KADAR AIR PADA IKAN BETOK SEGAR (Anabas testudineus), IKAN LELE
ASIN, DAN NUGGET IKAN LELE (Clarias sp)
Oleh:
KELOMPOK 1 (THP A)
ALDI FERMANA (1804113570)
ANGGI ANGGRAINI (1804111464)
FEBRINA TUMANGGER (1804124628)
HARUN ROZIQIN NAHAR (1804111386)
SUHELVIRA (1804111498)
WILLY NOVRENDY D. (1804112970)
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT berkat taufik dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum kimia pangan tentang kadar air pada ikan
tawar segar, ikan asin, dan produk nugget. Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah kimia pangan serta sebagai kajian terhadap pemahaman pembaca mengenai kadar
air yang terkandung pada ikan tawar segar, ikan asin, dan produk nugget.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah kimia
pangan yaitu Dr. Andarini Diharmi, S.Pi, M.Si. dan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam moril maupun materil dalam pembuatan laporan praktikum ini.
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan dan kritikan dari semua
pihak yang terkait dengan relevansi laporan praktikum ini agar bisa menjadi lebih baik di
Kelompok 1
DAFTAR ISI
Isi Halaman
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum .............................................................................. 2
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Isi Halaman
Isi Halaman
Ikan merupakan sumber gizi yang baik bagi tubuh. Kandungan gizi daging ikan
lebih tinggi dibandingkan dengan daging sapi atau ayam. Kandungan gizi tersebut
meliputi nilai protein yang tinggi yaitu 18-20% jumlah total protein, asam lemak yang
bagus untuk daya ingat, serta banyak lagi keunggulan nya. Selain itu, ikan juga
mengandung air yang tinggi yaitu sekitar 70-80%. Hal tersebut yang menyebabkan
daging ikan mudah membusuk. Dengan kandungan protein dan air yang cukup tinggi,
ikan termasuk komoditi yang sangat mudah busuk. Menurut Buckle et.al. (1987) bahwa
pengaruh kadar air sangat penting sekali dalam menentukan daya awet suatu bahan
pangan karena kadar air mempengaruhi sifat–sifat fisik (organoleptik), sifat kimia, dan
Kadar air mempunyai hubungan yang berlawanan dengan kadar lemak yakni
semakin tinggi kadar air dalam ikan maka kadar lemaknya akan semakin rendah.
Masuknya air kedalam ruang-ruang antar sel dan plasma. Umumnya, daging ikan yang
berwarna merah mempunyai kadar protein yang rendah, tetapi kadar airnya lebih tinggi.
Daging ikan yang berwarna putih mempunyai kadar protein tinggi dan kadar airnya
Ikan asin merupakan suatu olahan ikan dengan pengawetan. Pengasinan ikan
bertujuan untuk mengurangi kadar air serta fungsi garam sebagai pengawet alami pada
ikan. Standar mutu ikan asin kering (SNI 8273:2016), antara lain: kadar air maksimum
40 %, kadar garam maksimum 12-20 %, dan ALT maksimum 1 x 105 koloni/g, kadar abu
tidak larut asam 0,3% (BSN 2016). Penelitian ini diharapkan dapat meningkat
2
penerimaan konsumen dan ikan asin yang dihasilkan sesuai dengan SNI. Penelitian ini
Nugget ikan merupakan diverifikasi dari ikan. Nugget ikan banyak digemari
kalangan masyarakat dikarenakan cita rasa yang enak dan kandungan gizi yang tinggi.
Kandungan air pada nugget ikan juga berdampak pada jangka masa simpan dari produk.
Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan
Tujuan prakktikum tentang analisis kadar air pada ikan segar tawar, ikan asin dan
1. Menjelaskan tentang pengaruh kadar air pada tingkat kesegaran serta lama
2. Menjelaskan tentang kadar air yang baik bagi ikan tawar segar
4. Menjelaskan tentang kadar air yang baik bagi produk olahan nugget ikan
II. TINJAUAN PUSTAKA
komponen dasar dari ikan, kira-kira 80% dari bagian daging yang dapat dimakan. Telah
diketahui ada semacam hubungan timbal balik antara kadar air dengan kadar lemak,
semakin tinggi kadar air seekor ikan semakin rendah kadar lemaknya, demikian pula
semakin rendah kadar air seekor ikan semakin tinggi kadar lemaknya. Menurut (Jacoeb
et al., 2013) bahwa kadar air merupakan indikator yang baik untuk menentukan jumlah
relatif energi, protein dan lemak ikan. Ikan berkadar air rendah cenderung memiliki kadar
Kandungan air yang meningkat mengakibatkan kadar protein pada ikan nila
semakin menurun. Penurunan daya pengikat air disebabkan oleh makin banyaknya asam
laktat yang terakumulasi, akibatnya banyak protein miofibril yang rusak sehingga hal
tersebut kehilangan kemampuan protein untuk mengikat air (Ningrum et al., 2019).
Berdasarkan analisis kimia atau uji proksimat yang dilakukan pada sampel ikan nila
(Oreochromis niloticus) tanpa perlakuan, di dapatkan bahwa kadar air pada bahan baku
ikan nila segar mempunyai kadar air 76,34% (Hidayah et al., 2015).
kandungan nutrisi yang ada di dalam daging ikan. Habitat ikan dapat dipengaruhi oleh
adanya perbedaan wilayah saat ikan tersebut ditangkap serta iklim dari tempat hidup ikan.
Variasi kadar air selain dipengaruhi wilayah, juga dipengaruhi iklim tempat hidup ikan
tersebut, kadar lemak total, umur ikan, dan pertumbuhan ikan itu sendiri. Haris, Hariludin,
dan Nafiah dalam Annisa et al., (2017) menyatakan bahwa nilai kadar air ikan nila segar
4
yang hidup di air tawar sebesar 79,44%, ikan bandeng segar hidup di air payau sebesar
air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air dengan menggunakan energi panas.
Tujuan dari pengeringan adalah mengurangi kadar air bahan sampai batas dimana
mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan akan terhenti,
dengan demikian bahan yang dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan yang lama
yang tinggi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan berat ikan asin kering dan
meningkatkan daya simpan walaupun kadar air yang masih tergolong tinggi. Metode ini
menyebabkan kadar garam dalam produk menjadi tinggi dan melebihi SNI 8273:2016,
sehingga dapat menurunkan tingkat penerimaan konsumen. Standar mutu ikan asin kering
(SNI 8273:2016), antara lain: kadar air maksimum 40%, kadar garam maksimum 12-
20%, dan ALT maksimum 1 x 105 koloni/g, kadar abu tidak larut asam 0,3% (BSN 2016).
garam terhadap kadar air pada daging ikan mengalami penurunan dengan bertambahnya
konsentrasi garam. Semakin lama daging ikan direndam dalam larutan garam maka air
yang keluar semakin banyak. Penurunan kadar air juga disebabkan oleh penurunan
kelarutan protein pada konsentrasi garam tinggi sehingga protein terpisah sebagai
Kadar air dipengaruhi oleh kandungan garam saat proses pengolahan menjadi ikan
asin. Semakin tinggi kadar garam maka semakin rendahnya kandungan air pada bahan
tersebut, hal ini karena garam memiliki sifat higroskopis sehingga mampu menyerap air
yang terdapat dalam ikan. Kadar air yang tinggi dapat mempengaruhi jumlah
Menurut Amalia (2012) menyatakan bahwa fish nugget (Nugget Ikan) merupakan
suatu bentuk olahan daging ikan yang digiling halus dan dicampur dengan bahan
pengikat, serta diberi bumbu-bumbu dan dikukus, kemudian dicetak menjadi bentuk
tertentu. Nugget ini diselimuti dengan butter (adonan encer dari air, tepung pati dan
bumbu-bumbu) dan dilapisi dengan tepung roti. Nugget kemudian digoreng atau
disimpan terlebih dahulu dalam ruang pembeku (freezer) sebelum digoreng. Bahan
memanfaatkan potongan daging yang relatif kecil dan tidak beraturan, kemudian
dilekatkan kembali menjadi ukuran yang lebih besar dengan penambahan bahan pengikat.
Kadar air dan kadar protein dapat mempengaruhi tekstur nugget, semakin tinggi kadar air
dan protein maka tekstur nugget yang dihasilkan akan menjadi lebih kenyal. Kandungan
air dalam bahan makanan ikut menentukan penerimaan, kesegaran, dan daya tahan bahan,
selain itu air juga dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta citarasa makanan
kandungan air yang semakin tinggi jika semakin banyak tepung tapioka yang
ditambahkan, karena tapioka memiliki kandungan pati yang tinggi (8,25%) sehingga
6
berfungsi mengikat air dan memperkecil penyusutan. Kemampuan tepung tapioka dalam
mengikat air akan membentuk tekstur pada produk seperti nugget. Peran tapioka sebagai
bahan pengisi mampu mengikat air karena memiliki gugus hidroksil dalam molekul pati
yang besar sehingga semakin banyak air yang terserap, maka semakin meningkat kadar
Kadar air nugget ikan yang diperoleh pada penelitian ini, yaitu di bawah batas
maksimal yang ditetapkan SNI nugget maksimal 60% sehingga memenuhi syarat mutu
nugget. Perbedaan kandungan air yang terdapat pada nugget, selain disebabkan karena
perbedaan jenis bahan yang digunakan juga disebabkan oleh mekanisme antara interaksi
pati dan protein dengan air yang tidak dapat terikat dengan sempurna. Kadar air dalam
bahan makanan ikut menentukan kesegara dan daya awet dari makanan tersebut,
tingginya kadar air dalam suatu bahan makanan dapat memudahkan bakteri, kapang, dan
khamir untuk berkembang biak, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan pada bahan
Menurut (Prastia et al., 2016) menyatakan bahwa kadar air nugget tidak hanya
dipengaruhi oleh bahan baku tetapi dapat dipengaruhi selama proses pengolahan. Kadar
serat yang tinggi akan menyerap air sehingga kadar air terikat semakin tingi, hal ini terjadi
saat penggilingan adonan dan perebusan. Serat memiliki daya serap air yang tinggi,
semakin tinggi kadar serat yang dihasilkan semakin tinggi pula kadar air yang dihasilkan.
III. BAHAN DAN METODE
Praktikum kimia pangan tentang kadar air ikan tawar segar, ikan asin dan nugget
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum tersebut adalah Ikan Betok (Anabas
testudineus), Ikan Lele (Clarias sp), tepung terigu, garam, dan akuades. Sedangkan alat
yang digunakan antara lain oven, neraca analitik, mantel penangas, desikator, cawan
porselin, cawan petri, spatula, seperangkat alat destilasi, labu kjhedal, gelas ukur, labu
ukur, erlenmyer, pipet gondok, pipet ukur, seperangkat alat titrasi, corong glass, dan
beaker glass.
Metode yang digunakan pada praktikum tentang kadar air pada ikan tawar segar,
Cawan porselen kosong dan bersih dikeringkan dalam oven pada suhu 105 ˚C
selama 1 jam.
Cawan yang telah diisi sampel tersebut dimasukkan ke dalam oven dengan suhu
Cawan tersebut dimasukkan ke dalam desikator dan dibiarkan sampai dingin (30
2. Ikan Asin
1) Penggaraman Kering
dengan cara:
Melakukan penyiangan ikan yang akan diolah kemudian dicuci agar bersih
Menyediakan sejumlah garam kristal sesuai berat ikan, untuk ikan berukuran
besar jumlah garam yang harus disediakan berkisar 20-30% dari berat ikan,
untuk ikan berukuran sedang 15-20%, sedangkan ikan yang berukuran kecil
5%.
Menaburkan garam ke dalam wadah / bak setebal 1-5 cm, tergantung jumlah
garam dan ikan yang akan diolah. Lapisan garam ini berfungsi sebagai alas
Menyusun ikan di atas lapisan garam tersebut dengan cara bagian perut ikan
ikan tersebut, lakukan penyusunan ikan dan garam secara berlapis-lapis hingga
berukuran sedang dan ikan yang berukuran kecil selama 12-24 jam.
mengering.
2) Penggaraman Basah
dengan cara:
Ikan yang telah disiangi disusun di dalam wadah/bak kedap air, kemudian
tambahkan larutan garam secukupnya hingga seluruh ikan tenggelam dan beri
Lama perendaman 1-2 hari, tergantung dari ukuran / tebal ikan dan derajat
pengeringan/penjemuran
3. Nugget
Kadar air nugget ikan lele berfungsi untuk mengetahui kandungan air pada suatu
produk. Prosedur analisa kadar air nugget ikan lele dimulai dengan menimbang wadah
kosong dengan menggunakan neraca analitik (w) selanjutnya masukan sampel nugget
10
sebanyak 2 grm pada wadah kosong dan timbang beratnya (w), setelah ditimbang
masukan dalam oven selama 3 jam, Kemudian masukan dalam desikator selama 15 menit,
pendinginan dan penimbangan sampai didapat berat konstan 0,002 dari sample selama 1
4.2 Pembahasan
Hasil analisa yang dilakukan Lemae & Lasmi (2019) tentang kandungan gizi Ikan
Betok Kalimantan Barat yang terdiri dari kadar air, kadar abu, kadar lemak dan kadar
Kadar proksimat Ikan Betok segar memiliki nilai kadar air sebesar 80,07%, kadar
abu sebesar 1,71%, kadar lemak sebesar 3,24% dan kadar protein sebesar 9,75%.
Berdasarkan gambar tersebut diketahui bahwa nilai proksimat terbesar ialah kadar air
diikuti dengan nilai protein, kemudian kadar lemak dan nilai proksimat terkecil yaitu
mineral. Pada gambar tersebut juga terlihat bahwa terjadi pengurangan nilai gizi protein
dan lemak pada tiap fase kemunduran mutu, sedangkan nilai kadar air dan kadar mineral
Menurut (Wibowo et al., 2014) menyatakan bahwa kadar air pada perlakuan 0 jam,
masih relatif tinggi, namun pada kondisi perlakuan 6 jam kadar air tersebut menurun
seiiring dengan menurunnya nilai pH dan ATP jaringan otot daging, setelah itu pada
perlakuan 24 jam kadar air meningkat kembali karena adanya aktivitas enzim cathepsin
Berdasarkan penelitian (Gultom et al., 2015) kandungan kadar air pada beberapa
Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kadar air pada ikan yang digunakan
yaitu ikan betok 78,13%, ikan lais 78%, ikan betutu 77,76%, ikan baung 77,47%, dan
ikan gabus 77,28%. Dari hasil tersebut didapat kadar air terendah terdapat pada ikan
Kandungan air sangat berpengaruh terhadap tekstur bahan pangan dimana sebagian
besar bahan pangan segar mengandung air 70% atau lebih. Kandungan air ikan umumnya
berkisar 70-80%. Pada umumnya derajat kesegaran ikan bahan pangan mempunyai
hubungan dengan air yang dikandungnya. Kadar air juga sangat berpengaruh terhadap
daya awet bahan pangan. Ikan yang hidup diperairan tawar memiliki tekanan osmotik
yang lebih besar (hiperosmotik) daripada tekanan osmotik lingkungannya sehingga air
cenderung berdifusi masuk kedalam tubuh ikan melalui permukaan tubuh yang
semipermiable. Bila hal ini tidak dikendalikan, maka akan menyebabkan hilangnya
garam-garam tubuh dan mengencernya cairan tubuh sehingga cairan tubuh tidak dapat
al., 2014).
Ikan betok memiliki sifat biologis yang jauh lebih menguntungkan bila
dibandingkan dengan jenis ikan tawar lainnya dalam hal pemanfaatan air sebagai media
hidupnya. Salah satu kelebihan tersebut adalah ikan betok memiliki labirynth. Ikan betok
14
juga merupakan jenis organisme air yang memiliki sifat euryhaline, hiperosmotik
terhadap air laut dan hiperosmotik terhadap air tawar (Gultom et al., 2015).
Hasil uji kadar ikan lele asin yang dilakukan (Yuarni et al., 2015) dapat dilihat pada
gambar 2.
Berdasarkan hasil pengujian kadar air diperoleh rata-rata kadar air ikan lele segar
sebesar 80,10%, setelah direndam dengan larutan garam dengan konsentrasi 30% selama
30 menit kadar air ikan menjadi 76,68%. Hal ini disebabkan karena selama proses
penggaraman terjadi penetrasi garam ke dalam tubuh ikan dan keluarnya cairan dari tubuh
ikan karena perbedaan konsentrasi. Rata-rata kadar air pada perlakukan lama pengeringan
8 jam yaitu 30,22%. Kemudian pada perlakuan lama pengeringan 10 jam diperoleh rata-
rata kadar air sebesar 26,62%. Rerata kadar air terendah terdapat pada perlakuan lama
pengeringan 12 jam yaitu 19,64%. Kadar air semakin menurun dengan semakin lama
dilakukan pengeringan. Hal ini disebabkan karena suhu panas dapat menguapkan
Menurut penelitian (Muhtadi et al., 2019) rata-rata kadar air dengan metode salting
kecenderungan penurunan kadar air seiring dengan bertambahnya konsentrasi NaCl yang
digunakan. Nilai terendah pada perlakuan dry salting dengan konsentrasi NaCl 45%
sebesar 16,67%, sedangkan nilai tertinggi pada perlakuan wet salting dengan konsentrasi
15
NaCl 15% yakni 28,80%. Artinya dari semua perlakukan sampel kadar air masih
memenuhi SNI No. 8273-2016, karena masih dibawah batas maksimum 40%. Penurunan
kadar air ini disebabkan karena pada saat penggaraman berlangsung terjadi penetrasi
NaCl kedalam jaringan ikan, yang berakibat keluarnya cairan pada tubuh ikan, hal ini
terjadi karena air akan bergerak dari konsentrasi garam rendah ke konsentrasi garam
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan
dalam persen. Hasil analisa kadar air produk nugget ikan lele yang dilakukan (Tumion &
Gambar 3 menunjukkan hasil nilai kadar air tertinggi terdapat pada nugget ikan lele
dengan variasi penambahan tepung terigu 5% yaitu 50,34% sedangkan nilai kadar air
terendah didapat dari variasi penambahan tepung terigu 15%. Semakin banyak
penambahan tepung terigu pada nugget maka semakin rendah kadar air yang dihasilkan.
Hal ini disebabkan semakin banyak penambahan tepung maka semakin banyak air yang
terperangkap di granula pati pada saat proses gelatinisasi sehingga air yang terdapat pada
Nilai rata-rata kadar air yang diperoleh dari hasil penelitian berkisar antara 57,52%
sampai dengan 62,17%. Kadar air terendah diperoleh dari perlakuan nugget tanpa
penambahan kangkung darat, sedangkan kadar air tertinggi diperoleh dari perlakuan
16
nugget dengan penambahan kangkung darat 20%. Nilai kadar air menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat penambahan kangkung darat, maka nilai kadar air pada nugget
ikan lele semakin meningkat. Semakin tinggi kandungan air dalam nugget ikan lele
disebabkan berkurangnya bahan kering karena tingginya kandungan air pada kangkung.
Kandungan air ikan lele 76% dan pada kangkung darat memiliki kandungan air sebesar
89,7 gram per 100 gram kangkung darat. Berarti kadar air dipengaruhi komposisi bahan
pangan yang terbagi atas dua jenis yaitu bahan kering dan air (P.Pertiwi & Mardesei,
2016).
kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah atau
berdasarkan berat kering (dry base). Kadar air setiap bahan berbeda tergantung pada
kelembaban suatu bahan. Semakin lembab tekstur suatu bahan, maka akan semakin tinggi
persentase kadar air yang terkandung di dalamnya. Penghilangan air dari formula atau
pertumbuhan mikroorganisme. Kandungan air yang tinggi dapat mempengaruhi sifat fisik
dan data simpan suatu bahan pangan. Oleh karena itu, untuk memperbaiki sifat fisik
produk pangan dan memperpanjang daya simpan produk, maka sebagian air pada bahan
berkembang biak sehingga proses pembusukan akan berlangsung labih lambat. Dari hasil
rata-rata uji kadar air nugget lele daun kelor, bahwa nilai tertinggi terdapat pada perlakuan
A3 dengan formulasi lele dan daun kelor 70% : 30% yaitu sebesar 42,41%. Berdasarkan
SNI 7758:2013 kadar air pada nugget ikan yang dianjurkan maksimal 60% dan dari hasil
tersebut telah memenuhi standar SNI nugget ikan (Vidayanana et al., 2020).
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Kandungan air yang meningkat mengakibatkan kadar protein pada ikan nila semakin
menurun. Penurunan daya pengikat air disebabkan oleh makin banyaknya asam laktat
yang terakumulasi, akibatnya banyak protein miofibril yang rusak sehingga hal tersebut
kehilangan kemampuan protein untuk mengikat air. Perbedaan habitat ikan juga
mempengaruhi kandungan nutrisi yang ada di dalam daging ikan. Habitat ikan dapat
dipengaruhi oleh adanya perbedaan wilayah saat ikan tersebut ditangkap serta iklim dari
tempat hidup ikan. Variasi kadar air selain dipengaruhi wilayah, juga dipengaruhi iklim
tempat hidup ikan tersebut, kadar lemak total, umur ikan, dan pertumbuhan ikan itu
sendiri. Nilai kadar air ikan nila segar yang hidup di air tawar sebesar 79,44%, ikan
bandeng segar hidup di air payau sebesar 79,42%, dan ikan cucut segar yang hidup di laut
73,6-79,6%.
air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air dengan menggunakan energi panas.
Tujuan dari pengeringan adalah mengurangi kadar air bahan sampai batas dimana
mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan akan terhenti,
dengan demikian bahan yang dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan yang lama.
Kadar air dipengaruhi oleh kandungan garam saat proses pengolahan menjadi ikan asin.
Semakin tinggi kadar garam maka semakin rendahnya kandungan air pada bahan tersebut,
hal ini karena garam memiliki sifat higroskopis sehingga mampu menyerap air yang
18
terdapat dalam ikan. Kadar air yang tinggi dapat mempengaruhi jumlah mikroorganisme
kandungan air yang semakin tinggi jika semakin banyak tepung tapioka yang
ditambahkan, karena tapioka memiliki kandungan pati yang tinggi (8,25%) sehingga
berfungsi mengikat air dan memperkecil penyusutan Kemampuan tepung tapioka dalam
mengikat air akan membentuk tekstur pada produk seperti nugget. Peran tapioka sebagai
bahan pengisi mampu mengikat air karena memiliki gugus hidroksil dalam molekul pati
yang besar sehingga semakin banyak air yang terserap, maka semakin meningkat kadar
airnya. kadar air nugget tidak hanya dipengaruhi oleh bahan baku tetapi dapat dipengaruhi
selama proses pengolahan. Kadar serat yang tinggi akan menyerap air sehingga kadar air
terikat semakin tingi, hal ini terjadi saat penggilingan adonan dan perebusan. Serat
memiliki daya serap air yang tinggi, semakin tinggi kadar serat yang dihasilkan semakin
5.2 Saran
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa laporan ini banyak sekali kesalahan dan
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan laporan diatas.
DAFTAR PUSTAKA
Agusta, F. K., Ayu, D. F., & Rahmayuni. (2020). Nilai Gizi dan Karakteristik
Organoleptik Nugget Ikan Gabus dengan Penambahan Kacang Merah. Jurnal
Teknologi Pangan, 14(1), 68–82.
Amalia U., 2012. Pendugaan Umur Simpan Produk Nugget Ikan Dengan Merk Dagang
Fish Nugget “So Lite”. J. Saintek Perikanan 8(1) h. 27-31.
Annisa, S., Darmanto, Y. S., & Amalia, U. (2017). Pengaruh Perbedaan Spesies Ikan
Terhadap Hidrolisat Protein Ikan dengan Penambahan Enzim Papain. SAINTEK
PERIKANAN : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology, 13(1), 24–
30.
Asrawaty. (2018). Perbandingan Berbagai Bahan Pengikat dan Jenis Ikan Terhadap utu
Fish Nugget. Jurnal Galung Tropika, 7(1), 33–45.
Buckle KA, Edwar RA, Fleet GH, Wooton M. 1987. Ilmu Pangan di Dalam: Purnomo H,
Adiono, Penerjemah. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2016. SNI 8273:2016. Ikan Asin Kering. Jakarta
(ID): Badan Standardisasi Nasional.
Gultom, O. W., Lestari, S., & Nopianti, R. (2015). Analisis Proksimat, Protein Larut Air,
dan Protein Larut Garam pada Beberapa Jenis Ikan Tawar Sumatera Selatan. Jurnal
Teknologi Hasil Perikanan, 4(2), 120–127.
Hastuti, S. 2010. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Formaldehid Pada Ikan Asin Di
Madura. Jurnal Agrointek. 4(2):132-137.
Jacoeb, A. M., Nurjanah, & Saraswati, A. (2013). Kandungan Asam Lemak dan
Kolesterol Kakap Merah (Lutjanus bohar) Setelah Pengukusan. JPHPI, 16(2), 168–
176.
20
Lemae, & Lasmi, L. (2019). Studi Pengaruh Kemunduran Mutu Terhadap Kandungan
Gizi Ikan Betok (Anabas testudineus) dari Daerah Mandor. Octopus, 8(1), 20–26.
Muhtadi, Z., Pancapalaga, W., & Wachid, M. (2019). Kualitas Ikan Lele Dumbo ( Clarias
Gariepinus ) Asin Kering Menggunakan Metode Dry Salting dan Wet Salting
Dengan Konsentrasi NaCl yang Berbeda. Research Article, 2019, 239–255.
Ningrum, M. N., Santoso, H., & Syauqi, A. (2019). Analisa Kadar Protein Ikan Nila
(Oreochromis Niloticus) yang Diawetkan Dengan Biji Picung Muda (Pangium edule
Reinw). E-Journal Ilmiah SAINS ALAMI, 2(1), 37–43.
P.Pertiwi, A., & Mardesei, H. (2016). Studi Tentang Penambahan Kangkung Darat
(Ipomeareptanspoir) Terhadap Kualitas Kimia Nugget Ikan Lele (Clarias
gariepinus). Jurnal Teknologi Pertanian, 5(2), 41–46.
Prastia, Ali, A., & Hamzah, F. (2016). Pembuatan Nugget Jamur Merang (Volariella
volvaceae) dengan Penambahan Ikan Gabus (Channa striata). Jom Faperta, 3(2), 1–
10.
Sudarmadji, S., Bambang Haryono dan Suhardi. (2003). Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Librty. Yogyakarta.
Suzuki T. 1991 Fish and Krill Protein: Processing Technology. Aplied Science.
London:Publishers Ltd.
Tumion, F. F., & Hastuti, N. D. (2017). Pembuatan Nugget Ikan Lele (Clarias sp) dengan
Variasi Penambahan Tepung Terigu. Jurnal Agromix, 8(1), 25–35.
Vidayanana, L. R., Sari, F. K., & Damayanti, A. Y. (2020). Pengaruh Penambahan Daun
Kelor Terhadap Penerimaan, Nilai Proksimat dan Kadar Zat Besi pada Nugget Lele.
Sagu, 19(1), 27–39.
Wibowo IR, Darmanto YS, Anggo AD. 2014. Pengaruh Cara Kematian dan Tahapan
Penurunan Kesegaran Ikan Terhadap Kualitas Pasta Ikan Nila (Oreochromis
Niloticus). Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan 3 (3): 95- 103.
Winarno, F. G. 2004. Kimia pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Yuarni, D., Kadirman, & Jamaluddin. (2015). Laju Perubahan Kadar Air, Kadar Protein,
dan Uji Organoleptik Ikan Lele Asin Menggunakan Alat Pengering Kabinet (Cabinet
Dryer) dengan Suhu Terkontrol. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, 1, 12–21.