ALFIKRI RAMADHAN (140405091) SICILYA RUTH YUDHIKA (140405092) Beberapa Istilah dalam Titrimetri Analisa titrimetri atau analisa volumetrik adalah analisis kuantitatif dengan mereaksikan suatu zat yang dianalisis dengan larutan baku (standar) yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar tersebut berlangsung secara kuantitatif.
Larutan baku (standar) adalah larutan yang telah
diketahui konsentrasinya secara teliti, dan konsentrasinya biasa dinyatakan dalam satuan N (normalitas) atau M (molaritas). Indikator adalah zat yang ditambahkan untuk menunjukkan titik akhir titrasi telah di capai. Umumnya indicator yang digunakan adalah indikator dengan warna yang spesifik pada berbagai perubahan pH.
Titik Ekuivalen adalah titik dimana terjadi kesetaraan
reaksi secara stokiometri antara zat yang dianalisis dan larutan standar
Titik akhir titrasi adalah titik dimana terjadi perubahan
warna pada indicator yang menunjukkan titik ekuivalen reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar. REAKSI REAKSI DALAM TITRIMETRI Reaksi asam-basa (reaksi netralisasi)
Jika larutan bakunya adalah larutan basa, maka zat yang
akan ditentukan haruslah bersifat asam dan sebaliknya. Berdasarkan sifat larutan bakunya, titrasi dibagi atas :
1. Asidimetri adalah titrasi penetralan yang menggunakan
larutan baku asam. Contoh : HCl, H2SO4
2. Alkalimetri adalah titrasi penetralan yang menggunakan
larutan baku basa.Contoh : NaOH, KOH Reaksi oksidasi-reduksi (redoks)
Yang terjadi adalah reaksi antara senyawa/ ion yang
bersifat sebagai oksidator dengan senyawa/ ion yang bersifat sebagai reduktor dan sebaliknya. Berdasarkan larutan bakunya, titrasi dibagi atas :
1. Oksidimetri adalah metode titrasi redoks yang dimana
larutan baku yang digunakan bersifat sebagai oksidator.
Yang termasuk titrasi oksidimetri adalah :
Permanganometri, larutan bakunya : KMnO4 Dikromatometri, larutan bakunya : K2Cr2O7 Serimetri, larutan bakunya : Ce(SO4)2, Ce(NH4)2SO4 Iodimetri, larutan bakunya : I2 2. Reduksimetri adalah titrasi redoks dimana larutan baku yang digunakan bersifat sebagai reduktor. Yang termasuk titrasi reduksimetri adalah : Iodometri, larutan bakunya : Na2S2O3 . 5H2O
Reaksi Pengendapan (presipitasi)
Yang terjadi adalah reaksi penggabungan ion yang
menghasilkan endapan/ senyawa yang praktis tidak terionisasi. Yang termasuk titrasi pengendapan adalah : 1. Argentometri, larutan bakunya : AgNO3 2. Merkurimetri, larutan bakunya : Hg(NO3)2/ logam raksa itu sendiri Reaksi pembentukan kompleks / Titrasi Kompleksometri
Titrasi kompleksometri digunakan untuk menetapkan
kadar ion-ion alkali dan alkali tanah/ ion-ion logam. Titrasi kompleksometri adalah titrasi berdasarkan pembentukan senyawa kompleks antara kation dengan zat pembentuk kompleks Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Salah satu zat pembentuk kompleks yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah garam dinatrium etilen diamina tetra asetat (dinatrium EDTA). Asam etilen diamin tetra asetat atau yang lebih dikenal dengan EDTA, merupakan salah satu jenis asam amina polikarboksilat. Suatu EDTA dapat membentuk senyawa kompleks yang mantap dengan sejumlah besar ion logam