Anda di halaman 1dari 19

Nama : Dian Yemima Panjaitan

NIM : 201000101
Kelas : B
Dosen : Dr Siti Khadijah Nasution SKM., M.Kes.

DATA DUSUN X

Dusun X terdiri dari 100 KK, dengan jumlah jiwa sekitar 500 jiwa. Sebagian besar (69%)
suku Melayu dan 21% suku Jawa. Sebanyak 37% kepala keluarga mempunyai tingkat
pendidikan SD, 33% tamat SMP dan 5% tamat SD. Jenis pekerjaan kepala keluarga terbesar
adalah wiraswasta (64%) dan 11% petani.
Sebanyak 57 keluarga menyatakan ada keluhan sakit dalam 1 bulan terakhir, dengan 42%
ISPA, sebanyak 8% reumatik, sebanyak 20% diare, Tuberculosis paru 2%, scabies 28%.
Sebanyak 29% dari 100 KK mempunyai kartu jaminan kesehatan jamkesmas, dan selebihnya
tidak mempunyai jaminan kesehatan.
Sebanyak 50% konstruksi bangunan rumah semi permanen dan 10% non permanen. Jenis
lantai terluas 77% semen, sebanyak 50% bangunan rumah mempunyai ventilasi < 10%,
pencahayaan baik sebesar 37% rumah, dengan 52% rumah lembab. Sebagian besar rumah tangga
(69%) menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar, dan 26% menggunakan kayu. Sebanyak
77% rumah tangga mempunyai jenis atap seng dan 17% beratap nipah. Sebanyak 83% rumah
tangga mempunyai jamban, dan 77% rumah tangga yang mempunyai jamban menggunakan jenis
jamban leher angsa. Sebanyak 13% rumah tangga menggunakan air PAM sebagai sumber air
bersih, 22% sumur bor, 63% sumur gali dan 55% dari sumur gali berjarak >10 meter dari septic
tank. Sebanyak 87% memiliki SPAL dan hanya 7.95% yang tertutup. Sebanyak 85% rumah
tangga mempunyai lubang sampah dan 90% dibakar. Sebanyak 73% rumah tangga mempunyai
anggota perokok.
Pemberian kolostrum pada bayi sebanyak 48,93%, dan pemberian makanan tambahan
dibawah usia 4 bulan sebanyak 74,48%. Pemberian imunisasi pada balita, sebanyak 89% balita
mendapatkan imunisasi, dan yang lengkap hanya 28%. Sebanyak 83% ikut program KB, dan
sebanyak 51% jenis KB suntik, pil KB 38%, sterilisasi 7,6% dan kondom 2,5%.

Soal :
1. Susunlah Analisis situasi kesehatan di dusun X
2. Lakukan identifikasi masalah
3. Buatlah perumusan masalah
4. Lakukan Prioritas masalah
5. Susun alternatif pemecahan masalah
6. Buatlah Tujuan intervensi
7. Buatlah rencana operasional.
PERENCANAAN DAN EVALUASI KEBIJAKAN KESEHATAN DUSUN X

I. Analisis Situasi Kesehatan

A. Data Demografi
Dusun ”X” terdiri dari 100 KK, dengan jumlah jiwa sekitar 500 jiwa
1. Suku
Suku Persentase Jumlah
Melayu 69% 345 Jiwa
Jawa 21% 105 Jiwa

2. Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga


Tingkat Pendidikan Persentase Jumlah
SD 37% 185
SMP 33% 165
SMA 5% 25

3. Jenis Pekerjaan Kepala Keluarga


Jenis Pekerjaan Persentase Jumlah
Wiraswasta 64% 320
Petani 11% 55

B. Situasi dan Kecenderungan Kesehatan

1. Jenis Penyakit yang terjadi di Dusun “X”


Jenis Penyakit Persentase
ISPA 42%
Reumatik 8%
Diare 20%
TBC 2%
Scabies 28%

C. Kondisi Lingkungan Dusun “X”

1. Kontruksi Bangunan Rumah


Jenis Kontruksi Persentase
Semi Permanen 50%
Non Permanen 10%

2. Jenis Lantai
Jenis lantai Persentase
Semen 77%
3. Pencahayaan
Jenis Pencahayaan Persentase
Pencahayaan Baik 37%
Pencahayaan Tidak baik (ventilasi < 10%) 50%

4. Kondisi Kelembapan Bangunan


Lembab 52%

5. Jenis Atap Bangunan


Jenis Atap Persentase
Seng 77%
Nipah 17%

6. Jamban
Jamban 83%
Jamban Jenis Leher Angsa 77%

7. Akses Terhadap Air Bersih


PAM 13%
Sumur Bor 22%
Sumur Gali 63%
Sumur Gali yang berjarak >10 m dari Septic 55%
Tank

8. Saluran Pembuangan Air Limbah


SPAL 83%
SPAL yang tertutup 7,95%

9. Tempat Pembuangan Sampah


Lubang Sampah 85%
Sebanyak 90% dibakar

10. Penggunaan Bahan Bakar


Jenis Bahan Bakar Persentase
Minyak Tanah 69%
Kayu 26%

D. Perilaku
Perokok 73%

Pemeberian Kolostrum Pada Bayi 48,93%

Pemberi Makanan Tambahan dibawah Usia 74,48%


4 Bulan
E. Program/Pelayanan Kesehatan

1. Imunisasi
Persentase pemberian imunisasi pada balita di dusun “X” sebanyak 89%
Imunisasi Lengkap 28%
Imunisasi Tidak Lengkap 61%

2. Program KB
Persentase yang mengikuti program kb di dusun “X” sebanyak 83%
Jenis KB Persentase
KB Suntik 51%
Pil KB 38%
Sterilisasi 7,6%
Kondom 2,5%

II. Identifikasi Masalah

1)Dinamika Masalah Penyakit ISPA

a.Lingkungan
Lingkungan Fisik :
 50% konstruksi bangunan rumah semi permanen dan 10% non permanen
 Kontruksi Bangunan
 Lantai semen terluas (77%)
 Ventilasi <10% (50% rumah)
 Pencahayaan baik (37% rumah)
 Rumah lembab (52%)
 Penduduk yang memiliki akses air minum
 Air PAM sbg air bersih (13%)
 Sumur bor pompa (22%)
 Sumur gali terlindung (63%)
 Sumur gali berjarak >10 meter dr septic tank (55%)
 Rumah tangga mempunyai (83%) tempat pembuangan air besar
 Leher angsa (77%)
 Penduduk memiliki jenis atap seng (77%) dan beratap nipah (17%)
 Sebanyak (87%) memiliki SPAL dan hanya (7.95%) yang tertutup
 Sebanyak (85%) rumah tangga mempunyai lubang sampah dan( 90%) dibakar
 Sebanyak (69%) rumah tangga menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar, dan
(26%) menggunakan kayu
 Rumah tangga dengan layanan air bersih (13%)
Lingkungan Biologis :
 Usia : anak anak dan lansia beresiko lebih besar untuk terkena ISPA dikarenakan
sistem kekebalan tubuh yang rendah
 Bakteri dan virus : Penyebab ISPA adalah infeksi virus atau bakteri pada saluran
pernapasan. Walaupun lebih sering disebabkan oleh infeksi virus, ada beberapa jenis
bakteri yang juga bisa menyebabkan ISPA, yaitu: Streptococcus, Haemophilus,
Staphylococcus aureus, Corynebacterium diphteriae, Mycoplasma pneumoniae dan
Chlamydi.
 Jenis kelamin : perbedaan hormonal antara laki laki dan perempuan menyebabkan 
laki laki lebih beresiko untuk terkena ISPA serta keaktifan laki laki yang membuat
mereka lebih mudah terpapar agen penyebab ISPA
 Genetik : mempengaruhi sistem kekebalan tubuh 

Lingkungan Sosial : kemiskinan, gaya hidup, etnis dan pendidikan

b.Perilaku :

 Pemberian kolostrum pada bayi (48,93%)


 Pemberian makanan tambahan dibawah usia 4 bulan (74,48%)
 Pemberian imunisasi pada balita, sebanyak (89%)balita mendapatkan imunisasi,
dan yang lengkap hanya (28%)
 Program KB(83%) :
 Jenis KB suntik (51%)
 Pil KB (38%)
 Sterilisasi (7,6%)
 Kondom (2,5%)
 Perilaku pendukung :
 Kebiasaan merokok(73%)
 Kurang menjaga kebersihan seperti tidak rutin mencuci tangan
 Tidak mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimban

c.Pelayanan Kesehatan

 Sebanyak (29%) dari 100 KK mempunyai kartu jaminan kesehatan jamkesmas, dan
selebihnya tidak mempunyai jaminan kesehatan.
 Cakupan Imunisasi
D.Kependudukan
 Jumlah penduduk di dusun “X” : 500 Jiwa (100 KK)
 Suku penduduk di dusun “X” :
 Suku Melayu : 345 jiwa
 Suku Jawa : 105 jiwa
 Kepala keluarga menurut tingkat pendidikan di dusun “X” :
 SD : 185
 SMP : 165
 SMA: 25
 Jenis pekerjaan kepala keluarga di dusun “X” :
 Wiraswasta : 320
 Petani : 55

2)Dinamika Masalah Penyakit Reumatik

a. Lingkungan

Lingkungan Fisik :
 50% konstruksi bangunan rumah semi permanen dan 10% non permanen
 Kontruksi Bangunan
 Lantai semen terluas (77%)
 Ventilasi <10% (50% rumah)
 Pencahayaan baik (37% rumah)
 Rumah lembab (52%)
 Penduduk yang memiliki akses air minum
 Air PAM sbg air bersih (13%)
 Sumur bor pompa (22%)
 Sumur gali terlindung (63%)
 Sumur gali berjarak >10 meter dr septic tank (55%)
 Rumah tangga mempunyai (83%) tempat pembuangan air besar
 Leher angsa (77%)
 Penduduk memiliki jenis atap seng (77%) dan beratap nipah (17%)
 Sebanyak (87%) memiliki SPAL dan hanya (7.95%) yang tertutup
 Sebanyak (85%) rumah tangga mempunyai lubang sampah dan( 90%) dibakar
 Sebanyak (69%) rumah tangga menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar, dan
(26%) menggunakan kayu
 Rumah tangga dengan layanan air bersih (13%)
Lingkungan Biologis :
 Usia : Rematik biasanya terjadi di usia paruh baya, tetapi anak muda bisa juga terkena
penyakit ini. Menurut penelitian 8 dari 100.000 orang yang berada di rentang usia 18-
34 tahun mengidap rematik.
 Jenis kelamin : perempuan lebih cenderung mengalami rematik ketimbang laki-laki.
Ini dikarenakan perempuan memiliki hormon estrogen. Hormon ini terkadang bisa
menyebabkan fluktuasi pada sistem imun.
 Genetik : mempengaruhi sistem kekebalan tubuh 

Lingkungan Sosial : kemiskinan, gaya hidup, etnis dan pendidikan

b.Perilaku :

 Pemberian kolostrum pada bayi (48,93%)


 Pemberian makanan tambahan dibawah usia 4 bulan (74,48%)
 Pemberian imunisasi pada balita, sebanyak (89%)balita mendapatkan imunisasi,
dan yang lengkap hanya (28%)
 Program KB(83%) :
 Jenis KB suntik (51%)
 Pil KB (38%)
 Sterilisasi (7,6%)
 Kondom (2,5%)
 Perilaku pendukung :
 Kebiasaan merokok(73%)
 Obesitas
 Riwayat keluarga

c.Pelayanan Kesehatan

 Sebanyak (29%) dari 100 KK mempunyai kartu jaminan kesehatan jamkesmas, dan
selebihnya tidak mempunyai jaminan kesehatan.
 Cakupan Imunisasi

D.Kependudukan
 Jumlah penduduk di dusun “X” : 500 Jiwa (100 KK)
 Suku penduduk di dusun “X” :
 Suku Melayu : 345 jiwa
 Suku Jawa : 105 jiwa
 Kepala keluarga menurut tingkat pendidikan di dusun “X” :
 SD : 185
 SMP : 165
 SMA: 25
 Jenis pekerjaan kepala keluarga di dusun “X” :
 Wiraswasta : 320
 Petani : 55

3)Dinamika Masalah Penyakit Diare

a.Lingkungan
Lingkungan Fisik :
 50% konstruksi bangunan rumah semi permanen dan 10% non permanen
 Kontruksi Bangunan
 Lantai semen terluas (77%)
 Ventilasi <10% (50% rumah)
 Pencahayaan baik (37% rumah)
 Rumah lembab (52%)
 Penduduk yang memiliki akses air minum
 Air PAM sbg air bersih (13%)
 Sumur bor pompa (22%)
 Sumur gali terlindung (63%)
 Sumur gali berjarak >10 meter dr septic tank (55%)
 Rumah tangga mempunyai (83%) tempat pembuangan air besar
 Leher angsa (77%)
 Penduduk memiliki jenis atap seng (77%) dan beratap nipah (17%)
 Sebanyak (87%) memiliki SPAL dan hanya (7.95%) yang tertutup
 Sebanyak (85%) rumah tangga mempunyai lubang sampah dan( 90%) dibakar
 Sebanyak (69%) rumah tangga menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar, dan
(26%) menggunakan kayu
 Rumah tangga dengan layanan air bersih (13%)
Lingkungan Biologis :
 Usia : usia di bawah lima tahun atau balita lebih rentan dibandingkan dengan anak di
atas lima tahun. Dari balita itu, anak-anak di bawah dua tahun, risikonya lebih besar
lagi
 Bakteri dan virus : Campylobacter, Salmonella, Shigella, dan E. Coli
 Genetik : mempengaruhi sistem kekebalan tubuh 

Lingkungan Sosial : kemiskinan, gaya hidup, etnis dan pendidikan

b.Perilaku :

 Pemberian kolostrum pada bayi (48,93%)


 Pemberian makanan tambahan dibawah usia 4 bulan (74,48%)
 Pemberian imunisasi pada balita, sebanyak (89%)balita mendapatkan imunisasi,
dan yang lengkap hanya (28%)
 Program KB(83%) :
 Jenis KB suntik (51%)
 Pil KB (38%)
 Sterilisasi (7,6%)
 Kondom (2,5%)
 Perilaku pendukung :
 Tidak melakukan pemberian ASI ekslusif secara teratur pada bulan pertama
kehidupan balita
 Kurang menjaga kebersihan seperti tidak rutin mencuci tangan
 Tidak mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang

c.Pelayanan Kesehatan

 Sebanyak (29%) dari 100 KK mempunyai kartu jaminan kesehatan jamkesmas, dan
selebihnya tidak mempunyai jaminan kesehatan.
 Cakupan Imunisasi bayi dan balita
 Pemberian kolostrum pada bayi

D.Kependudukan
 Jumlah penduduk di dusun “X” : 500 Jiwa (100 KK)
 Suku penduduk di dusun “X” :
 Suku Melayu : 345 jiwa
 Suku Jawa : 105 jiwa
 Kepala keluarga menurut tingkat pendidikan di dusun “X” :
 SD : 185
 SMP : 165
 SMA: 25
 Jenis pekerjaan kepala keluarga di dusun “X” :
 Wiraswasta : 320
 Petani : 55

4)Dinamika Masalah Penyakit TBC

a.Lingkungan
Lingkungan Fisik :
 50% konstruksi bangunan rumah semi permanen dan 10% non permanen
 Kontruksi Bangunan
 Lantai semen terluas (77%)
 Ventilasi <10% (50% rumah)
 Pencahayaan baik (37% rumah)
 Rumah lembab (52%)
 Penduduk yang memiliki akses air minum
 Air PAM sbg air bersih (13%)
 Sumur bor pompa (22%)
 Sumur gali terlindung (63%)
 Sumur gali berjarak >10 meter dr septic tank (55%)
 Rumah tangga mempunyai (83%) tempat pembuangan air besar
 Leher angsa (77%)
 Penduduk memiliki jenis atap seng (77%) dan beratap nipah (17%)
 Sebanyak (87%) memiliki SPAL dan hanya (7.95%) yang tertutup
 Sebanyak (85%) rumah tangga mempunyai lubang sampah dan( 90%) dibakar
 Sebanyak (69%) rumah tangga menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar, dan
(26%) menggunakan kayu
 Rumah tangga dengan layanan air bersih (13%)
Lingkungan Biologis :

 Usia : Anak-anak adalah kelompok orang yang rentan sekali terinfeksi tuberkulsis,
terutama mereka yang masih berusia di bawah 5 tahun (balita). Imunitas mereka
belum seoptimal atau sesempurna orang dewasa muda sehingga apabila terpapar oleh
penderita TBC, akan berpeluang ikut terinfeksi.
 Bakteri dan virus : infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.

 Jenis kelamin : Jenis kelamin laki-laki lebih rentan untuk terinfeksi TB paru
dibandingkan dengan perempuan, Hal ini kemungkinan disebabkan oleh faktor lain
seperti perbedaan perilaku dimana lebih banyak laki laki yang merokok dibandingkan
dengan perempuan
 Genetik : mempengaruhi sistem kekebalan tubuh 

Lingkungan Sosial : kemiskinan, gaya hidup, etnis dan pendidikan

b.Perilaku :

 Pemberian kolostrum pada bayi (48,93%)


 Pemberian makanan tambahan dibawah usia 4 bulan (74,48%)
 Pemberian imunisasi pada balita, sebanyak (89%)balita mendapatkan imunisasi,
dan yang lengkap hanya (28%)
 Program KB(83%) :
 Jenis KB suntik (51%)
 Pil KB (38%)
 Sterilisasi (7,6%)
 Kondom (2,5%)
 Perilaku pendukung :
 Kebiasaan merokok(73%)
 Memiliki pola hidup yang tidak sehat

c.Pelayanan Kesehatan

 Sebanyak (29%) dari 100 KK mempunyai kartu jaminan kesehatan jamkesmas, dan
selebihnya tidak mempunyai jaminan kesehatan.
 Cakupan Imunisasi

D.Kependudukan
 Jumlah penduduk di dusun “X” : 500 Jiwa (100 KK)
 Suku penduduk di dusun “X” :
 Suku Melayu : 345 jiwa
 Suku Jawa : 105 jiwa
 Kepala keluarga menurut tingkat pendidikan di dusun “X” :
 SD : 185
 SMP : 165
 SMA: 25
 Jenis pekerjaan kepala keluarga di dusun “X” :
 Wiraswasta : 320
 Petani : 55

5)Dinamika Masalah Penyakit Scabies

a.Lingkungan
Lingkungan Fisik :
 50% konstruksi bangunan rumah semi permanen dan 10% non permanen
 Kontruksi Bangunan
 Lantai semen terluas (77%)
 Ventilasi <10% (50% rumah)
 Pencahayaan baik (37% rumah)
 Rumah lembab (52%)
 Penduduk yang memiliki akses air minum
 Air PAM sbg air bersih (13%)
 Sumur bor pompa (22%)
 Sumur gali terlindung (63%)
 Sumur gali berjarak >10 meter dr septic tank (55%)
 Rumah tangga mempunyai (83%) tempat pembuangan air besar
 Leher angsa (77%)
 Penduduk memiliki jenis atap seng (77%) dan beratap nipah (17%)
 Sebanyak (87%) memiliki SPAL dan hanya (7.95%) yang tertutup
 Sebanyak (85%) rumah tangga mempunyai lubang sampah dan( 90%) dibakar
 Sebanyak (69%) rumah tangga menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar, dan
(26%) menggunakan kayu
 Rumah tangga dengan layanan air bersih (13%)
Lingkungan Biologis :

 Usia : menginfeksi penderita dari berbagai usia dan kalangan


 Bakteri dan virus :disebabkan oleh kutu Sarcoptes scabiei

Lingkungan Sosial : kemiskinan, gaya hidup, etnis dan pendidikan

b.Perilaku :

 Pemberian kolostrum pada bayi (48,93%)


 Pemberian makanan tambahan dibawah usia 4 bulan (74,48%)
 Pemberian imunisasi pada balita, sebanyak (89%)balita mendapatkan imunisasi,
dan yang lengkap hanya (28%)
 Program KB(83%) :
 Jenis KB suntik (51%)
 Pil KB (38%)
 Sterilisasi (7,6%)
 Kondom (2,5%)
 Perilaku pendukung :
 Memiliki pola hidup yang tidak sehat
 Perilaku yang kurang bersih

c.Pelayanan Kesehatan

 Sebanyak (29%) dari 100 KK mempunyai kartu jaminan kesehatan jamkesmas, dan
selebihnya tidak mempunyai jaminan kesehatan.
 Cakupan Imunisasi

D.Kependudukan
 Jumlah penduduk di dusun “X” : 500 Jiwa (100 KK)
 Suku penduduk di dusun “X” :
 Suku Melayu : 345 jiwa
 Suku Jawa : 105 jiwa
 Kepala keluarga menurut tingkat pendidikan di dusun “X” :
 SD : 185
 SMP : 165
 SMA: 25
 Jenis pekerjaan kepala keluarga di dusun “X” :
 Wiraswasta : 320
 Petani : 55

III. Perumusan Masalah

a. ISPA
24
x 100% = 4,8%
500
b. Reumatik
5
x 100% = 1%
500
c. Diare
11
x 100% = 2,2%
500
d. TBC
1
x 100% = 0,2%
500
e. Scabies
16
x 100% = 3,2%
500

IV. Prioritas masalah

Prioritas Masalah Kesehatan


1. Ispa
Jumlah kasus : 42% x 500 = 210
Kematian :0
210
Prevalensi = x 100% = 42%
500
0
CFR = x 100% = 0%
210
Vulnerability = Ada
Community = Tidak terlalu penting

2. Reumatik
Jumlah kasus : 8% x 500 = 40
Kematian :0
40
Prevalensi = x 100% = 8%
500
0
CFR = x 100% = 0%
40
Vulnerability = Ada
Community = Penting

3. Diare
Jumlah kasus : 20% x 500 =100
Kematian :0
100
Prevalensi = x 100% = 20%
500
0
CFR = x 100% = 0%
100
Vulnerability = Ada
Community = Penting

4. TBC
Jumlah kasus : 2% x 500 = 10
Kematian :0
10
Prevalensi = x 100% = 2%
500
0
CFR = x 100% = 0%
10
Vulnerability = Ada
Community = Penting

5. Scabies
Jumlah kasus : 28% x 500 = 140
Kematian :0
140
Prevalensi = x 100% = 28%
500
0
CFR = x 100% = 0%
140
Vulnerability = Ada
Community = Penting
V. Alternatif Pemecahan Masalah

1. Susunan alternatif pemecahan masalah


N Prioritas Masalah Penyebab Masalah Alternatif pemecahan masalah
O
1. Imunisasi: -Sebagian masyarakat - Refresing/pelatihan kader ttg
- Semua Antigen / status pendidikan masih materi kesehatan termasuk
Jenis rendah tentang posyandu
imunisasi dasar - Sosial ekonomi rendah - Penyuluhan kepada masyarakat ttg
- Kurangnya pengetahuan
ttg pentingnya imunisasi pentingnya memelihara kesehatan
- Promosi Kesehatan bayi & balitadi posyandu
kurang - Penyuluhan kepada masyarakat ttg
Gizi & ASI Ekslusif
- Pendataan tentang PHBS
- Monitoring PMT Pemulihan
Balita Gizi Kurang BGM/Gizi
buruk oleh Petugas Kesehatan
2. ISPA - Kurangnya pendidikan - Meningkatkan koordinasi lintas
masyarakat tentang program dan lintas sektor
kebersihan dan kesehatan - Pelatihan kader tentang materi
- Kurangnya pengetahuan kesehatan termasuk kebersihan
masyarakat tentang lingkungan.
memelihara kesehatan dan - Menyusun rencana kegiatan
lingkungannya pengendalian penyakit ISPA yang
- Lingkungan yang tidak meliputi target, kebutuhan logistic
bersih dan seringnya dan pengelolaanya
membakar sampah dengan
sembarangan
- ventilasi rumah < 10%
- Masyarakat yang merokok
di sembarang tempat

3. Reumatik - Rendahnya tingkat - Melakukan senam rematik


pendidikan masyarakat - Perluasan cakupan akses
dusun “X” pelayanan kesehatan
- banyaknya beban kerja dan
daya tekanannya
- kurangnya pergerakan
4 Diare - Kurangnya pendidikan - Melakukan penyuluhan kesehatan
masyarakat tentang kepada masyarakat dusun “X”
kebersihan dan kesehatan - Memberi penyuluhan PHBS dan
- Kurangnya pengetahuan melakukan pendataan tentang
masyarakat tentang PHBS
memelihara kesehatan dan - Menyediakan persediaan air bersih
lingkungannya - Melakukan penyehatan
- Kurangnya persediaan air lingkungan pemukiman dan jamban
bersih
- Belum terpenuhinya
tempat sampah yang
memenuhi syarat
- Sanitasi jamban yang
kurang baik
5 TBC - ventilasi rumah < 10% - Melakukan penyuluhan mengenai
- Kurangnya pengetahuan TBC dan tatalaksana kasus TBC
masyarakat tentang - Melakukan standarisasi ruang lab
memelihara kesehatan dan - Meningkatkan koordinasi lintas
lingkungannya program dan lintas sektor
- Kebiasaan merokok - Pelatihan kader tentang materi
- Rendahnya tingkat kesehatan termasuk
pendidikan masyarakat
dusun “X”
6 Scabies -Sebagian masyarakat - Memberi penyuluhan PHBS dan
status pendidikan masih melakukan pendataan tentang
rendah PHBS
- Sosial ekonomi rendah - Menyediakan persediaan air bersih
- Promosi Kesehatan - Manutup SPAL
kurang - Meningkatkan pengetahuan dan
- ventilasi rumah < 10% pemahaman masyarakat dusun “X”
- Kurangnya persediaan air tentang pencegahan penyakit
bersih scabies
- Kurangnya PHBS
- Tidak menutup SPAL
VI. Tujuan intervensi

Perencanaan diperlukan karena perencanaan akan memberikan arah,mengurangi


ketidakpastian, meminimalkan pemborosan dan kekosongan dan menetapkan tujuan atau
standar yang digunakan dalam pengendalian. Dua halerat yang berkaitan dengan
perencanaan adalah tujuan dan rencana. Tujuan merupakan target atau hasil akhir yang
ingin dicapai. Tujuan dapat ditetapkandengan menggunakan konsep SMART.Sedangkan
rencana merupakan konsep, gagasan, bagaimana sutu tujuan akandicapai. Rencana dapat
disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktutertentu sesuai dengan keinginan
pembuat perencana.

Namun yang lebih utama adalah perencanaan yang dibuat harus dapat dilaksanakan
dengan mudah dan tetap sasaran. Evaluasi yaitu suatu tindakan untuk menentukan nilai
sesuatu. Dalam artian luas, evaluasi adalah suatu proses dalam merencanakan,
memperoleh, danmenyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat
alternatif-alternatif keputusan.Tujuan evaluasi adalahuntuk memperbaiki pelaksanaan dan
perencanaankembali suatu program, Sebagai alat untuk memperbaiki kebijaksanaan
perencanaan dan pelaksanaan program yang akan datang, dan Sebagai alat untuk
memperbaiki alokasi sumber dana dan sumber daya manajemen saat ini serta dimasa
mendatang.

Prinsip evaluasi adalah sebagai kunci pengambilan keputusan yang lebih baik , bersifat
menyeluruh dan dinamis,dilandasi prinsip manajemen, strategi untuk mencapai tujuan-
tujuan yang telah ditetapkan, ketepatan waktu dan tempatlaporan-laporan evaluatif, dan
bergantung pada indikator-indikator yangmenggambarkan tingkat dan rasio yang tepat

Terdapat tujuan khusus dan umum dalam perencanaan dan evaluasi kesehatan tersebut :

 Tujuan Umum
 Meningkatkan satus gizi di Dusun X
 Meningkatkan pelayanan kesehatan di Dusun X
 Meningkatkan fasilitas bangunan rumah warga di Dusun X
 Tujuan Khusus
 Meningkatnya perilaku ibu dalam memberikkan makanan bergizi kepada anak
balita.
 Meningkatnya jumlah anak balita yang dittimbang di Posyandu.
 Meningkatnya jumlah anak yang berat badannya naik, dan sebagainya.
 Meningkatnya pemberian imunisasi pada bayi dan balita
 Meningkatnya para wanita menggunakan program KB

VII. Rencana Operasional

Rencana Kegiatan

1. Rencana Operasional Jangka Pendek

No Rincian Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Pelaksana


1. Advokasi pada kepala Meminta izin untuk Kepala 11 Oktober Mahasiswa
Puskesmas,Bidan pelaksanaan acara dan puskesmas 2021
puskesmas mendapatkan dukungan  dan petugas
dan bidan desa program kegiatan. kesehatan
2. Persiapan sarana dan Persiapan leaflet, 14 Oktober Mahasiswa
prasarana undangan ,konsumsi, lokasi 2021
dan materi
3. Pematangan Program Mematangkan konsep Masyarakat 15 Oktober Mahasiswa
Kerja program kerja serta dusun "X" “ 2021 dan petugas
mengundang masyarakat kesehatan
dan bidan desa
4. Pelaksanaan Kegiatan 1. Memberi latihan dan Masyarakat 16-20 Mahasiswa
pengetahuan kepada dusun “X” Oktober dan petugas
masyarakat tentang 2021 kesehatan
memelihara kesehatan dan
lingkungannya
2. Memberi Penyuluhan
kepada masyarakat ttg
pentingnya memelihara
kesehatan bayi & balita di
posyandu.
3. Memberi penyuluhan
PHBS dan melakukan
pendataan tentang PHBS
4. Meningkatkan
pengetahuan dan
pemahaman masyarakat
dusun “X” tentang
pencegahan penyakit.
5. Pembuatan laporan Mencatat pelaksanaan hasil Mahasiswa 21 Oktober Mahasiswa
akhir kegiatan dan evaluasi 2021

2. Rencana Operasional Jangka Panjang

No Rincian Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Pelaksana


1. Kelanjutan 1. Memberi penyuluhan Masyarakat 2 bulan Petugas
pemberian PHBS dan melakukan dusun “X” sekali Kesehatan
penyuluhan atau pendataan tentang PHBS
pengetahuan kepada setiap 2 bulan sekali di
masyarakat dusun dusun “X”
“X” 2. Memberi Penyuluhan
kepada masyarakat ttg
pentingnya memelihara
kesehatan bayi & balita di
posyandu setiap 2 bulan
sekali
3. Memberi latihan dan
pengetahuan kepada
masyarakat tentang
memelihara kesehatan dan
lingkungannya setiap 2
bulan sekali.
2. Pembuatan media Membuat sasaran Masyarakat Petugas
penyuluhan yang penyuluhan lebih tertarik dusun “X” Kesehatan
lebih menarik mengikuti penyuluhan

Anda mungkin juga menyukai