Anda di halaman 1dari 16

TUGAS ETIKA BISNIS & PROFESI

ETIKA BERBISNIS DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Oleh
Fadila Muhamad (10120260E)
Adinda Shafa (10120190E)
Eris Rismiar (10120258E)
Lina Marcelina (10120297E)
Melinda Maulidina (10120308E)

Dosen Mata Kuliah


Drs. Agus Sutardi, M.Pd

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
STEMBI – BANDUNG BUSINESS SCHOOL
BANDUNG - 2021
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai
yang diharapkan. Dalam makalah ini saya membahas tentang ”Etika Berbisnis
Online Dalam Perspektif Islam”, tujuan utama Etika Berbisnis Online Dalam
Perspektif Islam adalah yang paling mendasar tujuan bisnis islami adalah
keberkahan dan manfaat bagi orang lain yang sangat memerlukan dari kegiatan
yang dilakukan. Alasan etika bisnis untuk membentuk kesadaran moral bagi para
pelaku bisnis dan memberikan batasan-batasan atas tindakan yang dapat
menghancurkan bisnis-bisnis yang baik.
Dalam penulisan makalah ini saya telah berusaha semaksimal mungkin
sesuai dengan kemampuan saya. Namun, sebagai manusia biasa saya tidak luput
dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata Bahasa.
Tetapi walaupun demikian saya berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah
ini meskipun tersusun sangat sederhana.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Demikian makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan para pembaca pada umumnya saya mengharapkan saran serta kritik dari
berbagai pihak yang bersifat membangun.

Bandung, 21 Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................i

BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................1

1.2 Rumusan masalah..............................................................................2

1.3 Tujuan masalah..................................................................................2

1.4 Manfaat Makalah...............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................1

2.1 Pengertian Etika Profesi.....................................................................1

2.1.1 Tujuan Etika Profesi....................................................................1

2.1.2 Fungsi Etika Profesi....................................................................3

2.1.3 Fungsi Etika Bisnis Islam...........................................................3

2.2 Perbedaan Model Ekonomi Islam Dengan Ekonomi Lainnya...........3

2.3 Macam-macam Riba dan Penjelasannya............................................4

2.3.1 Pengertian Riba...........................................................................4

2.3.2 Macam Riba................................................................................5

2.4 Konsep tatanan ekonomi islam berdasarkan beberapa sumber..........6

2.5 Pemecahan Masalah...........................................................................6

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...................................................1

3.1 Kesimpulan........................................................................................1

3.2 Saran...................................................................................................1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Al-Quran dan hadist sebagai pedoman utama manusia tidak hanya
mengatur masalah ibadah saja, tetapi juga mengatur masalah ekonomi untuk
memberi arah kepada manusia dalam memenuhi kebutuhannya di kehidupan
ini, telah disediakan oleh Allah SWT beragam benda yang dapat memenuhi
kebutuhannya. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan yang beragam tersebut
tidak mungkin dapat diproduksi sendiri oleh individu yang bersangkutan.
Manusia merupakan makhluk yang berkodrat hidup dalam
masyarakat. Sebagai makhluk sosial, dalam hidupnya manusia memerlukan
adanya manusia-manusia lain yang bersama-sama hidup dalam masyarakat.
Rasulullah saw sangat mengedepankan nilai moral dalam berbisnis
tidak lain hanya untuk memuaskan pembeli. Sebagai penjual, nilai kejujuran
dipraktekkan oleh nabi Muhammad saw. Beliau adalah seorang pedagang
yang terkenal dengan kejujurannya. Sebagaimana firman Allah swt dalam
QS alSyu‘arā’/26: 181-183
Jual beli ialah suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang
yang mempunyai nilai, secara sukarela diantara pelaku jual beli. Pelaku
dalam jual beli yaitu penjual dan pembeli (Muslich, 2010). Dalam transaksi
jual beli diperlukan kejujuran dalam memberikan informasi sangat
diperlukan oleh pembeli. Kejujuran merupakan salah satu etika bisnis yang
harus diterapkan oleh penjual maupun pembeli dalam melakukan transaksi
jual beli. Penjual dan pembeli melakukan transaksi sesuai dengan perjanjian
atau ketentuan yang telah dibenarkan Syara’ dan disepakati (Suhendi, 2014).
Dengan berkembangnya zaman yang semakin modern dunia bisnis
semakin cenderung mengabaikan etika. Sekalipun mendatangkan banyak
perdebatan, gagasan perdagangan bebas dan persaingan bebas terus bergulir
sebagai akibat bangkitnya kegairahan organisasi organisasi bisnis dan
perdagangan dunia. Faktanya, persaingan berkembang mengarah pada
praktek-praktek persaingan liar yang menghalalkan segala cara. Seperti
halnya sebuah permainan dimana ada yang kalah maupun yang menang.
Karena dalam bisnis seseorang dituntut untuk berani menanggung resiko.
Jual beli yang melalui internet disebut jual beli online. Jual beli
online diartikan sebagai jual beli barang dan jasa melalui media elektronik,
khususnya melalui internet atau secara online. Salah satu contoh adalah
penjualan produk secara online melalui internet. Jual beli via internet adalah
jual beli yang terjadi di media elektronik, yang mana transaksi jual beli tidak
mengharuskan penjual dan pembeli bertemu secara langsung atau saling
menatap muka secara langsung, dengan menentukan ciri-ciri, jenis barang,
sedangkan untuk harganya dibayar terlebih dahulu baru diserahkan
barangnya.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud etika profesi? beserta fungsinya.
2. Jelaskan perbedaan model ekonomi islam dengan ekonomi lainnya!
3. Sebutkan macam-macam riba berserta penjelasannya!
4. Bagaimana konsep tatanan ekonomi islam berdasarkan beberapa sumber?
1.3 Tujuan masalah
- Mahasiswa dapat mengetahui pengertian etika berserta fungsinya
- Mahasiswa dapat memahami perbedaan model ekonomi islam
- mahasiswa dapat menyadari bahwa riba tidak diperbolehkan dalam islam
1.4 Manfaat Makalah
Manfaat dari penulisan makalah ini dapat menambah wawasan serta
pengetahuan tentang etika berbisnis dalam islam, sehingga mampu mengetahui
nilai moral dalam berbisnis, nilai kejujuran, dengan tidak merugikan manusia
lainnya. dan menghindari kecurangan dalam berbisnis. Selain itu, kita dapat
memahami dan mengetahui perbedaan model ekonomi islam dan juga kita dapat
menyadari riba tidak di perbolehkan dalam islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika Profesi


Pengertian Etika Profesi (professional ethics) adalah sikap hidup berupa
keadilan untuk dapat/bisa memberikan suatu pelayanan professional terhadap
masyarakat itu dengan penuh ketertiban serta juga keahlian yakni sebagai
pelayanan dalam rangka melakukan tugas yang merupakan kewajiban terhadap
masyarakat.
Secara umum, pengertian etika profesi ini merupakan suatu sikap etis
yang dimiliki seorang profesional yakni sebagai bagian integral dari sikap hidup
dalam mengembang tugasnya dan juga menerapkan norma-norma etis umum
pada bidang-bidang khusus (profesi) didalam kehidupan manusia.
Etika profesi atau juga kode etik profesi ini sangat berhubungan dengan
bidang tertentu yang berhubungan dengan masyarakat atau juga konsumen
dengan secara langsung. Konsep etika profesi itu harus disepakati bersama oleh
pihak yang berada di ruang lingkup kerja, contohnya dokter, jurnalistik serta lain
sebagainya.
Etika profesi ini berperan ialah sebagai sistem norma, nilai, serta aturan
profesional dengan secara tertulis yang dengan tegas menyatakan apa yang
benar/baik serta apa yang tidak benar/tidak baik bagi seorang profesional.
Dengan kata lain, tujuan dari etika profesi ini ialah supaya seorang profesional
tersebut bertindak sesuai dengan aturan serta juga menghindari tindakan yang
tidak sesuai dengan kode etik profesi.

2.1.1 Tujuan Etika Profesi


Dibawah ini merupakan tujuan kode etik profesi diantaranya sebagai
berikut:
1. Untuk menjunjung tinggi martabat suatu profesi.
2. Untuk menjaga serta jug amengelola kesejahteraan anggota profesi.
3. Untuk dapat meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4. Untuk membantu meningkatkan mutu profesi.
5. Untuk meningkatkan pelayanan profesi itu di atas keuntungan
pribadi.
Tujuan utama bisnis pada dasarnya adalah mengejar keuntungan dan
omset yang besar. Keuntungan adalah pendapatan atau sesuatu yang diinginkan
paling mendasar dari sebuah bisnis untuk keberlangsungan usahanya, untuk
meningkatkan perkembangan bisnis. Keuntungan merupakan hal yang baik dan
dapat diterima oleh semua kalangan. Yang paling mendasar tujuan bisnis islami
adalah keberkahan dan manfaat bagi orang lain yang sangat memerlukan dari
kegiatan yang dilakukan.
Alasan etika bisnis untuk membentuk kesadaran moral bagi para pelaku
bisnis dan memberikan batasan-batasan atas tindakan yang dapat menghancurkan
bisnis bisnis yang baik. Tujuan dari etika bisnis adalah pengorganisasian
perusahaan agar lebih efektif, menciptakan bisnis dalam persaingan yang sehat, ,
menerapkan kinerja yang unggul, mengatur wilayah kerja menjalin hubungan
kerja dengan mitra bisnis, menerapkan system transparansi tanpa menutup nutupi.
Etika bisnis penting karena demi kemakmuran ekonomi rakyat dan
keberlangsungan peradaban manusia bagi kemajuan suatu bangsa. Etika islami
melalui pendekatan Qur'ani mengandung beberapa kunci , yaitu:
1. Tauhid , tidak mempersekutuan Allah dengan apapun, hanya ada
satu Tuhan Yang Maha Esa tidak beranak dan diperanakan, Dialah
Allah SWT.
2. Iman , keyakinan dalam hati, di ucapkan dengan perkataan dilisan,
diamalkan dengan anggota badan, bertambah dengan melakukan
ketaatan.
3. Islam, adalah menyerahkan diri sepenuhnya tunduk dan patuh pada
perintah Allah serta pasrah menerima dengan ikhlas ketentuan dan
hukum-hukum Allah.
4. Ihsan , kesempurnaan

2
5. Taqwa, kepercayaan dan meyakini sepenuh hati akan adanya Allah
SWT, membenarkan dan takut akan Allah
2.1.2 Fungsi Etika Profesi
Adapun fungsi etika profesi diantaranya yaitu:
1. Sebagai pedoman bagi semua anggota suatu profesi mengenai
prinsip profesionalitas yang ditetapkan.
2. Sebagai alat kontrol sosial bagi masyarakat umum terhadap suatu
profesi tertentu.
3. Sebagai sarana untuk mencegah campur tangan dari pihak lain di
luar organisasi, terkait hubungan etika dalam keanggotaan suatu
profesi.
2.1.3 Fungsi Etika Bisnis Islam
Pada dasarnya terdapat fungsi khusus yang diemban oleh etika bisnis
Islami, Dijelaskan sebagai berikut:
1. Etika bisnis berupaya mencari cara untuk menyelaraskan dan
menyerasikan berbagai kepentingan dalam dunia bisnis.
2. Etika bisnis juga mempunyai peran untuk senantiasa melakukan
perubahan kesadaran bagi masyarakat tentang bisnis, terutama
bisnis Islami. Dan caranya biasanya dengan memberikan suatu
pemahaman serta cara pandang baru tentang bisnis dengan
menggunakan landasan nilai-nilai moralitas dan spiritualitas, yang
kemudian terangkum dalam suatu bentuk bernama etika bisnis.
3. Etika bisnis terutama etika bisnis Islami juga bisa berperan
memberikan satu solusi terhadap berbagai persoalan bisnis modern
ini yang kian jauh dari nilai-nilai etika. Dalam arti bahwa bisnis
yang beretika harus benar-benar merujuk pada sumber utamanya
yaitu Al-Quran dan Sunnah.

2.2 Perbedaan Model Ekonomi Islam Dengan Ekonomi Lainnya


Istilah ilmu ekonomi konvensional secara istilah tidak merujuk pada
ilmu ekonomi tertentu, karena konvensional secara bahasa berarti berdasarkan

3
pada kesepakatan umum. Pembubuhan kata konvensional biasanya digunakan
untuk menunjukkan bahwa suatu hal merupakan kelaziman atau praktik yang
dominan. Dalam diskursus ilmu ekonomi, terdapat istilah yang lebih sering
digunakan untuk merujuk hal ini yaitu mainstream economics (ilmu ekonomi
arus utama). Realitanya pun mainstream economics diisi oleh pemikiran yang
sangat beragam, meski didominasi oleh pemikiran mazhab neoklasik. Salah
satu definisi yang sangat terkenal tentang ilmu ekonomi datang dari pemikir
mazhab ini, yaitu Lionel Robbins (1935). Ia mendefinisikan ilmu ekonomi
sebagai “the science which studies human behaviour as a relationship between
ends and scarce means which have alternative uses” (ilmu pengetahuan yang
mempelajari perilaku manusia sebagai sebuah hubungan antara tujuan-tujuan
dan cara-cara yang memiliki penggunaan alternatif). Ends dalam definisi ini
dapat dipahami sebagai terpenuhinya kebutuhan dan means sebagai cara-cara
untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Ilmu ekonomi Islam adalah “pengetahuan dan aplikasi dari perintah-
perintah serta aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam pemerolehan
dan pembagian sumber daya material dengan tujuan memenuhi kebutuhan
manusia dan memungkinkan manusia untuk melaksanakan kewajibannya pada
Allah dan masyarakat”, kemudian oleh Muhammad Arif (1985), yang
mendefinisikannya sebagai “studi terhadap perilaku muslim dalam mengelola
sumber daya, yang mana merupakan sebuah amanah, untuk mencapai falah”.
Akram Khan (1984) menyampaikan bahwa ilmu ekonomi Islam adalah “studi
mengenai falah (kesejahteraan) manusia yang dicapai melalui pengorganisasian
sumber daya di dunia dengan dasar kooperasi dan partisipasi”.

2.3 Macam-macam Riba dan Penjelasannya


2.3.1 Pengertian Riba
Dari berbagai definisi, dapat disimpulkan bahwa riba adalah suatu
kegiatan pengambilan nilai tambah yang memberatkan dari akad perekonomian,
seperti jual beli atau utang piutang, dari penjual terhadap pembeli atau dari

4
pemilik dana kepada peminjam dana, baik diketahui bahkan tidak diketahui, oleh
pihak kedua.
Riba dapat pula dipahami hanya sebatas pada nilai tambah dari nilai pokok
dalam suatu akad perekonomian.Setelah mengetahui definisi riba, maka penting
untuk mengetahui macam-macam riba dan pengertiannya.
Secara garis besar, riba dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu riba yang
berkaitan dengan utang piutang dan riba yang berhubungan dengan jual beli.
Dengan mengetahui macam-macam riba dan pengertiannya kamu bisa mengetahui
mengapa riba tidak boleh diperbolehkan.
Macam-macam riba dibagi menjadi dua, yaitu riba tentang piutang dan riba
jual beli. Riba hutang piutang terbagi lagi menjadi riba Qard dan riba Jahiliyah.
Sedangkan riba jual beli terbagi menjadi riba Fadhl dan riba Nasi'ah.
2.3.2 Macam Riba
1. Riba Hutang Piutang
Riba hutang piutang terbagi menjadi 2 macam, yaitu riba Qard dan riba
Jahiliyah.
2. Riba Qard
Riba Qard yaitu suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang
disyaratkan terhadap yang berhutang.
3. Riba Jahiliyah
Riba Jahiliyah yaitu hutang yang dibayar lebih dari pokoknya, karena si
peminjam tidak mampu bayar hutangnya pada waktu yang ditetapkan.
4. Riba Jual Beli
Riba jual beli terbagi juga menjadi 2, yaitu riba Fadhl dan riba Nasi'ah.
5. Riba Fadhl
Riba Fadhl yaitu pertukaran antara barang-barang sejenis dengan kadar
atau takaran yang berbeda dan barang yang dipertukarkan termasuk dalam
jenis 'barang ribawi'.
6. Riba Nasi'ah
Riba Nasi'ah yaitu penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang
ribawi dengan jenis barang ribawi lainnya.

5
2.4 Konsep tatanan ekonomi islam berdasarkan beberapa sumber
Konsep tatanan Ekonomi Islam disusun berdasarkan sumber AlQurán,
Hadist, Qyas, dan Ijma’, para Ulama. Karena Al-Qur’an dan Hadist dijadikan
dasar rujukan dalam kehidupan umat muslimin diseluruh dunia, maka segala
sesuatunya disesuaikan dengan isi dalam Al-Quran dan Hadist itu sendiri. Seorang
muslim harus mampu memahami dan menerapkan konsep ekonomi Islam dalam
kehidupan, sesuai yang telah diajarkan dalam Al-Quran. Sekarang ini manusia tak
bisa lepas dengan kegiatan ekonomi dalam kehidupannya, berbagai konsep
ekonomi Islam hadir ditengah-tengah masyarakat untuk mengatur berbagai
kebutuhan finansial. Dalam perkembangannya, konsep ekonomi Islam telah
menyebar di seluruh dunia. Perkembangan pratik Lembaga Keuangan Syari’ah
(LKS) baik dilevel nasional maupun internasional telah memberikan gambaran
bahwa Sistem Ekonomi Islam mampu beradaptasi dengan perekonomian
konvensional yang telah berabad-abad menguasai kehidupan masyarakat dunia
dan juga terjadi di Indonesia. Perkembangan Ekonomi Islam di Indonesia juga
demikian cepat, khususnya perbankan, asuransi dan pasar modal. Indonesia
merupakan negara islam terbesar di dunia oleh karena itu potensi perkembangan
ekonomi Islam sudah seharusnya dapat menjadikan negara ini sebagai basis
ekonomi Islam di dunia, tetapi dalam praktik yang telah ada perkembangan
ekonomi islam di negara ini sangatlah terlambat. Pemakaian sistem ekonomi
Islam di Indonesia sendiri diawali dengan adanya Lembaga Keuangan Syariáh,
yang sampe saat ini perkembangannya belum stabil.

2.5 Pemecahan Masalah


Dalam perkembangannya, konsep ekonomi Islam telah menyebar di
seluruh dunia. Perkembangan pratik Lembaga Keuangan Syari’ah (LKS) baik
dilevel nasional maupun internasional telah memberikan gambaran bahwa Sistem
Ekonomi Islam mampu beradaptasi dengan perekonomian konvensional yang
telah berabad-abad menguasai kehidupan masyarakat dunia dan juga terjadi di
Indonesia. Perkembangan Ekonomi Islam di Indonesia juga demikian cepat,

6
khususnya perbankan, asuransi dan pasar modal. Indonesia merupakan negara
islam terbesar di dunia oleh karena itu potensi perkembangan ekonomi Islam
sudah seharusnya dapat menjadikan negara ini sebagai basis ekonomi Islam di
dunia, tetapi dalam praktik yang telah ada perkembangan ekonomi islam di negara
ini sangatlah terlambat. Pemakaian sistem ekonomi Islam di Indonesia sendiri
diawali dengan adanya Lembaga Keuangan Syariáh, yang sampe saat ini
perkembangannya belum stabil.

7
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Upaya mewujudkan etika bisnis untuk membangun tatanan bisnis yang Islami
yaitu :
suatu rekonstruksi kesadaran baru tentang bisnis. Bisnis baik sebagai aktivitas
yang dilakukan oleh individual, organisasi atau perusahaan, bukan semata-mata
bersifat duniawi semata. Akan tetapi sebagai aktivitas yang bersifat material
sekaligus immaterial. Suatu bisnis bernilai, apabila memenuhi kebutuhan material
dan spiritual secara seimbang, tidak mengandung kebatilan, kerusakan dan
kezaliman. Akan tetapi mengandung nilai kesatuan, keseimbangan, kehendak
bebas, pertanggung-jawaban, kebenaran, kebajikan dan kejujuran. Sehingga
dijadikan tolak ukur apakah suatu bisnis termasuk ke dalam wilayah yang
bertentangan dengan etika bisnis atau tidak. Diperlukan suatu cara pandang baru
dalam melakukan kajian-kajian keilmuan tentang bisnis dan ekonomi yang lebih
berpijak pada syariat islam sekaligus mengedepankan penggalian dan
pengembangan nilai-nilai beretika bisnis dalam islam.
3.2 Saran
Para pelaku bisnis dalam semua bidang apapun harus benar-benar
mempertimbangkan standar etika bisnisdemi kebaikan dan keberlangsungan
usahanya dalam jangka panjang. Seharusnya para pelaku bisnis mengacu pada
etika yang ada dalam bisnis khususnya etika bisnis dalam islam karena etika
bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku
karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat
dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham
1
Ahmad Azhar Basyir, Asas-asas Hukum Muamalat (Yogyakarta: UII
Press, 2000), 11

2
Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syari‟ah Kaya di Dunia Terhormat di
Akhirat (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), 84.

3
Tira Nur Fitria, Bisnis Jual Beli Online (Online Shop) Dalam Hukum
Islam Dan Hukum Negara, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, Vol. 03, No. 01
(2017), 52.

4
https://pendidikan.co.id/etika-profesi/ oleh Parta IbengDiposting pada 20 Januari
2021

5
https://pkebs.feb.ugm.ac.id/2018/07/02/apa-perbedaan-ekonomi-islam-dan-ekon
omi-konvensional/ Oleh: Esa Azali Asyahid/Intern Assistant of PKEBS

http://ciputrauceo.net/blog/2015/7/14/segmentasi-pasar-beserta-pengelompokan-d
an-contoh 

http://eprints.walisongo.ac.id/7241/2/BAB%20I.pdf

https://www.liputan6.com/citizen6/read/3871518/macam-macam-riba-dan-pengert
iannya-serta-dasar-hukum-yang-wajib-diketahui

Pulungan, S. (2014). Etos kerja dan etika profesi dalam pandangan islam. Wahana Inova
si, 3(2), 512-518.

Matondang, Z. (2015). Etika Profesi Akuntansi dalam Perspektif Islam. Al-Masharif: Jurna


l Ilmu Ekonomi dan Keislaman, 3(2), 55-68.

https://www.kompasiana.com/anggrek11a/5e994d8bd541df49d43347f2/

https://www.kompasiana.com/zakiyyatunnafilah3866/5ef30b6bd541df772d0395f
3/etika-bisnis-dalam-perspektif-islam

2
3

Anda mungkin juga menyukai