Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Percobaan
Larutan NaOH

:1N

Larutan biner

: 170 ml

Larutan Aquadest

: 110 ml

Larutan Asam Asetat

: 60 ml

Densitas larutan biner

: 1,01 gram/ml

Temperatur distilat pertama kali

: 102,5 oC

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Densitas Distilat


Distila
t
I
II
III
IV
V
VI

T(oC)
102,5
103
103,5
104
104,5
105

Vol. Distilat
(ml)
0
19
18
17
13
12,5

Vol. NaOH
(ml)
0
36,1
38,3
40
41
43

Massa Distilat Densitas


(gram)
(gram/ml)
0
0
19,02
1,001
17,78
0,988
16,25
0,956
12,25
0,942
11,45
0,916

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Sebelum Pemanasan


No.

(gram/ml)

xHac

xH O

1.

0,974

0,44

0,56

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Setelah Pemanasan

No.

T (oC)

1.
2.

102,5
103

3.

103,5

4.

104

5.

104,5

6.

105

Distilat
(gram/ml)
0
1,001
0,988
0,956
0,942
0,916

Fraksi Mol Wujud


Cairan
H2O CH3COOH
0
0
0,96
0,037
3
0,95
0,043
7
0,95
0,049
1
0,93
0,070
0
0,92
0,080
0

Fraksi Mol Wujud


Uap
H2O
CH3COOH
0
0
0,665

0,335

0,629

0,371

0,589

0,411

0,494

0,506

0,455

0,545

4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Suhu Pemanasan terhadap Fraksi Mol Air dalam Wujud
Cairan dan Uap
1.8
1.6
1.4
1.2
1
X H2O (mmHg) 0.8
Fraksi Mol Air Wujud Uap
0.6

Fraksi Mol Air Wujud Cairan

0.4
0.2
0
102.5

103

103.5

104

104.5

T (OC)

Gambar 4.1 Pengaruh Suhu terhadap Fraksi Mol Air dalam Wujud Cairan dan
Uap (Praktek)
Pada Gambar 4.1 merupakan grafik temperatur (oC) vs fraksi mol cair
H2O (praktek) dan fraksi mol air dalam wujud uap yang diperoleh secara
praktek.
Hasil yang diperoleh dari fraksi mol air dalam wujud cair dan fraksi mol
air dalam wujud uap semakin menurun dengan adanya peningkatan suhu.. Titik
minimum terjadi pada suhu 105 C dan titik maksimum terjadi pada suhu 103
C.
Secara sistematis dapat dilihat dengan persamaan Antoine berikut :

ln P o k 1

k2
(T k 3 )
(Richardson, dkk., 2002)

dimana :
k1, k2, k3 = perbedaan konstanta untuk masing-masing zat
T

= temperatur (K)

105

Po

= tekanan uap murni (kN/m2)


Secara matematis dapat dilihat melalui rumus :
p *A p A x

(Treybal, 1981)

dimana :
p *A

= tekanan

= fraksi mol cair

pA

= tekanan parsial komponen A


Dari persamaan di atas dapat dilihat hubungan antara fraksi mol cair

dengan tekanan uapnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa fraksi mol cair akan
menurun seiring dengan naiknya tekanan uap yang juga naik seiring dengan
naiknya suhu.
Dimana semakin menurun fraksi mol uap air (y 1), maka tekanannya (P)
akan semakin meningkat dan menurut persamaan Antoine, meningkatnya
tekanan maka suhu juga meningkat. Jadi, menurunnya fraksi mol uap air akan
seiring dengan naiknya suhu (Smith, 2001).
Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh bahwa fraksi mol cair dari
air dan fraksi mol uap dari air sesuai dengan teori, dimana semakin tinggi suhu
fraksi molnya semakin rendah.

4.2.2

Pengaruh Suhu Pemanasan terhadap Fraksi Mol Asam Asetat dalam


Wujud Cairan dan Uap

0.6
0.5
0.4
X CH3COOH (mmHg) 0.3
Fraksi Mol Asam Asetat Wujud Cairan

0.2

Fraksi Mol Asam Asetat Wujud Uap

0.1
0
102.5

103

103.5

104

104.5

105

T (OC)
Gambar 4.2 Pengaruh Suhu terhadap Fraksi Mol Asam Asetat dalam Wujud
Cairan dan Uap (Praktek)
Pada gambar 4.2 merupakan grafik temperatur (oC) vs fraksi mol asam
asetat dalam wujud cair dan fraksi mol asam asetat dalam wujud uap yang
diperoleh secara praktek.
Hasil yang diperoleh dari fraksi mol cair dan uap asam asetat praktek
mengalami kenaikan seiring dengan bartambahnya suhu. Titik minimum terjadi
pada suhu 103 C dan titik maksimum terjadi pada suhu 105 C.
Secara teori, fraksi mol cair asam asetat xHAc bertambah seiring dengan
bertambahnya suhu (Perry, 1997).
Secara matematis dapat dilihat melalui rumus :
p *A p A x

dimana :
p *A

= tekanan

= fraksi mol cair

pA

= tekanan parsial komponen A

(Treybal, 1981)

Sesuai dengan teori, bahwa fraksi mol uap asam asetat yHAc bertambah
seiring dengan bertambahnya suhu (Perry, 1997).
Secara sistematis dapat dilihat dengan persamaan Antoine berikut :

ln P o k 1

k2
(T k 3 )
(Richardson, dkk., 2002)

dimana :
k1, k2, k3

= perbedaan konstanta untuk masing-masing zat

= temperatur (K)

Po

= tekanan uap murni (kN/m2)


Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh bahwa fraksi mol asam

asetat dalam wujud cairan dan uap semakin meningkat dengan adanya
peningkatan suhu. Hal ini menunjukan percobaan yang dilakukan sesuai dengan
teori.
4.2.3

Pengaruh Fraksi Mol Air dalam Wujud Uap Terhadap Fraksi Mol
Air dalam Wujud Cairan
0.6
0.4

yH2O
0.2
0

0.2

0.4

0.6

0.8

xH2O
Gambar 4.3 Pengaruh Fraksi Mol Air dalam wujud Cairan terhadap Fraksi Mol
Air dalam Wujud Uap (Praktek)
Pada gambar 4.3 merupakan grafik fraksi mol air dalam wujud uap vs
fraksi mol air dalam wujud cair yang diperoleh secara praktek.

Hasil yang diperoleh pada pengaruh fraksi mol air dalam wujud cairan
terhadap fraksi mol air dalam wujud uap adalah berupa garis lurus. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin besar yho maka akan semakin besar pula xho nya.
Secara sistematis dapat dilihat dengan persamaan Antoine berikut :

ln P o k 1

k2
(T k 3 )
(Richardson dkk, 2002)

dimana :
k1, k2, k3

= perbedaan konstanta untuk masing-masing zat

= temperatur (K)

Po

= tekanan uap murni (kN/m2)


Secara matematis dapat dilihat melalui rumus :
p *A p A x

(Treybal, 1981)

dimana :
p *A

= tekanan

= fraksi mol uap

pA

= tekanan parsial komponen A


Pada teori menunjukkan bahwa semakin besar yH2O maka semakin besar

pula xH2O nya, karena tekanan uap jenuh air makin lama akan mendekati tekanan
udara (Smith, 2001).
Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh bahwa fraksi mol air
dalam wujud cairan semakin menurun dengan adanya peningkatan suhu. Hal ini
menunjukan percobaan yang dilakukan sesuai dengan teori.

4.2.4

Pengaruh Fraksi Mol Asam Asetat dalam Wujud Uap Terhadap


Fraksi Mol Asam Asetat dalam Wujud Cairan

0.6
0.5
0.4
yHAc 0.3
0.2
0.1
0

0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09

xHAc
Gambar 4.4 Pengaruh Pengaruh Fraksi Mol Asam Asetat dalam wujud Cairan
terhadap Fraksi Mol Asam Asetat dalam Wujud Uap (Praktek)
Pada gambar 4.4 merupakan grafik fraksi mol asam asetat dalam wujud
uap vs fraksi mol asam asetat dalam wujud cair yang diperoleh secara praktek.
Hasil yang diperoleh pada pengaruh fraksi mol asam asetat dalam wujud
cairan terhadap fraksi mol asam asetat dalam wujud uap secara praktek berupa
garis lurus. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar y HAc maka akan semakin
besar pula xHAc nya.
Secara sistematis dapat dilihat dengan persamaan Antoine berikut :

ln P o k 1

k2
(T k 3 )
(Richardson dkk, 2002)

dimana :
k1, k2, k3

= perbedaan konstanta untuk masing-masing zat

= temperatur (K)

Po

= tekanan uap murni (kN/m2)


Secara matematis dapat dilihat melalui rumus :
p *A p A y

(Treybal, 1981)

dimana :
p *A

= tekanan

= fraksi mol uap

pA

= tekanan parsial komponen A


Pada teori menunjukkan bahwa semakin besar YHAc maka akan semakin

besar pula XHAc nya, karena tekanan uap jenuh asam asetat makin lama akan
mendekati tekanan udara (Smith, 2001).
Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh bahwa fraksi mol uap cair
dari asam asetat semakin meningkat dengan adanya peningkatan suhu. Hal ini
menunjukkan percobaan yang dilakukan sesuai dengan teori.
4.2.5

Pengaruh Perbandingan Volume terhadap Fraksi mol Air dalam


Wujud Cairan
1.2
1
Perbandingan Volume (100:120)

Perbandingan Volume (60:110)

0.8

Fraksi Mol

0.6

Perbandingan Volume (100:120)

Perbandingan Volume (60:110)

0.4
0.2

Perbandingan
Volume (130:130)
0
100
102
104

Perbandingan Volume (150:100)


106
108
110

112

Temperatur (oC)

Gambar 4.5 Pengaruh Perbandingan Volume terhadap Fraksi Mol Air dalam
Wujud Cairan
Pada gambar 4.5 merupakan grafik perbandingan volume terhadap fraksi
mol air dalam wujud cairan yang diperoleh secara praktek.

Dari hasil di atas terlihat bahwa fraksi mol air pada perbandingan volume
Asam Asetat : Air (150:100) lebih besar dari perbandingan volume Asam Asetat : Air
(130:130), lebih besar dari perbandingan volume Asam Asetat : Air (100:120),
dan lebih besar dari perbandingan volume Asam Asetat : Air (60:110).
Secara matematis dapat dilihat melalui rumus :
p *A p A x

(Treybal, 1981)

dimana :
p *A

= tekanan

= fraksi mol

pA

= tekanan parsial komponen A


Bila fraksi mol dinyatakan dalam x =
X (solute) =

n(solute )
n ( solute )+ n(solvent )

(Gunadarma, 2016)
Adapun hubungan antara mol dan volume yang ditunjukkan oleh skema
hubungan mol dengan jumlah partikel, massa, dan volume adalah apabila dari mol
dikonversi ke volume maka harus dikali 22,4 L, sebaliknya dibagi 22,4 L (UPI,
2016).
Berdasarkan teori ditunjukkan bahwa hubungan perbandingan volume
dengan fraksi mol adalah berbanding lurus. Di dalam praktek hasilnya semakin besar
konsentrasi asetat dalam larutan biner maka semakin besar pula fraksi mol pada air.
Sedangkan semakin kecil konsentrasi asam asetat pada larutan biner maka semakin
besar kenaikan fraksi mol pada asam asetat. Hal ini menunjukkan keadaan yang
sesuai dengan teori.

4.2.6

Pengaruh Perbandingan Volume terhadap Fraksi mol Asam Asetat


dalam Wujud Cairan
1.2
1
Perbandingan Volume (100:120)

Perbandingan Volume (60:110)

0.8
0.6

Perbandingan Volume (100:120)


Fraksi Mol

Perbandingan Volume (60:110)

0.4
0.2
Perbandingan
Volume (130:130)
0
100

102

Perbandingan Volume (150:100)

104

106

108

110

112

Gambar 4.6 Pengaruh Perbandingan Volume terhadap Fraksi Mol Asam Asetat
dalam Wujud Cairan
Pada gambar 4.5 merupakan grafik perbandingan volume terhadap fraksi
mol asam asetat dalam wujud cairan yang diperoleh secara praktek.
Dari hasil di atas terlihat bahwa fraksi mol asam asetat pada
perbandingan volume asam asetat : air (150:100) lebih rendah kenaikannya dari
perbandingan volume asam asetat : air (130:130), lebih rendah kenaikannya dari
perbandingan volume asam asetat : air (100:120), dan lebih rendah kenaikannya dari
perbandingan volume asam asetat : air (60:110).
Secara matematis dapat dilihat melalui rumus :

p *A p A x

(Treybal, 1981)

dimana :
p *A

= tekanan

= fraksi mol

pA

= tekanan parsial komponen A

Bila fraksi mol dinyatakan dalam x =


X (solute) =

n(solute )
(
n solute )+ n(solvent )

(Gunadarma, 2016)
Adapun hubungan antara mol dan volume yang ditunjukkan oleh skema
hubungan mol dengan jumlah partikel, massa, dan volume adalah apabila dari mol
dikonversi ke volume maka harus dikali 22,4 L, sebaliknya dibagi 22,4 L (UPI,
2016).
Berdasarkan teori ditunjukkan bahwa hubungan perbandingan volume
dengan fraksi mol adalah berbanding lurus. Di dalam praktek hasilnya semakin besar
konsentrasi asetat dalam larutan biner maka semakin besar pula fraksi mol pada air.
Sedangkan semakin kecil konsentrasi asam asetat pada larutan biner maka semakin
besar kenaikan fraksi mol pada asam asetat. Hal ini menunjukkan keadaan yang
sesuai dengan teori.

Anda mungkin juga menyukai

  • Daftar - Daftar
    Daftar - Daftar
    Dokumen11 halaman
    Daftar - Daftar
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen1 halaman
    Abs Trak
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Dapus
    Dapus
    Dokumen1 halaman
    Dapus
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Hukum Hukum Teknik Kimia
    Hukum Hukum Teknik Kimia
    Dokumen7 halaman
    Hukum Hukum Teknik Kimia
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Peran Teknik Kimia Dalam Industri
    Peran Teknik Kimia Dalam Industri
    Dokumen11 halaman
    Peran Teknik Kimia Dalam Industri
    Sicilya Ruth Yudhika
    100% (1)
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen1 halaman
    Bab Iv
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • PTK Sicilya Ruth Yudhika
    PTK Sicilya Ruth Yudhika
    Dokumen11 halaman
    PTK Sicilya Ruth Yudhika
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Hukum-Hukum Dasar Dalam Teknik Kimia
    Hukum-Hukum Dasar Dalam Teknik Kimia
    Dokumen15 halaman
    Hukum-Hukum Dasar Dalam Teknik Kimia
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Peta Konsep
    Peta Konsep
    Dokumen1 halaman
    Peta Konsep
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Reaksi Dalam Titrimetri
    Reaksi Dalam Titrimetri
    Dokumen8 halaman
    Reaksi Dalam Titrimetri
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Tugas 6-26
    Tugas 6-26
    Dokumen5 halaman
    Tugas 6-26
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Bab II Tinjauan Pustaka Reaktor Fasa Cair
    Bab II Tinjauan Pustaka Reaktor Fasa Cair
    Dokumen7 halaman
    Bab II Tinjauan Pustaka Reaktor Fasa Cair
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen16 halaman
    Bab Ii
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen13 halaman
    Bab Iii
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Dokumen2 halaman
    Bab I Pendahuluan
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Lampiran e
    Lampiran e
    Dokumen3 halaman
    Lampiran e
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • PIK Pemicu 3
    PIK Pemicu 3
    Dokumen2 halaman
    PIK Pemicu 3
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Grafik Absorpsi
    Grafik Absorpsi
    Dokumen3 halaman
    Grafik Absorpsi
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen8 halaman
    Bab Iii
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen17 halaman
    Bab Iv
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Bab I - Pendahuluan
    Bab I - Pendahuluan
    Dokumen2 halaman
    Bab I - Pendahuluan
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Teori Fermentasi Minyak Kelapa
    Teori Fermentasi Minyak Kelapa
    Dokumen4 halaman
    Teori Fermentasi Minyak Kelapa
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Cover Alfa Selulosa
    Cover Alfa Selulosa
    Dokumen1 halaman
    Cover Alfa Selulosa
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat