AGUSTUS
TAHUN 2016
DAFTAR ISI
A. Pengatar ........................................................................................................ 1
1. Ringkasan Hasil Kajian Sektor Kelautan .................................................. 1
2. Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam Indonesia .............. 2
3. Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam Indonesia
Sektor Kelautan ........................................................................................ 3
B. Progres Pelaksanaan GNP SDA Sektor Kelautan ........................................ 6
1. Progres Pelaksanaan Rencana Aksi di Tingkat Pusat.............................. 6
2. Rencana Aksi Pemerintah Pusat yang Belum Dilaksanakan.................... 13
3. Progres Pelaksanaan Rencana Aksi di Tingkat Daerah ........................... 13
4. Kendala dan Tantangan............................................................................ 15
C. Monitoring Program Khusus .......................................................................... 17
1. Penyusunan RZWP3K .............................................................................. 17
2. Pengukuran Ulang Kapal Ikan .................................................................. 21
3. Reklamasi Pesisir dan Pulau-pulau Kecil ................................................. 25
4. Perbaikan Regulasi ................................................................................... 45
5. Alokasi Bahan Bakar Minyak untuk Nelayan ............................................ 47
DAFTAR TABEL
Pada 2015, GNPSDA yang diinisiasi oleh KPK fokus pada perbaikan tiga
sektor, yaitu kelautan, mineral dan batu bara, serta kehutanan dan
perkebunan. Masing-masing sektor ditunjuk Kementerian yang menjadi
koordinator dalam implementasinya. Untuk mengetahui lebih detil tentang
upaya yang dilakukan dalam penyelesaian permsalahan pengelolaan sektor
Melalui situs web tersebut, dapat diunduh seluruh pemaparan dari Menteri
Kelautan dan Perikanan di setiap provinsi, dan 34 gubernur seluruh
Indonesia. Selain itu, pada rapat monitoring dan evaluasi di Wilayah VI
(Denpasar, 3-4 Agustus 2015), dapat dilihat juga pemaparan dari Ketua
Satgas IUU Fishing.
4
11
15
4
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Empat provinsi yang telah melaporkan secara tertib adalah Sumatera Utara,
Lampung, Bali, dan Kalimantan Tengah. Sedangkan provinsi yang belum
pernah melaporkan laporannya adalah Papua, Papua Barat, Bengkulu, dan
Kalimantan Timur. Adapun berdasarkan jumlah provinsi yang menyampaikan
laporan per periode (Maret, Juni, dan Desembeer 2015), dapat dilihat dalam
grafis berikut.
15
26
12
0 5 10 15 20 25 30
Untuk pelaporan periode Juni, dari 26 laporan yang masuk, jumlah provinsi
yang laporannya berstatus lengkap bertambah satu dibandingkan periode
Maret, yaitu 4 laporan. Sedangkan 22 laporan lainnya secara umum masih
sama dengan 9 provinsi untuk periode laporan maret, yaitu tidak melengkapi
dengan dokumen pendukung dan data izin. Adapun untuk periode laporan
Desember 2015, dari 15 laporan yang masuk, 12 diantaranya sudah lengkap.
Sedangkan 3 laporannya lainnya kurang bukti peendukung dan data izin.
Khusus untuk Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur,
Kalimantan Barat, dan Maluku Utara, dokumen RZWP3K-nya telah menjadi
Peraturan Daerah sebelum terbit Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah. Dengan terbitnya UU tersebut, keenam
provinsi tersebut harus direviu kembali dokumen RZWP3K-nya karena
kewenangan provinsi dalam hal pengelolaan wilayah laut berlaku dari 0
sampai dengan 12 mil (sebelumnya hanya dari 4 sampai dengan 12 mil).
Belawan (11/29)
Tabel 6. Jumlah Izin (SIUP dan SIPI) yang Diterbitkan pada Gerai
Perizinan Kapal penangkap ikan
IZIN TERBIT
NO LOKASI GERAI
SIUP TERBIT SIPI TERBIT JUMLAH
1 PPS BELAWAN 11 29 40
2 PPS BITUNG 10 7 17
3 PPS NIZAM ZAHMAN 33 24 57
4 PPS KENDARI 16 11 27
5 PPN SIBOLGA 7 5 12
6 DKP INDRAMAYU 11 5 16
TOTAL 88 81 169
2) Bali
Saat ini, pemrakarsa reklamasi sedang mengajukan permohonan
perpanjangan izin lokasi reklamasi dan sedang dalam proses
penyusunan AMDAL di KLHK untuk memenuhi persyaratan
permohonan izin pelaksanaan.
3) Jawa Timur
Masih sebatas diskusi awal karena pemrakarsa belum mengajukan
permohonan resmi.
4) Kalimantan Timur
Rencana reklamasi termasuk dalam Daerah Lingkungan Kerja
Pelabuhan (DLKr)/Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (DLKp),
sehingga sesuai ketentuan perundang-undangan, proses perizinannya
di Kementerian Perhubungan.
5) Sulawesi Selatan
Rencana reklamasi termasuk dalam Daerah Lingkungan Kerja
Pelabuhan (DLKr)/Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (DLKp),
sehingga sesuai ketentuan perundang-undangan, proses perizinannya
di Kementerian Perhubungan.
6) Sulawesi Utara
Izin lokasi sudah diterbitkan pada 28 Januari 2015, namun belum
diperoleh informasi terakhir tentang perkembangan proses perizinan
berikutnya dari pemrakarsa.
Informasi lebih lanjut berupa bentuk reklamasi, luasan, permasalah dan
rekomendasi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.
b. Tinjauan Terhadap Reklamasi Pantai Utara Jakarta
Direktorat Penelitian dan Pengembangan 26
LAPORAN KEGIATAN SEMESTER I TAHUN 2016 TIMSDA
TINDAK LANJUT GNPSDA: KOORDINASI & SUPERVISI KELAUTAN KAJIAN SISTEM !"#!
PENGELOLAAN RUANG LAUT & SUMBERDAYA KELAUTAN
Ditjen Perencanaan Ruang Laut KKP telah melakukan kajian teknis dan
kebijakan terkait kegiatan reklamasi pantai utara Jakarta, berdasarkan
jumlah pulau reklamasi, baik yang sudah dilaksanakan maupun dalam
proses pelaksanaan.
Rincian kondisi, status izin, dan permasalahan pada setiap pulau reklamasi
diuraikan sebagai berikut:
1) Pulau A
a) Kondisi:
(1) Masuk dalam zona P5 dan P2 (sekurang-kurangnya 200 m dari
surut terendah hingga kedalaman laut 8 meter), pengaturannya
dalam Perpres nomor 54 tahun 2008 tentang Penataan Ruang
Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak,
dan Cianjur.
(2) Pulau A1 masuk dalam DLKr Pelabuhan Sunda Kelapa
(3) Terdapat Keramba Jaring Apung (KJA) dan Sero
(4) Sebelah barat Pulau A terdapat Pipa Gas (Avtur) untuk
Bandara Soekarno-Hatta
(5) Sebelah timur laut Pulau A1 terdapat 2 Pulau (P. Onrust, P.
Kayangan)
(6) Sebelah barat Pulau A1 terdapat muara Sungai Cikapidilan
dan sebelah selatan terdapat muara Kali Tahang
(7) Belum dibangun dan belum ada AMDAL
(8) Arahan pemanfaatan ruang: Zona Campuran (hunian,
perdagangan dan jasa secara vertikal), Zona Perumahan, Zona
Perkantoran, Perdagangan dan Jasa, Zona Terbuka Hijau).
b) Status Izin:
(1) Izin prinsip Pulau A1 (Surat Gub. DKI No. 1289/-1.794.2) yang
telah berakhir 21 September 2013.
(2) Sebagian masuk dalam Surat Izin Kerja Reklamasi (SIKR)
c) Permasalahan:
2) Pulau B
a) Kondisi
(1) Masuk dalam zona P5 dan P2 (sekurang-kurangnya 200 m dari
surut terendah hingga kedalaman laut 8 m), pengaturannya
dalam Perpres nomor 54 tahun 2008.
(2) Pulau B1 masuk dalam dalam DLKr Pelabuhan Sunda Kelapa
(3) Terdapat KJA dan Sero
(4) Terdapat muara Kali Tahang, muara Kali Perancis, Kali Kamal,
TPI Dadap dan sentra perikanan Kamal Muara dengan
(5) Arahan pemanfaatan ruang: Zona Campuran (hunian,
perdagangan dan jasa secara vertikal), Zona Perumahan, Zona
Perkantoran, Perdagangan dan Jasa), Zona Terbuka Hijau,
Zona Terbuka Biru, Zona Pelayanan Umum dan Sosial, dan
Zona Lindung
(6) Belum dibangun dan belum ada AMDAL
b) Status Izin:
(1) Izin prinsip Pulau B1 (Surat Gub. DKI No. 1289/-1.794.2.), telah
berakhir pada 21 September 2013.
(2) Sebagian masuk SIKR
c) Permasalahan:
3) Pulau C
a) Kondisi:
(1) Perpres 54/2008, Pulau C masuk dalam zona P5 dan P2
(sekurang-kurangnya 200 meter dari surut terendah hingga
kedalaman laut 8 m)
(2) Pulau C masuk dalam DLKr Pelabuhan Sunda Kelapa
(3) Sebelah barat laut Pulau C terdapat aktifitas perikanan
(KJA/Sero)
(4) Sebelah barat Pulau C terdapat muara Kali Perancis, Kali
Kamal dan sentra perikanan Kamal Muara
(5) Sebelah tenggara Pulau C terdapat muara Tol Drain
(6) Sisi Barat Daya Pulau C terdapat mangrove
(7) Sudah dilakukan reklamasi dengan cara pengurugan tanpa
tanggul/revetment
(8) Arahan pemanfaatan ruang: Zona Campuran (hunian,
perdagangan dan jasa secara vertikal), Zona Perumahan, Zona
Perkantoran, Perdagangan dan Jasa), Zona Terbuka Hijau,
Zona Terbuka Biru, Zona Pelayanan Umum dan Sosial, dan
Zona Lindung.
b) Status Izin:
(1) Pulau C sudah memiliki izin prinsip (Surat Gub. DKI No. 804/-
1.794.2. ) dan izin pelaksanaan (Kep. Gub. DKI No.
1417/2012)
Direktorat Penelitian dan Pengembangan 29
LAPORAN KEGIATAN SEMESTER I TAHUN 2016 TIMSDA
TINDAK LANJUT GNPSDA: KOORDINASI & SUPERVISI KELAUTAN KAJIAN SISTEM !"#!
PENGELOLAAN RUANG LAUT & SUMBERDAYA KELAUTAN
(2) Sebagian masuk SIKR untuk Pulau B1 (Kep. Dirjen Hubla No.
BX-589/PP207) tanggal 16 November 2015
c) Permasalahan:
(1) Adanya reklamasi Pulau C (dan Pulau D) menyebabkan
pelambatan kecepatan arus dari 20 cm/detik menjadi 2
cm/detik
(2) Pengurugan tanpa tanggul/revetment dibangun terlebih dahulu
yang mengakibatkan sedimentasi di kanal lateral dan di kanal
vertikal dan berdampak pada menyatunya Pulau C (dan Pulau
D)
(3) Terjadi pendangkalan di muara sungai
(4) Tidak ada kajian ketersediaan air bersih dan kebutuhan bahan
urugan
(5) Tidak sesuai dengan ketentuan peruntukan DLKr dan DLKp
(6) Terganggunya relasi jaringan sosial
(7) Resiko kehilangan aset usaha dan sumber pendapatan untuk
pembudidaya
(8) Nelayan mengalami permasalahan penurunan pendapatan,
peningkatan biaya operasional, dan jarak tempuh yang
semakin jauh
4) Pulau D
a) Kondisi:
(1) Masuk dalam zona P5 (sekurang-kurangnya 200 (dua ratus)
meter dari surut terendah, titik-titik terluar hingga kedalaman
laut 8 m) - Perpres 54/2008
(2) Masuk DLKr Pelabuhan Sunda Kelapa
(3) Sisi barat daya Pulau D terdapat Tol Drain
(4) Sisi selatan Pulau D terdapat muara Cengkareng Drain dan
mangrove
(5) Sudah dilakukan reklamasi dengan cara pengurugan tanpa
tanggul/revetment
(6) Terdapat longsoran di beberapa titik
5) Pulau E
a) Kondisi:
(1) Masuk dalam zona P5 (sekurang-kurangnya 200 (dua ratus)
meter dari surut terendah, titik-titik terluar hingga kedalaman
laut 8 m), Perpres 54/2008
6) Pulau F
a) Kondisi:
7) Pulau G
a) Kondisi:
(1) Masuk dalam zona P3 (sekurang-kurangnya 300 (tiga ratus)
meter dari surut terendah, titik-titik terluar hingga kedalaman
laut 8 m) - Perpres 54/2008
(2) Masuk DLKr Pelabuhan Sunda Kelapa
(3) Sebelah tenggara rencana Pulau G terdapat PLTU kanal intake
PLTU dan muara Kali Duri Ledeng
(4) Sebelah timur rencana Pulau G terdapat pipa bawah laut
(5) Sebelah barat daya rencana Pulau G terdapat pemukiman dan
PPI Muara Angke (sentra perikanan Muara Angke).
(6) Sebagian rencana Pulau G masuk dalam areal dilarang labuh
jangkar
(7) Kecepatan arus di kawasan tersebut berkisar antara 15 s.d. 20
cm/detik
(8) Arahan pemanfaatan ruang: Zona Campuran (hunian,
perdagangan dan jasa secara vertikal), Zona Perumahan, Zona
Perkantoran, Perdagangan dan Jasa), Zona Terbuka Hijau,
Zona Terbuka Biru, Zona Pelayanan Umum dan Sosial, Zona
Lindung dan Zona Perumahan Vertikal
b) Status Izin:
(1) Pulau G sudah memiliki izin prinsip (Surat Gub. DKI No. 542/-
1.794.2.) dan izin pelaksanaan (Kep. Gub. DKI No.
2238/2014)
(2) Sudah memiliki SIKR dari Kementerian Perhubungan (Kep
Dirjen Hubla No. BX-422/PP207) pada tanggal 16 November
2015 2015
c) Permasalahan:
(1) Potensi konflik dengan alur pelayaran dari/ke PPI Muara
Angke
(2) Bersinggungan dengan breakwater PPI Muara Angke
(3) Masuk dalam areal dilarang labuh jangkar
8) Pulau H
a) Kondisi:
(1) Masuk dalam zona P3 (sekurang-kurangnya 300 (tiga ratus)
meter dari surut terendah, titik-titik terluar hingga kedalaman
laut 8 m) - Perpres 54/2008
(2) Masuk dalam DLKr Pelabuhan Sunda Kelapa dan Pelabuhan
Tanjung Priok
(3) Sebelah utara rencana Pulau H terdapat pipa bawah laut
(4) Sebelah selatan rencana Pulau H terdapat PPS Nizam
Zahman
(5) Sebagian rencana Pulau H masuk dalam areal dilarang labuh
jangkar
(6) Kecepatan arus di kawasan tersebut berkisar antara 15 s.d. 20
cm/detik
(7) Arahan pemanfaatan ruang: Zona Campuran (hunian,
perdagangan dan jasa secara vertikal), Zona Perumahan, Zona
Perkantoran, Perdagangan dan Jasa), Zona Terbuka Hijau,
c) Permasalahan:
(1) Rencana pembangunan causeway yang menghubungkan
Pantai Mutiara dan Pulau H dengan struktur masif
mengganggu alur peyaran dan sirkulasi arus
(2) Masuk dalam areal dilarang labuh jangkar (keselamatan
pelayaran?)
(3) Potensi gangguan terhadap instalasi pipa bawah laut
(4) Tidak sesuai dengan ketentuan peruntukan DLKr dan DLKp
(5) Tidak ada kajian ketersediaan air bersih dan kebutuhan bahan
urugan
(6) Potensi terganggunya relasi jaringan sosial
(7) Potensi konflik dengan alur pelayaran dari/ke PPS Nizam
Zahman
(8) Nelayan berpotensi mengalami permasalahan penurunan
pendapatan, peningkatan biaya operasional, dan jarak tempuh
yang semakin jauh
9) Pulau I
a) Kondisi:
(1) Masuk dalam zona P3 (sekurang-kurangnya 300 (tiga ratus)
meter dari surut terendah, titik-titik terluar hingga kedalaman
laut 8 m) - Perpres 54/2008
(2) Masuk DLKr Pelabuhan Sunda Kelapa dan Pelabuhan Tanjung
Priok
10) Pulau J
a) Kondisi:
(1) Masuk dalam zona P3 (sekurang-kurangnya 300 (tiga ratus)
meter dari surut terendah, titik-titik terluar hingga kedalaman
laut 8 m) - Perpres 54/2008
11) Pulau K
a) Kondisi:
12) Pulau L
a) Kondisi:
(1) Masuk dalam zona P3 (sekurang-kurangnya 300 (tiga ratus)
meter dari surut terendah, titik-titik terluar hingga kedalaman
laut 8 m) - Perpres 54/2008
13) Pulau M
14) Pulau N
a) Kondisi:
(1) Berdasar Perpres 54/2008, rencana Pulau N masuk dalam
zona P3 (sekurang-kurangnya 300 (tiga ratus) meter dari surut
terendah, titik-titik terluar hingga kedalaman laut 8 m)
(2) Rencana pulau N merupakan bagian dari rencana
pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok
(3) Selatan Pulau N terdapat Muara Kali Lagoa
(4) Barat daya Pulau N terdapat sentra perikanan (TPI Kalibaru)
(5) Kecepatan arus di kawasan tersebut berkisar antara 15 s.d. 20
cm/detik
(6) Arahan pemanfaatan ruang: Zona Pelabuhan, pergudangan
dan industri
b) Status Izin:
Sudah memiliki SIKR dari Kementerian Perhubungan (Kep. Dirjen
Hubla BX-300/PP207) pada tanggal 16 Juni 2015)
c) Permasalahan:
(1) Potensi konflik dengan nelayan Kalibaru
(2) Potensi terjadinya percepatan pendangkalan di muara sungai
akibat perlambatan arus
(3) Bagaimana dengan izin prinsip dan izin pelaksanaan
15) Pulau O
a) Kondisi:
(1) Masuk dalam zona P3 (sekurang-kurangnya 300 (tiga ratus)
meter dari surut terendah, titik-titik terluar hingga kedalaman
laut 8 m) - Perpres 54/2008
(2) Tenggara Pulau O terdapat Muara Kali Sunter
(3) Sebelah selatan terdapat sentra perikanan (TPI Kalibaru dan
Cilincing)
(4) Kecepatan arus di kawasan tersebut berkisar antara 15 s.d. 20
cm/detik
16) Pulau P
a) Kondisi:
(1) Berdasar Perpres 54/2008, rencana Pulau P masuk dalam
zona P3 (sekurang-kurangnya 300 (tiga ratus) meter dari surut
terendah, titik-titik terluar hingga kedalaman laut 8 m)
(2) Barat daya Pulau P terdapat Muara Cakung Drain
(3) Masih terdapat aktifitas perikanan (bagan/KJA)
(4) Kecepatan arus di kawasan tersebut berkisar antara 15 s.d. 20
cm/detik
(5) Arahan pemanfaatan ruang: Zona Pelabuhan, pergudangan
dan industri
b) Status Izin:
17) Pulau Q
a) Kondisi:
(1) Masuk dalam zona P3 (sekurang-kurangnya 300 (tiga ratus)
meter dari surut terendah, titik-titik terluar hingga kedalaman
laut 8 m) - Perpres 54/2008
(2) Tenggara rencana Pulau P terdapat Muara Banjir Kanal Timur
(3) Masih terdapat aktifitas perikanan (bagan/KJA)
(4) Sebelah selatan terdapat sentra perikanan (Marunda)
(5) Kecepatan arus di kawasan tersebut berkisar antara 15 s.d. 20
cm/detik
(6) Arahan pemanfaatan ruang: Zona Pelabuhan, pergudangan
dan industri
b) Status Izin:
Izin prinsip Pulau Q (Surat Gub. DKI No. 1282/-1.794.2.) berakhir
pada tanggal 18 Februari 2017 dan belum memiliki izin
pelaksanaan
c) Permasalahan:
4. Perbaikan Regulasi
Dalam rangka memperbaiki tata kelola pemanfaatan sumber daya kelautan
dan perikanan, KKP mengusung tiga pilar pembangunan sektor kelautan dan
perikanan di Indonesia, yaitu kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan.
Dalam mewujudkan pilar kedaulatan, KKP berpandangan bahwa sumberdaya
kelautan dan perikanan Indonesia harus dimanfaatkan sebesar-besarnya
untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
Oleh sebab itu, sejak tahun 2015, KKP mengambil langkah untuk tidak
memperpanjang izin bagi kapal asing yang sebelumnya secara bebas
mengeruk ikan dan biota laut Indonesia secara besar-besaran. Secara
regulasi, hal ini diatur dengan Peraturan Menteri KP No. 56/PERMEN-
Direktorat Penelitian dan Pengembangan 45
LAPORAN KEGIATAN SEMESTER I TAHUN 2016 TIMSDA
TINDAK LANJUT GNPSDA: KOORDINASI & SUPERVISI KELAUTAN KAJIAN SISTEM !"#!
PENGELOLAAN RUANG LAUT & SUMBERDAYA KELAUTAN
KP/2014 Penghentian Sementara (Moratorium) Perizinan Usaha Perikanan
Tangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia.
Dengan Moratorium tersebut, KKP juga akan melakukan evaluasi menyeluruh
terhadap administrasi seluruh kapal yang beroperasi di wilayah Indonesia,
meliputi: Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP), Surat Izin Penangkapan Ikan
(SIPI), dan Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI).
Sampai dengan semester I tahun 2016 (per Juni) realisasi solar bersubsidi
untuk nelayan baru sebanyak 13.158.705 liter (tabel 7). Jumlah realisasi
tersebut baru 0,61% dari total kebutuhan solar bersubsidi untuk seluruh kapal
ukuran di bawah 30 GT yang mencapai 2.150.201.908 liter.
I. Latar Belakang
Pembukaan UUD 1945 telah menetapkan kehadiran Pemerintah Negara Republik Indonesia adalah
untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Ditengah tujuan yang demikian,
Indonesia menegaskan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan
yang berciri nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-
undang. Negara mengakui hak-hak warga negara antara lain atas kedudukan yang sama di dalam
hukum dan pemerintahan, pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, hidup serta
berhak mempertahankan kehidupannya, hidup sejahtera lahir dan batin, serta bertempat tinggal dan
mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat.
Dengan demikian, bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Perekonomian nasional
diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan
dan kesatuan ekonomi nasional.
Sebagai negara kepulauan, bangsa Indonesia mengakui bahwa wilayah laut merupakan bagian
terbesar dari wilayah Indonesia yang memiliki posisi dan nilai strategis dari berbagai aspek kehidupan
yang mencakup aspek politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, dan keamanan serta merupakan
modal dasar pembangunan nasional. Pengelolaan sumberdaya kelautan dilakukan melalui sebuah
kerangka hukum untuk memberikan kepastian hukum dan manfaat bagi seluruh masyarakat sebagai
negara kepulauan yang berciri nusantara. Dengan demikian, pembangunan kelautan haruslah
memberikan arahan dalam pendayagunaan sumberdaya kelautan untuk mewujudkan pertumbuhan
ekonomi, pemerataan kesejahteraan, dan keterpeliharaan daya dukung ekonomi pesisir dan laut.
Sebagai negara kepulauan yang terlahir sebagai poros maritim, sudah barang tentu Indonesia memiliki
posisi geostrategis yang penting di mata dunia internasional. Dengan panjang garis pantai sekitar
95.181 km, 17.480 pulau, dan luas wilayah laut yang diperkirakan mencapai 9 juta km2 dengan
keanekaragaman kekayaan laut tropis terkaya, ribuan jenis spesies moluska, krustasea dan ikan, serta
luas terumbu karang yang diperkirakan sekitar 16,5% dari terumbu karang dunia, menjadi alasan yang
tepat ketika bangsa ini berpaling ke laut sebagai orientasi baru pembangunan ditengah dominasi
pembangunan berbasis daratan selama 69 tahun Indonesia merdeka
Dengan pertimbangan yang demikian, penataan atas pengelolaan ruang laut dan sumberdaya kelautan
yang ada di dalamnya merupakan hal mendesak yang harus dilakukan secara bersama-sama. Sebagai
negara kepulauan, sudah barang tentu Indonesia harus menjaga sumberdaya kelautan sebagai warisan
bersama umat manusia (common heritage of mankind) yang berarti bahwa kewajiban untuk menjaga
keberlanjutan sumberdaya merupakan tugas setiap generasi. Untuk itu, gerakan nasional
penyelamatan sumberdaya kelautan Indonesia merupakan gerakan bersama setiap elemen bangsa,
dan menjadi warisan perjuangan yang harus dilakukan oleh setiap generasi.
Pada Tahun 2014 KPK melakukan Kajian Sistem Pengelolaan Ruang Laut dan Sumberdaya Kelautan
Indonesia, kajian tersebut merupakan bentuk pelaksanaan fungsi monitoring sesuai dengan amanat
UU No. 30 tahun 2002. Kajian ini merupakan salah satu upaya KPK mendeteksi permasalahan yang
terjadi dalam penyelenggaraan pemerintahan, untuk menjadi dasar perbaikan sistem dalam rangka
mencegah korupsi, dan menyelamatkan kekayaan negara. Hasil Kajian menunjukkan sejumlah
permasalahan muncul dalam pengelolaan ruang laut dan pengelolaan sumberdaya kelautan, terdapat
8 permasalahan utama di sektor kelautan sebagai berikut :
a. Penegasan dan penegakan kedaulatan serta hak berdaulat Negara Kesatuan Republik Indonesia
atas wilayah laut melalui penegasan batas wilayah laut Indonesia, pengaturan pengelolaan
ruang laut dan pemanfaatan sumberdaya yang ada di dalamnya.
b. Mendorong perbaikan tata kelola sektor kelautan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat,
dengan memperhatikan aspek keberlanjutan, konsistensi, keterpaduan, kepastian hukum,
kemitraan, pemerataan, peran serta masyarakat, keterbukaan, desentralisasi, akuntabilitas, dan
keadilan.
c. Perbaikan sistem pengelolaan ruang laut dan sumberdaya kelautan untuk mencegah korupsi,
kerugian keuangan negara dan kehilangan kekayaan negara.
V. Lokus Dan Fokus Area Kegiatan
A. Pusat
1) Penetapan dan penegasan batas wilayah laut Indonesia
2) Pengintegrasi sistem perencanaan nasional terkait dengan penggunanaan ruang laut dan
sumberdaya kelautan.
3) Penyempurnaan dan pelengkapan aturan perundang-undangan
4) Pengembangan kapasitas kelembagaan
5) Pengembangan sistem data dan informasi
6) Perbaikan sistem ketatalaksanaan perizinan, pengelolaan penerimaan negara dan
pemberian bantuan sosial/hibah/subsidi.
7) Pelaksanaan kewajiban para pihak
B. Provinsi
1. Penyusunan tata ruang wilayah laut
2. Penataan Perizinan
3. Pelaksanaan kewajiban para pihak
4. Pemberian dan perlindungan hak-hak masyarakat
A. Pemerintah Pusat
Kementerian/Lembaga:
1) Melakukan monitoring terhadap pelaksanaan rencana aksi dan kewajiban para pihak
2) Melakukan pendampingan pelaksanaan rencana aksi
3) Melaporkan kepada aparat penegak hukum jika terjadi pelanggaran hukum dalam
pelaksanaan rencana aksi dan kewajiban para pihak
1) Melakukan monitoring terhadap pelaksanaan rencana aksi dan kewajiban para pihak
terutama untuk mendeteksi tindakan-tindakan yang melanggar hukum.
2) Melakukan upaya hukum terhadap setiap bentuk pelanggaran hukum berkenaan dengan
penggunaan ruang laut dan pengelolaan sumberdaya di dalamnya
F. KPK
1) Melakukan koordinasi dan supervisi terhadap pelaksanaan rencana aksi dan rencana
kegiatan oleh para pihak terkait.
2) Melakukan monitoring dan evaluasi atas implementasi rencana aksi.
3) Fasilitasi untuk pengembangan integritas dan sistem pencegahan korupsi pada lembaga
terkait.
4) Kampanye, sosialisasi, dan edukasi untuk hal-hal yang mendukung kegiatan.
5) Deteksi dan profiling terhadap actor dan faktor yang menghambat proses pelaksanaan
kegiatan.
6) Kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendorong akselerasi pelaksanaan kegiatan.
7) Pengembangan sistem pelaporan progress kegiatan berbasis teknologi informasi.
Jadwal Kegiatan
Gerakan Nasional Penyelamatan SDA Indonesia
Sektor Kelautan
GN SDA
NO. PROVINSI LOKASI KEGIATAN KELAUTAN
34 Prov di 9 kota
1 ACEH
4 Prov
2 SUMUT
1 MEDAN 24-Mar/Selasa
3 SUMBAR 9:00-13:00
4 RIAU
5 BENGKULU
4 Prov
6 LAMPUNG
2 JAKARTA 21-Apr/Selasa
7 DKI 9:00-13:00
8 BANTEN
9 MALUKU 3 Prov
10 PAPUA 3 AMBON 5-May/Selasa
11 PAPUA BARAT 9:00-13:00
12 JATENG
4 Prov
13 JABAR
4 SEMARANG 19-May/Selasa
14 DIY 9:00-13:00
15 JATIM
16 SULUT
4 Prov
17 GORONTALO
5 GORONTALO 9-Jun/Selasa
18 MALUKU UTARA 9:00-13:00
19 SULBAR
20 BALI 3 Prov
21 NTT 6 DENPASAR 4-Aug/Selasa
22 NTB 9:00-13:00
23 SULSEL 3 Prov
24 SULTRA 7 MAKASAR 25-Aug
25 SULTENG 9:00-13:00
26 KALBAR
27 KALTENG 5 Prov
28 KALSEL 8 PONTIANAK 8-Sep/Selasa
29 KALTIM 9:00-13:00
30 KALTARA
31 KEPRI
4 Prov
32 BABEL
9 PANGKAL PINANG, BABEL 15-Sep/Selasa
33 JAMBI 9:00-13:00
34 SUMSEL
Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan SDA Indonesia - Sektor Kelautan (Pemerintah Pusat)
DRAFT-04 / 16 FEB
Fokus Area Rekomendasi & Target Penanggung jawab Instansi Terkait Rencana Aksi Indikator Output Keterangan
1 2 3 4 5 6 STATUS 7
Tenggat Verifik OPE CLOSE
Deskripsi No Deskripsi Instansi Unit Instansi Unit No Deskripsi No. Deskripsi Bukti Pendukung Penjelasan
Waktu asi N D
1. Penetapan dan penegasan batas wilayah laut Indonesia
Penjelasan Kemlu Feb. 2015: 1 Pemerintah menetapkan wilayah laut KKP, TNI AL, BIG Eselon 1 Instansi Kemenko Polhukam, KKP, BIG, Eselon 1 Instansi Terkait 1 Melakukan kajian bersama terhadap garis pangkal dan titik-titik 1 Hasil Kajian terhadap titik-titik dasar dan Juli 2015 Laporan dan rekomendasi hasil Laporan I: 10
Indonesia Penanggungjawab; Kemdagri, TNI AL, Kemenagraria dan dasar geografis berdasarkan UU 6/1996 ttg Perairan Indonesia, penarikan garis pangkal kajian
Indonesia memiliki batas maritim dengan 10 negara KP3K (Dit. Tata Ruang, DPR-RI, Kemenko Bidang UU 32/2014 ttg Kelautan dan PP 37/2008 ttg daftar koordinat Juni 2015;
yakni India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, TRLP3K+Dit. PPK) Kemaritiman. geografis Laporan II : 10
Filipina, Palau, Papua Nugini, Timor Leste dan dan Setjen (BHO), Kemlu, Mabes TNI, BAPPENAS,
Australia serta batas darat dengan 3 negara yakni Kemen PU Desember
2 Memetakan titik-titik dasar dan garis pangkal yang menjadi acuan 2 Peta Koordinat Titik-titik dasar dan Garis Des 2016 Peta titik-titik dasar dan garis
Malaysia, Papua Nugini dan Timor Leste penetapan wilayah laut Indonesia Pangkal pangkal 2015
Terkait batas maritim, telah disepakati batas laut 3 Menerbitkan peta batas wilayah laut Indonesia dan 3 Peta batas wilayah NKRI sesuai perjanjian Des 2016 hasil survei dan pemetaan batas
wilayah dengan Papua Nugini dan sebagian segmen mengumumkannya ke publik dan sesuai klaim unilateral wilayah
batas laut wilayah dengan Malaysia, Singapura;
batas ZEE dengan Filipina, Australia & Papua 4 Mengelola lingkungan PPKT disekitar Titik Dasar dan Titik 4 Pulau-pulau Kecil terluar yang Terkelola Des 2016 Laporan hasil kegiatan
Nugini; batas Landas Kontinen dengan India, Referensi, dari ancaman abrasi & kerusakan. dengan Baik
Thailand, Malaysia (Selat Malaka dan Laut Tiongkok
2 Pemerintah menetapkan jumlah pulau-pulau Kemendagri dan KKP Dit. PPK - DJKP3K - Kemenko Polhukam, KKP, BIG, Eselon 1 Instansi Terkait 5 Melakukan identifikasi dan verifikasi terhadap jumlah pulau yang 5 Potensi dan peta pulau Des 2016 Laporan hasil identifikasi
Selatan), Vietnam, Australia & Papua Nugini -->
kecil KKP Kemdagri, TNI AL, Kemenagraria dan belum dibakukan.
dituangkan dalam 18 Perjanjian Batas.
Tata Ruang, Kemenko Bidang 6 Menetapkan data pulau-pulau kecil Indonesia dan 6 Gasetir pulau Des 2016 PP ttg Gesetir Pulau
Kemaritiman, Kemlu mengumumkannya ke publik
Masih perlu dirundingkan segmen-segmen batas
Laut Wilayah dengan Malaysia, Singapura & Timor 7 Melaksanakan survei toponim untuk pulau-pulau kecil yang baru 7 Toponimi pulau Des 2016 Laporan survei
Leste; batas ZEE dengan India, Thailand, Malaysia, muncul/belum terdaftar.
Vietnam, Palau & Timor Leste; batas Landas
8 Mendaftarkan koordinat geografis titik-titik terluar Indonesia ke 8 Deposit koordinat geografis Des 2016 Bukti pelaporan
Kontinen dengan Malaysia, Filipina, Palau & TImor
Leste. PBB
3 Pemerintah menetapkan luas wilayah laut KKP, TNI AL, BIG, Dit. TRLP3K dan Kemenko Polhukam, KKP, BIG, Eselon 1 Instansi Terkait 9 Mengidentifikasi ulang luas laut dan daratan Indonesia 9 Data luas laut dan daratan Indonesia Jul 2015 Data luas laut dan daratan
Rencana perundingan tahun 2015 dengan Malaysia
dan daratan Indonesia Kemendagri PPK - DJKP3K - KKP Kemdagri, TNI AL, Kemenagraria dan Indonesia
Feb 2015; Vietnam Maret 2015; Palau April 2015; Tata Ruang, Kemenko Bidang 10 Menerbitkan peta wilayah darat dan laut Indonesia dan 10 Peta wilayah laut dan daratan Indonesia Okt 2015 Dokumen survei pemetaan
Thailand 2015; Timor Leste 2015; FIlipina 2015. mengumumkannya ke publik wilayah laut dan daratan
Kemaritiman
Kemlu, Mabes TNI, BAPPENAS, Indonesia
4 Pemerintah menyelesaikan perundingan Kemlu, TNI AL, BIG, dan Dit. TRLP3K dan Kemenko Polhukam , TNI AL, Eselon 1 Instansi Terkait 11 Mengidentifikasi semua segmen perbatasan laut dengan negara 11 Dokumen identifikasi segmen perbatasan Juli 2015 Laporan Identifikasi
penetapan batas wilayah laut dengan negara KKP PPK - DJKP3K - KKP Kemendagri, BIG, tetangga laut dengan negara tetangga
tetangga Kemenko Bidang Kemaritiman,
Kemhan, KemenESDM, Kemhub, 12 Melakukan upaya-upaya diplomasi dengan negara tetangga untuk 12 Usulan dan dorongan untuk merundingkan Des 2016 Laporan pendekatan
Mabes TNI, Kemlu, menetapkan batas wilayah laut dengan negara tetangga batas maritim dengan negara tetangga
13 Melakukan perundingan penetapan batas maritim Indonesia 13 Hasil perundingan batas maritim dengan Mar 2017 Laporan perundingan
dengan negara tetangga negara tetangga
2. Pengintegrasian Sistem Perencanaan Nasional Terkait dengan Penggunaan Ruang Laut dan Sumberdaya Kelautan
(1) Belum ada pengaturan secara khusus terkait tata 5 Penyusunan peta dasar LLN dan LPI yang Kemenko Maritim Dit. TRLP3K - TNI AL, KKP, Kemenko Kemaritiman Eselon 1 Instansi Terkait 14 Identifikasi peta LLN dan LPI yang telah ada dan kebutuhan LLN 14 Hasil Identifikasi peta LLN dan LPI yang Juli 2015 Hasil indentifikasi peta dasar LLN KKP membutuhkan ouput (sebagai user) Laporan I: 10
ruang wilayah laut di atas 12 mil; operasional BIG, KKP DJKP3K - KKP dan LPI yang digunakan untuk perencanaan lintas sektor telah ada dan kebutuhan LLN dan LPI yang dan LPI
(2) Peta dasar Lingkungan Laut Nasional (LLN) dan digunakan untuk perencanaan lintas sektor Juni 2015;
Lingkungan Pantai Indonesia (LPI) belum tersedia Laporan II : 10
dalam skala yang lebih operasional;
(3) Belum tersedia informasi yang memadai terkait 15 Menyusun LLN dan LPI yang operasional untuk kepentingan 15 Tersusunnya peta dasar LLN dan LPI Des 2016 Peta dasar LLN dan LPI Desember
perencanaan lintas sektor
kondisi laut yang diperlukan untuk penyusunan tata 2015
ruang laut; 6 Penyediaan informasi yang dibutuhkan Kemenko Maritim, KKP Dit. TRLP3K - BIG, TNI AL, ESDM, KemPerhubungan, Eselon 1 Instansi Terkait 16 Identifikasi kebutuhan informasi tematik untuk kepentingan 16 Data hasil identifikasi kebutuhan informasi Juli 2015 Laporan Hasil Identifikasi
(4) Tidak semua pemerintah daerah telah memiliki untuk penyusunan tata ruang laut DJKP3K - KKP KemPariwisata, Kemendagri, perencanaan lintas sektor tematik
rencana tata ruang wilayah laut; Kemenhan, Kemenko Kemaritiman 17 Penyusunan informasi tematik untuk kepentingan perencanaan 17 Data informasi tematik untuk kepentingan Des 2015 Buku data informasi tematik
(5) Kompleksitas permasalahan pengelolaan pulau-
lintas sektor perencanaan lintas sektor
pulau kecil;
(6) Kompleksitas persoalan penerapan 7 Penyusunan rencana tata ruang laut Kemenko Maritim, KKP Ditjen KP3K BIG, Kemenagraria dan Tata Ruang, Eselon 1 Instansi Terkait 18 Penyelesaian rencana tata ruang wilayah laut dan 18 Rencana tata ruang laut nasional Des 2015 PP ttg RTRLN
desentralisasi dalam pengelolaan wilayah laut; (7) TNI AL, ESDM, KemPerhubungan, mengumumkannya ke publik 19 Rencana zonasi KSN perbatasan laut Des 2015 Perpres ttg KSN
Tidak terdapat integrasi data spasial untuk KemPariwisata, Kemendagri, 20 Rencana zonasi KSNT Jul 2016 Permen ttg KSNT
penggunaan ruang laut bagi berbagai kepentingan; Kemenhan, Kemenko Kemaritiman
21 Rencana zonasi Kawasan antar wilayah Jul 2016 Perpres ttg RZKAW
(8) Belum terdapat sistem data untuk memonitoring
bangunan di sekitar pesisir dan laut;
(9) Belum terdapat mekanisme kadaster laut; (10) 8 Penyusunan rencana penggunaan ruang laut Kemenko Maritim dan Dit. TRLP3K - BIG, Kemenagraria dan Tata Ruang, Eselon 1 Instansi Terkait 19 Penyelesaian rencana penggunaan ruang laut lintas sektor dan 22 Tersusunnya Perpres tentang koordinasi Des 2016 Perpres
Kompleksitas masalah terkait pengendalian untuk berbagai kepentingan sektor KKP DJKP3K - KKP KemESDM, Kemhub, Kempariwisata, mengumumkannya ke publik penggunaan ruang laut lintas sektor
pencemaran dan kerusakan ekosistem pesisir dan KemPU, KemLHK, TNI AL,
laut; Kemendagri, Kemenhan, Kemenko
(11) Tidak semua pelabuhan memiliki rencana Kemaritiman
induk pelabuhan
9 1) Akselerasi rencana tata ruang laut daerah Bappenas, KKP Dit. TRLP3K - Kemkeu, Kemendagri, PemProv Eselon 1 Instansi Terkait 20 Identifikasi semua rencana yang disusun oleh setiap sektor 23 Hasil identifikasi rencana yang disusun oleh Jul 2015 Laporan identifikasi
(RZWP3K), DJKP3K - KKP setiap sektor
2) Pengintegrasian 21 Integrasi perencanaan lintas sektor (Wilayah-Program-Anggaran) 24 Tersusunnya hasil integrasi perencanaan Des 2015 Laporan integrasi
(RSWPK/RZWP3K/RPWP3K/ RAPWP3K) lintas sektor
dengan rencana penggunaan ruang laut oleh
berbagai sektor, rencana tata ruang wilayah,
rencana pembangunan (RPJM/RPJP), dan
perencanaan anggaran
10 Percepatan penetapan Perda RZWP3K Kemendagri;, KKP Ditjen DJKP3K KKP, Kemen ATR, Eselon 1 Instansi Terkait 22 Percepatan penetapan Perda RZWP3K di 29 Provinsi (Provinsi 25 Legislasi Dokumen RZWP3K Provinsi Des 2015 Perda RZWP3K Provinsi
Provinsi yang sudah memiliki perda, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
DIY, Maluku Utara).
11 Pengintegrasian data dan informasi tematik BIG, KKP Dit. TRLP3K - KKP, Kemenagraria dan Tata Ruang, Eselon 1 Instansi 23 Identifikasi semua sistem data dan informasi yang terkait dengan 26 Tersusunnya hasil Identifikasi semua sistem Jul 2015 Laporan identifikasi
berbasis spasial penggunaan ruang laut oleh DJKP3K - KKP KemESDM, Kemhub, Kempariwisata, Terkait penggunaan ruang laut dan pengelolaan sumberdaya kelautan data dan informasi yang terkait dengan
berbagai sektor KemPU, KemLHK, Kemenko yang dimiliki penggunaan ruang laut dan pengelolaan
Kemaritiman sumberdaya kelautan yang dimiliki
24 Pengintegrasian sistem data dan informasi terkait penggunaan 27 Terintegrasinya sistem data dan informasi Mar 2016 Laporan integrasi
ruang laut dan pengelolaan sumberdaya kelautan terkait penggunaan ruang laut dan
pengelolaan sumberdaya kelautan
12 Pengembangan sistem kadaster laut Kementerian Agraria dan Dit. TRLP3K - Kemenagraria dan Tata Ruang,, Eselon 1 Instansi 25 Kajian konsep kadaster kelautan 28 Tersusunnya kajian konsep kadaster Sep 2015 Laporan Hasil Kajian
Tata Tuang, KKP DJKP3K - KKP Kemenko Kemaritiman, BIG, Terkait kelautan
KemESDM, TNI AL, KemHub, 26 Penyiapan regulasi dan kelembagaan kadaster kelautan 29 Tersusunnya regulasi dan kelembagaan Des 2015 Perpres tentang Kadaster Laut
Kemendagri, instansi terkait kadaster kelautan
27 Implementasi sistem kadaster kelautan 30 Implementasi sistem kadaster kelautan Agus 2016 Laporan Implementasi
38 Peraturan Pemerintah tentang Pemberian Desember Rancangan Peraturan Pemerintah Pembahasan antar kementerian
Penghargaan Kepada Aparat Penegak 2015 tentang Pemberian Penghargaan
Hukum dan Pihak Yang Berjasa Dalam Kepada Aparat Penegak Hukum
Penyelamatan Kekayaan Negara dari Tindak dan Pihak Yang Berjasa Dalam
Pidana Perikanan Penyelamatan Kekayaan Negara
dari Tindak Pidana Perikanan
39 Keputusan Presiden tentang Rencana Aksi Desember 1. Rancangan Keputusan Presiden Proses penyusunan
Nasional Penanganan dan Penanggulangan 2015 tentang Rencana Aksi Nasional
lilegal, Unreported and Unregulated Fishing Penanganan dan Penanggulangan
lilegal, Unreported and
Unregulated Fishing
KKP Semua Es I KKP Kemenko Maritim, Menkopolhukam, Eselon 1 Instansi 34 Penyusunan UU tentang Zona Tambahan Indonesia 40 UU tentang Zona Tambahan Indonesia Des 2016 Undang-undang
Kemlu, ESDM, TNI-AL, Kemendagri, Terkait
BIG, KemATR, Kemenhub,
KKP Semua Es I KKP Kemenko Maritim, Menkopolhukam, Eselon 1 Instansi 35 Penyusunan Revisi UU No. 1 tahun 1973 tentang Landas Kontinen 41 Revisi UU No. 1 tahun 1973 tentang Landas Des 2016 Undang-undang
Kemlu, ESDM, TNI-AL, Kemendagri, Terkait Indonesia Kontinen Indonesia
BIG, KemATR, Kemenhub,
KKP Semua Es I KKP Kemenko Maritim, Menko polhukam, Eselon 1 Instansi 36 Penyusunan PP tentang Kebijakan Pembangunan Kelautan 42 PP tentang Kebijakan Pembangunan Des 2015 PP
Kemlu, ESDM, TNI-AL, Kemendagri, Terkait Kelautan
BIG, KemATR, Kemenhub,
KKP Semua Es I KKP OJK, BI, Kemenko Maritim, KemenKeu, Eselon 1 Instansi 37 Penyusunan UU tentang Pendanaan Suprastruktur Usaha 43 UU tentang Pendanaan Suprastruktur Usaha Des 2016 UU
Bappenas, Kemenko Perek, Terkait Perikanan Perikanan
KemKumHAM
KKP Semua Es I KKP Kemenko Maritim, Bappenas, ESDM, Eselon 1 Instansi 38 Penyusunan PP tentang Industri Maritim dan Jasa Maritim 44 PP tentang Industri Maritim dan Jasa Des 2015 PP
KemenPerindustrian, KemenHub, Terkait Maritim
KemenParekraf, Kemendagri,
KKP Semua Es I KKP KemenHub, Bappenas, ESDM, Eselon 1 Instansi 39 Penyusunan PP tentang Pendirian Bangunan Laut 45 PP tentang Pendirian Bangunan Laut Des 2015 PP
KemenPerindustrian, KemenHub, Terkait
Kemen Pariwasata, Kemendagri,
KKP Semua Es I KKP KemenDikBud, Kemenko Maritim, Eselon 1 Instansi 40 Penyusunan PP tentang Kebijakan Budaya Bahari 46 PP tentang Kebijakan Budaya Bahari Des 2015 PP
KemenPar Terkait
KKP Semua Es I KKP Kemenko Maritim, Eselon 1 Instansi 41 Penyusunan PP tentang Pusat Fasilitas Kelautan 47 PP tentang Pusat Fasilitas Kelautan Des 2015 PP
Terkait
KKP Semua Es I KKP KemenHub, Bappenas, ESDM, Eselon 1 Instansi 42 Penyusunan PP tentang Perencanaan Ruang Laut 48 PP tentang Perencanaan Ruang Laut Des 2015 PP
KemenPerindustrian, KemenHub, Terkait
KemenPar, Kemendagri,
KKP Semua Es I KKP KemenHub, Bappenas, ESDM, Eselon 1 Instansi 43 Penyusunan PP tentang Izin Lokasi di Laut dan Tata Cara Sanksi 49 PP tentang Izin Lokasi di Laut dan Tata Cara Des 2015 PP
KemenPerindustrian, KemenHub, Terkait Administratif Sanksi Administratif
KemenPar Kemendagri, TERKAIT DENGAN UU KELAUTAN
KKP Semua Es I KKP 44 Penyusunan Keppres tentang BAKAMLA 50 Keppres tentang BAKAMLA Feb 2015 Keppres
KemenHub, KKP Ditjen Hubla KKP, TNI-AL Eselon 1 Instansi 45 Penyusunan Keppres tentang Kebijakan Nasional di Bidang 51 Keppres tentang Kebijakan Nasional di Des 2015 Keppres
Terkait Keamanan dan Keselamatan di wilayah perairan Bidang Keamanan dan Keselamatan di
wilayah perairan
KKP Semua Es I KKP ESDM, KemenHub, KemenLHK Eselon 1 Instansi 46 Penyusunan PP tentang Kebijakan Tata Kelola dan Kelembagaan 52 PP tentang Kebijakan Tata Kelola dan Des 2015 PP
Terkait Laut Kelembagaan Laut
KKP Semua Es I KKP KemenDikBud, KemenPar, KemenHub Eselon 1 Instansi 47 Penyusunan PP tentang Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam 53 PP tentang Tata Cara Peran Serta Des 2015 PP
Terkait Pembangunan Kelautan Masyarakat dalam Pembangunan Kelautan
KKP Semua Es I KKP TNI-AL Eselon 1 Instansi 48 Penyusunan Revisi UU No. 6 tahun 1996 tentang Perairan 54 Revisi UU No. 6 tahun 1996 tentang Des 2016 UU
Terkait Indonesia terkait pasal 24 ayat 3 mengenai pembentukan Perairan Indonesia terkait pasal 24 ayat 3
Bakorkamla mengenai pembentukan Bakorkamla
KKP Semua Es I KKP KemenKumHAM Eselon 1 Instansi 49 Perbaikan UU Kelautan terkait redaksional (sesuai hasil kajian KPK 55 Perbaikan UU Kelautan terkait redaksional Des 2016 UU
Terkait lampiran 54) (sesuai hasil kajian KPK lampiran 54)
KKP Semua Es I KKP KemenKumHAM Eselon 1 Instansi 50 Perbaikan UU Kelautan terkait beberapa indikator yang belum 56 Perbaikan UU Kelautan terkait beberapa Des 2016 UU
Terkait terpenuhi (sesuai hasil kajian KPK lampiran 55) yaitu: indikator yang belum terpenuhi (sesuai
* pembatasan keikutsertaan asing hasil kajian KPK lampiran 55) yaitu:
* pembatasan kepemilikan * pembatasan keikutsertaan asing
* kewajiban penghitungan dampak negatif dalam pemanfaatan * pembatasan kepemilikan
SDA-LH * kewajiban penghitungan dampak negatif
* keterlibatan masyarakat adat, perempuan dan kaum marginal dalam pemanfaatan SDA-LH
* mekanisme penyelesaian konflik adat * keterlibatan masyarakat adat, perempuan
* mekanisme penyelesaian masalah masa lalu dan kaum marginal
* penindakan perlakukan diskriminatif * mekanisme penyelesaian konflik adat
* mekanisme penyelesaian masalah masa
lalu
* penindakan perlakukan diskriminatif
KKP Semua Es I KKP Kemenko Maritim, KemLHK Eselon 1 Instansi 51 Penyusunan Aturan pelaksanaan terkait pemanfaatan dan 57 Aturan pelaksanaan terkait pemanfaatan Des 2016 Aturan Pelaksanaan TERKAIT DENGAN UU PERIKANAN
Terkait pelestarian plasma nutfah sumberdaya ikan dan pelestarian plasma nutfah sumberdaya
ikan
KKP Semua Es I KKP Internal KKP 52 Penyusunan PermenKP ttg Pedoman pengelolaan data dan 58 PermenKP ttg Pedoman pengelolaan data Des 2015 PermenKP TERKAIT UU PWP3K
informasi tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau dan informasi tentang Pengelolaan Wilayah
Kecil. Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
KKP Semua Es I KKP Kemenko Maritim, TNI-AL, Eselon 1 Instansi 53 Penyusunan PP ttg Pemanfaatan sumber daya perairan pesisir dan 59 PP ttg Pemanfaatan sumber daya perairan Des 2015 PP
KemenHub, Terkait perairan pulau-pulau kecil pesisir dan perairan pulau-pulau kecil
KKP Semua Es I KKP Kemenko Maritim, Eselon 1 Instansi 54 Penyusunan PP ttg Syarat, tata cara pemberian, pencabutan, 60 PP ttg Syarat, tata cara pemberian, Des 2016 PP
Terkait jangka waktu, luasan, dan berakhirnya Izin Lokasi dan Izin pencabutan, jangka waktu, luasan, dan
Pengelolaan berakhirnya Izin Lokasi dan Izin
Pengelolaan
KKP Semua Es I KKP Internal KKP 55 Penyusunan PermenKP ttg Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil dan 61 PermenKP ttg Pemanfaatan Pulau-Pulau Des 2016 PermenKP
perairan sekitarnya Kecil dan perairan sekitarnya
KKP Semua Es I KKP Internal KKP 56 Penyusunan PermenKP ttg Perubahan peruntukan dan fungsi zona 62 PermenKP ttg Perubahan peruntukan dan Des 2015 PermenKP
inti kawasan konservasi untuk dieksploitasi fungsi zona inti kawasan
konservasi untuk dieksploitasi
KKP Semua Es I KKP Kemenko Maritim, KemLingHut, Eselon 1 Instansi 57 Penyusunan Perpres ttg Batas Sempadan Pantai 63 Perpres ttg Batas Sempadan Pantai Des 2015 Perpres
KemenATR Terkait
KKP Semua Es I KKP Kemenko Maritim, LIPI, Eselon 1 Instansi 58 Penyusunan Perpres ttg Penyelenggaraan penelitian dan 64 Perpres ttg Penyelenggaraan penelitian dan Des 2015 Perpres
Terkait pengembangan di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil pengembangan di Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil
KKP Semua Es I KKP Kemenko Maritim, KemenDikBud. Eselon 1 Instansi 59 Penyusunan Perpres ttg Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, 65 Perpres ttg Penyelenggaraan pendidikan, Des 2015 Perpres
Terkait dan penyuluhan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau pelatihan, dan penyuluhan
Kecil Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil
KKP Semua Es I KKP Internal KKP 60 Penyusunan PermenKP ttg Tata cara penerbitan dan 66 PermenKP ttg Tata cara penerbitan dan Des 2015 PermenKP
pencabutan izin serta perubahan status zona inti pencabutan izin serta perubahan status
zona inti
KKP Semua Es I KKP Kemenko Maritim, Kemendagri, Eselon 1 Instansi 61 Penyusunan Perpres ttg Pelaksanaan kegiatan koordinasi 67 Perpres ttg Pelaksanaan kegiatan koordinasi Des 2015 Perpres
Terkait pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil pada tingkat pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-
nasional pulau kecil pada tingkat
nasional
KKP Semua Es I KKP Kemenko Maritim, TNI-AL, Eselon 1 Instansi 62 Penyusunan PP ttg Sanksi administratif pemanfaatan sumber daya 68 PP ttg Sanksi administratif pemanfaatan Des 2015 PP
KemenHub, Kemenkeu. Terkait perairan pesisir dan perairan pulau-pulau kecil yang tidak sesuai sumber daya perairan pesisir dan perairan
dengan izin pengelolaan pulau-pulau kecil yang tidak sesuai dengan
izin pengelolaan
17 kementerian terkait Eselon 1 Instansi 68 Revisi, Penguatan peran dan optimalisasi Tim Perpres No. 78 74 Peningkatan koordinasi tim kerja Perpres Jul 2015 Laporan Semesteran,
Terkait tahun 2005 tentang Pengelolaan PPKT 78/2005 Revisi Perpres 78/2005
KKP, Kemendagri, TNI-AL, Eselon 1 Instansi 69 Revisi Perpres 112/2006 tentang Tim Nasional Pembakuan 75 Tersusunnya Revisi Perpres 112/2006 Jul 2015 Laporan Semesteran,
Terkait Rupabumi tentang Tim Nasional Pembakuan Revisi Perpres 112/2006
Rupabumi
Kemenko KKP, Perindustrian, Perdagangan, Eselon 1 Instansi 70 Ujicoba konsep kelembagaan, antara lain: Penguatan Tim 76 Terlaksananya pilot project konsep Mar 2016 Laporan dan rekomendasi KKP sudah pada tahapan implementasi (DJPSDKP)
Pererkonomian, KKP KemAgraria dan TR, KemenPU, BPS Terkait Swasembada Garam kelembagaan sektor kelautan
77 Penyusunan Perpres tentang Tim Des 2015 Perpres ttg Tim Swasembada
Swasembada Garam Garam
18 Implementasi hasil desain kelembagaan Kemenko Ditjen. PSDKP; KKP, Kemhub, KemPAN, KemESDM, Eselon 1 Instansi 71 Implementasi konsep kelembagaan, antara lain Tim Swasembada 78 Terimplementasinya Kelembagaan UPT Des 2015 Naskah Akademis Peningkatan Menunggu hasil audit organisasi
Maritim,Kemenko Ditjen KP3K KemLHK, KemenPariwisata, Terkait Garam Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Kelembagaan UPT Pengawasan
Pererkonomian dan KKP KemenHan, TNI AL, Perindustrian, Perikanan Sumber Daya Kelautan dan
Perdagangan, KemAgraria dan TR, Perikanan
KemenPU, BPS
79 Terimplementasinya konsep kelembagaan Des 2016 Laporan Implementasi
sektor kelautan secara lengkap
19 Pengalihan kewenangan pengelolaan Kemenko Maritim dan Dit. KKJI - DJKP3K - KKP, KemLHK, KemenPan RB, Eselon 1 Instansi 72 Pengalihan kewenangan (SDM, BMN, dan pengelolaan) kawasan 80 Teralihkannya kewenangan (SDM, BMN, dan Des 2015 BAST Pengalihan Pengelolaan Kawasan konservasi di wilayah pesisir dan pulau-
kawasan konservasi di wilayah pesisir dan KKP KKP Kemenko Perekonomian, Bappenas, Terkait konservasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sesuai amanat pengelolaan) kawasan konservasi di dari KemenLingkKehutanan ke pulau kecil mencakup Kawasan Suaka Alam dan
pulau-pulau kecil sesuai amanat Pasal 78A Kemenkeu Pasal 78A dan Pasal 78B UU 1/2014. wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sesuai KKP. Kawasan Pelestarian Alam yang berada di wilayah
dan Pasal 78B UU 1/2014. amanat Pasal 78A dan Pasal 78B UU pesisir dan pulau-pulau kecil, dalam bentuk Taman
1/2014. Nasional/Taman Nasional Laut, Suaka Margasatwa
Laut, Suaka Alam Laut, Taman Wisata Laut, dan
Cagar Alam Laut, antara lain tetapi tidak terbatas
pada:
a. Taman Nasional (Laut) Kepulauan Seribu;
b. Taman Nasional Kepulauan Karimunjawa;
c. Taman Nasional (Laut) Bunaken;
d. Taman Nasional (Laut) Kepulauan Wakatobi;
e. Taman Nasional (Laut) Taka Bonerate;
f. Taman Nasional Teluk Cenderawasih; dan
g. Taman Nasional Kepulauan Togean.
KemenPan RB, Kemenko Eselon 1 Instansi 73 Peningkatan kelembagaan Pengelola Kawasan Konservasi Perairan 81 Terbentuknya UPT pengelola kawasan Jul 2016 Persetujuan Menpan RB
Perekonomian, Bappenas. Terkait Nasional dari semula berstatus Satker menjadi Balai/Loka konservasi perairan nasional
KKP, KemLHK, KemenPan RB, Eselon 1 Instansi 74 Pengalihan Otoritas Pengelolaan Konservasi Jenis Ikan dan CITES 82 Teralihkannya kewenangan pengeloloaan Des 2015 BAST Pengalihan Pengelolaan
Kemenko Perekonomian, Bappenas, Terkait ke KKP SELURUH konservasi Jenis Ikan ke KKP. dari KemenLingkKehutanan ke
Kemenkeu KKP.
Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial: INKAMINA, 95 tersusunnya hasil perbaikan terhadap Jul 2015
PUMP, dan PUGAR sistem ketatalaksanaan pemberian bantuan
(1) Mekanisme cek silang (crosscheck) terhadap sosial/hibah/subsidi
penerima bantuan tidak berjalan optimal Eselon 1 Instansi Terkait 80 Perbaikan terhadap sistem ketatalaksanaan pemberian bantuan 96 Evaluasi terhadap pemberian bantuan Des 2015 Matriks Pemantauan, Evaluasi Ditjen. Perikanan Tangkap akan melakukan review
(2) Pembinaan terhadap penerima bantuan yang sosial/hibah/subsidi sosial/hibah kepada nelayan (Inka Mina) dan Rencana Aksi terhadap pelaksanaan program inka mina, untuk
masih lemah menjadi perbaikan pada pembangunan kapal 2015
(3) Belum ada sinergi yang kuat lintas pihak dalam
mendorong optimalisasi program pemberdayaan
masyarakat nelayan/pesisir. Ditjen KP3K 81 Penyusunan peraturan perundang-undangan yang belum ada 97 Draft Perpres ttg luasan lahan dan Agus 2016 Draft Final
sesuai amanat UU/PP (Perpres luasan lahan dan pengalihan pengalihan saham dalam pemanfaatan PPK
saham investasi PMA, Revisi Permen KP Pemanfaatan PPK dan dan perairan sekitarnya oleh investasi PMA
perairan di sekitarnya, PP PNBP Bidang Kelautan dan Perikanan).
25 Implementasi sistem ketatalaksanaan semua KKP, Kemhub Kemenko Maritim, Ditjen PT dan Ditjen 82 Implementasi sistem ketatalaksanaan perizinan, penerimaan 98 Terbangunnya sistem perizinan (regulasi, Des 2016 SOP, Sarana, dan SDM
jenis perizinan (al. kelautan, perikanan, MenPPN/Bappenas, KKP, Kemkeu KP3K negara, dan pemberian bantuan yang telah diperbaharui. SDM, sarpras)
pesisir dan pulau-pulau kecil), penerimaan (DJP, DJA), Kemendag, BKPM Eselon 1 Instansi
negara, dan pemberian bantuan yang telah Terkait 99 Harga patokan ikan yang menjadi dasar Apr 2015 Permendagri RI No.13/M- HPI masih mengacu pada Permendagri No.32
diperbaharui perhitungan PHP yang diperbaharui DAG/PER/5/11 tentang harga Tahun 2010 tentang harga patokan ikan, harus ada
patokan ikan penyesuaian harga dari produsen
26 Integrasi sistem ketatalaksanaan semua KKP, Kemhub Kemenko Maritim, Ditjen PT, Setjen, Ditjen 83 Integrasi sistem ketatalaksanaan perizinan, penerimaan negara, 101 Terintregasinya sistem ketatalaksanaan Jul 2016 hasil evaluasi dan monitoring
jenis perizinan (al. kelautan, perikanan, MenPPN/Bappenas, KKP, Kemkeu KP3K, dan Ditjen PSDKP, dan pemberian bantuan yang telah diperbaharui dengan sistem perizinan
pesisir dan pulau-pulau kecil), penerimaan (DJP, DJA), Kemendag, BKPM Eselon 1 Instansi lainnya
102 Terintregasinya sistem ketatalaksanaan Jul 2016 hasil evaluasi dan monitoring
negara, dan pemberian bantuan yang telah Terkait
penerimaan negara
diperbaharui dengan sistem lainnya
103 Terintregasinya sistem ketatalaksanaan Jul 2016 hasil evaluasi dan monitoring
pemberian bantuan
104 Evaluasi secara periodik terhadap Des 2015 Kepmen No. 61/2014 tentang
produktivitas kapal produktifitas kapal
Perizinan SIUP/SIPI/SIKPI Perikanan
Tangkap
28 Identifikasi tingkat pelaksanaan kewajiban masing-masing instansi Kemenkom Polhukam dan Kemenko Seluruh eselon I KKP, 85 Identifikasi tingkat pelaksanaan kewajiban para pihak 106 Identifikasi tingkat pelaksanaan kewajiban Jun 2015 Arsip Dokumen Perizinan Usaha Telah melaksanakan kewajiban pemenuhan
para pihak penanggung jawab Maritim, KemLHK, KemESDM, Eselon 1 Instansi para pihak Perikanan Tangkap. persyaratan administrasi perizinan usaha
Kemkeu, APH Terkait perikanan tangkap
29 Mendorong pelaksanaan kewajiban para Kemenko Kemaritiman Kemenkom Polhukam dan Kemenko Seluruh eselon I KKP, 86 Mendorong pelaksanaan kewajiban para pihak yang belum 107 Tersedianya metode yang dapat mendorong Des 2015 telah melaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku
pihak yang belum dipenuhi dan KKP Maritim, KemLHK, KemESDM, Eselon 1 Instansi dipenuhi pelaksanaan kewajiban para pihak yang
Kemkeu, APH Terkait belum dipenuhi
30 Memantau pelaksanaan kewajiban para Kemenko Kemaritiman, Kemenkom Polhukam dan Kemenko Seluruh eselon I KKP, 87 Memantau pelaksanaan kewajiban para pihak 108 Terpantaunya pelaksanaan kewajiban para Des 2015 pelaksanaan pemantauan usaha perikanan tangkap
pihak dan KKP Maritim, KemLHK, KemESDM, Eselon 1 Instansi pihak dilakukan melalui LKU/LKP
Kemkeu, APH Terkait
31 Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan masing-masing instansi Kemenkom Polhukam dan Kemenko Seluruh eselon I KKP, 88 Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kewajiban para pihak 109 Terevaluasinya pelaksanaan kewajiban Jan 2016 melakukan evaluasi dan verifikasi pada pelaku
kewajiban para pihak penanggung jawab Maritim, KemLHK,, KemESDM, Eselon 1 Instansi para pihak usaha perikanna tangkap
Kemkeu Terkait (perseorangan/perusahaan)
32 Mengambil langkah-langkah sebagai tindak masing-masing instansi Kemenkom Polhukam dan Kemenko Seluruh eselon I KKP, 89 Mengambil langkah-langkah sebagai tindak lanjut atas evaluasi 110 Tersedianya langkah-langkah sebagai tindak Jan 2016 pengenaan sanksi administrasi sesuai ketentuan
lanjut atas evaluasi pelaksanaan kewajiban penanggung jawab Maritim, KemLHK, KemESDM, Eselon 1 Instansi pelaksanaan kewajiban para pihak lanjut atas evaluasi pelaksanaan kewajiban yang berlaku
para pihak Kemkeu, APH Terkait para pihak
Matriks Rencana Aksi Atas Gerakan Nasional Penyelamatan SDA Indonesia - Sektor Kelautan (Pemerintah Provinsi )
DRAFT-02 / 10 FEB
Fokus Area Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output Keterangan
1 2 3 4 5 6 STATUS 7
Bukti Penjelasan - Verifikasi
No Deskripsi No Deskripsi Instansi Unit Instansi Unit No Deskripsi No. Deskripsi Tenggat Waktu OPEN CLOSED
Pendukung PEMDA KPK
1. Penyusunan Tata Ruang Wilayah Laut
1 Penyediaan informasi yang dibutuhkan untuk Gubernur KaDinas KKP Bappeda, Dinas ESDM, Dinas 1 Mengidentifikasi kebutuhan informasi tematik 1 Laporan identifikasi kebutuhan informasi tematik
penyusunan tata ruang laut Tata Ruang , Dinas Perhubungan untuk kepentingan perencanaan lintas sektor untuk kepentingan perencanaan tata ruang laut
disertai dengan spesifikasi data dan informasi yang
dibutuhkan.
2 Menyusun informasi tematik untuk kepentingan 2 Database informasi tematik terkait dengan kelautan
perencanaan lintas sektor
2 Penyusunan rencana tata ruang laut Gubernur KaDinas KKP Bappeda, Dinas Tata Ruang 3 Menyelesaikan rencana tata ruang wilayah laut 3 Laporan rencana tata ruang wilayah laut Laporan Berkala 10
Maret 2015
3 Penyusunan rencana penggunaan ruang laut Gubernur KaDinas KKP Bappeda, Dinas ESDM, Dinas 4 Menyelesaikan rencana penggunaan ruang laut 4 Laporan rencana penggunaan ruang laut untuk lintas
10 Juli 2015
untuk berbagai kepentingan sektor Tata Ruang , Dinas Perhubungan lintas sektor sektor seperti (Wilayah Usaha Pertambangan di
10 Desember 2015
Pesisir dan Laut; Alur Laut; Daerah Lingkungan Kerja
(Dari Gubernur
Pelabuhan; dll)
ditujukan kepada
4 Pengintegrasian rencana tata ruang laut Gubernur KaDinas KKP Bappeda, DPPKD, Dinas Tata 5 Mengdentifikasi semua rencana yang disusun oleh 5 Laporan rencana penggunaan ruang laut oleh lintas KPK tembusan
(RSWPK/RZWP3K/RPWP3K/RAPWP3K) Ruang setiap sektor sektor dalam bentuk spasial KKP)
dengan rencana penggunaan ruang laut oleh 6 MengIntegrasikan perencanaan lintas sektor 6 Laporan penggunaan ruang laut berbasis spasial
berbagai sektor, rencana tata ruang wilayah, (Wilayah-Program-Anggaran) yang dilengkapi dengan rencana program dan
rencana pembangunan (RPJM/RPJP), dan pengalokasian anggaran
perencanaan anggaran
2. Penataan Izin
5 Review terhadap sistem ketatalaksanaan Gubernur KaDinas KKP Bappeda, Dinas ESDM, Dinas 7 Melakukan reviu terhadap sistem ketatalaksanaan 7 Laporan hasil reviu terhadap sistem ketatalaksanaan
perizinan/Hibah/Bantuan Sosial/Subsidi Tata Ruang , Dinas Perhubungan perizinan/bantuan sosial/hibah/subsidi perizinan yang memuat antara lain: prosedur/tata
cara perizinan; persyaratan yang harus dipenuhi;
waktu dan biaya yang dibutuhkan; petugas/bagian
dan perannya masing-masing; titik-titik yang
berpotensi menjadi sumber permasalahan
(identifikasi resiko); upaya untuk mengatasi
permasalahan tersebut (upaya mitigasi resiko); dll.
Laporan Berkala 10
Maret 2015
6 Perbaikan terhadap sistem ketatalaksanaan Gubernur KaDinas KKP Bappeda, Dinas ESDM, Dinas 8 Melakukan perbaikan terhadap sistem 8 Laporan kegiatan terhadap perbaikan sistem
10 Juli 2015
perizinan/bantuan sosial/hibah/subsidi Tata Ruang , Dinas Perhubungan ketatalaksanaan perizinan/bantuan ketatalaksanaan perizinan/hibah/bantuan
10 Desember 2015
sosial/hibah/subsidi sosial/subsidi
(Dari Gubernur
7 Implementasi sistem ketatalaksanaan Gubernur KaDinas KKP Bappeda, Dinas ESDM, Dinas 9 Mengimplementasikan sistem ketatalaksanaan 9 Laporan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan sistem ditujukan kepada
perizinan/bantuan sosial/hibah/subsidi yang Tata Ruang , Dinas Perhubungan perizinan/bantuan sosial/hibah/subsidi yang telah ketatalaksanaan perizinan/bantuan KPK tembusan
telah diperbaharui diperbaharui sosial/hibah/subsidi yang telah diperbaharui KKP)
8 Integrasi sistem ketatalaksanaan Gubernur KaDinas KKP Bappeda, Dinas ESDM, Dinas 10 Mengntegrasikan sistem ketatalaksanaan 10 Laporan integrasi sistem ketatalaksanaan
perizinan/bantuan sosial/hibah/subsidi yang Tata Ruang , Dinas Perhubungan perizinan/bantuan sosial/hibah/subsidi yang telah perizinan/bantuan sosial/hibah/subsidi yang telah
telah diperbaharui dengan sistem lainnya diperbaharui dengan sistem lainnya diperbaharui dengan sistem lainnya; misalnya sistem
perizinan dengan sistem monitoring penerimaan
pendapatan daerah; bantuan sosial dengan database
rumah tangga nelayan miskin; dll.
Fokus Area Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output Keterangan
1 2 3 4 5 6 STATUS 7
Bukti Penjelasan - Verifikasi
No Deskripsi No Deskripsi Instansi Unit Instansi Unit No Deskripsi No. Deskripsi Tenggat Waktu OPEN CLOSED
Pendukung PEMDA KPK
3. Pelaksanaan Kewajiban Para Pihak
9 Identifikasi setiap jenis kewajiban para pihak Gubernur KaDinas KKP Bappeda, Dinas ESDM, Dinas 11 Mengidentifikasi setiap jenis kewajiban para pihak 11 Laporan daftar setiap kewajiban para pihak
Tata Ruang , Dinas (pemerintah dan pelaku usaha) yang antara lain
Perhubungan, Dinas LH, Kanwil mencakup kewajiban administrasi; keuangan; teknis;
Pajak lingkungan; dll yang juga mencakup besar/jenis
kewajiban; jangka waktu pelaksanaan kewajiban; dan
sanksi yang diberikan jika kewajiban tidak terpenuhi.
10 Identifikasi tingkat pelaksanaan kewajiban Gubernur KaDinas KKP Bappeda, Dinas ESDM, Dinas 12 Mengidentifikasi tingkat pelaksanaan kewajiban 12 Laporan hasil evaluasi pelaksanaan kewajiban oleh
para pihak Tata Ruang , Dinas para pihak (kepatuhan) para pihak Laporan Berkala 10
Perhubungan, Dinas LH, Kanwil Maret 2015
11 Mendorong pelaksanaan kewajiban para Gubernur KaDinas KKP Pajak
Bappeda,Dinas ESDM, Dinas 13 Mendorong pelaksanaan kewajiban para pihak 13 Laporan langkah-langkah untuk mendorong 10 Juli 2015
pihak yang belum dipenuhi Tata Ruang , Dinas yang belum dipenuhi pelaksanaan kewajiban para pihak 10 Desember 2015
Perhubungan, Dinas LH, Kanwil (Dari Gubernur
Pajak ditujukan kepada
12 Memantau pelaksanaan kewajiaban para Gubernur KaDinas KKP Bappeda, Dinas ESDM, Dinas 14 Memantau pelaksanaan kewajiban para pihak 14 Laporan hasil monitoring pelaksanaan kewajiban
KPK tembusan
pihak Tata Ruang , Dinas para pihak
KKP)
Perhubungan, Dinas LH, Kanwil
Pajak
13 Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Gubernur KaDinas KKP Bappeda,Dinas ESDM, Dinas 15 Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan 15 Laporan hasil evaluasi pelaksanaan kewajiban oleh
kewajiban para pihak Tata Ruang , Dinas kewajiban para pihak para pihak
Perhubungan, Dinas LH, Kanwil
14 Mengambil langkah-langkah sebagai tindak Gubernur KaDinas KKP Pajak
Bappeda, Dinas ESDM, Dinas 16 Mengambil langkah-langkah sebagai tindak lanjut 16 Laporan tindak lanjut hasil evaluasi pelaksanaan
lanjut atas evaluasi pelaksanaan kewajiban Tata Ruang , Dinas atas evaluasi pelaksanaan kewajiban para pihak kewajiban oleh para pihak
para pihak Perhubungan, Dinas LH, Kanwil (termasuk pemberian sanksi seuai aturan yang
Pajak berlaku)
16 Merumuskan langkah-langkah untuk Gubernur KaDinas KKP Bappeda, Dinas ESDM, Dinas 18 Merumuskan langkah-langkah untuk melindungi 18 Laporan hasil rumusan langkah-langkah untuk
melindungi dan memenuhi hak-hak Tata Ruang , Dinas dan memenuhi hak-hak masyarakat sesuai melindungi dan memenuhi hak-hak masyarakat Laporan Berkala 10
masyarakat sesuai dengan aturan perundang- Perhubungan, Dinas LH dengan aturan perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan aturan perundang-undangan yang Maret 2015
undangan yang berlaku berlaku 10 Juli 2015
10 Desember 2015
17 Melakukan sosialiasi/edukasi/kampanye Gubernur KaDinas KKP Bappeda, Dinas ESDM, Dinas 19 Melakukan sosialiasi/edukasi/kampanye terhadap 19 Laporan hasil sosialiasi/edukasi/kampanye terhadap
(Dari Gubernur
terhadap langkah-langkah untuk memenuhi Tata Ruang , Dinas langkah-langkah untuk memenuhi hak-hak langkah-langkah untuk memenuhi hak-hak
ditujukan kepada
hak-hak masyarakat Perhubungan, Dinas LH masyarakat masyarakat
KPK tembusan
18 Memenuhi hak-hak masyarakat Gubernur KaDinas KKP Bappeda, Dinas ESDM, Dinas 20 Memenuhi hak-hak masyarakat 20 Laporan pelaksanaan kegiatan pemenuhan hak-hak KKP)
Tata Ruang , Dinas masyarakat termasuk pelaksanaan resolusi konflik
Perhubungan, Dinas LH yang muncul dalam pemenuhan hak-hak masyarakat.
19 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap Gubernur KaDinas KKP Bappeda, Dinas ESDM, Dinas 21 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap 21 Laporan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan
pemenuhan hak-hak masyarakat Tata Ruang , Dinas pemenuhan hak-hak masyarakat pemenuhan hak-hak masyarakat.
Perhubungan, Dinas LH
PELAPORAN GN SDA SEKTOR KELAUTAN (UPDATE S.D. JUNI 2016)
No. Pelaporan Maret 2015 Pelaporan Juni 2015 Pelaporan Desember 2015
Provinsi Frek. Lap
Soft Copy Hard Copy Ket. Soft Copy Hard Copy Keterangan Soft Copy Hard Copy Ket.
1 Aceh 5-Mar-15 Matriks renaksi belum 22-Sep-15 kurang matriks renaksi, data izin sudah 2 kali
disampaikan, data izin sudah
2 Sumatera Utara 24-Mar-14 Lengkap Sudah sudah via KKP 11-Dec-16 Lengkap 3 kali
3 Riau 22-Mar-15 22 Mar & 8 Lengkap, data izin sudah May-15 kurang matriks renaksi (laporan dalam bentuk 2 kali
Mey 2015 disampaikan narasi), data izin sudah
4 Kepulauan Riau 8-Sep-15 kurang matriks renaksi , data izin sudah 15-Dec kurang bukti pendukung dan 2 kali
data izin
5 Sumatera Barat 5-May-15 Lengkap 23-Jul-15 sudah lengkap 2 kali
6 Jambi 10-Nov-15 sudah kurang bukti pendukung dan data izin Jun-16 kurang bukti pendukung dan 2 kali
data izin
7 Sumatera Selatan 17-Mar-15 Lengkap 1-Sep-15 Lengkap 2 kali
8 Bengkulu nihil
9 Lampung 21-Apr-15 Matriks izin belum Lengkap, kurang 9-Jun-15 Data izin dan matriks sudah, kurang bukti 10-Dec-15 Lengkap 3 kali
bukti pendukung pendukung
10 Kep. Bangka Belitung 9 Maret 2015 Lengkap 10-Jun-15 Data izin dan matriks sudah, kurang bukti 2 kali
pendukung
11 DKI Jakarta 21-Apr-15 Lengkap 18-Jun-15 matriks renaksi belum disampaikan, data izin 2 kali
sudah
12 Banten 18-Mar-15 Matriks renaksi belum 11-Jun-15 Data izin sudah, Kurang matriks renaksi 2 kali
disampaikan, data izin sudah
13 Jawa Barat 16-Mar-15 Matriks renaksi belum 19-Jan-16 Lengkap 2 kali
disampaikan, data izin sudah
14 Jawa Tengah 10-Jun-15 Data izin dan matriks sudah, kurang bukti 10-Dec-15 Lengkap 2 kali
pendukung
15 DI Yogyakarta 15-Jul-15 kurang matriks renaksi, data izin sudah 1 kali
16 Jawa Timur 12-May-15 kurang matriks renaksi 1 kali
17 Bali 16-Mar-15 Lengkap 16-Jun-15 Data izin dan matriks sudah, kurang bukti 19-Jan-16 Lengkap 3 kali
pendukung
18 Kalimantan Barat 4-Sep-15 data izin dan matriks renaksi sudah, kurang 1 kali
bukti pendukung
19 Kalimantan Tengah 12-Mar-15 Matriks Lengkap, kurang bukti 12-Jun-15 Lengkap 10-Dec-15 Lengkap 3 kali
pendukung
20 Kalimantan Timur nihil
21 Kalimantan Utara 22-Jul-15 Kurang bukti pendukung 1 kali
22 Kalimantan Selatan 11 Dec 2015 + Lengkap 1 kali
17 Feb 2016
23 Sulawesi Selatan 10-Aug-15 data izin sudah, matriks renaksi belum 10-Dec-15 kurang bukti pendukung dan 2 kali
data izin
24 Sulawesi Barat 13-Aug-15 lengkap 1 kali
25 Sulawesi Utara 3-Jun-15 Data izin sudah, matriks belum 1 kali
26 Sulawesi Tenggara 22-Jun-15 Lengkap, kurang bukti pendukung 1 kali
27 Sulawesi Tengah 26-Jul-15 data izin belum, bukti pendukung belum 10-Dec-16 Lengkap 2 kali
28 Gorontalo sudah sudah via KKP 1 kali
29 Maluku 23-Jul-15 sudah matriks dan data izin sudah, kurang bukti 19-Jan-16 Lengkap 2 kali
pendukung
30 Maluku Utara 22-Jul-15 sudah matriks dan data izin sudah, kurang bukti 15-Dec-15 Lengkap 2 kali
pendukung
31 NTB 8-Nov-15 Lengkap 1 kali
32 NTT 3-Nov-16 Lengkap 1 kali
33 Papua nihil
34 Papua Barat nihil
TOTAL 9 4 19 13 14 1
REKAPITULASI KEGIATAN REKLAMASI
A. SUDAH DAN SEDANG REKLAMASI
NO LOKASI REKLAMASI PEMRAKARSA luas STATUS KAWASAN PEMBERI IZIN JENIS IZIN NO IZIN STATUS Sumber
1 Reklamasi Teluk Palu PT. Yauri Investama, PT. Mahakarya 62,83 Ha ? reklamasi telah terjadi Surat Pengaduan Koordinator Advokasi
Putra Palu Hukum dan Kebijakan KIARA dan
Ombusman RI
2 Reklamasi Kota Palu Haji Hasan Kadir Jufri Walikota Izin reklamasi No 522.3/1117/PHBKI dan Nomor 07/FBP/IV2015
5 Reklamasi di Kabupaten Gresik Investor ? tanpa izin reklamasi telah terjadi surat pengaduan Jatim Corruption Watch
(JWC)
6 Pulau Tengah Pemkab Kepulauan Seribu 9 Ha KSN ? tanpa izin reklamasi telah terjadi Plt. Gubernur mengajukan Rekomendasi
Izin Lokasi Kepada MenKP
7 Reklamasi di Deli Serdang PT. Mabar Elektrindo dan PT. Shang Hai KSN ? Indonesian Corruption Watch (ICW)
Sui Sumatera Utara
8 Reklamasi di Kabupaten Serang PT. SBS 59 Ha KSN Bupati Serang Keputusan Bupati Serang No. 503/Kep.576- reklamasi telah terjadi
Huk.BPTPM/2012
9 Reklamasi di Kabupaten Bima Investor, Masyarakat Bupati Bima investor : keputusan bupati bima, msyarakat : yang reklamasi telah terjadi
tanpa izin
10 Reklamasi batam Investor KSN Badan Otorita izin pematangan ? reklamasi telah terjadi
Batam, Walikota lahan
Batam
11 Reklamasi Pondok Dadap, Tangerang Agung Sedayu Group 56 Ha pemanfaatan umum ? - - reklamasi telah terjadi Laporan/aduan dari warga
12 Reklamasi Pantai Boom, Kampung PT. Pelindo Property Indonesia (anak 60 Ha Reklamasi sedang berjalan Surat aduan No.
Mandar, Banyuwangi, perusahaan PT. Pelindo III) 01/R.PB/RJW/BWI/IV/2016 tertanggal 25
April 2016 dari LSM Rejowangi
13 Reklamasi Jakarta (Pulau G) PT. Muara Wisesa Samudera 161 KSN Gubernur DKI Izin Prinsip Surat Gub. DKI No.804/-1.794.2 berlaku 21 Juni 2012
s.d. 21 Juni 2014
Perpanjangan Izin Kep.Gub DKI No.1417/2012 berlaku 21 Sept 2012 s.d.
Prinsip 21 Sept 2014
Izin Pelaksanaan Kep.Gub DKI No.1417/2012 berlaku 21 Sept 2012 s.d.
21 Sept 2014
14 Reklamasi Jakarta (Pulau C atau Pulau 2B) PT. Kapuk Naga Indah 285 Ha KSN Gubernur DKI Izin Prinsip Surat Gub. DKI No.804/-1.794.2 berlaku 21 Juni 2012 reklamasi sudah berjalan Survei lapang
s.d. 21 Juni 2014
Izin Pelaksanaan Kep.Gub DKI No.1417/2012 berlaku 21 Sept 2012 s.d.
21 Sept 2014
15 Reklamasi Jakarta (Pulau D atau Pulau 2A) PT. Kapuk Naga Indah 312 Ha KSN Gubernur DKI Izin Prinsip Surat Gub. DKI No.1571/-1.711 terbit 19 Juli 2007 reklamasi selesai dibangun
- Pulau B - PT. Kapuk Naga Indah 380 Ha Izin Prinsip habis 2013
- Pulau C - PT. Kapuk Naga Indah 276 Ha Izin Prinsip habis 2013 proses reklamasi
- Pulau E - PT. Kapuk Naga Indah 284 Ha Izin Prinsip habis 2013
- Pulau F - PT. Jaladri Kartika Eka Paksi 190 Ha Izin Prinsip habis 2013
- Pulau G - PT. Muara Wisesa Samudera 155 Ha Izin Reklamasi SK Gubernur DKI Jakarta No. 2238 Tahun 2014
- Pulau H - PT Taman Harapan Indah 63 Ha Izin Prinsip habis 2013 proses reklamasi
- Pulau I - PT. Pembangunan Jaya Ancol 405 Ha Izin Prinsip habis 2013
- Pulau J - PT. Pembangunan Jaya Ancol 316 Ha Izin Prinsip habis 2013
- Pulau K - PT. Pembangunan Jaya Ancol 32 Ha Izin Prinsip habis 2013
- Pulau L - PT. Manggala Krida Yudha 447 Ha Izin Prinsip habis 2013 proses reklamasi
- Pulau M - PT. Pembangunan Jaya Ancol 587 Ha Izin Prinsip habis 2013
- Pulau N - PT. Pelindo II 411 Ha Izin Prinsip habis 2013
- Pulau O - PT. Jakarta Propertindo 344 Ha Izin Prinsip habis 2013 proses percepatan fisik
3 Tanjung Merah, Kota Bitung Pemkot Bitung 35 ha KSN KKP Izin Lokasi No.30/Men-KP/I/2015, tanggal 28 Januari 2015 Surat Permohonan Izin Lokasi Kepada
MenKP
4 COI, Makassar Pemprov sulsel bekerjasama dengan KSN - - sudah mengajukan izin, dokumen Surat Permohonan Izin Lokasi Kepada
investor belum lengkap MenKP
5 Muara Angke PT. Nitra Posperindo 60,51 Ha Pelabuhan Perikanan - - sudah mengajukan izin, dokumen Surat Permohonan Izin Lokasi Kepada
belum lengkap MenKP
6 Tanjung Carat, Sumsel Pemprov Sumsel 2.092 Ha KEK KKP Rekomendasi Izin Surat Permohonan Rekomendasi Izin
Lokasi Lokasi
7 Reklamasi Kabupaten Serang PT. MNA Kawasan Industri ? ? Permohonan Rekomendasi Izin Lokasi
Kepada MenKP
8 Reklamasi Pelabuhan Perikanan PT. Hasil Laut Pelabuhan Perikanan sudah mengajukan izin, dokumen
Lamongan belum lengkap
9 Reklamasi Muara Tawar, Kab. Bekasi Agung Sedayu Group 264 Ha ? ? ? ? Laporan aduan
10 Reklamasi Kabupaten Tangerang PT. Tangerang International City 6 Pulau, total KSN Bupati Tangerang Izin Reklamasi Keputusan Bupati Tangerang No. 690/Kep.442-
75.181,2 Ha Huk/2010, tanggal 4 Nopember 2010
2 Coastal Area Balikpapan Pemkot Balikpapan bekerjasama 323,9 ha KSN - belum mengajukan izin
dengan investor
3 Lobam Bintan Pemda Bintan bekerjasama dengan PT. 760 Ha KSN - Permohonan Rekomendasi Izin Lokasi
Surya Bangun Pertiwi Kepada MenKP
6 Reklamasi di Kota Sorong PT. Modern Multi Graha 25 ha KSN - belum mengajukan izin
7 Reklamasi Pantai Mamuju - - - - - - belum mengajukan izin Surat dari Bupati mamuju tentang
penyampaian dokumen hasil kajian
rencana reklamasi pantai Kab. Mamuju
8 Reklamasi di Kota Manado PT. Bragata KSN Gubernur mengajukan Rekomendasi Izin
Lokasi Kepada MenKP
pariwisata T
i
n