Anda di halaman 1dari 367

AKU BANGGA JADI DOSEN

AKU BANGGA JADI GURU

Penulis:

Iin Maya Aliyyuida, S.Pd, M. Pd., dkk.


AKU BANGGA JADI DOSEN
AKU BANGGA JADI GURU

Penulis
Iin Maya Aliyyuida, S.Pd, M. Pd., dkk.

ISBN : 978-623-6829-04-2

Editor
Abdul Rosid

Desain Sampul
Lukas Liani

Layout
Asep Nugraha

Cetakan Pertama, Oktober 2020


V + 371 hlm ; 14.8 x 21 cm

Penerbit
Yayasan Pendidikan dan Sosial
Indonesia Maju (YPSIM) Banten
BCP 2 Blok E. 18 No.14 Desa Ranjeng Kec. Ciruas Kab.
Serang Banten 42182

E-mail: Ypsimbanten@gmail.com
Website : www.ypsimbanten.com
WhatsApp: 0815 9516 818

ANGGOTA IKAPI
(IKATAN PENERBIT INDONESIA)

Hak Cipta Dilindungi oleh Undang-undang Dilarang mengutip atau


memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk
apapun juga tanpa izin tertulis dari Penerbit
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, tidak henti-hentinya kami selalu


mengucapkan syukur yang tiada tara atas nikmat Allah,
Tuhan Yang Maha Kuasa, karya ini akhirnya tuntas juga.
Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, mudah-
mudahan kita mendapat safaat di akhir nanti. Aamiin…

Terima kasih kepada para penulis seluruh Indonesia


dimanapun berada, baik Bapak-Ibu dosen maupun Bapak-
Ibu guru yang begitu bersemangat, luar biasa dalam
mewujudkan karyanya. Kami sangat mengapresiasi
selesainya buku ini. Teruslah berkarya wahai Bapak-Ibu
semoga karya-karya kalian bisa menjadi inspirasi para
pembaca.

Kami penerbit sekali lagi mengucapkan terima kasih yang


tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang pasti buku ini
karya ke 14 kumpulan pena para komunitas pencinta buku
Indonesia Maju. Sebagai informasi tambahan karya ini
adalah karya paling tebal untuk versi buku antologi yang
kami terbitkan. Kami mengucapkan beribu mohon maaf yang
sebesar-besarnya jikalau pengeditan masih banyak
kesalahan di sana-sini. Kami terus belajar memperbaiki diri,
kami terus berinovasi, kami melangkah setapak-demi
setapak untuk kemajuan kita semua.

Hormat kami
TIM Penerbit buku YPSIM Banten
Pimpinan
Dr. Abdul Rahman H., M.T

i
Persembahan:

Buku ini kami dedikasikan buat Orangtua kami, Guru-


guru kami, suami, istri, dan Anak.

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................ii


Daftar Isi .......................................................................iii
Bagian 1 Kategori Dosen.......................................1

Best Pratice

(Dirvi Surya Abbas.,Se.,M.Ak) .................................... 2

10 Alasan Bangga Menjadi Dosen


(Angga Putra, M.Pd)......................................................4

Aku Bangga Menjadi Dosen


(Ni Made Satya Utami, S.E.,M.M) ..................................13

Aku Bangga Menjadi Dosen


(Amin Slamet) ...............................................................24

Pengalaman Mengajar Sebagai Dosen


(Iin Maya Aliyyuida, S.Pd., M. Pd) .................................31

Dosen Muda Bukan Hanya Sebatas Mimpi


(Irma Ayu Virtayanti) ......................................................42

Jalan Hidup Menjadi Dosen


(Yudabbirul Arif, M.Pd) ..................................................50

Karena Dosen Adalah Influencer


(Eko Sudarmanto, Se. Mm. Cra. Crp.) ...........................59

Karakter Profesi Dosen


(Drs. Rusman Latief M.Ikom) .........................................73

iii
Menjadi Dosen Adalah Sebuah Anugerah
(Nurwahyuni, M.Pd.) ......................................................87
Menjadi Dosen Muda Yang Tak Henti Belajar Dan
Berkarya
(Selasih Putri Ih, S.Tr.Keb.,M.Tr.Keb) ...........................103

Takdir Tak Terduga


(Nur Rohmatillah) ..........................................................111

Pendidikan Dan Implementasinya Bagi Dosen Melalui


Tri Darma Perguruan Tinggi
(Ahmad, S.Pd.I., M.Pd.I)................................................122

Saya Bangga Menjadi Dosen Fisiologi Olahraga Dan


Bisa Memberikan Konstribusi Dari Ilmu Yang Saya
Pelajari
(Khaerul Anam: S.Pd.M.Fis,.Aifo) ..................................138

Saya Bangga Jadi Dosen


(Tiyas Saputri, S.S., M. Pd.) ..........................................149

Pengalaman Dan Profesiku Menjadi Dosen


(Marthin Robert Sihotang, S.Kom., M.M) .......................156

Seni Menjadi Dosen


( Dicky Dominggus, M.Th) .............................................169

Menjadi Dosen Antara Bunga Mimpi Dan Buah


Kenyataan
(Muhammad Khairul Rijal, M.Pd.) ..................................178

Aku Bangga Jadi Dosen


( Ahmad Yani, M.Pd) .....................................................183

Aku Bangga Jadi Dosen


(Nurhikmah Sibua, S.Pd.,M.M.)......................................188

iv
Bagian 2 Kategori Guru

Aku Bangga Jadi Guru


( Rohadi, M. Pd.) ...........................................................196

Aku Bangga Jadi Guru


(Dody Dadang Firmansyah, S,Pd, M.Pd, Ct, Ch, C.Ps ) 208

Aku Bangga Jadi Guru


(Muhana, S.Pd) ...................................................... 216

Saatnya Bangga Menjadi Guru Yang Menjadi Idola


Setiap Waktu
(Enah Suhaenah, S.Pd).................................................236

Setitik Peluh Perjuangan Guru


(Mei Murtianingsih S,Pd.Sd) ..........................................252

Karena Guru Itu Menginspirasi


(Dewi Puspitasari, Se. Spd.Aud) ...................................258

Mengajar Adalah Jiwaku


(Ulya Fawaida, M.Pd) ....................................................267

Guru = Si Pencari Keberkahan


(Nadia Khairunnisa).......................................................273

Esensi Kemuliaan Sang Guru


(Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si) .............................284

Pengamatanku Terhadap Profesi Guru


(Marthin Robert Sihotang,S.Kom., M.M) ........................301

Terimakasih Amak, Aku Bangga Jadi Guru


( Soni Yarsi) ..................................................................313

v
Bersyukur Menjadi Guru Dan Dosen
(Zaedun Na’im, M.Pd.I.) ................................................324

Aku Bangga Jadi Guru


(Drs. Nelson Sitinjak, M.Pd) ..........................................329

Kebanggaan Profesi Dan Kecintaan Hidup Guru


(H. Muhammad G. Arifoeddin, S.Pd,Mm) ......................345

Indahnya Guru dan Dosen


(Dr. Abdul Rahman H., M.T., C.T) .................................355

vi
BAGIAN 1 KATEGORI DOSEN :
BEST PRATICE

Oleh : Dirvi Surya Abbas.,SE.,M.Ak

Awal mulainya masa pandemi covid 19 terjadi pada


disaat tgl 2 Maret 2020 di indonesia. Tepatnya didaerah
depok dengan suspect ODP seorang nenek dan cucunya
yang telah berinteraksi dengan warga negara dari jepang
yang positif terkena virus corona. Dengan menyebarnya
berita tersebut, mengakibatkan kepanikan sosial secara
massal di indonesia. mengingat pandemi covid 19 dari
tempat asalnya yakni di negara china yang menurut
informasi dunia telah merenggut nyawa ribuan orang dengan
gejala seperti orang terkena flu. Sehingga hal tersebut
menjadi momok yang sangat menakutkan bagi masyarakat
indonesia semenjak itu dan semakin bertambah panik ketika
adanya berita ditemukan kembali kasus baru dibulan april
2020 terkait ODP pandemi covid 19 diindonesia. Sehingga
menambah kepanikan sosial secara massal dimasyarakat
seluruh nusantara. Hingga akhirnya pemerintah
mengeluarkan himbauan kepada masyarakat agar virus
corona ini dapat terputus dengan cara Pembatasan Sosial
Berskala Besar atau yang sering kita dengan dengan PSBB.
Dikarenakan himbauan tersebut segala aktivitas baik normal
maupun non-formal haruslah ditunda hingga batas waktu
dapat dikatakan benar-benar kondisi indonesia telah bebas
dari pandemi covid 19. Tentu saja kebijakan tersebut
berpengaruh besar kepada aktivitas kegiatan semua sektor.
Salah satunya berdampak kepada sektor pendidikan. Yang
dimana interaksi dikelas menjadi tidak bisa terlaksana
dikarenakan adanya kebijakan dari pemerintah akan
pentingnya menjaga jarak dengan memberlakukan PSBB
dan pola hidup bersih.

1
Demi terlaksananya program pemerintah tersebut
segala upaya telah dilakukan oleh semua Perguruan tinggi
di kota tangerang. dari pengecekan suhu tubuh di depan
gerbang ketika ada orang yang ingin memasuki ke
perguruan tinggi tersebut, lalu menyediakan hand sanitizer
di setiap pintu masuk ruangan dan selalu dilakukan
penyemprotan zat adiktif yang dapat membunuh virus
corona. Kebetulan saya adalah salah satu dosen dari
perguruan tinggi swasta yang berletak di kota tangerang,
banten. Efek dari pandemi covid 19 ini membuat tahun ini
menjadi sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Pasalnya ketika akan menstransfer ilmu kepada mahasiswa
pastinya akan selalu dilakukan di dalam kelas secara
langsung, sehingga kita dapat dengan mudah
mengilustrasikan gambaran akan praktek dari pembahasan
yang kita bawakan. Lalu, biasanya ketika mahasiswa ingin
melakukan bimbingan skripsi dan akademik kepada kita
pastinya kita bertemu secara langsung dengan mereka agar
dapat memberikan arahan langsung terkait skripsi yang telah
dibuatnya dan konseling mahasiswa perihal kegiatan
akademik dan non-akademik diruangan dosen. Namun demi
saling menjaga kesehatan dan mengikuti aturan dari
pemerintah, maka dari itu kegiatan tersebut digantikan
melalui aplikasi daring contohnya seperti Z*OM. Awal
mulanya saya bersyukur dengan adanya aplikasi tersebut
sehingga sangat bermanfaat baik bagi saya maupun
mahasiswa saya ketika melakukan pembelajaran daring.
Namun, rasa-rasanya lama kelamaan interaksi dengan
menggunakan aplikasi tersebut didalam pembelajaran bagi
saya menjadi kurang efektif. Karena yang biasanya kita bisa
berinteraksi dikelas dan dengan mudah memberikan contoh
– contoh dari materi yang kita bawakan. Namun terkadang
saya merasa kesulitan dengan memberikan contoh yang

2
maksimal seperti ketika memberikan contoh dikelas secara
langsung. Tidak hanya itu, dikarenakan aplikasi ini
menggunakan kuota internet maka terkadang mahasiswa
dirasa terbebani oleh kegiatan pembelajaran daring ini.
belum lagi mahasiswa yang bertempat tinggal didaerah yang
memang sinyal dari kartu tertentu memang selalu terkendala
sehingga sinyal internet yang didapatkannya menjadi kurang
bagus dan menyebabkan koneksi dalam aplikasi tersebut
menjadi terputus-putus. penggunaan aplikasi ini memiliki
kekurangan bahwa terkadang penyampaian materi yang kita
berikan menjadi tidak terserap secara penuh oleh
mahasiswa dan dalam penggunaan aplikasi ini harus
menyediakan kuota yang cukup banyak serta sinyal internet
yang stabil, agar tidak terkendala. Harapan saya sebagai
pendidik, semoga Covid 19 ini segera cepat berlalu dari
negeri indonesia ini. dan segala aktivitas dapat segera
bangkit kembali seperti sedia kala. Aamiin..

*****

3
10 Alasan Bangga Menjadi Dosen
Oleh : Angga Putra, M.Pd
Dosen STKIP Yapis Dompu
Email: stkipangga@gmail.com

Penulis tidak pernah membayangkan akan menjadi


seorang dosen, bagian dari cita-cita juga bukan, apalagi
penulis berasal dari keluarga yang sederhana yang tinggal di
sebuah pelosok desa yang ada di Kabupaten Dompu, Nusa
Tenggara Barat (NTB). Keinginan untuk melanjutkan kuliah
muncul ketika penulis mendengar nasehat bijak dari (Dr. H.
Irwan Akib, M.Pd) Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar (Unismuh Makassar). Ketika menyampaikan
sambutannya pada ramah tamah sehari setelah wisuda
sarjana, beliau menyatakan “ jangan mengira ilmu mu sudah
tinggi ketika kalian memperoleh gelar sarjana,sejatinya ilmu
masih jauh dari apa yang kamu pikirkan, jika masih merasa
mampu maka carilah ilmu yang lebih tinggi lagi, yang salah
satu caranya adalah melanjutkan sekolah ke strata yang
lebih tinggi”.
Beranjak dari motivasi itu penulis memberanikan diri
untuk menyampaikan keinginan untuk melanjutkan kuliah
tersebut, walaupun penulis sadar betul kemampuan ekonomi
keluarga yang jauh dari kata sejahtera.Alhasil Tuhan
menggerakan hati orang tua untuk memenuhi permintaan
tersebut.
Memilih berprofesi sebagai dosen tidak semata-mata
dilihat dari sudut pandang jumlah orang yang berprofesi
sama, apalagi dengan mengandalkan latar belakang lulusan
dari berbagai kampus ternama, akan tetapi harus dilihat dari
sudut pandang kemampuan yang dimiliki dalam hal ini yaitu
penguasaan terkait dengan wilayah keilmuan dan memiliki

4
potensi untuk maju serta mengembangkan ilmu sesuai
dengan perkembangan zaman.
Dosen juga harus menyadari bahwa terdapat
pengaruh yang besar bagi kehidupan mahasiwa jika dosen
tersebut menjadi teladan bagi mahasiswanya, teladan yang
dimaksud yaitu, mampu menarik perhatian mahasiswa
ketika mengajar, penyampaian materi mudah dipahami,
selalu memberikan nasehat yang sifatnya membangkitkan
semangat mahasiswa dan sebagainya. Sebaliknya juga
akan gagal jika dosen tidak mampu menjadi teladan bagi
mahasiswanya. Karena dosen yang berkualitas selalu
menggunakan hati nurani dalam mendidik atau mengajar
mahasiswanya, tidak hanya semata-mata memenuhi
kewajiban semata, hal demikian perlu untuk kemudian
disadari bahwa terdapat konsekuensi moral yang harus
dipertanggungjawabkan oleh dosen kepada yang pencipta
jika menjadi teladan maupun tidak menjadi teladan bagi
mahasiswanya.Maknanya dari pertnyataan tersebut adalah
mendidiklah sembari mencari ridhonya tuhan bukan
mendidik untuk memenuhi tanggungjawab sebagai sebuah
profesi.
Dosen merupakan sebuah profesi yang tidak mudah
bagi sebagian kalangan termasuk penulis, yang salah
satunya yaitu harus memiliki gelar paling rendah yaitu
Megister dan untuk memperoleh gelar ini harus mengikuti
perkuliahan minimal selama empat semester (2 Tahun).
Memang kelihatan mudah karena waktu yang dibutuhkan
terbilang sebentar yaitu 2 tahun, tidak seperti cara meraih
gelar sarjana, harus mengikuti dan taman perkuliahan
minimal 4 tahun (8 semester) untuk seseorang yang memiliki
kemapuan yang biasa saja (tidak jenius dan tidak pula
bodoh). Akan tetapi proses pembelajaran yang digeluti
selama 2 tahun itu melebihi proses perkuliahan yang 4 tahun

5
waktu meraih gelar sarjana, dikarenakan harus mempelajari
dan menguasai banyak buku, tugas yang tergolong rumit dan
banyak, belum lagi kegiatan ini itu dan sebagainya. Tidak
terlepas dari itu saja, untuk meraih gelar Magister pada
sebuah perguruan tinggi terlepas itu perguruan tinggi negeri
maupun swasta,diperlukan biaya yang besar pula. Perihal
tersebut sering kita dengar bahwa ”semakin tinggi tingkat
pendidikan yang diperjuangkan seseorang, maka semakin
besar pula biaya yang dikeluarkannya”.
Perjuangan selama menempuh jalur pendidikan
pascasarjana memang luar biasa menantang dan menguras
tenaga, akan tetapi setelah perjuangan dan usaha itu kita
lewati dengan sabar, maka semakin dekat kita dengan tujuan
yang ingin dicapai yaitu, memperoleh gelar Magister.
Berbekal gelar dan pengalaman itulah yang menjadi
persyaratan utama jika ingin menjadi seorang dosen pada
sebuah perguruan tinggi.
Menjadi dosen merupakan keinginan sebagian besar
orang termasuk penulis, akan tetapi menjadi dosen juga
tidak terlepas dari berbagai persoalan yang dihadapi, mulai
dari hambatan, tantangan maupun hal lain yang harus
dihadapi.
Dosen merupakan seorang pengajar dan dunia
mengajar merupakan suatu hal yang penulis gemari, karena
dengan mengajar kita bisa mengamalkan pengetahuan yang
kita peroleh kepada para mahasiswa calon penerus bangsa.
Selain dari itu memberikan bimbingan dan pengarahan
kepada para mahasiswa agar bisa menumbuhkembangkan
potensi dan kreativitasnya merupakan sebuah keharusan
sebagai bentuk pengabdian kepada Negara dalam hal
meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia.
Dosen harus mengambil bagian dalam mengembangkan
kemampuan mahasiswanya, sehingga gelar yang disandang

6
bukan semata-mata sebagai penghias nama saja, akan
tetapi ada pertanggungjawaban moral maupun materi dibalik
kualifikasi pendidikan yang dimiliki oleh dosen.
Generasi bangsa merupakan aset yang harus
diperjuangkan dan difasilitasi dalam hal ilmu pengetahuan
maupun kreatifitasnya, oleh karena demikian dosen harus
mampu mengarahkan mahasiswanya untuk menjelajah
dunia lewat pendidikan seperti membaca buku dan
memanfaatkan teknologi yang ada sekarang. Disamping itu
juga pengalaman yang dilalui oleh dosen juga harus
dibagikan sebagai pembangkit motivasi mahasiswa dalam
belajarnya dan setiap hal yang diajarkan dan dipelajari oleh
mahasiswa haruslah memiliki nilai keilmuan sebagai bekal
mereka untuk berkarya, dikarenakan generasi sekarang
lebih suka berkarya sebagai ajang pembuktian
kemampuannya apalagi kreativitasnya mendapatkan
pengakuan atau di apresiasi itu bisa menjadi suatu
kebanggaan bagi para mahasiswa dalam terus
mengembangkan kemampuannya.
Mahasiswa merupakan generasi milenial yang masih
haus akan ilmu pengetahuan, saking hausnya para
mahasiswa rela mencari tahu segala sesuatu dengan
berbagai cara seperti mengikuti kajian-kajian tertentu,
berorganisasi dan sebagainya. Hal itu dilakukan semata-
mata ingin mempelajari dan melatih serta mengukur
kemampuan diri sehingga proses yang dilaluinya akan
menjadi bekal dalam kehidupannya kedepan. Terlepas dari
hal tersebut juga, mahasiswa dituntut untuk mampu berjuang
dan bersaing dalam memajukan suatu daerah lebih-lebih
bangsa, karena baik buruknya suatu bangsa tergantung dari
kualitas regenerasinya.Oleh sebab itu dosen harus mampu
menjadi fasilitator yang senantiasa memfasilitasi
mahasiswanya dalam hal pengetahuan.

7
Berikut penulis uraikan 10 hal yang membuat penulis
meyukai profesi sebagai dosen :
Pertama, sebagai ibadah. Berbagi pengalaman
maupun pengetahuan kepada para mahasiswa merupakan
tiket untuk meraih ridho Tuhan, karena ilmu yang
ditransformasikan kepada mahasiswa akan sangat
bermanfaat bahkan lebih jauh akan menjadi sedekah yang
tidak pernah putus. Bukankan kita sebagai umat manusia
sudah dianjurkan untuk menyampaikan ilmu itu walaupun
sedikit, jikalau ilmu itu bermanfaat maka bernilai ibadah
untuknya. Artinya dosen dengan profesinya tidak semata-
mata mengejar dunia (karir, jabatan dll) akan tetapi juga
mencari amalan yang bernilai pahala untuk akhiratnya kelak.
Kedua, pengembangan karir. Sama halnya dengan
Aparatur Sipil Negara lainnya, dosen juga memiliki jenjang
karir, dan jenjang karir ini merupakan hasil dari kinerja yang
dilakukan selama menjadi dosen baik diperguruan tinggi
negeri maupun swasta.Untuk meningkatkan karirnya, dosen
harus mampu melakukan beberapa hal yang menjadi syarat
utama dalam peningkatan karirnya, seperti publikasi ilmiah
dan sebagainya.
Ketiga, terus memacu diri untuk belajar. Dalam hal ini
penulis menggaris bawahi jangan sampai ada pandangan
bahwa berprofesi sebagai dosen adalah orang yang sangat
pintar, padahal sebenarnya tidak demikian. Seorang dosen
bukan berarti mutlak bahwa orang tersebut memiliki
kepintaran yang luar biasa. Seandainya sebagian dosen
menganggap dirinya pintar maka tidak perlu baginya untuk
belajar dan mengembangkan dirinya. Akan tetapi faktanya
adalah kemampuan yang dimiliki dosen harus diasah dan
dikembangkan dengan cara belajar lebih giat lagi untuk
menambah dan meningkatkan wawasannya sehingga bisa
menjadi dosen yang betul-betul produktif dan profesional.

8
Semakin bertambahnya wawasan seorang dosen maka
akan semakin terlihat kemampuan dan kepintaran serta
pengetahuan yang luas. Jika ingin melihat kemampuan
dosen, salah satunya lihatlah kemampuannya dalam
mengajar, dari cara mengajarnya saja akan keliahatan mana
dosen yang memiliki wawasan yang luas maupun tidak,
belum lagi dari aspek-aspek yang lainnya, seperti cara
berkomunikasi, berinteraksi dan solusi yang dihadirkan
dalam setiap problem yang dibahas. Berdasarkan hal
tersebut tidak heran kalau muncul pernyatann bahwa dosen
itu belajar sambil mengajar.
Keempat, dapat melakukan tri darma perguruan
tinggi. Kelebihan menjadi dosen yang tidak kalah pentingnya
juga adalah memiliki peluang besar untuk melakukan
penelitian dan pengabdian pada masyarakat, bisa dalam
bentuk hibah yang dikeluarkan oleh kemenristekdikti
maupun sebagainya. Sejalan dengan hal itu, sudah menjadi
suatu keharusan bagi dosen untuk melaksanakan tri darma
perguruan tinggi, yaitu : pengajaran, penelitian dan
pengabdian, tri darma ini merupakan tugas pokok seorang
dosen yang telah diatur dalam undang-undang guru dan
dosen, dan Negara telah memfasilitasi dalam meningkatkan
kualitas dan karir dosen dengan banyak hibah yang berskala
nasional maupun internasional dengan anggaran yang
banyak, itu semata-mata untuk membantu dosen dalam
mengembangkan kemampuan yang dimilikinya dalam
mengikuti perkembangan dunia pendidikan yang semakin
bersaing dengan kemajuan teknologi.
Kelima, mengajar calon guru. Penulis mengajar di
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP Yapis
Dompu), mengajar calon guru memiliki kesan tersendiri bagi
seorang dosen. Hal tersebut dikarenakan para mahasiswa
atau calon guru memiliki pemahaman maupun cara berpikir

9
yang bisa dikatakan setara dengan dosen, sehingga dalam
proses pembelajaran interaksi yang terjadi berjalan dengan
aktif dikarenakan tingkatan kedewasaan dan hubungan
emosional yang baik. Namun tidak semua mahasiswa atau
calon guru memiliki tingkatan pemahaman yang sama. Dan
itu menjadi poin tersendiri bagi seorang dosen untuk menjadi
lebih kreatif dalam mengajar mahasiswa atau calon guru.
Keenam, bertukar pikiran dengan mahasiswa secara
langsung. Pada jenjang perguruan tinggi, dosen akan
berinteraksi dengan banyak mahasiswa dari berbagai latar
belakang yang berbeda, ada yang dari golongan menengah
ke bawah hingga mahasiswa yang masuk dalam kategori
mampu dan berkecukupan. Hal ini mengharuskan dosen
untuk bisa beradaptasi dan membawa diri untuk
memaksimalkan interaksinya baik dalam proses
pembelajaran di kelas maupun bertukar pikiran di luar kelas,
dosen harus mampu meyakinkan mahasiswanya bahwa
dalam berproses latar belakang kehidupan bukan menjadi
persoalan yang harus dikhawatirkan.
Mahasiswa juga memiliki pengetahuan, kemampuan
dan kretivitas yang beragam, ada yang cerdas, bahkan ada
yang lambat dalam berinteraksi dengan pembelajaran, ada
yang berorganisasi bahkan ada juga yang tidak, hal demikian
banyak terlihat di keseharian para mahasiswa.Mahasiswa
adalah orang yang sudah berpengetahuan lebih dibanding
dengan siswa sekolah menengah atas (SMA), sehingga
dalam berintetaksi mahasiswa sudah bisa mengimbangi
berbagai topik yang berskala tinggi, seperti persoalan
kebijakan bahka sampai dengan isu-isu strategi tentang
pemerintahan. Dosen dengan mahasiswa akan cepat
terkoneksi hampir dengan semua topik yang dibahas,
walaupun terkadang sebagian mahasiswa memiliki

10
pemahaman yang minim, hal itu dikarenakan kurangnya
membaca dan minimnya pengalaman.
Ketujuh, pengetahuan mahasiswa menunjukkan
kualitas dosennya. Mahasiswa dalam prosesnya memang
harus diberikan arahan agar kemampuannya berkembang,
hausnya mereka dalam memaksimalkan kemampuannya
merupakan perihal yang biasa. Oleh karena itu mereka harus
didampingi atau dibimbing agar prosesnya maksimal. Dosen
dalam kesehariannya berinteraksi dengan mahasiswa harus
menunjukkan kemampuannya juga, sebab jika seorang
dosen tidak memiliki kemampuan yang mumpuni maka
mahasiswanya akan menganggapnya biasa-biasa saja.
Berbeda dengan dosen yang memiliki kemampuan lebih,
biasanya akan disukai oleh mahasiswanya. Faktanya
pengetahuan dosen akan sangat berpengaruh terhadap
daya tarik belajar maupun kemampuan berfikir mahasiswa,
walaupun strategi mengajar dosen itu berbeda-beda,
sehingga secara tidak langsung pengetahuan yang
diperoleh mahasiswa tergantung dari kualitas pengetahuan
yang dimiliki oleh dosen pengajarnya.
Kedelapan, di kampus sebagai mahasiswa, diluar
kampus menjadi teman cerita. Dengan kemapuan dan
kematangan diri yang dimiliki dosen maupun mahasiswa,
akan terjalin interaksi yang aktif dalam berbagai hal, seperti
dalam berbagi pengalaman, pengetahuan maupun obrolan
ringan, bahkan jika bertemu dengan mahasiswa yang kritis
akan memberikan nuansa lebih dalam setiap obrolan,
diskusi dan sebagainya. Di area kampus mahasiswa ini
merupakan orang yang diajar dan terikat pada peraturan
yang ada di kampus, akan tetapi diluar kampus mereka bisa
menjadi teman dalam beberapa hal. Itu merupakan bukti
nyata terciptanya hubungan emosional antara dosen dan
mahasiswa.

11
Kesembilan, status sosial. Pandangan masyarakat
pada status yang disandang oleh seorang dosen, memilki
status yang lebih tinggi dan lebih dihormati dibandingkan
dengan yang lainnya.Hal ini dikarenakan pendidikan yang
ditempuh oleh seorang dosen dianggap lebih sulit dan lebih
menantang, dan seorang dosen dapat membimbing dan
mengajar mahasiswa atau seorang calon guru.Seorang
dosen lebih dihormati karna memiliki pengetahuan yang
lebih luas dan dianggap orang yang cukup pintar oleh
masyarakat.Orang yang dianggap memiliki pengetahuan
akan slalu diundang dalam setiap acara maupun kegiatan
yang diselenggarakan dilingkungan masyarakat, baik acara
atau kegiatan formal maupun nonformal, bisa menjadi
seorang panitia maupun hanya sekedar tamu yang
diundang. Hal tersebut merupakan bukti bahwa status yang
disandang oleh seorang dosen begitu diperhitungkan atau
diakui dan dihormati dalam masyarakat.
Kesepuluh, sumber penghasilan. Dari segi
penghasilan, dosen bisa memperoleh penghasilan dari
berbagai hal, seperti di undang sebagai pemateri dalam
kegiatan seminar baik nasional maupun internasional, bisa
mengikuti hibah penelitian maupun pengabdian yang
anggarannya ditanggung oleh kemenristekdikti, memperoleh
intensif dari buku yang dibuat dan sebagainya, sumber
penghasilan itu diluar dari gaji pokok yang diperoleh di setiap
bulannya.

12
Aku Bangga Menjadi Dosen

Oleh : Ni Made Satya Utami, S.E.,M.M

Manusia diberikan Tuhan suatu anugrah yang sangat


luar biasa dalam kehidupannya, dibandingkan mahluk hidup
lainnya, karena manusia memiliki kelebihan akal pikiran dan
akhlak yang mulia, dan harusnya manusia mampu
menggunakan kelebihan tersebut dengan bijak. Menyadari
kelebihan tersebut, maka manusia kecenderungan akan
mengasah kemampuan belajar mereka. Manusia yang
sudah memiliki kemampuan dan potensial diri akan lebih
banyak belajar bagaimana cara mereka untuk lebih
meningkatkan kompetensi meraka dalam berbagai macam
bidang ilmu. Berbicara mengenai pendidikan, manusia
cenderung akan meraih pendidikan yang paling tinggi sesuai
kemampuan finansial dan motivasi dirinya sendiri. Dunia
pendidikan memang sangatlah penting dalam kehidupan
kita, karena semakin memiliki pendidikan kualitas hidup akan
lebih baik. Siapa yang tidak mengenal dunia pendidikan?
Hampir semua orang menyadari begitu pentingnya
pendidikan untuk kehidupan mereka.

Orang tua akan berusaha menyekolahkan anak-


anak mereka kejenjang sekolah yang lebih tinggi, misalnya
sampai keperguruaan tinggi tingkat strata I atau lebih.
Pendidikanpun tertuang dalam (Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Hidup
haruslah seimbang tidak hanya memiliki pendidikan dari segi
akademisi saja, tetapi pendidikan non akedimispun
sangatlah penting. Demikian pula halnya dengan diriku, dulu
orang tuaku hanya mampu menyekolahkan anaknya sampai
kejenjang tingkat sekolah menengah (SMEA), dikarenakan
ketidakmampuan financial pada saat itu. Tetapi aku memiliki

13
motivasi yang kuat serta niat sekolah yang lebih tinggi,
walaupun ketidakmampuan financial aku berusaha untuk
bisa kuliah. Ternyata Pada saat lulus S1 akupun dinyatakan
menjadi mahasiswa terbaik pertama untuk jurusan
manajemen SDM (balipost 11/6/2009). Awal mulai saya
merintis dan berkarir di dunia pendidikan pada tahun 2009,
itupun karena saya mempunyai banyak anak. Setelah
memiliki anak tentunya berpengaruh besar terhadap
perkembangan pertumbuhan dan pendidikan mereka,
karena bagiku anak-anak adalah pionir awal dalam
pembentukan sebuah karakter. Mereka perlu pendamping
untuk belajar dirumah. Dalam hal memberikan pengasuhan,
pendampingan dalam proses belajar mendidik anak, akupun
harus banyak belajar tentang bagaimana cara menghadapi
anak didik sehingga pada tahun 2009 aku mengambil
sekolah program akta mengajar IV. Untuk mengikuti
perkuliahan program akta mengajar IV aku sungguh -
sungguh belajar dan mengikuti semua proses pembelajaran.
Selama perkuliahan berlangsung untungnya aku bisa
menyelesaikan tugas dan tanggung jawabku selaku
mahasiswa, sehingga bersyukurlah aku bisa memperdalam
ilmuku, dan aku lulus dengan nilai yang sangat baik serta
dinobatkan sebagai mahasiswa terbaik ke 2, (balipost,
5/01/2010). Itulah sebabnya Kenapa aku tertarik dan
memutuskan berkarir didunia pendidikan. Dimana aku
belajar banyak hal bagaimana cara untuk mengajar dan
menghadapi anak didik dan akhirnya akupun mampu untuk
ikut menjadi tenaga pengajar, serta mampu untuk
melanjutkan kuliah sampai kejenjang strata II.

Peran orang tua sangat penting dalam hal pendidikan


anak, dengan mendampingi mereka dalam hal belajar maka
akan memberikan dampak yang sangat besar, oleh karena

14
itu aku suka dengan dunia pendidikan, bisa memberikan
pemahaman bahwa anak –anak dapat belajar dengan tekun
dan giat maka mereka dapat mengubah dunia dan
memberikan kesempatan kepada orang yang belum
beruntung untuk berubah. Orang tua merupakan suri
tauladan bagi anak-anak mereka dan bisa menjadi contoh
yang utama yang akan mereka lihat. Bagiku pendidikan yang
paling baik adalah mulai dari rumah karena akan membentuk
karakter yang kuat dan merupakan pondasi dasar untuk
anak-anak, memiliki pengetahuan yang lebih bagiku
sangatlah penting, dan aku bisa membimbing mereka
sehingga membuatku bangga menjadi seorang ibu.

Akupun memulai perjalanan karir didunia pendidikan


dengan mengabdi sebagai guru honorer, dibeberapa tempat
sekolah tingkat menengah, setelah beberapa kali honor
keliling untuk mengajar serta mendapatkan jam terbang
mengajar lebih banyak maka akupun memiliki pengalaman
dalam hal proses belajar mengajar, kini akupun menjadi
seorang dosen tetap disalah satu perguruan tinggi swasta
yang cukup terkenal dibali. Untuk menjadi seorang dosen
haruslah memiliki identitas diri yaitu Nomor Induk Dosen
Nasional (NIDN), dengan memiliki NIDN maka akan adanya
pengakuan dan penghargaan yang dapat diberikan terhadap
profesi dosen tersebut, dosen akan dapat melakukan
banyak hal terkait tugas dan tanggung jawab yang
dibebankan untuk dosen tersebut, dosen harus mampu
melakukan tri dharma perguruan tinggi. Dalam hal
pelaksanaan tanggung jawab seorang dosen harus selalu
aktif didalam berkarya, dan memberikan manfaat dari hasil
karyanya tersebut. Salah satu keuntungan lainnya dengan
memiliki identitas diri maka dosen tersebut, dapat mengurus
jabatan fungsional dan melakukan sertifikasi dosen. Untuk

15
memperoleh Serdos banyak hal yang harus dilakukan
seorang dosen dengan mengembangkan berbagai macam
kompetensi yang dimiliki oleh dosen tersebut, Begitu pula
halnya untuk melakukan pengurusan jabatan fungsional.
Seorang dosen selalu dituntut untuk bisa mengembangkan
karya tulisan dan hasil riset mereka sehingga memberikan
manfaat atau dampak yang lebih baik untuk masyarakat.

Dalam proses pembelajaran aku selalu berusaha


menciptakan dan mewujudkan suasana belajar yang
menyenangkan efektif dan gembira, mengajak mahasiswa
terlibat berpartisipasi dalam kelas dimana tujuannya agar
siswa secara aktif mampu mengembangkan potensi diri
mereka, mengajari mereka bagaimana mahasiswa memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, mampu melakukan
pengendalian diri, memiliki kepribadian, kecerdasaan,
akhlak mulia serta mengembangkan ketrampilan yang
dimiliki agar bermanfaat yang diperlukan dirinya dan
masyarakat dalam berbangsa dan bernegara. Pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana yang harus kita
lakukan. Dan kini akupun bangga menjadi seorang dosen.
Menjadi seorang dosen dengan ilmu yang kumiliki aku bisa
berbagi manfaat kepada masyarakat luas dan kepada anak
bangsa khususnya bisa menciptakan output sumber daya
manusia yang dapat membangun nusa dan bangsa. Menjadi
seorang dosen sangatlah harus memiliki tanggung jawab
dalam melaksanakan tugasnya. Selaku seorang dosen
harus mampu melaksanakan tri dharma perguruan tinggi.
Begitu pula halnya dengan diriku. Aku melakukan proses
pengajaran, membimbing, membina mahasiswa dan berbagi
berbagai bidang ilmu dengan mahasiswa. Dosenpun harus
melakukan pembimbingan terhadap mahasiswanya dalam
hal ketika mahasiswa melakukan penyusunan skripsi

16
(laporan akhir studi), memberikan pendampingan dalam hal
program kreatifitas mahasiswa dan yang lainnya.

Akupun selalu bersyukur bisa bekerjasama dengan


team dosen lainnya, dalam hal pelaksanaan penelitian dan
pengabdian. Untuk melakukan pelaksanaan penelitan
akupun melakukan obervasi dan terjun kelapangan, mencari
informasi dan permasalahan yang terjadi pada suatu
organisasi dan memberikan solusi serta saran untuk
organisasi tersebut. Sehingga ilmu yang kami berikan bisa
memberikan dampak positif terhadap organisasi tersebut
dan bisa memberikan manfaat yang lebih baik lagi. Gambar
dibawah ini merupakan gambaran pelaksanaan kegiatan
kami selaku dosen yang melakukan penelitian dan
pengabadian diberbagai bidang ilmu manajemen, bersyukur
aku setiap penelitian dan pengabdian yang kami lakukan
selalu mendapatkan hibah baik secara internal (Khusus
Universitas) maupun hibah bersaing DIKTI, dengan
kompetensi dan bidang ilmu masing–masing kamipun
mampu bersaing untuk memenangkan hibah tersebut.

Gambar. 1. dokumentasi penelitian dan pengabdian


Sumber penulis .

17
Pendidikan tidak akan pernah berhenti untuk
dilakukan baik dari awal sampai di akhir hayat. Pendidikan
tidak mengenal batasan usia, siapapun yang ingin belajar
tidak ada batasannya. Itulah ilmu pengetahuan. Aku sangat
bersyukur walaupun dalam kondisi pandemic covid 19
terjadi, dimana dialami oleh masyarakat seluruh dunia serta
memberikan dampak yang sangat luar biasa, hancurnya
perekonomian, kematian akibat virus covid 19, masyarakat
yang panic membuat kesehatan menurun, tapi dunia
pendidikan masih tetap bertahan dan mampu berjalan
sesuai program kurikulum yang sudah ditentukan.
Pemerintahpun sudah mengeluarkan aturan dan kebijakan
yang diberikan kepada seluruh masyarakat khususnya
Indonesia, dengan adanya kebijakan melakukan segala
aktifitas kegiatan tidak pergi ketempat keramaian,
melakukan social distancing, melakukan aktifitas dirumah
saja atau yang dikenal dengan WFH (work from home).

Gambar 2 : Menjadi pembicara di acara sosialisasi


tentang perkoperasian menggunakan protokol
kesehatan

18
Sumber : Foto koleksi penulis

Tetapi disaat pandemic terjadi bersyukur aku


dipercaya untuk menjadi narasumber pada salah satu
organisasi, dengan menggunakan protokol kesehatan
tentunya sesuai anjuran pemerintah, yaitu menggunakan
masker pada saat melakukan presentasi, sering gunakan
antiseptic yang selalu kubawa kemanapun aku berpergian,
dan melakukan social distancing. Tidak semua orang punya
kesempatan seperti ini disaat pandemipun aku masih
mampu melaksanakan tugas untuk mengabdi. Selain
menjadi seorang dosen akupun terlibat sebagai pengawas
koperasi nasional. Sehingga diberikan kesempatan untuk
memberikan sosialisasi tentang perkopersian. Kitapun
mengetahui bahwa koperasi merupakan pilar perekonomian
rakyat Indonseia, dan lineer dengan bidang ilmu mata kuliah
Koperasi dan UMKM yang aku ampu sebagai dosen
pengajar. Di pandemic ini aku masih bisa berproduktifitas
dengan melakukan pengabdian masyarakat, Ternyata
selama pandemic banyak memberikan arti dan kebaikan
dalam kehidupanku serta banyak benefit yang kudapatkan.

Dulunya dengan system konvensional yang


mengajar harus datang kekampus dan tatap muka dengan
mahasiswa mengajar sampai larut malam, karena dikampus
kami menerima mahasiswa yang sudah bekerja yang
diberikan kesempatan untuk kuliah kembali. Sekarang aku
bisa mengajar dari rumah dengan aplikasi yang kami
sepakati bersama. Tentunya tidak akan memberikan
kekhuwatiran lagi karena sudah melakukan kegiatan proses
belajar dirumah terasa aman. Kini banyak perubahan yang
terjadi baik dari tingkat jenjang sekolah TK, SD, SMP,
SMA/SMK, dan sampai jenjang tingkat perguruan tinggi,

19
pendidikan dan proses pembelajaran masih tetap
berlangsung, inilah mengapa pendidikan dipandang sangat
penting dalam kehidupan. Untuk dunia pendidikan yang
harus dilakukan adalah suka tidak suka, mau tidak mau
ataupun terpaksa dilakukan ini semua sudah terjadi dan
kamipun dituntut harus bisa melakukan adaptasi terhadap
perubahan tersebut..

Aku yang dulunya gaptek teknologi harus belajar


banyak dengan berbagai macam aplikasi yang ada. Siapa
yang menyangka dunia digital sudah merambah dunia
pendidikan, dari kalangan anak usia dini sampai usia lanjut
menggunakan teknologi, dulunya aku tidak terlalu banyak
mengetahui berbagai informasi, kini kita begitu mudahnya
mendapatkan dan mencari informasi, tetapi janganlah kita
menggunakan teknologi dengan tidak bijak. Karena
sekarang jamannya harus lebih hati hati untuk berucap,
mulutmu harimaumu dan bisa berdampak menjadi mautmu.
Setiap ucapan dan argumentasi yang diberikan dimedia
social apalagi ujaran kebencian akan begitu cepat diproses
secara hokum karena ada undang-undang IT terkait hal
tersebut. Oleh karena itu apabila kita mempunyai
pengetahuan dan pendidikan serta kecerdasan emosional
serta kecerdasan intelektual maka itu tidak akan terjadi kita
bisa lebih bijaksana dan bisa belajar untuk mentelaah
maksud dari setiap berita yang kita terima, kalo sudah
memiliki pendidikan maka kita bisa lebih belajar mengontrol
emosi kita, gunakan kecerdasaan emosional dan
kecerdasaan inteltual, kalo kita menerima berita haruslah
dikonsumsi terlebih dulu dengan baik gunakan 3S (saring
sebelum Sharing). Dengan aku sebagai profesi dosen
tentunya akupun berusaha untuk menyampaikan hal-hal
yang baik kepada anak-anaku pada khususnya dan kepada

20
mahasiswa serta masyarakat sekitarku semoga berita-berita
hoak yang cepat beredar yang tidak memiliki kebenaran
berita tidak begitu saja dishare kepada masyarakat luas.
Apabila sebuah opini ataupun informasi yang beritanya
diulang-ulang akan dapat menjadi sebuah keyakinan bagi
yang menerima informasi tersebut. Kadangkala bahasa dan
kalimat yang disampaikan walaupun tidak benar akan
memicu sebuah keyakian apabila seseorang dengan tingkat
pendidikan yang rendah percaya dengan hal tersebut. Aku
selalu bersyukur dalam kondisi bagaimanapun serta iklhas
dalam menghadapi situasi apapun yang terjadi. Dengan
banyaknya waktu kebersaanku bersama keluarga tentunya
proses pembelajaran pendidikan merekapun aku bisa
pantau. Aku bisa mengatur schedule dan agenda kerja lebih
maksimal dan bisa memprioritaskan pekerjaanku

Sebuah kata mutiara ku ungkapkan Jadikanlah


pekerjaanmu sebagai harga dirimu.

Aku bangga menjadi seorang dosen.

Demikianlah buku antologi ini aku buat hanya untuk


berbagi pengalaman semoga nantinya buku antologi ini bisa
dibaca oleh anak-anakku dan cucuku serta masyarakat yang
lainnya, dengan memiliki tingkat pendidikan yang tinggi
semoga harapanku ilmu yang dimiliki bisa memberikan arti
dalam kehidupan mereka sendiri dan bermakna, bermanfaat
untuk kalangan masyarakat luas.Terimakasih kuucapakan
kepada suami tercinta yang selalu mendukungku, dan anak-
anak terkasihku yang selalu mengerti akan profesiku selaku
seorang dosen, yang mengajarkan mereka banyak hal
terkait kehidupan.

21
Daftar Pustaka

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/43920

Dies Natalis ke-30, STIMI Handayani Lepas 270 Wisudawan


http://ekadar-cobacoba.blogspot.com/2009/06/dies-
natalis-ke-30-stimi-handayani.html at Friday, June 12,
2009
Sumber [Bali Post]

FKIP Unmas Lepas 66 Lulusan Akta Mengajar (Disiapkan


Mengisi kekurangan Guru Langka dan SBI
https://issuu.com/epaper-kmb/docs/bpo05012010b/8
edisi 05 Januari 2010 Balipost.com by e Paper KMB.
issu

22
Data Pribadi

Ni Made Satya Utami, S.E.,M.M


lahir di kota Pendidikan, Singaraja
Bali, 30 Mei 1978. Utami saat ini
bekerja sebagai salah satu dosen
tetap Perguruan Tinggi Swasta
(Universitas Mahasaraswati
Denpasar, Bali) serta dipercaya
sebagai ketua koordinasi
Penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) salah
satu mata kuliah yang diampunya.

Penulis juga aktif dalam melakukan penelitian dan


menulis artikel di berbagai jurnal ilmiah nasional maupun
international, dan sering menjadi pemekalah dalam berbagai
seminar Nasional. Memiliki prinsip hidup sprit life dengan
ciptakan kebahagian seumur hidup, sejahtera serta bisa
bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat luas.

Hp. 081338957788
email satyautami9@gmail.com
Akun yuotube Ni Made Satya Utami

23
AKU BANGGA MENJADI DOSEN
Oleh : Amin Slamet

A. Pendahuluan
Kita ketahui didalam menentukan suatu jenjang karir
ataupun pekerjaan adalah bagian yang sangat penting dan
menurut saya tidak mudah dalam perjalanan hidup
seseorang. Karena pekerjaan yang baik akan sangat
mempengaruhi berbagai aspek didalam hidup kita, seperti
kondisi ekonomi, pergaulan, kesehatan, pengembangan
baik kepribadian, pengembangan kemampuan, dan
berbagai hal lainnya.
Ada beberapa orang-orang yang memang sejak kecil
dengan jelas sudah mereka mengetahui pekerjaan apa
yang nantinya akan diambil, dan mereka cita-citakan tetapi
ada juga yang sampai lulus dari kuliahpun mereka masih
bingung mengenai arah dan pilihan kerja.
Berdasarkan pengalaman pribadi, saya pun tidak
pernah terlintas sedikitpun di benak saya untuk menjadi
Dosen, karena pada prinsipnya saya hanya ingin kuliah
untuk membanggakan keluarga, karna mengingat latar
belakang saya adalah seorang yang banyak beraktifitas
dilapangan dalam artian senang bekerja di belakang meja
dan pada saat itu pekerjaan saya adalah sebagai helper
mekanik.
Namun seiring waktu berjalan setelah saya
menyelesaiakan kuliah sarjana saya yaitu program studi ilmu
hukum di universitas 17 Agustus 1945 Samarinda saya
kemudian mendapat tawaran untuk mengajar di Ghanesa
College dan LP3I tanpa pikir panjang saya terima tawaran
tersebut, dan pada akhirnya saya menyukai profesi baru
sebagai tenaga pengajar.

24
Seiring waktu kemudian saya memberanikan diri untuk
melanjutkan kuliah ke jenjang perkuliahan untuk menunjang
karir, saya melanjutkan kuliah Pascasarjana di Universitas
Merdeka Malang mengambil jurusan Hukum Bisnis menjadi
pilihan saya.
Setelah menyelesaikan kuliah pascasarjana, saya
memberanikan diri untuk mendaftar menjadi dosen di
almamataer saya yaitu di fakultas hukum universitas 17
agustus 1945 samarinda menurut saya berprofesi sebagai
Dosen muda sangat menarik dimana kita akan lebih banyak
berinteraksi dan bertukar pikiran bersama mahasiswa yang
mana sering kita sebut sebagai agen of change.
Menurut saya sabagai dosen adalah suatu kebanggan
yang kita dapat walaupun Dosen sering diartikan sebagai
seseorang yang paling horror, menakutkan, tidak murah
senyum, pelit dalam memberikan nilai, galak, tidak
perhatian dengan kondisi mahasiswa sering kali menjadi
stigma yang umum diberikan oleh para mahasiswa kepada
dosen-dosen mereka saat di kampus, namun menurut saya
tidak juga seperti itu, karena para mahasiswa banyak juga
yang menganggap dosen mereka adalah sebagai sahabat
dan orang tua sendiri
B. Sebagai Akademisi
Akademisi merupakan istilah yang dipakai oleh
seseorang yang berpendidikan tinggi dan intelektual yang
biasa digunakan sebagai tenaga pengajar maupun sebagai
guru besar di perguruan tinggi yang memiliki tugas untuk
melaksanakan tridarma perguruan tinggi yaitu: Pendidikan,
Pengajaran, Penelitian dan pengabdian pada masyarakat,
nah dari tridarma tersebut kita ketahui bahwa tugas seorang
Dosen bukanlah semata hanya mengajar namun beberapa
komponen tersebut wajib dilakukan oleh seorang Dosen.

25
Menurut saya sebagai akademisi di dunia pendidikan
sangatlah manarik dan menantang, karena Pendidikan
merupakan wadah yang berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak dan peradaban sebuah
bangsa yang memiliki harkat dan bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk
berkembangnya potensi yang ada pada mahasiswa khusnya
yang kita didik agar menjadi pribadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggungjawab.
Didalam mewujudkan sebuah tujuan pendidikan yang
baik menurut saya dibutuhkan sosok yang mampu menjadi
tumpuan proses pendidikan itu berlangsung. Dosen adalah
merupakan sosok yang dibutuhkan dalam mewujudkan
tujuan tersebut. Sebagai tenaga profesional yang bertugas
dalam mengajar, mendidik, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi mahasiswa agar siap
terjun di masyarakat luas tidaklah mudah sehingga sosok
Dosen menjadi salah satu pilar dalam dunia pendidikan agar
terbentuk karakter mahasiswa.
Kita ketahui Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang
berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai
agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap
terhadap tuntutan perubahan zaman.

26
C. Kompetensi Dosen
Seorang dosen pastinya memiliki kompetensi yang
mumpuni dalam bidang pendidikan. Hal tersebut dapat
terlihat pada saat dosen melakukan kegiatan pembelajaran
di kelas dengan mahasiswanya. Dosen juga memiliki peran
penting di dalam menentukan kualitas akademik mahasiswa.
Oleh sebab itu makna dari “kompetensi” tersebut perlu kita
pahami terlebih dahulu guna meningkatkan kualitas dalam
pembelajaran, Kompetensi juga dapat diartikan sebagai
kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang
harus dimiliki Dosen untuk mencapai tujuan pembelajaran
dan pendidikan.
Kompetensi diperoleh melalui pendidikan, pelatihan,
dan belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber belajar.
karena Setiap orang mempunyai cara yang berbeda-beda
satu sama lain dalam mengekspresikan kemampuannya
menurut saya cara adalah merupakan karakter dari
pemiliknya, yang dalam hal ini adalah cara yang
digunanakan oleh seorang pengajar (dosen).
Seorang dosen dapat mengasah kemampuan tersebut
dengan membuat komunitas pembelajaran. Komunitas
pembelajaran saat ini telah banyak bermunculan sebagai
sarana yang paling banyak diyakini dan paling baik dan
efektif untuk secara berkesinambungan di dalam
memperbaiki instruksi pengajaran dan kinerja dari Dosen
maupun mahasiswa, komunitas pembelajaran tersebut di
zaman sekarang menurut saya sangatlah mudah saat ini,
karena kita berada di era digital yang sangat cepat
perkembangannya dan sebagai dosen kita dapat berdiskusi
melaksanakan pembelajaran menggunakan media social
baik berupa group chat dan sebagainya
Proses pembelajaran tentu tidak bisa hanya melibatkan
mahasiswa pandai dan cerdas, namun dalam proses

27
tersebut pasti ada mahasiswa yang kurang memahami
penjelasan dosen yang telah disampaikan. Oleh sebab itu
dosen harus memiliki strategi untuk mengatasi
permasalahan tersebut, salah satunya dengan memiliki
kompetensi sehingga dapat mengendalikan dan
mengarahkan mahasiswanya.
Dari beberapa pengalaman yang saya dapat sebagai
seorang pengajar, seorang Dosen juga dituntut harus
memiliki beberapa kopetensi seperti :
1. Memiliki Pengetahuan dalam artian seorang Dosen
setidaknya mengetahui kebutuhan dasar yaitu materi
yang disampaikan ketika melakukan proses belajar
mengajar terhadap mahasiswa.
2. Memilki Kemampuan dalam artian seorang dosen ketika
dalam melaksanakan tugas serta fungsinya sebagai
pengajar harus memiliki kemampuan dalam
menyampaikan materi menggunakan bahasa dan
peraga/contoh sederhana yang mudah di pahami,
3. Memiliki Pemahaman masih berkaitan dengan point
sebelumnya seorang dosen juga harus memiliki
pemahaman yang baik pada setiap individu mahasiswa
dan ini menurut saya penting karena ketika kita
melaksanakan proses mengajar dosen memiliki
pemahaman yang baik terhadap mahasiswa bagaimana
karekter masing-masing pribadi mahasiswa, hal ini
berkaitan untuk terciptanya suasana nyaman dalam
penyampaikan materi yang kita sampaikan kepada
mahasiswa, karena kita ketahui tidak semua mahasiswa
cepat dan mudah paham apa yang kita sampaikan.
4. Memiliki Sikap seorang dosen pastinya memiliki sebuah
perasaan yang manusiawi tidak luput dari perasaan
kesal dan kecewa namun menurut saya disinilah seninya
bagaimana kita seorang dosen dapat mengelolan sikap

28
kita baik dengan dengan rekan sesama dosen maupun
dengan mahasiswa, Karena di satu sisi kita terkadang
harus menjadi orang tua bagi mahasiswa dan terkadang
juga harus menjadi sahabat bagi mereka, begitu juga
cara bersikap kepada rekan kita sesama dosen yang
lebih tua usianya daripada kita.

Dosen yang memiliki kompetensi akan sangat baik


dalam mengelola proses pembelajaran di kelas, sehingga
proses input yang kita berikan kepada mahasiswa dapat
menghasilkan output yang baik sehingga tujuan dari
pendidikan tersebut juga dapat di capai dengan maksimal,
dan yang sangat menarik menurut saya menjadi Dosen
muda sangatlah menantang karena kita memang harus
dituntut produktif, informative, dan memiliki kemampuan
melek akan teknologi karena informasi dan pengatahuan
sangat cepat terupdate.

D. Penutup
Demikianlah sedikit dari saya mengenai antalogi “aku
bangga menjadi dosen” dari beberapa point yang sangat
penting menurut saya sabagai dosen yang tugas dan
fungsinya bukan hanya semata-mata tentang mengajar,
namun banyak hal lainya dalam Tridarma yang juga secara
bersamaan harus dijalankan, sekian dan terima kasih dari
saya semoga bermanfaat bagi pembaca.

29
Daftar Pustaka
Buku

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana


Prenada Media Group, 2006).

Website

https://www.lead.co.id/menjadi-akademisi-tuntutan-atau-
tantangan/

https://www.duniadosen.com/hal-menarik-tentang-dosen-
b5/

30
PENGALAMAN MENGAJAR SEBAGAI DOSEN

Oleh : Iin Maya Aliyyuida, S.Pd., M. Pd

aliyyuidamayaiin@gmail.com

A. Mengajar
Sebelum memaparkan pengalaman saya (penulis)
sebagai Dosen, perlu dipaparkan terlebih dahulu, apa yang
dimaksud dengan mengajar serta segala hal yang perlu
diperhatikan berhubungan dengan kegiatan mengajar.
Mengajar berarti menyampaikan atau menularkan
pengetahuan dan pandangan. Dalam hal itu baik mahasiswa
maupun pengajar harus mengerti bahan yang akan
dibicarakan, dengan kata lain dalam kegiatan mengajar itu
harus terjadi suatu proses, yaitu proses belajar, pengajar
harus mengusahakan agar proses belajar itu terjadi. Namun
bilamana pengajar tidak mengerti tentang proses belajar,
sudah barang tentu ia pun tidak akan dapat mengusahakan
terjadinya proses tersebut. Tiap pengajar mempunyai gaya
mengajar yang khas. Gaya pengajar yang satu akan berbeda
dengan gaya pengajar lainnya. Walaupun perbedaan itu
mungkin tidaklah terlalu besar, tetapi hal ini banyak
menentukan proses pengajaran yang dilakukan oleh
seorang pengajar. Selain itu ada beberapa keterampilan
mengajar yang juga dapat mempengaruhi proses
pengajaran. Dan sejumlah keterampilan itu sedikit lepas dari
sifat pribadi si pengajar serta kemampuan yang diajarkan
oleh pengajar tersebut.

B. Pengalaman Sebagai Dosen


Perlu diketahui, isi dan bentuk suatu mata kuliah di
tentukan oleh tiga faktor seperti berikut :

31
1) Gaya pribadi si pengajar dan bentuk pengajaran
yang digunakan
2) Mata kuliah yang diajarkan
3) Keterampilan mengajar yang digunakan
Faktor pertama dan kedua merupakan hal yang sudah pasti
serta tak bisa di ubah, Artinya hal tersebut sudah jelas. Pasti
serta tetap pada saat memilih seseorang pengajar tentu
untuk suatu vak tertentu. Sebagai contoh, nada suara
seorang pengajar merupakan faktor yang tetap dan tidak
bisa di ubah begitupula dengan vak yang akan diajarkan
merupakan hal yang sudah ditetapkan. Tetapi faktor ke tiga
yaitu keterampilan mengajar, merupakan hal yang bisa
diubah atau diperbaiki. Keterampilan mengajar merupakan
suatu hal yang dapat dipelajari serta diterapkan atau di
praktekkan oleh setiap orang. Didalam hal tugas saya
(penulis) mengajar sebagai dosen, ada tiga hal yang perlu
diperhatikan agar bentuk pengajaran atau perkuliahan
memiliki daya guna seperti yang diharapkan, yaitu :

1) Persiapan jam pelajaran atau jam kuliah


2) Pelaksanaan
3) Umpan balik (Feedback)
Untuk setiap jam perkuliahan tiap Dosen harus mengajarkan
tiga hal itu. Karena begitu pentingnya maka dirasa perlu
untuk membahas ke tiga hal tersebut satu persatu.

32
1. Persiapan Jam Kuliah
Persiapan yang baik merupakan jaminan hasil dalam
pelaksanaan, oleh sebab itu saya (penulis) sebagai Dosen
hendaknya mempersiapkan bahan perkuliahan secara baik
dan sungguh-sungguh. Apa yang dimaksud dengan
persiapan disini? Ini bukan berarti bahwa sebelum membuka
perkuliahan sebagai seorang Dosen harus mempersiapkan
dengan mempelajari terlebih dahulu bahan yang akan
disampaikan. Karena pada umumnya seorang Dosen sudah
mengerti dan menguasai bahwa materi perkuliahan yang
akan disampaikan. Mempersiapkan diri sebelum
memberikan materi perkuliahan akan membuat seseorang
Dosen siap serta penuh percaya diri sendiri untuk memasuki
ruang kelas. Karena sebagai seorang Dosen telah
mengetahui cara yang akan dipakai (alat, media, metode,
strategi, teknik) serta urutan mana yang akan digunakan
untuk menjelaskan bahan materi perkuliahan. Persiapan

33
seperti demikian itu sungguh perlu untuk dapat mencapai
hasil yang maksimal.

34
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan suatu jam perkuliahan sangat tergantung
pada persiapan yang dilakukan sebelumnya. Dalam tahap
persiapan saya (penulis) sebagai Dosen yaitu
merencanakan dan mencatat tulisan dari bagian-bagian apa
saja bahan perkuliahan yang akan saya sampaikan. Dan
sebagai seorang Dosen sudah barang tentu akan
melaksanakan segala sesuatu sesuai dengan persiapan. Ini
berarti bahwa saya (penulis) sebagai Dosen dituntut untuk
memberi bentuk pada apa yang telah di rencanakan. Selama
saya (penulis) sebagai seorang Dosen hendaknya
memikirkan bagaimana perkuliahan yang disampaikan itu
harus disusun, sehingga mahasiswa dapat mengerti apa
yang disampaikan. Penyajian dan susunan perkuliahan
harus selalu memperhitungkan sikap dan daya serap
mahasiswa pada saat itu. Saya (penulis) sebagai Dosen
harus mengetahui bahwa hal tersebut pada kenyataannya
tidak dapat diduga sebelumnya. Justru disinilah letak
pentingnya "Sikap dapat menyesuaikan diri". Sebagai
seorang Dosen yang baik akan selalu dapat menyesuaikan
diri secara optimal dengan setiap suasana kelas yang harus
dihadapi. Sebaliknya bilamana seorang Dosen tidak pernah
memperhitungkan suasana kelas saat itu, maka kiranya
tidak dapat berharap bahwa hal yang dijelaskan akan
dimengerti secara baik oleh mahasiswa.

3. Umpan balik (Feedback)


Perkuliahan perlu mengetahui sejauhmana bahan yang
telah dijelaskan dapat dimengerti oleh mahasiwa. Karena
dari sinilah tergantung apakah dapat melanjutkan
perkuliahannya dengan bahan berikutnya. Bilamana
mahasiswa belum mengerti bagian-bagian tertentu, saya
(penulis) sebagai Dosen harus mengulangi lagi penjelasan-

35
penjelasan nya. Pada umumnya mahasiswa juga tidak tahu
sejauh mana bahan yang dijelaskan dapat mereka pahami.
Hal ini kirannya dapat dimaklumi, karena mereka tidak
mempunyai waktu untuk memikirkan pengetahuan baru saja
mereka peroleh. Maka dari itu saya (penulis) sebagai
seorang Dosen harus sedikit memaksa sehingga mahasiswa
dapat mengerti betul-betul bahan yang dijelaskan. Umpan
balik tidak sama dengan penilaian. Umpan balik hanya
dimaksudkan untuk mencari informasi sampai sejauhmana
mahasiswa dapat mengerti bahan materi yang telah dibahas.
Selain itu mahasiswa juga diberi kesempatan untuk
memeriksa diri sampai dimana mereka mengerti bahan
materi tersebut. Sehingga mereka dapat melengkapi
pengertian-pengertian yang belum lengkap. Itulah bentuk-
bentuk umpan balik yang dimaksudkan untuk melihat
sejauhmana suatu penjelasan dapat tersampaikan secara
baik. Jam perkuliahan selanjutnya tidak mungkin diberikan
jika saya (penulis) sebagai Dosen tidak tahu secara pasti
hasil perkuliahan sebelumnya. Saya (penulis) sebagai
seorang Dosen dapat mengetahui hasil perkuliahan
sebelumnya dengan cara :

1) Lewat kesan yang diperoleh selama jam perkuliahan


itu sendiri
2) Lewat informasi sederhana dari pihak mahasiswa
melalui pertanyaan-pertanyaan lisan yang diajukan
oleh saya (penulis) sebagai Dosen selama atau
setelah jam perkuliahan.
3) Lewat informasi tertulis dari pihak mahasiswa yang
diperoleh melalui ujian singkat
4) Mempelajari hasil tentamen atau ujian yang diadakan
pada akhir perkuliahan.

36
Bagaimana bentuk itu dapat memberi hasil guna
yang sebesar-besarnya. Untuk itu seorang Dosen perlu
menguasai beberapa macam keterampilan. Disamping itu
penting pula persiapan yang baik, pelaksanaan yang cermat
serta umpan balik yang tepat untuk perkuliahan yang
disajikan.

C. Kesimpulan Pengalaman Sebagai Dosen


Terlalu sering pengajaran dianggap sebagai
pengalihan (Transfer) pengetahuan dan keterampilan
pengalihan pengetahuan dan keterampilan memang perlu
akan tetapi apabila pengalihan tersebut hanya berhasil
meneruskan sesuatu dari seorang Dosen yang mengetahui
kepada mahasiswa yang belum mengetahui dan tidak
sanggup membina kemampuan dan ketanggapan pada
mahasiswa untuk menerapkan pengetahuan dan
keterampilan itu dalam situasi hidup yang di hadapinya
sehari-hari, maka perkuliahan mencapai sasarannya. Lebih
dari pada itu, pengajar harus mampu membina kemahiran
pada setiap mahasiswa untuk secara kreatif dapat
menghadapi situasi sejenis, malah situasi yang baru sama
sekali atas cara yang memuaskan. Pemikiran kreatif yang
dapat memerlukan tindakan kreatif pula wajib dibina dalam
tiap pengajaran, terutama dalam jaman kita yang penuh
perubahan ini. Jelaslah, bahwa metode mengajar yang
ampuh harus mengembangkan pemikiran dan tindakan
kreatif, yang begitu diperlukan. Selanjutnya sekali lagi akan
dirumuskan beberapa hal praktis untuk para Dosen, uraian
ini akan berpijak pada tiga macam kegiatan dalam bentuk
perkuliahan. Tiga macam kegiatan tersebut adalah :

a. Memberi penjelasan
b. Mengajukan pertanyaan

37
c. Memberikan umpan balik atau feedback
Untuk tiga macam kegiatan tersebut dirumuskan
beberapa petunjuk atau saran. Bilamana seorang Dosen
mau bekerja menurut petunjuk-petunjuk tersebut, kegiatan
mengajarnya akan membuahkan hasil guna y ang sebesar-
besarnya. Para mahasiswa dengan sendirinya juga akan
mengerti lebih baik serta lebih banyak.

38
39
BIOGRAFI PENULIS

Iin Maya Aliyyuida, S.Pd.,M.Pd lahir di


Serang, 16 Januari 1973, anak pertama
dari lima bersaudara, dari pasangan
Bapak Drs.E. Rosidy Husein (Alm) dan Ibu
Etty Fatimah,A.Ma.Pd, pendidikan yang
pernah ditempuh penulis adalah SDN
Lulus tahun 1985, SMPN lulus tahun 1988,
SPGN lulus tahun 1991. Masing-masing diselesaikan di
Serang, dilanjutkan pendidikan ke Institut Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Bandung (IKIP Bandung) – Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI Bandung) dengan mengambil
pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Konsentrasi
Biologi yang berjenjang dari program Diploma yang lulus
pada tahun 1996 dan berlanjut pada program Strata Satu
(S-1) lulus pada tahun 2003, yang kemudian melanjutkan
pendidikan selanjutnya Program Strata Dua (S-2) di
Universitas Pakuan Bogor (Unpak Bogor) dengan jurusan
Manajemen Pendidikan (Administrasi Pendidikan) dan
lulus tahun 2006.
Penulis bertugas sebagai Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang diawali karirnya sebagai pendidik di
lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Serang, dan
ketika tahun 2010 beralih secara otonomi daerah ke
pemerintahan Kota Serang.
Penulis juga menjadi tenaga pengajar di beberapa
universitas di Provinsi Banten, penulis menikah di tahun
1996 dengan dikaruniai satu orang putri bernama Rizka
Bunda Eka Putri. Penulis dapat dihubungi melalui email:
aliyyuidamayaiin@gmail.com

40
DAFTAR PUSTAKA

Ausubel, D.P Educational psychology; a coqnitive view. New


York, 1968 Bergen, J van; en Voeten, M. Onderwijs-
evaluatie met behulp van studietoetsen. Deel I:
achtergronden Tilburg, 1973

Bloom, B.S.; Hastings, J.; Madaus, G: Handbook on


formative and summative evaluation of student
learning. New York, 1971

41
Dosen Muda Bukan Hanya Sebatas Mimpi

Oleh: Irma Ayu Virtayanti

Irma, biasa orang memanggil namanya. Nama


lengkapnya adalah Irma Ayu Virtayanti. Lahir dari pasangan
bapak Prasojo dan Ibu Etik Handayani Pangastutik, pada 11
Juli 1993. Bungsu dari dua bersaudara ini, lahir dan
dibesarkan di desa Pangkalan Banteng, Kecamatan
Pangkalan Banteng, Kabupaten Kotawaringin Barat,
Kalimantan Tengah. Ayahnya bekerja sebagai pegawai
BUMN, sedangkan ibundanya hanya seorang ibu rumah
tangga yang terkadang menerima jasa menjahit pakaian.
Selain itu, sang ibu membuka warung sembako untuk
menambah penghasilan keluarga.

Sejak SD, jika ditanya akan cita-cita, ia pasti akan


menjawab, ingin menjadi guru. Seolah sudah tertanam sejak
dini dihatinya. Demi mewujudknnya, ia belajar dengan
bersungguh-sungguh hingga berhasil menjadi juara satu di
setiap kenaikan kelas. Tak hanya di sekolah dasar, hal ini
juga berlanjut hingga ia lulus sekolah menengah pertama
dan sekolah menengah atas. Ia pun berhasil menyabet
predikat lulusan terbaik di SMA-nya. Tentu semua tak
terlepas dari doa’a kedua orang tua dan juga keluarganya.

Memasuki tahapan berikutnya, yaitu pemilihan perguruan


tinggi untuk melanjutkan pendidikan. Dalam hati ia bertekad
untuk berkuliah di perguruan tinggi negeri, guna membantu
meringankan beban kedua orang tuanya. Ia berusaha
mendaftar di perguruan tinggi negeri di seberang pulau.
Namun, nasib berkata lain, ia masih belum beruntung dan
gagal diterima. Tak pantang menyerah, ia melanjutkan
usahanya dengan mengikuti tes mandiri di perguruan tinggi

42
negeri di provinsi tempat tinggalnya. Kali ini ia beruntung dan
diterima sebagai mahasiswa baru di Program studi
pendidikan kimia angkatan 2011/2012.

Di saat menempuh pendidikan strata 1, ia tidak hanya


aktif berkuliah, namun juga aktif berorganisasi. Ia terpilih
menjadi bendahara HIMAKIM (Himpunan Mahasiswa Kimia)
selama satu periode. Selain itu, ia juga aktif mengikuti
seminar-seminar. Pada saat semester akhir, ia juga bekerja
membantu dosennya. Hasilnya ia gunakan untuk memenuhi
keperluan kuliahnya. Selama kurang lebih empat tahun
berkuliah, akhirnya keinginannya terwujud. Ia berhasil
menyelesaikan pendidikan sarjananya dalam bidang
pendidikan kimia pada 30 Juli 2015 dengan predikat
cumlaude.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 1. Wisuda S1 Pendidikan Kimia 2015

43
Merasa masih ingin terus menambah ilmu, ia meminta izin
kepada kedua orang tuanya untuk melanjutkan pendidikan.
Ayahnya yang saat itu sudah pensiun, merasa tidak
keberatan dan justru mendukung penuh anaknya. Hal ini
tentu menjadi kebanggan tersendiri bagi kedua orang
tuanya. Selama ini mereka berharap bahwa anaknya dapat
bersekolah setinggi mungkin, agar dapat mewujudkan cita-
citanya.

Dengan berbekal do’a kedua orang tuanya, ia


mendaftarkan diri sebagai mahasiswa pasca sarjana di
kampus yang sama. Ia berhasil lolos menjadi mahasiswa
baru program pasca sarjana pendidikan kimia tahun ajaran
2015/2016. Ia berhasil menyelesaikan pendidikan
magisternya tepat 2 tahun yaitu pada 31 Juli 2017 dengan
penuh perjuangan. Ia memperoleh predikat cumlaude. Saat
itu usianya masih 24 tahun.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 2. Wisuda S2 Magister Pendidikan Kimia 2017

44
Dengan minimnya pengalaman kerja yang dimiliki, ia
memutuskan untuk bekerja membantu dosen senior di
kampus ia berasal. Kurang lebih 8-10 bulan. Sebagai asisten
dosen, ia berkutat dengan segala aktifitas perkuliahan.
Aktifitas mengajar di kelas, mengawas ujian, membantu
mengoreksi hasil ujian, dan lain-lain merupakan pengalaman
yang sangat berharga baginya. Semua itu akan ia jadikan
bekal dikemudian hari.

Hingga akhirnya pada awal 2018 ia melihat pengumuan


di instagram bahwa ada lowongan pekerjaan dosen tetap di
sebuah yayasan di Jawa Timur. Tak perlu waktu lama, ia
menyiapkan berkas yang diminta, lalu mengirimkan.
Berharap peruntungan ada padanya. Hari yang dinanti pun
tiba, pengumuman bahwa ia lolos seleksi administrasi
membuat hatinya bahagia. Ia diminta untuk melakukan
tahapan seleksi selanjutnya. Ayahnya yang mengetahuinya,
berkeinginan untuk mengantarkan putrinya. Keduanya pun
tiba di Jawa Timur dua hari sebelum tes wawancara. Ia
berhasil menyelesaikan tes dengan baik. Ia berhasil lolos
dan menjadi dosen tetap di yayasan tersebut pada agustus
2018.

45
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 3. Pengukuhan Dosen Tetap

Dengan penuh rasa syukur, ia menjalani dunia baru, yaitu


menjadi seorang dosen. Kebahagiaan pun bertambah ketika
orang yang dicintainya yang bernama asadin anhar datang
melamarnya pada September 2018. Lalu, keduanya pun
melaksanakan pernikahan pada 08 Desember 2018. Dari
pernikahannya, lahirlah seorang putri kecil yang bernama
fadia ayu azzahra pada 15 Oktober 2019 yang menjadi
pelengkap keluarga kecilnya.

Bagaimana pengalamannya saat menjadi dosen? Di


tahun pertamanya ia masih disibukkan dengan adaptasi
suasana mengajar di kampus. Suka duka menjadi dosen
muda, ia rasakan dengan penuh rasa syukur. Ia menerapkan
pengalaman yang ia dapatkan saat menjadi asisten dosen.
Ia berusaha membuat proses pembelajaran menjadi
menyenangkan dan tidak membosankan. Ia mengajak
mahasiswa tidak hanya belajar di ruangan atau di

46
laboratorium. Namun juga belajar secara outdoor di mata
kuliah tertentu.

Ia juga disibukkan dengan pengurusan berkas untuk


NIDN. Setelah mendapatkan NIDN, ia aktif melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat guna
melaksanakan tridhama perguruan tinggi. Tak heran jika ia
telah berhasil menuliskan beberapa artikel penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat dibeberapa jurnal. Tahun
berikutnya, ia berhasil lolos hibah Penelitian Dosen Pemula
(PDP) tahun anggaran 2020. Ini barulah awal dari
perjuangannya menjalani mimpinya menjadi seorang dosen.
Kelak akan ada banyak kisah lain yang akan ia bagikan.

Berdasarkan kisahnya ini, ada pelajaran yang dapat


dipetik bahwa dengan tekad yang kuat, menjadi dosen muda
bukan hanya sebatas mimpi. Seorang yang berjuang dengan
sungguh-sungguh pasti akan meraih apa yang diimpikan.

47
Sekilas Tentang Penulis

Dilahirkan di sebuah desa kecil, dari


keluarga yang berbahagia, pasangan
bapak Prasojo dan Ibu Etik Handayani
Pangastutik. Penulis memiliki seorang
kakak bernama Erfan Bagus Prihantoro
Prasojo. Lahir dan dibesarkan di Desa
Pangkalan Banteng, Kecamatan
Pangkalan Banteng , Kabupaten
Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Penulis
menghabiskan masa kecil hingga remajanya di desa
tersebut. 2005 lulus dari SD Negeri 2 Pangkalan Banteng,
dilanjutkan bersekolah di SMP Negeri 1 Pangkalan Banteng
dan lulus pada 2008. Setelah lulus, Penulis melanjutkan
pendidikannya di SMA Negeri 1 Pangkalan Banteng 2011.
Tak puas hanya dengan menyelesaikan pendidikan
menengah atas, penulis melanjutkan pendidikanya di
Universitas Palangka Raya dengan mengambil jurusan
Pendidikan Kimia, berharap kelak dapat menjadi seorang
pendidik. Akhirnya, penulis dinyatakan lulus dengan predikat
cumlaude pada 2015. Ingin melebarkan sayapnya, penulis
melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi yang sama dan
mengambil program Pasca Sarjana Pendidikan Kimia.
Penulis berhasil lulus pada 2017 dengan predikat cumlaude.
Berbekal gelar Magister Pendidikan Kimia, pada 2018
penulis mencoba peruntungan dengan mendaftarkan diri
menjadi dosen di Universitas Billfath, Lamongan. Penulis
berhasil menjadi dosen tetap di perguruan tinggi tersebut
dan mengabdi hingga sekarang. Pada 2018 pula, penulis
menemukan pasangan hidup bernama Asadin Anhar, lalu
keduanya menikah. Satu tahun kemudian penulis dikaruniai

48
putri kecil bernama Fadia Ayu Azzahra. Semuanya tak lepas
dari do’a kedua orang tua dan keluarga.

Selain mengajar, penulis aktif menulis artikel dan


melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. Hal itu
bertujuan untuk melaksanakan tridharma perguruan tinggi.
Selain itu, penulis aktif beroganisasi dengan menjadi
anggota Himpunan Kimia Indonesia (HKI) sejak 2018 hingga
sekarang. Buku yang anda baca ini merupakan buku
keduanya dan akan dilanjutkan dengan buku berikutnya.

49
Jalan Hidup Menjadi Dosen
Oleh : Yudabbirul Arif, M.Pd

Menjadi seorang Dosen, mungkin inilah yang hal


yang membanggakan terjadi didalam hidup saya dan dalam
keluarga saya karena saya sebagai seorang pendidik
terlebihnya seorang dosen pendidikan olahraga/
Penjaskesrek. Akan tetapi menjadi seorang dosen tidak
semudah yang dipikirkan, banyak jalan yang telah saya lalui
dan saya tempuh untuk sampai dititik ini. Ini lah sedikit cerita
tentang bagaimana saya menjadi seorang dosen dan
menjadi dibanggakan oleh orang tua.

Awalnya, saya dulu tidak ada sedikitpun bercita-cita


menjadi seorang pendidik, guru bahkan dosen yang menjadi
tujuan saya adalah menjadi polisi pada waktu itu. Dimulai
saat di sekolah menengah saya masuk ke SMK (sekolah
menengah kejuruan). Waktu itu saya berfokus pada sekolah
teknik kejuruan yang mana jurusan di ambil KK (kontruksi
kayu) di salah satu sekolah di Kota Padang.

Gambar 1. Saya nomor dua samping kiri atas

50
Tiga tahun berfokus pada pendidikan kejuruan,
prestasi saya di akademik cukup bagus dan seringkali
menjadi juara kelas. Kenapa tujuan saya ber alih dan kuliah
di olahraga, ini merupakan menjadi tanda tanya besar
bukan. Jawaban saya karena selama sekolah di SMK, saya
ikut club taekwondo. Latihan tiap hari, ikut pertandingan,
kalah, menang, cidera, banyak hal yang terjadi akan tetapi
tidak akan menurunkan semangat saya untuk tetap latihan
dan bertanding.

Setelah lulus dari SMK, saya masuk ke Universitas


Negeri Padang prodi PGSD penjas yang mana nantinya
mengajar pendidikan olahraga hanya khusus di Sekolah
Dasar, disanalah awal dimulainya saya ber keinginan
menjadi seorang guru tapi belum cukup kuat motivasinya.
Karena saya niat untuk kuliah hanya untuk mengisi waktu
luang saja. Saya mempunyai tujuan sambil kuliah ikut tes
perwira, ataupun tes bintara kepolisian tapi tidak pernah
lulus-lulus untuk beberapa kali tes sampai sarjana. Selama
kuliah empat tahun di UNP banyak hal yang saya dapat
terutama dari empat aspek penting, pedagogik, sosial,
kepribadian, profesionalsime, yang harus ada didalam setiap
pendidik.

Setelah serjana pada tahun 2012 hal yang pertama


saya pikirkan adalah pekerjaan. Pekerjaan apa yang cocok
untuk dilakukan sebagai sarjana pendidikan ya tentunya
guru yang sesuai bidang keahlian. Beberapa sekolah dasar
sudah saya lamar dari yang swasta sampai yang negri
sebagai guru honor. Kemudian, saya lihat ada lowongan
sekolah swasta yaitu sekolah alam Minangkabau di padang,
tapi sebagai sopir sekolah. Saya pikir yang penting kerja dulu
dari pada menganggur. Sekitar beberapa bulan saya

51
menjadi sopir disekolah alam yang tugasnya antar jemput
siswa sekolah. Selang saya menjadi sopir rupanya ada
pembukaan penerimaan guru olahraga di sekolah alam
Minangkabau, sayapun mendaftar lah jadi guru olahraga
disana. Ada satu masalah jika saya menjadi guru maka
otomatis yang jadi sopir tidak ada. Maka dari itu saya bekerja
dengan dua posisi, pagi saya mengajar kalau siang saya
mengantar siswa. Juga dibeberapa waktu saya mencoba
terus peruntungan saya untuk menjadi polisi dengan ijazah
s1 akan tetapi tetap tidak lulus, dan saat itu saya pasrah dan
meng ikhlaskan bukan suratan tangan saya menjadi polisi.
Saya merasakan ikhlas dan syukur itu membuat hati lapang
dan tenang, untuk itulah saya selalu bersyukur di semua
keadaan, tidak ada gunanya saya mengeluh.

Disamping itu dari senin sampai jumat saya bekerja


sebagai guru dan sopir, untuk hari sabtu dan minggu saya
bekerja sebagai waiters di salah satu hotel bintang 4
dipadang. Aktifitas saya pada tahun 2012 – awal 2014 benar
benar padat dan melelahkan. Walaupun sangat lelah tapi
saya bahagia menjalani pekerjaan sebagai guru, sopir dan
waiters, mungkin didasari dengan rasa syukur dan rasa
ikhlas.

Bagaimana kita mendidik tonggak dan pilar masa


depan bangsa ini. Tujuan utama pendidikan adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa bernegara. Sungguh
tugas yang berat yang diemban guru sekolah dasar karena
kita di ibaratkan seperti membangun sebuah pondasi yang
kokoh untuk menopang sebuah bangunan yang besar.
Tanpa pondasi yang kuat sebesar apapun bangunannya
maka akan hancur nantinya. Untuk itulah seorang guru tidak
hanya mengajar akan tetapi juga mendidik dalam artian

52
mengajar adalah siswa yang dari tidak tahu menjad tahu,
sedangkan mendidik adalah bagaimana merubah sikap,
tingkahlaku, dan etika siswa menjadi lebih baik. Tidak semua
orang bisa menjalani profesi sebagai guru, untuk itulah saya
bangga menjadi seorang guru.

Gambar 2. Saya bangga mengajar di sekolah alam


Minangkabau, PAUD dan SD

Saya mengajar di sekolah alam minangkabau


sebagai guru olahraga kurang lebih dua tahun, saya bangga
akan itu. Konsep dari pendidikan sekolah alam sangatlah
menarik. Sekolah Alam memiliki sistem pendidikan yang
memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran dengan
metode belajar aktif. Anak dikenalkan dan didekatkan
dengan alam melalui bermacam-macam kegiatan
pembelajaran yang bernuansa alam. Sehingga dapat
menumbuhkan nilai, sikap dan perilaku cinta lingkungan
dalam diri anak, serta bagaimana membentuk kepribadian
anak lebih mandiri, aktif, lugas dan lain sebagainya.

Sebagai guru olahraga (PAUD dan SD) saya sangat


berterimakasih kepada sekolah alam minangkabau

53
bagaimana membentuk guru berkerakter dengan pelatihan-
pelatihan yang diberikan kepada saya sehingga saya bisa
menjadi guru yang professional.

Setelah beberapa saat di sekolah dan mengajar. Ada


titik dimana saya ingin mengembangkan diri lagi. Saya
berfikir dan merenung, apa yang akan saya lakukan
sekarang. Iseng-iseng ibu menyuruh kuliah lagi untuk
melanjutkan pendidikan ke tahap yang lebih tinggi. Saya pikir
mau jadi apa saya setelah lulus nantinya, kemudian saya
bertanya ke ibu, jawab ibu juga sama “tidak tahu”.

Saya mantapkan hati untuk ikut tes masuk pasca


sarjana di beberapa universitas di Indonesia. Pertama saya
tes di pasca sarjana universitas negeri padang jurusan
managemen olahraga. Saya mengikuti tes dengan alur yang
telah ditetapkan dangan hasil saya lulus. Setelah saya cek
dan ricek bahwa akreditasi prodinya waktu itu ada
bermasalah, saya urungkanlah untuk mendaftar disana.

Lalu kemudian saya mencoba mendaftar di


Universitas Negeri Jakarta. Saya mengikuti tes dengan alur
yang telah ditetapkan pihak kampus beberapa minggu
selanjutnya baru keluar hasilnya dan saya dinyatakan lulus
untuk melanjutkan kuliah di pasca sarjana UNJ. 2014-2016
saya melanjutkan studi pasca sarjana di UNJ, banyak cerita
dan pengalaman hidup yang saya dapatkan waktu kuliah
pasca di Jakarta.

Ada banyak cerita menarik waktu saya kuliah di


Jakarta bukan disaat kuliahnya tapi saat tidak berkuliah dan
mempunyai waktu kosong yang banyak. Saya menjadi
seorang guru olahraga di SD IT Harapan Ummat di Jakarta.
Sebelum saya menjadi guru olahraga saya sempat 6 bulan

54
melakukan dagang online dengan menjual berbagai macam
hal, dari sepatu, kaos, jam dan hal lainnya yang bisa saya
jual, yang penting Halal. Tapi karena bakat saya tidak di
bidang perdagangan akhirnya banyak ruginya ada beberapa
kendala yang saya hadapi. Maka sebab itu saya lebih
memilih menjadi guru karena sesuai dengan keilmuan yang
saya miliki

Juga dibeberapa waktu saya ikut tes CPNS di


Provinsi Bangka Belitung, juga tidak lolos. ada kekecewaan
disitu tapi saya menerima dan terus bangkit. Kemudian,
singkat ceritanya waktu itu saat ada seorang sahabat saya,
memutuskan untuk mengundurkan diri dari SDIT. Saya
masuk menggantikan dia, dua tahun lebih saya mengajar di
SD IT Harapan Ummat. Ada satu kebanggaan pribadi bagi
saya mengajar di SD IT. Disitu saya mengeluarkan potensi
saya sebagai guru, dengan mendidik dan mengajar
pendidikan jasmani. Kuliah sambil menjadi guru itu sungguh
luar biasa karena ilmu yang saya dapat di pasca bisa saya
terapkan dan kembangkan di SD IT

Gambar 3. Saya bangga menjadi guru SD IT

55
SD IT merupakan sekolah Islam Terpadu, yang mana
selain dunia yang saya dapat disitu juga dapat akhirat. Dapat
diartikan disamping saya dapat hak saya berupa gaji
bulanan, di sana saya juga mendapati latihan untuk ilmu
agama yang lebih mendalam, rasa syukur saya begitu besar
saya dapat mengajar disana. Itu merupakan kebanggan
saya menjadi seorang guru pada waktu itu di SD IT, karena
mendidik dan mengajar adalah jalan hidup saya. Maka saat
itu motivasi saya untuk menjadi dosen pada waktu itu sangat
besar jika nantinya sudah tamat S2.

Setelah berlalu masa kuliah S2 dan saya sudah


mendapatkan ijazah pasca sarjana. Saya bersama teman
mendaftarkan diri untuk menjadi dosen di STKIP Pelita
Pratama, Kota Serang, Provinsi Banten. Pada tahun 2016
bulan september saya resmi menjadi dosen di STKIP Pelita
pratama. Menjadi dosen itu merupakan kebanggan bagi diri
saya karena itu merupakan panggilan hati. Saya bisa ber
interaksi dengan mahasiswa, berdebat dengan mahasiswa,
membuka pikiran mahasiswa. Bukan lagi seperti dosen yang
ortodoks, dalam artian dosen lama yang mengganggap
dirinya selalu benar. Dosen itu menurut saya adalah sebagai
seorang fasilitator bukan lagi menggurui tapi bagaimana
seorang dosen bersifat terbuka, disenangi, kritis,
berpandangan luas, dan lain sebagainya. Di STKIP pelita
pratama ini lah saya mendedikasikan diri saya sepenuhnya
untuk mahasiswa agar terciptanya mahasiswa yang
berkualitas berguna bagi nusa dan bangsa. Capaian itu
merupakan suatu kebanggan saya menjadi seorang dosen
yang professional.

2016-2018 saya mengabdi di STKIP pelita pratama,


pada tahun 2018 juga saya harus berpisah serta

56
mengundurkan diri sebagai dosen dari sana karena saya
lulus sebagai dosen PNS di Universitas Nusa Cendana,
kupang, Nusa Tenggara Timur.

Bagaimana saya berfikir dan mengira bahwa disini


Nusa Tenggara Timur mahasiswanya kasar-kasar
berkelakuan buruk dan lain sebagainya. Akan tetapi tidak
seperti itu, rupanya mereka santun, kritis, berkelakuan baik,
dan menghormati serta menghargai seorang pendidik. Salut
sekaligus bangga dengan itu, jadi saya bisa bisa meng
apilikasikan diri untuk mengajar, mendidik dan melayani
mahasiswa. Sebenarnya dosen bukan lah untuk dilayani tapi
kitalah sebagai dosen untuk melayani mahasiswa.

Gambar 4. Saya bangga menjadi Dosen Universitas Nusa


Cendana, di Nusa Tenggara Timur.

Jadi kurang lebih seperti itulah perjalanan saya saat


menjadi seorang guru PAUD, guru SD, maupun menjadi
seorang Dosen. Bagi saya tiga profesi itu di tingkatan yang
sama tidak ada bedanya, sama-sama mendidik dan
mengajar, dan dimanapun saya berada saya bangga
menjadi pendidik,

57
Bagi saya pribadi mengajar, membina, melatih,
mendidik, untuk siswa dan mahasiswa menjadi
seseorang yang berkarakter, beretika, dan berkualitas
itu merupakan kebanggan yang tidak akan habis
sepanjang hayat.

Salam olahraga, jaya…..

Yudabbirul arif, M.Pd, kupang, 2 september 2020…….

58
KARENA DOSEN ADALAH INFLUENCER
Oleh : Eko Sudarmanto, SE. MM. CRA. CRP.
ekosudarmanto.umt@gmail.com
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Tangerang [UMT] Indonesia

Pendahuluan

Di era disruptif sekarang ini, peran seorang pendidik


(dosen) tidak hanya sebatas melaksanakan Tridarma
perguruan tinggi yang meliputi pendidikan dan pengajaran,
penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat. Akan
tetapi ada peran strategis lain yang harus diperankannya
yaitu meningkatkan peran perguruan tinggi dalam
pembangunan nasional dan kompetisi global.

Peran tersebut tentunya bukanlah suatu pekerjaan


mudah yang diemban oleh seorang dosen, terlebih lagi
perkembangan teknologi informasi dewasa ini yang
berkembang sangat cepat juga harus dapat diimbangi dan
diikuti oleh kemampuan seorang dosen agar tidak terjadi
‘gap’ antara ilmu secara teoritis dengan realitas dan tuntutan
yang terjadi di dunia nyata yang harus diperankannya.

Untuk itulah diperlukan dan dituntut adanya peran


lebih dari seorang dosen yaitu sebagai ‘influencer’ yang
menginspirasi, memotivasi, dan menginisiasi kepada
mahasiswa dan masyarakat umum menuju suatu perubahan
pembaruan yang berkelanjutan. Dosen influencer tentunya
bukanlah suatu peran yang bisa dilakukan oleh setiap dosen
(pendidik), akan tetapi diperlukan suatu pengetahuan,
pemahaman, dan aksi nyata bagaimana seorang dosen itu
mampu memerankan dirinya sebagai seorang influencer

59
yang dapat mempengaruhi orang lain menuju suatu
perubahan yang diinginkan.

Profesionalitas Dosen dan Budaya Akademik

Dosen adalah seseorang yang berdasarkan


pendidikan dan keahliannya diangkat oleh penyelenggara
perguruan tinggi dengan tugas utama mengajar pada
perguruan tinggi yang bersangkutan (Keputusan
Menkowasbangpan No. 38/KEP/MK.WASPAN/8/1999).
Tugas pokok dosen adalah melaksanakan pendidikan dan
pengajaran pada perguruan tinggi, penelitian serta
pengabdian kepada masyarakat.

Di dalam UU 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,


dinyatakan bahwa dosen adalah pendidik profesional dan
ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan,
mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.

Tentunya terdapat perbedaan makna yang signifikan


antara kata ‘mengajar’ dan kata ‘pendidik profesional’.
Dalam aturan MenPAN yang lama, kata ‘mengajar’ dimaknai
hanya untuk mengajar dan melaksanakan tridarma.
Sedangkan kata ‘profesional’ [Pasal 5 UU No. 14 tahun
2005] dinyatakan bahwa kedudukan dosen sebagai tenaga
profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat dan
peran dosen sebagai agen pembelajaran, pengembangan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta pengabdi kepada
masyarakat yang berfungsi untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional. Pada pasal 45 dinyatakan bahwa
dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

60
sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani dan memenuhi
kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi
tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Profesional diartikan sebagai suatu pekerjaan atau


kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi
sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,
kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu
atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Olah karena itu, menjadi seorang dosen harus berkomitmen,
serius dan merealisasikan profesionalitasnya. Sebagaimana
PP No. 37 tahun 2009 yang menyatakan bahwa seorang
dosen tetap adalah dosen yang bekerja penuh waktu yang
berstatus sebagai tenaga pendidik tetap pada satuan
pendidikan tinggi tertentu.

Dosen profesional mengemban amanah untuk


meningkatkan standar mutu akademik, agar dapat
meningkatkan keunggulan Indonesia dalam kancah global.
Dosen juga memiliki misi mencerdaskan kehidupan bangsa,
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
mengembangkan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia.
Sebagai jaminan mutu agar kinerja dosen tetap berada
dalam kerangka dan sistem pengelolaan penjaminan mutu
perguruan tinggi, maka setiap dosen perlu memahami
sistem, prosedur dan instrumen mutu di institusinya, serta
mampu mengimplementasikan secara mandiri dalam
kehidupan akademik.

Budaya akademik di perguruan tinggi sekarang ini,


merupakan hasil proses akulturasi yang cukup lama. Konon,
konsep budaya akademik berasal dari proses pendekatan
pembelajaran universitas di Eropa dan Amerika Serikat.

61
Universitas di kedua benua tersebut, sejak dahulu menerima
mahasiswa dan dosen dari berbagai belahan dunia, yang
tentunya dengan latar belakang yang berbeda meliputi ras,
agama, bahasa, warna kulit, budaya dan lainnya. Hal ini
tentunya dapat mengganggu proses pembelajaran yang
akhirnya akan menghambat tercapainya tujuan dari proses
pembelajaran itu sendiri.

Oleh karena itu, dilakukanlah proses akulturasi di


perguruan-perguruan tinggi sejak awal mahasiswa masuk
universitas yang biasa dikenal dengan academic culture
shock. Biasanya proses akulturasi ini akan mewarnai
seluruh aspek pembelajaran, untuk menciptakan
kenyamanan bagi seluruh warga kampus yang ada sehingga
tercipta suatu kolaborasi yang kondusif. Yaitu kolaborasi
yang mendorong akulturasi secara terus-menerus yang
dapat mengembangkan budaya akademik dan
menghasilkan produktivitas akademik.

Budaya akademik yang produktif telah menghasilkan


berbagai produk akademik yang sangat bermanfaat bagi
kehidupan manusia. Diantara produk akademik yang
bermutu, antara lain publikasi ilmiah, ilmu pengetahuan,
teknologi, dan berbagai inovasi untuk menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dunia.
Budaya akademik juga mampu membangun suatu
masyarakat menjadi terdepan dalam mengembangkan nilai-
nilai universal kemanusiaan dalam mengupayakan
kesejahteraan dan kemaslahatan menuju peradaban dunia
baru yang semakin baik.

62
Dosen adalah Influencer

Berdasarkan rangkaian dan uraian dari pasal-pasal


UU No. 14 tahun 2005 menjelaskan adanya misi yang mulia
dan jauh ke depan yang harus diemban oleh seorang dosen.
Undang-undang tersebut memberikan dasar kedudukan dan
fungsi dosen sebagai pengemban amanah mewujudkan
tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggungjawab.

Amanah tersebut dapat dijalankan apabila dosen


menjadi tenaga profesional yang dibuktikan dengan sertifikat
pendidik dan menjalankan tugas sesuai dengan kualifikasi
mutu serta kompetensinya. Oleh karena itu, seorang dosen
dituntut untuk berperan sebagai ilmuwan yang mampu
meng-upgrade mutu kompetensi dirinya untuk mengemban
amanah tersebut dengan: (a) memiliki bakat, minat,
panggilan jiwa, dan idealisme; (b) memiliki komitmen,
kualifikasi akademik, kompetensi, dan tanggungjawab; (c)
memperoleh penghasilan sesuai dengan prestasi kerja; (d)
memiliki jaminan perlindungan hukum; dan (e) memiliki
organisasi profesi yang berkaitan dengan tugas
keprofesionalan.

Agar mampu berperan sebagai ilmuwan yang


senantiasa meng-upgrade mutu kompetensi sebagai
seorang dosen di masa disruptif sekarang ini, seorang dosen
juga dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan dan
kemajuan teknologi terkini guna meningkatkan kemampuan
kompetensinya dalam mentransformasikan,
mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,

63
teknologi, dan seni kepada mahasiswa dan masyarakat. Hal
ini akan mudah dilakukan oleh seorang dosen, apabila ia
memiliki kemampuan untuk mempengaruhi sebagai seorang
‘influencer’ yang baik. Tanpa kemampuan tersebut, usaha
untuk mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan sangat mungkin tidak
dapat terlaksana dengan baik, karena adanya ‘gap’ dalam
komunikasi antara dosen dengan mahasiswanya.

Untuk menjadi influencer yang baik, seorang dosen


harus memiliki beberapa kunci utama agar perannya
tersebut dapat berpengaruh kepada orang lain. Menurut
Joseph Grenny et.al. (2013) ada tiga kunci sukses yang
harus dimiliki oleh seorang influencer:

a. Berfokus dan terukur

Para influencer seyogianya memiliki gambaran yang


sangat jelas tentang apa yang ingin diraih dan cermat dalam
mengukurnya, karena menyadari bahwa tujuan yang tidak
jelas adalah hal yang kurang menguntungkan bagi
pengaruh. Sedangkan masalah lain yang juga penting
adalah hal-hal yang terukur yang merupakan suatu jaminan
bahwa apa yang diusahakan benar-benar terarah. Kedua hal
inilah yang membedakan influencer sukses dengan mereka
yang gagal. Terdapat beberapa hal yang dapat merusak
suatu pengaruh, antara lain: (1) tujuan yang tidak jelas dan
tidak menarik; (2) tidak terukur; dan (3) pengukuran yang
keliru.

b. Menemukan perilaku vital

Mereka yang berusaha menjadi orang yang memiliki


pengaruh, biasanya berfokus pada perilaku berpengaruh
tinggi yang bisa memberikan hasil. Untuk lebih spesifik, para

64
influencer hanya berfokus pada dua atau tiga tindakan vital
yang mampu menghasilkan perubahan terbesar. Yaitu
dengan memberikan pengaruh untuk mengubah perilaku-
perilaku vital ke arah tujuan atau hasil yang diinginkan.

c. Menyatukan enam sumber pengaruh

Pada tahap ini, para influencer bersitegas melakukan


perubahan. Yaitu dengan mengidentifikasi beragam faktor
yang membentuk perilaku yang diinginkan, kemudian
menangani faktor-faktor tersebut. Terdapat beberapa
sumber pengaruh dalam berperilaku untuk menciptakan
perubahan besar:

1) Motivasi pribadi

Seringkali seseorang mengalami kesulitan dalam


bertindak untuk kepentingan jangka panjang karena
tindakan jangka pendek yang sedang dinikmati jauh lebih
menarik dan menyenangkan dibandingkan harus melakukan
pengorbanan untuk masa depan yang belum nyata jelas.
Dengan tantangan pengaruh yang diberikan secara terus
menerus, para influencer dapat membantu orang lain untuk
menyukai apa yang mereka benci dengan memberikan
kepada mereka untuk memilih, menciptakan pengalaman
langsung, menceritakan kisah menarik, dan mengubah hal
yang membosankan menjadi suatu permainan.

2) Kemampuan pribadi

Untuk mengubah perilaku harus selalu melibatkan


untuk mempelajari suatu keahlian baru. Untuk berhasil
memberikan pengaruh, gunakan lebih banyak waktu untuk
mengajak orang lain menerapkan perilaku baru. Pastikan
usaha dan latihan ini melibatkan kondisi-kondisi nyata,

65
pelatihan, dan umpan balik. Perilaku vital dapat
disederhanakan menjadi tindakan yang lebih kecil dengan
tujuan agar orang lain bisa melakukannya. Tidak hanya
mengembangkan kemampuan teknis atau interpersonal
saja, tatapi kemampuan intrapersonal juga harus ikut
dikembangkan. Yaitu dengan melatih bagaimana mengatur
emosi yang bisa merusak menjadi suatu dorongan yang
mendekatkan kepada suatu keberhasilan.

Untuk membiasakan atau mengembangkan


keterampilan atletik, intelektual dan interpersonal yang
kompleks adalah bukan hanya fungsi motivasi, ciri
kepribadian, atau karakter. Akan tetapi terkait dengan
kemampuan, yang apabila dapat mengembangkan keahlian
yang lebih baik dalam latihan intensif serta kemampuan
mengatur emosi, maka dapat meningkatkan secara
signifikan kesempatan mengubah perilaku vital menjadi
kebiasaan vital.

3) Motivasi sosial

Seseorang yang mempunyai kedudukan terhormat


bisa mendorong sejumlah pengaruh dalam upaya
perubahan. Ketika suatu perilaku vital mengalami kesulitan
dalam mempraktikannya, maka seorang influencer tidak
sekedar bicara, tetapi juga harus menjalankannya dan
menunjukkan kesediaan mengorbankan nilai-nilai yang telah
usang demi nilai-nilai baru yang lebih relevan. Yaitu dengan
menciptakan bukti yang nyata dan bisa dipercaya dengan
mengorbankan waktu, ego, serta prioritas lain sebelum
orang lain bersedia mengambil risiko serupa. Bantuan dari
pemimpin formal dan pemuka opini juga sangat diperlukan
karena mereka lah yang melakukan kontak langsung dengan
orang-orang yang akan dipengaruhi.

66
Upaya melakukan suatu perubahan terkadang juga
membutuhkan perubahan norma, yang bisa dilakukan
dengan dua cara: (a) menjadikannya umum, yaitu mengubah
norma dengan membicarakannya dan berdialog. Buatlah
pembicaraan tentang topik berisiko dan kontoversial terasa
aman, termasuk kekhawatiran tentang perubahan yang akan
diusulkan; (b) untuk menciptakan norma-norma baru, ajak
semua orang agar membuat orang lain merasa bertanggung
jawab atas perubahan norma-norma tersebut. Temukan
para pemimpin formal dan pemuka opini untuk membantu
menggunakan kekuatan pengaruh sosial bersama-sama
menciptakan norma-norma baru.

4) Kemampuan sosial

Rintangan terbesar yang menjadi musuh utama


keluarga, perusahaan, dan masyarakat di kehidupan dunia
yang saling bergantung dewasa ini adalah ketidakmampuan
untuk bekerja bersama. Para influencer yang cerdas
memahami bahwa mereka tidak boleh mengabaikan modal
sosial. Mereka harus mempertimbangkan faktor bantuan,
otoritas, persetujuan, atau kerja sama yang diperlukan ketika
menghadapi perilaku-perilaku baru yang cukup berisiko dan
sulit, dengan mengembangkan strategi pengaruh yang
menawarkan modal sosial yang dibutuhkan dalam rangka
membantu membuat suatu perubahan yang diharapkan.

5) Motivasi struktural

Memberikan penghargaan dan hukuman bisa


menjadi suatu urusan yang menyulitkan. Oleh karena itu
ketika melihat motivator ekstrinsik yang digunakan untuk
mendukung atau menjatuhkan perilaku, patuhilah sejumlah
kecil prinsip yang membantu. Yaitu dengan mengandalkan

67
motivator pribadi dan sosial sebagai serangan garis depan
dan menanggung beban berat motivasi.

Ketika influencer memilih menggunakan


penghargaan ekstrinsik, maka harus memastikan bahwa
penghargaan itu berkaitan langsung dengan perilaku vital.
Yaitu mengaitkan penghargaan dengan tindakan khusus
yang ingin dilakukan berulang-ulang. Demikian halnya jika
harus menerapkan hukuman, maka bisa dimulai dengan
memberikan peringatan. Biarkan orang lain juga
mengetahui, sebelum benar-benar menjatuhkan hukuman.

6) Kemampuan struktural

Ketika berbagai strategi berbasis lingkungan secara


rutin digunakan oleh para ahli sebagai sarana untuk
mendatangkan perubahan, maka yang tidak bisa dipungkiri
adalah adanya kekuatan dari keakraban atau aliran data
atau faktor fisik lainnya sebagai alat pendukung dalam usaha
pengaruh perubahan tersebut. Seorang influencer harus
memiliki suatu strategi untuk mempengaruhi cara informasi
mendapatkan jalan keluar dari ceruk dan celah gelap ke
tempat baru yang terang. Dengan memberikan petunjuk
kecil di lingkungan sekitarnya, maka mereka akan
memperhatikan poin-poin data yang penting dan mengubah
cara orang berpikir, yang akhirnya akan mengubah cara
mereka bersikap.

Cara lainnya yaitu dengan mengidentifikasi elemen


lingkungan yang secara halus mengarahkan perilaku orang-
orang agar menjadi lebih jelas. Artinya, seorang influencer
harus mengetahui pentingnya membuat suatu perubahan
dari yang tidak terlihat menjadi terlihat nyata. Hal ini juga
dapat dilakukan dengan belajar memperhatikan suatu

68
dampak yang tidak terlihat dan terpikirkan oleh orang lain,
namun dapat dijelaskan secara lebih nyata akan dampak
tersebut yang tidak diketahui oleh orang lain.

Dengan keenam sumber pengaruh tersebut akan


membantu seorang influencer untuk menciptakan
perubahan berdasarkan tiga kunci utama dengan cara
menggabungkan keenam sumber pengaruh tersebut.
Caranya cari sumber pengaruh yang menantang, lalu
gabungkan beberapa sumber pengaruh tersebut ketika
menciptakan strategi pengaruh. Hal ini harus dilakukan
penelitian dan percobaan secara pribadi, kombinasi mana
yang paling mendukung dan paling tepat diantara keenam
sumber pengaruh tersebut untuk melakukan perubahan
terbaik sesuai yang diinginkan.

Simpulan

Dosen adalah seorang yang berdasarkan pendidikan


dan keahliannya diangkat oleh penyelenggara perguruan
tinggi dengan tugas utama mengajar pada perguruan tinggi
yang bersangkutan. Sedangkan tugas pokok dosen adalah
melaksanakan pendidikan dan pengajaran pada perguruan
tinggi, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat.
Dosen juga disebut sebagai pendidik profesional dan
ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan,
mengembangkan, dan mnyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.

Budaya akademik yang produktif akan dapat


menghasilkan berbagai produk akademik yang bermanfaat
bagi kemanusiaan, yaitu melalui publikasi ilmiah, ilmu

69
pengetahuan, teknologi, dan berbagai inovasi untuk
menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada bahkan
dapat mengembangkan nilai-nilai universal kemanusiaan
dalam mengupayakan kesejahteraan dan kemaslahatan
bersama.

Seorang dosen diharapkan memiliki kemampuan


mempengaruhi orang lain sebagai seorang ‘influencer’ yang
baik agar dalam usaha mentransformasikan,
mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan
tidak ada ‘gap’ komunikasi antara dosen dengan
mahasiswanya. Terdapat tiga kunci sukses yang harus
dimiliki oleh seorang dosen agar ia bisa disebut sebagai
seorang influencer: (1) Berfokus dan terukur; (2)
Menemukan perilaku vital; dan (3) Menyatukan enam
sumber pengaruh, yang meliputi: a) motivasi pribadi; b)
kemampuan pribadi; c) motivasi sosial; d) kemampuan
sosial; e) motivasi struktural; dan f) kemampuan struktural.

70
Referensi

Grenny, Joseph., et.al. (2013). Influencer Ilmu Baru dalam


Memimpin Perubahan. Jakarta: Dumanis
Publishing.

Keputusan Menkowasbangpan No.


38/KEP/MK.WASPAN/8/1999 tentang Jabatan
Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya.

Nugroho, Iwan. (2013). Budaya Akademik Dosen


Profesional. Solo: Era Adicitra Intermedia.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 37 tahun


2009 PP No. 37 tahun 2009 tentang Dosen.

Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran


Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta:
Rajawali Pers.

Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan


Dosen.

71
Biodata Penulis

Nama lengkap Eko Sudarmanto. Lahir di


Boyolali, 12 Maret 1970, anak kedua dari
pasangan Dulkarim (alm.) dan Sunarti. Saat
ini penulis sedang menyelesaikan
pendidikan program doctoral di Institut
Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ)
Jakarta, Program Studi Ilmu Alquran dan Tafsir. Pendidikan
sebelumnya, Pascasarjana Universitas Muhammadiyah
Tangerang (UMT) Program Studi Magister Manajemen
(2009-2012), Sarjana Akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi (STIE) Muhammadiyah Jakarta (1997-2000),
Akademi Akuntansi Muhammadiyah (AAM) Jakarta (1992-
1996), SMA Negeri Simo Boyolali (1985-1988), SMP
Muhammadiyah VI Klego Boyolali (1982-1985), dan
Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah (MII) Jaten Klego Boyolali
(1976-1982). Pelatihan dan ujian sertifikasi profesi yang
pernah diikuti, yaitu Certified Risk Associate (CRA) dan
Certified Risk Professional (CRP) masing-masing di tahun
2020. Aktivitas kegiatan penulis saat ini adalah Dosen tetap
Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Muhammadiyah
Tangerang [UMT] Indonesia. Sebelum aktif menjadi
akademisi (sejak tahun 2015), penulis cukup lama malang
melintang sebagai praktisi di dunia perbankan (sejak 1991),
dan dua tahun sebelumnya bekerja di PT JIPRI Rattan
Industry – Tangerang. Penulis dapat dihubungi melalui
alamat email: ekosudarmanto.umt@gmail.com .

72
KARAKTER PROFESI DOSEN
Oleh: Drs. Rusman Latief M.Ikom
Dosen Akademi Televisi Indonesia (ATVI)

A. Anak Kampung
Kota Palopo, berjarak sekitar 350 km dari kota
Makassar Sulawesi Selatan, adalah kota kelahiran penulis.
Karena orang tua bertugas di kota Kendari Sulawesi
Tenggara (1970-an). Maka masa kecil dan pendidikan dasar
penulis seluruhnya dilakukan di kota Kendari. Bersekolah di
Sekolah Dasar Mandonga. Lokasinya tepat di jalan utama,
menghubungkan Bandar Udara Wolter Monginsidi
(sekarang Haluoleo) dan kota Kendari. Setiap orang yang
menggunakan pesawat udara akan lewati di depan penulis.
Termasuk, pejabat negara yang berkunjung ke kota
Kendari, akan melewati SD Mandonga.
Peristiwa yang tidak bisa terlupakan, jika pejabat
negara yang akan berkunjung ke kota Kendari, entah
menteri, atau pejabat setingkat menteri. Kami murid SD
Mandonga, akan mempersiapkan menyambut kedatangan
pejabat negara tersebut. Merapikan dan mengecat pagar
dan dinding sekolah dengan bubur kapur berwarna putih,
menggunakan kuas yang terbuat dari alang-alang.
Sebenarnya pagar itu sudah dicat, hanya saja karena
catnya dari bahan kapur, terkena hujan sedikit saja catnya
rontok.
Biaya pembelian cat bubur kapur, penulis tidak ingat,
siapa yang membiayainya. Tetapi biasa dibebankan kepada
murid. Demikian juga kuas dari alang-alang, alat pemotong
rumpun, arit, cangkul dan parang, Di bawa dari rumah
masing-masing murid. Jarak tempuh perjalanan, beberapa
ratus meter hingga beberapa kilo meter. Membawa cat
kapur, cangkul, skop, arit, atau parang. Meletihkan, tetapi

73
tidak terasa karena dikerjakan atas unsur kebahagiaan.
Kebahagiaan kedatangan tamu negara. Kami juga akan
memasang bendera-bendera merah putih ukuran besar dan
kecil diikat dengan benang agar suasananya semarak. Mirip
merayakan hari kemerdekaan 17 Agustus. Pokoknya
Pekerjaan yang hebat dan luar biasa.
Tiba waktunya tamu negara berkunjung ke kota
Kendari. Kami hanya tahu hari kedatangan, tidak tahu jam
berapa tibanya. Pada hari kedatangan tamu negara tersebut,
biasanya kami berpakaian pramuka lengkap atau memakai
seragam putih-putih lengan panjang. Berdiri di pinggir jalan
depan sekolah, memegang bendera merah putih dengan
pegangan lidi daun kelapa.
Karena tidak tahu jam berapa kedatangannya, kami
pun berdiri di pinggir jalan sejak pukul 08:00 pagi. Berdiri
menunggu dengan menyiapkan yel-yel untuk sambutan
penghormatan. Tanda bahwa tamu negara akan lewat
mengandalkan suara sirene. Suara sirene sudah akan
terdengar dari jarak jauh. Kami akan tetap berdiri di pinggir
jalan selama sirene tidak terdengar. Jika kelelahan berdiri
dan pusing tersengat matahari, guru yang mendampingi
kami akan menyuruh beristirahat sejenak di ruang kelas.
Kemudian kembali lagi ke pinggir jalan. Hal itu, bisa terjadi
berulang kali, hingga matahari berada di atas kepala kami.
Panas, lelah, pusing, haus dan lapar bercampur aduk,
tinggal mobil rombongan tamu negara lewat di depan kami.
Mengibarkan bendera dan meneriakkan yel-yel sebagai
tanda gembira atau kehadiran tamu negara. Kegiatan
menyambut tamu negara tidak sekali, berkali-kali, dan
berkali-kali dan selalu mempersiapkan penyambutan yang
sama.
Sebagai murid sekolah dasar, menyambut tamu
negara melelahkan. Mempersiapkan secara detail, lengkap,

74
dan membutuhkan waktu, tenaga dan biaya. Prosesi
penyambutannya, hanya rombongan kendaraan roda empat
yang lewat secepat kilat. Mengibarkan bendera di tangan
sambil meneriakkan yel-yel. Setelah itu selesai. Tidak tamu
rupa siapa yang ada di dalam mobil. Lambaian tangan pun
tak ada apalagi senyuman. Tetapi waktu berikutnya kami
akan menyambut mobil yang melaju secepat itu itu.
Hingga suatu waktu, penulis bertanya kepada Kakak
sepupu yang sudah sekolah menengah atas. “Kak siapa sih,
di dalam mobil yang selalu kami sambut kedatangannya,
berdiri menunggunya di pinggir jalan?” tanyaku. “Adikku,
mereka itu pejabat negara, politisi. Mereka yang mengatur
negara ini, memberikan pekerjaan dan kehidupan kepada
kita, membangun sekolah, membagikan beras dan
membayar gaji orang tua kita,” jawab kakak sepupuku.

USAI KULIAH “PRODUKSI ACARA TELEVISI”


AKADEMI TELEVISI INDONESIA (ATVI) DI STUDIO 2
INDOSIAR
Sumber: Dokumentasi Pribadi

75
Jawaban itu, melekat dalam pikiran penulis, selalu
mengiang-ngiang di otak, hingga akhirnya bercita-cita ingin
seperti mereka yang ada dalam mobil melesat secepat kilat.
Meskipun tidak pernah melihat wujud, apalagi wajahnya,
tetapi dalam pikiran penulis, mereka adalah secara fisik
baik, dan yakin mereka adalah orang baik, simpatik dan
menyenangkan.
B. Ilmu Politik
Cita-cita ingin menjadi pejabat negara alias politisi
yang masih melekat dalam pikiran, saat masuk perguruan
tinggi, mencari dan memilih jurusan ada unsur-unsur
politiknya. Berniatnya ingin melayani, membantu banyak
orang, memberikan kehidupan dan kesejahteraan kepada
masyarakat. Sadar dan yakin, lalu diterima sebagai
mahasiswa bidang studi Ilmu politik fakultas ilmu sosial dan
Ilmu politik. Kuliah krisan ilmu politik di kota Makassar,
bersyukur dan bangga, karena sesuai harapan.
Belajar ilmu politik, dan aktif berorganisasi di
kampus dan luar kampus sangat mengasyikkan. Terutama
diskusi-diskusi kelompok yang membahas tentang isu-isu
politik dan kebijakan publik. Di samping kuliah penulis juga
akhir politik praktis di lingkungan kampus, melalui organisasi.
Dalam hal mendukung memilih ketua atau pengurus
organisasi, kadang berlandaskan, suka tidak suka, kelompok
kita atau kelompok mereka. Saling memengaruhi konstituen,
dan seterusnya dan seterusnya. Kandidat yang baik, karena
satu daerah, tidak satu kelompok, tidak satu suku, , tidak
jurusan dan lainnya, kadang tidak terpilih.
Hal ini tidak hanya berlaku di dalam kampus tetapi
juga organisasi di luar kampus. Untuk memilik ketua
organisasi kepemudaan kemasyarakatan, dibutuhkan
kompromi dengan dukungan pejabat setempat. Hasil
pilihan, sarat dengan kompromi dan kepentingan-

76
kepentingan, nepotisme, pertemanan, keluarga, dan
kelompok. Semuanya itu Mengasyikkan dan menambah
pengalaman tentang bagaimana bermasyarakat.
Tamat kuliah, tujuan utama adalah bekerja.
Meskipun tidak memiliki keahlian teknis untuk bekerja dalam
bidang industri. Tetapi keberuntungan selalu datang tepat
pada waktunya. Seorang sahabat mengajak bekerja di salah
satu perusahaan. Sebagai kepada sumber daya manusia
(SDM) di Kota Makassar. Kemudian hijrah ke Jakarta, untuk
mengubah dan merencanakan masa depan yang lebih baik.
Di Jakarta, menjadi seorang jurnalis media cetak pada
penerbitan internal organisasi perusahaan impor. Tugasnya
mencari dan menulis berita tentang ekonomi atau tentang
ekspor dan impor.
Terbit mingguan, menulis minimal tiga tulisan per
sekali terbit. Meskipun media kecil, tetapi sering mendapat
undangan jumpa pers dari beberapa departemen
kementrian RI. Sebagai jurnalis banyak bertemu orang,
hingga akhirnya bertemu dengan seorang narasumber,
merekomendasi penulis melamar dan diterima sebagai
karyawan di salah satu stasiun televisi swasta nasional
televisi, pada devisi produksi nondrama bagian tim kreatif,
untuk program siaran, music, variety show, kuis, games,
talkshow, dan feature show. Bidang kerja yang sama sekali
baru bagi penulis, beruntung mendapat teman-teman yang
baik. Membimbing, mengajari mengusai bidang teknologi
penyiaran.
Bekerja sebagai tim kreatif, dan sangat
menikmatinya. Seluruh pikiran, tenaga, persenan, setiap
harinya hanya untuk membuat program yang disukai
audiensi (khalayak). Dari segi isi, penyajian dan jam tayang.
Hingga akhirnya penulis berhenti stasiun televisi dan bekerja

77
sebagai seorang profesional producer director (PD) untuk
program televisi atau karya audio visual.
C. Tidak Ada Bayangan
Suatu waktu penulis mengantar istri ke tempat kerja
yang menjabat sebagi dekan fakultas Ilmu Komunikasi di
salah satu perguruan tinggi di Jakarta. Ia bercerita bahwa
mata kuliah “berpikir Kreatif” hingga pertemuan kedua pada
saat itu, belum ada dosen pengampunya. Selain karena
keterbatasan tenaga dosen, juga karena mata kuliah
tersebut mata kuliah baru. Jadi harus mencari dosen yang
memiliki kapasitas berpikir kreatif.
Ia meminta kepada penulis, jika ada teman penulis
yang memiliki pengalaman kreatif dan mau mengajar
mengajar mata kuliah berpikir kreatif, bisa mengirim
lamaran. Teman-teman penulis umumnya berpendidikan
strata 1 (S1), sementara standarisasi menjadi dosen minimal
strata 2 (S2). Karena pagi itu, ada kelas kuliah “berpikir
kreatif” Tanpa pikir panjang, “Biar saya yang mengajar, hari
ini,” kataku. Tujuan penulis untuk membuat suasana
kondusif dan membuat istri nyaman karena belum ada dosen
pengajar.
Penulis berani mengambil tanggung jawab mengajar
saat itu, karena masa bekerja di stasiun televisi penulis
adalah bagian kreatif (content creator). Penulis berpikir, saat
mengajar, cukup menceritakan bagaimana pekerjaan kreatif
media televisi, sebagai awal perkuliahan, dan untuk
membagi pengalaman dan pengetahuan. Kuliah pun di
mulai, dan selesai. Sebagai bentuk tanggung jawab. Minggu
berikutnya, karena belum menemukan dosen yang mau
mengajar, penulis melanjutkan mengajar, menyempurnakan
dan membuat Satuan Acara Pengajaran (SAP), dan
mempersiapkan materi pelajar berikutnya.

78
Penulis mulai menikmati pekerjaan sebagi seorang
dosen. membeli dan membaca buku yang berhubungan
dengan kreativitas. Begitu semangatnya mengajar, jadwal
mengajar benar-benar sesuai waktunya. Tidak pernah lebih
cepat, keluar kelas dari waktu yang ditentukan. Pokoknya
semuanya berjalan sesuai aturan. Mengajar hari sehari, hari
lainnya tetap menyelesaikan pekerjaan syuting program
televisi sesuai dengan kontrak kerja dengan pihak
production house (PH) atau stasiun televisi.
D. Karakter
Dengan berjalannya waktu, menjadi seorang dosen
dengan mengajar, mulai penulis nikmati. Cita-cita masa di
sekolah dasar, ingin membantu orang lain untuk
meningkatkan kualitas hidupnya, melayani dan berbagi
pengetahuan dan pengalaman kepada orang lain, membuat
penulis bersemangat dan mulai merasakan bahwa mengajar
adalah karakter yang tepat bagi penulis. Penulis pun
mengambil kuliah strata 2 ilmu komunikasi sebagai syarat
dasar untuk menjadi seorang dosen. Kuliah dan mengajar
berjalan bersama, dan kuliah pun selesai.
Dengan berjalannya waktu, karena ilmu yang penulis
tekuni bidang broadcast televisi, penulis pun mengajar tidak
hanya di satu kampus tetapi di beberapa kampus di
JABODETABEK. Tidak mengenal lelah, bersemangat walau
usia sudah tidak muda lagi. Kebahagiaan mengajar yang
paling rasakan, jika di kelas seluruh sudah mahasiswa hadir
sebelum perkuliahan di mulai. Dengan tenang
mendengarkan, mencatat, dan bertanya tentang hal yang
penulis sampaikan. Perilaku mahasiswa itulah yang
membuat penulis terus bersemangat memacu kendara roda
dua dari kampus satu ke kampus. Menyapa, memberikan
materi kuliah, melayani, berdiskusi, dan dengan sabar

79
mendengarkan masalah-masalah perkuliahan mahasiswa
dan berusaha memberikan saran dan solusi.

NARASUMBER “WORKSOP PRODUKSI KONTEN


KREATIF MEDIA TV”
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS
BAHYANGKARA
Sumber: FIKOM Universitas Bhayangkara

Sadar diri sebagai dosen, penulis berusaha


beradaptasi dengan lingkungan akademis yang
berlandaskan tari Dharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan
dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta
pengabdian masyarakat. Hal yang tidak pernah penulis
temui di dunia kerja. Penulis dengan tekun mencari dan
menambah ilmu bidang yang penulis ajarkan, meskipun
memiliki pengalaman, tetapi dalam proses mengajar
pengalaman ternyata tidak cukup, harus dilengkapi dengan
teori-teori yang menyempurnakan penerapan praktek di
lapangan kerja. Teori dan praktek harus berjalan sejajar

80
untuk kesempurnaan sebuah ilmu khususnya bidang ilmu
terapan.
Penulis juga, mempelajari dan
mengimplementasikan etika dan regulasi di lingkungan
kampus dan bidang ilmu yang penulis ajarkan. Pada hal-hal
yang pantas tidak pantas, boleh tidak boleh, cocok tidak
cocok, dan lainnya. Berusaha memiliki ilmu atau
pengetahuan dan mengembangkannya. Berbicara atas
dasar data dan fakta, serta bertindak dan berperilaku
bijaksana, dan memberi tanpa mengharapkan kepada
masyarakat dan masyarakat. Oleh karenanya, penulis sadar
bahwa untuk menjadi dosen atau pengajar profesional ada
beberapa unsur yang harus dimiliki, yaitu:

1. Berilmu: Modal utama dosen adalah ilmu pengetahuan,


karena dosen selalu diasosiasikan orang-orang pintar.
Orang-orang terpelajar. Oleh karena itu, dosen harus
memiliki ilmu pengetahuan. Selalu berusaha meningkatkan
kualitas ilmu pengetahuan yang diajarkan. Tidak berdiam
diri, menunggu ilmu itu datang padanya, puas dengan ilmu
yang sudah dimiliki, tetapi harus dan tetap mencari dan
mengejar ilmu tersebut. Khususnya pada ilmu yang
berhubungan dengan yang diajarkan. Merasa kurang dan
tidak cukup (skeptis) sehingga seumur hidupnya haru
belajar dan mengajar.

2. Bersemangat: Seorang dosen harus memiliki semangat


‘passion” keinginan besar, dalam menjalankan tugas.
Mengajar tepat waktu, disiplin, serta tegar dalam
menghadapi berbagai hambatan dalam menjalankan
tugasnya. Tidak mudah menyerah menghadapi perubahan-
perubahan dan selalu berusaha mendapat dan memberikan
solusi. Bersemangat mencari dan mengembangkan ilmu

81
pengetahuan yang digeluti dan selalu bersemangat
membagikannya kepada orang lain, terutama yang
membutuhkannya.

3. Bersyukur: Bersyukur sinonim berterima kasih. Bersyukur


juga dapat diartikan mengetahui dan menerima nikmat yang
didapatkan atau dirasakan dengan kerendahan hati. Dosen
adalah manusia pandai dan bersyukur. Bersyukur dengan
nikmat yang didapatkan dengan hasil jerih payahnya. Tahu
berterima kasih atas kemudahan, kenikmatan dan rezeki
yang didapatkan. Bersyukur tidak hanya diucapkan di bibir.
tetapi diimplementasikan dalam aktivitasnya setiap hari.
Tidak memaksakan kehendak pada orang lain. Sadar bahwa
memaksakan kehendaknya pada orang lain akan
menciptakan musuh. Tugas dosen bukan menciptakan
musuh tetapi mendamaikan yang bermusuh, dan
membangun kedamaian.

4. Bermanfaat: Bermanfaat artinya memiliki guna untuk orang


lain atau sesama. Baik guna yang bisa dirasakan atau
dinikmati secara langsung maupun tidak langsung. Baik
kepada orang yang tidak menyukainya terlebih kepada yang
menyukainya. Sadar bahwa meskipun berbuat baik, ada
saja yang tidak mendukung atau menyukainya. Paham
dengan rumus, jika ada 50 orang yang menyukaimu,
mungkin ada 50 orang yang tidak menyukaimu. Tidak
melihat dari golongan, ras, suku atau agama tertentu.
Pokoknya seluruh umat manusia dilayaninya dengan dasar
manfaat yang ada pada dirinya.

5. Berbagi: Sifat dasar dosen adalah berbagi. Selalu


berkeinginan untuk berbagi. Berbagi pengertiannya,
memberi dan menerima. Berbagi ilmu pada orang lain tetapi

82
juga membuka diri untuk menerima kritik, dievaluasi dan
saran dari orang lain. Tetapi sifatnya didominasi sifat
berbagi. Selalu ingin memberi. Tidak mau menikmati atau
mengetahui untuk dirinya sendiri. Apa yang dimiliki akan
selalu dibagikan pada orang lain, dan selalu mengulurkan
tangan kepada yang membutuhkannya, diminta maupun
tidak diminta.

E. Profesi
Dari uraian pengalaman penulis di atas, dapat
disimpulkan profesi dosen adalah profesi yang mulai.
Memberi tanpa pernah meminta. Profesi yang berlandaskan
ilmu yang dicari atau dialami sendiri, kemudian dibagikan
kepada orang lain. Bertindak bijaksana, dalam melakukan
sesuatu, dilandasi manfaat untuk orang lain, tanpa memikir
kepentingan dirinya sendiri.
Meskipun sudah melakukan secara profesional,
tetapi dosen juga manusia. Kadang dalam tindakan ada
yang kurang atau tidak sempurna. Bisa dimaklumi tetapi
kadang ada segelintir orang yang tidak menerima
ketidaksempurnaan itu. Dosen bukanlah malaikat yang
harus sempurna. Ketidaksempurnaan dalam menjalankan
profesi dosen, bisa jadi dilandasi faktor kondisional sebagai
berikut:

1. Menjadi dosen karena cita-cita: Sejak kecil sudah bercita-


cita menjadi menjadi dosen atau menjadi guru. Karena cita-
cita itu, Ia bersekolah pada bidang yang mengarahkannya
untuk menjadi dosen. Mengambil jenjang pendidikan yang
linier sampai tingkat tertinggi.
2. Menjadi dosen karena kebetulan: Dimaksudkan tidak
dengan sengaja menjadi dosen. Bisa disebut sebagai hoki
bernasib menjadi dosen. Biasanya hal ini berhubungan

83
dengan situasional. Situasi yang membuatnya menjadi
dosen.
3. Menjadi dosen karena terpaksa: Terpaksa dimaksudnya
tidak ada pilihan lain. Tidak bercita-cita menjadi dosen. Pada
saat membutuhkan pekerjaan, hanya ada lowongan menjadi
dosen. Kebetulan memenuhi persyaratannya, maka jadilah
dosen.
Dengan tiga unsur jalur menjadikan dosen sebagai
profesi, tak heran jika dosen memiliki karakter yang berbeda
satu sama lainnya. Mulai dari gaya berpakaian, berbicara,
berjalan, mengajar, dam lainnya. Dengan karakter yang
berbeda itu, tidak salah meminjam istilah William Arthur
Ward, seorang penulis inspiratif, yang mengatakan, ada
empat karakter dosen.
(1) Dosen biasa-biasa: Biasanya pandai berbicara.
(2) Dosen bagus: Pandai menerangkan. (3) Dosen hebat:
Pandai mendemonstrasikan, dan (4) dosen Mulia: dosen
yang memberikan inspirasi. Mau jadi dosen karakter yang
mana? Semuanya kegiatan profesi dosen bermuara pada
berbagi. Berbagi ilmu dan pengalaman untuk meningkatkan
kualitas kehidupan manusia.

84
TENTANG PENULIS

RUSMAN LATIEF, teman-


temannya memanggil Rusman
lahir di kota Palopo, sekitar 360
km dari kota Makassar Sulawesi
Selatan. Anak kedua dari lima
bersaudara. Sejalahir hingga
kuliah waktunya dihabiskan
tinggal di Kompleks Militer,
sehingga penulis menyebut dirinya, Anak Kolong.
Kegiatannya saat ini, pengajar tetap di Akademi
Televisi Indonesia (ATVI), Vokasi Penyiaran Universitas
Indonesia, Universitas Mercu Buana Jakarta, Universitas
Pancasila Jakarta, Politeknik Negeri Media Kreatif
(POLIMEDIA) Jakarta, dan di Universitas Tama Jagakarsa
Jakarta.
Bersama Istri tercinta, Yusiatie Utud, sudah menulis
buku tentang televisi yaitu, Kamus Pintar Broadcasting
(Penerbit Yrama Widya, 2013); Siaran Televisi Nondrama,
Kreatif, Produksi, Public Relations, dan Iklan (penerbit
PrenadaMedia Group, 2015); Menjadi Produser Televisi
(penerbit PrenadaMedia Group, 2017); Kreatif Siaran
Televisi (penerbit PrenadaMedia Group, 2017); Word Of
Mouth Communication Produk Penjualan (penerbit MSC,
2018); dan Panduan Produksi Acara Televisi Nondrama
(Penerbit PrenadaMedia Grop, 2020).
Sebelum menjadi dosen, pernah bekerja di stasiun
televisi Indosiar, memulai karir sebagai Tim Kreatif hingga
posisi terakhir Eksekutif Produser (EP) program nondrama.
Berhenti dari Indosiar, aktif di beberapa Production House
sebagai, produser, Creative Director dan Program Director

85
(PD). Program yang pernah dikerjakan di antaranya,
Kenapa Ya MNCTV, Pendidikan Usia Dini MNC Picture,
Masa Kalah Sama Anak-anak, News Boom dan News Bus
tvOne. Membantu Helmy Yahya memproduksi Program
Penghuni Terakhir (PETIR) ANTV, dan juga memproduksi
beberapa program di stasiun televisi lokal.
Penulis menyelesaikan pendidikan di SDN
Mandonga Kendari, SMPN I Kendari Sulawesi Tenggara.
SMAN 159 Sungguminasa Gowa Sulawesi Selatan, dan
alumni Jurusan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Hasanuddin Makassar Sulawesi Selatan, dan
menyelesaikan pendidikan Pasca Sarjana Ilmu Komunikasi
Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta. Penulis tinggal di
kota Depok Jawa Barat, bersama istri tercinta, Yusiatie Utud
dengan dua anak yaitu Muhammad Wira Akira (25) dan Raja
Daffa Abdullah (19).
Penulis dapat dihubungi melalui email:
rusmanlatief2@gmail.com, produsernondrama@gmail.com,
rusmanlatief64@gmail.com. Instagram: rusman_latief,
Facebook: Rusman Latief, Twitter:@LatiefRusman.
Whatsapp 0811985247.

86
MENJADI DOSEN ADALAH SEBUAH ANUGERAH

Oleh : Nurwahyuni, M.Pd.

Anugerah terindah dalam hidup manusia adalah


bagaimana manusia itu bisa bermanfaat untuk manusia
lainnya, saya sunguh merasa bangga ketika bisa menjadi
manfaat untuk orang lain yang membutuhkan saya. Seperti
halnya saat ini dimana dunia sedang dilanda bencana
pandemi Covid-19 yang telah menyebabkan banyak dampak
dalam berbagai aspek dan salah satunya dampak yang bisa
kita rasakan sebagai seorang pendidik adalah di bidang
pendidikan.

Akibat dari pandemi covid-19 ini, menyebabkan


diterapkannya berbagai kebijakan untuk memutus mata
rantai penyebaran virus covid-19. Upaya yang dilakukan
oleh pemerintah Indonesia salah satunya dengan
menerapkan himbauan kepada seluruh masyarakat supaya
melakukan physical distancing yaitu himbauan untuk
menjaga jarak, menjauhi aktivitas yang melibatkan orang
banyak atau berkerumun. Upaya tersebut ditujukan kepada
seluruh lapisan masyarakat agar dapat dilakukan untuk
memutus mata rantai penyebaran covid-19 yang terjadi saat
ini. Kebijakan ini di ambil pemerintah karena menginggat
jumlah pasien yang terjangkit virus ini semakin bertambah
setiap harinya, oleh sebab itu beberapa hari setelah
pemerintah mengeluakan surat edaran untuk diakukan
isolasi madiri maka kampus kami secara resmi
mengeluarkan surat edaran yaitu himbauan untuk
meniadakan sementara proses belajar mengajar secara
tatap muka sampai waktu yang tidak di tentukan atau
dengan kata lain ditutup sementara. Hal ini mengakibatkan

87
semua tugas perkuliahan dan aktivitas kampus dilakukan
dari rumah. Work from home. STKIP Yapis Dompu termasuk
di antara kampus yang awal melakukan penutupan kampus
dan pemindahan seluruh aktivitas secara daring.

Hal itu kami rasa perlu untuk dilakukan, meski secara


statistik NTB khususnya Dompu masih berada dalam
kategori “aman” pada saat itu dibandingkan dengan kota
lainnya yang ada di Indonesia. Inilah yang menjadi
tantangan baru bagi kami para dosen yang harus merubah
cara mengajar kami yang biasanya dilakukan dengan cara
bertatap muka secara langsung tetapi sekarang harus
melalui aplikasi, disini kami di tuntut untuk lebih kreatif dalam
hal mengajar supaya para mahasiswa tidak merasa bosan
selama melakukan proses belajar melalui tekhnik daring ini.

Sejujurnya banyak suka duka yang saya pribadi


rasakan selama melakukan proses belajar secara online ini,
disamping banyaknya mahasiswa yang mulai mengeluhkan
harga kuota yang mahal ada juga yang tidak sadar saat
kuliah berlangsung menerima pangilan telephon dan
mengakibatkan dia tiba-tiba menangis di tengah belajar
sedang berlangsung dan sontak saja teman-temannya yang
melihat itu secara tidak sadar menertawakan hal tersebut
setelah mengetahui penyebabnya, itulah sebagian dari
pengalaman saya secara langsung saat melakukan kuiah
secara daring.

Berbicara mengenai pendidikan di perguruan tinggi ,


pasti tidak lepas dari peran seorang dosen. Dosen adalah
sebuah profesi yang sangat mulia. Dosen sebagaimana guru
telah banyak melahirkan orang-orang hebat yang awalnya
tidak mengerti apa-apa menjadi mengerti. Hal yang paling

88
menyenangkan dari seorang dosen bukan lamanya
mengeluti profesi, bukan karena sudah tersertifikasi. Juga
bukan dari banyaknya tepuk tangan panjang dari
mahasiswanya. Juga bukan saat dipuji, disanjung, digemari,
atau saat ditakuti mahasiswannya. Seorang dosen sangat
bangga kalau mahasiswa paham dengan apa yang dia
ajarkan. Dia merasa sangat puas manakala mahasiswanya
berhasil meraih cita-citanya dan bangga jika mampu
menjelaskan hal yang sulit menjadi mudah. Karena tugas
dosen bukan hanya untuk mengajar tetapi lebih dari itu,
tugas dosen yang tidak kalah penting adalah mendidik. Dan
yang paling penting, dosen berkewajiban memotivasi
peserta didiknya dalam berbagai hal yang positif untuk
merangsang para mahasiswa/I menjadi semakin sukses.

Awal mula semua ini terjadi adalah, sebenarnya tidak


pernah terpikirkan sejak bangku sekolah dulu menjadi
seorang dosen merupakan profesi yang penuh dengan
keberkahan. Tidak pernah juga membayangkan sebelumnya
profesi dosen inilah yang juga membentuk kepribadian dan
kebahagiaan yang saya rasakan saat ini. Mata hati dan raga
semakin terpana ketika menjalani profesi ini dengan suka
cita dan kerja keras yang nyata. Karena terlalu sempit
rasanya menilai sebuah profesi dari aspek penghasilan
semata, penghasilan materi itu sifatnya abstrak dan relatif
dimanapun kita bekerja karena itu adalah bonus dari apa
yang kita lakukan tapi yang intinya adalah kepuasaan batin
yang kita selalu rasakan setiap kali kita selesai memberikan
materi yang membuat anak didik kita bisa menjadi orang
yang mengetahui hal baru setiap harinya itulah yang selalu
kita harapkan sebagai dosen dan itulah yang selalu menjadi
anugerah terindah untuk kita sebagai pendidik. Kerena
sesunguhnya tidak akan pernah ada tolak ukur pasti bahwa

89
nominal gaji besar akan jaminan kebahagiaan hakiki bagi
seseorang.

Sebab harus kita percayai bahwa berjuang dengan


sungguh-sunguh dan memaknai pekerjaan sebagai dosen
dengan sebaik-baiknya tidak akan membuat kita miskin
dalam hal apapun. Makna “miskin” disini tentunya tidak
melulu tentang uang (penghasilan) semata, saya percaya
semakin banyak kita berbagi dan berdedikasi dengan
keikhlasan maka berkah duniapun akan setia hadir
mencukupkan kebutuhan duniawi. Saya merasakan itu dan
dalam agamapun menjelaskan tentang hal itu.

Setelah hampir kurang lebih 3 tahun saya


mengabdikan diri menjadi dosen saya sangat menikmati
setiap proses yang saya jalani sampai saat ini dan saya
selalu merasa banyak sekali anugerah Tuhan yang terjadi
pada diri saya, karena sebenarnya menjalani profesi sebagai
dosen membuat kita akan selalu merasa “kaya” akan banyak
hal. Mapan dalam penghasilan hanyalah sebagian kecil dari
berkah mulia lainnya. Selain faktor penghasilan, adanya
kenaikan derajat dan status sosial sebagai dosen (You’ll get
first level of respect by being a lecturer) tanpa harus diminta.
Punya banyak relasi dan koneksi dengan berbagai macam
stakeholder seperti pemerintah dan swasta. Bisa mengenal
dan menjalin silahturahmi tanpa batas dengan puluhan ribu
mahasiswa/i yang pernah mendapat siraman Ilmu dari kita
sebagai dosen. Mendapat kesempatan berkarya dalam
pemenuhan pengajaran, penelitian dan pengabdian
masyarakat secara berkala sangat mendewasakan diri
sebagai dosen yang harus terus bertumbuh dan berpikiran
terbuka.

90
Dosen yang baik ialah dosen yang tidak pelit dan
perhitungan dalam berbagi Ilmu. Ia tidak memperlakukan
ilmu selayaknya barang yang dapat dijual belikan, tetapi dia
akan memperlakukan ilmu sebagai ladang ibadah dan
kontribusi nyata sebagai pendidik yang berintegritas
begitulah yang seharusnya dilakukan oleh para dosen.
Seringkali kita melihat seseorang melakukan sesuatu hal
dengan penuh semangat, senang dan antusias. Terkadang,
bahkan sampai tidak mengenal waktu dan lelah karena
enjoy-nya dalam mengerjakan sesuatu hal tersebut. Energi
yang dikeluarkan dapat optimal sesuai dengan
kemampuannya. Namun sebaliknya, kita juga sering melihat
seseorang secara ogah-ogahan, setengah hati, kurang
semangat, ada keterpaksaan karena melakukannya hanya
sebagai kewajiban saja, tanpa menikmati pekerjaannya
tersebut. Hasil pekerjaan yang dicapai pun standar-standar
saja. Fenomena ini sering kita jumpai, di lingkungan
pekerjaan, perusahaan, instansi-instansi maupun dunia
pendidikan.

Kenyataannya, kita sering jumpai sosok dosen yang


mengajar dengan kurang antusias dan tanpa semangat serta
tidak energik. Potensi dan skillnya nampak tidak optimal.
Profesi seorang dosen dijalankan hanya sebagai rutinitas
dan terkesan pilihan profesi sebagai dosen hanya
keterpaksaan, pilihan terakhir karena tidak ada kerjaan lain.
Tetapi, banyak pula dosen yang kita jumpai sangat energik,
dengan etos kerja yang bagus, kreatif dan inovatif dalam
melaksanakan tugas dan pekerjaannya sehingga peserta
didiknya tidak merasa bosan dan antusias dalam belajar.

Sehingga tidak jarang banyak orang yang


mempunyai perspektif sempit mengenai profesi dosen,

91
banyak juga dosen yang menganggap profesi ini sebagai
profesi numpang lewat, bahkan untuk “keren-kerenan”
semata hanya untuk dipandang lebih berkelas dari profesi
yang lainnya. Padahal melalui profesi ini bisa hadir
segudang kesempatan dikehidupan kita. Sebut saja menjadi
ada kesempatan untuk menjadi pembicara, juri pemilihan
kontes, ikut workship/pelatihan gratis, bepergian/melancong
keluar negeri, jaringan pertemanan yang semakin luas,
kesempatan untuk mengenal banyak karakter manusia
sebagai ajang pembelajaran, menghasilkan kebahagia batin
dan lahir karena banyaknya energi positif disekelilingnya dan
masih banyak kesempatan baik lainnya.

Menjadi dosen juga tidak hanya bicara kuantitas


(jabatan, peringkat, background lulusan dan penguasaan
ilmu) semata tapi juga lebih mengedepankan faktor kualitas.
Dosen yang amanah akan mengajar dengan persiapan yang
baik, tidak hanya mengandalkan materi yang sudah usang
apalagi tidak sesuai dengan perkembangan zaman, selain
itu dosen yang baik bisa menjadi perantara yang bagus
untuk kemajuan keilmuan untuk mahasiwanya karna
sebagai dosen kita bisa ikut andil dalam keberhasilan
mahasiswa kita. Perlu dipahami dengan perubahan karakter
mahasiswa yang berasal dari generasi millenial, dosen harus
lebih mendepankan pendekatan student-centered learning.
Karakter serba instan dan cepat memungkinkan mahasiswa
“made in google” yang bisa lebih informatif dari dosennya
perihal informasi dan berbagai hal. Tapi jangan sampai
dosen “ketinggalan zaman” hanya karena malas serta
enggan untuk “upgrade diri”. Mempersiapkan diri secara
optimal berarti menghargai profesi yang dijalani dan
menghargai para mahasiswa/i yang kelak akan menjadi
individu sukses kelak. Ingatan mahasiswa akan dosennya

92
akan dikenal sepanjang hidupnya, pastikan rekam jejak
menjadi seorang dosen dapat menjadi “kenangan indah” ,
bukan malah menjadi “mimpi buruk” bagi mereka yang
pernah menjadi mahasiswa kita.

Karena sesunguhnya sebagian besar waktu, tenaga


dan ide-ide seorang dosen dituangkan untuk kemajuan
peserta didiknya dan pengembangan profesi karirnya. Dia
rela mengorbankan waktunya untuk merenung dan
mendapatkan ide-ide brilian untuk menciptakan strategi
mengajar yang dapat membuat peserta didiknya
senang. Mengajar bukan sekedar rutinitas pekerjaan, tetapi
suatu panggilan hati atau panggilan jiwa yang secara
emosional, kita benar-benar ikhlas dan senang untuk
melakukannya. inilah yang disebut dengan passion. Passion
bisa diartikan sebagai panggilan jiwa atau panggilan hati.
Passion dapat juga dikatakan sebagai sebuah perasaan
atau emosi terhadap suatu hal yang membuat seseorang
sangat berantusias dan tidak pernah bosan dalam
melakukannya sehingga melakukan hal secara ikhlas dan
sukarela. Passion merupakan motivasi dalam bekerja.
Ketika seseorang memiliki passion dalam pekerjaannya,
mereka cenderung kurang peduli terhadap perilakunya
ketika sedang bekerja, untuk menghasilkan lebih banyak
hasil dan lebih banyak kepuasan dari pekerjaannya itu.

Setiap hari, ratusan ribu bahkan jutaan dosen


terbangun dari tempat tidurnya untuk melakukan beragai
aktivitas rutin mereka. Pertanyaannya, apakah yang
menggerakkan hati dosen tersebut? yaitu passion. Menjadi
seorang dosen adalah tugas yang sangat mulia. Alangkah
indahnya proses belajar mengajar bila dosen sebagai
motivator dalam belajar dapat benar-benar enjoy untuk

93
melakukan pengajaran kepada peserta didiknya.
Keberhasilan peserta didik merupakan keberhasilan dosen
sebagai pendidiknya. Seorang dosen dapat dikatakan
sukses menjadi dosen bila memiliki kebahagiaan
sesungguhnya, yaitu berupa kepuasan batin bahwa dia
berhasil mencetak para generasi bangsa agar tumbuh
cerdas dan berakhlak mulia.

Passion menjadi seorang dosen, berarti dia benar-


benar menyukai dan tidak merasa terbebani melakukan hal
apapun yang berkaitan dengan tugas pokoknya. Dosen
memiliki prinsip ingin membuat peserta didiknya
berkembang, maju dan berhasil. Dari hari ke hari, waktu ke
waktu, memikirkan, merenungkan ide-ide kreatif dan brilian
apa yang dapat membuat peserta didiknya berhasil hingga
menggapai harapan dan cita-cita mereka. Seorang dosen
tidak mengukur segalanya hanya dari materi dan jabatan
belaka. Passion yang dimiliki karena dia memiliki perasaan
secara emosional dari hati yang paling dalam bahwa dia
benar-benar mencintai profesinya. Dia juga berdedikasi
tinggi atas perannya sebagai seorang dosen, kreatif dan
inovatif, pembelajar sejati, sabar dan peduli. Tantangan dan
rintangan apapun tidak akan mengendorkan semangat
yang telah tertanam.

Semangat besar terhadap tantangan dan rintangan


yang dia hadapi, bahkan justru membuat dia semakin
tertantang untuk menaklukkannya. Kepuasan dari
pekerjaannya sebagai seorang dosen didasari oleh
keberhasilannya dalam memberikan nilai manfaat bagi
sesama dan diri sendiri. Apa yang menjadi passion bagi
seorang dosen, belum tentu menjadi passion bagi dosen
yang lain meskipun sama-sama mengerjakan profesi

94
sebagai dosen. Setelah mulai terbuka makna dari passion,
marilah mulai menikmati hidup dengan menjalani pekerjaan
yang kita cintai. Sungguh tindakan yang sia-sia bila kita
bertahun-tahun menjalankan suatu pekerjaan tapi tidak
memiliki karya untuk pengembangan dan kemajuan profesi ,
tapi yang justru terjadi nihil prestasi karena kita tidak senang
dan tidak menyukainya. Apabila kita bekerja sesuai dengan
passion, berarti kita tahu kekuatan pada diri kita, dan pada
hakikatnya kita tidak sedang bekerja melainkan sedang
menjalankan hobi.

Tetapi dosen terkadang cenderung tidak menyadari


bahwa seberapa besar pengaruh mereka terhadap
kehidupan mahasiswa/i yang dididiknya. Dosen yang tadinya
dilihat sebagai teladan (role model) akan dicap gagal atau
bahkan mendapat predikat “dosen abal-abal” kalau tidak
berhasil dalam memberikan inspirasi dan transformasi diri
anak didiknya, oleh sebab itu kita sebagai dosen harus
menjadi yang terdepan untuk menjadi tempat atau wadah
mahasiswa untuk bertukar fikiran supaya para mahasiswa
memiliki gambaran akan potensi yang mereka miliki.
Mendidik yang baik sepantasnya perlu dibarengi dengan hati
nurani agar supaya mencapai hasil yang di inginkan, tidak
hanya mendewakan kompetensi duniawi tetapi perlu
disadari juga bahwa tanggung jawab moral seorang dosen
sebagai pendidik ada diranah lain juga bukan hanya
memberi pencerahan teknis mahasiwa/inya. Sehingga perlu
direnungkan, Ilmu yang disampaikan dengan hati nurani dan
disertai cara penyampaian yang baik akan menjadi kebaikan
mulia yang berlipat dampaknya bagi diri seorang dosen dan
akan selalu melekat di hati para mahasiswa/I nya juga,
mereka cenderung akan selalu mengingat halhal baik yang

95
sudah dilakukan oleh dosen mereka pada semasa menjadi
seorang mahasiswa/i.

Sementara Ilmu dengan penyampaian seadanya


hanya akan menghasilkan mahasiswa/i robot dengan
karakteristik “referal thinker“, pola pikir dan intelegensia yang
berbasis pada teks referensi yang sudah ada, tidak ada
ruang “improvement” disana mereka cenderung pasif daam
hal kreatifitas. Karena ruang berpikir, daya kreativitas dan
imajinasi otak kanan akan kerdil karena stimulus yang
diberikan oleh dosen tidak maksimal sehinga akan
melahirkan mahasiswa/I yang kurang berdaya saing di dunia
kerja nantinya. Ujung2nya yang disalahkan adalah
mahasiswa/i, padahal “response” berbanding lurus dengan
“stimulus” yang diberikan. Banyak dosen yang khilaf dengan
menganggap dirinya sebagai “dewa” yang memperlakukan
mahasiswa/i sesuai kehendak dirinya, mereka terperangkap
dalam situasi power syndrome, sense of intellectual
arrogance dan google syndrome (merasa paling mengetahui
banyak hal). Semoga kita dijauhkan dari karakter sebagai
dosen dan pendidik yang arogan seperti ini. Kuncinya adalah
ketika kita punya banyak “haters” ketimbang “lovers” akan
mengurangi kadar kebahagiaan dalam mengajar.

Sebenarnya kita harus pahami dulu apa yang


menjadi dasar dan tujuan utama kita sebagai pendidik
sebelum kita mengabil keputusan untuk menjadi seorang
pendidik, karena sesunguhnya seorang pendidik adalah
menciptakan manusia yang bisa melakukan hal baru, tidak
sekedar mengulang apa yang telah dilakukan oleh generasi
yang sebelumnya. Sehingga mahasiswa/I bisa menjadi
manusia yang lebih kreatif, memiliki daya cipta, dan memiliki
hasrat keingintahuan ynag lebih tinggi lagi. Pendidikan yang

96
sempurna lahir dari proses perubahan yang diselami dengan
pendekatan “Intellectual Humility“. Mahasiswa/I yang ada
dihadapan dosen sudah sepantasnya diperlakukan sebagai
“subjek” perubahan, bukan “objek perubahan”. Dengan
memahami sudut pandang ini maka proses transfer ilmu
perlu dilakukan dengan cara, gaya dan daya yang
memanusiakan mahasiswa/inya. Salah satu contoh yang
paling sederhana adalah dengan penggunaan bahasa
penyampaian bahan ajar yang mudah dimengerti.
Pemberian contoh bahan ajar yang dekat dengan dunia
mereka dan serta situasi masa kini. Banyak dosen yang lupa
bahwa mahasiswa/i hadir kedalam kelas dengan tingkat
kematangan (ilmu, emosi, pengetahuan dan kemampuan)
yang berbeda. Berbagai pendekatan perlu dikedepankan
agar bahan ajar yang diberikan mudah dipahami dan
bermanfaat bagi kedua belah pihak.

Dosen yang baik, harus sehat jasmani (fisik) dan


rohani (mental). Salah satu ujian terberat sebagai dosen
ialah “Classroom Management“ karena jujur saja mungkin
masih banyak dosen yang tidak memahami tentang
menejemen kelas yang bagus dan menyenangkan itu seperti
apa dan bagaimana sehingga tidak ada lagi keluhan dari
para mahasiswa/i bahawa ada dosen yang tidak bisa
mengontrol kelasnya dengan baik. Sehinga apabila dosen
sudah bisa memahami menejemen kelas dengan baik akan
menghasilkan proses belajar mengajar yang olehnya akan
lebih efektif, karena ini erat sekali dengan kecerdasan emosi
(EQ) seorang dosen. Karena dosen yang pintar, cerdas, dan
punya latar belakang edukasi yang mumpuni tidak cukup
membantu kita menjadi “dosen sukses” didalam kelas. Perlu
adanya kemampuan khusus dalam hal penguasaan serta
pengelolaan emosi dalam menguasai mahasiswa/i sebagai

97
penghuni kelas itu sendiri. Terpancing emosi dan
mengumbar kemarahan didalam kelas itu akan menjadi
“boomerang” tersendiri bagi seorang dosen. Versi dosen
teladan menurut saya adalah ketika ada dosen yang mampu
berdamai dengan hati dan dirinya sehingga tidak mudah
termakan sifat egoisme diri.

Mahasiswa/i adalah pengamat (observer) terbaik


didalam kelas, just make sure we can gain their heart &
attention with an elegant way. Dosen perlu mahir untuk
menciptakan suasana yang terbuka, santai tetapi tetap tegas
dan serius. Seperti layaknya seorang “Conductor” yang
memimpin suatu pertunjukan. Our class is our own stage &
it’s belong to us as a lecturer… to share, to educate, to
entertain and to inspire, our best results shown by the
students with their “standing applause”…

Ini yang perlu disadari oleh para kaum muda


(millenial generation) yang berkeinginan dan mulai tertarik
menjadi seorang dosen atau pendidik diusia muda. Saya
sendiri memulai profesi ini diusia yang relatif muda, 27 tahun.
Sejak tahun 2017 lalu, saya memperhatikan perubahan
trend millenial dalam pemilihan profesi yang akan diambil
pasca kelulusan mereka. Profesi dosen mulai dilirik mereka
sebagai ladang kontribusi dan pemenuhan aktualisasi diri
ditahap awal pembentukan jati diri sebagai individu dalam
menuju pendewasaan. Sebagian dari mereka, yang juga
merupakan generasi intelektual, merasa mereka akan
semakin pintar ketika mendapat kesempatan untuk sering
berbagi kepada sesama.

Kesempatan mengajar dapat menjadi salah satu


momentum bagi generasi milenial untuk bisa berbagi tanpa

98
batas. Oleh karenanya profesi dosen dianggap sebagai
alternatif pilihan pekerjaan yang menarik, dibandingkan
pekerjaan yang lain. Saat ini sudah banyak dijumpai dosen
usia yang relatif muda. Bisa kita perhatikan bersama saat ini
banyak dosen baru berusia muda di bawah 30 tahun yang
mengisi ruang kuliah atau laboratorium di berbagai
universitas negeri atau swasta di bumi nusantara ini.
Fenomena ini hadir karena berbanding lurus dengan adanya
sistem pendidikan dan pesatnya kemajuan teknologi. Dua
hal ini memungkinkan pemuda/i dari generasi millenial
mampu menyelesaikan strata pendidikan tingginya dalam
rentang waktu yang relatif singkat. Ditambah dengan
hadirnya ribuan kesempatan untuk mendapatkan biaya
kuliah gratis dari berbagai lembaga penyedia beasiswa
dalam ataupun luar negeri. Murid yang dipersenjatai dengan
informasi akan selalu memenangkan pertempuran .

Para dosen muda ini biasanya dikenal idealisme kuat


dengan paket kompetensi yang lengkap, punya rasa ingin
tahu yang besar dibidangnya dan bersemangat tinggi
walaupun masih minim pengalaman. Walaupun begitu tidak
bisa dipandang sebelah mata karena dosen muda
cenderung memiliki ambisi yang lebih besar karena
besarnya rasa keingintauannya terhadap sesuatu. Oleh
karena itu dosen dirasa perlu untuk menaikan kualifikasi diri
karena itu wajib ditingkatkan. Berdasarkan Permendikbud
No 84/2013, dikeluarkan Mendikbud 12 Juli 2013, ini turunan
dari UU No 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi dan konsep
penataan Perguruan Tinggi yang memberi value yang lebih
baik bagi para dosen.

Menurut peraturan ini, untuk mengurus NIDN,selain


perlu mempunyai kemampuan akademik (TKDA, Tes

99
Kemampuan Dosen Akademik) dan bahan Inggris (TOEFL
minimal 510, PBT), seseorang tak bisa lagi melakukannya
bila sudah lewat usia 50 tahun (kecuali mempunyai
kualifikasi/kompetensi khusus). Oleh karena itu karir dan
profesi dosen perlu diambil sedari muda karena berjenjang,
jangan tunggu bergelar Doktor atau menjelang pensiun dulu
baru melamar menjadi dosen. Menjadi lebih muda,
berpendidikan, tertata, kariernya lebih jelas, lebih fokus, dan
jenjang akademisnya lebih dihargai. Dan tentu harganya
akan lebih mahal.” Beberapa dari dosen muda pun punya
jargon, “kalau bisa jadi dosen diusia muda kenapa harus
nunggu tua?”, “kalau bisa mengajar sambil belajar, kenapa
nunggu belajar sampai pintar baru mengajar?.

Sebenarnya sama seperti profesi lainnya, menjadi


dosen dihadapkan pada dua pilihan. Menjadi dosen tetap
(full time lecturer) atau dosen paruh waktu (part time).
Keduanya punya konsekuensi dan manfaat yang berbeda.
Dengan menjadi dosen part time, kita bisa mengerjakan hal
lain selain mengajar, misalnya berbisnis atau mengajar
dibeberapa institusi yang berbeda. Beda halnya dengan
dosen part time, menjadi dosen full time ada jenjang karir
multi tugas yang perlu dilewati. Satu hal yang perlu kita ingat
kembali bahwa menjadi dosen tetap atau paruh waktu di
Indonesia tidak diperlukan tahapan yang ketat, sistemik dan
ribet. Beda hal seperti diberbagai negara di Eropa atau
Jepang misalnya. Untuk menjadi dosen perlu menuntaskan
beberapa persyaratan prosedural seperti perlu ada tulisan
dan disertasi yang dibukukan baru seseorang dapat diangkat
sebagai dosen tetap. Belum lagi iklim persaingan (kompetisi)
yang ketat karena “track record” berupa portfolio seperti
publikasi ilmiah dan beberapa persyaratan akademik lain

100
sangat menentukan seseorang dapat menjadi dosen atau
tidak.

Sementara untuk menjadi dosen di Indonesia,


persyaratannya tidak seketat itu dan cenderung lebih
mudah. Dengan mengantungi ijazah Master (S2), dibidang
tertentu disertai pengalaman kerja 1-2 tahun, seseorang
dengan kompetensi tersebut dapat melamar sebagai dosen
diberbagai instansi perguruan tinggi negeri atau swasta
itulah yang membedakan Indonesia dengan Negara lainnya.

Bagaimana dengan jenjang karir seorang dosen


muda? Menurut saya, setiap dosen punya starting point yang
berbeda dalam memulai karir dosennya. Ditingkat awal
ketika seseorang baru mulai mengajar dia akan mendapat
label (Tenaga Pengajar), setelah melewati 1 tahun ketika
dinilai memiliki performa yang prima maka dia akan memiliki
label (Asisten Ahli). Setelah itu ketika dia mampu untuk
produktif dalam menjalani kewajiban tri dharma perguruan
tinggi (rutin penelitian dan pengabdian minimal 1 tahun
sekali) dengan baik dan penuh komitmen, selanjutnya bisa
mendapat label (Lektor), lalu (Lektor Kepala), hingga
akhirnya mencapai jenjang kepangkatan tertinggi dalam
dunia akademik yaitu menjadi (Guru Besar) setelah pointnya
memenuhi kriteria kepangkatan yang telah ditentukan.

Dalam berkarir sebagai dosen, cepat atau lambat


karir ditentukan oleh produktivitas, kemampuan dan
determinasi masing-masing individu. Semakin rajin
memproduksi karya ilmiah dan diterbitkan kedalam jurnal
akreditasi, semakin pesat kemajuan karir seorang dosen.
Setiap “track record” dosen ada nilai ekonomi dan
reputasinya, sehingga perlu dijaga dan dijalani dengan

101
komitmen yang tinggi. Dosen teladan selayaknya harus
punya panggilan untuk lebih melayani tugas Tridharma
perguruan tinggi yang kuat, penuh komitmen dan disiplin.
Sesungguhnya profesi dosen mendapat tempat yang layak
di hormati, salah satu hal yang membuat masyarakat
Indonesia kagum dengan profesi dosen karena pengabdian,
dan karya.

Kini semakin berkembangnya teknologi pada era


modern ini banyak sekali memunculkan peralatan teknologi
super canggih baik perangkat leras (hardware) maupun
perangkat lunak (software-aplikasi) baru dan menciptakan
fasilitas yang bersifat lebih modern untuk mempermudah
pekerjaan kita khususnya di bidang pendidikan. Akan tetapi
banyak orang yang tidak menyadari bahwa saat ini untuk
membuat media…

Dunia pendidikan sedang menghadapi tantangan era


revolusi industri 4.0. Era ini berhasil mengangkat naik
perekonomian secara dramatis, mengubah dunia industri,
budaya dan habit generasi secara mendasar, juga
mengubah wajah dunia secara signifikan. Tantangan
pendidikan terkini dan ke depan adalah bagaimana
menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki
kompetensi untuk dapat beradaptasi. Dosen semakin
dituntut untuk lebih paham dengan kemajuan teknologi ini.

102
Menjadi Dosen Muda yang Tak Henti
Belajar dan Berkarya
Oleh : Selasih Putri IH, S.Tr.Keb.,M.Tr.Keb

Bidan merupakan salah satu profesi yang menjadi


salah satu ujung tombak di masyarakat, yang memegang
kunci kesehatan khususnya bidang kesehatan ibu dan anak.
Bagi saya bidan merupakan pekerjaan yang mulia, yakni
profesi sangat dekat dengan masyarakat dan menjadi garda
terdepan untuk melayani ibu dan anak sepanjang siklus
kehidupannya. Dan pilihan menjadi seorang dosen
kebidanan adalah bukan sesuatu yang mudah bagi saya.
Perlu kegigihan dan jiwa yang tulus untuk selalu belajar dan
berkarya. Cita-cita yang sejak kecil saya tanam, dengan
perjuangan hidup yang luar biasa kini dapat saya raih.
Ada beberapa hal yang memotivasi saya menjadi
seorang dosen kebidanan antara lain :
1. Ilmu yang dibagi tidak akan berkurang
Saya yakin bahwa setiap ilmu apa yang kita dapat dan
kita bagi dengan sesama tentu tidak akan berkurang.
Justru dengan kita menebarkan ilmu kita akan merasa
ilmu itu akan semakin berguna.
2. Ilmu menjadi sebuah investasi yang luar biasa
Ilmu menjadi suatu nilai yang sangat berharga dan tidak
pernah akan memiliki kadaluarsa.
3. Menjadi media untuk selalu memperbaiki diri dan
meningkatkan kualitas diri
Dengan menjadi seorang dosen yang dituntut untuk
belajar dan update ilmu, tentu memotivasi diri kita untuk
senantiasa untuk memperbaiki diri dan meningkatkan
kualitasdiri.

103
4. Bangga melihat anak didik yang sukses
Rasa bahagia yang luar biasa ketika melihat anak didik
kita bisa memahami dan menguasai materi yang telah kita
berikan. Hal ini menjadi suatu bonus yang sangat
membanggakan ketika sebagai dosen. Apalagi ketika
melihat lulusan yang telah menjadi orang sukses, menjadi
bidan yang bermanfaat, tentu ini menjadi suatu
kebanggaan yang tidak dapat dinilai dengan apapun.
Adapun tugas seorang dosen yang notabennya tidak
mudah. Banyak hal perlu dikerjakan terutama Tridharma
perguruan tinggi, yakni :
1. Melakukan Pengajaran
Mengajar merupakan tugas utama sebagai dosen.
Kualitas dosen dalam melakukan hal ini menjadi kunci
keberhasilan mahasiswa. Disini dosen diminta dapat
menentukan strategi mengajar, memilih metode yang
tepat, menyiapkan bahan ajar dan lain sebagainya. Bagi
saya dosen tidak hanya cukup melakukan pengajaran,
namun lebih dari itu. Dosen dituntut memberikan
semangat, motivasi pada anak didiknya, memberikan
pendidikan karakter dan menjadi sosok teladan bagi anak
didiknya.
Apalagi disituasi yang terkadang membuat dosen
harus memiliki banyak strategi dalam proses belajar
mengajar, seperti dimasa pandemi Covid-19 ini. Dosen
harus mampu menyesuaikan keadaan demi untuk
menfasilitasi anak didik untuk tetap belajar. Pembelajaran
secara online menjadi sebuah alternatif yang harus kita
jalani. Memang disisi lain pembelajaran ini memiliki
kekurangan seperti adanya keterbatasan saat sinyal sulit,
relatif membutuhkan bea yang lebih mahal, dll. Dan
tantangan lain adalah ketika proses pembelajaran saat
praktikum yang dilakukan saat covid-19 ini yakni tetap

104
menerapkan protokol kesehatan dengan benar. Hal ini
dilakukan semata-mata sebagai upaya agar mahasiswa
tetap merdeka belajar.

Gambar 1. Praktik Skill Lab Kebidanan


diera Covid-19

2. Melakukan Penelitian
Penelitian merupakan suatu kegiatan untuk
pengembangan keilmuan. Melalui kegiatan ini, dosen dapat
menyalurkan ide-ide baru selain itu penelitian dapat sebagai
sarana untuk mengembangkan potensi serta selalu
menggali dan menemukan sesuatu hal baru sesuai dengan
bidang kesehatan yang saya geluti. Berbagai kesempatan
untuk mendapatkan hibah penelitian dosen kini semakin
terbuka lebar. Beberapa penelitian ini tentu akan menjadi
sebuah motivasi untuk terus memberikan gagasan inovatif
untuk membangun negeri ini.
3. Melakukan Pengabdian kepada Masyarakat

105
Kegiatan mengabdi kepada masyarakat khususnya
dibidang ibu dan anak menjadi suatu kegiatan rutin yang
harus dilakukan oleh seorang dosen. Mengabdikan diri
dengan memberikan pelayanan seperti melakukan
penyuluhan kesehatan, pelatihan pemberdayaan
masyarakat, memberikan pelayanan kesehatan dasar, dll.
Contoh kegiatan pengabdian masyarakat yang saya lakukan
saat covid-19 ini adalah melakukan seminar online Bersama
narasumber dari United States dan teman sejawat bidan
yang diselenggarakan bersama dengan Keluarga Alumni
Kebidanan Universitas Gadjah Mada (KABIDGMA) sebagai
berikut :

Gambar 2. Seminar online “Youth Power in


COVID-19 Pandemic Situation”
Bersama KABIDGAMA

Kemudian melakukan pengabdian masyarakat


dengan memberikan pelayanan dasar kesehatan yang
dilakukan di desa binaan menjadi suatu agenda wajib untuk
mengabdi ke masyarakat.

106
Gambar 3. Melakukan pelayanan kesehatan
masyarakat

Melakukan tridharma perguruan tinggi seperti


diuraikan pada point no 1-3 diatas memang menjadi hal
utama yang harus dilakukan oleh seorang dosen. Namun
pengembangan diri juga menjadi kunci utama yang tidak
kalah penting. Pengembangan diri yang dilakukan untuk
menjamin kualitas diri menjadi suatu keharusan bagi
seorang dosen. Banyak hal yang yang perlu dilakukan
sebagai dosen kebidanan.
Ilmu yang selalu update dan teknologi yang selalu
maju menuntut seorang dosen untuk selalu mengikuti
perkembangannya. Dengan update ilmu yang kita dapatkan,
kemudian kita tularkan ke mahasiswa tentu ini menjadi suatu
nilai plus sekaligus bekal bagi mahasiswa kita untuk bisa
diimplementasikan saat mereka sudah lulus. Apa yang kita
sampaikan ini tentu harus sesuai dengan koridor kita
sebagaai tenaga pendidik, karena apa yang kita ajarkan

107
tentu akan membekas dan terus akan dilakukan oleh
mahasiswa kita di dunia kerja kelak.
Berikut dapat kita lihat beberapa kegiatan penunjang
untuk peningkatan kompetensi dosen yang dapat kita
lakukan :

1. Pengembangan diri untuk meningkatkan pengetahuan


Banyak hal yang dapat dilakukan bagi dosen
kebidanan untuk melakukan peningkatan kompetensinya,
misalnya melalui kegiatan studi banding, seminar, workshop,
short course dengan tujuan untuk meningkatkan
pengetahuan. Berikut adalah contoh yang saya lakukan
dalam upaya peningkatan wawasan terkaid dengan
benchmark manajemen pendidikan kebidanan di
Boromarajonani College of Nursing Sawanpracarak
Nachonsawan, Thailand. Kegiatan benchmark ini memiliki
nilai penting sebagai upaya mencari sebuah pembaharuan
ilmu yang dapat kita adopsi sehingga dapat kita modifikasi
dalam kehidupan kampus kita.

Gambar 2. Benchmark Boromarajonani College of


Nursing Sawanpracarak Nachonsawan,Thailand.

108
2. Meningkatkan skill atau ketrampilan
Kebidanan merupakan suatu ilmu terapan yang
mana dituntut terampil dalam melakukan pelayanan
kesehatan ibu dan anak. Sebagai upaya untuk meningkatkan
ketrampilan sebaiknya memang kita sebagai dosen
senantiasa mengikuti update ketrampilan, misalnya melalui
kunjungan, magang dan pelatihan.
Bagi saya dosen merupakan passion sekaligus
pilihan hidup. Semangat yang selalu berkobar untuk
menghadapi tantangan dan rintangan yang harus kita hadapi.
Kepuasaan bagi seorang dosen bagi saya adalah
keberhasilan dalam memberikan nilai manfaat dan
menebarkan ilmu bagi sesama. Menikmati apa yang menjadi
peran sebagai dosen, menikmati hidup dengan mencintai
profesi yang menjadi pilihan kita, mendorong kita untuk terus
belajar dan berkarya untuk senantiasa membangun negeri ini
menjadi lebih baik.

109
Riwayat Hidup Penulis

Nama : Selasih Putri IH, S.Tr.Keb.,M.Tr.Keb


Tempat /Tgl Lahir : Semarang, 23 Maret 1992
Alamat : Sewukan 1 RT 01 RW 01, Sewukan,
Dukun, Kab.Magelang
Email : isnawatihadi@gmail.com

Riwayat Pendid ikan :


1. Akbid Ngudi Waluyo lulus tahun 2013
2. STIKES Ngudi Waluyo lulus tahun 2014
3. Magister Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Semarang lulus tahun 2018

Tempat Bekerja
Program Studi Kebidanan STIKES Guna Bangsa
Yogyakarta tahun 2018-saat ini.

110
TAKDIR TAK TERDUGA
Oleh : Nur Rohmatillah

Dosen, kata yang tidak asing bagiku. Ayahku


seorang dosen, bahkan ia juga yang merintis pendirian salah
satu perguruan tinggi swasta di kotaku. Dari kecil,
sebenarnya tidak asing dengan lingkungan kampus, karena
sering kali ikut ke kampus bersama beliau. Namun, sampai
aku usia remaja bahkan masuk jenjang pendidikan
menengah atas belum ada cita cita ingin seperti beliau
menjadi dosen atau menjadi pendidik. Alhasil, ketika lulus
dari bangku SMA aku memilih melanjutkan ke salah satu
perguruan tinggi dengan mengambil beberapa jurusan yang
tidak berkaitan langsung dengan bidang pendidikan. Pernah
diterima di jurusan Kesehatan Masyarakat di salah satu
Perguruan Tinggi di Jawa Tengah, tapi tidak ku ambil karena
tidak mendapat restu dari orang tua, sempat juga mendaftar
ke program D3 Kebidanan, tapi tidak pula mendapat restu
dari orang tua. Akhirnya aku memilih jurusan Psikologi di
salah satu Perguruan Tinggi Negeri di kota Bandung Jawa
Barat. Alhamdulillah aku diterima dan mendapat restu dari
orang tua. Selama mengikuti perkuliahan banyak hal yang
aku alami, yang tentu berpengaruh terhadap apa pilihan karir
yang akan aku geluti setelah selesai nanti.

Singkat cerita tahun 2004 aku menyelesaikan studi


S1 ku dengan hasil yang cukup memuaskan. Seperti halnya
teman-temanku yang lain, lulusan S1 Psikologi biasanya
bercita cita ingin lanjut mengambil program profesi agar
mendapat gelar psikolog dan dapat membuka praktek
psikologi atau bekerja di laboratorium psikologi. Namun
bagiku hal itu belum terwujud langsung setelah
menyelesaikan studi S1 karena aku memutuskan untuk

111
menikah terlebih dahulu. Setelah menikah aku ikut dengan
suami di kota Bandung. Karena setelah menikah belum ada
aktivitas lain, sambil menabung dan menunggu untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya, aku coba
menyibukkan diri di lingkungan rumah dengan
memanfaatkan berbagai peluang yang ada.

Lingkungan rumah yang cukup ramai penduduk


terutama usia anak prasekolah dan usia sekolah dasar
membuat hati tergerak untuk bersosialisasi dengan mereka.
Mencoba memanfaatkan buku buku bacaan yang cukup
banyak di rumah, akhirnya kucoba membuka taman bacaan
anak-anak. Bukan untuk komersil tetapi lebih kepada
dorongan untuk memberikan manfaat kepada masyarakat
terutama anak-anak dengan buku-buku bacaan yang aku
punya. Kebetulan aku sangat suka mengumpulkan buku,
bukan hanya buku kuliah tetapi juga buku cerita anak anak
dan buku motivasi. Alhamdulillah anak-anak di sekitar rumah
ku cukup antusias, bahkan anak-anak dari desa tetangga
pun sering pula datang ke taman bacaan untuk meminjam
buku atau sekedar membaca buku di tempat.

Selain membuka taman bacaan, aku pun mencoba


membuka pengajian anak anak. Berawal di suatu pagi aku
mendapati ibu-ibu sekitar rumah dan anak-anak yang
berkerumun bermain di depan rumah pada saat jam sekolah.
Aku coba berbincang dengan mereka, dan spontan aku
menawarkan diri untuk mengajar anak anak mereka.
Alhamdulillah mereka merespon dengan baik. Esoknya aku
mulai mengajar mereka, awalnya hanya 4-5 orang yang ikut
mengaji di rumah, namun seiring waktu akhirnya jumlah
anak yang mengaji semakin banyak. Akhirnya kuputuskan
untuk membuka kegiatan pendidikan anak usia dini (PAUD)

112
yang tidak hanya mengaji tetapi juga belajar sosialisasi,
akademik, stimulasi fisik motorik, emosi, dan aspek lainnya
yang harus dikembangkan pada anak usia dini.
Alhamdulillah setelah hampir 3 tahun jumlah anak yang
bergabung di PAUD ada sekitar 30 orang. Tak hanya itu,
sore hari aku dan suami pun mengajar mengaji anak anak
usia remaja. Biasanya setelah sholat magrib sampai isya.
Dengan pencapaian dan proses yang aku alami, akhirnya
aku merasa sangat tertarik dan terpanggil untuk menggeluti
bidang pendidikan.

Disaat aku memutuskan untuk fokus dan


berkecimpung di dunia pendidikan, tanpa diduga Allah
membukakan jalan. Pada tahun 2007, ada tawaran bea
siswa untuk melanjutkan jenjang magister (S2) dari
Departemen Agama untuk program pemenuhan dosen
pendidikan dasar untuk prodi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidayah (PGMI) seluruh Indonesia. Aku diminta mewakili
Perguruan Tinggi dibawah Yayasan yang dibentuk oleh
ayahanda dan teman temannya. Awalnya tidak kuterima
karena aku masih berpikir untuk lanjut ke Program Profesi
atau S2 Psikologi. Setelah berpikir dan berdiskusi dengan
suami dan beberapa pihak akhirnya aku coba juga menerima
bea siswa tersebut dengan mengambil jurusan Pendidikan
Dasar di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Kota
Bandung Jawa Barat.

Singkat kata pada tahun 2009, aku berhasil


menyelesaikan pendidikan magisterku dengan hasil cum
laude. Aku langsung mengabdi di perguruan tinggi swasta
yang aku wakili, Dari sini lah aku mulai menggeluti dan
mencoba mencintai profesiku yaitu seorang dosen.
Pengalamanku mengajar anak anak PAUD dan remaja di

113
rumah cukup memberikan bekal dalam mengajar, meskipun
untuk mengajar atau menghadapi mahasiswa tentu berbeda
karena usia dan karakteristiknya pun berbeda. Setelah dua
tahun mengabdi, Alhamdulillah pada tahun 2011 berhasil
mendapat sertifikasi dosen.

Demikianlah sekilas perjalananku sampai aku


berhasil mendapat status resmi sebagai dosen. Saat ini aku
terdaftar sebagai dosen tetap di salah satu Perguruan Tinggi
swasta di kota Kuningan dan sudah memiliki Nomor Induk
Dosen Negeri (NIDN), artinya aku sudah harus berusaha
sepenuhnya mencintai dan meluahkan seluruh
kemampuanku untuk menjalankan tugas dan peran sebagai
seorang dosen.

Siapakah dosen itu?

Di kalangan masyarakat umum, sebagian besar


memandang profesi dosen sebagai profesi yang sangat baik
dan cukup terpandang. Banyak pula orang yang menilai
dosen memiliki kedudukan yang cukup tinggi dibanding
dengan profesi yang lain. Hal ini mungkin disebabkan karena
dosen dianggap memiliki peran yang cukup penting dalam
menunjang perkembangan dunia pendidikan. Selain juga
karena dosen mengajar di jenjang pendidikan yang paling
tinggi atau di perguruan tinggi.

Menurut Undang-undang Pendidikan No.14 tahun


2005 tentang Guru & Dosen, pasal 1 ayat 2 menyebutkan
bahwa “Dosen adalah pendidik professional dan ilmuwan
dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan
dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat”.

114
Dengan diberlakukannya undang-undang tersebut,
maka peran dan tugas pokok dosen telah berkembang dari
yang semula lebih ditekankan pada tugas mengajar menjadi
pendidik professional dan ilmuwan yang memiliki tugas lebih
luas, bukan hanya sekedar mengajar.

Peran dan tugas dosen berpengauh terhadap


jabatan akademik dosen. Kenaikan jabatan akademik dosen
merupakan bentuk pemberian penghargaan pemerintah
atas prestasi kerja yang dicapai oleh dosen baik di bidang
pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Dengan
demikian, setiap dosen yang memiliki prestasi kerja sesuai
dengan peraturan yang berlaku berhak mendapatkan
penghargaan kenaikan jabatan akademik. Adapun jenjang
jabatan akademik dosen terdiri dari asisten ahli, lektor, lektor
kepala dan guru besar atau professor.

Peran seorang Dosen

Dosen memiliki peran yang cukup penting dalam


pengembangan dunia pendidikan baik di jenjang pendidikan
anak usia dini, pendidikan dasar dan juga pendidikan
menengah pertama dan pendidikan menengah atas. Kenapa
dosen sangat berperan dalam membangun dan
mengembangkan pendidikan di semua jenjang?

Sebagai mana kita tahu, dosen merupakan tenaga


pendidik di perguruan tinggi. Perguruan tinggi merupakan
lembaga pendidikan tingkat tinggi yang dituntut untuk
melahirkan lulusan atau para calon pendidik yang
professional dan berkualitas. Kualitas lulusan atau calon
pendidik yang dilahirkan oleh sebuah perguruan tinggi salah
satunya ditentukan oleh kualitas pengajar atau pendidiknya,
yaitu dosen. Sehingga, kita dapat menyimpulkan bahwa

115
dosen memiliki tugas dan peran yang cukup besar dalam
mempersiapkan para pendidik di semua jenjang pendidikan.
Apalagi dengan kondisi perkembangan zaman sekarang
yang cukup pesat yang ditandai dengan penggunaan
teknologi di semua bidang.

Peran teknologi dalam dunia pendidikan tentu


berbanding lurus dengan kualitas pendidikan itu sendiri,
sehingga para dosen dituntut untuk memiliki kemampuan
dan skill yang mumpuni agar mampu menggunakan
teknologi dalam menunjang proses pembelajaran atau
mentransformasi nilai-nilai dan pesan moral kepada para
calon pendidik agar dapat dipahami dan direalisasikan
dalam kehidupan sehari hari.

Dosen pun sangat berperan dalam mewujudkan dan


melahirkan para pendidik atau guru yang memiliki
kompetensi professional, kompetensi pedagodik,
kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian, karena hal
tersebut ditentukan pula oleh kemampuan dosen yang
mumpuni dalam mengajar ataupun dalam memberikan
contoh dan suri teladan kepada para calon pendidik.

Peran dosen memiliki perbedaan dengan guru,


karena peran dosen bukan hanya mendidik atau mengajar,
tetapi seorang dosen memiliki kewajiban untuk
mengamalkan tri darma perguruan tinggi, yaitu mengajar
dan mendidik, meneliti dan melakukan pengabdian kepada
masyarakat. Hal ini menunjukkan betapa berat tugas dan
peran seorang dosen karena kualitas lulusan perguruan
tinggi dan pengembangan suatu perguruan tinggi berada di
tangan para dosen, apabila dosen tidak dapat menjalankan
tugas Tri Dharma perguruan tinggi dengan optimal, maka
perguruan tinggi tersebut tidak akan dapat menjalankan

116
tugas dengan baik dan ideal, tugas perguruan tinggi sebagai
pencetak agen perubahan (agent of change) di masyarakat
akan sulit untuk terwujud.

Era Revolusi Industri 4.0 dan Kemampuan Dosen

Era revolusi Industri 4.0 ditandai oleh tuntutan


penggunaan teknologi di semua bidang, termasuk pula
bidang pendidikan. Para dosen pun dituntut untuk mengikuti
dan menguasai perkembangan teknologi yang terus
berkembang agar dapat dimanfaatkan sebagai alat
komunikasi untuk memperlancar proses pembelajaran.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Martanti,


dkk (2019) menyebutkan bahwa dosen memiliki tantangan
besar dalam pengembangan karir di era revolusi industry
4.0, sehingga diperlukan berbagai strategi untuk
mengembangkan potensi dan karir para dosen, yaitu dengan
melakukan pengembangan :

a. kemampuan berbahasa asing,


b. penggunaan komputer dan teknologi informasi
secara tepat
c. kemampuan menggunakan media pembelajaran
d. penggunaan berbagai sumber dan bahan ajar
dalam proses pembelajaran.

Dengan begitu banyaknya peran dan tanggung


jawab sebagai seorang dosen, tentu memberikan beban
sekaligus kebanggaan tersendiri bagi para dosen. Karena
semakin besar peran dan tanggung jawab yang harus
diemban mudah mudahan semakin besar pula manfaat yang
dapat diberikan kepada masyarakat sekitar. Bukan kah
Rosululloh SAW bersabda bahwa “Sebaik baik manusia

117
adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad,
ath-Thabrani, ad Daruqutni)

Semoga kita selaku para dosen tetap bangga dan


ikhlas mejalankan semua kewajiban, tanggung jawab dan
peran yang harus dijalankan agar Allah SWT meridhoi
semua usaha kita dalam mewujudkan peradaban ke arah
yang lebih bak.

***

118
DAFTAR PUSTAKA

Jahja, Adi Susilo. 2015. Jabatan Akademik Dosen. Jakarta :


Perbanas Institut.

Tim rektorat, 2018. Peraturan Rektor tentang Kode Etik


Dosen dan Tenaga Kependidikan Universitas Islam Al-
Ihya Kuningan Nomor : P/778/UNISA/XI/2018,
Kuningan : Unisa Press.

Martanti, at all. 2019. Strategi Pengembangan Karier Dosen


PGMI di Era Revolusi Industri 4.0. Prosiding Seminar
Nasional&Workshop Akreditasi Sapto 4.0. Jakarta
:UIN Syarif Hidayatulloh.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005


tetang Guru dan Dosen.

119
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nur Rohmatillah, S.Psi., M.Pd lahir di


Kuningan, Kabupaten Kuningan Provinsi
Jawa Barat pada tanggal 14 Januari 1981
dari pasangan seorang ayah yang bernama
Drs. H. A. Nana Rusyana, M.M.Pd dan ibu
Drs. Hj. Min Aminah.

Sejak lahir sampai usia remaja tinggal di Kuningan. Adapun


riwayat pendidikannya pada tahun 1986 masuk di TK
Aisyiyah Kuningan, tahun 1987 s.d tahun 1993 mengenyam
pendidikan Sekolah dasar di SDN 2 Kuningan, tahun 1993
s.d 1996 mengenyam bangku sekolah menengah pertama di
Pondok Pesantren Al_Ikhlas Kuningan, pada tahun 1996 s.d
1999 mengenyam pendidikan di sekolah menengan tingkat
atas yaitu di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Cigugur
Kuningan yang saat ini bernama MAN 1 Kuningan.

Setelah lulus dari MAN 1 Kuningan pada tahun 1999,


penulis melanjutkan ke jenjang Sarjana (S1) dengan
mengambil jurusan Psikologi di Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Sunan Gunung Djati Bandung yang sekarang
bernama UIN Bandung dan lulus pada tahun 2004. Tahun
2007 s.d 2009 melanjutkan ke jenjang Magister (S2) jurusan
Pendidikan Dasar dengan konsentrasi Pendidikan Anak
Usia Dini.

Penulis pernah berkecimpung di dunia Pendidikan


anak Usia Dini (PAUD) dengan merintis berdirinya PAUD di
Desa Cimareme dan pernah pula mengelola Play Group &
Day Care ‘Cahaya Mata” di Kota Baru Parahyangan
Bandung. Jabatan struktural yang pernah diemban adalah

120
Sekprodi PGPAUD, Sekretaris LPPM, Kaprodi PGPAUD,
Kaprodi PGMI dan Wakil Dekan.

121
PENDIDIKAN DAN IMPLEMENTASINYA BAGI DOSEN
MELALUI TRI DARMA PERGURUAN TINGGI
Oleh : Ahmad, S.Pd.I., M.Pd.I

Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan yang


memiliki tugas utama mentransformasikan,
mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Hal
tersebut sebagaimana yang diamanahkan oleh Undang-
Undang Nomor 14 tahun 2005.
Dosen dan dunia pendidikan saling memiliki
hubungan yang sangat erat. Secara etimologi (bahasa)
pendidikan diambil dari kata-kata; Paedagogi (Jerman),
Paedagogia (Yunani) dari asal kata “paedos” artinya anak,
dan “agogos” artinya menuntun, membimbing, memimpin.
(Arif, 2014).
Education (Inggris) yang diadopsi dari latin
“educare”, yang berarti mengeluarkan sesuatu
kemampuan. (Arif, 2014). Opvoeden (Belanda) berarti
membesarkan anak untuk meningkatkan kecakapan dan
derajat seorang anak. (Arif, 2014).
Berdasarkan pengertian diatas tentang pendidikan
bahwa tugas dosen, memiliki tantangan tersendiri. Dosen
sebagai pendidik memiliki tugas penting untuk
mencerdaskan mahasiswa yang menjadi penerus tongkat
estafet pembangunan di segalah bidang. Menjadi dosen
harus siap belajar, berlatih, mengembangkan kemampuan
dan keterampilan yang dimiliki.
Zaman millennial seperti sekarang, kadang
mahasiswa lebih dulu mendapat informasi dari pada
dosen. Kenapa demikian? Zaman sekarang,
perkembangan informasi bergulir sedemikian cepat,

122
mengikuti perputaran waktu. Perubahan, inovasi tak bisa
dihindari.
Dosen merupakan profesi yang memerlukan
kualifikasi dan kompetensi, keahlian dan keterampilan.
Seperti profesi yang lain, kualifikasi dan kompetensi Dosen
ditentukan dan diatur oleh Undang–Undang. Secara rinci
diatur dalam UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen.
Dalam Undang Undang tersebut dijelaskan bahwa
Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan
memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan
pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.
Dalam sejarah pemikiran Islam, ada beberapa
konsep nalar yang mempengaruhi sistem dalam Islam,
diantaranya adalah kata logos dan nous (bahasa Yunani)
yang keduanya berarti “akar universal”. (Thahir, 2012).
Uraian tersebut memberikan argumen terkait dengan nalar
yang mesti digunakan oleh dosen untuk berfikir dan
melahirkan gagasan terbarukan, sehingga mampu
mendobrak pintu pengetahuan. Setidaknya melalui tulisan
dosen memberikan konstribusi pemikiran, gagasan.

A. Pendidikan dan Pengajaran


Dosen harus memahami Tri Darma Perguruan Tinggi.
Salah satu Tri Darma Perguruan Tinggi adalah pendidikan
dan pengajaran. Apa dan bagaimana maksud dari
pendidikan dan pengajaran bagi seorang dosen
sebagaimana yang diamanahkan oleh Tri Darma Perguruan
Tinggi?

123
Pendidikan tidak bisa dilepaskan dari tujuan
pendidikan nasional yang telah diatur oleh undang-undang.
Sebagaimana yang diamanah kan oleh Undang-Undang
nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,
pasal 3 menyebutkan bahwa: “Tujuan pendidikan nasional
adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.”
Ki Hadjar Dewantara bahwa “Tujuan pendidikan
adalah untuk mendidik anak agar menjadi manusia yang
sempurna hidupnya, yaitu kehidupan dan penghidupan
manusia yang selaras dengan alamnya (kodratnya) dan
masyarakatnya.”
Jika kita renungi masalah pembangunan pendidikan di
Indonesia, sungguh mengundang kita semua untuk
mencermati betapa pendidikan di Indonesia baru sekedar
mampu memberikan dampak langsung pendidikan yang
mewujudkan ijazah. Akan tetapi, belum sampai memberikan
dampak pengiring pengajaran yang indikatornya adanya
kemampuan sumber daya manusia”. (Uno, Hamzah B. Nina
Lamatenggo, 2016). Masalah pendidikan di Indonesia
membutuhkan perhatian serius dari semua elemen
masyarakat. Majunya pendidikan di Indonesia merupakan
kemajuan peradaban bangsa.
Di daerah terpencil dan pelosok banyak lembaga
pendidikan yang dibangun berdasarkan swadaya
masyarakat banyak yang tutup karena berbagai alasan. Hal
ini perlu mendapat perhatian dari praktisi pendidikan
termasuk dosen. Lembaga pendidikan tersebut
membutuhkan perhatian, manajemen, pengelolaan yang
berkelanjutan.

124
Memperhatikan uraian diatas, hal ini merupakan
sebuah tantangan tersendiri bagi dosen terus meningkatkan
pengetahuan maupun keterampilan dalam hal memajukan
pendidikan di Indonesia.
“Seorang yang disebut pendidik professional bukan
sekedar merupakan pekerja teknis dengan pemikiran mikro
semata, melainkan juga memahami konsep dan kaidah-
kaidah yang harus dipahami dan disikapi secara professional
pula”. (Uno, Hamzah B. Nina Lamatenggo, 2016).
Dosen yang melaksanakan tugas pembelajaran
sangat memahami betul bagaimana proses pendidikan itu
berlangsung. Pendidikan memberikan konstribusi penting
dalam meningkatkan pengetahuan bagi masyarakat.
1. Meningkatkan Pengetahuan
Meski telah berprofesi dosen, tidak membuat untuk
berhenti belajar. Belajar tentang apa saja dari lingkungan
sekitar yang disesuaikan dengan basic keilmuan.
Lingkungan menjadi bahan bacaan sangat dinamis. Di era
4.0 saat ini, semua informasi tersaji dengan sangat cepat.
Profesi dosen, memiliki tantangan luar biasa. Jika tak ingin
beradaptasi dengan perkembangan yang ada, akan jauh
tertinggal.
Dalam konteks lain dosen harus memahami akar
permasalahannya dilihat dari sudut pandang filsafat.
Kehadiran filsafat bagi dosen dalam melakukan
pembelajaran setidaknya menghubungkan disiplin ilmu yang
diampuh. “Filsafat adalah ilmu istimewa yang mencoba
menjawab masalah-masalah yang tidak dijawab oleh ilmu
pengetahuan biasa karena masalah tersebut diluar
jangkauan ilmu pengetahuan biasa”. (Mustofa, 2007)
Mengapa harus meninggalkan zona nyaman. Nyaman
dalam artian tidak mau mengembangkan ide, gagasan,
kreatifitas. Tak cukup hanya dengan mengajar dari kelas

125
yang satu ke ruangan yang lain. Aspek lain yang mestinya
dikembangkan ialah mampu melahirkan pikiran yang
sifatnya edukatif. Sebab, ketika hanya fokus pada mengajar
tanpa didukung dengan kreaktifitas lain, maka ilmunya
menjadi tidak tersalurkan.
Hal lain yang perlu dilakukan, misalnya menulis buku
atau artikel. Menulis buku, artikel, memperkaya khasanah
berfikir. Membaca hasil karya orang lain dengan penuh
analisa. Membaca karya ilmiah orang lain dengan
menganalisa membuat ruang pikiran pengetahuan,
informasi baru.
Berhadapan dengan mahasiswa diruang kelas,
memunculkan wawasan ilmu pengetahuan. Teori yang
disajikan oleh dosen, berdasarkan hasil bacaan ilmiah,
memberikan konstribusi besar terhadap pengetahuan.
Semakin sering melihat, mendengar, membaca, menulis,
maka mendapatkan ide, pikiran, pengalaman terbaru.
2. Kualifikasi Akademik
Kualifikasi Akademik Dosen yang dimaksud adalah
minimal melalui pendidikan tinggi program pascasarjana
yang terakreditasi sesuai dengan bidang ilmu keahlian.
Jika dahulu lulusan sarjana bisa menjadi dosen, setelah
keluarnya UU tersebut mewajibkan seorang dosen
bergelar magister untuk mengajar program diploma dan
sarjana. Lulusan program doktor untuk mengajar program
pascasarjana.
Dosen berupaya untuk terus belajar dan belajar.
Perkembangan informmasi yang sangat cepat, menuntut
dosen untuk terus up to date terhadap informasi terbaru.
Terus berlatih mengelolah kemampuan akademik. Tidak
boleh berhenti dan merasa paling pandai.
Tantangan demi tantangan pasti selalu menjadi tak
bisa dielakkan begitu saja. Era sekarang, menuntut dosen

126
untuk berkarya. Menjalin kerjasama dengan teman
seprofesi, masyarakat, dunia luar. Bekerja sama dengan
teman sejawat, lokal, nasional bahkan internasional.
Semakin banyak menjalin komunikasi dengan teman
seprofesi, membuat ide, gagasan, pikiran semakin terbuka.
Pikiran, gagasan, ide mesti terus dikembangkan. Tidak boleh
puas hanya satu dengan karya. Akal menurut para ahli
filsafat mesti terus di olah.
Ketika membuka ruang informasi yang ada di media
lain misalnya sosial media banyak informasi tentang dosen
muda berbakat yang memiliki kreaktifitas luar biasa.
Penguasaan bahasa asing yang sangat baik, menguasai
teknologi, mengelola media pembelajaran dengan sangat
bagus. Potensi yang baik terus dikembangkan.
3. Menulis
Menjadi dosen memiliki tanggung jawab akademik.
Bukan hanya dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan,
namun juga memiliki pengalaman. Menulis buku, artikel,
penelitian, pengabdian pada masyarakat. Disinilah unik dan
luar biasanya menjadi dosen.
Potensi untuk mendapat ilmu baru selalu terbuka,
asalkan selalu mengikuti informasi terbaru. Dosen dapat
menuangkan ide, pikiran, gagasan melalui tulisan, misalnya:

1. Artikel jurnal
a. Jurnal nasional bereputasi
b. Jurnal nasional belum bereputasi
c. Jurnal internasional bereputasi
d. Dst
2. Buku
a. Buku ajar
b. Buku monograf
c. Buku antologi

127
d. Buku referensi
e. Dst
Artikel ilmiah adalah tulisan khusus yang diolah (ditulis
kembali) dari suatu bentuk karya tulis ilmiah, baik laporan
penelitian maupun karya tulis akademik, kemudian
diterbitkan di dalam jurnal akademik bereputasi, yakni jurnal
terbitan perguruan tinggi atau terbitan himpunan profesi
akademik yang terakreditasi. (Wibowo, 2013).
Menulis memang sesuatu yang sulit, jika tidak
dibiasakan. Menulis merupakan kekayaan yang luar biasa
nikmatnya. Bagaimana dikatakan nikmat, sebab ide maupun
gagasan bisa disalurkan melalui tulisan. Membiasakan diri
akhirnya akan terbiasa. Semakin menunjukkan kedewasaan
berfikir, menentramkan perasaan, mengembangkan
kecerdasan intelektual.
Menulis bahan pembelajaran yang akan
dipresentasikan dikelas. Mengamati kegiatan mahasiswa.
Mencermati atau menganalisa silabus dapat melahirkan ide,
gagasan, pikiran untuk dituangkan dalam tulisan, maka
menjadi buku ajar. Bagi seorang Dosen karya ilmiah sangat
penting sebagai bentuk kompetensi atau kepakaran dirinya
dalam bidang yang ditekuni. Menulis adalah keharusan bagi
seorang dosen, bahkan dosen tidak memiliki substansi jika
tidak menulis.
Pada era terkini rekam jejak dosen dapat dilihat di
Sinta, google scholar, scopus, jurnal dll. Oleh karenanya,
sudah saatnya dosen melahirkan karya nyata untuk
mengembangkan Tri Darma Perguruan Tinggi masing-
masing. Bahkan untuk menjadi reviwer, editor, rekam jejak
dosen dilihat seberapa banyak karya yang telah dihasilkan.
“Menulis merupakan bentuk tranformasi dan
penyebarluasan ilmu pengetahuan dan pengabdian kepada
masyarakat. Namun, fakta yang terjadi di lapangan,

128
komitmen dosen menulis dan mempublikasikannya masih
tergolong rendah”. (Arifudin, 2020).
Gagasan biasanya hanya disampaikan secara lisan
melalui seminar atau diskusi, yang seringkali tidak disertai
dengan bahan tulisan. Sangat penting bagi dosen untuk
menuangkan ide, gagasan, pikirannya melalui tulisan guna
menambah wawasan keilmuan. Salah satu manfaat penting
untuk menulis karya ilmiah bagi dosen ialah untuk
meningkatkan citra dari perguruan tinggi.

4. Mengasah Wawasan dan Keilmuan


Belajar dan terus mengasah keilmuan. Peka dan
sangat tajam dalam menganalisa setiap masalah yang
berkaitan dengan informasi terbaru. Berfikir kritis dan berfikir
konstruktif. Melahirkan pandangan dan pendapat akademik
secara komprehensif.
Mampu merubah mindset. Kemajuan hanya dimiliki
oleh dosen yang mau belajar, mengembangkan diri dan
keilmuannya. Menuntut ilmu hukumnya wajib bagi siapa
saja. Dalam ajaran Islam, Rasulullah saw mengatakan
dalam sabda beliau; tuntutlah ilmu meskipun sampai ke
negeri China. Senada dengan hal tersebut pendiri lembaga
pendidikan Islam Alkhairaat di Sulawesi Tengah H.S.Idrus
bin Salim Aljufri (Guru Tua) mengatakan; “aku ajak setiap
muslim kepada ilmu dan takwa”.
Sebagai seorang dosen memiliki tugas yang tidak
ringan. Sebagai dosen bukan hanya sekedar untuk
menggugurkan kewajiban. Bukan berarti, dapat jadwal
mengajar, hanya menyelesaikan tugas mengajar. Profesi
dosen menuntut untuk menjadikan pribadi memiliki kualitas
sumber daya manusia yang handal. Seluruh panca indra
yang berada dimiliki dosen harus berfungsi dengan baik.

129
B. Penelitian dan Pengembangan
Meneliti! Mengapa meneliti? Apakah tidak cukup
dengan mengajar saja? Penelitian penting bagi dosen.
Mengasah kecerdasan berfikir. Menggali latar belakang
masalah. Merumuskan, mengkaji teori, membuka kerangka
berfikir. Melahirkan hasil penelitian.
Kegiatan meneliti merupakan salah satu kewajiban
dosen dalam melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi.
Melalui penelitian, banyak hasil dan dampak yang dapat
dimanfaatkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni, termasuk mengembangkan dunia
pendidikan.
Banyaknya persoalan maupun fenomena yang terjadi
dilingkungan sekitar dapat menjadi bahan penelitian. Objek
penelitian yang dilakukan dosen berdasarkan basic keimuan
masing-masing. Dosen tidak hanya mengajar diruang kelas,
namun mampu membaca, melihat fenomena yang
dituangkan dalam penelitian. Kemampaun dosen menggali
persoalan dan latar belakang masalahnya serta mampu
merumuskan ide, gagasan, pikirannya.
Proses perkuliahan yang dilaksanakan pada semester
ganjil maupun genap setidaknya dimanfaatkan oleh dosen
untuk meneliti. Keinginan untuk meneliti bagi dosen masih
sangat minim. Hal ini berbeda dengan dosen di Negara yang
sudah maju, penelitian mendapat perhatian penting.
sehingga hasil penelitian mereka dapat dibaca oleh dosen di
seluruh dunia.
“Dalam suatu penelitian, termasuk penelitian kualitatif,
apakah dinyatakan secara eksplisit atau tidak, biasanya
paradigma penelitian atau landasan teoritis tertentu
mengarahkan pelaksaan penelitian yang dilakukan”.
(Tohirin, 2012).

130
Era pandemic covid 19 seperti sekarang ini
membutuhkan kreasi dosen untuk melakukan penelitian.
Keterlibatan dosen dalam memecahkan masalah Pandemi
Covid 19 dari sudut pandang keilmuannya. Gagasan,
pikiran, ide dituangkan melalui artikel kemudian diterbitkan
di jurnal nasional bahkan jurnal internasional.
Gagasan lainnya dituangkan pada buku, sehingga
menjadi bahan bacaan yang memberikan konstribusi
pengetahuan kepada masyarakat. Pentingnya penelitian
dalam dunia pendidikan tinggi (dikti) didasari oleh data
bahwa hanya 12 persen dari publikasi penelitian sosial
tentang Indonesia dalam peerreviewed jurnal
internasional yang ditulis oleh penulis Indonesia. (Yunani,
2016)
Sementara total jumlah publikasi ilmiah Indonesia
masih jauh tertinggal dari Malaysia dan Singapura
Padahal, sejumlah pasal dalam UU Pendidikan Tinggi
tentang Inovasi Teknologi & Daya Saing yang berkaitan
dengan pendidikan tinggi dan penelitian untuk menopang
daya saing bangsa, mendukung adanya penelitian bagi
dosen, seperti: Pasal 45 (1) Penelitian di Perguruan Tinggi
diarahkan untuk mengembangkan Ilmu pengetahuan dan
Teknologi, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan daya saing bangsa. (2) Penelitian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Sivitas Akademika
sesuai dengan otonomi keilmuan dan budaya akademik.
(3) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan berdasarkan jalur kompetensi dan kompetisi.
(Yunani, 2016)
Pasal 46 (1) Hasil Penelitian bermanfaat untuk:
Pengayaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta
pembelajaran; peningkatan mutu Perguruan Tinggi dan

131
kemajuan peradaban bangsa; peningkatan kemandirian,
kemajuan, dan daya saing bangsa. (Yunani, 2016).
Alam semesta yang terpampang begitu luas menjadi
wadah untuk dijadikan bahan penelitian. Bagi dosen yang
memiliki basic keilmuan pendidikan Islam, tentu saja
melakukan penelitian sesuai basic keilmuannya. Fenomena
yang berkaitan dengan pendidikan Islam. Lembaga
pendidikan, kurikulum, proses pembelajaran, peserta didik
dan berbagai fenomena yang ada.
Merubah mindset dan paradigma berfikir adalah hal
penting yang harus dilakukan. Menggali potensi terdalam
dan menyalurkan kekayaan berfikir. Membaca, melihat,
mengamati perkembangan global, semestinya
membangkitkan semangat untuk terus berbenah.
Menguasai metodologi penelitian. Mampu menciptakan
temuan atau inovasi baru, sehingga bermanfaat bagi
kebutuhan akademik, bangsa dan Negara.

132
C. Pengabdian Kepada Masyarakat
Dosen tidak hanya melakukan pembelajaran dalam
ruangan kelas. Dosen bagian penting dari masyarakat.
Melakukan inovasi dan karya bersama masyarakat. Tawaran
yang diberikan lembaga, kementerian, NGO, kepada dosen
untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat.
Setiap tahun melalui lembaga kementerian
diumumkan tentang dana pengabdian kepada masyarakat
yang diperuntukan kepada dosen seluruh Indonesia.
Perguruan tinggi dituntut mampu memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya untuk
memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan
kehidupan bangsa melalui kegiatan pengabdian kepada
masyarakat.
Setiap perguruan tinggi harus dapat memenuhui
Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat, yaitu
kriteria minimal tentang sistem pengabdian kepada
masyarakat pada perguruan tinggi sebagaimaana
diamanatkan oleh Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. (Pengabdian,
2018).
Tantangan berikutnya ialah sejauh mana keinginan
dosen untuk terus mengembangkan disiplin keilmuannya.
Cukup banyak organisasi profesi dosen yag bisa dijadikan
wadah untuk berhimpun menimbah pengalaman dan
wawasan. Memahami pengabdian kepada masyarakat
begitu spesifik.
Seyogyanya pengabdian kepada masyarakat
menjadi perhatian penting bagi dosen. Tidak hanya berkutat
dengan materi dalam ruangan, namun berani membuka diri
untuk terjun langsung dengan masyarakat secara luas
sesuai dengan basic keilmuan yang dimilikinya.

133
Berdasarkan Pasal 20 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan dan
mengembangkan Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat, di samping pendidikan demi kemajuan bangsa
dan negara. Demikian juga sesuai Pasal 60 UU Nomor 14
tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengenai kewajiban
dosen, dinyatakan bahwa, dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan, dosen berkewajiban melaksanakan
Tridharma perguruan tinggi, yaitu Pendidikan, Penelitian,
dan Pengabdian kepada Masyarakat.
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 mewajibkan
perguruan tinggi untuk melaksanakan Tridharma Perguruan
Tinggi, yaitu menyelenggarakan Pendidikan, Penelitian, dan
Pengabdian kepada Masyarakat.
Secara luas pengabdian masyarakat bagi dosen
ialah konstribusi nyata kepada negeri. Sebagaimana yang
diketahui pengabdian kepada masyarakat merupakan
elemen penting bagi Tri Darma Perguruan Tinggi. Disisi lain
masyarakat juga mendapat pencerahan atas permasalahan
yang dihadapi. Keterlibatan dosen dalam kegiatan
kemasyarakatan memiliki makna penting.
Dosen yang terlibat aktif dalam kegiatan pengabdian
masyarakat memberikan manfaat luar biasa.
Pengembangan, pemberdayaan dan inovasi yang dilakukan
dosen dikampus bersama mahasiswa memberikan
konstribusi bagi kemajuan masyarakat sekitarnya.
Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan
secara berkesinambungan memberikan dampak positif bagi
dosen dan masyarakat. Selama ini fokus dosen masih
seputar melakukan proses pembelajaran dalam kelas. Pada
prinsipnya teori dan praktek harus padu.

134
Kesimpulannya bahwa hal ini akan terwujud jika
pendidikan dan implementasinya bagi dosen melalui Tri
Darma Perguruan Tinggi dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya. Menumbuhkan kesadaran untuk terus
berkarya melalui profesi dosen agar pendidikan di Indonesia
semakin maju dan berkembang pesat.

135
CURIKULUM VITAE

Ahmad lahir di Biluhu Barat, Gorontalo tanggal 24


Agustus 1980. SD Inpres Palapi (1993). Madrasah Ibtidaiyah
Alkhairaat Palapi (1993). Madrasah Tsanawiyah Alkhairaat
Gio (1997). Madrasah Aliyah Alkhairaat Moutong (2000).
Strata Satu (S1) Universitas Alkhairaat Palu (2004). Strata
Dua (S2) Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
(2014) Program Studi Pendidikan Agama Islam. Kandidat
Doktor Pendidikan Agama Islam Pascasarjana Strata Tiga
(S3) di Institut Agama Islam Negeri Palu pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam.
Dosen Tetap Program Studi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Agama Islam Universitas Alkhairaat Palu. Aktif
mengajar dibeberapa program studi dalam lingkungan
Universitas Alkhairaat Palu. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Palu.
Karya ilmiah yang telah ditulis sebagai berikut: Skripsi;
“Penerapan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Dalam
Proses Belajar Mengajar Pada SLTP Negeri 4 Moutong
Kecamatan Moutong”. Tesis; “Strategi Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Dalam Menghadapi Perbedaan
Kemampuan Peserta Didik di SMP Negeri 1 Biromaru
Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah”. Artikel Jurnal
Guru Tua: “Pendidikan Islam Membentuk Nilai dan Karakter
Peserta Didik (2019). Artikel Jurnal Guru Tua dengan judul:
“Profesionalisme Guru Membangun Karakter Peserta
Didik” (2020). Buku Antologi Extraordinary Literasi
Pendidikan, Judul: “Nilai Pendidikan dalam Bulan
Ramadhan”. Penerbit Yayasan Pendidikan dan Sosial
Indonesia Maju (YPSIM) Banten (2020).

136
DAFTAR PUSTAKA

Arif, A. (2014). Cara Cepat Memahami Konsep Pendidikan


dan Pembelajaran Agama Islam (PAI). Palu Barat:
Endece Press.
Arifudin, O. (2020, Maret 4). Dosen: Antara Kewajiban
Menulis dan Mencerahkan Kehidupan Pendidikan.
Retrieved September Minggu , 2020, from Pasundan
Ekspres :
https://www.pasundanekspres.co/opini/dosen-
antara-kewajiban-menulis-dan-mencerahkan-
kehidupan-pendidikan/
Mustofa, A. (2007). Filsafat Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Pengabdian, D. R. (2018). PANDUAN. Jakarta: Direktorat
Riset dan Pengabdian Masyarakat.
Thahir, L. S. (2012). Kritik Islam Rasional Harun Nasution.
Dari Nalar Tradisi, Modernitas Hingga Nalar Kritis.
Makassar: Rumah Buku 'Andi Wanua'.
Tohirin. (2012). Metode Penelitian Kualitatif Dalam
Pendidikan dan Bimbingan Konseling. Pendekatan
Praktis untuk Peneliti Pemula Dilengkapi dengan
Contoh Transkip Hasil Wawancara Serta Model
Penyajian Data. Jakarta: Rajawali Pers.
Uno, Hamzah B. Nina Lamatenggo. (2016). Landasan
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Wibowo, W. (2013). Menulis Artikel Ilmiah yang Komunikatif,
Strategi Menembus Jurnal Akademik Bereputasi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Yunani, W. (2016, 03 22). Penelitian Bagi Dosen, Janganlah
Dihindari! Retrieved 09 20, 2020, from Dunia
Dosen.Com: https://www.duniadosen.com/

137
SAYA BANGGA MENJADI DOSEN FISIOLOGI
OLAHRAGA DAN BISA MEMBERIKAN KONSTRIBUSI
DARI ILMU YANG SAYA PELAJARI

Oleh : Khaerul Anam: S.Pd.M.Fis,.AIFO

Bismillah izinkan saya memperkenalkan diri saya


nama saya khaerul Anam S.Pd.M.Fis AIFO-Fit saat ini
sebagai dosen Pendidikan Jasmani kesehatan dan rekreasi
di Universitas Nahdatul Ulama UNU-NTB. saya alumni
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar Bali.

Program Studi Magister Fisiologi Olahraga. Dan saat


ini saya menggampu matakuliah fisiologi olahraga.
Disamping itu saya juga aktif sebagai pelatih fisik olahraga
tinju amatir Kodim. 162/WB. Dan mendirikan @personal
trainer Lombok yang aktif membantu masyarakat yang ingin
menurunkan berat badan dan menjaga kesehatan tetap
optimal dan produktif menjalakan kegiatan keseharian, baik
itu sebagai pekerja kantoran maupun sebagai atlet.

Banyak masyarakat yang belum memahami tentang


unsur ilmu fisiologi olahraga. Ilmu fisiologi olahraga bukan
hanya tentang menjaga kesehatan semata, tetapi bisa
membantu optimalisasi peningkatan prestasi. Fisiologi
olahraga adalah ilmu yang mempelajari tentang kinerja
organ tubuh. Dan Prestasi optimal dalam olahraga dapat
dicapai bila latihan diterapkan secara berkualitas, dan
menganut konsep pembinaan piramida sebagai proses
pencapaian tujuan.

Pemaanfaatan IPTEK untuk menciptakan informasi


tentang karakteristik fisiologis atlet, dijadikan sebagai
pedoman dalam membuat program latihan.

138
Bermula sewaktu menjadi atlet beladiri di persatuan tinju
amatir Lombok tegah. melihat perkembangan dan metode
latihan yang seperti hanya itu-itu saja tidak ada variasi
latihan dan motivasi untuk meningkatkan performa terbaik,
alhasil kerana sudah hobi berolahraga saya masuk di
fakultas pendidikan olahraga dan disana saya belajar
banyak materi tentang metode latihan dan cara untuk
meningkatkan performa.

Saking fokusnya terhadap ilmu sehingga saya


berencana untuk melanjutan ke tingkat magister, sehingga
saya mengorbankan waktu untuk berlatih dan menjaddi atlet
handal. Namun untuk mendukung dalam membuat program
latihan yang sebenarnya untuk adek-adek atlet tinju kedepan
dan hal ini didukung juga oleh ilmu pengetahuan dari fisiologi
olahraga.

Yang membuat rasa percaya diri dalam membut


program latihan yang sebenarnya untuk menumbuhkan
generasi elit masa depan dan senantiasa berupaya untuk
menciptakan tolak ukur penilain fisik dan pada nilai rapopt
siswa melalui pembinaan calon guru pendidikan olahraga di
kampus universitas nahdatul ulama NTB. Dan atlet elit masa
depan

Fisiologi olahraga mengkaji tentang perubahan


fungsi organ-organ baik yang bersifat sementara (akut)
maupun yang bersifat menetap karena melakukan olahraga.
Fisiologi Olahraga merinci dan menerangkan perubahan
fungsi yang disebabkan oleh latihan tunggal (acute
exercise) atau latihan yang dilakukan secara berulang-
ulang (chronic exercise) dengan tujuan untuk
meningkatkan respon fisiologis terhadap intensitas, durasi,
frekuensi latihan, keadaan lingkungan dan status fisiologis

139
individu. Fungsi dan mekanisme kerja organ-organ tubuh
akan selalu bereaksi dalam rangka penyesuaian diri demi
terciptanya “Homeostasis” (kecenderungan organisme hidup
untuk mempertahankan lingkungan dalam “Millieau
Interieur” yang stabil bagi selnya. (TriRustiadi, 2013)

Latihan fisik yang tepat akan meningkatkan prestasi


kerja dari faal tubuh. Peningkatan prestasi kerja dimaksud
sangat tergantung kepada tipe latihan, intensitas latihan,
frekuensi, lama latihan, dan prinsip-prinsip dasar latihan fisik.
Selain itu, variasi dalam latihan juga sangat perlu
diperhatikan. Apabila hal tersebut sudah dapat dilaksanakan
dengan baik, sudah dapat dikatakan latihan yang dikuti
berkualitas (Fox, 1988; Bompa, 1990).

FREKUWENSI LATIHAN

Pertimbangan selanjutnya adalah frekuensi latihan.


Frekuensi latihan adalah jumlah pengulagan latihan yang
secara umum dinyatakan dalam per-minggu. Sebagai
patokan untuk menentukan frekuensi latihan dengan jalan
memperhatikan kondisi kebugaran atlet. Secara umum
frekuensi latihan tiga kali seminggu dapat menigkatkan
komponen kebugaran jasmani katagori sehat, dan empat
sampai lima kali seminggu dapat meningkatkan kebugaran
jasmani untuk untuk olahraga prestasi. Pertimbangan lain
untuk menetapkan frekuensei latihan adalah dengan
memperhatikan berat ringanya latihan yang diprogramkan
(Bompa, 1990).

140
INTENSITAS LATIHAN

Intensitas latihan adalah berat ringannya beban


latihan yang menjadi pertimbangan berikutnya, setelah
memperhatikan tipe latihan yang tepat. Intensitas latihan
merupakan salah satu pedoman dalam penerapan prinsip
beban berlebih. Parameter intensitas latihan yang sering
digunakan adalah denyut nadi, volume oksigen maksimal
(VO2 maks), dan kadar asam laktat (Mc Ardle, 1986;
Janssen,1989).

LAMA LATIHAN

Lama latihan adalah suatu hal yang tidak dapat


dikesampingkan. Lama latihan mempunyai hubungan yang
timbal balik dengan intensitas latihan. Jika intensitas latihan
rendah, maka pelaksanaan latihan harus relatif lama.
Sebaliknya jika intensitas tinggi maka lama latihan harus
singkat. Sebagai bahan pertimbangan, sebaikya waktu
latihan singkat, tetapi di dalam waktu yang singkat itu padat
dengan aktifitas-aktifitas yang menunjang pembentukan
komponen-komponen yang menjadi tujuan latihan.

PRINSIP DASAR LATIHAN

Dalam menyusun suatu program latihan, faktor lain


yang harus diperhatikan adalah prinsip-prinsip dasar latihan
fisik. Prinsip-prinsip dasar dimaksud adalah prinsip beban
berlebih, prinsip beban bertambah, prinsip kekhususan,
prinsip individual, prinsip pulih asal, dan prinsip kembali asal.
Prinsip beban berlebih adalah prinsip yang sangat
mendasar. Konsep diberlakukannya prinsip beban berlebih
ini karena diyakini bahwa faal tubuh dapat beradaptasi
terhadap stimulus yang diterimanya.

141
OVERTRAINING

Overtraining adalah keadaan latihan yang patologi.


Selain akibat kesalahan latihan, hal-hal yang mempercepat
terjadinya overtraining antara lain; gaya hidup yang tidak
teratur, lingkungan sosial yang tidak sehat, dan kondisi
kesehatan yang tidak bugar (Bompa, 1990). Keadaan
overtraining yang dialami, seseorang akan mengalami
gangguan-gangguan, baik secara fisik, psikis, maupun
fungsi tubuh. Peningkatan tensi otot dan penurunan
kecepatan reaksi dan kecepatan gerak, sebagai contoh
gangguan dari segi fisik. Berkurangnya konsentrasi dan
semangat juang.

Kondisi overtraining merupakan keadaan tubuh akibat


kurang istirahat untuk melakukan proses pemulihan secara
latihan. Selain itu, overtraining sebenarnya juga
menimbulkan suatu sindrom psikologis, dimana mereka
yang mengalami overtraining karena beban latihan
cenderung menjadi cepat cemas dan kebingungan,
sedangkan overtraining akibat latihan aerobik dapat
mengalami depresi. Tanda-tanda klasik dari overtraining
terjadi apabila seseorang melakukan latihan keras secara
terus menerus, tetapi performa latihannya tidaklah menjadi
semakin bagus dan meningkat malahan menjadi semakin
buruk dan menurun.

Performa yang menurun ini biasanya disertai dengan


perubahan pada motivasi latihan dengan gejala-gejala
gangguan fungsi biokimia serta fisiologis pada tubuh, seperti
sakit pada sendi dan otot, kelelahan dan juga kehilangan
selera makan. Jika overtraining yang mengarah terhadap
penurunan performa latihan dalam jangka panjang, ada lagi

142
istilah overreaching yang merupakan panurunan performa
jangka waktu yang pendek atau sementara saja.

Oleh karena itu jangan korbankan waktu istirahat.


Ketahuilah bahwa otot mengembangkan dirinya di saat
beristirahat bukan di saat latihan. Istirahat melalui tidur
yang cukup akan mempersiapkan energi agar mampu
mengangkat beban di hari berikutnya.

Lambatnya Pemulihan Denyut nadi akibat Overtraining


Intensitas latihan yang tinggi dan tidak diimbangi pulih asal
yang sempurna mengakibatkan terjadinya overtraining.
Latihan yang berupa aktivitas fisik, sangat tergantung pada
reaksi-reaksi kimia yang rumit di dalam sel otot, maupun
saraf. Reaksi-reaksi kimia ini sangat peka terhadap fluktuasi
suhu di dalam ataupun di luar tubuh.

Akibat frekwensi denyut nadi yang semakin tinggi,


membutuhkan proses pemulihan relatif lama. Walaupun
latihan sudah dihentikan, suhu tubuh tidak dengan
sendirinya dapat turun dengan mudah. Hal ini disebabkan,
bahwa dalam kondisi suhu yang tinggi, seringkali terjadinya
kegagalan dalam mekanisme pengaturan suhu. Sebab lain,
bahwa suhu tinggi menggandakan semua reaksi kimia
intraselluler, jadi masih membebaskan panas. Diperlukan
teknik-teknik tertentu seperti dengan cara minum yang
teratur, sehingga cairan yang hilang akan cepat terganti.

Overtraining menganggu Sistem Pencernaan dan


Metabolisme Dalam saluran pencernaan, secara berturut-
turut akan mengalami proses pencernaan, penyerapan zat
gizi dan pembentukan faeses. Proses pencernaan dimulai
dari rongga mulut, lambung dan berakhir pada usus 12 jari
(duodenum). Molekul-molekul makanan secara mekanis dan

143
kimia, dirubah menjadi molekul-molekul yang lebih kecil dan
sederhana, sehingga siap untuk diserap oleh darah pada
dinding usus halus, yaitu pada yeyenum dan ileum. Molekul-
molekul kecil hasil dari pencernaan antara lain adalah
glukosa, fruktosa, dan galaktosa yang berasal dari molekul
karbohidrat (Lehninger,1992).

KESIMPULAN

Prestasi olahraga yang optimal tercapai, bila proses


latihan diterapkan secara sistematis. Manajemen beban
latihan harus menjadi fokus perhatian. Terjadinya kesalahan
dalam menerapkan prinsip beban berlebih dan peningkatan
beban yang progresif akan selalu menimbulkan dampak
negatif. Informasi dari karakteristik faal atlet menjadi titik
tolak dalam membuat suatu program latihan.

Keluhan overtarining merupakan bukti kekeliruan


yang diterapkan dalam menjalani proses latihan, selalu
menimbulkan efek negatif terhadap fungsional tubuh,
sehingga prestasi optimal tidak tercapai. Dengan
mengetahui efek negatif tersebut, akan memotivasi pelaku
olahraga untuk tidak melaksanakan kekeliruan dalam
latihan. Semoga kesatuan pendapat antara atlet, pelatih, dan
ilmuan olahraga menjadi modal dalam mencapai prestasi
yang optimal.

TUJUAN

Hal yang ingin penulis sampaikan adalah bagaimana


peran ilmu fisiologi dapat membantu dalam
menumbuhkembangkan prestasi namun tidak
mengorbangkan kesehatan anda, karna sejatinya para
pelatih akan meberikan beban latihan yang tersusun dan

144
berdasarkan apa yang menjadi temuan dilapangan. Karna
setiap individu atau atlet mengalamai hal yang berbeda pada
setiap harinya. Begitupun sebaliknya pada mahasiswa saat
membarikan latihan

HARAPAN

Dengan pemahaman peran fisiologi dalam


melakukan latihan diharapkan semua yang membaca
postingan ini memahami akan peran/ effek yang dialami
terhadap tubuh masing-masing baik itu sebagai atlet
maupun sebagai pelatih, emas itu mahal namun kesehatan
itu jauh lebih mahal, emas bisa di gali namun kesehatan
butuh investasi jangka panjang.

KEBANGGAN KU MENJADI DOSEN:?

Tolak ukur dari sebuah usaha adalah keberhasilan


jika kita mengukur sebuah ilmu yang kita ajarkan dan dapat
di repon dan dilaksanakan hal ini merupakan kebanggaan
tersendiri bagi saya namun apakah ada tolak ukur yang lain
yang bisa menjadi acuan kebanggan dari sebuah profesi.
Sebelum kita melamar pekerjaan yang akan kita lamar
pastinya kita sudah tau job dsikripsion yang akan kita
laksanakan oleh sebab itu maka hal ini bisa menjadi pijakan
dalam berkarir dan peningkatan karir.

Menurut saya dosen yang baik bukan hanya


mengantarkan mahasiswanya ke gerbang pintu wisuda tapi
dosen yang baik adalah yang mengantarkan mahasiswa
menempuh pekerjaan yang sesuai dengan minat dan
bakatnya. Bisa menjalakan kehidupan dan menyambung
hidup dari ilmu yang iya pelajari selama menjadi mahasiswa

145
dan memberikan pemahaman tentang apa yang masyaakat
butuhkan dari ilmu yang diperoleh.

Apa yang dipelajari hari ini untuk investasi hari esok


lebih baik. Contohnya mungkin dengan Berkarnya sebagai
personal trainer, pelatih renang, pandu wisata, diving, dan
lain-lain, menjual jasa dari ilmu yang dia peroleh merupakan
alternatif pilihan.

Menjadi Dosen Di Daerah Nusa Tenggara Barat.

Menjadi dosen di nusa tenggara


barat merupakan tantangan
tersendiri karna hal demikian
mempunyai permasalhan yang
berbeda antara mahasiswa
yang satu dengan mahaiswa
yang lain termasuk
perekonomian, cara mereka
terdidik, dan berkomunikasi
yang sungguh diluar dugaan
kita, sedikit cerita tentang
perjalanan kelas online sampai ofline yang saya lakukan
beberapa hari lalu pada mahasiswa semester empat. setiap
kelas online ada beberapa mahasiswa tidak pernah hadir
dikelas sampai mendekati akhir semester. Alhasil saya
menghubungi dan bertaya, Kenapa tidak pernah ikut kelas.?
dan dia menjawab saya tidak ada kouta pak hp saya aja
masih jadul pak. dan ahirnya saya berpikir untuk
melaksanakan kelas kunjungan dan mengabaikan perintah
rektor dan covid-19.

membuat kesepakatan untuk bertemu di rumah si


anu, dan hari itu pun tiba ketika diperjalanan pemandangan

146
menuju lokasi rumahnya subhanalloh indah sekali yang
saya tidak pernah temukan di kota besar, pemandangan asri
indah dan sejuk masarakat tempat tinggal mereka yang
ramah.

Ketika saya tiba dirumahnya hati saya begitu


tersentuh akan kehidupannya yang serba sangat
kekurangan saya baru tau kalo orang tuanya yang laki-laki
sudah nikah lagi dan dia menjadi tulang punggung
keluarganya. Ada yang unik di desa tempa tinggal
mahasiswa saya yag dimana setiap tamu wajib akan di
sugguhkan kopi tampa meminta karna ini tradisi´´
sewaktu saya datang saya sudah sampaikan untuk tidak
usah repot-repot buat kopi atau apapun. Yang saya
butuhkan adalah kamu duduk manis mendengarkan
penjelasan saya dan bertaya bagian mana yang sulit untuk
dipahami serta didirmu daat memperaktikkan gerakan yang
diamksud.

Ditempat tinggal mahasiswa saya ini juga


terdapat banyak kelapa muda´´sepertinya enak sekali
kelapa muda kuning itu dek, langsung pertayaan itu timbul
apakah bapak berkenan.? Mau dek.lebih enak kelapa muda
dari pada kopi lebih seger dan alami serta gratis,hehe.

Dan dia langsung ketawa. siap´´ dan ahirnya kami


menyantap kelapa muda sambil belajar. Hal ini saya
gunakan untuk kedekatan supaya mahasiswa tidak
janggung dan materi mudah dipahami. Ketika saya pulang
dan saya lihat dimotor sudah bergantung 2 buah kelapa
muda´´untuk dijalan ya pak sambil menyindir wekwek.

Didalam hati saya ternyata banyak hal yang saya


belum ketahui tentang kehidupan mahasiwa, dan kunjungan

147
kedua mendapatkan orang tuanya lagi sakit dan tidak ada
untuk membeli obat. Dan hal demikian yang perlu kita
perhatikan alhamdulilah ada uang untuk membantu.

Jika diizinkan saya ingin sarankan kepada para


dosen supaya tidak hanya diam ketika mahasiswa tidak
masuk, dan tidak mudah percaya akan kata-kata namun
perlu sekali kita membuktikan dengan mengadakan kelas
kunjungan untuk memahami kehidupan mahasiswa kita, dan
pendekatan dirikita kemayarakat tempat tinggalnya
mahasiswa serta apa yang perlu kita bantu dan apa yang
perlu kita tingkatkan didesa tersebut.

[1] “Kontribusi Fisiologi Olahraga Mengatasi Resiko


Menuju Prestasi Optimal,” Kontribusi Fisiol. Olahraga
Mengatasi Resiko Menuju Prestasi Optim., 2013.

148
SAYA BANGGA JADI DOSEN

Oleh : Tiyas Saputri, S.S., M. Pd.

Nama saya adalah Tiyas Saputri, S.S., M. Pd. Saya


adalah seorang dosen bahasa Inggris yang ber-homebase
di prodi S1 Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Nahdlatul Ulama
Surabaya. Bagi saya, profesi dosen merupakan profesi
yang memiliki nilai prestis yang tinggi karena memiliki latar
belakang edukasi yang tinggi yaitu minimal S2, bahkan
sekarang dosen dituntut untuk menempuh kuliah lagi S3.
Selain itu, dosen merupakan pekerjaan yang mulia karena
menyalurkan ilmu pada mahasiswanya sehingga dapat
menjadi amal jariyah suatu saat nanti. Oleh karena itu,
saya sangat bangga jadi dosen.
Perjalanan karir saya sebagai dosen bahasa Inggris
bermula sejak tahun 2012. Ketika itu saya masih berstatus
sebagai Dosen Luar Biasa (DLB) di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya
(STIKES YARSIS), yang kemudian sejak 2013 STIKES
YARSIS berubah nama menjadi Universitas Nahdlatul
Ulama Surabaya (Unusa). Saat masih bernama STIKES
YARSIS, saya diperbantukan mengajar Mata Kuliah Dasar
Umum (MKDU) bahasa Inggris di program studi (prodi) D3
Kebidanan sebanyak lima kelas karena saat itu dosen
bahasa Inggris hanya satu orang saja.
Menjelang tahun 2013, dengan adanya perubahan
nama dari STIKES YARSIS ke Unusa, ada tawaran pada
saya untuk menjadi dosen bahasa Inggris full-time (mulai
jam 07.00-16.00) di Unusa yang ketika itu informasinya
disampaikan secara lisan oleh salah satu teman staf
administrasi saya. Saya diminta untuk mengajukan surat

149
lamaran kembali namun sebagai dosen bahasa Inggris
full-time dan saya pun besoknya langsung mengirim
berkas surat lamaran tersebut. Akhirnya, alhamdulillah,
saya diterima sebagai dosen bahasa Inggris full-time di
Unusa. Tak lama kemudian, setelah beberapa bulan
berlalu saya sebagai dosen bahasa Inggris full-time yang
ditempatkan di homebase S1 Keperawatan, saya dipindah
ke homebase S1 PGSD lalu diangkat sebagai dosen tetap
pada tahun 2014. Setelah itu, saya dipanggil oleh wakil
rektor II (drg. Umi Hanik, M. Kes.) dan wakil rektor III (Dr.
Ima Nadatien, S.K.M., M.Kes), saya diminta untuk
mengelola program studi S1 Pendidikan Bahasa Inggris
(S1 PBI).
Bersama dengan tim, kami menyiapkan borang
pendirian prodi S1 PBI dibawah naungan Fakultas
Keguruan dan Pendidikan (FKIP) Unusa. Akhirnya prodi
itupun berdiri tetapi karena masih belum ada peminatnya
maka prodi S1 PBI baru berjalan pada tahun 2016. Saat
itu pula homebase saya dipindah di Prodi S1 PBI FKIP
Unusa.
Prodi S1 PBI FKIP Unusa sekarang sudah memiliki
mahasiswa 4 angkatan (angkatan 2016, 2017, 2018 dan
2019) dengan jumlah sekitar 25-40 mahasiswa per
angkatan. Pada akhir tahun 2019, alhamdulillah saya dan
tim mengajukan borang akreditasi BAN-PT untuk prodi S1
PBI FKIP Unusa dan pada awal tahun 2019 prodi S1 PBI
divisitasi asesor BAN-PT dan akhirnya telah melalui
proses akreditasi dan mendapat nilai B meskipun prodi
tersebut belum meluluskan mahasiswa karena angkatan
awal prodi saya yaitu angkatan tahun 2016 dan saat
proses akreditasi mahasiswa masih ada di semester 6.
Sebagai seorang dosen yang memiliki homebase di
S1 PBI, saya harus memenuhui kewajiban tri dharma

150
perguruan tinggi (pendidikan dan pengajaran, penelitian
dan pengembangan, dan pengabdian masyarakat) yang
berkaitan dengan bidang pendidikan bahasa Inggris.
Kurikulum di prodi tersebut mengacu pada Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Dalam bidang
pendidikan dan pengajaran, di prodi S1 PBI saya
mengajar beberapa mata kuliah diantaranya: Structure I,
Structure II, Structure III, Speaking I, Speaking II, Syntax,
Intensive Course, Psycholinguistics, English for Specific
Purposes (ESP), Microteaching, Seminar on ELT dan
Praktek Pengenalan Lapangan (PPL). Ada beberapa mata
kuliah yang saya ajarkan sendiri, adapula beberapa mata
kuliah yang mengajar bersama tim.
Dalam mempersiapkan pengajaran beberapa mata
kuliah tersebut, baik sudah berpengalaman maupun
belum, langkah pertama yang saya lakukan adalah
mencari referensi buku yang tepat di internet (google.com
atau libgen.is) dan terpublikasi update dengan melihat
tahun publikasinya paling tidak 10 tahun terakhir. Selain
itu, saya juga biasanya meminta rekomendasi tentang
buku referensi yang dapat digunakan untuk mengajar
mata kuliah tersebut dari forum komunikasi via WhatsApp
grup Teflin atau APSPBI. Forum tersebut merupakan
asosiasi dosen bahasa Inggris (TEFLIN) dan prodi S1 PBI
(APSPBI) sehingga di grup tersebut terdapat banyak
dosen PBI dari berbagai daerah di Indonesia. Setiap kali
ada yang meminta rekomendasi buku referensi untuk
mengajar suatu mata kuliah, dosen-dosen PBI yang
tergabung di grup tersebut selalu memberikan
rekomendasi buku referensi yang tepat dengan materi
yang up to date.
Dari buku referensi yang didapatkan, baik dari
internet maupun hasil rekomendasi dosen yang tergabung

151
di grup WhatsApp, barulah saya membuat Rencana
Pembelajaran Semester (RPS) lalu dilanjutkan dengan
pembuatan Rencana Pokok Pembelajaran (RPP) untuk
semua mata kuliah yang akan saya ajarkan. Selain itu,
saya juga membuat bahan ajar berupa power point.
Seluruh perangkat pembelajaran tersebut saya unggah di
google classroom dan beberapa di materi.unusa.ac.id
sehingga mahasiswa dapat mengakses dan
mengunduhnya dengan mudah. Termasuk juga rekaman
video pada saat mengajar mahasiswa menggunakan
media online berupa Zoom Clouds Meeting, saya unggah
di google classroom sehingga mahasiswa dapat melihat
kembali rekaman video pembelajaran tersebut dan
mahasiswa yang belum dapat bergabung di pertemuan
tersebut dapat melihat hasil rekamannya.
Untuk selalu up date ilmu pendidikan bahasa
Inggris, saya sering mengikuti seminar baik nasional
maupun internasional, workshop, Training of Trainer (ToT)
dan business meeting sehingga saya mendapatkan
informasi, ilmu pengetahuan, wawasan yang up date
seputar pendidikan bahasa Inggris dan relasi yang
mayoritas berprofesi sebagai dosen pendidikan bahasa
Inggris. Bahkan, dengan aktif mengikuti pertemuan
tersebut, prodi S1 PBI Unusa dapat lebih dikenal oleh
banyak orang di segala penjuru.
Ada berbagai metode yang saya gunakan ketika
mengajar mata kuliah yang saya ampu dan sebagian
besar berbasis IT. Dalam mengajar, saya selalu
menganjurkan mahasiswa saya untuk selalu
menggunakan digital learning menggunakan tablet e-
sorogan yang telah mereka terima saat menjadi
mahasiswa Unusa. Dalam menerapkan digital learning,
beberapa aplikasi pembelajaran diantaranya google

152
classroom, zoom, kahoot dan menti.
Untuk meningkatkan kemampuan komunikasi
bahasa Inggris seluruh mahasiswa Unusa, saya berupaya
membuka Unit Kegiatan Mahasiswa yang bernama ECC
(English Chat Club). Kegiatan yang berlangsung di UKM
tersebut yaitu diantaranya: pelatihan public speaking,
pelatihan debat bahasa Inggris, English Cooking
(Memasak dengan resep bahasa Inggris) dan permainan
dalam bahasa Inggris. Selain itu UKM ini juga
mencetuskan ide untuk memberlakukan program English
day tiap hari Selasa atau yang dikenal dengan “English
Day is on Tuesdays” yang disambut dengan baik oleh
semua sivitas akademika Unusa.
Ada beberapa publikasi saya berupa jurnal,
prosiding, tulisan di media massa, HaKi dan buku ber-
ISBN. Sebagai contoh buku yang sudah dipublikasikan
diantaranya berjudul “Basic English for Health for Students
and Health Practitioners” untuk pembelajaran bahasa
Inggris keperawatan dan kebidanan, “Buku petunjuk
penggunaan gambar flanel dalam pembelajaran bahasa
Inggris” untuk pembelajaran bahasa Inggris siswa
berkebutuhan khusus, dll.
Prestasi yang pernah saya dapatkan yaitu ketika
berhasil lolos dalam program Penelitian Dosen Pemula
(2019) dan Inovasi Pembelajaran Pendidikan Khusus
(2019) dari Kemenristekdikti. Sebagai dosen saya juga
bertugas membimbing mahasiswa dalam hal skripsi,
akademik, non akademik, maupun perlombaan untuk
meraih prestasi. Sebagai contoh yaitu membimbing
mahasiswa S1 PBI hingga meraih prestasi dalam program
PHP2D (2020) dari Kemenristekdikti. Diharapkan apa
yang telah saya lakukan dan prestasi yang saya raih dapat
menjadi teladan bagi mahasiswa untuk terus berjuang

153
dalam meraih prestasi dan pantang menyerah dalam
meraih suatu impian. Untuk itu, saya bangga jadi dosen.

154
CURRICULUM VITAE

Tiyas Saputri, S.S., M. Pd.

Saya Tiyas Saputri, S.S., M. Pd. Saya


mendapat gelar Sarjana Sastra (S.S.)
dari Universitas Airlangga tahun 2007
jurusan Sastra Inggris. Tahun 2010,
saya mendapat gelar Magister
Pendidikan (M. Pd.) dari Universitas
Negeri Surabaya. Saya sudah menjadi
seorang dosen bahasa Inggris di
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
(Unusa) sejak tahun 2012. Saya
mengajar beberapa mata kuliah yang berbahasa Inggris
seperti Intensive Course, Structure 1, Structure 3,
Psycholinguistics, Introduction to Linguistics English for
Specific Purposes, dll dan mata kuliah bahasa Inggris - Mata
Kuliah Dasar Umum (MKDU) baik di bidang kesehatan,
teknik, keperawatan dan kebidanan. Hoembase saya di
prodi S1 Pendidikan Bahasa Inggris. Buku bahasa Inggris
berjudul “Basic English for Health”. Saya memiliki beberapa
publikasi di beberapa jurnal, prosiding baik nasional maupun
internasional, tulisan di media massa, HaKi dan buku ber-
ISBN. Buku ini merupakan publikasi buku saya yang keenam
yang merupakan gabungan tulisan dengan penulis lain
dalam buku antologi yang berjudul “Saya bangga jadi
dosen”.

155
Pengalaman dan Profesiku Menjadi Dosen

Oleh : Marthin Robert Sihotang, S.Kom., M.M

Banyak orang ingin menjadi dosen. Menjadi impian


dan mimpi habis lulus S1 menjadi dosen, habis lulus S2
menjadi dosen, dan habis lulus S3 menjadi dosen. Menjadi
dosen bukan hanya mengajar saja tapi juga merupakan
salah satu profesi terhormat. Apakah saya bangga menjadi
dosen atau tenaga pengajar ? Bisa dibilang “ bangga “ karna
menjadi saluran berkat melalui transfer pengetahuan dari
Tuhan buat para mahasiswa.

Saya mengajar selama 13 tahun dimulai tahun 2006


– 2007 sampai dengan 2019 – 2020. Menjadi dosen tidak
harus pintar dan cerdas seperti IPK 4.00. Tidak sedikit yang
menjadi staff pengajar memiliki IPK dibawah IPK 4.00.
Banyak orang cerdas sulit mentransfer ilmu
pengetahuannya namun tidak sedikit orang biasa tidak sulit
membagikan pengetahuannya kepada para mahasiswa.

Apapun sekolah pascasarjana yang diambil, apakah


perguruan tinggi negeri (PTN) atau perguruan tinggi swasta
(PTS) selalu memiliki kualitas yang berbeda. Beban menjadi
dosen memikul 3 (tiga) kewajiban, yakni : (1) pengajaran ;
(2) penelitian ; dan (3) pengabdian kemasyarakatan.
Ironisnya pendapatan staff pengajar tidak sejalan dengan
kewajibannya. Oleh karenanya banyak dosen melakukan
pengajaran lebih dari 4 kampus.

Namun pun demikian, masih banyak orang yang


ingin menjadi staff pengajar pada berbagai perguruan tinggi.
Adapun minat tersebut salah satunya mendukung transfer
pengetahuan dan meraih berkat Tuhan. Tidak sedikit dosen

156
harus mengajar lebih dari 40 mahasiswa di depan kelas dan
melakukan Tridharma Pendidikan. Secara faktual mengajar
lebih dari 40 mahasiswa tidak efektif dan tidak ideal.

Seorang dosen yang professional tidak boleh dan


dilarang membawa masalah apapun yang berasal dari
kehidupan pribadinya untuk dibawa ke hadapan para
mahasiswanya. Masalah kehidupan pribadinya tidak boleh
menjadi batu sandungan dalam masalah kehidupan di
kampus. Itulah salah satu pengalaman saya selama ini
selain segudang pengalaman mengajar yang lain. Ada
pengalaman yang “ enak ” dan “ tidak enak ”.

Menjadi staff pengajar juga harus menjaga etika


profesi, etika mengajar, etika emosi, dan etika ego. Harus
bersikap sopan dan santun dalam berprilaku. Kharisma dan
wibawa merupakan aspek penting supaya disegani dan
dihormati para mahasiswa. Tanpa kharisma dan wibawa,
niscaya proses belajar – mengajar tak akan pernah berhasil.
Mahasiswa merupakan sekumpulan manusia yang harus
dimanusiakan.

Proses belajar – mengajar di kampus merupakan


memanusiakan mahasiswa supaya bisa menjadi manusia
utuh. Kehidupan pembelajaran para mahasiswa bisa
diperoleh tidak hanya di dalam kelas tapi juga di luar kelas.
Ingatlah, bahwa dosen memberikan materi kuliah sebanyak
50% - 70%, sementara 30% lagi harus dicari para
mahasiswa melalui media lain. Gampangkah menjadi staff
pengajar ? Kalau dulu prosesnya mudah, zaman sekarang
sulit.

Staff pengajar tidak sama dengan staff pendidik. Staff


pengajar berlaku untuk para mahasiswa yang berusia lebih

157
dari 18 tahun atau kehidupan proses belajar – mengajar
pada kampus tertentu. Dalam metode atau gaya mengajar
dosen, maka tidak lagi diajarkan kepada para mahasiswa
supaya belajar, bersikap hidup baik, menjaga sikap, dan lain
– lain. Para mahasiswa diasumsikan sudah tahu dan
mengetahui akan hal ini.

Bedakah dengan staff pendidik ? Jelas, berbeda.


Staff pendidik berlaku untuk para siswa yang berusia kurang
dari 18 tahun atau kehidupan proses belajar – mengajar
pada tingkatan TK, SD, SMP, dan SMA tertentu. Dalam
metode atau gaya mengajar guru, maka wajib diajarkan
kepada para siswa supaya belajar, bersikap hidup baik,
menjaga sikap, dan lain – lain. Para siswa diasumsikan
belum tahu dan belum mengetahui akan hal ini.

Dosen pun harus mengikuti rangkaian pendidikan


yang lebih tinggi, misalnya dari S1 menuju S2 dan S2
menuju S3. S3 merupakan pendidikan tertinggi dari semua
jenjang yang ada. Tidak hanya itu, dosen juga sebaiknya
mengikuti edukasi lanjutan, katakanlah Seminar,
Simposium, Temu – Ilmiah, Kuliah terbuka, pelatihan ilmiah,
dan masih banyak lagi. Apakah aspek itu merupakan hal
yang memberatkan dosen ? Ya itu semua tergantung
manfaatnya.

Ucapan, perkataan, sikap, dan prilaku dosen menjadi


kunci konsistensi salah satu staff pengajar. Aspek ini terjadi
karna dosen merupakan orang tua di kampus atau istilahnya
orang tua pengganti di rumah yang berlokasi di kampus.
Meskipun dosen adalah salah satu manusia yang berilmu
dan berakhlak tinggi, menjadi catatan tersendiri bahwa
sosok itu juga merupakan manusia biasa dan bukan pribadi
yang merupakan jebolan dari Surga.

158
Bukan rahasia umum lagi, menjadi tokoh pengajar
yang disegani dan dihormati para mahasiswanya
memerlukan durasi waktu yang tidak sedikit. Namun aspek
itu bisa berkembang lebih cepat apabila metode, gaya, dan
sikap mengajar memiliki kharisma dan wibawa yang tinggi
plus selalu memiliki mood yang bagus. Meskipun begitu,
menjadi tokoh yang digugu dan dititu bukan berarti
memperoleh pendapatan yang lebih dari memadai.

Banyak karyawan swasta yang menyambi menjadi


staff pengajar atau pun sebaliknya Staff pengajar yang
menyambi menjadi karyawan pada salah satu perusahaan
ternama. Apapun itu bentuknya, hendaknya tetap
menjalankan kewajiban secara baik. Tokoh pengajar tetap
memberikan Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir
Semester (UAS) pada semester ganjil dan semester genap.
Tidak boleh mengabaikan dan dilarang mengabaikan.

Artikel ini disusun berdasarkan pengalaman dan


kejadian lapangan yang saya pribadi alami. Suka dan duka
menjadi dinamika yang seru dan mengasikkan. Realitasnya,
ingin selalu mengulang dan tidak ingin diulang. Hehehehe
3x. Apabila interaksi dosen dan mahasiswa terjalin baik,
maka kelak 7 – 10 tahun yang akan datang saat mahasiswa
itu sudah menjadi Sarjana akan menjadi teman atau sejawat
dari dosen itu sendiri. Indah bukan ?

Mahasiswa selalu memberikan pertanyaan kritis.


Banyak staff pengajar yang menanggapi pertanyaan para
mahasiswanya yang berhubungan topik mata kuliah tertentu
dengan melemparkan pertanyaan ulang tersebut kepada
mahasiswa lain. Namun saya tidak sependapat dan tidak
setuju. Kalau dosen tersebut tidak mengetahui jawabannya,

159
maka bisa dengan menampung dulu dan jawabannya
kepada mahasiswa pada pekan mendatang.

Mempersiapkan materi kuliah tertentu bagi dosen


yang berpengalaman mengajar selama puluhan tahun pada
suatu kampus merupakan perspektif yang tidak sulit. Namun
aspek itu menjadi berbeda apabila staff pengajar tersebut
mengampu mata kuliah baru diluar bidangnya, katakanlah
Pak Amin selaku Dosen Metode Riset selama 10 tahun
diminta mengasuh mata kuliah Etika Profesi Bisnis yang
baru seumur jagung. Jelas tidak mudah.

Mempersiapkan materi kuliah tertentu harus disertai


dengan fasilitas dan infrastruktur. Selain disediakan oleh
pihak kampus juda harus disiapkan oleh dosen yang
bersangkutan. Keduanya bersinergi dan berkoordinasi
secara baik supaya proses belajar – mengajar dapat terjalin
dengan baik. Para mahasiswa membayar sejumlah uang
kuliah tertentu kepada pihak manajemen kampus dimana
dana tersebut dapat digunakan dan dimaksimalkan.

Saya pernah mengajar lebih dari 7 kampus yang


semuanya tersebar seantero DKI Jakarta. Suka dan duka
yang diperoleh tidak sedikit, misalnya lokasi jauh, pulang
larut malam, badan bau keringat, menunggu bus yang lama,
basah kuyup kena hujan, dan masih banyak lagi. Namun itu
memacu untuk setia dalam perkara kecil. Apabila tiba
waktunya maka pasti diserahi tugas dan beban tanggung
jawab yang lebih besar.

Berdasarkan pengalaman mengajar lebih dari 10


tahun, tak terasa sudah membuat dan menyusun lebih dari
10 naskah mata kuliah tertentu (2500 lembar halaman).
Ironisnya, belum satu pun naskah yang berhasil diterbitkan

160
melalui penerbit karena terkendala virus covid–19 ditambah
kasus pandemik mengharuskan sistem perkuliahan harus
dilakukan melalui media online. Berharap pandemi covid-19
segera berakhir dan bisa melakukan normal lama.

Senang berkomunikasi dengan mantan mahasiswa


yang sudah menjadi Sarjana, pekerjaannya berhasil, dan
melanjutkan jenjang S2 di berbagai perguruan tinggi di
Jakarta. Mereka masih ingat sama mantan dosennya dan
masih menghormati diriku sembari berkata : “ Hallo Pak, Apa
kabar Pak ? “. “ Saya sudah lulus S2. Saya sudah berhasil.
Trima kasih atas pengajaran dan bimbingannya selama ini ”.

Saya pun ikut terharu dan berbalas mengatakan : “


Anda sudah lulus S2, dedikasikan IPTEK secara positif.
Saya dan Anda sudah sejajar sekarang. Teruslah maju dan
raih edukasimu yang lebih tinggi lagi ”. Saya pribadi tak mau
menghalangi nilai mahasiswa memperoleh nilai bagus, tapi
apabila nilai mahasiswa yang bersangkutan terbilang buruk,
tak perlu dinaikkan juga setinggi langit.

Selama saya mengajar mata kuliah Statistik Dasar


dan Statistik Probabilitas selama 13 tahun lebih, maka UTS
dan UAS selalu bersifat buka buku (Open Book). Namun,
apabila berhubungan dengan mata kuliah lain di luar
Statistik, maka UTS dan UAS selalu bersifat tutup buku
(Closed Book). Aspek ini saya lakukan salah satunya karena
mata kuliah statistik ini memiliki rumus yang terbilang banyak
dan tidak mudah dihafal.

Sesama dosen yang memiliki bidang yang sama


memang harus saling berinteraksi dan bertukar pikiran.
Perspektif ini dipandang perlu mengingat bidang yang sama
berpotensi saling menggantikan dan saling melengkapi

161
apabila salah satu dosen yang bersangkutan berhalangan
hadir. Hendaknya bidang yang sama menjalin kerjasama
yang kuat, kebersamaan, dan kekompakkan serta
menghindari kompetisi antar dosen yang tidak perlu.

Tidak sedikit dosen yang belum memiliki sertifikasi


dosen (serdos), NIDN, dan jenjang kepangkatan yang
mumpuni padahal edukasi yang dipunyai sudah berjenjang
S2 dan S3. Padahal dosen dan keluarganya hidup dan
makan dari pekerjaan tersebut. Aspek inilah yang perlu
disoroti bersama supaya para perguruan tinggi swasta sadar
dan menyadari untuk memberikan honor mengajar plus gaji
secara layak dan manusiawi.

Sudah saatnya semua stake holder menempatkan


posisi dosen atau staff pengajar sejajar dengan profesi
dokter. Hal ini terjadi karena dosen merupakan salah satu
ilmuwan dunia yang melakukan kewajibannya pada
TriDharma Pendidikan. Bayangkan apabila tak ada dokter,
maka orang sakit tidak akan sembuh dan tidak sehat.
Demikian halnya dosen, apabila tak ada dosen, maka
kualitas masyarakat berpotensi tidak mengalami kemajuan.

Dengan mensejajarkan posisi dosen dengan profesi


dokter, maka dosen akan semanggat dalam bekerja dan
melaksanakan kewajiban sepenuhnya sebagai salah satu
ilmuwan dunia. Tidak lagi mengajar pada banyak kampus
hanya untuk membuat dapur bisa ngepul. Tidak lagi
membuat artikel biasa yang bidang keilmuannya tidak
sepadan atau bahkan di luar bidang ilmu pengetahuannya.

Pengalaman saya selama menjadi staff pengajar


pada 7 (tujuh) kampus berhasil meraup penghasilan yang
signifikan per bulan. Tentu ini bisa bernilai besar dan bernilai

162
kecil tergantung penilaian orang lain. Pendapatan sebesar
ini tidak membuat saya bangga melainkan kelelahan dan
kecapean plus habis ongkos pada transportasi karena ada 7
lokasi yang harus dilayani plus mahasiswanya. Bahasa
kasarnya : “Kerja Rodi”.

Bayangkanlah, apabila 7 kampus tersebut diringkas


menjadi 1 atau 2 lokasi mengajar dengan pendapatan lebih
dari signifikan per bulan, maka dapat dipastikan dosen yang
bersangkutan bisa mengerjakan TriDharma Pendidikan
secara penuh. Hidup terjamin, dapur keluarga bisa terus
ngepul, kepastian membayar sekolah anak, semanggat
bekerja, pengabdian kemasyarakatan, dan deretan lain yang
bisa meningkatkan kinerja dosen.

Apabila hilang komunikasi dalam bentuk apapun


dengan para mahasiswa, sebaiknya dosen yang
bersangkutan lebih banyak mengalah dan menghindari
konflik secara langsung. Berpikirlah secara intelektual dan
melihat ke depan sebelum melakukan konfrontasi dengan
para mahasiswa. Berkonfrontasi secara langsung pasti
merugikan ke dua belah pihak dan kerugian paling banyak
pasti di derita oleh dosen tersebut.

Oleh karenanya temukan cara penyelesaian yang


bersifat solutif dan menguntungkan ke dua belah pihak.
Ingatlah prinsip perkuliahan : “Metode perkuliahan
memanusiakan para mahasiswa menjadi manusia yang utuh
dan bukan sebaliknya para mahasiswa yang memanusiakan
dosen menjadi manusia utuh”. Memiliki sifat sabar dan iklas
merupakan salah satu kunci penting keberhasilan staff
pengajar yang disegani dan dihormati.

163
Ketepatan dan kepastian waktu plus durasi
perkuliahan merupakan salah satu bentuk disiplin yang
harus dilakukan dosen yang bersangkutan. Datang 15 menit
sebelum jam perkuliahan dimulai dan durasinya selama 100
menit wajib dijalankan secara utuh dan penuh tanpa
menambah dan mengurangi durasi tersebut. Dengan
mengikuti alur tersebut, diharapkan materi kuliah yang
diberikan kepada para mahasiswa mencapai sasaran.

Bangga menjadi dosen karena bisa mencetak dan


melahirkan para mahasiswa menjadi generasi penerus
bangsa yang handal dan berkompeten di bidangnya. Melihat
dan mendengar para mahasiswa berhasil dan meraih
beasiswa untuk edukasi yang akan diambil menginggatkan
diriku yang mengambil edukasi S2 tahun 2005. Saya minta
izin dan restu dari salah satu dosen pembimbing skripsi di
kampus S1.

Para dosen tidak pernah meminta balas budi dari


para mahasiswa yang diajarkannya. Staff pengajar hanya
meminta doa dari para alumninya supaya keluarganya
diberikan berkat dan khikmat oleh Tuhan dan bisa
menyekolahkan putra – putrinya memasuki jenjang yang
lebih tinggi juga. Saya pun selaku staff pengajar mendoakan
para alumni untuk takut Tuhan, menghormati orang tua, dan
menghargai sesama manusia dimana pun berada.

Saya rasa sampai disinilah tulisan bersama dengan


tajuk : “Saya bangga Menjadi Dosen“. Secara jujur, saya
katakan dengan terus terang betapa bangganya menjadi
dosen. Semoga apa yang tidak saya dapat selama mengajar
menjadi rejeki buat putra – putriku Nathania Avigail Ronauli
Sihotang dan Jeremia Gerald Sihotang. Capailah cita –

164
citamu menjadi Dokter dan Pendeta. Saya percaya kalian
berdua bisa dan mampu.

Saya juga berharap lewat tulisan ini menjadi petunjuk


dan sumber inspirasi bagi dosen pemula yang ingin
berkiprah melalui jalur pengajaran, penelitian, dan
pengabdian kemasyarakatan. Raih semanggatmu dan
pantang mundur. Tetap rendah hati dan tidak boleh
sombong apabila berhasil. Ingatlah : “Saat berada di puncak,
engkaulah sang Juara namun saat turun panggung, engkau
bukan lagi Juara melainkan orang yang tak meraih apa –
apa“.

Kesempurnaan bukan ada padaku melainkan


milikNYA dan izinkanlah hamba-MU yang bodoh ini
memberikan pengalaman dan pengabdian yang sedikit
untuk dibagikan kepada sesama manusia. Sedikit namun
berguna daripada banyak tapi tidak berarti. Selama menjadi
dosen, saya bangga menjadi dosen. Tetap semanggat dan
jangan kendur. Biarkan semanggatmu menyala – nyala.
Salam Literasi.

165
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi

Nama : Marthin Robert Sihotang, S.Kom., M.M

Tanggal Lahir : Jakarta, 28 Maret 1979

Status : Menikah

Alamat : Jl. Bambu Kuning 2 No. 32 Kelurahan

Sepanjang Jaya Kecamatan Rawa Lumbu


Bekasi Timur (Pool Gamsih)

Hp : 081212619136 / 085780727254

Email : mrobertsihotang@gmail.com

II. Riwayat Pendidikan

1985 – 1991 : SDN Siemens 09 Pagi

1991 – 1994 : SMPN 216 Jakarta Pusat

1994 – 1997 : SMUN 44 Jakarta Timur

1997 – 2001 : S1 – Teknik Informatika (S.Kom) –


Universitas Bina Nusantara

2003 – 2005 : S2 – Manajemen Pemasaran (M.M) –


Universitas Trisakti

III. Pendidikan Informal

Mei 1999 – Juni 1999 : Citra Media Informatika

Desember 1999 : Universitas Bina Nusantara

166
April 2002 : Business Appearance

April 2002 : Coldwell Banker FastStart

April 2002 : Interactive Communication

Juli 2006 : Human Resource Management

Juli 2006 : Goal Setting

Juli – Sept 2006 : Visi Sales Academy

Januari 2010 : PEKERTI (Kopertis)

Februari 2010 : Workshop Windows Networking

Mei 2010 : Inti Academik Skills training

Agustus 2010 : Trik dan Teknik Penulisan Buku Yang Baik

dan Benar

IV. Pengalaman Kerja

Mei 2002 – Sept 2003: Sales Tali Kipas PT. Roda Sejahtera
Kencana Abadi, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Jan 2007 – Desember 2008 : Dosen Universitas Kristen


Indonesia

Sept 2008 – Februari 2012 : Dosen STMIK Inti Indonesia

Sept 2008 – Februari 2012 : Dosen STT Agape, Jakarta


Timur

Sept 2014 – Februari 2016 : STMIK Pranata Indonesia

Sept 2008 – Sekarang : Dosen STIKOM CKI

167
V. Portofolio Pengajaran Mata Kuliah

Adapun mata kuliah yang telah diasuh pada Kampus


STIKOM CKI Daan Mogot sebagai berikut :

TAHUN GANJIL GENAP


2012 – Statistik Dasar Arsitektur Komputer
2013
2013 – Statistik Dasar Statistik Probabilitas
2014 Pembimbing Rekayasa Piranti
Skripsi Lunak
Aljabar Linier
2014 – Statistik Dasar Statistik Probabilitas
2015 Etika Profesi Kalkulus
Aljabar Linier Pembimbing Skripsi
Metode Riset Metode Riset
2015 – Aljabar Linier Statistik Dasar
2016 IMK Statistik Probabilitas
Kalkulus
Etika Profesi
Metode Numerik
2016 – Aljabar Linier Statistik Dasar
2017 Etika Profesi Kalkulus
2017 – Aljabar Linier Statistik Dasar
2018 Kalkulus
2018 – Aljabar Linier Statistik Dasar
2019 Etika Profesi Kalkulus

168
SENI MENJADI DOSEN

Oleh : Dicky Dominggus, M.Th

Tanggung jawab menjadi dosen merupakan tugas


mulia. Dikatakan mulia karena dosen memiliki peranan
penting terhadap lahirnya manusia unggul pada bidangnya
masing-masing. Dalam tanggung jawabnya di kelas, dosen
membagikan ilmu kepada peserta didik. Selain itu, dosen
harus dapat memberikan teladan. Dengan demikian,
tanggung jawab dosen mencakup keseluruhan hidupnya
baik di dalam maupun di luar kelas.

Ki Hajar Dewantara dengan semboyannya yang


terkenal yakni Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun
Karsa, Tut Wuri Handayani, menjelaskan pentingnya
peranan pendidik, termasuk dosen didalamnya, terhadap
keberhasilan peserta didik. Seorang pendidik dapat menjadi
teladan. Seorang pengajar dapat memberikan ide atau
gagasan. Seorang pengajar dapat memberikan arahan.
Semboyan Ki Hajar Dewantara dengan jelas menunjukkan
peranan pendidik terhadap keberhasilan peserta didik dalam
hal menjadi teladan, memberikan ide atau gagasan serta
memberikan arahan.

Di balik peranan yang bergitu penting, apakah


kehidupan “perdosenan” hanya seputar mengajar dan
menghasilkan peserta didik yang unggul? Ataukah ada hal
lain diluar mengajar yang juga menjadi tanggung jawab dan
titik perhatian dosen?

169
Ketika Asumsi Berbeda Dengan Fakta

Dalam beberapa hari terakhir beredar meme humor


tentang enaknya menjadi dosen. Di dalam humor tersebut,
ada dinosaurus yang sedang berendam dan ada dinosaurus
kecil yang berasumsi enaknya menjadi dosen mendapat gaji
yang tinggi. Dinosaurus yang sedang berendam mengiyakan
dan akhirnya dinosaurus kecil melompat ke dalam danau. Di
dalam air ia melihat bahwa menjadi dosen ada hal lain yang
tidak kelihatan seperti mengajar, penelitian, pengabdian
kepada masyarakat dan lain sebagainya. Karena kaget
dengan semua yang ada, dinosaurus kecil tersebut berpikir
lebih baik menjadi youtuber.

Meme humor di atas merupakan gambaran umum di


masyarakat tentang kehidupan menjadi dosen. Kehidupan
yang nyaman di mana hanya mengajar dan mendapatkan
gaji yang besar. Namun sesungguhnya, menjadi dosen tidak
semudah dan sesederhana demikian. Ada banyak tanggung
jawab yang harus diperhatikan seorang dosen dalam
menjaga kualitas, mengembangkan diri dan memenuhi
tuntutan pemerintah dalam kegiatan tridharma perguruan

170
tinggi yakni mengajar, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat.

Hal yang sama juga saya alami ketika belum menjadi


dosen. Semula saya berpikir menjadi dosen hanya
mengajar, membuat silabus, dan rencana pembelajaran
pemester (RPS). Namun, di dalam kenyataan semuanya
jauh dari asumsi awal saya. Pertama, mengajar tidak
semudah yang saya pikirkan yakni sekedar menyampaikan
materi dan mahasiswa mengerti materi yang disampaikan.
Terlepas dari semua itu, seorang dosen perlu memikirkan
metode mengajar yang kreatif dan dapat menumbuhkan
antusias peserta kelas. Kedua, dosen harus memahami
berbagai latar belakang mahasiswa. Hal ini penting karena
dosen harus memikirkan strategi supaya materi dapat
terserap oleh semua mahasiswa. asumsi awal yang saya
miliki di mana dosen hanya menyampaikan materi di kelas
dan besar tidaknya penyerapan materi di kelas kembali
kepada mahasiswa. Ketiga, dosen harus memperhatikan
unsur lain dalam tridharma perguruan tinggi seperti
penelitian dan pengabdian masyarakat. Kedua hal ini
terabaikan oleh orang-orang yang tidak memahami
tanggung jawab dosen. Ketiga unsur tridharma merupakan
hal menjadi perhatian untuk menjaga kualitas diri sebagai
dosen. Keempat, banyaknya birokrasi yang berkaitan dosen
seperti NIDN, jabatan fungsional, sertifikasi dan beban kerja.
Berbagai birokrasi tersebut tidak dipahami oleh orang-orang
yang melihat tanggung jawab sebagai dosen merupakan hal
yang mudah. Setiap dosen harus mengikuti birokrasi yang
ada dengan melengkapi dokumen per bagiannya.

Berbagai lika-liku di atas menunjukkan bahwa


kehidupan menjadi dosen bukanlah kehidupan yang seperti

171
ada dalam gambaran umum. Ada berbagai tantangan dan
ketentuan yang harus dipenuhi guna menjaga kelangsungan
karir dan juga sebagai mengembangkan diri. Meski
demikian, semua hal di atas merupakan seni dari kehidupan
menjadi dosen.

AKHIRNYA, ….

Menjalani tanggung jawab menjadi dosen tidak


pernah terpikirkan sebelumnya dalam hidup saya. Pada
tahun 2012 saya lanjut studi magister dengan tujuan
memperdalam ilmu yang saya dapatkan waktu kuliah S1.
Kalaupun mengajar, saya berpikir akan mengajar di sekolah
SD hingga SMU seperti waktu sebelum saya lanjut studi.
Bahkan pada waktu awal bergabung dengan institusi yang
sekarang menjadi homebase, gambaran menjadi dosen
masih sebatas normatif saja seperti mengajar dan
membimbing mahasiswa.

Akhir tahun 2014, saya bergabung dengan STT Injil


Bhakti Caraka Batam atau yang dikenal dengan STT IBC
Batam. Di waktu awal bergabung beban dan urusan birokrasi
belum terlalu terasa karena lebih banyak fokus mengampu
mata kuliah, membuat RPS dan membimbing mahasiswa.
Tidak terlalu kewalahan pada waktu itu bahkan sangat
banyak waktu untuk persiapan mengajar.

Akhirnya beban dan urusan birokrasi dosen baru


terasa ketika saya mengurus NIDN. Setelah melalui proses
yang panjang hampir 1 tahun, nomor NIDN saya keluar.
Sebuah kebanggaan bisa mendapatkan nomor tersebut
karena mengingat banyaknya dokumen persyaratan yang
harus dilengkapi.

172
Setelah NIDN, saya mencoba mengusulkan jabatan
fungsional. Pada tahun 2016 saya dan beberapa rekan
mengajukan jabfung yang masih menggunakan metode
manual pada waktu itu. Setelah menunggu sekian lama,
dinyatakan bahwa dokumen saya tidak lengkap dan diminta
untuk mengajukan ulang. Akhirnya tahun 2018 saya
mengusulkan kembali, namun nilai bagian penelitian masih
kurang memenuhi syarat. Ketika tahun 2019 saya hendak
mengusulkan kembali, sedang terjadi proses peralihan
pengajuan dari manual ke sistem online (e-jafung). Untuk itu,

Saya sudah menyiapkan dokumen dan sedang mengurus


jabatan fungsional untuk asisten ahli.

Sungguh perjalanan yang memakan waktu, tenaga


dan dana dalam mengurus jafung. Namun, saya optimis di
tahun 2020 pengajuan jafung saya akan diterima dan dalam
perencanaan yang saya buat, tahun 2021 saya akan
mengajukan sertifikasi dosen. Dari pengajuan NIDN dan
jafung dapat dilihat bahwa ada hal yang tidak kalah penting
dari mengajar yakni urusan birokrasi dosen.

Waktu terus berlalu dan saya mulai menikmati seni


dari menjadi dosen. Urusan birokrasi yang rumit sudah sya
rasakan. Namun ada hal lain yang menjadi perhatian saya
yakni tanggung jawab dalam membimbing mahasiswa
dalam tugas akhir/skripsi, bimbingan akademik dan
bimbingan rohani. Dalam mengajar, saya juga menyiapkan
administrasi kelas dan juga memikirkan metode mengajar
yang kreatif dan merangsang minat peserta kelas. Di luar
mengajar, saya harus membimbing beberapa mahasiswa
skripsi, membimbing akademik beberapa mahasiswa hingga
mentoring mahasiswa dalam pembinaan karakter.

173
Ketiga bimbingan ini merupakan bentuk layanan
kampus kepada mahasiswa. Untuk itu, sebagai pembimbing
saya tidak hanya formalitas tetapi juga berharap dapat
membimbing dengan maksimal dan memperhatikan kendala
yang dihadapi serta terlibat aktif dengan mahasiswa
bimbingan saya. Saya memahami ketiga bimbingan ini
sebagai pastoral care kepada mahasiswa. Oleh karena itu,
di dalam pelaksanaan bimbingan saya membangun suasana
kekeluargaan keakraban dan saya menanamkan nilai-nilai
kepada mahasiswa yang dapat menjadi prinsip hidup
mereka.

Selain urusan birokrasi dan kegiatan di kampus, ada


hal yang cukup menantang yakni bidang penelitian
tridharma. Sejak menjadi dosen, saya hanya terlibat dalam
kegiatan mengajar dan pengabdian kepada masyarakat.
Awalnya saya tidak terlalu memikirkan penelitian sebagai
dosen. Semua itu dapat dilihat saya belum pernah penelitian
baik menulis artikel jurnal maupun buku.

Kesadaran saya tentang penelitian baru terbuka


ketika pengajuan jafung di tahun 2018 ditolak karena tidak
ada bagian penelitian. Bertolak dari bagian itu, saya belajar
mulai menulis seperti artikel buku bunga rampai dan menulis
beberapa artikel jurnal. Upaya saya didukung oleh peraturan
kampus yang mengharuskan dosen dan tenaga
kependidikan menulis artikel jurnal atau buku minimal 1 kali
selama satu tahun.

Kebahagiaan dan semangat menulis semakin besar


ketika artikel saya di buku bunga rampai dicetak. Dampak
dari hal tersebut adalah saya semakin semangat menulis
dan mencoba menulis artikel jurnal. Pada waktu itu saya
mengirim artikel ke jurnal Voice of Hami dan Visio Dei di

174
tahun 2019. Dengan bertambahnya publikasi penelitian,
saya menantang diri untuk mengirim artikel ke jurnal
terakreditasi nasional di tahun 2020. Pada tahun 2020, saya
mengirim 5 artikel yang dua di antaranya dikirim ke jurnal
terakreditasi nasional. Saya mengirim ke jurnal Veritas Lux
Mea, Logia dan Amreta. Sedangkan 2 artikel lainnya di kirim
ke jurnal terakredtiasi Fidei dan Religi.

Dengan terus bertambahnya penelitian baik di jurnal


ilmiah maupun di buku bunga rampai, saya terus memotivasi
diri untuk meningkatkan kualitas. Selanjutnya saya memiliki
rencana penelitian di tahun 2021 dalam bentuk menulis buku
teks dan jurnal terakredtiasi Sinta 2. Sebuah langkah awal
yang baik untuk saya terus mendalami penelitian yang
dilakukan.

Saya Bangga Menjadi Dosen

Di balik rumitnya dunia perdosenan yang saya


jelaskan di atas, masih banyak hal-hal yang belum dituliskan
secara rinci. Namun, tidak sedikit hal yang membuat saya
bangga menjadi dosen. Salah satu kebanggan yang
dirasakan ketika melihat mahasiswa yang pernah diajar
menjadi orang yang berhasil. Tidak hanya itu, mereka
menerapkan nilai-nilai yang ditanamkan sewaktu masih
kuliah.

Mahasiswa yang pernah saya ajar pada umumnya


terlibat dalam lembaga keagamaan, sosial dan pendidikan.
Ada beberapa mereka yang menjadi pemimpin agama di
beberapa tempat. Ada juga yang terlibat dalam pelayanan
sosial masuk ke komunitas masyarakat marginal. Tidak
hanya itu, ada beberapa yang menjadi tenaga
pengajar/dosen. Menjadi sebuah kebanggan tersendiri

175
melihat banyak mahasiswa yang pernah saya ajar menjadi
orang yang berhasil dan kehadiran mereka dapat diterima
oleh masyarakat.

Saya bangga menjadi dosen. Pertama, saya sedang


mencetak orang-orang sukses di masa yang akan datang.
Kedua, saya sedang melakukan investasi ilmu untuk
generasi mendatang. Ketiga, ada kebanggaan tersendiri
melihat keberhasilan orang-orang yang pernah saya ajar.
Keempat, kehidupan dosen penuh dengan seni.

176
CURICULUM VITAE

Identitas Diri
Nama Lengkap : Dicky Dominggus, M.Th
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 14 Desember 1985
Alamat : Kompleks Batu Aji Centre Blok B,
No. 3A-5, Kelurahan Sungai
Langkai, Kecamatan Sagulung,
29439. Batam, Kepulauan Riau.
NIDN : 2314128501
Institusi : STT Injil Bhakti Caraka Batam
(STT IBC Batam)
Prodi : S1 Teologi
No Handphone : 081316171419
Email : dicky.dominggus@sttibc.ac.id

Riwayat Pendidikan
2005 – 2009 : S1 di STT Satyabhakti Malang
2012 – 2015 : S2 di STT Satyabhakti Malang

Pengalaman Pengajar
2014 – sekarang : STT Injil Bhakti Caraka Batam

Foto Penulis

177
Menjadi Dosen Antara Bunga Mimpi
Dan Buah Kenyataan
Oleh : Muhammad Khairul Rijal, M.Pd.

Pribahasa yang menyatakan “Gantunglah cita-


citamu setinggi langit” merupakan sesuatu yang selalu
menjadi inspirasiku dalam merencanakan setiap langkah
besar dalam hidup. Tidak berbeda dengan peribahasa Arab
“ Man Jadda Wa Jadda” (“Barangsiapa Bersungguh-
sungguh maka ia akan sukses”),kedua ungkapan tersebut
diatas ibarat mantra yang mampu menyihir derap
langkah,pikir,dan gerak hati untuk selalu berubah menjadi
apa yang saya inginkan. Alam bawah sadarku terus
membawa jiwa ini untuk menuju sebuah pulau impian.
Bagiku tidak ada yang tidak mungkin bila kita yakin dan terus
berusaha menapaki langkah demi langkah menuju apa yang
kita cita-citakan. Semua orang tentu memiliki cita-cita dan
harapan. Menjadi sosok apa yang dicita-citakan sejak
lama,tentu merupakan sebuah pencapaian besar dalam
hidup. Begitupun dengan saya yang selalu bermimpi menjadi
seorang dosen. Antara yakin dan tidak yakin, namun saya
terus menguatkan niat dan memantapkan langkah demi
langkah untuk mencapainya dengan tidak lupa berserah diri
dan senantiasa berdoa kepada sang pemilik masa depan.

Darah pendidik mengalir di dalam diriku. Ayahku


adalah seorang guru di SMA. Maka semua kisahku berawal
dari sini. Tidak ada yang istimewa paling tidak selepas saya
lulus dari SMP. Setelah itu, semua berubah dengan cepat.
Ya..ketika saya dikirimkan ke pondok pesantren,dimana
didikan pesantren merubah hampir 100% karakter dan
sikapku. Di pesantren kami biasa dididik untuk terus
menebar manfaat bagi orang lain. Hal ini sejalan dengan

178
pesan baginda Rasulullah SAW “ Sebaik-baik kalian adalah
yang paling bermanfaat untuk orang banyak”. Selalu bekerja
dengan sungguh-sungguh dan ikhlas merupakan ruh
aktifitas kami di pesantren. Maka kegiatan belajar dan
mengajar sudah menjadi aktivitas rutin harianku. bila tidak
mengajar,maka saya belajar. Pengalaman pertama
mengajar yang saya alami adalah ketika saya menjadi siswa
senior di pondok pesantren. Pada saat itu kami siswa senior
sudah diberi amanat dan tanggungjawab serta dibiasakan
untuk mengajar.

Mengajar di usia muda tentunya menjadi


pengalaman yang luar biasa bagiku. Akhirnya saya
menyadari inilah jalan hidupku, jalan hidup untuk memberi
pendidikan dan pengajaran serta transfer ilmu pengetahuan
kepada generasi penerus bangsa. Maka, setelah lulus
pesantren saya diwajibkan menjalani masa pengabdian
selama satu tahun di pondok pesantren. Saya di tempatkan
di pondok pesantren cabang yang ada di kota Magelang.
Disinilah pengalaman mengajar profesionalku dimulai. Kami
ditatar dan dibana serta mendapat sertifikat sebagai tanda
kami layak untuk mendidik. Setelah masa pengabdianku
usai, Saya melanjutkan pendidikan di Ma’had Aly dan
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam di Jakarta. Setelah
masa belajar selesai saya ditugaskan untuk mengabdi di
SMP IT dan Madrasah Aliyah di Kota Bekasi. Hari berganti
hari yang terus kulewati diisi dengan kegiatan belajar
mengajar. Tak terasa kompetensi mengajar yang kumiliki
juga terus meningkat seiring berjalannya waktu. Setelah
masa pengabdian dua tahunku usai di Kota Bekasi yang
bertepatan juga dengan selesainya pendidikan strata 1 ku di
perguruan tinggi dalam bidang pendidikan Islam, maka
kuputuskan untuk kembali ke kampung halamanku di

179
Kalimantan. Cita-citaku untuk mengabdi ditempat dimana
aku lahir dan tumbuh besar akhirnya menjadi sebuah
kenyataan. Menurutku kembali ke kampung halaman
dimana kita lahir dan tumbuh besar serta memberikan
kontribusi yang positif untuk kemajuan kampung halaman
merupakan sesuatu hal yang tidak bisa dianggap kecil,
sebagai wujud pengabdian dan bentuk memaknai serta
mengisi kemerdekaan yang sudah diperjuangkan oleh para
founding father kita.

Ketika kembali ke kampung halaman,saya mulai


mengisi kegiatan mengajar di sebuah Sekolah Dasar.
Sungguh sebuah pengalaman tersendiri bagiku untuk bisa
mengajar anak-anak tingkat SD. Dimana kesabaran dan
perhatian lebih kepada para siswa harus menjadi fokus
utama selain transfer ilmu pengetahuan. Tidak lama
mengajar di Sekolah Dasar,kemudian saya mengajar di
SMA. Tentunya bagi diri saya pribadi ini semua merupakan
pengalaman luar biasa yang tidak akan pernah terlupakan
yaitu diberi kesempatan untuk dapat mengajar para siswa
diberbagai tingkatan jenjang pendidikan dari tingkat
SD,SMP,SMA. Namun masih ada harapan lama yang belum
tercapai yaitu mengajar di Perguruan Tinggi. Akhirnya ketika
mengajar di SMA,saya memberanikan diri untuk mengambil
S-2 di sebuah kampus di luar Kota. Sebuah usaha yang tidak
bisa dikatakan mudah, dimana selepas mengajar aku harus
kuliah. Begitulah hari-hari yang dilewati, kurang lebih dua
tahun akhirnya hari kelulusan pun tiba. Alhamdulilah tidak
menunggu waktu lama, lewat seorang teman yang
merupakan seorang dosen menawarkan kepada saya untuk
mengajar di kampus dimana ia mengajar. Sungguh sebuah
kemudahan dari Sang pemilik masa depan yang
memudahkan langkah setiap hambanya yang bersungguh-

180
sungguh mencari jalan menuju apa yang diimpikan. Betulah
pepatah Arab mengatakan” wa maa lazzatu illa ba’da ta’abi”
(dan tidak ada kenikmatan selain setelah merasakan
kelelahan). Pelajaran moral pertama yaitu, beranilah
bermimpi besar dan jangan lupakan untuk selalu berusaha
mencapainya dengan ikhtiar sebaik-baiknya dan yang
terpenting berdoa dan setelah itu bertawakallah dengan
menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT. Bekerja
ikhlas,bekerja cerdas,dan bekerja tuntas menjadi sebuah
pedoman yang relevan dalam menjalani segala aktivitas
agar selalu diberkahi dan dimudahkan dalam segala urusan.
Tidak lupa pelajaran moral kedua yaitu, senantiasa menjalin
silaturahmi melalui komunikasi yang baik kepada sesama,
dengan begitu akan tercipta sebuah ikatan yang kuat,
sehingga dengan jalinan silaturahmi tadi akan berdampak
positif terhadap kehidupan kita salah satunya
memperbanyak rezeki. Dari pengalaman mengajar di
Perguruan Tinggi , akhirnya saya mencoba untuk mengikuti
test penerimaan dosen di Perguruan Tinggi Negeri dan
Alhamdulillah setelah melalui serangkaian tes yang berat
dan melelahkan,saya dapat lulus dan menjadi dosen di
Perguruan Tinggi Negeri. Pelajaran moral ketiga yang bisa
diambil yaitu, seseorang akan diangkat derajatnya sedikit
demi sedikit setelah ia mampu melewati setiap ujian hidup
yang dia hadapi. Jadi, jangan pernah takut untuk
bermimpi,karena berawal dari bunga mimpi maka ia akan
menjadi buah kenyataan.

181
Biografi Penulis

Muhammad Khairul Rijal, M.Pd. Lahir di


Balikpapan 09 September 1988. Dosen
Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Samarinda. Diantara karyanya yang
diterbitkan “Evaluasi Program Indonesia
Pintar di Madrasah Kota Balikpapan” dan
“ Tindakan Preventif Guru Pendidikan
Agama Islam Terhadap Eksistensi Paham Radikal Di
Sekolah “ Tahun 2018, “ Efektifitas dan Efisiensi
Pemberdayaan TNI Sebagai Guru di Daerah 3 T” Tahun
2019, “ Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Ayat Seruan (Wahai
Manusia) di Dalam Al-Qur’an”,Buku Antologi “Menyemai
Renjana Memendar Senjana”:Ungkapan Perasaan dan Doa
Guru Semasa Corona, Buku Antologi “Mudita Lega: Antologi
1234 Pantun Lebaran” Tahun 2020. Buku Antologi
“Extraordinary Literasi Pendidikan” Tahun 2020, dan artikel
ilmiah” Model Kurikulum dan Pembelajaran Pesantren
Kampus PTKI di Indonesia” Tahun 2020.

182
AKU BANGGA JADI DOSEN

Oleh : Ahmad Yani, M.Pd

Menjadi dosen jujur saja bukan lah cita cita masa


kecil yang saya impikan. Seperti halnya anak-anak kecil lain
pada umumnya, saya pernah beberapa kali berganti cita-
cita. Mulai dari seroang dokter, ustadz sampai seorang
diplomat. Hal itu menjadi perjalanan panjang yang penuh
kenangan yang juga memperkaya kearifan berpikir dan
kebijaksanaan saya dalam bersikap.

Pengalaman belajar masa lalu sangat


mempengaruhi cara pandang dan visi berpikir saya.
Pengalaman belajar di sekolah yang bernuansa pendidikan
memberikan pondasi pengalaman yang sangat berharga.
terutama pada saat SMA yang kebetulan saya belajar di
sekolah Islamic boarding School (Pesantren Modern) yang
penuh dengan nuansa pendidikan yang .menjadi titik balik
yang membuat saya mantap untuk memilih bidang
pendidikan dan pengajaran sebagai jalan hidup yang akan
saya tempuh dikemudian hari.

Pengalaman mengajar di usia remaja yang


diakomodasi oleh pesantren membuat saya semakin jatuh
cinta dengan dunia pendidkan dan pengajaran. Mulai dari
kegiatan praktek mengajar sore hari pada adik adik kelas,
ditambah tugas menjadi bagian bahasa yang tugasnya
meningkatkan bahasa asing (arab dan inggris) para santri
yang membuat saya mau tidak mau harus belajar
meningkatkan kemampuan bahasa saya pribadi khususnya.
Hali ini karena setiap pagi harus memberikan kepada
kosakata baru kepada para santri. di tambah ujian praktek

183
mengajar sebagai syarat kelulusan yang membuat saya
semakin terus belajar dalam hal pengajaran.

Setelah lulus sekolah SMA saya diberikan


kesempatan untuk mengabdikan diri di sebuah pesantren di
daerah Karawang Jawa Barat untuk kemudian ditugaskan
selama satu tahun untuk mengajar dan mengembangkan
ilmu pengetahuan dipesantren tersebut. Pengalaman itu
menambah jam terbang saya dalam hal pengajaran, karena
ditugaskan sebagai pengajar penuh yang bertanggung
jawab terhadap aspek perkembangan peserta didik.

Selepas masa mengabdi saya merasa semakin jatuh


cinta dengan dunia pendidikan terutama bidang pengajaran.
Beberapa bulan sebelum menyelesaikan masa pengabdian
mengajar saya berkesempatan untuk mengikuti test Seleksi
Masuk Perguruan Tingi Negeri (SMPTN) dan memilih
kampus Universitas Pendidikan Indonesia Bandung yang
menjadi salah satu kampus pelopor dalam bidang
pendidikan di Indonesia.

Nasib baik pun berpihak pada saya karena berhasil


lulus dan diterima sebagai mahasiswa dikampus Universitas
Pendidikan Indonesia UPI Bandung. Dengan memilih
jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga. Alasan memilih
jurusan tersebut adalah karena latar belakang penulis yang
mencintai dunia olahraga dengan harapan saat itu juga bisa
menjadi seorang guru dan juga pelatih olahraga yang hebat
dan profesional.

Pengalaman kuliah di Fakultas keguruan menambah


wawasan dan pengetahuan penulis dalam hal bidang
pengajaran. Belum lagi ditambah dengan mata kuliah yang
kaya akan praktek pembelajaran menambah pengalaman

184
penulis secara instruksional. Materi2 perkuliahan berusaha
untuk penulis serap sebaik baiknya dan perkuliahan berhasil
penulis selesaikan dengan tepat waktu, dan lulus menjadi
sarjana Pendidikan.

Ijazah Sarjana seolah menjadi kebanggan tersendiri


untuk saya terlebih lagi untuk keluarga. Karena hal tersebut
bukan hanya sebagai simbol keberhasilan dalam
menyelesaikan perkuliahan, lebih jauh dari itu juga memberi
makna kepada saya bahwa saya telah memilki lisensi yang
berupa ijazah dan legal untuk menjadi pengajar secara
profesional sesuai dengan jurusan yang saya ambil semasa
kuliah.

Namun seiring berjalannya waktu saya melihat ada


sesuatu yang janggal dengan sistem pendidikan di dunia.
Terutama pada dunia sekolah di Indonesia. Apalagi jika
melihat nasib sebagai pengajar guru honorer pada waktu itu
yang sampai saat ini belum jelas akan seperti apa dan
bagaimana nasib kedepannya. Keadaan seperti itu cukup
membuat penulis menjadi kehilangan keyakinan untuk tetap
bertahan di dunia pendidikan dan berniat untuk banting stir
alih profesi ke bidang lain.

Setelah merenung dan berpikir cukup lama, akhirnya


penulis, memutuskan untuk melanjutkan studi ke jenjang S2.
Dengan ridho dan izin kedua orang tua menjadi sumber
keyakinan penulis untuk melangkah lebih jauh dalam
menimba ilmu pengetahuan pada jenjang magister (S2).

Dengan iringan doa yang tak pernah terhenti


orangtua akhirnya penulis berkesempatan mendapatkan
beasiswa BPPDN calon dosen. BPPDN adalah beasiswa
yang dikeluarkan kementrian Riset dan Teknolgi Pendidikan

185
Tinggi pada saat itu. Adanya beasiswa tersebut
dilatarbelakangi masih minimnya tenaga pendidik perguruan
tinggi (dosen) yang memiliki jenjang kualifikasi pendidikan
magister. Hal itu sesuai dengan peraturan Undang-undang
yang menyatakan bahwa dosen adalah seorang pengajar
yang sekurang-kurangnya memiliki kualifikasi jenjang
pendidikan magister (S2).

Setelah menyelesaikan Pendidkan jenjang magister


tepat waktu penulis diharuskan kembali ketempat asal
sesuai dengan peraturan penerima beasiswa dengan
kewajiban mengabdi selama N+1. atau kurang lebih selama
sekurang kurangnya 3 tahun.

Kesempatan itu pun tidak penulis sia-siakan. Penulis


kembali ke daerah asal di provinsi banten, tepat nya di kota
serang. Dan mengabdikian diri di sebuah Perguran Tinggi
swasta yang bernama STKIP Situs Banten. Pada saat itulah
untuk kali pertama itulah momen penulis menjadi dosen.

Sampai saat ini dosen adalah profesi yang prestisius


dimata penulis secara khusus dan dimata masyarakat
secara umum. Pandangan tersebut menjadi motivasi lain
bagi penulis untuk lebih berkontribusi dalam dunia
pengajaran di pendidikan tinggi secara maskimal.

Tugas dosen berupa tridarma perguruan tinggi,


menjadikan dosen adalah sebuah profesi yang unik
sekaligus berharga. Karena seorang dosen tidak hanya
dituntut untuk mengajar, tapi lebih jauh dari itu juga terlibat
dalam penelitian dan juga pengabdian kepada masyarakat.
Belum lagi tugas-tugas keprofesian lain sebagai penunjang
kegiatan tridarma ,menjadikan tugas dosen semakin
komplek dan dinamis.

186
Beberapa alasan itulah yang membuat profesi dosen
menjadi sebuah profesi yang prestisius, yang penuh dengan
dinamika dan juga kebermanfaatan untuk sesama. Selain itu
juga profesi dosen menjadi sumber ladang pahala yang luar
biasa, pahala yang tidak terputus karena dosen menjadi
salah satu sumber ilmu untuk para mahasiswa. kemudian
ilmu tersebut disebarkan kembali oleh mahasiswa baik
dengan berbagai cara dan makna yang mereka lakukan.

Terlebih difakultas keguruan dan pendidikan tempat


sekarang saya mengajar dan mengabdikan diri. Peluang
untuk mencari cara lewat keberkiahan ilmu menjadi semakin
luas, karena mayoritas aluminya adalah seorang guru di
sekolah-sekolah. Mereka diproyeksikan untuk mengajar
ketika lulus kuliah. Dengan demikian segala ilmu yang kita
sampaikan pada saat perkuliahan tentu akan mereka
sampaikan kembali kepada siswa-siswanya baik secara
langsung ataupun tidak langsung.

Penulis adalah Founder Dari Mahira Academia dan


berprofesi sebagai dosen tetap di STKIP Situs Banten.

187
AKU BANGGA JADI DOSEN

Oleh : Nurhikmah Sibua, S.Pd.,M.M.

Dalam dunia pendidikan peran Guru dan Dosen dipandang


sebagai pahlawan. Melihat seorang Guru dan Dosen seperti
melihat sebuah masa depan cerah yang telah dijanjikan
untuk dunia ini. Mengapa tidak? Hampir semua manusia
yang memiliki pengetahuan hingga mampu menemukan jati
diri yang sebenarnya melalui pengajaran, bimbingan dan
motivasi dari Guru dan Dosen.

Belajar dari sejarah untuk kita jadikan sebua pelajaran


berharga dari seorang Kaisar Jepang Hirohito, Ingatkah kita
ketika Jepang pernah terpuruk dengan hancurnya kota
Nagasaki dan Hiroshima yang di bombardir oleh Amerika
Serikat. Jepang saat itu lumpuh total, korban meninggal
mencapai jutaan, belum lagi efek radiasi bom tersebut yang
dalam perkiraan membutuhkan 50 tahun untuk
menghilangkan itu semua.

Maka Jepang terpaksa menyerah kepada sekutu, dan


setelah itu Kaisar Hirohito mengumpulkan semua jendral
masih hidup yang tersisa menanyakan kepada mereka
“Berapa jumlah guru yang tersisa?“. Para jendral pun
bingung mendengar pertanyaan Kaisar Hirohito dan
menegaskan kepada Kaisar bahwa mereka masih bisa
menyelamatkan dan melindungi Kaisar walau tanpa guru.
Namun, Kaisar Hirohito kembali berkata, “Kita telah jatuh

188
dan hancur, karena kita tidak belajar. Kita kuat dalam senjata
dan strategi perang. Tapi kita tidak tahu bagaimana
mencetak bom yang sedahsyat itu. Kalau kita semua tidak
bisa belajar bagaimana kita akan mengejar mereka? Maka
kumpulkan sejumlah guru yang masih tersisa di seluruh
pelosok kerajaan ini, karena sekarang kepada mereka kita
akan bertumpu untuk belajar, bukan kepada kekuatan
pasukan kita saat ini.”

Betapa bernilainya seorang guru di mata Kaisar saat itu


sama seperti betapa bernilainya guru saat ini. Jepang
menjadi negara maju seperti saat ini tak lepas dari pengaruh
dan campur tangan guru. Tanpa guru, mungkin Jepang saat
ini akan tetap terpuruk dan takkan menjadi salah satu negara
yang ditakuti oleh negara lain. Bahkan saat ini, Jepang telah
menjadi ancaman serius untuk negara yang pernah
menjadikkannya terpuruk, yakni Amerika Serikat. Kemajuan
Jepang tersebut hanyalah sebuah ilustrasi dan pengibaratan
yang sangat sederhana tentang pentingnya sosok guru
dalam dunia.

Pahlawan bukanlah hanya seorang yang rela berkorban


darah demi sebuah tujuan, dan merdeka bukanlah hanya
sebuah pengakuan yang tertulis dan terlihat. Guru
merupakan seorang pahlawan walau dia tak pernah
mengorbankan darahnya. Dia mengajar, membimbing,
menjadi teladan menuju sebuah kemerdekaan.
Kemerdekaan dari kebodohan serta kemiskinan dengan ilmu
yang telah diajarkan olehnya. Apakah pernah terpikirkan
seorang guru untuk menjadi pahlawan? Sungguh tidak,

189
namun gelar itu telah tersemat dengan gagahnya karena apa
yang telah dilaksanakannya.

Ada sebuah bibit tanaman, yang jika ditanam dengan baik


maka dia akan memberikan dampak dan hasil yang dapat
digunakan selama-lamanya ketika tanaman itu dipanen.
Memang, perlu kesabaran menunggu bibit itu siap untuk
dipanen, perlu waktu yang lama, bahkan memerlukan biaya
yang tidak sedikit agar bibit itu tetap terjaga subur dan segar.
Bibit itu memerlukan pot atau ladang yang luas, pupuk yang
subur, air yang cukup, udara yang segar, cahaya yang
menyinari di kala dia membutuhkan, serta seorang yang
dapat memperhatikannya dengan baik setiap hari. Segala
hal perlu diperhatikan untuk meraih panen yang maksimal,
dan itu semua tidak mudah, karena hasil yang luar biasa lahir
dari usaha yang luar biasa. Tahukah anda? Ternyata bibit
tanaman itu adalah kita, karena bibit tanaman itu
bernamakan manusia.

Manusia yang mendapatkan pendidikan yang baik ibarat


ditanam dengan cara yang baik. Hal-hal yang berhubungan
dengan suburnya tanaman itu adalah faktor-faktor
pendidikan yang menunjang dan mempersiapakan dirinya
menjadi generasi yang luar biasa suatu hari nanti. Ketika
dipanen, maka dia siap memberikan kesejahteraan bagi
mereka yang berada di sekitar dirinya. Ibarat para petani
yang telah memasuki musim panen, maka tibalah waktunya
para petani untuk berbahagia.

190
Apakah panen maksimal dan generasi yang luar biasa
tersebut dapat kita raih tanpa bantuan sosok seorang guru?
Tentunya tidak. Apakah kita pernah berpikir jasa seorang
guru yang sangat luar biasa? Tentunya jarang. Apakah
pernah terlintas dalam pikiran kita bahwa kita menjadi seperti
saat ini karena seorang guru? Tentunya setiap orang akan
memberikan pendapat yang berbeda. Namun, walau tanpa
memikirkan pertanyaan-pertanyaan tadi pun pasti kita telah
menyadari bahwa seharusnya ada sebuah rasa terima kasih
yang harus segera kita haturkan kepada para guru.

Sungguh luar biasa membicarakan sosok seorang guru di


mata dunia, di mata orang-orang sukses, di mata orang-
orang pandai, karena mereka pasti sepakat bahwa tak ada
pahlawan yang lebih berjasa bagi mereka selain guru.
Berbicara tentang guru adalah berbicara tentang masa
depan, ketika guru itu baik maka dapat diambil kesimpulan
bahwa generasi-generasi yang baik dan merdeka dari
segala kebodohan akan segera lahir. Generasi yang baik
tersebut akan senantiasa memberikan kontribusi yang luar
biasa bagi dirinya, keluarganya, bangsanya, serta
negaranya. (Miskudin Taufik : 2019)

“Kita Adalah Sang Motivator”

Pendidikan merupakan pintu peradaban dunia. Pintu


tersebut tidak akan terbuka kecuali dengan satu kunci.
Yakni, sosok guru yang peduli dengan peradaban dunia.

191
Guru adalah sang motivator kehidupan yang bermakna,
salah satu profesi yang mulia. Dari guru, kita belajar banyak
ilmu pengetahuan dengan kesabaran dan kegigihannya
menjadi pendidik, guru senantiasa mendidik dan momotivasi
muridnya menjadikan pribadi yang baik dan bermanfaat
untuk orang banyak.

Belajar dari sebuah kisah tentang pensiunan guru dan


muridnya yang juga sudah menjadi guru, mereka bertemu
dalam sebuah perjalanan. Murid itu bertanya kepada
gurunya : Apakah anda mengingat saya?”

Dan lelaki tua itu berkata tidak. Kemudian pemuda itu


mengatakan kepadanya bahwa dia adalah muridnya dulu.

Dan guru itu bertanya kepadanya: "Apa yang kamu lakukan


saat ini ? apa pekerjaanmu saat ini?"

Pria muda itu menjawab: "Saya seorang guru"

"Bagus. Seperti saya?", tanya pria tua itu.

"Iya benar. Sebenarnya, saya menjadi seorang guru karena


anda mengilhami saya untuk menjadi seperti anda".

Orang tua itu penasaran, lalu bertanya kepada pemuda itu,


apa yang menginspirasinya untuk menjadi seorang guru.
Dan pemuda itu menceritakan kepadanya kisah berikut:

"Suatu hari, seorang teman saya, yang juga seorang siswa,


ke sekolah dengan arlojinya yang baru dan indah. Saya ingin
memilikinya. Lalu saya memutuskan untuk mencurinya.

192
Pada jam istirahat, dia lupa dan meninggalkan arloji itu di
atas meja waktu ke kamar mandi. Saya pun mengambilnya.
Segera setelah itu, teman saya sadar kalau arloji nya itu
telah hilang dicuri seseorang. Dia pun mengadukan
pencurian kepada guru kami. Dan guru itu adalah anda. Jadi,
anda berbicara kepada kami di dalam kelas:

"Arloji teman kalian dicuri oleh salah satu diantara kalian di


dalam kelas ini. Jadi siapa pun yang mencurinya, tolong
kembalikan".

Saya tidak mau mengembalikannya karena malu dan takut


dikeluarkan dari sekolah. Kemudian, anda menutup pintu
dan menyuruh kami semua berdiri. Lalu anda mulai
memeriksa saku dan tas sekolah kami satu per satu untuk
mencari arloji itu. Tapi, anda menyuruh kami untuk menutup
mata, karena anda hanya akan mencarinya jika semua siswa
memiliki mata yang tertutup. Jadi, kami melakukannya dan
anda mulai memeriksa dari saku ke saku satu per satu.
Ketika tangan anda sampai di saku celana saya, anda
menemukan arloji itu dan mengambilnya. Tetapi anda terus
mencari di saku semua siswa yang ada di dalam ruangan itu
dan ketika anda selesai, anda berkata:

"Bukalah mata kalian karena saya sudah menemukan


arlojinya".

Anda tidak mengatakan apa-apa pada saya dan juga tidak


pernah mengatakan siapa pelaku yang sudah mencuri arloji
itu. Hari itu, anda menyelamatkan martabat saya. Itu adalah
hari yang paling memalukan dalam hidup saya. Tapi itu juga
hari dimana harga diriku diselamatkan dan disadarkan untuk
tidak menjadi pencuri, atau orang jahat. Anda tidak pernah
mengatakan apapun kepada saya dan anda juga tidak

193
memarahi saya atau tertarik untuk memberi saya pelajaran
moral. Dan saya berterima kasih kepada anda. Saya
mengerti bahwa inilah yang harus dilakukan oleh seorang
pendidik sejati.

"Apakah anda mengingat kejadian itu?"

Dan si guru, pria tua itu menjawab:

"Saya ingat situasinya, arloji salah satu murid saya dicuri,


saya mencarinya disetiap saku dan tas sekolah, tetapi saya
tidak mengingatmu sama sekali karena saya juga menutup
mata pada saat mencari arloji itu". (Micky Soko. 2018)

Kita bisa mengambil pesan moral dari cerita sosok guru


sejatih adalah “mengoreksi dan memperbaiki seseorang
muridnya, dengan cara menjatuhkan atau mempermalukan
nya, maka "anda bukan pendidik sesungguhnya".

194
Curriculum vitae

Nurhikmah Sibua, S.Pd.,M.M., Lahir di Sangowo,


Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara, pada
tanggal 08 Agustus 1989. Menyelesaikan Sarjana
Pendidikan Kimia (S.Pd) di Universitas Negeri Gorontalo
(UNG) tahun 2011, kemudian menyelesaikan studi Program
Pascasarjana Fakultas Manajemen (Manajemen Keuangan)
di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2017. Saat
ini menjadi staf pengajar dan menjabat sebagai Ketua
Program Studi Akuntansi di Universitas Pasifik (UNIPAS)
Morotai.

195
PENULIS BAGIAN 2 KATEGORI GURU :

195
AKU BANGGA JADI GURU

Oleh: Rohadi, M. Pd.

Berbicara tentang guru adalah sesuatu yang sangat


menarik untuk dibicarakan. Dari mulai gaji yang pas-pasan
atau dulu disebut sebagai “Umar Bakri” atau bisa disebut
juga “Pahlawan Tanpa Jasa” dan saat ini berubah drastis
sehingga sebutan itu tidak berlaku lagi. Sekarang bahkan
menjadi pekerjaan idola bagi para pencari kerja karena
disamping gaji pokok yang didapat, ada berbagai tunjangan
untuk seorang guru.
Tunjangan apa saja itu? untuk PNS (Pegawai Negeri
Sipil) ada tunjangan sertifikasi, tunjangan tambahan dan
tunjangan kinerja. Untuk Non PNS, akan mendapatkan
penghasilan dari pemerintah daerah melalui anggaran
BOSDA (Bantuan Operasional Daerah) berupa gaji pokok
perbulan dan honor perjam. Makin banyak jam yang dia
dapatkan, maka makin besar tunjangan yang dia dapatkan.
Intinya saat ini sudah memenuhi Upah Minimum Reguler
(UMR).
Terlepas dari itu semua, pekerjaan seorang guru
cenderung lebih nyaman bila dibandingkan dengan
pekerjaan yang lain. Pemutusan hubungan kerja jarang
terjadi di dunia pendidikan seperti guru. Kecuali melakukan
pelanggaran yang berat. Apalagi bila guru itu menikmati
pekerjaannya sebagai seorang pengajar dan pendidik. Guru
akan sangat puas manakala dia bisa mengajar dengan baik
dan pelajarannya bisa diterima dengan baik dan bahkan
menjadi suri teladan bagi para siswanya.
Pembaca yang budiman! Ada beberapa hal yang
membuat saya bangga menjadi guru adalah sebagai berikut:

196
1. Keluarga saya adalah guru
Saya melihat profesi guru adalah profesi yang mulia.
Bagaimana seorang guru mendapat tempat yang baik di
masyarakat. Bukan secara materi saja saat ini namun juga
secara sosial. Saya melihat orang tua dan kakak saya begitu
menikmati menjadi seorang guru. Saat itu mereka belum
mengenal tunjangan sertifikasi. Keluarga saya begitu
menikmati pekerjaan guru ini. Segala kelelahan selama
mengajar di sekolah seperti nampak tak terasa. Mereka
merasa puas dan bangga manakala para murid-muridnya
menjadi pintar dan berakhlak mulia. Terasa benar, menjadi
suri teladan bagi para siswanya sangat dibutuhkan.
Kalau ada yang berpendapat mengapa status dan
profesi guru kini banyak dipertanyakan, cukup dikembalikan
ke individu masing-masing. Mengapa mereka mau menjadi
guru. Karena sertifikasikah? Karena gaji tinggikah? Jadi
tidak aneh ada sarjana non kependidikan yang
“memaksakan” diri menjadi guru karena tak mampu bersaing
di jurusannya.
Secara keilmuan seorang sarjana non kependidikan
ini mampu. Bagaimana secara ilmu keguruan? Mendidik
anak bukan Cuma sekedar transfer ilmu namun menuntut
penguasaan ilmu pedagogik. Untunglah saat ini banyak
pelatihan atau workshop bagaimana menjadi guru yang
berkualitas, sehingga pelan dan pasti mereka bisa
menyesuaikan dan menerapkan ilmu pedagogik ini.
Syukur alhamdulillah keluarga saya semuanya
lulusan dari keguruan sehingga mereka tidak menemui
kesulitan yang berarti dalam menerapkan ilmu kepada para
murid-muridnya. Saya bangga orang tua saya sebagai guru
banyak dikenal dimasyarakat. Bahkan pada acara-acara
tertentu, orang tua saya banyak dilibatkan dalam hubungan
kemasyarakatan.

197
2. Bangsa Ini didirikan oleh para Guru
Guru berperan sangat aktif dalam perjalanan bangsa
ini. Banyak yang tidak sadar kalau bangsa ini didirikan oleh
para Guru. Kita selama ini hanya mengenal Ki Hadjar
Dewantara sebagai bapak Pendidikan Nasional dengan
Taman Siswa-nya. Juga petuahnya yang terkenal “Ing
Madyo Mangun karso dan Ing Ngarso Sung Tulodo juga
istilah Tut Wuri Handayani”. Ternyata, “the Founding
Fathers” kita pun juga para guru. Bung Karno, sang
proklamator dan Presiden pertama, pernah menjadi guru di
Yayasan Muhammadiyah saat diasingkan ke Bengkulu.
Bung Hatta pun pernah menjadi pengajar di Unhas
Makassar. Ini sungguh membanggakan.
Negara yang terdiri dari banyak suku bangsa
ternyata didirikan oleh para pejuang yang berasal dari
kalangan guru. Jadi rasanya saya tepat memilih pekerjaan
sebagai seorang guru dan saya pun bangga menjadi guru
yang sudah saya tekuni selama 17 tahun dan baru-baru ini
saya mendapat tugas baru menjadi pimpinan guru (kepala
sekolah) di daerah kawasan Bojonegara tepatnya di SMAN
1 Puloampel kabupaten Serang setelah kurang lebih 4,5
tahun menjadi Plt. Kepala SMAN 1 Baros Kabupaten Serang
provinsi Banten.

3. Guru mampu Menjaga Perilaku saya


Ada beberapa kasus kriminal yang menyeret profesi
seorang guru. Mulai dari sodomi, Pelecehan seksual,
bahkan ada guru agama yang menodai kehormatan
siswinya, korupsi dana BOS, pemalsuan berkas dan
sertifikat dan banyak lagi jelas mencoreng dunia pendidikan.
Tak hanya itu, kasus perceraian yang melibatkan guru pun
juga mulai marak. Memang ini adalah urusan pribadi namun

198
bila dicermati ternyata bersumber pada perselingkuhan sang
Guru tersebut. Memang miris. Lalu, mengapa saya memilih
profesi ini? Jujur...saya bukan orang yang sempurna namun
saya ingin profesi ini menjaga diri saya dari segala perbuatan
buruk. Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Tak
terbayangkan seandainya seorang guru berbuat nista.
Bagaimana para siswanya bisa mentauladani gurunya?
Karenanya kode etik seorang guru harus dijaga betul.

4. Kebanggaan yang Tak Ternilai


Bagi saya, menjadi guru memberikan sebuah
kebanggaan tak ternilai dan bahkan tak bisa dinyatakan
dengan materi. Menjadi guru yang profesional adalah
sebuah cita-cita yang luhur dari seorang guru. Lalu apa salah
satu contoh kebanggan yang tak ternilai itu? Diantaranya,
pada saat mantan siswa kita LEBIH SUKSES dari gurunya.
Bangga betul ketika tiba-tiba ada siswa kita berkata
seperti ini kepada kita, "Pak ... saya murid bapak dulu waktu
di SMA, alhamdulillah sekarang saya jadi pilot kapal terbang
yang bapak naiki sekarang” Rasa haru dan kebahagiaan
yang tak ternilai mendengar ucapan seperti ini. Kita merasa
berhasil mengajar dan mendidik siswa tersebut sehingga
terbentuk karakter yang sangat luar biasa.

Pembaca yang budiman! Bagaimana kita bisa


menjadi seorang guru yang dibanggakan untuk para siswa
kita. Ada beberapa hal yang harus kita lakukan diantaranya
adalah:

199
1. Guru adalah orang tua kedua bagi anak didiknya

Guru harus bisa berperan ganda menjadi seorang


guru dan menjadi orang tua bagi anak didiknya, guru tidak
hanya memiliki tugas mencerdaskan kehidupan bangsa
tetapi seorang guru harus mampu menciptakan siswa-siswi
yang berkarakter, guru harus menanamkan moral serta
akidah yang kuat terhadap anak didiknya.

2. Guru harus menjadi teladan yang baik


Seorang guru harus menjadi teladan yang baik bagi
para siswa dalam mewujudkan perilaku siswa yang
berkarakter, oleh sebab itu bukan hanya seorang siswa yang
dituntut memiliki moral dan akidah yang baik. Seorang guru
sekalipun harus memiliki moral serta akidah yang baik
sehingga siswa dapat mengambil ibrah dan contoh dari
seorang guru tersebut.
Apapun yang dilakukan oleh seorang guru akan
terekam dimemori siswa. Seperti pepatah yang mengatkan
“guru kencing berdiri murid kencing berlari” didalam pepatah
ini kita dapat mengambil kesimpulan apabila kita
memberikan contoh yang tidak baik terhadap anak didik kita
maka jangan heran jika suatu saat nanti siswa kita akan
melakukan hal yang lebih parah dari kita. Maka dari itu
seorang guru harus mampu memberikan contoh-contoh
yang baik bagi peserta didiknya.
Kita merupakan contoh bagi mereka, berilah contoh
yang baik agar anak didik kita dapat mengambil contoh dari
gerak-gerik, tutur kata serta tingkah laku kita. Murid yang
berkarakter adalah hasil dari guru yang hebat.

200
3. Tanamkan rasa tulus dan ikhlas dalam mendidik

Sifat ikhlas inilah yang jarang dimiliki oleh seorang


guru. Banyak diantara mereka merasa apa yang mereka
sampaikan tidaklah setimpal dengan gaji yang mereka
dapatkan, sehingga akibatnya ketika mereka berada di
dalam kelas mereka tidak sepenuhnya.

Kadang mereka menyampaikan materi tidak


sepenuhnya alhasil materi ini disambung ketika les, nah les
inilah yang diharapkan nanti oleh para guru untuk
mendapatkan uang atau gaji tambahan. Ini semua terjadi
karena guru melupakan aspek ikhlas, andaikan saja guru
ikhlas mengajar maka keihklasan ini akan memberikan
semangat tanpa batas pada guru untuk berusaha keras
membuat anak didik mereka paham akan materi yang
disampaikan. Semangat keikhlasan ini akan mampu
meluluhkan hati dan jiwa keras anak didik kita.
Menjadi guru yang hebat adalah menjadi tugas
utama kita, menanamkan sifat ikhlas serta niat yang tulus
dalam mendidik generasi penerus bangsa, seorang siswa
bukanlah semata-mata mereka yang bertatapan muka
dengan kita setiap harinya, melainkan mereka adalah ladang
surga bagi kita nantinya, amin.
Ilmu yang kita sampaikan kepada mereka akan
tertanam dan selalu diingat oleh mereka, suatu saat nanti
ketika mereka beranjak dewasa dan menjadi seorang guru
seperti kita, ilmu yang pernah mereka dapatkan dari kita
akan sampai ke anak didik mereka sampai seterusnya, itulah
ilmu tanpa ada habisnnya selalu mengalir seperti air,
sungguh mulia tugas menjadi seorang guru, berbanggalah
kita sebagai guru hebat yang melahirkan murid-murid
berkaraketer.

201
Murid yang berkarakter didasari dengan lingkungan
yang hebat , ada peranan orang tua, guru serta masyarakat
dan pemerintah. Anak-anak harus ditanamkan pendidikan
moral serta akidah yang bagus sejak dini, agar mereka bisa
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

Seorang guru tidak akan mampu menciptakan siswa


yang berkarakter dengan sendirinya, orang tua dan guru
harus bekerja sama dalam pendidkan karakter anak yang
hebat. Dengan adanya kerjasama yang baik antara guru,
orang tua, masyarakat dan pemerintah karenanya saya
yakin tidak ada anak Indonesia yang akan mengalami
kegagalan dan krisis moral. Yang ada hanyalah murid
berkarater, berprestasi, budiman, bermoral serta berakhlak
mulia membawa nama baik bangsa Indonesia.

4. Memiliki kualifikasi akademik dan selalu update ilmu


pengetahuan

Syarat menjadi guru seperti yang diamanatkan oleh


Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 harus
memiliki kualifikasi akademik, mempunyai kompetensi,
mempunyai sertifikat pendidik serta sehat jasmani dan
rohani serta mempunyai kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Guru wajib memiliki kualifikasi
akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.

Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan


minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang
dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikasi keahlian yang
relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang

202
berlaku. Selain itu juga guru harus memiliki beberapa
kompetensi, kompetensi tersebut yaitu kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional. Guru harus sehat jasmani, tidak
berpenyakit terutama penyakit menular. Hal ini penting
karena pekerjaan guru sehari hari berinteraksi dengan
peserta didik. Guru juga harus sehat rohani, tidak terganggu
mentalnya dan sakit jiwanya.
Guru merupakan elemen kunci dalam sistem
pendidikan, khususnya di sekolah. Semua komponen lain,
mulai dari kurikulum, sarana-prasarana, biaya, dan
sebagainya tidak akan banyak berarti apabila esensi
pembelajaran yaitu interaksi guru dengan peserta didik tidak
berkualitas. Semua komponen lain, terutama kurikulum akan
“hidup” apabila dilaksanakan oleh guru. Begitu pentingnya
peran guru dalam mentransformasikan input-input
pendidikan, sampai-sampai banyak pakar menyatakan
bahwa di sekolah tidak akan ada perubahan atau
peningkatan kualitas tanpa adanya perubahan dan
peningkatan kualitas guru.
Mengingat peranan strategis guru dalam setiap
upaya peningkatan mutu, relevansi dan efisiensi pendidikan,
maka pengembangan profesionalisasi guru merupakan
kebutuhan. Guru harus mampu mengutarakan peserta
didiknya mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Dengan berpegang pada hirarki tujuan
pendidikan, tercapainya tujuan pembelajaran mengandung
arti tercapainya tujuan kurikuler. Tercapainya tujuan
kurikuler mengandung arti tercapainya tujuan lembaga dan
tercapainya tujuan lembaga memiliki makna tercapainya
tujuan pendidikan nasional.
Lalu mengapa guru harus selalu update ilmu
pengetahuan? update atau mungkin upgrade yang dilakukan

203
guru dalam pembelajarannya dilakukan dengan tujuan untuk
memberi peningkatan dalam proses belajar mengajarnya,
karena perkembangan zaman yang identik dengan
perubahan-perubahan, harus senantiasa dibarengi dengan
peningkatan dalam dunia pendidikan yang dilakukan oleh
guru sebagai penggerak utama.
Seorang guru harus bangga menjadi guru, karena
sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar,
memiliki karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan pengembangan sumber daya
manusia. Guru harus banga karena memiliki kepribadian
yang mantap akan memberikan sosok teladan yang baik
terhadap anak didik maupun masyarakat. Menjadi guru
harus bangga karena memiliki kepribadian dan bertingkah
laku yang sopan serta senantiasa beretiket sehingga mampu
menjadi panutan bagi peserta didik.

204
DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri, 2008, Psikologi Belajar, Jakarta:


Rineka Cipta.

Kunandar. (2007). Guru Professional Implementasi KTSP


dan Sukses Sertifikasi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Mulyasa, E. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi.


Bandung: Remaja Rosda Karya.

Payong, M. R. (2011). Sertifikasi profesi guru (konsep dasar,


problematika dan implementasinya). Jakarta: PT.
Indeks.

Republik Indonesia. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005


tentang Guru dan Dosen. SekretariatNegara. Jakarta.

Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun


2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Sekretariat Negara. Jakarta.

Republik Indonesia. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional


No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru. Sekretariat Negara.
Jakarta.

205
BIODATA PENULIS

Rohadi, M. Pd. , lahir pada tanggal 5 April 1968.


Beliau bekerja sebagai guru bahasa Inggris sejak tahun
2002 di salah satu Sekolah Menengah Atas di kabupaten
Serang provinsi Banten. Lulus pendidikan S1 Jurusan
bahasa Inggris dan S2 jurusan Manajemen Pendidikan.
Pernah menjabat sebagai ketua dari organisasi bahasa
Inggris (MGMP bahasa Inggris tingkat SMA) selama 2
periode, beliau aktif memberikan materi pembelajaran
bahasa Inggris juga mengadakan seminar-seminar
internasional.

Pada tahun 2012, beliau juga ditunjuk sebagai ketua


Banten English Foundation (BEF), sebuah lembaga yang
hampir sama dengan Forum MGMP bahasa Inggris Sekolah
Menengah Atas dengan slogan “Providing professional
English Services”. Tujuan utama dari organisasi ini adalah
untuk membantu guru bahasa Inggris di Indonesia, terutama
di provinsi Banten dalam program mengajar bahasa Inggris
di kelas dan melaksanakan seminar serta kompetisi atau
lomba-lomba Bahasa Inggris.

Di sela-sela kesibukannya yang begitu padat yang


pernah menjadi Plt. Kepala Sekolah SMAN 1 Baros dan

206
mulai awal bulan September 2020 menjabat sebagai kepala
SMA Negeri 1 Puloampel di kabupaten Serang, juga
mengajar di Perguruan Tinggi yang ada di Serang-Banten
yaitu UNBAJA dan STKIP Situs Banten. Pernah meraih juara
1 guru berprestasi pada tahun 2013 dan tahun 2016 tingkat
guru SMA se kabupaten Serang provinsi Banten. Sosok
yang konsisten ini juga aktif dalam bidang tulis menulis. Buku
yang sudah diterbitkan dan ber ISBN tahun ini (Maret dan
April 2020) adalah buku “Listening Ability-Dictation
Technique at the Second Year Students” dan “Teacher’s
Exchange Indonesia-Brunei Darussalam”. Buku ini dijual
secara online melalui https://www.morebooks.shop. Untuk
buku yang kedua (“Teacher’s Exchange Indonesia-Brunei
Darussalam”), penulis merevisinya menjadi buku yang
sekarang menggunakan bahasa Indonesia. Sehubungan
ada beberapa permintaan dari teman-teman guru yang
tertarik untuk membacanya. Tentunya ada penambahan
materi dan jumlah halaman juga gaya bahasa penulisan.
Untuk penulisan buku antologi pertama berjudul “Menulis
sebagai Aktualisasi Diri”. Dan ini adalah persembahan
penulis yang kedua dalam penulisan buku Antologi.

Menikah dengan Sunaeni, S. Pd. pada tahun 1994


dan hingga sekarang telah di karuniai 4 orang anak, yaitu 3
orang anak laki-laki masing-masing bernama Dea Yaritsal
Gani, S. Pd. (25 tahun), Muhamad Rafli Ramdani (21 tahun),
Ahsan Ramadhan Rizki (8 tahun) dan 1 orang anak
perempuan bernama Ghina Ayu Meilani Trisni (16 tahun).

207
AKU BANGGA JADI GURU

Oleh : Dody Dadang Firmansyah, S,Pd, M.Pd, CT, CH,


C.PS

Keberhasilan dalam dunia pendidikan salah satunya


ditentukan dari faktor seorang pendidik yaitu guru. Dalam
kegiatan belajar mengajar peran pendidik sangat penting,
sebagaimana dikemukakan oleh Nasution (2003:62) bahwa:
“dalam proses belajar mengajar peranan guru tentu sangat
penting”. Dengan demikian keberhasilan dalam kegiatan
mengajar ditentukan pula dari kualitas pengajar. Guru juga
berperan dalam membantu perkembangan peserta didik
untuk mewujudkan tujuan hidupnya. Keyakinan ini muncul
karena pada dasarnya manusia adalah mahluk yang lemah,
yang dalam perkembangannya selalu membutuhkan orang
lain, sejak lahir hingga tutup usia. Hal ini menunjukkan
bahwa setiap orang membutuhkan orang lain dalam
perkembangannya, begitu juga peserta didik, saat orang tua
mendaftarkan anak-anaknya ke sekolah pada saat itu orang
tua menaruh harapan terhadap guru, agar anaknya dapat
berkembang secara optimal.

Guru menurut UU no. 14 tahun 2005 “adalah


pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.”

Pengertian guru adalah orang yang mendidik secara


profesional, mengadakan pengajaran, memberi bimbingan,
memberi arahan, memberikan pelatihan keterampilan dan
melakukan evaluasi secara berkala berkaitan dengan satu

208
ilmu atau lebih kepada seluruh peserta didik untuk mencapai
tujuan.

Dalam pendidikan islam, guru mempunyai tugas dan


tanggungn jawab yang berat dan mulia. Dikatakan berat
karena untuk mendidik dan membina ahlak itu tidaklah
mudah, tidak sedikit anak yang pintar tapi ahlaknya
memprihatinkan, oleh karena itu pembinaan ahlak pada
anak sangatlah penting untuk membentuk karakter dan
kepribadian yang baik serta guru juga mengemban amanat
yang diberikan oleh masyarakat guna melaksanakan fungsi
pendidikan. Pemberian amanat masyarakat tidak hanya
berorientasi pada transformasi ilmu pengetahuan, tetapi juga
sebagai dinamisator masyarakat yang bertanggung jawab
memberikan pelayanan yang baik, membangkitkan
semangat anak dan mengangkat derajat mereka ke arah
yang lebih baik.

Guru harus siap membaca anak-anak jaman


sekarang. Di samping itu, guru juga perlu untuk terus
membuka diri dan memberikan motivasi keguruan agar
pendidikan bisa berkembang. Terkait soal mendidik siswa
sebenarnya bukan hanya menjadi tanggung jawab guru
tetapi menjadi tanggung jawab bersama antara guru,
orangtua murid dan masyarakat. Tiga hal ini merupakan
tripusat pendidikan yang menentukan keberhasilan siswa. Di
era kontemporer ini, guru dan orangtua murid harus bisa
bersinergi, bekerjasama, jalin komunikasi yang intens untuk
mengetahui perkembangan dan meningkatkan hasil belajar
anak, terlebih di era pandemi saat ini, dimana orangtua lebih
berperan dalam mendidik, membimbing, mengarahkan dan
melatih belajar anak, karena situasi yang tidak
memungkinkan anak untuk belajar secara luring/tatap muka

209
di sekolah, maka pembelajaran dilakukan secara
daring/online/virtual yang dalam pelaksanaannya sesuai
panduan dari Kemendikbud yang dibagi sesuai zona nya
masing-masing dan sesuai jenjang sekolahnya.

Pembelajaran secara online yang dilakukan di


sekolah-sekolah banyak alternatif dengan penggunaanya
antara lain :

➢ WhattsApp, video call, voice note


➢ Google classroom, google form, google meet,
google tems
➢ Zoom, webex, you tube
➢ Dan aplikasi lainnya yang menunjang pembelajaran
daring

Di sekolah dasar pembelajaran online dinilai kurang


maksimal untuk mencapai tujuan, karena tidak secara
langsung berhadapan dengan anak dalam memberikan
materi, tugas, ulangan dan anak pun ketika ada yang kurang
paham kemudian ingin bertanya tidak dapat secara langsung
juga sehingga penjelasan yang disampaikan baik melaui
video, whatsApp, atau voice note tidak sepenuhnya anak
pahami, namun kondisi pandemi seperti ini perlu kita sikapi
dengan bijak, dengan tetap semangat, tetap berkreasi, tetap
bersabar, karena tidak ada satupun manusia yang
menginginkan situasi ini dan di Negara Indonesia jumlahnya
terus bertambah yang terpapar virus covid, khususnya di
Kota Depok yang juga saat ini sedang berada dalam zona
merah, sehingga Pemerintah pun melaksanakan PSBB (
Pembatasan Sosial Berskala Besar ) dan pemberian
bantuan-bantuan mulai dari Presiden, Provinsi, Kemensos,
Kota, BLT, Subsidi gaji bagi warga yang terdampak, karena

210
sejak awal pandemi ini di awal Maret 2020 banyak orang
yang kehilangan pekerjaan dan kesulitan ekonomi.

Dari kondisi pandemi ini, Pihak sekolah pun tidak


henti-hentinya mengingatkan seluruh warga sekolah untuk
mengikuti protokol kesehatan untuk pencegahan virus
covid19 ini, selain juga mengadakan kerjasama dengan PMI
untuk mengadakan penyemprotan secara berkala seperti
gambar dibawah ini.

Hal-hal yang bersifat pencegahan terus dilakukan


pemerintah mengingat jumlah yang terpapar terus
bertambah, khusus di wilayah Kota Depok yang sempat
berada dalam zona merah, sehingga sekolah-sekolah pun
belum diijinkan untuk mengadakan luring/tatap muka,
karena anak-anak juga rawan terpapar virus corona ini,
menurut informasi, Provinsi DKI Jakarta dari pasien yang
terpapar mayoritas adalah anak-anak, oleh sebab itu orang
tua di rumah harus lebih memperhatikan aktivitas anak-
anaknya agar selalu mengikuti protokol pencegahan

211
covid19. Contoh Berikut adalah grafik jumlah yang terpapar
di Bulan September wilayah Kota Depok :

Dari kondisi pandemi ini kita bisa mengambil


hikmahnya untuk selalu hidup bersih dan sehat. Kita berdoa
semoga pandemi ini cepat berlalu, sehingga siswa dapat

212
belajar disekolah, karena siswa rindu akan gurunya, guru
pun kangen akan siswanya dan pembelajaran pun dapat
tercapai dengan maksimal. Menurut pengakuan dari orang
tua murid yang mengajarkan, membimbing dan
mendampingi anak-anaknya banyak yang mengeluhkan
akan sikap anaknya di rumah dari yang malas belajar,
banyak bermain, menunda tugas serta menyarankan agar
sekolah segera di buka. Hal ini membuktikan tidak
mudahnya untuk menjadi seorang guru, karena
membutuhkan kesabaran dan strategi untuk menghadapi
anak-anak yang mempunyai beragam karakter yang
berbeda-beda.

Dari kejadian bencana non alam ini, banyak sekali


hikmah didalamnya, salah satunya di bidang pendidikan,
begitu pentingnya peran guru dalam meningkatkan hasil
belajar siswa, oleh karena itu saya sebagai penulis yang
juga berprofesi sebagai guru, sangat bangga dengan profesi
guru, profesi yang mulia, ilmu yang diajarkan kepada
siswanya akan menjadi amalan yang akan dibawa ketika
sudah tiada umur, tidak akan jadi orang sukses jika tidak ada
guru.

Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa,


berbanggalah dengan profesi guru yang mendidik,
membina, membimbing, mengajarkan, mengarahkan,
mengayomi dengan rasa kasih sayang. Seorang guru hanya
berharap kelak peserta didiknya dapat menjadi orang sukses
yang berguna bagi nusa dan bangsa. Hidup guru ... tetap
semangat, tetap berkarya, menjadi insan yang bermartabat
dan bermanfaat bagi sesama. Guruku panutanku suri
tauladanku. Aku bangga jadi guru.

213
PROFIL PENULIS

Dody Dadang Firmansyah, S,Pd, M.Pd, CT,


CH, C.PS ini lahir di Jakarta, pada 18 April.
Penulis adalah alumni dari S1 Universitas
Prof.DR.Hamka Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan S2 UNINDRA
PGRI Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Ilmu Pengetahuan
Sosial.

Pengalaman mengajar baik kelas muupun pramuka


telah diarungi penulis sejak kuliah PGSD semester 5 di SDN
Kramatjati 19, SDN Kramatjati 20, SDN Tengah 01 Pagi,
SDN Susukan 12 pagi, SDN Kalisari 10 petang, SDN
Srengseng Sawah, MIN Srengseng Sawah, SMP 50
Kramatjati, SMP 103 Cijantung Jakarta timur dan SDN
Sukamaju BARU 1 Kota Depok.

Pengalaman prestasi yang pernah diraih oleh penulis


adalah mengikuti lomba guru berprestasi kecamatan Tapos
Depok sebagai juara II tahun 2019 dan 2020 dan
mendapatkan tanda penghargaan Pancawarsa I dan II
Pramuka dari Kwatir Nasional serta aktif di organisasi
lingkungan dan masyarakat.

Harapan saya tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita


semua, dan tiada gading yang tak retak, penulis mohon maaf
apabila ada kesalahan dalam penulisan, tetap ikuti protokol
pencegahan covid19 dan tetap semangat berkreasi menjadi
manusia yang bermanfaat dan bermartabat, salam literasi....

214
DAFTAR PUSTAKA

• Nasution, S. 2003. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta:


Bumi Aksara.

• Kunandar. 2015. Guru Profesional Implemelentasi


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) . Jakarta:
Raja Grafindo Persada.

• https://Wikipedia.org./ Peran guru saat pandemi/.


Diakses tanggal 22 September 2020.

• https://Kemendikbud.go.id./ Undang-undang guru.


Diakses tanggal 22 September 2020.

215
AKU BANGGA JADI GURU

Oleh : Muhana, S.Pd

Sering kita mendengar ucapan kata-kata yang


dikeluarkan oleh seseorang tentang pekerjaan seorang
guru, kerja menjadi guru tuh enak pergi pagi sore sudah
pulang beda dengan bekerja dikantor atau disuatu
perusahaan yang selalu pergi pagi pulang kerja sudah
malam sampai di rumah hingga tidak sempat mengurus
rumah tangga terutama untuk para wanita yang sudah
berkeluarga , itu yang sering kita dengar pada saat orang
berbicara dengan kita yang tidak seprofesi kerjanya dengan
kita. Kadang ada saja orang yang memandang tugas
seorang guru seperti itu tapi sebenarnya banyak sekali yang
dapat kita lakukan sebagai seorang guru, karena seorang
guru selain mengajar siswa-siswinya agar memiliki
pengetahuan dan keterampilan dalam bidang pelajaran juga
masih banyak lagi tugas-tugas yang lain yaitu seorang guru
juga mempunyai tanggung -jawab dalam mendidik siswanya
agar mempunyai tingkah laku atau karekter yang baik ,baik
ketika dia berada di lingkungan sekolah maupun ketika dia
berada di lingkungan luar sekolah.

Ya pada awalnya sebelum aku menjadi seorang guru,


aku sempat berpikir apakah aku bisa menjadi seorang guru
karena aku akui dulunya aku adalah seorang gadis yang
pendiam tidak banyak bicara dan tidak pandai pula dalam
berbicara, aku menjadi seorang guru karena waktu itu orang
tua aku yang menginginkan aku masuk ke sekolah
pendidikan guru (SPG) kebetulan nilai nem aku cukup tinggi,
karena nilai nem adalah salah satu syarat mendaftar di
sekolah negeri pada waktu itu, dan aku mendaftar juga di
sekolah pendidikan guru agama,,sebenarnya pada waktu itu

216
aku menginginkannya masuk ke SMEA ,karena setelah lulus
dari SMEA ,aku ingin bekerja di salah satu perusahaan,dan
aku bisa membantu keuangan keluarga dari gajiku, karena
waktu itu apabila menjadi guru gajinya kecil ,aku tidak bisa
membantu orang tuaku nanti. Aku menginginkan
mempunyai gaji yang besar agar aku bisa membantu orang
tua maklum keluargaku termasuk keluarga yang sederhana,
tapi orang tuaku menginginkan lain agar aku menjadi guru
seperti kakak perempuanku.sebagai anak yang baik aku
menurut saja apa yang diinginkan oleh orang tuaku
,kuberpikir lagi ini mungkin yang terbaik buat diriku dan
kehidupan aku ke depannya. Maklum waktu itu ayahku
bekerja hanya berdagang menjual hasil dari kebunnya
sendiri apa saja yang ditanam di kebun, Ayah aku bekerja
sebagai pedagang itulah hasilnya mampu menyekolahkan
anak-anaknya walaupun kami waktu itu makan apa adanya.
sayang kakak laki-laki aku yang pertama ada yang tidak
sampai lulus sekolah menengah pertama (SMP) karena
waktu itu memang keluarga orang tuaku hidupnya hanya
dari hasil berdagang yang dipetik dari kebun sendiri waktu
itu memang kami agak sulit dalam hal keuangan karena
ibuku harus menyekolahkan dua kakakku berbarengan jadi
kakak laki-laki aku mengalah untuk berhenti sekolah dan
memilih untuk ikut bekerja. Orang tuaku menginginkan aku
masuk ke sekolah Pendidikan guru, akhirnya aku mendaftar
juga di salah satu sekolah pendidikan guru (SPG) yang ada
di Jakarta dan pada akhirnya aku diterima di salah satu
sekolah tersebut yang ada di Jakarta Utara yaitu sekolah
Pendidikan guru (SPGN 4) .Kenapa aku sampai dapat
sekolah yang begitu jauh padhal waktu itu aku tidak pernah
pergi keman-mana paling dekat daerah petukangan tempat
aku sekolah yaitu MTS Darunnnajah. Kenapa aku sampai
dapat SPG Negeri 4 ya karena waktu itu aku sendiri tidak

217
tahu lokasi SPG Negeri 4 ada di Jakarta Utara,waktu itu
belum ada yang namanya Handpone jadi mau cari lokasi
tempat sekolah juga agak susah, maklum kelurga aku dari
desa yang tidak pernah pergi kemana-mana bukan seperti
sekarang yang banyak menngunakan handpone mencari
sesuatu sekarang dengan mudah bisa ditemukan beda
dengan dulu.

Sekolah pendidikan guru (SPGN 4) termasuk sekolah


sangat jauh lokasinya dari rumahku karena sekolah
pendidikan guru (SPGN 4) terletak di Jakarta Utara
sedangkan rumah aku adanya di Tangerang. Ya Awal aku
masuk sekolah aku selama satu tahun aku kos sebenarnya
aku tidak enak kalau harus kos karena keuangan kelurga
aku yang penghasilannya tidak menentu tapi ayah dan ibuku
tetap menginginkan aku sekolah SPG dan bisa kos walupun
jauh masalah biaya orang tuaku bilang tidak usah dipikirkan.
Ako kos di salah satu rumah warga yang dekat dengan
sekolahku yaitu jl Mahoni 44 Tanjung periuk Jakarta Utara,
karena kalau tidak kos, aku membayangkan naik bus
sampai 5x naik, berangat ke sekolah selesai azan subuh
langsung berangkat , dimana orang masih enak tidur aku
berangkat ke sekolah dengan suasan yang masih sepi pada
waktu itu ,aku berpikir bagimana nanti kalau di jalan ada
orang jahat yang ingin berbuat jahat padaku, Akhirnya
keluargaku memutuskan untuk sekolahku lebih baik
tingalnya kos dan bisa pulang di hari sabtu. Di tempat kos
aku juga tidak sendirian karena banyak teman -teman yang
tinggalnya kos disana.karena teman-temannku banyak yang
tempat tinggalnya jauh sama seperti diriku. Teman -
temannku dari berbagai daerah tempat tinggalnya, ada yang
dari Cengkareng, Cijantung ,Tanah Abang, Ciledug ,Cipulir
Bogor, Aceh , Padang, dan lain-lainya. Kami semua saling

218
menghormati satu sama lain walupun asalnya tempat tinngal
dan sukunya berbeda-beda.Banyak suka-duka yang aku
alami dengan teman temanku selama kos satu tahun tinggal
ditempat orang dan jauh dari keluarga, ini pelajaran buat aku
dan teman teman sebelum aku menjadi guru dan nanti
setelah menjadi guru terjun langsung menngenal berbagi
sifat atau watak siswa-siswi yang ada di sekolah,bagimana
caranya saling menghargai dan menghormati satu dengan
yang lainnya.

Setelah sekolah selama satu tahun akhirnya aku naik


kelas 2, disinilah bagian penjurusan , di SPG Negeri 4 itu
ada jurusan yaitu 1, Jurusan TK dan ke 2 jurusan SD. Waktu
bagian penjurusan aku mendapat jurusan guru taman
kanak-kanak (SPG TK) waktu dapat jurusan SPG TK aku
sempat ragu apakah aku bisa menjadi guru yang mengajar
anak anak umur di bawah 6 tahun. Aku sempat bertanya
kenapa pak saya dapat jurusan TK , saya tidak pintar
menyanyi dan menari itu alasan yang aku buat karena takut
nanti pas sudah menjadi guru sebenarnya tidak bisa
mengajar anak-anak kecil disamping itu aku tidak pintar
dalam menari dan menyanyi. Di kelas11 setelah beberapa
bulan berjalan dan memasukui semester 2 ini ada yang
namanya praktek kerja lapangan (PKL) disinilah kita di
tugaskan untuk mengajar selama 2 bulan , jurusan aku guru
taman kanak-kanak (TK) selama 2 bulan kita berada ada di
sekolah taman kanak-kanak bagimana kita bisa mengajar
dan mendidik anak -anak TK dengan penuh kesabaran dan
kelembutan dengan berbagai pola dan tingkah laku yang
berbeda-beda. Kami senang berada di tengah anak-anak
menjadi guru TK karena di situ ada keceriaan dan senyuman
anak-anak di bawah usia 6 tahun , ya walaupun kami hanya
sementara menjadi guru TK tapi kami merasakan bagimana

219
nanti ketika sudah menjadi guru yang sesunguhnya. Pola
tingkah laku anak-anak yang lucu dan menggemaskan
dengan berbagai sifat yang berbeda-beda.kami berusaha
mendalami sifat setiap anak-anak antara yang satu dengan
sifat anak yang lainnya sekalian sedikit belajar psikologi
anak-anak, ternyata menjadi guru itu menyenangkan juga
setiap hari bisa berkumpul dengan anak-anak selalu ada
keceriaan yang membawa kebahagiaan. Bila kita sudah
berkumpul dengan anak-anak seakan -akan hilang masalah
yang sedang kita hadapi.Disinilah aku mulai mantap ingin
menjadi guru setelah pengalaman praktek di lapangan
menjadi guru sebelum nanti terjun langsung di sekolah.

Setelah 3 tahun menempuh sekolah pendidikan guru


(SPGN 4),banyak suka duka yang aku rasakan baik dari
guru-guru yang ada di SPG Negeri 4 dan teman teman yang
satu kelas dengan aku karena kami semua beda karakter
masing-masing walaupun begitu kami saling menghargai
satu dengan yang lainnya. Sekolah yang jauh ternyata
banyak membuat aku belajar dan menjadikan pengalaman
yang penting dan berharga dalam hidupku. Saatnya kami
dinyatakan lulus semua dan kami siap untuk mengajar di
salah satu sekolah yang berada di tempat kami masing-
masing, tapi waktu itu aku sempat binggung mau
melanjutkan ke perguruan tinngi atau tidak karena kalau
melanjutkan keperguruan tinngi takutnya orang tua tidak ada
biayanya apalagi kalau tidak dapat di perguruan tinggi negeri
yang waktu itu hanya ada satu perguruan tinngi negeri di
Jakarta khusus guru yaitu IKIP Jakarta..Aku mengingkan
sekali setelah selesai sekolah pendidikan guru dapat
melanjutkan ke salah satu perguruan tinggi yang ada di
Jakarta. Aku membayangkan betapa senangnya bisa masuk
kesalah satu perguruan tinggi karena yang aku hampir

220
setiap hari waktu masih sekolah berjumpa dengan
mahasiswa ketika mau berangkat kuliah atau mau pulang
kuliah. Sekolah memang jaraknya jauh dari rumah aku
hamper 2,5 jam perjalanan ketika akan berangkat sekolah
karena pagi-pagi belum macet tapi kalau pulang sekolah
karena macet bisa 3 jam lebih perjalanan , karena itu hampir
setiap hari aku bertemu dengan mahasiswa ketika berada di
dalam bus, ada mahasiswa Unversitas
Indonesia,Universitas Kristen Indonesia, Unversitas Veteran
Indonesia,Unversitas Budi Luhur ,IKIP Muhammadiyah, dan
Universitas yang lainnya sering aku lewati ketika naik
bus,karena memang jarak sekolah aku dari Jakarta Utara ke
daerah Ciledug hingga melewati beberapa Universitas.
Keinginan aku semakin kuat untuk bisa kuliah ,Aku
bicarakan dengan orang tua dan akhirnya mengijinkan aku
masuk salah satu perguruan tinngi ,aku cari jarak yang lebih
dekat dengan rumah yaitu perguruan IKIP Muhammadiyah
Jakarta. Aku menggambil kuliah sore hari karena paginya
ingin aku pergunakan untuk mengajar di salah satu sekolah
yang dekat dengan rumah. Aku melamar menjadi guru di
sekolah taman kanak-kanak lokasinya cukup jauh dari
rumah yaitu tepatnya di Kunciran yang ada di kecamatan
Pinang. Setiap pagi aku mengajar anak-anak kecil (TK) dari
pukul 7:30 sd pukul 12:00 sampai rumah pukul 13:00 ,istirhat
sebentar di rumah sorenya berangkat lagi kuliah sampai
malam, memang terasa lelah karena mengajar sambil kuliah
,apalagi mengajarnya yang dihadapi anak-anak kecil
dengan pola dan tingkah laku yang berbeda-beda, kadang -
kadang ada saja tingkah laku anak-anak yang membuat kita
bahagia dan teesenyum dengan cerita -cerita mereka yang
menarik karena anak seusia mereka masih polos dalam hal
bercerita,apa yang mereka lihat dan mereka dengar dia

221
ceritakan ke gurunya karena mereka menggap gurunya
seperti mamanya di rumah.

Di sekolah taman kanak-kanak inilah aku merasa


bangga menjadi seorang guru karena aku bisa dekat dengan
anak-anak yang selalu membawa kebahagiaan dan belajar
bersabar menjadi guru yang baik bagimana caranya
mendidik dan merayu anak-anak seusia mereka ketika
mereka sedang tidak ada minat buat belajar, ketika sedang
marah dengan temannya ,ketika sedang menangis,keika
sedang ngambek dan masih banyak lagi tingkah laku anak-
anak TK yang bisa kita pelajari di sekolah.Kita harus pandai
merayu dan bercerita bagaimana ketika ada kasus yang
dialami anak-anak, Kita bisa jadikan pelajaran dan
pengalaman mendidik anak kita sendiri suatu saat
nanti.Guru tugasnya tidak hanya mengajar saja di sekolah
tapi masih banyak tugas -tugas yang lain yang harus
dilakukan di sekolah,tidah hanya membuat mereka pintar
dan trampil saja tapi juga mereka harus mempunyai karakter
yang baik sebagai seorang pelajar baik ketika berada di
lingkungan sekolah maupun ketika berada di lingkungan
rumah serta ketika berada di lingkungan masyarakat
sekitarnya. Guru dituntut agar serba bisa menghadapi
masalah yang ada ketika menghadapi siswa yang
bermasalah atau mempunyai masalah mencari jalan keluar
yang terbaik dari setiap permalahan yang ada, inilah
alasannya kenapa kita harus bangga menjadi seorang guru
karena salah satunya kita mampu memecahkan masalah
yang terjadi dengan siswa.

Selama menjalani pendidikan kuliah aku sungguh -


sungguh belajar karena aku tidak mau sampai telat nanti
menyelesaikan kuliah yang targetnya anak mahasiwa itu

222
menyelesaikan hanya dalam jangka waktu 4 tahun, Di tahun
3 seperti biasa anak mahasiwa mengadakan praktek kerja
lapangan disalah satu sekolah daerah Jakarta Selatan
kebetulan kelompok aku kebagian disekolah SMP Negeri 29
yang ada di Kebayoran lama selama 3 bulan untuk praktek
mengajar disana, aku merasa senang karena akan
bertambah lagi pengalamanku menjadi guru SMP suatu saat
nanti terjun langsung menjadi guru yang sebenarnya setelah
lulus dari perguruan tinggi IKIP Muhammadiyah. Selama ini
aku mengajar anak-anak TK jadi kemungkinan beda cara
mengajar anak-anak TK dengan anak- anak SMP, tapi ada
juga perasaan was-was dan khawatir karena baru kali ini
mengajar anak-anak SMP walupun itu hanya dengan
praktek kerja lapangan selama beberapa bulan.Waktu itu
aku hanya berdoa semoga praktek mengajar aku berjalan
dengan lancar tanpa halangan apapun.alhamdulilah setelah
selesai praktek lapangan tidak ada kendala dan selesai
hasilnya juga baik. Aku merasa senang dan bangga juga
walaupun baru pengalaman praktek kerja lapangan. Kuliah
di tahun ke 4 diakhir semester seluruh mahasiswa
diwajibkan membuat skripsi .Aku mengambil judul
perbandingan hasil nilai pelajaran di 2 sekolah antara
sekolah SMP negeri dengan SMP swasta ,Aku datang ke
dua sekolah tersebut untuk mengadakan penilaian hasil
belajar siswa antara sekolah menengah pertama negeri
dengan sekolah menengah pertama swasta.Alhamdulillah
kedua kepala sekolah tersebut mengijinkan, Aku mengajar
di sekolah tersebut selama 2 minggu untuk mengambil
penilaian hasil belajar siswa, aku bersyukur bisa berjalan
dengan lancar di dua sekolah tersebut anak-anak
menyambut dengan baik ketika aku berada di kelas mereka
dan menanggapinya dengan sikap positif walupun aku
berada di kelas mereka hanya 2 minggu.Ini juga menambah

223
pengalamanku untuk menjadi guru yang baik dan bisa
dibanggakan dengan anak-anak suatu saat nanti ketika aku
sudah mengajar di SMP baik itu di swasta maupun di SMP
negeri karena mengajar di sekolah negeri atau swasta
mudah-mudahan tidak ada kendala atau masalah.

Di tahun ke 4 setelah aku selesai membuat skripsi


akhirnya selesai juga aku kuliah dan mengikuti sidang skripsi
berjalan dengan baik dan lancar ,akhirnya aku bisa
menyelesaikan kuliah dan di wisuda . Aku dan keluargaku
begitu bahagia akhirnya aku diwisuda tapi aku sedih juga
karena ayahku tidak bisa ikut dalam acara wisudaku karena
ayahku sedang sakit harus tinggal dirumah, yang datang
hanya ibuku ,kakakku dan adikku, mereka semua
memberikan selamat untukku ,ibuku terharu karena dari
hasil jualan di warung bisa membiayain aku kuliah sampai
selesai kuliah. Selesai diwisuda dan mendapat ijazah
akhirnya aku melamar menjadi guru di salah satu sekolah
menengah pertama (SMP) swasta ,ya walaupun sekolahnya
tidak begitu terkenal tapi aku senang bisa mengajar di SMP
swasta dan bisa mengembangkan ilmu yang aku dapat
waktu kuliah di perguruan tinggi. Aku mengajar di dua
tempat sekolah,pagi mengajar di TK dan siangnya bisa
mengajar di SMP swasta, walupun sedikit lelah tetap harus
semangat dalam mengajar. Aku jalani mengajar di dua
sekolah tersebut.aku akui gajiku aku tidak sebesar gaji di
tempat sekolah-sekolah yang sudah terkenal dengan gaji
yang cukup besar yang penting aku jalani mengajarnya
dengan iklas sebagai seorang guru yang baik agar siswanya
merasa nyaman ketika aku mengajar mereka , Mereka
selalu memberikan tanggapan yang positif ketika aku
mengajar, banyak pertanyaan apabila ada permasalahan
yang mereka tidak ketahui ,ya kita menanggapinya dengan

224
sikap bijaksana dan menjawab setiap permasalahan anak-
anak didik aku karena memang dari awal tugas guru tidak
hanya mengajar saja tapi juga mendidik dan membentuk
karakter mereka agar lebih baik lagi ke depannya. Mengajar
dua jenjang yang tidak sama memang ada saja
perbedaannya karena yang satu anak-anak TK dan yang
satu lagi anak-anak SMP yang mempunyai karakter dan
permasalahan yang berbeda. Kalau anak taman kanak -
kanak kita ajarkan dari nol maksudnya dari mereka belum
mampu menulis, membaca sampai bisa menulis dan mampu
membaca walaupun itu tidak diharuskan untuk membaca
tapi paling tidak mereka mempunyai bekal untuk masuk
sekolah dasar. Sedangkan anak anak SMP sudah pada
pintar dalam berpikir untuk belajar ,tapi kebanyakan mereka
malas untuk membaca buku karena buku itu apabila dibaca
menjadi gudang ilmu pengetahuan sendiri buat mereka ,ilmu
itu tidak hanya di dapat dari guru-guru saja yang ada di
sekolah tapi mereka bis dapatkan dimana saja yang penting
mereka ada kemauan untuk mendapatkan ilmu tersebut dan
ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang ilmu yang ada.

Setelah aku hampir setahun aku mengajar di SMP


,akhirnya aku menikah dan dikarunia anak laki -laki satu
orang ,suamiku bukan seirang guru tapi bekerja di salah satu
kantor bank swasta, gajinya cukup buat memenuhi
kebutuhan keluargaku dan aku bahagia dengan suami dan
anakku.Karena dengan aku bekerja sebagai guru aku masih
sempat mengurus keluargaku yaitu suami dan anakku,aku
bersyukur menjadi guru ,ya walaupun masih guru honor dan
gajinya juga tidak terlalu besar ,intinya aku bangga jadi guru
bisa mengurus keluarga dan bisa mengajar juga. 2Tahun
kemudian setelah anakku berumur 2 tahun lahirlah anakku
yang kedua juga laki-laki ,ya aku bahagia walaupun belum

225
dikasih anak perempuan, Aku tetap mengajar dan masih
bisa mengajar di dua temapt sekolah karena ada yang
membantuin kelurgaku yaitu adi-adikku yang masih sekolah.
Beberapa kali aku mengikuti ujian PNS tapi Allah belum
menghendaki aku diterima menjadi PNS sempat juga putus
asa bersyukur suamiku yang selalu memberikan semangat
untukku agar tidak putus asa. Aku mengiukuti tes menjadi
guru bantu di Tk alhamdulillah diterima kenapa aku tidak ikut
menggambil tes guru bantu di SMP,karena kesempatan
menjadi guru bantu di TK lebih besar maka aku lebih baik
menjadi guru bantu di TK. Dari guru bantu inilah akhirnya
aku mengikuti lagi tes PNS dan akhirnya alhamdulillah aku
diterima menjadi guru PNS. Aku bersyukur pada Allah
karena akhirnya aku bisa diangkat menjadi guru PNS agar
bisa membantu ekonomi keluargaku.Setelah pengumuman
mendapat PNS ,aku hamil lagi akan mendapat anak
ketiga,seharusnya aku bahagia mendapat anak ketiga tapi
Allah berkehendak lain aku mendapat PNS, suamiku jatuh
sakit sedangkan aku lagi hamil inilah ujian aku dimulai apa
aku sabra menghadapi ujian ini dan apakah aku mampu.
Suamiku sakit cukup lama beberapa bulan belum sembuh
suamiku tidak mau dibawa ke dokter karena alasannya
minum obat yang dari dokter obatnya banyak zat
kimianya,karena sebelumnya memang suamiku sakit asam
urat dan sering minum obat dokter ,waktu itu suamiku tidak
mau minum obat dokter, saumiku hanya mau minum obat
herbal waktu itu hingga sakit belum sembuh hampir satu
tahun. Akhirnya suamiku berhenti dari kerja dan menggambil
pension dini itupun tidak seberapa karena suamiku baru
diangkat 2 tahun menjadi karyawan tetap hingga uang
pesanggonnya cukup membeli obat-obatan herbal,
sedangkan untuk biaya kebutuhan sehar-hari aku yang

226
harus menanggung biayanya,aku harus bersikap sabra dan
iklas tetap mengajar menjadi seorang guru yang baik.

Setelah aku diangkat PNS ,aku berhenti mengajar di TK


dan dii SMP swasta karena SK mengjar aku jauh
ditempatkan disekolahnya yaitu di SMP Negeri 17
Tangerang,Suamiku juga sudah sembuh dari sakitnya
walaupun kadang -kaang suka kambuh tapi dia menjadi
suami yang bertanggung jawab walaupun pendapatan
keungannya tidak pasti ,aku bersyukur masih bisa mengajar
dan menjadi PNS mengajar di salah satu sekolah negeri,
kadang -kadang terasa lelah mengajar taoi aku tetap
semangat mengajar dan tetap bangga menjadi guru.Tuhan
memberikan aku pekerjaan menjadi seorang guru hingga
aku bisa membiayai kebutuhan rumah tanggaku karena
suamiku sering sakit dan suka kumat penyakitnya hingga
tidak bisa bekerja normal seperti biasa kadang kalau cape
sedikit langsung sakit.Intinya suamiku tidak boleh cape dan
terlalu banyak pikiran, kehidupan keluargaku sederhana tapi
aku bahagia masih mempunyai suami dan anak-anak.
Beberapa tahun kemudian suamiku mulai bekerja lagi
mendpoat penghasilan tetap, aku tetap bersyukur apapun
yang dilakukan suamiku, dia masih bertanggung jawab dan
menjadi suami yang baik , ya aku akui suamiku sejak
kejadian sakit itu sekarang penyakitnya sering kambuh dan
sudah beberapa kali kritis keluar masuk rumah sakit,tapi
ketika sehat dia masih berusaha menjadi suami yang baik
buat aku dan anak-anak.walaupun ketika suamiku sakit,aku
yang menanggung semua kebutuhan kelurgaku dari sekolah
dan kuliah anak-anaku ,aku semua yang
menanggungnya,aku tetap sabra dan iklas menjalaninya
karena inilah kehidupannku ,aku banyak bersabar belajar
dari aku mengajar siswa di sekolah dan aku belajar bersabar

227
ketika menghadapi suami yang sakit dan menghadapi anak-
anak di rumah ketika sudah behitu lelah menghadapi dua
pekerjaan di sekolah dan di rumah.

Di Tahun berikutnya tepatnya diakhir tahun 2014 aku


seolah-olah tidak mempunyai pegangan hidup ,suamiku
kambuh lagi sakitnya dan masuk rumah sakit hampir satu
bulan di rumah sakit dan berhenti lagi bekerja sedangkan
aku butuh biaya untuk pengobatan suamiku selama berada
di rumah sakit ,aku hanya binggung , ketika aku mengajar
siapa yang menunggui suamiku di rumah sakit hampir satu
bulan di rumah sakit fatmawati dan melakukan operasi
karena suamiku terkena sakit penggapuran pada tulangnya,
aku minta cuti mengajar tidak mungkin,karena waktu itu
menjelang ulangangan semester akhirnya aku beranikan diri
minta ijin untuk tidak masuk mengajar alasanya mengurusin
suami di rumah sakit sampai akhir desember ,suamiku juga
belum ada perubahan sama sekali walaupun sudah
menjalani operasi di rumah sakit tersebut, keluargaku
berinisiatif memindahkan suamiku ke rumah sakit lain yang
lebih baik .. Akhirnya setelah dibawa pulang kerumah hanya
satu malam di rumah esok paginya aku membawa suamiku
kerumah sakit yang ada di purwarkarta yaitu rumah Sakit
Hoiistic. Disinilah aku binggung lagi siapa yang akan
menjagain suamiku di rumah sakit karena di rumah sakit ini
suamiku di rawat sampai satu bulan ,aku binggung lagi
bagaimana tugas mengajar aku karena sudah masuk
semester genap tidak mungkin minta ijin lagi ke kepala
sekolah,Waktu itu kepala sekolah aku ditempatkan kepala
sekolah baru tidak enak mau minta ijinnya, Akhirnya aku
tetap mengajar di sekolah karena tanggung jawab aku
terhadap siswa tidak mungkin meninggalkan pelajaran di
kelas. Aku menyewa orang untuk menjagain suamiku di

228
rumah sakit dan setiap hari sabtu aku datang ke rumah sakit
bermalam di rumah sakit pulang hari minggu sore, itu yang
aku lakukan selama satu bulan ketika suamiku berada di
rumah sakit menjalani pengobatan dan perawatan.aku
selalu berdoa kepada Allah agar suamiku secepatnya
diberikan kesembuhan karena sidah 2 bulan berada di
rumah sakit. Aku tidak meninggalkna tanggung jawab aku di
sekolah dan di rumah sebagai seorang guru dan sebagai
seorang isteri yang baik. Di rumah sakit holistic inilah
suamiku menjalani operasi lagi dan kakinya harus
diamputansi karena waktu di rumah sakit sebelumnya
terlambat menanggani pasiennya jadi suamiku lukanya
sudah terlalu parah dan harus diamputasi , ya walaupun
berat aku terima dengan iklas cobaan penyakit yang
diberikan pada suamiku ,aku hanya bisa berdoa mudah-
mudhan suamiku cepat sembuh. Setelah perawatan 1 bulan
dan menjalani operasi dengan biaya yang cukup besar
akhirnya aku memutuskan untuk ijin dibawa pulang kerumah
berobat jalan karena suamiku sudah 2 bulan berada di
rumah sakit.

Aku membawa pulang suamiku kerumah karena kalau


lama -lama di rumah sakit juga bagaimana pekerjaan
mengajar aku di sekolah, aku merasa lelah hampir setiap
sabtu pergi ke purwakarta dan aku juga tidak tahu
bagaimana keadaan anak-anakku di rumah karena waktu itu
aku masih mempunyai anak yang masih berumur 1 tahun
setengah, Anakku tidak mengenal ayahnya karena 2 bulan
tidak bertemu dengan ayahnya, kalau di dekatin anakku
menanggis, Itu yang membuat suamiku kepikiran juga,
Setelah suamiku berada di rumah aku binggung juga siapa
yang menjagain dia sedangkan anak-anakku laki-laki semua
kurang perhatiaan sama ayahnya,aku maklum karena anak-

229
anakku juga pada sekolah dan ada yang kuliah. Aku
bersyukur menjadi guru dan merasa bangga juga karena
dengan menjadi guru aku bisa memberikan pendidikan
kepada anak-anakku,seandainya dulu aku tidak menjadi
guru aku tidak tahu bagimana kehidupan aku selanjutnya
menghadapi suami yang sakit-sakitan dan sudah tidak bisa
bekerja lagi, Allah Maha Adil dengan aku menjadi guru aku
bisa memberikan nafkah untuk keluargaku dan merawat
suami yang sedang sakit kalau dibilang lelah memang lelah
banget menghadapi kondisi seperti ini tapi aku harus sabar
dan iklas menjalaninya. Aku merawat suamiku dengan
penuh kesabaran disamping tidak meninggalkan tugas
mengajar aku sebagai guru. Aku mengajar di sekolah
kebetulan mendapat bagian siang . ketika pagi hari aku
harus mengurus dan merawat suami dan anak-anak setelah
itu setelah jam 10an baru aku siap-siap berangkat untuk
mengajar di sekolah . Sekolah tempat aku mengajar
memang agak jauh 1 jam perjalanan itupun kalau tidak
macet berangkatnya ,tapi kalau macet satu jam lebih
perjalannya, ketika mengajar ada perasaan wa-was juga
bagaimana nanti suamiku di rumah, tapi aku suka titip ke
tetangga untuk sering melihat kondisi suamiku. Beberapa
bulan kemudian suamiku sudah sembuh menjalani
kehidupannya seperti biasa walupun kondisinya tidak
sempurna seperti dulu lagi tapi aku bahagia keadaan
suamiku sudah mulai membaik dan bisa berjalan lagi
dengan menggunakan kaki palsu. Aku masih tetap
bersyukur dengan keadaan seperti ini dan menjalankan
pekerjaan aku sebagai seorang guru yang tidak melepaskan
tanggung jawab kepada siswanya. Aku mengajar dengan
penuh semangat karena ada teman teman dan anak-anak
yang memberikan aku kekuatan untuk hidup menjalani
seperti ini. Aku mengajar dengan penuh senyuman dan

230
sapaan kepada seluruh siswa ,aku menanggap tidak ada
beban dalam hidupku,aku berusaha untuk bahagia,untuk
suamiku,anak -anak kandungku,dan siwa-siswiku.Aku
bangga dengan pekerjaanku apapun yang terjadi
dikelurgaku ,aku berusaha untuk tidak mempengaruhi cara
mengajar aku di sekolah terutama di depan siswa-siswiku,
aku tetap tersenyum.

Setelah hampir setahun suamiku sembuh dari


penyakitnya ternyata ujian aku belum sampai disini kembali
suamiku jatuh sakit lagi ,kondisinya makin ngedrop, suamiku
kembali masuk rumah sakit lagi hampir tidak mengenali
orang yang ada disekitarnya ,bicaranya sudah mulai tidak
beraturan,akhiirnya dirawat di rumah sakit lagi selama
sepuluh hari setelah keadaan membaiik ketika di rumah
sakit aku membawanya pulang kebetulan waktu itu bulan
puasa dan mau menyambut hari raya idul fitri, aku dan
suamikuku ingin merayakan idul fitri di rumah Bersama-
sama keluarga dan saudara -saudara.Aku masih bersyukur
masih ada ibuku, kakak dan adikku yang siap membantu jika
aku membutuhkan bantuannya. Setelah aku merayakan idul
fitri di rumah beberapa hari kemudian suamiku jatuh sakit
lagi dan aku membawanya ke rumah sakit untuk menjalani
perawatan di rumah sakit. Di rumah sakit inilah akhirnya
dokter menyatakan suamiku gagal ginjal dan harus cuci
darah, aku hanya bisa menagis sekuat apapun diriku aku
hanya seorang wanita dan seorang isteri yang memikirkan
kondisi suamiku. Banyak orang berpendapat kalau sudah
cuci darah umurnya tidak bertahan lama,itu yang aku
pikirkan bagaiman nanti kalau suamiku tidak ada ,bagimana
kondisi kelurga tanpa suami dan anak-anak tanpa ayah. Aku
berusaha untuk bersikap iklas, bersabar serta berdoa pada
Allah mudah-mudahan ada jalan yang terbaik suamiku ,aku

231
ingin pengobatan alternatif tapi katanya tidak bisa dan harus
cuci darah karena kalau tidak cuci darah bisa menyebabkan
meninggal dunia. Akhirnya aku mengikuti saran dokter untuk
cuci darah suamiku sebagai jalan pengobatan satu -
satunya..

Selama suamiku cuci darah di rumah sakit ,aku tudak


meninggalkan kewajibanku sebagai seorang guru yang
tugasnya mengajar dan mendidik siswa-siswi di sekolah .
Rumah sakit tempat cuci darah suamiku kebetulan tidak jauh
tempatnya dari sekolah aku mengajar , Ketika berangkat
mengajar aku antarkan suamiku dahulu ke rumah sakit
setelah itu baru berangkat mengajar ke sekolah ,walaupun
berat meninggalkan suami yang sedang cuci darah, Aku
hanya bisa titip ke perawat apabila ada apa-apa terjadi
dengan suamiku segera telepon aku .kalau kita melihat
banyak orang yang cuci darah merasa kasihan untuk cuci
darah prosenya dua jam dan seminggu dilakukan dua
kali.seandainya kita melihat prosenya tidak tega apalagi
suamiku sering ditinggal sendirian ketika melakukan cuci
darah tanpa ada yang menemani karena anakku
kegiatannya ada yang sedang kuliah dan sekolah,tidak bisa
menunggu ayahnya yang sedang cuci darah, setelah selesai
cuci darah baru pulangnya aku jemput ,aku juga sudah
selesai mengajar karena memang mengajarku selesainya
jam 17:15 setiap hari. Aku harus bisa bertanggung jawab
dengan dua pekerjaan sekaligus merawat suami dan
mengajar di sekolah. Di sekolah seberat apapun masalah
yang kita hadapi akan hilang ketika kita menghadapi
siswa,melihat tawa-canda dan senyuman mereka seolah-
olah tidak ada beban didiriku. Aku bangga menjadi guru dan
bahagia karena setiap hari melihat senyuman anak-anak
yang begitu bahagia ketika berada di sekolah. Setelah

232
empat bulan suamku menjalani cuci darah, kondisinya
sudah mulai membaik dan sudah sehat kembali seperti
semula.Aku bersykur suamiku sembuh kembali dan
badannya juga menjadi gemuk lagi yang tadiaanya kurus
kata orang tinggal tulang .Kebahagiaan aku ternyata tidak
kuat bertahan lama setelah cuci darah terakhir pada hari
selasa suamku lemas tidak berdaya seolah-olah tidak ada
kekuatan untuk berdiri ,Aku telepon adikku untuk minta
dijemput pulang.. Esok harinya karena semakin ngedrop
terpaksa aku membawanya kerumah sakit lagi berbicarnya
masih normal dengan selalu menyebut istigfar ,niatnya
suamiku mau di rawat di rumah sakit tersebut tapi karena
cuci darahnya tidak di rumah sakit tersebut akhirnya di rujuk
ketempat rumah sakit yang biasa melakukan cuci darah. Aku
terpaksa membawa pulang suamiku dahulu kerumah untuk
menyiapkan keperluan selama di rumah sakit. Malam hari
baru aku membawanya ke rumah sakit dan sesampainya
disana langsung ditangani oleh dokter dan perawat yang
ada di rumah sakit tersebut karena kndisinya kritis ,dokter
hanya meminta aku banyak berdoa mudah-mudahan
diberikan kesadaran dan dapat disembuhkan, Aku tidak
lepas dari berdoa , aku tak ingin suamiku meninggal dunia,
Dokter bilang ke aku dia hanya berdoa dan berusaha minta
pertolongan Allah, tapi Allah yang menentukan. Dokter
sudah berusaha dan aku sudah berdoa tapi Allah berkendak
lain ,Allah lebih sayang pada suamku dengan memanggil
menghadapnya lebih dahulu dan menghilangkan penyakit
yang ada di tubuh suamiku.Perasaan aku saat itu benar-
benar hancur bagimana orang yang aku sayang meninggal
lebih dahulu. Semua orang memberikan aku
kekuatan,ibuku,saudara-saudaraku dan teman-temanku
,aku harus kuat untuk mengurus anak-anakku yang 4 orang.
Akhirnya jenazah suamiku setelah diurus proses

233
administrasinya dibawa pulang kerumah.dan tetanggaku
sudah mengurusnya di rumah. Aku menangis tak henti-
hentinya.bagaimana kehidupan aku nati dan anak-anak
setelah suamiku tidak ada.

Keesokannya suamiku dimakamkan secara layak


dipemakaman keluarga,aku belum bisa menerima dengan
keadaan suami pada saat itu yang meninggal secepat itu.
Seolah-olah aku tidak mempunyai tempat untuk
bersandar.Aku tetap dalam keadaan sedih banyak orang
yang memberikan kekuatan, ya aku merawat suamiku
selama 10 tahun dari rasa sakitnya,keluar masuk rumah
sakit ,beberap kali menjalani opresai, aku harus belajar iklas
menerima kepergiaan suamiku. Aku harus kuat,sabar, dan
iklas menjalani hidup ini ,mungkin ini yang terbaik buat diriku
,suamku yang telah meninggal dan untuk anak-anakku..
sekarang aku menjalani hidup hanya dengan 4 orang anak
laki-lakiku . Aku bersyukur anakku sudah ada yang diwisuda
dan yang nomor 2 sedang kuliah semester 5 sedangkan
yang dua lagi masih SMP dan baru masuk SD. Aku bangga
menjadi guru karena dengan menjadi guru aku bisa
mengurus keluargaku walaupun tanpa suamiku. Aku
mampu membesarkan dan mendidik anak-anakku dan
memberikan sekolah yang terbaik buat mereka
semua.Sekarang aku sudah pindah tempat mengajar yang
lebih dekat dengan rumah yaitu di SMP Negeri 28
Tangerang,awalnya aku mengajar di SMP Negeri 17
Tangerang.Aku mimta mutasi pada akhirnya kau bisa mutasi
ke SMP Negeri 28 yang lokasinya tidak jauh dari rumahku.Ini
juga salah satu bentuk yang aku syukuri atas nikmat yang
Allah berikan pekerjaan padaku sebagai seorang guru.dari
mengajar inilah aku bisa memberikan pendidikanyang
terbaik buat anak-anakku walupun hidupku yang sederhana,

234
aku tidak lupa memberikan kebahagiaan kepada siswa-
siswiku ketika mengajar,setiap mereka mempunyai masalah
aku berusaha mencoba menyelesaikan masalah mereka .
Aku di sekolah sebagai wali kelas ingin menjadi guru yang
baik untuk siswaku,ketika mereka ada masalah kadang
siswa suka curhat dan cerita dengan gurunya dengan
harapan gurunya bisa membantunya. Ketika di sekolah ada
anak yang tidak mempunyai ayah ,aku berikan kekuatan
agar tidak sedih,tetap semangat dalam belajar karena
mereka adalah harapan orang tuanya suatu saat nanti
setelah mereka sukses, tetap tersenyum dan gembira
walaupun ada masalah yang kita hadapi tetap kita harus
bahagia menghadapi siswa-siswi kita sendiri.itulah
mengapa aku bangga menjadi guru karena tugas guru tidak
hanya mengajar saja tapi mendidik mereka agar mempunyai
karakter yang baik dan bernilai positif baik dalam belajar
maupun dalam bertingkah laku yang sopan. Itu yang sering
aku katakan dan tanamkan pada anak-anakku sendiri
maupun kepada siswa-siswiku.

Jadikan hidup buat pengalaman.

Banyak-banyak membaca buku

Terima kasih pada teman-teman

Sudah berbagi cerita padaku.

Bercinta jangan terlalu cemburu

Lulus SMA menjadi mahasiswi

Aku bangga menjadi guru

Berada di tengah siswa-siswi.

235
SAATNYA BANGGA MENJADI GURU YANG MENJADI
IDOLA SETIAP WAKTU

Oleh : Enah Suhaenah, S.Pd


Email : enahsuhaenahS2@gmail.com

Pendidikan Nasional yang berfungsi


mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab, belum dapat terwujud sebagaimana diharapkan.
Guru merupakan subyek yang menjadi fokus bahasan ini,
karena siapapun sependapat bahwa guru merupakan unsur
utama dalam keseluruhan proses pendidikan.Tanpa guru,
pendidikan hanya menjadi slogan muluk karena segala
bentuk kebijakan dan program pada akhirnya akan
ditentukan oleh kinerja pihak yang berada di garis terdepan
yaitu guru.. Guru menjadi titik sentral dan awal dari semua
pembangunan pendidikan. Di Indonesia guru masih belum
mendapatkan posisi yang seharusnya dalam kebijakan dan
program-program pendidikan. Saatnya kini membuat
kebijakan dengan paradigma baru yaitu membangun
pendidikan dengan memulainya dari subyek , yaitu guru.
Tanpa itu semua dikhawatirkan mutu pendidikan tidak
sampai pada cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa
melalui pengembangan sumber daya manusia. Banyak yang
berprofesi sebagai guru namun belum memiliki mentalitas
sebagai guru. Sebagai sebuah profesi guru dituntut untuk
menjadi seorang yang profesional, Undang-Undang

236
Republik Indonesia Nomor: 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen pada Bab III Prinsip Profesionalitas Pasal 7 ayat
1, disebutkan bahwa, profesi guru dan profesi dosen
merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan
berdasarkan prinsip sebagai berikut :

a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme


b. Memiliki komitmen meningkatkan mutu pendidikan,
keimanan, ketaqwaan dan akhlak mulia
c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang
pendidikan sesuai dengan bidang tugas d. Memiliki
kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
e. Memiliki tanggungjawab atas pelaksanaan tugas
keprofesionalan
f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan
prestasi kerja
g. Memiliki kesempatan mengembangkan keprofesionalan
secara berkelanjutan.
h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan.
i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan
mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas
keprofesionalan guru.

Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh


dinas maupun di luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Guru
merupakan profesi / jabatan atau pekerjaan yang
memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan
ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar
bidang kependidikan walaupun kenyataannya masih
dilakukan orang di luar kependidikan.
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik,
mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan

237
mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar berarti
meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sedangkan melatih berarti mengembangkan
keterampilan-keterampilan pada peserta didik. Dengan kata
lain, seorang guru dituntut mampu menyelaraskan aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam proses
pembelajaran.
Hal ini sejalan dengan yang diamanatkan dalam
Pasal 1 ayat 1 UU RI No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen,
dimana seorang guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Pada tingkat pelaksanaan
pembelajaran di kelas, gurulah yang sangat berperan dalam
membawa peserta didiknya ke arah pembelajaran yang
diisyaratkan dalam kurikulum.
Pada era globalisasi saat ini dimana kemajuan iptek
makin pesat, maka hal ini juga berimbas pada pentingnya
seorang guru meningkatkan kinerja dan kemampuan
mereka, sehingga terwujud keprofesionalan yang mantap.
Seorang guru IPA dan kimia khususnya, dituntut untuk
mampu menampilkan pembelajaran yang inovatif, kreatif,
dan menarik peserta didik untuk beraktivitas secara aktif.
Sebagai contoh, pembelajaran yang dilakukan harus dapat
memanfaatkan teknologi yang sudah ada, agar peserta didik
tidak tertinggal kemajuan teknologi yang telah berkembang
pesat di negara lain. Menurut Erwin Boschmann (2013),
secara keseluruhan kelas akan menjadi lebih baik ketika
suatu teknologi diterapkan di sana. Keberadaan teknologi
dalam suatu sekolah hanya bermanfaat ketika seorang guru
mampu menggunakannya secara efektif, bukan sekedar
sebagai inventarisasi sekolah. Constance Blasie & George

238
Palladino (2015) berpendapat bahwa pengetahuan dan
penggunaan teknologi informasi secara tepat dalam
pembelajaran harus dikuasai guru.
Selain harus melaksanakan beban kerja utama
seperti yang tercantum dalam Pasal 35 ayat 1 UU RI No.
14/2005, yaitu merencanakan, melaksanakan, dan menilai
pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta
melaksanakan tugas tambahan, saat ini guru juga dituntut
kreatif menciptakan suasana belajar yang inovatif. Guru
diharapkan mampu menghasilkan individu masa depan
Indonesia yang memiliki dasar-dasar karakter yang kuat,
kecakapan hidup, dan dasar-dasar penguasaan IPTEK.
Kreativitas guru bukan hanya dalam hal penerapan IPTEK,
tetapi juga pengembangan metode metode pembelajaran
yang sederhana tetapi sesuai dengan karakter bangsa dan
pengembangan materi ajar untuk memperkaya ilmu
pengetahuan. Metode pembelajaran tidak harus
menggunakan peralatan yang canggih, tetapi yang penting
peserta didik termotivasi untuk belajar lebih baik. Guru harus
belajar terus menerus dengan memperkaya dirinya dalam
berbagai ilmu pengetahuan, sehingga dapat mengikuti
perkembangan jaman dan perkembangan peserta didiknya.
Majunya suatu negara sangat ditentukan majunya
pendidikan di negara itu. Hal ini berarti pembenahan segala
aspek / komponen yang terlibat dalam pendidikan harus
mendapat prioritas utama dalam pembangunan suatu
negara. Pemberlakuan kuriku-lum baru merupakan salah
satu upaya memperbaiki proses penyelenggaraan
pendidikan di suatu negara agar dapat mengejar kemajuan
negara lain. Perubahan kurikulum di Indonesia merupakan
upaya ke arah peningkatan kualitas pendidikan, karena di
era globalisasi ini sangat dituntut adanya Sumber Daya
Manusia (SDM) yang memiliki keunggulan kompetitif dan

239
komparatif sesuai standar mutu nasional dan internasional.
Guru sebagai pelaksanaan pendidikan di tingkat
pembelajaran memegang peranan penting dalam
menciptakan SDM yang berkualitas. Pendidik atau guru
adalah tenaga profesional seperti yang diamanatkan dalam
Pasal 39 ayat 2 UU RI No 20/2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 2 ayat 1 UU RI No 14/2005
tentang Guru dan Dosen, serta Pasal 28 ayat 1 PP RI No
19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Landasan
yuridis dan kebijakan tersebut menunjukkan adanya
keseriusan dan komitmen yang tinggi Pemerintah dalam
upaya meningkatkan profesionalisme dan penghargaan
kepada guru sebagai pelaksana pendidikan di tingkat
pembelajaran yang bermuara akhir pada peningkatan
kualitas pendidikan nasional. Hal ini sejalan dengan arah
kebijakan Sistem Pendidikan Nasional Pasal 42 UU RI No
20/2003 yang mensyaratkan pendidik (guru) harus memiliki
kualifikasi akademik minimum dan sertifikasi sesuai dengan
kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, dan
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Demikian pula ditegaskan dalam Pasal 28 ayat 1
PP No 19/ 2005 dan Pasal 8 UU RI No 14/2005 yang
mengamanatkan guru harus memiliki kualifikasi akademik
minimal Sarjana, dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran yang meliputi kompetensi profesional,
pedagogik, kepribadian, dan sosial.
Pendidikan merupakan jembatan mencerdasarkan
generasi bangsa dan juga, pendidikan memiliki peranan
yang begitu penting dalam kemajuan negeri ini. Apabila
masyarakat memiliki pendidikan yang lebih baik maka kita
tidak akan dipandang sebelah mata oleh orang lain bahkan
oleh negara lain. Pendidikan merupakan bekal utama dalam
kehidupan. Dengan pendidikan kita dapat membedakan

240
mana yang baik dan mana yang buruk,mana yang boleh
dikerjakan dan apa yang tidak boleh dikerjakan. Akan tetapi
kondisi pendidikan saat ini bisa dikatakan sangat
memperihatinkan, dimana moral dan sopan santun siswa
masih sangat rendah, banyak dari para pelajar yang suka
tawuran dengan sesama pelajar, tindak kekerasan,bahkan
mereka tidak lagi memliki rasa malu berpegangan tangan
dengan lawan jenisnya di tempat umum, hal ini didasari
karena kurangnya moral serta akidah para pelajar.
Banyak yang menjadi faktor kurangya moral pelajar
saat ini, salah satu yang mempengaruhi krisis moral para
pelajar saat ini adalah adalah peranan gadget dan
kurangnya interaksi anak dengan orang tua. Dengan gadget
para pelajar bebas membrowsing hal-hal yang dinginkan,
rasa sosialisasi terhadap hal-hal disekitar menjadi berkurang
diakibatkankan mereka terlalu sibuk dengan mengurus
gadget bahkan sampai lupa dengan keadaan
disekelilingnya. Dalam hal ini peranan orang tua dan guru
sangat menentukan moral serta sopan santun para siswa,
orang tua bisa melakukan pendekatan-pendekatan terhadap
anaknya bahkan orang tua bisa berperan sebagai sahabat
anaknya tersebut, dengan demikian anak akan merasa
diperhatikan dan gampang menyampaikan perasaan yang
dialaminyaa saat itu. Guru adalah orang tua kedua bagi anak
didiknya, guru harus bisa berperan ganda menjadi seorang
guru dan menjadi orang tua bagi anak didiknya,guru tidak
hanya memiliki tugas mencerdaskan kehidupan bangsa
tetapi seorang guru harus mampu menciptakan siswa-siswi
yang berkarakter,guru harus menanamkan moral serta
akidah yang kuat terhadap anak didiknya.
Seorang guru harus menjadi teladan yang baik bagi
para siswa dalam mewujudkan perilaku siswa yang
berkarakter, oleh sebab itu bukan hanya seorang siswa yang

241
dituntut memiliki moral dan akidah yang baik. Seorang guru
sekalipun harus memiliki moral serta akidah yang baik
sehingga siswa dapat mengambil contoh dari seorang guru
tersebut. Apapun yang dilakukan oleh seorang guru akan
terekam dimemori siswa. Seperti pepatah yang mengatakan
“guru kecing berdiri murid kencing berlari” , didalam pepatah
ini kita dapat mengambil kesimpulan apabila kita
memberikan contoh yang tidak baik terhadap anak didik kita
maka jangan heran jika suatu saat nanti siswa kita akan
melakukan hal yang lebih parah dari kita. Maka dari itu
seorang guru harus mampu memberikan contoh-contoh
yang baik bagi peserta didiknya. Bukan hanya seorang murid
yang mengalami krisis moral bahkan dizaman sekarangpun
ada seorang guru yang memiliki krisis moral dan akidah.
Seorang guru ini tega mencabuli sisiwinya, miris sangatlah
tidak patut dicontoh guru seperti ini yang tidak memegang
teguh etika sebagai pendidik bagi anak didiknya.bukannya
mencerdaskan generasi penerus bangsa, ini malah merusak
generasi dan masa depan anak didik. Guru seperti inilah
yang dikatakan krisi moral dan akidah. Kira-kira apa yang
mendasari seorang guru sehingga tega berbuat sekeji itu,
tak lain dan tak bukan karena krisis moral serta akidah dari
seorang guru tersebut serta kurangnya menghayati tugas
dan tanggung jawab sebagai seorang pendidik yang mulia.
Guru yang baik tidak sepaputnya melakukan hal-hal seperti
demikian . Kita merupakan contoh bagi mereka,berilah
contoh yang baik agar anak didik kita dapat mengambil
contoh dari gerak-gerik,tutur kata serta tingkah laku kita.
Murid yang berkarakter adalah hasil dari guru yang hebat.
Sebagai seorang guru atau pendidik kita harus membekali
diri dengan niat yang tulus dan sifat ikhlas supaya
menjadikan anak didik kita menjadi generasi penerus
bangsa yang hebat serta berkarakter. Bukan itu saja guru

242
juga harus membekali dri dengan kreatifitas yang tinggi dan
kompetensi yang cukup. Sifat ikhlas inilah yang jarang
dimiliki oleh seorang guru,banyak diantara mereka merasa
apa yang mereka sampaikan tidaklah setimpal dengan gaji
yang mereka dapatkan, sehingga akibatnya ketika mereka
berada di dalam kelas mereka tidak sepenuhnya. Kadang
mereka menyampaikan materi tidak sepenuhnya alhasil
materi ini disambung ketika les, nah les inilah yang
diharapkan nanti oleh para guru untuk mendapatkan uang
atau gaji tambahan (tapi tidak semua guru loh seperti itu). Ini
semua terjadi karena guru melupakan aspek ikhlas,
andaikan saja guru ikhlas mengajar maka keihklasan ini
akan memberikan semangat tanpa batas pada guru untuk
berusaha keras membuat anak didik mereka paham akan
materi yang disampaikan. Semangat keikhlasan ini akan
mampu meluluhkan hati dan jiwa keras anak didik kita. Guru
hebat ini menjadi tugas utama kita, menanamkan sifat ikhlas
serta niat yang tulus dalam mendidik generasi penerus
bangsa, seorang siswa bukanlah semata-mata mereka yang
bertatapan muka dengan kita setiap harinya, melainkan
mereka adalah ladang surga bagi kita nantinya. lmu yang
kita sampaikan kepada mereka akan tertanam dan selalu
diingat oleh mereka, suatu saat nanti ketika mereka beranjak
dewasa dan menjadi seorang guru seperti kita, ilmu yang
pernah mereka dapatkan dari kita akan samapi ke anak didik
mereka samapi seterusnya, itulah ilmu tanpa ada habisnnya
selalu mengalir seperti air, sungguh mulia tugas menjadi
seorang guru, berbanggalah kita sebagai guru hebat yang
melahirkan murid-murid berkarakter.
Murid yang berkarakter didasari dengan lingkungan
yang hebat , ada peranan orang tua, guru serta masyarakat
dan pemerintah. Anak-anak harus ditanamkan pendidikan
moral serta akidah yang bagus sejak dini, agar mereka bisa

243
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk,
seorang guru tidak akan mampu menciptkana siswa yang
berkarakter dengan sendrinya, orang tua dan guru harus
bekerja sama dalam pendidkan karakter anak yang hebat.
Dengan adanya kerjasama yang baik antara guru, orang tua,
masyarakat dan pemerintah maka diyakini, tidak ada lagi
anak Indonesia yang akan mengalami kegagalan dan krisis
moral. Produk yang dihsilkan hanyalah murid
berkarater,berprestasi,budiman,bermoral serta berakhlak
mulia serta membawa nama baik bangsa Indonesia.

Mengapa Kita Harus Bangga


Harus disadari, menjadi guru adalah sebuah
kehormatan. Menjadi seorang guru merupakan sebuah
panggilan suci, ibarat mendapat sebuah misi hidup yang
harus diselesaikan hingga tuntas, mendapatkan sebuah
kehormatan karena menjadi pribadi yang terpilih. Mengajar
akan meningkatkan kemuliaan dan martabat kita dan
menghindarkan diri dari kehinaan. Dalam puisi WS
Rendra, penyair legendaris Indonesia, menyampaikan
bahwa, jika menjadi guru, akan serasa melengkapi diri,
timbul semangat bergelora, gairah dan hidup menyala,
selalu berbagi ilmu keadaan dalam suka maupun duka.
Selain itu, menjadi guru adalah amanah. Seorang
pemegang amanah yang baik mampu bersikapapa adanya
terhadap diri sendiri maupun orang lain. Hidup berdasarkan
kemampuan diribukan karena penilaian dari orang
lain. Menjadi seorang pribadi yang otentik, apa
adanya. Mengemban amanah tanpa harus ingin menjadi
seperti orang lain, apalagi sampai berani menyalahgunakan
amanah yang diemban. Pemegang amanah yang baik akan
memenuhi kebutuhannya sesuai dengan pendapatannya
tidak besar pasak daripada tiang. Selain bersikap apa

244
adanya, pemegang amanah yang baik memiliki keberanian
mengambil tanggung jawab karena ingin melakukan
perubahan yang ke arah yang lebih baik, mampu menjadi
agen transisi, memotong kondisi yang sudah terjadi
sebelumnya untuk menciptakan kondisi baru yang lebih
baik. Seorang guru yang amanah mempunyai tujuan yang
jelas dalam bekerja dengan memahami lingkup tanggung
jawabnya. Walaupun terkesan kecil di mata orang lain
namun dengan tujuan yang jelas dia akan menjalankannya
dengan penuh antusias. Selain itu mampu menentukan
skala prioritas dengan mendahulukan yang utama. Tidak
terjebak pada hal-hal kecilyang menyita waktu dan perhatian
yang akhirnya justru menyebabkan yang utama tidak
terselesaikan.
Menjadi guru, juga sebagai sarana berpikir dan
aplikasi ilmu. Kemampuan berpikir, kecerdasan kita
seharusnya digunakan untuk meningkatkan kualitas
pengajaran, efektivitas, penemuan-penemuan solusi dan
strategi pengajaran yang baik. Bahkan dengan menjadi
fasilitator bagi para siswa, menjadi sarana untuk senantiasa
belajar. Seringkali di awal pertemuan dengan kelas baru,
penulis menyampaikan bahwa dikelas ini terdapat 31 orang
murid dan guru sekaligus bila dikelas tersebut terdaftar 30
siswa,artinya saya yang ke-31 karena selain mengajar akan
menjadi murid sekaligus. Dengan demikian tidak akan
mengalami kejenuhan karena akan selalu bertemu dengan
siswa yang berbeda juga suasana hati dan pertumbuhan
siswa yang senantiasa berubah.
Perlu diingat juga, menjadi guru sebagai sarana
untuk meraih prestasi. Tidak bisa dipungkiri bahwa salah
satu kebutuhan manusia adalah pencapaian
prestasi. Prestasi bukan sekadar mendapatkan gelar guru
terbaik atau dosen teladan, namun prestasi menunjukkan

245
bahwa kita diakui keberadaan kita, hasil kerja kita. Bahwa
kita memiliki dampak terhadap lingkungan sekitar,
pengakuan akan pemikiran,keberanian, tanggung jawab
yang diemban.
Menjadi guru juga sebagai sebuah proses yang
harus ditempuh dengan penuh kesabaran. Investasi
seorang guru bersifat jangka panjang dan harus mengikuti
hukum alam yang tidak dapat dipaksakan
pertumbuhannya. Jika dari awal sudah salah, maka dampak
kekeliruan itu juga bakal panjang. Jika sejak ditanam benar,
bangsa ini akan melihat perubahan. Tapi sayang,
pemerintah kita maunya seperti kacang, ditanam 100 hari
kemudian panen. Hasilnya sistem pendidikan kita belum
banyak kemajuan fundamental. Menjadi guru ditengah
kondisi yang serba instan menuntut daya tahan yang luar
biasa bagi pelakunya,tidak mudah goyah atau iri dengan
pengaruh-pengaruh yang bersifat jangka pendek.
Menjadi guru merupakan sarana pelaksanaan hak
dan kewajiban. Melaksanakan kewajiban terlebih dahulu
kemudian mendapatkan hak. Ketika hak yang diterima tidak
sesuai atau kurang,seorang guru harus berpikir kreatif
mencari solusi yang cerdas dan benar. Bukan mengeluh
atau menjadi turun semangat kita. Kegigihan kita lama
kelamaan akan membentuk pribadi kita. Sebelum
membentuk pribadi orang lain, seorang guru harus juga
mampu membentuk pribadinya.
Menjadi guru juga sebagai sarana melaksanakan
pelayanan. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat
bagi orang lain dan lingkungan sekitarnya. Pelayanan yang
kita lakukan adalah sarana kita untuk menjadi bermanfaat
bagi orang lain. Ketika seorang guru memberikan teladan
pelayanan yang baik bagi para siswa, mudah-mudahan para
siswa mendapatkan dan merasakan contoh nyata sebuah

246
pelayanan sehingga mereka dapat meneladaninya. Hasil
jangka panjangnya mereka memiliki kemampuan pelayanan
yang baik yang menjadi kompetensi penting saat mereka
terjun di dunia kerja dan masyarakat.
Menjadi guru sebagai sarana meninggalkan warisan
yang terbaik. Warisan yang terbaik yang ditinggalkan
seseorang adalah ketika kita meninggalkan generasi yang
lebih baik, lebih berbudi, bermanfaat bagi sesama dan
memiliki karakter yang kuat. Menjadi guru merupakan
peluang yang sangat besar untuk meninggalkan warisan
yang terbaik.
Patut Untuk Direnungkan Untuk Seorang Guru
Pertama, medan perang atau pertempuran yang
terbesar adalah dengan diri sendiri. bagaimana mampu
mengendalikan potensi amarah, imajinasi kita dengan
medianya berupa mata, telinga, mulut, tangan dan
kaki. Strategi memenangkan pertempuran ini dapat
dilakukan dengan cara pertama melakukan
perenungan. Melakukan perenungan berarti merenungkan
apa sebenarnya tugas seorang guru. Jika kita merenung
dengan akal kita untuk sesaat, kita akan memahami bahwa
tujuan dari seluruh Rahmat dan Anugerah yang ditanamkan
ke dalam diri kita adalah sesuatu yang lain, yang lebih
unggul dan lebih tinggi daripada yang tampak oleh
mata. Kedua, memiliki tekad dan kesungguhan. Tekad dan
kesungguhan untuk meninggalkan hal-hal yang dilarang dan
menjalankan seluruh kewajiban. Tekad dan kesungguhan
diwujudkan dengan penetapan komitmen-komitmen kecil
yang harus ditepati. Ketiga, pengkondisian
diri. Pengondisian diri untuk melaksanakan komitmen yang
dibuat dan sebaiknya dilakukan setiap hari agar
memudahkan kita dalam menjalankannya.

247
Keempat, pengawasan diri. Melakukan pengawasan
diri berarti memusatkan seluruh perhatian kepada
perbuatan. Setiap muncul pikiran untuk melanggar
komitmen, kita senantiasa ingat. Kelima, penghitungan dan
penilaian diri. Malam hari adalah yang terbaik untuk
melakukannya,bila kita berhasil menjalankan komitmen kita
dalam satu hari itu, kita bersyukur.., namun bila masih belum
terlaksana dengan baik, esok hari menjadi tekad baru untuk
melakukan yang lebih baik. Kemenangan dalam
pertempuran harian ini akan menghasilkan sebuah
kebiasaan yang baik dan secara otomatis menjadi karakter
kita. Terakhir, adalah selalju mengingat Tuhan sang
Pencipta. Satu hal yang membantu manusia sepenuhnya
dalam memenangkan pertempuran dalam diri adalah selalu
mengingat Tuhan secara terus menerus. Memohon
pertolonganNya karena tiada daya dan kekuatan kecuali
dari-Nya. Mudah-mudahan, saatnya sekarang , untuk
semakin bangga menjadi seorang guru…..

248
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, S., & Ball, S. (1978). The Profession and Practice


of Program Evaluation. San Francisco : Jossey-Bass
Publisher.

Barlow, Daniel Lenox. (1985). Educational Psychology : The


Teaching – Learning Process. Chicago : The Moody
Bible Instutute.

Dedi Supriadi. (1998). Mengangkat Citra dan Martabat Guru.


Yogyakarta : Adicita Karya Nusa.

Depdiknas. (2004). Standar Kompetensi Guru Sekolah


Menengah Atas. Jakarta : Depdiknas Dirjen
Didasmen – Direktorat Tenaga Kependidikan.

Erwin Boschmann. (2003). Teaching Chemistry Via Distance


Education. Journal of Chemical Education. 80 (6),
704 – 708.

Mohamad Ali (1985). Pengembangan Kurikulum Di Sekolah.


Bandung : Sinar Baru.

Moh. Uzer Usman. (2000). Menjadi Guru Profesional.


Bandung : Remaja Rosdakarya.

Muhibbin Syah. (2004). Psikologi Pendidikan dengan


Pendekatan Baru. Bandung Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. (2005). Kurikulum Berbasis Kompetensi : Konsep,


Karakteristik, dan Imple-mentasi. Bandung : Remaja
Rosdakarya.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun

249
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Sardiman, A. M. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar-


Mengajar. Jakarta : Rajawali.

Slameto (1995). Belajar dan Faktor-Faktor yang


Mempengaruhinya. Jakarta : Bina Aksara.

250
PROFIL PENULIS

Enah Suhaenah , S.Pd, lahir di


Malingping , Banten pada tanggal 16
Januari.
Menyelesaikan pendidikan Dasar
hingga Menengah di Malingping.
Kemudian, melanjutkan ke jenjang
SPG di Rangkasbitung , kabupaten
Lebak.
Selanjutnya, menyelesaikan pendidikan Diploma II di IKIP
Bandung pada tahun 1997, dan pada saat itu pula
berkesempatan mengabdi di SDN Cimuncang Kota Serang,
sebagai Aparatur Sipil Negara ( ASN). Pada tahun 2007,
jenjang Sarjana Pendidikan ( S1 ) berhasil diselesaikannya
di IKIP Bandung. Penghargaan berupa Guru Berprestasi
pernah diraihnya hingga Tingkat Kabupaten. Selain itu,
predikat sebagai Instruktur Nasional K13 pernah pula
disandangnya, yang pada saat itu disibukkan dengan
kegiatan ke sekolah – sekolah di wilayah Kota Serang
sebagai imbas untuk sosialisasi. Kegiatan Bintek PKB untuk
guru-guru di Makasar pernah diikutinya, sebelum adanya
pandemi covid 19. Aktif di organisasi PGRI, mengiringi
kegiatan sehari-hari nya, disela-sela rutinitas nya yang pada
saat ini bertugas sebagai Kepala Sekolah di SDN Rawu Kota
Serang - Banten.

251
Setitik Peluh Perjuangan Guru

Oleh : Mei Murtianingsih S,Pd.SD

“Subhanallah…seperti inikah kebahagiaan menjadi


seorang guru?” Perasaan itu muncul dalam batinku yang
paling dalam. Ada kebahagiaan tersendiri Ketika melihat
anak didikku berebut untuk menyapa,kemudian bergantian
menyalami serta mencium tanganku. Hatiku sangat terharu
melihat mereka menceritakan segala hal tentang dunia
mereka,seolah aku adalah orang yang lama mereka
rindukan. Tanpa terasa,air mataku menetes membasahi
pipiku. Menjadi seorang guru sesungguhnya merupakan
cita-citaku sejak dulu,akan tetapi cita-cita itu sempat kandas
dalam pikiranku sebab Ketika lulus dari sekolah menengah
atas ayahku tak mengijinkanku melanjutkan keperguruan
tinggi apalagi jurusan Pendidikan guru. Entah mengapa asa
itu bergelora Kembali didadaku setelah sekian lama doa-
doaku terkabul oleh Allah. Ayahku mengijinkanku
melanjutkan perguruan tinggi jurusan Pendidikan guru
sesuai mimpiku. Kehadiran kakekku yang nota bene saat itu
adalah guru menjadi penyemangatku dalam menuntut ilmu.
Ia juga mengispirasiku untuk menjadi seorang guru.

Ketika menjalani Pendidikan aku coba untuk belajar


mengajar disebuah sekolah,rasa penasaranku sudah tak
bisa kubendung lagi,alhasil aku mendapat pengalaman awal
dalam karierku sebagai guru. Seteah lulus kuliah
kumantapkan lagi dunia mengajarku. Karena saat itu
keadaan yang membuatku harus berpindah tempat
mengajarku membuatku harus merasakan pengalaman baru
dengan suasana baru pula. Tetapi mungkin inilah suratan
yang digariskan oleh Allah untukku.aku akhirnya merasakan
kebanggaan tersendiri dengan menjadi guru. Bagiku

252
menjadi guru sangat berbeda dengan profesi lain.
kebanggaan ini tidak bisa diukur dengan materi. Ada
kebanggaan moral-spiritual yang tidak akan dimiliki oleh
siapapun selain guru.

Bagiku menjadi guru berarti menjadi pemburu dan


pecinta ilmu. Guru juga “dipaksa” untuk terus berolah pikir.
Mengembangkan ilmu yang didapat selama disekolah dan
diperguruan tinggi. Tidak jarang seorang guru mendapat
ilmu baru yang tidak ada dibangku sekolah atau kuliah.
Belum lagi beragam permasalahan yang menyangkut anak
didik,semakin menambah kematangan pribadi guru dalam
berfikir dan bersikap. Inilah “sekolah” kehidupan yang
sesungguhnya. Guru harus terus belajar menempa diri
sebagai modal guna mendidik anak didik. Menanamkan hal-
hal positif sebanyak mungkin pada mereka adalah harapan
serta doaku. Maka sebisa mungkin guru harus bisa
menyembunyikan keburukan pribadinya sebisa mungkin
didepan anak-anak. Disini,seorang guru harus sekuat
tenaga agar bisa menjadi suri teladan utama bagi murid-
muridnya. Dulu, profesi guru sama sekali tidak diminati
banyak orang karena guru identic dengan hidup susah dan
gaji kecil. Tapi biarlah orang berkata apa,sebab aku hanya
mempunyai kedua tangan dan tidak bisa kugunakan untuk
menutup semua mulut orang yang berkicau. Akan tetapi aku
masih bisa menggunakannya guna mentup kedua
telingaku,dan aku akan terus maju melangkah untuk
membuktikan bahwa profesi guru adalah mulia. Aku
merasa,itulah titik bali dan hidayah yang kudapatkan. Sejak
saat itu,ku putuskan untuk menjadi guru. Inilah jalan hidupku.
Aku adalah seorang guru dan aku harus menjadi guru yang
baik untuk murid-muridku.

253
Menurut Noor Jamaluddin (1978) guru adalah
pendidik orang dewasa yang bertanggung jawab untuk
memberikan bimbingan atau bantuan kepada siswa dalam
pengembangan tubuh dan jiwa untuk mencapai
kematangan,mampu berdiri sendiri dapat melaksanakan
tugasnya sebagai khalifah Allah dimuka bumi sebagai
makhluk social dan individu yang mampu berdiri sendiri.
menjadi salah satu orang yang murid-murid anggap penting
adalah suatu kebahagiaan yang sangat menyentuh hatiku.
Menjadi salah satu orang yang kelak mereka ceritakan dan
mereka kenang dalam hidupnya. Walaupun masih ada
diantara mereka yang sedikit badung dan
bermasalah,kadang juga tak menghiraukan
kehadiranku,akan tetapi itu tidak membuat semangatku
goyah. Justru hal tersebut menjadi tantangan tersendiri

254
untukku. Alhamdulilah aku sangat menikmati profesiku
sebagai guru,ada kepuasan batin yang tak dapat
kuungkapkan melalui kata-kata.

Walaupun kita sebagai seorang guru hanya memiliki


waktu beberapa jam saja disekolah bersama mereka akan
tetapi ternyata cukup menyadarkanku bahwa menjadi guru
tidak akan menghalangi kita untuk menyalurkan bakat-bakat
lainnya. Guru harus serba bisa,sebab kita kelak menghadapi
murid-murid yang bermacam-macam perangai dan
kemampuannya. Ada beberapa cara menjadi guru yang baik
dan disayangi siswa,antara lain:

1. Inovatif serta kreatif


2. Rajin memeriksa tugas siswa
3. Disiplin dan bertanggung jawab
4. Humoris akan tetapi tetap bijaksana
5. Mendidik dengan hati dan menginspirasi
6. Ramah dan bersahabat

255
7. Menjaga penampilan sehari-hari terutama dalam
mengajar
8. Jangan membawa masalah diluar sekolah
9. Murah hati
10. Hadirkan mereka dalam doa kita
11. Memberi kepercayaan pada muridnya
12. Menjadi contoh atau suri tauladan bagi murid

Ada banyak hal didalam dunia Pendidikan anak-anak


yang berada diluar materi ajar yang diajarkan sehari-hari
disekolah. Mendidik tidak sekedar menuangkan apa yang
ada diotak kita keotak anak-anak. Mendidik harus
didasari “rasa” . jika ita ingin dicintai mereka maka kita
harus belajar mencintai mereka pula. Sekolah merupakan
miniature kehidupan dalam masyarakat. Mau dan bisakah
kita sebagai seorang guru menanam dan menyemai cinta
dihati kita untuk mereka? harus ! sebab keputusan
seseorang menjadi seorang guru haruslah memahami
segala konsekuensi yang akan kita hadapi. Dengan
semangat toatlitas kerja yang tinggi. Selamat menebar
pesona cinta untuk para penerus bangsa. Terimakasih
guru-guruku…kalian yang dahulu telah menjadikanku
seperti ini. Kalian semua adalah inspirasi dan kekuatanku
dalam dunia Pendidikan. Terimakasih juga untuk anak-
anak didikku,kalian semua adalah kebanggaanku,karena
kalian lah aku ingin selalu dan harus belajar dan terus
belajar.

256
Biodata Penulis

Nama : Mei Murtianingsih S,Pd.SD

Unit kerja : SDN 1


Karangreja,Kecamatan Kutasari,Kabupaten
Purbalingga

Judul : Setitik peluh perjuangan guru

257
KARENA GURU ITU MENGINSPIRASI
Dewi Puspitasari, SE. SPd.AUD
Email: dewipuspitasari18417@gmail.com
Guru TK Aisyiyah Bustanul Athfal di Yogyakarta

Pendahuluan

Proses pendidikan disekolah selalu dihadapkan pada


kompleksitas dan beragamnya perilaku siswa dalam proses
belajar. Keberhasilan anak didik dalam lingkungan belajar
meskipun dipengaruhi oleh sifat bawaan siswa dan
lingkungannya, peran guru dalam pembelajaran tetap
menjadi tumpuan harapan paling dominan atas
keberhasialannya sebagaimana yang diharapkan oleh
semua pihak. Tentunya berdasarkan ekpektasi tersebut,
kemampuan mengajar yang efektif dalam semua hal sangat
diperlukan. Guru harus memiliki pengetahuan materi ajar
dari berbagai sudut pandang, keahlian cara
mengajarkannya, profesional melakukan tugas gurunya,
komitmen serta motivasi tinggi dalam mencurahkan
perhatian kepada siswanya.

Guru di Indonesia adalah insan yang layak ditiru dalam


kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
khususnya oleh siswa yang dalam melaksanakan tugas
berpegang teguh pada prinsip “ing ngarso sung tulodho, ing
madyo mangun karso, tut wuri handayani”. Dalam usaha
mewujudkan prinsip-prinsip tersebut guru Indonesia ketika
menjalankan tugas-tugas profesional selalu menyesuaikan
diri dengan perkembangan ilmu dan teknologi.

258
Karakter Inspiratif Guru

Guru adalah pribadi yang luar biasa, dengan sangat serius


dan fokus berusaha untuk memberikan yang terbaik kepada
para siswa yang sedang mempelajari diri dan kehidupan
mereka dengan segala sarana dan prasarana yang
diberikan. Guru harus menjiwai profesinya, mendekati siswa
dengan kasih sayang, dan berjuang agar siswa
mendapatkan yang terbaik

Dalam proses belajar guru harus mempunyai karakter


‘selera humor’ yang baik, sehingga membuat kelas menjadi
menarik menguasai mata pelajaran, menerangkan secara
jelas, mau meluangkan waktu untuk membantu siswa,
bersikap adil dan memperhatikan perasaan siswa. Guru
yang baik adalah menjadi idaman semua siswa dan
lingkungan sekitarnya. Guru dapat memberikan pengaruh
yang positif bagi reputasi dirinya, di samping yang utama
dapat mempengaruhi kehidupan siswa. Selain itu
seyogianya guru juga dapat memberikan pengaruh serta
iklim yang baik dalam kehidupan di kelas agar mampu
memberikan dampak yang panjang bagi siswa di masa
depannya. Lebih jauh dari itu guru juga diharapkan dapat
meningkatkan reputasi sekolah tempat ia mendedikasikan
profesinya.

Sebagai guru juga dituntut harus kreatif. Guru yang kreatif


adalah para pendidik yang mampu membuat siswa berpikir
besar dan melakukan berbagai hal yang inovatif untuk
kesejahteraan kehidupan masyarakat. Guru harus selalu
berusaha mencari metode-metode baru untuk mendapatkan
pengetahuan baru dan mendiseminasikannya seefektif
mungkin. Guru juga harus memiliki kebebasan untuk
mengeksplorasi alternatif terhadap persoalan yang

259
dihadapinya setiap hari sehingga selalu memberikan
inspirasi. Keunggulan guru tidak hanya ditopang oleh latar
belakang yang educated person dengan kualifikasi minimal
sarjana bahkan magister atau master, melainkan juga kinerja
akademik baik aktivitas instruksional maupun kegiatan
edukasi pendukung lainnya.

Siswa yang bermutu salah satunya dihasilkan dari sekolah


bermutu, yang biasanya juga memiliki cukup banyak guru-
guru yang bermutu. Guru bermutu cenderung lebih banyak
dilahirkan dari pada dibuat. Artinya kehadiran pendidikan
guru memiliki posisi strategis dalam menghasilkan guru-guru
baru yang berdedikasi dan bermutu.

Mengemban amanah adalah sesuatu yang penting, mulia,


dan terhormat. Mereka yang mampu mengemban amanah
dengan baik, akan membawa kepada suatu kehidupan yang
lebih bermanfaat. Amanah adalah sesuatu yang tidak
mudah, karena harus mampu menjaga komitmen baik
secara horizontal dengan sesama, maupun secara vertikal
kepada Tuhan-nya. Karena amanah adalah suatu tanggung
jawab yang tidak hanya sebatas urusan kehidupan di dunia
melaikan juga urusan kehidupan di akhirat.

Seorang guru juga harus menjaga reputasi karena sangat


terkait dengan citra guru. Reputasi tidak selamanya baik,
juga tidak selamanya jelek, reputasi baik bisa tetap baik dan
membaik, demikian juga reputasi jelek tidak selamnya jelek
untuk itu guru juga perlu berikhtiar optimal menjaga
reputasinya sehingga eksistensi diri menjadi lebih berarti dan
memiliki daya tarik bagi orang lain.

Dengan melakukan hal-hal yang positif seorang guru akan


mampu meningkatkan prestasi dalam belajar, bekerja dan

260
prestasi yang akan membuatnya semakin dihargai, diakui,
bahkan dipercaya. Dengan berprestasi banyak yang bisa
dilakukan tidak saja untuk diri sendiri, melaikan juga untuk
orang lain. Prestasi apapun bisa diperoleh dari berbagai
faktor, selain faktor potensi dan kesempatan, yang
terpenting adalah faktor non intelektual terutama faktor
motivasi dan berprestasi

Reputasi guru sangat berhubungan kuat dengan para siswa


dan menunjukkan kepedulian terhadap perkembangan
siswa. Guru hebat harus memiliki sifat hangat, mudah untuk
dikunjungi, antusiastik dan peduli. Guru hebat juga selalu
siap melayani siswa dan orangtua murid saat dibutuhkan.

Guru memainkan peran yang penting dalam proses


pertumbuhan dan perkembangan anak. Guru melindungi
keselamatan lahir dan batin siswa selama proses
pendidikan. Guru menjaga siswa dari pengaruh luar yang
merusak pribadi siswa. Guru membimbing siswa untuk
menjadi insan bermartabat. Kendatipun di era milenial,
banyak aktivitas pendidikan dan pembelajaran dapat
digantikan oleh teknologi digital, secara fungsional fungsi
pendidikan tetap diperlukan.

Secara konvensional guru di sekolah memiliki fungsi dan


peran yang sangat penting. Dari suatu peradaban ke
peradaban berikutnya kehadiran guru menjadikan siswa
termotivasi pada bahasa, ilmu pengetahuan dan teknologi
serta bermasyarakat yang tidak bisa diabaikan. Kita sadar
betul bahwa gurulah yang berjasa dalam mengenalkan huruf
dan angka. Mengenalkan seluruh anggota badan.
Mengenalkan ke delapan arah kompas. Mengenalkan warna
dasar. Mengenalkan cara merawat diri dengan benar.
Mengenalkan bahasa dan cara berkomunikasi.

261
Mengenalkan adab dan sopan santun dalam hidup bersosial.
Mendidik mengenal Tuhan dan cara beragama yang benar.
Mengenalkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan
budaya. Dengan begitu anak didik pada akhirnya berhasil
menjadi insan yang berilmu, berkarakter, dan bermartabat
yang mampu beradaptasi pada jamannya. Betapa mulianya
guru dalam mendampingi selama proses pendidikan anak
didiknya.

Guru yang baik dan efektif akan mampu meningkatkan


kualitas pendidikan, pembelajaran dan mampu
meningkatkan semangat dan kualitas belajar siswa yang
akan berujung dengan prestasi belajar siswa dan pribadi
sosial serta semangat belajar siswa. Siswa akan memiliki
cara belajar yang efektif dan mampu menjadi pembelajar
sepanjang hayat serta berakhlak mulia.

Di antara karakteristik yang dimiliki oleh seorang guru adalah


semangat terhadap tugas mendidik dan mengajar. Guru
yang bersemangat tidak memaksakan apapun kepada
siswanya, melainkan menfasilitasi dan membimbing siswa
sesuai dengan kebutuhan dan potensinya dengan
mengarahkan sesuai perkembangan jaman sekarang ini dan
yang akan datang.

Guru yang bersemangat selalu melakukan pembaharuan diri


dengan mengikuti perkembangan ilmu saat ini, berupaya
mengembangkan dan memperbaiki diri seiring dengan
perkembangan yang ada. Melakukan seleksi dan adaptasi
metode pembelajaran yang sesuai dengan era milenial
dengan tetap menanamkan sikap dan nilai-nilai, baik nilai
spiritual, akademik maupun kebangsaan.

262
Faktor semangat sebagai profesi pendidik dan pengajar,
sudah mulai bisa terditeksi sejak proses pendidikan guru,
rekrutmen guru dan pengembangan profesional. Semangat
guru yang sudah terbangun sejak proses pendidikan
sangatlah penting, sehingga selama proses pendidikan
mampu menunjukan keseriusannya dalam penguasaan
profesionalisme untuk mendidik dan mengajar. Demikian
pula model seleksi dan instrumen tesnya harus benar-benar
banyak menggambarkan tentang kesiapan calon guru dalam
menghadapi tugas mendidik dan mengajar. Yang akhirnya
semangat guru tersebut harus dijaga dan ditingkatkan
secara terus menerus untuk menyesuaikan dengan
tantangan dan tuntutan jaman.

Spiritualitas Inspiratif Guru

Persoalan guru kreatif bukanlah sesuatu yang baru. Sejak


masa Rasulullah SAW sudah dianjurkan perlunya guru yang
kreatif sebagaimana sabdanya, “Sesungguhnya anak-
anakmu dijadikan (dididik) untuk jamannya bukan jamanmu,
untuk generasinya dan bukan generasimu”. Ini menekankan
betapa guru harus kreatif yang mampu menciptakan proses
pembelajaran yang berbeda dari waktu ke waktu dan dari
tahun ke tahun sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan
perubahan atau tantangan jaman. Dalam situasi yang
demikian, maka seorang guru harus mampu berpikir
divergen (berbeda) dan berpikir secara luas.

Dalam perspektif Islam ada beberapa pandangan tentang


memuliakan guru. Menurut Sayyidina Ali, bahwa
memuliakan guru merupakan suatu keharusan, karena ia
telah berjasa dalam mendidik. Menurut Syaikh al-Zarnuji
dalam kitab Talim al-Muta’allim menegaskan bahwa seorang
siswa tidak akan mendapatkan kemanfaatan ilmu yang ia

263
pelajari kecuali dengan memuliakan guru. Menghormati guru
merupakan kunci bagi kemudahan mendapatkan ilmu,
begitu pula dalam mengamalkan dan mengembangkannya.

Menurut Syaikh Hasyim Asy’ari (1871-1947) dalam karyanya


yang berjudul Adab al-‘Alim wa al-Muta’allim menyatakan
bahwa sudah seharusnya seorang siswa memuliakan guru.
Setiap orang yang mengajari pengetahuan dan budi pekerti
wajib untuk dimuliakan. Dari rasa memuliakan inilah,
seorang siswa akan mendapatkan keberkahan ilmu. Di
antara keberkahan dari ilmu adalah mudah mengamalkan,
mengembangkan, dan mengajarkan kepada orang lain.

Kesimpulan

Peran guru dalam pembelajaran menjadi tumpuan harapan


paling dominan atas keberhasialan peserta didik. Untuk itu
guru harus memiliki pengetahuan materi ajar dari berbagai
sudut pandang, keahlian cara mengajar, profesional sebagai
guru, komitmen serta motivasi tinggi dalam mencurahkan
perhatian kepada anak didiknya.

Seorang guru dituntut mampu berperan dan memiliki


karakter positif yang utama, seperti kreatif dan inovatif,
amanah, reputasi dan prestasi yang baik, peduli dan empati,
bersikap efektif, bersemangat serta karakter positif lainnya,
seperti memiliki kemampuan selera humor yang baik.

Guru juga merupakan tokoh yang dimuliakan oleh anak didik


dan masyarakat karena ia dianggap berjasa terhadap
peserta didiknya dalam mendapatkan ilmu, mengamalkan
dan mengembangkannya. Dan dengan memuliakan guru
inilah suatu ilmu akan membawa keberkahan, yaitu dengan
dimudahkan dalam mengamalkan, mengembangkan, dan

264
mengajarkan kepada orang lain yang akan berujung pada
suatu kesuksesan (secara material dan spiritual).

Referansi

Fakhruddin, Asef Umar. (2010). Sukses Menjadi Guru


TK-PAUD. Yogyakarta: Bening.

Hidayat, Rahmad. (2015). Muhammad Saw The Super


Teacher. Jakarta: Zahira.

Nurkholis, Ahmad. (2020). Menengok Isi Kitab Adab


al-Alim wal-Musta’allim, Karya: KH. Hasyim Asyhari.
Link: www.nu.or.id diunduh tanggal 22 September 2020.

Rahman, Alfianoor. (2015). Pendidikan Akhlak


Menurut Syekh al-Zarnuji dalam Kitab Ta’limul
Muta’allim. Link: Inpasonline.com diunduh tanggal 22
September 2020.

Rowikarim, Aja. (2013). Mengajar Yang Efektif Menjadi


Penentu Kualitas Seorang Guru. Jurnal Pendidikan
Universitas Garut, Vol.07 No.1, 1-50.

Rusman. (2010). Mengembangkan Profesioanalisme


Guru. Bandung: Rajawali Pers.

Usman, Moh. Uzer. (1990). Menjadi Guru Profesional.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

265
Biodata

Dewi Puspitasari, lahir di Surabaya


tanggal 08 November 1978. Lulus TK
Kartini Waru Sidoarjo (1985), SD Negeri
Kedungrejo 1 (1991), SMP Khadijah
Surabaya dan SMP Angkasa
Yogyakarta (1994), SMA Kolombo
Yogyakarta (1997). Selanjutnya kuliah
di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta (2003)
dan di Universitas Terbuka (UT) Yogyakarta (2014). Mulai
tahun 2009 bekerja mengabdi sebagai guru TK Aisyiyah
Bustanul Athfal (ABA) di Yogyakarta, dan sebelumnnya
bekerja sebagai staff Konsultan JP-RDII Yogyakarta selama
empat tahun. Penulis bisa dihubungi melalui email:
dewipuspitasari18417@gmail.com

266
MENGAJAR ADALAH JIWAKU

Ulya Fawaida, M.Pd

Menjadi seorang guru adalah hal yang aku inginkan


sejak dari MTs. Sewaktu aku masih sekolah di madrasah
stanawiyah saya sangat mengagumi guru-guru di MTs. Saya
mengidolakan beliau-beliu karena mampu membimbing dan
mempengarui jiwa emosional saya untuk ikut terbawa
penjelasannnya ketika berada diruang kelas. Tidak hanya
saya yang suka terhadap beliau namun teman-teman yang
lain juga mengidolakan beliau dan menjadikan beliau
motivator dalam pembelajaran. Waktu terus melaju sampai
akirnya saya kelas tiga SMA, ketika masuk dari kelas dua
SMA ke kelas tiga SMA ada penjurusan untuk memilih mau
masuk jurusan IPA atau masuk jurusan IPS. Pada waktu itu
saya di terima di kelas IPA. Alhamdullilah pikirku. Diawal
semester dua waktu kelas tiga saya mengikuti ujian PMDK
waktu itu dan memilih jurusan pendidikan biologi untuk
pilihan pertama saya, dengan pilihan kedua pendidikan
bahawa jawa. Saya memilih di UNNES sebagai almamater
pendidikan saya karena dekat dengan rumah . bapak saya
selalu kawatir karena harus melepas putri pertamanya kalau
kuliah jauh-jauh. Saya hidup di desa tepatnya di desa
Putatnganten salah satu desa yang ada di kabupaten
grobogan. Kami dari masyarakat biasa, bapak hanyalah guru
Madrasah dan menyambi sebagai petani.

Alhamdulillah hasil tes PMDK di UNNES saya


diterima di pendidikan Biologi dengan jalur pararel yang
tentunya berbeda sedikikit UKT nya dengan jalur regular.
Sempat bimbang bapak kala itu, dan beliau bilang “Bapak
apa bisa meguliahkan kamu Bapak Bukan PNS”. Kala itu
saya menguatkan Bapak. “Bisa…Bisa Pak” kemudian bapak

267
berfikiran kalau bapak tidak bisa mengulihkan kamu nanti
bapak juga tidak bisa menguihkan adek-adekmu. Saya dua
bersaudara dengan satu adik laki-laki dan satu adik
perempuan. Akirnya kami sepakat untuk berkuliah.

Rasanya sedih harus berpisah dengan keluarga


karena harus hijrah ke semarang meniggalkan keluarga.
Dihari pertama pindah ke semarang di kos Mu’kminatul Kala
itu selalu menangis karena sebelumnya tidak pernah jauh
dari orang tua. Alhamdulliah lama kelamaan betah juga
tinggal di kos. Di awal masuk perkuliahan saya sengaja
masuk ke beberapa organisasi yang ingin saya ikuti dari
tingkat jurusan sampai tingkat universitas. Untuk melatih jiwa
kepempinan saya sekaligus untuk melatih rasa percaya diri
saya serta mencari pengalaman dari banyak teman.

Ngelesi adalah pekerjaan saya untuk ketika saya jadi


mahasiswa. Banyak tean-teman dari organisasi ataupun
teman satu kelas juga ngelesi dilembaga bimbingan belajar
atau pun privat secara mandiri. Di awal saya ingin ngelesi
daftar ke bimbel mana-mana namun tidak ada yang
menerima saya. Kemudian setelah beberapa bulan ada
bimbel yang menghubungi saya untuk ngelesi. Pada saat itu
tariff anak SD sudah Rp.20.000-25.000, namun pada saat itu
saya hanya di kasih Rp. 10.000, bagi saya tidak masalah dan
saya terima dengan ikhlas dan dalam hati saya semoga ini
menjadi berkah.

Tidak hanya di satu bimbel habis itu saya dapat


panggilan dari bimbel mana-mana, Alhamdulillah hasilnya
bisa buat jajan dan bisa buat fotokopi buku. Sambil kuliah
saya juga aktif di kegiatan PKM yaitu program kreatifitas
mahasiswa. Dalam memngikuti program kreatifitas
mahasiswa bayak sekali pegalamannya hamper tiap tahun

268
saya proposal saya lolos di danai oleh DIKTI sehingga saya
bisa savety buat kuliah S2 saya.

Rabu siang kala itu saya sudah selesai semua kuliah


saya memintakan tanda tangan rekap nilai saya kepada
ketua jurusan biologi. Karena bapak meminta saya untuk
pulang melamar kerja dirumah, skripsi saya sudah selesai
tinggal nunggu wisuda saya. Bapak bilang “Ndang lek
Nglamar kerja nanti adikmu masuk kuliah lagi bapak gen
Enteng lek biayai” maklum bapak hanya seorang guru
madrasah saja. Siang itu saya bergegas untuk mudik ke
Grobogan untuk melamar kerja disana. Sebelum saya
pulang saya menyiapkan surat lamaran pekerjaan, foto,
legalisir transkip Nilai, Sertifikat-sertifikat selama saya kuliah,
amplop, lem dan isyaallah sudah lengkap semua. Sambil
nunggu agak sore sedikit nanti baru mudik. Biasanya kami
mudik habis solat asyar sekitar jam setengah empat dan
perjalannan dua jam, magrib sampai rumah. Kala itu mau
solat asar, ada telepon namanya mas sri dia kakak kelas
saya waktu kuliah. Dan menawarkan pekerjaan jadi guru ipa
di MTS Al Islam Sumurrejo dan saya diminta segera
membuat lamaran pekerjaan. Pada saat itu saya buat
langsung lamaran pekerjaan dan langsung saya kirim pada
saat itu karena sebelumnya sudah siap semua.

Jum’atnya ada panggilan, saya diminta untuk ke MTS


Al Islam sumurrejo. Alhamdulillah saya di terima mengajar di
sana walaupun saya masih mahasiswa tapi diperbolehkan
mengajar disana. Saya mengajar mulai bulan Januari 2010.
Saya mengajar dengan tiga guru baru saya, teman saya bu
khaizah mengajar Bahasa Indonesia, dan Pak Rajib
mengajar Matematika. Di awal pembelajaran saya
mengalami kesulitan sekali dengan siswa yang ada disana

269
namun waktu demi waktu selama satu tahun akirnya saya
mampu beradaptasi dan mengajar dengan enjoy disana.

IPA adalah pelajaran favorit saya terutama biologi,


saya sangat senang mengajak siswa saya mengekspor apa
yang ada di sekitar sekolah atau pergi dari sekolah. Karena
saya termasuk orang yang tidak bisa diam jadi pembelajaran
IPA yang ada di sana membuat anak aktif. Selain IPA saya
mengampu mata pelajaran TIK disana saya tidak ada basic
TIK namun tidak ada guru yang muda sehingga saya harus
mengajar. Mengajar adalah hal yang menyenangkan bagi
saya karena bisa mentrasnfer ilmu pada mereka serta bisa
mempengarui siswa yang sebelumnya tidak tahu menjadi
tahu.

Pengambilan metode pembelajaran juga


mempengarui keberhasilan pembelajaran. Saya sering
menggunakan metode praktik karena potensi yang ada di
sekitar sekolah memang banyak sehingga saya manfaatkan
untuk mengeksplor desa tersebut, mulai dari kunjungan ke
pabrik tempe, pabrik tahu, membuat yougurt, membuat tape,
ekplosasi di sungai moedal, membuat herbarium basah dan
herbarium kering, membuat alat peraga, Pratik membuat
detergen, dan masih banyak paraktik kecil lainnya. Kegiatan
Pratik membuat anak menjadi aktif dalam berdiskusi dan
antar siswa menjadi aktif untuk bekerja sama. Selain praktik
saya dalam mengajat juga membiatkan PPT dan juga sering
menonton film pendidikan yang sesuai dengan materi.
Kegiatan yang dilakukan ini dapat menarik minat siswa untk
aktif dalam pembelajran.

Tidak hanya menjadi guru IPA dan TIK saya juga


diamanahi menjadi guru Pembina pramuka di MTS tersebut
dan di MIN kota semarang. Pramuka adalah jiwa saya

270
yangmengajarkan untuk semangat, pantang menyerah,
berfikir kreatif, dan selalu bahagia karena adaya tepuk
pramuka. Bulan April 2010 saya lulus wisuda S1 Pendidi kan
Biologi UNNES. Dan pada saat itu saya memutuskan untuk
S2 sekalian karena pikir saya mumpung saya sudah bekerja
di semarang dan masih dekat sehingga saya ingin lanjut S2
sebelum saya kembali ke desa. Bapak pada waktu itu
sempat ragu, namun saya meyakinkan kalau nanti saya
akan nabung biasaya kulaih nanti berdua bapak.
Alhamdulilah saya diterima di S2 Pendidikan IPA UNNES.
Saya ngajar pagi, nanti siang sampai malam ngelesi begitu
seterusnya hingga saya lulus S2. Jalan itu selalu ada bagi
siapa saja yang mau berusaha. Seesai S2 saya masih ngajar
di MTS Al Islam Sumurejo sampai saya menikah dan punya
anak.

Mengajar bagi saya adalah jiwa saya, teman-teman


menyebut saya itu jiwanya ibu-ibu jadi disenangi oleh bayak
anak-anak. Ada beberapa kebanggaan ketika saya pernah
mengajar salah satunya anak bimbingan saya Juara Dua
KSM tingkat Kota, ada Juara Pramuka tingkat Kecamatan,
juara 2 pramuka di Unnes. Hamper setiap tahun bisa
memberikan prestasi bagi sekolah adalah suatu
kebangggan. Yang saya sangat rindukan adalah suasana
ketika kita mau mengikuti ajnag perlombaan banyak sekali
menguras tenaga untuk persiapan, untuk mengatur
siswanya, membersiapkan strateginya untuk menjadi juara
dan juga menejemen waktu dan keuangan. Proses yang
indah itu selalu berbuah indah karena hasil tidak pernah
mengianati proses.

Mengajar adalah kegiatan ibadah yang tidak bisa


dibayarkan dengan apapun, karena ikhlas dan bahagia

271
adalah dasarnya. Apalagi mengajar anak-anak kecil dengan
berbagai macam karakter menjadikan saya senang dan awet
muda. Kebiasaan sebelum menikah suka ngelesi siswa-
siswa di rumah sambil momong anak disambut baik oleh
suami dan di dukung sepenuhnya. Jiwa suami yang humanis
menjadikan kami rumah kami berdua senbagai tempat les.
Tidak hanya di semarang, ketika kami di kudus pun baru
beberapa bulan kami tinggal di sana tempat kami menjadi
tempat les dan gratis.

Guru adalah jiwa kami, saya mengajar di suatu


perguruan tinggi islam di kudus, dan suami bekerja di salah
satu PT otsorsing di kota kudus. Kami memiliki kesibukan
sehabis solat magrib mengaji bersama dan belajar. Sebelum
menikah suami adalah guru SD di SDN Pasar Kemis 1, tapi
karena setelah menikah melamar menjadi guru belum ada
formasinya akirnya suami bekerja di PT. suatu saat suami
menyampaikan unek-uneknya kepada saya untuk bekerja
kembali ke dunia pendidikan. Akirnya kami mulai dengan
mengadakan les di rumah untuk menyalurkan hobi kami
yaitu mengajar. Menjadi guru itu banyak seninya menjadi
guru itu pilihan. Saya bangga menjadi guru.

272
Guru = Si Pencari Keberkahan

Oleh : Nadia Khairunnisa

Sepagian itu Jihan-istri Binar sibuk menyiapkan hidangan


untuk tamu-tamu yang akan datang berkunjung ke
rumahnya. Binar, istri dan anaknya, baru saja pulang dari
masjid setempat usai menunaikan sholat sunnah hari Raya
Iedul Adha.

“Dik, Widi sama suaminya sudah datang.” Panggil sang


suami pada istrinya.

Jihan menyahut dari balik pintu dapur, “Sebentar mas, aku


buatkan minuman dulu.”

Air di dalam periuk sudah hampir masak sementara Jihan


sedang sibuk menata potongan kue bolu yang ia buat tadi
malam ke dalam piring saji.

“Mi, aku mau main sama Nasya ya di taman.”

Rana, anaknya yang berumur 8 tahun ternyata masuk ke


dapur sambil menggandeng tangan sepupunya, Nasya.
Nasya dan Rana memang hampir seumuran dan kerap
bermain bersama saat keluarganya sedang bertamu seperti
sekarang.

“Oke, deh. Asal mainnya yang baik ya, jangan berantem.”

Selepas kepergian dua bocah itu, Jihan membawakan


nampan yang diatasnya sudah tersaji empat cangkir teh
hangat yang harum melatinya semerbak dan juga sepiring
kue bolu lapis. Ia meletakkan nampan itu di atas meja tamu
dan menyapa kedua orang tamunya yang sedang asyik
bercengkerama dengan suaminya.
273
“Terimakasih lho, han. Kamu pakai repot-repot membuatkan
minuman hangat segala.” Ucap mbak Widi dengan sopan.

“Gak apa-apa mbak Widi, mbak kan jarang berkunjung


kesini.” Elak Jihan jujur. Ia memang sudah lama tak bersua
dengan mbak Widi dan suaminya. Widi ini adalah kakak
iparnya alias kakak kandung dari Mas Binar.

“Maaf ya, aku jarang datang kemari. Habisnya mas Riyan ini
lho kerjanya sibuk terus, sering ke luar kota. Kemarin dia
baru saja balik dinas dari Lombok.”

“Wah, dinas dari Lombok mas,? Tanya suami Jihan, “Ada


proyek apa disana?”

“Biasa. Ada pembangunan resort baru di pantai senggigi,


kebetulan saya yang jadi PJ-nya” sahut mas Riyan. “Ehem,
kalau kamu gimana bin? Masih ngajar?”

“Alhamdulillah masih, mas.”

“Waduh, kamu betah juga ya, padahal gajinya kecil.” Ejek


suami mbak Widi sambil terkekeh pelan.

“Huss, mas Riyan!” tegur mbak Widi pada suaminya itu. Mas
Riyan langsung terdiam.

Mas Binar berdeham untuk mencairkan suasana.


Sementara istrinya, Jihan tampak salah tingkah dan lalu
memohon ijin pergi ke dapur untuk menyiapkan hidangan.

Widi terlihat gugup dan melanjutkan, “Jadi gini, perusahaan


tempat mas Riyan kerja, sedang ada lowongan staff HRD.
Kalau kamu mau mas Riyan dan aku bisa bantu kamu kerja
disana. Iya kan mas?”

274
Mas Riyan mengangguk mendukung pernyataan istrinya itu.

“Terimakasih banyak mba atas tawarannya,” balas Binar.


“Tapi saya sama sekali tidak ingin berhenti jadi guru.”
Imbuhnya.

“Lho, kenapa Bin? Kan sayang sekali kalau kamu menolak


kesempatan ini.” Tanya mbak Widi penasaran,.

“Karena aku tidak ingin kehilangan ladang pahala yang


sangat besar ini, mbak. Bekerja di perusahaan memang
lebih menguntungkanku secara materi, namun sebenarnya,
aku rugi jika menukarnya dengan profesiku saat ini.” Tutur
Binar sambil menyunggingkan senyum.

“Sudah kubilang kan. Binar ini sangat mencintai profesinya.


Dia gak butuh uang seperti kita.” Seloroh Riyan dengan nada
suara menyindir.

Widi menghembuskan nafas dengan pasrah mendengar


penuturan adiknya tersebut. Sebenarnya ia merasa kasihan
pada adiknya, Binar. Sejak kecil, Binar adalah siswa
berprestasi dan berbakat. Bahkan ia berhasil kuliah dengan
jalur beasiswa. Namun, Binar justru memilih profesi yang
tidak menjanjikan. Gajinya di bawah rata-rata untuk ukuran
seorang lulusan sarjana. Widi sangat ingin Binar mendapat
pekerjaan dengan pendapatan yang layak. Toh, kebutuhan
biaya hidup Binar dan keluarganya pasti tercukupi bila ia
beriminat menerima tawaran kerja sebagai staff HRD di
perusahaan Riyan.

“Yasudah. Itu adalah keputusanmu, Bin. Mbak dan Mas


Riyan akan mencoba untuk memahaminya.” Tukas Widi.
“Tapi kalau kamu berubah pikiran, bilang saja pada kami ya.”
Tambahnya lagi sambil tersenyum.

275
Siang itu mereka habiskan dengan menyantap bersama-
sama hidangan hari raya berupa sayur ketupat dan semur
daging masakan istri Binar yang luar biasa lezatnya. Binar
memang boleh bangga dengan kemampuan memasak
istrinya itu.

Malamnya, Jihan tidak bisa tidur. Ia masih terus saja


kepikiran soal tawaran dari Mbak Widi dan suaminya yang
tidak sengaja didengarnya saat tadi siang. Bayangan akan
kesempatan bagi keluarga mereka memperoleh kehidupan
yang lebih layak terus saja memenuhi benaknya. Sebentar
lagi Rana juga akan masuk sekolah, otomatis biaya
pengeluaran mereka pun akan bertambah. Semua itu
membuat batin seorang Jihan berkecamuk, dan akhirnya
dirinya memutuskan untuk mengatakan kepada suaminya
malam ini.

Jihan bertanya pada suaminya saat ia masuk ke kamar,


“Mas, sudah tidur belum?”

Mendengar pertanyaan istrinya tersebut sontak Binar


terduduk dari posisi berbaringnya. Rupanya tadi ia sedang
membaca buku.

“Belum, dik. Ada apa?”

“Ada yang ingin aku bicarakan, mas. Ini … soal tawaran kerja
dari Mbak Widi dan suaminya.”

Binar tampak terkejut mendengar ucapan istrinya itu. Ia tidak


tahu menahu kalau istrinya tlah mendengar percakapannya
dengan mbak Widi tadi siang.

276
“Iya, dik. Tadi siang mas ditawari kerja oleh Mbak Widi dan
suaminya. Kamu marah ya, gara-gara mas tolak tawaran
itu?”

Apakah ia marah terhadap keputusan suaminya? Jihan


sendiri tidak tahu.

“Bukan marah, mas. Hanya saja, rasanya sayang sekali


kehilangan kesempatan untuk jadi lebih baik.”

“Lebih baik dalam hal apa, Dik? Dalam hal materi, kekayaan
maksudmu?”

Jihan merasa tertohok dengan mendengar pertanyaan lelaki


yang telah dinikahinya selama 7 tahun tersebut. Ia terdiam
tanpa bisa menjawab.

“Jika aku ingin, sedari dulu saja aku bekerja di perusahaan.


Sudah beberapa teman menawarkan hal seperti itu sejak
dulu. Tapi aku selalu menolaknya, karena dengan bekerja
disana berarti aku harus berhenti jadi guru.”

“Kalau begitu, mengapa mas tidak berhenti saja jadi guru?”

“Karna jadi guru itu pahalanya besar, Dik. Mas bisa


menyalurkan ilmu yang mas miliki kepada banyak orang.
Mas ingin bisa bermanfaat untuk orang lain. Ilmu yang
bermanfaat adalah salah satu dari tiga perkara amal yang
pahalanya tidak terputus, bahkan dengan kematian.”

Jihan tertunduk dalam diam. Rasa penyesalan mulai timbul


di dalam hatinya. Bagaimana mungkin ia lupa betapa mulia
pekerajaan suaminya itu? Jihan merasa malu kepada Allah
karena dirinya lebih menginginkan materi duniawi daripada
ladang pahala yang telah Allah janjikan.

277
“Iya mas. Sekarang Jihan lebih mengerti betapa
berharganya profesi seorang guru. Maafin aku ya, mas. Aku
dibutakan oleh duniawi.”

Setitik air mata mengalir dipipi Jihan yang ranum. Binar


mngusapnya lembut sembari menepuk-nepuk puncak
kepala istrinya itu.

“Mas faham kamu hanya menginginkan kebaikan untuk


keluarga kita. Bukan karena buta oleh dunia. InsyaAllah ya,
Dik. Allah akan berikan kecukupan untuk keluarga kita.”

Jihan tersenyum memandang suaminya. Lalu mereka


memutuskan untuk tidur karena waktu sudah menunjukkan
pukul 10 malam. Mereka memang biasanya tidak tidur terlalu
larut, supaya bisa terbangun pada jam-jam sepertiga malam,
menunaikan sholat tahajud dan tadarus bersama.

Keesokan paginya, suaminya izin berangkat lebih pagi saat


Jihan sedang membuat sarapan. Kata Binar, kepala sekolah
baru saja menelponnya untuk datang lebih pagi hari ini.

“Mas Binar, ada masalah di sekolah?” Tanya Jihan cemas.

“Sepertinya sih tidak, Dik. Mas juga tidak tau ada apa.”

“Yasudah, lebih baik sekarang mas sarapan dan


sesudahnya lekas berangkat.”

Binar pun segera menikmati pisang goreng hangat buatan


istrinya. Mengisi perutnya yang sudah berkeruyuk sejak
habis subuh. Rana putrinya, masih terlelap di kamarnya.
Sepertinya kelelahan karena bermain seharian dengan
sepupunya kemarin.

“Aku berangkat dulu ya. Titip Rana.”


278
“Nggih, mas. Hati-hati ya.”

Jihan mencium tangan suaminya. Mas Binar pun balas


mengecup puncak kepala sang istri dengan lembut.

Setelah itu ia berangkat dengan mengendarai sepeda motor


tua pemberian ayahnya menuju tempatnya mengabdi
selama hampir 10 tahun ini. Jaraknya kebetulan tidak terlalu
jauh dari rumah, hanya sekitar 30 menit di perjalanan.
Setelah sampai, Binar langsung menuju ruang kepala
sekolah dan mengetuk pelan pintu ruangannya yang
setengah terbuka.

“Assalamualaikum.”

“Waalaikumsalam. Silahkan masuk Pak Binar.” Sahut Pak


Hanun. Pak Hanun menyambut Binar dengan ramah seraya
mempersilahkannya untuk duduk.

“Pak Binar datang tepat waktu. Nah, kebetulan sekali dari


pihak penyelenggara event juga sebentar lagi datang disini.”

“Mohon maaf event apa ya pak?” tanya Binar.

“Jadi begini, sekolah ini akan diliput sebagai salah satu


sekolah agama terbaik di Jawa Timur. Dan sebagai hadiah
untuk sekolah, maka penyelenggara bekerja sama dengan
penerbit untuk menerbitkan secara gratis karya guru terbaik
di sekolah ini.” Jelas Pak Hanun sambil memerhatikan reaksi
Binar dengan seksama.

Binar hanya terdiam sambil berusaha mencerna informasi


yang diberikan oleh Pak Hanun.

“Kamu berminat tidak? Saya merekomendasikan kamu


sebagai guru terbaik yang akan diambil karyanya oleh
279
mereka.” Tambah pak Hanun yang membuat Binar terkejut
mendengarnya.

Binar menimbang-nimbang sebentar lalu memantapkan


jawabannya, “Bismillah, saya akan mencobanya Pak.
Terimakasih atas kesempatan yang bapak berikan untuk
saya.”

“Baik, nanti kamu bicarakan lebih lanjut dengan pihak


penanggung jawab event ya. Saya yakin sekali karya kamu
akan laris di pasaran. Terutama yang berkaitan dengan PTK,
itu keahlianmu.” Puji sekaligus masukan dari kepala
sekolahnya itu, yang disambut ucapan terimakasih dari
Binar.

Selepas siang ia di wawancarai oleh beberapa orang dari


bagian penanggung jawab event dan penerbitan, akhirnya
terbentuklah perjanjian kontrak untuk naskah yang akan
diterbitkan, yang mana naskah tersebut akan dikirim oleh
Binar secara berkala selama 3 bulan ke depan. Berikut
proses revisi dan editing yang akan dibantu oleh editor dari
pihak penerbit.

Binar merasa sangat bersemangat untuk mengikuti event ini,


sehingga ia mulai melakukan penelitian yang akan
dijadikannya sumber bagi buku non fiksinya yang
mengangkat tema Penelitian Tindakan Kualitatif (PTK) ini.

Jihan pun selalu memberikan dukungan untuk sang suami.


Bahkan ia rela berhenti berjualan, agar fokus mengurus
suami dan anaknya di rumah. Biasanya ketika Jihan
berjualan jamu di sore hari, Binar sudah pulang mengajar
dari sekolahnya sehingga mereka bisa bertukar shift

280
menjaga Rana di rumah. Namun saat ini Binar harus
menyelesaikan naskah setiap kali pulang bekerja.

“Mas kalau lelah, istirahat saja dulu. Nanti sebelum ashar ku


bangunkan.” Tegur Jihan saat melihat suaminya terus
berkutat dengan layar laptop selama hampir 5 jam. Laptop
itu kebetulan adalah pinjaman dari Pak Hanun.

“Sebentar lagi mas istirahat kok. Sabar ya. Lagi tanggung


nih.” Kilah Binar berusaha menahan kantuknya, sebab waktu
yang diberikan oleh penerbit kurang dari satu bulan lagi.

Begitulah seterusnya hari-hari Binar menjadi sangat sibuk


dan melelahkan. Pagi sampai siang hari ia menunaikan
kewajibannya sebagai seorang guru dan sore hari sampai
malam ia berkutat dengan naskahnya. Bagi Binar menulis
hanyalah hobi sampingannya di kala suntuk, namun kali ini
ada orang lain yang bersedia menerbitkan tulisannya itu.
Binar tentu sangat gembira.

“Naskah ini berkualitas sekali, juga tidak banyak yang harus


kami edit. Oleh karenanya, buku anda berpotensi untuk di
salurkan ke toko-toko buku besar di Indonesia." Ujar editor
yang menangani penerbitan naskah Binar di telepon.

“Alhamdulillah terimakasih banyak, Pak.” Sahut Binar


dengan senyuman merekah di wajahnya.

Seminggu berlalu Binar pun memperoleh kabar dari pihak


penerbitan kalau bukunya lolos uji kelayakan dari pihak toko
buku Nasional, sehingga Binar akan menerima royalti dari
penjualan 5000 eksemplar untuk cetakan pertama bukunya
tersebut.

281
“MasyaAllah, Dik. Mas mu ini dapat rezeki luar biasa dari
Allah.” Seru Binar sambil menghampiri istrinya. Ia pun
menunjukkan jumlah nominal yang masuk di rekening bank
miliknya, yang kini telah disetel dengan metode M-Banking
di ponselnya atas saran pihak penerbit.

Rana bergelung dalam pelukan Jihan.Ia ikut-ikutan melirik


angka-angka yang tak dimengertinya itu. Tetapi yang jelas ia
tahu bahwa abi dan uminya sedang senang.

“Alhamdulillah, mas. Mungkin ini jawaban Allah atas segala


doa-doa kita.” Haru Jihan dengan mata berkaca-kaca.

“Mungkin saja, Dik. Mungkin ini adalah sebagian kecil dari


keberkahan menjadi seorang guru. Ingatlah, bahwa
keberkahan yang luar biasa besar adalah pahala yang
mengalir di akhirat kelak, bukan yang kita terima di dunia.”

Begitulah kisah dari Binar, seorang guru honorer dengan


penghasilan sederhana, yang akhirnya sukses besar
dengan karyanya dan istrinya Jihan yang begitu sabar dalam
mendampingi dan mendukung profesi sang suami. Akan
sangat rugi jika seseorang menukarkan ladang pahala
miliknya dengan kemewahan hidup di dunia. Percayalah,
bahwa rezeki di dunia hanyalah sebagian kecil dari
keberkahan yang akan diperoleh seorang guru. Guru yang
ikhlas dan mulia dalam mendidik generasi akan memperoleh
kebahagiaan dan keberuntungan jauh dari apa yang mereka
sangka, bukan hanya di dunia melainkan juga di akhirat
kelak. Aamiin Ya Rabbal Aalamiin

282
Tentang Penulis

Nadia Khairunnisa, dilahirkan di


Jakarta pada tanggal 01 April
1998. Penulis telah mengenyam
pendidikan di jurusan pendidikan
matematika Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Kusuma Negara Jakarta
dan memperoleh gelar sarjana
pendidikan pada tahun 2020.
Penulis terjun sebagai seorang pendidik pertama kali pada
tahun 2016 sebagai tutor di salah satu lembaga bimbingan
belajar di daerah Jakarta Timur. Penulis juga menjadi staff
pengajar di sekolah islam swasta SMK Al-Fathiyah sejak
tahun 2018. Selain menjadi seorang pendidik, penulis juga
aktif mengikuti berbagai karya buku antologi fiksi dan non
fiksi. Jejak kehidupan penulis bisa ditelusuri pada akun
Instagram : dia_nadia98 dan Facebook : Nadia Khairunnisa.

283
ESENSI KEMULIAAN SANG GURU

Oleh : Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si

Pendahuluan
Pendidikan merupakan elemen terpenting yang tidak
bisa terpisahkan dari unsur kehidupan. Keberhasilan
seseorang dalam kehidupannya banyak dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan yang telah dicapainya serta ilmu
pengetahuan yang diperolehnya. Pendidikan memiliki peran
strategis bagi kemajuan suatu bangsa dan negara. Sebab
pendidikan merupakan tolak ukur bagi kecerdasan
seseorang untuk mewujudkan keberhasilan pembangunan
bagi suatu negara. Menurut Martin H. Fischer mengatakan:
”Pendidikan bertujuan untuk memberikan dorongan menaiki
tangga pengetahuan. Terlalu sering, itu hanya membuat
Anda keram pada salah satu anak tangganya”. Robert
Maynard Hutchins berpendapat: ”Tujuan pendidikan adalah
mempersiapkan generasi muda untuk mendidik diri mereka
sendiri seumur hidup”. Dengan pendidikan juga seseorang
mampu berkompetisi di era persaingan yang semakin ketat
ini. Kebutuhan akan pendidikan yang lebih tinggi dirasakan
sangat penting bagi semua kalangan. Disamping untuk
memperoleh pengetahuan yang lebih luas lagi, pendidikan
berfungsi merubah pola pikir (mindset) seseorang sehingga
mampu memikirkan, mencari solusi dan mengambil
keputusan yang bijak atas suatu permasalahan.
Kesadaran tentang pentingnya pendidikan dalam
membangun masa depan yang lebih baik telah mendorong
semua kalangan untuk selalu melakukan terobosan-
terobosan baru di bidang pendidikan dengan tujuan
terciptanya sistem pendidikan yang semakin berkualitas dan
menghasilkan lulusan yang memiliki kualitas yang akhirnya

284
mampu berdaya saing dalam semua aspek kehidupan.
Untuk menciptakan pendidikan berkualitas, dibutuhkan
kontribusi yang besar dari pelaku institusi pendidikan
(termasuk pendidik) selaku penggerak pendidikan tersebut
untuk lebih me-manage, mengelola, menata dan
memberdayakan dengan baik organisasi pendidikan
sehingga menghasilkan produk pendidikan yang lebih
optimal.

Guru dan Peranannya


Guru merupakan suatu profesi yang sangat mulia dan
penuh amanah untuk membimbing dan mencerdaskan
anak-anak bangsa, sehingga guru selalu disebut sebagai
”Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”. Untuk mencapai hal
tersebut, seorang guru harus menyumbangkan kemampuan
intelektual, emosional dan spritualnya. Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik. Guru merupakan tokoh sentral
dalam peningkatan mutu dan daya saing bagi generasi
bangsa. Disebut tokoh sentral dikarenakan peran seorang
guru yang sangat strategis diharapkan mampu menjadi
penyumbang keberhasilan dalam upaya mewujudkan visi
dan misi Indonesia yang mampu bersaing secara kualitas
yang sangat ditentukan oleh penguasaan kompetensi. Guru
sebagaimana dimaksud penulis disini adalah tenaga
pendidik yang berperan dalam mengembangkan keilmuan
dan mentransfer pengetahuannya kepada orang lain, baik
dalam lingkungan sekolah, perguruan tinggi, bidang
kerohanian, bidang sosial, dan bidang lainnya.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, disebutkan bahwa
kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk

285
meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen
pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional. Kedudukan guru sebagai tenaga
profesional juga bertujuan untuk melaksanakan sistem
pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan
nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab.
Profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang
dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut: memiliki
bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; memiliki
komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketakwaan, dan akhlak mulia; memiliki kualifikasi akademik
dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas;
memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang
tugas; memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas
keprofesionalan; memperoleh penghasilan yang ditentukan
sesuai dengan prestasi kerja; memiliki kesempatan untuk
mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan
dengan belajar sepanjang hayat; memiliki jaminan
perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan; dan memiliki organisasi profesi yang
mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan
dengan tugas keprofesionalan guru. Henry Adam pernah
berkata: ”Seorang Guru menggandeng tangan, membuka
pikiran, menyentuh hati, dan membentuk masa depan.
Seorang Guru berpengaruh selamanya. Dia tidak pernah
tahu kapan pengaruhnya berakhir”.
Pasal 20 dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2005, menyebutkan bahwa: ”Dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban:

286
merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses
pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan
mengevaluasi hasil pembelajaran; meningkatkan dan
mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni; bertindak objektif dan
tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin,
agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar
belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik
dalam pembelajaran; menjunjung tinggi peraturan
perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta
nilai-nilai agama dan etika; dan memelihara dan memupuk
persatuan dan kesatuan bangsa. Jadi, guru memiliki peran
strategis untuk menyiapkan kemuliaan bagi generasi menuju
masa depan yang lebih mulia, serta peran untuk
membangun karakter Bangsa yang unggul.

Guru Sebagai Fasilitator dan Katalisator


Peran guru sebagai fasilitator adalah memfasilitasi
proses pembelajaran yang berlangsung di kelas. Dalam hal
ini murid yang aktif dan bertanggungjawab terhadap proses
dan hasil pembelajaran. Karena berfungsi sebagai fasilitator,
maka posisi guru dan murid sama. Guru merancang proses
pembelajaran, menetapkan materi apa yang akan dipelajari
murid, bagaimana cara penyampaian, apa hasil yang ingin
dicapai, level berpikir apa yang akan digunakan untuk
memeriksa kemajuan murid, dan selanjutnya membantu dan
mengarahkan murid untuk melakukaan sendiri aktivitas
pembelajaran. Peran guru sebagai katalisator adalah guru
membantu anak didik dalam menemukan talenta dan
kelebihan mereka. Guru bertindak sebagai pembimbing,
membantu mengarahkan dan mengembangkan aspek
kepribadian, karakter dan emosi, serta aspek intelektual

287
murid. Guru sebagai katalisator juga berarti guru mampu
menumbuhkan dan mengembangkan rasa cinta murid akan
proses pembelajaran dan membantu murid untuk mengerti
cara belajar mereka yang paling optimal.

Seorang Guru adalah Seorang Pemimpin


Pemimpin adalah seseorang yang menjadikan sesuatu
mewujud-nyata. Kepemimpinan adalah pergeseran visi
seseorang ke wawasan yang lebih tinggi, meningkatkan
kinerja seseorang ke standar yang lebih tinggi. (Drucker dan
Maciariello, 2008). Kepemimpinan (leadership) adalah
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain/kelompok agar
berperilaku dengan suatu cara tertentu untuk mencapai
suatu tujuan.
Seorang peneliti, Edwin Ghiselli, dalam penelitiannya
menunjukkan sifat-sifat yang penting untuk kepemimpinan
efektif, yaitu: Pertama, Kemampuan dalam kedudukannya
sebagai pengawas (supervisory ability) atau pelaksanaan
fungsi-fungsi dasar manajemen, terutama pengarahan dan
pengawasan pekerjaan orang lain. Kedua, Kebutuhan akan
prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian tanggung
jawab dan keinginan sukses. Ketiga, Kecerdasan,
mencakup kebijakan, pemikiran kreatif dan daya piker.
Keempat, Ketegasan (decisiveness), atau kemampuan
untuk membuat keputusan-keputusan dan memecahkan
masalah-masalah dengan cakap dan tepat. Kelima,
Kepercayaan diri, atau pandangan terhadap dirinya sebagai
kemampuan untuk menghadapi masalah. Keenam, Inisiatif,
atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung,
mengembangkan serangkaian kegiatan dan menemukan
cara-cara baru atau inovasi. (Handoko, 1999).
Guru berbasis kepemimpinan adalah guru sebagai
tenaga professional yang menerapkan jiwa kepemimpinan

288
dan dapat terlihat dari nilai tambah yang telah disumbangkan
kepada anak didiknya melalui perubahan cara berpikir
(mindset), perubahan kemampuan/ketrampilan dan
perubahan moral/kepribadian sehingga membawa
perubahan bagi anak didiknya tersebut ke arah yang lebih
baik dari sebelumnya.
Guru sebagai seorang pemimpin untuk bisa sukses di
dalam menjalankan tanggungjawabnya harus mampu
mengaplikasikan fungsi-fungsi manajemen ke dalam
aktivitas kepemimpinannya. Manajemen adalah proses
pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga
pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif
dengan dan melalui orang lain. Fungsi-fungsi manajemen
dimaksud terdiri dari, Planning (perencanaan), Organizing
(pengorganisasian), Directing/Actuating (pengarahan) dan
Controlling (pengawasan). Ken Blanchard menyatakan
bahwa, ”Peranmu sebagai pemimpin itu jauh lebih penting
dari apa yang kau bayangkan. Kau (guru) memiliki
kekuasaan untuk membantu orang menjadi sang juara”.
Jadi, secara sederhana pengertian dari seorang guru
adalah seorang pemimpin merupakan kemampuan
mempengaruhi anak didik untuk bisa memiliki kompetensi,
keterampilan dan berperilaku dengan baik sesuai dengan
harapan dan tujuan pendidik dalam suatu proses belajar-
mengajar. Jenderal Napoleon Bonaparte, seorang
revolusioner Perancis, pernah berkata ”Seorang pemimpin
yang baik adalah yang bisa membesarkan semangat dan
harapan-harapan kepada anak buahnya”. Sementara D.N.
Jackson menyebutkan ”Ukuran seorang pemimpin
ditentukan oleh dalamnya keyakinan, tingginya ambisi,
luasnya pandangan, serta cintanya yang tercapai”.

Guru Sebagai Sumber Informasi

289
Guru dipandang sebagai sumber informasi bagi para
anak didiknya, sehingga anak didiknya menjadi mengetahui
atas informasi baru yang didapatnya. Untuk bisa
menyampaikan informasi tersebut dengan baik dan benar,
maka guru harus menyiapkan diri dengan baik serta
mempersiapkan bahan-bahan informasi yang akan
disampaikan. Informasi tersebut disampaikan harus padat
dan jelas, sehingga pesan informasi yang disampaikan akan
mudah dimengerti oleh anak didik.

Pendidik Berbasis Kreativitas


Salah satu kelebihan manusia yang diciptakan TUHAN
dibandingkan makhluk lain adalah diberinya akal dan pikiran
yang dapat menopang manusia untuk membangun unsur
kreativitas yang dibungkus untuk memenuhi kebutuhannya.
Disamping itu, dengan akal maka berkembang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Kreativitas dapat muncul dari
desakan akan kebutuhan-kebutuhan manusia yang baru.
Kreativitas adalah penciptaan ide baru atau kreativitas
didefinisikan sebagai generasi gagasan yang baru.
Kreativitas mengimplikasikan/mengantarkan sesuatu yang
baru ke dalam penjelmaannya’ dan pembaruan ’untuk
menjadikan sesuatu yang baru dapat dipergunakan’
(Lawrence B. Mohr, dalam Stoner, 1986).
Salah satu syarat agar suatu komunitas (anak didik dan
dunia pendidikan) atau organisasi (institusi pendidikan)
dapat maju, maka harus memiliki pendidik kreatif yang
ditandakan dengan memiliki banyak ide, pendapat,
prakarsa. Pendidik harus memiliki pemikiran yang seluas-
luasnya untuk ber-kreasi dalam mengajar dan mendidik.
Seorang pendidik yang efektif dan berkompeten
membutuhkan suatu kreativitas. Karena dengan kreativitas,
segala kompetensi yang dimiliki seorang pendidik dapat

290
dimanfaatkan serta di-aplikasikan guna mendapatkan hasil
yang lebih baik dalam mengajar. Seorang pendidik yang
kreatif adalah pendidik yang jiwanya selalu kreatif untuk
mencari solusi bagi organisasi dan orang-orang yang
dibimbingnya serta tidak mengandalkan cara-cara lama,
sekalipun cara lama tersebut terbukti sudah berhasil.
Pendidik kreatif akan terus terdorong untuk mengeksplorasi
kemungkinan/alternatif lain dalam menangani suatu
persoalan. Ia meyakini bahwa selalu ada cara berbeda yang
lebih baik lagi dan berani untuk menggali
kemungkinan/alternatif itu.
Kreativitas dalam konteks pendidik adalah mendorong
daya saing organisasi melalui peran-perannya dalam
berbagai aspek yang bisa memberikan pertumbuhan dan
perkembangan organisasi pendidikan. Kreatif berarti
menciptakan atau membuat sesuatu yang terbarukan.
Bentuk kreatif dari seorang pendidik dapat diaplikasikan
dalam beberapa bentuk, yaitu: kreatif membangun visi baru
dalam memikirkan kebutuhan dan menyejahterakan
organisasi pendidikan, kreatif dalam mengelola keragaman
dan dinamika dunia pendidikan, dan kreatif dalam mencari
solusi permasalahan di dalam bidang pendidikan. Thomas
Groome pernah menuliskan: ”Salah satu tanda pendidik
yang hebat adalah kemampuan memimpin murid-murid
menjelajahi tempat-tempat baru yang bahkan belum pernah
didatangi pendidiknya sendiri”.
Kreativitas dianggap menempati urutan terpenting
dibanding kompetensi lainnya yang wajib dimiliki oleh
seorang guru (pendidik). Guru yang berbasis kreativitas
adalah pendidik profesional berbasis kreativitas dan inovasi
yang dihasilkan dari seorang guru dapat terlihat dari nilai
tambah yang telah disumbangkan kepada dunia pendidikan
melalui perubahan dalam ide/kebijakan, proses, struktur,

291
sistem, cara pembelajaran atau mengajar sehingga
membawa perubahan bagi dunia pendidikan ke arah yang
lebih baik dari sebelumnya.
Melalui konsep pendidik berbasis kreativitas, pendidik
mampu menciptakan lembaga pendidikan yang memiliki
akuntabilitas tinggi, visioner serta mampu menghasilkan
lulusan yang berkompeten dan berdaya saing. Disamping itu
juga, Pendidk yang kreatif dan inovatif dapat menjadikan
institusi pendidikan yang lebih tanggap terhadap kebutuhan
masyarakat, menjawab atas tantangan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
melaksanakan pendidikan yang berorientasi pada
kebutuhan masyarakat, serta memberikan peran nyata
dalam pemberdayaan masyarakat.

Guru yang Inspiratif


Guru sebagai teladan kreativitas, dimana sang guru
yang menghasilkan perubahan besar menciptakan suatu
narasi menarik tentang misi-misi organisasinya (institusi
pendidikan/sekolah) atau komunitas (bagi peserta didik),
menjalankan narasi itu dalam kehidupannya sendiri, dan
sanggup melalui persuasi dan teladan, mengubah
pemikiran, perasaan dan perilaku orang-orang yang ia ingin
didik/ajari. Puncak pembimbingan yang menginspirasikan
orang-orang yang di didik untuk belajar dan bekerja meraih
keberhasilan serta kemampuan dalam mengatasi masalah-
masalah sulit mencapai keberhasilan dan kemajuan dunia
pendidikan merupakan kualitas dari seorang guru yang
professional. William Arthur Ward pernah mengatakan
bahwa: ”Guru biasa memberitahukan.
Guru baik menjelaskan. Guru ulung memeragakan. Dan
guru hebat mengilhami”. Lebih lanjut, Henry Adam juga
berkata: ”Seorang Guru menggandeng tangan, membuka

292
pikiran, menyentuh hati, dan membentuk masa depan.
Seorang Guru berpengaruh selamanya. Dia tidak pernah
tahu kapan pengaruhnya berakhir”.
Guru yang inspiratif juga harus mampu membangkitkan
motivasi belajar, memberikan rasa nyaman, mengayomi dan
melayani dengan baik, serta merubah mindset (cara berpikir)
para anak didiknya. Meladee McCarty pernah mengatakan:
”Anak-anak yang di dalam kelas kita mutlak lebih penting
daripada pelajaran yang kita ajarkan kepada mereka”.
Seorang guru harus memberikan contoh melalui kepribadian
yang baik, jujur, amanah, berdedikasi tinggi, disiplin dan
memiliki kesabaran yang tinggi dalam mendidik. Mengambil
kata bijak dari Ralph Waldo Emerson: ”Orang yang bisa
membuat semua hal yang sulit menjadi mudah dipahami,
yang rumit menjadi mudah dimengerti, atau yang sukar
menjadi mudah dilakukan, itulah pendidik yang sejati”.

Mimpi dan Harapan Sang Guru


Setiap guru memiliki mimpi dan harapan besar yang
ingin mereka dapatkan didalam proses belajar mengajar,
yaitu menghasilkan lulusan (peserta didik) berkualitas yang
memiliki kemampuan dan berperilaku yang baik, sehingga
kelak akan bermanfaat bagi dirinya didalam menjalani
kehidupannya serta mampu berdaya saing didalam
menghadapi era persaingan yang semakin ketat. Hal
tersebut selalu disampaikan seorang guru kepada anak
didiknya di sela-sela proses belajar mengajar. Dimana sang
guru selalu menyampaikan pesan kepada anak didiknya,
untuk selalu giat belajar sehingga apa yang menjadi cita-cita
dari anak didik tersebut dapat tercapai. Disamping itu juga,
sang guru selalu mempesankan agar kelak anak didiknya
dapat berguna bagi dirinya sendiri, keluarga, lingkungan

293
sekitarnya, bangsa dan Negara. Beberapa mimpi, keinginan
dan harapan dari seorang guru untuk kemajuan dunia
pendidikan Indoneisa, dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Guru harus selalu dihormati dan dikenang jasanya oleh
semua elemen masyarakat. Kita tahu bersama, bahwa
guru berperan untuk menciptakan sumber daya
manusia Indonesia yang unggul. Oleh karena itu, semua
elemen bangsa dan Negara Indonesia mulai dari
masyarakat, Pemerintah, Institusi Pendidikan dan
Institusi terkait lainnya harus selalu menghormati dan
mengenang jasa-jasa para guru yang telah memberikan
ilmu pengetahuannya kepada kita semua. Guru
dipandang sebagai orangtua kita di sekolah yang sehari-
hari mengajari, membimbing, menjaga, menasehati,
dan memberikan perhatian. Apalah artinya bila tidak ada
guru yang memberikan ilmu pengetahuan bagi kita
semua, maka jelas dapat dirasakan bangsa Indonesia
akan mengalami ketertinggalan dari faktor sumber daya
manusianya.
2. Terciptanya sistem dan prosedur yang baik dan efektif
dalam dunia pendidikan, sehingga tercipta tatanan yang
baik untuk memajukan pendidikan di Indonesia.
Pemerintah, tenaga pendidik, institusi pendidikan dan
penggiat pendidikan harus terus berupaya
meningkatkan kualitas pendidikan sehingga tercipta
lulusan atau peserta anak didik yang memiliki
kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap
secara utuh.
3. Profesi guru harus dipandang sebagi profesi pekerjaan
yang paling mulia dan pekerjaan yang paling berat
tanggungjawabnya untuk memajukan bangsa dan
Negara. Pemerintah harus memberikan fasilitas
pendidikan yang baik, penghargaan bagi guru

294
berprestasi dan standar penghasilan yang layak bagi
semua guru di Indonesia sehingga tingkat
kesejahteraan setiap guru menjadi lebih baik.
Penghasilan adalah hak yang diterima oleh guru dalam
bentuk finansial sebagai imbalan melaksanakan tugas
keprofesionalan yang ditetapkan dengan prinsip
penghargaan atas dasar prestasi dan mencerminkan
martabat guru sebagai pendidik profesional.
4. Guru di masa depan harus dapat menerangi kehidupan,
serta menuntunnya menuju masa depan yang lebih baik
bagi anak bangsa Indonesia melalui pentransferan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
5. Guru sebagai agen pembelajaran diharapkan
kedepannya memiliki dan meningkatkan empat
kompetensi utama yang wajib dimiliki setiap guru, yaitu
kompetensi pedagogik yang merupakan kemampuan
para guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik
agar kelak mampu mengaktualisasikan berbagai
potensi dimiliknya; kompetensi sosial menunjukkan
kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik dan masyarakat
sekitar; kompetensi kepribadian yang bermakna
karakteristik pribadi guru harus menjadi teladan bagi
peserta didik dan guru memiliki akhlak mulia; dan
kompetensi profesional yang merupakan kemampuan
guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam yang memungkinkan mereka
membimbing peserta didik dalam menguasai materi
diajarkan secara mumpuni.
Mimpi dan impian yang paling besar secara umum dari
seorang guru kepada Negara ini adalah kedepannya bangsa
Indonesia dapat bangkit, berkembang dan maju sejajar
dengan Negara-Negara maju lainnya. Sumber daya

295
manusia Indonesia yang berkualitas dan bermoral baik juga
harus dapat tercipta melalui proses pendidikan yang baik
sehingga sumber daya manusia yang unggul dapat
digunakan sebagai alat untuk bersaing dalam era kompetisi
yang semakin ketat.
Penutup
Kualitas manusia yang dibutuhkan oleh bangsa
Indonesia pada masa yang akan datang adalah yang
mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan
bangsa lain di dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut
dihasilkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang
bermutu. Guru dan tenaga pendidik lainnya memiliki fungsi,
peran, dan kedudukan yang sangat strategis di dalam
menghasilkan sumber daya manusia Indonesia yang
berkualitas dan berkepribadian yang baik. Guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik. Kedudukan guru sebagai
tenaga profesional yang berfungsi untuk meningkatkan
martabat, dan peran guru juga sebagai agen pembelajaran
berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

296
DAFTAR PUSTAKA

Adair, John. 1996. Pengambilan Keputusan Manajemen


(terjemahan). Jakarta: Binarupa Aksara.

Drucker, Peter F. dan Joseph Maciariello. 2008. The Daily


Drucker: 366 Hari Wawasan dan Motivasi untuk
Menyelesaikan Hal-Hal yang Benar (terjemahan).
Jakarta; Elex Media Komputindo.

Gardner, Howard. 2007. Five Minds For The Future: Lima


Jenis Pikiran Yang Penting di Masa Depan
(terjemahan). Jakarta: Gramedia.

Gunawan, Adi W. 2007. Genius Learning Strategy. Jakarta


Gramedia Pustaka Utama.

Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. Edisi Kedua.


Yogyakarta: BPFE.

Leonard, Dorothy dan Walter Swap. 2005. Bagaimana


Manajer dapat Memunculkan Kreativitas. A Leader To
Leader Guide: Tentang Kreativitas, Inovasi, dan
Pembaruan (terjemahan). Jakarta: Elex Media
Komputindo.

Stoner, James A.F. 1986. Manajemen (terjemahan). Jakarta:


Erlangga.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005


tentang Guru dan Dosen

297
TENTANG PENULIS
Toman Sony Tambunan, lahir di Medan bekerja
sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), dimana sebelumnya
bekerja di Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara sejak
Tahun 2006 hingga 2013, dan sejak Tahun 2014 hingga
sekarang bekerja sebagai ASN di Pemerintah Kota Medan,
Provinsi Sumatera Utara. Beberapa jabatan struktural yang
strategis di birokrasi pemerintahan pernah diduduki.
Sebagai Akademisi, Penulis menjadi Dosen Tetap
untuk Jurusan Manajemen di salah satu Perguruan Tinggi
Swasta terkemuka di Medan, dan juga aktif sebagai Dosen
tamu di beberapa perguruan tinggi swasta lainnya di Medan.
Sebagai Praktisi, Penulis pernah bekerja di suatu
perusahaan swasta yang bergerak di Pabrik Pengolahan
Kelapa Sawit (Palm Oil Mill) sejak Tahun 2004 hingga 2006
di Process Department bagian Clarification. Selain itu juga,
Penulis diberikan kepercayaan menjadi salah satu badan
pengawas di suatu lembaga koperasi, dan menjadi anggota
tim Badan Audit di suatu lembaga keagamaan. Aktif berbagi
ilmu sebagai narasumber di beberapa acara sosialisasi,
seminar, pelatihan dan pertemuan kedinasan. Penulis juga
telah banyak memberikan konsultasi di bidang pengelolaan
keuangan dan aset daerah kepada beberapa instansi
pemerintah.
Penulis telah menyelesaikan Strata-1 (Fakultas
Ekonomi, Jurusan Manajemen) pada Tahun 2003 dan
Strata-2 (M.Si, jurusan Sains Manajemen) pada Tahun 2010
di Universitas Sumatera Utara, Medan. Saat ini, Penulis
sedang menyelesaikan studi Program Doktor Ilmu
Manajemen di Universitas Sumatera Utara. Untuk
menambah pengetahuan di bidang pemerintahan, penulis
telah mengikuti banyak pelatihan kedinasan, diantaranya
tentang keuangan daerah, akuntansi pemerintahan, laporan

298
keuangan pemerintah, pengelolaan aset daerah,
perpajakan, arsip daerah, audit, pengadaan barang/jasa
Pemerintah. Dalam bidang Audit Pemerintahan, penulis
telah memperoleh Sertifikasi Auditor Ahli. Penulis juga telah
memperoleh Sertifikasi Bendahara Keuangan Daerah;
Sertifikasi Analis Kepegawaian Tingkat Ahli; Sertifikasi
Akuntansi Keuangan Daerah; Sertifikasi Pengadaan Barang
dan Jasa Pemerintah; serta beberapa program Sertifikasi
Keahlian lainnya.
Aktif mengikuti perkembangan di bidang ilmu
manajemen, kepemimpinan, ekonomi, pendidikan,
keuangan, enterpreneur, bisnis dan motivasi, dimana
Penulis terus mengasah pengetahuannya dengan mengikuti
berbagai seminar dan workshop. Beberapa prestasi pernah
diraih dalam mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah di Tingkat
Nasional. Bidang yang diminati oleh penulis adalah
Manajemen, Kepemimpinan, dan Pengembangan Diri
(Motivasi). Penulis aktif sebagai anggota maupun pengurus
dalam organisasi profesi keahlian, organisasi di lingkungan
akademisi, dan beberapa organisasi sosial lainnya.
Sebagai Peneliti, karya tulisnya telah banyak dimuat
di berbagai Jurnal Nasional maupun Jurnal Internasional
yang terakreditasi. Sebagai Penulis, dimana Penulis sudah
mempublikasikan tulisannya dalam bentuk buku oleh
penerbit berskala nasional, diantaranya: ”Kamus
Pemerintahan” tahun 2015; ”Pemimpin dan Kepemimpinan”
tahun 2015; ”Glosarium Istilah Pemerintahan” tahun 2016;
”Koperasi” tahun 2017; ”Kepemimpinan Berbasis
Kecerdasan” tahun 2018; ” Arif dalam Memaknai” tahun
2019; ”Hukum Bisnis” tahun 2019; ”Standar Operasional
Prosedur Bagi Instansi Pemerintah” tahun 2019 dan
”Manajemen Koperasi” tahun 2019. Selain itu juga, pernah
ikut serta sebagai Kontributor Penulis dalam buku: ”Opini

299
Kami untuk 67 Tahun Koperasi Indonesia” tahun 2014;
”Aksara Langit: Sebuah Antologi Puisi” tahun 2019;
”Menatap Wajah Pendidikan Indonesia di era 4.0” tahun
2020.

300
Pengamatanku Terhadap Profesi Guru

Oleh : Marthin Robert Sihotang, S.Kom., M.M

Menjadi guru yang mengajar para siswa tidak sama dengan


dosen yang memberikan kuliah para mahasiswa. Para murid
wajib menempuh pendidikan dasar selama 12 tahun
meskipun lokasinya bisa saja berbeda-beda. Guru mengajar
para murid sejak awal anak yang bersangkutan menempuh
Taman Kanak – Kanak (TK) sampai dengan Sekolah
Menegah Atas (SMA/STM/SMEA/dll).

Dalam melakukan pekerjaannya, guru berperan multifungsi


yakni : (1) sebagai staff pendidik dan (2) staff pengajar. Ke
dua peran tersebut disinergikan secara bersama sehingga
hasil yang diperoleh bisa maksimal. Memainkan multiperan
dalam kegiatan pengajaran pendidikan dasar penuh
dinamika dan suka duka di dalamnya.

Guru meletakkan pondasi dasar agama, karakter dasar, dan


pendidikan moral sebagai bagian dari staff pendidik. Guru
meletakkan pondasi ilmu pengetahuan sosial, sains, dan
etika lainnya sebagai bagian dari staff pengajaran. Sekilas
menjadi guru atau staff pendidik terlihat mudah pada
pendidikan dasar tapi realitasnya tidak seperti itu.

Perspektif tersebut tercermin dari ragam perilaku anak yang


berbeda karakter yang harus dihadapi. Ragam karakter
murid yang dibentuk dari aneka budaya dan tradisi keluarga
yang berbeda berujung pada rintangan. Segala bentuk
rintangan pengajaran harus diselesaikan secara seksama
dan cermat sehingga menjadi salah satu contoh yang dapat
ditiru.

301
Apakah ada kebanggan menjadi guru ? Tidak pernah secara
langsung mengajar peserta didik baru pada lingkungan
pendidikan dasar sampai tingkat SLTA. Melihat dan
mengamati kontribusi guru pada pendidikan dasar jauh lebih
sulit dan rumit daripada sumbangsih dosen pada perguruan
tinggi.

Guru akan senang dan bahagia apabila melihat mantan


muridnya berhasil dalam ragam bidang. Kejadian ini dialami
betul dengan guru matematika tingkat SMP yang melihat dan
mendengar mantan muridnya sukses dan berhasil. Ada yang
berhasil dan sukses menjadi dosen, guru, tentara, dan
ragam profesi lain yang bernuansa sukacita.

Namun guru juga akan sedih dan berduka melihat mantan


muridnya gagal dalam ragam bidang. Ada juga yang tidak
berhasil dan tidak sukses, misalnya menjadi tukang parkir
atau bahkan menjadi preman. Tidak ada satu pun guru yang
menghendaki mantan muridnya terjerumus ke lembah
narkoba.

Kebahagiaan guru bukan hanya sukses atau berhasilnya


bekas muridnya melainkan metode pengajarannya selalu
diingat dan dijadikan panduan hidupnya. Sependapat dan
setuju bahwa guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa.
Tanpa ada guru yang memberikan pendidikan dan
pengajaran, maka profesi dosen pun juga tak kunjung ada.

Kontribusi dosen mengedukasi dan memanusiakan para


mahasiswanya supaya menjadi manusia berhasil tergantung
dari mahasiswa yang bersangkutan. Ironisnya kontribusi
guru mengedukasi dan manusiakan para muridnya supaya
menjadi manusia dewasa tergantung dari guru dan orang
tuanya.

302
Pengabdian guru adalah pilihan mulia yang harus di
kuduskan dan bertanggung jawab kepada masyarakat luas.
Patut diingat bahwa menjadi guru bukan karena tidak ada
pekerjaan lain melainkan menjadi guru adalah suatu
dedikasi atau pengabdian. Pengabdian / dedikasi yang kelak
diberkati Tuhan Yang Maha Esa baik di dunia dan di akhirat.

Guru yang merangkap wali kelas pasti akan sedih dan


berduka melihat salah satu / banyak muridnya mengalami
tinggal kelas. Bukan hal yang mudah mengatakannya baik
kepada orang tua siswa tersebut atau kepada murid yang
bersangkutan. Tapi itu harus dikatakan dan sekaligus
membesarkan jiwa plus pribadi siswa tersebut supaya tidak
mengalami kejatuhan.

Guru yang merangkap wali kelas pasti akan senang dan


bahagia melihat salah satu / banyak muridnya mengalami
naik kelas. Bukan hal yang sulit mengatakannya baik kepada
orang tua siswa tersebut atau kepada murid yang
bersangkutan. Tapi itu harus dikatakan dan sekaligus
meminta kepada orang tua para siswa untuk meningkatkan
dan mempertahankan prestasinya.

Tuntutan zaman dan ,hasrat untuk maju membuat para guru


rela dan iklas melanjutkan pendidikannya. Zaman sekarang
para guru pun banyak yang sudah berpendidikan S3 jauh
lebih tinggi dari dosen yang bergelar magister. Meskipun
jumlahnya belum banyak, tapi minat guru untuk menempuh
pendidikan lanjutan perlu diapresiasi dan diacungi jempol

Dampak positif dari pendidikan guru bisa dilihat pada


kontribusi yang diberikannya seperti : (1) kemampuan
mengajar yang lebih baik, (2) kemampuan menghasilkan
dan menerbitkan jurnal pendidikan berskala internasional,

303
(3) kemampuan memberikan kuliah pada tingkat sarjana
(S1/S2/S3), dan terakhir (4) kemampuan sebagai pembicara
atau dosen di luar negeri.

Bahkan tidak sedikit guru mengajar pada 2 (dua) posisi,


yakni : (1) posisi guru pada tingkat pendidikan dasar (SD /
SLTP / SLTA) dan (2) posisi dosen pada tingkat pendidikan
sarjana / magister. Meskipun mengajar dan memberikan
kuliah merupakan prospek yang berbeda tapi sepanjang bisa
membedakannya secara cermat, maka prospek tersebut
tidak menjadi masalah.

Pemerintah harus memfasilitasi pendidikan guru dengan


perangkat keuangan yang memadai supaya kesetaraan
pendidikan bisa merata. Dukungan terhadap pendidikan
lanjutan guru tersebut baik luar negeri dan dalam negeri
perlu di dorong sepenuhnya melalui beasiswa.
Pertanyaannya, apakah kesempatan tersebut
dimaksimalkan atau bagaimana ?

Seseorang yang ingin menjadi guru, maka harus ada


panggilan dari hati nurani yang paling dalam. Menjadi guru
secara luas adalah (1) meningkatkan kualitas pendidikan ke
arah yang lebih baik, (2) mencerdaskan kehidupan
berbangsa, dan (3) memajukan masyarakat khususnya
anak–anak supaya melek aksara.

Kehidupan para guru harus dimajukan baik dalam perspektif


ekonomi, pendidikan, dan ragam kebijakan lain. Tentunya
hal itu dilakukan dalam rangka mendukung pekerjaan guru
supaya lebih fokus dan tidak memikirkan hal yang lain. Guru
terkait pun harus membalasnya dengan semanggat dan
konsistensi dalam mengajar serta tidak menyambi pada
profesi lain.

304
Apakah mudah menjadi guru ? Sekilas orang mengatakan
sangat mudah menjadi guru, cukup kuliah layaknya jurusan
lain selama 4 (empa) tahun pada umumnya. Sesudahnya,
lulus dan langsung diwisuda. Apakah sulit melakukan peran
guru tersebut ? Jawabannya tidak mudah melakoninya
karena berhubungan dengan anak-anak.

Contoh positif dan cerdas harus ditunjukkan guru kepada


para muridnya karena berhubungan langsung dengan
karakter murid. Menjaga sikap dan karakter harus dijaga
secara seksama dan cermat sehingga tidak berujung negatif.
Menyikapi dan menyadari perspektif ini dengan
menunjukkan sikap dewasa baik pada lingkungan sekolah
dan lingkungan sekitarnya.

Tidak ada yang dikehendaki para guru selain keberhasilan


dan kesuksesan para muridnya. Tak ada imbalan yang
dimintakan kepada mantan orang tua murid atau bekas
muridnya. Guru yang dimaksud hanya menghendaki nasib
mantan muridnya tidak seperti dirinya sehingga berharap
mantan murid bisa memperoleh penghidupan yang lebih
layak.

Apabila murid tersebut beranjak dewasa dan berencana


menikah, tak salah mengundang guru yang dianggap
berpengaruh dalam hidupnya. Kalau pun tidak datang,
setidaknya guru yang bersangkutan mengucapkan “Selamat
Menempuh Hidup Baru” melalui media sosial seperti
facebook, twitter, dan sejenisnya.

Kalau acara reuni tiba, maka undanglah para guru tersebut


sebagai bentuk apresiasi terhadap jasa – jasanya selama ini.
Momen tersebut akan dihadiri dan diingatnya sebagai salah
satu kenangan terindah yang terbaik dalam hidupnya.

305
Tentulah akan muncul nostalgia yang indah mengingat suka
duka yang tak akan terulang lagi.

Momen ini dirasakan betul terhadap guru matematika yang


pernah mengajar pada tingkat SLTP pada tahun 1991.
Bertemu dengan guru tersebut, sekaligus mengatakan
terima kasih kepadanya bahwa pribadi yang bersangkutan
sudah menjadi dosen matematika. Trima kasih atas metode
pengajarannya selama 3 (tiga) tahun di bawah
bimbingannya.

Mengatakan kepada guru yang dimaksud secara langsung


bahwa metode atau gaya mengajarnya cukup tegas.
Terinspirasi dan menjadikannya sebagai panutan dalam
hidup termasuk metode mengajarnya. Padahal awalnya
matematika atau statistika bukanlah bidang yang diminati.
Namun berkat beliau, menjadikannya bisa matematika
secara lebih baik.

Hanya bisa berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa supaya


keluarganya sehat dan sukses plus dikaruniakan
keberhasilan. Apakah ada kebanggaan menjadi muridnya ?
Menjadi kebanggan pernah menjadi murid didiknya. Metode
pengajarannya sederhana dan keras tapi tidak menjurus
kasar. Tidak akan pernah melupakan kontribusi dan
sumbangsihnya.

Guru matematika tersebut masih hidup sampai sekarang


meskipun usianya sudah mencapai hampir 60 tahun. Fisik
yang prima dan kemampuan panca indra yang mumpuni
plus aktif di media sosial. Interaksi dan komunikasi beliau
dengan mantan siswanya masih terjalin positif sampai saat
ini. Bahasa dan tutur katanya tidak satu pun yang mengalami
perubahan.

306
Ada juga beberapa guru yang sudah meninggal dunia jauh
sebelum Facebook diperkenalkan ke masyarakat. Ada yang
mengajar Olahraga, Biologi, Elektro, dan ragam bidang lain.
Ada juga beberapa guru yang meninggal selama durasi
tahun 2010 sampai dengan tahun 2020. Mereka mengajar
Fisika, Matematika, Seni Rupa, dan ragam bidang lain.

Mohon maaf sebesar–besarnya tak bisa datang ke acara


melayat atau acara pemakaman tersebut. Meskipun begitu,
berharap keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan
penghiburan supaya tabah menghadapi ini semua. Selalu
teringat gaya dan metode pengajaran beliau yang penuh
dinamika dan suka cita yang tak bisa dilupakan.

Tak bisa memberikan hadiah dalam bentuk apapun sebagai


bentuk kenangan. Hanya pernah mengatakan bahwa saya
begitu bangga padanya karena pernah menjadi muridnya.
Guru matematika tersebut juga bangga karena mantan anak
didiknya berhasil melampaui kemampuan sang guru.

Sampai sekarang, selaku mantan didiknya dan para mantan


guru tersebut masih berteman baik melalui media sosial
seperti Facebook dan Twitter. Padahal selisih usia angkatan
SLTP dengan guru tersebut berjarak 20 tahun. Namun tak
mengurangi keakraban dan kedekatan mantan muridnya
dengan beliau sebagai guru teladannya.

Memaafkan kesalahan guru saat masih mengajar


matematika sudah dilakukan selepas akhir bangku SLTP.
Tak perlu diingat, tak ada dendam, tak ada hal buruk yang
perlu di catat dalam hidup. Lagipula para guru tersebut
melakukannya demi kebaikan murid didiknya supaya
berhasil dan sukses suatu hari nanti.

307
Para guru pun sudah memaafkan kesalahan mantan murid
binaannya supaya masa depan siswa yang bersangkutan
cerah. Memang pasti ada mantan murid yang bandel dan
nakal yang selalu bikin kesal guru tapi itu adalah dinamika
yang selalu terjadi. Perilaku murid yang bandel dan nakal
harus diperbaiki dan dipulihkan bersama antara orang tua
dan guru.

Saling memaafkan dan melupakan peristiwa pengajaran dari


guru kepada muridnya pada zaman sekolah dulu merupakan
solusi terbaik. Tataplah masa depan supaya ke duanya bisa
meraih keberhasilan dan kesuksesan. Meninggalkan masa
lalu yang elegan jauh lebih baik daripada menginggat masa
lalu tapi berujung pada perspektif negatif.

Murid belajar dari guru baik selaku orang tua di sekolah atau
orang yang sudah berpengalaman. Selain itu murid juga
harus menghormati para guru meskipun guru tersebut tidak
mengajarnya di kelas. Selama di ruang kelas, murid yang
nakal pun tetap harus menunjukkan sikap tunduk dan patuh
kepada gurunya.

Ada pengalaman dengan seorang kawan yang hobinya


berkelahi. Meskipun begitu, tidak mengurangi temannya
yang lain melainkan terus bertambah. Hingga akhirnya
dipanggil guru dan dihukum karena faktor tertentu tapi tidak
sedikit pun melakukan perlawanan. Dirinya menyikapi dan
menyadarinya bersalah dan tetap menghormati gurunya
tersebut.

Banyak guru yang berhubungan dengan MIPA meluangkan


waktu dengan memberikan kursus eksakta. Semata-mata
supaya para siswanya mengerti dan cerdas terhadap
pelajaran tersebut. Meskipun lokasi kerja terbilang jauh tapi

308
iklas demi mencerdaskan para siswanya. Ikhlas dibayar
seadanya tanpa mengharapkan imbalan lebih selain doa dari
para siswa yang bersangkutan.

Junjung tinggilah profesi dan pekerjaan guru plus jangan


dipandang remeh karena berperan menentukan karakter
siswa berikutnya. Tanpa ada guru, maka profesi lain juga tak
akan pernah hadir. Para guru pun berusaha memberikan
layanan pendidikan terbaik sesuai kapasitasnya kepada
para siswanya.

Penulis berharap naskah ini bisa memberikan pencerahan


kepada para pembaca. Mengajar sebagai staff pendidik itu
merupakan dinamika yang selalu terus berkembang.
Menghormati guru sama seperti menghormati orang tua
kandung sendiri. Dengan menghormatinya, maka
diharapkan bisa membuahkan hasil apapun yang dikerjakan
pada masa mendatang.

Untuk anakku Nathania Avigail Sihotang dan Jeremia Gerald


Sihotang, semoga harapan dan citamu tercapai dengan baik.
Takut akan Tuhan adalah awal dari permulaan hikmat.
Menghormati orang tua atau guru merupakan kelanjutan
umurmu di tanah yang diberikanNYA kepadamu. Siap
menerima masukkan dan saran yang positif demi perbaikan
dan pengembangan yang lebih baik lagi.

309
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi

Nama : Marthin Robert Sihotang, S.Kom., M.M

Tanggal Lahir : Jakarta, 28 Maret 1979

Status : Menikah

Alamat : Jl. Bambu Kuning 2 No. 32 Kelurahan

Sepanjang Jaya Kecamatan Rawa Lumbu


Bekasi Timur (Pool Gamsih)

Hp : 081212619136 / 085780727254

Email : mrobertsihotang@gmail.com

II. Riwayat Pendidikan

1985 – 1991 : SDN Siemens 09 Pagi

1991 – 1994 : SMPN 216 Jakarta Pusat

1994 – 1997 : SMUN 44 Jakarta Timur

1997 – 2001 : S1 – Teknik Informatika (S.Kom) –


Universitas Bina Nusantara

2003 – 2005 : S2 – Manajemen Pemasaran (M.M) –


Universitas Trisakti

310
III. Pendidikan Informal

Mei 1999 – Juni 1999 : Citra Media Informatika

Desember 1999 : Universitas Bina Nusantara

April 2002 : Business Appearance

April 2002 : Coldwell Banker FastStart

April 2002 : Interactive Communication

Juli 2006 : Human Resource Management

Juli 2006 : Goal Setting

Juli – Sept 2006 : Visi Sales Academy

Januari 2010 : PEKERTI (Kopertis)

Februari 2010 : Workshop Windows Networking

Mei 2010 : Inti Academik Skills training

Agustus 2010 : Trik dan Teknik Penulisan Buku


Yang Baik dan Benar

IV. Pengalaman Kerja

Mei 2002 – Sept 2003: Sales Tali Kipas PT. Roda Sejahtera
Kencana Abadi, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Jan 2007 – Desember 2008 : Dosen Universitas Kristen


Indonesia

Sept 2008 – Februari 2012 : Dosen STMIK Inti Indonesia

311
Sept 2008 – Februari 2012 : Dosen STT Agape, Jakarta
Timur

Sept 2014 – Februari 2016 : STMIK Pranata Indonesia

Sept 2008 – Sekarang : Dosen STIKOM CKI

V. Portofolio Pengajaran Mata Kuliah

Adapun mata kuliah yang telah diasuh pada Kampus


STIKOM CKI Daan Mogot sebagai berikut :

TAHUN GANJIL GENAP


2012 – Statistik Dasar Arsitektur Komputer
2013
2013 – Statistik Dasar Statistik Probabilitas
2014 Pembimbing Rekayasa Piranti
Skripsi Lunak
Aljabar Linier
2014 – Statistik Dasar Statistik Probabilitas
2015 Etika Profesi Kalkulus
Aljabar Linier Pembimbing Skripsi
Metode Riset Metode Riset
2015 – Aljabar Linier Statistik Dasar
2016 IMK Statistik Probabilitas
Kalkulus
Etika Profesi
Metode Numerik
2016 – Aljabar Linier Statistik Dasar
2017 Etika Profesi Kalkulus
2017 – Aljabar Linier Statistik Dasar
2018 Kalkulus
2018 – Aljabar Linier Statistik Dasar
2019 Etika Profesi Kalkulus

312
TERIMAKASIH AMAK, AKU BANGGA JADI GURU

Oleh : Soni Yarsi

Menjadi guru pada saat aku menginjak dewasa


dalam menentukan pilihan bukanlah suatu yang terbayang
indah dan enak bagiku. Saat itu yang terbayang adalah cita-
cita yang menurut angan angan dengan cerah menurut hati
adalah sebagai pegawai kantoran yang dibilang orang
wanita karier. Namun kenyataan kini aku adalah seorang
guru desa yang sangat kusyukuri. Semua itu adalah berkat
nasehat ibu, “Nanti kamu untuk mencari kerja bagusnya
seorang guru, karena dengan guru, kamu tidak akan sibuk
seperti orang kerja kantor pergi pagi pulang sore dan kamu
seorang wanita, yang kerja di rumah tidak bisa ditinggalkan
mengurus anak-anak. Ada waktu kamu mengurus anak,
anak sekolah libur kamu juga libur. Pergi kerja tidak harus
selalu berangkat pagi”. Itulah petuah ibu sewaktu masih
hidup dikala aku hendak memilih jurusan untuk kuliah di
perguruan tinggi. Nasehat ibu kulanjutkan kepada
keturunannya, anakku cucunya.

Aku banyak mendengar pembicaraan orang


sewaktu aku masih sekolah, gaji guru itu kecil tidak
menjamin hidup, susah juga. Hidup sangat sederhana.
Apalagi diiringi dengan lagu yang sangat viral zaman itu
yang berjudul Oemar Bakri seorang guru pegawai negeri ,
berangkat hanya dengan sepeda tua, meskipun dia selalu
rajin berangkat mengajar hidupnya pas-pasan. Walau
demikian, aku yakin pekerjaan guru adalah pekerjaan yang
mulia dan sangat bermamfaat untuk orang banyak, serta
menjadi amal jariah untuk akhirat nantinya.

313
Dengan sedikit berat hati kuturuti juga nasehat ibu
dengan memilih kuliah bagian keguruan. Meski hatiku ingin
menjadi seorang sekretaris di kantor atau seorang manager
di perusahaan nantinya jika tamat kuliah, dikarenakan aku
sekolah tingkat atas bagian kejuruan ( SMK ) jurusan
perdagangan ( managemen) disebabkan nilai rapor selama
sekolah SMK, Alhamdullah sangat bagus, mendapat
peringkat terus. Namun, dengan melihat ekonomi keluarga
yang pas-pasan aku yang ingin menjadi guru bahasa inggris
dengan nilai yang tinggi kuurungkan juga. Karena untuk
mendapat nilai kuliah yang tinggi jurusan bahasa inggris
harus ditunjang dengan fasilitas dan belajar tambahan ( les).
Akhirnya aku memutuskan menggambil jurusan bahasa
Indonesia.

Tidak lulus diperguruan tinggi negeri aku masuk


perguruan tinggi swasta karena tekad untuk melanjutkan
pendidikan sangat kuat, setidaknya mencoba bagaimana
duduk di bangku kuliah meskipun nanti tak selesai kuliah.
Aku memasuki perguruan swasta yang favorit tergolong
mahal di ibukota propinsi, karena ajakan teman satu
sekolah. Dengan pilihan yang sama dengan dia pendidikan
bahasa dan seni program studi bahasa Indonesia.

Di kampus termahal waktu itu, jurusan Bahasa


Indonesia dipandang sebelah mata, dianggap jurusan paling
mudah. Namun ketua prodi selalu memberi support, tidak
usah malu kalian kuliah bagian guru jurusan bahasa
Indonesia, kalian bisa mengajar bahasa indonesia di luar
negeri jika nilai kalian tinggi. Dengan motivasi seperti itu aku
semakin bersemangat belajar hingga memperoleh
penghargaan cumlaude.

314
Selesai sudah aku menuntut ilmu di perguruan tinggi
selama 4 th dengan gelar sarjana pendidikan. Dengan
sedikit keraguan memilki ijazah sarjana guru bahasa
indonesia, dimana para sarjana bahasa Indonesia berjubel
untuk mendaftar tes pegawai negeri, aku tetap berusaha
mencari kerja menjadi guru, meski tetap meminta uang untuk
biaya ujian dan transport kepada ibu. Untuk mendapatkan
pekerjaan walau sudah sarjana tak semudah mulut berbicara
jika kalau kuliah itu mudah mencari kerja. Setahun dua tahun
aku hanya menjadi guru honor dan kerja di percetakan buku
dengan uang yang tidak mencukupi untuk transport apalagi
membeli bedak.

Tahun ketiga tes pegawai negeri, alhamdulillah aku


lulus menjadi guru PNS sesuai dengan niat yang ku ikrarkan
dulu, bahwa jika tidak lulus aku mau menikah, entah dengan
siapa aku tidak tau karena waktu itu belum punya pasangan,
mengingat aku seorang perempuan yang usia telah lanjut,
jika belum menikah. Dan jika aku lulus pegawai negeri tidak
dapat aku menjadi dosen lebih baik aku menjadi guru di
desa. Aku berpikiran begitu karena waktu itu dari akademi
dijanjikan, siapa yang mendapat nilai tertinggi akan
dikuliahkan untuk strata dua ( S2 ), aku berharap. Rupanya
tuhan tidak berhendak aku ke jenjang yang lebih tinggi,
dengan alasan sudah banyak mahasiswa S1 untuk bidang
bahasa Indonesia untuk di kuliah S2 kan. Waktu itu aku
kecewa juga tapi tetap kuterima ketentuan yang berlaku itu.
Akhirnya aku pulang kampung jugalah selesai kuliah
dengan rasa sedih. Aku berprinsip waktu itu tidak tercapai
sesuatu yang tinggi untuk menjadi dosen biarlah jadi guru di
desa yang lebih tenang daripada aku menjadi guru di kota,
entah mengapa?. Niat yang terbersit dihati di dengar tuhan,
jadilah aku guru PNS di desa.

315
Menjadi guru di desa yang belum pernah kualami
tentu menjadi pemikiran juga. Bagaimana suasana desa dan
orang-orangnya saat aku mengajar di sana. Aku mendapat
SK mengajar di daerah Kubu, mendengar kata Kubu, aku
teringat pelajaran IPS di SMP, bahwa suku-suku
terbelakang, termasuk Kubu. Dengan sedikit takut, aku jalani
juga penempatan itu. Aku diantar oleh keluarga dengan suka
cita karena aku sudah dapat kerja yang jelas masa
depannya. Sesampai di tempat penempatan kerja, aku
merasa takjub, masyarakatnya ramah sekali dan
lingkungannya bersih, aku sangat senang sampai di sana.
Guru dihargai, mereka segan kepada guru yang menurut
pandangan mereka guru adalah priyayi. Guru mendapat
tempat yang baik di masyarakat, bukan secara materi namun
secara sosial. Aku ditempatkan di daerah transmigarasi di
Propinsi Riau.Akhirnya aku menjalani juga profesi guru di
desa. Walau penempatan mengajar sudah ditakdirkan tuhan
di desa sesuai kehendak hatiku, mulailah aku bertugas
menjadi guru.

Alhamdullah mengajar di desa walau dengan jurusan


yang dikatakan orang mudah, aku menggeluti profesi ku
sebagai guru dengan serius dan aktif. Dengan sedikit
kepandaian perkantoran aku langsung dipilih dan selalu
menjadi panitia pelaksanaan ujian, baik semester, kenaikan
kelas atau pun ujian kelulusan. Beruntung dengan jurusan
yang dulu aku merasa malu dengan jurusan bahasa
indonesia, di sekolah tempat aku mengajar aku dipilih
sebagai pengelola perpustakaan dan sering diikutsertakan
sebagai kepanitian lomba bidang seni. Sering mendapat
pengalaman mengikuti pendididkan pelatihan (diklat) tingkat
kabupaten, propinsi, dan nasional.

316
Alhamdulillah, Allah memberi nikmat kepadaku
dengan profesi guru dengan jurusan bahasa indonesia, yang
dibutuhkan pengimplementasiannya di saat itu,dimana aku
ditempatkan bertugas sebagai guru PNS dengan berbagai
aktifitas yang bisa kujalani dengan senang hati.

Sumber : dokumen pribadi

Tahun berganti tahun kujalani sebagai guru yang


aktif di sekolah, dan tingkat kecamatan.Sehingga tidak ada
hambatan yang berarti pada saat kenaikan pangkat dari
golongan 3 A sampai saat ini 4 B, Alhamdulillah berjalan
lancar.

Selama aku mengabdi sebagai guru, aku mempunyai


prinsip yaitu disiplin, rajin, jujur, serta semangat. Aku
menyenangi profesi sebagai guru, walau sebenarnya aku
suka pada tantangan. Selama mengajar Alhamdulillah tidak
ada hambatan yang berarti semua bisa kulewati. Bagiku
semua karena ikut campur kuasa Allah dan doa dari
orangtua, betapa besar rahmat yang kurasakan dan nasehat
ibu waktu itu bagiku, aamiin. Dan menjalani profesi guru
membuatku tidak stress, meski persoalan di rumah banyak

317
kuhadapi. Sesampai di sekolah aku bisa ceria kembali,
bersemangat mengajar dengan melihat tingkah-tingkah
siswa yang bermacam type kurenahnya, yang terkadang
membuatku senyum sendiri, kesal dan marah. Aku merasa
awet muda berhadapan dengan siswa-siswa yang
kusayangi. Berbagai pengalaman kuhadapi selama
mengajar, ada yang lucu, ada rasa bangga. Dan juga kesal
dalam mendidik siswa yang sulit untuk merubah tingkah laku
ke arah yang lebih berbudi.

Sumber : dokumen pribadi

Selama menjadi guru yang telah kujalani aku selalu


bersemangat karena mencintai profesiku, sehingga untuk
menjalaninya terasa ringan hingga pada masa pandemi
covid-19 ini. Pada masa pandemi covid-19 ini, guru yang
bertugas mendidik dan mengajar siswa menjadi berkurang.
Pergi ke sekolah tetap dilakukan sesuai dengan kewajiban,
namun sasaran guru adalah anak yang untuk dididik tidak
ada. Rasa sedih dan kuatir selalu bergayut dipikiranku,

318
sebagai global selalu membias dipikiran ini bagaimana
kondisi bangsaku ini nanti, jika peserta didik tidak bisa
menuntut ilmu di sekolah. Sementara karena beberapa
faktor, di daerah domisiliku kemauan untuk menuntut ilmu
masih kurang, pendidikan bisa dikatakan bukan prioritas
yang harus sangat untuk dipenuhi, cukup sekedar sesuai
alurnya.

Sehubungan dengan hal tersebut, tak ayal bagi


seorang guru, ilmu itu tidak mungkin pasif atau tidak
berkembang atau tidak dikembangkan. Seperti pendapat
seorang narasumber dalam sebuah webinar yang pernah
kusimak. Untuk seorang guru harus tetap belajar jika tidak
mau belajar tidak usaha jadi guru, karena ilmu itu
berkembang tidak mungkin ilmu yang lama juga yang
diajarkan.

Maka dengan kondisi saat ini sekolah yang


diterapkan sistem Daring, Aku disamping mengajar daring,
kupergunakanlah untuk belajar daring dengan mengikuti
beberapa aktivitas Daring dengan mengikuti webinar-
webinar di grup-grup, pelatihan atau workshop serta menulis
buku sesuai bidangku. Itu aktivitas yang kulakukan selama
daring, tidak ada hari yang terbuang meski PTM dengan
siswa tidak dapat dilaksanakan. Pembelajaran Jarak Jauh (
PJJ ) Daring yang dilakukan sebelumnya, kini berganti
dengan Diluar Jaringan ( Luring ) meski tetap Belajar Di
Rumah sejak diberlakukannya new normal, tidak
mendatangkan masalah bagiku. Semoga saja pandemi
covid-19 ini cepat berlalu, segala aspek lumpuh karena
musibah ini.

319
Sumber : dokumen pribadi

Pembelajaran yang dilakukan secara daring di mana


siswa belajar di rumah dalam asuhan orangtua untuk
dibimbing belajar, bukanlah hal yang mudah. Guru dengan
segala rutinitasnya membuat seseorang kadang berpikir
bahwa profesi ini kini bisa digantikan oleh perkembangan
zaman. Siswa atau peserta didik kini mampu mendapatkan
banyak pengetahuan dari media pencarian elektronik.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa hal itu tidaklah


mudah. Beberapa sumber menyebutkan bahwa banyak
orangtua yang kewalahan mengajarkan anaknya belajar di
rumah sejak diberlakukanya blanded learning ini. Bahkan
menimbulkan kekerasan, efek dari orangtua sulit dalam
mengarahkan anak belajar. Tanpa kita sadari guru
mempunyai andil lebih dari seledar tranfer pengetahuan
semata. Guru merupakan pembimbing dan pendidk serta
menjadi panutan dan pedoman untuk merentas masa depan.
Pada modernisasi yang kian melesat dengan perkembangan

320
teknologi yang tak kalah hebat, guru tetap memillki ruang
tersendiri.

Ilmu yang disampaikan bukan hanya sekedar


transfer pengetahuan semata, namun jutaan tuntunan dan
arah di mana siswa mampu mendapatkan pengertian dan
berkembang sesuai dengan kebutuhan yang di inginkan oleh
masyarakat. Siswa bukan hanya masuk kelas untuk
mendapatkan satu tambah satu sama dengan dua, namun
bagaimana siswa mampu mengelaborasi perkembangan di
masyarakat. Guru sebagai pengayom siswa diharapkan
mampu menjadi solusi di era jaman yang semakin canggih.

Manjadi guru adalah profesi yang sangat mulia, di


masa sulit masa pandemi covid-19 sekalipun guru tetap
dibutuhkan dan tak tergantikan. Meskipun sekolah ditutup
guru sebagai motor penggerak tetaplah hidup sepanjang
masa, takan pernah mati meski usia gurunya telah tiada.
Takan tercipta profesi yang lain jika profesi guru tidak ada
yang mengeluti, karena selamanya guru adalah pendamping
belajar yang dibutuhkan setelah orangtua.

Terimakasih amak, menjadi guru bagiku dan aku


guru bagi anak-anakku. Juga untuk adik-adikku yang
seprofesi denganku , tetap kembangkanlah sayapmu untuk
selalu menjadi guru. Bagiku guru adalah kebanggan yang
tak dapat dinilai dengan materi.Profesi yang mulia, semulia
orangtua untuk anaknya. Dirimu kan selalu dikenang selagi
ilmu selalu kau tuangkan kepada generasi bangsa ini.

321
BIOGRAFI PENULIS

Soni Yarsi adalah alumnus cumlaude S1


tahun 1995 dari FKIP Jurusan Bahasa
Indonesia Universitas Bung Hatta Padang,
Sumatera Barat. Wanita Ranah Minang
ini kelahiran Bukittinggi, 26 Februari 1970,
telah mengabdi selama 22 tahun di SMP
Negeri 2 Bagan Sinembah, Kecamatan
Bagan Sinembah, Kabupaten Rokan HIlir, Riau sebagai guru
Pegawai Negeri Sipil.

Sebagai guru yang bergerak dibidang seni, dia


memiliki berbagai kegiatan yang berhubungan dengan
jabatannya sebagai guru bahasa dalam berbagai ajang
seperti, kegiatan MGMP Bidang bahasa Kec. Bagan
Sinembah sebagai ketua, Guru Inti, dan sering mengikuti
berbagai pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang
yang digelutinya tingkat kecamatan, kabupaten dan propinsi,
dan sering menjadi juri pada ajang lomba seni bidang
kebahasaan.

Selain mengeluti profesi sebagai guru, dia memiliki


hobby menulis yang tidak tersalurkan, berhubung kegiatan
rutin mengajar dan tugas tambahan di sekolah sebagai wakil
kurikulum selama 10 tahun. Bakat menulis yang terpendam
baru tertuang dengan tulisan pertamanya dalam Antologi
Non Fiksi berupa artikel “ Pembelajaran Daring, Luring dan
BDR Apakah Sollusi? ( Tinjauan Guru dalam Pembelajaran
Pada Masa Pandemi Covid-19), dan dilanjutkan dengan
Antologi Fiksi 2 berupa puisi dengan judul Covid-19 dan
Kenangan dengan Pak Z. Buku Antologi keduanya yang

322
bertema Aku Bangga Menjadi Guru dengan judul
Terimakasih Amak, Aku Bangga Jadi Guru, dan beberapa
tulisan lainnya.

Dia berharap coretan kecilnya ini dapat menambah


wawasan bagi pembaca dan bermamfaat bagi banyak orang
seperti motto yang selalu dipegangnya “ Terangnya Ilmu
Karena Ajar, Bersihnya Hati Berkalam Ilahi,” Salam Literasi

Wassalam,

Penulis

323
BERSYUKUR MENJADI GURU DAN DOSEN

Zaedun Na’im, M.Pd.I.

Judul diatas bukan bermaksud takabbur atau


menyombongkan diri karena berstatus sebagai guru atau
dosen, namun lebih ke arah tahadduts bin nikmah
(menceritakan atas kenikmatan yang diraih sebagai rasa
syukur yang mendalam). Hal ini karena profesi sebagai
seorang guru atau dosen adalah sebuah profesi yang mulia
sebab bisa mengamalkan ilmu yang diperoleh semasa di
bangku perkuliahan dengan bentuk memberikan pendidikan
dan pengajaran kepada peserta didik. Dengan
melaksanakan pengajaran kepada peserta didik secara tidak
langsung, seorang guru atau dosen akan bertambah
ilmunya, karena sebelum melaksanakan pembelajaran dia
akan mempersiapkan materi terlebih dahulu sehingga
menjadi lebih paham materi pelajaran dan ketika
pelaksanaan pembelajaran akan mendapat banyak hal yang
diperoleh, misal seperti bagaimana cara mengajar yang baik,
cara interaksi dengan peserta didik, cara mengkondisikan
kelas, dan sebagainya

Dan menjadi seorang guru atau dosen jika tidak


dilandasi niat yang kuat dan tepat maka akan mudah
menyerah, sehingga pondasi awal yang perlu ditanamkan
pada diri seseorang jika ingin menjadi seorang guru atau
dosen adalah niat yang tulus dan ikhlas untuk mengamalkan
ilmu dan berjuang untuk mencerdaskan generasi penerus
bangsa agar menjadi berkah dan manfaat bagi dirinya dan
orang lain

Alhamdulillah penulis bisa berkecimpung terlibat di


dunia pendidikan sebagai tenaga pendidik, baik menjadi

324
seorang guru maupun menjadi seorang dosen dan berikut ini
sedikit penulis bertukar pengalaman ketika menjadi seorang
guru maupun dosen dan bukan bermaksud
menyombongkan diri namun untuk memotivasi kita
semuanya agar menjadi tenaga pendidik yang lebih baik lagi.

Awal karir sebagai guru, penulis rasakan setelah


lulus dari bangku perkuliahan tahun 2019 di STAI Ma’had Aly
Al-Hikam Malang. Dan ini merupakan pengalaman saya
perdana mengajar di sekolah rintisan, karena sekolah ini
berdiri pada tahun 2018 yang bernama SD Islam Baitul
Makmur Malang. Sebagaimana prolog di atas memang
sangat dibutuhkan niat yang kuat dan tulus ketika
mengabdikan diri sebagai seorang guru di sekolah, lebih
lebih di sekolah rintisan yang baru berdiri, sehingga butuh
perjuangan kerja keras dan istiqomah. Karena sekolah
rintisan guru dituntut tidak hanya sekedar mengajar namun
juga berperan sebagai humas sekolah, itu karena guru juga
dilibatkan pada bagian publikasi sekolah yang
mempromosikan sekolahnya ke TK/RA sekitar atau bentuk
promosi lain ketika penerimaan pesera didik baru

Sebagai pendidik, penulis mendapat banyak ilmu


yang bisa diperoleh yang secara garis besar sebagaimana
kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh seorang pendidik,
yakni pertama, kompetensi profesional, seperti bidang
administrasi pendidikan, maksudnya penulis mendapat
pengetahuan dan pengalaman pembuatan perangkat
pembelajaran. Karena di setiap akan memasuki tahun ajaran
baru semua guru diminta untuk membuat perangkat
pembelajaran sehingga kita dituntut untuk professional
dalam hal administrasi pendidikan disamping pula
profesional dalam menguasai materi pelajaran, kedua,

325
kompetensi pedagogik atau ilmu mengajar. Dalam
pembelajaran penulis merasakan perlunya menguasai ilmu
mengajar yang didalamnya berisi berbagai metode
pembelajaran. Itu dikarenakan untuk memberikan nuansa
kelas yang berbeda dan agar siswa tidak merasa bosan,
sehingga dibutuhkan skill mengajar seperti tidak hanya
ceramah saja ketika mengajar namun juga metode lain,
seperti tanya jawab, demontrasi, quiz, cerdas cermat dan
sebagainya, sehingga dalam hal ini kita dituntut bisa
menguasai ilmu pedagogik atau ilmu yang berkenaan
dengan penguasaan kegiatan pembelajaran. ketiga
kompetensi kepribadian. Dalam berkecimpung di dunia
pendidikan aspek kepribadian juga tidak kalah pentingnya,
karena guru menjadi suri tauldan bagi peserta didik dan juga
sesama tenaga pendidik. Ini juga membantu terciptanya
suasana atmoster akademik yang bagus. Selain itu kita
dalam menghadapi anak usia sekolah dasar memang butuh
ekstra sabar menghadapi tingkah laku anak-anak sehingga
harus bisa mengendalikan diri. penulis sendiri masih perlu
banyak belajar dalam pengendalian emosi diri, karena
kadangkala penulis masih belum bisa mengendalikan emosi
ketika menghadapi anak-anak yang berulah, seperti ketika
siswa di nasehati namun tidak memperhatikan dan
membandel, sehingga akhirnya penulis marahi. Setelah itu
ada rasa penyesalan dari diri penulis kenapa sampai
memarahi dan disitu banyak yang penulis peroleh
pengalaman betapa pentingnya mendidik anak dengan niat
tulus dan bisa memberikan rasa kenyamanan kepada anak
serta menjadi pribadi guru yang baik, hal ini karena bisa jadi
setelah anak dimarahi muncul sikap tidak suka sehingga dia
kurang antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Keempat kompetensi sosial. Menjadi guru tidak hanya
urusan memberikan pembelajaran di kelas namun juga

326
diharapkan memiliki rasa sosial di tempat lingkungan dia
bekerja, baik kepada siswa, sesama guru, juga kepada
masyarakat sekitar. Ini bagus dalam menciptakan
keharmonisan di lingkungan pendidikan tempat kita
mengajar.

Selain sempat menjadi guru, penulis kemudian


memutuskan untuk pindah home base ke perguruan tinggi
Islam swasta sebagi dosen pada tahun 2014 di STAI Ma’had
Aly Al-Hikam Malang. Sebagai seorang dosen tentunya
berbeda ketika menjadi guru seperti salah satunya perihal
pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Penulis merasakan
menjadi seorang dosen dituntut lebih profesional terutama
dalam hal kedalaman pola pikir ketika pelaksanaan
pembelajaran yang mana lebih dituntut untuk berpikir yang
logis dan sistematis dihadapan mahasiswa

Selain tuntutan profesional dalam hal pelaksanaan


pembelajaran, dosen juga dituntut berkarya terutama karya
tulis ilmiah. Dan ketika kita publish karya ilmiah dituntut di
jurnal yang menggunakan OJS atau open journal system,
dan karya ilmiah jurnal ini syarat wajib bagi dosen yang akan
mengurus ke jenjang profesional atau sertifikasi dosen
(serdos). Sehingga pada masa sekarang sulit bagi dosen
berkilah atau mengelak jika karya ilmiahnya tidak di publish
secara online (OJS)

Artinya tantangan menjadi dosen tidak kalah berat


dibanding sebagai seorang guru karena di tuntut benar
benar bisa menguasai 4 kompetensi pendidik secara
komprehensif, yakni kompetensi profesional, pedagogik,
kepribadian, dan sosial.

327
Sebagai penutup, penulis sampaikan bahwa profesi
sebagai guru maupun dosen sama-sama memiliki tuntutan
kompetensi yang harus dipenuhi dan tidak bisa asal-asalan
sehingga menjadikan mutu sebagai tenaga pendidik tetap
terjaga dan menjadi lebih baik lagi.

Itulah sedikit bertukar pengalaman pribadi penulis


ketika menjadi guru maupun dosen dan penulis patut
bersyukur atas segala nikmat Allah yang diberikan sehingga
bisa mengamalkan ilmu melalui pendidikan dan pengajaran
di lembaga pendidikan. Jika ada salah kata mohon
dimaafkan. sekian

CURICULUM VITAE

Nama saya, Zaedun Na’im, M.Pd.I. Saya sebagai


dosen di STAI Ma’had Aly Al-Hikam Malang. Selain sebagai
dosen tetap saya juga diamanahi menjabat sebagai Kepala
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam. Selain itu saya
juga menjabat sebagai editor in chief Jurnal EVALUASI
(Sinta3) dan LEADERSHIP program studi manajemen
pendidikan Islam. Selain aktif menggajar di STAI Ma’had Aly
Al-Hikam, saya juga sebagai pendidik di pesantren
mahasiswa Al-Hikam Malang.

328
Aku Bangga Jadi Guru

Oleh : Drs. Nelson Sitinjak, M.Pd

1. Masa sekolah SD, SMP akrab dengan guru


Masa sekolah di SD Negeri Parsingguran dan SMP
Negeri Pollung, di kabupaten Humbang Hasundutan,
provinsi Sumatera Utara, akrab dengan beberapa orang
guru. Sering bermain sepakbola, main bola voli
bersama. Bersama-sama membentuk tim sepakbola
dan tim bola voli SMP. Satu tim didampingi satu orang
guru. Guru pendamping ikut menjadi anggota sekaligus
pemain. Jika tim bertanding dengan tim lain, guru
pendamping ikut menjadi pemain bergabung dengan
siswanya. Demikian juga di tim latih tanding didampingi
satu orang guru. Guru selalu memberi motivasi,
semangat supaya kami berlatih dengan sungguh-
sungguh.

Dengan sering bermain bersama-sama, makin


akrab dengan guru. Keakraban guru dengan murid
seperti keakraban ayah dengan anak. Tidak ada
perasaan sungkan bertanya. Jarak antara guru dengan
murid begitu dekat. Untuk menghormati guru, kami
memanggil guru-guru dengan nama singkatan seperti
pak js, mlg, rp, bs, ths, pak kbn, dan lain-lain. Selain
bermain olahraga bersama, kami diajak mengunjungi
tempat-tempat wisata dan taman pahlawan nasional si
Singamangaraja XII di Bakkara dan Balige.

Berkat bimbingan, latihan rutin dan displin yang


diterapkan guru, tim kami menjuarai sepakbola dan bola

329
voli antar SMP sekecamatan Doloksanggul. Juara di
kecamatan, berlanjut mewakili kecamatan Doloksanggul
ke tingkat kabupaten Tapanuli Utara di Tarutung pada
pekan olahraga antar pelajar sekabupaten Tapanuli
Utara.

Selepas lulus SMP, melajutkan sekolah ke STM


Neger Balige. Banyak orang mengatakan masa
STM/SMA adalah masa paling indah. Memang betul
masa STM/SMA menjadi kesan yang tidak terlupakan.
Penuh dengan kenangan, walaupun ada kesan ketika
SD dan SMP, kenangan pada saat SMA itu menjadi
sangat berkesan.

2. Sekolah di STM (SMK) sambil bekerja


Salah satu kesan indah yang tidak terlupakan
adalah ketika mencari pekerjaan untuk mencukupi biaya
sekolah. Beberapa bengkel saya datangi melamar
pekerjaan, tanpa membawa surat lamaran. Hanya
bermodalkan bicara. Iya modal bicara, konyol memang,
tidak mengerti cara melamar pekerjaan, modal nekad,
ingin ada tambahan uang untuk menyambung sekolah.
Dari beberapa bengkel yang saya temui, satu pun tidak
ada yang mau menerima saya bekerja.

Keuangan orang tua sebagai petani sangat


memprihatinkan. Kami sembilan bersudara, empat
sedang sekolah, tentu perjuangan berat bagi orang tua
petani. Sangat sulit bagi orang tua hanya mengandalkan
hasil kopi dan sayur-sayuran sebagai sumber mata
pencaharian. Harga sayurpun murah, kopi musiman,
belum lagi biaya makan satu keluarga setiap harinya.
Saya berpikir, bagaimana cara membantu orang tua,

330
paling tidak mengurangi beban biaya sekolah. Gagal
diterima bekerja di bengkel.

Pada malam hari selesai mengerjakan tugas


sekolah, menjelang idur, bos indekost memanggil saya.
Beliau adalah kepala kantor di radio Pemda Tapanuli
Utara. Provinsi Sumatera Utara, “besok sore pulang
sekolah, kamu datang ke kantor radio, kamu belajar jadi
operator di studio radio bagaimana proses siaran
berlangsung, kalau kamu bisa, dan mau, kamu kerja di
kantor radio pemda”.

Tanpa berpikir panjang, saya langsung menjawab,


siap. Saya sangat bersyukur, terima kasih Tuhan,
Tuhan, Engkau sangat baik, menunjukkan jalan bagiku,
memperhatikan yang sedang susah. Mulai masuk kerja,
hari pertama, bos sendiri mengajari saya, menunjukkan
beberapa ruangan kerja, mesin pemancar, antena, cara
menghidupkan mesin, cara setting volume radio
pemancar, memeriksa frekuensi, setting amplifier dan
lain-lain. Kemudian diperkenalkan kepada karyawan,
diserahkan kepada operator supaya dilatih. Dua bulan
kemudian, saya diangkat menjadi calon karyawan
operator radio dengan jadwal kerja pukul 17.00 sd 23
WIB bekerja setiap dua hari.

Pendapatan perbulannya cukup membayar SPP,


beli alat tulis sekolah, ongkos angkot ke sekolah.
Lumayan mengurangi beban orang tua. Ketika sibuk
mengerjakan tugas sekolah, teman-teman kerja sangat
membantu meringankan pekerjaan, jasa mereka tidak
bisa saya lupakan. Diantaranya adalah bos kantor Elon
P. Pakpakahan, Lisbet br. Nainggolan, Rafika Hanum

331
br. Purba, rekan kerja yang sering menjadi pasangan
kerja Timbul Pakpakan dan Redina br. Sianturi.

Bekerja di radio ini melatih saya menjadi displin


waktu, mengatur waktu, menghargai waktu. Setiap
acara siaran radio sudah terjadwal sedemikian rupa
lengkap dengan jam dan menit. Sisa dua hari kosong
tidak kerja, saya
manfaatkan berlatih
beladiri di perguruan
Kisindo Kungfu. Selama
satu setengah tahun
mengikuti latihan. Latih
tanding dengan
beberapa teman
Foto dokumen pribadi: Karyawan seangkatan, kemudian
radio pemda Tapanuli Utara tahun diangkat menjadi
1981.
asisten pelatih
merangkap bendahara. Saya menikmati menjadi asisten
pelatih. Dari perguruan beladiri ini memperoleh honor
dan bebas biaya latihan, lumayan dapat membayar SPP
sekolah. Mungkin disinilah awalnya saya menjadi guru,
bangga ketika tampil menjadi guru beladiri walaupun
masih asisten pelatih.

3. Seleksi secaba polri dan mahasiswa jalur PMDK


Empat bulan menjelang tamat STM (SMK),
melamar secaba polri di kota Medan. Bolak-balik Balige-
Medan mengikuti seleksi. Dicelah-celah mengikuti
seleksi polri berlangsung, teman satu kelas Kristian
Manurung menyarankan supaya saya melengkapi
syarat menjadi calon mahasiswa jalur penyelusuran
minat dan kemampuan (PMDK), “siapa tahu kamu tidak

332
berhasil diterima menjadi secaba polri, ada alternatif
kuliah jalur PMDK,” katanya. Saya pun mengikuti
sarannya. Tahap seleksi secaba polri berikutnya
merupakan tahapan terakhir penentuan diterima atau
tidak menjadi secaba polri. Nama saya tidak tercantum
di papan pengumuman. Benar saran temanku,
mengikuti seleksi mahasiswa baru jalur PMDK.
Beberapa hari kemudian, terbit pengumuman
diberbagai media cetak diterima menjadi mahasiswa
jalur PMDK. Nama saya tercantum diterima di FPTK
IKIP Padang. Ketika pulang ke kampung di Pollung, guru
dan kepala sekolah SD saya memberi selamat sambil
merangkul memeluk bahagia. Saya terkejut dengan
ucapan dan rangkulannya. Tidak mengerti arti ucapan
dan rangkulannya. Setelah diajak duduk sambil minum
teh di kedai, beliau menunjukkan koran SIB daftar nama-
nama calon mahasiswa yang diterima melalui jalur
PMDK. Barulah saya mengerti arti ucapan selamat dan
rangkulan bapak guru sekaligus kepala SD saya dulu
bapak Jese Mulia Banjarnahor. Sering kami panggil
bapak JM. “Bahagianya seorang guru ketika
muridnya berhasil masuk perguruan tinggi tanpa
melalui ujian seleksi akademik.”

Setelah melalui serangkaian proses penerimaan


mahasiswa baru, dilanjutkan dengan penataran P4 pola
100 jam bagi mahasiswa baru. Saya terpilih mewakili
jurusan pada acara kuliah umum dan sidang terbuka
sekaligus wisuda, pelantikan mahasiswa/i baru oleh
meteri pendidikan Prof. Dr. Nungroho Notosusanto
didampingi menteri Teknologi dan Riset Prof. Dr. Eng.
B.J. Habibie, dan rektor Prof. Dr. Zamil Bakar. Tahun
1984 penataran P4 pola 100 jam pertama sekali

333
diterapkan wajib bagi setiap mahasiswa baru. Prof. Dr.
Eng. B.J. Habibie, memberikan kuliah umum bagi
mahasiswa baru dan wisudawan/i. Dalam kuliah
umumnya menyampaikan tentang perkembangan
teknologi pesawat terbang yang sedang dikembangkan
di PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN)
Bandung.

Dalam kuliah umum tersebut ada kalimat sampai


saat ini tidak bisa lupa dikatakannya bahwa,
“membangun industri pesawat terbang, ibarat kita
melakukan lompatan anak tangga. Kita melompat ke
anak tangga ke tiga tanpa melewati anak tangga
pertama dan kedua”. Saya bertanya dalam hati, apa
maksudnya melompat ke anak tangga ke tiga tanpa
melewati anak tangga pertama dan kedua. Pernyataan
ini selalu terngiang di pikiran saya. Sambil duduk di
warung sebelah kost, saya membaca media cetak koran
Haluan, terbitan Padang. Ada artikel mengutip kuliah
umum Habibie beberapa hari yang lalu. Tertulis maksud
kalimat tentang melompat anak tangga langsung ke
anak tangga ke tiga, anak tangga pertama maksudnya
adalah “tidak terlebih dahulu membangun pabrik sepeda
motor, anak tangga ke dua, tidak terlebih dahulu
membangun pabrik mobil. Mahasiswa banyak
mengkritik kebijakan Habibie membangun pabrik
pesawat sementara pabrik sepeda motor dan mobil
diperlukan pada saat itu tahun 1984 tidak dibangun.
Padahal secara ekonomi pasar sepeda motor dan mobil
sangat besar. Habibie beralasan bahwa “apabila kita
menguasai teknologi pesawat terbang, kita tidak
kesulitan lagi membangun teknologi sepeda motor
maupun teknologi mobil”.

334
4. Praktik mengajar merasa menjadi guru
Disamping menerima tunjangan ikatan dinas dari
pemerintah, dan sokongan bantuan penuh dalam
pembiayaan kuliah oleh abang M. Aluman Sitinjak
(Palembang, sekarang di Bengkulu) dan motivasi
abang alm Drs. Berlin Sitinjak (Rantau Panjang Jambi),
semester demi semester saya lalui dengan kesibukan
mengerjakan tugas-tugas kuliah. Pada mata kuliah
metodologi pendidikan dan media pendidikan, setiap
mahasiswa wajib tampil praktik mengajar direkam
dengan kamera video. Pada masing-masing mata kuliah
ini seorang mahasiswa minimal dua kali tampil di depan
kelas melaksanakan praktik mengajar dengan topik
yang telah ditentukan oleh dosen. Audien adalah teman-
teman kuliah satu kelas.

Tahun 1984-1987, media pendidikan untuk


presentasi mahasiswa dengan word chart, dan
transparansi. OHP/OHT adalah media pembelajaran
paling baik pada zamannya. Perkembangan teknologi
begitu cepat, sehingga OHP saat ini tidak dipergunakan
lagi telah berganti dengan media LCD (liquid crystal
display) atau infocus projector. Belum ada laptop seperti
sekarang, kalaupun ada
komputer hanya terbatas,
belum semua dosen dan
mahasiswa bisa menggunakan
komputer. Karena jumlahnya
sangat terbatas. Namun
demikian, semangat
menyelesaikan tugas,
mempersiapkan bahan praktik
mengajar tetap tinggi. Membuat

335
gambar dan tulisan di kertas atau karton manila
menggunakan spidol berbagai warna supaya gambar
dan tulisan menarik. Membuat transparansi M3
menggunakan boardmaker snowman. Menulis dan
menggambar di plastik transparansi (wite on film) yaitu
jenis transparansi yang dapat ditulis dan digambar
secara langsung menggunakan spidol.

Yang perlu dipersiapkan pada praktik mengajar


diantaranya adalah OHP atau OHT, plastik transparansi
atau film transparansi yang telah ditulis materi, digambar
jika perlu ada gambar, spidol parmanen ukuran 0,2; 0,5;
0,8, dan 1 mm berbagai warna untuk menulis dan
menggambar. Hand out untuk materi yang diajarkan, job
sheet lembar kerja apabila ada yang dikerjakan. OHP
(over head proyektor) atau OHT (over head
transparanci) seperti gambar di samping sebagai media
presentasi.

Video rekaman hasil praktik ketika praktik mengajar


diputar kembali pada saat mata kuliah media
pendidikan. Dosen memberi peluang berdiskusi. Ada
banyak koreksi dari teman-teman mahasiswa dan
dosen. Saran-saran teman mahasiswa dan dosen itu
/OHT
dicatat, kemudian diperbaiki pada penampilan
: berikutnya.
ndidikanindon Namun walaupun masih banyak kekurangan pada
7/media- penampilan praktik mengajar, perasaan bangga
ver-head- menjadi guru, merasa sukses mengajar adalah
html perasaan yang timbul setelah selesai praktik mengajar.
Ada kepuasan tersendiri ketika sukses menjawab
pertanyaan-pertanyaan. Apalagi dosen mengajak

336
mahasiswa memberikan aplaus, dosen mengatakan
penampilan memuaskan, kita pun bangga menjadi guru.

Di Universitas Negeri Padang tempat saya


menyelesaikan kuliah S1 di Fakultas Pendidikan
Teknologi Kejuruan (FPTK) pada jurusan Teknik Mesin,
ada mata kuliah khusus PPL1 praktik industri dan PPL2
yaitu program pengalaman lapangan mengajar

5. Pelajaran menjadi guru


Praktik
mengajar di
STM (SMK)
Negeri 1
Bukittinggi
tahun 1988
bersama
delapan orang
teman. Selama
Foto dokumen pribadi: Praktik melaksanakan
mengajar di STM Negeri Bukittinggi praktik
mengajar di
STM Negeri 1
Bukittinggi dengan bimbingan dosen dan guru
pembimbing, barulah terasa bagaimana seorang
enaknya seorang guru.

Mulai dari persiapan bahan pelajaran, program


semester, program tahunan, menganalisis silabus,
menyusun rencana program pembelajaran (RPP) dulu
KBM dan lain-lain sampai ke penilaian dan pelaporan.
Pernyataan bahwa guru adalah cermin teladan bagi
anak didiknya, pantulan segala bentuk prestasi,
kelebihan, kemampuan, kecerdasan, kebijaksanaan,

337
kasih sayang, dan segala bentuk pemahaman kepada
anak didik dengan penuh ketulusan dan kerendahan
hati.

Dalam pengembangan diri seorang guru tidak bisa


hanya sekedar belajar teori dalam ruangan yang
terbatas, melainkan guru harus berpikir tentang hal-hal
yang berkaitan dengan persoalan dalam kehidupan
sehari-hari, yang terpenting adalah bagaimana seorang
guru harus berpikir secara mandiri, kreatif, inovatif dan
berkualitas. Pengalaman praktik mengajar dan kesan
yang tidak bisa dilupakan khususnya dalam
pengendalian dan pengelolaan kelas. Apabila kelas
tidak bisa dikendalikan dengan baik, tidak bisa
ditertibkan, tidak bisa memenuhi keingintahuan anak
didik, saya merasa gagal sebagai guru, maka dituntut
perlu banyak belajar bagaimana mengelola, manajemen
kelas supaya terkendali aman tertib. Sebaliknya, jika
kelas dapat dikendalikan, semua pertanyaan anak didik
dapat terjawab dengan baik, dan keingintahuan mereka
terpenuhi, perasaan puas dan bangga sebagai guru.

Bahwa kemampuan seorang guru dalam


pengelolaan kelas, memiliki peranan yang sangat
sentral, baik sebagai perencana, pelaksana, maupun
evaluator pembelajaran. Pengelolaan kelas merupakan
tugas utama guru dan wali kelas dalam menciptakan
suasana kelas yang memungkinkan terjadinya interaksi
pembelajaran semaksimal mungkin, meningkatkan,
memperbaiki belajar siswa agar terlibat dalam kegiatan
belajar mengajar dan lebih mudah dalam menerima
pelajaran.

338
6. Kebanggaan menjadi guru
Setelah menyelesaikan kuliah wisuda S1, mengajar
di SMP Swasta Marbun dekat kampung di kecamatan
Pollung (Doloksanggul) Kabupaten Humbang
Hasundutan, disini mengajar pelajaran IPA.
Bermodalkan belajar fisika selama kuliah pada mata
kuliah fisika bangunan, fisika mesin, dan fisika lisitrik
mengajar pelajaran IPA Fisika dan IPA Biologi.
Terpaksa harus banyak membaca buku-buku biologi,
termasuk pengetahuan terkini dari media cetak, majalah
bulanan, koran.

Suatu ketika pelajaran biologi tentang tumbuhan.


Masyarakat di lingkungan sekolah adalah petani. Saya
sisipkan pelajaran tambahan hidroponik yang baru
kemarin saya baca di koran SIB terbitan Sinar Indonesia
Baru Medan. Ketika tugas presentasi kelompok, dengan
pilihan bebas judul, hampir semua anak didik membuat
materi hidroponik, padahal materi hidroponik itu hanya
pelajaran tambahan bukan pelajaran utama. Saya
berpikir, kenapa
semuanya memilih
tanaman hidroponik,
hampir 80 persen materi
hidroponik yang saya
ajarkan kepada mereka
tangkap, diulas kembali
dalam presentasi mereka.
Saya bangga dengan
anak didikku, mereka
Foto dok pribadi : Mengajar
menangkap pelajaran
praktik di SMK Negeri 5
Banjarmasin
yang saya berikan.

339
Walau senang dan bangga menjadi guru mengajar di
SMP, masih ingin mengajar sesuai latar belakang
pendidikan teknik mesin. Pengetahuan, keterampilan
bidang pemesinan produksi tidak tersalurkan mengajar
di SMP kalaupun ada mata pelajaran keterampilan, tidak
cukup menjadi saluran sesuai jurusan. Akhirnya beralih
ke STM Pembina di kota Pemantangsiantar. Di STM
Pembina ini mengajar pelajaran gambar teknik mesin
kesukaanku, dan pelajaran kejuruan lainnya yang
sesuai dengan latar belakang pendidikan. Mengajar
sesuai latar belakang pendidikan menjadi kepuasan
tersendiri. Guru dapat berkreasi mengajar
menggunakan berbagai metode.

Setelah terbit SK CPNS penempatan di STM


Syuhada Teknologi Banjarmasin, Kalimantan Selatan
tahun 1990, setelah 22 tahun kemudian pada tahun
2012, mutasi ke SMK Negeri 5 Banjarmasin.
Berdasarkan pengalaman mengajar selama lebih 30
tahun di beberapa sekolah tersebut, sebagai seorang
guru mempunyai kebanggaan tersendiri, apabila anak
didik merekam, menangkap pelajaran yang diberikan,
apalagi anak didik setelah lulus, berhasil dan sukses
dalam kehidupannya.

Ketika masih di SMK Syuhada Teknologi


Banjarmasin, dipercaya menjadi pembimbing siswa LKS
tingkat Nasional. Anak didik saya berhasil memperoleh
juara pertama lomba keterampilan siswa tingkat kota
Banjarmasin, kemudian juara pertama di tingkat provinsi
Kalimantan Selatan, dan masuk peringkat tiga tingkat
nasional. Merupakan kebanggaan tersendiri bagi saya
dan seorang guru sekaligus guru pembimbing.

340
Dinas pendidikan provinsi Kalimantan Selatan
memberi hadiah bagi siswa yang berhasil meraih
peringkat tiga besar Nasional, beasiswa penuh bebas
memilih kuliah di perguruan tinggi mana saja di
Indonesia dengan beasiswa penuh dari pemerintah
daerah provinsi Kelimantan Selatan. Alangkah bahagia
dan bangganya seorang guru jika anak didik berhasil
mencapai peringkat tertinggi baik daerah maupun
Nasional.

Untuk mencapai keberhasilan siswa, guru dituntut


membuat perencanaan pembelajaran dengan matang
dan efektif. Hal lain yang menjadi masalah dalam proses
belajar mengajar di kelas sering ditemui sikap atau
tingkah laku siswa yang dapat mengganggu proses
kegiatan pembelajaran di kelas.

Hal ini dikhawatirkan dapat mempengaruhi keberhasilan


proses pembelajaran. Untuk mencegah timbulnya
tingkah laku siswa yang mengganggu jalannya kegiatan
belajar mengajar, guru harus berusaha
mendayagunakan potensi kelas, memfokuskan
perhatian kepada peserta didik, memahami mereka
secara individu dan memberi pelayanan-pelayanan
tertentu yang merupakan wujud dukungan dari seorang
guru.
Secanggih apapun teknologi, tidak
akan pernah bisa menggantikan
guru

341
Daftar pustaka

Arma Setyo Nugrahani

https://www.kompasiana.com/armaarmi/5ca1cdd8cc528
37469242e55/bangga-menjadi-guru?page=1

Aku guru karena itu aku bangga


https://www.infoghazi.com/2019/01/aku-guru-karena-
itu-aku-bangga.html

Andi Muhammad, Asbar STAI Al-Gazali Bulukumba,


Sulawesi Selatan, 2018

Buku Pedoman Akademik Universitas Negeri Padang


Fakultas Teknik Tahun 2018, Padang, 24 Juli 2018
http://bak.unp.ac.id/phocadownload/Pedoman_Akadem
ik/Buku%20Pedoman%20Akademik%20FT%20%2020
18.pdf

Enam tips pendidikan jarak jauh yang efektif dan fun


https://ibtimes.id/enam-tips-pendidikan-jarak-jauh-
yang-efektif-dan-fun/zaim4d1 (55)

Aku BanggaMenjadi Seorang Guru


https://steemit.com/ultahpopon/@zaim4d1/aku-
bangga-menjadi-seorang-guru-9bb9db7bb2108

Supriatin, Titin, Aku Bangga Menjadi Guru, Lentera Ilmu


Cendekia, Jakarta Pusat, 2011

Uray Iskandar, Bangga Menjadi Guru. Strategi Guru Dalam


Pengelolaan Kelas Pada Pembelajaran Pendidikan.

http://uray-iskandar.blogspot.com/2015/06/bangga-
menjadi-guru_25.html

342
Riwayat Penulis

Nelson Sitinjak, lahir 11 Maret 1964 di


Doloksanggul, Kabupaten Humbang
Hasundutan, provinsi Sumatera Utara,
dari ayah Binus Sitinjak dan ibu T.
Lumban Gaol. Jenjang pendidikan
ditempuh lulus SD Negeri
Parsingguran 1978, meneruskan
sekolah di SMP Negeri Pollung tamat
tahun 1981, melanjutkan sekolah di
STM Negeri Balige . Selepas STM Negeri Balige lulus tahun
1984, diterima di Fakultas Pendidikan Teknologi Kejuruan,
jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK IKIP Negeri Padang
melalui jalur Penyelusuran Minat Dan Kemampuan (PMDK).
Penerima beasiswa tunjangan ikatan dinas (TID). Lulus
tahun 1989. Sambil menunggu SK penempatan, tahun 1989
pada semester satu mengajar di Yayasan SMP Marbun
Pollung, tahun 1989 semester dua mengajar di STM
Bersubsidi Pematangsiantar, tahun 1990 penempatan
sebagai CPNS di STM Syuhada Teknologi Banjarmasin,
tahun 2012 mutasi ke SMK Negeri 5 Banjarmasin hingga
sekarang. Sukses membimbing siswa lomba keterampilan
siswa tingkat kota Banjarmasin, provinsi Kalimanta Selatan
dan Nasional. Dengan motto “belajar setiap hari
meningkatkan kompetensi”. Tahun 2013 melanjutkan
pendidikan S2 di Universitas Lambung Mangkurat program
study manajemen pendidikan. Mengikuti berbagai pelatihan
peningkatan kompetensi, mengikuti training instruktur
pemesinan kerjasama pemerintah Indonesia dengan Austria
tahun 2004, tot KTSP tahun 2006 di P4TK Cianjur, tot K13 di
P4TK Medan. Menjadi asesor kompetensi dengan sertifikat
BNSP tahun 2013 sampai sekarang. Menjabat ketua

343
lembaga sertifikasi profesi (LSP) SMK Negeri 5 Banjarmasin
sejak 2016 sampai sekarang

344
KEBANGGAAN PROFESI

DAN KECINTAAN HIDUP GURU

Oleh. H. Muhammad G. Arifoeddin, S.Pd,MM

Dunia pendidikan di negeri ini selalu menyisakan


berbagai persoalan. Hal ini terjadi karena selama ini dunia
pendidikan dipandang sebelah mata dan tidak diperlakukan
sebagaimana mestinya. Bahkan, yang paling ironi lagi
adalah adanya kenyataan menyakitkan bahwa dunia
pendidikan sudah menjadi budaya politik. Berbagai
intervensi dan hegemoni politik terhadap dunia pendidikan
selama ini terus berlangsung, dan bahkan dunia pendidikan
menjadi komoditas politik yang keuntungannya tidak kembali
kepada dunia pendidikan namun ke kantong kepentingan
para elite politik.

Disadari atau tidak, pranata, komponen, struktur,


pribadi itu lahir dari dunia pendidikan, pendidikan dalam arti
luas yang telah menjadi prasyarat mutlak tereksistensinya
sendi-sendi kehidupan. Kita semua seakan-akan munafik
terhadap perjalanan kehidupan kita, terhadap eksistensi kita,
terhadap apa yang kita raih sekarang ini, terhadap
penghidupan yang telah menghidupkan kita dan terhadap
segala hal yang telah mendidik kita menjadi orang yang
hidup dan terdidik, yang semua itu lahir dari pendidikan
orang tua, sekolah, dan lingkungan di mana kita berdiri tegak
sekarang ini. Fenomena tersebut seolah menjadi cermin
bagaimana akutnya penyakit budaya kehidupan kita
terhadap dunia pendidikan. Dunia pendidikan dianggap
sebagai dunia stagnan yang hanya mengurusi jenjang-
jenjang dan kuantitas-kuantitas yang pada akhirnya bisa

345
menjadi modal untuk mencari kehidupan dengan didasari
pola pikir yang materialistis dan mekanis. Sungguh ironis,
pendidikan hanya berfungsi sebagai mesin yang bergerak
mekanis. Akibatnya, dunia pendidikan sekarang ini menjadi
dunia yang kaku dan hanya melahirkan robot-robot mekanis
yang tidak berbudaya, bermoral dan hanya mementingkan
nilai-nilai kuantitas belaka tanpa memperhatikan kualitas
yang seharusnya paling dipentingkan untuk membentuk
manusia cerdas lahir dan batin sehingga dapat membentuk
kehidupan berbangsa dan bernegara yang maju dan
berperadaban. sistem pendidikan di Indonesia masih kuno,
bahkan terlalu kuno.Sistem pendidikan di Indonesia sebagai
sistem yang 'feodalistik'. Kurang bisa menghargai
kebebasan berpikir. Lebih jauh lagi, perlu juga untuk
mengurangi aturan-aturan dan belenggu pendidikan dalam
rangka menciptakan kebebasan pendidikan. Feodalistik itu
mesti dihilangkan mesti ada kesetaraan musti ada open
source.

Di sisi lain, budaya yang beredar di masyarakat kita


bahwa profesi pendidik adalah profesi yang tidak
menjanjikan dan bahkan menempati posisi sebagai profesi
yang nomor sekian di bawah profesi-profesi lain. Bahkan hal
itu sudah menjadi konvensi yang mengakar dalam pola pikir
masyarakat kita. Akibatnya, banyak orang yang menjadikan
profesi guru sebagai profesi loncatan atau sebagai terminal
terakhir setelah kegagalan dalam mencari profesi yang lain.
Kalau sudah begini, apakah mungkin dunia pendidikan akan
melahirkan manusia-manusia berkualitas dan bermoral serta
berperadaban yang bisa membangun negeri ini menuju ke
puncak kejayaannya, sedangkan para pendidiknya (guru)
berangkat dari unsur keterpaksaan dan tidak berasal dari
hati nuraninya untuk menjadi pendidik? Bagaimana mungkin

346
guru bisa megajarkan sesuatu yang benar secara nurani dan
bermoral dari segi perilaku, sedangkan pola dan paradigma
kehidupannya sudah tidak berangkat dari jalur yang benar?
Dan bagaimana pula guru dapat secara totalitas
menjalankan profesinya tersebut jika tidak diimbangi dengan
kesejahteraan kehidupan guru itu sendiri?

A. Guru Sebagai Pendidik

Guru adalah seorang pendidik, pembimbing, dan


pendorong yang mulia serta berjasa untuk bangsa ini,
karena gurulah yang bertanggung-jawab mendidik manusia-
manusia dan melahirkan para generasi yang cerdas. Guru
atau pendidik mempunyai tugas dan tanggungjawab yang
cukup berat, sehingga mejadi guru bukanlah profesi yang
sembarangan, ditangan merekalah masa depan anak didik
dipertaruhkan. Mereka adalah orang yang memberi
pengetahuan kepada anak didiknya. Semua profesi
orangtua akan membutuhkan guru untuk mendidikan anak-
anaknya.Contohnya, seorang arsitek akan membutuhkan
guru dalam memberikan pengejaran yang benar untuk anak-
anaknya.Menjadi seorang guru adalah pekerjaan yang
paling mulia daripada pekerjaan yang lainnya, karena
kemuliaan seorang guru adalah sosok yang berperan
penting untuk masa depan seorang anak didiknya. Banyak
yang menjadi faktor kurangya moral pelajar saat ini, salah
satu yang mempengaruhi krisis moral para pelajar saat ini
adalah adalah peranan gadget dan kurangnya interaksi anak
dengan orang tua. Dengan gadget para pelajar bebas
membrowsing hal-hal yang dinginkan, rasa sosialisasi
terhadap hal-hal disekitar menjadi berkurang diakibatkankan
mereka terlalu sibuk dengan mengurus gadget bahkan
sampai lupa dengan keadaan disekelilingnya. Dalam hal ini
peranan orang tua dan guru sangat menentukan moral serta

347
sopan santun para siswa, orang tua bisa melakukan-
pendekatan-pendekatan terhadap anaknya bahkan orang
tua bisa berperan sebagai sahabat anaknya tersebut,
dengan demikian anak akan merasa diperhatikan dan
gampang menyampaikan perasaan yang dialaminyaa saat
itu. Guru adalah orang tua kedua bagi anak didiknya, guru
harus bisa berperan ganda menjadi seorang guru dan
menjadi orang tua bagi anak didiknya,guru tidak hanya
memiliki tugas mencerdaskan kehidupan bangsa tetapi
seorang guru harus mampu menciptakan siswa-siswi yang
berkarakter,guru harus menanamkan moral serta akidah
yang kuat terhadap anak didiknya.

B. Kecintaan Profesi Guru

Seorang Gurukah Anda? Jika Anda Guru Pastilah di


jawab ya,saya Guru. Pernahkah Anda menghadapi anak-
anak yang malas-malasan ketika belajar. Bercanda dengan
temannya. Main gadget. Dan sudah pasti ujung-ujungnya
adalah membuat anda kesal. Tidak bersemangat dan cape.
Tidak hanya anda yang terganggu tapi anak-anak anda pun
semakin tidak tertarik dengan pembelajaran di kelas. Kelas
menjadi neraka buat Anda dan anak-anak Anda. Tidak
bayangkan? Anda bisa menua sebelum waktunya mengapa
bisa terjadi? Daripada mencari kambing hitam. Mencari
seribu satu alasan pembenaran. Lebih baik introspeksi ke
dalam. Boleh jadi memang Anda mengajar dengan teknik
dan metode yang membosankan. Boleh jadi Anda sekedar
hadir di kelas. Menyampaikan materi. Setelah itu selesai.
Anda tidak peduli apakah anak-anak siap atau tidak dengan
materi yang Anda sampaikan. Apakah Anak-anak Anda
nyaman dengan proses pembelajaran yang Anda lakukan.
Kalau itu yang terjadi, jangan salahkan anak-anak Anda

348
kalau mereka berulah. Membuat aktifitas yang justru
membuat semua terganggu. Mari berubah!

Seorang guru adalah juga entertainer. Anda harus


mampu menghadirkan suguhan pertunjukan yang menarik.
Pertunjukan yang wow. Yang membuat anak-anak didik
Anda merasa betah berlama-lama di kelas. Suara bel
istirahat atau pulang bukan lagi suara yang dirindukan oleh
anak-anak. Karena mereka asyik dengan “pertunjukan”
Anda. Anda bak seorang bintang di kelas mereka.
Pertanyaannya adalah bagaimana menghadirkan
pertunjukkan yang menarik tersebut?

Pertama tentu saja seorang guru harus mencintai


profesi guru. Menjadi guru tidak sekedar untuk memenuhi
kebutuhan finasial. Menjadi guru tidak sekedar
menggugurkan kewajiban mentransfer materi di kelas.
Menjadi guru adalah menyiapkan sebuah generasi.
Menyiapkan pemimpin masa depan. Dan Anda adalah
arsiteknya.

Karena visi itulah maka Anda akan berusaha


memberikan yang terbaik untuk mewujudkannya. Bagi guru
tidak ada anak yang bodoh. Yang ada adalah anak yang
belum menemukan gaya belajarnya. Buat Anda tidak ada
anak yang malas. Yang ada adalah anak yang butuh
dimotvasi untuk giat berlatih. Buat Anda tidak ada anak yang
nakal. Yang ada adalah anak yang butuh perhatian dan
kasih sayang. Buat Anda anak-anak Anda adalah anak-anak
yang hebat.

Kedua, kuasai materi. Bagaimana Anda mau


menyampaikan materi kepada anak-anak Anda sementara

349
Anda sendiri tidak menguasai materi tersebut. Anda bisa
memberi kalau Anda memiliki. Jadi pastikan Anda
menguasai materi tersebut. Anda bisa membaca terlebih
dulu. Browsing di internet. Mencari tambahan referensi. Atau
sumber-sumber indormasi yang lain.

Ketiga, buat persiapan mengajar. Persiapan itu


setengah dari keberhasilan. Apa kegiatan yang akan Anda
lakukan selama pembelajaran berlangsung. Mulai dari
membuka pelajaran sampai Anda menutupnya. Ini penting.
Sekali lagi sangat penting. Bila ini tidak Anda lakukan maka
siap-siap Anda akan kebingungan di kelas. Anda akan
gagap menghadapi anak-anak. Alhasil proses pembelajaran
di kelas akan berantakan.

Anda harus menyiapkan strategi apa yang akan


Anda lakukan. Ingat, anak-anak Anda akan mengingat
sedikit dari apa yang mereka lihat dan mereka dengar.
Mereka akan lebih berkesan bila mereka melakukan. Jadi
buat strategi yang bisa melibatkan mereka dalam
pembelajaran. Melibatkan mereka secara fisik maupun
secara emosional. Anda bisa membuat permainan, cerita,
kuis, diskusi atau apapun yang bisa membangun
keterlibatan meraka.

Keempat, kuasai panggung. Kelas adalah


panggung seorang guru. Jangan hanya berdiri di satu sisi.
Berjalanlah ke kanan. Atau ke kiri. Ke depan. Atau ke
belakang. Berikan perhatian kepada semua anak-anak
Anda. Dekati ketika Anda melihat ada anak Anda yang butuh
perhatian Anda. Ingat jika guru harus menjadi bintang di
panggung . Pertunjukkan guru akan dinikmati atau tidak

350
tergantung bagaimana mengemas cara mengajar seorang
guru. Guru harus mampu mengajar gaya seorang motivator.

C. Pengalaman yang Mengesankan

Gurukah Anda ? Kalau benar Anda seorang guru,


apakah Anda sudah benar-benar menjadi seorang guru?
Bagi saya, pertanyaan itu masih belum bisa terjawab dengan
keyakinan penuh. Artinya, jika pertanyaan itu ditujukan
kepada saya, jawabannya hanyalah sebuah jawaban
retorika saja. Jawaban yang hanya memuaskan tujuan
pertanyaan, tetapi tidak menjawab esensi dari makna
pertanyaan itu. Teringat perkataan salah seorang dosen
“Jadilah guru yang inspiratif bukan guru kurikulum”.
Mendengar perkataan itu, seolah saya tersadarkan bahwa
menjadi guru yang ideal masih jauh dari harapan. Memang
selama menyelesaikan pendidikan S-1 dari UNDANA
(Universitas Nusa Cendana Kupang), saya belum pernah
menjadi guru yang seutuhnya Ideal dalam ukuran masing
masing siswa yang menilai baik cara mengajar, membuat
materi ajar, menampilkan berbagai pesona hingga membuat
siswa betah di kelas. Saya tidak tertarik dengan profesi
menjadi guru meskipun saya tamatan pendidikan guru.
Alasan intinya adalah menjadi guru itu sangat “repot”.
Banyak tuntutan yang harus dipenuhi mulai dari penguasaan
materi, pengelolaan kelas, sampai penilaian yang benar-
benar menilai. Ketika diangkat dan di tempatkan di
Kecamatan yang jauh dari kabupaten yang saya tinggal yaitu
di Oinlasi Kecamatan Amanatun Selatan tepatnya pada SMP
Negeri 1 Amanatun Selatan selain mengelola SMP
Terbukanya selama 18 Tahun mengabdi sangat merepotkan
dan melelahkan Bahkan tidak hanya sampai disitu saja,
saya harus benar-benar memiliki empat kompetensi guru

351
seperti kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan
sosial. Berbeda dengan menjadi seorang tenaga pengajar,
tentu tuntutan itu akan lebih ringan.

Pengajar hanya bertanggung jawab pada pemberian


materi secara cepat dan tepat. Namun, bukan berarti tidak
ada penilaian, melainkan yang lebih ditekankan penilaian
pada ranah kognitif. Profesionalitas saya diuji ketika saya
dimutasikan ke SMP Negeri 2 Soe sampai saat saya menulis
tulisan ini, saya harus berubah menjadi guru professional
karena tuntutan anak-anak di perkotaan.Salah satu
permasalahan mutu pendidikan di Indonesia adalah
rendahnya mutu proses pembelajaran seperti metode
mengajar guru yang tidak tepat, kurikulum, manajemen
sekolah yang tidak efektif dan kurangnya motivasi siswa
dalam belajar. Realita lapangan menunjukan bahwa siswa
tidak memiliki kemauan belajar yang tinggi, baik dalam mata
pelajaran belajar matematika, bahasa maupun ilmu
pengetahuan alam. Banyak peserta didik merasa “ogah-
ogahan” di dalam kelas, tidak mampu memahami dengan
baik pelajaran yang disampaikan oleh guru-guru mereka. Hal
ini menunjukan bahwa siswa tidak mempunyai motivasi
yang kuat untuk belajar. Siswa masih mengganggap
kegiatan belajar tidak menyenangkan dan memilih kegiatan
lain di luar kontek belajar seperti menonton film, WA,
Facebook, twiteran, telegram, menonton drama Korea
dalam bergaul dengan teman sebaya.Ini yang menunjukkan
bagaimana peran guru yang kompleks dalam mendidik
siswa kedepan, bukan hanya sebatas pada transfer ilmu
yang didapat melainkan bagaimana peran nanti siswa dalam
terjun ke masyarakat.

352
Realitas lain terjadi saat ini menunjukkan bahwa
kehidupan ekonomi sebagian besar guru kita penuh dengan
persoalan. Jika kita mau meneliti terhadap kehidupan para
guru, kita akan menemukan fakta bahwa sebagian besar
guru telah “menyekolahkan”, atau menggadaikan SK-nya
untuk meminjam uang di Bank. Bahkan, tidak jarang, ada
seorang guru yang ketika awal bulan bukannya senang,
tetapi justru sedih karena gajinya nyaris habis dipotong untuk
berbagai pinjaman. Awal bulan yang seharusnya menjadi
saat suka cita karena akan menerima gaji, tidaklah
dirasakannya. Jika kondisi semacam ini masih terjadi,
bagaimana seorang guru dapat mengajar dengan penuh
totalitas sedangkan “asap dapur” tidak ada kepastian?
Secara logika tentunya terjadi sedikit kesulitan untuk
mengajar dengan penuh totalitas ketika seorang guru harus
bergelut dengan keterbatasan ekonomi. Ketika mengajar,
guru tidak lagi berpikir dan mencurahkan segenap energinya
karena masih ada masalah dengan asap dapurnya tidak
mengepul dengan lancar, belum lagi anaknya harus
membayar SPP, biaya listrik, air, dan kebutuhan lain yang
antri untuk dipenuhi setiap bulannya.

Guru akan bangga jika anak didiknya bisa merubah


kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik dan anak didik
yang bisa melampaui batas perkembangannya, karena jika
guru bisa merubah anak didik akan memiliki rasa bangga
dan tanggung jawab yang baik, karena ia telah berhasil
berbuat sesuatu yang berguna bagi semua orang dengan
ilmunya.

Menjadi guru harus ikhlas mengajarkan ilmu dengan


penuh kasih sayang dan cinta serta selalu sabar dalam
membimbing kita walau hanya sekedar untuk membaca,

353
menulis dan berhitung, karena dengan keikhlasan dan kasih
sayang guru dalam mengajarkan sebuah ilmu kepada setiap
anak membuat terkadang diri kita terkenang akan jasa para
guru. Dan menjadi seorang guru bisa memotivasi dan
mendorong siswanya untuk dapat meraih cita-cita yang
diimpikan dalam pembelajaran setiap harinya.Sehingga,
patutlah Anda berbangga dan berbahagia saat ini jika Anda
berprofesi sebagai seorang guru, dan banggalah Anda para
mahasiswa yang mengambil konsentrasi seoarang pendidik,
karena ada banyak manfaat yang dapat anda berikan
kepada anak didik Anda dan anak-anak Anda sendiri,
nantinya mereka dapat menjadi generasi muda yang
berguna dan berprestasi dimasa depan. Selain itu jadilah
seorang guru yang bersikap dan berakhlak baik karena Anda
adalah sebagai"uswatun khasanah" atau suri tauladan yang
baik untuk anak-anak didik dan masyarakat.

354
Indahnya Guru dan Dosen

Abdul Rahman H

Kalo lagi melamun, kadang saya sering berpikir demikian.


Saya ini Dosen apa Guru ya?

Yang pasti semenjak semester 2 tahun 1998 saya sudah


mengajar dari rumah ke rumah demi mengujudkan impian
saya, harus menyelesaikan S1 ini. Palembang kotaku. Di
tahun yang sama sudah mengajar juga di bimbel YAO
sampai pertengahan 2002. Alhamdulillah selesai juga S1.
Terima kasih pak Drs. Kaspar Sinaga, Ibu Martha dan
keluarga. Kalau tidak ada kalian mungkin belum tentu aku
seperti ini. Perlu diketahui saya pernah jalan kaki dari Bukit
besar (kosan) sampai ke dekat stasiun kertapati (lupa
kelurahan berapa ulu) untuk mengajar bro… tidak ada
ongkos. Duit hanya ada 2500 rupiah untuk makan malam.
Tapi itulah karena ikhlas selesai mengajar (privat) tak
disangka langsung di bayar Bapak ? lupa namanya yang
pasti beliau punya toko. Menjual kayu dan perabotan lemari,
bangku, meja dan lain-lain.

Pertengahan 2002 melanglang buana ke Jakarta. Hanya 1


hari menganggur, sudah mengajar sekolah paket C di
bayoran lama (Jakarta Selatan). Hanya 2 minggu disitu.
(sempat saya tagih kepada kepala sekolah, mohon gaji 2
minggu dibayar). Dia bingung, apa karena tidak ada duit (kas
sekolah). Tidak jelas. Akhirnya beliau ngomong sangat halus
sekali. “Gaji guru perbulan Bapak. Saya juga bingung kalo
ngajar 2 minggu dapat berapa?”. Oke pak sudahlah tidak
apa-apa. Berikutnya 2002 -2005 mengajar di bimbel terbesar

355
saat itu (Iklannya seorang aktor terkenal dan pernah jadi
Gubernur Banten). Disinilah saya tentor dari grade C sampai
A. Saya sempat menyimpan uang untuk kuliah lagi (S2)
sampai selesai. Banyak jam mengajar di bimbel. Pagi-sore –
malam, dan cabang-cabangnya banyak. Jadi kita boleh
mengajar dicabang manapun yang penting tidak bentrok
jadwalnya. Jakarta Barat, Utara, selatan begitulah yang
kujalani setiap hari. 2004-2005 pernah ngajar juga di sekolah
Kristen di Jakarta Utara.

2005 – awal 2009 SMA Tunas Harapan (TH) guru fisika,


Disini banyak kenangan, termasuk mendapatkan istri karena
pak wakil kepala sekolah juga. Guru-guru sangat kompak.
Suasana Harmonis-nyaman. Tiap tahun ada jalan-jalan dan
dapat seragam tentunya. Honor sangat kecil. Tapi begitu
saya keluar dari TH ada tabungan 14 juta. Beli Mobil second
Daihatsu zebra. Alhamdulillah… 2006 – 2007 mulailah
mengajar dikampus Cengkareng Jakarta Barat Hingga akhir
2016. Cukup lama di sini…

Tahun Pelajaran 2006-2007 mulailah mengajar kampus di


Serang. Banyak mata kuliah yang diajar, banyak juga
kampus sana-sini yang dilalui. Serang-Cilegon-Jakarta. Pagi
di sekolah. Sore dan malam hari di kampus. Mumpung masih
muda pergunakan waktu sebaik mungkin.

Sampai saat ini masih ngajar baik di sekolah, dan dikampus.


Alhamdulillah ada aja rezeki walaupun utang banyak
dimana-mana. Jalani saja- syukuri, dan nikmati saja.
Hehehe……

Mengajar terus, menulis juga terus, dan tetap belajar


sepanjang hayat. Ada hadist yang menyatakan. Berikan

356
(ajarkan) kepada orang lain walaupun hanya 1 ayat yang
diketahui.

Rekan-rekan pembaca yang saya hormati dimanapun


berada. Marilah kita terus berbagi ilmu, salurkan ke orang
lain apa yang kita ketahui. Insyaallah barokah tapi dengan
ikhlas tentunya.

Serang, 15 Oktober 2020, pukul 03.14 WIB

357

Anda mungkin juga menyukai