NONPARAMETRIK
Pertemuan 8
DUA SAMPEL BERHUBUNGAN ATAU BERPASANGAN
Dalam bab ini akan dibahas tentang prosedur pengujian
hipotesis untuk data yang berasal dari dua sampel saling
berhubungan atau istilah lain dua sampel berpasangan. Penyebab
munculnya data jenis ini bermacam-macam.
Salah satu contoh adalah eksperimen yang pengukurannya
dilakukan terhadap subyek-subyek yang sama sebelum diberi
perlakuan dan susudah diberi perlakuan. Untuk melihat efek suatu
obat terhadap penurunan panas badan manusia, maka sebelum
diberi obat diukur panas badanya, kemudian setelah diberi obat
diukur lagi panas badannya, sehingga setiap orang diukur panas
badannya dua kali.
Contoh lain adalah jika kita ingin membandingkan dua
metode mengajar yaitu Metode A dan Metode B, tetapi
variabel lain yang mempengaruhi proses belajar
mengajar tidak diteliti karena berbagai keterbatasan,
maka kita berhadapan dengan kasus dua sampel
berhubungan, dengan cara meberikan Metode A dan
Metode B kepada suatu sampel pada waktu yang
berbeda
BEBERAPA PENYEBAB KASUS SAMPEL BERPASANGAN
Program Subyek
Diet 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sebelum 60 60 50 54 55 51 57 65 65 70
Sesudah 56 60 42 50 55 42 55 60 65 50
BEBERAPA PENYEBAB KASUS SAMPEL BERPASANGAN
2. Membagi populasi berdasarkan karakteristik-karakteristik
tertentu, atau sampel dipasangkan berdasarkan : usia, tinggi
badan, IQ, berat badan, Tekanan darah dan lain-lain. Contoh:
Seorang peneliti ngin mengetahui efek suatu obat terhadap
waktu reaksi apabila disertai rangsangan tertentu. Peneliti
tersebut memasangkan subyek berdasarkan usia.
Subyek
Sampel 1 2 3 4 5
I 4 th 7 th 8 th 6 th 5 th
II 4 th 7 th 8 th 6 th 5 th
BEBERAPA PENYEBAB KASUS SAMPEL BERPASANGAN
3. Subyek dalam penelitian diberi dua perlakuan berbeda artinya
subyek tersebut dijadikan pengontrol dirinya sendiri.
Contoh: Pemberian metode mengajar A dan B. Subyek-subyek
yang diteliti sebelum UTS diberi metoda A dan kemudian
sebelum UAS diberi metode B
4. Berdasarkan hubungan genetis, misalnya: saudara kandung,
orang tua dengan anak.
5. Berdasarkan hubungan status sosial, misalnya suami-istri, atasan
bawahan, ketua regu anggota, dan lainnya.
UJI DUA SAMPEL BERHUBUNGAN ATAU
BERPASANGAN
1. UJI TANDA
2. UJI WILCOXON
UJI TANDA
Asumsi-asumsi:
Data terdiri atas sampel acak yang berisi n pasangan hasil
pengukuran (X1, Y1), (X2, Y2), (X3, Y3), ..., (Xn, Yn), yang
masing-masing pasangan pengukurannya dilakukan
terhadap subyek yang sama atau subyek yang telah
dipasangkan menurut suatu variabel atau lebih.
Ke-n pasangan hasil pengukuran bebas
UJI TANDA
Asumsi-asumsi:
Skala pengukuran di masing-masing pasangan minimal
ordinal. Dengan pengukuran variabel pada skala ordinal,
maka kita dapat mengetahui mana yang lebih besar, lebih
kecil atu sama.
Variabel yang diminati kontinu
UJI TANDA: HIPOTESIS
1. H0: MD = 0
H1: MD ≠ 0
2. H0: MD 0
H1: MD > 0
3. H0: MD 0
H1: MD < 0
Tikus 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ketika 463 462 462 456 450 426 418 415 409 402
Sendiri
Ketika 523 494 461 535 476 454 448 408 470 437
Berkumpul
UJI TANDA: JAWABAN CONTOH
SOAL: apakah kebersamaan meningkatkan denyut jantung pada tikus-tikus?
X = Ketika sendiri
Y = Ketika berkumpul
Bersama meningkatkan denyut jantung Y>X atau Y-X > 0 : sehingga MD>0
1. HIPOTESIS
H0: MD ≤ 0
H1: MD > 0, kebersamaan meningkatkan denyut jantung pada tikus-tikus
Kriteria Uji: Tolak Ho pada taraf nyata α jika P(K ≤ k|n, 0.5) < α
5. Kesimpulan
Berdasarkan data yang yang ada kita yakin 95% bahwa
kebersamaan tidak meningkatkan denyut jantung tikus-tikus.
UJI WILCOXON
Uji ini sama saja dengan uji tanda tapi lebih powerfull karena nilai dari
perbedaan selisih pasangan diperhatikan
Asumsi-asumsi:
Data terdiri atas sampel acak yang berisi n pasangan hasil pengukuran (X1,
Y1), (X2, Y2), (X3, Y3), ..., (Xn, Yn), yang masing-masing pasangan pengukurannya
dilakukan terhadap subyek yang sama atau subyek yang telah dipasangkan
menurut suatu variabel atau lebih.
Ke-n pasangan hasil pengukuran bebas
Skala pengukuran minimal interval, tetapi data tidak berdistribusi normal
Variabel yang diminati kontinu
Distribusi populasi beda (Di=Yi-Xi) setangkup atau simestris
UJI WILCOXON: HIPOTESIS
1. H0: MD = 0
H1: MD ≠ 0
2. H0: MD 0
H1: MD > 0
3. H0: MD 0
H1: MD < 0
Tikus 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ketika 463 462 462 456 450 426 418 415 409 402
Sendiri
Ketika 523 494 461 535 476 454 448 408 470 437
Berkumpul
UJI WILXOCON: JAWABAN CONTOH
SOAL: apakah kebersamaan meningkatkan denyut jantung pada tikus-tikus?
X = Ketika sendiri
Y = Ketika berkumpul
Bersama meningkatkan denyut jantung Y>X atau Y-X > 0 : sehingga MD>0
1. HIPOTESIS
H0: MD ≤ 0
H1: MD > 0, kebersamaan meningkatkan denyut jantung pada tikus-tikus
Statistik uji T- =3
n = 10, dan α = 0,05 maka d =?,
dengan menggunakan table wilcoxon diperoheh d= 11
Karena 3 < 11 maka H0 ditolak
UJI WILCOXON: JAWABAN CONTOH
H0: MD ≤ 0
H1: MD > 0, kebersamaan meningkatkan denyut jantung pada tikus-tikus
5. Kesimpulan
Berdasarkan data yang yang ada kita yakin 95% bahwa
kebersamaan meningkatkan denyut jantung tikus-tikus.