1. Latar Belakang
Undang Undang No. 6 tahun 2014 tentang Desa, memberi harapan untuk mewujudkan kemandirian
pembangunan Desa. Hal ini dijabarkan juga pada Peraturan Pemerintah No. 43 tahun 2014 tentang
peraturan pelaksanaan UU Desa. Dalam pelaksanaan UU Desa, Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
telah mengeluarkan Peraturan Menteri No.6 tahun 2015 tentang tugas dan fungsi Kementerian Desa, PDT
dan Transmigrasi. Adapun salah satu tugas terkait dengan pembangunan dan Pemberdayaan Desa adalah
memajukan ekonomi desa. Direktorat Pendayagunaan Sumberdaya Alam (SDA) dan Teknologi Tepat Guna
(TTG) sesuai dengan pasal 80 UU no.6 tahun 2014 mempunyai tugas dan fungsi untuk memajukan ekonomi
desa melalui pendayagunaan SDA dan TTG.
Data dari Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (2016), selama tiga tahun periode 2013-2015 produksi
ikan tangkap mengalami kenaikan, secara berurut kenaikan tersebut adalah 5.707.012, 6.037.654 dan
6.204.668 ton. Tersebar di 34 Provinsi, 3 provinsi terbesar penyumbang perikanan ikan tangkap adalah
provinsi Maluku (617985), Sumatera Utara (494.724 ton) dan Jawa timur (402.569 ton), lalu dimana posisi
papua dan papua barat? Dari sumber data yang sama, papua pada tahu 2015 menyumbang 136.393 ton
dan papua barat menyumbang 221.340 ton.
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, melalui Direktorat Jenderal
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, Direktorat Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan
Teknologi Tepat Guna menginisiasi untuk melanjutkan kerjasama dengan IFAD sebagai lanjutan dari
program PNPM Mandiri Pertanian dengan nama program Pembangunan Desa Mandiri yang dilaksanakan
di Papua dan Papua Barat yang merupakan lokasi eks PNPM Mandiri Pertanian. Program ini merupakan
salah satu program percepatan penanggulangan kemiskinan dengan meningkatkan pendapatan petani
kampung melalui peningkatan produksi, akses pemasaran hasil pertanian, peningkatan kapasitas petani dan
pengarusutamaan gender
Mengacu kepada data tingkat potensi tersebut diatas, untuk dapat meningkatkan pendapatan nelayan atau
tenaga kerja disektor perikanan di desa perlu strategi mendirikan industri pengolahan yang semula banyak
terdapat di perkotaan menjadi industri pengolahan di desa. Industri pengolahan di desa harus mampu
meningkatkan nilai tambah terhadap suber daya alam setempat sehingga dapat memajukan perekonomian
desa. Dalam rangka untuk memajukan ekonomi desa, pada tahun anggaran 2017 ini Direktorat PSDA dan
TTG akan memberikan bantuan berupa unit pengolahan bahan baku Ikan Laut menjadi produk-produk yang
mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi. Unit ini dibangun dalam satu kawasan yang mempunyai sumber
daya alam berupa melimpahnya jumlah ikan yang dapat di tangkap di Laut Papua, yang dalam hal ini disebut
sentra pengolahan Ikan Laut. Sentra Pengolahan Ikan Laut ini rencananya dirikan di kabupaten Raja Ampat
Provinsi Papua Barat.
2. Landasan Hukum
Kegiatan pemberian bantuan peralatan-peralatan untuk sentra Rumput Laut ini dilaksanakan berdasarkan
landasan hukum berikut :
Maksud pembangunan sentra pengolahan Ikan terpadu ini adalah untuk mendukung kemandirian desa
dalam memanfaatkan sumber daya alam sehingga dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan
nilai tambah komoditi Ikan bagi masyarakat nelayan yang berada di desa-desa pesisir.
Tujuannya adalah menciptakan produk unggulan berbasis sumber daya lokal dengan memanfaatkan
teknologi tepat guna yang telah teruji dan menghasilkan produk yang tersertifikasi sehingga memenuhi
standar Nasional Indonesia. Dengan terpenuhinya standar produk dimaksud maka produk yang dihasilkan
dapat diserap oleh pasar domestik maupun ekspor.
5. Dasar Pemikiran
Dalam menjalankan tugas dan fungsi ini, Direktorat PSDA dan TTG melaksanakan pengembangan dan
pemanfaatan TTG dimana teknologi yang telah dikembangkan oleh masyarakat dapat digunakan untuk
mendayagunakan SDA sehingga diperoleh nilai tambah ekonomi bagi desa maupun masyarakat desa serta
dapat meningkatkan kemandirian desa. Salah satu SDA yang melimpah di Indonesia adalah Ikan, menurut
Kementriaan kelautan dan perikanan, ikan tangkap baru 10% yang sudah ditangani, sisanya masih belum
optimal didayagunakan. Bahkan beberapa kapal penangkap ikan kedapatan secara illegal menangkap ikan
di perairan Indonesia bagian timur lengkap dengan mesin pengolahnya.
Sehingga dari potensi SDA yang begitu besar ini bila didayagunakan akan mempunyai daya ungkit yang
besar dalam mendukung kemajuan ekonomi rakyat desa. Pengembangan pengolahan Ikan yang paling
efektif melalui pemberdayaan masyarakat yaitu dengan membuat model teknologi dengan skala kecil/sdang
yang dapat dikerjakan oleh komunitas masyarakat desa. Hal ini ternyata tidak mudah, terutama pada transfer
teknologi kepada masyarakat desa yang mayoritas memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Masalah kedua
adalah dari segi pemasaran, karena pada umumnya produk yang dihasilkan oleh masyarakat desa tidak
memenuhi standar pasar.
Untuk menjawab permasalahan diatas perlu dikembangkan sentra Ikan terpadu. Keberhasilan
pembangunan sentra Ikan terpadu terletak pada pemilihan teknologi pengolahan yang tepat dan peralatan
yang digunakan harus memenuhi standar kualitas dan sudah terbukti menghasilkan produk yang diterima
oleh pasar baik domestik maupun Internasional. Dengan penggunaan teknologi seperti tersebut diharapkan
produk yang dihasilkan memenuhi SNI.
Sasaran kegiatan pemberian bantuan teknologi dan peralatan dalam rangka pembangunan sentra Ikan
terpadu ini dilaksanakan di satu kabupaten yaitu Kabupaten Jayawijaya Provinsi Papua.
7. Keluaran
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan bantuan peralatan untuk pengembangan dan pengolahan IkanLaut
ini adalah: Ikan Asin, Abon Ikan, baso Ikan, Chese Stik Ikan.
Mesin
Giling Ikan
Kapasitas : 300-
500 kg/jam
Power : 8 PK
Dimensi :
110x55x90 cm
Rangka : Besi
Tempat adonan
: Stainless steel
Transmisi :
motor dinamo,
gear box
Daya : 370
watt.
Alat masak Alat Masak
abon Abon
Spesifikasi :
Wajan :
Kapasitas 15
20
kg/proses
Pemanas :
Kompor Chor
Merek : WIN
GAS
Kelengkapan
: Tuas
penggoreng,
tuas
saringan,
regulator,sel
ang gas 2
meter
Meat Specification
Grinder
Type :
MHW-80
Efficiency :
80 kg/hour
Motor Power
: 0.37 kW
Voltage :
220V
Rated
Frequency
: 50 Hz
Speed Of
main Roller
: 170
R/min
Waterproof
Grated
: IP x 1
Dimension :
34*21.5*50
cm
Mesin Spesifikasi
Pembuat Mesin
Sosis Type SF-
150
Voltage: 220
Power: 0,55
KW
Weight: 100
kg
Production
300Kg/h
Dimension:
60X35,5x12
7 CM
Keramba 3
Apung
Permanent
Collobox 3
Fiber
Mesin 1
Olahan
Tepung
Sagu
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan bantuan peralatan sentra Ikan adalah 3 (tiga) bulan dengan jadwal
kegiatan sebagai berikut :
Bulan
No Kegiatan
1 2 3
A Persiapan
B Pelaksanaan Pekerjaan
Produksi Barang
Alih Teknologi