Anda di halaman 1dari 17

RISIKO KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

Dosen Pengampu : MAHDALENA NASUTION, S.E.,M.Si


Mata kuliah : Manajemen Risiko
Kelas : 5A Manajemen Pagi

Kelompok 4 :
0. DIMAS RIDHO PRASETYO (2105160017)
1. ELDYA SUSMITA PUTRI (2105160025)
2. NAZWA YULIZA (2105160030)
3. CHINTA DWI KARTIKA (2105160032)
4. ABNI SASKYA (2105160034)
5. DEBBY WULAN DARI (2105160035)
6. NAMIRA AZKIYA RAHMA (2105160039)
7. BENNY ANGGARA (2105160045)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH SUMATERA UTARA

T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kam
i panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
“Risiko Kerusakan Lingkungan Hidup”. Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksim
al dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan m
akalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang tel
ah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sep
enuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah
ilmiah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
C. Manfaat ....................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 2

A. Pengertian lingkungan .................................................................................................. 2


B. Aktivitas manusia yang dapat merusak lingkungan ....................................................
C. Tujuan Perlindungan Lingkungan Hidup ..................................................................... 8
D. Pengelolaan Sampah Dan Limbah ................................................................................ 9
E. Perilaku Bijak Manusia Terhadap Flora, Fauna, Dan Keindahan Alam ...................... 9
F. Usaha Menanggulangi Kerusakan Lingkungan ............................................................
G. Strategi Untuk Mengurangi Risiko Lingkungan ..........................................................

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 12


A. Kesimpulan .................................................................................................................. 12
B. Saran ............................................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 13


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kerusakan lingkungan hidup di Indonesia semakin hari kian parah. Kondisi tersebu
t secara langsung telah mengancam kehidupan manusia. Tingkat kerusakan alam pun
meningkatkan risiko bencana alam. Penyebab terjadinya kerusakan alam dapat diseba
bkan oleh dua faktor yaitu akibat peristiwa alam dan akibat ulah manusia. Kerusakan l
ingkungan hidup dapat diartikan sebagai proses deteriorasi atau penurunan mutu (kem
unduran) lingkungan. Deteriorasi lingkungan ini ditandai dengan hilangnya sumber da
ya tanah, air, udara, punahnya flora dan fauna liar, dan kerusakan ekosistem.
Kerusakan lingkungan hidup memberikan dampak langsung bagi kehidupan manus
ia. Pada tahun 2004, High Level Threat Panel, Challenges and Change PBB, memasu
kkan degradasi lingkungan sebagai salah satu dari sepuluh ancaman terhadap kemanus
iaan. World Risk Report yang dirilis German Alliance for Development Works (Allian
ce), United Nations University Institute for Environment and Human Security (UNU-
EHS) dan The Nature Conservancy (TNC) pada 2012 pun menyebutkan bahwa kerusa
kan lingkungan menjadi salah satu faktor penting yang menentukan tinggi rendahnya r
isiko bencana di suatu kawasan. Lingkungan hidup biasa juga disebut dengan lingkun
gan hidup manusia (human environment) atau dalam sehari-hari juga cukup disebut de
ngan “lingkungan” saja. Unsur-unsur lingkungan hidup itu sendiri biasa nya terdiri da
ri: manusia, hewan, tumbuhan, dll. Lingkungan hidup merupakan bagian yang mutlak
dari kehidupan manusia. Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hi
dup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, t
ermasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Dalam lingkungan hidup terdapa
t ekosistem, yaitu tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh men
yeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan pr
oduktivitas lingkungan hidup.

B. RUMUS MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan lingkungan hidup?
2. Apa tujuan perlindungan lingkungan hidup?
3. Apa saja pengelolaan sampah dan limbah?
4. Apa yang dimaksud dengan perilaku bijak manusia terhdap flora, fauna, dan
keindahan alam?
5. Bagaimana usaha menanggulangi kerusakan lingkungan?
6. Startegi apa yang untuk mengurangi risiko lingkungan?

C. MANFAAT
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoretis
maupun secara praktis. Secara teoretis makalah ini berguna sebagai pengembangan
teori Risiko kerusakan lingkungan hidup dan asuransi Secara praktis makalah ini
diharapkan bermanfaat bagi bagi penulis dan pembaca agar dapat mengetahui
bagaimana indentifikasi risko kerusakan lingkungan hidup.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian lingkungan Hidup


Lingkungan hidup merupakan area yang ditempati manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan,
dan spesies lainnya, sehingga menciptakan suatu tatanan hidup yang seimbang, saling
berinteraksi, saling membutuhkan, dan memengaruhi. Sesuai fitrahnya, manusia akan
membangun rumah
untuk tempat tinggal, bercocok tanam, memelihara hewan, berkebun, melakukan
kegiatan sehari-hari, berbisnis, dan sebagainya. Sedangkan hewan akan merasa nyaman
tinggal di hutan bersama pohon-pohonan. Umbuh-tumbuhan, dan spesies lainnya,
sejatinya hutan belantara/rimba itulah tempat asli dari hewan-hewan.
Sebagai makhluk yang diciptakan paling sempurna yang mempunyai akal, pikiran,
pengetahuan, maka manusia mempunyai kewajiban untuk menjaga dan melestarikan
lingkungan tersebut, sehingga kehidupan
antarpenghuni bumi ini, tetap seimbang. Manusia merupakan penghuni bumi yang
paling besar pengaruhnya terhadap penghuni lainnya. Manusia bisa memperlakukan
hewan dan tumbuh-tumbuhan sesuai dengan selera dan kebutuhannya. Di sinilah letak
potensi risiko tindakan manusia yarng berpotensi melakukan kerusakan terhadap
penghuni lain dalam lingkungan hidup.
Menurut Undang-Undang RI No.32 Tahun 2009 tanggal 3 Oktober 2009, tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 1 ayat 1-2. Bahwa lingkungan
hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,daya,keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang memengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
Pada saat ini, kualitas lingkungan hidup di bumi ini terasa semakin lama akan semakin
buruk, sehingga bisa mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk
lainnya. Lingkungan hidup yang nyaman, alami, lestari, dan seimbang merupakan impian
semua orang sebagai penghuni bumi ini. Jika manusia aktivitasnya terus-menerus
berpotensi merusak kualitas bumi, maka bukan tidak mungkin suatu saat, manusia akan
sulit untuk hidup secara layak. Oleh karena itu perlu dilakukan perlindungan lingkungan
hidup secara konsisten oleh seluruh orang yang berkepentingan (stakeholders).
Akhir-akhir ini, telah terjadi peningkatan pemanasan global (global warming) di bumi
yang kita tempati bersama ini. Hal ini telah mengakibatkan perubahan iklim, sehingga
menurunkan kualitas lingkungan hidup. Pemanasan global ini berupa kenaikan suhu rata-
rata permukaan bumi yang disebabkan aktivitas manusia, sehingga terjadi peningkatan
volume emisi gas rumah kaca di atmosfer.
Kenaikan suhu secara global tersebut, mengakibatkan pengaruh negatif pada kondisi
bumi antara lain: naiknya permukaan air laut, mencairnya es kutub, gangguan terhadap
ekosistem, terjadinya cuaca ekstrem.

B. Aktivitas Manusia Yang Dapat Merusak Lingkungan


Ada dua hal yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan hidup, yaitu karena
peristiwa Alam dan kegiatan manusia. Beberapa poin di bawah menggambarkan aktivitas
manusia yang dapat menimbulkan resiko timbulnya kerusakan lingkungan, diantaranya
adalah:
1. Penebangan Hutan (Deforestasi)
Aktivitas penggundulan hutan di Indonesia cukup tinggi. Dalam satu tahun, luas
hutan yang mengalami deforestasi bisa mencapai 1,8 juta hektar. Jumlah ini setara
dengan 21% dari 133 juta hektar hutan di Indonesia habis dibabat untuk
kepentingan-kepentingan industri. Akibatnya, kelestarian flora dan fauna
terancam, terjadi bencana alam, hingga penurunan kualitas udara bagi manusia.
2. Pencemaran Udara, Air, dan Tanah
Masalah polusi tidak hanya terjadi di Jakarta saja. Pencemaran dialami oleh
hampir seluruh wilayah Indonesia, meski memang daerah ibu kota memiliki angka
tertinggi, baik untuk pencemaran air, tanah, dan udara. Penyebab pencemaran ini
bermacam-macam, seperti sampah di sungai, limbah pabrik ke lepas pantai, asap
dari pembakaran pabrik, dan masih banyak lagi.
3. Perburuan Liar
Aktivitas jual-beli hewan langka atau bagian tubuh hewan dapat merusak
keseimbangan ekosistem. Akibat yang paling terasa adalah semakin langkanya
hewan-hewan yang diburu secara liar dan organ tubuhnya diperdagangkan.
Dilansir dari IUCN Redlist, ada 76 spesies hewan Indonesia yang berstatus
Critically Endangered, artinya kritis dan terancam punah. Jika perdagangan ini
dibiarkan begitu saja, maka hewan-hewan endemik Indonesia bisa hilang.
Memperhatikan kelestarian lingkungan hidup tidak hanya bermanfaat bagi manusia,
tetapi juga untuk hewan dan tumbuhan juga. Apabila semuanya terjaga, maka
keseimbangan kehidupan pun berjalan mengiringinya. Dengan begitu, sudah selayaknya
bagi seluruh masyarakat Indonesia memperhatikan aktivitasnya agar tidak mengganggu
kondisi.

C. Tujuan Perlindungan Lingkungan Hidup


Belakangan ini, telah banyak terjadi kerusakan lingkungan, yang kemudian secara
fantastis menjadi perhatian banyak pihak baik skala nasional maupun global. Kerusakan
lingkungan terjadi di mana-mana yang mengakibatkan lingkungan hidup kurang
nyaman, tidak sehat dan dalam kondisi ekstrem lingkungannya boleh dikatakan tidak
manusiawi. Setiap manusia dalam kehidupannya pasti menginginkan keadaan lingkungan
yang bersih, sehat, dengan udara yang segar, diramaikan dengan suara burung dan
binatang yang menghibur. Itu semua secara alamiah akan menjadikan suasana yang sejuk,
nyaman, menyehatkan. Namun akhir-akhir ini khususnya di kota-kota besar yang
ditemukan adalah deretan gedung-gedung pencakar langit, deretan kemacetan kendaraan
yang penuh asap knalpot, tumpukan sampah yang menyebarkan bau tak sedap, sungai-
sungai yang airnya tercemar. Itu semua telah menjadikan hidup manusia menjadi rentan
kondisi kesehatannya dan mengusik kehidupan masyarakat yang mendambakan suasana
kehidupan yang akrab dengan alam. Jika hal tersebut tidak segera disadari dan dimitigasi
secara memadai, maka akan menjadi malapetaka yang mengerikan (horrible). Untuk
menghirup udara segar dan mendapatkan suasana kehidupan nyaman dengan suasana yang
alami, menjadi mahal harganya. Contoh untuk masyarakat Jakarta untuk menghirup udara
segar harus pergi ke daerah Puncak, dengan biaya yang mahal (biaya BBM, tol,
pemeliharaan kendaraan, dan konsumsi). Gencarnya pembangunan fisik yang kurang
berwawasan lingkungan dan kurang peduli dengan kelestarian lingkungan, akan
menjadikan kondisi lingkungan hidup semakin jauh dari kelestariannya. Kerusakan
lingkungan adalah suatu risiko. Pemerintah harus secara ketat memberikan pengawasan
terhadap pelaksanaan pembangunan fisik, agar senantiasa berwawasan lingkungan. Tidak
hanya tanggung jawab pemerintah, masyarakat juga harus berkontribusi dalam menjaga
kelestarian lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan itu sendiri bisa disebabkan oleh
faktor alam dan nonalam atau faktor kesalahan manusia.
Kerusakan lingkungan hidup yang berasal dari faktor alam, dalam bentuk bencana alam.
Bencana alam sudah barang tentu bisa merusak lingkungan hidup. Bencana alam ini bisa
terjadi di mana saja di sebagian belahan dunia, lebih-lebih pada suatu negara yang rentan
terhadap terjadinya bencana alam. Indonesia termasuk negara yang rawan bencana gunung
meletus, mengingat banyaknya gunung berapi seperti Gunung Krakatau, Gunung Merapi,
Gunung Sinabung, dan lain-lain. Jenis bencana lainnya seperti terjadinya gempa bumi,
tsunami, angin puting beliung, gelombang tinggi, banjir, hujan es, bisa mengakibatkan
gangguan pada kelestarian, keserasian, dan keseimbangan lingkungan hidup. Sedangkan
kerusakan alam yang disebabkan oleh tindakan pantai dan laut, banjir akibat sampah,
kebakaran hutan, tanah longsor manusia antara lain pencemaran udara, pencemaran
sungai, pencemaran akibat penebangan hutan dan pohon-pohon. Hal tersebut akibat ulah,
Ketidak ramahan dan keserakahan manusia terhadap lingkungan hidup. Kondisi
lingkungan hidup yang teraniaya oleh ulah manusia pada suatu generasi, suatu saat akan
mengakibatkan kerugian pada generasi berikutnya, begitu seterusnya.
Kerusakan lingkungan hidup merupakan proses kemunduran atau penurunan kualitas
lingkungan yang ditandai dengan hilangnya sumber daya seperti tanah, air, udara,
punahnya satwa liar, dan juga kerusakan ekosistem. Lingkungan Jakarta misalnya, pada
era sekitar tahun 1960, masih banyak ditemui tanah kosong dan kebun seperti kerusakan
ekosistem. Lingkungan Jakarta misalnya, pada kebun rambutan, kebun sereh, kebun
kacang, kebun singkong, kebun jeruk, kebun mangga, kebun manggis, dan lain-lain,
namun saat ini semua kebun tersebut telah berdiri gedung-gedung tinggi dan rumah-rumah
beton. Pada sekitar tahun 1960 itu di Jakarta masih banyak aneka buah-buahan khas lokal
(Betawi), seperti buah kesemek, kecapi,kemang, gandaria, menteng, bintaro, gowok, dan
lain-lain, namun saat ini sudah sulit didapatkan, jika masih ada pada suatu tempat
jumlahnya juga terbatas, hampir punah, boleh dikatakan tinggal kenangan. Kenangan
lainnya yang zaman dahulu di Jakarta, tidak perlu jauh-jauh di dekat rumah masih banyak
beterbangan burung gaok, burung rangkong, capung, kupu-kupu, belalang, burung emprit,
burung gereja, dan kicauan aneka burung liar lainnya, lainnya, saat ini sudah sepi dari
suasana yang alami tersebut.
Sesuai Undang-Undang RI No.32 Tahun 2009 tanggal 3 Oktober 2009 Pasal 3,
disebutkan bahwa tujuan dilakukannya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
antara lain:
1. Melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup.
2. Menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia.
3. Menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian ekosistem.
4. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup.

D. PENGELOLAAN SAMPAH DAN LIMBAH


Sampah telah menjadi masalah bagi pemerintah dan masyarakat,terutama di kota-kota
besar yang volume sampahnya sangat banyak dan terus meningkat serta berpotensi
mencemari ligkungan. Salah satu kebijakan pemerintah untuk mengurangi penggunaan
kantong plastik sebagai bungkus saat belanja di supermarket,minimarket,toko-
toko,restoran,pasar-pasar,harus di dukung oleh segenap Masyarakat,karena plastik sulit
untuk diurai dan mencemari lingkungan. Tujuan dari kebijakan ini tentunya untuk
mengamankan kelestariaan lingkungan,dengan mengurangi volume plastik yang masuk
kedalam pembuangan sampah akhir,ke tanah dan ke aliran air. Selama ini,sistem
pembungkusan dengan kantong plastik,sudah menjadi kebiasaan dalam jual beli,karena
praktis dan ekonomis.
Plastik dapat digolongkan sebagai sampah non organik atau anorganik yang berasal
dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Sampah organik tersebut memerlukan
jangka waktu yang sangat lama un tuk bisa terurai,bahkan beberapa diantaranya tidak
dapat diurai,hal ini sangat mengancam kelestarian lingkungan hidup. Adapun aktivitas
yang telah mengekibatkan terjadinya polusi antara lain pabrik yang mencemari
udara,air,pemakaian bahan bakar fosil,dan keluaran limbah industri,dan lain-lain. Dari
sektor industry selain menghasilkan sampah juga menghasilkan limbah,dimana terdapat
limbah yang berupa bahan berbahaya dan beracun (B3). Perlu diketahui bahwa limbah
B3,merupakan jenis limbah yang sangat berbahaya,bisa mengencam lingkungan hidup dan
Kesehatan manusia.
Limbah B3 ini, mengandung bahan beracun yang membahayakan kehidupan manusia
dan makhluk hidup lainnya. Sesuai nama dan sifatnya, limbah B3 ini, merupakan bahan
berbahaya dan beracun yang tidak dapat diperlakukan seperti sampah biasa, jadi tidak bisa
hanya ditimbun, dibakar, atau dibuang ke tanah.
Pengelolaan limbah B3 cukup rumit harus hati-hati, yaitu berbahaya menjadi tidak
berbahaya lagi. Kemudian untuk mencegah harus diolah secara fisik, biologi, dan kimia,
sehingga yang semula terjadinya risiko pencemaran lingkungan, maka setelah diolah, cara
masih memerlukan metode secara khusus yang diatur pembuangannya dengan peraturan
pemerintah.
Pengelolaan limbah B3 diatur dalam Peraturan Pemerintah RI No. 101/2014,
tanggal 17 Oktober 2014, tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
Dalam PP 101/2014 Pasal 1 ayat 1-3, yang dimaksud dengan Bahan Berbahaya dan
Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang
karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lain. Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disebut Limbah B3 adalah sisa suatu usaha
dan/atau kegiatan yang mengandung B3. Pada Pasal 2 PP 101/2014 telah diatur secara
lengkap mengenai:
a. penetapan limbah B3;
b. pengurangan limbah B3;
c. penyimpanan limbah B3;
d. pengumpulan limbah B3;
e. pengangkutan limbah B3;
f. pemanfaatan limbah B3;
& pengolahan limbah B3;
h. penimbunan limbah B3;
i. dumping (pembuangan) limbah B3;
j. pengecualian limbah B3;
k.perpindahan lintas batas limbah B3;
l. penanggulangan pencemaran lingkungan hidup dan/atau kerusakan lingkungan hidup
dan pemulihan fungsi lingkungan hidup,
m. sistem tanggap darurat dalam pengelolaan limbah B3;
n. pembinaan;
o. pengawasan;
p. pembiayaan; dan
q. sanksi administratif.

E. Perilaku Bijak Manusia Terhadap Flora, Fauna, dan Keindahan Alam


Manusia, hewan-hewan (fauna), dan tumbuh-tumbuhan (flora) merupakan sesama
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa, sebagai penghuni bumi ini, sehingga harus ada
harmonisasi dalam hidup berdampingan. Di samping manusia, hewan dan tumbuh-
tumbuhan juga mempunyai hak kehidupan yang layak pada lingkungannya. Jika hewan
dan tumbuh-tumbuhan dieksploitasi, dianiaya, dan diperlakukan secara sewenang-wenang,
maka akan terancam punah dan merusak keseimbangan bumi. Hal ini, karena dalam sendi
kehidupan manusia akan membutuhkan keberadaan binatang dan tumbuh-tumbuhan, tanpa
adanya binatang dan tumbuh-tumbuhan, manusia tidak akan bisa hidup layak. Itulah
sebenarnya makna dari keseimbangan hidup yang harmonis penghuni bumi ini. Oleh
karena itu, manusia sudah selayaknya memperlakukan binatang dan tumbuh-tumbuhan
secara wajar, bahkan penuh kasih sayang. Akan tetapi yang sering terjadi justru terjadinya
sikap otoriter, keserakahan, dan kesewenang-wenangan manusia terhadap binatang dan
tumbuh-tumbuhan, sehingga tidak tercipta harmonisasi kehidupan. Sebagai contoh,
terjadinya perburuan terhadap binatang yang dilindungi, telah menjadi bukti terjadinya
dominasi sikap manusia yang semaunya saja, untuk memenuhi kepentingannya. Padahal,
hewan yang dilindungi seharusnya dijaga eksistensi dan kelestariannya. Hewan yang
dilindungi antara lain: orang utan, badak bercula satu, badak bercula dua, musang
congkok, singapuar, ikan belida, harimau sumatra, anoa, burung elang jawa, Komodo.
Seperti halnya manusia, hewan juga mempunyai aktivitas, kebiasaan, adat istiadat, dan
keinginan dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Hewan merupakan makhluk hidup,
sehingga membutuhkan lingkungan.hidup. Oleh karena itu, manusia harus bisa
memperlakukan dan menghargai hak kehidupan binatang, sehingga terdapat keseimbangan
Perlu dicatat,bahwa binatang memerlukan makanan,tempat tinggal, Dan melakukan
aaktivitas (termasuk hubungan biologis), dan kebutuhan sosial,bersama keluarga dan
kelompoknya. Sebagai contoh singa, beruang,harimau, monyet, rusa, babi hutan,
menjangan, burung-burung, mereka memerlukan tempat tinggal yang layak. Hutan adalah
tempat tinggal hewan yang paling ideal dan nyaman, karena di hutan itulah tersedia sarang
dan makanan hewan-hewan tersebut. Jika kelestarian hutan hewan dirusak, karma dijarak
oleh manusia,dengan sendirinya hewan-hewan tersebut terusik kehidupannya dan
terancam punah. Eksploitasi terhadap hewan juga tergolong suatu tindakan yang menindas
terhadap hak hewan, bahkan sering terdapat perlakuan sadis terhadap hewan.Pemanfaatan
terhadap hewan yang lucu, unik, sehingga menarik untuk ditonton, harus diimbangi
dengan menu makanan dan fasilitas yang diperlukan oleh hewan tersebut. Hewan yang
buas seperti singa misalnya,bisa menjadi jinak dengan pemilik atau pawangnya, karena
mendapat menu makanan yang seimbang dan fasilitas yang memadai. Hewan juga
mempunyai sifat yang sensitif, jika menghadapi sikap manusia yang dianggap akan
mengganggu dan mengancam kehidupannya. Oleh karena itu, hewan memerlukan
harmonisasi dan kasih sayang dari manusia.
Ada beberapa sikap bijak yang sebaiknya dilakukan oleh manusia terhadap hewan-hewan
(fauna) antara lain:
1. Tidak melakukan perburuan hewan yang dilindungi undang-undang.
2. Memberi makanan dan minuman kepada hewan peliharaan sesuai kebutuhannya.
3. Menempatkan, menjaga, dan merawatnya dengan baik dan wajar terhadap hewan
peliharaan.
4. Memperlakukan dan menyayangi binatang secara layak.
5. Tidak menyia-nyiakan, menyiksa, menyakiti, menganiaya, atau menelantarkan hewan.
6. Tidak mengeksploitasi hewan.
7. Sedapat mungkin memberikan kebebasan hewan untuk beraktivitas (tidak selalu
dikurung/dikandangkan).
8. Menjaga kesehatan hewan.
9. Menolong hewan yang sedang dalam kesulitan atau terancam kehidupannya.
Dengan seringnya terjadi penebangan hutan secara ilegal dan kebakaran hutan, maka
beberapa jenis tumbuh-tumbuhan sudah mulai langka. Hutan rimba/belantara yang dulu
terbentang luas utamanya di pulau-pulau di luar Jawa, saat ini sudah banyak yang menjadi
hutan gundul, kering, dan merana. Padahal untuk tumbuh Dan berkembang, hutan Dan
tumbuh tumbuhan memerlukan Sikap bijak manusia, yang semestinya dilakukan terhadap
tumbuh-tumbuhan (flora), antara lain:
1. Tidak melakukan penebangan hutan secara ilegal.
2. Tidak melakukan pembakaran hutan secara ilegal yang akan mengakibatkan banyak
kerusakan secara luas.
3. Menyirami tanaman peliharaan sesuai kebutuhan.
4. Memberi pupuk pada tanaman peliharaan (pupuk organik ataupun anorganik).
5. Merawat tanaman, seperti menyingkirkan rerumputan yang tumbuh di sekitarnya dan
daun-daun kering yang mengganggu.
6. Melakukan penanaman kembali, jika melakukan penebangan.
7. Melakukan pengembangbiakan antara lain melalui pencangkokan, penanaman biji atau
tunas.
8.Tidak melakukan penanaman tumbuh-tumbuhan lain yang tidak sesuai di lokasi
sekitarnya, yang justru bisa mengganggu tanaman tersebut.
9. Mendukung aktivitas go green untuk menghijaukan lingkungan dengan tanaman.
F. Usaha Menanggulangi Kerusakan Lingkungan

Saat ini berbagai negara telah menyadari pentingnya menjaga dan memelihara
kelestarian lingkungan hidup. Bahkan lingkungan hidup yang terpelihara akan menjadi daya
saing untuk menarik kunjungan turis mancanegara. Negara-negara destinasi kunjungan turis,
sekarang ini membanggakan diri atas objek tur yang berwawasan kelestarian lingkungan.
Para penggiat lingkungan, selalu membuat program kepedulian dengan kelestarian
lingkungan. Greenpeace misalnya, terus- menerus membuat program untuk mendorong,
menyuarakan, dan mengampanyekan perlindungan lingkungan hidup seperti melindungi
iklim, keaslian kondisi udara, darat, laut, serta kelestarian hutan, agar terjaga keseimbangan
ekosistemnya. Hal tersebut mutlak perlu dilakukan, mengingat bumi yang kita tempati ini,
kondisinya sudah rentan dan akan kian parah/akut, jika tidak dijaga dan dilindungi dari
berbagai potensi kerusakan. Sebagai penghuni bumi, sangatlah tidak bijak, jika manusia tidak
peduli dengan kerusakan bumi ini. Kita harus peduli atas terjadinya kegiatan-kegiatan yang
mengarah pada kerusakan lingkungan, yang harus terus dicegah jangan sampai terjadi
pembiaran Kemajuan teknologi secara digital, harus bisa dimanfaakan untuk meningkatkan
perlindungan lingkungan hidup.

Kondisi lingkungan hidup yang asri, alami, bersih, dengan ekosistem yang terjaga,
akan meningkatkan kualitas hidup manusia. alamiah, menjadi cita-cita Sebagai penghuninya,
sehingga harus dijaga secara bertanggung jawab.

Patut disimak kata bijak seorang politikus dari India, Mahatma Gandhi (1869-1948),
yang mengatakan bahwa "Earth provides enough to satisfy every man's need but not every
man's greed". Ini mengandung pengertian bahwa bumi ini cukup untuk memenuhi kebutuhan
setiap penghuninya (manusia), namun tidak akan pernah cukup untuk manusia yang serakah.
Kata serakah di sini tersirat manusia yang korup perusak, dan tidak peduli terhadap
kelestarian lingkungan (bumi). Bumi pada saat ini bisa dikatakan dalam keadaan menderita,
teraniaya, dan sakit, karena terus-menerus terjadi kerusakan bumi, yang umumnya
diakibatkan oleh ulah manusia. Menurunnya kualitas lingkungan hidup di bumi ini, secara
otomatis akan mengakibatkan menurunnya kualitas hidup manusia. Dari segi manajemen
risiko, kerusakan lingkungan, kepunahan binatang dan tumbuh-tumbuhan merupakan risiko
yang sangat berbahaya (catastrophic) yang sama-sama harus kita kendalikan.

Berbagai cara harus terus dikampanyekan untuk mengatasi kerusakan lingkungan.


Masyarakat sejak usia dini harus diedukasi secara berkesinambungan, sehingga memiliki
kesadaran tentang pentingnya kelestarian lingkungan. Sekecil apa pun sikap peduli terhadap
kelestarian lingkungan harus diapresiasi, misal sikap tidak membuang sampah sembarangan,
tidak seenaknya menebang pohon, tidak berburu hewan yang dilindungi, mengurangi
penggunaan bungkus plastik, dan lain-lain. Sikap kesadaran untuk membuang sampah pada
tempatnya, harus terus dipromosikan untuk menjaga kebersihan lingkungan. Sayang sekali,
masyarakat kita masih banyak yang membuang sampah seenaknya saja, misal di sungai,
parit, selokan, di pinggir jalan, di kebun kosong. Ini akan mengotori lingkungan dan pada
gilirannya menyebabkan bahaya seperti banjir. Mengingat pentingnya pemeliharaan
lingkungan hidup, maka diperlukan cara-cara untuk mengatasi kerusakan lingkungan, agar
tidak semakin parah.

G. Strategi Untuk Menggunakan Risiko Lingkungan


Banyak kejadian disekitar kita yang bisa berpotensi menciptakan resiko lingkunga
seperti polusi, limbah, asap kendaraan, sampah, dan lain-lain. Seperti bertambahnya
Pembangunan gadung-gedung bertingkat, jumlah pabrik, kenaikan jumlah kendaraan
bermotor, akan mengandung konsekuensi negative yang harus di kendalikan, jika tidak
akan berkontribusi menciptakan resiko lingkungan. Menurut Dewi Hanggraeni (2010:128-
131), terdapat strategi yang dapat dilakukan oleh Perusahaan dalam rangka mengurangi
resiko yang berkaitan dengan lingkungan, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Melaksanakan Audit Lingkungan
Audit lingkungan adalah sebuah alat untuk menemukan jangkauan dampak aktivitas
Perusahaan, harus disertai semua informasi yang relavan mengenai usaha Perusahaan yang
mempengaruhi lingkungan.
2. Mengukur Dampak
Perusahaan menjaga banyak informasi keuangan dan produksi, tetapi kebanyakan
Perusahaan hanya memiliki sedikit data lingkungan. Hal ini disebabkan pada masa
lampau, lingkungan dilihat tidak mempengaruhi bisnis atau biaya. Namunh hal tersebut
telah berubah dan Perusahaan perlu untuk mulai mengumpulkan data lingkungan.

3. Menetapkan Kebijakan Atas Harga Pokok Persoalan Lingkungan


Jika manajemen telah memiliki informasi, maka mereka dapat mengambil keputusan
mengenai dampaknya. Perusahaan dapat memutuskan untuk menjadi environmental leader
atau conformer. Namun Perusahaan harus mengindari menjadi laggard atau punished.

4. Menetapkan Tujuan dan Sasaran


Selanjutnya perusahaan perlu untuk menguantifikasi pernyataan kebijakan. Hal ini
bisa dilakukan dengan memproduksi sebuah sasaran tahunan untuk mengurangi solid
waste atau mengurangi tingkat permintaan biochemical oxygen pada air kotor.
Menetapkan target memungkinkan bisnis untuk menentukan apakah mereka berkontribusi
pada perubahan

5. Menghasilkan Sebuah Rencana Manajemen untuk Mencapai Sasaran


Sasaran tidak dapat dengan sendirinya memberikan hasil, maka perusahaan
membutuhkan rencana. Hal ini mungkin mencakup investasi pada pabrik pengolahan air
atau melakukan pembelajaran untuk mengurangi solid waste perusahaan. Penting bagi
perusahaan dalam menentukan tindakan tepat yang ingin dilaksanakan. Bisnis sebaiknya
memilih tindakan dengan dampak yang paling penting. Misalkan bisnis dibidang pertanian
menemukan bahwa polusi air adalah dampak utama dari kegiatan operasinya, sehingga
mereka harus mengoperasikan pabrik pengolahan air. Tindakan lainnya, meski kurang
dahsyat, perusahaan memilih untuk mengurangi masalah yang kurang signifikan seperti
daur ulang kemasan bekas.

6.Memperkenalkan Sistem Pengelolaan Lingkungan


Sistem pengelolaan lingkungan bertujuan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya
kerusakan lingkungan. Salah satu sistem pengendalian lingkungan yang terkenal yaitu ISO
14000. Sistem ini membantu memastikan bahwa bisnis mengerti dan dapat mengendalikan
dampak lingkungan yang terjadi secara sistematik dan komprehensif. ISO 14000
mensyaratkan perusahaan untuk mencatat aspek-aspek lingkungan yang penting. Aspek ini
mencakup aktivitas,produk,dan jasa yang saling memengaruhi lingkungan. Aspek ini
dapat memberikan dampak pada lingkungan. Selain ISO 14000.ada pula sistem
pengelolaan lainnya seperti EMAS (European Union's Eco-managenent and audit system)
dan BS 8555

7. Melibatkan Masyarakat
Perusahaan harus memastikan bahwa seluruh pekerjanya termotivasi dalam mengelola
dampak lingkungan yang terjadi seperti melakukan sejumlah konsultasi dan
mendelegasikan ketingkat yang lebih rendah dengan tepat. Selain itu, perusahaan juga
harus mengelola komunikasi dengan pihak eksternal (seperti pelanggan, media, pressure
group, dan penduduk lokal), karena mereka tertarik dengan usaha perusahaan dalam
mengelola dampak lingkungan. Untuk merespons pihak eksternal, maka perusahaan
membutuhkan kebijakan lingkungan, informasi tertulis menyangkut keberhasilan
perusahaan, dan rencana lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai