Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KELOMPOK 5

SOSIOLOGI EKONOMI

SISTEM PASAR SEKTOR INFORMAL


Dosen: ANGGA ROVITA S.Pd.,M.Pd

Di susun oleh :

DEKA SATRIA 211010500999


MUHAMMAD ZULKARNAIN 211010501106
MUHAMMAD ARYA SYAHPUTRA 211010500949
NADIA FIRNANDA 211010502482
ROHMAYANTI NUR 211010500957
SESILIA BAREK KOTEN 211010501053

PROGRAM STUDI S1 MANAJMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan karunia-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah singkat tepat pada waktunya. Adapun judul dari makalah
singkat ini adalah “Sistem Pasar Sektor Informal”.

Pada kesempatan kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata kuliah
manajemen sumber daya manusia 1 yang telah membimbing kami untuk menyelesaikan
makalah singkat ini. Selain itu, kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak -
pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah singkat ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat membuat makalah
singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

ii
DAFTAR ISI

JUDUL....................................................................................................................................I
KATA PENGANTAR............................................................................................................II
DAFTAR ISI..........................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...........................................................................2
1.3 TUJUAN....................................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................................3
A. Kajian Teoritis............................................................................................3
BAB III PEMBAHASAN...............................................................................................7
A. Studi Kasus.................................................................................................8
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................10
4.1 KESIMPULAN.........................................................................................10
4.2 SARAN....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sektor informal adalah sektor ekonomi yang terdiri atas unit usaha berskala kecil,
yang memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa, dengan tujuan utama menciptakan
kesempatan kerja dan kesempatan memperoleh pendapatan bagi para pelakunya. Kendala
yang sering dihadapi oleh sektor ini adalah keterbatasan modal, fisik atau tenaga kerja, serta
keterampilan. Sektor informal di negara-negara sedang berkembang, tumbuh dan berkembang
sebagai akibat laju pertambahan angkatan kerja yang tinggi, serta ketidakmampuan sektor
formal menyerapnya. Sektor informal juga dapat diartikan sebagai unit usaha kecil yang
melakukan kegiatan produksi dan distribusi barang dan jasa untuk menciptakan lapangan
kerja dan penghasilan bagi mereka yang terlibat unit tersebut bekerja dengan keterbatasan,
baik modal, fisik, tenaga, maupun keahlian (http://id.wiktionary.org/wiki/sektor_informal).
Wujud kegiatan dan fisik serta profesi dari sektor ini beraneka ragam termasuk pedagang.
Sektor informal muncul akibat persaingan pasar yang tidak fair dan rata bahkan bersifat
kapitalistik. Sektor informal pertama kali di dokumentasikan tahun 1970- an dan segera
menjadi program di Interntional Labour Organisation (ILO). Awalnya sektor informal
dianggap ilegal, berbahaya bagi persaingan bisnis legal. Kemudian di yakini bahwa sektor
informal memberi sumbangan besar bagi ekonomi kota. Upaya manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya sudah berlangsung sejak manusia itu ada. Salah satu kegiatan manusia
dalam usaha memenuhi kebutuhan tersebut adalah dengan melakukan proses tukar menukar
atau perdagangan. Pedagang adalah pakar penempatan waktu, pedagang akan membeli dan
menjual aset serta menghasilkan uang dari penyebarannya (Hamilton, Roger 2008:57). Secara
ringkas pedagang adalah orang yang melakukan proses tukar menukar

Sebagaimana dikota – kota besar lainnya, kota Medan merupakan kota perdagangan yang
wajar apabila para pedagang melakukan kompensasi positif dengan memilih bekerja di sektor
informal, salah satu sektor informal banyak diminati para pedagang yaitu perdagangan kaki
lima

1
1.2 Rumusan Masalah

1. apa saja ciri-ciri ekonomi sektor informal ?


2. bagaimana perkembangan sektor informal di indonesia ?
3. apa saja fungsi dari pasar sektor informal ?
4. apa yang dimaksud dengan pasar sektor informal ?
5. apa karakteristik dari pasar sektor informal ?

1.3 Tujuan Masalah

 Untuk mengetahui pengaruh modal terhadap pendapatan pekerja sektor


informal khususnya pedagang
 Untuk mengetahui kebijakan apa yang diperlukan untuk meningkatkan
pendapatan pekerja sektor informa

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis

 SISTEM PASAR SEKTOR INFORMAL

Sektor informal adalah merupakan unit-unit usaha tidak resmi berskala kecil yang
menghasilkan dan mendistribusikan barang dan jasa tanpa memiliki izin usaha dan atau izin
lokasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sektor informal
digambarkan suatu kegiatan usaha berskala kecil yang dikelola oleh individu-individu dengan
tingkat kebebasan yang tinggi dalam mengatur cara bagaimana dan dimana usaha tersebut
dijalankan.

 Perkembangan Sektor informal di Indonesia

Tujuan pembangunan jangka panjang (PJP) II di Indonesia pada bidang ekonomi adalah
mewujudkan perekonomian yang mandiri dan andal berdasarkan demokrasi ekonomi untuk
meningkatkan kemakmuran seluruh rakyat secara selaras, adil dan merata. Untuk dapat
mencapai sasaran tersebut maka pertumbuhan ekonomi harus diarahkan untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat serta mengatasi ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial. Untuk
itu diperlukan kebijaksanaan pemerintah khususnya di bidang ekonomi sebagai upaya
memecahkan ketidak selarasan di dalam masyarakat. Sektor informal adalah sektor
ekonomi yang terdiri atas unit usaha berskala kecil, yang memproduksi dan mendistribusikan
barang dan jasa, dengan tujuan utama menciptakan kesempatan kerja dan kesempatan
memperoleh pendapatan bagi para pelakunya. Pengertian Sektor Informal Menurut Setiaji
dan Ana, (2018) sektor informal merupakan unit usaha kecil yang cukup dengan modal
sedikit dan sistem pengelolahan yang sederhana, sistem informal sediri cukup dominan dalam
penyerapan tenaga kerja di perkotaan. Salah satu usaha dari sistem informal merupakan
berdagang, kegiatan ini lebih banyak di kerjakan oleh masyarakat sebab berdagang tidak
memerlukan keahlian yang khusus maupun pendidikan yang tinggi dengan adanya sektor
informal ini mampu memberikan pelayanan terhada kebutuhan masyarakat berpenghasilan
rendah. Sektor informal dapat memberikan sumbangan untuk ekonomi lokal dalam suatu
wilayah, diharapkan sektor informal mampu berkontribusi dalam peningkatan pendapatan
daerah maupun nasional. Dengan itu sektor informal berperan penting dalam terciptanya
kondisi pemerataan hasil pembangunan Muzakir, (2010). Menurut Mulyadi, (2014)

3
perekonomian pada sektor informal mampu lebih

4
mandiri, dikarenakan pertumbuhan pada sektor informal secara langsung memperbaiki
kesejahteraan golongan lemah, dengan itu kemajuan sektor informal dapat menaikan
pendapatan nasional dan memperbaiki distribusi pendapatan. Pada sektor informal
permintaan akan selalu kuat,
Pengertian Pasar Menurut pratama, (2018), pasar merupakan tempat bertemu antara
produsen dan konsumen untuk melakukan transaksi untuk memenuhi kebutuhan dengan harga
yang telah di tentukan melalui tawar menawar. Pedagang membuka lapak untuk menjajakan
daganganya maupun jasa yang di perlukan oleh pembeli, bertemunya penjual dan pembeli
untuk menentukan harga yang di sepakati Para pedagang berharap harga setinggi-tingginya
supaya mendapatkan keuntungan sebesar mungkin. Namun apabila hara barang terlalu tinggi
akan membuat para pembeli tidak mau membeli dan meyebabkan barang tidak laku. Dan
apabila barang dijual dengan harga redah akan membuat para pedagang mengalami kerugian.
Sedangakn pembeli menginginkan harga yang rendah untuk barang yang di ingginkan
Rohmah, (2017). Boediono, (1982) mengatakan pada ilmu ekonomi pengertian pasar tidak
harus dikaitan suatu tempat namun bisa terjadi dimana saja terjadi transaksi anatar produsen
dan konsumen. Produsen biasanya menjual makanan, sayur mayur, jasa yang di butuhkan,
uang, maupun jasa angkut. Setiap barang ekonomi biasanya mempunyai pasarnya sendiri-
sendiri. Pada masing- masing pasar terjadi transakti untuk barang tersebut, bila terjadi
transaksi maka telah terjadi persetujuan antara penjual dan pembeli dalam harga dan volume
barang tersebut. Dua aspek yang di buat para ahli untuk menganlisis suatu pasar adalah harga
dan volume.

 Fungsi Pasar 4 fungsi ekonomi

Diperankan oleh pasar tradisional menurut Endarwati dan Wahyuningsih, (2012) diantaranya :
1) Pasar tradisional adalah area berbagai golongan masyarakat untuk mendapatkan kebutuhan
harian dengan harga yang lebih rendah. Dapat diantikan pasar tradisional penyokong
ekonomi masyarakat menengah kebawah.
2) Pasar tradisional dapat dimasuki oleh pelaku ekonomi lemah dengan modal kecil.
3) Pasar tradisional ialah salah satu sumber pendapatan daerah melalui retrubusi yang dibaya
oleh pedagang.
4) Aktifitas jual beli di pasar merupakan faktor penting dalam tingkat pertumbuhan ekonomi
skala local, regional dan nasional.

5
Modal memiliki sifat kuantitatif di karenakan modal di gunakan untuk membeli
barang dagangang, upah kariawan, dan untuk biaya operasional dari kegiatan jual beli untuk
meningkatkan pendapatan. Modal merupakan salah satu kendala bagi usaha kecil, dengan itu
biasanya usaha kecil melakukan langkah langkah seeperti kredit perbangkan, pinjaman dari
dana penyisihan BUMN, hibah, modal ventura serta banyak jenis pembiayaan lainya
(Anoraga dan Sudantoko,2002). 2 macam modal awal menurut Sukirno, (2006) sebagai
berikut yang pertama modal tetap yang berarti biaya yang di keluarkan pada saat proses
produksi yang tidak habis pada satu produksi tersebut, modal ini dapat berupa tanah,
bangunan, peralatan dan mesin-mesin. Dan yang kedua ialah modal tidak tetap yaitu modal
yang dikeluarkan pada saat proses produksi dan habis dalam satu kali proses produksi.

Peran modal dalam suatu usaha sangat penting. Tinggi maupun rendanya perputaran
modal akan mempengaruhi dana yang yang diinvestasikan dalam bentuk kas, piutang,
persedian dan hutan dagang. Jika modal di pergunakan dengan efektif dan efisien dengan itu
kesempatan untuk memperoleh laba semakin besar. Modal sebaiknya tersedia dalam jumlah
yang cukup untuk memberikan keuntungan yang maksimal, dapat beroprasi secara maksimal
dan mampu menekan biaya lebih rendah. Modal yang cukup juga dapat membayar kewajiban
tepat waktu, memiliki persedian barang yang cukup, dan tidak kesulitan untuk memperoleh
barang maupun jasa yang diperlukan (Rezkita, 2017). Modal merupakan hal utama dalam
menjalankan usaha, modal merupakan segala bentuk kekayaan berupa barang maupun uang
yang bisa di dapatkan sendiri maupun pihak lain berupa pinjaman yang di gunakan untuk
produksi baik yang habis satu kali produksi maupun tidak habis dalam satu kali produksi.

 Ciri-ciri ekonomi sektor informal

Dalam jurnal Analisa Pengelolaan Sumber Daya Manusia Sektor Formal dan Sektor Informal
di Jawa Timur (2014) karya Yupi Kurniawan Sutopo dan R.R. Retno Ardianti, ekonomi
sektor informal memiliki delapan ciri utama, yaitu:
1. Kegiatan usahanya tidak terorganisasi dengan baik. Karena kelompok usahanya
tidak menggunakan fasilitas atau kelembagaan yang berbentuk formal.
2. Biasanya kelompok usaha yang tergolong dalam sektor informal, tidak memiliki
izin resmi.
3. Pola kegiatan usahanya tidak teratur dengan baik. Mulai dari lokasi hingga jam kerjanya.
4. Unit usaha yang dilakukan sering berganti dari satu sub sektor ke sub sektor lainnya.
5. Umumnya teknologi yang digunakan dalam kegiatan produksi masih bersifat
tradisional atau sederhana.
6. Skala operasi kegiatan sektor informal tergolong kecil. Karena modal dan
perputaran usahanya cenderung minim.

6
7.Tidak memerlukan pendidikan formal untuk menjalankan kegiatan usahanya.
Karena sebagian besar pengetahuannya diperoleh dari pengalaman saat bekerja.
8. Modalnya berasal dari tabungan atau lembaga keuangan tidak resmi.

 Pasar Pesaingan Sempurna


Menurut Rezkita, (2017) pasar persaingan sempurna merupakan pasar yang memiliki banyak
penjual serta pembeli. Pasar tradisional merupakan pasar persaingan sempurna, produsen
maupun konsumen berlaku sebagi price taker. Pasar akan berjalan dengan baik apa bila tidak
ada penguasa pasar yang memperngaruhi harga-harga yang berlaku di pasar.

 Karakteristik pasar persaingan sempurna menurut saeful, (2016)


a. Banyaknya produsen menjual barang yang sama, hal ini menyebabkan produsen hanya
memasok sebagain dari total komoditas yang ditawarkan ke pasar sebab kwalitas produk
sama saja seperti yang di buat produsen lainya.
b. informasi yang baik mengenai harga untuk produsen maupun konsumen. Produsen dan
konsumen mengetahui keadaan pasar maupun harga sekarang maupun yang akan datang.
c. perusahaan mengiyakan harga yang ditentukan pasar.
d. produsen bebas keluar maupun masuk pasar. Perusahaan keluar maupun masuk pasar tidak
akan mempengaruhi perusahaan lainya.

7
BAB III
PEMBAHASAN

A. STUDI KASUS
Berdasarkan hasil survei, terdapat 29 usaha daur ulang sampah plastik di Kecamatan
Purwodadi yang dijadikan lokasi sampel dalam penelitian ini. Dari 29 usaha daur ulang
tersebut terdiri dari 14 bank sampah, 7 pengepul I, 3 pengepul II, 4 bandar dan 1 penggiling
yang mengumpulkan jenis sampah plastik, dan jenis rongsokan lain. Pengepul I merupakan
usaha daur ulang yang menerima sampah lebih dari 50 kg sampai dengan 500 kg per hari.
Pengepul II merupakan usaha daur ulang yang menerima sampah lebih dari 500 kg per hari
sampai dengan 1.000 kg. Bandar merupakan usaha daur ulang yang menerima sampah lebih
dari 1.000 kg. Penggiling merupakan usaha daur ulang yang melakukan pengolahan terhadap
sampah khususnya sampah plastik jenis tertentu menggunakan mesin perajang hingga
menjadi plastik cacahan. Pelaku daur ulang sektor informal merupakan salah satu stakeholder
yang berperan dalam mengurangi volume sampah yang dibuang ke landfill, yang terdiri dari
pemulung, bank sampah, pengepul, bandar, dan penggiling. Rumanti (2019),
mengklasifikasikan usaha daur ulang sektor informal di Kota Semarang berdasarkan
kapasitas sampah plastik yang diterima menjadi 3 kelompok yaitu tukang loak, bandar kecil,
dan bandar besar. Namun dalam penelitian ini istilah yang digunakan berbeda dan
diklasifikasikan berdasarkan total seluruh sampah yang diterima per hari. Rantai perjalanan
sampah plastik dimulai dari masyarakat yang menjual sampah plastik ke bank sampah, dan
pemulung yang akan menjual sampah plastik ke pengepul I maupun pengepul II. Selanjutnya
pihak bank sampah akan menjual sampah plastik ke pengepul I, kemudian sampah plastik
akan dijual ke pihak pengepul II ataupun bandar. Bandar adalah penampung terakhir yang
menjual sampah plastik ke penggiling, pabrik atau industri daur ulang. Berdasarkan hasil
survei, semakin tinggi tingkatan usaha daur ulang maka semakin besar networking yang
diperlukan. Setiap hari masyarakat menghasilkan sampah dan sebagian besar sampah ini
masih memiliki nilai ekonomi, sehingga sektor persampahan saat ini dapat dianggap sebagai
salah satu sektor yang cukup dapat diandalkan. Pelaku daur ulang di Kecamatan Purwodadi
menerima berbagai jenis sampah plastik yang sumbernya berbeda- beda pada tiap tingkatan
pelaku daur ulang. Rata-rata jumlah berat sampah plastik yang dikumpulkan tiap pelaku daur
ulang berdasarkan hasil survei pelaku daur ulang sampah plastik yang terdiri dari 3
pemulung, 14 bank sampah, 7 pengepul I, 3 pengepul II, 4 bandar, dan 1 penggiling.

8
Tabel 1.Jumlah Berat Sampah Plastik yang Dikumpulkan Pelaku Daur Ulang

Kode Jenis Sampah Jumlah Berat Sampah Plastik (Kg/hari)


Daur Pemulu BankSamp Pengepu Pengepul Band Penggili
Ulang ng ah lI II ar ng
PET Botol (minuman, saus, 3,67 1,52 52,86 75 106,2 120
kecap, dll) 5
HDPE Botol (sampo, sabun, 3 1,33 32,29 56,67 77,5 100
kosmetik, dll)
Ember (tempat sabun, 2,33 0,96 26,43 55,67 60 90
ember, bak,baskom, dll)
PVC Pipa 0,5 0 9 11,67 15 30
LDPE Kresek bening 0 0,71 5 23,5 6 0
Kresek warna 0 0,56 2 10,5 4 0
PP Air mineral gelas 1 0,34 6,86 8,33 11,25 15
Tutupbotol 0 0 0 0 17,5 30
Mainan anak 0,75 0 8,67 4 20 0
OTHER Alat elektronik 0,5 0 4 5 8 700
Peralatan rumah tangga 1 0,13 4 2 6 15
Berat rata-rata pengelolaan sampah 12,75 5,55 151,10 252,33 331,5 1.100
plastik (Kg/hari)

Berdasarkan hasil survei, terdapat satu penggiling sampah plastik di Kecamatan


Purwodadi sehingga kegiatan operasionalnya dapat dianalisis kelayakannya secara ekonomi.
Analisis kelayakan ekonomi usaha daur ulang tingkat penggiling Kecamatan Purwodadi pada
penelitian ini dilakukan dengan memproyeksikan kegiatan usaha daur ulang tingkat
penggiling selama umur ekonomis. Asumsi umur ekonomis yang digunakan yaitu selama 10
tahun. Aset terbesar yang dimiliki usaha daur ulang tingkat penggiling adalah truk kecil,
dengan umur ekonomis 10 tahun, sehingga 10 tahun diambil sebagai asumsi umur ekonomis
usaha daur ulang tingkat penggiling. Kelayaknnya dihitung dengan metode Net Present Value
(NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), dan Internal Rate of Return (IRR). Analisis dilakukan
untuk mengetahui usaha daur ulang tingkat penggiling ini mendatangkan keuntungan atau
tidak. Berdasarkan analisis kelayakan ekonomi usaha daur ulang tingkat penggiling di
Kecamatan Purwodadi memiliki nilai NPV>1, nilai BCR>1, dan nilai IRR>DF, sehingga

9
dapat

10
disimpulkan usaha daur ulang tingkat penggiling di Kecamatan Purwodadi layak secara
ekonomi dan mendatangkan manfaat. Analisis ini menggunakan suku bunga (discount rate)
sebesar 10% per tahun (Modul Kelayakan Ekonomi, 2017).

Tabel 2. HasilAnalisis Kelayakan Ekonomi

Kriteria Nilai Indikator Hasil


NPV 923.395.260,44 NPV > 1 Layak
BCR 1.58 BCR > 1 Layak
IRR 56.82 IRR > DF Layak

11
KESIMPULAN DAN SARAN

Jadi kesimpulannya Sektor Informal di Kecamatan Purwodadi memiliki potensi


ekonomi daur ulang untuk sampah plastik. Tiap-tiap pelaku pasar daur ulang memiliki
tingkatan harga pembelian dan penjualan. Biaya satuan yang dikeluarkan oleh pelaku daur
ulang di Kecamatan Purwodadi untuk mengelola sampah plastik yaitu Rp 308,33/kg pada
tingkat pengepul I, Rp 326,54 pada tingkat pengepul II, Rp 313,06/kg pada tingkat bandar,
dan Rp 1.863,77/kg sampah plastik. Berdasarkan analisis kelayakan ekonomi dengan metode
Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), dan Internal Rate of Return (IRR) dapat
disimpulkan bahwa usaha daur ulang tingkat penggiling layak secara ekonomi dengan nilai
NPV Rp 923.395.260,44 (NPV>1), nilai BCR 1,58 (BCR>1), dan nilai IRR 56,82. Kemudian
untuk keuntungan bersih tiap jenis sampah plastik pada tingkat pemulung berkisar antara Rp
500-Rp 2.600, tingkat bank sampah berkisar antara Rp 100-Rp 400, tingkat pengepul I
berkisar antara Rp 91,67-Rp 391,67, tingkat pengepul II berkisar antara Rp 173,46-Rp
473,46, tingkat bandar berkisar antara Rp 186,94-Rp 686,94, dan tingkat penggiling berkisar
antara Rp 136,23- Rp 1.136,32. Pendapatan harian tenaga kerja pada tingkat pengepul I Rp
55.000, tingkat pengepul II Rp 62.500, tingkat Bandar Rp 73.125, dan tingkat penggiling Rp
82.000. Total timbulan sampah plastik di Kecamatan Purwodadi sebesar 14.887,26 kg/hari
dan total sampah plastik yang dijual sektor informal sebesar 1.501,67 kg/hari, sehingga
adanya pelaku daur ulang sektor informal di Kecamatan Purwodadi mampu mereduksi
sampah plastik sebesar 10,08%.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/80089056/pdf-libre.pdf?1643807663=&response-content-
disposition=inline%3B+filename%3DTinjauan_Nilai_Manfaat_pada_Pengelolaan.pdf&Expires=1678538
939&Signature=B19r8AkbanSRc7swFj-OGrgWqVv83PHJq6JiwDEnQt~sWu5-y-YeKo-
QU8PP03lOYTjiTimKqsUOl1dFL6k4poauJTEKHanA~n-pF7bNBMyKHv4g8YaVCYjy6yN3yjbaj5-
h0xLQiILUrNkTD5omfYtkxL6QWTmvs2RDeHgSeHjhw4MEM4-kuqkuVxI-d-
i9CdqD1LPERgdYtChwJ2h1t4q-acGC-
dnatEP8ZAs0dGOdJqY4BBmDtJbodKIXv15btYtA33BzpZHU~zIX4-~KPuh7YCAUBKMo-
KKGigFPvQCG8cYVVig9f0xlTa7R1z1u7POeqZAF02FF4uLx30BbAg &Key-Pair-
Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA

http://scholar.unand.ac.id/8506/2/bab%201.pdf

https://www.neliti.com/id/publications/36113/analisa-faktor-faktor-yang-menghambat-pertumbuhan-
usaha-pada-sektor-informal-di

13

Anda mungkin juga menyukai