Anda di halaman 1dari 33

PEMBERDAYAAN SEKTOR INFORMAL TERKAIT DENGAN

MANAJEMEN SUMBERDAYA SEKTOR INFORMAL

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah PLB-455 Pengelolaan Sektor Informal

Disusun Oeh:

24-2020-005 Syakirah Nur Husna Ramdhani

24-2020-021 Syahrul Muzaffar

24-2020-023 Jahida Adwiratu Qarny

24-2020-024 Siti Calulla Putri

24-2020-042 Alia Restu Namira

POGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2023
PRAKATA

Puji dan syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul
“Pemberdayaan Sektor Informal Terkait dengan Manajemen Sumberdaya Sektor Infromal”
dengan tepat waktu.

Laporan ini diajukan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan mata kuliah
wajib PLB-455 Pengelolaan Sektor Informal dengan tujuan untuk mengetahui indikator yang
paling memengaruhi pemilihan tempat makan oleh mahasiswa di sekitar lingkungan
ITENAS.

Izinkan kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak
Akhmad Setiobudi, Ir., M.T. selaku dosen pengampu mata kuliah Pengelolaan Sektor
Informal yang telah menjadi jembatan ilmu untuk kami selama ini sehingga pengerjaan tugas
ini dapat diselesaikan dengan baik. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah terlibat dan membantu kami dalam memberi pengetahuan dan informasinya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar. Semoga dengan diberikannya
tugas ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan untuk kami, para permbaca,
maupun pihak yang terlibat.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan akibat keterbatasan
ilmu dan pengalaman yang kami miliki, sehingga laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, diharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak agar kami
dapat menjadi lebih baik untuk evaluasi di masa mendatang.

Tim Penyusun

i
DAFAR PUSTAKA

PRAKATA.................................................................................................................................i
DAFAR PUSTAKA.................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................................iv
BAB I.........................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1
1.2 Tujuan dan Sasaran.............................................................................................................2
1.2.1 Tujuan..........................................................................................................................2
1.2.2 Sasaran.........................................................................................................................2
1.3 Tinjauan Literatur...............................................................................................................3
1.4 Sistemtika Penulisan............................................................................................................3
BAB II.......................................................................................................................................4
2.1 Potensi...................................................................................................................................4
2.2 Masalah................................................................................................................................4
BAB III......................................................................................................................................1
3.1 Analisis SWOT.....................................................................................................................1
BAB IV......................................................................................................................................2
4.1 Strategi Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima...................................................................2
BAB V........................................................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................5
LAMPIRAN..............................................................................................................................6

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tempat Makan yang Dipilih untuk Penelitian.................................................14


Gambar 2 Responden Penelitian..........................................................................................15

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Definisi Operasional Variabel (DOV).......................................................................8

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sektor informal adalah usaha ekonomi yang pembentukan dan operasionalnya tidak
melalui bentuk – bentuk perizinan/peraturan tertentu. Sektor informal juga dapat diartikan
sebagai unit usaha kecil yang melakukan kegiatan produksi dan distribusi barang dan jasa
untuk menciptakan lapangan kerja dan penghasilan bagi mereka yang terlibat unit tersebut
bekerja dengan keterbatasan, baik modal, fisik, tenaga, maupun keahlian. Wujud kegiatan dan
fisik serta profesi dari sektor ini beraneka ragam termasuk pedagang.  Munculnya sektor ini
tentu saja tidak dapat dilepaskan dari beberapa alasan dan motivasi dari masing-masing
pelakunya. Alasan-alasan yang mendorong munculnya usaha sektor informal antara lain: (a)
urbanisasi, (b) pengangguran, (c) kerja sambilan, dan (d) permintaan pasar (Manning, 1985).
Urbanisasi diartikan sebagai perpindahan penduduk dari desa ke kota. Tingginya tingkat
urbanisasi mengakibatkan populasi penduduk perkotaan semakin luas, suasana kota menjadi
semakin ramai, kumuh, hiruk pikuk dan social effect lainnya. Pada umumnya mereka pindah
ke kota dengan tujuan untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik. Ketika berada di
kota ternyata kehidupan mereka tidak menjadi lebih baik, maka pada umumnya mereka
membuka usaha di sektor informal, karena sektor informal dipandang lebih gampang dan
tidak rumit. Tidak jarang juga banya orang yang terpaksa menjadi pengangguran, padahal
tujuan mereka datang ke kota adalah mendapat pekerjaan yang layak. Pengangguran
merupakan suatu kondisi ketika seseorang tidak mendapatkan pekerjaan yang layak. Dalam
mendapatkan pekerjaan yang layak, mereka akan menempuh cara beragam, antara lain
memasuki sektor informal. Selain itu para urban yang memiliki penghasilan yang kurang
memadai umumnya mereka melakukan kerja sambilan, yaitu pekerjaan yang dilakukan untuk
mengisi waktu luang karena sedang tidak melakukan pekerjaan tetap.
Awalnya, sektor informal dianggap ilegal, berbahaya bagi persaingan bisnis legal.
Kemudian di yakini bahwa sektor informal memberi sumbangan besar bagi ekonomi kota.
Laju pertumbuhan penduduk kota yang sangat padat semakin menambah jumlah
pengangguran, sementara sektor formal tidak mampu menampung mereka. Dengan demikian
keberadaan sektor informal sebenarnya dapat mengatasi masalah ketenagakerjaan di
Indonesia, karena dapat menampung golongan masyarakat yang tidak terserap bekerja di
sektor formal. Agar pelaku ekonomi pada sektor informal mampu memberikan kontribusi

1
terhadap perbaikan perekonomian di Indonesia, maka perlu dilakukan upaya pembinaan
secara kontinyu sehingga pemberdayaan sektor informal dapat meningkatkan kesejahteraan
para pelakunya, yang bermuara pada tercapainya kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
Pedagang kaki lima sebagai bagian dari sektor informal menjadi pilihan kelompok
masyarakat yang tidak mampu bersaing dalam sektor formal untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Pedagang kaki lima menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan dan
perkembangan kota karena pelakunya merupakan warga kota itu sendiri. Tadjuddin Noer
(1993) menyebutkan berdasarkan data Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI)
bahwa jumlah pedagang kaki lima yang ada di Indonesia sebanyak 22,9 juta orang. Jumlah
tersebut hampir mencapai 50% dari jumlah pengusaha mikro di Indonesia yaitu sebanyak
53,1 juta orang. Bersumber dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas usaha
mikro bergerak sebagai pedagang kaki lima. Jumlah pedagang kaki lima semakin lama
semakin bertambah, terutama setelah terjadinya krisis moneter pada tahun 1997-1998. Pada
masa krisis moneter banyak terjadi pemutusan hubungan kerja oleh perusahaan akibat
kesulitan keungan atau bangkrut. Akibatnya, jumlah pengangguran semakin tinggi dan
gejolak sosial memanas. Pedagang kaki lima di lain pihak tidak terpengaruh oleh terjadinya
krisis ekonomi, bahkan menjadi penyelamat bagi masyarakat yang kehilangan mata
pencaharian dengan menjadi alternatif lapangan kerja baru. Pedagang kaki lima merupakan
aset ekonomi yang memiliki andil besar dalam pengentasan kemiskinan, ketenagakerjaan,
dan menjadi katup pengaman ekonomi kerakyatan.
Motivasi lain yang memunculkan Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah semakin tajamnya
kesenjangan antara masyarakat golongan atas dengan golongan menengah ke bawah.
Permintaan pasar dapat muncul pada para pelaku sektor informal ketika semakin banyak
golongan masyarakat menengah ke bawah tidak mampu menjangkau produk-produk yang
ditawarkan di pasar. Dari berbagai alasan tersebut, maka muncullah usaha sektor informal,
terutama di daerah perkotaan.

1.2 Tujuan dan Sasaran


1.2.1 Tujuan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan;
1. Mengetahui potensi dan masalah sektor informal jenis Pedagang Kaki Lima (PKL)
yang telah di analisis.

2
2. Membuat program dan strategi pemberdayaan pedagang kaki lima dengan Pembinaan
Manajemen Sumberdaya Sektor Informal 

1.2.2 Sasaran
Dalam mencapai tujuan dari penelitian, adapun sasaran yaitu:

1. Melakukan studi literatur terkait sektor informal dan Pedagang Kaki Lima (PKL)
2. Mengidentifikasi latar belakang terjadi sektor informal dan pedagang kaki lima
3. Melakukan wawancara kepada pedagang kaki lima
4. Mengidentifikasi potensi dan permasalahan pedagang kaki lima
5. Melakukan analisis SWOT
6. Membuat strategi pemberdayaan sektor informal PKL
7. Membuat program pemberdayaan sektor informal PKL

1.3 Tinjauan Literatur


1.4 Sistematika Penulisan

3
BAB II
POTENSI DAN MASALAH

2.1 Potensi
Sektor informal memiliki potensi untuk menciptakan dan memperluas lapangan kerja,
terutama bagi tenaga kerja yang kurang memiliki kemampuan dan keahlian yang memadai
untuk bekerja di sektor formal karena rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki. Sektor
informal, secara nyata mampu memberikan pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat yang
berpenghasilan rendah, sehingga dengan demikian tercipta suatu kondisi pemerataan hasil-
hasil pembangunan. Selain itu, kelompok pedagang sektor informal mempunyai potensi yang
cukup besar untuk memberikan kontribusi terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) di sektor penerimaan retribusi daerah seiring dengan kebutuhan daerah dalam rangka
penyelenggaraan otonomi daerah.
Beberapa potensi sektor informal khususnya PKL antara lain :
 PKL termasuk wirausaha yang mandiri, ulet, tidak mengenal musim dan tidak
terpengaruh oleh krisis ekonomi.
 Tidak pernah menuntut fasilitas yang berlebihan dari pemerintah, kecuali jaminan
keamanan dan ketentuan untuk berdagaang bagi kelangsungan hidupnya.
 Tidak memerlukan modal yang besar
 Jika dirancang dengan baik PKL dapat menjadi salah satu kegiatan kota yang menarik,
bahkan dapat menjadi atraksi wisata seperti contohnya PKL yang berdagang makanan
dikelompokan menjadi Pujasera atau Pusat Jajanan Serba Ada.
 Kehadiran PKL terkadang diperlukan terutama di daerah pemukiman baru yang jauh
dari pusat kota.

2.2 Masalah
Permasalahan sektor informal yang dihadapi antara lain; banyaknya pesaing usaha yang
sejenis, belum adanya pembinaan yang memadai dan akses kredit yang masih sukar dan
terbatas. lemahnya dalam struktur permodalan, lemah dalam struktur organisasi dan
manajemen, terbatasnya komoditi yang dijual, tidak adanya kerja sama antar pelaku sektor
informal, pendidikan rendah dan kualitas Sumber Daya Manusia yang kurang memadai.

4
Perdagangan di sektor informal ini kurang dapat berkembang kearah usaha yang lebih
besar walaupun mempunyai daya jual yang cukup tinggi, hal ini disebabkan adanya
keterbatasan kemampuan dalam pengelolaan usaha yang masih bersifat tradisional, tambahan
modal kredit dari pihak ketiga yang masih kecil dan informasi tentang dunia usaha sangat
terbatas, jumlah dan kualitas tenaga kerja yang terbatas, sifat kualitas barang yang dijual
hanya sebatas kebutuhan untuk barang dagangan saja.
Setelah melakukan wawancara dan pengamatan terhadap sektor informal khususnya PKL
dapat diuraikan beberapa pokok permaslahan yang berkaitan dengaan keberadaannya :
 Kehadiran PKL dikota hampir selalu melanggar aturan dan norma, seperti berjualan di
trotoar yang seharusnya diperuntukan bagi pejalan kaki, berjualan di taman. Jembatan
penyebrangan, bahkan terkadang memakai sebagian jalan raya yang seharusnya untuk
kendaraan.
 Kehadiran PKL selain pelanggaran terhadap aturan dan norma menimbulkan masalah
lain seperti pencemaran, sampah, dan mengganggu kelancaran saluran air perkotaan
karena kegiatan pelaku sektor informal ini memanfaatkan ruang diatas saluran air
perkotaan.
 Kehadiran PKL juga secara tidak langsung akan mempengaruhi pula tatanan fisik ruang
kota dan wajah arsitektur kota yang pada akhirnya menciptakan lingkungan kota yang
semrawut.

5
BAB III
ANALISIS SWOT

3.1 Analisis SWOT


Strength Weakness
1. Tempatnya yang strategis. 1. Bila siang hari suhu udara sangat panas.
2. Harganya relatif murah. 2. Kebersihan kurang terjaga.
3. Banyak dijumpai berbagai macam makanan. 3. Meja dan bangku sangat terbatas.
4. Beberapa pedagang sudah dapat menerima uang 4. Banyaknya pengamen yang membuat para pengunjung tidak nyaman.
elektronik atau mobile banking dari pembeli 5. Rata-rata Pedagang masih menempati bahu jalan secara illegal atau sembarangan
sehingga transaksi akan lebih mudah, cepat, dan sehingga dapat menyebabkan alih fungsi ruang publik trotoar menjadi aktivitas
terjaga keamanannya. perdagangan
5. Sudah terdapat pedagang yang mendaftarkan 6. Terdapat PKL yang terkendala oleh uang atau modal untuk meningkatkan
dirinya pada aplikasi online (Go-food, Grab food, keahliannya sehingga sulit untuk menyalurkan kreatifitas dan inovasi yang
Shopeefood, dll). dimiliki.
7. rata-rata pedagang masih berjualan dengan cara tradisional tanpa mesin
yang mendukung.
Opportunity Threat
1. Memberikan peluang usaha untuk banyak orang. 1. Sering terjadinya pungutan liar kepada pedagang-pedagang di pinggir jalan.
2. Dapat membuat rumah makan yang lebih besar. 2. Banyaknya pesaing (kompetitor) sebab jenis dagangan yang dijual sama.
3. Mempunyai pelanggan yang banyak karena tempat 3. Konsumen sering tidak percaya terhadap kebersihan makanan.
yang strategis.

1
4. Membuat usaha makanan yang lain.

2
5M 1P (Man, Materials, Machines, Methods, Money, dan Place)

Man: terdapat pedagang yang memiliki niat membuka tempat


Materials:
Machines: rata-rata pedagang masih berjualan dengan cara tradisional tanpa mesin yang
mendukung
Methods: rata-rata pedagang sudah dapat menerima uang elektronik atau mobile banking dari
pembeli sehingga transaksi akan lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya.
Money: terdapat PKL yang terkendala oleh uang atau modal untuk meningkatkan
keahliannya sehingga sulit untuk menyalurkan kreatifitas dan inovasi yang dimiliki.
Place: rata-rata PKL masih menempati bahu jalan secara illegal atau sembarangan sehingga
dapat menyebabkan alih fungsi ruang publik trotoar menjadi aktivitas perdagangan.

1
BAB IV
STRATEGI PEMBERDAYAAN

4.1 Strategi Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima

2
BAB V
PROGRAM PEMBERDAYAAN

Pemberdayaan pedagang kaki lima diselenggarakan sebagai upaya memberdayakan PKL


guna mencapai kehidupan yang lebih baik serta untuk mewujudkan pertumbuhan
ekonomi. Pemberdayaan diperlukan untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi
mandiri. Kehadiran pedagang kaki lima memberikan keuntungan untuk menekan jumlah
pengangguran, serta penyediaan berbagai keperluan masyarakat dengan harga relatif
terjangkau. Pada sisi lain pedagang kaki lima sering dikaitkan dengan dampak negative bagi
lingkungan dengan munculnya kesan kemacetan dan tidak tertib. Pembangunan Sentra
PKL menjadi salah satu wadah pemberdayaan pedagang kaki lima. Strategi pemberdayaan
yang dilakukan dalam memberdayakan pedagang kaki lima di sentra PKL dengan cara :

1. Pengembangan sumber daya manusia dilakukan melalui bimbingan teknis

Berbagai macam pendidikan dan latihan baik untuk anggota maupun pengurus
kelompok, mencakup pendidikan dan latihan keterampilan pengelolaan kelembagaan
kelompok, teknis produksi dan usaha. Dalam pelatihan ini terdapat dua jenis
bimbingan teknis yaitu, bimbingan teknis kesehatan dan bimbingan teknis etika
berdagang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan adanya pelatihan
menjadikan pedagang kaki lima lebih berkembang, terlihat dari pedagang yang
memperhatikan pemilihan bahan makanan yang baik dan perduli terhadap kebersihan
lingkungan. Serta dengan adanya pelatihan ini para pedagang menjadi lebih baik lagi
dalam menjaga penampilan, pelayanan serta penyajian produk dagangan.

2. Pengembangan kelembagaan kelompok

Bantuan menyusun mekanisme organisasi, kepengurusan, administrasi, dan peraturan


rumah tangga. Terdapat dua upaya yang dilakukan dalam mengembangkan
kelembagaan kelompok yaitu melalui pertemuan rutin dan bimbingan prakoperasi.
Pertemuan rutin merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk menjaga eksistensi
suatu organiasi, kegiatan ini bertujuan untuk membahas tentang laporan keuangan
koperasi, kegiatan yang akan dilaksanakan, mengevaluasi kegiatan yang telah
dilaksanakan, usulan-usulan dan saran untuk kegiatan kedepan. Sedangkan pelatihan
prakoperasi dilakukan sebelum koperasi menjadi koperasi resmi simpan pinjam yang
memiliki badan hukum.
3
3. Pemupukan modal swadaya

Dengan sistem tabungan dan kredit anggota, serta menghubungkan kelompok dengan
lembaga-lembaga keuangan setempat untuk mendapatkan manfaat bagi pemupukan
modal lebih lanjut. Modal usaha yang diperlukan oleh setiap anggota masyarakat dalam
meningkatkan produksinya haruslah bersumber dari kemampuannya sendiri. Dengan
modal inilah kemudian produksi (kegiatan ekonomi) semakin meningkat , pendapatan
meningkat dan seterusnya. Sehingga modal akan muncul dari kemampuan sendiri
yang berbentuk tabungan untuk senantisa dipupuk dan dikembangkan. Semua modal
yang didapatkan berasal dari iuran para anggota koperasi yang dibayarkan melalui
koperasi simpan pinjam Sentra PKL Taman Prestasi cukup memberikan peran penting
dalam memberdayakan anggota koperasi, karena mereka bisa bebas dari renternir dan
tentu meningkatkan taraf hidup bagi anggota koperasi karena terpenuhinya kebutuhan
mereka.

4. Pengembangan usaha produktif

Peningkatan usaha produksi (dan jasa), pemasaran yang disertai dengan kegiatan studi
kelayakan usaha dan informasi pasar. Pengembangan usaha produktif di Sentra PKL tidak
hanya dilakukan oleh paguyuban tetapi juga telah dilakukan melalui kerjasama
dengan pihak swasta yang memberikan fasilitas penunjang berdagang serta adanya
dukungan dari Dinas Koperasi dan UMKM yang memberikan izin usaha berdagang,
penyediaan fasilitas berdagang dan Dinas Cipta Karya yang memberikan fasilitas
pendukung dalam berdagang. Dalam hal ini upaya yang telah dilakukan dengan
terjalinnya kerjasama secara langsung yang berdampak dalam menarik
pelanggan/konsumen di lokasi Sentra PKL sehingga dapat meningkatkan pendapatan
para pedagang.

5. Penyediaan informasi tepat guna tersedia sesuai dengan tingkat pengembangan


kelompok

Informasi ini antara lain berupa exsposure program, penerbitan buku, dan majalah yang
dapat memberikan masukan-masukan yang mendorong inspirasi kearah inovasi usaha
lebih lanjut. Tersedia informasi tepat guna yang dapat menarik kehadiran pengunjung
yaitu berupa papan nama sentra, neon box yang berisikan menu makanan sentra PKL,
serta terdapatnya informasi mengenai Sentra PKL Taman Prestasi di website/situs internet
dan media social. Akan tetapi harus adanya dukungan dari segi penyediaan informasi

4
yang disediakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM serta keaktifnya paguyuban dalam
mempromosikan Sentra PKL melalui media sosial.

DAFTAR PUSTAKA

lima zona merah pada kawasan alun-alun dan masjid raya Kota Bandung. Indonesian Journal
of Public Policy and Management, 5. https://media.neliti.com/.../91854-ID
implementasi-kebijakan-penat
Hapsari, L. (2015). Peran Sektor Informal Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja (Studi Pada
Pedagang Pasar Tugu Kota Malang). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas
Brawijaya, 03(02), 1–20.
Nurhadi. (2019). Pedagang kaki kima Perspektif Ekonomi Islam. At-Tamwil: Kajian
Ekonomi
Syariah, 1(1), 52–71.
Okvian, R. N., & Nawangsari, E. R. (2019). Strategi Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima
(Pkl) Di Sentra Pkl Taman Prestasi Kota Surabaya. Public Administration Journal of
Research, 1(1), 57-66.

5
LAMPIRAN

Form Wawancara Sektor Informal

Nama : Ahmad Rahmat

Usia : 32 Tahun

Profesi : Kurir bangunan, penjual es kelapa, penjual lumpia basah

Domisili : Garut

No Pertanyaan Jawaban

1 Sudah berapa lama Bapak/Ibu berjualan? Kalo si aa udah sekitar 6 tahunanan lah,
kalo saya mah paling sekitar satu dua
tahunan, baru

2 Kenapa Bapak/Ibu memilih untuk Jualan es kelapa juga sembari ngisi

6
berjualan barang tersebut? kekosongan proyek bangunan. Kalo
menurut saya lebih bagus dan lebih ringan
jual es kelapa, paling cuma buat gula aren
doang. Kalo jualan lumpia basah ribet harus
bikin kulit lumpia dsb.

3 Apa latar belakang Pendidikan Bapak/Ibu? Saya mah sampai SMP aja abis itu gak di
lanjutin, namanya juga di kampung,
keadaan ekonominya kurang lah. Jadi
daripada lanjutin sekolah, udahlah kerja aja.
Selesai SMP langsung kerja proyek
bangunan di cimahi, dapet uang 500 ribu
aja udah seneng banget dulu. Daripada
nyusahin orang tua terus, mendingan nyari
kerjaan aja lah, alhamdulillah bisa
nyenengin orang tua.

4 Berapa modal yang dikeluarkan oleh Perkiraan satu bulan modal 10 juta.
Bapak/Ibu dalam berjualan selama 1
bulan?

5 Berapa penghasilan yang di dapat oleh Laba kotor sekitar 15-20 juta per-bulan,
Bapak/Ibu selama 1 bulan? kalo laba bersihnya mah paling 7-8 juta atau
setengah laba kotor.
(Laba Bersih/Laba Kotor)

6 Dimana biasanya Bapak/Ibu berdagang? Jl. Teuku Umar

7 Apakah Bapak/Ibu menetap berjualan Netap disini aja alhamdulillah, soalnya


disini? disini udah dikasih parkiran (on street) jadi
aman.

7
8 Apa sarana dan prasarana yang digunakan Mobil bak terbuka, sekitar tiga tahun yang
oleh Bapak/Ibu untuk berjualan? lalu pernah pake gerobak pas jualan di
Dago.

9 Bagaimana cara Bapak/Ibu untuk Ambil kelapanya udah langganan khusus


mendapatkan barang-barang ini untuk dari Banjaran.
dijual kembali? (terkait bahan baku)

10 Apakah Bapak/Ibu menggunakan teknologi Tidak ada, hanya berjualan secara


khusus untuk berjualan atau secara tradisional/sederhana. Buka kelapa cuma
sederhana saja? pake golok, terus kalo mau tau muda atau
tua kelapanya tinggal di pukul-pukul
kelapanya. Kelapa muda kalo di pukul
langsung bergetar ke tangan sebelah, terus
suaranya juga lebih nyaring, tapi kalo
kelapa tua lebih berat suaranya.

11 Bagaimana Bapak/Ibu mengelola keuangan Gak ada teh biasa aja. Kalo target khusus
dalam usaha ini? Adakah target khusus yang harus dicapai perbulan mah mungkin
yang harus dicapai? ada, tapi saya gatau soalnya si aa yang lebih
tau.

12 Siapa yang biasa membeli barang yang Kalangan mana-mana sih teh, selewatnya
Bapak/Ibu jual? Orang dari kalangan orang aja. Kadang-kadang kalo hari minggu
seperti apa? suka ada orang jakarta atau yogyakarta tiba-
tiba mampir beli soalnya disini tempatnya
adem. Orang-orang dari unikom unpad juga
suka jalan kesini beli es kelapa.

13 Bagaimana metode pembayarannya? Ada cash ada QR code (transfer).


Apakah hanya berlaku pembayaran secara
tunai saja?

8
14 Bagaimana metode pemasarannya? Adakah Paling jualan di grabfood, gofood,
metode khusus yang dilakukan oleh shopeefood. Kalo promosi secara langsung
Bapak/Ibu untuk menarik minat para di sini gak ada, tapi kalo promosi di online
pembeli? paling pas lagi rada sepi jadi lumayan
banyak yang beli.

15 Apakah Bapak/Ibu memiliki kelompok Tidak ada.


kegiatan usaha seperti paguyuban? Jika
ada, apa yang biasanya dilakukan dalam
paguyuban tersebut, dan seberapa
berpengaruh paguyuban tersebut dalam
penjualan ini?

16 Apakah Bapak/Ibu sudah memiliki izin Kalo izin kayaknya ada, kayak izin ke RT.
resmi dalam menjalankan usaha ini? Jika Izin kesana-kesananya mah gatau. Tapi kalo
belum, apakah Bapak/Ibu sudah ada satpol PP gak pernah dibubarin, paling
mengetahui tentang segala peraturan dalam cuma disuruh tertib.
legalitas usaha?

17 Seberapa berpengaruhkah usaha ini dalam Sangat berpengaruh dan dijadiin


hidup Bapak/Ibu? pendapatan utama, soalnya kalo proyek
bangunan itu gak nentu kapan dapetnya.

18 Apa harapan Bapak/Ibu ke depannya dalam Harapannya semoga makin rame yang beli,
hal menjalankan usaha ini? bisa buka cabang, bisa nyenengin dan balas
kerja keras orang tua juga.

9
Form Wawancara Sektor Informal 2

Nama : Yono

Usia : 43 Tahun

Profesi : Jualan Bakso

Domisili : Jawa (ngontrak di daerah gelatik dalem)

No Pertanyaan Jawaban

1 Sudah berapa lama Bapak/Ibu berjualan? Saya udah dari 2014.

2 Kenapa Bapak/Ibu memilih untuk Sebelum saya usaha sendiri, kerja dulu dari
berjualan barang tersebut? tahun 1997 – 2014, kerja di PT bikin peti
mati, pernah juga kerja di pabrik nike.

Dulu kerjanya ikut orang jadi uangnya gak


bisa disimpen, dipake buat jajan terus, jam

10
kerjanya juga melelahkan, kadang
penghasilannya gak sesuai sama tenaga dan
pikiran yang udah di lakuin.

Setelah saya usaha sendiri, walaupun


dapetnya hanya sedikit tapi saya masih bisa
nyimpen dan ngatur sendiri uangnya. Jam
kerjanya juga fleksibel, gak kayak kerja
yang diatur jam kerjanya. Hanya itu sih
perbedaannya.

Waktu itu emang kepikirannya bakso, saya


belajar bikin bakso dari youtube.

3 Apa latar belakang Pendidikan Bapak/Ibu? Saya STM, (ngeri ngeriii tos dulu (alia))
(saya mah SMA (lula))

4 Berapa modal yang dikeluarkan oleh Saya itungannya bukan modal per-bulan,
Bapak/Ibu dalam berjualan selama 1 tapi saya modalnya perhari dan itu gimana
bulan? pinter-pinternya ngatur. Jadi misalkan
sekarang saya dagang nih, dapet duit
berapa, saya belanjain, sisanya itulah hasil
saya. Gak nentu juga sih, pukul rata
misalnya 100-150 ribu, kalo lagi bagus
mentok di 200 ribu.

Tapi semenjak ada covid-19, turunnya


lumayan drastis banget. Dulu sebelum
covid-19 taro omzet saya 500 ribu per-hari,
tapi sekarang saya nyari 300 ribu aja sampe
jam 12 malem juga gaakan dapet

5 Berapa penghasilan yang di dapat oleh Kalo itungan bersih paling mentok di 3 juta,
Bapak/Ibu selama 1 bulan? buat laba kotornya 6 juta. Jadi laba
bersihnya setengah laba kotor.

11
(Laba Bersih/Laba Kotor)

6 Dimana biasanya Bapak/Ibu berdagang? Keluar rumah nongkrong di sini …, abis


ashar keliling ke bawah soalnya ada
tongkrongan juga di telkom gasibu. Saya
walaupun keliling juga ada tongkrongannya
teh.

7 Apakah Bapak/Ibu menetap berjualan Iya kalo untuk tongkrongan biasanya saya
disini? start disini, tapi nanti setiap abis ashar saya
keliling ke telkom, gasibu. Jadi gak
menetap.

8 Apa sarana dan prasarana yang digunakan Masih pake gerobak. Pernah nyoba cari
oleh Bapak/Ibu untuk berjualan? yang sewa tanah atau sewa rumah, tapi kalo
disini terlalu tinggi. Saya pernah survey di
daerah sini, tahun 2017 untuk sewa ruko
sekitaran 35 juta. Survey di daerah cimahi
rata-rata 20-25 juta. Saya gak ketutup kalo
ambil itu. Jadi saya muter-muter aja dulu
pake gerobak.

Kalo niat usaha menetap di rumah/ruko


pasti ada, soalnya kalo di gerobak kan menu
saya ini-ini aja. Kalo buka ruko, saya udah
punya inovasi bikin menu yang lebih
bervariasi, misalnya mie ayam saos padang
kan kalo disini/di wilayah bandung belum
ada.

9 Bagaimana cara Bapak/Ibu untuk Kalo untuk daging, somay tahu, pangsit,
mendapatkan barang-barang ini untuk mie udah ada langganan khusus. Tapi kalo
dijual kembali? (terkait bahan baku) ngolah basonya sendiri.

12
10 Apakah Bapak/Ibu menggunakan teknologi Bikin basonya masih manual pake tangan
khusus untuk berjualan atau secara dan teknik sendiri, ya soalnya saya masih
sederhana saja? partai kecil. Jualan Cuma 1-3 kg perhari.

11 Bagaimana Bapak/Ibu mengelola keuangan Kalo sebelum covid-19 saya bisa ada target
dalam usaha ini? Adakah target khusus keuangan, misalnya dulu saya jualan dari
yang harus dicapai? jam 11 siang sampai 10 malam pasti dapet
uangnya sekitaran segitu lagi. Tapi
sekarang udah gabisa ngatur/nargetin
keuangan soalnya penghasilan gak menentu
perharinya, misalnya kemarin habis semua
dagangan dapet 450 ribu tapi hari ini belum
tentu sama. Meskipun sekarang udah
mereda tapi untuk orang yang berdagang
masih sangat berpengaruh.

Daya belinya masih kurang efek covid-19


soalnya biasanya di sekitaran sini banyak
mahasiswa tapi sekarang mahasiswa belum
aktif semua.

12 Siapa yang biasa membeli barang yang Kalo sekitaran sini mahasiswa, orang bank,
Bapak/Ibu jual? Orang dari kalangan orang kantoran. Ada juga yang sekedar
seperti apa? lewat mampir makan bakso.

Tapi banyak juga langganan saya,


alhamdulillah rata-rata langganan saya
bilang bakso saya rasanya enak untuk
sekelas klining. Ada juga langganan yang
istilahnya orang-orang menengah ke atas
yang kadang sekali ngebungkus 10 porsi
atau beli baksonya aja untuk di stok di
rumah. Waktu itu pernah ada pelanggan
nyobain bakso saya sekeluarga sampe
akhirnya setiap ada acara dia pesannya ke

13
saya via WA.

13 Bagaimana metode pembayarannya? Masih cash


Apakah hanya berlaku pembayaran secara
tunai saja?

14 Bagaimana metode pemasarannya? Adakah Belum ada. Kalo masuk ke aplikasi masih
metode khusus yang dilakukan oleh susah soalnya masih keliling, faktor
Bapak/Ibu untuk menarik minat para ramenya juga ada di tongkrongan
pembeli?

15 Apakah Bapak/Ibu memiliki kelompok Masih usaha sendiri. Dulu pernah ikut
kegiatan usaha seperti paguyuban? Jika orang Cuma 2 tahun dari 2014-2016.
ada, apa yang biasanya dilakukan dalam Sebenarnya enak aja soalnya kontrakan dan
paguyuban tersebut, dan seberapa biaya makan di tanggung sama bos, tapi
berpengaruh paguyuban tersebut dalam yang bikin orang-orang langsung keluar gak
penjualan ini? betah itu perbandingan pemasukan dan
pengeluaran kecil gak sebanding. Setiap
hari harus ada target minimal, kalo gak
memenuhi target tersebut suka diomongin.
Waktu keluarnya juga diatur harus keluar
jam segini, harus pulang jam segini.

16 Apakah Bapak/Ibu sudah memiliki izin Gak ada izin soalnya masih keliling-
resmi dalam menjalankan usaha ini? Jika keliling. Tapi kalo ada yang negur misalnya
belum, apakah Bapak/Ibu sudah dari Satpol PP, ya saya berarti hari ini gak
mengetahui tentang segala peraturan dalam jualan dulu disini.
legalitas usaha?
Belum tahu segala peraturan dalam legalitas
usaha juga.

17 Seberapa berpengaruhkah usaha ini dalam Ya ngaruh lah, soalnya kan usaha saya ini
hidup Bapak/Ibu? kan pokok buat keluarga.

14
18 Apa harapan Bapak/Ibu ke depannya dalam Mudah-mudahan saya dapet
hal menjalankan usaha ini? tongkrongan/tempat yang menetap lah,
terus bisa ngembangin menu. kalo udah
dapat lapak yang mampu saya bayar, menu
saya gak mungkin hanya seperti ini tapi
pasti berinovasi.

Form Wawancara Sektor Informal 3

Nama : Yayat

Usia : 31 Tahun

Profesi : Jualan Es Cendol – Es Cingcau

Domisili : Tasik (kontrak di cikutra)

No Pertanyaan Jawaban

1 Sudah berapa lama Bapak/Ibu berjualan? Sudah 4 tahun. Dulunya jualan pakaian di
lampung, setiap lebaran jualan ke lampung.

2 Kenapa Bapak/Ibu memilih untuk Gatau sih, soalnya


berjualan barang tersebut?

3 Apa latar belakang Pendidikan Bapak/Ibu? SMP

4 Berapa modal yang dikeluarkan oleh 3 juta sebulan, setengah dari laba kotor.
Bapak/Ibu dalam berjualan selama 1

15
bulan?

5 Berapa penghasilan yang di dapat oleh Laba kotor 6 juta sebulan, laba bersihnya 3
Bapak/Ibu selama 1 bulan? jutaan.

(Laba Bersih/Laba Kotor)

6 Dimana biasanya Bapak/Ibu berdagang? Biasanya mangkal di pasar cihapit dan


sekolah taruna bakti.

7 Apakah Bapak/Ibu menetap berjualan Biasanya mangkal di pasar cihapit dari jam
disini? 9 pagi sampai 1 siang, abis itu dari jam 1
siang mangkal di sekolah taruna bakti. Kalo
disini sekedar lewat aja.

8 Apa sarana dan prasarana yang digunakan Gerobak aja.


oleh Bapak/Ibu untuk berjualan?

9 Bagaimana cara Bapak/Ibu untuk Bahan-bahannya udah ada yang nyediain


mendapatkan barang-barang ini untuk dari bos, tapi yang ngolah dah ngeraciknya
dijual kembali? (terkait bahan baku) sendiri.

10 Apakah Bapak/Ibu menggunakan teknologi Tidak ada, secara tradisional aja.


khusus untuk berjualan atau secara
sederhana saja?

11 Bagaimana Bapak/Ibu mengelola keuangan Gak ada, sedapetnya aja.


dalam usaha ini? Adakah target khusus
yang harus dicapai?

16
12 Siapa yang biasa membeli barang yang Pelajar, mahasiswa dan ibu-ibu.
Bapak/Ibu jual? Orang dari kalangan
Ada juga pelanggan sekeluarga yang dateng
seperti apa?
dari jakarta ke pasar cihapit bandung cuma
ingin minum cendol saya doang. Suka ada
pelanggan yang beli dari WA juga.

13 Bagaimana metode pembayarannya? Hanya cash.


Apakah hanya berlaku pembayaran secara
tunai saja?

14 Bagaimana metode pemasarannya? Adakah Tidak ada, tapi ada niat buat masukin ke
metode khusus yang dilakukan oleh online.
Bapak/Ibu untuk menarik minat para
pembeli?

15 Apakah Bapak/Ibu memiliki kelompok Tidak ada.


kegiatan usaha seperti paguyuban? Jika
ada, apa yang biasanya dilakukan dalam
paguyuban tersebut, dan seberapa
berpengaruh paguyuban tersebut dalam
penjualan ini?

16 Apakah Bapak/Ibu sudah memiliki izin Udah terdaftar di UMKM waktu di


resmi dalam menjalankan usaha ini? Jika kampung, tapi kalo disini belum terdaftar.
belum, apakah Bapak/Ibu sudah
mengetahui tentang segala peraturan dalam
legalitas usaha?

17 Seberapa berpengaruhkah usaha ini dalam Sangat berpengaruh.


hidup Bapak/Ibu?

17
18 Apa harapan Bapak/Ibu ke depannya dalam Semoga rezekinya di lancarkan dan
hal menjalankan usaha ini? pelanggannya ada terus.

Form Wawancara Sektor Informal 4

Nama : Asep Kusbana

Usia : 36 Tahun

Profesi : Jualan kaset aplikasi (software)

Domisili : Cirebon

No Pertanyaan Jawaban

1 Sudah berapa lama Bapak/Ibu berjualan? Mulai jualan dari tahun 2012

2 Kenapa Bapak/Ibu memilih untuk Dulu melihat dan diajak teman, terus
berjualan barang tersebut? tertarik dengan hal-hal tentang software,
game, dll.

3 Apa latar belakang Pendidikan Bapak/Ibu? Pendidikan terakhri SMA.

4 Berapa modal yang dikeluarkan oleh Modal dalam dalam satu bulan tidak banyak

18
Bapak/Ibu dalam berjualan selama 1 sekitar Rp500.000 – Rp900.000 untuk sewa
bulan? tempat dan kuota internet untuk imstall
aplikasi.

5 Berapa penghasilan yang di dapat oleh Penghasilan perbulan tidak menentu, bisa
Bapak/Ibu selama 1 bulan? 800rb bisa juga tembus melebihi 1jt.

(Laba Bersih/Laba Kotor)

6 Dimana biasanya Bapak/Ibu berdagang? Di pinggir jalan Ganesha dekat ITB.

7 Apakah Bapak/Ibu menetap berjualan Berjualan menetap di pinggir jalan.


disini?

8 Apa sarana dan prasarana yang digunakan Jualan menggunakan tenda dan meja di
oleh Bapak/Ibu untuk berjualan? pinggir jalan.

9 Bagaimana cara Bapak/Ibu untuk Dapat aplikasi untuk dijual itu nyari sendiri
mendapatkan barang-barang ini untuk dan ada juga yang sama teman saling
dijual kembali? (terkait bahan baku) berbagi.

10 Apakah Bapak/Ibu menggunakan teknologi Untuk jualan tidak ada alat khusus hanya
khusus untuk berjualan atau secara laptop saja.
sederhana saja?

11 Bagaimana Bapak/Ibu mengelola keuangan Target jualan paling tidak kalau bisa dapat
dalam usaha ini? Adakah target khusus 400rb – 500rb perhari.
yang harus dicapai?

12 Siapa yang biasa membeli barang yang Kebanyakan yang membeli aplikasi

19
Bapak/Ibu jual? Orang dari kalangan software merupakan mahasiswa.
seperti apa?

13 Bagaimana metode pembayarannya? Pembayaran bisa pakai Gopay dan cash.


Apakah hanya berlaku pembayaran secara
tunai saja?

14 Bagaimana metode pemasarannya? Adakah Tidak ada metode pemasaran khusus, hanya
metode khusus yang dilakukan oleh di pinggir jalan saja.
Bapak/Ibu untuk menarik minat para
pembeli?

15 Apakah Bapak/Ibu memiliki kelompok Tidak ada paguyuban, hanya kelompok


kegiatan usaha seperti paguyuban? Jika teman saja yang sesama jualan aplikasi
ada, apa yang biasanya dilakukan dalam seperti ini.
paguyuban tersebut, dan seberapa
berpengaruh paguyuban tersebut dalam
penjualan ini?

16 Apakah Bapak/Ibu sudah memiliki izin Tidak ada izin resmi.


resmi dalam menjalankan usaha ini? Jika
belum, apakah Bapak/Ibu sudah
mengetahui tentang segala peraturan dalam
legalitas usaha?

17 Seberapa berpengaruhkah usaha ini dalam Sangat berpengaruh.


hidup Bapak/Ibu?

18 Apa harapan Bapak/Ibu ke depannya dalam Harapannya semoga selalu ada pembeli dan
hal menjalankan usaha ini? berjualannya lancar.

20
21

Anda mungkin juga menyukai