Makalah
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Lembaga Keuangan
Syariah
Oleh
Kelompok 3
Anita A (1904010176)
Risman (1904010190)
Lailatul Rosita (1904010202)
EKIS 1 G
Puji syukur kita haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya
penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul“ Asuransi Syariah”.
Tugas makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk men
yelesaikan mata kuliah Lembaga Keuangan Syariah di Institut Agama Islam
Negeri Palopo.
i
Kelompok 3
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................2
C. Manfaat.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Kesimpulan.................................................................................................13
ii
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari asuransi syariah.
2. Untuk mengetahui Konsep Asuransi Syariah.
3. Untuk mengetahui Prinsip Asuransi Syariah.
4. Untuk mengetahui Sumber Hukum Asuransi Syariah.
C. Manfaat
1. Mahasiswa dapat memahami pengertian dari asuransi syariah.
2. Mahasiswa dapat memahami Konsep Asuransi Syariah.
3. Mahasiswa dapat memahami Prinsip Asuransi Syariah.
4. Mahasiswa dapat memahami Sumber Hukum Asuransi Syariah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kata asuransi berasal dari bahasa Inggris, insurance, yang dalam bahasa
Indonesia telah menjadi bahasa populer dan diadopsi dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia dengan padanan kata “pertanggungan”. Echols dan Shadilly memaknai
kata insurance dengan (a) asuransi, dan (b) jaminan. Dalam bahasa Belanda biasa
disebut dengan istilah assurantie (asuransi) dan verzekering (pertanggungan).
3
iuran dan pihak yang lain berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepada
pembayar iuran jika terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertama sesuai dengan
perjanjian yang dibuat.”
Dari definisi asuransi syariah di atas jelas bahwa pertama, asuransi syariah
berbeda dengan asuransi konvensional. Pada asuransi syariah, setiap peserta sejak
awal bermaksud saling menolong dan melindungi satu dengan yang lain dengan
menyisihkan dananya sebagai iuran kebajikan yang disebut tabarru’. Jadi sistem
ini tidak menggunakan pengalihan resiko (risk tranfer) di mana tertanggung harus
membayar premi, tetapi lebih merupakan pembagian resiko (risk sharing) di mana
para peserta saling menanggung. Kedua, akad yang digunakan dalam asuransi
syariah harus selaras dengan hukum islam (syariah), artinya akad yang dilakukan
harus terhindar dari riba, gharar (ketidak jelasan dana), dan maysir (gambling), di
samping itu investasi dana harus pada obyek yang halal dan baik.
4
taqwa (tolong menolonglah kamu sekalian dalam kebaikan dan takwa) dan al-
ta’min (rasa aman). Prinsip ini menjadikan para anggota atau peserta asuransi
sebagai sebuah keluarga besar yang satu dengan lainnya saling menjamin dan
menanggung risiko. Hal ini disebabkan transaksi yang dibuat dalam asuransi
syariah adalah akad takafuli (saling menanggung), bukan akad tabaduli (saling
menukar) yang selama ini digunakan oleh asuransi konvensional, yaitu pertukaran
pembayaran premi dengan uang pertanggungan. Prinsip dasar asuransi syariah
adalah
1. Tauhid (Unity)
Prinsip tauhid (unity) adalah dasar utama dari setiap bentuk bangunan
yang ada dalam syariat Islam. Setiap Bangunan dan aktivitas kehidupan
manusia harus didasarkan pada nilai-nilai tauhid. Artinya bahwa dalam setiap
gerak langkah serta bangunan hukum harus mencerminkan nilai-nilai
ketuhanan.
2. Keadilan (justice)
Prinsip kedua dalam beransuransi adalah terpenuhinya nilai-nilai keadilan
(justice) antara pihak-pihak yang terikat dengan akad asuransi. Keadilan
dalam hal ini dipahami sebagai upaya dalam menempatkan hak dan
kewajiban antara nasabah dan perusahaan asuransi.
3. Tolong-menolong (ta’awun)
Prinsip dasar yang lain dalam melaksanakan kegiatan berasuransi harus
didasari dengan semangat tolong-menolong (ta’awun) antara anggota.
Seseorang yang masuk asuransi, sejak awal harus mempunyai niat dan
motivasi untuk membantu dan meringankan beban temannya yang pada suatu
ketika mendapatkan musibah atau kerugian.
4. Kerja sama (cooperation)
Prinsip kerja sama merupakan prinsip universal yang selalu ada dalam
literatur ekonomi Islam. Manusia sebagai makhluk yang mendapatkan mandat
dari Khaliq-nya untuk mewujudkan perdamaian dan kemakmuran di muka
bumi mempunyai dua wajah yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya,
yaitu sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial.
5
5. Amanah (trustworthy)
Prinsip amanah dalam organisasi perusahaan dapat terwujud dalam nilai-
nilai akuntabilitas (pertanggung jawaban) perusahaan melalui penyajian
laporan keuangan tiap periode. Dalam hal ini perusahaan asuransi harus
memberi kesempatan yang besar bagi nasabah untuk mengakses laporan
keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan
asuransi harus mencerminkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan dalam
bermuamalah dan melalui auditor public.
6. Kerelaan (al-ridha)
Dalam bisnis asuransi, kerelaan dapat diterapkan pada setiap anggota
(nasabah) asuransi agar mempunyai motivasi dari awal untuk merelakan
sejumlah dana (premi) yang disetorkan keperusahaan asuransi, yang
difungsikan sebagai dana sosial. Dan dana sosial memang betul-betul
digunakan untuk tujuan membantu anggota (nasabah) asuransi yang lain jika
mengalami bencana kerugiaan.
7. Larangan riba
Ada beberapa bagian dalam al-Qur’an yang melarang pengayaan diri
dengan cara yang tidak dibenarkan. Islam menghalalkan perniagaan dan
melarang riba.
8. Larangan maisi<r (judi)
Syafi’i Antonio mengatakan bahwa unsur maisi<r (judi) artinya adanya
salah satu pihak yang untung namun di lain pihak justru mengalami kerugian.
Hal ini tampak jelas apabila pemegang polis dengan sebab-sebab tertentu
membatalkan kontraknya sebelum masa reversing period, biasanya tahun
ketiga maka yang bersangkutan tidak akan menerima kembali uang yang
telah dibayarkan kecuali sebagaian kecil saja. Juga adanya unsur keuntungan
yang dipengaruhi oleh pengalaman underwriting, di mana untung-rugi terjadi
sebagai hasil dari ketetapan.
9. Larangan gha}ra<r (ketidak pastian)
Gha}ra<r dalam pengertian bahasa adalah penipuan, yaitu suatu tindakan
yang di dalamnya diperkirakan tidak ada unsur kerelaan.
6
C. Sumber Hukum Asuransi Syariah
Oleh karena itu pengaturan tentang asuransi syariah boleh didasarkan pada Ijma
(ijtihad). Penetapan hukum dengan metode Ijma (ijtihad) dapat menggunakan
beberapa cara, antara lain :
7
1. Keputusan menteri keuangan republik indonesia No.424/KMK.06/2003
tentang kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan perusahaan
reasuransi.
2. Keputusan menteri keuangan republik indonesia No.426/KMK.06/2003
tentang perizinan usaha dan kelembagaan perusahaan reasuransi.
3. Keputusan dirjen Lembaga keuangan No.Kep. 4499/LK/2000 tentang
jenis, penilaian, dan pembatasan Investasi perusahaan Asuransi dan
perusahaan Reasuransi dengan sistem syariah.
8
kecelakaan atas diri peserta asuransi takaful. Produk asuransi takaful
keluarga meliputi
a. Takaful berencana
b. Takaful pembiayaan
c. Takaful pendidikan
d. Takaful dana haji
e. Takaful berjangka
f. Takaful kecelakaan siswa
g. Takaful kecelakaan diri
h. Takaful khairat keluarga
2. Takaful Umum (asuransi Kerugian) adalah bentuk asuransi syariah yang
memberikan perlindungan finansial dalam menghadapi bencana atau
kecelakaan atas harta benda milik peserta takaful. Produk-produk
Asuransi Takaful umum adalah
a. Takaful kebakaran
b. Takaful kendaran bermotor
c. Takaful pengangkutan
d. Takaful Resiko Pembangunan
e. Takaful Resiko Pemasangan
f. Takaful Penyimpanan Uang
g. Takaful Gabungan
h. Takaful Aneka
i. Takaful rekayasa/Engineering
9
1) Rekening Tabungan, adalah kumpulan dana yang merupakan
milik peserta dan dibayarkan bila terjadi hal-hal sebagai berikut:
a) Perjanjian berakhir
b) Peserta mengundurkan diri
c) Peserta meninggal dunia
2) Rekening Khusus (Tabarru’), adalah kumpulan dana yang
diniatkan oleh peserta sebagai derma dengan tujuan saling
membantu dan dibayarkan bila terjadi hal-hal sebagai berikut:
a) Perjanjian berakhir, jika ada surplus dana
b) Peserta meninggal dunia
10
(Sumber : M. Syakir Sula, 2004)
Gambar 6.1 : Mekanisme pengelolaan dana yang memiliki unsur tabungan
11
bantu membantu, saling atau lebih, dengan mana pihak p
menjamin dan bekerjasama enanggung mengikatkan diri
antara satu dengan lainnya. kepada tertanggung dengan
Dengan cara masing-masing menerima pergantian kepada
mengeluarkan dana tabarru’ tertanggung
(bagian dari pembayaran premi)
2. Akad yang Akad tabarru’ dan tijarah Akad jual beli (tabadduli)
digunakan (mudharabah, musyarakah,
wakalah, dll)
12
12. Loading Pembebanan biaya operasional Pembebanan biaya
(kontribusi ditanggung pemegang polis, operasional ditanggung
biaya) terbatas pada 30% dari premi, seluruhnya oleh pemegang
sehingga pembentukan pada polis, sehingga pembentukan
nilai tunai cepat terbentuk nilai tunai menjadi lambat
ditahun pertama dengan tanpa ditahun-tahun pertama
loading
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuransi syariah atau yang lebih dikenal dengan atta’min, takaful,atau tadham
un adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang/
pihak melalui inventasi dalam bentuk asset atau tabarru’ memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan
syariah .
Alquran dan hadis merupakan sumber utama hukum islam, namun dalam
menetapkan prinsip-prinsip maupun praktik dan operasional asuransi syariah,
parameter yang senantiasa menjadi rujukan adalah syariah islam.
14
DAFTAR PUSTAKA
Muhammadiyah. Jakarta
Sula, Muhammad Syakir. 2004. Asuransi Syariah (Life and General). Jakarta :
qUC&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false
15