Anda di halaman 1dari 48

G1P1A0 21 TAHUN

DENGAN ANEMIA E.C


SUSP. THALASEMIA
Disusun oleh:
Sumeet H. Vasandani
030.10.261
Pembimbing:
dr. Zufrial Arief, Sp.OG

KEPANITRAAN KLINIK ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR SOESELO SLAWI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA

Identitas Pasien
Nama: Ny. K
Umur : 21 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat
: Karang Anyar, Tegal
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Agama
: Islam
Kewarganegaraan
: WNI
Status
: Menikah. 1 kali
Tanggal masuk
: 2 September 2015

Anamnesis
Autoanamnesis pada tanggal 4 September 2015, pukul 12.35 WIB di bangsal Nusa
Indah, RSUD DR. Soeselo, Slawi
Keluhan utama
: Lemas
Keluhan tambahan
:
Riwayat penyakit sekarang (RPS)
:
Pasien, perempuan berusia 21 tahun, dirawat di Nusa Indah dengan G1P1A0 dengan H. 35
minggu dengan anemia e.c Susp. Thallasemia . Saat ini keluhan yang dirasakan oleh
pasien adalah lemas. Pusing diakui pasien sudah berkurang sejak di rawat dan rasa mual
sudah tidak lagi dirasakan. Pasien mengaku merasa kencang pada perut namun jarang
dan tidak teratur. Sesak napas, demam, keluhan batuk pilek disangkal pasien. Bak dan
Bab dalam batas normal. HPL 9 oktober 2015. Pasien mengaku sudah 3x dirawat di
rumah sakit selama kehamilan.
Riwayat penyakit dahulu (RPD)
Riwayat obstetrik
Riwayat ginekologi
Riwayat menstruasi
Riwayat KB

:: Primigravida
: Riwayat kelainan maupun penyakit ginekologi
sebelumnya disangkal oleh pasien.
: Sebelum hamil mens teratur
:-

Pasien Perempuan
berusia 21 tahun,
datang ke IGD RSUD
DR. Soeselo,
Slawi,tanggal 2
September 2015

Conjuctiva Anemis +/+ dan


spleen teraba membesar
pada schufnner 2+. Pada
hasil USG didapatkan hasil
presentasi kepala , DJJ (+),
TBJ 2525 g, EFW 34 mg 2
hari

keluhan lemas dan


pusing sejak 1 hari
smrs. Pasien juga
mengeluhkan mual
namun tidak disertai
muntah. Pasien juga
merasa sesak
napas dan pusing

pasien dianjurkan
untuk dirawat
inap di ruang NIP
dengan diagnosa
kerja G1p0A0
hamil 35 minggu
dengan Anemia
berat e.c susp
Thalasemia

.Keadaan
umum pasien
compos
mentis
dan
tampak sakit
sedang. TTV
Tekanan
darah saat itu
100/60 mmHg
nadi
92x/m
RR 22x/m.

Keadaan umum (4/9/2015)


Kesadaran
Tekanan darah
Nadi
Frekuensi napas
Suhu

: compos mentis, tampak sakit sedang


: 110/70 mmHg
: 88 x/menit, reguler, kuat, isi cukup
: 20 x/menit
: 36.6C

Pemeriksaan fisik
Mata
: conjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/ Leher
: JVP dbn, tidak tampak dan tidak teraba pembesaran
KGB maupun tiroid
Paru
:
Inspeksi
: pergerakan napas simetris, retraksi sela iga (-)
Palpasi
: pergerakan dinding dada saat bernapas simetris, vocal
fremitus simetris
Auskultasi : suara napas vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing-/-

Jantung
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi

:
: tidak tampak pulsasi ictus cordis
: teraba ictus cordis di lateral ICS 5 midklavikularis kiri
: bunyi jantung 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen: supel, bising usus (+) normal. NT epigastrium + . Spleen


teraba membesar S2+. TFU : 29 cm DJJ : 150x/m

Laboratorium (2/9/2015)
Nama tes

Hasil

Unit

Nilai rujukan

Leukosit

H 16.9

ribu/uL

3.6-11

Eritrosit

L 2.7

juta/uL

3.8-5.2

Hemoglobin

L 6.5

g/dL

11.7-15.5

Hematokrit

L 21

35-47

Trombosit

248

ribu/uL

150-400

MCV

L77

fL

80-100

Ureum

21.8

mg/dL

17.1~42.8

Creatinin

0.55

mg/dL

0.4~1.00

GDS

85

Mg/dl

75~140

Gol. Darah

Rhesus

HBsAg

Non Reaktif

HEMATOLOGI
Darah Rutin

USG (2/9/2015)

Janin 1 hidup intra uterine. DJJ (+) Presentasi: kepala


TBJ: 2525 EFW: 34 Minggu 2 hari
Hasil print (-)

Resume
Dari anamnesis didapatkan:
Pasien, perempuan, 21 tahun, dirawat di bangsal Nusa Indah dengan
G1P0A0 dengan anemia e.c Susp Thallasemia. Lemas (+) , mual dan
pusing berkurang. sesak dan demam (-). BAK & BAB (+) DBN

Dari pemeriksaan fisik didapatkan:


Kesadaran compos mentis, tampak sakit sedang. Tekanan darah:
110/70 mmHg. Nadi: 88 x/menit, reguler, kuat, isi cukup. Frekuensi
napas: 20x/menit. Suhu: 36.6C. Thorax: dbn. Abdomen: supel, BU(+)
normal, NT epigastrium (+), Schuffner: titik 2+. TFU: 29cm DJJ: 150x/m
Ext: oedem tungkai bawah -/-.

Dari pemeriksaan penunjang didapatkan:


Laboratorium (2/9/2015): leukositosis, anemia. USG (2/9/2015):
hasil presentasi kepala , DJJ (+), TBJ 2525 g, EFW 34 mg 2 hari.

Diagnosis
G1P0A0 21th H.35 minggu dengan Anemia berat e.c susp
Thallasemia

Pemeriksaan Penunjang
SADT
Electropheresis

Penatalaksanaan
IVFD Nacl 0.9%
Asam Folat Tab
SF Tab
Vit B comp Tab
Furosemide Tab
Transfusi PRC (Usaha 4 kolf)

Prognosis
Ad vitam
Ad fungsionam
Ad sanationam

: Ad Bonam
: Dubia ad Bonam
: Dubia

FOLLOW-UP

Tanggal
3/9/15
NIP

Subjective

Obejective

Assessment

Planning

Lemas

CM, TSS

G1P0A0 H. 35 mg

IVFD Nacl 0.9%

Pusing (+)

TD: 110/70

dengan Anemia e.c

Mual (+)

N: 90

susp. Thallasemia

Asam Folat Tab

BAK (+)

RR: 22

SF Tab

S: 36.6

Vit B comp Tab

TFU : 29cm

Furosemide Tab

DJJ : 151x/m

Transfusi PRC

Cek Lab post trf

Lab 2/9
Hb/Leu/Tro
6.5/16.9/248
GDS
85
Ur./Cr
21.8/0.55

4/9/15

Lemas (+)

CM, TSS

G1P0A0 H. 35 mg

IVFD Nacl 0.9%

NI

Mual dan

TD: 110/70

dengan Anemia e.c

Asam Folat Tab

pusing

N: 88

susp. Thallasemia

berkurang

RR: 20

SF Tab

BAK (+)

S: 36.6

Vit B comp Tab

Furosemide Tab

TFU : 29cm
DJJ : 150x/m
Lab:
Menunggu hasil

Transfusi PRC + 3 kolf

5/9/15

Lemas +

CM, TSS

G1P0A0 H. 35 mg Th. Lanjut

NI

Kencang

TD: 110/70

dengan Anemia

Nifedipin 30mg lanjut

terasa lebih

N: 90

e.c susp.

3x10mg

sering

RR: 22

Thallasemia +

Inj. Dexa

Bak (+)

S: 36.6

PPI

Bed rest

TFU : 29cm
DJJ : 151x/m
Lab 4/9
Hb/Leu/Tro
9.9/17.8/296
TFU : 29cm
DJJ : 152x/m

6/9/15

Kencang

CM, TSS

G1P0A0 H. 35 mg

Th. Lanjut

NI

semakin

TD: 110/80

dengan Anemia

Advis (7.30) : bantu

Sering

N: 91

e.c susp.

proses persalinan di

RR: 20

Thallasemia + PPI ponek

S: 36.5
TFU : 29cm
DJJ : 150x/m
VT : (7.30)
pembukaan 2cm ,
preskep, KK +,
porsio lunak

TRF 1 kolf post partum

7/9/15

BAK +

CM, TSS

P1A0 pp.spt H+1

TRF 1 kolf +

NI

ASI +

TD: 120/80

dg Susp

Cek ulang lab post trf

PPV DBN

N: 74

thallasemia + riw. Blpl bila Hb 10

Mob +

RR: 18

PPI

S: 36.5
By: laki.

TFU : 1 jari bawah

2200g

pusat. Tonus baik


Lab : menunggu
hasil

TINJAUAN PUSTAKA
Anemia Dalam Kehamilan

Definisi
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin
darah kurang dari normal, yang berbeda untuk kelompok
umur dan jenis kelamin. Secara klinis, definisi anemia berupa
hemoglobin (Hb) atau hematokrit di bawah persentil 10.
Berdasarkan WHO batas normal hemoglobin untuk ibu hamil
adalah 11gr%. Berdasarkan Centers for Disease Control and
Prevention, definisi anemia dalam kehamilan adalah seperti
yang berikut :
1. Hb kurang dari 11,0 gr/dL di trimester pertama dan ketiga
2. Hb kurang dari 10,5 gr/dL di trimester kedua.

Epidemiologi

Etiologi
Etiologi anemia dalam kehamilan terbagi menjadi dua yaitu :
1) Didapatkan (acquired)
Anemia defisiensi besi
Anemia karena kehilangan darah secara akut
Anemia karena inflamasi atau keganasan
Anemia megaloblastik
Anemia hemolitik
Anemia aplastik
2) Herediter
Thalasemia
Hemoglobinopati sickle cell
Anemia hemolitik herediter

Gejala

Hemotological Changes in preg.

Akibat Anemia pada


Kehamilan
Abortus
Persalinan preterm
Partus lama karena inersia uteri
Perdarahan postpartum karena atonia uteri
Syok
Infeksi, baik intrapartum maupun
postpartum
Dekompensasio kordis (dapat terjadi pada
anemia yang sangat berat dengan Hb
kurang dari 4 g/dl)
Kematian perinatal
Prematuritas
Cadangan besi kurang pada janin

Perbandingan

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis
a) Anemia ringan
b) Anemia sedang
c) Anemia berat

: Hb 10 11 gr%
: Hb 7 10 gr%
: Hb < 7 gr%.

Komplikasi

Thalasemia

Thalasemia suatu penyakit yang ditandai oleh


kegagalan produksi satu atau lebih rantai peptida
globin.
Pada thalasemia memiliki struktur Hb yang
normal, hanya produksi Hb yang berkurang
dengan perubahan sintesis rantai beta atau alfa.
Sintesis abnormal menimbulkan eritropoesis,
hemolisis dan anemia.

Thalasemia

Insiden selama kehamilan adalah 1 dalam 300500 kehamilan.


Thalasemia telah dikaitkan dengan
peningkatan insiden komplikasi obstetrik.

Mendels Law

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Thalasemia beta anemia mikrositik hipokrom dengan


peningkatan jumlah retikulosit, kadar Hb A2, kadar besi serum
dan saturasi besi lebih > 20%.

Thalasemia minor Hb A2 dan Hb F meningkat.

Konsentrasi Hb dan hematokrit menurun, terdapat gambaran


mikrositik hipokrom, anisositosis dan poikilositosis, tapi
derajat anemia sedang.

PENCEGAHAN

Primer :
Penyuluhan sebelum perkawinan untuk mencegah
perkawinan di antara pasien thalasemia

Sekunder :
Pencegahan kelahiran bayi homozigot dari pasangan
suami istri dengan thalasemia heterozigot

Amniosentesis

PENATALAKSANAAN

Tidak ada terapi khusus untuk thalasemia beta


minor selama kehamilan.
Sering gejala klinis ibu dan janin ringan.
Transfusi jarang diindikasikan kecuali ada gejala
perdarahan.
Besi dan asam folat profilaksis diberikan sekali
sehari dengan dosis 60 mg dan 5 mg
Vitamin C diberikan selama pemberian chelating
agents
Pemberian chelating agents secara teratur
membantu mengurangi hemosiderosis.

PROGNOSIS

Thalasemia beta homozigot umumnya


meninggal pada usia muda dan jarang
mencapai usia dekade ke-3

Pada Thalasemia beta minor prognosisnya baik.

SKRINING MATERNAL

ANTENATAL CARE

Pemeriksaan fungsi jantung, hepar dan tiroid


setiap trimester
Peningkatan kebutuhan transfusi untuk tetap
mempertahankan kadar Hb > 10 gr/dl
Pemeriksaan USG serial untuk menilai kondisi
janin
Pemilihan jenis kontrasepsi

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai