Anda di halaman 1dari 27

Page |1

ANALISIS SWOT
PUSKESMAS TINOOR

Perencanan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem

perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam Undang-undang Nomor 25 tahun 2004.

Puskesmas Tinoor merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota Tomohon yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya yaitu
sebagian dari wilayah kecamatan Tomohon Utara, yaitu Kelurahan Kinilow, Kelurahan Kinilow I,
Kelurahan Tinoor I dan Kelurahan Tinoor II.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, maka sebagai salah satu pelaku pembangunan kesehatan,Dalam
menyelenggarakan pembangunan kesehatan, Puskesmas Tinoor melakukan penyusunan
rencana kegiatan berdasarkan analisis lingkungan yang merupakan bagian yang penting dalam
penentuan strategi organisasi.
Pada prinsipnya analisis ini mencakup peninjauan dan evaluasi atas faktor-faktor yang dianggap
sebagai kekuatan (Strenghts), kelemahan (Weaknesess), peluang (Opportunities) dan ancaman
(Threats). Dengan melalui diskusi yang melibatkan seluruh anggota Tim yang terdiri dari unsur
Kepala Puskesmas selaku pemimpin organisasi puskesmas, Kepala Tata Usaha, Bagian
keuangan, pemegang program dan kepala keperawatan dan rawat inap.

A.KONDISI UMUM

Keadaan Geografi

Administrasi Pemerintahan

Puskesmas Tinoor terletak di wilayah Kecamatan Tomohon Utara dengan wilayah kerja terdiri
dari empat kelurahan yaitu;

 Kelurahan Tinoor Satu


 Kelurahan Tinoor Dua
 Kelurahan Kinilow
 Kelurahan Kinilow Satu
Page |2

Luas Wilayah
Puskesmas Tinoor terletak di bagian utara Kota Tomohon dengan empat wilayah kerja pada
dataran tinggi dengan ketinggian 500-800 m diatas permukaan laut dan diapit oleh pegunungan
dan lembah dengan luas wilayah 2175 km 2 dan batas-batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa


 Sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan Kakaskasen I
 Sebelah Timur berbatasan dengan pegunungan Mahawu
 Sebelah barat berbatasan dengan pegunungan Lokon dan Empung

Keadaan Demografi

Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tinoor berjumlah 7.898 Jiwa dengan tingkat kepadatan
penduduk 3,63 jiwa per Km2. Jumlah rumah tangga sebanyak 2.257 KK dengan raa-rata jiwa per
rumah tangga 3,5 jiwa.
Penyebaran penduduk menurut jenis kelamin yaitu laki-laki 4.065 jiwa (51,46%) dan perempuan
yaiut 3.833 jiwa (48,53%) dengan rasio jenis kelamin 106,1. Berdasarkan komposisi penduduk
menurut umur menunjukkan penduduk berusia muda (0-14 tahun) sebanyak 2.020 jiwa (25,57
%), yang berusia produktif (15-64 tahun) sebanyak 3.376 jiwa (42,74 %) dan yang berusia tua
(>65 tahun) sebanyak 542 jiwa(6,86 %). Dengan demikian depedendy Ratio atau ratio beban
tanggungan sebesar 48. Data komposisi penduduk dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Keadaan Pendidikan
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan kualitas sumber daya manusia yang
akan menentukan keberhasilan pembangunan disuatu wilayah. Sarana pendidikan yang ada
meliputi :

 Sekolah Dasar ( SD ) 7 unit


 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ( SLTP) 2 unit
 Sekolah Menengah Umum ( SMU ) 1 unit
Jumlah Penduduk yang berusia 10 tahun ke atas dirinci berdasarkan tingkat pendidikan
tertinggi yang ditamatkan yaitu terdapat 177 orang dengan berlatar belakang pendidikan
Sarjana, 133 orang berijazah diploma, 2.112 orang berijazah SMA, 1.390 orang berijazah SLTP,
1337 orang berijazah SD, 121 orang tidak/belum tamat SD dan 21 orang yang tidak/belum
pernah sekolah. Kemampuan membaca dan menulis tercermin dari Anga Melek Huruf, yaiut
persentase penduduk yang berumur 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf
latin atau huruf lainya. Sebanyak 6.547 (99,59%) penduduk yang melek huruf dengan perincian
Page |3

jumlah melek huruf pada penduduk perempuan sebanyak 3.197 orang (99,63%) dan melek huruf
pada penduduk laki-laki sebanyak 3.350 orang (99,55%)

Keadaan Ekonomi
Potensi Ekonomi Kota Tomohon dapat dilihat dari sektor pertaniandan perkebunan,
pertambangan, Industri dan Perdagangan, sektor Peternakan dan Perikanan dan Sektor
Parawisata.

Sektor Pertanian Dan Perkebunan

 Pertanian
Sektor peretanian yang berkembang adalah sayur mayur serta tanaman pangan lainnya
seperti padi, jagung, dan umbi-umbian.

 Perkebunan
Tanaman holtikultura yang terkenal diwilayah ini adalah tanaman cengkih, dimana ini
merupakan salah satu hasil perkebunan utama diwilayah ini.

Sektor Pertambangan
Di Kelurahan Kinilow terdapat pertambangan batu yang merupakan salah satu
sumberdaya alam yang dimiliki Kota Tomohon. Ada sebagian masyarakat
menggantungkan sumber mata pencariannya di pertambangan tersebut.

Sektor Industri Dan Perdagangan

 Industri
Industri anyaman Bambu yang digunakan untuk peralatan rumah tangga berada di
Kelurahan Kinilow. Anyaman bambu ini sudah cukup lama berkembang di Kota
Tomohon.

 Perdagangan
Masyarakat Kelurahan Tinoor terkenal dengan keahlian mereka dalam hal memasak
sehingga sehingga banyak masyarakat bermata pencarian dari usaha makanan. Jika kita
memasuki wilayah Kelurahan Tinoor di sepanjang jalan Manado-Tomohon, kita dapat
melihat beberapa rumah makan masakan khas Minahasa yang dikelola oleh masyarakat
Tinoor.

Sektor Peternakan Dan perikanan

 Peternakan
Page |4

Potensi peternakan yang ada yaitu babi, ayam dan anjing, namun masih dalam skala
yang kecil atau hanya usaha rumah tangga.

 Perikanan
Potensi perikanan yang ada yaitu ikan mas dan mujair

Potensi Pariwisata
Berbagai potensi wisata terdapat di wilayah kerja puskesmas tinoor, meliputi :

 Wisata kuliner rumah makan khas masakan Minahasa di Kelurahan Tinor Satu dan
Tinoor Dua
 Pemandangan Kota Manado dapat di lihat sepanjang jalan memasuki Kelurahan
Tinoor Dua
 Air terjun di Kelurahan Tinoor Satu
 Kolam Renang Indraloka di Kelurahan Kinilow
 Pemandangan Gunung Lokon di Kelurahan Kinilow Satu
Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan yang ada yaitu :

1. Puskesmas Rawat Inap 1 unit


2. Puskesmas Pembantu 3 unit
3. Puskesmas Keliling 1 unit
4. Posyandu 9 pos

Tenaga Kesehatan
Pada tahun 2011, tenaga kesehatan yang bekerja di puskesmas tinoor adalah sebagai
berikut :

1. Dokter Umum : 6 orang

2. Sarjana Keperawatan : 8 orang

3. Perawat Umum : 14 orang

4. Perawat Gigi : 3 orang

5. Bidan : 7 orang

6. Tenaga Gizi : 3 orang

7. Apoteker : 1 orang
Page |5

8. Asisten Apoteker : 2 orang

9. Fisioterapi : 3 orang

10. Sanitasi : 3 orang

11. Pekarya : 1 orang

JUMLAH 51 orang

Upaya Kesehatan

Upaya kesehatan wajib

1. Promosi Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan
3. Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
4. Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6. Pengobatan
Upaya kesehatan Pengembangan
1. Kesehatan sekolah
2. Kesehatan olahraga
3. Perawatan kesehatan masyarakat
4. Kesehatan kerja
5. Kesehatan gigi dan mulut
6. Kesehatan jiwa
7. Kesehatan mata
8. Kesehatan usia lanjut
9. Pengobatan tradisional

Derajat Kesehatan

Angka kematian Bayi di wilayah kerja Puskesmas Tinoor pada tahun 2011 sebanyak 0 per1000
kelairan hidup atau dari 161 bayi yang ada diwilayah kerja Puskesmas Tinoor tidak terdapat
kematian bayi.
Page |6

Berdasarkan data yang dikumpulkan menunjukkan dari 550 balita yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Tinoor tidak terdapat kematian balita. Berdasarkan data tersebut didapatka angka
kematian Balita tahun 2011 adalah 0 per 1000 kelahiran hidup.

Kematian ibu sebanyak 1 ibu nifas dari 163 kelahiran hidup. Berdasarkan data tersebut maka
AKI diwilayah kerja Puskesmas Tinoor sebesar 613, 49 per 100.000 kelahiran hidup.Angka
kematian ibu ini cenderung meningkat.

Cakupan upaya kesehatan


Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 98,78 % melampaui target 95%; persalinan yang ditolong oleh
tenaga kesehatan berkompetensi kebidanan 109% melampaui target 90%; Pelayanan nifas 109%
melampaui target 90%; neonates dengan komplikasi yang ditangani 85% melampaui target 80%;
kunjungan bayi 113% melampaui target 90%; pelayanan anak balita 107% melampaui target 90%;
peserta KB aktif 154% melampaui target 70%; penemuan dan penangan penyakit mencapai
100%; pelayanan kesehatan masyarakat miskin mencapai 100%;Prevalensi kekurangan gizi
pada anak balita turun dari 2 balita pada tahun 2010 menjadi 1 balita di tahun 2011.Jumlah bayi
yang diberi Vit. A 97,19%; Jumlah balita yang mendapat Vit.A 100%; Pemberian ASI eksklusif
pada bayi 0-6 bulan 88,75%; Jumlah rumah tangga ber-PHBS 90,7%; Jumlah rumah sehat
82,15%; Jumlah keluarga dengan akses air bersih 95,48%. Cakupan imunisasi TT pada ibu hamil
mencapai 100%, namun cakupan imunisasi campak pada balita hanya mencapai 74,5% dengan
capaian tiap kelurahan yang tidak mencapai target sehingga cakupan desa dengan UCI pada
tahun 2011 tidak tercapai sehingga mengalami penurunan dari tahun 2010 yang mencapai
100%. Hal ini perlu menjadi perhatian.

B.ANALISIS LINGKUNGAN

IFAS:

KEKUATAN

 Memiliki fasilitas pelayanan rawat inap


 Memiliki SDM berupa tenaga kesehatan Puskesmas
 Memiliki fasilitas tanah dan bangunan yang cukup memadai
 Pemerintah daerah telah menyediakan dana dari pengembalian retribusi pendapatan,
pengadaan tenaga, obat-obatan, alat kesehatan dan sebagainya.
 Memiliki SOP
Page |7

 Memiliki sistem informasi manajemen yang bersumber dari sistem pelaporan dan lain-
lain

KELEMAHAN

 Lokasi yang masih jauh dari pemukiman penduduk


 Masih kurang sarana transportasi, Kurangnya perawatan infrastruktur pendukung
seperti jalan, lampu penerangan dan lain-lain
 Sumber air masih menggunakan sumber mata air yang dikelola oleh PMD
 Berada di daerah rawan bencana letusan gunung lokon dan daerah rawan bencana
tanah longsor
 Belum ada sistem pembuangan limbah yang baik
 Belum tersedianya sumber daya puskesmas yang memadai seperti ketersediaan tenaga
belum sesuai standar ketenagaan puskesmas dan penyebaran tidak merata, kemampuan
dan kemauan petugas belum memadai

EFAS:

PELUANG:
 Dukungan pemerintah untuk membangun fasilitas kesehatan

 Meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat merupakan peluang meningkatnya

pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan

 Makin tingginya biaya berobat, ditambah kenyataan bahwa berobat di fasilitas kesehatan

swasta cenderung lebih mahal

 Ada tunjangan kinerja dari pemkot walau kecil.

 Ada kemitraan dengan askes

 Adanya kerjasama dan kemitraan lintas sektoral dari kecamatan Tomohon Utara

maupun Kelurahan-kelurahan di wilayah kerja

 Adanya dana bok yang menambah kesejahteraan pegawai

ANCAMAN:
Page |8

 kebijakan pemerintah tentang pengangkatan pegawai merupakan ancaman terhadap

ketersediaan pegawai

 Krisis ekonomi yang belum pulih sepenuhnya tidak saja menambah jumlah penduduk

miskin, tetapi juga menurunkan kemampuan pemerintah dalam menyediakan alokasi

anggaran untukk embangunan kesehatan.bermutu dan bernuansa profit

 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masih belum memasyarakat dan membudaya

baik PHBS rumah tangga, sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat kerja, maupun

tempat-tempat-tempat umum

 Puskesmas dijadikan pusat pendapatan untuk meningkatkan PAD yang mengakibatkan

upaya kesehatnan terkonsentrasi pada upaya kuratif dan rehabilitative dan

mengesampingkan upaya promotif dan prreventif.

 Peran serta dan kemitraan masyarakat belum berkembang dan berkesinambungan

seperti yang diharapkan. Seperti terjadinya drop out kader, sulitnya mencari kader baru,

kurangnya dan stimulant kader,kurangnya sarana kegiatan kader.

 tidak adanya sarana laboratorium yang memadai padahal pkm rawat inap.

MATRIKS PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KEKUATAN/STRENGTH

No Daftar Area Kekuatan S1 S2 S3 S4 S5 Total


1 Fasilitas rawat inap x x X x 4
2 Tenaga professional o X x 2
3 Dana pemerintah X x 2
4 Bangunan yang baik 0 0
5 Sistem pencatatan
Vertikal o o 1 O 1
Horizontal 4 2 2 0 0
Total 4 2 3 0 1
Urut Ranking 1 3 2 5 4
Page |9

KELEMAHAN/WEEAKNESS

No Daftar Area Kelemahan W1 W2 W3 W4 W5 Total


1 Lokasi jauh dari pemukiman x x X X 4
2 Kurang transportasi x X X 3
3 Daerah rawan bencana 0 X 1
4 SPAL tdk ada X 1
5 Penyebaran petugas tdk merata
Vertikal 0 0 0 1 0
Horizontal 4 3 1 1 0
Total 4 3 1 2 0
Urut Ranking 1 2 4 3 5

PELUANG /OPPORTUNITY

NO DAFTAR AREA PELUANG O1 O2 O3 O4 O5 TOTAL


1 Dukungan Pemerintah dlm pembangunan kes x 0 X 0 2
2 Kerjasama lintas sektoral X X X 3
3 Kemitraan dengan askes X 0 1
4 Meningkatnya kesadaran masyarakat 0 0
5 Dana BOK 0
Vertikal 0 0 1 0 0
Horisontal 2 3 1 0 3
Total 2 3 2 0 3
Urutan Rangking IV I iii V Ii
P a g e | 10

ANCAMAN/THREAT

No Daftar Area Ancaman T T2 T3 T4 T5 Total


1
1 PHBS masyarakat kurang 0 0 X x 2
2 Kebijakan pengangkatan peg o X x 2
3 Sarana labor tdk memadai X x 2
4 Peran serta masy kurang x 1
5 Krisis ekonomi
Vertikal (0) 0 O 2 0 0
Horizontal (x) 2 2 2 1 0
Total 2 2 4 1 0
Urut Ranking 3 2 1 4 5

ANALISA SWOT

No Kekuatan Bobot Rating BXR


1 Fasilitas rawat inap 0,14 3 0,42
2 Tenaga profesional 0,13 3 0,39
3 Dana Pemerintah 0,12 3 0,36
4 Bangunan 0,11 2 0,22
5 Sistem pencatatan 0,10 2 0,20
Sub Total 0,60 1,59
Kelemahan
1 Lokasi jauh dari pemukiman 0,11 -3 -0,33
2 Kurang transportasi 0,09 -3 -0,27
3 Daerah rawan bencana 0,08 -3 -0,24
4 SPAL tda ada 0,07 -2 -0,14
5 Penuyebaran petugas tdk merata 0,05 -2 -0,10
Sub Total 0,4 -1,08
TOTAL 1 0,51

o Peluang Bobot Rating BXR


1 Dukungan pemerintah 0,15 3 0,45
2 Kerjasama lintas sektoral 0,13 3 0,39
3 Kemitraan dgn Askes 0,12 3 0,36
4 Kesadaran masyarakat meningkat 0,11 2 0,22
5 Dana BOK 0,09 2 0,18
Sub Total 0,60 1,60
Ancaman
1 PHBS kurang 0,12 -3 -0,36
2 Kebijakan pengankatan Pegawai 0,10 -3 -0,30
3 Sarana laboratorium kurang 0,09 -3 -0,27
4 Peran serta masyarakat kurang 0,05 -2 -0,10
5 Krisis ekonomi 0,04 -2 -0,08
Sub Total 0,40 -1,11
Total 1 0,49
P a g e | 11

GAMBARAN POSISI KUADRAN

Matrix Positioning PKM

IFAS EFAS
Kekuatan 1,59 Peluang 1,60
Kelemahan -1,06 Ancaman -1,11
Resultante 0,51 Resultante 0,49

Sumbu X ( S - W ) = 1,59 – 1,06 = 1,59

Sumbu Y ( O - T ) = 1,60 – 1,11 = 0,4

Peluang
1,60

Stabil Agresif
Kwadran II 0,49 Kwadran I

kelemahan -1,06 0,51


Kekuatan

1,59

Bertahan Diversifikasi
Kwadran III Kwadran IV

- 1,11
Ancaman
P a g e | 12

Anatomi Kuadran :

1. Kuadran I : agresif

2. Kuadran II : Stabilisasi dan Konsolidasi Intern

3. Kuadran III : Bertahan

4. Kuadran IV : Diversifikasi

C.TUJUAN :
1. Mencapai target sasaran ke 6 program utama di puskesmas Tinoor

Yaitu: 1. meningkatkan kesehatan ibu dan anak,

2. perbaikan gizi di masyarakat,

3. promosi kesehatan ,

4. kesehatan lingkungan yang semakin baik,

5 .pemberantasan penyakit menular

6 .pengobatan.

2. Meningkatkan managemen puskesmas

Dengan managemen yang baik dan SDM managemen yang meningkat maka otomatis

tujuan/target program-program puskesmas lebih cepat tercapai dan kesehatan

masyarakat meningkat sehingga tujuan menjadikan masyarakat sehat dan sejahtera

tercapai.

D.SASARAN:
Seluruh penduduk/masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tinoor

E.ISU PENGEMBANGAN

Kesetaraan Derajad Kesehatan

Derajat kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tinoorkhususnya dan kota Tomohon pada

umumnya merupakan salah satu yang tertinggi di Sulawesi Utara dan telah mengalami kemajuan
P a g e | 13

meskipun demikian derajad kesehatan di Wilayah kerja Puskesmas Tinoor masih tertinggal jika

dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. MDG’s (Millenium Development Goal’s)

merupakan target global dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk dunia. MDG’s telah

diratifikasi oleh pemerintah Indonesia dan menjadi salah satu agenda penting dalam

pembangunan kesehatan di seluruh Indonesia. Indikator pokok MDG’s merupakan komponen

utama dalam derajad kesehatan, sehingga upaya pencapaian target MDG’s akan berarti pula

sebagai upaya untuk menyetarakan derajad kesehatan dan kesejahteraan di tingkat global.

Mutu Upaya Pelayanan Kesehatan

Meskipun fasilitas pelayanan dan tenaga kesehatan di Puskesmas Tinoor terus meningkat

namun distribusinya belum merata. Mutu pelayanan juga belum optimal ditunjukkan dari belum

maksimalnya pencapaian upaya yang menyeluruh, terpadu dan sustainabel sementara Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat belum banyak berperan. Tuntutan kesetaraan mutu semakin

mengemuka.seperti tergambar dari fenomena berobat ke fasilitas kesehatan swasta yang lwbih

baik. Di sisi lain masih pula dijumpai dimana hambatan ekonomi masih menjadi penyebab

masalah aksesibilitas kelompok tidak mampu yang tergambar dari belum seluruh penduduk

belum memiliki jaminan kesehatan.

Kesiapsiagaan Bencana

Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tinoor memiliki pengalaman berharga terkait dengan

kejadian letusan gunung Lokon (1991), yang memberikan pemahaman kepada semua pihak

bahwa wilayan kerja Puskesmas Tinoor termasuk dalam daerah rawan bencana alam.

Kenyataan menunjukkan, Wilayah kerja Puskesmas Tinoor memiliki banyak peristiwa bencana

misalnya dalam bentuk Lava Gunung Lokon dan tanah longsor, Berbagai bencana tersebut

memberikan konsekuensi bagi kesehatan ketika tidak dilakukan persiapan kesiapsiagaan

dengan baik .
P a g e | 14

Kemandirian dan Peran Serta Masyarakat

Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) yang telah berjalan dengan baik. Puskesmas

Tinoor memiliki peluang dan keuntungan yang lebih baik dengan keberadaan akses sarana

pelayanan kesehatan yang cukup baik meskipun belum sepenuhnya merata. Namun demikian

konsep kemitraan UKBM dengan unit pelayanan kesehatan masih belum berjalan baik dan

terkadang masih menempatkan masyarakat sebagai objek ketimbang subjek. Peran aktif

masyarakat yang meliputi pengabdian, advokasi, dan pengawasan belum berjalan maksimal

Visi masyarakat sehat dan sejahtera pada masa mendatang akan bertumpu kepada pencapaian

Desa Sehat yang dimulai pada lingkup keluarga. Strategi khusus yang telah dikembangkan di

Puskesmas Tinoor melalui Desa Siaga dengan lima tatarannya yang telah disepakati sebagai

strategi integratif untuk mendukung upaya penanganan berbagai masalah kesehatan dengan

basis UKBM. Namun demikian, dalam pelaksanaannya masih dalam tataran konseptual dan

belum memiliki kemandirian manajerial yang memadai untuk mendukung peningkatan

aksesibilitas pelayanan.

F.STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PEMASARAN

Berdasarkan analisa yang dibuat didapati suatu gambaran akan kekuatan, kelemahan , peluang

dan tantangan yang dimiliki Puskesmas Tinoor. Maka langkah selanjutnya yang dilakukan dalam

rangka meningkatkan kinerja puskesmas Tinoor di masa mendatang adalah memaksimalkan

kekuatan dan memanfaatkan peluang yang ada serta berupaya untuk meminimalkan kelemahan

dan mengatasi ancaman dengan meningkatkan kegiatan dalam bentuk :

1.Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan sehingga masyarakat mau

mamanfaatkan fasilitas kesehatan di puskesmas

2.Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan peningkatan kemampuan dan pemerataan

tenaga kesehatan di puskesmas


P a g e | 15

3.Meningkatkan kerjasama lintas sektoral baik pemerintah kecamatan dan kelurahan untuk

meningkatkan peran serta masyarakat dalam menunjang program-program kesehatan

Puskesmas Tinoor

4. Melakukan sosialisasi tangap darurat bencana yang merupakan bagian dari desa siaga untuk

meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat akan bahaya bencana letusan gunung lokon maupu

tanah longsor.

G.POKOK-POKOK PROGRAM DAN KEGIATAN

1.Program Peningkatan kesehaytan ibu dan anak

1.1. Rencana Program

Meningkatkan status kesehatan keluarga melalui peningkatan status kesehatan dan

penanggulangan masalah kesehatan ibu dan BBL, Balita, Apras, Usia sekolah dan remaja,

reproduksi usia subur dan usila

1.2 Kegiatan Pokok

a. Peningkatan pelayanan kesehatan ibu, anak, dan usia lanjut :

- Pelayanan kesehatan ibu dan anak di puskesmas

-Pelayanan Kesehatan Ibu dan anak di posyandu

-Pelayanan KB

-Persalinan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten

-Pelayanan kesehatan anak di sekolah(UKS)

1.2 Indikator Kinerja

a.Menurunkan angka kematian bayi

b.Menurunkan angka kematian balita

c.Menurunkan angka kematian ibu

d.Meningkatkan cakupan K1

e.Meningkatkan cakupan K4

f.Meningkatkan cakupan ibu bersalin yang memiliki kompetensi kebidanan


P a g e | 16

g.Meningkatkan cakupan kunjungan nifas

h.Meningkatkan cakupan ibu hamil dan komplikasi

i.Meningkatkan cakupan kunjungan neonates

j.Meningkatkan cakupan kunjungan bayi

k. Meningkatkan cakupan kunungan neonatus

l. Meningkatkan cakupan bayi berat lahir rendah (BBLR) myang ditangani

m. Meningkatkan deteksi dini tubuh kembang anak balita dan anak pra sekolah

n. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan remaja menjadi 83% pada tahun 2015

o. Meningkatkan cakupan KB aktif menjadi 75% pada tahun 2015

p. Meningkatkan cakupan pelayanan pra usila dan usila menjadi 80% pad atahun 2015

q. Perawat yang terlatih Community Health Nursing (CHN) meningkat menjadi 45 % pada tahun

2015

1.3 Kelompok Sasaran

a. Masyarakat

(1) Masyarakat Umum

(2) Kelompok masyarakat peduli kesehatan

(3) LSM dan ormas

(4) Tokoh masyarakat

(5) Masyarakat kelompok risiko tinggi penyakit

(6) Pasien / penderita dan keluarganya

(7) Ibu hamil, Bayi, Balita, Usila dan keluarganya

(8) Swasta

b. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)

(1) Desa / Kelurahan Siaga dan Dusun / RW Siaga

(2) Posyandu, Polindes, Poskokesdes, Poskestren dll

c. Petugas

(1) Teknis : Tenaga medis, paramedis, bidan, promosi dll

(2) Non teknis : administrasi, manajemen, pelayanan non teknis,


P a g e | 17

(3) Lintas program di puskesmas

d. Lintas Sektor

(1) Lintas sektoral terkait di kecamtan dan kelurahan

2.Program perbaikan gizi masyarakat

2.1. Rencana Program

Meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat

terutama pada ibu hamil, bayi dan Balita, usia produktif dan masyarakat umum.

2.2. Kegiatan Pokok

a. Peningkatan pendidikan gizi:

- Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan upaya peningkatan pemberian ASI.

b. Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), anemia gizi besi, Gangguan Akibat Kurang

Yodium (GAKY), kurang vitamin A, dan kekurangan zat gizi mikro lainnya:

- Melaksanakan pemberian makanan tambahan kelompok rawan gizi;

- Melaksanakan suplementasi obat program gizi;

- promosi pertumbuhan Balita;

C. Peningkatan surveilans gizi:

-melaksanakan pemantauan status gizi serta pemantauan konsumsi gizi;

-Sweeping gizi anak sekolah dan kasus drop out

2.3. Indikator Kinerja

A.Menurunkan prevalensi gizi buruk

B.Mencegah meningkatnya prevalensi kegemukan pada Balita

C.Meningkatnya cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe

D.Menurunnya prevalensi anemia gizi besi pada ibu hamil dan ibu nifas

E.Meningkatnya cakupan ASI eksklusif


P a g e | 18

F.Meningkatnya cakupan Balita yang mendapatkan Vit A

2.4. Kelompok Sasaran

a. Masyarakat

(1) Masyarakat Umum

(2) Kelompok masyarakat peduli kesehatan

(3) LSM, ormas, tokoh masyarakat

(4) Swasta

(5) Masyarakat kelompok risiko tinggi masalah gizi

(6) Penderita Gizi kurang, buruk dan lebih serta keluarganya

(7) Ibu hamil, Bayi, Balita dan keluarganya

b. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)

(1) Desa / Kelurahan Siaga dan Dusun / RW Siaga

(2) Posyandu, Polindes, Poskokesdes, Poskestren dll

c. Petugas

(1) Teknis : Tenaga medis, paramedis, bidan, promosi dll

(2) Non teknis : administrasi, manajemen, pelayanan non teknis,

(3) Lintas program di puskesmas

d. Lintas Sektor

(1) Lintas sektor terkait di tingkat kecamatan dan kelurahan

3.Program promosi kesehatan

3.1. Rencana Program

Terselenggaranya upaya advokasi, bina suasana dan penggerakan masyarakat yang efisien,

berhasil-guna dan berdaya-guna untuk menjamin peningkatan kemandirian dan peran serta

masyarakat dalam mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.


P a g e | 19

3.2. Kegiatan Pokok

a. Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat

(1) Mengembangkan media dan sarana promosi kesehatan;

(2) Mengembangkan pendekatan/metode dan teknologi promosi kesehatan; dan

(3) Mengembangkan model promosi kesehatan spesifik di berbagai tatanan

b. Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat

(1) Mengembangkan komitmen dan dukungan Stakeholders terhadap upaya promosi kesehatan

dan pemberdayaan masyarakat;

(3) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui konseling individu dan keluarga serta

penggerakan masyarakat untuk menciptakan Desa Siaga;

(4) Menumbuh-kembangkan kemitraan dan public partnership dalam upaya kesehatan.

c. Peningkatan pendidikan tenaga penyuluh kesehatan

(1) Meningkatkan kapasitas tenaga pengelola program promosi kesehatan;

(2) Meningkatkan kapasitas tenaga fungsional promosi kesehatan; Mengembangkan kemitraan

dengan lintas program, sektor, LSM, swasta, dan kelompok potensial;

(3) Menyelenggarakan penyebarluasan informasi kesehatan melalui berbagai saluran media;

3.3.3. Indikator Kinerja

Meningkatnya persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat menjadi 86% pada

tahun 2015

Seluruh Desa / Kelurahan menjadi Desa / Kelurahan Siaga pada tahun 2015

3.4. Kelompok Sasaran

a.masyarakat

(2) Masyarakat Umum

(3) Kelompok masyarakat peduli kesehatan

(4) LSM, ormas, tokoh masyarakat

(5) Swasta

(6) Masyarakat kelompok risiko tinggi penyakit

(7) Pasien / penderita dan keluarganya


P a g e | 20

(8) Ibu hamil, Bayi, Balita, Usila dan keluarganya

b. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)

(1) Desa / Kelurahan Siaga dan Dusun / RW Siaga

(2) Posyandu

c. Petugas

(1) Teknis : Tenaga medis, paramedis, bidan, promosi dll

(2) Non teknis : administrasi, manajemen, pelayanan non teknis,

(3) Lintas program di PUSKESMAS

d. Lintas Sektor

(1) Lintas sektor terkait di tingkat kecamatan dan kelurahan

4.Program lingkungan sehat

4.1. Rencana Program

Mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui pengembangan sistem kesehatan

kewilayahan untuk menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.

4.2. Kegiatan pokok

a. Pemeliharaan sarana air bersih dan sanitasi dasar:

- Pemeriksaan sarana air bersih dan sanitasi dasar

b. Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan;

-pemeriksaan sanitasi TTU,TPM

-PEmeriksaan sanitasi perumahan

4.3. Indikator Kinerja

Meningkatnya persentase keluarga menghuni rumah yang memenuhi syarat kesehatan menjadi

80.%, persentase keluarga menggunakan air bersih yang memenuhi syarat bakteriologis

menjadi 90 %, persentase keluarga menggunakan jamban memenuhi syarat kesehatan menjadi

95 %, dan persentase Tempat-tempat Umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan menjadi 85

%.
P a g e | 21

4.4. Kelompok Sasaran

a. Masyarakat

(1) Masyarakat Umum

(2) Kelompok masyarakat peduli kesehatan

(3) LSM, ormas, tokoh masyarakat

(4) Swasta

(5) Masyarakat kelompok risiko tinggi masalah kesehatan lingkungan

(6) Keluarga miskin dan rentan

b. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)

(1) Desa / Kelurahan Siaga dan Dusun / RW Siaga

(2) Posyandu, Polindes, Poskokesdes, Poskestren dll

c. Petugas

(1) Teknis : Tenaga medis, paramedis, bidan, keslingk dll

(2) Non teknis : administrasi, manajemen, pelayanan non teknis,

(3) Lintas program di puskesmas

d. Lintas Sektor

(1) Lintas sektor terkait di kecamatan dan kelurahan

5. Program pencegahan dan pengendalian penyakit

5.1. Rencana Program

Program ini bertujuan menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit

menular dan tidak menular. Penyakit menular yang diprioritaskan dalam program ini adalah:

demam berdarah dengue, tuberkulosis, HIV/AIDS, malaria, polio dan PD3I (Penyakit dapat

dicegah dengan Imunisasi) lainnya, kusta, filaria dan leptospirosis, termasuk penyakit karantina,

KLB dan risiko masalah kesehatan masyarakat yang memperoleh perhatian dunia internasional

(public health risk of international concern). Penyakit tidak menular yang diutamakan adalah:

penyakit jantung, kanker, diabetes mellitus dan penyakit metabolik lainnya, penyakit kronis dan
P a g e | 22

degeneratif termasuk berbagai macam penyakit paru, serta gangguan akibat kecelakaan dan

cedera.

5.2. Kegiatan Pokok

a. Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko:

- survelance

b. Peningkatan imunisasi:

-Imunisasi di posyandu

-BIAS

-Sweeping

c. Penemuan dan tatalaksana penderita:

d. Peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah:

-Abatisasi

-Fogging

5.3. Indikator Kinerja

a.Persentase desa yang mencapai Universal Child Immunization (UCI) sebesar 100% pada tahun

2015 .

b.angka Case Detection Rate penyakit TB dari

c. angka keberhasilan pengobatan TB meningkat 95% pada tahun 2015.

d.angka Acute Flaccid Paralysis (AFP) diharapkan ≥ 2/100.000 anak usia kurang dari 15 tahun

pada tahun 2015.

e.menurunnya angka fatalitas kasus penyakit DBD tahun 2015

f.mempertahankan rasio Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditangani tetap

sebesar 100% sampai dengan tahun 2015

g.Menurunkan penderita malaria indigenous sebesar 50% setiap tahun

h.Mempertahankan rasio Penderita malaria yang diobati sebesar 100% dari total penderita yang

ditemukan sampai dengan tahun 2015


P a g e | 23

i.Angka kematian akibat penyakit diare pada Kejadian Luar Biasa (KLB) menjadi < 1,2% pada

tahun 2015

k.Meningkatnya jumlah penemuan penderita AIDS

5.4.Kelompok Sasaran

a. Masyarakat

(1) Masyarakat Umum

(2) Kelompok masyarakat peduli kesehatan

(3) LSM dan ormas

(4) Tokoh masyarakat

(5) Masyarakat kelompok risiko tinggi penyakit

6) Pasien / penderita dan keluarganya

(7) Ibu hamil, Bayi, dan Balita dan keluarganya

b. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)

(1) Pengelola Desa / Kelurahan Siaga dan Dusun / RW Siaga

(2) Pengelola Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, Polindes,

Poskokesdes, Poskestren dll

c. Petugas

(1) Petugas pelayanan kesehatan

(2) Petugas Pemberantasan Penyakit (P2) dan Surveilans

(3) Lintas program

d. Lintas Sektor

(1) Stakeholder lintas sektoral

6.Program pelayanan kesehatan

6.1. Rencana Program

Program pelayanan kesehatan diselenggarakan dalam bentuk promotif, preventif, kuratif,

rehabilitatif yang harus dapat tercapai (accessible), terjangkau (affordable), aman (safety), adil
P a g e | 24

dan bermutu (equal and quality assurance) untuk menjamin terselenggaranya pembangunan

kesehatan guna meningkatkan derajad kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

6.2. Kegiatan Pokok

a. Pelayanan kesehatan penduduk miskin di Puskesmas dan jaringannya:

(1) Menyusun SOP

(2) Melakukan penggerakan, pemantauan, pengendalian dan evaluasi, termasuk penanganan

keluhan masyarakat dalam pelayanan kesehatan

b. Pelayanan Kesehatan dasar dan rujukan yang meliputi:

-menusun SOP pelayanan rujukan

- pelayanan kesehatan rujukan

c. Pelayanan kegawatdaruratan dan tanggap bencana meliputi :

- menyusun SOP kedaruratan

-PElayanan kesehatan kedaruratan

6.3. Indikator Kinerja

a.Cakupan rawat jalan meningkat menjadi 13 % pada tahun 2015

b.Cakupan Rawat Inap meningkat menjadi 1,39 % pada tahun 2015

6.4. Kelompok Sasaran

a. Masyarakat

(1) Masyarakat Umum

(2) Kelompok masyarakat peduli kesehatan

(3) LSM dan ormas

(4) Tokoh masyarakat

(5) Masyarakat kelompok risiko tinggi penyakit

(6) Pasien / penderita dan keluarganya

(7) Ibu hamil, Bayi, dan Balita dan keluarganya

b. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)

(1) Desa / Kelurahan Siaga dan Dusun / RW Siaga


P a g e | 25

(2) Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, Polindes, Poskokesdes,

Poskestren dll

c. Petugas

(1) Teknis : Tenaga medis, paramedis, bidan, dll

(2) Non teknis : administrasi, manajemen, pelayanan non teknis,

(3) Lintas program

d. Fasiltas pelayanan

(1) Puskesmas dan jaringannya

e. Lintas Sektor

(1) Lintas sektoral terkait di tingkat kecamatan

H. KESIMPULAN

Analisi SWOT Puskesmas Tinoor ini mencakup peninjauan dan evaluasi atas faktor-faktor yang

dianggap sebagai kekuatan (Strenghts), kelemahan (Weaknesess), peluang (Opportunities) dan

ancaman (Threats).

Berdasarkan analisa yang dibuat didapati suatu gambaran akan kekuatan, kelemahan , peluang

dan tantangan yang dimiliki Puskesmas Tinoor.Dalam rangka meningkatkan kinerja puskesmas

Tinoor di masa mendatang perlu untuk memaksimalkan kekuatan dan memanfaatkan peluang

yang ada serta berupaya untuk meminimalkan kelemahan dan mengatasi ancaman dengan

meningkatkan kegiatan2 yang menjadi grand strategi puskesmas Tinoor yaitu :

1.Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan sehingga masyarakat mau

mamanfaatkan fasilitas kesehatan di puskesmas

2.Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan peningkatan kemampuan dan pemerataan

tenaga kesehatan di puskesmas


P a g e | 26

3.Meningkatkan kerjasama lintas sektoral baik pemerintah kecamatan dan kelurahan untuk

meningkatkan peran serta masyarakat dalam menunjang program-program kesehatan

Puskesmas Tinoor

4. Melakukan sosialisasi tangap darurat bencana yang merupakan bagian dari desa siaga untuk

meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat akan bahaya bencana letusan gunung lokon maupu

tanah longsor.
P a g e | 27

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul,Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi ketiga,Binarupa Aksara, Jakarta

Alamsyah,Dedi,2011, Manajemen Pelayanan Kesehatan, Edisi pertama, Nuha Medika


Yogyakarta

Freddy Rangkuti, 2003, Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis, cetakan kesepuluh, Pt
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Puskesmas Tinoor, 2011, Profil Kesehatan Puskesmas Tinoor Tahun 2011, Tomohon

Puskesmas Tinoor, 2011, Rencana Strategis Puskesmas Tinoor Tahun 2011-2015, Tomohon

Anda mungkin juga menyukai