliki tiga cabang yaitu Semarang, Pontianak, dan
Yogyakarta.36 Komunitas Kampoeng Hompimpa Untuk wilayah Yogyakarta sendiri
terbentuk pada April 2017. Komunitas ini terdiri dari Badan Pengurus Harian Ketua,
Sekretaris, Bendahara, Humas dan 4 divisi yakni Social Media, Relawan, Permainan
Tradisional, dan Marketing).

Ketua KHY

Sekretaris Bendahara Humas


KHY KHY KHY

Permaiana Social
Relawan n Marketing
Media
Tradisional
Gambar 2. Struktur Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta (KHY)

Gambar 3. Logo KHY Gambar 4. Anggota KHY

36
Kampoeng Hompimpa. Apa itu Kampoeng Hompimpa?. http://kampoenghompimpa.com/. Diakses pada
tanggal 19 April 2019
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Data hasil penelitian ini didapatkan melalui wawancara mendalam dan terlibat
langsung dilapangan. Informan yang peneliti wawancarai merupakan: Ketua Pengurus
Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta 2019; Humas Komunitas Kampoeng
Hompimpa Yogyakarta 2019; Ketua Web Development (Social Media) Komunitas
Kampoeng Hompimpa Yogyakarta 2019.

Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta adalah satu dari sekian banyak


komunitas yang peduli akan pentingnya melestarikan dolanan anak. Komunitas ini
terbilang cukup baru karena dibentuk pada April 2017 lalu dengan total 80 anggota aktif
dan pasif. Kampoeng Hompimpa terdiri dari Badan Pengurus Harian Ketua, Sekretaris,
Bendahara, Humas dan 4 divisi yaitu Social Media, Relawan, Permainan Tradisional, dan
Marketing.
Merunut dari latar belakang berdirinya komunitas Kampoeng Hompimpa
Yogyakarta ini ialah adanya kekhawatiran bahwasanya anak-anak menjadi lebih suka
bermain gadget daripada bermain dengan permainan zaman dulu. Hal ini sesuai dengan
apa yang disampaikan oleh Ketua Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta, Surya
Mahardika:

“…Ya kita melihat keadaan zaman sekarang anak-anak kan lebih suka main
gadget ya, lebih suka main social media, anak kecil saja sudah punya facebook,
terus sedikit-sedikit mainnya games. Sehingga mereka lupa bahwasanya ada lho
permainan yang dimainkan oleh orang tua mereka sebelumnya yaitu permainan
tradisional yang itu dibuat oleh bahan-bahan yaitu alam, bukan yang terbuat dari
teknologi atau sebagainya. Kita melihat bahwasanya, oh eeh.. sekarang keadaan
apa infrastruktur kota tuh sudah semakin sempit, semakin padet, sehingga tidak
ada lagi lapangan bermain. Makanya kita kembalikan lagi, kita edukasikan lagi.
Soalnya sampai saat ini permainan tradisional masih dimainkan tapi hanya
didalam-dalam daerah, orang-orang kampung, pedalaman masih. Padahal dulu
kita hampir semua dikota masih main juga. (Wawancara 26 April 2019).

Surya Mahardika kembali menerangkan bahwa tidak semua permainan yang


dimiliki oleh komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta hasil tangan mereka sendiri.
Awal mula berdiri komunitas ini, mereka banyak mendapatkan permainan pemberian
dari orang lain, seperti Enggrang Bambu dan Bakiak. Untuk sekarang ada banyak jenis
permainan yang dimiliki seperti Enggrang Batok, Enggrang Bambu, Bakiak, Lompat
Tali, Yoyo, Masak-masak, Otok-otok, Kuda Lumping dan Gansing.

Ditahun kepengurusan Kampoeng Hompimpa 2019 ini, mereka memiliki 4


program kerja yaitu pertama, mengadakan pameran permainan anak di Alun-alun Kidul
Yogyakarta atau lebih dikenal dengan istilah “Dolanan Yuk” yang dilakukan sebulan
sekali diawal bulan, kedua hompimpa goes to school, yang mana Kampoeng Hompimpa
Yogyakarta datang kesekolah-sekolah untuk kemudian mengenalkan permainan anak
zaman dulu kepada murid disekolah tersebut. Ketiga info dolanan, yaitu pengenalan
permainan anak zaman dulu melalui social media seperti Instagram, dan program kerja
terakhir ialah melakukan car free day. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan
oleh Humas Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta, Mega Christi Andini:

“…Nah kita kan punya 4 program khusus. Nah yang pertama itu “Dolanan Yuk”
itu biasanya kami adakan di alun alun terus ada juga “Hompimpa Goes To
School” nah terus ada “Info Dolanan”, nah ini pemanfaatan social media untuk
menggaungkan kembali permainan anak tradisional dan terakhir car free day.
(Wawancara 27 April 2019).

Dalam memutuskan membentuk komunitas ini, Surya Mahardika dan rekan


relawan yang lain telah sepakat ingin menanamkan nilai-nilai kebersamaan yang harus
dimiliki oleh anak sejak dini karena memang permainan tradisional banyak menuntut
pemainnya untuk bermain secara bersama-sama dan tentunya juga membutuhkan
kerjasama yang baik pula. Selain itu juga mereka ingin memberikan nilai pengetahuan
kepada anak-anak mengenai filosofi permainan anak tersebut. Hal ini senada dengan
apa yang disampaikan oleh Ketua Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta, Surya
Mahardika:

“…Tetep sih nilai kebersamaan. Anak-anak tuh beda ya yang biasa main social
media, main game-game online ya. Ketika kita sodorkan permainan tradisional
bingung, nah itu kesempatan kita untuk ngajari. Mereka nggak tahu ini
permainan apa namanya, masak anak-anak cewek nggak tahu mainan masak-
masakan, main congklak. Nah itu kamu tahukan permainan congklak ada 7
bulatan dan 2 tengah. Itu ada filosofinya. Jadi setiap congklak itu ada 7
bolongan, nah kita sebagai pemain setiap main harus ngisi-ngisi ya bukan hanya
lumbung kita kan yang kita isi, tapi lumbung orang lain juga kan. Itu artinya apa,
jadi dalam setiap hari, dalam kehidupan kita bukan hanya untuk mengisi diri
sendiri tetapi juga mengisi lumbung-lumbung orang. Jadi banyak nilai kehidupan
dari permainan tradisional dan kita ajarkan ke mereka ya kayak congklak tadi.
Dalam 7 hari jangan menghidupi diri sendiri tapi juga menghidupi kehidupan
orang lewat berbagi dan sebagainya. Kalau untuk permainan hompimpa alaium
gambreng itu yel-yel. Itu nggak tahu dari bahasa kuno, sansekerta, coba nanti
kamu googling aja. Itu bener adanya hompimpa alaium gambreng itu artinya
dari tuhan kembali untuk tuhan, yuk kita bermain. Jadi emang orang zaman dulu
niat mainnya udah bagus. (Wawancara 26 April 2019).

Untuk menjalankan misi utama yaitu mengenalkan sekaligus melestarikan


dolanan anak, Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta menjalani beberapa
strategi komunikasi. Adapun tahapan proses dtrategi komunikasi tersebut adalah:

a. Mengenal Khalayak
Pada tahap ini, komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta menargetkan
segmentasi khalayak tidak hanya tertuju pada anak-anak, melainkan juga menargetkan
pada khalayak umum lainnya. Penyesuaian sasaran segmentasi khalayak yang
dilakukan oleh Komunitas Kampoeng Hompimpa menjadi salah satu cara untuk
mereka lebih mengenal khalayak mereka. Selain itu juga, dengan mengetahui sasaran
khalayak akan lebih membantu dalam melakukan program-program kerja dari
Komunitas Kampoeng Hompimpa. Seperti contoh dalam hal penyebaran informasi di
media, web development (Social Media) sebagai salah satu divisi di Kampoeng
Hompimpa Yogyakarta lebih menargetkan informasi yang mereka bagikan kepada
mereka para remaja dan orang dewasa, karena mereka memang para pengguna aktif
social media. Berbeda dengan anak-anak yang jarang menggunakan social media
karena keterbatasan pemahaman tentang bagaimana menggunakannya. Jadi untuk
menyentuh segmentasi anak-anak, Komunitas Kampoeng Hompimpa langsung terjun
ke sekolah-sekolah ataupun panti asuhan. Hal ini sama sesuai dengan penjelasan Izza
Fazira selaku Ketua Web Development (social media):

“…Permainan KHY kan buat anak-anak dan untuk melestarikannya, nah


targetnya ya seusia kita gini. Kan anak-anak kecil nggak terlalu banyak yang
sering main instagram kan, dan mereka paling main HP pun bukan untuk main
instagram. jadi untuk anak kecil kami lebih terjun langsung ke sekolah-sekolah
atau ke instansi atau panti asuhan dan lainnya. Kalau seumuran saya gini kan
belasan sampai dua puluhan kan pasti mereka lebih aktif ke instagram.”
(Wawancara 30 Juni 2019).

b. Menyusun Pesan
Dalam menjalankan misi mengenalkan dolanan anak kepada orang banyak,
Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta menggunakan platform social media
dan juga tatap muka langsung. Hal ini sesuai dengan program kerja yang mereka
jalankan saat ini seperti “Info Dolanan”, sebuah program kerja besutan dari divisi
social media atau web development. Mereka menggunakan platform instagram sebagai
pilhan pertama dalam membagikan informasi seputar Komunitas Kampoeng
Hompimpa Yogyakarta dengan segala aktivitasnya. Selain instgram, komunitas ini
dulunya juga memiliki akun facebook namun itu mulai ditinggalkan. Tidak
menggunakan platform lain seperti twitter bukan tanpa alasan, Izza Fazira selaku ketua
web development menjelaskan bahwa era sekarang telah berubah, orang-orang
berbondong-bondong lebih aktif menggunakan instagram.

“…Era sekarang dengan dulu udah berubah mbak, yang saya lihat ya, anak
zaman sekarang lebih seringnya main ke instagram sih. Mungkin twitter juga
banyak, cuma masanya lebih ke instagram. Mereka dapat leluasa membagikan
foto-foto mereka.” (Wawancara 30 Juni 2019).

Dalam menyusun pesan, web development belum spesifik dalam mengatur jadwal
kegiatan memposting. Untuk sekarang apa yang diposting disesuaikan dengan
kegiatan apa yang tengah dilakukan oleh Komunitas Kampoeng Hompimpa dan juga
termasuk perayaan hari besar seperti hari Anak Nasional, dan Hari Raya Idul Fitri.
Mengenai bahasa caption sendiri Izza Fazira selaku ketua web development kembali
menjelaskan bahwa web development sendiri memiliki aturan:

“…Kalau setiap postingan yang selalu ada itu mbak tagar, karena tagar kan bisa
membantu jangkauan orang lebih luas lagi, terus ng-tag akun hompimpa di kota
lain, terus untuk informasi jam tempat itu tergantung. Karena nggak semua
postingan itu event terus kan mbak. Emm….tagar yang sering dipakai itu
#dolananyuk #permainanantradisional #kampoenghompimpa”. (Wawancara 30
Juni 2019).

Sebuah foto untuk bisa diposting di instagram Komunitas Kampoeng Hompimpa


Yogyakarta tidak asal-asalan, ada makna dari foto itu sendiri yang ditonjolkan. Seperti
penjelasan Izza Fazira selaku ketua web development, dibawah ini:

“…Kalau buat KHY sendiri ya mbak, milih foto yang ada maknanya tapi juga
dilihat juga kualitas gambarnya. Misalnya nih foto lagi main bakiak nih, tapi
fotonya blur banget, ya itu nggak perlu diposting. Soalnya kan kalau di social
media untuk menarik minat orang, kalau kita caranya kayak gitu kan kurang bisa
menarik orang. jadi ya kita pilih-pilih juga, yang penting dalam foto itu ada
maknanya, ada ceritanya.” (Wawancara 30 Juni 2019).

Dari apa yang diposting oleh web development di instagram ternyata mendapatkan
respon dari para pengikutnya. Respon yang dimaksud berupa like dan juga komentar.
Dalam sehari kunjungan di akun instagram Komunitas Kampoeng Hompimpa
Yogyakarta bisa mencapai 200 orang. Hal ini senada dengan pemaparan Izza Fazira
selaku ketua web development Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta:

“…Iya kalau saya pantai, alhamdulilah setiap saya posting ada yang komentar.
Kayak ngasih emoticon love, terus yang aku seneng juga ya mbak kalau sudah
posting, kunjungan orang di instagram KHY banyak sekitar 200 sehari-kan
lumayak banyak itu mbak, karena juga dibantu anggota pengurus lain ng-tag
akun KHY. Dan juga kan bisa dilihat jangkauan dari umur followers kita, dan
memang pas dengan sasaran kita. (Wawancara 30 Juni 2019).

Dalam menjalankan tugas, izza Fazira selaku admin Instagram Komunitas


Kampoeng Hompimpa Yogyakarta tidak selalu membalas semua komentar yang
diberikan oleh pengikutnya, semua disesuaikan dengan isi komentar. Lain halnya
dengan direct message atau DM di Instagram yang selalu mendapatkan balasan atau
respon balik. Apa yang ditanya melalui DM instagram sering tentang bagaimana cara
bergabung di Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta.

c. Menetapkan Metode
Metode penyampaian pesan yang dilakuakan oleh Komunitas Kampoeng
Hompimpa Yogyakarta disesuaikan berdasarkan bentuk isinya, yang mana terlebih
dahulu mengenal siapa khalayak sasaran dari pesan komunikasinya. Kemudian mulai
melontarkan idenya sesuai dengan kepribadian, sikap dan motif khalayak. Komunikator
memulai komunikasinya dari dimana khalayak tersebut berada kemudian diubah sedikit demi
sedikit ke arah tujuan komunikator. Untuk bahasa yang disampaikan oleh Komunitas
Kampoeng Hompimpa Yogyakarta sendiri tergolong informatif dan persuasif. Seperti
program kerja mereka yaitu “Dolanan Yuk”, yang mana mereka mengadakan pameran
anak di Alun-alun Kidul Yogyakarta dan bahasa mereka lebih kepada pesan persuasif
karena memang tujuan mengajak dan membujuk orang banyak agar mau bermain
dengan dolanan anak yang telah mereka sediakan. Selain bahasa yang persuasif,
Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta juga langsung melebur dengan
masyarakat ketika mengadakan pameran dolanan atau istilahnya menjemput bola
langsung. Untuk platform social media sendiri Komunitas Kampoeng Hompimpa
Yogyakarta cenderung menggunakan metode informatif, yang mana mereka memang
terfokus memberikan informasi atau penerangan kepada khalayak. Berikut penuturan
dari Mega Cristi Andini selaku Humas Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta.

“…Bahasa kami lebih ke menginformasikan sih, tapi untuk yang dolanan di alun-
alun bahasa kami lebih ke persuasif, mengajak mereka untuk ikut main bareng.
Ketika disana ya kami langsung melebur dengan masyarakat ketika adakan
dolanan bareng. Kami gelar tikar, susun permainan mengajak orang-orang
sekitar kita untuk bermain. (Wawancara, 27 April 2019).

d. Seleksi Penggunaan Media


Tujuan dari Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta dibentuk ialah untuk
mengenalkan dolanan anak tradisional kepada anak-anak dan juga orang dewasa pada
umumnya. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Komunitas Kampoeng Hompimpa
Yogyakarta aktif menyuarakan keberadaan komunitas ini melalui tatap muka langsung
dan juga melalui social media. Pemanfaatan media visual seperti penyebaran pamflet,
surat kabar belum dilakukan. Anggota-anggota Komunitas Kampoeng Hompimpa
Yoyakarta pun ikut berkontribusi dalam mengenalkan komunitas ini kepada orang
lain, dengan cara promosi dari mulut kemulut atau pun dengan merepost ulang
postingan instagram Komunitas Kampoeng Hompimpa Yoyakarta. Pernyataan ini
didukung oleh penjelasan Izza Fazira selaku ketua web development Komunitas
Kampoeng Hompimpa Yogyakarta:
“…Untuk sekarang berhasil mbak, tapi belum 100 % mbak, masih ada orang
yang belum tahu. Tapi sejauh ini sudah lumayan, kayak dikampusku udah mulai
banyak yang tahu, padahal dulu belum banyak anak UII yang tahu tentang KHY.
Dari anak-anak UMY, UIN juga udah banyak. Biasanya aku bilang kemereka
kalau ada lho komunitas kampoeng dolanan Jogja, kadang juga kalau pas ada
event, saya post di watshaap saya jadi temen-temen pada tahu kalau saya ikutan
komunitas kampoeng hompimpa.” (Wawancara, 30 Juni 2019).

Cara lain mengenalkan dolanan anak dengan media tatap muka yang dilakukan
oleh Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta ialah menerima tawaran media
partner, biasanya mereka datang diundang untuk menjadi salah satu pengisi event.
Pengisi event disini seperti menjadi pembicara talkshow bertemakan pendidikan dan
juga mereka mendapatkan waktu dan tempat untuk bermain bersama anak-anak.
Instansi yang pernah bekerjasama dengan Kampoeng Hompimpa Yogyakarta seperti
Sekolah Gajah Wong, TK YWKA, Sleman City Hall, Jwalk dan lainnya. Hal ini
senada dengan apa yang dijelaskan Mega Christi Andini selaku Humas Komunitas
Kampoeng Hompimpa Yogyakarta:

“…Ada instansi formal, ada komunitas biasa aja. Jadi kita pernah diajak main
bareng di sekolah gajah wong, TK YWKA, terus Sleman City Hall, ada Jwalk,
kemudian ada perusahaan susu SGM, terus kemarin bersama mahasiswa UMY
ke panti asuhan.” (Wawancara 27 April 2019).
Gambar 4. KHY bersama Kinderstation Gambar 5. KHY bersama TK
YWKA

Ketika diundang untuk menjadi pengisi acara, Komunitas Kampoeng Hompimpa


Yogyakarta ada beberapa poin penting, seperti misalnya acara yang mengundang
mereka memang murni untuk kegiatan sosial maka Komunitas Kampoeng Hompimpa
Yogyakarta tidak memungut biaya. Lain halnya jika esensi acara yang mengundang
mereka hanya untuk hiburan semata dan ada keuntungan dari pihak lain, maka
Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta akan meminta uang fasilitator atau
uang transportasi. Mega Christi Andini selaku Humas Komunitas Kampoeng
Hompimpa Yogyakarta menjelaskan:

“…Kita lihat dulu esensi kegiatan ini apa. Kalau misalkan acaranya untuk
kegiatan sosial tanpa ada unsur lain disitu kami free untuk meminjamkan
permainanan kami atau fasilitator kami bisa. Tapi kalau misalkan dari jenis
kegiatan, menurut kami itu ada keuntungan pihak lain, nah disana itu setidaknya
menyediakan uang fasilitator atau uang transportasi gitu. Kalau untuk
penyediaan tempat itu ditanggung oleh tempat yang mengadakan acara,
kemudian objek bermain anak-anak itu disediakan oleh pembuat acara. Jadi kami
datang membawa konsep acara, permainan dan fasilitator.” (Wawancara 27
April 2019).

e. Peranan Komunikator
Sebagai penyampai pesan mengenai dolanan anak dan sering berhadapan dengan
anak-anak tentu Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta memiliki standar
tersendiri untuk memilih anggota. Surya Mahardika selaku Ketua Pengurus
menyampaikan bahwa dalam satu tahun diadakan pendaftaran untuk menjadi anggota,
yaitu dibulan Agustus dan Desember. Mereka yang baru diterima Komunitas
Kampoeng Hompimpa Yogyakarta masih menjadi anggota biasa atau disebut dengan
relawan, setelah itu baru mereka akan ditempatkan di divisi yang sesuai dengan
passion. Salah satu parameter penilaian mereka untuk naik ke langkah berikutnya ialah
keaktifan dalam mengikuti segala agenda yang dibuat oleh Komunitas Kampoeng
Hompimpa Yogyakarta.

Ukuran pelamar yang ingin bergabung di Komunitas Kampoeng Hompimpa


Yogyakarta haruslah memiliki niat yang tulus karena memang komunitas ini non
profit dan pastinya membutuhkan tenaga banyak karena akan sering berhubungan
langsung dengan dunia permainan anak-anak, selain itu haruslah memiliki skill
permainan tradisional. Ukuran para relawan untuk bisa masuk ke divisi yang ada di
Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta disesuakan dengan bidang dari divisi
itu sendiri. seperti divisi web development yang menuntut relawan harus aktif di social
media dan juga kreatif. Hal ini dibktikan dengan penjelasan Izza Fazira selaku ketua
web development Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta:

“…Kalau kriteria untuk masuk ke web development nggak perlu harus banyak
followers sih mbak, yang penting dia orangnya aktif di social media terus juga
kreatif. Maksudnya kalau social media, kan harus bikin caption nya harus
menarik, nah itu kan harus kreatif.” (Wawancara 30 Juni 2019).

f. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan oleh Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta lebih
kepada menejemen sumber daya manusia, karena dari apa yang penulis dapatkan
dilapangan banyak anggota komunitas ini yang hanya menjadi anggota pasif bahkan
hilang tanpa kabar. Seperti untuk divisi web development yang kini hanya memiliki 2
anggota saja, tentu ini menghambat divisi ini untuk menjalankan tugas. Bagaimana
hambatan komunitas ini dipaparkan oleh Mega Christi Andini, selaku Humas
Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta:

“…Hambatannya itu yang paling berasa itu adalah sumber daya manusianya.
Jadi kami punya banyak anggota kan sekitar 80 tetapi yang aktif 10-15 orang.
jadi memang keaktifan anggota jadi hambatan. Kami sudah pikirkan kenapa ini
jadi masalah besar. Pertama, anggota-anggota itu banyak tapi jadwal dari setiap
anggota itu berbeda. Kemudian ada anggota yang sudah keluar kota, sudah
selesai study, kemudian ada juga yang anggota bergabung di komunitas ini
hanya coba-coba jadi tidak komitmen.” (Wawancara 27 April 2019).

Dalam waktu dekat Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta akan


mengadakan musyawarah besar yang mana akan mengatur kembali bagaimana
regulasi keaktifan sumber daya manusianya. Pengurus inti komunitas ini akan kembali
menanyakan kesanggupan dan kesiapan dari setiap kontribusi anggota yang lain.
Apabila memang ingin mengeluarkan diri dari komunitas Komunitas Kampoeng
Hompimpa Yogyakarta pengurus inti komunitas ini akan menerima keputusan mereka.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari uraian yang telah penyusun paparkan diatas, serta berdasarkan data-data
yang telah dikumpulkan mengenai strategi komunikasi Komunitas Kampoeng
Hompimpa Yogyakarta dalam melestarikan dolanan anak, dapat ditarik kesimpulan
bahwa dalam ada 6 tahapan proses strategi yang dilakukan oleh Komunitas Kampoeng
Hompimpa Yogyakarta yaitu:

1. Mengenal khalayak
komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta menargetkan segmentasi khalayak
tidak hanya tertuju pada anak-anak, melainkan juga menargetkan pada khalayak
umum lainnya. Penyesuaian sasaran segmentasi khalayak yang dilakukan oleh
Komunitas Kampoeng Hompimpa menjadi salah satu cara untuk mereka lebih
mengenal khalayak mereka.
2. Menyusun pesan
Dalam menyampaikan pesan khususnya di Instagram, saat ini belum ada jadwal
yang spefisik dalam memposting di instagram, selain itu ada beberapa acuan yang
dimiliki oleh Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta dalam memposting
sesuatu di instagram. Pertama penggunaan tagline dan juga untuk foto yang
diposting haruslah memiliki resolusi gambar yang tinggi sehingga tidak blur selain
itu juga memiliki makna cerita didalam foto tersebut.
3. Menetapkan metode
Metode yang dilakukan oleh Kampoeng Hompimpa Yogyakarta dalam
menyampaikan pesan disesuaikan berdasarkan bentuk isinya, dimana mereka
mengenal terlebih dahulu audiens-nya, baru kemudian disampaikan sesuai dengan
motif mereka. Bahasa yang disampaikan pun tergolong informatif dan juga
persuasif.
4. Seleksi penggunaan media
Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta memiliki dua cara untuk
mengenalkan dolanan anak tradisional yaitu tatap muka langsung melalui program
kerja seperti hompimpa goes to school, dolanan yuk, car free day, dan juga
menerima panggilan menjadi pembicara yang fokusnya dunia pendidikan. Selain
tatap muka langsung, Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta juga
memanfaatkan social media instgram untuk lebih dekat dengan masyarakat luas.
Penyebaran info mengenai keberadaan komunitas Kampoeng Hompimpa
Yogyakarta melalui pamflet ataupun surat kabar belum dilakukan.
5. Peranan komunikator
Standar yang dimiliki oleh Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta untuk
memilih anggota ialah memiliki niat yang tulus untuk berkontribusi dan juga
memiliki skill permainan tradisional. Untuk pelamar yang telah berhasil masuk di
Komunitas ini kemudian akan ditempatkan di divisi yang sesuai dengan passion
mereka.
6. Evaluasi
Di tahap ini, Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta mengalamai hambatan
dari segi sumber daya manusia atau para relawan yang ada di Komunitas ini.
Banyak anggota yang terdaftar tapi tidak aktif dalam kegiatan. Untuk
menyelesaikan masalah tersebut, Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta
akan melakukan musyawarah besar untuk mengatur regulasi keaktifan anggota.

B. Saran
1. Diharapkan dengan adanya penulisan hasil penelitian ini akan dapat memberi
masukan kepada komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta agar selalu
meningkatkan kinerjanya dalam tugas mulianya yaitu ingin orang umum terutama
anak-anak kembali mengenal adanya dolanan tradisional.
2. Perlu dilakukan peremajaan relawan Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta
dengan melakukan penerimaan relawan baru sehingga sumber daya manusia yang
baik dan juga profesional bisa diperoleh dan ditempatkan sesuai bidangnya masing-
masing.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar Arifin. 2004. Strategi Komunikasi. Bandung: Armilo

Astrid S Susanto. 1974. Komunikasi dalam Teori dan Praktek Jilid I dan II. Bandung:
Bina Cipta

Emery, Ault dan Agee. 1970. Introduction to Mass Communications. New York : Dadd
Mead & Company

Gary Yukl. 2009. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Terjemahan oleh Budi Supriyanto.
Jakarta: P.T Indeks

Hafied Cangara. 2013. Perencanaan & Strategi Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers

Hompimpa, Kampoeng. Apa itu Kampoeng Hompimpa?


http://kampoenghompimpa.com/. Diakses pada tanggal 19 Aplil 2019

Jalaluddin Rakhmat. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mulyana, Deddy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit PT. Remaja
Rosdakarya

Neil J. Salkind. 2009. Teori-teori Perkembangan Manusia. Bandung: Nusa Media.

Onong Uchjana Effendy. 2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya

Poerwadarminta. 1939. Baoesastra Djawa. Yogyakarta: Wolters Groningen Batavia

Salkind, Neil J. 2009. Teori-Teori Perkembangan Manusi Teori-Teori


Perkembangan Manusia.  Yogyakarta: Penerbit Nusa Media

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Penerbit Alfabeta

Sholichah, Asri Mar-Atus. 2018. Komunikasi Kelompok Motor CBR Sidoarjo Club
Dalam Pembentukan Citra. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya. [Internet]. Diunduh pada tanggal 19 April 2019. Tersedia pada
http://digilib.uinsby.ac.id/25074/1/Asri%20Maratus%20Sholichah_B7621
4028.pdf
Sutinah, Bagong Suyanto. 2011. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Penerbit
Prenada Media

Turangan, Lily. Efek Negatif Gadget Pada Anak.


https://lifestyle.kompas.com/read/2016/02/17/081500023/Efek.Negatif.Ga
dget.pada. Anak. Diakses pada tanggal 19 April 2019

Wulandari, Astri. 2012. Strategi Komunikasi Komunitas Klub Motor Dalam


Pembentukan Citra. Universitas Muhammadiyah Surakarta. [Internet].
Diunduh pada tanggal 19 April 2019. Tersedia pada
http://eprints.ums.ac.id/22085/20/naskah_publikasi.pdf

Yoyon Mudjiono. 2012. Bahan Ajar Ilmu Komunikasi. Surabaya: Jaudar Press

Yudiwinata, Hikmah P., Handoyo, Pambudi. 2014. Permainan Tradisional dalam


Budaya dan Perkembangan Anak. Jurnal Paradigma. Vol.02 No.03. Surabaya:
FIS UNS

Zulkarimein Nasution.1990. Prinsip-Prinsip Komunikasi untuk Penyuluhan. Jakarta:


Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
LAMPIRAN

Gambar 6. Peneliti bersama Ketua Divisi Gambar 7. KHY bersama Ketua


Web Development KHY

Gambar 8. Peneliti bersama KHY

Gambar 9. Peneliti bersama Humas KHY


LAMPIRAN

HASIL INTERVIEW
Profil Informan Ketua Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta

1. Nama : Surya Mahardika


2. Tempat, tanggal lahir : Pontianak, 20 Maret 1997
3. Usia : 22
4. Jenis Kelamin : Laki-laki
5. Status : Mahasiswa
6. Suku Bangsa : Minang
7. Agama : Islam
8. Pendidikan : Komunikasi Penyiaran Islam UMY
9. Alamat : Jl. Rajawali Jogja
10. Pekerjaan :-
11. Jabatan di Komunitas : Ketua Pengurus Kampeng Hompimpa
12. Lama berada di Komunitas : 2 tahun

No Draft Pertanyaan Jawaban


1. Apa sebenarnya Komunitas Kampoeng Hompimpa ini adalah
Komunitas Kampoeng komunitas pendidikan berbasis permainan
Hompimpa Yogyakarta tradisional anak. Nah, jadi kita menjadikan
itu? permainanan tradisional yang sudah kuno, sudah
lama, kita kembalikan lagi kita mendidik anak-anak
itu, kita edukasikan anak anak itu melalui
permainan tradisional itu.
2. Apa yang menjadi sebab Ya kita melihat keadaan zaman sekarang anak-anak
Komunitas Kampoeng kan lebih suka main gadget ya, lebih suka main
Hompimpa Yogyakarta social media, anak kecil saja sudah punya facebook,
ini dibentuk? terus sedikit-sedikit mainnya games. Sehingga
mereka lupa bahwasanya ada lho permainanan yang
dimainkan oleh orang tua mereka sebelumnya yaitu
permainan tradisional yang itu dibuat oleh bahan-
bahan yaitu alam, bukan yang terbuat dari teknologi

32
atau sebagainya. Kita melihat bahwasanya, oh eeh..
sekarang keadaan apa infrastruktur kota tuh sudah
semakin sempit, semakin padet, sehingga tidak ada
lagi lapangan bermain. Makanya kita kembalikan
lagi, kita edukasikan lagi. Soalnya sampai saat ini
permainanan tradisional masih dimainkan tapi
hanya didalam-dalam daerah, orang-orang
kampung, pedalaman masih. Padahal dulu kita
hampir semua dikota masih main juga.
3. Apa sebenarnya tujuan Menumbuhkan kebersamaan sih utamanya. Misal
utama dari Komunitas dulu kita main lompat tali, main bakiak kan
Kampoeng Hompimpa bareng-bareng tuh. Bakiak kan harus tiga orang.
Yogyakarta dibentuk?

4. Siapa sebenarnya target Iya fokusnya ke anak-anak. Eee.. sebenarnya


utama dari Komunitas secara umum sih secara general bisa. Tapi kan
Kampoeng Hompimpa disini permainanan tradisional, permainan anak-
Yogyakarta? anak jadi kita fokus ke anak-anak.

5. Nilai-nilai dan etika Pertama kebersamaan sih. Kebersamaan antar


seperti apa yang teman. Soalnya kan kita main tradisional itu bukan
ditanamkan untuk target hanya apa ya, eee, bukan hanya apa sih bahasanya.
audiens? Bukannya satu individu, tapi kita bermain bersama-
sama. Kebersamaan terus kerja keras. soalnya kita
lihat, misalnya kayak main enggrang, itu orang
yang nggak bisa pasti akan mencoba coba lagi
sehingga kalau dia sudah bisa akan merasa
nikmatnya jalan-jalan diatas enggrang bambu, terus
enggrang batok terus permainan ya itu sih.
6. Dalam membuat Nilai-nilai kebersamaan itu yang kami junjung.
program kerja, apa yang Program hompimpa sendiri ada empat. Pertama
menjadi dasar pijakan main di alun-alun kidul. Kegiatan ini yang kita buat
oleh Komunitas sendiri dari komunitas. Di alun-alun kan kalau sore

33
Kampoeng Hompimpa banyak orang, biasanya anak-anak ikut main terus
Yogyakarta? kumpul keluarga jadi kita buka lapak dan main
disitu. Kedua undangan, jadi kalau ada lembaga ada
yayasan mengundang kami, maka kami jadi pengisi
acaranya. Khususnya acara pendidikan atau
pendidikan anak-anak dan sebagainya. Ketiga kita
ke panti asuhan, keempat biasanya kita car free
day.
7. Bagaimana strategi Jadi kita ini baru dua tahun ya, untuk saat ini kita
Komunitas Kampoeng masih menjalankan program yang dulu sih, empat
Hompimpa Yogyakarta program utamanya itu. Kita itu lebih aktifnya
dalam menyusun diundang mungkin di social media sih. Jadi setiap
program kerja? kita post kegiatan, kita tag, kita pakaikan hastag
“Permainanan Tradisional Anak” terus “Dolanan
yuk”, jadi orang kan banyak tahu.
8. Ada berapa jumlah Ada banyak. Kayak enggrang bambu, enggrang
permainanan tradisional batok, bakiak, masak-masakan, catur-catur zaman
yang dimiliki oleh dulu, terus kayak gansing bambu, engklek, dakon.
Komunitas Kampoeng
Hompimpa Yogyakarta?
9. Dari mana Komunitas Permainannya sendiri itu ada yang buat, ada yang
Kampoeng Hompimpa beli, ada yang dikasih. Kita melihat awal mula
Yogyakarta memperoleh pertama kita berdiri, kita kebanyakan dikasih.
permainan tradisional Kayak enggrang bambu kita dikasih, bakiak. Yang
tersebut? beli kita kayak masak-masakan, kayak apalagi ya,
ahh congklak itu kan susah kita buat ya itu tadi
maka kita beli.
10. Nilai-nilai pembelajaran Tetep sih nilai kebersamaan. Anak-anak tuh beda ya
seperti apa yang ingin yang biasa main social media, main game-game
Komunitas Kampoeng online ya. Ketika kita sodorkan permainan
Hompimpa Yogyakarta tradisional bingung, nah itu kesempatan kita untuk
berikan kepada target ngajari. Mereka nggak tahu ini permainanan apa
audiens? namanya, masak anak-anak cewek nggak tahu

34
mainan masak-masakan, main congklak. Nah itu
kamu tahukan permainan congklak ada 7 bulatan
dan 2 tengah. Itu ada filosofinya. Jadi setiap
congklak itu ada 7 bolongan, nah kita sebagai
pemain setiap main harus ngisi-ngisi ya bukan
hanya lumbung kita kan yang kita isi, tapi lumbung
orang lain juga kan. Itu artinya apa, jadi dalam
setiap hari, dalam kehidupan kita bukan hanya
untuk mengisi diri sendiri tetapi juga mengisi
lumbung-lumbung orang. Jadi banyak nilai
kehidupan dari permainan tradisional dan kita
ajarkan ke mereka ya kayak congklak tadi. Dalam 7
hari jangan menghidupi diri sendiri tapi juga
menghidupi kehidupan orang lewat berbagi dan
sebagainya. Kalau untuk permainan hompimpa
alaium gambreng itu yel-yel. Itu nggak tahu dari
bahasa kuno, sansekerta, coba nanti kamu googling
aja. Itu bener adanya hompimpa alaium gambreng
itu artinya dari tuhan kembali untuk tuhan, yuk kita
bermain. Jadi emang orang zaman dulu niat
mainnya udah bagus.
11. Bagaimana alur Setahun diadakan dua kali perekrutan dibulan
perekrutan anggota yang Agustus dan Desember. Itu mereka masih jadi
dilakukan oleh anggota biasa atau relawan dulu. Nantinya mereka
Komunitas Kampoeng akan di tempatkan sesuai pasionnya.
Hompimpa Yogyakarta?
12. Kemampuan dan Yang terpenting kamu ada niat terus suka sama
kapasitas SDM seperti anak-anak itu sih intinya terus mereka punya skill
apa yang diperlukan oleh permainan.
Komunitas Kampoeng
Hompimpa Yogyakarta?

35
Profil Informan Humas Komunitas Kampoeng Hompimpa Yogyakarta
1. Nama : Mega Christi Andini
2. Tempat, tanggal lahir : Poso, 13 Juni 1999
3. Usia : 19
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Status : Mahasiswi
6. Suku Bangsa : Indonesia
7. Agama : Kristen
8. Pendidikan : S1 Hub. Internasional UTY
9. Alamat : Yogyakarta
10. Pekerjaan :-
11. Jabatan di Komunitas : Ketua Divisi Humas Kampeng Hompimpa
12. Lama berada di Komunitas : 2 tahun

No Draft Pertanyaan Jawaban


.
1. Tugas utama Humas Karena event hompimpa nggak sendiri, kan ada
Komunitas Kampoeng event media partner, misalkan sekolah, mall
Hompimpa itu apa? ada juga event-event nya orang gitu jadi semua
itu berhubungan melalui aku. Jadi aku yang
ngatur, manage kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan media partner.
2. Siapa saja instansi yang Ada instansi formal, ada komunitas biasa aja.
pernah kerjasama Jadi kita pernah diajak main bareng di sekolah
dengan Komunitas gajah wong, TK YWKA, terus Sleman City
Kampoeng Hompimpa? Hall, ada Jwalk, kemudian ada perusahaan susu
SGM, terus kemarin bersama mahasiswa UMY
ke panti asuhan.
3. Apa poin penting yang Kita lihat dulu esensi kegiatan ini apa. Kalau
kalian ambil ketika misalkan acaranya untuk kegiatan sosial tanpa
menerima tawaran ada unsur lain disitu kami free untuk
media partner? meminjamkan permainanan kami atau
fasilitator kami bisa. Tapi kalau misalkan dari

36
jenis kegiatan, menurut kami itu ada
keuntungan pihak lain, nah disana itu
setidaknya menyediakan uang fasilitator atau
uang transportasi gitu. Kalau untuk penyediaan
tempat itu ditanggung oleh tempat yang
mengadakan acara, kemudian objek bermain
anak-anak itu disediakan oleh pembuat acara.
Jadi kami datang membawa konsep acara,
permainan dan fasilitator.
4. Objek main itu Seperti anak-anak kan nggak mungkin kan
maksudnya gimana? kalian membuat kegiatan terus yang main
nggak jelas gitu. Jadi kalian sudah
menyediakan siapa yang mau main itu. Kalau
misalkan kami di Sleman City Hall baru-baru
ini, jadi mereka sudah sediakan kami lapak,
kami datang lalu mereka sudah mengundang
anak-anaknya untuk bermain disitu.
Sebenarnya kami tidak mematok rentang usia,
semuanya bisa bermain. Bahkan kemarin waktu
di Screet Garden itu yang main itu bapak-
bapak karena anak-anak kan have fun gitu ya
nah kalau bapak-bapak atau ibu-ibu itu kan
untuk nostalgia.
5. Apa program kerja Nah kita kan punya 4 program khusus. Nah
komunitas ini? yang pertama itu “Dolanan Yuk” itu biasanya
kami adakan di alun alun terus ada juga
“Hompimpa Goes To School” nah terus ada
“Info Dolanan”, nah ini pemanfaatan social
media untuk menggaungkan kembali
permainan anak tradisional dan terakhir car
free day.
6. Jenis saluran media Ada facebook dan instagram
seperti apa yang

37
digunakan?

7. Ada waktu rutin tidak Nggak, jadi kita hanya berpatokan dengan
untuk posting di social setiap kegiatan atau hari-hari besar gitu. Kita
media? nggak ada kayak strategi untuk menaikkan
akun untuk promosi besar-besaran. Jadi kita
hanya ketika ada kegiatan, kami ambil
momennya dan kami uploud. Cuma kemarin
sempet instgram kami itu naik sekitar 100-200
followers karena sempet di repost sama salah
satu akun besar. Kalau nggak salah akun
“Jogja” atau apa gitu.
8. Poin penting apa yang Iya, kami gunakan tagar, tag, kemudian setiap
harus ada dalam setiap anggota juga merepost. Tagar unggulan kita
postingan kalian di “Dolanan Yuk”
Social Media
9. Gaya bahasa seperti apa Bahasa kami lebih ke menginformasikan sih,
yang digunakan untuk tapi untuk yang dolanan di alun-alun bahasa
menyebarkan informasi? kami lebih ke persuasif, mengajak mereka
(Informatif/persuasif) untuk ikut main bareng.

10. Apakah selalu menjawab Kalau dikolom komentar tidak selalu, tapi
pertanyaan dari orang- kalau DM selalu dibales dan dilanjutkan
orang di social media? dengan pihak yang terkait.

11. Apa ukuran berhasilnya Sebenarnya kami tidak terlalu terfokus pada
informasi yang kalian parameter social media gitu, karena yang
sebar di social media? paling sukses menurut kami itu adalah situasi,
kondisi tempat kami bermain. Karena kayak
gini, eeeemm social media memang
berpengaruh tetapi pengaruhnya yang sangat
bisa kami rasa kan itu ketika open recruitmen.
Dan juga ketika diundang sebagai pemateri di
seminar misalnya itu juga kesempatan kami

38
untuk memperkenalkan komunitas ini.
12. Setelah dilokasi kegiatan Ya kami langsung melebur dengan masyarakat
apa yang kalian ketika adakan dolanan bareng. Kami gelar
lakukan? tikar, susun permainan mengajak orang-orang
sekitar kita untuk bermain.
13. Dan responnya Responnya sangat baik, apalagi di Alun-alun.
bagaimana? Jadi kami memang ada dua tempat khusus yang
bener-bener sering jadi tempat main di car free
day dan alun-alun.
14. Kapan pelaksanaan car Setiap bulan, di minggu ketiga. Yang di alun-
free day? alun setiap bulan diminggu kedua
15. Apa hambatan yang Hambatannya itu yang paling berasa itu adalah
dirasakan Komunitas ini sumber daya manusianya. Jadi kami punya
dalam bertugas? banyak anggota kan sekitar 80 tetapi yang aktif
10-15 orang. jadi memang keaktifan anggota
jadi hambatan. Kami sudah pikirkan kenapa ini
jadi masalah besar. Pertama, anggota-anggota
itu banyak tapi jadwal dari setiap anggota itu
berbeda. Kemudian ada anggota yang sudah
keluar kota, sudah selesai study, kemudian ada
juga yang anggota bergabung di komunitas ini
hanya coba-coba jadi tidak komitmen.
16. Lalu kemudian Akan diadakan musyawarah besar dan disitu
bagaiamana akan mengatur kembali regulasinya. Kami akan
penyelesaiannya dalam menanyakan kembali kesiapan kontribusi
waktu dekat? mereka. Dan apabila mereka memang ingin
keluar tidak apa-apa. Dan kami pun akan selalu
siap menerima mereka kembali.
17. Bagaimana caranya Donasi permainan terbuka untuk siapa saja,
untuk berdonasi untuk umum bisa langsung hubungi kami.
permainan? Ketika mbaknya punya enggrang batok yang
mungkin ingin disumbangkan kekami,
silahkan.

39
Profil Informan Ketua Web Development Kampoeng Hompimpa Yogyakarta

1. Nama : Izza Fazira


2. Tempat, tanggal lahir : rasau Jaya, 09 Juni 1998
3. Usia : 21
4. Jenis Kelamin : perempuan
5. Status : Mahasiswi

40
6. Suku Bangsa : Jawa
7. Agama : Islam
8. Pendidikan : Uii Pendidikan Agama Islam
9. Alamat : Jl. Kaliurang km. 14,5 Nglanjaran,
Sardonoharjo, Ngaglik Sleman
10. Pekerjaan :-
11. Jabatan di Komunitas : Koordinator Web Development
12. Lama berada di Komunitas : 1,5 tahun

No Draft pertanyaan Jawaban


.
1. Jadi sebenarnya job desk dari Jadi job desk nya dari web development itu ya
web development itu apa sih di kayak kita itu ngurus megang semua social
KHY (Kamppeng Hompimpa media KHY dari kayak E-mail, terus FB, terus
Yogyakarta) instagram. kalau social media KHY Cuma ada
tiga itu ya mbak, tapi yang lebih condong di
instagram-nya aja, lebih sering kepakainya lah
2. Iya, aku sempet beberapa kali Nah gini, sebenarnya tuh FB, kan aku pengurus
lihat FB KHY, nah itu kenapa baru kan. Sedangkan FB itu ternyata dipegang
kira-kira kok nggak diolah sama pengurus lain, nah habis itu mbaknya lagi
lagi? sakit, terus waktu aku minta aksesnya belum
direspon. Memang dari dulu FB kami kurang
jalan, lebih ke instagram
3. Kalau dari web development Nah bisa dibilang kami itu kekurangan
sendiri ada berapa anggota? anggotalah, kemarin itu pas pertama kali
dibentuk kepengurusan cuma aku doang. Nah
teruskan aku kewalahan, apalagi ketika ada
acara, kadang juga aku nggak bisa ikut acara.
Nah habis itu aku bilang aja ke semua kalau aku
keberatan kalau sendirian. aku butuh teman, ra
ketang satu orang.
4. Dan akhirnya responnya? Iya ada satu orang temenku, dia sekarang lagi
KKN
5. Lalu untuk divisi design apa Iya mbak terpisah, dia ya tugasnya buat design

41
terpisah dengan web untuk postingan instagram
development
6. Kalau untuk program dari web Sebenarnya nggak terlalu formal banget ya
development ada nggak? mbak…..
7. Atau dalam seminggu ada Ooh,, kalau kewajiban seminggu harus posting
nggak jadwal postingan atau itu enggak ada ya mba. Jadi ya kalau ada acara-
ada kewajiban-kewajiban per acara besar atau kayak hari peringatan itu kayak
minggu harus posting wajib diposting. Tapi sebenarnya kemarin itu,
saya kira web development tinggal posting aja di
Instagram. bahannya dari divisi design, tapi
ternyata design juga sama cuma satu orang. jadi
akhirnya kemarin itu ya udah, kalau ada acara
apa, kalau dia belum bisa bikin ya aku yang
bikin gitu.Jadi untuk prgram kerja sendiri belum
spesifik mbak, cuma posting ketika ada event
besar atau ada hari peringatan, kayak hari anak
nasional kemarin, hari raya idul fitri atau yang
lain
8. Dengan kondisi kekurangan Kalau kriteria untuk masuk ke web development
anggota nih, sebenarnya apa nggak perlu harus banyak followers sih mbak,
kriteria bisa masuk ke web yang penting dia orangnya aktif di social media
development? terus juga kreatif. Maksudnya kalau social
media, kan harus bikin caption nya harus
menarik, nah itu kan harus kreatif
9. Karena bahas caption, nah Kadang informatif, tapi lebih sering persuasif
kalau di KHY sendiri caption mbak. Ngajak orang-orang untuk main bareng
yang sering dipakai itu yang kami. Tapi ya kadang kalau udah keburu-buru,
gimana? dan nggak ada kepikiran ide caption ya udah
seadanya.
Tapi memang bener sih mbak, aku kekurangan
anggota. Temenku kadang sibuk banget
10. Selain kekurangan tenaga, Hemm…. Mungkin itu aja mbak, karena inti dari
apalagi hambatannya? permasalahan kekurangan orang
11. Udah coba konsultasi dengan Yaudah, tapi tanggapannya cuma disuruh

42
HRD? nambah anggota sendiri kayak recrut offline gitu
karena belum ada open recruitment lagi kan.
Nah tapi nanti bakalan ada open recruitment
lagi, jadi bisa nambah anggota
12. Dan kenapa kalian memilih Era sekarang dengan dulu udah berubah mbak,
instagram, nggak twitter aja? yang saya lihat ya, anak zaman sekarang lebih
seringnya main ke instagram sih. Mungkin
twitter juga banyak, cuma masanya lebih ke
instagram. Mereka dapat leluasa membagikan
foto-foto mereka.
13. Memang targetnya usia berapa Permainan KHY kan buat anak-anak dan untuk
sih? melestarikannya, nah targetnya ya seusia kita
gini. Kan anak-anak kecil nggak terlalu banyak
yang sering main instagram kan, dan mereka
paling main HP pun bukan untuk main
instagram. jadi untuk anak kecil kami lebih
terjun langsung ke sekolah-sekolah atau ke
instansi atau panti asuhan dan lainnya. Kalau
seumuran saya gini kan belasan sampai dua
puluhan kan pasti mereka lebih aktif ke
instagram
14. Dan menurut mbak udah Iya udah mbak, kebanyakan ya emang seumuran
mencapai sasaran belum kita gini
followers KHY?
15. Kalau untuk tagar sendiri, Emm…. Seringnya #dolananyuk
yang sering dipakai KHY apa? #permainanantradisional #kampoenghompimpa
16. Selama mbak bertugas nih apa Iya kalau saya pantai, alhamdulilah setiap saya
selalu dapat respon dari posting ada yang komentar. Kayak ngasih
followers KHY? emoticon love, terus yang aku seneng juga ya
mbak kalau sudah posting, kunjungan orang di
instagram KHY banyak sekitar 200 sehari-kan
lumayak banyak itu mbak, karena juga dibantu
anggota pengurus lain ng-tag akun KHY. Dan
juga kan bisa dilihat jangkauan dari umur

43
followers kita, dan memang pas dengan sasaran
kita
17. Itu selalu kamu balasi satu Enggak pasti, kalau DM selalu saya balas
persatu komentarnya?
18. Apa sih yang biasanya Kalau DM mereka itu lebih sering pengen
ditanyain di DM instagram? gabung sih mbak. Tapi gini sih mbak sebenarnya
kan kalau di KHY oprec nya cuma setahun
sekali ya mbak, nah kadang tuh mereka pas lagi
oprec tuh entah kemana. Pas misal kayak gini
ada yang DM, “Kak cara gabung di KHY
gimana sih” aku jawab “Bisa mbak, nanti ada
oprec satu tahun lagi karena oprec-nya cuma ada
setahun sekali. Pokoknya kebanyakan pada
ngepoin KHY sama pengen gabung tapi pada
telat gitu lo mbak, pada nanyain pas udah selesai
oprec gitu lo
19. Kenapa cuma sekali oprec-nya Nah itu saya belum tahu banget mbak
20. Menurut pendapatmu sendiri Kalau dari kita social media sendiri udah
nih kenapa orang-orang pada negposting terus, kadang ya setiap hari, atau
telat daftar? seminggu pasti ada info buka pendaftaran
anggota baru dan ditambah semua anggota juga
bantu posting biar jangkaunnya lebih banyak.
Nah itu juga saya nggak tahu kenapa bisa orang
telat daftar kalau ada oprec
21. Kembali lagi kita caption ya, Kalau setiap postingan yang selalu ada itu mbak
menurut Izaa sendiri apa saja tagar, karena tagar kan bisa membantu
yang harus ada di caption itu? jangkauan orang lebih luas lagi, terus ng-tag
akun hompimpa di kota lain, terus untuk
informasi jam tempat itu tergantung. Karena
nggak semua postingan itu event terus kan mbak
22. Nah kalau untuk foto, apa sih Kalau buat KHY sendiri ya mbak, milih foto
yang jadi ukuran kalian foto yang ada maknanya tapi juga dilihat juga
itu bisa diposting? kualitas gambarnya. Misalnya nih foto lagi main
bakiak nih, tapi fotonya blur banget, ya itu

44
nggak perlu diposting. Soalnya kan kalau di
social media untuk menarik minat orang, kalau
kita caranya kayak gitu kan kurang bisa menarik
orang. jadi ya kita pilih-pilih juga, yang penting
dalam foto itu ada maknanya, ada ceritanya.
23. Ada nggak foto yang sampai Ada mbak, foto KHY bareng anak –anak panti.
sekarang masih dikenang? Jadi difoto itu kelihatan banget mereka seneng
banget ada kehadiran KHY, bisa main bareng
mereka. Ya mereka kayak kekurangan kasih
sayang tapi ketika kita kesana, tanggapan
mereka baik, seneng banget. Jadi kan kitanya
juga seneng, terharu gitu.
24. Apa promosi KHY cuma Para founder KHY sering juga mbak ngisi
online aja apa ada cara offline? talkshow, nah itu udah termasuk promosi tentang
KHY, kalau masang kayak banner itu nggak.
25. Kedepannya kamu ingin web Sebenarnya saya pengen nanti kalau udah
development kayak gimana? banyak anggotanya, saya pengen bagi-bagi job
desk. Jadi semua akun hidup gitu lo mbak, kayak
di FB, kalau bisa juga twitter, karena twitter juga
sebenarnya juga ngaruh besar. Terus pengennya
juga lebih merapikan feed instagram
26. Menurut mbak udah Untuk sekarang berhasil mbak, tapi belum 100
berhasilkah KHY % mbak, masih ada orang yang belum tahu. Tapi
memberitahu orang banyak sejauh ini sudah lumayan, kayak dikampusku
soal kehadiran KHY yang udah mulai banyak yang tahu, padahal dulu
fokus kepada kelestarian belum banyak anak UII yang tahu tentang KHY.
dolanan anak? Dari anak-anak UMY, UIN juga udah banyak.
Biasanya aku bilang kemereka kalau ada lho
komunitas kampoeng dolanan Jogja, kadang
juga kalau pas ada event, saya post di watshaap
saya jadi temen-temen pada tahu kalau saya
ikutan komunitas kampoeng hompimpa.
27. Event terdekat kalian apa? Emmm… sebenarnya tadi ada car free day
mbak. Kami bisanya diudang, diajak sama

45
pemerintah daerah setempat. Nah kami
diundang, kami diberi stand untuk gelar
mainan, ya udah kita main-main sama peserta
lain.
28. Memang siapa yang sering Kalau itu saya kurang tahu pasti ya mbak, yang
ngundang kalian car free day? jelas dari Dinas Pemerintah
29. Dikepengurusan sebelumnya, Kalau saya lihat nih ya mbak, saya kan juga
apa masalahnya juga sama belum terlalu lama di KHY, dulu juga sama
kekurangan anggota? kekurangan orang. tapi makin kesini insyaallah
ada kemajuan mbak.

46

Anda mungkin juga menyukai