Anda di halaman 1dari 30

ETIKA DI PASAR

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Etika Bisnis dan Profesi

yang dibina oleh Ibu Rizka Furqorina

Oleh:

Danarela Ekarani 150422603761


Diaz Hasvin Pratama 150422603278
I’ana Nur Azyzy 150422602510
Muhamad Afifudin Hamzah 150422600469
Ning Inggita Dewi 150422602103

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI

Februari 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kami ucapkan atas
pengetahuan dan ilmu yang telah di anugerahkan sehingga tugas makalah mata
kuliah Etika Bisnis dan Profesi berjudul “Etika di Pasar” ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Maksud dari pembuatan makalah ini adalah untuk menyelesaikannya tugas
yang diberikan oleh “Ibu Rizka Furqorina” selaku Dosen Pembimbing untuk Mata
Kuliah Etika Bisnis dan Profesi.
Demikian kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen
Pembimbing dalam membimbing dan membina kami dengan sabar. Dan untuk
yang terakhir kalinya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak–
pihak yang tidak dapat kami sebutkan. Maka dari itu, kami yakin bahwa hasil
Makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami harap kritik dan saran dari
pembaca.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penyusunan ringkasan ini dari awal sampai akhir, yang
namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Malang, 25 Februari 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................ i


KATA PENGANTAR .......................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... 3


2.1 Persaingan Sempurna ............................................................ 3
2.1.1 Kesetimbangan Dalam Pasar Kompetitif Sempurna .......... 5
2.1.2 Etika Dan Pasar Kompetitif Sempurna ................................ 10
2.2 Persaingan Monopoli .............................................................. 12
2.2.1 Persaingan Monopoli: Keadilan, Utilitas, dan Hak ............. 13
2.3 Persaingan Oligopolistik ........................................................ 15
2.3.1 Perjanjian Eksplisit ................................................................ 16
2.3.2 Perjanjian Tersembunyi ........................................................ 16
2.3.3 Suap .......................................................................................... 17
2.4 Oligopoli Dan Kebijakan Publik ........................................... 18
2.4.1 Pandangan Tidak Melakukan Apa-Apa ............................... 18
2.4.2 Pandangan Anti Monopoli ..................................................... 19
2.4.3 Pandangan Regulasi ............................................................... 20

Kasus Indomie Di Taiwan .................................................................... 21


BAB III KESIMPULAN ...................................................................... 24
DAFTAR RUJUKAN .......................................................................... 26

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kurva Permintaan ............................................................... 5


Gambar 1.2 Kurva Persediaan . .............................................................. 7
Gambar 1.3 Kurva Persediaan dan Permintaan ...................................... 9
Gambar 1.4 Situasi Pasar Monopoli ...................................................... 12

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar merupakan salah satu tempat di mana adanya transaksi jual beli atau
penukaran secara barter antara satu barang dengan barang yang lainnya.
Velasquez menyatakan bahwa pasar adalah sebuah forum di mana orang-orang
berkumpul dengan tujuan untuk mempertukarkan kepemilikan barang atau uang
atau sebuah tempat yang dimana barang atau jasa dibeli dan dijual. Hal tersebut
bisa berukuran kecil atau besar sampai yang bersifat sementara atau permanen.

Pasar sangatlah diperlukan dalam kehidupan sehari-hari demi memenuhi


kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Dan pasar juga sangat tergantung dengan
sistem pemerintahan untuk menstabilkan harga dalam transaksi jual beli. Perilaku
sosial pun sangat di perlukan pada keberlangsungan aktivitas yang ada di pasar
sehingga dari situ masyarakat dapat menjalin hubungan yang lebih komunikatif
pada pendekatan antara konsumen dan produsen. Walaupun perencanaan dan
penentuan strategi yang tepat merupakan faktor utama yang harus diperhatikan
dalam pasar untuk bersaing dalam perkembangan ekonomi saat ini, ada hal yang
harus perlu diingat oleh pasar dalam melakukan kegiatan ekonominya yaitu
masalah ”etika”.

Sebelum mempelajari etika tindakan anti persaingan, kita perlu memahami


secara jelas arti persaingan pasar. Persaingan dapat diartikan sebagai persaingan
antara dua pihak atau lebih untuk memperoleh sesuatu yang hanya bisa dimiliki
salah satu dari mereka. Namun persaingan pasar melibatkan lebih dari sekedar
persaingan antara dua perusahaan atau lebih. Terdapat tiga model abstrak yang
menggambarkan tingkat persaingan dalam sebuah pasar antara lain persaingan
sempurna, persaingan monopoli dan persaingan oligopolistik.

Etika di pasar dapat diartikan sebagai nilai-nilai atau norma-norma moral


serta tata cara berperilaku, khususnya dalam bidang bisnis yang terkandung di
dalam pasar. Pada pembahasan ini, akan lebih ditekankan tentang cara beretika di

1
pasar persaingan sempurna, pasar monopoli, dan pasar oligopoli karena ketiga
pasar ini merupakan induk dari pasar lainnya.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan tersebut, maka makalah


ini akan membahas secara mendalam mengenai etika yang seharusnya terjadi di
pasar persaingan sempurna, pasar monopoli dan pasar oligopoli dengan judul
”Etika di Pasar”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kesetimbangan dan etika pada pasar persaingan sempurna?
2. Bagiamana etika yang diterapkan pada pasar persaingan monopoli?
3. Bagaimana etika pada pasar persaingan oligopolistik?
4. Bagaimana pandangan dari kekuatan oligopoli dan kebijakan publik?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui kesetimbangan dan etika pada pasar persaingan sempurna.
2. Memahami etika yang diterapkan pada pasar persaingan monopoli.
3. Memahami etika pada pasar persaingan oligopolistik.
4. Mengetahui pandangan dari kekuatan oligopoli dan kebijakan publik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Persaingan Sempurna

Pasar adalah sebuah forum dimana orang-orang berkumpul dengan tujuan


untuk mempertukarkan kepemilikan barang atau uang. Menurut William J.
Stanton, pengertian pasar adalah sekumpulan orang yang ingin meraih kepuasan
dengan menggunakan uang untuk berbelanja, serta memiliki kemauan untuk
membelanjakan uang tersebut. Sedangkan pengertian pasar menurut KBBI adalah
sekumpulan orang yang melakukan kegiatan transaksi jual-beli. Pasar merupakan
sebuah tempat untuk kegiatan jual-beli yang diselenggarakan oleh sebuah
organisasi atau perkumpulan dengan maksud untuk mencari derma. Dari
penjelasan definisi pasar maka kita dapat mengetahui ciri-ciri pasar, yaitu:

a. Ada barang atau jasa yang diperjualbelikan


b. Terjadi transaksi jual beli
c. Adanya proses permintaan dan tawar menawar
d. Terjadinya interaksi antara pembeli dan penjual
e. Transaksi terjadi ketika ada kesepakatan antaran penjual dan pembeli

Pasar bisa berukuran sangat kecil dan sangat sementara atau sangat besar
dan relatif permanen. Pasar bebas perdaingan sempurna adalah pasar dimana tidak
ada pembeli atau penjual yang memiliki kekuatan yang cukup signifikan untuk
mampu memengaruhi harga barang-barang yang diperlukan. Pasar bebas dengan
persaingan sempurna memiliki tujuh karakteristik sebagai berikut:

1. Jumlah pembeli dan penjual relatif banyak, dan tidak ada seorang pun yang
memiliki pangsa pasar yang relatif substansial.
2. Semua pembeli dan penjual bebas masuk atau meninggalkan pasar.
3. Setiap pembeli dan penjual mengetahui sepenuhnya apa yang dilakukan oleh
pembeli dan penjual lainnya, termasuk informasi tentang harga, jumlah, dan
kualitas semua barang yang diperjualbelikan.

3
4. Barang-barang yang dijual di pasar sangat mirip satu sama lain sehingga tidak
ada seseorang pun yang peduli dari mana mereka membeli atau menjualnya.
5. Biaya dan keuntungan memproduksi atau menggunakan barang-barang yang
dipertukarkan sepenuhnya ditanggung pihak-pihak yang membeli dan menjual
barang-barang tersebut, bukan oleh pihak lain.
6. Semua pembeli dan penjual adalah “pemaksimal” utilitas: semuanya berusaha
untuk memperoleh sebanyak mungkin dengan membayar sedikit mungkin.
7. Tidak ada pihak luar (misalnya pemerintah) yang mengatur harga, kuantitas,
atau kualitas dari barang-barang yang diperjualbelikan dalam pasar.

Dua karakteristik pertama merupakan karakteristik dasar dari sebuah pasar


yang ‘kompetitif’ karena keduanya menjamin bahwa pembeli dan penjual
memiliki kekuatan yang kira-kira sama dan tidak ada yang bisa memaksakan
kehendaknya pada yang lain. Karakteristik ketujuh merupakan apa yang membuat
sebuah pasar bisa dikatakan sebagai pasar bebas: pasar yang terbebas dari semua
peraturan yang ditetapkan dari luar atas harga, kuantitas, atau kualitas. Namun
yang disebut pasar bebas tidak selalu bebas dari semua batasan.

Dalam pasar bebas dengan persaingan sempurna, harga bersedia dibayar


pembeli akan naik jika barang yang dibutuhkan jumlahnya sedikit dan kenaikan
harga mendorong penjual untuk menyediakan tambahan barang yang sama. Jika
jumlah barang lebih banyak, harga akan turun, dan kenaikan harga mendorong
penjual untuk mengurangi jumlah barang yang mereka sediakan. Dalam pasar
persaingan sempurna, harga dan jumlah barang selalu bergerak menuju apa yang
disebut titik keseimbangan, yaitu titik dimana jumlah barang yang ingin dibeli
sama persis dengan jumlah barang yang ingin dijual, dimana harga tertinggi yang
bersedia dibayar konsumen sama persis dengan harga terendah yang bersedia
diterima penjual. Dalam pasar kompetitif sempurna juga memberikan hasil yang
mengejutkan. Pasar ini mampu memenuhi tiga kriteria moral: keadilan, utilita,
hak. Dengan kata lain, pasar bebas kompetitif sempurna mampu memberikan
keadilan memenuhi harapan utilitarianisme, dan menghargai hak-hak moral
tertentu.

4
Pasar kompetitif sempurna mampu mencapai ketiga hal tersebut ditunjukan
pada kurva permintaan dan persediaan dengan penjelasan dalam dua tahap.
Pertama dengan melihat mengapa pasar bebas kompetitif sempurna selalu
bergerak melalui titik kesetimbangan. Lalu yang kedua melihat mengapa pasar
yang bergerak menuju titik kesetimbangan mampu mencapai tiga tujuan moral
tersebut.

2.1.1 Kesetimbangan dalam Pasar Kompetitif Sempurna

Kurva permintaan adalah sebuah garis yang menunjukkan jumlah paling


besar yang bersedia dibayar konsumen untuk sebuah unit produk saat membeli
dalam jumlah berbeda untuk produk-produk tersebut. Semakin sedikit jumlah
produk yang dibeli konsumen, semakin besar mereka bersedia membayar untuk
produk tersebut sehingga kurva permintaan bergerak turun ke arah kanan. Dalam
kurva imajiner dalam Gambar 2.1, misalnya, pembeli bersedia membayar $1 per 1
keranjang kentang jika mereka membeli 600 juta ton kentang, namun mereka
bersedia membayar $5 per keranjang jika mereka hanya membeli 100 juta ton
kentang.

Gambar 1.1 Kurva Permintaan

Kurva permintaan ini turun ke arah kanan menunjukkan bahwa konsumen


bersedia membayar dalam jumlah lebih kecil untk setiap unit barang apabila
mereka membeli lebih banyak: Nilai kentang tersebut jatuh saat konsumen

5
membeli lebih banyak. Fenomena ini dijelaskan dalam prinsip yang selalu diikuti
oleh sifat manusia–yang disebut prinsip penurunan utilitas marjinal. Prinsip ini
menjelaskan bahwa setiap unit barang tambahan yang dikonsumsi seseorang
cenderung semakin kurang memuaskan dibandingkan konsumsi barang yang sama
sebelumnya. Karena adanya prinsip penurunan utilitas marjinal, semakin banyak
barang-barang yang dibeli konsumen di suatu pasar, semakin kurang memuaskan
nilai yang mereka berikan pada setiap tambahan barang tersebut. Dengan
demikian, kurva permintaan pembeli turun ke arah kanan karena prinsip
penurunan utilitas marjinal menyatakan bahwa harga yang bersedia dibayar
konsumen untuk suatu barang akan menurun apabila jumlah yang mereka beli
bertambah.

Jadi, kurva permintaan ini menunjukkan nilai yang diberikan konsumen


pada setiap unit produk saat nereka membeli lebih banyak. Dengan demikian, jika
harga suatu produk naik di atas kurva permintaan, maka pembeli akan
menganggap diri mereka sebagai pihak yang kalah – atau dengan kata lain
membayar lebih banyak untuk sebuah produk dibandingkan nilainyabagi mereka.
Dan bila di bawah kurva permintaan, mereka akan merasa sebagai pemenang–
membayar lebih sedikit dari nilai produk tersebut bagi mereka. Jadi, jika harga
naik di atas kurva permintaan, maka pembeli kurang termotivasi untuk membeli,
dan mereka cenderung meninggalkan pasar untuk membelanjakan uang mereka di
pasar lain. Namun demikian, harganya di bawah kurva permintaan, maka para
pembeli baru akan masuk karena mereka melihat adanya kesempatan untuk
membeli produk dengan nilai yang lebih rendah dari nilai produk tersebut bagi
mereka.

Pasar juga bisa dilihat dari sisi lain, yaitu persediaan. Kurva persediaan
adalah garis yang menunjukkan harga yang dibebankan produsen untuk menutup
biaya menyediakan suatu komoditas. Di luar suatu titik tertentu, semakin banyak
jumlah yang diproduksi dan semakin tinggin biaaya rata-rata pembuatan setiap
unit, maka kurva akan naik ke kanan. Dalam contoh kurva pada Gambar 2.2,
misalnya, petani memerlukan biaya sekitar $1 per satu kerangjang untuk
menenam 100 juta ton kentang, namun biayanya menjadi $4 per keranjang untuk
menanam 500 juta ton.

6
Gambar 1.2 Kurva Persediaan Kentang

Sekilas, mungkin agak janggal bila produsen atau penjual menetapkan


harga yang lebih tinggi saat mereka memproduksi barang dalam jumlah yang
lebih besardibandingkan memproduksi dalam jumlah kecil. Namun kenaikan
biaya produksi ini dijelaskan pada prinsip yang disebut prinsip kenaikan biaya
marjinal. Prinsip ini menyatakan bahwa setelah mencapai titik tertentu, setiap unit
tambahan yang diproduksi penjual memerlukan biaya yang lebih besar dari unit
sebelumnya. Hal ini dikarenakan adanya karakteristik khusus dalam dunia fisik
kita: Terbatasanya sumber daya produktif. Seorang produsen akan menggunakan
sumber daya paling baik dan paling produktif untuk membuat barang-barang
pertama dan pada titik ini biayanya akan turun saat dia akan memperluas
produksinya.

Petani kentang di sebuah lembah, mislanya, mengawali penanaman


kentang di beberapa lahan subur di beberapa lahan subur di dasar lembah di mana
semakin besar lahan yang di tanami maka semakin besar penurunan biaya
penanaman per unit. Namun saat petani tersebut terus memperluas lahan
pertaniannya, dia akhirnya kehabisan sumber daya yang sangat produktif dan
terpaksa menggunakan lahan-lahan yang kurang produktif. Saat dia sudah
menggunakan semua lahan di dasar lembah, dia terpaksa mulai menanam di bagia
lereng dan bagian bagian lain di lembah tersebut, yang mungkin berbabtu dan

7
memerlukan biaya irigasi yang lebih mahal. Jika dia terus meningkatkan
produksinya, dia akhirnya akan mulai menanam di lahan-lahan di lereng gunung
dan biaya yang dikeluarkan juga semakin besar. Akhirnya, petani tersebut
mencapai suatu situasi dimana semakin besar yang dia produksi, semakin besar
pula biaya produksinya karena dia terpaksa menggunakan sumber daya yang
semakin kurang produktif. Keadaan yang dialamin petani kentang ini
menggambarkan prinsip kenaikan biaya marjinal: Setelah mencapai titik tertentu,
tambahan produksi selalu disertai kenaikan biaya per unit. Inila situasi yang
digambarkan dalam kurva persediaan. Kurva persediaan akan naik ke kanan
karena menggambarkan titik dimana penjual mulai menetapkan harga yang lebih
besar per unit untuk menutup biaya suplai barang tambahan.

Kurva persediaan menunjukkan seberapa besar biaya yang dibebankan


produsen untuk menutup biaya produksi atas barang dalam jumlah tertentu. Biaya
produksi juga mencakup biaya-biaya lain selain biaya “umum” tenaga kerja,
bahan baku, distribusi, dan sebagainya. Biaya produksi suatu komoditas juga
mencakup keuntungan normal yang diperoleh penjual untuk memotivasi mereka
gar bersedia menginvestasikan sumber daya untuk memproduksi komoditas
tersebut serta melupakan peluang untuk berinvestasi di pasar lain. Jadi, biaya
produksi komoditas termasuk biaya umum ditambah keuntngan normal.
Keuntungan normal adalah keuntungan rata-rata yang diperoleh produsen di pasar
lain dengan risiko yang hampir sama. Jadi, harga dalam kurva persediaan cukup
untuk menutup biaya produksi umum ditambah keuntungan normal. Keuntungan
dihitung sebagai bagian dari biaya menyediakan produk ke pasar.

Harga dalam kurva persediaan merepresentasikan nilai minimum yang


harus diterima produsen untuk menutup biaya umum dan memperoleh keuntungan
normal. Jika harga jatuh dibawah kurva persediaan, produsen cenderung akan
meninggalkan pasar dan menginvestasikan sumber daya mereka ke pasar lain
yang lebih menguntungkan. Namun, jika harga naik diatas kurva persediaan, para
produsen baru akan masuk ke pasar karena tertarik dengan adanya kesempatan
untuk menginvestasikan sumber daya mereka dalam suatu pasar yang menjanjikan
keuntungan lebih tinggi dari pasar lain.

8
Penjual dan pembeli dapat berinteraksi dalam pasar yang sama sehingga
kurva permintaan dan persediaan dapat digabungkan dalam gambar yang sama.
Biasanya, apabila hal ini dilakukan maka kurva permintaan dan persediaan akan
bertemu di suatu titik. Titik ini adalah titik dimana harga yang dibayar konsumen
untuk barang tertentu sama persis dengan harga yang diterima penjual untuk
menutup biaya produksi barang dalam jumlah yang sama atau disebut titik
equilibrium.

Gambar 1.3 Kurva Persediaan dan Permintaan Kentang

Dalam pasar kompetitif sempurna, harga, jumlah persediaan, dan jumlah


permintaan semuanya cenderung menuju titik kesetimbangan. Contoh dalam
gambar dibawah ini, jika harga kentang naik di atas titik equilibrium maka penjual
harus menyediakan barang lebih banyak dari titik equilibriumnya. Jika penjual
menjual dengan harga yang lebih tinggi, maka konsumen akan membeli dalam
jumlah yang kecil atau dibawah titik equilibrium. Sehingga akan mengakibatkan
surplus dan untuk menyingkirkannya penjual terpaksa menurunkan harga dan
mengurangi produksi dan pada akhirnya harga dan jumlah kesetimbangan akan
tercapai kembali.

Sebaliknya, jika harga turun di bawah titik equilibrium, maka produsen


akan merugi dan persediaan juga akan semakin berkurang dibandingkan dengan
permintaan konsumen dengan harga tersebut. Akibatnya adalah permintaan yang
berlebihan dan kurangnya persediaan. Kekurangan persediaan ini mendorong

9
pembeli untuk menaikkan tawaran harga sehingga harga akan naik dan hal ini
mendorong produsen lain untuk menaikkan jumlah persediaan.

2.1.2 Etika dan Pasar Kompetitif Sempurna

Pasar kompetitif sempurna mencakup kekuatan-kekuatan yang mendorong


pembeli dan penjual menuju apa yang disebut titik keseimbangan. Dalam proses
ini, pasar dikatakan mampu mencapai tiga nilai moral utama:

1. Mendorong pembeli dan penjual mempertukarkan barang dalam barang


dalam cara yang adil (dalam artian adil tertentu)
2. Memaksimalkan utilitas pembeli dan penjual dengan mendorong mereka
mengalokasikan, menggunakan, dan mendistribusikan barang-barang
dengan efisiensi sempurna.
3. Mencapai tujuan-tujuan tersebut dengan suatu cara yang menghargai hak
pembeli dan penjuan untuk melakukan pertukaran bebas.

Pasar kompetitif sempurna mencakup keadilan kapitalis karena pasar


semacam ini selalu mengarah pada titik keseimbangan, dan titik ini adalah titik di
mana penjual dan pembeli secara rata-rata menerima nilai dari apa yang mereka
berikan. Titik keseimbangan adalah satu-satunya titik di mana harga dianggap adil
baik bagi pembeli ataupun penjual. Apabila harga atau jumlah barang
menyimpang dari titik keseimbangan, maka ada pihak yang dirugikan, mungkin
pembeli atau mungkin penjual: salah satu dari keduanya memberikan kontribusi
yang lebih besar dari yang lain.

Selain membentuk keadilan kapitalis, pasar kompetitif juga


memaksimalkan utilitas pembeli dan penjual dengan mendorong mereka
mengalokasikan, menggunakan, dan mendistribusikan barang-barang mereka
dengan efisiensi sempurna. Sistem pasar kompetitif sempurna mencapai efisiensi
dalam tiga cara:

1. Pasar kompetitif sempurna memotivasi perusahaan untuk menginvestasikan


suber daya mereka dalam industri-industri yang tingkat permintaannya tinggi
dan mengalihkan sumber daya dari industri-industri yang permintaannya
rendah.

10
2. Pasar kompetitif sempurna mendorong perusahaan untuk meminimalkan
sumber daya yang dikonsumsi untuk memproduksi suatu komoditas dan
menggunaan teknologi paling efisien yang tersedia.
3. Pasar kompetitif sempurna mendistribusikan komoditas di antara para pembeli
dealam suatu cara di mana semua pembeli menerima komoditas yang paling
memuaskan yang dapat mereka peroleh, dalam kaitannya dengan komoditas
yang tersedia bagi mereka serta uang yang mereka miliki untuk memilikinya.

Jadi, pasar kompetitif sempurna adalah sempurna dalam tiga aspek moral penting:

1. Masing-masing secara terus menerus membentuk keadilan kapitalis.


2. Secara bersama-sama, semua memaksimalkan utilitas dari bentuk efisiensi
pasar.
3. Masing-masing menghargai hak negatif tertentu dari pembeli maupun penjual.

Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam


menginterpretasikan ciri-ciri moral dari pasar kompetitif sempurna. Pertama,
pasar ini tidak mendukung bentuk-bentuk keadilan lain. Karena pasar ini tidak
menanggapi kebutuhan orang-orang yang ada dil luar pasar atau orang-orang yang
memiliki sumber daya untuk dipertukarkan.

Kedua, pasar kompetitif sempurna memaksimalan utilitas dari orang-orang


yang mampu berpartisipasi di dalamnya sesuai dengan batasan anggaran mereka.
Namun ini tidak berarti bahwa utilitas total masyarakat dimaksimalkan. Brang-
barang yang didistribusikan pada masing-masing individu melalui pasar
kompetitif bergantung pada kemampuan individu yang bersangkutan untuk
berpartisipasi di pasar dan pada seberapa banyak yang mereka habiskan di pasar.

Ketiga, meskipun pasar bebas kompetitif mendukung hak-hak negatif


tertentu bagi pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, namun sesungguhnya pasar
semacam ini menekan hak positif dari orang-orang di luat atau orang-orang yang
partisipasinya minim.

Keempat, pasar bebas kompetitif mengabaikan dan bahkan berkonflik


dengan kewajiban memberikan perhatian. Kelima, pasar kompetitif memberikan
pangaruh buruk pada kaakter moral individu, tekanan kompetitif yang terdapat di

11
pasar semacam ini mendorong orang-orang untuk selalu mencapai efisiensi
ekonomi.

2.2 Persaingan Monopoli

Pasar kompetitif sempurna memiliki tujuh karakteristik. Dalam monopoli,


dua di antaranya tidak ada. Pertama karakterisitik “jumlah pembeli dan penjual
relatif banyak, dan tidak ada seorang pun yang memiliki pangsa pasar yang realtif
substansial” tidak ada, dan pasar monopoli hanya mempunyai satu penjual, dan
satu penjual ini memiliki pangsa pasar yang substansial (100 persen). Kedua
karakteristik “semua pembeli dan penjual bebas masuk atau meninggalkan pasar”
juga tidak ada, pasar monopoli adalah pasar di mana penjual lain tidak bisa
masuk. Ada berbagai hambatan yang mencegah masuknya pembeli lain, misalnya
peraturan tentang hak paten, yang hanya memberikan hak pada penjual tertentu
untuk memproduksi suatu komoditas, atau biaya modal yang tinggi yang
memberatkan penjual baru untuk mengawali bisnis tersebut.

Pasar monopoli adalah pasar di mana hanya ada satu penjual dann penjual
lain tidak bisa masuk. Penjual di pasar monopoli dengan demikian mampu
mengendalikan harga atas barang-barang yang teredia.

PERSEDIAAN
HARGA

KEUNTUNGAN
MONOPOLI

PERMINTAAN

JUMLAH
Gambar 1.4 Situasi Pasar Monopoli

Gambar diatas menunjukkan situasi dalam pasar monopoli: perusahaan


monopoli mampu menetapkan outputnya dalam jumlah yang dibawah titik

12
kesetimbangan sehingga permintaan menjadi sangat tinggi dan perusahaan
memperoleh kelebihan keuntungan dengan menetapkan harga jauh di atas kurva
persediaan dan di bawah harga kesetimbangan. Jika kesempatan untuk memasuki
pasar ini terbuka, maka kelebihan keuntungan akan menarik produsen lain ke
dalam pasar, dan selanjutnya meingkatkan persediaan batang dan menurunkan
harga sampai tingkat kesetimbangan tercapai. Dalam pasar monopoli, yang jalan
masuknya tertutup, hal tersebut tidak terjadi dan harga tetap tinggi.

2.2.1 Persaingan Monopoli: Keadilan, Utilitas, Dan Hak


Pasar monopoli tak teregulasi tidak mampu mencapai ketiga nilai keadilan
kapitalitas, efisiensi, ekonomi, dan juga tidak menghargai hak-hak negatif yang
dcapai dalam persaingan sempurna. Kegagalan paling jelas dalam pasar monopoli
terletak pada harga yang tinggi yang memungkinkan perusahaan monopoli untuk
menetapkan harga dan memperoleh keuntungan yang tinggi, ini adalah suatu
kegagalan yang melanggar keadilan kapitalis. Keadilan kapitalis mengatakan
bahwa apa yang diterima setiap individu haruslah sama dengan nilai kontribusi
yang mereka berikan. Titik keseimbangan adalah titik di mana pembeli dan
penjual memperoleh nilai yang sama persis dengan yang mereka berikan, baik itu
ditetapkan diatas tingkat ketimbangan dan jumlah ditetapkan dibawah
kesetimbangan. Akibatnya, penjual menetapkan harga yang jauh lebih tinggai dari
biaya yang dikeluarkan untuk membuatnya. Jadi, harga yang tinggi dari penjual
memaksa pembeli untuk membayar dalam jumlah yang tidak adil dan harga ini
adalah sumber kelebihan keuntungan penjual.
Pasar monopoli juga mengakibatkan penurunan efisiensi dalam proses
alokasi dan distribusi barang. Pertama, pasar monopoli memungkinkan
penggunaan sumber daya dalam suatu cara yang akan menciptakan kelangkaan
atas barang-barang yang diinginkan pembeli dan dijual dengan harga yang lenih
tinggi dari seharusnya. Keuntungan yang tinggi dalam pasar monopoli
menunjukkan adanya kelangkaan barang, namun karena perusahaan lain tidak bisa
memasuki pasar, maka sumber daya mereka tidak dapat digunakan untuk
mengatasi kelangkaan barang yang ditunjukkan dari tingkat keuntungan yang
tinggi. Ini berarti sumber daya perusahaan lain dialihkan ke pasar-pasar non-

13
monopoli yang seungguhnya memiliki persediaan yang cukup. Dan kelangkaan
barang harus terjadi. Lebih jauh lagi, pasar monopoli memungkinkan perusahaan
monopoli untuk menetapkan harga jauh di atas biayanya, bukan memaksa
perusahaan menurunkan harga agar sesuai dengan tingkat biaya. Hasilnya adalah
harga yang melambung tinggi, harga yang harus diterima konsumen karena tidak
adanya penjual lain sehingga membatasi pilihan mereka. Kelebihan keuntungan
yang diterima perusahaan monopoli adalah sumber daya yang tidak diperlukan
untuk menyediakan jumlah barang yang diperoleh konsumen.
Kedua, pasar monopoli tidak mendorong penjual untuk menggunakan sumber
daya mereka dalam cara-cara yang meminimalkan sumber daya yang dikonsumsi
untuk menghasilkan komoditas dalam jumlah tertentu. Perusahaan monopoli tidak
terdorong untuk menekan biaya dan otomatis juga tidak termotivasi untk mencari
metode produksi yang lebih murah. Karena keuntungan yang tinggi, maka hanya
ada sedikit insentif untuk mengembangkan teknologi baru yang mampu menekan
baiaya atau yang mampu memberikan keuntungan kompetitif atas perusahaan lain
karena memang tidak ada perusahaan lain yang menjadi pesaing.
Ketiga, pasar mononopoli memungkinkan penjual untuk menetapkan harga
yang membatasi konsumen guna memperoleh komoditas yang paling memuaskan
yang bisa mereka beli dengan uang mereka. Karena semua orang harus membeli
dari perusahaan monopoli, maka perusahaan bisa menetapkan harga sedemikian
rupa sehingga pembeli terpaksa membayar harga yang lebih tinggi untuk barang
yang sama. Akibatnya, orang-orang yang lebih menginginkannya akan membeli
dalam jumlah yang lebih kecil sementara yang kurang menginginkannya akan
membeli dalam jumlah yang lebih besar, dari yang mereka beli dengan harga yang
sama. Akibatnya, konsumen tidak mampu lagi membeli barang-barang yang
paling memuaskan.
Pasar monopoli juga menerapkan pembatasan atas hak-hak negative yang
didukung oleh pasar kompetitif sempurna. Pertama, pasar monopoli menurut
definisinya adalah pasar di mana penjual lain tidak bisa masuk. Kedua, pasar
monopoli memungkinkan perusahaan monopoli memasok barang-barang yang
tidak diinginkan konsumen atau dalam jumlah yang tidak mereka inginkan.
Ketiga, pasar monopoli didominasi oleh penjual tunggal yang keputusannya

14
menentukan harga dan jumlah komoditas yang ditawarkan. Kekuasaan perusahaan
monopoli atas pasar adalah mutlak.
Pasar monopoli dengan demikian adalah pasar menyimpang dari tujuan-
tujuan keadilan kapitalis, utilitas ekonomi, dan hak-hak negative. Pasar monopoli
bukannya membentuk kesetimbangan, namun menetapkan harga secara tidak adil
pada pembeli dan menghasilkan keuntungan yang sangat besar bagi penjualnya.
Pasar monopoli juga tidak memaksimalkan efisiensi, namun malah mendorong
pemborosan, kesalahan alokasi sumber daya, dan eksploitasi keuntungan. Pasar
monopoli tidak menghormati hak-hak kebebasan, namun malah menciptkan
kesenjangan kekuasaan yang memungkinkan perusahaan monopoli memaksakan
keinginan mereka pada pembeli. Jadi, “kedaulatan” konsumen atas pasar diganti
oleh produsen.

2.3 Persaingan Oligopolistik

Diantara persaingan monopoli dan persaingan sempurna, terdapat pasar yang


dinamakan dengan persaingan oligopoli. Pasar oligopoli adalah pasar dimana
terdapat beberapa penjual yang berkapasitas besar serta banyak halangan bagi
penjual lain untuk memasuki pasar. Dalam oligopoli, sebagian besar pangsa pasar
dimiliki oleh beberapa perusahaan besar yang secara bersama-sama memiliki
kemungkinan untuk menetapkan harga. Pasar-pasar ini sangat terkonsentrasi.
Meskipun pasar ini dapat terbentuk dalam berbagai cara, namun cara
pembentukan paling umum dengan merger horizontal, yaitu penggabungan antara
dua perusahaan atau lebih yang sebelumnya saling bersaing dalam bisnis yang
sama. Jika cukup banyak perusahaan yang melakukan merger dalam suatu industri
yang kompetitif, maka industri tersebut bisa berubah menjadi industri oligopoli
yang hanya terdiri dari beberapa perusahaan.

Pasar oligopoli yang sangat terkonsentrasi memudahkan manajer memadukan


kekuatan dan bertindak sebagai satu kesatuan. Selain itu juga memungkinkan
pasar gagal dalam menunjukkan tingkat perolehan keuntungan yang adil, sehingga
mengakibatkan penurunan utilitas sosial, dan tidak menghormati kebebasan
ekonomi. Melalui cara ekplisit atau diam-diam menetapkan harga pada tingkat
yang sama dan membatasi output, maka pasar oligopoli berfungsi seperti satu

15
perusahaan raksasa. Dengan demikian, bahwa semakin terkonsentrasi suatu
industri oligopoli, semakin tinggi pula keuntungan yang dapat diperoleh.

2.3.1 Perjanjian Eksplisit

Harga di pasar oligopoli dapat ditetapkan pada tingkat yang


menguntungkan mlalui perjanjian eksplisit yang membatasi persaingan. Semakin
tinggi tingkat konsentrasi pasar dalam suatu industri, semakin sedikit manajer
yang perlu diikutkan dalam persetujuan penetapan harga, dan semakin mudah
bagi mereka untuk mencapai persetujuan tersebut. Aspek-aspek menguntungkan
dari sebuah pasar bebas akan dinikmati oleh masyarakat sejauh perusahaan-
perusahaan monopoli menahan diri untuk tidak membuat perjanjian-perjanjian
kolusif yangmematikan persaingan dan menciptakan pengaruh-pengaruh pasar
monopoli. Secara khusus tindakan tersebut sangat tidak etis. Tindakan tindakan
tidak etis yang terjadi pada perjanjian eksplisit antara lain:

1. Penetapan harga
2. Manipulasi persediaan
3. Perjanjian eksklusif.
4. Perjanjian mengikat
5. Perjanjian penetapan harga eceran.
6. Diskriminasi harga
Para pelaku bisnis terlibat dalam praktik-praktik persaingan di atas dengan
kecenderungan melakukan penetapan harga karena alasan sebagai berikut:

1. Pasar yang penuh sesak


2. Sifat Job-Order Bisnis
3. Produk yang tidak terdiferensiasi
4. Budaya Bisnis
5. Praktik Pribadi
6. Keputusan harga
7. Asosisasi dagang
8. Staf hukum perusahaan

2.3.2 Perjanjian Tersembunyi

16
Meskipun sebagian besar perjanjian eksplisit adalah illegal, namun ada
jenis- jenis penetapan harga dalam pasar oligopoli yang dicapai melalui tindakan
tersembunyi yang cukup sulit dibuktikan. Hal ini terjadi jika manajer dari
perusahaan-perusahaan besar dalam suatu industri oligopoli belajar dari
pengalaman bahwa persaingan bukanlah termasuk kepentingan finansial pribadi
mereka. Melalui proses price setting, semua perusahaan besar akan mampu
mempertahankan pangsa pasar dan semuanya akan memperoleh harga yang lebih
tinggi. Semenjak tahun 1930-an, misalnya perusahaan-perusahaan tembakau besar
menetapkan harga yang sama persis untuk produk rokok mereka. Saat suatu
perusahaan memutuskan untuk menaikkan atau menurunkan harga rokok,
perusahaan lain akan selalu mengikutinya dalam jangka waktu yang tidak terlalu
lama. Namun para pejabat perusahaan–perusahaan ini tidak membuat perjanjian
eksplisit untuk itu, mereka sadar bahwa mereka akan memperoleh keuntungan
selama mereka bertindak secara seragam. Pada tahun 1945, pengadilan tinggi
menyatakan perusahaan rokok tersebut bermasalah karena melakukan kolusi
secara diam-diam, namun perusahaan-perusahaan ini kembali memasang harga
yang sama setelah kasus selesai.

Untuk mengoordinasi harga, sejumlah industri oligopoli secara tidak resmi


mengakui salah satu perusahaan sebagai “penentu harga” dalam industri tertentu.
Masing-masing perusahaan secara diam-diam menetapkan harga sesuai dengan
harga yang ditetapkan oleh perusahaan “penentu harga”, dengan mengetahui
bahwa semua perusahaan lain juga akan melalukan hal yang sama. Tidak perlu
ada kolusi terbuka untuk melakukan penetapan harga. Yang dibutuhkan hanya
pemahaman bahwa semua perusahaan akan mengikuti perusahaan dominan yang
menjadi ”penentu harga” dan tidak terlibat dalam taktik persaingan dengan
menurunkan harga.

2.3.3 Suap

Ini adalah satu bentuk cacat pasar yang memperoleh banyak perhatian
masyarakat, bahwa sejumlah perusahaan berusaha mengadakan kontrak dengan
pemerintah asing dengan membayar suap pada sejumlah pejabat pemerintahan.
Apabila suap digunakan untuk mengamankan pembelian suatu komoditas,

17
pengaruh utamanya adalah turunnya persaingan pasar. Produk dari pihak yang
memberi suap tidak lagi bersaing secara sehat dengan produk dari penjual lain
dengan berdasarkan harga ataupun keunggulan lainnya. Suap menjadi penghalang
yang mencegah penjual lain memasuki pasar pemerintah yang telah disuap.
Perusahaan yang melakukan suap bisa menetapkan harga yang lebih tinggi,
melakukan pemborosan sumber daya, mengabaikan masalah kontrol kualitas dan
biaya karena monopoli yang dihasilkan akan memberikan keuntungan besar tanpa
perlu membuat harga menjadi kompetitif dengan harga yang diajukan penjual
lain.

Pertimbangan untuk menentukan sifat etis dari pembayaran yang


digunakan untuk tujuan-tujuan lain selain mencegah persaingan:

1. Jika ancaman tersebut cukup besar, maka yang membayar mungkin secara
moral tidak bertanggung jawab atas tindakannya, atau tanggung jawab
moralnya hilang.
2. Jika orang yang dibayar itu dibujuk untuk melakukan pelanggaran atas
tugasnya, maka si pembayar berarti melakukan tindakan amoral karena
orang yang dibayar telah terikat persetujuan untuk melaksanakan
tugasnya.
3. Jika pembayaran semacam ini secara local diterima sebagai suatu
kebiasaan dan ada alasan serius untuk melakukannya, maka berdasarkan
pandangan utilitarian hal ini dapat diterima.

2.4 Oligopoli Dan Kebijakan Publik

Tingkat konsentrasi pasar yang tinggi dalam industri oligopoli yang


memberikan kekuasaan besar pada beberapa perusahaan besar dan yang
memungkinkan mereka melakukan kolusi, baik secara terbuka atau diam-diam.
Sehubungan dengan tingkat konsentrasi pasar yang tinggi dalam industri oligopoli
bergantung pada pandangan seseorang tentang tingkat dan penggunaan kekuatan
oligopoli.

2.4.1 Pandangan Tidak Melakukan Apa-apa

18
Sejumlah argumen diberikan untuk mendukung pandangan ini. Pertama,
dikatakan bahwa meskipun persaingan menurun, namun diganti oleh persaingan
antara industri-industri dengan produk pengganti. Industri baja, misalnya sekarang
bersaing dengan industri semen dan alumunium. Jadi meskipun terdapat
konsentrasi pasar yang tinggi dalam suatu industri, tingkat persaingan yang tinggi
masih terjadi dengan industri-industri pesaing lain. Kedua, Kekuatan ekonomi
semua perusahaan besar bisa diimbangi dan ditahan dengan “kekuatan
pengimbang” dari kelompok besar lain dalam masyarakat. Sebuah perusahaan
baja besar, misalnya, harus menjual produknya pada perusahaan-perusahaan
mobil yang juga besar. Penyeimbangan kekuasaan antara perusahaan–perusahaan
besar ini efektif untuk menekan kekuatan ekonomi dari semua perusahaan besar.
Terakhir, kaitannya dengan globalisasi bisnis yang terjadi selama dekade-dekade
belakangan ini. Jika perusahaan–perusahaan Amerika ingin bersaing dengan
perusahaan besar asing, mereka harus mampu mencapai skala ekonomi yang
dicapai oleh perusahaan asing. Skala ekonomi adalah pengurangan biaya produksi
yang terjadi saat barang–barang dalam jumlah besar diproduksi dengan
menggunakan sumber daya yang sama. Misalnya, mesin, program pemasaran,
manajer, atau pegawai yang sama. Jika perusahaan bisa membuat dan penjual
produk dalam jumlah besar, maka ia bisa menyebarkan ”biaya tetap” sehingga
mengurangi biaya produksi dan memungkinkan ia menjual produk dengan harga
yang lebih rendah.

2.4.2 Pandangan Anti Monopoli

Dalam hal ini, pandangan antimonopoli didasarkan pada sejumlah asumsi


J. Fred Weston antara lain:

1. Konsentrasi menciptakan kesalingtergantungan antarperusahaan, dengan tanpa


adanya persaingan harga dalam industri–industri yang terkonsentrasi.
2. Konsentrasi sebagian besar terjadi akibat merger karena salah operasi yang
paling efisien adalah tidak lebih dari 3 sampai 5 persen dari industri. Tingkat
konsentrasi yang tinggi tidak diperlukan.
3. Ada korelasi positif antara konsentrasi dan profitabilitas yang memberikan
bukti adanya kekuatan monopoli dalam industri-industri yang terkonsentrasi,

19
kemampuan untuk menaikkan harga dan tingkat keuntungan yang tinggi.
Perusahaan lain tidak bisa masuk untuk menekan keuntungan yang berlebih.
4. Konsentrasi semakin memburuk akibat diferensiasi dan iklan. Iklan berkaitan
dengan keuntungan yang tinggi.
5. Ada koordinasi oligopolistik melalui pemberitahuan pers atau cara-cara lain.

Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, dengan memecah perusahaan-


perusahaan besar ke dalam unit-unit yang lebih kecil, akan muncul tingkat
kompetensi yang tinggi dalam industri-industri yang saat ini yang sangat
terkonsentrasi. Hasilnya adalah menurunnya kolusi baik yang terbuka atau diam-
diam, harga yang lebih rendah bagi konsumen, dan perkembangan teknologi-
teknologi yang akan menguntungkan kita semua.

2.4.3 Pandangan Regulasi

Kelompok pengamat ketiga menyatakan bahwa perusahaan–perusahaan


oligopoli tidak perlu dipecah karena ukuran yang besar memberikan akibat-akibat
yang menguntungkan dan keuntungan ini akan hilang apabila mereka dipecah.
Meskipun perusahaan tidak perlu dipecah, namun tidak berarti tidak perlu diatur.
Menurut pandangan ketiga ini, konsentrasi memberikan kekuatan ekonomi pada
perusahaan–perusahaan besar yang memungkinkan mereka untuk menetapkan
harga dan terlibat dalam perilaku-perilaku yang bukan merupakan kepentingan
publik. Untuk menjamin bahwa konsumen tidak dirugikan oleh perusahaan besar,
perlu memberikan batasan untuk mengendalikan aktivitas-aktivitas perusahaan
besar. Dari ketiga pandangan antara pandangan tidak melakukan apa-apa,
antimonopoli, dan regulasi tampak jelas bahwa keuntungan-keuntungan sosial
yang dihasilkan dari pasar bebas tidak dapat diperoleh jika para manajer
perusahaan tidak mempertahankan hubungan pasar kompetitif diantara mereka.
Peraturan etis yang melarang kolusi dimaksudkan untuk memastikan bahwa
struktur pasar tetap kompetitif. Peraturan etis mungkin dipatuhi secara sukarela
ataupun mungkin melakukan penegakkan hukum. Semuanya dibenarkan sejauh
masyarakat juga dibenarkan untuk memperoleh keuntungan, keadilan, dan hak
nutilitarian atas kebebasan negatif yang diberikan pasar bebas kompetitif.

20
Contoh Kasus Etika Bisnis Indomie Di Taiwan

Akhir-akhir ini makin banyak dibicarakan perlunya pengaturan tentang


perilaku bisnis terutama menjelang mekanisme pasar bebas. Dalam mekanisme
pasar bebas diberi kebebasan luas kepada pelaku bisnis untuk melakukan kegiatan
dan mengembangkan diri dalam pembangunan ekonomi. Disini pula pelaku bisnis
dibiarkan bersaing untuk berkembang mengikuti mekanisme pasar.

Dalam persaingan antar perusahaan terutama perusahaan besar dalam


memperoleh keuntungan sering kali terjadi pelanggaran etika berbisnis, bahkan
melanggar peraturan yang berlaku. Apalagi persaingan yang akan dibahas adalah
persaingan produk impor dari Indonesia yang ada di Taiwan. Karena harga yang
lebih murah serta kualitas yang tidak kalah dari produk-produk lainnya.
Kasus Indomie yang mendapat larangan untuk beredar di Taiwan karena
disebut mengandung bahan pengawet yang berbahaya bagi manusia dan ditarik
dari peredaran. Zat yang terkandung dalam Indomie adalah methyl
parahydroxybenzoate dan benzoic acid (asam benzoat). Kedua zat tersebut
biasanya hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik, dan pada Jumat
(08/10/2010) pihak Taiwan telah memutuskan untuk menarik semua jenis
produk Indomie dari peredaran. Di Hongkong, dua supermarket terkenal juga
untuk sementara waktu tidak memasarkan produk dari Indomie.
A Dessy Ratnaningtyas, seorang praktisi kosmetik menjelaskan, dua zat
yang terkandung di dalam Indomie yaitu methyl parahydroxybenzoate dan
benzoic acid (asam benzoat) adalah bahan pengawet yang membuat produk tidak
cepat membusuk dan tahan lama. Zat berbahaya ini umumnya dikenal dengan
nama nipagin. Dalam pemakaian untuk produk kosmetik sendiri pemakaian
nipagin ini dibatasi maksimal 0,15%.
Ketua BPOM Kustantinah juga membenarkan tentang adanya zat
berbahaya bagi manusia dalam kasus Indomie ini. Kustantinah menjelaskan
bahwa benar Indomie mengandung nipagin, yang juga berada di dalam kecap
dalam kemasam mie instan tersebut. tetapi kadar kimia yang ada
dalam Indomie masih dalam batas wajar dan aman untuk dikonsumsi, lanjut
Kustantinah.

21
Tetapi bila kadar nipagin melebihi batas ketetapan aman untuk di
konsumsi yaitu 250 mg per kilogram untuk mie instan dan 1.000 mg nipagin per
kilogram dalam makanan lain kecuali daging, ikan dan unggas, akan berbahaya
bagi tubuh yang bisa mengakibatkan muntah-muntah dan sangat berisiko terkena
penyakit kanker.
Menurut Kustantinah, Indonesia yang merupakan anggota Codex
Alimentarius Commision, produk Indomie sudah mengacu kepada persyaratan
Internasional tentang regulasi mutu, gizi dan kemanan produk pangan. Sedangkan
Taiwan bukan merupakan anggota Codec. Produk Indomie yang dipasarkan di
Taiwan seharusnya untuk dikonsumsi di Indonesia. Dan karena standar di antara
kedua negara berbeda maka timbulah kasus Indomie ini.

Akar Masalah

 Terdapat bahan pengawet yang tidak diizinkan di Taiwan di bumbu


Indomie goreng dan saus barberque
 Pada 8 Oktober 2010 tiba-tiba mendengar pengumuman di media Taiwan
dan Hongkong di kecap Indomie terdapat pengawet yang tidak sesuai.
 Indomie ditarik karena mengandung Methyl P-Hydroxybenzoate yang
dilarang di Taiwan.

Solusi

Kedua pihak seharusnya membicarakan masalah tersebut dengan mencari


jalan tengah melalui pembicaraan antar perwakilan negara ataupun melalui
pengusaha yang bersangkutan agar tidak ada pihak yang dirugikan mengingat
kedua belah pihak baik produsen indomie maupun warga Taiwan juga saling
membutuhkan. Berkaitan dengan adanya zat pengawet yang dilarang di Taiwan
tersebut harusnya pihak Indomie bisa menyesuaikan khusus untuk pengiriman ke
Taiwan tanpa adanya penggunaan zat tersebut mengingat komoditi dan pangsa
pasar yang besar disana. Dan juga untuk pihak Taiwan seharusnya tidak serta
merta melarang peredaran Indomie di pasar Taiwan tapi melakukan diskusi
terlebih dulu dengan pihak terkait yakni Indomie mengenai masalah itu dengan
mempertimbangkan asas manfaat yang ada dan diberikan kepada kedua belah

22
pihak sehingga kedudukan kedua belah pihak tidak lebih tinggi satu sama lain
karena mereka saling menghormati hak-haknya.

23
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:

a. Pasar persainagn sempurna adalah pasar dimana tidak ada penjual atau
pembeli yang memiliki kekuatan khusus untuk cukup sigifikan untuk
mempengaruhi harga barang-barang yang dipertukarkan. Kurva persediaan
dan permintaan akan bertemu pada suatu titik. Dan titik ini adalah titik dimana
harga yang bersedia dibayar pembeli untuk barang tertentu sama persis dengan
harga yang bersedia ditetapkan penjual untuk menutup biaya produksi barang
dalam jumlah yang sama (atau”keseimbangan”). Etika dalam pasar persaingan
sempurna antara lain, (a) mendorong pembeli dan penjual mempertukarkan
barang dalam cara yang adil; (b) memaksimalkan utilitas pembeli dan penjual
dengan mendorong mereka mengalokasikan, menggunakan, dan
mendistribusikan barang-barang dengan efisiensi sempurna, dan (c) Mencapai
tujuan-tujuan tersebut dengan suatu cara yang menghargai hak pembeli dan
penjual untuk melakukan pertukaran secara bebas.
b. Pasar monopoli adalah pasar di mana hanya ada satu penjual dann penjual lain
tidak bisa masuk. Penjual di pasar monopoli dengan demikian mampu
mengendalikan harga atas barang-barang yang tersedia. Pasar monopoli tak
teregulasi tidak mampu mencapai ketiga nilai keadilan kapitalitas, efisiensi,
ekonomi, dan juga tidak menghargai hak-hak negatif yang dcapai dalam
persaingan sempurna. Pasar monopoli bukannya membentuk kesetimbangan,
namun menetapkan harga secara tidak adil pada pembeli dan menghasilkan
keuntungan yang sangat besar bagi penjualnya.
c. Pasar oligopoli adalah pasar dimana terdapat beberapa penjual yang
berkapasitas besar serta banyak halangan bagi penjual lain untuk memasuki
pasar. Pasar oligopoli yang sangat terkonsentrasi memudahkan manajer
memadukan kekuatan dan bertindak sebagai satu kesatuan. Selain itu juga
memungkinkan pasar gagal dalam menunjukkan tingkat perolehan keuntungan
yang adil, sehingga mengakibatkan penurunan utilitas sosial, dan tidak

24
menghormati kebebasan ekonomi. Melalui cara ekplisit atau diam-diam
menetapkan harga pada tingkat yang sama dan membatasi output, maka pasar
oligopoli berfungsi seperti satu perusahaan raksasa.
d. Kekuatan ekonomi yang dimiliki perusahaan-perusahaan oligopoli sebenarnya
relatif kecil dan tidak cukup untuk memengaruhi masyarakat, sementara yang
lain menyatakan bahwa ada beberapa faktor sosial yang menghambat
penggunaan kekuatan ini. Pandangan tidak melakukan apa-apa menyatakan
bahwa tidak ada yang perlu dilakukan tentang kekuasaan ekonomi yang
dimiliki perusahaan-perusahaan oligopoli. Pandangan anti monopoli
berpendapat bahwa dengan menetapkan kembali tekanan-tekanan kompetitif
dengan mewajibkan perusahaan-perusahaan besar untukmelakukan divestasi
dan memecahnya ke dalam beberapa perusahaan kecil. Pandangan regulasi
menyatakan bahwa konsentrasi memberikan kekuatan ekonomi pada
perusahaan-perusahaan besar yang memungkinkan mereka untuk menetapkan
harga dan terlibat dalam perilaku-perilaku yang bukan merupakan kepentingan
publik. Untuk menjamin bahwa konsumen tidak dirugikan oleh perusahaan
besar, lembaga-lembaga pembuat peraturan perlu memberikan batasan untuk
mengendalikan aktivitas-aktivitas perusahaan besar.

25
DAFTAR RUJUKAN

Velasques, Manuel. 2005. Etika Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Gunawan, Novry. 2010. Contoh Kasus Etika Bisnis Kasus Ditolaknya Indomie Di
Taiwan (Online). www.wordpress.com. Diakses pada 25 Februarui 2018

26

Anda mungkin juga menyukai