Anda di halaman 1dari 11

Nama: Sicilya Ruth Yudhika

NIM: 140405092
Jurusan: Teknik Kimia

Hukum-Hukum Dasar dalam Teknik Kimia

1. Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika

Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan
sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya.

Kondisi ini dapat digambarkan sebagai berikut:

2. Hukum Kekekalan Massa

Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov-


Lavoisier adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan
konstan meskipun terjadi berbagai macam proses di dalam sistem tersebut(dalam
sistem tertutup Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama (tetap/konstan) ).
Pernyataan yang umum digunakan untuk menyatakan hukum kekekalan massa adalah
massa dapat berubah bentuk tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.

Logam merkuri + Gas oksigen Merkuri oksida


92,6 gram 7,4 gram 100 gram

3. Hukum Hess

Hukum Hess adalah sebuah hukum dalam kimia fisik untuk ekspansi Hess
dalam siklus Hess. Hukum ini digunakan untuk memprediksi perubahan entalpi dari
hukum kekekalan energi (dinyatakan sebagai fungsi keadaan H).
4. Hukum Raoult

Bunyi hukum Raoult yang berkaitan dengan penurunan tekanan uap adalah
sebagai berikut.
a. Penurunan tekanan uap jenuh tidak bergantung pada jenis zat yang dilarutkan,
tetapi tergantung pada jumlah partikel zat terlarut.
b. Penurunan tekanan uap jenuh berbanding lurus dengan fraksi mol zat yang
dilarutkan.
Hukum Raoult tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:
P = penurunan tekanan uap jenuh pelarut
XB = fraksi mol zat terlarut
P = tekanan uap pelarut murni

5. Hukum Pertama termodinamika

Hukum pertama termodinamika adalah suatu pernyataan mengenai hukum


universal dari kekekalan energi dan mengidentifikasikan perpindahan panas sebagai
suatu bentuk perpindahan energi. Pernyataan paling umum dari hukum
pertamatermodinamika ini berbunyi:
Kenaikan energi internal dari suatu sistem termodinamika sebanding dengan
jumlah energi panas yang ditambahkan ke dalam sistem dikurangi dengan kerja yang
dilakukan oleh sistem terhadap lingkungannya.
Q = W + (U2-U1)

6. Hukum Backman dan Raoult

Hukum Backman dan Raoult bahwa penurunan titik beku dan kenaikan titik
didih berbanding langsung dengan molalitas yang terlarut di dalamnya.
Hukum tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.
Tb = m x Kf Tf = m x Kf
Keterangan:
Tb = kenaikan titik didih
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal
Tf = penurunan titik beku
Kf = tetapan titik beku molal
m = molalitas

Syarat Hukum Backman dan Raoult adalah sebagai berikut:


a. Rumus di atas berlaku untuk larutan nonelektrolit.
b. Tb tidak berlaku untuk larutan yang mudah menguap.
c. Hanya berlaku untuk larutan yang sangat encer, pada larutan yang pekat terdapat
penyimpangan.

7. Hukum Vant Hoff

Gaya yang diperlukan untuk mengimbangi desakan zat pelarut yang mengalir
melalui selaput semipermeabel ke dalam larutan disebut tekanan osmosis larutan.
Hubungan tekanan osmosis dengan kemolaran larutan oleh Vant Hoff dapat
dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:
= tekanan osmosis (atm)
M = molaritas (mol/liter)
T = suhu mutlak (K)
R = ketetapan gas (0,082) L.atm.mol1K1
Hukum Vant Hoff ini hanya berlaku pada larutan nonelektrolit.

8. Hukum Gas Ideal


Definisi mikroskopik gas ideal, antara lain:

1. Suatu gas yang terdiri dari partikel-partikel yang dinamakan molekul.


2. Molekul-molekul bergerak secara serampangan dan memenuhi hukum-hukum
gerak Newton.
3. Jumlah seluruh molekul adalah besar
4. Volume molekul adalah pecahan kecil yang diabaikan dari volume yang
ditempati oleh gas tersebut.
5. Tidak ada gaya yang cukup besar yang beraksi pada molekul tersebut kecuali
selama tumbukan.
6. Tumbukannya elastik (sempurna) dan terjadi dalam waktu yang sangat singkat.
Gambaran Gas Ideal

Apabila jumlah gas dinyatakan dalam mol (n), maka suatu bentuk persamaan umum
mengenai sifat-sifat gas dapat diformasikan. Sebenarnya hukum Avogadro
menyatakan bahwa 1 mol gas ideal mempunyai volume yang sama apabila suhu dan
tekanannya sama. Dengan menggabungkan persamaan Boyle, Charles dan persamaan
Avogadro akan didapat sebuah persamaan umum yang dikenal sebagai persamaan gas
ideal.

atau PV = nRT

R adalah konstanta kesebandingan dan mempunyai suatu nilai tunggal yang berlaku
untuk semua gas yang bersifat ideal. Persamaan di atas akan sangat berguna dalam
perhitungan-perhitungan volume gas.

9. Hukum Pertama Newton

Hukum Pertama newton: setiap benda akan memiliki kecepatan yang konstan
kecuali ada gaya yang resultannya tidak nol bekerja pada benda tersebut. [2][3][4] Berarti
jika resultan gaya nol, maka pusat massa dari suatu benda tetap diam, atau bergerak
dengan kecepatankonstan (tidak mengalami percepatan). Hal ini berlaku jika dilihat
dari kerangka acuan inersial.

F = 0
10. Hukum Kedua Newton

Hukum Kedua: sebuah benda dengan massa M mengalami gaya resultan


sebesar F akan mengalami percepatan a yang arahnyasama dengan arah gaya, dan
besarnya berbanding lurus terhadap F dan berbanding terbalik terhadap M. atau
F=Ma. Bisa juga diartikan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sama
dengan turunan dari momentum linear benda tersebut terhadap waktu.

F = m a

11. Hukum Ketiga Newton

Hukum Ketiga: gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besar yang
sama, dengan arah terbalik, dan segaris. Artinya jika ada benda A yang memberi gaya
sebesar F pada benda B, maka benda B akan memberi gaya sebesar F kepada benda
A. F dan F memiliki besar yang sama namun arahnya berbeda. Hukum ini juga
terkenal sebagai hukum aksi-reaksi, dengan F disebut sebagaiaksi dan F
adalah reaksinya.

Faksi = Freaksi

12. Hukum Fick Pertama

Menyatakan: Sejumlah massa yang mengalir melalui satu satuan


penampangmelintang dari suatu pembatas dalam satusatuan waktu berbanding lurus
denganperbedaan konsentrasi
J = dM/S dt

13. Hukum Fick Kedua

Menyatakan: perubahan konsentrasi terhadap waktu dalam daerah tertentu


adalah sebanding dengan perubahan dalam perbedaan konsentrasi pada titik dalam
sistem tersebut.

14. Hukum Avogardo

Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya sama
mengandung jumlah mol yang sama. Dari pernyataan ini ditentukan bahwa pada
keadaan STP (0o C 1 atm) 1 mol setiap gas volumenya 22.4 liter volume ini disebut
sebagai volume molar gas.

15. Kesetimbangan kimia

Keadaan setimbang adalah suatu keadaaan dimana konsentrasi seluruh zat


tidak lagi mengalami perubahan, sebab zat-zat diruas kanan terbentuk dan terurai
kembali dengan kecepatan yang sama. Keadaan kesetimbangan ini bersifat dinamis,
artinya reaksi terus berlangsung dalam dua arah dengan kecepatan yang sama. Pada
keadaan kesetimbangan tidak mengalami perubahan secara mikrokopis (perubahan
yang dapat diamati atau diukur). Kesetimbangan kimia dibedakan atas kesetimbangan
homogen dan kesetimbangan heterogen. Pada kesetimbangan homogen semua zat
yang ada dalam sistem kesetimbangan memiliki fase yang sama ada dalam bentuk
gas, larutan. Sedangkan kesetimbangan heterogen semua zat-zat yang ada dalam
sistem kesetimbangan memiliki fase yang berbeda dalam bentuk padat-gas, padat-
larutan.

16. Hukum Pascal

Ketika pengisap kecil kamu dorong maka pengisap tersebut diberikan gaya
sebesar F1 terhadap luas bidang A1, akibatnya timbul tekanan sebesar p1. Menurut
Pascal, tekanan ini akan diteruskan ke segala arah dengan sama rata sehingga tekanan
akan diteruskan ke pengisap besar dengan sama besar. Dengan demikian, pada
pengisap yang besar pun terjadi tekanan yang besarnya sama dengan p1. Tekanan
ini menimbulkan gaya pada luas bidang tekan pengisap kedua (A2) sebesar F2
sehingga kamu dapat menuliskan persamaan sebagai berikut.

Jadi, gaya yang ditimbulkan pada pengisap besar adalah:

Dari Persamaan , dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan efek


gaya yang besar dari gaya yang kecil, maka luas penampangnya harus diperbesar.
Inilah prinsip kerja sederhana dari alat teknik pengangkat mobil yang disebut pompa
hidrolik.
17. Hukum Kirchoff I

Hukum Kirchoff I berbunyi jumlah aljabar dari arus yang menuju/ masuk
dengan arus yang meninggalkan/keluar pada satu titik sambungan/cabang sama
dengan nol
Sebagai contoh dapat digambarkan melalui Gambar berikut ini. Hukum tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut :

Si=0
i1 + i2 + i3 - i4 i5 = 0
dimana:
Arus yang masuk (i1, i2, i3) diberi tanda positif.
Arus yang keluar (i4 dan i5) diberi tanda negatif

18. Hukum Kirchoff II

Hukum II Kirchoff adalah hukum kekekalan energi yang diterapkan dalam


suatu rangkaian tertutup. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah aljabar dari GGL
(Gaya Gerak Listrik) sumber beda potensial dalam sebuah rangkaian tertutup (loop)
sama dengan nol.

19. Hukum Boyle-Gay lusac

Hukum ini merupakan perluasan hukum terdahulu dan diturunkan dengan


keadaan harga n = n2 sehingga diperoleh persamaan:

P1. V1 / T1 = P2 . V2 / T2

20. Azas Le Chatelier

Azas Le Chatelier menyatakan: Bila pada sistem kesetimbangan diadakan


aksi, maka sistem akan mengadakan reaksi sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi
itu menjadi sekecil-kecilnya.
Perubahan dari keadaan kesetimbangan semula ke keadaan kesetimbangan yang baru
akibat adanya aksi atau pengaruh dari luar itu dikenal dengan pergeseran
kesetimbangan.

Bagi reaksi:

A + B C + D

21. Azas Black

Bunyi Asas Black adalah sebagai berikut:"Pada pencampuran dua zat dalam
sistem tertutup terisolasi, banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya lebih tinggi
sama dengan banyaknya kalor yang diterima zat yang suhunya lebih rendah"

Secara umum rumus Asas Black adalah

Qlepas = Qterima

22. Hukum Archimedes

Besarnya gaya apung ini bergantung pada banyaknya air yg didesak oleh
benda tersebut. Semakin besar air yg didesak maka semakin besar pula gaya
apungnya. Hasil penemuannya dikenal dengan Hukum Archimedes yg menyatakan
bahwa apabila suatu benda dicelupkan ke dalam zat cair, baik sebagian atau
seluruhnya, benda akan mendapat gaya apung (gaya ke atas) yg besarnya sama
dengan berat zat cair yg didesaknya (dipindahkan) oleh benda tersebut. Secara
matematis ditulis sebagai berikut.

dengan: = gaya apung (N), = massa jenis zat cair (kg/m3), V = volume zat cair
yg didesak atau volume benda yg tercelup (m3), g = konstanta gravitasi atau
percepatan gravitasi (m/s2).
Teori-Teori yang Berhubungan dengan Teknik Kimia

1. Teori Kinetik
Dalam benda yang panas, partikel-partikel bergerak lebih cepat dan karena itu
memiliki energi yang lebih besar daripada partikel-partikel dalam benda yang lebih
dingin. Teori Kinetik (atau teori kinetik pada gas) berupaya menjelaskan sifat-
sifat makroscopik gas, seperti tekanan, suhu, atau volume, dengan memperhatikan
komposisi molekular mereka dan gerakannya. Intinya, teori ini menyatakan bahwa
tekanan tidaklah disebabkan oleh denyut-denyut statis di antara molekul-molekul,
seperti yang diduga Isaac Newton, melainkan disebabkan
oleh tumbukan antarmolekul yang bergerak pada kecepatan yang berbeda-beda.

2. Teori Ikatan Valensi

Dalam kimia, teori ikatan valensi atau teori ikatan valens [1] menjelaskan
sifat ikatan kimia dalam suatu molekul dari sudut valensi atom [2]. Teori ini
menyimpulkan suatu aturan bahwa atom pusat dalam suatu molekul cenderung untuk
membentuk ikatan elektron ganda sesuai dengan batasan geometris seperti kurang
lebih ditentukan oleh aturan oktet.

3. Teori Fungsi Kerapatan

Teori fungsi kerapatan (DFT, Density functional theory) merupakan salah satu
dari beberapa pendekatan populer untuk perhitungan struktur elektron banyak-partikel
secaramekanika kuantum untuk sistem molekul dan bahan rapat. Teori Fungsi
Kerapatan (DFT) adalah teori mekanika kuantum yang digunakan
dalam fisika dan kimia untuk mengamati keadaan dasar dari sistem banyak partikel.

4. Teori BET

Asumsi :

1. Permukaan Homogen
2. Tidak ada interaksi antar adsorbat
3. Layer pertama memiliki panas adsorpsi
4. Layer kedua dan berikutnya memiliki panas kondensasi
5. Layer paling atas berkesetimbangan dengan fasa uapnya
6. Pada tekanan jenuh, jumlah layer menjadi tidak terbatas

Pada saat terjadi adsorpsi, penambahan tekanan menyebabkan penurunan luas


permukaan adsorpsi, namun semakin tinggi tekanan sehingga p > p0 akan menaikkan
lagi adsorpsi
5. Teori Kondensasi Transisi.

Teori ini dapat digunakan untuk menjelaskan secara rinci apa yang terjadi
sewaktu partikel-partikel pereaksi bertumbukan.

6. Fisik Adsorpsi

Juga dikenal sebagai van der Waals adsorpsi adsorpsi fisik, itu adalah dengan
adsorbat dan adsorben yang disebabkan oleh gaya antarmolekul, gaya ini juga disebut
sebagai Van der Waals. Permukaan molekul adsorben tidak menyeimbangkan
kekuatan penahan medan kekuatan untuk menarik molekul adsorbat gratis seperti itu
disebabkan oleh hisap adsorpsi, kekuatan mengikat lemah, panas adsorpsi kecil,
adsorpsi dan desorpsi kecepatan lebih cepat. Lebih cenderung untuk teradsorpsi
substansi desorbed, sehingga adsorpsi fisik adalah reversibel. Seperti: karbon aktif
adsorpsi banyak gas, gas yang akan teradsorpsi mudah dibebaskan tanpa risiko
perubahan alam.

7. Teory Eucken dan Polanyi

Asumsi :

1. Gaya adsorpsi bekerja pada jarak yang mampu melebihi dimensi monomolekul
(layer pertama) dan bahwa gaya tersebut tidak benar-benar terlindung atau terhalangi
oleh lapisan pertama adsorbat

2. Memiliki karakter difusi

3. Memiliki densitas adsorpsi yang bergantung jarak terhadap permukaan asorbent

4. Bergantung pada potensial adsorpsinya () dan volume lapisan adsorpsi (Vs)

8. Teori Dinamika fluida

Teori Dinamika Fluida adalah subdisiplin dari mekanika fluida yang


mempelajari fluida bergerak. Fluida terutama cairan dan gas. Penyelsaian dari
masalah dinamika fluida biasanya melibatkan perhitungan banyak properti dari fluida,
seperti kecepatan, tekanan, kepadatan, dan suhu, sebagai fungsi ruang dan waktu.
Disiplini ini memiliki beberapa subdisiplin termasuk aerodinamika (penelitian gas)
dan hidrodinamika (penelitian cairan).

9. Theory Henry

Kondisi : Berlaku pada tekanan (P) rendah, monolayer, jumlah molekul teradsorp
sesuai jumlah sisi aktiv adsorben.Theory Langmuir

Kondisi : Apabila tekanan > pada tekanan Henry, monolayer monomolecular, jumlah
molekul teradsorp dapat melebihi jumlah sisi aktiv adsorben, adsorpsi pada layer
pertama menghalangi gaya adsorpsi adsorbent untuk mengadsorp molekul lebih
banyak lagi.
10. Teori plogiston

Teori Plogistan dicetuskan pada tahun 1667 oleh Johann Joachim Becher.
Teori itu mempostulatkan adanya elemen seperti api yang disebut "plogiston", yang
terdapat dalam benda-benda yang dapat terbakar dan dilepaskan selama pembakaran.
Teori ini dibuktikan salah pada tahun 1785 oleh Antoine Lavoisier, yang akhirnya
memberikan penjelasan yang benar tentang pembakaran.

Anda mungkin juga menyukai

  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Daftar - Daftar
    Daftar - Daftar
    Dokumen11 halaman
    Daftar - Daftar
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Hukum Hukum Teknik Kimia
    Hukum Hukum Teknik Kimia
    Dokumen7 halaman
    Hukum Hukum Teknik Kimia
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Dapus
    Dapus
    Dokumen1 halaman
    Dapus
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Peran Teknik Kimia Dalam Industri
    Peran Teknik Kimia Dalam Industri
    Dokumen11 halaman
    Peran Teknik Kimia Dalam Industri
    Sicilya Ruth Yudhika
    100% (1)
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen1 halaman
    Abs Trak
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Dokumen2 halaman
    Bab I Pendahuluan
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen1 halaman
    Bab Iv
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Hukum-Hukum Dasar Dalam Teknik Kimia
    Hukum-Hukum Dasar Dalam Teknik Kimia
    Dokumen15 halaman
    Hukum-Hukum Dasar Dalam Teknik Kimia
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Tugas 6-26
    Tugas 6-26
    Dokumen5 halaman
    Tugas 6-26
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Peta Konsep
    Peta Konsep
    Dokumen1 halaman
    Peta Konsep
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Reaksi Dalam Titrimetri
    Reaksi Dalam Titrimetri
    Dokumen8 halaman
    Reaksi Dalam Titrimetri
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen13 halaman
    Bab Iii
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Lampiran e
    Lampiran e
    Dokumen3 halaman
    Lampiran e
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen16 halaman
    Bab Ii
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Bab II Tinjauan Pustaka Reaktor Fasa Cair
    Bab II Tinjauan Pustaka Reaktor Fasa Cair
    Dokumen7 halaman
    Bab II Tinjauan Pustaka Reaktor Fasa Cair
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen17 halaman
    Bab Iv
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • PIK Pemicu 3
    PIK Pemicu 3
    Dokumen2 halaman
    PIK Pemicu 3
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen8 halaman
    Bab Iii
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Cover Alfa Selulosa
    Cover Alfa Selulosa
    Dokumen1 halaman
    Cover Alfa Selulosa
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Grafik Absorpsi
    Grafik Absorpsi
    Dokumen3 halaman
    Grafik Absorpsi
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Bab I - Pendahuluan
    Bab I - Pendahuluan
    Dokumen2 halaman
    Bab I - Pendahuluan
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Bab 4 1 Apr 16
    Bab 4 1 Apr 16
    Dokumen13 halaman
    Bab 4 1 Apr 16
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat
  • Teori Fermentasi Minyak Kelapa
    Teori Fermentasi Minyak Kelapa
    Dokumen4 halaman
    Teori Fermentasi Minyak Kelapa
    Sicilya Ruth Yudhika
    Belum ada peringkat