4. Merupakan suatu pendekatan yang multidisiplin dan holistik yaitu melihat masalah sebagai
bagian dari sebuah sistem dengan segala karakteristiknya.
3. Perkembangan konsep
Era Awal: Pada awalnya, perhatian terhadap lingkungan hidup terbatas, dan konsep
manajemen lingkungan masih belum terbentuk dengan jelas. Masalah lingkungan
dianggap sebagai hasil sampingan dari aktivitas manusia.
Era Awal Gerakan Lingkungan: Perkembangan lebih lanjut terjadi dengan
munculnya gerakan lingkungan pada tahun 1960-an dan 1970-an. Ini memicu
perhatian terhadap isu-isu lingkungan seperti polusi udara dan air, serta kebijakan
perlindungan lingkungan yang lebih tegas.
Era Pembentukan Hukum Lingkungan: Pada tahun 1970-an, banyak negara mulai
mengesahkan undang-undang lingkungan yang mengatur pembuangan limbah,
perlindungan habitat alam, dan kualitas air dan udara.
Konsep Pembangunan Berkelanjutan: Pada tahun 1980-an dan 1990-an, muncul
konsep pembangunan berkelanjutan yang menekankan keseimbangan antara
pertumbuhan ekonomi, sosial, dan perlindungan lingkungan. Ini mempengaruhi
bagaimana organisasi dan pemerintah mengelola lingkungan.
Manajemen Lingkungan Berbasis ISO: Standar internasional seperti ISO 14001
mulai digunakan pada akhir 1990-an dan awal 2000-an. Standar ini
memberikankerangka kerja untuk manajemen lingkungan dalam organisasi.
Teknologi dan Inovasi: Perkembangan teknologi dan inovasi juga memainkan peran
penting dalam manajemen lingkungan, dengan penggunaan teknologi hijau dan
pendekatan inovatif untuk mengurangi dampak lingkungan.
Kesadaran Global: Peningkatan kesadaran global tentang perubahan iklim,
kehilangan keanekaragaman hayati, dan isu-isu lingkungan lainnya telah mengubah
cara kita memahami dan mengelola lingkungan hidup.
Perkembangan ini mencerminkan evolusi pemahaman kita tentang pentingnya
menjaga lingkungan hidup dan perlunya tindakan yang lebih proaktif untuk
melindunginya. Manajemen lingkungan saat ini lebih berfokus pada keberlanjutan,
konservasi sumber daya, dan mitigasi perubahan iklim
b. Blue economi
Pengelolaan lingkungan hidup dalam konteks ekonomi biru (blue economy)
adalah pendekatan yang bertujuan untuk memanfaatkan sumber daya laut dan perairan
secara berkelanjutan sambil memperhatikan perlindungan dan pemeliharaan lingkungan
laut dan pesisir. Berikut beberapa poin penting dalam manajemen lingkungan hidup
berbasis ekonomi biru:
Pemanfaatan Berkelanjutan: Ekonomi biru menekankan pentingnya
memanfaatkan sumber daya laut dan perairan secara berkelanjutan. Hal ini
mencakup kegiatan seperti perikanan berkelanjutan, akvakultur, pariwisata laut
yang bertanggung jawab, dan pengembangan energi terbarukan seperti tenaga
ombak dan angin laut.
Perlindungan Lingkungan Laut: Meskipun ekonomi biru mengedepankan
eksploitasi ekonomi dari sumber daya laut, ini juga memprioritaskan
perlindungan ekosistem laut dan pesisir. Upaya dilakukan untuk mengurangi
pencemaran laut, melindungi terumbu karang, dan meminimalkan dampak negatif
terhadap lingkungan laut.
Keanekaragaman Hayati: Manajemen lingkungan hidup dalam ekonomi biru juga
memperhatikan pelestarian keanekaragaman hayati di ekosistem laut. Hal ini
termasuk pengendalian invasi spesies asing, pemantauan dan pemulihan spesies
terancam, serta pengelolaan kawasan konservasi laut.
Partisipasi Komunitas Lokal: Pengembangan ekonomi biru sering melibatkan
komunitas lokal yang tinggal di pesisir dan bergantung pada sumber daya laut.
Mempertimbangkan kepentingan dan pendapat komunitas ini adalah bagian
integral dari manajemen lingkungan hidup berbasis ekonomi biru.
Inovasi Teknologi: Teknologi berperan penting dalam pengelolaan lingkungan
hidup dalam ekonomi biru, seperti penggunaan sensor dan pemantauan berbasis
satelit untuk pemantauan perubahan lingkungan laut, serta teknologi ramah
lingkungan dalam sektor kelautan.
Pendekatan ekonomi biru mencoba mencapai keseimbangan antara ekonomi yang
berkelanjutan dan perlindungan lingkungan laut yang diperlukan untuk menjaga
keberlanjutan ekosistem laut yang penting bagi kehidupan di Bumi.