Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERKEMBANGAN SEKTOR TERSIER, KOPERASI DAN


UMKM DI INDONESIA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia

DISUSUN OLEH :
1. AL BAZARI 2102125689
2. ANJU SANJAYA RAJA GUKGUK 2102112519
3. MUNAWARDI 2102111465
4. RICKY SEVEN OCTO WARUWU 2102112314

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Perkembangan
Sektor Tersier, Koperasi, dan UMKM di Indonesia.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Kami berharap semoga makalah tentang Perkembangan Sektor Tersier, Koperasi, dan
UMKM di Indonesia dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Pekanbaru, 11 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1. Latar Belakang...........................................................................................................1
2. Rumusan Masalah......................................................................................................1
3. Tujuan Penulisan........................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
1 Pengertian Sektor Tersier..........................................................................................3
2 Perkembangan Sektor Tersier di Indonesia.............................................................3
3 Faktor-Faktor yang Mendukung Berkembangnya Sektor Tersier di Indonesia. . .3
4 Pengertian Koperasi...................................................................................................5
5 Perkembangan Koperasi di Indonesia......................................................................5
6 Kendala dalam Perkembangan Koperasi di Indonesia...........................................6
7 Pengertian UMKM.....................................................................................................8
8 Kriteria UMKM.........................................................................................................8
9 Perkembangan UMKM di Indonesia........................................................................9
10 Tantangan dalam Perkembangan UMKM di Indonesia...................................10
BAB III.................................................................................................................................12
PENUTUP............................................................................................................................12
1. Kesimpulan...................................................................................................................12
2. Saran.............................................................................................................................13
Daftar Pustaka.....................................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sektor tersier merupakan sektor ekonomi yang bergerak dalam kegiatan
menghasilkan suatu jasa. Sektor tersier di Indonesia meliputi kegiatan perdagangan,
jasa, dan transportasi. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan urbanisasi, sektor
tersier semakin berkembang dan memberikan kontribusi yang semakin besar terhadap
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Di sisi lain, peran sektor pertanian dan
manufaktur cenderung menurun. Pada tahun 2020, sektor tersier menyumbang sekitar
45% dari total PDB Indonesia.
Koperasi telah hadir di Indonesia sejak zaman kolonial Belanda dan mulai
berkembang pesat pada era kemerdekaan. Koperasi di Indonesia memiliki tujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat sekitar melalui
pengembangan ekonomi yang berkelanjutan. Saat ini, terdapat lebih dari 50 ribu
koperasi di Indonesia yang bergerak di berbagai sektor, seperti pertanian, perikanan,
kesehatan, dan keuangan.
UMKM di Indonesia memiliki peran yang penting dalam perekonomian
Indonesia. Saat ini, terdapat lebih dari 64 juta UMKM di Indonesia yang menyerap
sekitar 97% tenaga kerja di sektor non-pertanian dan memberikan kontribusi sekitar
60% terhadap PDB Indonesia. Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya
untuk meningkatkan pengembangan UMKM, seperti dengan memberikan bantuan
modal, pelatihan, dan akses ke pasar.
Meskipun perkembangan sektor tersier, koperasi, dan UMKM di Indonesia
telah mengalami kemajuan yang signifikan, masih terdapat tantangan yang perlu
diatasi. Beberapa di antaranya adalah terkait dengan akses ke pasar, sumber daya
manusia yang terampil, dan akses ke modal yang memadai. Namun, dengan adanya
dukungan dari berbagai pihak, diharapkan sektor-sektor tersebut dapat terus
berkembang dan memberikan kontribusi yang semakin besar terhadap perekonomian
Indonesia.
2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan sektor tersier?
b. Bagaimana perkembangan sektor tersier di Indonesia?
c. Apa saja yang menjadi faktor berkembangnya sektor tersier di Indonesia?
d. Apa yang dimaksud dengan koperasi?
e. Bagaimana perkembangan koperasi di Indonesia?
f. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pengembangan koperasi di Indonesia
g. Apa yang dimaksud dengan UMKM?
h. Bagaimana kriteria suatu usaha dikatakan sebagai UMKM?
i. Bagaimana perkembangan UMKM di Indonesia?
j. Apa yang menjadi tantangan dalam perkembangan UMKM di Indonesia?
3. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui pengertian sektor tersier

1
b. Untuk mengetahui perkembangan sektor tersier di Indonesia
c. Untuk mengetahui faktor yang membuat sektor tersier semakin berkembang di
Indonesia
d. Untuk mengetahui pengertian koperasi
e. Untuk mengetahui perkembangan koperasi di Indonesia
f. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pengembangan koperasi di
Indonesia
g. Untuk mengetahui pengertian UMKM
h. Untuk mengetahui kriteria UMKM
i. Untuk mengetahui perkembangan UMKM di Indonesia
j. Untuk mengetahui tantangan dalam perkembangan UMKM di Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

1 Pengertian Sektor Tersier


Sektor tersier adalah sektor penyedia layanan berupa jasa. Walau industri ini
tidak menghasilkan barang berwujud, namun sektor industri ini menghasilkan banyak
keuntungan. Siapa saja bisa menerapkan sektor tersier. Namun, biasanya sektor ini
disediakan oleh perusahaan swasta serta pemerintah. Contohnya asuransi swasta dan
bank milik pemerintah. Contoh produksi sektor tersier adalah salon (pemotong dan
penata rambut), bank (penyimpan uang), bioskop (jasa hiburan), jasa real estate,
angkutan atau transportasi, pariwisata, layanan kesehatan, administrasi, keamanan
serta pertahanan.

2 Perkembangan Sektor Tersier di Indonesia


Di era sekarang sektor tersier memiliki peranan yang sangat penting untuk
perekonomian Indonesia. Semakin hari semakin banyak lapangan usaha yang menjadi
sub sektor yang dimuat oleh sektor tersier. Sektor ini sangat erat kaitannya dengan
jasa di mana saat ini lapangan usaha di bidang jasa selalu bertambah dan mengalami
perkembangan tiap tahunnya. Pertambahan ini juga membuat kontribusinya terhadap
PDRB semakin bertambah.
Salah satu contoh dari industri ini adalah perbankan yang telah mengalami
perubahan besar dalam beberapa tahun belakangan ini. Menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi, bank dengan cepat mengurangi jumlah staf yang
dibutuhkan. Banyak komunitas bank dan bangunan telah bergabung untuk
membentuk bisnis yang lebih “ramping” yang mampu menghasilkan lebih banyak
keuntungan dari basis pengguna luas. Kunci proses ini adalah memperoleh informasi
mengenai pengguna jasa dan memberikan mereka produk-produk baru.
Berikut data perkembangan sektor tersier di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
Tahun Kelompok Tersier Perkembangan (%)
2015 355.936,19 -
2016 371.222,39 4,29
2017 384.940,78 3,70
2018 402.521,62 4,57
2019 420.714,12 4,52
Rata-Rata 3,42
Sumber data : Diolah, 2021

3 Faktor-Faktor yang Mendukung Berkembangnya Sektor Tersier di


Indonesia

3
Dalam perkembangan sektor tersier banyak faktor-faktor yang
mempengaruhinya, antara lain :
a. Faktor Sumber Daya Manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga
dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting
dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung
kepada sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan
memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses
pembangunan.
b. Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam
melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam
saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak
didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber
daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya
kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan
kekayaan laut.
c. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat
mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja
yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin
canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian
aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat
pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
d. Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi
yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong
proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan.
Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras
dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat
menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros,
KKN, dan sebagainya.
e. Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan
meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang
modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan
ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
f. Kewirausahaan (Entrepreneurship).
Para pengusaha memiliki perkiraan yang matang bahwa input yang
dikombinasikan akan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan
masyarakat atau menjadi bararang yang akan dibutuhkan masyarakat.
Kemampuan mengombinasikan input dapat disebut sebagai kemampuan

4
inovasi. Sejarah mencatat bahwa kemampuatun inovasi tidak selalu dikaitkan
dengan teknologi tinggi. Contohnya, produk coca cola, salah satu minuman
ringan terlaris di dunia dihasilkan oleh wirausaha luar negeri.

4 Pengertian Koperasi
Salah satu badan usaha penopang ekonomi rakyat Indonesia adalah koperasi.
Bagaimana tidak? Pada tahun 2019 saja, Kementerian Koperasi dan UKM
menyebutkan bahwa koperasi di seluruh Indonesia berjumlah 123.048 dan anggota
yang sudah tercatat sebanyak 22 juta orang. Kata koperasi diambil dari Bahasa
Inggris, yakni cooperation. Jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, artinya
kerja sama.
Menurut UU No 25 tahun 1992, koperasi dapat diartikan sebagai sebuah badan
usaha yang beranggotakan sekumpulan orang yang kegiatannya berlandaskan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi kerakyatan yang berasas kekeluargaan.
Sementara itu, menurut bapak proklamator kita, Mohammad Hatta, yang sekaligus
menjadi bapak Koperasi, koperasi adalah suatu jenis badan usaha bersama yang
menggunakan asas kekeluargaan dan gotong royong.
Dengan demikian, tidak heran jika pengelolaan koperasi mengarah pada
kegiatan tolong-menolong untuk memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan
ekonomi anggotanya. Itulah salah satu sebab mengapa koperasi sangat bermanfaat
untuk banyak orang.

5 Perkembangan Koperasi di Indonesia


Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, jumlah koperasi di
Indonesia kembali meningkat semenjak pandemic covid-19. Jumlah koperasi di
Indonesia mencapai 127.846 unit pada 2021. Jumlah ini naik 0,56% dibandingkan
tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Pada 2020, jumlah koperasi di Indonesia
mencapai 127.124 unit. Angka tersebut naik 3,31% secara tahunan (yoy). Perlu
diketahui, jumlah koperasi di Indonesia cenderung meningkat tiap tahunnnya sejak
2006 hingga 2017. Namun, pada 2018 jumlahnya turun drastis seperti terlihat pada
grafik. Adapun jumlah koperasi terbanyak di Indonesia pada 2021 berada di Jawa
Timur yakni sebanyak 22.845 unit atau sekitar 17,86% dari total koperasi. Lalu,
diikuti oleh Jawa Barat dan Jawa Tengah dengan masing-masing sebanyak 15.621
unit dan 10.270 unit.
Berikut jumlah unit koperasi yang ada di Indonesia beberapa tahun terakhir.
Jumla
Tahun h
2006-12-
31 98944
2007-12- 10499
31 9
2008-12- 10893

5
31 0
2009-12- 12047
31 3
2010-12- 12485
31 5
2011-12- 13366
31 6
2012-12- 13932
31 1
2013-12- 14311
31 7
2014-12- 14724
31 9
2015-12- 15023
31 3
2016-12- 15117
31 0
2017-12- 15217
31 4
2018-12- 12634
31 3
2019-12- 12304
31 8
2020-12- 12712
31 4
2021-12- 12784
31 6
Sumber : Katadata.co.id
Data perkembangan jumlah unit koperasi dalam bentuk chart

6
Sumber : Katadata.co.id

6 Kendala dalam Perkembangan Koperasi di Indonesia


Meskipun usia lembaga koperasi di Indonesia telah lebih dari satu abad, namun
ternyata itu tidak menghindarkannya dari berbagai kendala pengelolaan koperasi.
Format organisasi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi, tetap
membutuhkan dukungan baik dari sisi analisa strategi maupun dari sisi kontribusi.
Anggota maupun pengurus tetap dituntut untuk dapat memikirkan langkah-langkah
terbaik dalam menjalankan organisasi agar mencapai manfaat secara optimal. Dengan
demikian, para pengurus maupun anggota dapat menyiapkan langkah antisipasi
terbaik untuk menghadapinya.
a) Kurangnya koordinasi dan komunikasi
Kendala pengelolaan koperasi yang sangat banyak ditemukan di berbagai daerah
ditimbulkan oleh kurangnya koordinasi dan komunikasi antar anggota. Rapat
anggota baik rapat rutin maupun rapat tahunan tidak berjalan sesuai semestinya.
Aktivitas usaha dan arus transaksi pun minim karena banyak anggota yang tidak
berpartisipasi secara aktif. Padahal kelancaran komunikasi dan koordinasi
menjadi salah satu kunci hidupnya setiap bentuk organisasi, termasuk koperasi.
Tersedianya berbagai teknologi digital untuk mendukung proses tersebut juga
tidak dioptimalkan. Seperti misalnya teknologi internet yang memungkinkan
komunikasi video jarak jauh, sebenarnya dapat menjadi salah satu alternatif yang
lebih praktis untuk mengatasi kesibukan anggota. Sayangnya, kendala
pengelolaan koperasi yang seperti ini tidak banyak diperhatikan dan dibiarkan
berlarut-larut dan perlahan namun pasti ‘menenggelamkan’ koperasi.
b) Keterbatasan pemahaman dan kompetensi

7
Meskipun banyak orang yang menganggap bahwa format lembaga koperasi
sederhana, namun tetap diperlukan pemahaman dan kompetensi dari para
pengelolanya. Seperti halnya badan usaha lainnya, akan lebih baik hasilnya jika
dikelola oleh orang-orang yang ahli dalam manajemen bisnis, sehingga
menghasilkan keuntungan lebih besar. Namun, faktanya hal ini masih menjadi
salah satu kendala pengelolaan koperasi yang banyak ditemui. Salah satunya yang
dapat diamati dalam aktivitas lembaga koperasi, yakni arus transaksi keuangan.
Terjadi cukup banyak transaksi masuk dan keluar, terutama pada bentuk Koperasi
Simpan Pinjam (KSP). Ketika terjadi kesalahan pencatatan atau perhitungan salah
satu transaksi saja, hal tersebut akan berdampak pada laporan keuangan secara
makro. Itulah sebabnya, idealnya koperasi juga didukung oleh anggota yang
berkompeten di bidang akuntansi keuangan.
c) Piutang anggota macet
Kendala pengelolaan koperasi yang juga sering ditemui adalah banyaknya piutang
yang macet. Hal tersebut ditimbulkan oleh keterlambatan pembayaran anggota
yang memiliki pinjaman. Semakin diperparah oleh pengelolaan arsip piutang
yang kurang profesional, sehingga menyulitkan proses pelacakan piutang di
kemudian hari. Pada awalnya, hal ini tidak terlalu menimbulkan dampak bagi
lembaga koperasi. Namun, seiring berjalannya waktu piutang yang macet menjadi
salah satu kendala pengelolaan koperasi yang sangat serius. Lembaga semakin
kehabisan cadangan dana untuk menjalankan aktivitas usahanya maupun
membayar para karyawan atau pengurus. Ketika piutang akan ditagihkan kembali,
arsip sulit ditemukan atau bahkan hilang karena tidak dikelola dengan sistem
yang efektif. Lembaga semakin merugi dan tinggal menunggu waktu untuk benar-
benar berhenti aktivitasnya.
d) Minim pengawasan pengurus
Sebagaimana organisasi atau badan usaha lainnya, koperasi juga membutuhkan
pengawasan pengurus supaya setiap prosesnya dapat dipastikan berjalan dengan
baik. Namun hal tersebut justru menjadi salah satu kendala pengelolaan koperasi
yang banyak ditemui. Badan pengawas maupun pengurus koperasi kebanyakan
jarang melakukan monitoring atau pengecekan terhadap kondisi dan aktivitas
koperasi. Tidak heran pada akhirnya koperasi yang minim mendapatkan
pengawasan semakin tidak terkelola dengan baik. Beberapa masalah yang sering
terjadi, termasuk yang telah dijelaskan sebelumnya di atas, menghambat aktivitas
organisasi secara menyeluruh. Pada akhirnya hal tersebut menimbulkan lebih
banyak kendala pengelolaan koperasi yang lebih banyak.
e) Pengelolaan dokumen kurang efektif
Koperasi berjalan dengan lancar karena didukung dengan system pengelolaan
dokumen yang baik. Terlebih dengan asumsi koperasi yang anggotanya dapat
terus berganti setiap periode, idealnya didukung oleh sistem manajemen arsip
yang dapat diteruskan dengan mudah ke generasi selanjutnya. Sayangnya, hal
tersebut justru menjadi salah satu kendala pengelolaan koperasi yang sangat

8
serius. Kebanyakan koperasi masih menggunakan sistem pengelolaan dokumen
secara manual. Meskipun saat ini telah banyak memanfaatkan komputer, namun
dokumen masih dicetak untuk kemudian diarsipkan di gudang. Padahal sistem
tersebut menyulitkan dokumen untuk dicari kembali, terlebih jika telah disimpan
sejak lama.
Selain itu, dokumen juga rentan rusak saat terkena air atau diserang hama seperti
rayap dan tikus. Sistem penyimpanan dokumen digital yang telah tersedia saat ini
seperti PrimaDoc sebenarnya dapat menjadi solusi yang lebih efektif. Masalah
arsip tidak menimbulkan kendala pengelolaan koperasi yang lebih besar karena
dokumen lebih mudah ditemukan. Meskipun arsip telah disimpan sejak lama,
kondisinya masih terjaga karena terbebas dari ancaman hama. Selain itu, arsip
juga mudah untuk diteruskan pengelolaannya kepada anggota koperasi yang baru.
7 Pengertian UMKM
UMKM merupakan singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Pada
dasarnya, UMKM adalah arti usaha atau bisnis yang dilakukan oleh individu,
kelompok, badan usaha kecil, maupun rumah tangga. Indonesia sebagai negara
berkembang menjadikan UMKM sebagai pondasi utama sektor perekonomian
masyarakat, hal ini dilakukan untuk mendorong kemampuan kemandirian dalam
berkembang pada masyarakat khsusunya dalam sektor ekonomi.
Perkembangan UMKM di Indonesia terus meningkat dari segi kualitasnya, hal
ini dikarenakan dukungan kuat dari pemerintah dalam pengembangan yang
dilakukan kepada para pegiat usaha UMKM, yang mana hal tersebut sangat
penting dalam mengantisipasi kondisi perekonomian ke depan serta menjaga dan
memperkuat struktur perekonomian nasional. Dengan adanya revolusi digital 4.0,
mebuat banyak perubahan kepada UMKM dimana adanya pergeseran gaya
belanja konsumen dari offline ke online. Oleh sebab itu, sangat penting bagi calon
UMKM atau wirausaha skala UMKM memiliki wawasan yang cukup.
8 Kriteria UMKM
Ada beberapa kriteria-kriteria tertentu supaya sebuah usaha dapat dikatakan
sebagai UMKM, yaitu :
A. Mikro
Sebuah usaha bisa dikatakan sebagai UMKM bila memiliki keuntungan dari
usahanya sebesar Rp300.000.000, dan memiliki aset atau kekayaan bersih
minimal sebanyak Rp50.000.000. Kriteria dalam UMKM adalah sebuah usaha
yang dimiliki oleh suatu lembaga atau badan usaha, atau perseorangan.
B. Kecil
Usaha kecil adalah usaha yang memiliki pendapatan atau keuntungan dengan
jumlah yang lebih kecil.  Hasil keuntungan dari penjualan yang masuk kategori
usaha kecil ini berkisar dari angka Rp300.000.000 sampai dengan
Rp2.500.000.000.
C. Menengah

9
Usaha menengah adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang, lembaga, atau
kelompok yang berpatokan dengan peraturan UU. Untuk dapat disebut sebagai
usaha menengah, terdapat dua ciri-ciri. Pertama, usaha menengah memiliki
keuntungan dari usahanya sebesar Rp2.500.000.000 sampai dengan
Rp50.000.000.000 dalam satu tahun. Sementara kekayaan bersih yang dimiliki
oleh usaha menengah adalah sebesar Rp500.000.000 dalam satu tahun.
9 Perkembangan UMKM di Indonesia
Tahu
n Jumlah UMKM Indonesia
1997 39765110
1998 36813578
1999 37911723
2000 39784036
2001 39964080
2002 41944494
2003 43460242
2004 44777387
2005 47017062
2006 49021803
2007 50145800
2008 51409612
2010 52764603
2011 53823732
2012 55206444
2013 56534592
2014 57895721
2015 59262772
2016 61651177
2017 62922617
2018 64194057
2019 65465497
Sumber : Katadata.co.id
Indonesia memiliki 65,5 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)
pada 2019. Jumlah itu meningkat 1,98% dibandingkan pada 2018 yang sebanyak 64,2
juta unit. Jika dirinci, maka jumlah usaha mikro pada 2019 mencapai 64,6 juta.
Sebanyak 798,7 ribu unit merupakan usaha kecil. Sementara, ada 65,5 ribu unit
berbentuk usaha menengah. Adapun, jumlah UMKM tersebut setara dengan 99,99%
dari total unit usaha di Indonesia. Sementara, usaha besar hanya mencapai 0,01% dari
total unit usaha di dalam negeri. UMKM juga menyerap 119,6 juta orang atau
96,92% dari total tenaga kerja Indonesia. Angka ini meningkat 2,21% dari tahun

10
sebelumnya yang sebesar 116,9 juta orang. Kemudian, UMKM menyumbangkan
60,51% terhadap produk domestik bruto (PDB) atas harga berlaku. Terhadap PDB
atas harga konstan, kontribusi UMKM mencapai 57,14%. Sementara, ekspor
nonmigas yang berasal dari UMKM mencapai 339,2 triliun pada 2019. Jumlah itu
mencapai 15,65% dari total ekspor Indonesia pada dua tahun lalu.
10 Tantangan dalam Perkembangan UMKM di Indonesia
Beberapa kendala yang sedang dihadapi oleh pemilik usaha mikro, kecil, dan
menengah :
 Akses Terhadap Pendanaan
Walaupun perkembangan UMKM di Indonesia terus meningkat, pelaku
UMKM seringkali masih menghadapi sejumlah kendala salah satunya dari segi
pendanaan. Hanya 19,4% UMKM yang mendapatkan pembiayaan perbankan.
Hal ini disebabkan karena literasi keuangan dan pembiayaan UMKM di
Indonesia sendiri masih rendah.
 Digitalisasi
Tantangan lain yang juga dihadapi oleh UMKM dan dapat memengaruhi
perkembangan UMKM di Indonesia adalah perkembangan teknologi saat ini
yang begitu pesat. Teknologi dapat membantu pelaku usaha untuk
mengembangkan bisnis mereka agar dapat bersaing dan unggul. Apalagi,
banyak masyarakat yang sudah beralih menggunakan teknologi sehingga
beralih ke metode cashless saat berbelanja. Adanya peralihan dari jual beli
manual ke digital mau tidak mau membuat para pelaku usaha UMKM untuk
ikut beradaptasi.
Namun, baru sekitar 13% UMKM yang terhubung dengan pasar digital. Salah
satu penyebabnya adalah karena literasi digital yang masih rendah. Padahal,
pola hidup masyarakat saat ini telah beralih secara digital dan teknologi pun
kian menjadi penggerak ekonomi, terutama di masa pandemi. Maka dari itu,
sangat penting bagi UMKM untuk mulai melakukan transformasi digital. Tidak
hanya sebagai platform untuk penjualan saja tetapi untuk keseluruhan kegiatan
bisnis mulai dari pemasaran, menjangkau customer, informasi produk, menjaga
loyalitas, hingga melayani konsumen.
Dengan demikian, UMKM bisa terus beradaptasi dengan perubahan yang ada
dan tetap menjadi penopang ekonomi yang kuat bagi Tanah Air. Perlu adanya
dukungan dari berbagai pihak, seperti kementerian/lembaga, pemerintah
daerah, institusi perbankan, fintech, marketplace dan seluruh pelaku usaha
untuk dapat menyiapkan UMKM agar dapat bersaing di pasar domestik dan
pasar global melalui digitalisasi. Bisnis UMKM juga dapat mengembangkan
bisnis melalui platform penjualan online. Dengan berjualan online, bisnis dapat
lebih mudah menjangkau pelanggan dari seluruh penjuru negeri dan
meningkatkan penjualan.

11
BAB III

PENUTUP
1. Kesimpulan
Sektor tersier adalah sektor penyedia layanan berupa jasa. Walau industri ini
tidak menghasilkan barang berwujud, namun sektor industri ini menghasilkan banyak
keuntungan.
Di era sekarang sektor tersier memiliki peranan yang sangat penting untuk
perekonomian Indonesia. Semakin hari semakin banyak lapangan usaha yang menjadi
sub sektor yang dimuat oleh sektor tersier. Sektor ini sangat erat kaitannya dengan
jasa di mana saat ini lapangan usaha di bidang jasa selalu bertambah dan mengalami
perkembangan tiap tahunnya. Pertambahan ini juga membuat kontribusinya terhadap
PDRB semakin bertambah. Tercatat perkembangan kelompok tersier di Indonesia
dari tahun 2015-2019 rata-rata 3,42%.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sektor tersier di Indonesia
seperti; Faktor SDM, SDA, Ilmu pengetahuan dan teknologi, Budaya, Sumber daya
modal dan kewirausahan.
Koperasi dapat diartikan sebagai sebuah badan usaha yang beranggotakan
sekumpulan orang yang kegiatannya berlandaskan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi kerakyatan yang berasas kekeluargaan.
Menurut data BPS menunjukkan bahwa jumlah koperasi di Indonesia sejak
tahun 2006 sampai 2017 cenderung mengalami peningkatan. Namun pada tahun 2018
jumlah koperasi di Indonesia mengalami penurunan yang cukup drastis. Tetapi
kembali meningkat terus di tahun-tahun berikutnya.
Ada beberapa kendala dalam perkembangan koperasi di Indonesia,
diantaranya; Kurangnya kordinasi dan komunikasi, Keterbatasan pemahaman dan
kompetensi, Piutang anggota macet, Minim pengawasan pengurus, Pengelolaan
dokumen krang efektif.
UMKM adalah arti usaha atau bisnis yang dilakukan oleh individu, kelompok,
badan usaha kecil, maupun rumah tangga.
Kriteria UMKM ada tiga, yaitu : Mikro (Penghasilan 300.000.000/tahun);
Kecil (Penghasilan 300.000.000-2.500.000.000/tahun); dan Menengah (Penghasilan
2.500.000.000-50.000.000.000/tahun).

12
Jumlah usaha mikro pada 2019 mencapai 64,6 juta. Sebanyak 798,7 ribu unit
merupakan usaha kecil. Sementara, ada 65,5 ribu unit berbentuk usaha menengah.
Adapun, jumlah UMKM tersebut setara dengan 99,99% dari total unit usaha di
Indonesia. Sementara, usaha besar hanya mencapai 0,01% dari total unit usaha di
dalam negeri.
Ada dua tantangan besar dalam perekembangan UMKM di Indonesia yaitu
akses terhadap pendanaan yang sulit dan digitalisasi yang terus berkembang.

2. Saran
Sektor tersier, koperasi dan UMKM di Indonesia adalah beberapa sektor
utama dalam menunjang perekonomian di Indonesia. Saran dari kami dengan adanya
kendala-kendala yang telah dipaparkan diatas diharapkan dapat ditangani baik oleh
pemerintah maupun masyarakatnya itu sendiri. Dengan begitu maka diharapkan
pertumbuhan perekonomian di Indonesia akan terus mengalami peningkatan serta
meningkatnya kesejahteraan rakyat Indonesia.

Daftar Pustaka
https://money.kompas.com/read/2022/01/19/051518426/pengertian-umkm-kriteria-
ciri-dan-contohnya
https://dataindonesia.id/sektor-riil/detail/berapa-jumlah-umkm-di-indonesia
https://www.niagahoster.co.id/blog/tantangan-umkm-indonesia/
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/08/12/umkm-indonesia-bertambah-
198-pada-2019
https://ejurnal.stie-portnumbay.ac.id/index.php/jeb/article/download/65/75/93
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/12/06/jumlah-koperasi-di-indonesia-
kembali-meningkat-semenjak-pandemi
https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/11/130225969/produksi-sektor-primer-
sekunder-dan-tersier?page=all
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-koperasi/
https://www.gramedia.com/literasi/umkm/

13

Anda mungkin juga menyukai