Anda di halaman 1dari 9

Evaluasi Obyek Pengembangan Wisata Sumber Maron

Berdasarkan Analisis Metode SWOT

Fajar Sudrajat Trinovan 170722637048

gaulfafan@gmail.com

Abstrak :

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
dalam pengembangan objek wisata alam yang terdapat pada obyek wisata Sumber Maron. Wisata
ini berlokasi terletak pada desa Karang Suko Panggelaran Malang Jawa Timur. Dari obyek di atas
Kemudian dirumuskan strategi untuk pengembangan dengan cara meminimalkan kelemahan dan
ancaman, memaksimalkan pendayagunaan peluang dan kekuatan. Data dikumpulkan melalui studi
kepustakaan, observasi serta wawancara. Setelah di dapatkanya data maka Data dianalisis secara
deskriptif kemudian untuk menentukan strategi pengembangan objek wisata Sumber Maron
dilakukan dengan analisis SWOT.

Kata kunci: Strategi, Pengembangan, SWOT

Latar Belakang

Pariwisata merupakan kegiatan yang mempunyai tujuan untuk


mendapatkan kenikmatan atau kepuasan (Sujali : 1989: 21). Indonesia memiliki
potensi yang besar untuk menghasilkan devisa dari sektor pariwisata. Hal ini
dikarenakan sumber daya utama sebagai pendukung kemajuan pariwisata yang
dimiliki oleh Indonesia. Sebagian kecil dari wisata Indonesia berasal dari kota
malang, kota yang diduung dengan kondisi alam yang unik yang dapat memikat
pesona para wisatawan. Salah satu obyek wisata alam yang ada dimalang adalah
wisata Sumber Maron. Terdengar dari namanya wisata ini mungkin tidak
memperlihatkan sebegitu indahnya, tetapi jika berkunjung disana pemandangan
alam menarik akan dapat dinikmati sehingga dapat menyegarkan pikiran ketika
sudah melakukan kegiatan rutinitas.
Berkembang nya sektor pariwisata di sumber maron sudah ada sejak Wisata
Sumber Maron mulai ada sejak tahun 2012 pengunjung yang datang masih sedikit,
semakin meningkatnya pengunjung wisata mulai tahun 2015, yang membuat
keadaan desa yang awalnya sepi menjadi ramai, akhirnyamasyarakat desa bisa
berjualan di sekitaran wisata Sumber Maron yang bias membantu perekonomian
warga. Sebelum wisata Sumber Maron dikembangkan pendapatan yang dihasilkan
dari warga desa Karangsuko yaitu hanya hasil tani, itu pun tergantung musim
panennya jadi pengahasilan warga di desa Karangsuko masih sangat minim, tetapi
dengan adanya wisata air terjun Sumber Maron bisa membantu perekonomian
warga desa. Wisatawan yang datang sampai 4.000-5.000an terutama di hari libur,
bahkan jumlah nya bias meningkat setiap tahun.

Menurut Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata (2011) sektor pariwisata


adalah penyumbang devisa nomor 5 (2008), nomor 4 (2009) dan nomor 5 kembali
pada tahun 2010 (setelah migas, minyak kelapa sawit, batubara dan karet olahan).
Berdasarkan LAK Kemenpar tahun 2015, data statistik per Januari - Desember
2015 menunjukkan capaian pembangunan pariwisata Indonesia mampu
melampaui target yang telah ditentukan. Hal ini dibuktikan melalui kunjungan
wisatawan mancanegara yang meningkat menjadi 10,4 juta orang, dari target
2015 sebesar 10 juta orang. Adapun kunjungan wisatawan mancanegara tersebut
berkontribusi terhadap penerimaan devisa sebesar Rp 144 triliun. Kemenpar
memprediksi bahwa tahun 2020 sektor pariwisata akan menjadi penyumbang
devisa nomor 1 di Indonesia.

Tujuan

Subsistem tujuan wisata memiliki tiga komponen. Pertama, kondisi fisik


destinasi yang terkait dengan iklim, keragaman atraksi baik yang alami maupun
buatan. Kedua, destinasi mix yaitu berupa komponen tipologi atraksi (scope,
kepemilikan, permanensi, serta kekuatan yang nampak), fasilitas, infrastruktur,
transportasi, dan hospitality. Ketiga, desain dan pembangunan destinasi wisata
(Mill and Morrison, 1985:xviii).
Spillane (1994: 63) menambahkan bahwa tujuan wisata juga harus memiliki
lima unsur penting yaitu (1) attraction yaitu hal-hal yang menarik perhatian
wisatawan, (2) fasilities yaitu fasilitas-fasilitas yang diperlukan, (3) infrastructure,
(4) transportation atau jasa transportasi, dan (6) hospitality atau keramah tamahan
atau kesediaan untuk menerima tamu

Masalah

Wisata Sumber maron adala wisata yang berkembang dan terus berkempang
perkembangan ini akan menguntungkan bagi masyarakat jika di olah dengan
perencanaan yang baik sehingga dapat menarik minat lebih dari para wisatawan.
Untuk itu perlu dilakukan kajian mendalam untuk mengetahui kekuatan (strenght),
kelemahan (weakness), peluang (oppurtunities) dan ancaman (threat) atau analisis
SWOT sebagai rumusan strategi pengembangan obyek wisata Sumber Maron, Desa
Karangsuko, Kecamatan Pangelaran, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Metode penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif


kualitatif. Iskandar (2008) menjelaskan penelitian deskriptif kualitatif adalah
pendekatan sistematis dan subjektif dalam menjelaskan segala sesuatu yang ada di
lapangan (bersifat empiris) serta berorientasi kepada upaya untuk memahami
fenomena secara menyeluruh.

Lokasi penelitian ini adalah Pemandian Mual Mata di Kecamatan Pematang


Bandar Kabupaten Simalungun. Data yang digunakan bersumber dari data primer
dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi Model data yang digunkan adalah (data display) ; Model data ini
merupakan suatu kumpulan informasi yang tersusun dari pendeskripsian dan
pengambilan tindakan. Bentuk dari model data lebih bersifat naratif dengan
mengunakan matriks SWOT. Matriks SWOT merupakan alat yang dipakai untuk
menyusun strategi pengembangan objek wisata. Matriks SWOT ini dapat
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi
sehingga dapat disesuaikan dengan kekuatan serta kelemahan yang dimiliki
pariwisata. Melalui matriks SWOT dapat ditetapkan strategi pengembangan yang
tepat. Matriks ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternative strategis,
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini:

Tabel 1. Matriks SWOT


Kekuatan Kelemahan
(Strengths-S) (Weaknesses-W)
Peluang Strategi WO
Strategi SO
(Opportunities-O)
Ancaman Strategi WT
Strategi ST
(Threats-T)
Sumber : Wasistiono, dkk (2007)

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa SO adalah memanfaatkan


seluruh kekuatan dengan memperhitungkan peluang, WO memanfaatkan
kelemahan dengan memperhatikan peluang, ST adalah memanfaatkan kekuatan
dengan memperhatikan ancaman, dan WT memanfaatkan kelemahan dengan
memperhatikan ancaman. (3) Klasifikasi ; Data yang telah ada kemudian
dikelompokkan sesuai dengan tema-tema yang muncul, sehingga mempermudah
dalam analisis. (4) Kesimpulan ; Data yang diperoleh dicari maknanya dan diambil
kesimpulan yang awalnya bersifat kabur dan diragukan. Namun jika sudah
ditambah dengan kesimpulan, maka akan bersifat sempurna sehingga peneliti dapat
memaparkan sesuai dengan fakta-fakta yang ada dilapangan secara sistematis dan
sempurna.

Hasil dan pembahasan

Analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT)

Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan)

Kekuatan Bobot (a) Rating (b) Skor (a*b)


1. Lokasi strategis 0,15 3 0,45
2. View pemandangan 0,20 5 1
alam
3. Kondisi objek wisata 0,25 4 1
masih alami
4. Penduduk lokal 0,25 5 1,25
mendukung
pengembangan objek
wisata
5. Dukungan pemerintah 0,15 4 0,60
terhadap pengembangan
objek pariwisata
Total 1 4,3
Kelemahan Bobot (a) Rating (b) Skor (a*b)
1. Aksebilitas rendah 0,25 3 0,75
2. Fasilitas wisata belum 0,20 3 0,60
representatif
3. Belum ada pemandu 0,15 3 0,45
wisata
4. Belum ada jasa foto 0,15 2 0,30
5. Belum memperhatikan 0,10 4 0,40
daya dukung lingkungan
6. Keterbatasan waktu 0,15 2 0,30
kunjung
Total 1 2,8
X= Kekuatan- 1,5
Kelemahan
Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman)
Peluang Bobot (a) Rating (b) Skor (a*b)
1. Pembangunan wahana 0,15 3 0,45
untuk anak-anak
2. Akomodasi untuk 0,30 5 1,50
pengunjung
3. Pembuatan cinderamta 0,30 4 1,20
4. Wahana perahu 0,25 5 1,25
Total 1 4,40
Ancaman Bobot (a) Rating (b) Skor (a*b)
1. Bencana alam 0,25 4 1
2. Vandalism 0,75 1 0,75
Total 1 1,75
Y= Peluang-Ancaman 2,65

Menentukan posisi Air Terjun Dlundung yang menjadi objek penelitian


berdasarkan nilai absis (kombinasi) EFAS dan IFAS dalam kuadran sumbu X
dan Y
Tujuan dari penentuan posisi ini untuk menentukan pilihan rencana yang
tepat sebagai pengambilan keputusan. Faktor internal dan eksternal dalam
analisis SWOT dapat digambarkan matrik seperti pada tabel, alternatif
rencana yang diperolah adalah SO, ST, WO, WT. untuk memudahkan dengan
menggunakan diagram IFAS dan EFAS dapat dilihat pada Gambar 1
y

PELUANG
Opportunities

EKSTERNAL

3. Mendukung EK 1. Mendukung strategi KEKUATAN


KELEMAHAN ”agresif”
x Strategi (Strengths)
(Weaknesses)
INTERNAL
INTERNAL ”turn around”
4. Mendukung 2. Mendukung
Strategi Strategi
”difensif” ”Diversifikasi”
ANCAMAN

Threats

EKSTERNAL

Gambar 1. Diagram Matriks Analisis SWOT (Sumber: Rangkuti 2001)

Keterangan Gambar 1:

Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Objek wisata


tersebut memiliki peluang dan kekuatan, sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan
dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif (Grouth oriented strategy).

Kuadran 2: Meskipun menghadapi berbagai ancaman, objek wisata ini masih


memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan
adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka
panjang dengan cara strategi diversifikasi usaha (produk/pasar).

Kuadran 3: Objek wisata menghadapi peluang pasar yang sangat besar, akan
tetapi masih menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal.
Strategi yang harus diterapkan adalah meminimalkan masalah internal
objek wisata sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran 4: Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, bagi objek
wisata tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan
internal.

Jadi posisi obyek wisata sumber maron termasuk kedalam kuadran 2 dimana
Meskipun menghadapi berbagai ancaman, objek wisata ini masih memiliki
kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi
diversifikasi usaha (produk/pasar).

Penutup
Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam merupakan
salah stau komponen dalam pengembangan dan perencanaan suatu pariwisata yang
secara menyeluruh. Dalam menganalisis Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya
Tarik Wisata Alam harus memperhatikan Daya tarik objek wisata, Aksesibilitas,
Kondisi lingkungan sosial ekonomi, Akomodasi, Sarana dan prasarana dan
Ketersediaan air bersih. Semua hal evaluasi itu dilakukan agar dalam melakukan
perencanaan dan pengembangan pariwisata disuatu daerah dapat memperhatikan
bahwa objek wisata tersebut layak tidaknya, bagus tidaknya, menguntungkan atau
malah akan merugikan. Evaluasi ini juga dapat mempengaruhi hasil perekonomian
yang terjadi jika objek pariwisata itu termasuk ilegal dan termasuk objek pariwisata
yang seharusnya dilindungi tapi malah dipergunakan sehingga dapat merusaknya.
Daftar Rujukan

Iskandar. 2008. “Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan


Kualitatif)”. Jakarta: GP Press.

Mill, R.C. and Morrison, A.M.. (1985). “The Tourism System An Introductory
Text”. New Jerset: PrenticeHall, Inc

Spillane, J.S.J. (1994). “Pariwisata Indonesia Siasat Ekonomi dan Rekayasa


Budaya”. Yogyakarta: Kanisius dan Lembaga Studi Realino.
Sujali, 1989. “Geografi Pariwisata dan Kepariwisataan”. Fakultas Geografi UGM.
Yogyakarta

Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004. Tentang Pemerintah Daerah. Jakarta

Undang-Undang Nomor. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. 2008. Surabaya:


Diperbanyak oleh CV Pustaka Agung Harapan Surabaya.

Undang-Undang RI No.9 Tahun 1990. Tentang Kepariwisataan.Jakarta

Wasistiono, S dan Tahir, I. 2007. “Prospek Pengembangan Desa”. Bandung: CV


Fokusmedia.

Anda mungkin juga menyukai