ANALISIS SWOT
PUSKESMAS TINOOR
Perencanan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam Undang-undang Nomor 25 tahun 2004.
Puskesmas Tinoor merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota Tomohon yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya yaitu
sebagian dari wilayah kecamatan Tomohon Utara, yaitu Kelurahan Kinilow, Kelurahan Kinilow I,
Kelurahan Tinoor I dan Kelurahan Tinoor II.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, maka sebagai salah satu pelaku pembangunan kesehatan,Dalam
menyelenggarakan pembangunan kesehatan, Puskesmas Tinoor melakukan penyusunan
rencana kegiatan berdasarkan analisis lingkungan yang merupakan bagian yang penting dalam
penentuan strategi organisasi.
Pada prinsipnya analisis ini mencakup peninjauan dan evaluasi atas faktor-faktor yang dianggap
sebagai kekuatan (Strenghts), kelemahan (Weaknesess), peluang (Opportunities) dan ancaman
(Threats). Dengan melalui diskusi yang melibatkan seluruh anggota Tim yang terdiri dari unsur
Kepala Puskesmas selaku pemimpin organisasi puskesmas, Kepala Tata Usaha, Bagian
keuangan, pemegang program dan kepala keperawatan dan rawat inap.
A.KONDISI UMUM
Keadaan Geografi
Administrasi Pemerintahan
Puskesmas Tinoor terletak di wilayah Kecamatan Tomohon Utara dengan wilayah kerja terdiri
dari empat kelurahan yaitu;
Luas Wilayah
Puskesmas Tinoor terletak di bagian utara Kota Tomohon dengan empat wilayah kerja pada
dataran tinggi dengan ketinggian 500-800 m diatas permukaan laut dan diapit oleh pegunungan
dan lembah dengan luas wilayah 2175 km 2 dan batas-batas wilayah sebagai berikut :
Keadaan Demografi
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tinoor berjumlah 7.898 Jiwa dengan tingkat kepadatan
penduduk 3,63 jiwa per Km2. Jumlah rumah tangga sebanyak 2.257 KK dengan raa-rata jiwa per
rumah tangga 3,5 jiwa.
Penyebaran penduduk menurut jenis kelamin yaitu laki-laki 4.065 jiwa (51,46%) dan perempuan
yaiut 3.833 jiwa (48,53%) dengan rasio jenis kelamin 106,1. Berdasarkan komposisi penduduk
menurut umur menunjukkan penduduk berusia muda (0-14 tahun) sebanyak 2.020 jiwa (25,57
%), yang berusia produktif (15-64 tahun) sebanyak 3.376 jiwa (42,74 %) dan yang berusia tua
(>65 tahun) sebanyak 542 jiwa(6,86 %). Dengan demikian depedendy Ratio atau ratio beban
tanggungan sebesar 48. Data komposisi penduduk dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Keadaan Pendidikan
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan kualitas sumber daya manusia yang
akan menentukan keberhasilan pembangunan disuatu wilayah. Sarana pendidikan yang ada
meliputi :
jumlah melek huruf pada penduduk perempuan sebanyak 3.197 orang (99,63%) dan melek huruf
pada penduduk laki-laki sebanyak 3.350 orang (99,55%)
Keadaan Ekonomi
Potensi Ekonomi Kota Tomohon dapat dilihat dari sektor pertaniandan perkebunan,
pertambangan, Industri dan Perdagangan, sektor Peternakan dan Perikanan dan Sektor
Parawisata.
Pertanian
Sektor peretanian yang berkembang adalah sayur mayur serta tanaman pangan lainnya
seperti padi, jagung, dan umbi-umbian.
Perkebunan
Tanaman holtikultura yang terkenal diwilayah ini adalah tanaman cengkih, dimana ini
merupakan salah satu hasil perkebunan utama diwilayah ini.
Sektor Pertambangan
Di Kelurahan Kinilow terdapat pertambangan batu yang merupakan salah satu
sumberdaya alam yang dimiliki Kota Tomohon. Ada sebagian masyarakat
menggantungkan sumber mata pencariannya di pertambangan tersebut.
Industri
Industri anyaman Bambu yang digunakan untuk peralatan rumah tangga berada di
Kelurahan Kinilow. Anyaman bambu ini sudah cukup lama berkembang di Kota
Tomohon.
Perdagangan
Masyarakat Kelurahan Tinoor terkenal dengan keahlian mereka dalam hal memasak
sehingga sehingga banyak masyarakat bermata pencarian dari usaha makanan. Jika kita
memasuki wilayah Kelurahan Tinoor di sepanjang jalan Manado-Tomohon, kita dapat
melihat beberapa rumah makan masakan khas Minahasa yang dikelola oleh masyarakat
Tinoor.
Peternakan
Page |4
Potensi peternakan yang ada yaitu babi, ayam dan anjing, namun masih dalam skala
yang kecil atau hanya usaha rumah tangga.
Perikanan
Potensi perikanan yang ada yaitu ikan mas dan mujair
Potensi Pariwisata
Berbagai potensi wisata terdapat di wilayah kerja puskesmas tinoor, meliputi :
Wisata kuliner rumah makan khas masakan Minahasa di Kelurahan Tinor Satu dan
Tinoor Dua
Pemandangan Kota Manado dapat di lihat sepanjang jalan memasuki Kelurahan
Tinoor Dua
Air terjun di Kelurahan Tinoor Satu
Kolam Renang Indraloka di Kelurahan Kinilow
Pemandangan Gunung Lokon di Kelurahan Kinilow Satu
Sarana Kesehatan
Tenaga Kesehatan
Pada tahun 2011, tenaga kesehatan yang bekerja di puskesmas tinoor adalah sebagai
berikut :
5. Bidan : 7 orang
7. Apoteker : 1 orang
Page |5
9. Fisioterapi : 3 orang
JUMLAH 51 orang
Upaya Kesehatan
1. Promosi Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan
3. Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
4. Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6. Pengobatan
Upaya kesehatan Pengembangan
1. Kesehatan sekolah
2. Kesehatan olahraga
3. Perawatan kesehatan masyarakat
4. Kesehatan kerja
5. Kesehatan gigi dan mulut
6. Kesehatan jiwa
7. Kesehatan mata
8. Kesehatan usia lanjut
9. Pengobatan tradisional
Derajat Kesehatan
Angka kematian Bayi di wilayah kerja Puskesmas Tinoor pada tahun 2011 sebanyak 0 per1000
kelairan hidup atau dari 161 bayi yang ada diwilayah kerja Puskesmas Tinoor tidak terdapat
kematian bayi.
Page |6
Berdasarkan data yang dikumpulkan menunjukkan dari 550 balita yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Tinoor tidak terdapat kematian balita. Berdasarkan data tersebut didapatka angka
kematian Balita tahun 2011 adalah 0 per 1000 kelahiran hidup.
Kematian ibu sebanyak 1 ibu nifas dari 163 kelahiran hidup. Berdasarkan data tersebut maka
AKI diwilayah kerja Puskesmas Tinoor sebesar 613, 49 per 100.000 kelahiran hidup.Angka
kematian ibu ini cenderung meningkat.
B.ANALISIS LINGKUNGAN
IFAS:
KEKUATAN
Memiliki sistem informasi manajemen yang bersumber dari sistem pelaporan dan lain-
lain
KELEMAHAN
EFAS:
PELUANG:
Dukungan pemerintah untuk membangun fasilitas kesehatan
Makin tingginya biaya berobat, ditambah kenyataan bahwa berobat di fasilitas kesehatan
Adanya kerjasama dan kemitraan lintas sektoral dari kecamatan Tomohon Utara
ANCAMAN:
Page |8
ketersediaan pegawai
Krisis ekonomi yang belum pulih sepenuhnya tidak saja menambah jumlah penduduk
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masih belum memasyarakat dan membudaya
baik PHBS rumah tangga, sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat kerja, maupun
tempat-tempat-tempat umum
seperti yang diharapkan. Seperti terjadinya drop out kader, sulitnya mencari kader baru,
tidak adanya sarana laboratorium yang memadai padahal pkm rawat inap.
KEKUATAN/STRENGTH
KELEMAHAN/WEEAKNESS
PELUANG /OPPORTUNITY
ANCAMAN/THREAT
ANALISA SWOT
IFAS EFAS
Kekuatan 1,59 Peluang 1,60
Kelemahan -1,06 Ancaman -1,11
Resultante 0,51 Resultante 0,49
Peluang
1,60
Stabil Agresif
Kwadran II 0,49 Kwadran I
1,59
Bertahan Diversifikasi
Kwadran III Kwadran IV
- 1,11
Ancaman
P a g e | 12
Anatomi Kuadran :
1. Kuadran I : agresif
4. Kuadran IV : Diversifikasi
C.TUJUAN :
1. Mencapai target sasaran ke 6 program utama di puskesmas Tinoor
3. promosi kesehatan ,
6 .pengobatan.
Dengan managemen yang baik dan SDM managemen yang meningkat maka otomatis
tercapai.
D.SASARAN:
Seluruh penduduk/masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tinoor
E.ISU PENGEMBANGAN
Derajat kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tinoorkhususnya dan kota Tomohon pada
umumnya merupakan salah satu yang tertinggi di Sulawesi Utara dan telah mengalami kemajuan
P a g e | 13
meskipun demikian derajad kesehatan di Wilayah kerja Puskesmas Tinoor masih tertinggal jika
merupakan target global dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk dunia. MDG’s telah
diratifikasi oleh pemerintah Indonesia dan menjadi salah satu agenda penting dalam
utama dalam derajad kesehatan, sehingga upaya pencapaian target MDG’s akan berarti pula
sebagai upaya untuk menyetarakan derajad kesehatan dan kesejahteraan di tingkat global.
Meskipun fasilitas pelayanan dan tenaga kesehatan di Puskesmas Tinoor terus meningkat
namun distribusinya belum merata. Mutu pelayanan juga belum optimal ditunjukkan dari belum
maksimalnya pencapaian upaya yang menyeluruh, terpadu dan sustainabel sementara Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat belum banyak berperan. Tuntutan kesetaraan mutu semakin
mengemuka.seperti tergambar dari fenomena berobat ke fasilitas kesehatan swasta yang lwbih
baik. Di sisi lain masih pula dijumpai dimana hambatan ekonomi masih menjadi penyebab
masalah aksesibilitas kelompok tidak mampu yang tergambar dari belum seluruh penduduk
Kesiapsiagaan Bencana
Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tinoor memiliki pengalaman berharga terkait dengan
kejadian letusan gunung Lokon (1991), yang memberikan pemahaman kepada semua pihak
bahwa wilayan kerja Puskesmas Tinoor termasuk dalam daerah rawan bencana alam.
Kenyataan menunjukkan, Wilayah kerja Puskesmas Tinoor memiliki banyak peristiwa bencana
misalnya dalam bentuk Lava Gunung Lokon dan tanah longsor, Berbagai bencana tersebut
dengan baik .
P a g e | 14
Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) yang telah berjalan dengan baik. Puskesmas
Tinoor memiliki peluang dan keuntungan yang lebih baik dengan keberadaan akses sarana
pelayanan kesehatan yang cukup baik meskipun belum sepenuhnya merata. Namun demikian
konsep kemitraan UKBM dengan unit pelayanan kesehatan masih belum berjalan baik dan
terkadang masih menempatkan masyarakat sebagai objek ketimbang subjek. Peran aktif
masyarakat yang meliputi pengabdian, advokasi, dan pengawasan belum berjalan maksimal
Visi masyarakat sehat dan sejahtera pada masa mendatang akan bertumpu kepada pencapaian
Desa Sehat yang dimulai pada lingkup keluarga. Strategi khusus yang telah dikembangkan di
Puskesmas Tinoor melalui Desa Siaga dengan lima tatarannya yang telah disepakati sebagai
strategi integratif untuk mendukung upaya penanganan berbagai masalah kesehatan dengan
basis UKBM. Namun demikian, dalam pelaksanaannya masih dalam tataran konseptual dan
aksesibilitas pelayanan.
Berdasarkan analisa yang dibuat didapati suatu gambaran akan kekuatan, kelemahan , peluang
dan tantangan yang dimiliki Puskesmas Tinoor. Maka langkah selanjutnya yang dilakukan dalam
kekuatan dan memanfaatkan peluang yang ada serta berupaya untuk meminimalkan kelemahan
3.Meningkatkan kerjasama lintas sektoral baik pemerintah kecamatan dan kelurahan untuk
Puskesmas Tinoor
4. Melakukan sosialisasi tangap darurat bencana yang merupakan bagian dari desa siaga untuk
meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat akan bahaya bencana letusan gunung lokon maupu
tanah longsor.
penanggulangan masalah kesehatan ibu dan BBL, Balita, Apras, Usia sekolah dan remaja,
-Pelayanan KB
d.Meningkatkan cakupan K1
e.Meningkatkan cakupan K4
m. Meningkatkan deteksi dini tubuh kembang anak balita dan anak pra sekolah
n. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan remaja menjadi 83% pada tahun 2015
p. Meningkatkan cakupan pelayanan pra usila dan usila menjadi 80% pad atahun 2015
q. Perawat yang terlatih Community Health Nursing (CHN) meningkat menjadi 45 % pada tahun
2015
a. Masyarakat
(8) Swasta
c. Petugas
d. Lintas Sektor
Meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat
terutama pada ibu hamil, bayi dan Balita, usia produktif dan masyarakat umum.
- Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan upaya peningkatan pemberian ASI.
b. Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), anemia gizi besi, Gangguan Akibat Kurang
Yodium (GAKY), kurang vitamin A, dan kekurangan zat gizi mikro lainnya:
D.Menurunnya prevalensi anemia gizi besi pada ibu hamil dan ibu nifas
a. Masyarakat
(4) Swasta
c. Petugas
d. Lintas Sektor
Terselenggaranya upaya advokasi, bina suasana dan penggerakan masyarakat yang efisien,
berhasil-guna dan berdaya-guna untuk menjamin peningkatan kemandirian dan peran serta
(1) Mengembangkan komitmen dan dukungan Stakeholders terhadap upaya promosi kesehatan
(3) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui konseling individu dan keluarga serta
Meningkatnya persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat menjadi 86% pada
tahun 2015
Seluruh Desa / Kelurahan menjadi Desa / Kelurahan Siaga pada tahun 2015
a.masyarakat
(5) Swasta
(2) Posyandu
c. Petugas
d. Lintas Sektor
Mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui pengembangan sistem kesehatan
Meningkatnya persentase keluarga menghuni rumah yang memenuhi syarat kesehatan menjadi
80.%, persentase keluarga menggunakan air bersih yang memenuhi syarat bakteriologis
95 %, dan persentase Tempat-tempat Umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan menjadi 85
%.
P a g e | 21
a. Masyarakat
(4) Swasta
c. Petugas
d. Lintas Sektor
Program ini bertujuan menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit
menular dan tidak menular. Penyakit menular yang diprioritaskan dalam program ini adalah:
demam berdarah dengue, tuberkulosis, HIV/AIDS, malaria, polio dan PD3I (Penyakit dapat
dicegah dengan Imunisasi) lainnya, kusta, filaria dan leptospirosis, termasuk penyakit karantina,
KLB dan risiko masalah kesehatan masyarakat yang memperoleh perhatian dunia internasional
(public health risk of international concern). Penyakit tidak menular yang diutamakan adalah:
penyakit jantung, kanker, diabetes mellitus dan penyakit metabolik lainnya, penyakit kronis dan
P a g e | 22
degeneratif termasuk berbagai macam penyakit paru, serta gangguan akibat kecelakaan dan
cedera.
- survelance
b. Peningkatan imunisasi:
-Imunisasi di posyandu
-BIAS
-Sweeping
-Abatisasi
-Fogging
a.Persentase desa yang mencapai Universal Child Immunization (UCI) sebesar 100% pada tahun
2015 .
d.angka Acute Flaccid Paralysis (AFP) diharapkan ≥ 2/100.000 anak usia kurang dari 15 tahun
f.mempertahankan rasio Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditangani tetap
h.Mempertahankan rasio Penderita malaria yang diobati sebesar 100% dari total penderita yang
i.Angka kematian akibat penyakit diare pada Kejadian Luar Biasa (KLB) menjadi < 1,2% pada
tahun 2015
5.4.Kelompok Sasaran
a. Masyarakat
(2) Pengelola Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, Polindes,
c. Petugas
d. Lintas Sektor
rehabilitatif yang harus dapat tercapai (accessible), terjangkau (affordable), aman (safety), adil
P a g e | 24
dan bermutu (equal and quality assurance) untuk menjamin terselenggaranya pembangunan
a. Masyarakat
(2) Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, Polindes, Poskokesdes,
Poskestren dll
c. Petugas
d. Fasiltas pelayanan
e. Lintas Sektor
H. KESIMPULAN
Analisi SWOT Puskesmas Tinoor ini mencakup peninjauan dan evaluasi atas faktor-faktor yang
ancaman (Threats).
Berdasarkan analisa yang dibuat didapati suatu gambaran akan kekuatan, kelemahan , peluang
dan tantangan yang dimiliki Puskesmas Tinoor.Dalam rangka meningkatkan kinerja puskesmas
Tinoor di masa mendatang perlu untuk memaksimalkan kekuatan dan memanfaatkan peluang
yang ada serta berupaya untuk meminimalkan kelemahan dan mengatasi ancaman dengan
3.Meningkatkan kerjasama lintas sektoral baik pemerintah kecamatan dan kelurahan untuk
Puskesmas Tinoor
4. Melakukan sosialisasi tangap darurat bencana yang merupakan bagian dari desa siaga untuk
meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat akan bahaya bencana letusan gunung lokon maupu
tanah longsor.
P a g e | 27
DAFTAR PUSTAKA
Freddy Rangkuti, 2003, Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis, cetakan kesepuluh, Pt
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Puskesmas Tinoor, 2011, Profil Kesehatan Puskesmas Tinoor Tahun 2011, Tomohon
Puskesmas Tinoor, 2011, Rencana Strategis Puskesmas Tinoor Tahun 2011-2015, Tomohon