Anda di halaman 1dari 12

Pelaporan

Berkeanjutan
Sustainability Report
Laporan keberlanjutan (suistainability report) adalah laporan yang memberikan informasi tentang
dampak sosial-ekonomi dan kinerja organisasi terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan. Pelaporan
berkelanjutan tidak hanya mencakup pembuatan laporan, tetapi merupakan suatu metode untuk
menginternalisasi dan meningkatkan komitmen organisasi untuk pembangunan berkelanjutan dengan
cara yang nyata bagi seluruh pemangku kepentingan. Laporan keberlanjutan (sustainability report)
merupakan bentuk laporan yang bersifat sukarela (voluntary) sebagai bentuk sustainability report yang
mencakup 3 elemen yaitu sosial, ekonomi dan lingkungan. Sustainability report mulai diterapkan pada
perusahaan-perusahaan, terutama perusahaan yang go public untuk dapat mengukur, mengungkapkan
dan menjadi perusahaan yang akuntabel. Pengungkapan sustainability report di kebanyakan negara,
termasuk Indonesia yang masih bersifat sukarela, artinya tidak ada aturan yang mewajibkan seperti
halnya pada penerbitan financial reporting.
Tujuan Sustainability
Report
1. Menunjukkan komitmen terhadap lingkungan atau isu-isu sosial, kepada karyawan dan
masyarakat yang mereka layani
2. Mempromosikan transparansi dan meminta umpan balik atas kinerja dalam
menanggapi tuntutan informasi dari pihak investor, pelanggan. regulator, kelompok
advokasi dan organisasi non-pemerintah (LSM).
3. Menunjukkan upaya untuk membangun dan memelihara hubungan dengan pihak
eksternal seperti masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.
4. Mengelola dan mengkomunikasikan risiko secara lebih baik.
5. Meningkatkan atau melindungi reputasi.
6. Menumbuhkan nilai pemegang saham dan nilai merek.
Prinsip Sustainability Report
1. Keseimbangan,
2. Dapat diperbandingkan,
3. Kecermatan Informasi
4. Ketepatan waktu
5. Kejelasan Informasi
6. Keterandalan informasi
Teknik Penyusunan Sustainability Report
• Penyusunan kebijakan perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan membuat kebijakan yang berkaitan
dengan sustainability development, kemudian mempublikasikan kebijakan tersebut beserta
dampaknya.

• Tekanan pada rantai pemasok (supply chain). Harapan masyarakat pada perusahaan untuk
memberikan produk dan jasa yang ramah lingkungan juga memberikan tekanan pada perusahaan
untuk menetapkan standar kinerja dan sustainability reporting kepada para pemasok dan mata
rantainya.

• Keterlibatan stakeholders

• Voluntary codes. Dalam mekanisme ini, masyarakat meminta perusahaan untuk mengembangkan
aspek-aspek kinerja sustainability dan meminta perusahaan untuk membuat laporan pelaksanaan
sustainability. Apabila perusahaan belum melaksanakan, maka perusahaan harus memberikan
penjelasan.

• Mekanisme lain adalah rating dan benchmaking, pajak dan subsidi, ijin-ijin yang dapat
diperdagangkan, serta kewajiban dan larangan.
Green Economic

Green economy atau disebut juga ekonomi hijau menurut UNEP (Badan PBB untuk program
lingkungan Hidup) adalah suatu model pembangunan suatu model pembangunan untuk
mencegah meningkatnya emisi gas rumah kaca dan mengotasi perubaluan iklim, Model ini
punya peran untuk menggantikan model hitam yang boros konsumsi bahan bakar fosil batu bara,
dan gas alam, Green Economy dipakai atas dasar pentingnya ekosistem buol aktivitas manusia
sebagai pelaku ekonomi dengan ketersediaan sumber daya alam yang terbatas. Selain itu, green
economy juga jadi jalan keluar agar lingkungan yang ala tercipta bersih dan bebas polusi.
Tujuan Green Economy

Dalam model ekonomi hijau, pertumbuhan yang berwawasan lingkungan dapat


mempromosikan kesehatan, kekayaan, dan kesejahteraan dalam jangka panjang. Ekonomi
hijau bergantung pada pembangunan berkelanjutan yang berarti menumbuhkan ekonomi
dengan cara yang bermanfaat (bukan pengorbanan), berkeadilan sosial serta ramah
lingkungan. Dalam model ini, pertumbuhan pendapatan dan pekerjaan harus didorong oleh
investasi publik dan swasta yang mengurangi emisi karbon dan polusi, meningkatkan energi
dan efisiensi sumber daya, dan mencegah hilangnya keanekaragaman hayati dan ekosistem.
• Pemerataan Distribusi Kesejahteraan
• Ekuitas dan Keadilan Ekonomi
• Ekuitas Antargenerasi
Prinsip Green •

Pendekatan Pencegahan
Hak untuk Berkembang
• Internalisasi Eksternalitas
Ecomomy •

Kerjasama Internasional
Kewajiban Internasional
• Informasi, Partisipasi dan Akuntabilitas
• Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan
• Strategis, Terkoordinasi dan Terintegrasi untuk Memberikan Perencanaan
Pembangunan Berkelanjutan. Ekonomi Hijau dan Pengentasan
Kemiskinan
• Hanya Transisi
• Mendefinisikan Kembali Kesejahteraan
• Kesetaraan Gender
• Menjaga Keanekaragaman Hayati dan Mencegah Polusi dari Setiap
Bagian dari Lingkungan
Strategi untuk mewujudkan green
economy
Adapun Kebijakan dan Strategi dalam yang dilakukan dalam pengembangan green economy adalah:
• Sektor Kehutanan dan Lahan Gambut
1. menekan laju Deforestasi dan Degradasi hutan,
2. meningkatkan penanaman hutan dan tumbuhan,
3. meningkatkan upaya pengamanan kawasan hutan dari kebakaran dan pembalakan liar Sektor
Pertanian
• Sektor pertanian
1. mengoptimalisasi sumber daya lahan dan air
2. menerapkan teknologi pengelolaan lahan dan budidaya pertanian
3. menstabilkan elevasi muka airdan memperlancar sirkuasi air pada jaringan irigasi.
Strategi untuk mewujudkan green
economy
• Sektor Industri
Strategi dalam rangka pengembangan green economy ini dilakukan dengan
melaksanakan audit energi khususnya pada industri-industri yang padat energidan
memberikan insentif pada program efisiensi energi
• Sekto Energi dan Transportasi
1. menghemat penggunaan energi final baik melalui penggunaan teknologi yang lebih bersih
efisien maupun pengurangan konsumsi energi tak terbarukan
2. mendorong pemanfaatan energi baru tak terbarukan sklaa kecil dan menengah,
• Sektor Limbah
1. Meningkatkan kelembagaan dan peraturan di daerah
2. Meningkatkan pengelolaan air limbah di Perkotaan.
3. Mengurangi timbulan melalui 3R (Reduce, Reuce, Recycle).
Green Economy dan
Pembangunan Berkelanjutan

Pemerintah mengajak para pelaku bisnis dan para stake holder agar mau menerapkan green
economy. Maksud dari penerapan green economy adalah, para pebisnis melalui unit usahanya
yang bergerak di bidang sumberdaya alam menerapkan standar internasional berupa pengurangan
penebangan hutan dan melestarikan keanekaragaman hayati untuk mencegah perubahan iklim.
Jika pebisnis melakukan pengurangan sampah, pemerintah dapat memberikan potongan
pajak atau retribusi. Pengurangan itu bersifat progresif yang artinya jika semakin lama sampah
yang mereka buang sedikit, semakin sedikit pula pajak atau retribusi yang pemerintah kenakan
Selain itu untuk pembebasan bea masuk, pemerintah akan berkoordinasi dengan pihak terkait
seperti bea cukai. Perusahaan yang menerapkan green economy diberikan rekomendasi untuk
dibebaskan bea masuk barang impornya.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai