Oleh :
Niam Muflikhah, Abdul Karim Gaffar,
Eko Prianto, Yoga Candra Ditya,
Melfa Marini, Burnawi dan Mersi
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
barokah-Nya sehingga penelitian dengan judul “Dinamika dan Pemanfaatan
Sumberdaya Ikan sebagai Komponen Permodelan Pengelolaan Perikanan di Rawa
Banjiran Sumatera Selatan” dapat terlaksana dengan baik. Kegiatan penelitian ini
merupakan implementasi kerjasama dari Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan
dan Konservasi Sumberdaya Ikan dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Ogan
Komering Ilir (OKI) yang tertuang dalam kontrak kerjasama No: 14.3/Balitbang
KP.1/RS.120/12/2010. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan di tahun
kedua, yang di tahun sebelumnya telah dilakukan kegiatan penelitian dengan judul
”Inventarisasi Sumberdaya Ikan di Perairan Rawa Banjiran Ogan Komering Ilir
dan Muara Enim”. Tujuan penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai
(1) Dinamika (kondisi struktur usia, distribusi kelompok, waktu pemunculan
kelompok, riwayat kehidupan tiap kelompok) sumberdaya ikan di perairan rawa
banjiran Sumatera Selatan; (2) Pemanfaatan sumberdaya ikan di perairan rawa
banjiran Sumatera Selatan; dan (3) Komponen permodelan pengelolaan perikanan
di perairan rawa banjiran Sumatera Selatan. Diharapkan dengan adanya informasi
ini dapat memberikan kontribusi terhadap dunia perikanan terutama kepada
pemerintah daerah dan lembaga pendidikan.
Selain itu, ucapan terima kasih kami tujukan kepada pihak-pihak yang telah
membantu terlaksananya penelitian ini, terutama:
1. Kepala Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum (BP3U) Palembang;
2. Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI);
3. Seluruh anggota Tim Penelitian perairan Lubuk Lampam;
4. Peneliti dan teknisi di Laboratorium Koleksi Ikan, Hidrobiologi dan Kimia
BP3U;
5. Kepala nelayan dan nelayan di sepanjang perairan Lubuk Lampam Provinsi
Sumatera Selatan; dan
6. Mahasiswa Jurusan Biologi Universitas Sriwijaya (Febri, Ragil, Amran dan
Ani), dan Mahasiswa Jurusan Perikanan UNISKI (Leo).
Demikian yang bisa kami sampaikan semoga hasil penelitian ini dapat berguna
bagi dunia perikanan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Atas
perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Tujuan dan Sasaran ................................................................................. 3
V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2. Jenis-jenis ikan yang ditemukan pada perairan Lubuk Lampam 2012 . 24
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4. Komposisi Jumlah Jenis Ikan yang ditemukan Tahun 2012 ........... 22
Gambar 5. Total Tangkapan Ikan di Rawa Banjiran Ogan Komering Ilir 2012 23
Gambar 10. Jumlah Genera Benthos pada perairan Lubuk Lampam setiap Kelas
dan waktu pengamatan pada 2012 ..................................................................... 29
Gambar 14. Kecerahan Perairan Rawa Banjiran Lubuk Lampam Sumatera Selatan
2012 .................................................................................................................... 33
Gambar 15. Suhu Perairan Rawa Banjiran Lubuk Lampam Sumatera Selatan 2012
............................................................................................................................. 34
Gambar 16. pH Perairan Rawa Banjiran Lubuk Lampam Sumatera Selatan 2012
............................................................................................................................. 35
Gambar 17. Kandungan Oksigen di Perairan Rawa Banjiran Lubuk Lampam
Sumatera Selatan 2012 ....................................................................................... 36
Gambar 18. Nilai Alkalinitas Perairan Rawa Banjiran Lubuk Lampam Sumatera
Selatan 2012 ....................................................................................................... 37
Gambar 19. Nilai Turbidity Perairan Rawa Banjiran Lubuk Lampam Sumatera
Selatan 2012 ....................................................................................................... 38
Gambar 20. Nilai Hardness Perairan Rawa Banjiran Lubuk Lampam Sumatera
Selatan 2012 ....................................................................................................... 38
Gambar 21. Nilai TDS Perairan Rawa Banjiran Lubuk Lampam Sumatera Selatan
2012 .................................................................................................................... 39
Gambar 22. Nilai DHL Perairan Rawa Banjiran Lubuk Lampam Sumatera Selatan
2012 .................................................................................................................... 39
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
sektor perikanan yang berasal dari sumber yang ada. Sasaran pengelolaan
kehidupan yang layak pada masyarakat nelayan dan memberikan sumbangan yang
Indonesia (UU RI) No. 31 Tahun 2004, pengelolaan perikanan merupakan semua
bidang perikanan, yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain yang
yang berada di Provinsi Sumatera Selatan yang 60% wilayahnya adalah perairan
maka ditetapkan beberapa lokasi lebak atau sungai sebagai daerah reservat atau
suaka perikanan. Dalam daerah reservat atau suaka perikanan dilarang melakukan
1
ikan dengan menggunakan empang dan arad, mengesar serta menggunakan alat,
umum daratan di Kabpaten OKI telah mengalami penurunan, hal tersebut diduga
karena semakin berkurangnya stok ikan pada perairan tersebut akibat usaha
penangkapan yang terus dilakukan dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari
perkembangan hasil produksi ikan, menurut Ajie (1996) produksi ikan pada tahun
1989 sebesar 38.661 ton tetapi pada tahun 1993 hanya sebesar 4.482 ton.
Penurunan hasil produksi ini selain sangat berpengaruh terhadap pendapat nelayan
juga merupakan salah satu indikasi telah terjadinya tangkap lebih (over fishing)
pada perairan tersebut sebagai akibat kegiatan eksploitasi yang telah berlangsung
dengan adanya sistem lelang lebak lebung. Tekanan terhadap sumberdaya akibat
yang ekstrim akan menyebabkan kelangkaan atau hilangnya jenis atau spesies
dan rawa banjiran dalam kegiatan penangkapan di Provinsi Sumatera Selatan pada
tahun 2007 sebesar 43.044,5 ton, dimana jumlah tersebut jika dibandingkan
dengan jumlah optimum yang harus diupayakan melalui pendekatan MSY, MEY
dan MscY maka rata-rata telah melewati batas optimum (over fishing). Sehingga
2
dikhawatirkan akan mengganggu keseimbangan ekologis sungai dan rawa
banjiran.
TUJUAN
Sumatera Selatan
SASARAN
Sumatera Selatan
3
II. TELAAH HASIL-HASIL PENELITIAN TERKAIT SEBELUMNYA
dilakukan diantaranya oleh Arifin (1981), Utomo et al., (1992), Safran et al.,
produksi penangkapan baik dari segi jenis, ukuran maupun hasil total produksi.
penelitian lanjutan di tahun kedua terkait dengan adanya kerjasama riset tersebut,
A. DEFINISI EKOSISTEM
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terdiri dari komponen biotik
dan abiotik yang saling berinteraksi satu sama lain serta saling mempengaruhi
4
et al., (1994) ekosistem adalah organisme-organisme hidup (biotik) dan
lingkungan tidak hidup (abiotik) berhubungan erat tidak terpisahkan dan saling
musim air dalam dan musim air dangkal. Fluktuasi kedalaman ini akibat
limpahan air dari sungai, danau dan atau air hujan (Junk dan Wantzen, 2004).
5
air merupakan faktor utama yang menentukan struktur komunitas ikan di rawa
2003). Struktur dan fungsi komunitas biota perairan berkaitan erat dengan kualitas
dan kuantitas lingkungan hidup dari biota tersebut. Lain halnya dengan biota pada
merupakan fungsi dari kualitas dan kuantitas lahan dan udara, struktur dan fungsi
biota perairan selain fungsi kedua komponen tersebut juga merupakan fungsi dari
kualitas dan kuantitas media air. Karakteristik dan dinamika kualitas media air
sangat dipengaruhi oleh kualitas udara, tanah di dasar perairan, geomorfologi dan
kegiatan yang ada di daerah tangkapan air (water catchment area) dan di daerah
aliran sungai. Habitat ikan tidak hanya menyediakan kualitas dan kuantitas air
untuk hidup, namun dapat juga menyediakan pakan alami ataupun substrat untuk
tumbuh dan berkembang biak. Oleh karena itu, dikenal beberapa jenis habitat
seperti habitat pengasuhan, habitat mencari makan dan habitat pemijahan. Habitat
ikan bervariasi tergantung pada karakteristik morfologi dan tingkah laku ikan
yang berbeda antara satu jenis ikan dengan jenis ikan lainnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar dicapai tingkat pemanfaatan yang optimal
6
a. Pengelolaan Habitat
sumberdaya perairan adalah kondisi habitat agar habitat baru tersebut sesuai bagi
daerah pertumbuhan, tetapi tidak sebagai daerah pemijahan bagi beberapa jenis
ikan, sehingga ikan tersebut hanya dapat tumbuh namun tidak dapat melanjutkan
sesuai dengan sasaran yang diharapkan, maka pengelola perikanan harus mampu
berpengaruh terhadap populasi ikan. Pada awal penggenangan, siklus hidup ikan
akan terganggu. Jenis ikan yang dapat beradaptasi dengan lingkungan rawa
banjiran akan tumbuh dan berkembang biak serta biasanya merupakan ikan yang
mendominasi. Sebaliknya, jenis ikan yang kurang atau tidak mampu beradaptasi,
pada jangka panjang akan menghilang meskipun mungkin pada tahun pertama
c. Pengelolaan Penangkapan
dinamika populasi, kelimpahan stok dan biomass, dan produksi maksimum lestari
7
sumber yang optimal dengan memperhatikan kelestarian sumber. Dengan sasaran
itu, maka pola pembinaan pengelolaan di daerah padat menurut Widana dan
3. Membangun reservat baru dan meningkatkan fungsi reservat yang sudah ada,
fungsi reservet tersebut dan perlu adanya penyuluhan tentang arti penting suatu
reservat.
kelestarian sumber.
1. Menetapkan daerah dan musim atau bulan larangan penangkapan ikan, yang
ukuran terkecil mata jaring insang dan ukuran mata pancing rawai yang boleh
bahan beracun berbahaya (B3), alat tangkap berarus listrik dan pukat harimau.
8
C. PROFIL KEWILAYAHAN KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir terletak di antara 1040, 20’ dan
1060,00’ Bujur Timur dan 20,30’ sampai 40,15’ Lintang Selatan, dengan
Palembang di sebelah Utara; Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan Propinsi
Lampung di sebelah selatan; Kabupaten Ogan Ilir di sebelah Barat, dan Selat
kepadatan penduduk sekitar 38 jiwa per Km2. Kabupaten ini terdiri atas 18
Km2) dan yang paling sempit adalah Kayu Agung (145, 45 Km2). Kabupaten
Ogan Komering Ilir merupakan daerah yang beriklim tropis. Musim kemarau
umumnya berkisar antara bulan Mei sampai dengan bulan Oktober setiap
sekali, berupa musim kemarau yang lebih panjang dari pada musim penghujan
dengan rata-rata curah hujan 1.096 mm pertahun dan rata-rata hari hujan 66 hari
1. Topografi
rendah yang sangat luas. Sebagian besar 25 persen daratan dan 75 persen perairan
9
hampir tidak ada, hanya terdapat daratan sempit dan daerah yang berbukit-bukit di
dengan ketinggian hanya 6 meter dari permukaan laut, sedangkan yang tertinggi
Kecamatan Air Sugihan, Garis pantai tersebut bermuara pada Laut selat Bangka
(Anonim, 2011).
2. Keadaan Tanah
Jenis tanah yang ada terdiri dari tanah alluvial dan podsolik. Tanah alluvial
Kabupaten Ogan Komering Ilir. Tanah ini mengandung humus yang bermanfaat
untuk tanaman pertanian. Sedangkan tanah podsolik terdapat di daratan yang tidak
tergenang air dengan tingkat kesuburan tanah lebih rendah dibandingkan dengan
3. Hidrologi
termasuk ke dalam satuan geomorfik rawa, karena air yang terakumulasi di dalam
cekungan tersebut pada umumnya berasal dari rawa yang berada di sekitarnya. Di
Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten OKI memiliki 3 sistem yaitu DAS
Musi, DAS Bulularinding dan DAS Mesuji. Di daerah aliran sungai banyak
terdapat lebak yang mana pasang surut airnya dipengaruhi oleh musim. Pada
10
musim penghujan lebak terendam air, namun dimusim kemarau airnya surut.
Teradapat juga bagian daerah yang airnya tidak pernah kering dikenal dengan
11
D. KERANGKA PEMIKIRAN DAN ALUR PEMECAHAN MASALAH
Antropogenik faktor
Perikanan, Pertanian,
Penurunan SD Ikan dan
Pemukiman,
Lingkungan Perairan
-Pertanian
Rawa Banjiran
Pemanasan Global
MODEL PENGELOLAAN
Yang tepat di rawa banjiran
PENELITIAN Sumatera Selatan
- Perikanan (penangkapan)
- Perkebunan
PENETAPAN - Pembuatan tubir (tanggul)
MSY
PENGKAJIAN
PERATURAN PERIKANAN
Yang tengah berlangsung - kondisi struktur usia
- distribusi kelompok
- waktu pemunculan kelompok
- riwayat kehidupan tiap kelompok
sumberdaya yang ada di dalamnya. Ekosistem ini tidak terlepas dari segala
aktivitas pemanfaatan baik secara langsung dan tidak langsung untuk memenuhi
memunculkan suatu perubahan atas lahan rawa banjiran, yang biasa disebut
berkaitan dengan aktivitas manusia. Berdasarkan siklus hidrologi air maka air
12
akan mengalir ke tempat yang rendah. Penimbunan rawa untuk kepentingan
pembangunan sering kali menjadi masalah bagi daerah sekitarnya, karena air yang
semula tinggal di perairan tersebut akan pindah ke tempat lain yang lebih rendah.
Perubahan kondisi fisik (tinggi dan luas permukaan air) ekosistem rawa banjiran
akan berpengaruh terhadap proses ekologis termasuk komunitas ikan yang tinggal
di dalamnya (Kartamihardja, at. all, 2010). Belum lagi perubahan iklim yang
terjadi sehingga siklus musim penghujan dan kemarau sudah tidak bisa diprediksi
sumberdaya ikan dan lingkungan perairan rawa banjiran. Sebagai contoh hasil
produksi dari kegiatan penangkapan ikan, khususnya pada perairan umum daratan
di Kabpaten OKI telah mengalami penurunan, hal tersebut diduga karena semakin
berkurangnya stok ikan pada perairan tersebut akibat usaha penangkapan yang
terus dilakukan dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan hasil
produksi ikan, menurut Ajie (1996) produksi ikan pada tahun 1989 sebesar 38.661
pendapatan nelayan juga merupakan salah satu indikasi telah terjadinya tangkap
lebih (over fishing) pada perairan tersebut sebagai akibat kegiatan eksploitasi yang
perikanan dapat diketahui dengan adanya sistem lelang lebak lebung. Tekanan
13
sumberdaya ikan. Bahkan, dalam kondisi yang ekstrim akan menyebabkan
kelangkaan atau hilangnya jenis atau spesies tertentu dari perairan rawa banjiran.
Oleh karena itu, perlu suatu model pengelolaan yang tepat di rawa banjiran
ikan dan lingkungan perairan tetap terlaksana dan nelayan sebagai pengguna dapat
tubir (tanggul).
Sumatera Selatan sudah ada pada kondisi over fishing. Selain itu, peraturan
ikan di perairan tersebut atau malah bertentangan. Sehingga diharapkan hasil ini
14
III. METODE PENELITIAN
A. LOKASI PENELITIAN
setahun (Februari, Aprili, Juli, dan Oktober 2012) dengan jumlah stasiun sampling
B. PENGAMBILAN SAMPEL
dibawah ini :
a. Sampel Ikan
Untuk mengetahui jumlah jenis ikan dan sebarannya diketahui dari data jenis-
jenis ikan yang dikumpulkan nelayan yang diletakkan dalam wadah yang telah
diberikan pengawet. Hasil tangkap dan komposisi jenis ikan, sampel ikan
dikumpulkan dari hasil tangkapan nelayan pada saat survey dan dari catatan
harian nelayan (enumerator). Contoh ikan didapatkan dari berbagai jenis alat
15
b. Kualitas Air
untuk parameter fisiko-kimiawi. Contoh air diambil dari atas perahu motor pada
kedalaman 0.5 meter dari permukaan air dengan menggunakan kemmerer water
kecerahan dan kekeruhan, warna, bau, pH, oksigen terlarut,) dan sebagian lagi
(TSS, TDS, BOD, dan COD) dan unsur nitrogen dan fosfor akan dianalisa di
b. Sampel Plankton
di tampung di botol vial volume 100 cc dan diawetkan dengan lugol. Contoh
e. Sampel Macrozoobenthos
16
al (1981), Chu (1949), Macan (1959), Myers et al (2006), dan Anonymous
(2006).
C. ANALISIS DATA
Hubungan bobot tubuh dengan panjang total ikan ditentukan berdasarkan rumus
W = aLb
eksponensial.
K = W/L3 .105
ikan.
Kn = W/cLn
17
Kelimpahan relatif dan keanekaragaman organisma air (plankton dan
KR = ni x 100 %
KR = Kelimpahan Relatif
formula :
H’ = -Σ pi ln pi pi = ni
n=1 N
H” = Indeks keseragaman
data). Untuk mengetahui parameter kualitas air kunci, data kualitas pada beberapa
6. Hubungan kualitas air dengan organisma perairan dan sedimen akan dianalisa
18
menggunakan metoda multivariate Principle Component Analysis dengan
19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
banyak yaitu berkisar dari 10-15 buah yang diantaranya yaitu lebung proyek,
lebung bengkuang, lebung Pak Layah, dan lebung bedeng. Adanya alih fungsi
pendangkalan bahkan benar-benar kering saat musim kemarau (Gambar 3). Kini
hanya tinggal satu buah yaitu lebung proyek dan disaat musim kemarau
kedalaman air tinggal 60 cm, nilai kedalaman ideal adalah 150 cm. jumlah dan
fungsi lebung ini merupakan salah satu parameter yang dapat menentukan
rawa banjiran rawa banjiran, Sumatera Selatan tahun 2011. Hasil riset tahun 2011
20
kelompok atau perorangan dengan berbagai alat tangkap, dan pengoperasian alat
tangkap dan keragaman jenis dan hasil tangkapan ada hubungan dengan pola
Komering Ilir didapatkan hasil tangkapan terdiri dari 32 jenis yang berasal dari 18
Siluridae (3 spesies).
Komposisi jumlah jenis ikan yang paling banyak adalah pada stasiun Lubuk
Lampam sebanyak 68 spesies dan yang paling rendah adalah pada stasiun Sarang
Elang yaitu 15 spesies. Sedangkan pada stasiun Air hitam, Lebak Danau dan Pati
21
pati
Air hitam; Lintang;
28 Sarang
37
elang; 15
Lebak
danau; 49 Lubuk
lampam,
68
Gambar 4. Komposisi jumlah jenis ikan yang ditemukan pada setiap stasiun rawa
banjiran 2012
karena sistem pengelolaan di perairan rawa banjiran Ogan Komering Ilir yaitu
sehingga seluruh catatan hasil tangkapan dimiliki oleh pemenang lelang. Untuk
Pada kegiatan penelitian ini hingga laptek ini di buat, data hasil tangkapan
untuk stasiun Sarang Elang belum bisa didapatkan karena pemenang lelang belum
bisa dihubungi, Stasiun Pati Lintang dan Lubuk lampam mengatakan bahwa
catatan hasil tangkapan masih dalam proses penghitungan, sedangkan pada stasiun
22
Air Hitam dan Lebak Danau dimana pada stasiun-stasiun ini pemilik lelang dibagi
dua dan masing-masing lokasi hanya di dapatkan dari salah satu pemilik lelang,
120000
100000
Total Tangkapan (kg)
80000
60000
40000
20000
0
LEBAK DANAU AIR HITAM SARANG ELANG PATI LINTANG LUBUK
LAMPAM
Stasiun
Gambar 5. Total tangkapan ikan di rawa banjiran Ogan Komering Ilir, Sumatera
Selatan 2012
dari 5 stasiun sebanyak 72 jenis ikan (Tabel 1) yang berasal dari sekitar 21
spesies).
23
Tabel 2. Jenis-jenis ikan yang ditemukan di Rawa Bnjiran Ogan Komering Ilir
pada 2012
24
41 Cyprinidae Lomo pako/Romo Pako
42 Cyprinidae Oxygaster anomalura Parang-parang
43 Eleotridae Oxyeleotris marmorata Betutu/mentutu
44 Helostomatidae Helostoma temminckii Tembakang/Sapil/Tuakang
45 Loricariidae hyposarcus pardalis Indosiar / Sapu jagad
46 Mastacembelidae Macrognathus acuelatus Piluk/polok
47 Mastacembelidae Mastacembelus erythrotaenia Tilan/mentilan
48 Nandidae Nandus nebulosus Tengkorak Labu
49 Nandidae Pristolepis fasciata Sepatung/Patung
50 Notopteridae Notopterus notopterus Putak
51 Osphronemidae Belontia hasselti Selincah
52 Osphronemidae oreochromis niloticus Nila
53 Osphronemidae Osphronemus goramy Gurame
54 Osphronemidae Tilapia mosambicus Mujair
55 Osphronemidae Trichogaster pectoralis Sepat Siam
56 Osphronemidae Trichogaster trichopterus Sepat Mato Merah
57 Pangasidae Luciosoma trinema Juaro
58 Pangasidae Patin
59 Schilbeidae Pseudeutropius brachypopterus Riu
60 Siluridae Kryptopterus apogon Belut Tulang
61 Siluridae Ompok eugeneiatus Lais Janggut
62 Siluridae Phalacronotus micronemus Lais Muncung
63 Siluridae Silurodes hypophthalmus Lais Tapa
64 Siluridae Wallago leerii Tapah
65 Siluridae Lais Bilis
66 tetraodontidae Tetraodon palembangensis Buntal A
67 tetraodontidae Buntal B
68 tetraodontidae Buntal C
69 tetraodontidae Buntal Patin
70 Buing
71 Caya-caya
72 Seluncup
Dilihat dari segi jumlah jenis ikan khususnya diperairan lubuk lampam
telah mengalami peningkatan jumlah jenis yaitu dari 32 jenis ditahun 2011 dan
menjadi 62 jenis di tahun 2012. Hal ini bisa terjadi karena di tahun sebelumnya
25
4.3. Organisme perairan (periphiton, plankton dan makrozoobenthos).
Perifiton
banjiran Lubuk Lampam selama penelitian terdiri atas 83 hingga 203 genera
dengan persentase pada Maret, Mei, Juli dan September masing-masing adalah
13%, 24%, 30% dan 33%. Ke 33 genera tersebut berasal dari 3 kelas yaitu
kelas lainnya pada setiap waktu pengamatan (Gambar 6). Apabila dibandingkan
dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya pada tahun 2011, maka kelas
(Gambar 7).
140
Bacillarisphyceae Chlorophyceae Cyanophyceae
120
100
Jumlah Genera
80
60
40
20
0
Trip 1 Trip 2 Trip 3 Trip 4
Waktu Pengamatan
algae yang secara kualitatif dan kuantitatif banyak terdapat di berbagai perairan
baik sebagai plankton maupun sebagai perifiton. Ditambahkan pula oleh Smith
26
(1950) dan Sachlan (1980) bahwa Bacillariophyceae mempunyai sifat kosmopolit,
reproduksi yang sangat tinggi. Oleh karena itu, perifiton biasa digunakan sebagai
bioindikator karena organisma air ini sangat sensitif untuk mengkaji perubahan
19
17
15
13
Jumlah Genera
11
1
Trip 1 Trip 2 Trip 3 Trip 4
Waktu Pengamatn
Gambar 7. Jumlah genera perifiton pada perairan Lubuk Lampam setiap kelas dan
waktu pengamatan pada 2011
terjadi di Stasiun Air Itam outlet yang merupakan perairan dengan ciri banyak
tumbuhan dalam air dan air cenderung keruh. Menurut Odum (1971) bila nilai
bila berada antara 1–3 maka keanekaragaman berada pada tingkat sedang, dan bila
nilainya lebih besar dari 3 maka keanekaragaman jenis organisme termasuk tinggi.
Sifat perifiton yang sangat sensitif terlihat didukung juga dengan nilai indeks
setiap stasiun berada pada nilai antara 1,36 dan 2,52, nilai tersebut cenderung
27
sama dengan yang diperoleh pada penelitian sebelumnya di tahun 2011 yang
2,5000
2,0000
H
1,5000
1,0000
0,5000
0,0000
LEBUNG SUAK PATI BELANTI LEBAK LEBAK LEBAK AIR HITAM AIR HITAM AIR HITAM LEBAK SUNGAI
PROYEK BUAYO LINTANG HULU DANAU 1 DANAU 2 DANAU 3 1 2 3 GEROBING PUTAT
Stasiun
Mei, Juli dan September menunjukkan mayoritas nilai kelimpahan total di atas
1000 ind/cm2 (Gambar 9). Hal ini menunjukkan bahwa perairan rawa banjiran
40000
Trip 1 Trip 2 Trip 3 Trip 4
35000
Kelimpahan (ind/cm2)
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
LEBUNG SUAK PATI BELANTI LEBAK LEBAK LEBAK AIR HITAM AIR HITAM AIR HITAM LEBAK SUNGAI
PROYEK BUAYO LINTANG HULU DANAU 1 DANAU 2 DANAU 3 1 2 3 GEROBING PUTAT
Stasiun
28
Benthos
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 2012 di 12 stasiun pengamatan di rawa
beragam pada 12 stasiun baik pada Maret, Mei, Juli dan September. Kelimpahan
tertinggi ditemukan di stasiun Pati Lintang pada bulan September (Gambar 11).
6
Trip 1 Trip 2 Trip 3 Trip 4
5
4
Jumlah Genera
3
2
1
0
Kelas
Gambar 10. Jumlah genera bentos pada perairan Lubuk Lampam setiap kelas dan
waktu pengamatan pada 2012
29
14000
Trip 1 Trip 2 Trip 3 Trip 4
Kelimpahan (ind/cm2)
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
Lebung Suak Pati Belanti Lbk. Lbk. Lbk. Air Air Air Lbk. Sungai
proyek Buayo Lintang Hulu Danau I Danau II Danau Hitam 1 hitam 2 Hitam 3 Grubing Putat
III
Stasiun
Plankton
Fitoplankton
fitoplankton antar stasiun pengamatan bervariasi dan sangat dipengaruhi oleh pola
pemanfaatan lahan. Variasi dan pola persentase jumlah genera juga tercermin dari
secara keseluruhan dari 12 stasiun pada Maret dan Mei cenderung lebih tinggi
Juli dengan nilai pada kisaran 1.00-3.00 dan dengan rata-rata indeks
keanekaragaman > 2 ini dapat dijelaskan bahwa kondisi perairan di rawa banjiran
30
3
Trip 1 Trip 2 Trip 3
1,5
0,5
0
Lebung Suak Pati Belanti Lebak Lebak Lebak Air Hitam Air Hitam Air Hitam Lebak Sungai
Proyek Buayo Lintang Hulu Danau St. Danau St. Danau St. St. 1 St. 2 St. 3 Gerubing Elang
1 2 3
Stasiun
ditemukan pada Maret pada hampir seluruh stasiun dan tertinggi pada stasiun 2
Air Hitam pada Juli (Gambar 13). Indek dominasi jenis plankton dapat digunakan
untuk melihat ada atau tidaknya spesies tertentu yang mendominansi suatu
komunitas plankton pada perairan tersebut. Dari hasil nilai rata-rata indeks
perairannya.
31
0,9
Trip 1 Trip 2 Trip 3
0,8
0,7
Indeks Dominansi
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
Lebung Suak Pati Belanti Lebak Lebak Lebak Air Hitam Air Hitam Air Hitam Lebak Sungai
Proyek Buayo Lintang Hulu Danau St. Danau St. Danau St. St. 1 St. 2 St. 3 Gerubing Elang
1 2 3
Stasiun
parameter antara lain kecerahan, suhu, pH, oksigen, suhu, alkalinitas, turbidity,
hardness, TDS dan DHL. Beberapa parameter fisika kimia ini mencirikan suatu
Sungai Musi berkisar antara 15-45 cm dan ini lebih rendah jika dibandingkan
dengan kecerahan di Danau cala yang berkisar antara 62-95 cm. Secara umum
kecerahan di rawa banjiiran Lubuk Lampam menurun di bulan Juli pada trip III,
32
200
Lebung Proyek
180
Suak Buayo
160
Pati Lintang
140 Belanti Hulu
Kecerahan (cm)
60 Air Hitam 2
Air Hitam 3
40
Lebak Gerubing
20 Sungai Putat
0
Trip 1 Trip 2 Trip 3 Trip 4
Gambar 14. Kecerahan perairan rawa banjiran Lubuk Lampam, Provinsi Sumatera
Selatan 2012.
Dari Gambar 15 dapat dilihat bahwa suhu di semua stasiun tidak jauh
berbeda antara stasiun satu dengan stasiun lainnya yaitu berkisar antara 27-34oC.
Stasiun yang memiliki suhu lebih rendah yaitu stasiun Pati Lintang yang berkisar
antara 27-33oC selama empat kali trip pengamatan. Stasiun yang paling hangat
yaitu mencapai 34oC di stasiun Sungai Putat, ini disebabkan karena pada trip ke
sehingga tidak ada aliran air. Keadaan yang sangat beragam di perairan lebak
bahwa perairan lebak yang ditutupi tumbuhan dapat mengalami stratifikasi suhu,
karena terhalangnya tiupan angin oleh tumbuhan tadi. Pada bagian perairan yang
33
40
Lebung Proyek
35 Suak Buayo
Pati Lintang
30 Belanti Hulu
Lebak Danau Inlet
25 Lebak Danau Tengah
Suhu (oC)
-
Trip 1 Trip 2 Trip 3 Trip 4
Gambar 15. Suhu perairan rawa banjiran Lubuk Lampam, Provinsi Sumatera
Selatan 2012.
Nilai pH untuk perairan rawa banjiran berkisar antara 4 – 9 pada trip II dan
IV dan yang tertinggi di Stasiun Lebak Danau dan terendah di Air Hitam pada trip
III yaitu 3 (Gambar 16). PH di perairan sungai dan lebak di perairan tropika pada
umumnya relatif rendah sampai mendekati normal, biasanya berkisar antara 4,55-
6,5 sehingga perairan rawa banjiran sering dikatakan sebagai perairan yang
bersifat asam. Menurut Mizuno dan Mori (1970) hal ini disebabkan dominannya
tanah laterite dan tanah bergambut pada kawasan tersebut. Di samping itu di
sulfat masam, jika terbuka ke udara dapat menurunkan pH air sampai 3,5.
34
10,0
Lebung Proyek
9,0 Suak Buayo
8,0 Pati Lintang
Belanti Hulu
7,0 Lebak Danau Inlet
Lebak Danau Tengah
6,0
Lebak Danau Outlet
pH
1,0
-
Trip 1 Trip 2 Trip 3 Trip 4
peningkatan di Trip III (Gambar 17). Hal ini seiring dengan penurunan level air di
menurunnnya level air dan nilai terkecil 0,1 mg/l terjadi di stasiun Suak Buayo,
Air Itam 3 dan Sungai Putat. Nilai ini sudah melebihi nilai ambang batas bawah
yang diperlukan untuk kehidupan ikan secara normal yaitu 2,0 mg/l (NTAC,
kehidupan ikan dengan catatan bahwa di perairan tersebut tidak terdapat senyawa
beracun.
35
14,00
Lebung Proyek
12,00 Suak Buayo
Pati Lintang
-
Trip 1 Trip 2 Trip 3 Trip 4
dalam air yang dapat menetralkan kation hidrogen. Alkalinitas juga diartikan
Nilai alkalinitas yang baik di perairan berkisar antara 30-500 mg/l CACO3
(Efendi, 2000). Perairan yang nilai alkalinitasnya lebih kecil dari 40 mg/l disebut
sebagai perairan lunak. Nilai alkalinitas di beberapa stasiun berkisar antara 3-28
yang merupakan perairan yang lunak, hanya saja di Trip IV diperoleh nilai
alkalinitas lebih besar dari 40 mg/l yaitu stasiun Belanti Hulu, Suak Buayo dan
36
70,0
Lebung Proyek
Suak Buayo
60,0
Pati Lintang
Belanti Hulu
Alkalinitas (mg/l)
10,0
-
Trip 1 Trip 2 Trip 3 Trip 4
Gambar 18. Nilai Alkalinitas di perairan rawa banjiran Lubuk Lampam, Provinsi
Sumatera Selatan 2012.
Kekeruhan (turbidity) adalah gambaran sifat optik air dari suatu perairan
oleh partikel-partikel yang ada di dalam air tersebut (APHA, 1989). Kekeruhan
disebabkan oleh adanya partikel koloid dan suspensi dari suatu pencemar dalam
perairan antara lain berupa bahan organik dan anorganik yang dapat berasal dari
buangan industri, rumah tangga dan budidaya perikanan. Nilai turbidity tertinggi
stasiun Lebak Gerubing dan Pati Lintang (Gambar 19). Menurut Wetzel (2001),
37
800
Lebung Proyek
700 Suak Buayo
Pati Lintang
600 Belanti Hulu
Lebak Danau Inlet
500
Turbidity
0
Trip 1 Trip 2 Trip 3 Trip 4
Gambar 19. Nilai Turbidity di perairan rawa banjiran Lubuk Lampam, Provinsi
Sumatera Selatan 2012.
18,00
Lebung Proyek
16,00 Suak Buayo
0,00
Trip 1 Trip 2 Trip 3 Trip 4
Gambar 20. Nilai Hardness di perairan rawa banjiran Lubuk Lampam, Provinsi
Sumatera Selatan 2012.
38
100 Lebung Proyek
90 Suak Buayo
Pati Lintang
80
Belanti Hulu
70
Lebak Danau Inlet
TDS (ppm)
0
Trip 1 Trip 2 Trip 3 Trip 4
Gambar 21. Nilai TDS di perairan rawa banjiran Lubuk Lampam, Provinsi
Sumatera Selatan 2012.
180
Lebung Proyek
160 Suak Buayo
140 Pati Lintang
Belanti Hulu
DHL (μs)
120
Lebak Danau Inlet
100 Lebak Danau Tengah
Lebak Danau Outlet
80
Air Hitam 1
60 Air Hitam 2
Air Hitam 3
40
Lebak Gerubing
20 Sungai Putat
0
Trip 1 Trip 2 Trip 3 Trip 4
Gambar 22. Nilai DHL di perairan rawa banjiran Lubuk Lampam, Provinsi
Sumatera Selatan 2012.
39
KESIMPULAN
3. Perlu rehabilitasi lebung yang dahulu pernah ada dan difungsikan kembali.
40
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2006. Digital key to aquatic insects. Vally City State University
p. 14 Desember 2006
Perikanan. Hal.171-186
American Public Health Association (APHA). 2005. Standard Methods For the
Effendie, M.I. 1979. Metode biologi perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. 112
hal.
Koeshendrajana, S and Oscar Cacho, 2001. Management Options for The Inland
England.
41
Lampam Floodplain Musi River, South Sumatera. Research Institute for
South Sumatera.
Myers,R.T., et al. (2006). Chemistry. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Pennak, R.W. 1953. Freshwater invertebrate of the United State. Ronals Press
Udupa, K.S. 1986. Statistical methods of estimating the size at first maturity in
Pp 16.
Watson, D.J. 1978. Sarawak inland fisheries references and training manual on
lake and riverine survey techniques. Baram lake and Riverine Development
Welcomme, R.L. 1985. River basins. FAO Fish Tech Pap. (202): 60 p.
42
Yakupitiyage, A. 1994. Analytical techniques in fish nutrition. Laboratory manual
Technology. Bangkok.
43
Lampiran 1. Foto Selama Kegiatan Penelitian.
STASIUN
LEBUNG SUAK PATI BELANTI LEBAK LEBAK LEBAK AIR LEBAK SUNGAI
NO KELAS Genus PROYEK BUAYO LINTANG HULU DANAU 1 DANAU 2 DANAU 3 HITAM GEROBING PUTAT
1 Bacillarisphyceae Amphora 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0
2 Bacillarisphyceae Asterionella 0 0 0 0 1 0 0 3 0 0
3 Bacillarisphyceae Ceratoneis 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0
4 Bacillarisphyceae Cymbella 1 11 2 2 0 1 1 0 0 1
5 Bacillarisphyceae Diatoma 5 0 0 1 7 0 6 0 0 0
6 Bacillarisphyceae Eunotia 0 0 2 0 1 0 0 1 0 1
7 Bacillarisphyceae Fragilaria 4 2 33 4 1 20 33 47 0 16
8 Bacillarisphyceae Frusturia 5 0 0 0 0 0 2 0 0 1
9 Bacillarisphyceae Gomphonema 1 0 0 3 1 0 0 0 0 5
10 Bacillarisphyceae Gyrosigma 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0
11 Bacillarisphyceae Navicula 42 9 41 34 11 57 81 9 2 54
12 Bacillarisphyceae Neidum 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
13 Bacillarisphyceae Nitszchia 0 1 2 3 0 0 0 0 1 4
14 Bacillarisphyceae Pleurosigma 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
15 Bacillarisphyceae Pinnularia 0 2 3 0 0 1 0 2 0 1
16 Bacillarisphyceae Surirella 0 1 8 0 1 0 0 0 0 1
17 Bacillarisphyceae Synedra 12 29 9 25 8 10 12 10 5 39
18 Bacillarisphyceae Tabelaria 0 4 0 0 0 0 8 0 0 0
19 Chlorophyceae Ankistrodesmus 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
20 Chlorophyceae Closterium 2 0 0 3 0 2 0 3 3 0
21 Chlorophyceae Cosmarium 0 0 0 0 3 6 4 2 0 0
22 Chlorophyceae Desmidium 0 0 0 0 0 0 20 0 0 0
23 Chlorophyceae Eurastrum 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0
24 Chlorophyceae Gonatozygon 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 Chlorophyceae Hyalotheca 0 2 0 0 0 12 0 0 1 9
26 Chlorophyceae Mougeotia 6 0 0 0 0 0 0 0 22 0
27 Chlorophyceae Scenedesmus 4 0 0 0 0 0 4 0 0 4
28 Chlorophyceae Spirogyra 0 0 0 0 0 0 0 0 0 24
29 Chlorophyceae Staurastrum 0 0 0 0 0 4 13 4 0 0
30 Chlorophyceae Ulotrix 3 19 23 39 7 48 28 26 0 4
32 Cyanophyceae Chroococcus 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0
33 Cyanophyceae Nostoc 0 0 0 0 0 0 57 0 0 0
Lanjutan…………………………. trip 2
STASIUN
LEBAK AIR AIR
LEBUNG SUAK BELANTI LEBAK DANAU LEBAK HITAM HITAM LEBAK SUNGAI
NO KELAS Genus PROYEK BUAYO PATILINTANG HULU DANAU TENGAH DANAU 1 2 GERUBING PUTAK
Actinastrum
1 Bacillarisphyceae 12 0 6 0 0 0 0 0 0 0
Amphora
2 Bacillarisphyceae 0 0 0 0 0 3 0 0 2 0
Aphanizomen
3 Bacillarisphyceae 3 9 0 8 0 0 0 9 0 0
Asterionella
4 Bacillarisphyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Cocconeis
5 Bacillarisphyceae 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
Ceratoneis
6 Bacillarisphyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Cymbella
7 Bacillarisphyceae 0 6 2 3 0 0 4 1 3 0
Diatoma
8 Bacillarisphyceae 22 5 5 0 0 9 2 3 2 2
Epithemia
9 Bacillarisphyceae 0 0 0 0 1 2 0 0 3 0
Eunotia
10 Bacillarisphyceae 2 0 1 0 1 10 1 3 1 3
Fragilaria
11 Bacillarisphyceae 43 9 4 13 11 42 10 30 19 2
Frusturia
12 Bacillarisphyceae 15 0 2 1 0 4 1 0 0 0
Gomphonema
13 Bacillarisphyceae 2 3 0 0 0 1 2 0 14 4
Gyrosigma
14 Bacillarisphyceae 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mastogloia
15 Bacillarisphyceae 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Melosira
16 Bacillarisphyceae 0 0 14 0 0 0 0 0 0 0
Navicula
17 Bacillarisphyceae 103 33 74 13 55 33 7 2 62 12
Neidum
18 Bacillarisphyceae 5 1 4 1 3 1 1 0 3 0
Nitszchia
19 Bacillarisphyceae 4 7 13 1 3 5 2 0 10 1
Pediastrum
20 Bacillarisphyceae 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pleurosigma
21 Bacillarisphyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pinnularia
22 Bacillarisphyceae 20 4 4 0 1 12 0 0 0 2
Scenedesmus
23 Bacillarisphyceae 16 0 0 0 0 8 0 0 0 0
Scytonema
24 Bacillarisphyceae 0 0 0 9 0 0 0 0 0 0
Stauroneis
25 Bacillarisphyceae 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Surirella
26 Bacillarisphyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1
Synedra
27 Bacillarisphyceae 34 35 38 11 17 18 9 17 23 11
Tabelaria
28 Bacillarisphyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ankistrodesmus
29 Chlorophyceae 0 4 0 2 2 0 0 0 0 0
Closterium
30 Chlorophyceae 19 13 12 1 6 7 2 8 3 3
Cosmarium
31 Chlorophyceae 4 0 0 0 13 0 0 0 0 0
Desmidium
32 Chlorophyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Docidium
33 Chlorophyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
Eurastrum
34 Chlorophyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Gonatozygon
35 Chlorophyceae 4 5 0 1 0 0 4 0 1 0
Hyalotheca
36 Chlorophyceae 0 0 0 0 0 0 0 9 0 0
Mougeotia
37 Chlorophyceae 27 0 19 4 24 4 0 0 0 0
Nephrocytium
38 Chlorophyceae 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0
Oedogonium
39 Chlorophyceae 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0
40 Chlorophyceae Penium 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
41 Chlorophyceae Pleurotaenium 0 0 0 0 0 39 0 0 0 0
42 Chlorophyceae Scenedesmus 16 0 0 0 0 8 0 0 0 0
43 Chlorophyceae Spirogyra 59 3 8 3 0 0 0 0 0 0
44 Chlorophyceae Staurastrum 10 0 0 1 4 1 1 0 0 0
45 Chlorophyceae Tetraedron 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0
48 Cyanophyceae Chroococcus 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0
49 Cyanophyceae Hapalosiphon 0 0 0 18 0 0 0 0 0 0
50 Cyanophyceae Nostoc 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0
51 Cyanophyceae Oscillatoriia 0 0 0 0 0 0 0 0 48 0
52 Cyanophyceae Spirulina 0 0 0 0 0 32 0 0 0 0
53 Cyanophyceae Stigonema 60 28 0 0 0 0 0 0 0 0
Lanjutan ………………………….Trip 3
STASIUN
LEBAK LEBAK LEBAK AIR AIR AIR
LEBUNG SUAK PATI BELANTI DANAU DANAU DANAU HITAM HITAM HITAM LEBAK SUNGAI
NO KELAS Genus PROYEK BUAYO LINTANG HULU INLET TENGAH OUTLET 1 2 3 GERUBING PUTAT
Actinastrum
1 Bacillarisphyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Amphora
2 Bacillarisphyceae 2 0 1 0 3 0 0 0 0 1 0 0
Aphanizomenon
3 Bacillarisphyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Asterionella
4 Bacillarisphyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Caloneis
5 Bacillarisphyceae 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
Chroococcus
6 Bacillarisphyceae 0 0 0 0 0 0 9 0 0 0 0 0
Cocconeis
7 Bacillarisphyceae 0 0 0 1 0 0 0 22 5 0 1 1
Ceratoneis
8 Bacillarisphyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Cymbella
9 Bacillarisphyceae 6 1 0 0 0 2 0 0 0 1 1 1
Diatoma
10 Bacillarisphyceae 17 0 3 0 17 0 6 8 1 1 0 0
Epithemia
11 Bacillarisphyceae 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
Eunotia
12 Bacillarisphyceae 4 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
Fragilaria
13 Bacillarisphyceae 18 17 42 14 0 12 2 2 12 13 4 4
Frusturia
14 Bacillarisphyceae 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
Gomphonema
15 Bacillarisphyceae 0 2 0 2 0 0 0 0 0 0 1 0
Gyrosigma
16 Bacillarisphyceae 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
Hapalosiphon
17 Bacillarisphyceae 0 0 0 0 0 0 76 0 0 0 0 0
Mastogloia
18 Bacillarisphyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Melosira
19 Bacillarisphyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Navicula
20 Bacillarisphyceae 333 46 92 27 4 47 12 3 7 5 6 5
Neidum
21 Bacillarisphyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
Nitszchia
22 Bacillarisphyceae 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 1 5
Pediastrum
23 Bacillarisphyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pleurosigma
24 Bacillarisphyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
Pinnularia
25 Bacillarisphyceae 6 8 4 3 1 1 1 0 1 1 2 3
Scenedesmus
26 Bacillarisphyceae 0 0 26 0 4 0 8 0 0 0 0 8
Scytonema
27 Bacillarisphyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Stauroneis
28 Bacillarisphyceae 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 7
Surirella
29 Bacillarisphyceae 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0
Synedra
30 Bacillarisphyceae 64 1 36 6 4 32 71 3 12 12 16 59
Tabelaria
31 Bacillarisphyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ankistrodesmus
32 Chlorophyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Chodatella
33 Chlorophyceae 0 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Closterium
34 Chlorophyceae 3 0 19 0 6 0 44 1 15 3 4 1
Cosmarium
35 Chlorophyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Desmidium
36 Chlorophyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Docidium
37 Chlorophyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Eurastrum
38 Chlorophyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Gonatozygon
39 Chlorophyceae 0 0 1 0 1 0 17 0 5 0 0 1
Hyalotheca
40 Chlorophyceae 0 0 0 0 4 0 18 0 0 4 0 0
Mougeotia
41 Chlorophyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Nephrocytium
42 Chlorophyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Oedogonium
43 Chlorophyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Penium
44 Chlorophyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pleurotaenium
45 Chlorophyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Scenedesmus
46 Chlorophyceae 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0
Sphaerozosma
47 Chlorophyceae 0 0 0 0 0 27 0 0 0 0 0 0
Spirogyra
48 Chlorophyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Spondylosium
49 Chlorophyceae 0 0 0 0 0 0 47 0 0 0 0 0
Staurastrum
50 Chlorophyceae 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 7
Tetraedron
51 Chlorophyceae 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0
Treubaria
52 Chlorophyceae 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
Ulotrix
53 Chlorophyceae 22 0 136 0 2 6 62 0 0 12 22 0
Anabaena
54 Cyanophyceae 0 88 6 17 8 0 0 13 0 0 0 0
Aphanizomenon
55 Cyanophyceae 0 0 23 4 0 0 0 0 0 0 6 0
Chroococcus
56 Cyanophyceae 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0
Hapalosiphon
57 Cyanophyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Merismopodia
58 Cyanophyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Nostoc
59 Cyanophyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Oscillatoriia
60 Cyanophyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Spirulina
61 Cyanophyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Stigonema
62 Cyanophyceae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Lanjutan ………………………….Trip 4
STASIUN
LEBAK LEBAK LEBAK AIR AIR AIR
LEBUNG SUAK PATI BELANTI DANAU DANAU DANAU HITAM HITAM HITAM LEBAK SUNGAI
NO KELAS Genus PROYEK BUAYO LINTANG HULU INLET TENGAH OUTLET ST 1 ST 2 ST 3 GEROMBING PUTAT
1 Bacillarisphyceae Achnanthes 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Bacillarisphyceae Actinastrum 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Bacillarisphyceae Amphora 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Bacillarisphyceae Aphanizomenon 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Bacillarisphyceae Asterionella 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Bacillarisphyceae Caloneis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Bacillarisphyceae Chroococcus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Bacillarisphyceae Cocconeis 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Bacillarisphyceae Coscinodiscus 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
10 Bacillarisphyceae Ceratoneis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Bacillarisphyceae Cymbella 11 2 0 1 1 4 0 9 2 1 3 1
12 Bacillarisphyceae Diatoma 19 5 0 1 0 0 0 1 0 2 1 0
13 Bacillarisphyceae Epithemia 0 2 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0
14 Bacillarisphyceae Eunotia 0 4 0 0 0 0 1 25 0 0 1 0
15 Bacillarisphyceae Fragilaria 47 40 12 17 14 2 3 2 11 0 78 3
16 Bacillarisphyceae Frusturia 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 Bacillarisphyceae Gomphonema 2 2 0 2 0 1 0 0 0 0 1 1
18 Bacillarisphyceae Gyrosigma 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
19 Bacillarisphyceae Hapalosiphon 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 Bacillarisphyceae Mastogloia 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 Bacillarisphyceae Melosira 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 Bacillarisphyceae Neidum 0 9 0 0 0 0 0 1 0 0 5 0
24 Bacillarisphyceae Nitschia 3 1 1 5 0 3 1 0 0 0 6 0
25 Bacillarisphyceae Pediastrum 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 Bacillarisphyceae Pleurosigma 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 3 2
27 Bacillarisphyceae Pinnularia 71 2 2 0 1 0 2 0 1 2 0 1
28 Bacillarisphyceae Scenedesmus 8 19 0 15 0 0 0 0 0 0 0 0
29 Bacillarisphyceae Scytonema 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 Bacillarisphyceae Stauroneis 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
31 Bacillarisphyceae Surirella 0 2 0 15 0 0 1 2 3 2 1 0
33 Bacillarisphyceae Tabelaria 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
34 Chlorophyceae Ankistrodesmus 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
35 Chlorophyceae Chodatella 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
37 Chlorophyceae Cosmarium 3 6 0 2 0 0 4 0 0 0 0 0
38 Chlorophyceae Desmidium 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
39 Chlorophyceae Docidium 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
40 Chlorophyceae Eurastrum 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
41 Chlorophyceae Gonatozygon 0 1 0 5 0 1 1 0 0 0 0 0
42 Chlorophyceae Hyalotheca 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
43 Chlorophyceae Mougeotia 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
44 Chlorophyceae Nephrocytium 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
45 Chlorophyceae Oedogonium 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
46 Chlorophyceae Penium 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
47 Chlorophyceae Pleurotaenium 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
48 Chlorophyceae Quadrigula 0 0 0 0 15 0 0 0 0 0 0 0
49 Chlorophyceae Scenedesmus 0 0 2 0 15 8 35 0 0 0 0 0
51 Chlorophyceae Spirogyra 0 0 0 0 0 0 25 0 0 0 0 0
52 Chlorophyceae Spondylosium 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
53 Chlorophyceae Staurastrum 0 0 7 0 12 0 0 0 0 0 0 0
54 Chlorophyceae Tetraedron 0 0 10 0 0 0 6 0 0 0 0 0
55 Chlorophyceae Treubaria 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
57 Cyanophyceae Anabaena 0 0 0 0 43 4 53 18 28 0 0 0
58 Cyanophyceae Aphanizomenon 0 0 0 8 0 0 0 0 0 0 0 0
59 Cyanophyceae Chroococcus 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0
60 Cyanophyceae Dactylococcopsis 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0
61 Cyanophyceae Hapalosiphon 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
62 Cyanophyceae Merismopodia 0 14 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0
63 Cyanophyceae Nostoc 0 0 0 0 0 0 6 0 0 0 0 0
64 Cyanophyceae Oscillatoriia 0 0 0 0 97 0 0 0 0 0 0 0
65 Cyanophyceae Spirulina 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
66 Cyanophyceae Stigonema 0 0 0 0 0 6 0 0 0 0 0 0
Stasiun
Lebak Lebak
No Jenis Organisme
Lebak Danau Danau Air Air
Lebung Suak Pati Belanti Danau Stasiun Stasiun Hitam Air Hitam Lebak Sungai
Proyek Buayo Lintang Hulu Stasiun I II III I Hitam II III Gerubing Putat
1 Oligochaeta Naididae Amphichaeta 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Dero 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 Nais 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Paranais 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Tubificidae Aulodrilus 7 5 5 1 0 0 10 0 12 0 15 7
6 Branchiura 0 6 1 3 0 0 3 0 5 0 6 19
Immaure tubificids
7 with hair setae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Immature tubificids
8 without hair setae 0 1 0 0 0 0 0 0 2 0 6 1
9 Limnodrilus 4 5 2 4 0 0 3 0 8 0 12 6
Brachycera (Brachycera pupa) sp
10 Diptera pupa 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Chironomidae Chironomus 0 0 0 0 0 0 1 0 4 0 0 0
12 Culicidae Culicinae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2
13 Simuliidae Simulium 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
14 Trichoptera Hydropsychidae Macronemum 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0
15 Hydroptilidae Leucotrichia 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
16 Bivalvia Corbiculidae Corbicula 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 2 2
17 Gastropoda Ampullaridae Pomacea canaliculata 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 Hydrobiidae Fluminicola 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
19 Thiariidae Melania 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
Stasiun
Lebak
No Jenis Organisme
Danau Lebak Lebak Air Air
Lebung Suak Pati Belanti Stasiun Danau Danau Hitam Air Hitam Lebak Sungai
Proyek Buayo Lintang Hulu Inlet Tengah Outlet I Hitam II III Gerubing, Putat
stasiun
No Jenis Organisme Lebak Lebak Lebak Air Air
Lebung Suak Pati Belanti Danau Danau Danau Hitam Air Hitam Lebak Sungai
Proyek Buayo Lintang Hulu Inlet Tengah Outlet I Hitam II III Gerubing Putat
1 Oligochaeta Naididae Amphichaeta 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
2 Dero 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Nais 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Paranais 0 0 0 1 0 0 0 0 2 0 0 0
5 Pristina 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Tubificidae Aulodrilus 1 5 3 25 14 2 84 0 20 0 22 2
7 Branchiura 0 0 0 6 0 1 5 0 0 1 0 0
Immature
tubificids with
8 hair setae 0 0 1 0 0 0 0 0 2 0 1 0
Immature
tubificids without
9 hair setae 0 2 1 0 2 0 5 0 20 0 2 0
10 Limnodrilus 0 2 0 0 1 0 11 0 0 0 0 0
11 Diptera Chironomidae Chironomus 0 0 7 0 0 0 0 1 0 4 0 0
12 Culicidae Culicinae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
13 Simuliidae Simulium 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 Coleoptera Haliplidae Peltodytes 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Ephemeroptera Ephemeridae Oreianthus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 Trichoptera Hydropsychidae Macronemum 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0
17 Hydroptilidae Leucotrichia 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 Odonata Libellulidae Libellula 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 Caenagrionidae Caenagrion 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 Bivalvia Corbiculidae Corbicula 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
Pomacea
21 Gastropoda Ampullaridae canaliculata 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0
22 Hydrobiidae Fluminicola 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 Thiariidae Melania 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Stasiun
No Jenis Organisme Lebak Lebak Lebak Air Air
Lebung Suak Pati Belanti Danau Danau Danau Air Hitam Hitam Lebak Sungai
Proyek Buayo Lintang Hulu Inlet Tengah Outlet Hitam I II III Gerubing Putat
STASIUN
NO KELAS GENUS Lbk. Lbk. Air Air Lbk.
Sungai Lb. Suak Pati Lbk. Belanti
Danau Danau Hitam Hitam Danau
Elang Proyek Buayo Lintang Gerubing Hulu
St. 3 St. 2 St. 1 St. 2 St. 1
1 Bacillariophyceae Cyclotella 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
2 Bacillariophyceae Navicula 2 1 1 0 9 2 7 1 4 0 3
3 Bacillariophyceae Stauroneis 0 0 0 0 0 0 0 0 3 2 4
4 Bacillariophyceae Fragilaria 7 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2
5 Bacillariophyceae Nitzschia 0 0 5 4 4 1 6 3 8 1 9
6 Bacillariophyceae Surirella 0 1 0 1 0 1 2 0 0 0 0
7 Bacillariophyceae Synedra 0 0 36 0 1 0 1 0 1 0 0
8 Bacillariophyceae Cymbella 1 0 0 0 2 1 1 2 1 1 0
9 Bacillariophyceae Pinnularia 1 0 5 0 2 1 0 3 2 1 6
10 Bacillariophyceae Neidium 0 2 4 6 2 5 4 3 0 0 8
11 Bacillariophyceae Gomphonema 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
12 Bacillariophyceae Diploneis 1 1 1 0 1 0 0 0 2 0 2
13 Bacillariophyceae Aulacoseira 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 Bacillariophyceae Pleurosigma 0 0 1 4 1 1 0 0 1 0 0
15 Bacillariophyceae Frustulia 0 0 0 0 0 1 3 0 0 0 0
16 Bacillariophyceae Eunotia 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0
Diatoma
17 Bacillariophyceae 6 0 1 1 1 1 3 0 0 0 0
elongatum
18 Chlorophyceae Staurastrum 12 2 17 39 0 3 3 0 2 3 3
19 Chlorophyceae Scenedesmus 0 4 4 7 8 8 0 4 4 8 12
20 Chlorophyceae Closterium 3 1 0 0 1 0 3 0 0 0 1
21 Chlorophyceae Xanthidium 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
22 Chlorophyceae Micractinium 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 Chlorophyceae Pediastrum 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8
24 Chlorophyceae Ankistrodesmus 0 0 0 4 0 0 0 0 4 0 0
25 Chlorophyceae Coelastrum 0 0 23 0 0 6 0 0 0 0 0
26 Chlorophyceae Gleocystis 0 0 4 7 0 0 0 0 0 0 0
27 Chlorophyceae Asterococcus 0 0 1 27 3 0 1 1 1 0 0
28 Chlorophyceae Ulothrix 84 0 0 32 0 0 4 57 4 16 0
29 Chlorophyceae Spondylusium 32 0 0 21 0 4 0 492 0 0 0
30 Chlorophyceae Micrasterias 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 Chlorophyceae Chodatella 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32 Chlorophyceae Euastrum 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
33 Chlorophyceae Tetraedron 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
34 Chlorophyceae Cosmarium 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2
35 Cyanophyceae Merismopedia 0 0 8 0 0 0 0 0 0 0 0
36 Cyanophyceae Chroococcus 0 0 28 26 8 12 0 19 0 10 6
37 Cyanophyceae Aphanothece 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
38 Cyanophyceae Oscillatoria 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0
39 Cyanophyceae Phormidium 0 0 0 0 0 33 4 0 0 14 0
40 Euglenophycaea Phacus 2 1 0 2 1 0 1 0 0 0 2
41 Euglenophycaea Euglena 0 0 0 1 0 4 3 0 1 0 0
42 Euglenophycaea Trachelomonas 12 0 0 1 0 0 1 0 1 0 3
43 Dinophyceae Peridinium 4 2 2 12 0 0 2 2 2 2 0
44 Dinophyceae Ceratium 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Lanjutan………………. Trip 2
STASIUN
Lbk. Sungai
Lbk. St. 3 Lbk. St. 02 St. 01
Danau Putat Belanti Lebuk Suak Pati Lbk.
NO KELAS GENUS Danau Air Danau Air Air
Tengah Sarang Hulu Proyek Buayo Lintang Grubing
Outlet Hitam Inlet Hitam Hitam
danau Lang
1 Bacillariophyceae Cyclotella 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 2 1
2 Bacillariophyceae Navicula 0 0 3 6 7 7 8 3 3 3 2 5
3 Bacillariophyceae Stauroneis 8 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1
4 Bacillariophyceae Asterionella 1 1 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Bacillariophyceae Fragilaria 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
6 Bacillariophyceae Nitzschia 0 0 0 0 0 5 0 0 0 3 0 2
7 Bacillariophyceae Surirella 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Bacillariophyceae Synedra 1 0 18 5 2 1 6 3 4 1 1 4
9 Bacillariophyceae Cymbella 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 2 1
10 Bacillariophyceae Pinnularia 3 2 5 3 3 6 0 5 4 2 6 18
11 Bacillariophyceae Neidium 0 1 0 2 3 1 0 2 3 1 0 7
12 Bacillariophyceae Gomphonema 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 9
13 Bacillariophyceae Diploneis 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 Bacillariophyceae Aulacoseira 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Bacillariophyceae Pleurosigma 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1
16 Bacillariophyceae Frustulia 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11
Diatoma
18 Bacillariophyceae 8 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0
elongatum
19 Bacillariophyceae Climacospenia 15 0 18 0 0 0 0 0 1 0 0 0
20 Chlorophyceae Staurastrum 65 1 68 2 0 0 30 1 7 2 3 0
21 Chlorophyceae Scenedesmus 4 4 10 8 8 2 0 4 4 0 4 21
22 Chlorophyceae Closterium 8 1 15 1 1 7 14 1 4 1 0 3
26 Chlorophyceae Ankistrodesmus 19 0 53 0 0 0 0 0 2 0 0 0
27 Chlorophyceae Coelastrum 4 0 6 0 0 4 0 4 0 0 0 0
28 Chlorophyceae Gleocystis 0 0 0 0 0 2 4 0 0 0 0 0
30 Chlorophyceae Ulothrix 24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 Chlorophyceae Spondylosium 2 4 2 5 9 36 4 0 0 0 43 0
33 Chlorophyceae Chodatella 0 0 0 0 0 3 0 0 2 0 0 0
36 Chlorophyceae Cosmarium 6 0 30 2 0 2 10 0 4 0 4 11
37 Chlorophyceae Selenestrum 4 0 0 0 0 0 20 0 0 0 0 0
38 Chlorophyceae Mougeotia 77 6 36 3 0 15 0 20 0 0 1 23
39 Chlorophyceae Actinastrum 15 0 20 0 0 0 10 0 0 0 0 0
40 Chlorophyceae Pleurotaenium 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 2 0
41 Chlorophyceae Arthrodesmus 0 0 0 0 0 0 3 1 0 0 0 0
42 Chlorophyceae Tetraedron 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0
43 Cyanophyceae Merismopedia 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8
44 Cyanophyceae Chroococcus 40 4 41 0 0 30 14 2 9 2 20 0
46 Cyanophyceae Oscillatoria 2 0 0 17 8 28 0 0 0 0 0 23
47 Cyanophyceae Phormidium 0 0 0 0 37 55 2 0 0 0 0 0
48 Euglenophycaea Phacus 3 6 19 0 0 2 4 10 6 0 4 5
49 Euglenophycaea Euglena 4 5 3 3 1 6 14 3 10 6 1 11
50 Euglenophycaea Trachelomonas 0 1 12 2 0 9 0 0 34 5 0 6
51 Dinophyceae Peridinium 0 2 47 4 0 0 3 0 0 0 1 1
Lanjutan………………. Trip 3
STASIUN
Lbk.
Air Lbk. Air
Lbk. Danau Sungai Belanti Lebuk Suak Pati Air Lbk.
NO KELAS GENUS Hitam Danau Hitam
Danau Tengah Putat Hulu Proyek Buayo Lintang Hitam I Grubing
II Outlet III
danau
1 Bacillariophyceae Cyclotella 3 1 12 2 1 1 1 4
2 Bacillariophyceae Navicula 1 6 1 1 31 57 15 4 12 2 2 3
3 Bacillariophyceae Stauroneis
4 Bacillariophyceae Asterionella
5 Bacillariophyceae Fragilaria
6 Bacillariophyceae Nitzschia 3 790 1 3 13 3 20
7 Bacillariophyceae Surirella 6 3 2 2 2
8 Bacillariophyceae Synedra 10 2 1 15 6
9 Bacillariophyceae Cymbella 1 20 1 1 3 30 29 5 3 8 2
10 Bacillariophyceae Pinnularia 2 46 7 4 32 293 63 8 2 5 5 8
11 Bacillariophyceae Neidium 25 2 6 41 10 7 1
12 Bacillariophyceae Gomphonema 12 1
13 Bacillariophyceae Diploneis
14 Bacillariophyceae Aulacoseira 4 20 2
15 Bacillariophyceae Pleurosigma 3 1 3 1
16 Bacillariophyceae Frustulia
Diatoma
18 Bacillariophyceae
elongatum
19 Bacillariophyceae Climacospenia
20 Chlorophyceae Staurastrum 11 1 248 5 1
21 Chlorophyceae Scenedesmus 4 14 36 102
22 Chlorophyceae Closterium
26 Chlorophyceae Ankistrodesmus
27 Chlorophyceae Coelastrum
28 Chlorophyceae Gleocystis 4 36
30 Chlorophyceae Ulothrix 48 3 16 105
31 Chlorophyceae Spondylosium 9
33 Chlorophyceae Chodatella
36 Chlorophyceae Cosmarium 14 2 6
37 Chlorophyceae Selenestrum
38 Chlorophyceae Mougeotia
39 Chlorophyceae Actinastrum
40 Chlorophyceae Pleurotaenium 9 3 31 4 1
41 Chlorophyceae Arthrodesmus 2
42 Chlorophyceae Tetraedron 1
43 Cyanophyceae Merismopedia 16 60
44 Cyanophyceae Chroococcus
46 Cyanophyceae Oscillatoria 4
47 Cyanophyceae Phormidium 32 8 134 11 2
48 Euglenophycaea Phacus 4 40
49 Euglenophycaea Euglena 1 6
50 Euglenophycaea Trachelomonas 4 1 2 1 4 4
51 Dinophyceae Peridinium 4 7 1 8 1 5 15