Anda di halaman 1dari 30

PROJECT REPORT

PROGRAM PELAYANAN KESHATAN GIGI DAN MULUT KOMUNITAS


PUSKESMAS NGAMPILAN, YOGYAKARTA

Disusun Oleh :

Lulu Hasnadianti Putri


20214020070

Pembimbing

drg. Indah Dewi Pertiwi

PROGRAM STUDI PROFESI PENDIDIKAN DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2023
TAHAP I

KAJIAN DAN ANALISIS DATA SEKUNDER KESEHATAN GIGI DAN MULUT


 
Puskesmas merupakan unit pelaksana fungsional yang memiliki fungsi sebagai pusat
pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta
pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang penyelenggaraan kegiatannya secara
menyeluruh, terpadu yang berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal
dalam suatu wilayah tertentu (Dinata, 2018). Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 43
tahun 2019 tentang pusat Kesehatan masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di
wilayah kerjanya. Puskesmas sebagaia unit oraganisasi kesehatan melaksanakan pembinaan dan
juga pelayanan kesehatan secara menyeluruh termasuk kesehatan gigi dan mulut terutama
ditujukan epada golongan rawan terhadap gangguan kesehatan gigi dan mulut yaitu ibu hamil
dan menyusui, anak-anak pra-sekolah dan sekolah serta keluarga dan masyarakat yang memiliki
kondisi perkonomian yang rendah.
Masalah kesehatan gigi dan mulut masih menjadi permasalahan di masyarakat yang perlu
perhatian, termasuk di Kota Yogyakata. Berdasarkan rekapitulasi data jumlah kunjungan dan
perawatan di Bp. Gigi dari Sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS) didapatkan 10 besar penyakit
gigi dan mulut yang ada di Puskesmas Ngampilan periode 1 Januari 2022 - 31 Desember 2022
adalah sebagai berikut:
No Kode ICD 10 Diagnosis Jumlah
1. K04.1 Necrosis of Pulp 233
2. K00. Disorder of tooth development and 179
eruption
3. K01.2 Impacted teeth 114
4. K04.7 Periapical abscess without sinus 102
5. K02 Dental caries 99
6. K04.5 Chronic apical periodontitis 98
7. K04.4 Acute apical periodontitis of pulpal 92
origin
8. K05 Gingivitis and periodontal diseases 82
9. K02.1 Caries of dentine 58
10. K04.0 Pulpitis 56
Dari data tersebeut didapatkan 1 masalah yang dipilih akan dilakukan pembuatan
perencanaan program. Masalah atau kasus yang dipilih adalah karies dentin yang selama
periode 2022 terakhir tercatat ada sebanyak 56 kasus
TAHAP II
DATA PRIMER (SURVEI)

Populasi pada survei ini adalah masyarakat wilayah Puskesmas Ngampilan yang datang
saat jam pelayanan puskesmas. Responden (sampel) yang terpilih adalah mereka yang bersedia
mengisi kuisioner dengan jumlah sampel sebanyak 30 responden.
A. Persiapan survei
Survei dilakukan dengan mebagikan kuesioner kepada pasien yang datang ke
Puskesmas Ngampilan. Pembagian kuisioner melalui media paper based dan link google
form berisi tentang pertanyaan-pertanyaan mengenai kesehatan gigi dan mulut untuk
melihat faktor risiko yang mungkin menentukan terjadinya masalah gigi dan mulut
(karies dentin) di Puskesmas Ngampilan. Identifikasi faktor risiko selanjutnya
menggunakan diagram fishbone.

B. Pelaksanaan survei

Survei dilakukan pada hari Selasa 19 Juni 2023 dan Rabu 21 Mei 2023 kepada 30
responden. Responden mengisi kuesioner yang telah dibuat. Setelah seluruh sampel
penelitian yang didapatkan kemudian direkapitulasi untuk mendapatkan permasalahan
yang dialami oleh masyarakat. Hasil dari pengambilan data primer, sebagai berikut:
a. Pengetahuan
Pengetahuan responden melalui kuesioner ini menunjukkan kurangnya
pengetahuan terkait dengan permasalahan gigi dan mulut dan perilaku menjaga
kesehatan gigi dan mulut seperti waktu dan frekuensi menyikat gigi, teknik menyikat
gigi yang masih kurang tepat. pengetahuan mengenai informasi terkait permasalahan
gigi berlubang dan penyebabnya masih rendah
b. Sikap
Sikap responden melalui kuesioner ini menunjukkan sikap yang kurang dalam
mencegah terjadinya risiko karies, dilihat dari beberapa responden tidak rutin kontrol
ke dokter gigi 6 bulan sekali, hanya pergi ke dokter gigi karena sakit dan tidak
mengetahui bahwa penyebab gigi berlubang dikarenakan konsumsi gula yang
berlebih.
c. Tindakan
Tindakan responden melalui kuesioner ini menunjukkan adanya tindakan yang
kurang dalam mencegah terjadinya risiko gigi berlubang, dilihat dari beberapa
responden menyikat gigi jarang menyikat gigi, dan rendahnya kesadaran masyarakat
untuk pergi ke dokter gigi saat mengalami gigi berlubang.

Dari survey ini dapat diketahui bahwa pengetahuan, sikap, dan tindakan
responden dalam kesehatan gigi dan mulut terbilang kurang yang mana hal tersebut
berbanding lurus dengan tingginya kasus karies yang termasuk ke-10 besar penyakit
gigi dan mulut di Puskesmas Ngampilan
TAHAP III
ANALISIS SITUASI DAN IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO 

 
A. Analisa Situasi
a. Kondisi Geografis
Puskesmas Ngampilan berada di wilayah Kemantren Ngampilan yang beralamat di JL.
Munir Serangan Blok.NG.II No.215, Notoprajan, Ngampilan, Kota Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta, dengan batas - batas wilayah sebagai berikut:
 Utara : Wilayah Kemantren Gedong Tengen
 Selatan: Wilayah Kemantren Mantrijeron
 Barat : Wilayah Kemantren Wirobrajan
 Timur  : Wilayah Kemantren Gondomanan dan Kraton

Gambaran kondisi geografis wilayah dan karakteristik daerah adalah sebagai berikut:

Luas Wilayah : 81, 9950 Ha


Letak ketinggian tanah : 110 m diatas permukaan laut

Curah hujan : 170 mm/tahun


Kemantren Ngampilan mempunyai 1 Puskesmas induk Ngampilan yang berlokasi di Kampung
Serangan dan 1 Puskesmas Pembantu yang berlokasi di Kampung Mertolulutan. Secara
administratif Kemantren Ngampilan terbagi menjadi 13 Kampung dan 2 Kelurahan sebagaimana
pada tabel berikut:

Kemantren Ngampilan

Ngampilan Notoprajan
*) ditambah wilayah2

b. Kondisi Demografi

Jumlah Penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Ngampilan kota yogyakarta


berdasarkan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Yogyakarta, tahun 2021 yaitu:

Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah Total

Ngampilan 4,857 5,208 10,065

Notoprajan 4,073 4,147 8,220

8,930 9,355 18,285


Jumlah
Adapun jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 3.335 KK di Kelurahan Ngampilan dan
2.738 KK di Kelurahan Notoprajan.

c. Tingkat Pendidikan

Penduduk Kemantren ngampilan berpendidikan SLTA 5.745 sebanyak orang, SLTP/


sederajat sebanyak 2.437 orang, D-I/II sebanyak 110 orang, D-III /Akademi sebanyak 800 orang,
D-IV / Sarjana Strata I sebanyak 2.651 orang, Strata II sebanyak 260 orang, Strata III sebanyak
26 dan tidak sekolah sebanyak 2.687 orang, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

d. kondisi Lingkungan
Rumah sehat merupakan bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat ksehatan
yartu Jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana
pembangunan air limbah, ventilasi rumah yang baik , kepadatan hunian yang sesuai dan
lantai rumah tidak terbuat dari tanah. Berkut ini data laporan kesenatan lingkungan kerja
Puskesmas Kotagede II :
 Akses air minum berkualitas sumur 4102 dan PDAM : 2616
 Penduduk dengan akses sanitasi yang layak : 12.130 (96,16%)
 Desa yang melakukan sanitasi : 100%
 Jumlah kualitas air minum memenuhi syarat : 94,4%
 Tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan : 26 (89,7%)

e. Kondisi Pelayanan Kesehatan

Kemantren Ngampilan mempunyai 1 Puskesmas induk Ngampilan yang berlokasi


di Kampung Serangan dan 1 Puskesmas Pembantu yang berlokasi di Kampung
Mertolulutan. Puskesmas Ngampilan menyediakan jenis pelayanan poli umum. poli
khusus, poli gigi, poli KIA, pemeriksaan penunjang Lab, Farmasi/layanan obat,
konsultasi psikologi, konsultasi gizi, konsultasi berhenti merokok, dan vansinasi covid-
19. Berikut rincian pelayanan kesehatan di wilayah Ngampilan :

 Jumlah puskesmas : 2 ( puskesmas Ngampilan


dan Mertolulutan )
 Jumlah posyandu : 21 (2 posyandu purnama
dan 19 psoyandu mandiri)

B. INDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO


Telah dilakukan pendistribusian kuisioner tentang pengetahuan, sikap dan
tindakan khususnya tentang permasalahan gigi dan mulut dan kesehatan gigi dan
mulut, yang berhubungan dengan karies pada pasien yang datang ke Puskesmas
Ngampilan, sebanyak 30 responden. Kuesioner berisi 15 soal.
Skor pengetahuan dan sikap untuk pernyataan positif jika menjawab benar adalah
1, jika menjawab salah adalah 0, sedangkan untuk pernyataan negatif jika menjawab
benar adalah 0, salah adalah 1. Skor tindakan untuk pernyataan positif jawaban ya
adalah 1 dan 0 untuk jawaban tidak, sedangkan untuk pernyataan negatif, jawaban
“ya” adalah 0 dan 1 untuk jawaban “tidak”.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sugiono (2012), kategori penilaian dapat
ditentukan oleh peneliti jika jumlah sampel hanya sedikit dan tidak dapat ditarik
kesimpulan dari rata-ratanya. Oleh karena itu, penulis melakukan pengkategorian
dari penilaian. Kategori penilaiannya adalah sebagai berikut.
Indikator Pengetahuan :
0–2 : Rendah
2,1 – 3 : Sedang
3,1 – 5 : Tinggi
Indikator Tindakan dan Sikap :
0–9 : Rendah
9,1 – 17 : Sedang
17,1 – 25 : Tinggi
Distribusi responden berdasarkan usia :
20-29 : 10
30-39 :5
40-49 :
TAHAP IV
PENENTUAN PRIORITAS MASALAH

A. Penentuan Prioritas Masalah


Terdapat beberapa metode dalam menentukan prioritas masalah kesehatan yaitu
metode matematik, metode delbeq, metode delphi, metode estimasi beban kerugian
akibat sakit (disease burden) dan metode matriks. Metode matriks memiliki berbagai
macam kriteria yang dapat dipergunakan. Secara umum dapat dibedakan atas tiga
macam:
a. Pentingnya masalah
Makin penting masalah tersebut, maka semakin diprioritaskan
penyelesaiannya. Ukuran pentingnya masalah terdapat banyak macamnya.
Beberapa diantaranya yang terpenting adalah:
 Besarnya masalah (prevalence)
 Akibat yang ditimbulkan oleh masalah (severity)
 Kenaikan besarnya masalah (rate of increase)
 Derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi (degree of unmeetneed)
 Keuntungan sosial karena selesainya masalah (social benefit )
 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (public concern)
 Suasana politik (political climate)
b. Kelayakan teknologi
Semakin layak teknologi yang tersedia dan yang dapat dipakai untuk
mengatasi masalah (technical feasibility), semakin diprioritaskan masalah
tersebut. Kelayakan teknologi yang dimaksudkan disini adalah menunjuk pada
penguasaan ilmu dan teknologi yang sesuai.
c. Sumber daya yang tersedia
Semakin tersedia sumber daya yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah
(resources availability), maka semakin diprioritaskan masalah tersebut. Sumber
daya yang dimaksudkan di sini adalah yang menunjuk pada tenaga (man), dana
(money), dan sarana (material).
Berdasarkan masalah yang terjadi di masyarakat dipengaruhi oleh perilaku
masyarakat yang kurang peduli dengan kesehatan gigi dan mulut, tindakan yang masih
kurang tepat untuk menjaga kesehatan gigi dan mulutnya, serta kurangnya pengetahuan
masyarakat. Kondisi ini berpengaruh terhadap tingginya kejadian penyakit karies dentin
di masyarakat. Di antara ketiga komponen penyebab masalah diatas, pengetahuan
merupakan masalah utama yang menjadi penyebab tingginya prevalensi penyakit karies
dentin. Masyarakat tidak memeriksakan kondisinya hingga benar-benar menggangu.
Masyarakat belum paham bahwa gigi yang berlubang kecil lama kelamaan jika tidak
ditangani dapat memperparah kondisi karies sampai mencapai denti bahkan
menyebabkan peradangan pulpa.

I
D Prioritas
No Daftar masalah P S RI U SB PB PC T R I x T x R Masalah
Kurangnya
pengetahuan
masyarakat terhadap
4 5 5 4 5 2 2 3 4 96.000 I
permasalahan
1 kesehatan gigi-mulut
  seperti karies
Rendahnya kesadaran
masyarakat untuk
pergi ke dokter gigi 3 4 4 5 4 2 3 3 4 59.120 II
2 untuk mengatasi
  permasalahan giginya
Rendahnya kesadaran
masyarakat untuk
menerapkan 2 3 2 3 3 1 2 3 4 2.592 III
3 kebiasaan menyikat
  gigi dengan benar
B. Prioritas Penyebab Masalah

Berdasarkan hasil analisis prioritas masalah diatas didapatkan hasil bahwa


Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap permasalahan kesehatan gigi-mulut seperti
karies prioritas masalah utama.
TAHAP V
ANALISIS SEBAB MASALAH DAN PRIORITAS JALAN KELUAR

A. Analisis Sebab Masalah


Diagram fishbone adalah suatu pendekatan terstruktur yang memungkinkan
dilakukan suatu analisis lebih terperinci dalam menemukan penyebab-penyebab suatu
masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang ada (Fauziah, 2009). Adapun langkah –
langkah yang harus dilakukan adalah :
1. Pengumpulan data
2. Menggambarkan bagian faktor penyebab
3. Identifikasi akar masalah
4. Rekomendasi dan implementasi
Manfaat menggunakan diagram fishbone antara lain adalah :
1. Membantu menentukan akar penyebab masalah dengan pendekatan yang terstruktur
2. Mendorong kelompok untuk berpartisipasi dan memanfaatkan pengetahuan
kelompok tentang proses yang dianalisis
3. Mengenali area dimana data seharusnya dikumpulkan untuk pengkajian lebih lanjut
A. DIAGRAM FISHBONE

MANAGEMENT
ENVIROMENT PEOPLE
Kesadaran masyarakat untuk mengikuti Kurangnya pe
- Program pembinaan dan kegiatan edukasi yang masih rendah
penyuluhan kesehatan gigi dan terhadap perma
Keadaan sosial ekonomi Masyarakat yang takut pergi ke dokter
mulut yang belum menyeluruh mulut
masyarakat yang cenderung gigi sehingga tidak mendapatkan
- Pendanaan puskesmas yang kecil layanan konsultasi/edukasi
rendah

Media edukasi yang kurang Sarana dan prasarana yang


Masyarakat kurang aktif
atraktif pada saat pemberian belum memadai untuk
dalam mengikuti kegiatan
edukasi pasien menyelenggarakan
kegiatan edukasi
kegiatan penyuluhan
dengan skala besar

MATERIAL EQUIPMENT PROCESS


TAHAP VI
PENENTUAN PRIORITAS ALTERNATIF JALAN KELUAR

A. Tabel penyebab masalah dan alternatif jalan keluar

Masalah Penyebab Jalan Keluar


1. Program pembinaan dan 1. Memberikan program
Kurangnya pengetahuan penyuluhan kesehatan gigi dan
penyuluhan kesehatan gigi
masyarakat terhadap mulut yang belum menyeluruh
terkait permasalahan kesgilut
permasalahan kesehatan gigi-
2. Kesadaran masyarakat untuk dan tindakan preventifnya
mulut seperti karies mengikuti kegiatan edukasi yang
kepada para kader kesehatan
masih rendah
2. Program screening gigi dan
3. Sarana dan prasarana yang belum mulut serta DHE pada tiap
memadai untuk
individu melalui pendekatan
menyelenggarakan kegiatan
penyuluhan dengan skala besar keluarga (home visit)
3. Pemberian media informatif
berisi edukasi kesgilut yang
lebih efektif dan efisien missal
: leaflet / poster
B. Tabel penentuan prioritas alternatif jalan keluar

NO Alternatif Jalan Keluar Efektivitas C Jumlah Prioritas


M I V
1 Memberikan program
penyuluhan kesehatan gigi
terkait permasalahan kesgilut 5 4 4 2 40 I
dan tindakan preventifnya
kepada para kader kesehatan
2 Program screening gigi dan
mulut serta DHE pada tiap
5 2 2 5 10 III
individu melalui pendekatan
keluarga (home visit)
3 Pemberian media informatif
berisi edukasi kesgilut yang
5 4 3 3 20 II
lebih efektif dan efisien missal
: leaflet / poster
Keterangan :
M : Magnitude, besarnya masalah yang dapat diselesaikan
I : Importancy, pentingnya jalan keluar
V : Vulnerability, sensitifitas jalan keluar
C : Cost, nilai efisiensi
Berdasarkan analisis prioritas jalan keluar diatas, maka disimpulkan bahwa
prioritas jalan keluar yang akan diambil untuk mengatasi permasalahan pasien diatas
adalah Memberikan program penyuluhan kesehatan gigi terkait permasalahan kesgilut
dan tindakan preventifnya kepada para kader kesehatan.

TAHAP VII
PERENCANAAN PROGRAM
1. Rumusan Misi
Berdasarkan data sekunder yang didapatkan melalui data BPG (Badan Pelayanan
Gigi) Puskesmas Ngampilan periode 2022 menunjukan hasil bahwa terdapat 56
kunjungan pasien yang terdiagnosis penyakit karis dentin yangt termasuk ke dalam 10
besar penyakit gigi dan mulut tahun 2022. Setelah dilakukan survey pasien yang
berkunjung ke Puskesmas Ngampilan diperoleh hasil bahwa dari segi pengetahuan
masyarakat terkait kesehatan gigi dan mulut.
Masalah yang didapatkan diatas, kemudian dianalisis dan dilakukan penjabaran
menggunakan diagram fishbone untuk mengetahui akar penyebab masalah. Akar
penyebab masalah tersebut kemudian dilakukan pencarian alternatif jalan keluar serta
dianalisis dengan melihat efektivitas dan efisiensi dari alternatif jalan keluar tersebut.
Dari hasil analisis tersebut, didapatkan prioritas jalan keluar yang paling efektif dan
efisien, yaitu memberikan DHE disertai media edukasi berupa poster pada individu yang
berkunjung ke puskesmas mengenai permasalahan pada pulpa dan cara pencegahannya
serta bagaimana sikat gigi dan menggunakan dental floss yang baik dan benar.

2. Rumusan masalah
Permasalahan gigi dan mulut tentang karies di wilayah Ngampilan termasuk ke
dalam 10 besar penyakit di periode 2022, namun kesadaran masyarakat untuk mengikuti
kegiatan edukasi dan konsultasi ke dokter gigi termasuk rendah sehingga perlu dilakukan
pembuatan program penyuluhan kesehatan gigi dan mulut kepada para kader kesehatan
dengan harapan para kader dapat mensosialisasikan informasi yang didapatkan kepada
masyarakat wilayah Ngampilan di kegiatan-kegiatan social seperti pkk, posyandu, dll.

3. Rumusan Tujuan
a. Tujuan umum
Meningkatkan pengetahuan masyarakat wilayah Ngampilan melalui kader kesehatan
tentang permasaahan kesehatan gigi dan mulut yaitu karies gigi dan pencegahannya,
sehingga dapat meningkatkan perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut masyarakat
Ngampilan
b. Tujuan khusus
 Sosialisasi kepada kader kesehatan terkait dengan karies gigi
 Kader kesehatan dapat mensosialisasikan kepada masyarakat Ngampilan sehingga
terapat peningkatan pengetahuan dankesadaran dalam menjaga kesehtan gigi dan
mulut.
 Meningkatkan motivasi pada masyarakat mengenai kesadaran berkunjung ke
dokter gigi
 Mengetahui bagaimana cara menyikat gigi yang baik dan benar

4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup sosialisasi dan edukasi pemberian informasi kesehatan mengenai gigi
berlubang dan bagaimana dampaknya pada jaringan lainnya, serta dampak jika tidak
ditangani kepada para pasien yang datang ke poli gigi Puskesmas Ngampilan
5. Rumusan Kegiatan
a. Kegiatan pokok
Pemberian sosialisasi edukasi kepada kader kesehatan terkait informasi pada penyakit
karies dentin mulai dari mekanisme terjadinya penyakit, dan faktor penyebab hingga
cara menjaga kesehatan gigi yang baik dan benar.
b. Kegiatan khusus
Melakukan pretest sebelum dilakukan penyuluhan dan post-test setelah diberi
sosialisasi dan edukasi untuk mengetahui keberhasilan program yang dilaksanakan
yang dievaluasi dari hasil pre test-nya.

6. Asumsi Perencanaan
a. Positif
- Adanya kerjasama dan komunikasi yang baik antara tenaga pelaksana program
dengan wilayah Puskesmas Ngampilan serta dengan kader kesehatan yang
mewakili masyarakat
b. Negatif
Tingkat pemahaman individu dan motivasi dalam menerima informasi yang baru
serta tingkat perhatian individu dalam menerima informasi

7. Strategi pendekatan
a. Pendekatan institusi : Kerjasama dengan Puskesmas Ngampilan untuk pelaksanaan
program khususnya pada tim poli gigi untuk dapat mengizinkan dan mendukung
pelaksanaan program tersebut
b. Pendekatan komunitas : Bekerjasama dengan kader-kader Puskesmas Ngampilan
untuk bisa melanjutkan program kedepannya dengan penyuluhan pada masyarakat

8. Kelompok sasaran
a. Sasaran langsung : 25 orang kader kesehatan di wilayah Ngampilan
b. Sasaran tidak langsung : petugas puskesmas, masyarakat pendatang di wilayah
cakupan Puskesmas Ngampilan, serta keluarga dari sasaran individu yang
mendapatkan informasi dari sasaran langsung
9. Unsur waktu dan biaya
a. Waktu pelaksanaan
1) Hari, tanggal : Jumat, 23 Juni 2023
2) Waktu : pukul 08.30 – selesai
3) Lokasi : Aula Puskesmas Ngampilan
b. Biaya
1) Soal pretest dan posttest (50) : Rp 30.000
2) Pembuatan power point : Rp 0
3) Pembuatan leaflet (25 buah) : Rp 59.000
Total : Rp 89.000

10. Organisasi dan Tenaga pelaksanaan


a. Penanggung jawab : drg. Kus
 Melaksanakan koordinasi dengan pihak Puskesmas Ngampilan khususnya
dengan petugas poli gigi dan Administrasi Bagian data informasi
 Bertanggung jawab terhadap jalannya kegiatan program
 Membuat laporan dan dokumentasi selama kegiatan
 Pemateri : Lulu Hasnadianti Putri
 Mempersiapkan media-media yang digunakan

 Membagikan soal pretest diawal kegiatan dan post test diakhir setelah dilakukan
penyuluhan
b. Evaluator : Lulu Hasnadianti Putri
c. Dokumentasi : Sekar Hasna dan Lulu Hasnadianti Putri

11. Metode penilaian dan kriteria keberhasilan program


a. Indikator keberhasilan dalam program unsur masukan (input)
Banyaknya peserta yang mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
mengenai karies Indikator keberhasilan program dalam unsur proses
- Ketepatan waktu kegiatan program
- Terlaksananya pemberian program
- Pengisian soal pre test dan post test
- Tidak ada kendala apapun saat berlangsungnya acara
- Antusiasme peserta dalam kegiatan dilihat dari aspek keaktifan beserta dalam
program
b. Indikator keberhasilan program dalam unsur keluaran (output)
- Hasil dari soal post test menunjukkan peningkatan lebih baik dari pre test sehingga
menjadikan bahan untuk evaluasi program kegiatan.

12. Rencana Evaluasi


Evaluasi pelaksanaan program ini dilihat dari skor pre test dan post test, yang
dibagikan. Melalui kegiatan tersebut, apakah individu tersebut dapat memahami dan
menangkap materi yang disampaikan atau tidak yang merupakan evaluasi jangka pendek
dari kegiatan ini.
Evaluasi jangka panjangnya yaitu angka kejadian Karies dentin di wilayah
Ngampialn apakah menurun atau tidak. Jumlah tersebut dapat mengalami penurunan atau
peningkatan yang memengaruhi evaluasi jangka panjang dari program tersebut, dan dapat
menentukan program promotif dan preventif lainnya yang lebih sesuai.
TAHAP VIII
PELAKSANAAN PROGRAM
A. Jalannya Program
Kegiatan ini dilakukan secara langsung atau tatap muka bersamaan saat kegiatan
koordinasi dan sosialisasi dari Bp. Gizi kepada kader kesehatan. . Kegiatan ini dilakukan
dengan memberikan penyuluhan kepada 15 kader kesehatan yang hadir saat pertemuan
Kegiatan ini diawali dengan pemberian soal pre test. Setelah itu dilakukan
pemberian penyuluhan mengenai karies dengan menggunakan powerpoint dan membagi
media informatif berupa leaflet yang berisi informasi terkait karies gigi dan cara
pencegahannya.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Program


Kegiatan sosialisasi kepada kader kesehatan wilayah Ngampilanpada :
Hari / tanggal : Jumat, 23 Juni 2023
Waktu : 08.30 – 11.30
Tempat : Aula Puskesmas Ngampilan
C. Kendala
Kehadiran peserta (kader kesehatan) yang hanya mencapai 60% dari total
kehadiran. Tingkat pemahaman individu yang masih kurang baik, dilihat dari beberapa hasil
post test yang masih ada yang salah menjawab. Antusiasme kader dalam mengikuti kegiatan
kurang karena sudah lelah
D. Solusi
Memastikan jumlah kehadiran peserta dalam kegiatan penyuluhan. Pemaparan
materi sebaiknya dilakukan tidak bersamaan dengan kegiatan lain di waktu yang sama,
sehingga peserta fokus terhadap satu materi yang disampaikan

TAHAP IX
EVALUASI PROGRAM

A. Kriteria Evaluasi
1) Unsur input
Jumlah peserta penyuluhan yang terbatas karena banyak peserta yang absen.
2) Unsur proses
Peserta (kader kesehatan) yang harus izin meninggalkan tempat dan peserta yang sudah
mulai Lelah dengan kegiatan
3) Unsur output
Melalui hasil skor post test yang telah dilakukan, masih terdapat jawaban yang salah,
padahal penjelasan sudah disesuaikan dengan isi materi beserta dengan soal pre-test
maupun post test. Walaupun begitu, tetapi sebagian besar hasil post test menunjukkan
adanya peningkatan skor penilaian.

B. Kesimpulan dan Saran


Berdasarkan kegiatan penyuluhan kesgilut terkait dengan karies kepada kader kesehatan
sebagian besar menunjukan antusiasme yang baik dilihat dari pserta selalu memperhatikan saat
pemaparan materi, namun cenderung kurang fokus karena sudah mulai lelah. Meskipun begitu,
hasil rata-rata post test-nya mengalami peningkatan dari nilai rata-rata pre test-nya. Maka dari
itu, dapat disimpulkan bahwa program tersebut cukup efektif untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat sekitar Ngampilan

DAFTAR PUSTAKA

Dinata, A. (2018). Pendampingan penyusunan DRD Pembangunan puskesmas kecamatan dempo


utara Kota Pagar Alam. Ngabdimas, 1(1), 1–5. https://doi.org/10.36050/ngabdimas.v1i1.89

Peraturan Menteri Kesehatan RI No 43 tahun 2019. (2019). Peraturan Menteri Kesehatan RI No


43 tahun 2019 tentang Puskesmas. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 43 Tahun 2019
Tentang Puskesmas, Nomor 65(879), 2004–2006.
LAMPIRAN

Media Penyuluhan
REKAP DATA PRETEST DAN POST TEST

No Nama Pre test Post test


1. Candra A 100 100
2. Nanung saktiasih 100 90
3. Lusmawati 90 100
4. Lutiyah 90 100
5. Tri indah 90 100
6. Nuraini 70 100
7. Imah (100, 80 pretest)
8. Sri rahayu budiastuti 100 100
9. Novi 100 100
10. Puji pribekti 90 100
11. Tutik sri widayati 90 90
12. Galuh widiastuti 90 90
13. Sarjiyem 90 100
14 Suwarsi 100 100
15 Widarti 90 100
Total 92 97
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai