Anda di halaman 1dari 31

EPIDEM IOLOG I

SOSIA L

Manajemen
Kesehatan
Masyarakat dalam
Kejadian Luar Biasa
K E L OM P O K - 2
Anggota
Kelompok 2
19100068 JESITA DOSMA TAMPUBOLON
191000137 RANI ALQAZIAH
191000165 VIO DINDA ORTATA
191000214 GRACE OKTAVIA ARUAN
191000262 CHINTA MARIA M. SIREGAR
Pengertian Kejadian Luar Biasa
(KLB)
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya
kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara

EPIDEMIOLOGI
epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu,

SOSIAL
dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya
wabah. (Permenkes No. 1501 Tahun 2010).
KRITERIA KLB 5) Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan
1) Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang selama 1 tahun menunjukkan kenaikan dua kali
sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu atau lebih dibandingkan dengan rata- rata jumlah
daerah. kejadian kesakitan per bulan pada tahun
2) Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus sebelumnya.
selama 3 kurun waktu dalam jam, hari atau minggu 6) Angka kematian kasus suatu penyakit (CFR)
berturut-turut menurut jenis penyakitnya. dalam 1 kurun waktu tertentu menunjukkan
3) Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih kenaikan 50% atau lebih dibandingkan dengan
dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam angka kematian kasus suatu penyakit periode
kurun waktu jam, hari atau minggu menurut jenis sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
penyakitnya. 7) Angka proporsi penyakit penderita baru pada
4) Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 satu periode menunjukkan kenaikan dua kali atau
bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam
dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan kurun waktu yang sama
dalam tahun sebelumnya
TOPIC
1
Manajemen KLB Pasca Bencana
 Penderita atau yang beresiko penyakit pada pasca bencana dapat menimbulkan KLB yang dapat diketahui
melalui surveilans
 Apabila hasil pengamatan menunjukkan adanya tersangka KLB, maka perlu dilakukan penyelidikan
epidemiologis untuk mengenal sifat-sifat penyebab dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya
dan penyebarluasan KLB tersebut di samping tindakan penanggulangan seperlunya.
 Hasil penyelidikan epidemiologis mengarahkan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam upaya
penanggulangan KLB.
 Upaya penanggulangan ini meliputi pencegahan penyebaran KLB, termasuk pengawasan usaha
pencegahan tersebut dan pemberantasan penyakitnya.
 Upaya penanggulangan KLB yang direncanakan dengan cermat dan dilaksanakan oleh semua pihak yang
terkait secara terkoordinasi dapat menghentikan atau membatasi penyebarluasan KLB sehingga tidak
berkembang menjadi suatu wabah.
 Oleh karena itu manajemen pencegahan penyakit menular termasuk KLB pasca bencana, lebih ditekankan
pada surveilans yang lebih terfokus pada upaya pemeliharaan atau rehabilitasi sosial beserta dampak
seperti jumlah penyakit, faktor risiko yang berhubungan dengan status kesehatan sebagai data dasar
perencanaan untuk mengembangkan strategi pencegahan ke depan
 Potensi timbulnya KLB pada kondisi pasca bencana dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: penyakit yang
sudah ada sebelum bencana, perubahan ekologis karena bencana, pengungsian, perubahan kepadatan
penduduk, rusaknya fasilitas umum, dan hilangnya layanan kesehatan dasar.
Hal yang perlu diperhatikan dalam Manajeman
KLB Pascabencana

1 . DEFENISI KASUS DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

2 . PENG A M A TA N POLA PENY A KIT


DA N KEWASPADAAN DINI

3. RESPON CEPAT PENGENDALIAN PENYAKIT


1.DEFINISI KASUS DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

o D e f i n i s i kasus me mpe nga ruhi terdeteksi atau


tidaknya sebuah penyakit berpotensi KLB.

o D e f i n i s i kasus u n t u k kegiatan surveilans pasca


bencana haruslah bersifat sederhana, dengan
sensitivitas yang tinggi agar sebuah penyakit dapat
sesegera m u n g k i n dideteksi dan d i k e n d a l i k a n
u n t u k mencegah t e rj a di n ya KLB.
2.Pengamatan Pola Penyakit dan Kewaspadaan Dini

Dalam s survei la ns rut i n, p ola p enya ki t dan s


kewaspadaan
istem pdini
eng a madibedakan
t an d eng a n formulir
istem W
( kewaspadaa d i ni t erha d a p p enya ki t gbuna
meng erp ot
kaensi
n KLB) sert1a W 2
melihat
n pola penyakit secara mingguan. unt uk

Surveilans pasca bencana sebenarnya t e t a p mencoba untuk


mengakomodasi kedua kepentingan tersebut. meskipunmenggunakan
model yang lebih sederhana.

Meng g una ka n s i st em survei la ns rut i n kondisi bencana t ent u


dsesua
a la m t u usa ha ya ng s i a - si a , ka rena lump uhnyas i st em
menjadi
keseha t atulang
n punggung kegiatan surveilans. ya ng

Unt
d i nauk i t u p ela
s keseha t ap
n ora n ddaitbauaptd
ha rus enya
engkia tn ds ai st
ri em
f a si li t a serha
sesed keseha t an
na mungkin, tetapi
dengan
ke sensitivitas yang tetap tinggi.
3.Respon cepat pengendalian penyakit
 Untuk mencegah timbulnya KLB pada situasi bencana, maka deteksi
kasus dan respons pengendalian harus dilakukan secara simultan.

 Ditindak lanjutiPresentasi
dengan proses
adalah verifikasi segera
alat yang dapat berupa
kuliah, ceramah, laporan, dan lainnya.
 Hasil penyelidikan epidemiologis, kemudian didiseminasi

 Surveilans penyakit pada situasi bencana juga menekankan pada aspek


kecepatan mendapatkan data, mengolah, menganalisa dan
mendesimenasikan informasi tersebut pada semua pihak terkait
TOPI C
Manajemen Pedoman
2 Penyelidikan
Penanggulangan KLB
Penyakit Menular
Pr o g r a m Pe ng e nd a l i a n KLB Pe nya k i t M e nu l a r s e b a g a i m a na
p a d a umumnya, s u a t u p r o g r a m p e n g e n d a l i a n KLB h ar u s
m e n g i k u t i s i k l u s m a n a j e m e n ya ng m e n c a k u p :

PELAKSANAAN
MONITORING
PERENCANAAN
• Yang terpenting adalah /EVALUASI
menggerakkan seluruh komponen
• Lakukan analisis
perencanaan, sesuai dengan • Rutin dan
masalah
jadwal waktu yang telah berkesinambungan
• Penetapan masalah ditetapkan. • Memastikan bahwa
prioritas seluruh kegiatan
• Inventarisasi • Mengkoordinasikan semua
benar- benar
alternatif pihak/orang-orang yang
pemecahan masalah dilaksanakan sesuai
bertanggung jawab dari setiap
kegiatan, sehingga terjadi dengan dokumen
• Menyususn koordinasi dan kerjasama yang perencanaan
dokumen optimal.
perencana
TOPIC 3

Manajemen Kasus
dan
Public Health
Manajemen Kasus
Tujuan dari suatu manajemen kasus Prinsip Dasar Manajemen Kasus
adalah memutus mata rantai penularan
Penyakit Menular Potensial KLB
dan/atau pengobatan penderita.

Ruang lingkup manajemen kasus penyakit


menular potensial KLB (Permenkes No. Isolasi Kasus
1051/MENKES/PER/X/2010) : Setelah proses :
• Pemeriksaan
1. Pemeriksaan dan Penegakan Diagnosis • Penegakan Diagnosis
• Pengobatan Karantina
2. Pengobatan Kasus
Kontak Erat
3. Perawatan dan Isolasi Penderita
4. Tindakan Kekarantinaan
PERBEDAAN ISOLASI DAN KARANTINA
Mengacu pada Undang-undang No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan

ISOLASI

Proses mengurangi risiko penularan melalui


upaya memisahkan individu yang sakit baik
yang sudah dikonfirmasi laboratorium atau
memiliki gejala (suspek/probable) dengan
masyarakat luas.

KARANTINA

Proses mengurangi risiko penularan dan


identifikasi dini penyakit menular potensial
KLB melalui upaya memisahkan individu yang
sehat atau belum memiliki gejala tetapi
memiliki riwayat kontak dengan pasien
konfirmasi atau memiliki riwayat bepergian ke
wilayah yang sudah terjadi transmisi lokal.
Pelaksanaan Isolasi Kasus Penyakit Menular Pelaksanaan Karantina Kontak Berat Kasus
Potensial KLB Penyakit Menular Potensial KLB

1. Dilakukan pada kasus suspek/konfirmasi 1. Dilakukan pada orang yang memiliki riwayat
berdasarkan hasil laboratorium kontak erat dengan kasus konfirmasi/probable
dan belum menunjukkan gejala
2. Kasus Sedang - Berat -> Isolasi di RS
Rujukan/RS yang sudah memenuhi persyaratan 2. Kriteria kontak erat pada umumnya ditetapkan
berdasarkan cara penularan penyakitnya
3. Kasus Tanpa Gejala - Ringan -> Isolasi
Mandiri dirumah/Fasilitas yang disediakan 3. Terhitung sejak orang melakukan kontak erat
pemerintah terakhir dengan kasus konfirmasi atau probale
(terpapar)
4. Kasus diberikan bekal obat-obatan
simptomatik dan harus menjalankan aturan- 4. Lamanya waktu karantina biasanya disesuaikan
aturan terkait PPI dengan masa inkubasi penyakit

5. Petugas FKTP memantau harian 5. Tempat karantina dapat dilakukan secara mandiri
perkembangan kondisi kasus dan dirumah masing-masing atau di fasilitas khusus
mempersiapkan rujukan yang disiapkan oleh pemerintah
Manajemen Public Health

Manajemen public health (kesehatan masyarakat) adalah penerapan manajemen umum


dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat sehingga yang menjadi objek dan sasaran
manajemen adalah sistem pelayanan kesehatan masyarakat.

Manajemen public health mencakup kapasitas administrasi dan manajerial, struktur organisasi,
dan sistem yang diperlukan untuk membiayai dan memberikan layanan kesehatan secara lebih
efisien, efektif, dan adil.

Tujuan dari manajemen public health dalam kejadian luar biasa adalah untuk mengidentifikasi
dan mengendalikan ancaman terjadinya klb di masyarakat, dan untuk menciptakan kebijakan
dan pencegahan yang mendukung kesehatan masyarakat dan pengembangan populasi yang
sehat.
TOPI C
4
Manajemen Pelayanan
dan
Kebijakan Kesehatan
 Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah Kabupaten/Kota serta
masyarakat melakukan upaya penanggulangan keadaan wabah KLB.
 Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah Kabupaten/Kota
bertanggung jawab dalam penyediaan dana, sarana, dan prasarana
dalam penanggulangan KLB.
 Penentuan wilayah dalam keadaan KLB dan upaya penanggulangan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Penanganan KLB penyakit dikoordinasikan oleh Dinas bekerja sama
dengan OPD dan instansi terkait pemerintah dan swasta.
 Rumah Sakit milik pemerintah maupun swasta wajib menerima korban KLB
tanpa melihat status dan latar belakang termasuk status keikutsertaan dalam
jaminan kesehatan, serta menanganinya sesuai dengan prosedur dan standar
pelayanan yang berlaku.
 Dalam pelaksanaan penanggulangan KLB, tenaga kesehatan yang berwenang
dapat memeriksa tempat-tempat yang dicurigai berkembangnya vektor dan
sumber penyakit lain.
 Unit Pelaksana Teknis Daerah Laboratorium Kesehatan wajib menerima
rujukan spesimen terkait kasus KLB sesuai dengan kemampuan sarananya.
 Pembiayaan kasus-kasus rujukan dibebankan pada Pemerintah Daerah dan
Pemerintah Kabupaten/Kota.
TOPIC 5
Manajemen Kejadian
Out Break
Prespektif
Epidemiologi
Kej a d i a n Lua r Bi a sa Inf eksi ( O ut Brea k) d a la m p roses ep i d emi olog i k
memerlukan parameter-parameter peta geomedik, penajaman p emb erd a ya a n
ma sya ra ka t d a n konsep sosi a b i l i t a , seb a g a i p end eka t a n manajemen empati
bencana dan pendekatan berkelanjutan dalam memb erd a ya ka n p a rt i si p a si
d a n j a ri ng a n sw a d a ya ma sya ra ka t unt uk t erli b a t secara utuh.

Ep i d emi olog i out b rea k d a p a t d i ka j i mel a l ui b eb era p a p end eka t a n, ya i t u:


• pendekatan historis,
• p end eka t a n komuni t a s p enya ki t, d a n
• pendekatan berbasis rumah sakit

Rumah sakit dalam menghadapi suatu outbreak memiliki multiperan.


1) Peran multisektoral
2) Peran multi sintesis
3) Peran multi solutif
4) Peran kesetaraan emergensi
TOPIC 6
Manajemen Sosial P2P
(Program Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit)
Determinan sosial kesehatan ( SDOH) adalah kondisi di l ingkungan tempat
orang dilahirkan, tinggal, belajar, bekerja, bermain, beribadah, dan usia
yang memp eng a ruhi b erb a g a i ha si ld a n r i s i ko keseha t a n, f ung si , d a n kua l i t a s
hi d up .

SDOH dapat dikelompokkan menjadi 5 domain :


A. Stabilitas Ekonomi
Sa sa ra n: Memb a nt u ora ng memp ero l eh p eng ha si l a n t et a p ya ng memung ki nka n
mereka memenuhi kebutuhan kesehatan mereka.

B. Akses dan Kualitas Pendidikan


Tuj ua n: Meni ng ka t ka n kesemp a t a n p end i d i ka n d a n memb a nt u a na k- a na k d a n
remaja berprestasi baik di sekolah.

C. Akses dan Kualitas Perawatan Kesehatan


Tuj ua n: Meni ng ka t ka n a kses ke l a ya na n p era w a t a n keseha t a n ya ng komp rehensi f
dan berkualitas tinggi.

D. L ingkungan dan L ingkungan Buatan


Tuj ua n: Menc i p t a ka n l i ng kung a n d a n l i ng kung a n ya ng memp romosi ka n keseha t a n
dan keselamatan.

E. Konteks Sosial dan Komunitas


Tujuan: Meningkatkan dukungan sosial dan komunitas.
A. Stabilitas
Ekonomi
TUJUAN STABILITAS EKONOMI:

A. STABILITAS EKO NO MI — UMUM

B. RADANG SENDI

C. PERUMAHAN DAN RUMAH

D. NUTRISI DAN MAKAN SEHAT

E. TEMPAT KERJA
B. Akses dan Kualitas
Pendidikan
O ra ng d eng a n t i ng ka t p end i d i ka n ya ng leb i h t i ng g i c end erung leb i h seha t
dan hidup lebih lama. Orang Sehat 2030 berfokus pada penyediaan
kesemp a t a n p end i d i ka n b erkua li t a s t i ng g i unt uk a na k- a na k d a n rema j a
— dan membantu mereka berprestasi disekolah.

Akses Pendidikan dan Tujuan Kualitas


• Remaja

• Anak-anak

• Orang cacat

• Sekolah
C. Akses dan Kualitas Perawatan
Kesehatan
Terkadang orang tidak mendapatkan layanan perawatan kesehatan
sep ert i p emeri ksa a n ka nker, ka rena mereka t i d a kmemi li ki
yang direkomendasikan,
p enyed i a p era wa t a n p ri mer. Di la i n
waktu, i tu karena mereka tinggal terlalu jauh dari penyedia layanan kesehatan yang
mena wa rka nnya . Int ervensi unt uk meni ng ka t ka n a kses kep rof esi ona l p era wa t a n keseha t a n d a n
meningkatkan komunikasi — secara langsung atau jarak jauh — dapat
membantu lebih banyak
orang mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan.

Akses Perawatan Kesehatan dan Sasaran Kualitas


a) Akses d a n Kua li t a s Pera wa t a n
Keseha t a n — Umum b) Remaja k) Asura nsi Keseha t a n
d)c) Anak-anak Kanker l ) Kondisi L isan
e) Ma sya ra ka t m) Orang cacat
f ) Peng g una a n Na rkob a d a n Alkohol n) Kehamilan dan
g) Rencana keluarga Melahirkan
h) Kesehatan o)G a ng g ua n Sensori k a t a u Komuni ka si
i ) Komuni ka si Keseha t a n p) Infeksi seksual menular
j ) Kesehatan q) Target terpenuhi atau terlampaui
D.Lingkungan dan Lingkungan Buatan
Tujuan L ingkungan dan L ingkungan Buatan
a . L i ng kung a n d a n L i ng kung a n Bua t a n — Umum
b. Kesehatan l ingkungan
c . Peruma ha n d a n Ruma h
d. Pencegahan Cedera
e. Orang c a c a t
f . Akt i vi t a s
f i si k
g. Penyakit
pernapasan
h. G a ng g ua n Sensori k a t a u Komuni ka si
i . Penggunaantembakau
j . Angkutan
k. Tempat kerja
E. Konteks Sosial dan Komunitas
Hub ung a n d a n i nt era ksi ora ng d eng a n kelua rg a , t ema n, reka n kerj a ,
d a n anggota masyarakat d ap at berdampak besar pada kesehatan dan
kesej a ht era a n mereka . Hea lt hy Peop le 2 0 30 b erf okus p a d a memb a nt u ora ng
mendapatkan dukungan sosial yang mereka butuhkan di tempat mereka
tinggal, bekerja, belajar, dan bermain.

Banyak orang menghadapi tantangan dan bahayayangtidak da pat mereka


kend a li ka n — sep ert i l i ng kung a nya ngt i d a k a ma n, d i skri mi na si , a t a u kesuli t a n
memb eli b a ra ng - b a ra ng ya ngmerekab ut uhka n. Ha l i ni d a p a t b erd a mp a k
negatif pada kesehatan dan keselamatan sepanjang hidup.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai