NIM : 030.10.051
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
01 FEBRUARI 09 APRIL 2016
Rekayasa Kasus
Pada hari Minggu, tanggal 6 April 2014, Hujan lebat turun dimulai dari sabtu malam
pukul 10.00 malam hari sampai dengan pukul 09.00 pagi. Hujan lebat tersebut menyebabkan
peningkatan debit air pada sungai cisadane. Hujan juga terjadi di hampir semua wilayah
JABODETABEK. Sungai Cisadanepun kembali meluap akibat ditambahnya air kiriman dari
Bogor, Jawa Barat, sejak Sabtu 5 April 2014 malam. Mengakibatkan sejumlah perumahan di
Kota Tangerang terendam banjir. Di antaranya di daerah Panunggangan, Kali Pasir, Pondok
Arum, Karawaci, Sukajadi dan Nambo Jaya. Ketinggian air rata-rata mencapai selutut orang
dewasa. Luapan Sungai Cisadane kali ini lebih disebabkan oleh kondisi curah hujan yang
tinggi di wilayah Bogor, sehingga ketinggian air di Bendungan Batu Belah, Bogor yang
merupakan muara Kali Cisadane, pada Sabtu malam mencapai 720 meter..
.
1. Hazard Mapping
Sebagian besar wilayah Tangerang merupakan dataran rendah. Sungai Cisadane, sungai
terpanjang di Tangerang, mengalir dari selatan dan bermuara di Laut Jawa.
Berdasarkan sumber airnya, air yang berlebihan/banjir dapat dikategorikan dalam tiga
kategori:
(a) Banjir yang disebabkan oleh hujan lebat yang melebihi kapasitas penyaluran sistem
pengaliran air yang terdiri dari sistem sungai alamiah dan sistem drainase buatan manusia;
(b) Banjir yang disebabkan oleh meningkatnya muka air di sungai sebagai akibat pasang laut
maupun meningginya gelombang laut akibat badai; dan
(c) Banjir akibat kegagalan bangunan air buatan manusia seperti bendungan, tanggul dan
bangunan pengendali banjir .
2. Vulnerability
Fisik
Kabupaten Tangerang terletak di bagian Timur Propinsi Banten pada koordinat
10620'-10643' Bujur Timur dan 600'-620' Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten
Tangerang 1.110,38 Km2 atau 12,62 % dari seluruh luas wilayah Propinsi Banten dengan
Batas wilayah: Dari sebelah Utara wilayah ini berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah
Timur berbatasan dengan Propinsi DKI Jakarta dan Kota Tangerang, sebelah Selatan
berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kota Depok, sedangkan sebelah Barat
berbatasan dengan Kabupaten Serang dan Lebak. Secara Topografi, Kabupaten Tangerang
berada pada wilayah dataran yang terdiri dari wilayah dataran rendah dan dataran tinggi
Faktor iklim yang mencakup antara lain aspek lamanya musim kemarau dan musim
penghujan serta banyaknya curah hujan juga akan berpengaruh terhadap lingkungan
seperti terhadap tingkat kesuburan lahan, kekeringan, banjir dan sebagainya, yang pada
gilirannya berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat Musim kemarau di
Kabupaten Tangerang biasanya pada bulan Mei sampai September (5 Bulan) sedangkan
musim hujan terjadi bulan Oktober sampai April dengan curah hujan rata-rata adalah 166
mm2, serta curah hujan tertinggi dan terendah masing-masing adalah 377 mm2 dan 15
mm2
.Sosial
Jumlah penduduk seluruhnya sebesar 2.838.621 yang terdiri dari laki-laki
sebesar 51% (lima puluh satu persen) dan perempuan sebesar 49% (empat puluh
sembilan persen). Berdasarkan data tahun 2009 penduduk Kabupaten Tangerang ini
bertambah 13 persen per tahun. Menurut catatan terakhir, pada tahun 2010 kepadatan
penduduk adalah 2.958 per km2 dengan kecamatan Pasarkemis sebagai kecamatan
terpadat (9.133 per km2) dan kecamatan Kemeri sebagai kecamatan terjarang (1.235
per km2)
Adat istiadat yang sampai sekarang hidup di kalangan masyarakat dapat
digambarkan sebagai berikut.
a) Gotong royong masyarakat dalam menuntaskan kemiskinan;
b) Gerakan rereongan berhias dan rereongan sarupi;
c) Gerakan santri raksa desa dan Jumat bersih;
d) Gerakan Penghijauan Lingkungan.
Gambaran keadaan keagamaan dapat diuraikan bahwa jumlah penduduk beragama Islam
sebanyak 2.691.297 orang (94,81persen), Protestan sebanyak 60.179 orang (2,12 persen),
Katolik 40.308 orang (1,42 persen), Hindu sebanyak 6.529 orang (0,23 persen), Budha
sebanyak 34.915 Orang (1,23 persen), dan khonghucu sebanyak 5.393 Orang (0,19 persen).
Untuk
mengamalkan
ibadahnya,
pemeluk
agama
tersebut
didukung
oleh
4.956
Ekonomi
Bidang ekonomi merupakan penggerak utama pembangunan seiring dengan
pengembangan kualitas SDM. Oleh karena itu, pembangunan di bidang pendidikan
yang merupakan bagian dari upaya peningkatan SDM memegang peranan yang sangat
penting. Melalui pendidikan diharapkan dapat terbentuk manusia yang berkualitas
sebagaimana yang dicita-citakan, yaitu manusia yang memiliki kemampuan
memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
yang diperlukan untuk mendukung pembangunan ekonomi, sosial budaya dan
berbagai bidang lainnya secara serasi dan seimbang (harmonis).
Tingkat pendapatan suatu daerah dapat diukur antara lain dari pendapatan per
kapita, penerimaan pajak bumi dan bangunan (PBB), pendapatan asli daerah (PAD),
produk domestik regional bruto (PDRB), anggaran belanja dan pendapatan daerah
(APBD) serta gambaran kualitatif tentang keadaan sandang, pangan dan perumahan
masyarakat.
PAD
tahun
2009
Kabupaten
Tangerang
adalah
sebesar
Rp
yang akan terjadi, agar bisa memberikan peringatan sedini mungkin untuk
menghindari atau meminimalkan akibat yang akan ditimbulkan. Sistem peringatan
dini banjir sangat penting, karena: (1) intensitas dan keragaman hujan menurut ruang
dan waktu sangat tinggi sehingga banjir bisa terjadi secara tibatiba, (2) hujan besar
umumnya terjadi dari sore sampai malam hari. Sistem penyampaian peringatan dini
tentang banjir kepada masyarakat sudah dilakukan melalui berbagai peralatan
komunikasi seperti telepon, radio dan televisi
Penyakit
Penyakit yang banyak menyerang warga di daerah rawan bencana banjir
adalah Diare, dermatitis, ispa, leptospirosis.
3. Capacity
Kapasitas yang dimiliki oleh Institusi dan masyarakat dalam menghadapi ancaman
banjir antara lain :
o Tingkat gotongroyong masyarakat tinggi dalam menghadapi bencana.
o Institusi dan tokoh masyarakat yang bergerak dalam bidang penanggulangan
bencana bekerja secara cepat.
o Terdapatnya tempat pengungsian untuk para korban bencana seperti di rumah
ibadah maupun sekolah-sekolah.
2013
Unit Kerja
Unit of Work
(1)
1
2
3
4
RS Siloam
Lippo Karawaci
RSI Q a d
r
RSB Permata
Hati
RSIA
Tiara
Pera
wat
Nurse
(6)
161
28
21
26
364
31
11
79
18
21
12
13
RS Mulia Insani
18
12
13
74
RSU Tangerang
87
28
68
360
RS Paramita
11
40
RSIA Selaras
11
33
12
29
55
35
12
12
17
81
12
25
19
16
28
24
12
13
19
16
13
16
20
21
23
RS Bethsaida
60
14
11
23
88
Jumlah / Total
541
189
90
354
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
RSIA St.Carolus
Serpong
Ciputra
Hospital
RS.Mitra
Husada
RSIA.Keluarga
Kita
RSIA Murni
Asih
RSUD Balaraja
RS
Selaras
RSIA Bunda
Sejahtera
RSIA Harapan
Mulia
1,2
83
Tangerang Regency
2013
Kecamatan
1
2
3
District
Puskesmas
Health
Centres
(1)
(2)
Balaraja
Jayanti
Tigarak
sa
(4)
(5)
(6)
(7)
Balaraja
18
Gembong
Jayanti
11
Tigaraksa
16
Pasir Nangka
18
Jambe
Jambe
24
Cisoka
Cisoka
12
Kresek
Kresek
20
Kronjo
Kronjo
19
Mauk
Mauk
26
9
1
0
1
1
Kemiri
Sukadir
i
Kemiri
16
Sukadiri
16
Rajeg
Rajeg
17
Sukatani
15
1
2
1
3
Pasar
Kemis
Telukna
ga
Kutabumi
18
Teluknaga
22
Tegal Angus
14
Kosambi
12
Salembaran
Jaya
12
Pakuhaji
21
Sukawali
16
Sepata
n
Sepatan
21
Curug
Curug
21
11
Binong
Cikupa
21
Pasir Jaya
13
Panong
an
Panongan
15
Legok
Legok
15
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
Kosamb
i
Pakuhaj
i
Cikupa
10
Bojong
Kamal
Caringin
2
1
2
2
2
3
2
4
2
5
2
6
2
7
2
8
2
9
12
Pagedang
an
Pagedangan
19
Cisauk
Cisauk
Suradita
Sukamulya
17
Kelapa Dua
Jl. Emas
11
Jl. Kutai
Bojong
Nangka
Sindang Jaya
18
Kedaung
Barat
18
Solear
Cikuya
15
Gunung
Kaler
Mekar
Baru
Gunung
Kaler
15
Mekar Baru
14
41
42
73
8
20
3
Sukamuly
a
Kelapa
Dua
Sindang
Jaya
Sepatan
Timur
Jumlah / Total
4.
Siklus Bencana
Penanganan bencana berdasar siklus bencana berikut:
11
Kegiatan
Upaya - upaya Struktural
PENCEGAHAN
( Prevention)
PENANGANAN
( Intervention/ Response)
12
PEMULIHAN
( Recovery
PRA BENCANA
PENCEGAHAN
1. Menyusun peraturan dan menertibkan daerah bantaran sungai
2. Membangun, meningkatkan, memperbaiki atau normalisasi, dan memelihara sungai,
3.
4.
5.
6.
7.
8.
13
metode lainnya.
4. Simak informasi terkini melalui TV, radio, atau peringatan tim warga tentang curah
hujan dan kondisi air.
5. Menyediakan cadangan pangan dan sandang serta peralatan darurat banjir lainnya,
antara lain radio baterai, senter, korek gas, dan lilin.
6. Siapkan bahan makanan mudah saji dan persediaan air bersih.
7. Siapkan obat-obatan darurat.
8. Amankan dokumen penting.
SAAT TERJADI BENCANA
TANGGAP DARURAT
1. Mendata lokasi dan jumlah korban bencana.
2. Pencarian dan penyelamatan korban bencana
3. Pelayanan kesehatan darurat kepada korban bencana
4. Pengoperasian sistem peringatan banjir (flood warning system), pemberitahuan
dini kepada masyarakat tentang kondisi cuaca
14
15
pelaksanaannya dikoordinasikan oleh BNPB, BPBD provinsi (atau Satkorlak), dan BPBD
kabupaten/kota (Satlak).
6. Organisasi
Pengendalian banjir merupakan sebagian tugas yang diemban oleh pengelola sumber
daya air wilayah sungai. Untuk melaksanakan tugas tersebut, di dalam struktur organisasi
pengelola sumber daya air wilayah sungai terdapat unit yang menangani pengendalian banjir.
Tugas-tugas unit yang menangani pengendalian banjir adalah:
a. Melaksanakan pengumpulan data, pembuatan peta banjir, penyusunan rencana
teknis pengendalian banjir;
b. Melaksanakan analisis hidrologi dan penyebab banjir;
c. Melaksanakan penyusunan prioritas penanganan daerah rawan banjir;
d. Melaksanakan pengendalian bahaya banjir, meliputi tindakan darurat pengendalian
dan penanggulangan banjir;
e. Menyusun dan mengoperasikan sistem peramalan dan peringatan dini banjir;
f. Melaksanakan persiapan, penyusunan, dan penetapan pengaturan dan petunjuk
teknis pengendalian banjir; dan
g. Menyiapkan rencana kebutuhan bahan untuk penanggulangan banjir.
7.Sumber Daya Pendukung
Personil
a. Kelompok tenaga ahli
Tenaga ahli yang diperlukan adalah tenaga ahli yang memenuhi kualifikasi di bidang
sumber daya air, antara lain: bidang hidrologi, klimatologi, hidrolika, sipil, elektro mekanis,
hidrogeologi, geologi teknik, dan tenaga ahli lainnya yang berhubungan dengan masalah
banjir.
b. Kelompok tenaga lapangan
Dalam pelaksanaan pengendalian banjir, dibutuhkan petugas lapangan dalam jumlah
cukup, utamanya untuk kegiatan pemantauan dan tindakan turun tangan.
8. Sarana dan Prasarana
Peralatan dan bahan dalam rangka pengendalian banjir terdiri dari:
peralatan hidrologi dan hidrometri (antara lain: peralatan klimatologi, AWLR, ARR,
extensometer);
perlengkapan kerja penunjang (antara lain: sekop, gergaji, cangkul, pompa air);
perlengkapan untuk evakuasi (antara lain: tenda darurat, perahu karet, dapur umum,
obat obatan);
bahan banjiran (a.l. karung plastik, bronjong kawat, bambu, dolken kayu).
9. Dana
16
Dalam pengendalian banjir, diperlukan alokasi dana yang diupayakan selalu tersedia.
Dana yang diperlukan tersebut harus dialokasikan sebagai dana cadangan yang bersumber
dari APBN, APBD, atau sumber dana lainnya. Dana cadangan disediakan sesuai ketentuan
yang berlaku.
10. Koordinasi
Lembaga Koordinasi
Berkaitan dengan pengendalian banjir, lembaga koordinasi yang ada adalah Tim
Penanggulangan
Bencana
Alam.
Pada
tingkat
nasional
adalah
Badan
Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB), pada tingkat provinsi adalah BPBD provinsi (jika belum
dibentuk dikoordinir oleh Satkorlak PB), dan pada tingkat kabupaten/kota adalah BPBD
kabupaten/kota (jika tidak dibentuk dikoordinir oleh Satlak PB).
Obyek yang dikoordinasikan dalam pengendalian serta penanggulangan banjir dapat
dipisahkan menjadi tahapan sebelum banjir, saat banjir, dan sesudah banjir.
Sebelum Banjir
a.
Perencanaan rute evakuasi dan tempat penampungan penduduk.
b.
Perencanaan program penyelamatan dan pertolongan kepada masyarakat.
c.
Perencanaan rute pengiriman material penanggulangan pada tempat-tempat kritis.
d.
Perencanaan rute pengiriman logistik kepada masyarakat.
e.
Perencanaan jenis dan jumlah bahan serta peralatan banjiran.
f.
Penyiapan sarana dan prasarana pendukung serta Sumberdaya Manusia.
Saat Banjir
a.
Evakuasian penduduk sesuai dengan prosedur.
b.
Memberikan bantuan kepada penduduk.
Sesudah Banjir
a.
Pemulihan kembali pemukiman penduduk, prasarana umum, bangunan pengendali
banjir, dan lain-lain.
b.
Pengembalian penduduk ke tempat semula.
c.
Pengamatan, pendataan kerugian dan kerusakan banjir.
Mekanisme Koordinasi
Koordinasi dalam pengendalian banjir dilakukan secara bertahap melalui BPBD
kabupaten (Satlak PB), BPBA, dan BNPB. Dalam forum koordinasi tersebut, dilakukan
musyawarah untuk memutuskan sesuatu yang sebelumnya mendengarkan pendapat dari
anggota yang mewakili instansi terkait.
Sistem Pelaporan
Dinas/Instansi/Badan hukum pengelola wilayah sungai melaporkan hal-hal sebagai berikut:
a.
Karakteristik banjir (antara lain: hidrologi banjir, peta daerah rawan banjir,
banjir
b.
c.
d.
bandang);
Kejadian banjir (antara lain: waktu, lokasi, lama dan luas genangan banjir);
Kerugian akibat banjir (antara lain: korban jiwa, harta benda, sosial ekonomi);
Kerusakan (antara lain: sarana dan prasarana, permukiman, pertanian,
perikanan,
lingkungan);
e.
Penanggulangan darurat; dan
17
f.
Usulan program pemulihan secara menyeluruh.
Laporan tersebut di atas disampaikan kepada Bupati/Walikota/Gubernur/Menteri
sesuai dengan jenis dan tingkatannya.
18